Tumgik
#tandatangan
kbanews · 1 year
Text
Soal Kewenangan, Anies: Alexis Ditutup Cukup dengan Selembar Kertas dan Tanda Tangan
JAKARTA | KBA – Bakal calon presiden (Bacapres) Anies Baswedan mengatakan perubahan bisa dilakukan jika memiliki kewenangan. Hal itu disampaikan Anies ketika menghadiri acara Senam Sehat yang digelar Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kabupaten Bogor di Stadion Panahan Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu, 17 September 2023. Awalnya dia berbicara soal…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
dinisuciyanti · 6 months
Text
THR
Dulu, semasa SD, aku rajin sekali tarawih di masjid depan rumah (tinggal nyebrang), datang 30 menit sebelum adzan isya, agar bisa main-ngobrol dulu dengan teman. Tak lupa jajanan sarimie dikremes dimakan mentah yang aduhai enak sekali. Meskipun solat-nya enggak full, banyak mainnya sama capek, di-akhir tarawih ikut berbondong-bondong minta tandatangan imam di buku ramadan.
Pas subuh, kadang bapak maksa aku solat ke mesjid, yang berujung ketiduran pas ustadz nya dakwah, terus dibopong bapak ke rumah. Sehabis itu, aku enggak pernah mau ke mesjid subuh lagi, takut ketiduran lagi, malu.
Waktu itu, full datang tarawih karna, selidik punya selidik, akan ada THR (amplop) buat anak-anak yang rajin ke mesjid, dibagikan di akhir ramadan. Tentu saja itu penyemangatku, seperti anak-anak lain. Tapi, anehnya aku gak pernah kebagian amplop. Di tahun pertama, aku tanyakan pada bapak, "amplop ku mana?". Beliau jawab, "gak ada". Di tahun kedua, pertanyaan dan jawaban berulang. Begitu pun di tahun-tahun selanjutnya, sampai aku lulus SD. Aku pun enggak pernah nanya kenapa, atau kepo.
Baru lah pas aku SMP, bapak ku cerita, kalau sebenernya anak-anak beliau (aku dan kakak-kakak ku) itu dapat amplop dari masjid, TAPI beliau tolak T___T katanya, buat yang lain aja, anak-anak gak perlu. Pas denger itu kayak, ya alllaaahhhhh... seumur-umur w gak pernah ngerasain dapet THR dari masjid gara-gara bapak w...
3 April 2024
11 notes · View notes
nafidzatulilmi · 6 months
Text
RAMADHAN DAY 4
14-15 Maret 2024
Bismillahirrahmanirrahiim...
Petang berjumpa di perjalanan bersama dengan waktu berbuka puasa. Tiba di rumah ada bude saya yang baru selesai sholat dan menyuguhkan makanan berbuka puasa. Paham karena sesudah perjalanan jauh. Namun, rupanya urusan tentang pendaftaran OPSI belum selesai. Komunikasi perihal proses input berkas yang lumayan banyak masih berlangsung bahkan hingga selesai shalat tarawih. Oh ya, tak hanya saya rupanya, beberapa rekan saya di FIM yang berprofesi tenaga pendidik di sekolah lain juga disibukkan dengan administrasi lomba kedinasan termasuk OSN. Heheheh. Karena dalam situasi sudah tiba di rumah,yang di Pamulang, artinya saya melaksanakan tarawih di Masjid Jami' Istiqomah. Masjid yang punya sejarah juga buat saya, karena dulu ketika usia 5 hingga 6 tahun mainnya kesini. FYI: Saya lahir dan besar di Pamulang, hingga usia 6 tahun, sebelum akhirnya pindah ke Tigaraksa. Jadi Tangsel memang tanah kelahiran saya, wajar jika betah disini karena ada feel dan relasi hati. Urusan perjuangan perihal administrasi masih berlanjut hingga akhirnya drama muncul. Jleb. Satu berkas Surat Rekomendasi Kepala Sekolah belum ada, dengan kondisi deadline hingga pukul 23.59 WIB. Surat yang butuh tandatangan kepsek. Mulai pasrah sepertinya tak jadi daftar karena berkas tak lengkap, dan tidak berkecil hati pula karena tak ada ekspektasi hasil untuk lomba OPSI tingkat Nasional ini. Barulah ketika beberapa berkas sudah diunggah, tibatiba operator sekolah japri bahwasannya Surat Rekomendasi tersebut sudah jadi. MasyaAllah tabarakallah... Sat set bikin lega.
Alhamdulillah rasanya sudah kelar urusan perduniawian tersebut hingga pukul 23.30 WIB. Saatnya memberi hak untuk tubuh dan kembali ke urusan ruhiyah. Kalau tidur pukul segitu, kelihatan kan endingnya seperti apa, ya, telat bangun. Baru bangun ketika pukul 03.50 WIB. 😭 But its, okay. Kali ini sahur bersama bude dan pakde, dan seperti Ramadhan tahun-tahun sebelumnya, kami makan sambil menyaksikan serial Para Pencari Tuhan jilid sekian. Sudah kayak tradisi tiap Ramadhan loh ini. Pakde sangat menyukai series ini. Ada value dakwah dan Islam yang ditanamkan juga. Jum'at, pagi ini setelah sahur dan subuh jama'ah, adalah kembalinya aktivitas kegiatan belajar mengajar di sekolah, dengan jadwal pelajaran khusus edisi Ramadhan. Oh iya, pagi harinya saya berkomunikasi juga dengan salah satu sahabat saya, bernama ilmi alias iil alias Desy, whatever lah. Qadarullah orang ini jadi moderator kelas tadabbur Ahlan pagi ini wkwk. Ya, saya rutin sedekah melalui beliau namun di bulan Ramadhan ini Jumat Berkah rupanya berbeda. Barakallah, saya doakan Iil dan rekan-rekannya diberi kelancaran rezeki dan selalu dalam lindungan Allah untuk jalan kebaikan. Konsep tetap sama, bagi bagi makan gratis namun kali ini untuk berbuka puasa. Oh iya, salam buat ibu-ibu yang masak yaaa ^_^
Well, aktivitas pagi berangkat ke sekolah sebelum jam 06.00 mengharuskan saya absen ikut kelas tadabbur bersama Ahlan Ramadhan. Namun rupanya masih sempat ikut ketika sampai di sekolah. Selama bulan Ramadhan, akktivitas di sekolah agak berbeda. Siswa/i pulang ba'da zuhur, dan pegawai, staff, guru, sudah pulang pukul 14.00 WIB, lebih awal dari waktu normal. Pertemuan awal pagi ini, saya sebagai ketua Sumatif Tengah Semester (STS, kalau dulu namanya UTS), masih mengurus siswa/i yang ujian susulan. Standby di ruang komputer sebab ruangan lainnya dipakai untuk beberapa kelompok Bina Pribadi Islami (BPI). FYI : BPI ini program dari yayasan, untuk semua pegawai dan siswa/i, bahasa lain dari mentoring atau liqo. Ya, pagi ini jadwal BPI untuk siswa/i. Mengawas ujian susulan hingga pukul 10.00, lalu akkhirnya masuk ke beberapa kelas untuk mengajar namun belum masuk materi, hanya sekedar mengumumkan nilai hasil ujian STS mata pelajaran IPA.
Ditengah sedang mengawas, bertemu dengan operator sekolah yang dari kemarin sat set mengurus pendaftaran lomba OPSI Nasional. Alangkah terkejutnya saya, ketika berbincang, semua berkas sudah diunggah. Berkas yang dimaksud adalah surat-surat. Bukan proposal penelitian ! Wkwk. Tapi ku tetap tenang dan santai, berbicara seolah kondisi baik-baik saja dan tidak ada kesalahan. Semua obrolan tentang pendaftaran lomba berlangsung santai meski dalam hati, "Waduh!". Ya kalau proposal tidak diunggah berarti tak ada yang dinilai dari lombanya, artinya pasti tidak lanjut tahap selanjutnya. Ya sudah, karena bukan target utama, bahkan tak ada target sama sekali di tingkat nasional, jadi masih bisa legowo. Lomba yang tingkat kota baru dibuka pendaftarannya di hari ini. Aktivitas hingga shalat Jum'at normal, tak ada bedanya. Hanya saja sudah lama selepas Jumatan tak memandang dan mendokumentasikan sesuatu ke luar jendela. Agenda siang hari, ada sosialisasi perihal pembangunan gedung baru TKIT dan SMPIT. Betul, tahun 2025 nanti jika Allah beri waktu panjang untuk tetap berada di sekolah ini, insyaAllah saya akan pindah. Pindah gedung maksudnya. Terlihat tak sabar menantinya karena bagian dari program pengembangan yayasan, namun ada sisi lain dari hati kecil yang memiliki perasaan khawatir, waswas, akan kepastian masa depan karir. Wallahu a'lam, kita tak tahu masa depan seperti apa, hanya Allah yang tahu. Semoga bisa menjadi penguat. Karena UQ adalah salah satu hadiah dari Allah, buah dari ikhtiar dan takdir terbaik hasil sebuah perjuangan dan pengorbanan dalam konteks karir dan keberkahan nafkah.
Waktu sosialisasi hingga pukul 14.00 WIB, tepat waktu pegawai yayasan pulang. Namun saya, tidak langsung pulang ke rumah. Memanjakan dahulu sang sahabat bepergian saya, si Hobel (Honda Blade), yang sudah lama tak mandi dan sangat kotoor. Sembari menunggu Hobel disteam, cukup terkejut melihat sebuah grup whatsapp. Mendengar kabar kondisi sahabat saya dan istrinya, jleb. Tak bisa saya ceritakan, namun doakan yang terbaik. Merasa bahwa saya harus menguatkan. Kita seperti samasama lagi diuji oleh Allah dengan konteks yang berbeda. Menjelang berbuka puasa, melihat bude mempersiapkan makanan untuk berbuka, tentu saya membantu beliau. Termasuk ketika cabut pasang regulator gas elpiji yang gasnya sudsh habis. Apa menunya? Gorengan 😭 Tempe tepung, tahu tepung, its okay. Saya tidak banyak kok makan begituan, yang paling penting harus ada kurma. Baiklah hari ini begitu banyak hikmah perihal kabar-kabar mengejutkan, penguatan hati, dan ujian dari keimanan. Lagi lagi dan lagi, tak henti-hentinya Allah kasih hal yang berkaitan dengan hal-hal tersebut.
Wallahu a'lam bishowwab.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
3 notes · View notes
cocotangaje · 7 months
Text
Udah nyampe ke tahap dimana setiapkali mikirin yang berhubungan dengan kerjaan dada berasa sakit, mata panas, dan bisa langsung nangis sesenggukan.
Semua solusi mentok, semua usaha udah dilakuin, tapi masih belum keliatan cukup. Sumber daya terbatas mau sama ekspektasinya banyak.
Mana udah tanggal 23 dan masih belum tandatangan kontrak pula.
Nangis gak lo jadi gue?
6 notes · View notes
catatanrandoooom · 1 year
Text
25 Juni 2023
Pergi ke IGD karena sudah sesak napas 3 hari, minum salbu sampai yang 4 mg 4 kali sehari tetap gak mempan.
Akhirnya disuruh ke IGD karena mengkhawatirkan. 😂
Sampai di IGD diuap dan disuruh rawat inap karena sesaknya gak berkurang. Dari awal disuruh rawat inap karena sesaknya sudah 3 hari gak sembuh, tapi diuap dulu mau dilihat apa ngaruh atau tidak. Ternyata tidak, hanya mengi-nya yang berkurang. 🥲🥲
Selesai diuap, ditanya sama dokter apa mau rawat inap atau tidak. Tapi kupikir siapa yang jaga Kala kalau ku tak ada, jadi memutuskan bilang "gak usah, Dok".
Dan ternyata di bagian administrasi disuruh tandatangan alasan menolak rujukan rawat inap dari dokter. 🥲. Ku tulis "Anak tinggal sendirian".
Miris, yah tapi mau gimana lagi. 🥲
Memang benar kalau Ibu tuh gak boleh sakit.
Eh boleh saja kalau punya suami, sih. 🙂
Jadi punya tekad baru nanti Kala harus kursus renang untuk terapi asmanya, supaya gak kayak Ibunya seumur hidup tersiksa karena asma. 👌
Sekian.
5 notes · View notes
gladiollsusi · 1 year
Text
Pagi pagi udah mondar mandir kesana kemarin ngurusin berkas.
Ada banyak cemas nya juga sih. Karena banyak bener yang mau diurus.
Mikirin tanda tangan persetujuan yang belum kelar dari mitra. Lembar pengesahan yang juga belum ditandatangani sama pihak yang berkepentingan. Padahal harus dijilid dan dikumpul hari ini.
Juga masalah lain yang belum kelar.
Ini pun lagi di tempat mitra. Nungguin pihak mitra untuk tandatangan persetujuan.
🥹🥺
Emang benar ya, gak ada rezeki yang datangnya tanpa perjuangan.
Tetap harus jungkir balik.
Dahlah, mari kita selesaikan satu persatu.
Semoga ditolong banyak banyak sama semesta.
2 notes · View notes
kangdur · 1 year
Text
Buku dan Kesepianku
Cukup sering aku merasa sepi. Biasalah, kan w suka mengaku sebagai introvert hwhwhw.
Dalam banyak lika-liku kesepian itu, aku juga sering merasa heboh sendiri dalam sepi. Maksudku, aku heboh sendiri saat sendiri. Malah kadang-kadang aku bicara sendiri dan asik sendiri kayak orang indihom, yg bisa lihat hal-hal tak kasat mata. Padahal aku sangat jereh, penakut dgn hal-hal sprti itu.
Oke, skip, kembali ke topik.
Jadi, kemarin, aku beli buku. Ada bazar di gedung Kampung Budaya.
Kukira bakal ada 5-10rb an ky bazaar biasanya yg kutahu. Ternyata ttp mahal-mahal. Misal, harganya 70rb, setelah didiskon jadi? Yap, 69rb!!!! -___-
Meski begitu, aku menekadkan diri untuk setidaknya dpt satu buku. Rasanya sudah lama aku tidak beli buku. Ada perasaan kangen yg aneh yg menjalar di seluruh tubuhku.
Dan, jeng jeng, ... aku dapat bukunya Bernard Batubara "Surat Untuk Ruth". Yeay yeay.
Padahal aku sudah pernah baca bukunya, dulu, saat KKN, pinjem temen satu kelompok.
Tapi ini bukan tentang bukunya, bukan tentang isinya gimana. Ini cuma tentang kerinduan anehku saat membeli/dapat buku baru.
Sesampai di kos, langsung saja kulakukan ritual suci tiap dapat buku baru: Nulis titimangsa, lalu tandanganku, dan namaku. Wkwkwk. Ini sebenernya sanadnya (atau sejarahnya) cukup unik, yaitu aku dan temen sekosku dulu berlomba-lomba siapa yg lebih banyak bukunya. Dan tandatangan itu ada sebab beberapa buku kami judulnya sama, meski beda waktu pembelian.
Sekarang ritual itu punya tambahan makna bagiku, yaitu setiap lihat titimangsa (tgl saat buku itu dibeli/didapat), seketika aku bisa bernostalgia bagaimana peristiwanya, nuansa di sekelilingnya, dll dll. Misal, aku lihat buku yg tulisan titimangsanya tahun 2016. Oh, itu dulu aku beli di gramed, dimana saat itu aku merasa kaya karena uang beasiswa cair, dan masuk ke gramed menjadi semacam prestis tersendiri bagiku (yg biasanya cuma berburu di bazaar satu ke bazaar buku lainnya).
Kurang lebih begitu. Dan buku "Surat Untuk Ruth" ini, mungkin di masa depan nanti, aku akan mengingat bahwa buku ini kubeli ditengah kejenuhanku disengeni, ke stres anku yg tidak kunjung mendapat pencerahan, juga keadaan mental breakdance ku yg sudah kurencanakan kuperbaiki setelah resign kerja dan sampai saat ini msh dibujuk untuk diperpanjang lg seminggu demi seminggu.
Buku ini akan kuingat sebagai kesenangan kecil yg sdh berjasa untuk sedikit meringankan semua beban itu.
Hehehe
5 notes · View notes
salsabilabelaa · 2 years
Text
Cerita Gembor
Perutku sakit. Dia seperti sedang berputar-putar. Aku nggak tau apakah ini karena kopi dari bang juna tadi, atau pecel, atau batagor, atau gembong gembul. Bisa jadi juga karena hujan. Atau karena perasaanku yang meluap-luap. Overwhelming. Aku sepertinya nggak bisa kalau nggak cerita.
Semua ini dimulai dari Kak Zahra dan aktivitasnya untuk mencari tender yang sesuai dengan kompetensi perusahaanku bekerja. Sampailah pada tender pertama yang berhasil kami apply, namun harga penawaran dari kompetitor lainnya lebih rendah sehingga mereka yang berhasil menuju tahap verifikasi dan menang. Selalu ada yang pertama untuk segala sesuatu, termasuk kegagalan. Kata NKCTHI. Masih inget aja.
Ini kedua kalinya kami apply tender dari pemerintah. Kak Zahra, si ahlul search engine kami, sudah mencari berbagai informasi yang ada supaya kami bisa menang. Ceritanya memang ini soal capacity building, sangat sesuai dengan kapasitas perusahaan kami. Singkat cerita, tibalah masa pengumuman untuk perusahaan yang lolos ke tahap verifikasi. Kami ada! Nomor dua paling atas dengan urutan harga terendah! Beda hanya 650ribuan dengan nomor 1. Kekhawatiran mulai bermunculan, tapi keyakinan itu tetap ada. Berhasil dipanggil untuk menuju tahap verifikasi bersama dengan 2--atau 3, aku nggak tau tepatnya--perusahaan lainnya.
Jumat kemarin itu memang tahap verifikasinya. Aku ke kantor biar bisa menemani Kak Zahra. Memang love language quality time. Tahapan verifikasi ternyata memang sangat ketat. Banyak sekali dokumen yang harus diverifikasi, harus hard copy, menampilkan di layar, dan lain-lain. Aku nggak begitu paham. Intinya, aku siap kalau butuh bantuan. Pada percakapan akhir yang kudengar samar-samar itu, bapak-bapak di sana meminta untuk menunjukkan MoU sebagai pembuktian bahwa kami pernah bekerjasama dengan Puskesmas Gembor untuk agenda Capacity Building. Aku paham sih, memang dibutuhkan verifikasi yang super ketat supaya nggak mudah diakali oleh perusahaan-perusahaan bodong yang ternyata nggak punya kompetensi yang diharapkan dalam menjalankan proyek tersebut. Masalahnya, MoU nya itu nggak ada fisiknya. Bukti pembayaran masuk, fraktur pajak, foto kegiatan, semua ada. MoU nya ada, cuma adanya soft file dan itu hanya berisi tandatangan Bang Juna. MoU waktu itu entah ada di mana karena pelaksanaannya di masa pandemi. Sulit sekali lah untuk merapikan berkas yang berpindah tangan melalui kurir. Apalagi orang-orang yang mengurusnya itu sudah nggak bekerja lagi di sini.
Akhirnya, Bang Juna yang menjelaskan keadaannya. "Kondisinya begitu, kami begini apa adanya," kurang lebih begitu, aku nggak begitu ingat. Lalu, bapak-bapak itu menegaskan bahwa harus ada bukti yang bisa ditunjukkan dari pihak penerima jasa. Mereka akhirnya memberikan kami waktu untuk mencari MoU yang entah di mana itu. "Nanti bisa jam 3 sore ya bapak dan ibu, kalau nanti di jam 3 sore PT ini tidak bisa menunjukkan MoU nya, kami anggap tidak bisa menunjukkan bukti berkasnya untuk verifikasinya ya?" Begitu samar-samar yang kudengar. Kenapa samar-samar? Karena saya memang agak bolot. Apalagi kalau ada suara kereta lewat.
Lalu si ngide ini mengide untuk ke Puskesmas Gembor mengambil MoU yang belum tentu ada di sana. Ternyata yang lain pun berpikiran sama. Dengan babibu, seperti ke kamar mandi dulu, bawa bekel dari bang hendar, dan menyiapkan laptop, akhirnya kami pun berangkat. Aku dan Kak Zahra. Naik Motor. Iya, ke Tangerang antahberantah dari Depok. Kata maps sekitar 2 jam. Ini jam sebelas siang.
Tapi, kami nge-print ulang soft file scan MoU yang sudah ditandatangani Bang Juna itu. Kalau semisal file MoU nya nggak ada, kami bisa minta tandatangan Pak Kepala Puskesmasnya lagi dengan file yang diprint ini, begitu jalan pikiran waktu itu. Beliau kan orang pertama pelaku utama, aliasnya tau pasti kondisi saat itu.
Singkat cerita, sampailah kami ke Puskesmas Gembor sekitar jam 13 lewat dengan bokong mati rasa. Kayaknya aku belum pernah menyetir sejauh itu. Sesampainya di sana, terlihatlah mas-mas yang sedang makan siang di parkiran. Skenario awal di kepalaku, aku akan masuk ke bagian administrasi, lalu menunjukkan kartu nama, lalu menceritakan kejadiannya, lalu mencari MoU bersama atau meminta tandatangan Pak Andi sang kepala puskesmas. Namun, puskesmasnya super sepi. Aku bilang ke Kak Zahra untuk coba tanya ke mas-mas itu. Maksudku, tanya masuknya lewat mana dan ke arah mana, gitu. Tapi dia malah langsung curhat ke mas-mas yang sedang makan itu!! Semua cerita dan kronologisnya!! Aku nggak bisa berkata-kata. Jadi aku diam saja.
Tapi, malah mas-masnya juga langsung cerita juga. Bahkan aku belum kasih kartu namaku. Pak Andi sedang rapat di dinas kesehatan. Pasti nggak bisa dimintai tandatangan. Juga bagian administrasi sudah pulang sejak jam setengah 12 tadi. Btw, mas-masnya ternyata perawat yang bekerja di sana. Sudah jauh-jauh, tentunya kami nggak menyerah begitu aja. Kami bahkan kepikiran untuk menghampiri Pak Andi di diknakes, bahkan skenario di kepalaku sudah membayangkan sampai aku akan ketok pintu ruang rapatnya bila memungkinkan. Tapi aku masih punya akal sehat, aku nggak seberani itu.
Sebenarnya, mas-masnya masih makan. Tapi dia cuci tangan lalu menelfonkan pak supir yang mengantar Pak Andi kemanapun beliau pergi. Kalau nggak salah, namanya Pak Joni. Singkatnya, rapat Pak Andi sudah selesai, beliau akan langsung pulang ke rumah tanpa ke puskesmas lagi. Melihat muka kami berdua yang desperate--bahkan kami sempat bertanya boleh nggak disamperin ke rumahnya untuk minta tandatangan--mas-masnya langsung bilang rumahnya jauh. Lebih dekat ke dinas kesehatan. Akhirnya gimana ceritanya tiba-tiba telfonnya sudah berpindah tangan ke Kak Zahra dan ternyata Pak Andi lagi makan di Rumah Makan Sadeli. Aku langsung search, ternyata 20 menit dari puskesmas. "Ditunggu di sini ya," suara dari ujung telfon kedengarannya begitu. Wah, semesta mendukung! Kami langsung pamit sama mas-mas perawat itu yang kami belum tau namanya, lalu jalan ke RM Sadeli.
Di motor, aku sebetulnya yakin aja tapi sambil mikir, ini orangnya yang mana. Gimana cara kita tau dia yang mana. Bayanganku, tempat makannya model restoran sunda yang agak besar gitu dan mungkin agak sepi. Jadi mungkin bisa langsung kelihatan. Ternyata, itu warteg!!! Rame banget ya Allah!! Aku merasa nggak sopan kalau tiba-tiba langsung telfon karena kami belum kenal sebelumnya (sama mas-masnya kami diberi nomor telfon Pak Andi). Tapi tiba-tiba ada yang keluar, "ini yang tadi ya?" Wah semesta mendukung! "iya betul pak," jawabku. "Itu masuk aja di dalem," kata Pak Joni, sepertinya, karena beliau merefer ke orang lain. Tapi di dalem rameeee ya Allah, yang mana coba orang yang kelihatan perawakannya kayak dokter. Tapi alhamdulillahnya ada yang mendekat dan dengan sok iyenya aku kenalan duluan. Lalu dengan singkat menceritakan kebutuhan, kondisi, dan kejadiannya. Beliau bertanya satu dua hal, melihat file nya, dan bersedia menandatanginya lagi.
Si kocak lagi Kak Zahra dengan materainya, dia malah kasih ke aku buat nempelin ke kertasnya. Lah, aku mana bawa apa-apa. "Lem? jepretan? ada ga?" tanyaku. "Gak ada gak bawa," jawabnya. Sepersekian detik aku berpikir harus memutuskan untuk meminta sebutir nasi di warteg itu atau menjilatnya dengan lidahku. Pilihan kedua nggak banget. Tapi itu lebih cepat dibanding meminta nasi. "Minta air aja," kata Pak Andi cepat setelah melihat kebingungan kita. Ah benar juga! Aku langsung mengeluarkan tumbler-ku dan membasahinya. Fyuh, untung saja. Terlambat dua detik bisa-bisa maskerku sudah lepas dan ilerku ada di MoU itu.
Alhamdulillah. Kami sudah sangat bahagia dapat tandatangan beliau. Beliau bertanya seingatku sampai beberapa kali, "ada lagi?". Soal berkas berita acara kegiatan. Ya intinya, kayaknya kami butuh itu dari puskesmas tapi logikanya nggak memungkinkan di saat itu juga. Kami berpikir untuk bikin draftnya lalu print lalu minta tandatangan lagi ke Pak Andi. Tapi itu juga nggak memungkinkan untuk meminta beliau menunggu lagi. Tapi Pak Andi malah bilang itu cuma perlu untuk penyedia barang, kalau penyedia jasa butuh MoU aja. Oke, setidaknya ada argumen yang bisa kami berikan kalau ditanya. "Ada lagi?" tanya Pak Andi, memastikan. Aku sudah kepikiran ini sejak awal sebelum berangkat. "Pak boleh foto nggak? biar ada buktinya gitu," jawabku cepat sebelum Pak Andi memutuskan pulang. "Haha background nya gini banget ya," jawabnya. Ya Allah, bayanganku juga fotonya bakal di puskesmas yang keliatan logonya gituu bukan warteg. Tapi yaudag memang kondisinya begitu. Mission complete, Pak Andi langsung pulang setelah ketemu kami.
Aku dan Kak Zahra langsung melipir ke KFC untuk sholat dan sudah kelaparan. Sehabis sholat, kita baru mempertanyakan kelakuan kita. Kenapa sangat bersemangat dan berdedikasi. Tapi aku juga nggak menyesal. "Kak yang penting kita usaha dulu, ikhtiarnya, kalau nggak ketemu yaudah kita pikirin nanti sambil tanya Bang Juna, kan kita belum tau jadinya gimana. Yang penting kita jujur dan berintegritas, nggak malsuin tandatangan, ceilah pegang idealisme," sefruit obrolan sok iye yang diulang-ulang di awal perjalanan yang jauh ini untuk menenangkan hati kami berdua.
Habis sholat, Bang Juna langsung telfon. Kami diskusi dan lain-lain. Agendanya sore itu adalah menunjukkan MoU dan live ruangan kantor. Bang Juna yang akan live. Lalu Kak Zahra mau langsung menghubungi bapak-bapak yang tadi pagi karena kami sudah pegang MoU nya. Tapi aku bilang ke Kak Zahra kita duduk dulu, beli makan, yang tenang, baru hubungi bapaknya. Skenarionya sudah pas. Tapi, menit itu juga setelah Kak Zahra menghubungi, beliau langsung meminta untuk join teams.
Ngabrut. Kak Zahra langsung ambil posisi. Aku bantu yang aku bisa. Kondisinya, laptop Kak Zahra nggak mau kooperatif. Akhirnya bisa juga join pake hapeku. Ditunjukkanlah MoU yang jauh-jauh kami dapatkan itu. Pertanyaan-pertanyaan mulai bermunculan. "Itu tuh, kenapa materainya dua?" "Kok nggak ada cap puskesmasnya? Biasanya ada cap ya."
Aku bisa melihat emosi Kak Zahra yang naik ke permukaan. Awalnya Kak Zahra masih bisa menjawab seperti biasanya. Perihal cap yang sudah ditanya, kami nggak bisa berbuat apa-apa. "Bilang aja dari sananya udah begitu kak," jawabku sambil bisik-bisik. Oh, sebenarnya yang ikut meetingnya memang diundang untuk Kak Zahra dan Bang Juna. Jadi waktu di KFC, hanya Kak Zahra yang join. Tapi di poin pertanyaan soal cap itu, runtuh sudah pertahanan emosinya.
"Pak, saya ini sudah jauh-jauh dari Lenteng Agung ke Gembor. Naik motor, capek-capek! Cuma buat ambil MoU. Ini saya masih di tempat makan di daerah Gembor. Ini saya dapet MoU nya dari Pak Andi! Kalau bapak nggak percaya, ini saya ada fotonya! Saya perlihatkan ya pak, sebentar. Ini kelihatan kan ya pak! Saya masih pakai jilbab yang sama, baju yang sama dengan yang sekarang. Terlihat kan pak?! Saya ini beneran ambil MoU, ini Pak Andinya. Kalau bapak nggak percaya, yaudah terserah bapak mau gimana lagi."
Aku kaget tapi ketawa sekaligus terheran dan tidak menyangka, "kak hahaha kak sabar kak sabar hahahaha sabar."
"Iya baik ibu, kalau begitu kita cukupkan di sini ya pertemuan ini, terima kasih ibu zahra." Itu suara bapak terakhir yang kudengar. Makin ngabrut. Langsung diakhiri tanpa jadi live kantor. Aku ngakak sepuasnya. Bisa-bisanya. Tapi memang, kayaknya manusia yang punya hati pasti langsung tau kalau Kak Zahra benar-benar meluapkannya dari hati. Bang Juna juga langsung telfon sambil ketawa. Kak Zahra memang bukan pendendam, jadi dia ungkapkan saja supaya tidak ada residu di hatinya.
Sehabis itu langsung hujan. Tidak lupa di tiap hujan yang kami temui hari itu, pasti langsung berdoa untuk menang tender ini. Pulangnya, kami sudah bersepakat, sampai sejauh ini sudah merupakan pencapaian. Kalau kalah pun, perjalanan ke Gembor nggak pernah sia-sia. Kami belajar banyak untuk kesempatan berikutnya. Tapi menang tetap jadi tujuan kami. Kami nggak ada pernyesalan karena sudah berjuang dan berusaha sampai ujung--sampai Gembor. Udah mentok ikhtiarnya. Tinggal tawakal aja sama Allah. "Jika dia memang bisa untukku sini, dekat dan dekatlah. Dan jika dia memang bukan untukku, tolong buat dia untukku ya Allah!!!" nyanyiku lagu Interaksi sebagai doaku di bawah hujan.
Cerita pulang juga sebetulnya nggak kalah kocak. Gantian, Kak Zahra yang menyetir motorku. Baru 15 menit perjalanan, sudah gerimis. Kak Zahra memutuskan untuk pakai jas ujan. Aku mengiyakan karena perjalanan kami memang jauh. Nggak ada yang tau di depan akan sederas apa. Tapi nyatanya, makin ke sana makin ke sini. Nggak dong. Makin ke sana makin panas. "Kak copot aja gak sih ini jas ujannya?" tanyaku, mulai kepanasan. Kami berdua pakai jaket di dalam jas ujan masing-masing. "Hmm, nanggung gak sih bel?" tanyanya. Jelas-jelas ini belum 30 menit dari KFC.
"nanggung apanyaaaa masih sejaamm perjalanan kita, ini juga baru jalaaan," hadeh nggak ngerti lagi. Kami mencopot jas hujan di tengah terik matahari. Itu sekitar jam 4 sore. "kalau ujan lagi di depan, pokoknya aku gamau pake jas ujan!" kataku. "hahaha aku juga!" katanya.
Soal isi bensin juga. Ramai banget deh sore-sore jam pulang kerja. Tapi, kita malah tiba-tiba cuma antre satu motor di depan kita. Isi bensin cepat, langsung balik ke kantor. Wah, semesta mendukung!
Sesampainya di kantor, jangan tanya. Tulang kami sudah mau copot. Kami akan menginap lagi karena nggak ada tenaga pulang. Selain itu, mau lihat hasil pengumuman kayak model SBMPTN, karena di jadwalnya akan diumumkan malam itu. Tak lupa kami ceritakan seluruh kejadian pada Abel yang mana dia dan juga kami ketawa sampai sakit perut. Bener-bener petualangan ini. Mana Si Abel pake bilang, "abis meeting, bisa-bisanya kamu semangat banget buat langsung berangkat, orang mah aku mikir dulu, buka ga ya puskesmasnya, ada orangnya ga ya, gitu!" "namanya juga memang nekat!" kayaknya aku jawab gitu.
Malamnya, sehabis sholat maghrib kita langsung degdegan mau buka pengumumannya. Ternyata, dia diundur ke hari Senin!! Agak lega tapi agak kecewa. Lalu kami mensugesti yang baik-baik seperti: yaa mungkin Allah pengen denger doa kita dulu, mungkin awalnya bukan kita yang menang tapi karena kita ikhtiar dan doa jadi Allah lagi proses buat ganti hasilnya, dan lain-lain.
Sabtunya, saat perjalanan ke parkiran, aku dan Kak Zahra mulai merencanakan persiapan ketika kami menang. Kami nggak mau mendahului takdir, cuma rasanya lebih tenang ketika dipersiapkan. Kami akhirnya mengakhiri kebersamaan petualangan itu dengan makan bubur garut.
Fast forward, Senin. Hari ini. Hari pengumuman. Aku udah janjian ke kantor dengan Kak Zahra supaya punya vibes SBMPTN saat buka pengumuman. Sore, jam 4. Tapi dari pagi kami sudah standby, sambil bekerja sebaik-baiknya. Bapak-bapak itu menghubungi Kak Zahra, kami lolos mampu membuktikan verifikasi berkas!! Ada file yang harus dikirim dan diisi. Belum pengumuman pemenang. Bisa jadi penentuannya meloloskan beberapa perusahaan. Jadi kemungkinannya: 1) salah satu sudah terpilih jadi pemenang, atau 2) terdapat beberapa perusahaan yang lolos sehingga akan "bertanding" untuk merevisi anggarannya menjadi yang paling rendah--yang paling rendah itu baru akan dipilih untuk menang.
Kami nggak berharap yang kedua. Semakin sore semakin degdegan. Rasanya degdegan yang sama seperti pengumuman SBMPTN. Aku sering gugup dan degdegan, tapi degdegan yang ini memang khusus munculnya hanya saat SBMPTN dan pengumuman tender ini. Aku nggak berani lihat, biar Kak Zahra aja. Aku hanya berharap kami nggak terlalu kecewa ketika bukan kami pemenangnya.
Kak Zahra juga nggak berani lihat. Akhirnya Kak Amel yang mencet. Nama perusahaan kami ada di nomor 1! Dengan tulisan P yang diberi tanda bintang. "Menang! eh menang? kenapa ada bintang di P? apa ini maksudnya bintang?" Lah bukannya P itu maksudnya pemenang?
Bang Juna lalu datang dengan solusi, "itu, buka aja yang bagian pemenang." Ah iya. Benar! Wah, semesta mendukung! Alhamdulillah ala kulli haaal. Semua hikmah atas petualangan ini semakin nyata adanya.
"Ini Allah keren banget. Kalo kita berangkatnya lebih lama dari kantor, telat satu menit aja, bisa jadi kita nggak ketemu mas-mas puskesmas. Kelamaan ngobrol sama mas-mas puskesmas, bisa jadi Pak Andi udah pulang duluan. Bisa jadi kita nggak dapet tandatangannya. Bener-bener ya jalannya Allah tuh!" kata Kak Zahra merangkum semuanya.
Gokil. Ini petualangan seru dan mendebarkan yang lama nggak aku rasakan. Kalau sudah selesai dan diceritakan rasanya begitu nggak masuk akal. Seperti wah, keren banget! MasyaAllah! Padahal susah payah juga waktu melewatinya. Kayak kata-kata Harry Potter di HP5, lupa judulnya.
Aslinya, aku juga mau mengunggah di sini soal video waktu melihat pengumuman itu. Tapi rasanya memang nggak semua hal harus disimpan di tumblr. Yang penting kamu ingat tentang kejadian ini dan perasaanya, bel. Ini aku menulisnya dengan sepenuh hati dan ingatan yang tersisa. Nggak semua percakapan yang diatas begitu adanya. Itu berdasar ingatan yang masih ada ini.
Capek juga ya. Dari jam setengah 11 sampai jam 1 malam ternyata ini baru selesai. Gapapa sih. Mumpung masih ingat dan perasaannya nyata. Good job. Besok kita berlari lagi.
Terakhir. Tulisan ini dibuat untuk mengingatkanmu. Bahwa yang namanya ikhtiar itu memang sampai mentok. Sampai nggak ada lagi yang bisa dilakukan. Baru tawakkal. Dari dulu konsepnya begitu. Cuma kadang banyak keraguan yang tiba-tiba datang ketika ingin mulai melangkah. Memang dasar self assurance yang agak rendah. Tapi ENFP memang perlu orang lain yang menyambut idenya, kalau kata Nada.
Dah, mari kita akhiri. Cerita petualangan ini sekali lagi ditulis dalam rangka menebar kebahagiaan dan tentunya cerita petualangan. Seperti yang disebut di Surat Ad-dhuha, kalo nggak salah, bersyukur atas nikmat yang Allah berikan. Nikmat petualangan! Semoga selalu dilindungi Allah dan dilimpahi rahmat-Nya!
4 notes · View notes
otomtalk · 21 days
Text
Awas! Foto Tanda Tangan Kayak Begini Bisa Bikin Gagal Perpanjang
Awas! Foto Tanda Tangan Kayak Begini Bisa Bikin Gagal Perpanjang SIM Online Foto tandatangan merupakan salah satu hal yang harus disiapkan saat mau perpanjang SIM online. Jangan sampai salah, karena proses perpanjangan bisa gagal. Ada beberapa dokumen yang harus disiapkan saat mau melakukan perpanjangan SIM online. Dokumen yang dimaksud adalah e-KTP, foto SIM lama, tanda tangan di atas kertas…
0 notes
adrymenulis23 · 22 days
Text
KEMENTERIAN KESEHATAN TUNJUK MERRY RIANA SEBAGAI DUTA KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Tumblr media
Kementerian Kesehatan RI dengan PT Merry Riana Indonesia telah melakukan penandatangan nota kesepahaman. Kemenkes manggandeng Merry Riana guna untuk terus meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia untuk selalu hidup sehat.
Dalam sambutannya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan pesan melalui sebuah pantun “Jalan jalan ke IKN jangan lihat taman, karena di balik taman terlihat istana. Siang ini kita tandatangan nota kesepahaman dengan Merry Riana”.
Ada 4 ruang lingkup kerjasama MoU diantaranya, penetapan, sosialisasi, dan pelaksanaan Duta Kesehatan; penyebarluasan informasi dan edukasi; peningkatan kapasitas sumber daya manusia kesehatan; pengembangan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat melalui Co-Branding; dan bidang kesehatan lainnya yang disepakati oleh para pihak.
Tumblr media
Merry Riana pun menyambut baik kolaborasi ini dan penugasan ini. Selain Menteri Kesehatan RI Bapak Budi Gunadi Sadikin, hadir juga dalam acara penandatangan Ibu Maria Endang Sumiwi (Dirjen Kesehatan Masyarakat) dan Bapak Rendi Witular (Staf Khusus Menteri Kesehatan)
"Kesehatan menjadi faktor penting kesuksesan dan kesejahteraan Karena dengan tubuh yang sehat, kita memiliki energi dan kekuatan untuk mengejar mimpi-mimpi kita. Kesehatan yang baik juga memungkinkan kita untuk menikmati hasil kerja keras kita.”, ujar Merry Riana.
Tumblr media
Hal ini sejalan dengan visi dari Merry Riana. Selain sebagai Entrepreneur dan Investor, Merry Riana juga sejak lama dikenal sebagai Content Creator yang menyuguhkan banyak video motivasi dan inspirasi. Semua konten yang telah dibuat tentunya banyak memberikan pesan positif untuk bisa memiliki hati dan pikiran yang lebih positif.
“Untuk bisa hidup sehat itu harus diajarkan, sepeti pesan ibu Merry Riana harus ada literasi kesehatan”, ujar Budi Gunadi Sadikin. “Kalau dulu saya harus beritakan di Koran untuk banyak orang tahu, tapi Ikut Podcastnya Merry Riana semua langsung pada tahu, WhatsApp saya jadi penuh”, tambahnya.
Tumblr media
Kesepakatan Kemenkes dan PT Merry Riana Indonesia, ditandai dengan  penandatanganan nota kesepahaman bersama (MoU) antara Sekretaris Jenderal Kemenkes Kunta Wibawa Dasa Nugraha dengan CEO Merry Riana Group, Alva Christopher Tjenderasa yang di saksikan Menkes Budi Gunadi Sadikin dan Merry Riana.
“Saya merasa sangat terhormat bisa berkolaborasi dengan kemenkes dan berkontribusi dalam upaya mewujudkan Indonesia yang lebih sehat melalui penyebarluasan informasi dan edukasi serta pelaksanaan duta kesehatan,” tutup Merry Riana dalam acara penandatanganan MOU bersama Kemenkes.
Penasaran dengan keseruan acara Merry Riana ditunjuk sebagai Duta Kesehatan RI? Simak selengkapnya di sini :
instagram
0 notes
bantennewscoid-blog · 30 days
Text
Dana Beli Alat Rp40 Juta di KONI Banten Diduga Ditilep, Atlet Selancar Ombak Kabingungan
SERANG – Atlet dari cabang olahraga selancar ombak terancam harus menggunakan alat seadanya pada perehalatan PON XXI di Aceh-Sumatera Utara tahun 2024. Pasalnya, dana untuk memberikan peralatan senilai Rp40 juta diduga digelapkan alias ditilep, bahkan tandatangan penerimaan dipalsukan oleh oknum yang tak bertanggungjawab. Otomatis, dengan adanya kasus tersebut membuat dua atlet selancar ombak…
0 notes
fazalisans · 2 months
Text
Habis minta tandatangan kemaren bapak nanya lagi, "gimana, udah kepikiran mau ngejar apa habis ini?". Aku nyengir doang.
Terus bapak bilang, "Harus ada yang dikejar. Coba cari tau kamu senengnya di bidang apa. Cari lingkungan baru, biar bisa tau gimana budaya kerja di research group besar. Harus nyari tantangan, gak bisa berhenti di sini aja, sayang potensinya. Coba belajar ngajar juga"
Terakhir ditanya (lagi), "Udah ada rencana menikah? Mamah di rumah udah nanyain belum? Itu juga penting buat dipikirin"
Aku pun terdiam. Keluar ruangan jadi nambah pikiran 🙃
0 notes
kantorberita · 2 months
Text
Yayasan Pelita Bangsa - KONI Tandatangan MoU, Dedy: Era Digitalisasi Telah Menjalar ke Seluruh Aspek Kehidupan Masyarakat
Yayasan Pelita Bangsa – KONI Tandatangan MoU, Dedy: Era Digitalisasi Telah Menjalar ke Seluruh Aspek Kehidupan Masyarakat KANTOR-BERITA.COM, BENGKULU|| Pada era digitalisasi yang terus berkembang saat ini tidak hanya merambah pada pemerintahan dan swasta, tetapi telah berkembang pada semua aspek kehidupan masyarakat. Hal ini dipaparkan Ketum KONI Provinsi Bengkulu, H. Dedy Ermansyah, SE. “Dalam…
0 notes
inspirasitala · 2 months
Text
Jalan Tebing Siring Resmi Dilepas PTPN IV Ke Pemkab Tala, Tahun Ini Diaspal
TANAH LAUT, inspirasitala.co.id – PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IV dengan Pemerintah Kabupaten Tanah Laut (Tala) melakukan tandatangan kesepakatan dan penyerahan aset jalan Tebing Siring sepanjang 4,7 Km dari PTPN ke Pemkab Tala, Selasa (16/7/24). Penandatanganan dilakukan oleh Pj Bupati Tala, H Syamsir Rahman dan Ihsan Senior Executive Vice President (SEVP) Operation II PTPN IV Regional V…
0 notes
cupacuphie · 3 months
Text
Tumblr media Tumblr media
Loh kok tiba² pasang foto² ini? Mau tau kenapa?
Awalnya memang kalo udah ketemu kawan lama segala cerita keluar. Jadi waktu ketemu itu, kami bahas soal komenan di grup instagram kami tentang salahsatu teman yg tiba² komen dia ga bisa gabung buat nonton Conan karna lagi nonton konser. Trus kawanku ini langsung nyaut kalau dia tuh ga butuh kegiatan apa yg lg temen kami itu lakuin. Sombong apa gimana tuh anak. Ya emang gitu dia mh. Selalu butuh pengakuan. Dan aku malah tiba² lebih ga nyambung lg kalau temen yg ada di foto temen kami itu istri dari cowo yg aku taksir.
Dari situlah manjang ceritaku yg ga pernah aku ceritain ke siapapun. Tapi karna udah terlanjur ya mau gimana lagi.
Jadi cowo difoto itu namanya Muhammad Randy Prakasa. Lupa Muhammad apa Mochamad yah dia th. Dia itu udah masuk kriteria aku banget. Aku suka cowo cameuh, tinggi, humoris, penyuka hobi yg sama karna kami itu seorang wibu anime. Dan ketika kami ketemu lg tuh dia lg hijrah. Mungkin dari sikap dia yg suka tiba² deketin aku dan tiba² melakukan hal² konyol bikin aku tuh malah tertarik sama dia. Aku inget banget dia sempet ngasih rekomendasi lagu jepang judulnya Chippoke Na Ai No Uta. Pas akhir² ini aku translate lagunya jadi A Small Love Song. Dan tau ga lirik lagu terakhir apa artinya? "Semoga lagu ini sampai kepadamu bahwa aku menyimpan perasaan padamu." Kaget bukan main. Sampe aku overthinking masa iya gitu dia ada rasa sm aku? Dulu emang posisi aku msh punya pacar.
Tapi yah gitu lah aku yg selalu ga peka. Trus aku tuh cerita sama temen aku yg nonton konser ini. Eh dia malah jawab "Ah si Randy mh emang suka becanda. Ga usah dihirauin. Kamunya jangan jdi baper yah." Dari situ aku udah gamau berinteraksi lg sama temen aku ini. Bukannya disupport cari celah apa iya atau engga malah dibikin down. But wait aku curhat ke temenku ini kalau ga salah si Randy pernah nanya apa gitu sama aku tapi aku lupa persisnya pertanyaan itu kaya gimana, makanya aku bilang ke temenku ini.
Dari situ aku lost kontak sama temenku ini dan tentunya Randy karna mereka itu punya circle meskipun kami memang dari satu SMP yg sama.
Oke aku masuk foto yg satunya yah. Jadi si Randy ini tiba² ngasih tandatangannya dan bilang kalau² dia jadi artis. Momen pas dia tandatangan itu pas kita lg jadi panitia bukber SMP. Dia tiba² curat-coret di binder aku. Dan aku respon dg kata "iya".
Kira² kalau kamu ada di posisi aku, baper ga si? Mikir kalau doi ada rasa ga sih? Apa aku trlalu kaku sampe² ga ngerti apa itu PDKT?
0 notes
godismightytosave · 4 months
Text
Conversation with animalia
Episode title: Best Day Ever
Season 2 Episode 26
Talk to animalia
Animalia panutannya team spectacular role modelnya pujaannya team spectacular animals whom we look up to koko cece binatang team spectacular adik binatang
Animalia 🤩 koko cece binatang
Team Spectacular adik2 binatang
Jadi adik2 binatang yang baik
Animalia will love you... love you very much...
Dapat poster Animalia dan tandatangan Animalia
Conversation with Animalia will continue in the next episodes... go on...
Disney Let's go team spectacular
0 notes