trimixtv · 7 months ago
Text
ABONNEMENT 12 MOIS IPTV
ABONNEMENT 12 MOIS IPTV
Inclus tous les bouquets et VOD
24h/7j Full Support
Installation IPTV Maroc Gratuite
Mise a jours playlist IPTV
4K/FHD/HD/SD Qualité
Stable & Rapide
click now
Tumblr media
0 notes
cerita-fgicha · 3 years ago
Photo
Tumblr media
Jarang banget ketemu ibu @iochie7 ini...akhirnya diabadikan lah ya sekali-sekali 😊 #movienight #workhardplayharder #latepost (at Cinema XXI Senayan City) https://www.instagram.com/p/CXGO_UxBKSK/?utm_medium=tumblr
0 notes
bayukkusumo · 5 years ago
Photo
Tumblr media
Manas-manasin motor... (at Senayan City XXI) https://www.instagram.com/p/B30yTD2BvCbqVyMW-PO-nKgINAXBqTxg25tlR00/?igshid=1moumguzjroms
0 notes
evikdpriagung · 6 years ago
Photo
Tumblr media
20190302 #3 21.39 WIB Tersenyum sendiri ngeliat mereka berdua. Berasa kaya gue lagi main tuh film. I was smiling when seeing both of them. It is look like i am playing in that movie. #Movie #MyWeekend #Happy #Saturday #March #2th #2019 #Dilan #Milea #DilanMilea #Dilan1991 #fiyuuuh #XXI #SenayanCity #Jakarta #Indonesia #Satnite (at XXI Cineplex Senayan City) https://www.instagram.com/p/Bugnt_ini5I/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=lbrenlmd77qw
0 notes
uglyayusassi · 7 years ago
Photo
Tumblr media
at Senayan City XXI – View on Path.
1 note · View note
ejharawk · 5 years ago
Text
Sistem bintang dalam perfilman Indonesia
Tumblr media
Senin petang di kantor Falcon Pictures, Jalan Duren Tiga Raya, Pancoran, Jakarta Selatan (17/7/2017), saya terhimpit antara deretan kursi dan puluhan anak baru gede. Beberapa di antara mereka bahkan masih mengenakan seragam sekolah.
Kehadiran mereka pada hari itu untuk memenuhi undangan pengumuman para pemain film Dilan 1990, adaptasi dari novel berjudul sama yang sukses menyita perhatian kalangan remaja.
Dari corong pengeras suara, pembawa acara memberi instruksi bahwa sesaat lagi aktor pemeran Dilan akan memasuki area. Mula-mula sang mystery guest yang mengenakan jaket denim biru dan helm sengaja membelakangi kami.
Perlahan ia menanggalkan semua yang menutupi identitasnya. Masker jadi item terakhir yang tersingkap. Tak butuh waktu lama setelah membalikkan badan, pecahlah histeria abege.
Tokoh fiktif yang mereka idolakan dalam novel akan dihidupkan oleh Iqbaal Ramadhan. Pendampingnya sebagai pemeran Milea adalah Vanesha Prescilla, alumni Gadis Sampul 2014.
Laiknya Vanesha, Bale --panggilan Iqbaal-- bukan sosok asing yang datang entah dari mana lantas tiba-tiba terpilih. Selama bertahun-tahun kalangan abege mengenalnya sebagai anggota grup vokal Coboy Junior.
Beranjak remaja, ia juga sempat bermain dalam film CJR The Movie: Lawan Rasa Takutmu (2015) dan Ada Cinta Di SMA (2016). Pendeknya ia telah menjadi bintang di hati kalangan remaja.
Menghadirkan pemain bintang adalah keniscayaan dalam sebuah produksi film. Fungsi mereka tidak hanya terbatas sebagai pelakon.
Kehadiran bintang penting untuk minat investor, juga menunjang proses produksi, distribusi, dan ekshibitor --dalam hal ini bioskop-- agar khalayak rela menebus harga tiket demi menonton idolanya bermain.
Andibachtiar Yusuf alias Ucup, sutradara film Love for Sale (2018), ingat betul pesan produsernya, Angga Sasongko, dari Visinema Pictures.
“Jangan sampai pemilihan pemain bikin wartawan saja enggak tertarik mendatangi konferensi pers film lo karena enggak ada yang terkenal di dalamnya,” ujar Ucup menirukan pesan Angga saat Beritagar.id menemuinya di Gordi HQ, Jeruk Purut, Jakarta Selatan (29/8/2017).
Walaupun ada banyak faktor yang membuat sebuah film kemudian laris di pasaran, kehadiran pemain yang masuk kategori bintang diharapkan sanggup memuluskan pencapaian tersebut.
Jika dengan bintang saja sebuah film masih bisa jeblok di pasaran, apalagi minus bintang. Pemain yang kadung populer memudahkan produser dalam berpromosi. Sementara menghadirkan persona yang sama sekali baru, terutama sebagai pemeran utama, butuh usaha ekstra.
Pasalnya sebelum film tersebut tayang di bioskop dan ketahuan menarik atau tidak sesuai standar masing-masing penonton, wajah-wajah pemain yang diharapkan menjadi magnet awal
Jika yang menghiasi poster dan cuplikan film merupakan figur tenar dengan basis penggemar luas, maka produser boleh punya asa filmnya menimbulkan ketertarikan pada banyak orang pula.
Tumblr media
Ukuran kebintangan seseorang lazimnya berdasarkan kepopuleran dan kemampuan menarik perhatian khalayak.
Sistem ini diciptakan oleh studio produksi film di Hollywood, Amerika Serikat, sejak era 1920-an. Media massa juga berperan penting melanggengkan praktik ini.
Jika ia seorang aktor, produser sudah barang tentu melihat pencapaian film-film terdahulu sebagai parameter.
Simaklah ucapan produser Dheeraj Kalwani dari Dee Company saat menghadiri konferensi pers film Rasuk di XXI Metropole, Cikini, Jakarta Pusat (28/5/2018).
“Alasan memilih Shandy Aulia sebagai pemeran utama, karena dia sudah punya penggemar khusus. Angka penontonnya luar biasa, tidak pernah jeblok. Saya percaya film ini akan sesukses film Danur dan Danur 2: Maddah,” ujar Dheeraj.
Shandy, 31 tahun, populer di kalangan penggemar film Indonesia setelah membintangi dua bagian Eiffel… I'm In Love yang memperoleh jutaan penonton.
Belum lagi kehadirannya dalam berbagai sinetron, film televisi, videoklip musik, dan iklan. Jumlah pengikut akun Instagram-nya juga bejibun. Lebih dari 3,9 juta akun (hingga 1/3/2019).
Belakangan seiring merebaknya penggunaan kanal-kanal di media sosial (medsos), jumlah pengikut mereka di sana masuk pula dalam hitungan. Pun total subscribers jika sang pemain aktif sebagai youtuber.
Hal tersebut diungkapkan Ody Mulya Hidayat, produser dari Max Pictures yang memproduksi Dilan 1990 dan menyusul Dilan 1991.
“Enaknya mengajak pemain yang punya banyak followers karena mereka akan membagikan info tentang film tersebut kepada para pengikutnya di media sosial,” ujar Ody saat kami menemuinya dalam konferensi pers film Taufiq: Lelaki yang Menantang Badai di Brewerkz Resto & Bar, Senayan City, Jakarta Selatan (1/2).
Tak heran jika kemudian nama-nama yang semula belum punya pengalaman bermain film, tapi punya bejibun pengikut di medsos berkesempatan main film.
Sebutlah misalnya Bayu Skak, Atta Halilintar, Ria Ricis, Anya Geraldine, atau Chandra Liow yang akrab digelari vlogger atau selebgram menyeberang ke medium layar lebar. Kehadiran mereka tentu saja diharapkan bisa memikat para pengikutnya untuk menonton.
Pun demikian, Chandra tegas menampik tudingan hanya bermodalkan jumlah pengikut di medsos sebagai syarat satu-satunya terpilih bermain film.
“Kalau Mas perhatikan konten-konten yang saya bikin di YouTube, semua itu saya bikin dengan persiapan yang matang dan enggak sembarangan,” ujarnya saat menghadiri sesi perkenalan film Hit N’ Run di CGV fX, Senayan, Jakarta Selatan (17/1).
Beragam konten yang disajikan Chandra dalam kanal Tim2one - ChandraLiow memang tergolong spesial dan berbeda. Penonton seolah menyaksikan film pendek. Hal tersebut yang membuatnya selalu berakting.
Produser Wicky V. Olindo dari Screenplay Films juga membantah pemilihan Chandra hanya berdasarkan jumlah followers.
“Semua videonya terkonsep dengan matang. Standar cinematic value-nya terjaga. Lagi pula aktingnya sudah mencuri perhatian saat bermain dalam film Single,” tambah Wicky.
Masuknya banyak sosok populer dari bidang lain membuat industri perfilman semakin bertaburan bintang. Tinggal bagaimana mereka semakin meningkatkan kualitas agar bisa terus bersinar.
Tumblr media
Salah satu dari sedikit aktor yang sanggup bertahan dari ketatnya persaingan di industri ini adalah Roy Marten (66).
Mengawali karier sebagai model, pemilik nama tulen Wicaksono Abdul Salam pertama kali mencicipi dunia akting lewat film Bobby (1974). Honor mainnya Rp100 ribu.
Lambat laun ayah Gading Marten ini menyeruak di antara bintang-bintang lainnya. Puncaknya terjadi kurun 1978-1979, Roy membintangi 12 dan 10 film.
Boleh dibilang hampir tidak ada pecinta film Indonesia kala itu yang tidak mengenal sosoknya. Saban hari ada 100 surat dari penggemar yang mampir.
Bersama Roby Sugara, Yenny Rachman, Yati Oktavia, dan Doris Callebout, Roy termasuk dalam deretan “The Big Five” alias bintang-bintang dengan bayaran termahal saat itu.
Rerata honor mereka sekali main mencapai Rp5 juta. Hingga sekarang Roy masih tetap eksis.
Sebelum Roy --juga The Big Five-- dinobatkan sebagai bintang, permulaan sistem ini dalam lingkup perfilman di Tanah Air terjadi pada 1937.
Tepatnya setelah film Terang Boelan produksi Algemeen Nederlandsch Indisch Filmsyndicaat (ANIF) rilis.
Roekiah dan Raden Mochtar yang jadi pemeran utama film tersebut sukses menjadi pusat perhatian.
Ketika Terang Boelan rilis, umur Roekiah baru 20 tahun. Namanya sudah masyhur seantero Batavia (nama Jakarta kala itu) sebagai pemain Palistina Opera.
Ciamik di atas panggung sebagai pemain sandiwara, suara mumpuni kala melantunkan tembang-tembang keroncong, plus wajah rupawan membuatnya cepat jadi bintang idola.
Sementara rekan mainnya, Rd. Mochtar, dideskripsikan sebagai pemuda yang tinggi, kuat, tampan, dan berasal dari keluarga ningrat. Status sosial menjadi penting untuk ditonjolkan kala itu demi menarik minat penonton dari kalangan kelas atas.
Maklum, penonton dari kalangan elite hanya mau ke bioskop menyaksikan film-film impor buatan Hollywood. Sementara golongan menengah ke bawah lebih memilih tonil atau sandiwara dan musik keroncong sebagai sarana hiburan.
Kehadiran Roekiah sang bintang panggung sandiwara dan biduanita keroncong, berpasangan Rd. Mochtar dari golongan ningrat, ternyata berhasil menggaet pangsa pasar baru yang selama ini emoh menonton film Indonesia.
Berbagai media massa, semisal De Indische Courant edisi 8 Desember 1937, menulis bahwa selain tayang perdana di Rex Theater, Batavia, Terang Boelan juga ditayangkan serentak di Medan, Surabaya, lalu menyeberang ke negeri jiran karena ANIF menjual hak peredarannya kepada RKO Radio Pictures, Singapura.
Animo warga di sana tak kalah besar. Secara artistik, banyak sanjung puji dialamat kepada Terang Boelan karena dianggap sebagai film berbahasa Melayu yang berhasil membentuk standar baru dalam genrenya.
Imbasnya adalah kesuksesan finansial. Selama dua bulan beredar film ini menghasilkan SGD200.000 (setara dengan AS$114.470). Jika memakai perhitungan sekarang, maka angka tersebut mencapai AS$2 juta (Rp28 miliar).
Demi melihat fakta tersebut, para produser mulai memberi perhatian besar akan pentingnya kedudukan pemain.
Mereka berbondong mengikuti formulasi Terang Boelan, yaitu kisah romantis, sedikit adegan aksi, bumbu humor, alunan musik keroncong, dan tentu saja menghadirkan bintang cemerlang yang menjadi idola kala itu.
Sebelum Terang Boelan muncul, para produser lain umumnya masih meramu resep pembuatan film yang menarik minat khalayak.
Kini hampir sembilan dekade kemudian, star system masih relevan digunakan dalam industri perfilman.
Pun demikian, Reza Rahadian (31) tak pernah ingin silau dengan segala status yang dilekatkan oleh publik dan media kepadanya.
Sebagai pengingat, peraih empat Piala Citra sebagai aktor terbaik itu berkata, “Jangan pernah berhenti menggali dan mencintai dunia akting hanya karena merasa sudah populer dan bergelimang prestasi.”
0 notes
riniivanka-blog · 5 years ago
Text
Sedikit Bocoran Film Spiderman : Far from Home, Ini Arti Post Credit Scene yang Sayang Dilewatkan
Rini Ivanka Sedikit Bocoran Film Spiderman : Far from Home, Ini Arti Post Credit Scene yang Sayang Dilewatkan Artikel Baru Nih Artikel Tentang Sedikit Bocoran Film Spiderman : Far from Home, Ini Arti Post Credit Scene yang Sayang Dilewatkan Pencarian Artikel Tentang Berita Sedikit Bocoran Film Spiderman : Far from Home, Ini Arti Post Credit Scene yang Sayang Dilewatkan Silahkan Cari Dalam Database Kami, Pada Kolom Pencarian Tersedia. Jika Tidak Menemukan Apa Yang Anda Cari, Kemungkinan Artikel Sudah Tidak Dalam Database Kami. Judul Informasi Artikel : Sedikit Bocoran Film Spiderman : Far from Home, Ini Arti Post Credit Scene yang Sayang Dilewatkan Film Spider-Man: Far From Home secara eksklusif premiere tayang pada hari Selasa, (2/7/2019), di XXI Senayan City, Jakarta. UNIKBACA.COM
0 notes
astiastorsz · 6 years ago
Text
At Senayan City XXI
At Senayan City XXI – See on Path.
0 notes
eqalvin-blog · 6 years ago
Photo
Tumblr media
with Sasada and Ian at Senayan City XXI – View on Path.
0 notes
kprawitasari · 6 years ago
Text
Watching Mamma Mia! Here We Go Again
with Anak Agung Narendra at Senayan City XXI – View on Path.
0 notes
ingridgloria · 6 years ago
Text
Watching Mamma Mia! Here We Go Again
at Senayan City XXI – View on Path.
0 notes
ivykawihardjakusnady · 6 years ago
Photo
Tumblr media
Good Friends Are Those Who Care Without Hesitation,Who Remember Without Limitation And Who Love Even Without Communication (at XXI senayan city)
0 notes
evikdpriagung · 6 years ago
Photo
Tumblr media
20190202 #3 21.17 WIB Tidak ada yang sempurna, yang perlu dilakukan adalah menunjukkan ketulusan dan bisa saling melengkapi. Itu lah namanya keluarga No one's perfect, the most important thing is showing the sincerity and complement each other. That's family for. #Movie #Satnite #SaturdayNight #InstantFamily #XXI #SenayanCityXXI nCityXXI #SenayanCity #Jakarta #Indonesia #Saturday #February #2nd #2019 #Family #Complement (at The Premiere Cinema XXI Senayan City) https://www.instagram.com/p/BtYe_xnHGZO/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=1p01dv953h85z
0 notes
adyths · 6 years ago
Text
Watching Jurassic World: Fallen Kingdom
with valerie☃ at Senayan City XXI – View on Path.
0 notes
tisnairawan · 6 years ago
Text
Watching The Greatest Showman
at Senayan City XXI – View on Path.
0 notes
olisimus · 7 years ago
Text
Watching A Wrinkle in Time
at Senayan City XXI – View on Path.
0 notes