Tumgik
#kurikulum
xxkwonskii · 1 year
Text
Dapatkah Kurikulum Understanding by Design di Indonesia?
Understanding by Design (UbD) adalah salah satu model pengembangan kurikulum. Konsep ini dikenalkan olehGrant Wiggins dan Jay McTighe dalam buku Understanding by Design (Expanded 2nd Edition). Kurikulum ini memiliki tujuan berupa pemahaman. UbD yang sering disebut juga sebagai backward design ini memperhatikan perbedaan peserta didik. Kurikulum ini memiliki konsep bahwa setiap peserta didik…
Tumblr media
View On WordPress
2 notes · View notes
temporaktif · 22 days
Text
Mengapa Kurikulum Pendidikan Diperlukan?
Kurikulum pendidikan merupakan komponen penting dalam sistem pendidikan yang berfungsi sebagai pedoman dan acuan dalam proses pembelajaran. Kurikulum tidak hanya membantu mencapai tujuan pendidikan nasional, tetapi juga mempersiapkan siswa dengan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan berbagai nilai yang dibutuhkan dalam melaksanakan tugas pekerjaan di masa depan. Dalam artikel ini, Khazanah…
0 notes
hargo-news · 5 months
Text
Kurikulum Terintegrasi P4GN, Diharapkan Dapat Bentengi Siswa dari Narkoba
Hargo.co.id, GORONTALO – BNN Kota Gorontalo bekerja sama dengan Dinas Pendidikan tengah menyusun Kurikulum Terintegrasi untuk diterapkan di sekolah yang ada di daerah itu. Rencana pembelajaran tersebut adalah kurikulum terintegrasi Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN). Kepala BNN Kota Gorontalo Lee Chandra Wahidji mengatakan, penyusunan Kurikulum…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
vartikel · 5 months
Text
Alasan Utama Mengapa Sekolah Perlu Melakukan Adaptasi Terhadap Kurikulum Dari Pemerintah
1 note · View note
sma1pekalongan · 7 months
Text
FORLAG SMA Negeri 1 Pekalongan Gelar Kegiatan Berbagi Praktik Baik tentang Bullying di Sekolah
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
nadeadv152 · 10 months
Text
Nilai Budi Pekerti Dalam Implementasi Kurikulum sekolah
Kurikulum pada hakekatnya merupakan suatu rencana yang menjadi pedoman dalam menyelenggarakan proses pendidikan. Ada pemahaman yang mengatakan bahwa kurikulum tidak lebih dari rencana pelajaran di sekolah, karena pandangan tradisional. Menurut pandangan tradisional, sejumlah pelajaran yang harus dilalui siswa di sekolah merupakan kurikulum, sehingga seolah-olah belajar di sekolah hanya mempelajari buku teks yang telah ditentukan sebagai bahan pelajaran. Sedangkan menurut pandangan modern, kurikulum lebih dari sekedar rencana pembelajaran, kurikulum di sini dianggap sebagai sesuatu yang benar-benar terjadi dalam proses pendidikan di sekolah. Tetapi sebagai warga negara indonesia yang menjunjung tinggi nilai moral budi pekerti dalam budaya dan adat istiadatnya merasa bahwa dalam kurikulum pendidikan ini kurangnya penerapan pendidikan budi pekerti yang dimana ini juga harus menjadi perhatian kita sebagai generasi Indonesia, bahkan ada pepatah arab yang mengatakan “Al adabu Fauqol 'ilmi” yang artinya adab itu lebih tinggi dari pada ilmu. Kalau hanya mengandalkan ilmu tanpa di barengi adab, iblis lebih bisa. Sebab iblis diberikan keistimewaan oleh Allah lebih pintar dari pada manusia. Budi pekerti berfungsi sebagai pondasi awal sekaligus benteng yang paling kuat melindungi para pelajar di tengah arus globalisasi seperti sekarang ini. Pendidikan budi pekerti tidak bisa diterapkan jika hanya mengandalkan mata pelajaran yang ada di sekolah saja. Harus ada sinergi yang baik dari  semua pihak. Bagaimanapun, pendidikan budi pekerti adalah tanggung jawab bersama, tidak hanya guru di sekolah, tetapi juga orang tua (keluarga), masyarakat juga pemerintah. Salah satu contoh kasus yang menyimpang dari pendidikan budi pekerti akhir-akhir ini adalah adanya siswa yang mengetapel mata gurunya hingga buta. Ada tiga asumsi yang menyebabkan gagalnya pendidikan budi pekerti ke dalam sikap dan perilaku siswa. Dari kasus tersebut membuktikan bahwa pendidikan yang ada belum mampu menanamkan bdan membentuk budi pekerti yang baik. Pertama,adanya anggapan bahwa persoalan pendidikan budi pekerti adalah persoalan klasik yang penanganannya adalah sudah menjadi tanggung jawab guru agama dan guru PPKn. Kedua, rendahnya pengetahuan dan kemampuan guru dalam mengembangkan dan mengintergrasikan aspek-aspek pendidikan budi pekerti ke dalam setiap mata pelajaran yang di ajarkan. Ketiga,proses pembuatan mata pelajaran yang berorientasi pada akhlak dan moralitas serta pendidikan agama cenderung bersifat transfer of knowledge dan kurang diberikan dalam bentk latihan-latihan pengalaman untuk menjadi corak kehidupan sehari-hari. Indonesia mengalami penurunan nilai budi pekerti luhur disebabkan oleh kemajuan teknologi dan berkembangnya infrastruktur yang akan mengancam bahkan akan menggerus nilai-nilai budi pekerti yang luhur bangsa Indonesia. Pioner dalam kesadaran pendidikan budi pekerti adalah lembaga pendidikan. Karena lembaga pendidikan lebih dahulu mengetahui dekadensi moral dan bahaya modernisasi yang ada di depan mata generasi masa depan bangsa. Terlebih untuk masyarakat yang tak siap menghadapi, dalam aspek moral, mental, serta kepribadian, selain aspek pengetahuan dan teknologi. Menurut Paul Suparno, dkk ada beberapa metode yang dapat ditawarkan atau di gunakan untuk pendidikan budi pekerti ini, antara lain sebagai berikut:
Metode demokratis
Metode Demokratis menekankan pencarian secara bebas dan penghayatan nilai-nilai hidup dengan langsung melibatkan anak untuk menemukan nilai-nilai tersebut dalam pendampingan dan pengarahan guru
Metode pencarian bersama
Metode ini menekankan pada pencarian bersama yang melibatkan siswa dan guru, Pencarian bersama lebih berorientasi pada diskusi atas soal-soal yang aktual dalam masyarakat.
Metode siswa aktif
Guru memberikan pokok bahasan dan anak dalam kelompok mencari dan mengembangkan proses selanjutnya, anak membuat pengamatan, pembahasan analisis sampai pada proses penyimpulan atas kegiatan mereka
Metode keteladanan
gunakan untuk merealisasikan tujuan pendidikan dengan memberi contoh keteladanan yang baik kepada siswa agar mereka dapat berkembang baik fisik maupun mental dan meiliki akhlak yang baik dan benar.
Yetri, Rijal Firdaos, “Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Masyarakat Pada Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) Di Kabupaten Tulang Bawang Provinsi Lampung”At-Tadzkiyyah Jurnal Pendidikan Islam,Vol, 8, Edisi II, (2007), h. 268
Paul Suparno, dkk. Pendidikan Budi Pekerti di Sekolah Suatu Tinjauan Umum. (Yogyakarta:Kanisius, 202). h.45
Supandi hery.2023. Ortu murid yang ketapel guru jadi tersangka. Detik news. https://news.detik.com/berita/d-6861956/ortu-murid-yang-katapel-mata-guru-di-bengkulu-jadi-tersangka
Rahmawati. 2023. NILAI –NILAI BUDI PEKERTI PERSPEKTIF KI HADJAR DEWANTARA DAN RELEVANSINYA TERHADAP KURIKULUM MERDEKA. UIN RADEN INTAN LAMPUNG. http://repository.radenintan.ac.id/30328/
1 note · View note
penasinergi · 11 months
Text
Output Perguruan Tinggi Kita
Output Sistem Pendidikan Indonesia MEDAN, Penasinergi – Hari-hari ini Jokowi menjadi tema sentral di dunia perpolitikan kita. Di penghujung kekuasaannya sebagai presiden dan panglima tertinggi Republik Indonesia, Jokowi justru menjadi gambaran dari sistem pendidikan (politik) kita yang bobrok. Di tangan Jokowi, terdengar lagi istilah diktator, dinasti , KKN dengan sistem backing yang paling…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
siwindumediacom · 1 year
Photo
Tumblr media
SiwinduMedia.com – Pada momentum Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun ini, Selasa (2/5/2023), Siwindu berkesempatan bertemu langsung dengan Kepala Sekolah yang mengembangkan Kurikulum Riset di sekolah yang di pimpinnya. Ikuti update berita terbaru hanya di portal berita Klik Disini.👉👉SiwinduMedia.com  Informasi di Ujung Jari . #hardiknas #kepalasekolah #kurikulum #sekolah #riset #2023 . #kuninganhits #kabupatenkuningan #siwindumediadotkom #siwindu #siwindukuningan #beritakuningan #beritalebaran #lebaran #fyp https://www.instagram.com/p/CrvZ46Lh4aB/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
newsmadrasah · 2 years
Link
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Standar yang diacu dalam pengembangan kurikulum adalah Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian Pendidikan.
Selengkapnya... *Download Regulasi Nasional Standar Pendidikan Pengembangan Kurikulum*
0 notes
orideknews · 2 years
Text
Kurikulum Merdeka Belajar Diharapkan Permudah Proses Pembelajaran di SMK
OridekNews.com, Manokwari, – 56 guru perwakilan SMK di kabupaten kota Provinsi Papua Barat, diminta mengikuti Bimbingan Teknis Kurikulum Merdeka Profil Pelajar Pancasila dengan baik. Momen itu, kata Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Papua Barat, Barnabas Dowansiba, menjadi waktu tepat untuk menyerap ilmu sebanyak-banyaknya guna menjadi bekal dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Berdasarkan…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
yuda17-blog · 2 years
Text
https://bloggers.id/pendidikan/latihan-soal-sas-bahasa-indonesia-kelas-1-kurikulum-merdeka.html/28290/
0 notes
xxkwonskii · 2 years
Text
Konsep Pemahaman dalam Understanding by Design (UbD)
Understanding by Design (UbD) adalah kurikulum yang menekankan pemahaman peserta didik. Dalam UbD, pemahaman bukanlah suatu pencapaian, melainkan beberapa pencapaian. Untuk mengetahui peserta didik sudah memiliki pemahaman atau belum terhadap suatu materi, guru memerlukan beberapa bukti. Pemahaman peserta didik dapat dikategorikan sebagai berikut. 1. Dapat Menjelaskan Peserta didik dapat…
Tumblr media
View On WordPress
1 note · View note
Text
Yakko warner would be so disappointed with the current state of education
7 notes · View notes
educanation · 1 year
Text
Kesimpulan & Refleksi Pengetahuan serta Pengalaman Mempelajari Materi Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara
Sofia Mega Seftriana • Filosofi Pendidikan Nasional • PPG Prajabatan Gelombang 1 Tahun 2023
Tumblr media
Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara
Pendidikan merupakan proses memberikan tuntunan terhadap segala kodrat yang dimiliki seorang anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Pengajaran merupakan bagian dari Pendidikan, dimana pengajaran adalah proses Pendidikan dalam memberikan ilmu sebagai bekal kecakapan hidup seorang anak secara lahir dan batin. Pendidikan dan pengajaran bertujuan untuk memerdekakan manusia. Melalui pendidikan, peserta didik dapat tumbuh secara utuh agar mampu memuliakan dirinya dan orang lain dan menjadi mandiri.
Arti kata menuntun adalah proses mengarahkan dan membimbing seorang anak agar dapat menemukan ataupun memperbaiki jati dirinya. Anak diberikan kebebasan dalam bertingkah laku maupun mengeksplor pengetahuannya. Namun dalam proses menuntun, seorang pendidik harus berperan penting dalam memberikan arahan dan tuntunan agar seorang anak tidak salah dalam bertindak, tidak kehilangan arah, serta tidak melakukan hal-hal yang membahayakan.
Banyak contoh hal-hal baik yang dapat diberikan dan dipelajari seorang anak melalui pendidikan sosio-kultural. Salah satunya melalui potensi budaya yang ada di Indonesia. Seperti mengenalkan tari tradisional yang dilakukan secara berkelompok kepada siswa, dan menjelaskan bahwasanya untuk mendapatkan hasil tarian serta pertunjukan yang baik dibutuhkan suatu adanya usaha dan kerjasama antarsesama anggota. Indonesia juga terdiri dari banyak suku dan etnis, sehingga dengan mengenalkan keberagaman tersebut kepada anak akan menumbuhkan sikap toleransi saling menghargai dan menghormati perbedaan.
Pendidikan anak perlu mempertimbangkan kodrat alam dan kodrat jaman. Kodrat alam berkaitan dengan kondisi sifat dan bentuk lingkungan sekitar tempat tinggal peserta didik, dimana seorang anak harus memperhatikan norma-norma dan nilai-nilai, serta kebergaman budaya yang ada disekitarnya. Selain itu, anak juga harus mengetahui kondisi alam disekitarnya sehingga dapat menerima dan menghargai segala perbedaan terkait kondisi tersebut. Jika didasari pada kodrat jaman, berarti seorang anak harus belajar dan bersifat terbuka terhadap bentuk perubahan-perubahan yang terjadi. Semisal pada abad 21 ini, anak dituntut untuk melek terhadap penggunaan teknologi, namun sebagai seorang pendidik baiknya mengawasi dan memberikan arahan kepada peserta didik terkait dampak positif yang dapat diambil, serta dampak negatif yang harus diperhatikan peserta didik.
Lingkungan keluarga memegang peranan penting dalam pembentukan karakter atau watak seorang anak. Keluarga menjadi wadah terbaik dalam memberikan pendidikan sosial dan pendidikan karakter, serta membantu anak dalam memperoleh teladan dan tuntunan dari orang tua. Budi pekerti seorang anak ditekankan pada interaksi sosial antarsesama, sehingga kemandirian anak dapat tumbuh melalui proses belajar bersama orang lain. Oleh sebab itu, budi pekerti melatih seorang anak untuk memiliki kesadaran diri dalam menjadi dirinya (kemerdekaan diri) dan memberikan kemerdekaan pada orang lain. Pemberian contoh tentang baik ataupun buruknya sesuatu tanpa harus mengambil hak murid agar mereka bisa tumbuh dan mengembangkan jadi dirinya (kemerdekaan dirinya) disebut dengan sistem Among. Sistem among didasari pada metode pendidikan yang diterapkan oleh Ki Hadjar Dewantara yaitu:
Ing Ngarso Sung Tulodho (Di depan memberikan teladan), guru menjadi teladan dalam tingkah laku dan budi pekerti
Ing Madya Mangun Karso (Di tengah membangun kehendak), guru memberikan semangat dan berkreasi bersama murid melalui jalinan komunikasi serta menjadi penuntun dan narasumber.
Tut Wuri Handayani (di belakang memberi dorongan), guru memberikan motivasi, saran, dan masukan agar siswa dapat bereksplorasi dari segi pengetahuan dan keterampilan.
2. Penerapan Konteks Sosial Budaya dalam Pembelajaran
Tumblr media
Penerapan konteks sosial budaya penting diterapkan dalam kegiatan pembelajaran agar peserta didik dapat menanamkan sikap saling menghargai, saling menghormati, dan toleransi terhadap keberagaman budaya yang ada didaerahnya. Hal yang dapat saya lakukan untuk mewujudkan pendidikan yang relevan dengan konteks sosial budaya di daerah saya yaitu seperti, dalam pembelajaran IPA mengaitkan beberapa materi dengan kebudayaan Burdah Keliling yang biasanya dilakukan oleh masyarakat Keluraharan Gili Barat, Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan. Burdah keliling dilakasanakan oleh warga desa tersebut bertujuan untuk menolak bala atau menolak segala hal-hal buruk, seperti wabah penyakit maupun bencana alam. Masyarakat di desa tersebut melantunkan sholawat sambil berkeliling desa dengan membawa obor. Kemudian warga yang tidak ikut berkeliling, memberikan makanan dan minuman kepada warga yang ikutserta dalam burdah keliling serta melakukan makan bersama. Dalam kegiatan tersebut, terdapat beberapa konsep IPA yang dapat dipelajari seperti:
Obor berkaitan dengan materi suhu serta zat dan perubahannya.
Berkeliling desa berkaitan dengan materi gerak dan perpindahan.
Makan makanan bersama berkaitan dengan materi sistem pencernaan, energi, dan zat aditif.
Selain dapat menghubungkan dengan pembelajaran IPA, peserta didik juga memperoleh makna bahwasanya budaya Burdah Keliling sangat berkaitan erat dengan konteks sosial. Dimana, jiwa gotong royong, kebersamaan, bekerjasama, dan saling menghargai dapat diteladani.
3. Refleksi Pengetahuan dan Pengalaman
Apa yang Anda percaya tentang peserta didik dan pembelajaran di kelas sebelum Anda mempelajari topik ini?
Saya sebagai guru hanya bertugas memberikan ilmu pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan perangkat pembelajaran.
Peserta didik dituntut untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan, dan melengkapi catatan sehingga membuat murid merasa tertekan dan merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran di kelas.
Saya mengenal dan memahami kepintaran peserta didik melalui "Nilai" yang mereka punya, bukan melalui pengamatan dari segi keterampilan dan sikap sosial.
Peserta didik diwajibkan memahami semua materi yang diberikan dan mampu mencapai batas KKM yang ditentukan agar target kurikulum dapat terpenuhi.
Saya tidak terlalu memperhatikan minat dan bakat yang dimiliki peserta didik, saya menganggap semua memiliki kesamaan, karena samanya fokus materi dan tugas yang diberikan.
2. Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda Setelah mempelajari topik ini?
Hal yang berubah dari pemikiran atau perilaku saya setelah mempelajari topik ini yaitu, saya mempercayai bahwasanya setiap peserta didik memiliki kelebihan, bakat, dan minatnya masing-masing, serta mereka memiliki kecerdasan dan kepintaran dengan caranya sendiri. Sebagai seorang pendidik, memberikan kebebasan pada peserta didik dalam belajar merupakan hal yang penting agar peserta didik dapat mengeksplor pengetahuannya, mengembangkan keterampilan yang mereka punya, dan dapat menanamkan nilai-nilai sosial pada peserta didik melalui berbagai kegiatan kelompok seperti berdiskusi, bergotong royong, berkreativitas, bertanggung jawab, dan saling menghargai satu sama lain. Oleh sebab itu, pentingnya menerapkan pendidikan yang berpihak pada peserta didik dan menuntun mereka agar mereka memperoleh keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya bagi diri sendiri dan orang lain. Selain itu, saya harus berperan penting dalam memberikan arahan, tuntunan, serta bimbingan kepada peserta didik. Sebagaimana semboyan pendidikan Ki Hadjar Dewantara yaitu:
Ing Ngarso Sung Tulodho (Di depan memberikan teladan), guru menjadi teladan dalam tingkah laku dan budi pekerti
Ing Madya Mangun Karso (Di tengah membangun kehendak), guru memberikan semangat dan berkreasi bersama murid melalui jalinan komunikasi serta menjadi penuntun dan narasumber.
Tut Wuri Handayani (di belakang memberi dorongan), guru memberikan motivasi, saran, dan masukan agar siswa dapat bereksplorasi dari segi pengetahuan dan keterampilan.
3. Apa yang dapat segera anda terapkan lebih baik agar kelas anda merefleksikan pemikiran KHD?
Hal-hal yang akan segera saya terapkan dalam pembelajaran agar pembelajaran dikelas mencerminkan pemikiran Ki Hadjar Dewantara yaitu:
Memahami karakteristik, gaya belajar, minat, dan bakat masing-masing peserta didik
Menerapkan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dengan memberikan peserta didik kebebasan dalam belajar mengembangkan keterampilan dan pengetahuan melalui beberapa model pembelajaran seperti PBL dan PJBL
Menanamkan sikap sosial kepada peserta didik melalui pendidikan sosio-kultural dengan melibatkan peserta didik dalam kegiatan kelompok seperti berdiskusi, bekerjasama, dan bertanggung jawab dalam tim, sehingga mereka dapat menghargai perbedaan anggota kelompoknya.
11 notes · View notes
ranah-upaya · 1 year
Text
Krisisnya Nalar Kritis
Pergolakan dalam hal kurikulum pendidikan di negeri kita, menjadi hal lazim bagi seluruh lintas generasi. Bukan hanya bagi pendidik dan peserta didik, tetapi keresahan dan permasalahan ini juga sangat mendominasi para orang tua, yang sangat berharap akan keberhasilan anaknya di masa depan. Terhitung, hampir 11 kali mengalami pergantian kurikulum pendidikan sejak tahun 1947 hingga kini. Adapun kurikulum yang sedang diterapkan saat ini adalah Kurikulum Merdeka Belajar yang diusung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makariem.
Tumblr media
Banyak kritik dan saran, kesan dan pesan terkait kebijakan mendikbud ini. Belum lagi, permasalahan yang menjamur di setiap lini lapisan masyarakat. Kompleksitas permasalahan ini tidak merata, saling tumpang tindih, ketimpangan. Belum selesai memahami, memaknai, mengimplementasi, dan mengaplikasikan kurikulum pendidikan yang diusung sebelumnya, lalu dipaksa untuk menerima dengan legowo kebijakan selanjutnya. Baiklah, mungkin terbilang mudah bagi sekolah yang notabene sesuai dengan kualifikasi yang diperkirakan Mas Menteri; fasilitas tercukupi, SDM yang memadai, lingkungan yang mendukung, para orang tua yang mampu dan suportif dan masih banyak lainnya. Lalu, bagaimana dengan kami yang harus beradaptasi dengan hal tidak serupa? Tentu jomplang, berat sebelah dan tidak seimbang.
Hadirnya teknologi, memang tidak bisa terus disalahkan. Teknologi memang hadir untuk memudahkan segala pekerjaan manusia. Mereka menciptakan, mereka yang mengatur, mereka yang memfungsikan. Hadirnya teknologi, memang sudah tidak asing seharusnya. Apalagi semenjak pandemi merebak, teknologi dan kecerdasan buatan sudah menjadi sahabat. Sayangnya, tidak semua memahami dan kemudian memfungsikan dengan bijak. Misal, hadirnya Chat GPT sebagai alat untuk mempermudah diskusi dan menuangkan ide untuk ranah kehidupan. Faktanya, kita semua sudah terlalu percaya bahwa AI (Artificial Intelligent) bisa menggantikan tugas guru di sekolah. Anak-anak sudah tidak perlu membaca dan sibuk mencari referensi sumber, sibuk mendengarkan penjelasan guru yang membosankan, tidak menarik. Belum lagi harus berhadapan dengan karakter dan pribadi guru pengajar yang menakutkan, menyeramkan, pemarah, suka mem-bully para siswa yang tidak mengerjakan tugas atau melanggar. Ini bukan hanya sekali dua kali saja. Sejujurnya, para siswa tidak pernah berfikir dan merindukan gurunya saat mengajar di sekolah. Mereka hanya ingin bertemu sahabatnya di sekolah, karena juga malas dan tidak betah di rumah.
Problematika seperti ini, memang tidak pernah disadari oleh individu pendidik sendiri. Padahal, komponen utama dalam kegiatan mendidik itu sendiri adalah kesamaan resonansi antara pendidik dan peserta didik. Tetapi, pada realitanya. Pendidik hanya berfokus pada tujuan utama dirinya sendiri; hanya mengajar dan menyampaikan ilmu di buku. Urusan pembentukan karakter, kematangan mental, nalar yang kritis untuk bisa menghadapi permasalahan yang lebih kompleks, menjadi nomor sekian. Ya, pada akhirnya mengajar yang juga sebagai kegiatan mulia seorang guru, dimonetisasi dan hanya dijadikan ladang penghidupan bukan menjadi ladang amal.
Nalar kritis yang selalu digaungkan sebagai harapan pelajar pancasila itu, hanya berwujud sebagai jawaban hitam putih saat ujian. Walau tugas-tugas dalam lembar kerja siswa tertanda sebagai soal HOTS. Apakah kualitas nalar berfikir kritis juga serupa? Rasanya tidak. Mengapa? Karena penyampaian materi di kelas, jarang bahkan tidak pernah sama sekali mengajak para siswa berfikir kritis, menggunakan kemampuan berfikir yang luar biasa, memfungsikan logika yang sudah Allah karuniai pada setiap hamba. Ketakutan para siswa dengan jawaban yang salah, sangat mempengaruhi kemampuan berfikir mereka yang bebas. Mereka memikirkan jawaban yang umum, jawaban yang tertulis di bukunya, dan juga jawaban tepat pada pilihan ganda.
Belum lama ini, Maudy Ayunda sempat ditanya oleh konten kreator, tentang kebijakannya bila dinobatkan sebagai menteri pendidikan. Maudy menjawab, bahwa ia akan menghapuskan asesmen pilihan ganda, dan menggantinya dengan soal esai berbasis critical thinking, ia juga menyampaikan bahwa ingin mengajak anak bangsa untuk punya hobi belajar dan mencintai ilmu seperti dirinya. Lalu, apa kabar hari ini? Bila memang hal itu terjadi setelah kebijakan Mas Menteri yang telah lama menghapuskan UN, meniadakan skripsi bagi mahasiswa dengan mengganti tugas yang sepadan, kemudian disusul dengan kebijakan-kebijakan yang hampir serupa di masa yang akan datang. Bagaimana dengan kondisi lapangan hari ini yang masih sangat lemah dalam hal bernalar kritis? Semoga pendidikan anak bangsa, kebijakan pemerintah dan urusan mengenai masa depan sebuah peradaban semakin membaik dan juga bermanfaat untuk agama, nusa dan bangsa.
13 notes · View notes
sma1pekalongan · 1 year
Text
Persyaratan dan Jadwal Daftar Ulang CPD SMA 1 Pekalongan Tahun 2023
Selamat untuk semua calon siswa baru SMA 1 Pekalongan yang telah lolos pada seleksi penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun pelajaran 2023-2024 yang telah berlangsung sejak tanggal 15 Juni 2023. Ini adalah sebuah kesempatan besar yang tidak boleh sia-siakan karena sebentar lagi CPD akan resmi menjadi siswa di SMA 1 Pekalonga dan menyandang gelar sebagai Kartinians. Kartinians sendiri adalah…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes