Text
Suka banget sama nasehat Ust Nudzul Dzikri bahwa:
Semua perempuan yang sedang mengusahakan untuk menjadi perempuan shalihah itu babak belur, mati matian melawan hawa nafsunya dan berusaha menjaga keimanannya. Meski terkadang terombang ambing dengan sebuah perasaan. Berusaha untuk berpegang teguh pada kebaikan agama dan RabbNya, serta semua bentuk perjuangan ini Lillah.
326 notes
·
View notes
Text
Mindful
Definisi prioritas dan rasa cukup bagi setiap orang itu berbeda. Sehingga di perjalanan hidup ini, jika kita membanding-bandingkan "apa yang sudah ada dan yang tidak ada di hidup kita" dengan orang lain—dapat berujung menyalahkan takdir-Nya yang dari kaca mata manusia yang buram dan terbatas ini di rasa tidak adil—lalu ruang syukur di dalam hati pun mengecil, sempit dan merasa serba kekurangan.
Kalau di pikir-pikir, skill untuk fokus hanya pada hidup dan keluargamu saja, adalah kekuatan untuk tetap bertahan hidup dan waras di tengah era ketika banyak orang menampilkan kesempurnaan hidupnya, yang sebenarnya semu dan tak pernah ada. Karena pada kenyataannya; kita semua di uji dan hidup dalam ujian setiap waktu.
Refleksi, 29 Mei 2025 05.19 wita
141 notes
·
View notes
Text
Ruang Nyaman
Konon katanya orang introvert punya treatment yang berbeda dengan ekstrovert. Sering kali aku merasa aneh, dengan diriku sebelum aku mengenal diriku sejauh ini.
Terkesan seperti "People Pleaser" mungkin. Tapi seiring berjalannya waktu aku mulai sadar bahwa people come and go. Semua ga ada yang abadi. Banyak hal yang akhirnya aku sadari bahwa semakin dewasa sirkel pertemanaun semakin menyempit.
Aku mungkin jarang sekali terlihat sedih ( karna aku ndak mau punya kesan lemah). Tapi dewasa ini aku sadar bahwa ternyata aku sering denial ke diri sendiri. Hingga suatu ketika aku sadar setiap rasa itu valid dan nyata adanya. Termasuk sedih, bahagia, cemas, takut, dan lainnya. Itu nyata adanya.
Hingga sampai titik dimana aku kenal dengan diriku, meski hingga saat ini aku juga masih belajar mengenal dan mencintai diriku atas segala takdirNya.
Aku jadi tau aku "spesial'. Aku tidak sekuat manusia pada umumnya, aku tidak se cheer full, yang mereka lihat. Pun aku juga tak tidak seterbuka itu pada orang lain.
Perihal menulis, aku suka privat story karena aku lebih merasa secure untuk teman yang kurasa dekat. Ternyata, sku juga lebih suka bertemu empat mata daripada telfonan. Aku lebih suka nulis di tumblr dan threads drpada di X atau di Instagram ataupun Facebook pula.
Aku merasa Tumblr dan Threads adalah tempat dimana aku bisa membaca dan menulis cerita. Aku membaca buku yang aku suka suka bercerita. Sejauh ini aku suka kedua aplikasi tersebut. Karena disitulah aku bisa mengekspresikan perasaan sekaligus aku belajar menjadikan tempat untuk refleksi diri.
Aku merasa kedua ruang nyaman itu nyaman untuk singgah, menceritakan random thought yang sering kali muncul. Seperti halnya tulisan ini. Hehehe
Wonogiri, 17 Mei 2025
0 notes
Text
Sepakat kak
Salah satu kesenangan main tumblr dan baca-baca tulisan di sini tuh kita merasa nggak sendirian merasakan banyak perasaan. Menjadi orang dewasa dengan segala lika liku dan ujiannya tidak lagi terasa seberat biasanya saat mengetahui bahwa diri sendiri bukanlah satu-satunya yang mengalami. Ada banyakkkk sekali nasehat yang dibungkus dengan beragam bentuk kosa kata; mulai dari yang paling nyaman dibaca, lembut dan halus tutur kalimatnya, penuh guyonan, hingga yang sarkas sekalipun semuanya ada. Tinggal kitanya aja merasa diri lebih mudah 'masuk' nya yang mana.
Ada juga saat-saat di mana perasaan kita sudah terwakilkan dalam tulisan orang lain. Bahkan saat kita sendiri pun bingung menjelaskannya gimana, orang lain terasa lebih mudah menggambarkannya. Berasa dimengerti meski gak saling kenal sekalipun ;)
Membaca banyak pengalaman orang lain yang kadang bikin geleng-geleng kepala saking takjubnya. Melihat perjuangan tiap orang dalam tiap peran yang mereka jalani: sebagai seorang anak, orang tua, dan juga pasangan. Ikut menyaksikan proses banyak orang untuk bisa bersekolah, nyari beasiswa, bahkan nyari pasangan sekalipun (still amaze banyak yang dapat jodoh di sini ^^) seakan-akan tumblr tuh dibuat buat saling mendengarkan tanpa perlu hadir di depan orangnya langsung :)
Kadang ya malah kita merasa dekat dengan seorang penghuni tumblr melalui tulisan-tulisan yang dia bagikan meskipun kita belum bertukar sapa sama sekali ;) kadang kita banyak dapat info menarik, juga dapat ilmu gratis dari orang-orang dengan latar belakang yang beda-beda. Aku seneng sekali baca tulisan kakak-kakak yang berprofesi sebagai dokter, dosen dan juga pekerjaan keren lainnya!
Meskipun aku kadang-kadang stuck bingung mau nulis apa, terima kasih ya tumblr udah jadi platform ternyaman buat aku yang suka burn out main IG dan juga pusing scroll tiktok. Makasih udah menjembatani aku ke banyakkkkk sekali kesempatan, ketemu dengan orang-orang baik yang sekarang jadi temen, dan juga ketemu orang-orang keren!
214 notes
·
View notes
Text
Someday is Today
Jujur kadang kita mau memulai sesuatu itu harus menunggu motivasi dulu, atau kadang nunggu expert dulu atau bahkan nunggu bisa sempurna baru mau memulai.
Case untuk aku sendiri misalnya, mau bikin konten, nunggu nanti punya gear yang bagus, bahkan ga tau kapan bisa punya. Mau baca buku nunggu ada mood dulu. Apa-apa berdasarkan pada motivasi dan kesempurnaan yang bahkan keduanya merupakan bentuk faktor penundaan yang paling nyata, yang menghambat kita untuk bertumbuh.
Sekarang aku coba mulai menamakan dalam diri "mulai aja dulu". Iya, karena kalau kita ga mulai dari sekarang. Kita ga bisa menjamin besok kita akan memulainya dengan lebih baik. Intinya someday is today. "Ya suatu saat itu ya saat ini."
Mulai untuk nge-push diri buat istiqomah. Ngerjain to do list itu emang ga mudah, jujur. Tapi bukan berarti kita ga bisa lho, semua butuh pembiasaan. Aku suka istilah "learning by doing" kita belajar sambil terus berproses.
Kita sebenernya tau kalau disiplin itu impactnya long lasting. Meskipun awalnya kayak berat banget buat mulai habbit baru dan ngebuildnya biar jadi auto pilot di diri kita. Tapi aku yakin kita bisa kok.
Sesederhana bangun pagi misal, dulu waktu kecil terasa sangat melelahkan. Tapi sekarang jadi merasa suatu keharusan bangun pagi, terlebih di sepertiga malam. Karena sekarang rasanya bukan melelahkan melaikan akan merasa kecewa jika bangun kesiangan.
Semoga Allah selalu istiqomahkan kita pada hal-hal baik. Allahumma Baarik.
Wonogiri | 2 Mei 2025
Refleksi sebelum tidur
0 notes
Text
Writer's Block itu nyata adanya.
Sebagai orang yang pernah aktif menulis 6-7 tahun yang lalu. Ternyata setelah menjeda lama, ingin kembali menulis adalah sesuatu tantangan yang luar biasa.
Seringkali banyak berkecamuk gagasan di kepala. Ingin sekali melahirkannya dalam bentuk tulisan, baik opini atau esai sederhana. Atau juga tulisan renyah dibaca bak sebuah artikel teenlit tapi ternyata tidak semudah itu praktiknya.
Rupanya konsistensi adalah faktor yang fundamental dalam pekerjaan yang membutuhkan kreativitas bahkan tenaga.
Mungkin terlalu lama tidak menuangkan gagasan dalam sebuah tulisan, hingga menuliskan itu semua dalam sebuah tulisan yang runtuh dan apik dibaca merupakan tantangan baru. Seperti halnya kembali dari nol. Kembali ke semula, belajar lagi mengolah kata-kata. Pra reset ini sih, ini penting banget. Sejak dulu seringkali menulis base on data. Menulis dengan refrensi yang jelas asal muasalnya.
Menulis sebuah gagasan, terkadang merespon suatu fenomena dan atau suatu peristiwa. Selain itu juga menulis gagasan tentang gaya hidup ataupun merespon tantangan zaman.
Random banget nulis ini, tapi mohon do'anya biar kedepannya kembali kritis, kembali rajin membaca dan menulis. Oh yaa jugaa berpuisi jugaa yaa..
Aamiin
Wonogiri, 25 April 2025 21:31
1 note
·
View note
Text
Pencapaian hidup;
Salah satu pencapaian dalam hidup yang pastinya akan berbuah ketenangan; adalah ketika kita dengan penuh kesadaran mengakui bahwa setiap keluarga; pernikahan; dan manusia—sudah pasti memiliki jatah rejeki dan ujiannya tersendiri.
Dan segala kenikmatan pada orang lain, jangan hanya memandang nikmatnya, mereka pun punya ujiannya tersendiri.
Dan segala kesusahan pada orang lain, jangan hanya memandang betapa nelangsanya, sebab disisi yang lain Allah selalu mencurahkan kenikmatan pula untuk mereka. Yang tidak selalu mampu kita lihat, dan takkan pernah sanggup kita takar.
Dengan memandang segalanya demikian, mudah-mudahan Allah melindungi kita dari rasa iri dan dengki atas pencapaian; keindahan; dan apa yang tampak sempurna dalam kehidupan orang lain.
Mudah-mudahan Allah selalu lembutkan hati kita untuk mensyukuri setiap karunia-Nya.
Sebab, hidup ini penuh sekali plot twist. Apa yang bisa jadi kita dambakan dalam hidup orang lain agar ada dalam kehidupan kita; dilain sisi orang lain pun bisa jadi mendambakan apa yang kini ada di hidup kita agar ada di kehidupannya.
Mudah-mudahan Allah menjadikan kita untuk selalu peka membersihkan kacamata hati, agar memandang segala hal dalam hidup ini tidak melalui debu-debu dunia, yang mengaburkan banyak nikmat yang Allah curahkan.
Jumat, 18 April 2025 11.01 wita
187 notes
·
View notes
Text
Tiga kegelapan

Bentuk ujian hidup itu, hadirnya sering berulang.
Tetapi ujian yang rasanya sangat menggetarkan iman saat ini adalah; saat keyakinan kita akan masa depan mulai dihantui oleh banyak rentetan kekhawatiran dan prasangka.
Di titik itu, rasanya seperti tenggelam dalam tiga kegelapan; malam, lautan dan perut ikan paus. Tak ada tempat bersandar dan memohon pertolongan kecuali pada Allah.
Banykanya pertanyaan kepada Allah dalam doa-doa, seperti sebuah list panjang yang kalau dicurhatkan kepada manusia, manusia pun pasti akan bosan mendengarnya. Tetapi Allah yang Maha pengasih dan penyayang, selalu mendengar segalanya, dan pasti akan menjawab dengan cara-Nya.
Kita pasti mengerti bahwa Allah tidak akan selalu menjawab dan memberi sama persis dengan pinta kita.
Tapi disisi lain, kita pun terus meminta berulang kali hal yang sama persis itu, yang bisa jadi ternyata disisi Allah bukanlah itu yang terbaik untuk kita.
Lalu, hanya hidayah dari Allah lah yang mampu membuat kita paham dan mengerti apa hikmah dari sebuah rencana yang gagal, doa yang belum menemukan muara sesuai harapan dan kayuhan kesabaran yang rasanya masih jua tidak jua kunjung selesai kita jalani.
Selain itu, yang sulit untuk hati kita cerna adalah bahwa setiap kali kita diuji; Allah sedang memberi kebaikan untuk kita. Rasanya sukar mencerna itu, karena seringnya kita mau yang enak-enak saja dalam kehidupan ini. Kita suka tergesa-gesa, banyak maunya dan lebih banyak lagi keluh kesahnya. Padahal ibadah kita mungkin hanya seperti setetes air diantara luasnya samudra kasih sayang Allah. Pun setetes air itu belum tentu jernih. Sungguh, hanya rahmat-Nya yang menyelamatkan kita.
Kegelapan malam, 6 April 2025 21.04 wita
88 notes
·
View notes
Text
Barangkali terhadap rumitnya permasalahan hidup yang kita hadapi hari ini, adalah karena kesalahan kita dalam meletakkan sudut pandang.
Sebagai orang beriman, meletakkan ujian sebagai unsur yang akan selalu ada dalam setiap episode kehidupan adalah sebuah keharusan. Mengapa demikian? Sebab ujian adalah bagian dari konsekuensi keimanan itu sendiri.
Seseorang akan diuji kelaparan, ketakutan, kekurangan harta, jiwa, buah-buahan, dsb. yang memaksa sampai ke titik terlemah seorang hamba. Tujuannya tidak lain tidak bukan adalah untuk menyeleksi seberapa jernih kadar keimanan dari seorang hamba.
Cara pandang yang demikian itu sudah semestinya menjadi batas minimal kesadaran yang harus dimiliki. Sebab memang demikianlah cara-Nya untuk melihat seberapa sungguh hambanya membuktikan keimanan itu pada-Nya.
Barangkali, ketika kita telah menempatkan setiap episode kehidupan di bawah kehendak-Nya, kita akan mulai melihat bahwa segala hal—baik kesenangan maupun kesusahan—merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Di sinilah kesabaran, keikhlasan, dan rasa syukur menjadi tiga pilar penting yang mesti kita tegakkan. Sering kali, kita lupa bahwa ketidaknyamanan hidup hari ini bisa menjadi sebab terbukanya pintu rahmat di kemudian hari. Mungkin Allah menahan sesuatu yang kita cintai demi memberi kita sesuatu yang lebih kita butuhkan. Atau, barangkali Ia menunda keinginan kita agar kita belajar menumbuhkan jiwa yang lebih tangguh. Maha Bijak Allah dengan segala kehendak-Nya. Maka, ketika menghadapi kerumitan persoalan, mari kita bertanya kembali pada diri sendiri: Apakah kita sudah menempatkan pandangan kita di tempat yang semestinya? Sudut pandang yang berpusat pada keyakinan bahwa tidak ada rencana yang melebihi rencana-Nya, dan tidak ada ketetapan yang sia-sia di sisi-Nya. Dengan demikian, tidak ada lagi alasan bagi kita untuk merasa terpuruk berlama-lama. Sebab, di balik setiap cobaan, selalu terselip hikmah yang menuntun kita pada kebijaksanaan, selama kita mau merenung, memohon pertolongan, dan terus melangkah di jalan-Nya.
Surakarta, 07 April 2025
253 notes
·
View notes
Text
Konsep Rezeki
Jujur sebenarnya keputusan untuk resign Juni tahun lalu itu salah satu kenekatanku, yang kesekian kali untuk mempertaruhkan mimpi.
Sejauh ini, hidup dengan cara Allah yang sungguh-sungguh sangat magical. Satu hal yang perlu aku tanam dalam diri, ialah perihal rezeki. "Rezeki ndak cuma gaji Enha" Ingat baik-baik.
Meskipun sebagai sarjana dan kembali ke desa namun tidak jadi abdi negara saat ini atau bekerja kantoan 9to5 adalah kenekatan juga. Tetapi selalu ada rezeki yang luar biasa yakni keluarga. Keluarga yang mendukung mimpi-mimpiku. Keluarga yang ada di setiap jatuh bangunku.
Sejak kakak menikah terasa sekali perubahan tatanan rumah, banyak urusan rumah yang harus aku atasi. Keputusan-keputusan besar yang harus aku ambil. Ikut mengurus dapur agar tetap mengepul. Kadang suka ngerasa sedih juga. Di usia 28 belum punya tabungan pernikahan, belum punya simpanan, belum punya aset. Cuma HP yg kebeli alhamdulillah bisa cash. Memang aku menghindari cicilan pembiayaan. Prinsipnya semampunya. Semoga ini tertanam hingga suatu saat berumah tangga. Aamiin
Oh ya, Bapak Mamak sehat, dapat bantu rawat Mbah Putri yg sudah sepuh dan bantu berbagai pekerjaan rumah bisa ikut sedikit membantu mamak itu juga bagian dari rezeki bukan. "Uang bisa kita cari cari en, tapi kesempatan berbakti tidak datang 2x".
Sekarang semangatnya gini "Sebelum menikah en, semangat birrul walidain, kita gatau takdir kedepan membawa kita kemana, jadilah yang hari ini dan terus bertumbuh, bergerak perlahan sambil terus mengetuk pintuNya dalam berbagai pinta dan perwujudan taqwa"
Allahumma Baarik
R13 1446H sambil ngopi dan muhasabah.
0 notes
Text
Polemik Pelik
Memikirkan carut marut negara saat ini terkadang membuat saya enggan untuk memikirkannya. Sangking banyaknya, sangking kompleksnya. Sampai-sampai bingung harus merespon seperti apa.
Bersikap tegas pada prinsip? Tentu.
Namun terlalu banyak masalah yang bertumpuk, membuat muak. Satu kata "korupsi" adalah salah satu kejahatan terbesar yang semakin hari seperti bola salju. Tata kelola negara yang seperti permainan uji coba kebijakan, lantas ketimpangan sosial dan kesenjangan ekonomi semakin menganga membuat menekan masyarakat kelas menengah bawah.
Kebijakan yang membuat masyarakat tercekik, pemutusan hubungan kerja secara massal, kenaikan harga sembako, dan minimnya lapangan pekerjaan yang layak membuat polemik di negeri ini semakin pelik. Entahlah kuncinya kita menjadi sebaik-baiknya hambaNya, karena sebaik-baiknya warga negara belum tentu dijamin oleh dicintai pemimpin kita. Karena jika kita didekati hanya dinanti suaranya saat itu pemilu tiba.
Refleksi 1446H.5.03.24
0 notes
Text
Menginjak 28, Tanpa Pacaran.
Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu akbar!
Mungkin di era sekarang terlihat aneh, terkhusus bagiku yang berada di lingkungan biasa, bukan tumbuh di pesantren. Memutuskan untuk tidak berpacaran memang bukan perkara mudah, lagi dan lagi ini adalah kuasaNya. Bentuk cintanya Allah yang kadang aku sendiri masih terus belajar untuk bersyukur. Disaat teman-teman seusiaku sudah berumah tangga, sudah menimang buah hati. Sudah stabil ekonomi. Sedang aku masih berada di titik ini. Terkadang terbersit "Ya Allah giliranku kapan ya."
Astaghfirullah takut jadi suudzon sama Allah akan takdir. Takut kufur nikmat, sedang kita tidak tau bagaimana cara Allah menjaga hamba-Nya ini.
Tapi hingga detik ini dan seterusnya semoga senantiasa Allah kuatkan akan setiap takdir yang berjalan. Juga Allah ridhoi setiap hembusan nafas ini, semoga Allah berkahi hari-hari yang dilalui.
Rasanya masih fakir ilmu, banyak sekali yang belum dipelajari, masih ada amal yaumi yang belum terpenuhi. Teruslah bertumbuh wahai diri.
Allahumma Baarik
Refleksi R1446H|5.3.25
2 notes
·
View notes
Text
Jika hidup berdasarkan standar pencapaian manusia lainnya, rasanya hidup akan terasa berat dijalani. Karena kita selalu merasa terasa tertinggal sana-sini. Hingga terlupa apa yg semestinya disyukuri.
Hidup di Desa
Sebagai orang desa biasa dan kembali ke desa dengan gelar sarjana itu ternyata tidak sederhana. Sedang harapan tinggi sanak saudara yang mereka gadang-gadang tidaklah tercipta. Konon sarjana akan bekerja sebagai abdi negera, gaji berjuta-juta dan lain sebagainya. Hmmm
Ekspektasi mereka terhadapku terkadang juga membuatku berfikir. Akankah kembali ke desa dan tidak menjadi seorang pekerja kantoran adalah bentuk kegagalan? Entahlah. Cuma harus kembali ingatkan wahai diri, bahwa setiap pilihan memiliki konsekuensi .
Hai diri, mari menata ulang mimpi, mengingat visi besar yang ingin kau wujudkan. Tak apa menjadi manusia biasa. Tak apa menjadi yang berbeda. Asal kamu tetap fokus pada sebuah pilihan dan arah yang ingin kamu tuju. Semoga Allah ridho akan setiap langkahnya.
Allahumma Baarrik
Refleksi R1146H|4.3.25
0 notes
Text
Aamiin yaa Rabb..
Nak, semoga kamu dijatuhcintakan pada jalan dakwah.
Jalan yang sepi dan tak bermewah-mewah.
Jalan yang tak menuntut pada hasil, namun keistiqomahan dalam berjerih payah.
Jalan yang ditapaki sang kekasih, Rasulullah.
Nak. Kuatlah dan yakinlah pada janji Allah,
kepada mereka yang hanya berharap ridha Allah..
200 notes
·
View notes
Text
Semua Masalah Pasti Punya Solusi
Pasti.
Saya percaya begitu karena premis berikut:
1. Dibutuhkan kecerdasan tertentu untuk menyelesaikan masalah. Semakin kompleks sebuah masalah, semakin tinggi requirement kecerdasannya. Kecerdasan di sini bukan sebatas kecerdasan akademis atau intelektualitas, tapi kecerdasan dalam makna luas. Jadi jangan insecure kalau IQ kita biasa aja.
2. Kita gak tahu batas maksimal dari POTENSI kecerdasan kita. Manusia itu didesain Allah untuk bisa belajar dan berkembang. Jadi jangan berpikir kamu yang sekarang adalah versi final. Kamu bisa jadi lebih cerdas dari yang sekarang. Kamu itu gak diciptakan sekali jadi, terus beres. Kamu itu masih dalam proses penciptaan. Tiap hari ada sel baru yang diciptakan di tubuh kamu. Adilnya Allah, sekarang kamu punya andil untuk ikut membentuk diri kamu.
3. Solusi suatu masalah itu bisa banyak dan bisa dalam bentuk yang berbeda dengan bayangan kita. Jadi jangan fixated alias ngotot solusinya harus sama dengan yang kita mau. Misal, seseorang yang kita cintai meninggal dunia dan kita berduka. Kita mau orang yang kita cintai itu hidup lagi. Apakah ada solusinya? Ada. Apakah solusinya menghidupkan orang mati? Bukan. Solusinya bisa jadi belajar memproses rasa duka, konsultasi ke psikolog, ikut komunitas, atau yang lain. Maaf, bukan bermaksud menggampangkan. Poinnya, solusi gak selalu bisa sama dengan kemauan kita. Tapi toh pada akhirnya ada cara untuk menghadapi masalah itu kalau kita cukup terbuka dan mau berusaha nyari.
Ini kesimpulan untuk menjahit semua premis itu.
Kalau kita terjebak sama suatu masalah, bisa jadi karena level kecerdasan kita saat ini ga cukup untuk menghadapi masalah itu. Kita butuh level kecerdasan yang lebih tinggi.
Kata Einstein, kita gak bisa menyelesaikan suatu masalah dengan tingkat berpikir yang sama dengan saat masalah itu tercipta. Karena bisa jadi asumsi, perspektif, dan metode kita adalah bagian yang membuat masalah itu tetap ada.
Kita perlu tanya diri kita sendiri:
"Apa hal fundamental yang belum aku tau tentang masalah ini?"
"Bagaimana orang lain menghadapi masalah ini?"
"Kenapa ada orang lain yang bisa sementara aku gak bisa?"
"Apa bedanya antara aku dan mereka?"
"Gimana hal-hal bekerja dalam situasiku sehingga menyebabkan masalah ini?"
"Apa hal-hal yang bisa aku intervensi yang kemungkinan mengubah keadaan?"
"Apakah solusi yang aku bayangkan memang satu-satunya solusi?"
"Apa aja hasil yang bisa aku harapkan kalau solusiku emang ga mendatangkan hasil yang kuharapkan?".
Tapi kalau kita udah berpikir, "Aku emang ga becus", "Emang nasibku gini", yaudah wasalam. Kamu baru saja membatasi nasib kamu sendiri.
Semua yang saya bicarakan ini pada dasarnya implementasi dari growth mindset.
Sepenting itu lho growth mindset.
127 notes
·
View notes
Text
Banyak banyak bersyukur ya en atas nikmat Allah hari ini.
Am I Left Behind?
Ada sebuah penyakit, saya tidak tahu nama resminya. Tapi kita namakan saja “Sindrom Ketinggalan Balapan”.
Indikasinya begini:
• Kamu sedang belajar atau meniti karir, tapi have no idea kamu mau jadi seperti apa di ujungnya nanti.
• Kamu ngeliat figur-figur hebat di bidang kamu. Di satu sisi kamu jadi bersemangat, di sisi lain kamu jadi overwhelmed karena ngerasa banyak banget hal yang mesti kamu pelajari untuk berada pada posisi seperti mereka.
• Efek lainnya juga, mungkin kamu jadi ngerasa ketinggalan, atau bahkan ngerasa udah salah jalan selama ini.
• Lalu kamu ngerasa tahun-tahun yang sudah kamu lalui kamu habiskan begitu saja, agak sia-sia. Kesal dan menyesal rasanya.
• Terlebih, kalau figur yang kamu lihat adalah teman sebaya kamu. Ada yang udah sampai di sana, ada yang udah jadi ini, ada yang sudah menghasilkan itu. Rasanya pengen mencet tombol restart hidup–andai saja ada.
Apa yang mesti dipikirkan-dilakukan dalam kondisi begitu?
Penanganan pertama: “Ingat, hakikat yang paling hakiki tentang hidup, bahwa kita semua akan mati, lalu semua cita-cita, pencapaian, karir–betapapun cemerlangnya, akan berakhir. Tutup buku. Apa yang penting adalah amal yang kita niatkan, persembahkan, untuk Sang Pencipta.
Penganan kedua: “Ingat, semua orang berproses. Semua yang ada di puncak pernah mendaki dari bawah. Jika kita masih di bawah, santai aja. Panik tidak akan membuat kita tiba-tiba berada di puncak. Tenang. Terus bejalan, selangkah demi selangkah. Lakukan sekecil apapun upaya kamu untuk menjadi versi lebih baik dari diri kamu, setiap hari, setiap waktu.”
Penanganan ketiga: “Ingat, hidup bukan balapan. Yang lebih dahulu menjadi hebat tidak membuatnya superior secara permanen dibanding kita; suatu saat kita bisa melampauinya. Terlebih, yang di mata kita sudah hebat, barangkali payah dan berantakan dalam sekian aspek–yang mungkin kita baik di sana. Kasih sayang keluarga, pertemanan yang berkualitas, ibadah yang khusyu’–banyak sekali hal yang matters dalam hidup yang tidak perlu syarat untuk memilikinya.
Oke, sementara segitu dulu.
Tarik nafaaas, hembuskan. Ayo kita jalan lagi, selangkah demi selangkah.
It does not matter how slowly you go as long as you do not stop.
Confucius
Bismillah.
4K notes
·
View notes
Text
Teruntuk yang merasa tertinggal,

Mari kita tepikan ramainya kepala ini.. Rasa lelah karena merasa dikejar-kejar usia, adalah hal yang kelak kita rindu dan syukuri. Orang lain punya masanya, begitupun kita. Maka definisi terlambat itu sesungguhnya tak berlaku untuk manusia yang sedang berproses. Kita tidak tertinggal, hanya waktu mekar kita yang tak sama. Kita tidak terlambat, hanya perjalanan berliku kita yang berbeda.
Maka, mari hargai proses ini dengan sebaik ikhlas pun sabar. Sesungguhnya, tidak ada hamba yang diterlantarkan-Nya dengan begitu saja. Bentang dan tanjakan yang kita lewati ini, bisa jadi bentuk cinta-Nya kepada kita. Terimakasih sudah menjaga diri, semoga tidak bosan untuk berdoa..
Riuh isi kepala, 21.13
25 notes
·
View notes