Tumgik
#keluangan
achmad-ridoi · 1 year
Text
Cahaya menembus kegelapan kehampaan kekosongan....???
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Cahaya menembus kegelapan kehampaan kekosongan keluangan kerenggangan...??
1 note · View note
yonatanyanggara · 3 months
Text
Keputusan yang Berharga
Dibalik sesuatu
Terkadang ada yang harus dilepaskan, ada yang harus di perjuangkan, ataupun harus dikorbankan.
Dibalik relasi yang baik, ada usaha untuk memahami, mendengarkan, menumbuhkan dan rasa ketersalingan.
Dibalik hasil studi yang baik, ada upaya yang tidak mudah. Mau meluangkan diri untuk belajar, berdiskusi, kehilangan waktu, biaya, keluangan dan kenyamanan.
Seringkali, kita iri dengan hasil. Namun, tidak dengan proses. Terus berangan-angan mencapai apa yang terlihat dipermukaan. Tidak berani menyelam lebih dalam. Jika diberitahu jalanya beserta tantanganya, justeru banyak sekali membuat alasan, banyak sekali pemakluman dan berlindung dibalik kesibukan juga kehabisan waktu. Jangan-jangan selama ini kita hanya pura-pura berusaha?.
Kita tidak lekas beraksi. Padahal proses itu tidak bisa diringkas. Tidak ada jalan pintas. Hanya dengan melaluinya kita akan bertumbuh menjadi lebih matang.
Setiap kesempatan yang semakin luas ada tanggung jawab yang mengiringinya. Tidak gratis, tidak instant.
Mari kita ambil jalan itu. Tapaki prosesnya, liku jalannya, terjalnya, bingungnya, lelahnya dan segala hal yang mendekatkan pada apa yang kita tuju.
Keputusan berharga selalu diliputi dengan hal-hal yang tidak menyenangkan.
Selamat melewati, semoga lekas terlewati
11 notes · View notes
alizetia · 2 years
Text
Yang membuat amal menjadi tidak maksimal adalah berandai andai akan adanya keluangan waktu untuk melakukan hal ini dan itu. Padahal di depan mata sedang ada amal yang butuh segera diselesaikan. Seperti berandai ingin membaca buku buku menarik, padahal ia harus belajar untuk menghadapi ujian yang sebentar lagi. Atau berandai bisa melakukan hal hal hebat, padahal pekerjaan di rumah adalah kewajibannya saat itu juga. Amal amal itupun menjadi amal amal yang kehilangan ruh. Raganya bergerak namun pikirannya entah kemana. Padahal yang membuat amal menjadi bernilai bukan hanya perkara yang nampak dari badan. Melainkan juga apa yang terbangun di dalam jiwa, keikhlasan pula kekhusyukan.
98 notes · View notes
juliarpratiwi · 4 months
Text
Tumblr media
Pas lihat berita ada banjir bandang di Padang, langsung keingetan Uni terus nyoba DM tapi belum dilihat terus akhirnya chat tapi tidak ada respon juga. Ah, ya sudah ku pikir kalau tak ada kabar berarti kabar baik.
Ya ternyata begitulah kesibukan seorang ibu, mungkin chatnya sempet baca tapi pas bales kelupaan. Saya mengerti sejak menyibukan diri dengan mengajar, kadang pop up chatnya kita baca, tapi belum ada kesempatan untuk membalas. Jadi saya mengerti situasi tersebut. Pernah satu waktu belum ada keluangan untuk balas chat tapi pesannya sudah terbaca daripada menimbulkan prasangka saya balas saja "San, juju sudah baca chatnya tapi belum semua disimak. Nanti kalau sudah selesai mengajar ku respon yaa."
Dewasa mengajarkan saya untuk banyak memaklumi, memaklumi diri sendri dan memaklumi orang lain. Sering saya menjadikan hari Sabtu sebagai hari tidak membalas chat untuk pesan-pesan yang memang tidak darurat untuk segera di balas. Maka mungkin kadang teman-teman lihat saya aktif di IG tapi gak muncul di grup atau tidak membalas pesannya.
Dewasa mengajarkan saya untuk memanfaatkan sebaik mungkin waktu dan kesempatan yang diberikan untuk membangun kelekatan bersama orang-orang tersayang, sebab 'sibuk' akan kembali menjadi rutinitas dan kebersamaan akan kembali menjadi hal yang langka.
Uni, Ainun, Kak Shin, Kak Sha dan teman yang lain, yang perannya sudah bertambah. Terima kasih selalu menyempatkan disela-sela kesibukan. Semoga dimanapun kalian senantiasa dalam perlindungan-Nya 🌻💛
2 notes · View notes
azurazie · 2 years
Text
TENTANG MENJADI
Jadilah seseorang yang menyenangkan. Yang pembawaannya selalu bisa mengubah suasana menjadi lebih ceria. Seolah tidak pernah ada kamus galau dalam hidupnya. Seolah cukup dengan kehadirannya, segalanya jadi lebih indah.
Jadilah seseorang yang menenangkan. Yang kehadirannya bisa membuat suasana hati menjadi lebih tenang. Seolah tidak akan pernah terjadi sesuatu yang bisa membuat khawatir. Tak ada lagi kata cemas di dalam pikirannya. Seolah segalanya jadi lebih mudah.
Dan jadilah seseorang yang memenangkan. Memenangkan kebesaran hatinya. Memenangkan keluangan waktunya. Memenangkan segala perhatian dan pikirannya.
Memenangkan sepenuh hidupnya.
Sudahkah kamu beruntung menemukan seseorang yang seperti itu?
@azurazie
21 notes · View notes
rismaisnayah · 1 year
Text
Inspirasi Dari Bapak #1
Dulu aku bingung sekali dengan konsep bapak yg suka ngasih-ngasih pakaian ke orang lain. Mungkin setengah atau lebih dari baju bapak entah yg baru maupun sudah tidak baru (tapi masih bagus dan sangat layak untuk dipakai) diberikan ke orang lain. Sarung atau celana misalnya.
Setiap kali beli baru, beberapa waktu kemudian pasti sudah tidak bertahan di lemari, kata beliau dikasihkan ke orang kasihan ngga punya sarung/ sarung yg dipakai itu itu aja. Waktu itu hanya bisa geleng geleng kepala si aku yg masih belum paham pelajaran apa yg bapak kasih. Sampai di tahun 2016, 2018, 2022 aku ke Riau mengunjungi beliau. Ada satu nasihat yg selalu beliau ulang ulang.
Berbagilah dengan mereka yg membutuhkan nduk. Kalau kamu sudah jadi "orang" jangan pernah lupakan dhuafa dan anak yatim.
Bahkan sampai saat ini ketika ada teman atau saudara bertamu ke kosan, dan kuceritakan ke bapak. Yg pertama kali bapak tanyakan adalah "Disuguhin apa temenmu nduk ? berapa duit buat makanan yg disuguhin ?"
Pernyataan ataupun pertanyaan beliau terkait dg hal ini membuatku sadar bahwa sejatinya beliau sedang mengajarkanku untuk berbagi, untuk ngga pelit kepada orang lain, untuk mensyukuri rezeki yg sudah Allah kasih untukku dan keluarga. Tidak berkurang harta kita ketika kita mengeluarkan sedikit atau sebagiannya untuk berbagi.
Tidak selalu harta bentuk pengembalian yg Allah kasih, bisa jadi sehat badan, keluangan waktu untuk menuntut ilmu, pemikiran yg terus bertumbuh, kemudahan dalam mengambil pelajaran hidup, ditempatkan bersama orang2 yg baik, nikmat bisa baca buku tiap hari, pikiran yg selalu menuntun ke hal2 yg positif, bisa makan buah dan sayur setiap hari, dll. Dimana nikmat2 tersebut jika dibandingkan dengan apa yg kita lakukan tidak akan seimbang.
Nikmat Allah > kebaikan yg manusia lakukan
5 notes · View notes
nanura · 2 years
Text
Waktu terlalu cepat berlari, kaki ini serasa terbang memaksa berdekatan dengan waktu. Hingga tak sadar, sudah banyak perubahan dalam diri. Lingkungan cepat berganti, fase hidup tak lagi sederhana layaknya origami yang dilipat dua.
Salah satunya kamu, hidupku menjadi ajaib. Fasih, aku paham masa ini hanya sekali aku rasakan, meskipun Tuhan kelak memberi rezeki yang serupa, aku yakin beda rasa.
Kamu menjadikan aku sosok Ibu, walau di usiamu 10 bulan kamu lebih lancar memanggil "Bapa", tanpa lafal k.
Sedih? Tentu saja tidak, segala tingkah dan ucapmu terasa jenaka buatku.
Apalagi kamu sudah bisa memilih buku mana yang ingin kamu baca. Ada ruru si dinosaurus yang pandai sikat gigi sampai kisah dongeng si tudung merah.
Atau ketika aku meluruhkan egoku untuk membiarkanmu melihat tv, kamu bisa bergumam meniru salah satu tayangan gajah menyanyi, atau bebek.
Walau terasa jenaka, terkadang aku lelah. Ingin kembali memiliki keluangan untuk menyendiri. Yah, namanya manusia, terlalu banyak kemauan, tapi tidak tahu kebutuhan dan prioritas.
Egoku yang tidak punya akal ini sempat berharap kamu tumbuh dengan cepat, biar tak lagi kewalahan mengurus segalanya.
Lucu, kan? Kini malah aku sedih bukan main kamu tumbuh dengan cepat. Sedih sekali membayangkan kita memiliki waktu masing-masing yang tidak bisa dijamah.
Melihat film atau serial soal hubungan ibu dan anak luar biasa menguras air mata. Banyak pertanyaan atau sebenarnya memiliki peranan menyakinkan aku untuk kuat.
Tinggal sebulan lagi tak terasa kamu 1 tahun. Memiliki kamu adalah momen terindah buatku.
Momen ini juga aku rindu orang tuaku. Bagaimana mereka harus merelakan, iklas, dan mendoakan untuk aku dan adikku, yang notabene tak lagi seatap. Bagaimana mengorbankan segala rutinitas bersama; adik dan ayah nonton bola bersama, momen buka puasa dan sahur bersama, membantu ibu membuat kue. Tak ada lagi tiap pagi yang dibangunkan subuh, dibuatkan air hangat, dijemput di stasiun.
Regards,
Aku nadya anak ayah ibu yang rindu tinggal bersama, yang kini jadi ibu. Aku kangen. Semoga semuanya sehat.
6 notes · View notes
annasitynur · 3 months
Text
Luang yang menjerumuskan
Padat yang mengarahkan
Kalau kamu punya keluangan, kemudian dipadukan dengan arah yang benar, tidakkah kita akan sampai pada tujuan?
Ayo, bersegera!
1 note · View note
rainilamsari · 6 months
Text
Ramadanans #7 | Nikmat yang Sering Kita Lupa
apa hayo? ya waktu luang, betul. ini bener-bener sesering itu kita lupa, kita alpa, kita ga syukuri dan biarkan dia berlalu begitu aja.
kali ini insight saya dapat dari seorang kawan lama, kawan sekolah saya sewaktu SMA. eh, kawan SMP juga nggak sih, ya? lupak, hahaha 🤣
bermula dari chit-chat iseng merespon story-nya, berlanjut ke nawarin ziswaf, berlanjut ke ngajakin i’tikaf. ga berharap direspon gimana-gimana, tapi kita jadi ngobrol kemana-mana.
waktu ia sampaikan kendalanya, rasanya sangat bisa dimaklumi seluruh dunia, betapa sibuknya sosok ibu dengan anak toddler yah 😅
kemudian untuk menyemangatinya, qadarullah dibuat ingat sama igs seorang kawan yang mengutip perkataan asatidz yang begitu menenangkan kaum buibu, karena saya lupa, jadi intisarinya ajalah ya,
katanya, dear ibu2, kalau kita gabisa tahajjud, sholat malam, itikaf, karena harus jagain anak, ganti popok, nyusuin, ngelonin, itu gapapa banget. insyaallah itulah tahajjudnya ibu2..
kemudian direspon dengan sangat nganu di hati saya 😅 ketabok-tabok dah.
Tumblr media Tumblr media
akutu sebagai joms jadi merasa…., waktumu yang banyak itu heei udah kau pakai apa saja Ramadan satu empat empat lima ini, ukhti? kamu masih bisa kesana kemari sendiri, timbang izin orangtua, asal ngabarin, pasti dibolehin. kagada kendalanya pisan, pan? 🥹
apakah kurang challenging hidupmu saat ini, Lam?
waktu luang itu tricky, yah, ga selalu dalam artian lagi ga ada kerjaan, ga ada kewajiban. tapi, kalau dibandingkan demikian misalnya, kondisiku dan situasi kawanku, bukankah artinya ada perbedaan keluangan di antara kami?
sehingga mungkin kuncinya, ke hestek favorit saya, #lakukansajayangterbaik pada setiap momen dan kesempatan yang ada. ga perlu nunggu sempurna, nggak perlu nunggu sempat, nggak perlu nunggu tepat. #lakukansajayangterbaik saat itu juga. feel our present. maka insyaallah #berkahberlimpah.
hah. ngetiknya gampang-gampang susah. prakteknya kita sama-sama tahulah 😆 bismillah dulu aja udah.
0 notes
ambuschool · 6 months
Text
The Struggle is Real!
Hari ini dapat foto suamiku pake toga di Norwegia rasanya haruuuu bangett :")
Terima kasih suamiku untuk menjadi seorang panutan di keluarga dalam hal pendidikan :) aku bangga kamu sudah berjalan sampai sejauh ini. Pasti gak mudah menyelesaikan thesis disana sendirian ya :”) maaf aku blm bs bantu karena jujur aja aku juga struggle wkwkw.
Rasanya mau nyerah ngurus anak sendirian, tapi kok dipikir2 kaya aneh? Lah kan nanti juga mgkn akan tinggal bertiga aja tanpa bantuan mama atau ibu. Jadi mencoba sabar sambil mengukur diri, batasnya sampai mana. Baru mau seminggu, rasanya udh mau call a friend 🤣 tp di satu sisi gak mau “mengacaukan” rutinitas aku dan hannah yg super santai. Main di kasur sampai jam 8 lewat, menyiapkan sarapan sambil menyiapkan air mandi, bersiap untuk bertualang kemanapun kita mau. Ah.. memang semua ada positif negatifnya. Tergantung dari sisi mana yg mau kamu ambil.
Rasanya hampir setiap siang / sore badan sudah lelaaahh sekali seharian menemani Hannah bermain. Tapi, selama 10 hari ini (baru jalan 4 hari) saya mengambil kelas intensive grammar bersama mbam, agar lebih paham mengenai grammar dan saat menulis esai IELTS bisa lebih baik sehingga skornya bisa mencapai at least 6,5 :”) hwaaahhh..
Pagi-sore main sama Hannah. Maghrib nidurin Hannah. Malam les intensif IELTS padahal mata rasanya udh 5 watt. Tapi mgkn saya akan lebih menyesal kalau nanti nilainya jelek dan saya gak berusaha apa-apa padahal saya memiliki keluangan waktu. Dan.. adanya agenda les IELTS ini membuat hidupku juga lebih bergairah krn at least ada agenda terjadwal yg membuat hidupku lebih exciting. Wah.. ternyata ini yg membuat hidupku exciting : agenda terjadwal! Mgkn bs kali ya dibikin juga nanti utk kegiatan Hannah.
Anyway, balik lg ke pendidikan. Mas lagi berusaha menyelesaikan sekolah masternya disana. Sedangkan saya baru mulai menyiapkan sekolah master saya disini. Les IELTS, deg2an menentukan jadwal tes, baru nanti setelah punya nilai IELTS akan mulai apply ke beberapa beasiswa tapi saat ini berfokus dulu sama meningkatkan nilai writing karena cukup meresahkan. Bismillah..
Apalagi kan… tes IELTS nanti dapat beasiswa dari Lab Belajar Ibu, jadi semakin pengen serius dan mendapatkan nilai terbaik karena sudah diberi beasiswa :”) bismillah yaaa. Laa hawlaa walaa quwwata illa billah! Walau belum nemu jurusan yang sgttt cocok dan steg tapi pelan-pelan, siapin IELTS nya dulu abs gitu baru kita coaching sm mbaleb untuk menemukan apasih sebenernya yg saya inginkan dari sekolah master ini? Agak kecewa karena gak diajak sm Mbak Priata ke grass root untuk tahu masalah kesehatan ibu dan menyusui. Tapi yaudalah, memang blm jalannya ikut turun kesana.
Deg2an juga karena 2023 harapannya bisa bikin portofolio dari YSEALI seeds. Kalau keterima YSEALI Seeds pengen kuliahnya si 2024 aja. Kalau gak keterima, ya pengen di 2023 aja hahahah 😂 pede banget padahal ngejar nilai writing masih ngos2an yaa bismillah!
Semangat aku yg menahan kantuk untuk mendapatkan ilmu. Mas beruntung bisa kuliah s2 tanpa harus tes ina inu wkwkwk ya tp emg bentar sih ya si luar negeri ya, kl saya kan harapannya sepanjang masa perkuliahan wkwkwkwkw bismillah!!!
0 notes
himawariqurrotaaini · 10 months
Text
Membarokahi Waktu
Bismillahirrahmaanirrahiim.
Alhamdulillahilladzi bini'matihi tattimush shalihaat.
Pontianak. 30112023. 20:00.
Kata salah seorang guru, kejarlah hal-hal yang membarokahi waktu. Benar-benar secara sadar tau, hal yang dilakukan ini, adalah hal yang Allah suka.
Inilah yang melandasi saya, beberapa bulan terakhir mengambil alih tanggung jawab mengantar jemput ponakan mengaji.
Bukan berarti semuanya mesti seperti saya nih 😅😅😅
Tapi kan kondisinya saya
13:02. 11122023.
Mulai dari mana lagi ni.
Tapi kan kondisinya saya alhamdulillaah punya keluangan waktu. Seperti lagu Raihan, lapang sebelum sempit 😁.
Sebenarnya kantor - rumah ponakan - rumah guru ngaji - kantor ini cuma 10 menitan (salaman ah sama ibu-ibu yang bolak balik antar jemput jauh). Tapi wowwww banyaaaak godaannya, gitulah ya kalau kita ingin ibadah? Setan-setan pada standby hehehehe.
Tumblr media
Ponakan saya tau-tau nunjukin beli bendera Palestina di mamang-mamang.
Perjalanan 10 menitan sehari ini menyenangkan deh rasanya, alhamdulillaaah. Walau memang ada-ada aja pertanyaannya yang bikin garuk-garuk kepala, seperti "Tante, kenapa ibu yang itu ndak pakai jilbab?" Nah loh gimana ni menjelaskan sesuai dengan logika anak SD? Minta bantu sama Allah.
Menyadari tentang waktu yang saya pakai adalah upaya untuk mendekatkan Qur'an ke hati keluarga, semoga Allah berkenan ridha. Kurang lebihnya sama dengan bagaimana kita mengalokasikan waktu untuk berinteraksi dengan Qur'an dalam sehari. Ada aja bisikan, "Satu jam abis buat baca Qur'an nih." Tapi sungguhlah, 1 jam yang dialokasikan untuk ilmu itu akan Allah balas berkali-kali lipat. Contohnya, ketika mesti berpikir konsep acara yang bisa menghabiskan waktu 1 jam, kalau Allah ridha, bisa lohhh cuma dalam waktu 10 menit. Perjalanan macet-macet setengah jam, kalau Allah berkehendak bisaaaa kok jadi 10 menit aja. Ndak ada yang ndak mungkin Allah al Majiid an Naafi berikan dengan kehendakNya. Sama Allah kok yo mau ragu-ragu.
Semoga menjadi pengingat dan penyemangat. Karena kata DR Khalid Basalamah, beribadah juga mestiiiiii dipaksa.
Salam,
ayuprissakartika.
0 notes
Text
PTSD di Song of the Bandits
Gua mau bahas drama yang baru aja keluar. garapan netflix. judulnya "Song of the Bandits".
Tumblr media
yang mau gua bahas lebih tepatnya adalah episode 1. dari pas trailernya udah keluar, sebenernya gua lumayan tertarik dan pengen nonton. tapi emang diantara 'iya' dan 'tidak', karena gua takut drama nya agak ngebosenin secara pengolahan gambar alias filmography. karena gua rasa ini akan menjadi tipe drama dengan cerita yang berat, terlepas dari berat yang seru atau berat yang membosankannya.
walau uda gua tunggu tunggu, tapi ternyata karena disibukkan dengan pikiran pikiran urusan menuju kelulusan, sampe lupa kapan tanggal releasenya, dan tibatiba uda release aja dramanya.
9 episode langsung keluar, jebret. akhirnya gua nonton episode pertamanya.
seperti yang gua khawatirkan, ternyata memang drama nya tipe berat yang membosankan. jadi sangat tergantung dengan kondisi mental dan keluangan waktu saat menontonnya. kalo lagi seger, bisa jadi kuat nontonnya sampe abis.
tapi memang kayaknya drama ini musti ditonton sampe abis, karena waktu nonton menit menit awal di episode 1 nya, gua lumayan bosen karena agak ngga mudeng sama ceritanya. tapi menuju ke agak akhir episode, ceritanya mulai mengklimaks, dan ternyata di episode awal ini, lebih kepada menceritakan trauma perang yang dialami oleh si tokoh utama. gua menjadi tertarik dan menemukan keasyikan dari drama ini, merely karena gua tertarik secara ilmiah dengan tema 'PTSD' yang ada di episode pertama.
belum menemukan pembahasan ilmiah seru yang bisa gua gali dari PTSD di dalam drama itu sendiri sih, hanya saja, gua seperti memahami sekali lagi, bahwa PTSD itu 'ada' dan dimiliki oleh beberapa orang terutama yang telah menjalani peperangan.
jadi ceritanya si tokoh utama ini dulunya adalah tentang pasukan jepang, walaupun dia itu orang korea (orang joeseon). di perang melawan orang-orang negaranya sendiri, dia dipaksa untuk membunuh orang-orang dari negaranya sendiri. tapi di suatu waktu, dia sudah tersadar bahwa tindakannya ini ngga bener, dan berusaha mencegah pembunuhan sebuah keluarga. tapi dia lalu dibuat pingsan oleh temannya sesama tentara, dan keluarga itu terbunuh dengan menyisakan suaminya saja.
bertahun-tahun kemudian, dia masih belum bisa melepaskan ingatan akan hari itu, dan masih terbayang bayang dengan rasa penyesalan. sampe akhirnya dia menemui suami yang menjadi survivor dalam kejadian itu, dan menceritakan segalanya. dia tidak mengharapkan pengampunan, sehingga dia bercerita dengan wajah datar tanpa emosi, agar si suami ini ngga merasa kasihan dan bisa balas dendam.
kalau kita melihat banyaknya peperangan yang terjadi dewasa ini, pastinya akan banyak orang orang yang mengalami ptsd karena kejadian serupa. dan gua bisa melihat, cerita dalam song of the bandits ini, benar-benar bisa merepresentasikan bagaimana sebuah ptsd itu kemudian menjadi minyak yang membakar semangat.
sejauh ini, gua masih sampai episode 4, masih ada 5 episode lagi. membosankan sih sebenernya ceritanya ini, terutama kalo ditonton pas lagi banyak pikiran mungkin. tapi kalo bisa menghayati ceritanya, menurut gua lumayan seru juga.
abis ini moga bisa lanjut nonton sampe selesai.
0 notes
nisastra · 1 year
Text
Hanya karena kita diberi kemudahan dalam menjalani kehamilan,
bukan berarti mereka yang hamilnya mual berat, lemas dan payah adalah ibu-ibu yang manja.
Hanya karena kita bisa melahirkan pervaginam,
bukan berarti mereka yang melahirkan lewat caesar adalah ibu yang kurang tangguh dan gigih berusaha.
Hanya karena kita punya keluangan untuk bisa memilih di rumah saja fokus menemani anak tercinta,
bukan berarti mereka yang bekerja adalah Ibu yang abai pada keluarganya.
Hanya karena kita punya kondisi finansial yang kuat untuk bisa punya standar hidup yang tinggi,
bukan berarti mereka yang masih dalam kondisi berjuang mencari nafkah siang dan malam adalah Ibu yang gila materi.
Hanya karena kita dikaruniai pasangan yang baik dalam memperlakukan istri,
bukan berarti kasus kekerasan dalam rumah tangga itu tidak ada di muka bumi ini.
Hanya karena kita bisa membesarkan anak dengan mudah ditemani dukungan sosial yang mumpuni,
bukan berarti cerita tentang baby blues atau post partum depression itu lebay dan tidak mungkin terjadi.
Hanya karena kita punya akses lebih terhadap informasi parenting terkini,
bukan berarti bisa jadi justifikasi menyalahkan pola asuh orang tua kita di masa lalu.
Hanya karena kita punya support system yang tangguh untuk memberi ruang aktualisasi,
bukan berarti kita boleh merasa lebih keren dibanding Ibu lain yang memutuskan di rumah saja mengurus anak-anak dan suami.
Hanya karena banyak hal yang belum pernah kita temui, kita pilih, dan kita pahami,
bukan berarti mereka yang punya jalan berbeda dengan diri kita, pasti salah dan gak ada kebaikan di dalamnya sama sekali.
Peluk jauh untuk semua ibu yang sedang berjuang merawat dan membesarkan anak-anaknya, dan peluk jauh untuk semua ibu yang juga sedang berjuang untuk mengikhlaskan dan bersabar atas segala ketentuan-Nya.
0 notes
zulfazzakiyah · 1 year
Text
Tumpukan Rindu
Tiga purnama sudah kita tak berjumpa. Terlintang jarak juga kesibukan. Terhalang sangkala juga tak adanya keluangan. Terpisah ratusan kilometer hingga tak bisa saling menatap. Tapi siapa sangka, rasa itu justru semakin mekar. Roman yang telah kita mulai terus berlanjut. Rindu yang kau percikan tak pernah sekalipun menyusut.
Berjarak ratusan kilometer denganmu semakin menyuburkan rindu. Rindu yang telah menjadi candu. Rindu yang terus mengisi hati dan hariku. Rindu yang sungguh tak tahu malu, yang selalu berharap akan adanya temu. Rindu yang sungguh ajaib, sebab kita baru sekali bertemu, namun tumpukan rindu ingin raga segera menyatu.
Malam ini langit begitu kelabu. Tak kutemukan kelip bintang dan sinar rembulan menghiasi. Aku termenung sembari menantikan panggilanmu. Bercakap tiap malam telah menjadi rutinitas kita. Membicarakan keseharian, menceritakan keluh kesah, pun tak lupa menertawakan kekonyolan yang kau buat. Nyatanya bercakap denganmu mampu meluruhkan sedikit rindu ini.
Hari-hari kujalani dengan rasa yang kian bertambah, juga rindu yang semakin meluap. Kukira hanya aku yang menikmati semua ini sendiri, namun rupanya aku salah. Berjarak ratusan kilometer ternyata juga mampu memekarkan rasa, juga menumpukan rindu padanya. Rindu yang sungguh tak tahu malu.
Mari kita terus bersabar dan berharap akan adanya pertemuan berikutnya, Tuan. Hingga sang waktu merasa malu karena sering menghukum kita dalam rindu.
0 notes
laksmi2001 · 1 year
Text
Meluangkan Waktu dan Hati
Pernah ditanya kenapa suka banget ikut kelas online, webinar, dan semacanya gitu? Jawabanku sederhana, intinya bahwa aku gak bakal tahu kapan lagi aku dapet kesempatan kayak gini. Kesempatan itu gak hanya uang, karena banyak banget yg gratis kok, alhamdulillah. Kesempatan itu juga tentang kemudahan akses, keluangan waktu, juga keluangan hati yg paling penting. Mengenai keluangan hati, mungkin dalam arti mau nggak kita bersedia menjadi gelas kosong di manapun kita berada? Siap gak kita buat 'ditampar'? Dan yg paling penting, berani gak buat ngechallenge diri buat mengeksekusi itu?
Balik lagi ke kesempatan, seorang guru waktu sma juga pernah memberi wejangan "kelak ketika kamu sudah sibuk mengurus keluarga, kamu akan merindukan masa masa duduk di majeli ilmu dengan tenang". Sesederhana itu, tapi maknanya dalem banget dan kadang2 teringat saat diri mulai malas datang.
Semoga, Allah jadikan berkah pada waktu dan apapun yg kita pelajari. Semoga kita tidak jadi orang yg mudah berpuas diri. Dan semoga, Allah jadikan kita sebagai orang2 yg haus akan hikmah2 dan apapun itu yg bermanfaat:)) aamiin..
1 note · View note
sahriannisa · 1 year
Text
Walkin’
Cukup menjadi orang yang available. Kadang ada kepenginan se-nggak muluk-muluk kayak gitu. Kalo ada yang butuh, kita ada siap sedia. Meskipun sering ngerasa, “Kayaknya cuma aku yang paling pengangguran”. Saat ada yang tanya kesediaan dan keluangan buat ikut agenda yang gak wajib harus kudu ikut banget, selalu jawab bisa. Awalnya agak ada ketidakterimaan dibilang nganggur, tapi kalo disaat lagi bener-bener ada yang butuh sesuatu dan hal itu urgent, dalam hati mbatin, “Ternyata aku berguna juga ya”.
Sering banget diserang kerendah dirian saat lihat temen lain banyak diminta bantuan ini itu karena mereka dibutuhkan dan berpotensi. Padahal tidak berarti yang tidak diminta bantuan tidak bernilai. Apalagi kalo ada yang menjustifikasi nggak punya tanggungan, wah jadi makin kerdil sekaligus pengin berontak.
Kita berhak untuk memilih prioritas dan aktivitas yang pengin kita lakukan. Ujiannya adalah gimana caranya agar ketersediaan kita buat orang lain tetep bisa membuat kita berkembang dan belajar hal baru. Jadi nggak diem aja cuma nunggu panggilan kebutuhan atau tugas. Santai aja, pasti ada kepuasan ketika kita memutuskan menjadi anytime person. Jangan khawatir, drama dan kejutannya pasti ada. Apalagi menghadapi tugasnya dengan hati yang ringan dan tangan terbuka, pasti lebih bermakna. Bukankah yang diharapkan adalah keberkahan dari-Nya?
Dalam konteks Ramadan ini, kalo ditanya target atau program Ramadannya apa, jawabnya adalah menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Simple tapi butuh ditekuni. Meringankan tanggung jawab orang lain dengan tanpa meninggalkan target dasar Ramadan. Tepatnya demikian. Tantangan pekerjaan yang banyak dan terus menerus adalah kejenuhan. Prinsipnya adalah jalani saja hari-hari itu. Jalannya jangan lihat ke atas terus. Amati juga samping kanan, kiri, dan bawah. Biar jadi pengingat dan pelorus niat.
 (Ramadan 1444 H, 06)
1 note · View note