Tumgik
#kerenggangan
achmad-ridoi · 1 year
Text
Cahaya menembus kegelapan kehampaan kekosongan....???
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Cahaya menembus kegelapan kehampaan kekosongan keluangan kerenggangan...??
1 note · View note
sabaryangindah · 1 year
Text
BAHASA CINTA
Oleh: Abdul Kholiq
Bahasa cinta adalah cara mengungkapkan perasaan cinta seseorang kepada orang lain, sehingga membuat orang lain merasa dicintai.
Jika seseorang mengekspresikan perasaan cintanya kepada orang lain, namun orang lain tersebut merasa tidak dicintai, maka ekspresi tersebut bukanlah bahasa cinta.
Seorang istri akan merasa dicintai suaminya, jika sang suami dalam mengungkapkan cintanya menggunakan bahasa cinta istrinya.
Seorang anak akan merasa dicintai orangtuanya, jika orangtua menggunakan bahasa cinta anaknya.
Seorang murid akan merasakan kasih sayang gurunya, jika guru menggunakan bahasa cinta muridnya.
Kerenggangan hubungan antar suami istri, anak dan orangtuanya, atau kegagalan hubungan seseorang dengan orang lain, seringkali diawali oleh keringnya hubungan cinta diantara mereka.
Kekeringan ini bukan disebabkan karena mereka tidak saling mencintai, tetapi karena mereka dalam mengkomunikasikan cintanya menggunakan “bahasa” yang berbeda, sehingga pasangannya merasa tidak dicintai.
Bahasa yang bukan bahasa cinta pasangannya inilah yang menyebabkan informasi cinta tidak sampai kepada penerima cinta.
Hal ini juga dapat terjadi pada guru kepada murid, pimpinan kepada karyawan, dan sebagainya.
Setiap orang membutuhkan cinta(1). Kebutuhan akan cinta tersebut secara sederhana dapat dinamakan dengan “tangki cinta”. Apabila tangki cinta seseorang penuh, maka cintanya akan membuncah dan dia akan merasa mantap dalam mencintai orang lain. Seluruh dunia akan tampak cerah dan indah di matanya dan akan lebih bersemangat, ceria, optimis, berpikir positif dalam aktifitas kehidupannya.
Sebaliknya, jika tangki cinta seseorang telah kering, ia akan menjadi orang yang mudah berpikiran negatif dan mudah terbakar emosinya, sehingga muncul problematika rumah tangga, anak-anak nakal, pecandu narkoba, kriminalitas remaja, dan berbagai masalah sosial lainnya.
Untuk mengisi tangki cinta tersebut, seseorang harus mengetahui bahasa cinta orang yang dicintainya, karena melalui bahasa cinta yang tepat, tangki cinta akan dengan mudah terisi penuh dengan emosional cinta, sehingga dalam hubungan seseorang dengan lainnya akan merasa dicintai dan mencintai.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam seringkali menggunakan bahasa cinta dalam bergaul dengan orang lain. Kadang ketika berinteraksi dengan istri beliau, ketika ingin mengajarkan ilmu kepada orang lain, kepada seorang anak, sahabat, dan sebagainya.
Setiap orang memiliki bahasa cinta sendiri-sendiri yang unik, yang merupakan fitrah bawaan sejak lahir.
Dengan menggunakan bahasa cinta tersebut, maka akan lebih mudah dalam proses mendidik anak, menjalin relasi kerja, menjalin keharmonisan rumah tangga, kekeluargaan, dan lainnya.
Setidaknya terdapat lima jenis bahasa cinta yang dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam berhubungan kepada manusia. Adapun kelima bahasa cinta tersebut antara lain ungkapan lisan, hadiah, pelayanan, kebersamaan, dan sentuhan fisik:
Ungkapan lisan
Ungkapan lisan adalah salah satu dari lima bahasa cinta yang paling mendasar. Orang yang bahasa cinta dominannya adalah “ungkapan lisan” umumnya sangat peka dengan kata-kata dari orang lain, seperti bisikan sayang secara langsung(2), panggilan kesayangan(3), kata-kata pujian(4), kata-kata motivasi, dan bahasa lisan lainnya. Hal tersebut akan menjadikan tangki cintanya mudah terpenuhi.
Namun sebaliknya, kritik, sindiran, bahkan caci-maki akan membuat hatinya terasa tertikam pisau yang tajam. Dia bisa down, stress, bahkan depresi. Ini yang membuat isi tangki cinta terkuras habis dan akan mengering.
Hadiah
Bagi orang yang bahasa cintanya adalah “hadiah”, sebuah barang pemberian dari orang yang ia cintai bisa dipahami sebagai sebuah ungkapan, misalnya “Aku memikirkanmu, Aku peduli kepadamu, Aku menyayangimu, dll”. Dengan hadiah ini cinta akan muncul kembali kepada pemberi hadiah tersebut(5).
Orang yang memiliki bahasa cinta ini tidak mementingkan nilai nominal sebuah pemberian. Dia lebih menimbang pada makna yang dikandung oleh benda tersebut dan juga momen saat hadiah itu diberikan kepadanya. Dia sangat sensitif dengan pemberian dari orang lain. Sebuah hadiah yang mahal tak ada artinya baginya jika diberikan tanpa ada makna atau sebaliknya ada maksud tertentu yang melecehkan atau merendahkan dirinya.
Orang yang bahasa cintanya hadiah, di dalam kamarnya biasanya terpajang berbagai souvenir, kado, maupun benda-benda unik lain yang pernah diterimanya dari sanak-saudara, sahabat, dan terutama mereka yang istimewa di hatinya.
Pelayanan
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam kadang dalam mengungkapkan kasih sayang kepada istri beliau dengan cara memberikan pelayanan(6). Hal ini akan menambah kasih sayang antara beliau dan istri-istri beliau. Pelayanan ini dapat berupa mengambilkan minuman atau makanan, membantu pekerjaan rumah, membetulkan barang-barang di rumah yang rusak, dll.
Kebersamaan
Kebersamaan berarti perhatian dari dua pihak yang terpusatkan. Kadang tidak membutuhkan kata-kata dalam kebersamaan mereka. Kebersamaan ini dapat berupa memasak bersama, beres-beres rumah bersama, bercanda, ngobrol, jalan bareng, dsb.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam untuk menguatkan kasih sayang beliau sering meluangkan waktu untuk membersamai(7) istri-istri beliau, bermain dengan anak-anak, membonceng seorang sahabat, atau duduk-duduk dengan sahabat-sahabat lainnya.
Sentuhan fisik
Orang yang bahasa cintanya adalah “sentuhan fisik” akan merasa dicintai jika disentuh badannya. Jika dia wanita, dia senang sekali menggandeng tangan, memeluk, atau bahkan mencubiti sahabatnya sebagai ekspresi keakraban; sedangkan bagi pria, dia suka bersalaman, menepuk pundak, merangkul, memukul bahu, dan sebagainya. Sebaliknya, penolakan fisik berupa menepis, mendorong atau bahkan menampar akan terasa sangat melukai hatinya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam kadangkala melakukan sentuhan fisik(8) untuk mempererat jalinan kasih sayang seperti memegang pundak sahabat, mencium istri, menggendong anak, memegang tangan, dll
Catatan kaki:
(1) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ: أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِى الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِى النَّارِ. متفق عليه
“Tiga hal, bila ketiganya ada pada diri seseorang, niscaya ia merasakan betapa manisnya iman: Bila Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dibanding selain dari keduanya, ia mencintai seseorang, tidaklah ia mencintainya kecuali karena Allah, dan ia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkan dirinya, bagaikan kebenciannya bila hendak diceburkan ke dalam kobaran api.” (Muttafaqun ‘alaih)
(2) Hadist yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Abu Dawud dari sahabat Anas bin Malik, beliau berkata:
أن رجلاً كان عند النبي صلى الله عليه وسلم فمر به رجل فقال: يا رسول الله إني لأحب هذا، فقال له النبي صلى الله عليه وسلم: أعلمته؟ قال: لا، قال: أعلمه، قال: فلحقه فقال: إني أحبك في الله، فقال: أحبك الذي أحببتني له
"Bahwasanya ada seorang sahabat yang sedang berada di sisi Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi wasallam, kemudian seseorang lewat di hadapan mereka. Lantas sahabat ini mengatakan: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku benar-benar mencintai orang ini”. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pun berkata kepadanya: “Apakah engkau telah memberitahukan rasa cintamu kepadanya?” Ia berkata: “Belum.” Beliau berkata: “Jika demikian, pergilah dan beritahukan kepadanya”. Maka ia langsung menemui orang itu dan mengatakan “Inni uhibbuka fillah” (sesungguhnya aku mencintaimu karena Allah), lalu orang tersebut menjawab: “Ahabbakalladzi ahbabtani lahu” (Semoga Allah mencintaimu, Dzat yang telah menjadikanmu mencintai aku karena-Nya)"
(3) Dari ‘Aisyah, ia berkata,
دَخَلَ الحَبَشَةُ المسْجِدَ يَلْعَبُوْنَ فَقَالَ لِي يَا حُمَيْرَاء أَتُحِبِّيْنَ أَنْ تَنْظُرِي
“Orang-orang Habasyah (Ethiopia) pernah masuk ke dalam masjid untuk bermain, lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memanggilku, “Wahai Humaira (artinya: yang pipinya kemerah-merahan), apakah engkau ingin melihat mereka?” (HR. An Nasai dalam Al Kubro 5: 307).
(4) Terdapat suatu riwayat ; Beliau bertanya kepada keluarganya tentang lauk yang tersedia. Keluarga beliau menjawab:
مَا عِنْدَنَا إِلَّا خَلٌّ فَدَعَا بِهِ فَجَعَلَ يَأْكُلُ بِهِ وَيَقُولُ نِعْمَ الْأُدُمُ الْخَلُّ نِعْمَ الْأُدُمُ الْخَلُّ
“Kami tidak mempunyai apa-apa kecuali cuka,” maka beliau meminta untuk disediakan dan mulai menyantapnya. Lantas bersabda:
“Sebaik-baik lauk adalah cuka. Sebaik-baik lauk adalah cuka”. [HR Muslim].
(5) Aisyah radhiyallahu ‘anha menyatakan,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَقْبَلُ الْهَدِيَّةَ وَيُثِيبُ عَلَيْهَا
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa menerima hadiah dan biasa pula membalasnya.” (HR. Bukhari, no. 2585)
Hadits lain dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
تَهَادَوْا تَحَابُّوا
“Salinglah memberi hadiah, maka kalian akan saling mencintai.” (HR. Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrod, no. 594)
(6) “Bahwasanya Rasulullah duduk di sisi unta beliau. Kemudian Beliau meletakan lututnya, lalu istri beliau Shafiyah meletakkan kakinya di atas lutut Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam hingga ia naik ke unta.”(HR. Al Bukhari dan Muslim)
Hadits lain tentang pelayanan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam kepada keluarga beliau,
عَنِ الأَسْوَدِ قَالَ سَأَلْتُ عَائِشَةَ مَا كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – يَصْنَعُ فِى أَهْلِهِ قَالَتْ كَانَ فِى مِهْنَةِ أَهْلِهِ ، فَإِذَا حَضَرَتِ الصَّلاَةُ قَامَ إِلَى الصَّلاَةِ
Dari Al-Aswad, ia bertanya pada ‘Aisyah, “Apa yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lakukan ketika berada di tengah keluarganya?” ‘Aisyah menjawab, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membantu pekerjaan keluarganya di rumah. Jika telah tiba waktu shalat, beliau berdiri dan segera menuju shalat.” (HR. Bukhari, no. 6039)
(7) Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma, menceritakan pengalamannya dengan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika beliau menginap di rumah bibinya, Maimunah, yang merupakan salah satu istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Seusai Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat isya, beliau pulang ke rumahnya Maimunah, lalu shalat 4 rakaat. Kemudian beliau berbincang-bincang dengan istrinya.
Dalam hadits yang lain Aisyah berkata, “adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila hendak ke luar kota, beliau mengundi diantara istri-istrinya. Maka jatuhlah undian pada Aisyah dan Hafsah. Kemudian keduanya ke luar dengan beliau bersama-sama. Dan Rasulullah apabila datang waktu malam, beliau berjalan bersama Aisyah dan berbincang-bincang dengannya.” (H.R Bukhori)
Hadits yang lain lagi Aisyah berkata :
“Pernah aku minum, sedangkan aku pada saat itu sedang haid. Kemudian aku memberikan minuman tersebut kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dari bejana yang sama, dimana beliau menempelkan mulutnya persis ditempat bekas aku minum, lalu beliau minum…” (H.R. Muslim)
(8)
عَنْ عُرْوَةَ عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم قَبَّلَ امْرَأَةً مِنْ نِسَائِهِ ثُمَّ خَرَجَ إِلَى الصَّلاَةِ وَلَمْ يَتَوَضَّأْ
"Dari Urwah dari Aisyah bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mencium salah seorang istrinya kemudian keluar untuk shalat dan beliau tidak berwudhu." (HR Abu Dawud No. 179, At-Tirmidzi No. 86, Ibnu Majah No. 502, Ahmad VI/210 No. 25807)
19 notes · View notes
baitkisah · 4 months
Text
Do'a Yang Tertuju Untukku
Aku pernah mengidamkan seseorang, menjadikannya sebagai topik pembicaraanku dengan Tuhan. Alunan doaku berisi namanya, mimpiku kadang dihiasi rupanya.
Di tengah penantian dan doaku yang tak pernah putus. Tetiba saja aku merasa jenuh, mulai lelah karena tak pernah ada sautan serupa dari seberang.
Selepas itu, ku langitkan kembali doa ku pada Tuhan, kali ini aku meminta keikhlasan. Ku minta agar Tuhan ambil saja perasaanku, hilangkan semua kekagumanku bila mana akhirnya tak pernah ada temu untuk bersatu. Lalu ku minta untuk kembalikan hatiku dengan perasaan yang baru. Ku minta bila ada yang lebih baik untukku maka luluhkan hatiku dan bawa aku mendekat padanya.
Tak lama dari itu, Tuhan berikan jawaban melalui rasa yakin di hatiku. Keyakinan bahwa yang paling baik untukku bukan pada dia yang selama ini aku ajukan namanya.
Kerenggangan semakin terasa, jarak yang jauh pun semakin nyata. Disela jarak aku dan dia, ada nama lain yang mendekat. Sosoknya semakin jelas, langkahnya tak terlihat ragu dan sosok itu membawa satu kata yang paling aku tunggu. Ia datang dengan segenggam tekat untuk mengikatku, dengan tali yang dirajut restu bapa dan ibu juga ridho Sang Penciptaku.
Mungkin masih terlalu dini untuk mengatakan ini akhir dari perjalanan. Jadi aku selalu berharap, bila doaku tak setulus doanya, bila pintaku tak menghantarkan pada kebaikan. Maka ku mohon Tuhan kabulkan doanya yang berisi kebaikan untukku dan untuknya, untuk duniaku dan dunianya pula untuk akhirat kita bersama.
Aku tak pernah menyesal dengan utas tali takdir yang terlanjur tertaut. Karena aku yakin nama yang lalu bisa menjadi pelajaran bagiku, serta semoga nama baru bisa menjadi teman belajarku.
6 notes · View notes
sastrasa · 2 years
Text
Halo,
Apa kabar?
Berharap baik dari kabarmu adalah harapanku setiap hari.
Sebab aku tak tahu kenapa kini kamu enggan hanya sebatas mengabari.
Banyak orang berkata bahwa tidak ada kabar berarti kabar baik.
Namun tidak bisa kupungkiri bahwa aku menunggu kabarmu, dan itu membuat hatiku pelik.
Aku penasaran tentang apa yang kamu lakukan hari ini, tentang apa yang kamu bahagiakan, syukuri, sedihi maupun sesalkan.
Aku penasaran soal cerita bahagia yang menemani harimu.
Aku penasaran pada kisah seru yang kamu punya hari itu.
Aku juga penasaran soal duka yang menghiasi hatimu dan membuatmu menyedihkan.
Persahabatan sepuluh tahun kita tidak lantas membuat hubungan semakin erat, perlu adanya pengerat. Dan kini rasanya justru semakin berat.
Berat bukan karena semakin erat, tapi karena semakin renggang.
Kamu ke kanan, aku ke kiri. Kita tidak lagi saling tarik-menarik.
Entah karena malas atau memang sudah tidak peduli.
Akhir-akhir ini kamu terasa amat jauh dari genggaman.
Padahal jarak bukan hanya sebatas kilometer, tapi aku merasa kalau kamu begitu jauh, entah dalam jarak atau dalam hati.
Rasanya rindu saat-saat dulu,
Saat kita bercanda, tertawa, mengejek, dan menangis bersama.
Rindu saat aku bisa bermanja, juga bermuram durja.
Suka dan duka telah kita lewati bersama,
Namun hanya tersisa kenangan bahwa semua itu pernah ada.
Kini kamu terasa asing.
Kadangkala berbincang denganmu justru membuatku pusing.
Tapi pertemuan denganmu selalu membahagiakan.
Aku selalu menikmati setiap detiknya, dan berharap waktu bisa dihentikan.
Sahabatku, apa kabarmu? Aku tahu kalau kamu baik-baik saja entah tantangan apa yang sedang kamu hadapi. Tapi ingatlah, ada aku di sini untukmu. Mungkin ini berlebihan, tapi percayalah bahwa aku terlahir untukmu. Untuk menjadi sahabatmu.
Aku tahu kerenggangan kita bukan disebabkan oleh pertengkaran apalagi perselisihan. Lucunya, kerenggangan kita disebabkan oleh kemelekatan yang teramat dekat. Aku tahu bagaimana dirimu, begitupun dengan kamu yang tahu betul bagaimana aku. Sehingga kita sama-sama merasa untuk tidak perlu mengkomunikasikan apa-apa sebab sudah sama-sama tahu dan paham.
Tapi tidak bisa seperti itu, sahabatku. Aku perlu untuk berbincang denganmu, entah dengan diskusi receh atau berat. Entah hanya membahas idola kesayanganmu atau pemikiran mendalam soal kehidupan. Kita perlu berbincang, untuk dapat kembali mengencang. Kita perlu berpelukan, untuk kembali merekatkan.
Mungkin kamu sudah bosan mendengarnya, tapi aku mencintaimu lebih dari yang kamu sadari. Dan perasaan itu tidak akan pernah berkurang apalagi hilang. Selamanya.
Kuharap kita bisa kembali merapal harap dan doa seperti waktu yang pernah terlewatkan. Juga bisa kembali berbagi kisah suka dan duka yang tak pernah kulupakan.
- Sastrasa
40 notes · View notes
cantigisenja · 3 months
Text
Ikhlas
Pada titik ini aku menyadari adanya kerenggangan. Aku merasa diabaikan, tapi pada saat yang bersamaan aku juga tahu kalau dia tak nyaman. Beberapa waktu ini aku menghabiskan banyak waktu di tempat kerja. Berangkat pagi, pulang larut malam. Akhir pekan pun tidak ada jeda. Aku lelah dan merasa butuh kasih sayang tapi aku tak bisa menuntut lebih karena aku tahu aku pun belum memberikan yang terbaik untuknya. Lalu kami sama sama saling diam, menahan segala keinginan dalam hati. Aku ingin dimanja, tapi aku tak mau menuntut apa yang kuinginkan karena aku merasa belum cukup baik menjadi seorang pendamping.
Puncaknya, saat pagi itu, kupikir sholat subuh berjamaah akan bisa mencairkan suasana. Rupanya dia menolak dan memilih sholat sendiri. Apakah aku sudah tidak layak untuk diimami olehnya? Hatiku menangis. Aku tahu aku belum menjadi sosok pendamping yang sempurna dan serba bisa. Tapi secara tak langsung, yang dilakukan pagi itu sangat mengiris hatiku. Dia tidak mau mengimamiku lagi. Sebegitu besarkah kesalahanku?
Lalu aku menangis sendirian. Karena aku tahu dia benci melihatku menangis. Sungguh rasanya seperti sebatang kara di dunia ini. Bahkan sosok yang aku andalkan sudah enggan.
Semestinya aku tidak menulis ini. Aku telah bertekad bahwa aku hanya akan menulis kebaikannya saja, sehingga saat aku marah aku bisa membuka halaman-halaman itu. Tapi rupanya, aku butuh tempat untuk bercerita. Dan dia, tidak pernah bisa diajak bicara dari hati ke hati. Aku butuh teman bercerita.
Setelah aku bercerita, selebihnya aku ikhlaskan. Biarkan perasaan sendirian ini menjadi bagian dari perjalanan hidupku. Dan pada akhirnya tidak ada satupun orang yang dapat kuandalkan. Sejatinya kita semua adalah sendirian.
0 notes
rintikaksara-blog · 7 months
Text
Kerenggangan & jenuhnya mungkin bukan karna kurang liburan
Melainkan salat berjamaah yg sudah lama ditinggalkan.
0 notes
deretaksara · 1 year
Text
Rumah ternyaman untuk anak ku ~ Aku
Sebagai orang tua, kadang kita tak menyadari apa yang dirasakan oleh anak. Namun, anak selalu merasakan apa yang orang tua lakukan terhadapnya. Bahkan hingga anak tumbuh menjadi orang dewasa. Aku bukan orang yang percaya diri. Bisa dibilang aku tak pernah punya rasa percaya diri. Seingatku dulu waktu SD aku sangat percaya diri. Hingga akhirnya aku tak menyadari rasa itu pergi entah kemana hingga saat ini. Setelah dewasa aku tau penyebab hilangnya rasa itu. Sungguh aku tak ingin hal itu terjadi pada anak ku. Meski demikian, pasti aku selalu mendapatkan yang terbaik menurut orang tua ku.
Aku, sebagai orang tua selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk anak ku. Aku menyayanginya sampai tak terbatas waktu. Namun, aku yakin ada saat-saat dimana ia tak merasa disayang olehku. Entah karena bentakan, omelan, atau hal lain yang membuatnya sakit hati terhadapku. Aku tak ingin hal-hal yang demikian menjadi pupuk kerenggangan hubungan ibu-anak.
Tak pernah lupa kami sudah terikat batin sejak dia ada di dalam tubuhku. Namun, peristiwa-peristiwa dalam kehidupan kami yang juga menentukan hubungan itu. Aku ingin selalu menjadi tempat ternyamannya. Seperti saat ini, saat dia terlahir ke dunia hingga seusia ini (2.5 th). Aku tak ingin kehilangan ini. Menjadi tempat dan rumah ternyamannya meskipun baru saja hatinya terluka olehku.
Hingga ia dewasa nanti, semoga aku tetap menjadi rumahnya. Tempat curahan segala keluh kesah dan bahagianya. Aku lah yang dia cari saat sedang merasa sepi. Sayang, maafkan mama yang sering mamaksa hal-hal yang tidak kau inginkan dengan alasan terbaik untukmu. Itulah orang tua, namun jangan pernah ragu untuk memberi tahu mama jika kau tak menginginkan hal itu. Namun ingin hal yang lain. Semoga mama bisa memahami maumu. Pulanglanselalu dalam pelukan mama di saat kamu merasa ingin dekat dengan mama. Akan kusambut hangat hadirmu seperti saat kau terlahir ke dunia.
1 note · View note
kbanews · 1 year
Text
Memaknai Keberkahan Ramadhan (Seri 22)
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya di bidang informasi menjadikan relasi manusia semakin berjarak. Bahkan menimbulkan semacam paradoks dalam kehidupan. Semakin maju media informasi dan komunikasi semakin meninggi misinformasi dan miskomunikasi yang terjadi di antara manusia. Kerenggangan komunikasi dan miskomunikasi ini bahkan terjadi di antara anggota keluarga. Dengan social…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
halaqah-center · 2 years
Text
•Yang mahal dari cinta•
Tumblr media
Yang mahal dari cinta itu adalah ekspresi dan etiketnya, memang terlihat sederhana tapi sedikit sekali yang bisa melakukannya. Kasih sayang/cinta orang tua contohnya sudah banyak orang yang gagal mendapatkanya, kebanyakan orang dewasa mengukur cinta dengan materil sehingga mereka berpikir asal mereka tidak kelaparan maka tugas mereka tuntas. Rasa haus akan afeksi orang tua menjadikan anak melampiaskan dengan cara yang kadang ekstrem atau berbeda. Saat itu sudah terjadi anak akan menjadi kambing hitam atas rasa haus yang tak pernah hilang tadi akhirnya mereka menjadi hilang arah karena kebingungan yang melanda pikiran hal ini yang akhirnya membuat kerenggangan hubungan orang tua dan anak.
Akankah kita akan membiarkan masalah tadi melanda kita di masa depan tentunya tidak, karena lebih baik mencegah daripada mengobati. Lalu bagaimana? Kita harus memuaskan rasa haus kasih sayang anak kita dengan benar dan tepat bukan hanya saat mereka dewasa tapi harus mulai direncakan saat kita memilih pasangan,saat dalam kandungan dan saat mereka mulai tumbuh. Kita senantiasa harus haus juga yaitu haus akan ilmu membesarkan anak agar dahaga itu bisa hilang bersamaan baik dari orang tua maupun anaknya.
Berikan contoh yang baik seperti menegur yang tepat bukan malah setiap saat marah tanpa alasan Karena anak bukan sebagai bahan pelampiasan rasa kesal kita akan beban hidup. Tersenyumlah saat di depan mereka agar kelak saat kita tua mereka juga akan merawat kita dengan senyuman. Ya memang susah tapi ini bukan sesuatu yang tidak mungkin karena seperti kata pepatah “kita akan menuai apa yang kita tanam”.
0 notes
tulisantersarabara · 2 years
Text
gimana rasanya diremehin?
hal yang dulunya dilakukan dengan bangga, sekarang jadi merasa gak pede. merasa gak pantas berada di posisi ini, jadi serasa kembali kerdil. apa yang dilakukan terlihat kecil.
jadi, aku memang mesti ambil jeda. tapi akan diterima segala kritik dengan lapang, tapi biarkan diri ini berbenah lebih panjang.
kalau di hari itu juga perasaan sensitif ini harus diutarakan, takutnya malah menimbulkan kerenggangan. Mungkin akan disebut tak bersifat pro, tak jadi masalah. yang terpenting aku menerima dan butuh waktu untuk mencerna.
setelah bergelut dengan problem yang ada (denial-lalu menerima kritikan), biasanya aku akan memacu diriku. dari melakukan segalanya lebih cepat, lebih mandiri, hingga lebih lebih lainnya. sampai akhirnya aku kembali lagi untuk mempelajari hal yang tertinggal. tapi kabar baiknya, memang harus disentil dulu biar gerak dengan cepat dan belajar secepat kilat.
tentu saja, aku merasa berterima kasih dengan kritik atau petuah yang diberikan. terima kasih.
dan aku akan kembali dengan lebih gagah meskipun belum tau kapan waktunya :))
*semoga dapat dipahami ya hati
februari 2023
0 notes
dhyzas-blog · 2 years
Text
Salah Satu Efek Dosa adalah menyebabkan kerenggangan dan rasa kurang nyaman !
0 notes
prensesoum · 2 years
Text
Hidup begitu damai dan cukup ketika dihabiskan dalam ketaatan kepada Allah. Seberat apapun kesulitan yang kau lalui untuk itu, sebesar apapun cemoohan yang kau hadapi karenanya, apapun kerenggangan yang menyertainya selama kau berada di jalan Allah, tidak ada yang bisa mengganggu ketenangan hatimu.
0 notes
mydayly · 2 years
Text
Jejak Sebuah Pesan Singkat
Dari Nona untuk Tuan, tetapi pertemuan kita tak sempat sampai.
Aku menulis ini disaat sebelum semuanya terjadi, di halaman akhir paling asing, bahkan rumit. Akan ku sampaikan sebuah kata kita dan akhir didalam jejak sebuah pesan singkat bernama pernah.
Kita pernah menjalin tautan hati, dengan romantika yang beriringan. Kita pernah lekat pada malam damai, hingga menjadikannya kau pendongeng yang handal. Aku pernah manjadi tempat bernaung bagi segala kerisauan yang telah kau torehkan. Aku pernah memberi rentetan kasih mesra. Dan kau pernah menjadi alasan semua pikiran runyam ku.
Tuan yang tidak peduli, lantas Nona yang selalu peduli. Di setiap kerenggangan harus ada yang mengalah. Serta adu argumentasi berperan sebagai tolak raih.
Tetapi, kali ini aku kalah atau lebih tepatnya mengalah pada kata akhir. Jangan pernah ada penyesalan didalam diri kita. Aku masih berharap kepada semesta agar mempertemukan kita, dengan sebaik-baiknya keadaan damai. Baik-baik disana, akupun disini akan berdamai.
Terima kasih telah hadir berkunjung. Terima kasih telah memberikan tumpangan agar aku dapat masuk di setiap bagian hidupmu. Terima kasih telah memberikan kepercayaan, walaupun realita berakhir saling merusaknya. Dan terima kasih atas sepasang arti kebetulan yang mendewasakan.
Ku selesaikan halaman terakhirnya sampai disini.
Kita, Tuan & Nona.
Dari: mydayly
1 note · View note
rrannisatyas · 2 years
Text
Mantan
Beberapa hari yang lalu, ketika berbincang dengan beberapa orang teman, tiba-tiba topiknya berubah jadi tentang mantan. Bukan membicarakan secara personal, tapi lebih ke refleksi-refleksi apa yang diambil dari gagalnya sebuah hubungan. Aku menyimak satu per satu pembicaraan mereka, lalu sampai pada dua simpulan:
1. Memisahkan seseorang individu dengan mantan adalah cara paling baik dari Tuhan untuk mencegah hal-hal buruk yang mungkin sebenarnya sudah tahu selama proses, tapi emang batu aja. Hahaha
2. Semoga ada pelajaran yang bisa diambil dari pertemuan kedua individu ini, yang bisa menjadi starting point kebaikan untuk masing-masingnya
Aku tersenyum, menyetujui.
Bukankah kita ini ibarat sedang berjalan, lalu dalam setiap perjalanan selalu ada pertemuan, perpisahan, dan warna-warni interaksi lainnya? Berpapasan. Mungkin sempat saling menyapa dalam perjalanan, atau bahkan singgah sejenak untuk mengobrol.
Dengan siapapun itu, apapun label bagi dirinya, sebentar ataupun lama interaksinya, sekerap apa frekuensi interaksinya, pasti ada satu-dua pelajaran yang bisa diambil. Bukankah tidak ada pertemuan yang lepas dari kendaliNya? Kalau dipertemukan, pasti ada maksud dari pertemuan itu. Kalau saat ini ada sebuah kerenggangan yang sedang dijaga, keretakan yang belum selesai dipulihkan, dan bentuk reduksi interaksi lainnya, semoga tetap selalu bisa menjadi bahan pembelajaran yang membentuk pribadi menjadi lebih baik.
Semoga selalu diizinkanNya kita menarik simpul-simpul hikmah dari setiap peristiwa dalam hidup kita.
@rrannisatyas | Rumah, 4 Juni 2022
17 notes · View notes
bayuvedha · 3 years
Note
Hallo kak bayu..
Semoga sehat dan bahagia selalu..
Maaf kak, ganggu, mau tanya nih..
Orang tua saya tengah melaksanakan perjodohan atas diri saya, bukan kok malah belajar mencintai dia yang orang tua jodohkan namun cenderung ada rasa kesal sendiri dihati saya..
Kesal karna sejak kedatangannya, hubungan saya dan orang tua memudar, dan kerenggangan ini sudah berjalan hampir 4 bulan.
Apa yang harus saya lakukan disaat siapapun tidak bisa memahami saya kak ?! saya ingin memulai pernikahan dengan hati ikhlas dan kerelaan, bukan dengan paksaan.
Hai anon. Smoga kebaikan atas kamu juga dan keluarga.
Perihal jodoh memang bagian hidup yg harus diupayakan. Mungkin salah satu jalan terbaiknya adalah dibantu pasangkan via ortu. Tentu itu baik. Apalagi dari upaya itu kamu bisa memahami dan merasakan manfaatnya. Hal itu bisa dirasakan jika ada jalinan komunikasi yg bagus. (Mulai dari curhat perasaan, izin, sampai mengakomodir kriteria 2 kamu)
Maka itu coba perbaiki bagian yg hilang ini. Komunikasi.
Toh berkomunikasi adalah bagian dari ibadah. Terlebih dgn ortu. Bagian dari birrulwalidain. Dan banyak sekali manfaat lain dari silaturahmi.
Bersyukurlah. Masih 4bulan. Belum 5 bulan. Belum 1tahun. Belum diambil sama Tuhan kesempatan Ngobrol kalian di dunia.
Maka itu, cicil dari sekarang. Ngobrol2 anget sama mereka, canda, atau minta dibeliin es krim (lah).
Sederhana nya: Kalau udah komunikasi, tumbuh rasa nyaman, dan biasanya akan dikasih rasa sayang dan paham.
Smoga membantu. 🙏
6 notes · View notes
temusukma · 4 years
Text
Akan tiba saatnya, seseorang itu datang di waktu yang tepat dan sama-sama saling siap. Dia tidak menuntut banyak hal, namun mengajak bersama-sama untuk tetap saling membersamai. Sebab, dia paham betul tugas masing-masing adalah menjaga dan memberi kekuatan serta dukungan bagi satu sama lain. Tidak memaksakan beberapa hal jika belum sanggup. Jika dirasa ada kerenggangan pada hubungannya, dia yang akan meyakinkan bahwa banyak hal yang luar biasa dalam ikatan cinta yang masih mereka lalui suatu saat nanti. Perjalanan belum usai. Belum waktunya kapal ini berlabuh dan karam. Hingga saatnya tiba, kapal mereka akan berlabuh pada tempat yang diharapkan banyak pasang keluarga; ridho-Nya.
-Temusukma
9 notes · View notes