AMERICAN OF THE DAY [APRIL 25TH 2023] : YEONMI PARK
Yeonmi Park (Korean: 박연미; born 4 October 1993) is a North Korean defector and activist whose family fled from North Korea to China in 2007 and settled in South Korea in 2009, before moving to the United States in 2014. Her family turned to black-market trading during the North Korean famine in the 1990s.[2] Her father was sent to a labor camp for smuggling.[3] They fled to China, where Park and her mother fell into the hands of human traffickers and she was sold into slavery before escaping to Mongolia.[4] She is now an advocate for victims of human trafficking in China and works to promote human rights in North Korea and around the globe.
Park is also a naturalized U.S. citizen.
[Wikipedia]
1 note
·
View note
Sisi Lain Indonesia
Tidak banyak yang tahu atau (memilih) tidak mau tahu mengenai hal lain di luar kehidupan yang biasa kita lihat. Sederhananya, seperti kita masa bodoh atas apa yang terjadi ketika kita menutup mata atau ketika kita sudah selesai dengan tugas-tugas keseharian kita. Biarkan menjadi urusan orang lain saja, ujar kita (kebanyakan). Padahal, jika kita mau lebih tahu….mungkin ada hal yang (minimal) bisa kita lakukan untuk mencegah sesuatu lebih buruk terjadi. Who knows?
.....
Pikiran saya tentang hal-hal yang agak konspiratif sebenarnya (muncul lagi) berawal dari iseng-iseng membaca novel Tere Liye yang judulnya Negeri Para Bedebah dan Negeri di Ujung Tanduk. Dua novel yang kurang lebih isinya sama (iyalah ya, orang ceritanya bersambung wkwk), isinya tentang kehidupan lain yang tidak bisa kita lihat dengan asal-asalan, perlu sedikit kemauan analisis karena ternyata satu kejadian dengan kejadian lainnya itu berkelindan, saling berkaitan. Berangkat dari situlah, semakin ke sini, agak lebih tertarik membahas hal-hal yang konspiratif. Yaa…meskipun engga semuanya sih, cuma setitik di antara titik-titik hal konspiratif lainnya yang mungkin jika dilihat nantinya membentuk pola hitam-putih-hingga abu-abu yang berada di belakang atau di samping hal-hal umum yang kita bisa lihat. *terus ini bahasannya ke mana-mana ._. Maaf ya*
Oke, lanjut nih ya…tulisan ini sebenernya mau sharing aja sih hehe, dua hari lalu baru beres baca novel judulnya "Indonesia Incorporated" karya Zaynur Ridwan (cetakan pertama 2011). Kalau diresapi, banyak (banget) fakta-fakta yang bisa kita telusuri kebenarannya, karena di akhir bagian novel yang terdiri atas 58 bagian ini ada penjelasan secara ringkas tentang fakta-fakta yang dijadikan bahasan dalam perjalanan cerita di novel ini. Kalau masih penasaran, baca sendiri deh bukunya.
Bagian awal setelah ucapan terima kasih penulis, ditutup dengan kalimat berisi pesan:
Aktivis lingkungan, akademisi serta intelektual muslim, please do something!
Sebuah pesan sederhana yang mungkin langka (?) (di antara buku yang pernah saya baca), ini adalah buku pertama yang saya temui memuat pesan ini, do something. Tapi, fokus bahasan bukan pesan itu sih, kita beralih ke bagian berikutnya. Bagian berikutnya, narasi beberapa paragraf untuk daerah-daerah besar di Indonesia yang kita tahu (atau belum banyak yang tahu) punya kekayaan alam yang melimpah. Daerah-daerah itu di antaranya ada Aceh, Riau, Bali, Kalimantan Timur, Sulawesi Tenggara, dan yang pasti (sudah jadi rahasia umum, ya), Papua. Namun, yang kemudian di angkat dalam cerita ini adalah tentang perebutan kekayaan alam berupa emas dan logam lainnya di Sulawesi, panggilan akrabnya adalah Blok Celebes.
Semua kejadian dalam novel ini, diawali dengan kejadian yang (mungkin) kecil, di mana pada bagian pertama sekali berisi penjelasan bunuh dirinya tokoh bernama Eli yang merupakan bos besar, pemimpin tertinggi perusahaan(?) tambang bernama Empire. Eli bunuh diri menjelang berlangsungnya laga pemilu presiden RI dengan jumlah tiga pasangan calon. Eli memutuskan agar Empire tidak mendukung pasangan calon manapun karena semua calon dianggap tidak dapat mengamankan kepentingan perusahaan tambang milik Eli, Empire. Bagian pertama ini, menjadi awal bagi permulaan satu peristiwa besar yang diuraikan dalam novel ini.
Cerita ditarik ke belakang, kita diajak untuk mengumpulkan fakta-fakta dari kejadian apa yang paling mungkin menyebabkan seseorang bos besar dengan segala kekayaannya memilih menuntaskan hidupnya dengan terjun dari helikopter pribadinya (bahkan di saat ia baru saja membeli kapal baru yang akan digunakan untuk menyokong kelancaran bisnis pertambangannya).
Endo, Romeo, Jendral Anggabaya, Nesya, Ambo, Jansen, Cut Annisa, Simon Solomon, Mike, Sam, Isabella, King Hartono, Hadibroto, Nomor Urut Satu, Dokter Frans, Wangsa Rajasa, Dodge, Ronnie, Energy, Gold Resource, Terrestrial Phenomena, HAARP (High Frequency Active Auroral Research Program), USACOR, dan nama-nama lainnya akan menjadi para pengisi bagian-bagian berikutnya dalam novel ini. Ada (banyak) hal yang tak terduga akan kita temui di sepanjang cerita. Bagaimana mungkin, kita dibuat tidak tahu bahwa di balik agenda lingkungan yang menggembar-gemborkan tentang pemanasan global, epidemic, pengurangan emisi karbon, dan agenda lingkungan lainnya hanya bermuara pada satu agenda besar yang dibungkus dengan nama New World Order atau Tatanan Dunia Baru yang memiliki satu kendali di bawah One World Government.
Dan sebenarnya, Indonesia Incorporated itu bukan (hanya) cerita tentang Eli beserta rekan-rekannya di perusahaan Empire, tapi lebih tepatnya ke penjelasan-penjelasan soal hal yang tidak banyak diungkap oleh siapapun, kecuali hanya segelintir saja. Indonesia Incorporated, boleh jadi adalah judul yang tepat untuk negara dengan kekayaan terbesar di dunia tetapi hanya berhenti di kelas negara berkembang, masih belum maju-maju, padahal usianya hampir 72 tahun (di tahun 2017 ini) dan akan segera menjadi negara dengan usia se-abad pada tahun 2045, tahun emas!.
Penasaran kan? Baca deh sendiri novelnya.
Sebagai penutup (lah udah penutup aja, wkwk), mungkin tidak banyak yang bisa kita lakukan untuk secara tuntas membebaskan Indonesia dari banyak cengkeraman pihak-pihak asing dan menjadi bangsa mandiri seutuhnya ditambah lagi, terlalu banyak sisi lain dari Indonesia yang tidak banyak kita ketahui (jadi, cari tahu ya). Namun, dengan usaha yang tiada henti dan kemauan untuk memanfaatkan sekaligus mengerahkan segala kemampuan-potensi yang kita punya, tidak ada yang mustahil, Indonesia akan segera menjadi negara-bangsa yang benar-benar jaya seutuhnya, bukan menjadi unfinished nation.
"Tidak ada kata selesai dalam perjuangan. Teruslah berjuang!" - an
0 notes