Tumgik
#sukarnois
kbanews · 1 year
Text
Bulan BK
Di bulan Bung Karno ini saya bertemu Sukarnois tua. Ia pernah dipanggil Bung Karno untuk mengambil serbet makan Presiden Kruschov yang jatuh ke lantai. Namanya Mochamad Soedjatmiko. Umur 84 tahun. Tinggal di Bekasi. Saya bertemu beliau di Bandung. Sabtu lalu. Di acara kawinan teman lama saya. Soedjatmiko masih keluarga ayah pengantin perempuan. Soedjatmiko juga masih keponakan Djawoto, duta besar…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
lantai-kampoeng · 2 years
Photo
Tumblr media
Negara Republik Indonesia ini bukan milik sesuatu golongan, bukan milik sesuatu agama, bukan milik sesuatu suku, bukan milik sesuatu golongan adat-istiadat, tetapi milik kita semua dari Sabang sampai Merauke! ORDER: mbak Timon 0877 8808 6360 Cleo 0895 2541 1915 @trikaryadesigns Ready stock MATERIAL (gambar baju) Cotton combed 24S tebal halus Sablonan plastisol (finishing hot press) Size M, L, XL, dan XXL #RumahPribadi #Proklamator #PendiriBangsa #Pahlawan #SukarnoQuoes #kaosbungkarno #wastraindonesia #kongresindonesiaraya #sangorator #kaosaktivis #historyinoneminute #sejarahindonesia #infosejarah #tahukahkamu #historyinfo #trikaryadesigns #penjajahan #quotestokoh #quotestagram #irsoekarno #sukarnois #sukarnoisme #sukarnomemoryoftheworld #kutipansukarno #kutipansoekarno #kaossukarno #kaossoekarno (at BEGOR Pondok Suryo) https://www.instagram.com/p/ChOl078pApV/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
khzainularifin · 3 years
Photo
Tumblr media
Reposted from @matahatipemuda "Kalau ada yang mengatakan Bung Karno dibiarkan meninggal, saya tidak terlalu menyalahkan pendapat tersebut. Kalau ada yang mengatakan Bung Karno dibunuh pelan-pelan, ya yang mengurungnya itu yang melakukannya." (Mahar Mardjono, dokter yang sempat ditugaskan merawat Bung Karno). ----- Pada 6 Juni 1970, bertepatan dengan hari ulang tahun Bung Karno yang ke-69, Rachma dan Guruh menjenguk Bung Karno di Wisma Yaso. Rachma masih ingat, saat itu Bung Karno tengah berbaring di sofa. Sekujur tubuhnya bengkak. Suaranya sudah takjelas lagi. Begitu juga dengan pandangan matanya. • Dalam kunjungan itu, Rachma memotret Bung Karno. Foto itu kemudian diberikan Rachma kepada seorang jurnalis kenalannya. Foto itu pula yang akhirnya membuat Rachma mesti berurusan dengan Corps Polisi Militer (CPM). • Beberapa hari setelah kunjungan Rachma itu, Bung Karno dilarikan ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD). Kesehatannya semakin memburuk. • Pada 20 Juni 1970, Mohammad Hatta yang dilapori kondisi kesehatan Bung Karno menjenguk sahabatnya itu, setelah sebelumnya ia harus menulis surat bernada tegas kepada Soeharto. Pertemuan itu berlangsung haru dan kedua founding fathers itu sempat bernostalgia dengan bercakap-cakap menggunakan bahasa Belanda. • Pada 21 Juni 1970, sekitar pukul 04.30 WIB, pihak RSPAD menghubungi Rachma. Dia diminta segera ke RSPAD menemui Bung Karno. Sekitar pukul 07.00 WIB, Rachma dan saudara-saudaranya dipersilakan memasuki ruang rawat Bung Karno. Alat bantu pernapasan dan jarum infus telah dilepas. Bung Karno tergolek lemah. Matanya tertutup rapat, napasnya satu-satu. Taklama, malaikat maut menjemput sang Proklamator. ➖ 📖 (disarikan dari berbagai sumber) Repost for @presidensukarno ----- 🇮🇩 #HaulBungKarno Mari selami kembali kehidupan dan dunia pemikiran @PresidenSukarno sebagai satu ikhtiar kita untuk tidak meninggalkan sejarah. Selami, Saudara-saudara, dan berjuanglah terus! ----- #BungKarno #Sukarno #Soekarno #IrSukarno #IrSoekarno #PresidenSukarno #PresidenSoekarno #Sukarnois #Soekarnois #Koesno #Kusno #KoesnoSosrodihardjo #KusnoSosrodiharjo #Matahatipemuda #Sejarah #Indonesia #SejarahIndonesia #Jasmerah https://www.instagram.com/p/CQYHj7Xj9Ke/?utm_medium=tumblr
0 notes
potolawas · 5 years
Photo
Tumblr media
Pintu masuk/gapura ke rumah ir. Soekarno di Batavia. Dan salah seorang penjaga adalah anggota TRI, circa 25 Februari 1946. • 📸: Poll, Willem van de • #potolawas #potolawasjakarta #sejarahjakarta #potolawas #potolawassoekarno #jakarta #proklamator #soekarnohatta #irsoekarno #sukarnois #sukarnois #presidensoekarno #kusno #koesno #rumahsoekarno https://www.instagram.com/p/By-WZVGnkKF/?igshid=5fuz375u1l0f
0 notes
jeffreywibisono · 5 years
Video
Jangan mewarisi abu Sumpah Pemuda, tapi warisilah api Sumpah Pemuda. • Kalau sekadar mewarisi abu, Saudara-saudara akan puas dengan Indonesia yang sekarang sudah satu bahasa, satu bangsa, dan satu tanah air. • Tapi ini bukan tujuan akhir. *BK ---- Referensi: Pidato Sukarno pada peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-35, 28 Oktober 1963. ---- 🇮🇩 #Jasmerah Mari selami kembali kehidupan dan dunia pemikiran @PresidenSukarno sebagai satu ikhtiar kita untuk tidak meninggalkan sejarah. Selami, Saudara-saudara, dan berjuanglah terus! ---- Reposted from @presidensukarno . . #BungKarno #Sukarno #Soekarno #IrSukarno #IrSoekarno #PresidenSukarno #PresidenSoekarno #Sukarnois #Soekarnois #Koesno #KoesnoSosrodihardjo #SumpahPemuda #SumpahPemuda2018 - #regrann https://www.instagram.com/p/BzwadMMHfBc/?igshid=ywfb3mvtm4x7
0 notes
rmolid · 4 years
Text
0 notes
mojokco · 9 years
Text
Sukarno Si Perokok Baik
Bisa menangis itu koran-koran yang sudah menghabiskan berhalaman-halaman menerangkan tentang pemikiran dan sepak-terjang Sukarno, Pancasila, dan segala tetek-bengeknya di tanggal ulang tahunnya 6 Juni (1901-2015). Jurnalis dan penulis kolom-kolom itu makan teman ati saat tahu bahwa rakyat Presiden Joko Widodo lebih tertarik dengan antusiasme, yang masaolo warbyasa-nya, pada soal “kacangan”: di kota mana Sukarno lahir, Blitar atau Surabaya?
Ini mirip dengan soal yang juga tak habis-habis di dua kabupaten bertetangga di Jawa Timur: Gunung Kelud itu punya siapa, orang Blitar atau Kediri?
Rakyat Jokowi yang berusia muda dengan enersi yang meluap-luap ternyata butuh pilihan-pilihan yang simpel, sebagaimana Bapak Jokowi juga suka yang simpel-simpel. Simpel itu revolusioner, kata Sukarnois radikal. Dan dalam banyak hal, perampok dan pemburu cinta garis keras juga punya prinsip yang sama. A atau B! Merdeka atau Mati! Uang atau Nyawa! Aku atau dia!
Sukarno juga orangnya simpel; terutama soal merokok. Istana Merdeka atau Istana Negara memang tertutup buat para perongrong “Persatuan Nasional”, proyek agung Si Bung, tapi cukup ramah untuk perokok.
Lho, Sukarno perokok? Di Istana Negara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta?
Untuk soal ini, Presiden Joko Widodo bakal berhati-hati minta pertimbangan jawaban dari Bapak Sukardi Rinakit yang mungkin tak nyenyak tidurnya di pekan “Pancasila-Sukarno” 2015 ini. Karena itu, saya anjurkan Pak Jokowi bertanya kepada Mangil Martowidjojo, si kumendan Detasemen Kawal Pribadi si Bung Besar.
Dalam kesaksiannya, si Mangil membenarkan bahwa merokok di kantor presiden bukan praktik kejahatan. Merokok di Istana adalah sesuatu yang lumrah.
Presiden Sukarno itu perokok. Merek rokoknya State Express “555”. Si Bung Besar biasanya merokok sehabis makan. Kalau pagi, si Bung yang lahir di Surabaya (versi bisikan Bapak Rinakit, Blitar) itu suka minum kopi tubruk dengan takaran: satu cangkir diisi sesendok kopi dan satu setengah sendok gula. (Maafkan Bung Besar ya, Mas Pepeng “Klinik Kopi”).
Sukarno tahu betul komposisi jumlah rokoknya dalam kaleng. Sekaleng jumlahnya 50 batang. Sebagai perokok kelas ringan (wajib dua batang sehari sehabis makan), Sukarno suatu hari masygul dan tak habis pikir. Bagaimana mungkin persediaannya 50 batang bisa habis dalam satu hari saja.
Mangil orang pertama yang diinterogasinya. Diketahuilah, teman-temannya sesama pengawal si Bung yang menyikatnya. Maka dari itu, tugas si Kumendan bukan hanya mengurusi pakaian dan tongkat si Bung, tapi juga persediaan rokoknya jika sewaktu-waktu dibutuhkan.
Kepada si Kumendan, Sukarno memberi nasehat: “Mangil, kamu itu selalu dekat Bapak. Ibaratnya kamu harus selalu pegang baju Bapak sebelah belakang. Mangkanya kamu sebaiknya selalu membawa sakarin dan korekapi. Sungguhpun yang minta api itu bukan saya, tapi orang lain yang mau merokok, kamu dapat pahala.”
Wew, memberi korekapi saja dapat pahala, apalagi sekalian dengan rokoknya. Sungguh itu akuntansi pahala yang simpel. Baik hati dan bijak bestari ya si Bapak Bung ini kepada perokok; sebijak Bung Abraham Lincoln yang santai-santai saja saat di ruang kerjanya Si Sekretaris Kabinet menyulut rokok.
Walaupun respek kepada sesama perokok, Bapak Bung tak segan-segan menghardik perokok urakan yang sembarangan buang puntung terakhir hisapannya.
Saat Si Bapak Bung jalan-jalan pagi, ia terhenti di pos jaga Istana Negara. Matanya tertumbuk pada puntung rokok di tanah. Kepada penjaga Si Bapak Bung bertanya: “Siapa yang suka merokok? Keluarkan, saya mau lihat merek rokokmu apa?”
Setelah si petugas jaga mengeluarkan rokok dari sakunya, rupanya mereknya berbeda dengan puntung rokok yang masih terkapar di tanah. Sudah, si Bapak Bung mengambil tindakan yang simpel: menunduk dan memungut puntung rokok itu dan meletakkannya di asbak di meja pos jaga sambil mengeluarkan nasehat untuk selalu jaga kebersihan.
Simpel. Nggak pake ribut, apalagi pakai kultwit dan menyebarkan petisi, seperti nasib malang menimpa Menteri Khofifah saat menyumbang sembako+rokok kepada warga yang tinggal di pedalaman.
Intinya jaga kebersihan. Hidup yang seimbang. Merokok iya, tapi lihat-lihat tempat dan jangan buang puntung rokok sembarangan. Tak lupa si Bung Besar selalu membiasakan banyak minum air putih dingin tanpa es.
Selamat ulang tahun untuk Si Bapak Bung. Salam 555!
0 notes
atadite · 6 years
Link
Markas Prabowo-Sandi Pindah Jateng, NasDem: Pasti Tim Jokowi Tidak Tidur:
Tumblr media
Irma Suryani Chaniago menyebut para Sukarnois akan merapatkan barisan https://www.jitunews.com/read/91867/markas-prabowo-sandi-pindah-jateng-nasdem-pasti-tim-jokowi-tidak-tidur @jitunews JITU NEWS Indonesia - Berita Nasional, Politik, Peristiwa, Pangan, Energi, Air, Dan Gaya Hidup #Jitunews #Pertanian #Energi #Air
0 notes
infoair · 6 years
Link
Markas Prabowo-Sandi Pindah Jateng, NasDem: Pasti Tim Jokowi Tidak Tidur :
Tumblr media
Irma Suryani Chaniago menyebut para Sukarnois akan merapatkan barisan @jitunews: JITU NEWS Indonesia - Berita Nasional, Politik, Peristiwa, Pangan, Energi, Air, Dan Gaya Hidup
0 notes
tuarade · 7 years
Text
Pemuda?
Izinkan ku sampai kan kekaguman pada seorang anak muda dalam coretan setitik sejarah. Namanya Sutan Syahrir seorang di balik lahirnya Sumpah pemuda. Yang saat itu masih bersekolah di SMA. Ia sangat di senangi oleh mahasiswa yang selalu berkunjung ke rumah Bung Karno. Namun kata-katanya begitu sangat di ingat salah satu Mahasiswa. Dengan kepolosannya, ia berkata, " kalian bicara persatuan, tapi tanpa suatu tindakan penjiwaan tentang persatuan itu mana bisa?, persatuan itu bukan sekedar konsep untuk menyatukan perjuangan, tapi ia sebuah gagasan baru, sebuah jaman baru, dan lebih besar lagi 'persatuan' itu adalah peradaban baru. Bisa nggak kalian buat peradaban baru bernama Indonesia. Sebuah peradaban yang bisa seagung peradaban Romawi, atau peradaban Eropa. Itu lah tujuan dari persatuan". Keren kan? Seorang anak muda dengan pikiran yang sudah bisa menjangkau jauh ke masa depan. Bahkan ia tidak bisa hadir karena masih melaksanakan ujian kelulusan di tingkat SMA.
Sekarang aku bahkan tersinggung dan malu dengan sebuah foto pada salah satu media massa. Memperhatikan seorang penjual es yang memberi hormat pada upacara memperingati hari Sumpah pemuda ke 78 di kabupaten Karawang . Di depannya terlihat beberapa pns yang dengan santai.
Lihat pemandangan yang penuh makna dan tanda tanya itu. Pemandangan kontras
Memperlihatkan kecintaan pada ibu pertiwi di belakang orang yang 'katanya' abdi negara. Pemuda itu Begitu khusyu memberi penghormatannya. Itu berbanding terbalik dengan abdi negara yang bahkan masih berswafoto saat pengibaran bendera. Sehingga muncul kesimpulan ku bahwa jiwa nasionalisme seorang tidak bisa di ukur oleh pangkat dan jabatan.
Bandingkan dengan kita yang 'katanya' pemuda
Sekiranya aku malu pada pemuda ini
Sebelum jauh membahas efektivitas peran dan fungsi seorang pemuda terhadap bangsa, apa pernah salah satu dari kita sedekar hormat pada Sang Merah putih dengan penuh penghormatan ?
Karena dari hal kecil seperti itu terbesit makna apa itu arti nasionalisme.
Jadi apa maumu anak muda?
Tumblr media
Sumber
Fp Revolusi Sukarnois. Kisah-kisah dibalik Sumpah pemuda di tulis oleh Anton Dwisunu Hanung Nugrahanto.
Hageuy.com. "Dagang es saat upacara Sumpah Pemuda, yang dilakukan pemuda ini bikin netizen acungkan jempol". Di tulis oleh Nina Nurmalasari
Sisanya coretan pribadi.
Maafkan kalau tulisan yang amburadul.
0 notes
ahmadanshari-blog · 7 years
Text
1928 dan 1948, PKI membantai sejumlah santri dan kyai
Fakta sejarah yang mendekati kebenaran..
Dari berbagai versi, versi ini yang menurutku paling rasional didukung pidato kenegaraan Soekarno dan fakta-fakta sejarah lainnya.
Peristiwa G30S berawal dari informasi yg dibawa oleh Subandrio dari Mesir pada tgl 15 Mei 1965 tentang adanya Dewan Jenderal (Dokumen Gilchrist). Sukarno menanggapi isu ini dgn serius. Pada tanggal 25 Mei 1965, Sukarno memanggil para Menteri Panglima Angkatan untuk meminta kejelasan tentang adanya Dewan Jenderal.
Pada kesempatan tersebut, Letjen Ahmad Yani selaku Menpangad dgn tegas menyatakan bahwa Dewan Jenderal tidak ada, yang ada adalah Dewan Kepangkatan Tinggi (Wanjakti) yg bertugas memberi masukan atau pendapat kepada Menpangad tentang kepangkatan dan jabatan Perwira Tinggi di tubuh angkatan darat. Bahkan Jenderal Nasution juga memastikan bila Dewan Jenderal memang tidak ada.
Merasa kurang puas dgn penjelasan Jenderal Ahmad Yani dan Jenderal Nasution, Sukarnopun berusaha mencari kejelasan lebih lanjut. Sukarno memberi perintah pd Brigjen Sjafiudin (Pangdam Udayana) untuk mencari tahu nama2 yg dimaksud, lalu didapat 9 nama. Inilah ke 9 nama yg disodorkan Brigjen Sjafiudin : 1 Jenderal AH Nasution (Menko Pangap/KASAB), 2 Letjen Ahmad Yani (Menpangad), 3 Mayjen R Soeprapto (Deputy II Menpangad) 4 Mayjen MT Haryono (Deputy III Menpangad) 5 Mayjen S Parman (Asisten I Menpangad bidang Intelejen) 6 Mayjen Djamin Ginting (Asisten II Menpangad bidang Operasi) 7 Brigjen DI Panjaitan (Asisten IV Menpangad bidang Logistik) 8 Brigjen Sutoyo (Inspektur Kehakiman AD) 9 Brigjen Sukendro (Asintel Mayjen S Parman).
Akhirnya Sukarno memberi sinyal untuk menindak mereka tapi bulan berganti bulan tak ada perkembangan. Lalu atas bisikan PKI, Sukarno menemukan ide yg dianggapnya cemerlang (menurut pikirannya berdasarkan pengalaman Lenin, Stalin, Mao Tse).
Berdasarkan rekomendasi dari Brigjen Sabur, Sukarno memberi perintah kepada Letkol Untung untuk menindak para Jenderal. Ditentukanlah tanggalnya dan dipilihlah bulan Oktober dgn alasan Sukarno ingin mensejajarkan diri dgn Sovyet & China yg sdh lebih dahulu terkenal dgn Revolusi Oktobernya.
Dalam beberapa kesempatan Sukarno selalu menyebut peristiwa G30S dgn istilah “GESTOK”. Sukarno menolak penggunaan istilah Gestapu atau G30S. Sesuai perencanaan, Operasi penindakan para jenderal mulai dijalankan. Supply persenjataan diperoleh dari Marsekal Oemar Dhani yg merupakan Menpangau waktu itu. ( TNI AU baru melaporkan kehilangan senjata setelah senjata2 tsb disita lewat pertempuran di wilayah Lubang Buaya).
Berdasarkan kesaksian keluarga para jenderal yg menjadi korban, ternyata pada malam kejadian telepon selalu bordering tiap jam hanyak untuk menanyakan keberadaan para jenderal, apakah ada di rumah atau tidak. Pada dini hari pukul 4.00 Wib operasi penindakan para jenderal pun dijalankan. Satu persatu para jenderal diculik dari rumah mereka masing-masing.
Namun operasi penindakan para jenderal ini Gagal Total karena ternyata Nasution berhasil meloloskan diri Walau tahu kalo operasi penindakan para jenderal Gagal, namun operasi tetap dijalankan.
Pada pagi harinya Letkol Untung mengumumkan berita sebaliknya melalui RRI. Letkol Untung memberitakan kesuksesan Dewan Revolusi menghabisi para jenderal yg dianggap menghalangi Revolusi yg dicanangkan Sukarno.
Pengumunan ini ternyata mendapat sambutan diberbagai daerah, seperti Jogjakarta, dimana Kolonel Katamso dan Letkol Sugijono diculik dan dibunuh. Bahkan dibeberapa daerah, para anggota PKI & simpatisan PKI mulai menebar ancaman yg membuat rakyat menjadi kian ketakutan.
Dalam persembunyiannya, jenderal Nasution mengakui kalo dirina merasa gamang dlm menentukan siapa kawan dan siapa lawan yg sebenarna. Akhirnya Nasution memilih KOSTRAD sbg tempat berlindung walau diketahui sebetulnya sbg Benteng Pengendali Keamanan Ibukota adalah KODAM JAYA.
Menjelang sore sekitar pukul 4 lewat akhirnya jenderal Nasution masuk ke Markas KOSTRAD. Jenderal Nasutionpun memberi perintah kepada Mayjen Suharto untuk mengambil alih komando TNI AD. Menindak lanjuti perintah jenderal Nasution, Mayjen Suharto mengirim telegram keseluruh Kodam memberitahukan tentang selamatnya jenderal Nasution dan memerintahkan untuk bersiaga penuh.
Mayjen Suharto pun memberi perintah kepada Kolonel Sarwo Edhie untuk segera merebut RRI & menguasai Halim (daerah Lubang Buaya yg merupakan tempat pelatihan militer para Pemuda Rakyat).
Sejarah mencatat, dari 3 Menteri Panglima yg tersisa hanya Menpangal Laksamana RE Martadinata yg menjenguk Jenderal Nasution saat berada di Kostrad pasca kejadian. Usai mendengar kesaksian Jenderal Nasuton, Laksamana RE Martadinata menyatakan sikap TNI AL yg mendukung TNI AD untuk melawan PKI.
Namun sayang, sikap ini justru membuat karier militernya tamat, karena pada tgl 21 Februari 1966, Laksamana RE Martadinata dicopot jabatannya sbg Menpangal. Ternyata selamatnya Jenderal Nasution waktu itu, menjadi petaka bagi Sukarno dan PKI, apalagi saat ditangkap, Letkol Untung memberi daftar 60 nama prajurit Cakrabirawa yg terlibat langsung.
Harap diingat, pada malam peristiwa Letkol Untung memberi memo kepada Sukarno saat seminar para Arsitek. Setelah membaca memo tsb Sukarno menyelipkan ucapan yg dikutip dari kisah Ramayana/Mahabrata tentang membunuh saudara kandung demi pencapaian tujuan.
Perlu diketahui, sehari sebelum peristiwa terjadi ternyata Sukarno sdh menjanjikan posisi Menpangad kepada Mayjen Mursjid yg merupakan orang nomor 2 di Kemenpangad waktu itu. Mayjen Mursjid adalah Deputy I Menpangad yg tdk turut menjadi target saat itu padahal Deputy II & Deputy III turut menjadi korban saat itu.
Para Antek2 PKI yg berkedok Sukarnois mencoba memelintir peristiwa G30S dgn mengabaikan “Selamatnya” Jenderal Nasution. Padahal beliaulah yg membuat semua skenario & rencana Sukarno menjadi berantakan. Lalu tindakan Sukarno yg justru mencopot jabatan Jenderal Nasution dari jabatannya sbg Menko Pangap/Kasab, semakin memperkuat kecurigaan akan keterlibatan Sukarno. Tindakan pencopotan ini seolah menunjukan kalo Sukarno Gak Suka kalo Nasution berhasil selamat.
Pasca peristiwa pembunuhan para jenderal di Lubang Buaya, situasi Eskalasi politik di Indonesia semakin memanas. Rakyat mulai turun kejalan menuntut pembubaran PKI tapi Sukarno seolah tak bergeming membela keberadaan PKI. Bahkan saat berpidato didepan Front Nasional tgl 13 Februari 1966, di daerah Senayan, Sukarno kembali dgn lantang memuji PKI dgn mengatakan, “Di Indonesia ini tidak ada partai yang pengorbanannya terhadap Nusa dan Bangsa sebesar PKI”.
Mendengar pidato Sukarno yang keukeuh membela PKI, tuntutan mahasiswa dan rakyat semakin menguat untuk melengserkan Sukarno. Menghadapi tuntutan mahasiswa dan rakyat yang semakin meluas, akhirnya Sukarno mengeluarkan SP 11 Maret ditahun 1966, yang isinya memerintahkan Letjen Suharto sebagai Menteri Panglima Angkatan Darat untuk segera mengendalikan situasi dan keadaan dengan mengambil tindakan yang dianggap perlu demi menjaga keamanan dan kestabilan pemerintahan. Namun Sukarno cukup cerdik dengan menyelipkan perintah untuk menjaga dan menjamin keselamatan pribadinya. Sukarno menyelipkan perintah menjaga dan menjamin keselamatan pribadinya dengan menyematkan berbagai gelar yang disandangnya.
Berdasarkan SP 11 Maret, Letjen Suharto mulai mengadakan pembersihan atas unsur-unsur PKI di pemerintahan termasuk menangkapi beberapa menteri dan pejabat yang terlibat PKI. Tindakan Letjen Suharto mendapat kritikan dari Sukarno yang ditanggapi Suharto dengan memasang dirinya sebagai tameng untuk menjaga nama baik Sukarno.
Pasca terbitnya SP 11 Maret, situasi keamanan Negara mulai kondusif dan terkendali. Gejolak demontrasi anti pemerintah mulai mereda. Namun situasi kembali memanas saat Sukarno mengawini gadis belia, Heldy Jaffar yang berusia 18 tahun dibulan Mei 1966. Perkawinan ini menjadi puncak kemarahan rakyat dan menjadi bukti “Ketidak Pedulian” Sukarno terhadap kondisi dan situasi Negara. Rakyat melihat ternyata Sukarno lebih mementingkan kepentingan pribadinya dibanding kepentingan Bangsa dan Negara.
Akhirnya tuntutan rakyat dijawab oleh MPRS yang diketuai oleh Jenderal AH Nasution. Pada bulan Juni 1966, Sukarnopun diseret ke SU MPRS untuk dimintai pertanggung jawaban. Inilah awal kejatuhan Sukarno dimana 2 nota pembelaannya yang diberi judul Nawaksara I dan II ditolak oleh MPRS. Mandat Sukarno sebagai Presidenpun dicabut MPRS pada bulan Maret 1967. Selanjutnya MPRS memilih dan mengangkat Letjen Suharto sebagai Plt Presiden. Terlukis kesan ketidak relaan di wajah Sukarno atas pencopotan dirinya dari kedudukan Presiden.
Berdasarkan Tap MPRS no 33 tahun 1967, MPRS memerintahkan kepada Plt Presiden, Jenderal Suharto untuk melakukan proses hukum kepada Sukarno sesuai ketentuan hukum yg berlaku, namun Suharto hanya mengenakan status Tahanan Rumah tanpa pernah berusaha mengajukan Sukarno untuk diadili. "Mikhul Dhuwur Mendhem Jero" menjadi alasan Suharto agar Bangsa Indonesia tdk memperlakukan Sukarno seperti pesakitan/pecundang. Sikap Suharto ini dipertegas dgn pidatonya di depan Sidang MPRS pd tahun 1968, agar kita lebih baik mencurahkan tenaga & pikiran dlm menghadapi masa depan bangsa Indonesia dibanding mempermasalahkan masa yg lalu.
Pada kenyataannya, Suharto memang tidak pernah mengajukan Sukarno kedepan sidang pengadilan manapun. Bahkan sebagai bentuk penghormatan, pada tahun 1986 Suharto memberikan gelar Pahlawan Proklamasi kepada Sukarno & Hatta. Mendirikan Tugu Proklamasi untuk menghormatinya serta menyematkan nama Sukarno-Hatta pada nama Bandara Internasional Indonesia.
Dan terakhir, Suharto menyematkan foto Sukarno-Hatta pada lembaran uang kertas Rp.100.000,- NB : 2 Nama dari 9 nama jenderal yg menjadi target operasi berhasil selamat karena pada malam kejadian tidak berada ditempat/dirumah.
Mayjen Djamin Ginting berada di Medan saat peristiwa terjadi. Brigjen Sukendro berada di luar Jakarta saat peristiwa terjadi. Pasca peristiwa, Mayjen Djamin Ginting turut berlindung di Markas Kostrad bersama Jenderal AH Nasution.
Kronologis Kejadian G30S diatas ditulis oleh beberapa mantan aktivis 66. Bagi Buzzer JASMEV/PROJO & Orang2 yg Sok Ngaku Sukarnois, saya persilahkan untuk membantah Kronologis diatas dengan cara menulis Kronologis Kejadian sebagai pembandingnya.
Saya persilahkan kalian untuk memasukan semua tuduhan kalian kepada pak Harto, tapi saya ingatkan untuk tidak melupakan situasi selamatnya jenderal Nasution yg berlindung ke Markas Kostrad waktu itu. Bila kalian masih tidak mampu untuk menuliskannya maka berarti kronologis yg ditulis para mantan aktivis 66 diatas adalah BENAR & TIDAK TERBANTAHKAN.
#DariStatusFB Agus Santoso
0 notes
harianpublik-blog · 7 years
Text
Jadi Inspektur Upacara Di Kampus, Prabowo Terbukti Diterima Semua Kalangan
Jadi Inspektur Upacara Di Kampus, Prabowo Terbukti Diterima Semua Kalangan
Kehadiran Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai tamu undangan dalam upacara memperingati kemerdekaan Republik Indonesia di Universitas Bung Karno secara tidak langsung sudah menujukan kekuatan politiknya.
Pasalnya, dengan membangun komunikasi dengan kampus seperti ini akan semakin mengikis isu sumir yang selama ini kerap menyerang Prabowo.
Begitu penilaian Direktur Eksekutif Nurjaman Center for Indonesian Democracy (NCID) Jajat Nurjaman kepada redaksi, Kamis (17/8). 
“Kunjungan ke kampus-kampus untuk beberapa tokoh nasional termasuk Prabowo mungkin sudah merupakan hal yang biasa, namun menjadi tamu dan memberikan arahan dalam upacara peringatan hari kemerdekaan 17 Agustus ini tentu merupakan satu hal yang berbeda, hal ini juga seolah ingin menunjukan jika Prabowo mampu di terima di semua kalangan terlebih kaum intelektual kampus,” ujar Jajat.
Menurut Jajat, selama ini Kampus Universitas Bung Karno di kenal satu-satunya kampus yang lebih menonjolkan nilai-nilai perjuangan bung Karno yang dikenal dengan Sukarnois. Di sisi lain momentum ini sekaligus dapat menjadi pesan politik jika Prabowo adalah tokoh yang mampu dan bisa merangkul semua golongan.
“Adalah wajar jika penerimaan tokoh politik di dalam kampus  terjadi pro dan kontra, karena hal ini demi menjaga nilai-nilai luhur dunia pendidikan dan terlepas dari politik praktis. Akan tetapi fenomena seperti ini juga sangat jarang sekali terjadi di dunia kampus yang menjadikan tokoh politik menjadi tamu kehormatan upacara kemerdekaan,” terangnya. 
Jajat memandang, langkah dari pihak kampus UBK ini patut diapresiasi yang berani secara terbuka mengundang para tokoh-tokoh politik dalam upacara kemerdekaan.
rmol
Sumber : Source link
0 notes
rangga0411 · 7 years
Link
via Berita Hari Ini http://ift.tt/2sTbhoU
Nama Tsamara Amany belakangan ini lagi gencar diperbincangkan oleh warganet berkat keberaniannya menantang menantang politikus Partai Keadilan Sejahtera sekaligus Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah. Gak hanya melalui twitwar, doi juga membuat 5 video singkat yang bertajuk “5 Sesat Pikir Fahri Hamzah” dan sempat debat secara terbuka melalui acara Indonesia Lawyers Club yang tayang di TvOne.
Sebenarnya Tsamara Amany itu siapa sih? Untuk tau lebih dalam, yuk kita simak beberapa fakta menarik tentang dirinya berikut ini.
Fakta Tsamara #1
Sumber : instagram @tsamaraDKI
Nama lengkapnya Tsamara Amany Alatas, lahir pada 24 Juni 1996 yang artinya doi masih berusia 21 tahun. Tsamara merupakan mahasiswi semester VI Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Paramadina.
Fakta Tsamara #2
Sumber : instagram @tsamaraDKI
Mulai aktif berpolitik saat Joko Widodo diangkat menjadi Presiden. Kini ia menjabat sebagai ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia Bidang Eksternal. PSI sendiri merupakan partai politik baru yang didirikan pasca pemilu 2014 yang diketuai oleh mantan presenter berita, Grace Natalie. Partai ini cenderung mengambil target partisipan kalangan anak muda, perempuan dan lintas agama.
Fakta Tsamara #3
Sumber : instagram @tsamaraDKI
Pernah magang di Balai Kota saat Basuki Tjahja Purnama menjabat sebagai Gubernur. Tak hanya itu, ia juga merupakan co-founder dari lembaga swadaya masyarakat non partisan yang memperjuangkan hak-hak perempuan.
Fakta Tsamara #4
Sumber : instagram @tsamaraDKI
Gadis yang akrab disapa Sammy (bukan Sammy Kerispatih ya :D) ini pernah menjadi saksi dalam materi persyaratan calon independen pada Pilkada yang diajukan oleh Gerakan Nasional Calon Independen pada Mahkamah Konstitusi.
Fakta Tsamara #5
Sumber : http://twitter.com/tsamaradki
Mendklarasikan diri sebagai Sukarnois, Sammy mempunyai cita-cita menjadi Gubernur DKI Jakarta kelak. Tepat seperti apa yang dia tulis di bio akun twitternya yang sudah memiliki logo centang biru. Sammy sendiri kini memiliki lebih dari 40 ribu pengkit di twitter. 
Nah itu dia fakta singkat seputar Tsamara Amany Alatas, politikus muda yang gak hanya cantik, namun juga cerdas. Gimana milenials? Tertarik untuk terjun ke dunia poltik juga?
قالب وردپرس
0 notes
rmolid · 4 years
Text
0 notes
ranahkopi · 7 years
Photo
Tumblr media
*Ruang Sejarah 101* _Silang Sejarah Negeri Bahari_ Ruang Kajian sejarah lintas disiplin ini, diharapkan bisa menerbitkan sebuah kesadaran baru akan nilai penting bangsa Nusantara dalam kancah peradaban global. Sebagai sebuah entitas besar yang nyaris tiada banding di belahan bumi mana pun, sudah saatnya anakanak bangsa di negeri ini mengetahui rekam jejak para leluhurnya, dan menjadikan pusparagam khazanah itu sebagai peta jalan membangun masa depan. Subjek dan Serial Kajian: 1. Pohon Kehidupan Nusantara *Tonggak sejarah dan alurnya* 2. Spiritualitas cum Agama *Anak-Anak Langit di Bumi Nusantara* 3. Susastra *Ragam Aksara Manusia Nusantara* 4. Seni, Budaya, Adat, dan Ulayat *Ranah Empat Matra* 5. Tata Negara/Pemerintahan *Peran-Sumbangsih Nagari* 6. Arkeologi Maritim *JejakJejak Debu* 7. Sistem Ekonomi dan Sosiologi *Arta dan Neraca* 8. Kuliner dan Obatobatan *Tabularasa Nusantara* 9. Perkakas/Metalurgi, Arsitektur, dan Tata Kota *Pandai Besi dan Pengolahan Batu* 10. Astronomi dan Teknologi Penjelajahan *Jelajah Langit dan Laut* Pengampu: * Mpu Herman Sinung Janutama * Radhar Panca Dahana (budayawan) * Roso Daras (Sukarnois) * Mundardjito (arkeolog UI) * Bre Redana (jurnalis senior) * Gus Candra (sufi) * Bonnie Triyana (pakar kolonialisme) * JJ Rizal (sejarahwan) Penyelia: Ren Muhammad Digelar perdana pada Sabtu, 27 Mei 2017. Persembahan Yayasan Aku dan Sukarno, Ranah Kopi, dan Khatulistiwamuda. (at Ranah Kopi)
0 notes
rmolid · 4 years
Text
0 notes