flozra
flozra
Flozra
428 posts
Giving life an extra squeeze!
Don't wanna be here? Send us removal request.
flozra · 2 years ago
Text
Zakat Membangun Crazy Rich Umat
Tumblr media
Fenomena kaum tajir melintir alias crazy rich sukses menyedot atensi khalayak di Indonesia. Mereka menuai banyak kritikan pedas, tetapi tetap saja gelimang hartanya didambakan oleh mayoritas penontonnya. Dalam Islam, menjadi orang kaya adalah hal yang dianjurkan bahkan sudah termaktub dalam hadits. Melalui ibadah zakat, sebetulnya Allah subhanahu wa ta'ala telah memfasilitasi redistribusi kekayaan sehingga tercipta nol kemiskinan yang membentuk crazy rich umat.
Awetnya Kemiskinan
Di jalanan, kita menyaksikan betapa banyak orang yang masih bergelut dengan perut. Sementara, yang lainnya mungkin rawan menjadi samsak tinju preman penagih utang.
Bak noda membandel, kemiskinan sulit dienyahkan dari muka bumi.
Pada September 2022 saja, tercatat sebanyak 9,57 persen atau setara 26,36 juta penduduk Indonesia ialah kaum papa. Bila ditelisik lebih dalam, trennya bahkan terus meroket seiring dengan harga sembako yang tak pernah turun.
Tumblr media
Poin pertama SDGs. Photo by Creative Commons Wiki.
Padahal, kemiskinan atau setidaknya minimnya pendapatan akan berdampak langsung pada sulitnya akses terhadap makanan yang sehat dan bergizi, pendidikan yang berkualitas, pengobatan yang layak, dan aspek fundamental lainnya. Itulah mengapa No Poverty menjadi cita-cita utama dalam agenda SDGs 2030.
Namun, melihat apa yang terjadi hingga sekarang, pertanyaan berikutnya ialah apakah cita-cita menghapus kemiskinan ini hanyalah sesuatu yang utopis?
Kisah Nol Kemiskinan
Mundur jauh berabad-abad silam, nyatanya kemiskinan pernah dielimimasi hingga mencapai tingkat nol persen. Itu terjadi pada masa kepemimpinan khalifah Umar bn Khattab dan Umar bin Abdul Aziz yang dicirikan oleh sulitnya menemukan para mustahik (orang yang berhak menerima zakat).
Tumblr media
Umar bin Khattab sulit menemukan mustahik selama 3 tahun. Sedangakan, Umar bin Abdul Aziz berhasil mengentaskan kemiskinan di Afrika, Irak, dan Basrah selama 2,5 tahun masa kepemimpinannya. Kemiskinan yang diberangus di era dua khalifah ini terjadi bukan karena berlimpahnya dana zakat yang dihimpun, melainkan karena adanya transformasi peran dari mustahik (penerima zakat) menjadi muzakki (pemberi zakat). Sehingga, didapati setiap penduduk di negeri itu berstatus sebagai muzakki.
Zakat adalah formula sukses keuangan di era kejayaan Islam. Ia menjadi tuas penggerak ekonomi yang keberhasilannya turut disokong oleh kebijakan-kebijakan progresif seperti transparansi, penataan organisasi, penyederhanaan sistem administrasi, penghematan anggaran, dan upaya menumbuhkan ekosistem wirausaha pada setiap rakyatnya.
Potensi Zakat di Indonesia
Saat ini, populasi muslim di tanah air mencapai 237,55 juta jiwa atau setara 86,7 persen dari total populasi. Sementara, kelas menengahnya berada dikisaran 30 persen.
Kemenag dalam Rakornas Zakat 2023 menyebut bahwa potensi zakat tahun ini diperkirakan sebesar 400 trilliun rupiah. Angka yang bukan main besarnya dan manfaatnya.
Bayangkan, dengan hanya bayar zakat telah berdiri Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) di Provinsi Jambi tahun 2018 silam. Yang melistriki lebih dari 5.000 jiwa atau setara 900+ rumah tangga.
youtube
Malam ini, zakat kita telah menerangi bidan-bidan di Jambi dalam proses persalinan dini hari. Siang tadi, para dhuafa juga menikmati lezatnya pendidikan yang nyaris ditanggalkan.
Inilah yang dinamakan zakat produktif, di mana fungsinya memberdayakan masyarakat agar mendapatkan kesempatan yang sama. Harapannya adalah ketika individu telah mampu memenuhi hak-hak dasarnya, maka ia akan produktif dan memiliki kemampuan sekaligus kemauan untuk membayar zakat demi solidaritas umat. Prinsip yang sejalan dengan ekonomi sirkular.
Tumblr media
Lalu, mengapa begitu penting menjadikan umat berdaya, terlebih kaya-raya?
Logikanya sederhana bahwa orang-orang saleh yang kaya akan menggunakan hartanya untuk kebaikan. Sementara, orang-orang fasik yang menguasai kekayaan hanya akan menimbulkan kemudaratan.
Dan, bukankah perintah jihad pun selalu diikuti dengan bi awmalikum wa anfusikum? Kita disuruh berjihad dengan harta dan juga jiwa. Sehingga, itulah yang lebih afdol.
Maka, tak keliru bila ibadah zakat ini memang perlu dioptimalkan demi tercapai kemaslahatan umat.
Lebih Dekat dengan Zakat
Setelah mengetahui peran besar zakat, tentu kita juga perlu mempelajari macam-macam zakat dan ketentuannya agar memudahkan kita dalam usaha penyalurannya.
1. Zakat Fitrah
Secara singkatnya, zakat fitrah merujuk pada usaha pembersihan jiwa, seperti yang disabdakan Rasulullah SAW.
"Rasulullah SAW pernah menyampaikan kepada kami tentang kewajiban zakat fitrah sebagai pembersih (penyuci) orang yang berpuasa dari perbuatan yang sia-sia (berkata-kata kotor)." HR. Bukhori no. 1506.
Tumblr media
Fungsi zakat ini ada dua. Pertama, untuk menggugurkan kotoran-kotoran yang menempel dalam jiwa kita selama berpuasa Ramadan. Kedua, menjadi bahan pokok bagi orang miskin untuk persiapan Idulfitri.
Jangan lupa bahwa Idulfitri salah satu penandanya adalah harus makan. Di sisi lain, orang miskin belum tentu memiliki makanan. Sehingga, zakat fitrah-lah yang membantu mereka menunjukkan bulan Ramadan telah usai.
Zakat fitrah ini hukumnya wajib bagi pemeluk agama Islam. Baik laki-laki atau perempuan, anak-anak atau dewasa, merdeka atau budak. Selama ia memiliki sisa makanan sehari semalam ketika hari raya, maka ia dianggap mampu dan wajib zakat.
Oleh karenanya, bayi yang lahir di bulan Ramadan maupun orang yang meninggal di saat sudah masuk bulan Ramadan juga harus dibayarkan zakatnya.
Nah, zakat fitrah ini dikeluarkan dalam bentuk makanan pokok seberat min. 2,5 kg atau 3,5 L. Ingat ya, ini minimal. Jadi, semisal mau memberi lengkap sembako itu jauh lebih baik.
Untuk praktisnya, juga dapat disalurkan dalam bentuk uang senilai min. 2,5 kg makanan pokok yang disalurkan ke panitia zakat. Nanti panitia zakat mengelolanya untuk diserahkan kepada dua asnaf (penerima zakat) saja, yakni golongan fakir dan miskin.
Kapan waktu menyalurkan zakat fitrah? Bisa ditunaikan sedari terbit fajar pertama bulan Ramadan hingga sebelum salat Id dilaksanakan.
2. Zakat Maal
Berbeda dengan zakat fitrah yang berfungsi untuk menyucikan jiwa, zakat maal bertujuan untuk menyucikan harta. Mengingat maal sendiri berasal dari kata al-amwa yang berarti harta atau kekayaan.
Sehingga, setiap harta benda kepemilikan seseorang yang secara zat maupun substansi perolehannya tidak bertentangan dengan ketentuan agama dan telah memenuhi nisab (batasan min. harta yang wajib dikenakan zakat) dan mencapai haul (dimiliki selama satu tahun atau kurun waktu tertentu) maka wajib zakat maal.
Zakat maal ini nantinya akan disalurkan kepada 8 golongan asnaf.
Tumblr media
Berikut tabel kriteria zakat maal:
Tumblr media
Untuk diketahui, hitungan haul pada zakat maal mengacu pada tahun Hijriyah.
Jadi, semisal seseorang membeli emas, perlu diperhatikan tanggal belinya. Untuk mengkonversi ke Masehi, caranya ialah dikurangi 11 atau 13 hari.
Contoh: Seseorang membeli emas seberat 85 gr pada tanggal 20 September tahun ini, maka ia perlu mengeluarkan zakatnya di tanggal 9 September tahun berikutnya.
Lalu, bagaimana cara menghitung zakat penghasilan? Katanya boleh dibayarkan per bulan?
Contoh kasus
Seorang influencer berpenghasilan total setahun Rp 1 M. Berapa zakatnya?
Jawab:
Nisab zakat penghasilan yakni 85 gram emas atau setara dengan Rp 81.945.667,- per tahun. Influencer tersebut telah memenuhi nisab sehingga dapat dihitung zakat penghasilannya sebesar:
2,5% x 1 M = Rp 25 juta per tahun.
Namun, dalam praktiknya, zakat penghasilan juga dapat ditunaikan per bulannya. Nisabnya hanya perlu dijadikan 1/12 dari 85 gr emas yakni Rp 6.828.806,-.
Sehingga, bila dimisalkan pendapatan influencer tersebut per bulannya sebesar 83 juta. Maka, zakat penghasilan per bulan yang harus ia tunaikan ialah 2,5% x Rp 83 juta = Rp 2.075.000,-.
Zakat Online Kesukaan Netizen
Beruntungnya, zaman sekarang itu jadi orang beriman super mudah! Salah satunya, kita dapat menunaikan zakat melalui cara yang lebih efisien yakni dengan zakat online di Bank Mega Syariah.
instagram
Seperti diketahui, Bank Mega Syariah ini berada dibawah naungan CT Corp dan telah diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta dijamin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Sehingga, sangat aman, terpercaya, dan bertabur promo menarik!
instagram
Nah, untuk bayar zakat sendiri bisa dilakukan melalui web resmi Bank Mega Syariah atau pakai aplikasi M-Syariah yang terinstal di ponsel.
Gak jago matematika apalagi hitung zakat pribadi?
Tenaaang! Karena Bank Mega Syariah memfasilitasi perhitungan variabel zakat dengan cermat baik di web resmi maupun M-Syariah. Misal, kita mau bayar zakat maal, ya tinggal masukin aja nominal tabungan, nilai emas, hutang, cicilan, dan sebagainya. Lanjut, klik “Hitung” lalu muncul deh jumlah zakat yang harus dibayarkan. Mudah, bukan?
Tumblr media
Hitung zakat maal di Bank Mega Syariah (BMS). Photo by BMS website.
Setelah itu, kita bakal ditawarkan dua opsi dalam pembayaran zakatnya. Pertama, langsung melalui mobile banking M-Syariah. Atau kedua, bisa dengan fitur transfer ke lembaga zakat pilihan.
LAZ CT ARSA, BAZNAS, Lazis Muhammadiyah, Yayasan Lazis NU, dan sejumlah 17-an lembaga zakat terpercaya lainnya sudah menjadi mitra baik dari Bank Mega Syariah.
Semisal, kamu warga Muhammadiyah to the bone. Ya, bebas-bebas aja transfer ke lembaga zakat kesayanganmu via Bank Mega Syariah. InshaAllah, tetap berkah dan amanah!
Tumblr media
Mitra zakat Bank Mega Syariah. Photo by BMS website.
Teruntuk orang yang mobile seperti saya, udah paling bener pakai M-Syariah.
Kadang emang euforia gajian suka menyilaukan esensi berbagi, Padahal, zakat itu sepenting salat. Ia kan ranking 3 dalam rukun Islam. Jadi, hukumnya emang kudu dan wajib.
Makanya, Gajian Jangan Lupa Zakat Online Pakai M-Syariah! Barang semenit doang, di manapun, dan kapanpun kita bisa sat-set bayar zakat.
instagram
“Ah, tapi kan enakan bayar zakat langsung, gak butuh kuota gitu loh.”
Jreng… jreng…
Masih dalam Rakornas Zakat 2023, Pak Menag, Yaqut Cholil, pernah curhat bahwa serapan zakat di Indonesia baru mencapai 21 triliun dari estimasi 400 triliun. Waduh, jauh banget kan?
Nah, ini terjadi karena masyarakat masih mentasarufkan zakat ke mustahik secara mandiri tanpa melibatkan lembaga zakat.
Padahal, dengan berzakat online melalui lembaga yang terpercaya, pengelolaannya akan lebih profesional dengan program-program strategis yang dampaknya terukur. Makanya, digitalisasi zakat ini penting sekali untuk menaikkan trust masyarakat agar memiliki kesadaran membayar zakat melalui pelaporan maupun pengawasan. Begitu…
Tumblr media
Hanya saja nih, sebagai netizen +62, saya itu kurang demen koleksi aplikasi yang nyumpek-nyumpekin storage di ponsel. Kata William C. Bagley tuh: pilih yang esensial saja.
instagram
Syukurlah, kalau kita pakai M-Syariah aplikasinya udah sekalian sama yang lain-lain. Bisa dipakai buat beramal (ZISWAF: zakat, infaq, sedekah, dan wakaf), bayar tagihan telepon, air, listrik, top up e-wallet, beli pulsa, dan berbagai fasilitas lainnya.
Bahkan bisa juga lho untuk nunjukin arah kiblat atau tracking masjid terdekat. Pokoknya, cocok banget deh buat jiwa-jiwa bolang.
Dan, konon katanya, Haji Andre, si sultan Bintaro aja sepakat.
instagram
Kamu, masih ragu pakai M-Syariah?
Yuk, saya ladeni debat 5 hari 5 malam *Sabtu-Minggu tetap libur.
Penutup
Zakat, demikian kita kenal sebagai ibadah penyucian jiwa dan harta. Ia formula ajaib rancangan Yang Maha Kaya agar umatnya berdaya, terlebih kaya-raya.
Jangan sepelekan zakat karena itu menyangkut kemaslahatan umat. Segera tunaikan zakatmu dengan Bank Mega Syariah yang inshaAllah amanah dan berkah.
Oleh karenanya, dengan zakat mari bersama-sama menghidupkan kembali semangat khairunnaas anfa amhum linnas bahwa manusia hidup harus banyak menghasilkan manfaat bagi orang lain.
youtube
**
Sumber ilustrasi: Freepik & Vecteezy.
Olah grafis: dilakukan mandiri oleh penulis.
Referensi
[1]: BPS. 2023. Persentase Penduduk Miskin September 2022 naik menjadi 9,57 persen. Web resmi.
[2]: Aqbar dan Iskandar. 2019. Kontekstualisasi Ekonomi Zakat Dalam Mengentaskan Kemiskinan: Studi Kebijakan Zakat Umar bin Khattab dan Perzakatan di Indonesia. Journal UIN Alauddin.
[3]: Hafil, M. 2020. Sulitnya Mencari Orang Miskin di Zaman Umar bin Abdul Aziz. Republika.
[4]: Annur, C. M. 2023. Ini Jumlah Populasi Muslim di Kawasan ASEAN, Indonesia Terbanyak. Kata Data.
[5]: Mursid. F. 2020. Wapres: Jumlah Menengah Muslim Potensi Besar Ekonomi Syariah. Republika.
[6]: Andrios, B. 2023. Rakornas Zakat 2023, Menag: Literasi Kunci Pengelolaan Zakat Nasional. Kemenag.
[7]: Abdullah, N. 2018. Baznas & UNDP Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro di Jambi. Ekonomi Bisnis.
[8]: Bank Mega Syariah. 2023. Zakat Online. Web resmi.
0 notes
flozra · 2 years ago
Text
Pesan Peradaban dalam Kurikulum Internasional
Tumblr media
Percaya atau tidak, 80 persen ilmu yang kita peroleh dari bangku pendidikan lekas terbakar oleh masa alias tidak relevan lagi untuk era sekarang. Kendati demikian, kita tetap perlu belajar mengingat apa yang kita kejar dari sebuah pendidikan ialah frame berpikir kreatif yang ditanamkan di kepala ini. Tanpa sebuah sistem pendidikan yang adaptif sekaligus mumpuni mustahil otak kita bekerja secara progresif menjawab permasalahan dunia. Oleh karenanya, sistem pendidikan dengan basis kurikulum internasional patut diberikan atensi lebih guna mengakselerasi cita-cita kemajuan Sang Garuda.
Masalah Mendasar
Jika anda adalah produk kurikulum nasional, apa yang membekas di benak anda tentang sistem pendidikan Indonesia?
Bagi saya, itu adalah soal buku-buku yang berat, seabrek hafalan, dan bayang-bayang ujian nasional (UN).
Selama belasan tahun saya bersekolah maupun berkuliah di negeri ini, pada akhirnya saya menyadari bahwa sistem pendidikan kita sebetulnya belum memanfaatkan secara maksimal kapasitas otak manusia.
Tumblr media
Untuk mengerti suatu konsep misalnya, murid seringkali hanya disuapi teori fisika yang sulit dan rumus jadi alih-alih eksperimen kecil untuk mendapatkan rumus tersebut. Sehingga, wajar tatkala ujian tiba, teknik menghafal-lah yang bertindak.
Padahal, hierarki kemampuan berpikir yang bernama Taksonomi Bloom terdiri dari 6 tahapan utama, yakni menghafal, memahami, mengaplikasikan, analisis, evaluasi, dan penciptaan (inovasi). Sayangnya, survei PISA tahun 2018 justru mencatat bahwa level berpikir anak Indonesia baru sampai pada 3 tahapan awal (Lower-Medium Order Thinking).
Mungkin, ini jugalah yang menyebabkan Indonesia belum pernah mengecap manisnya imbal jasa ide terhadap peradaban dalam bentuk nobel.
Titik Balik Peradaban
Yuval Noah Harari dalam bukunya Homo Deus: A Brief History of Tomorrow (2017) memprediksi dua ancaman besar yang dihadapi manusia abad 21. Pertama, tentang perang, bencana kelaparan, dan wabah yang tidak bisa dihapus dari muka bumi. Kedua, kemunculan global useless class atau generasi pupuk bawang yang tergusur dari pasar kerja akibat posisinya digantikan oleh robot cerdas.
Tumblr media
Opsi solutifnya ialah meminimalisir fenomena tersebut melalui penguatan SDM sejak dari pikiran.
Pengamat Pendidikan, Andreas Tambah berujar bahwa Indonesia bisa memanen SDM berkualitas hanya jika kurikulum pendidikan berubah mengadopsi ke negara-negara industri seperti Amerika Serikat.
Sejak tahun 2013, para pakar pendidikan Indonesia dan AS bekerja sama untuk mendirikan Sampoerna University sebagai satu-satunya kampus di Indonesia yang menawarkan pendidikan tinggi ala Amerika dengan menggabungkan elemen terbaik dari kedua negara tersebut.
Kenapa berkiblat pada Amerika?
Seperti kita tahu, Amerika adalah rumah bagi universitas top dunia. Sementara, Sampoerna University bermitrakan University of Arizona yang notabene kampus ke-89 terbaik di dunia menurut Center for World University Ranking (CWUR) tahun 2020/2021.
Tumblr media
Orientasi Pengalaman
Sebagai sebuah kampus terdepan, Sampoerna University percaya bahwa kurikulum internasional sejatinya memberikan konsistensi yang tidak diperoleh dari kurikulum lokal dalam hal update ilmu.
Dalam aplikasinya, kurikulum internasional menekankan pentingnya experiential learning di mana mahasiswa mempraktikkan dan merefleksikan pengalamannya dalam proses pembelajaran. Tentu, kita sepakat bahwa metode pembelajaran langsung seperti ini akan lebih membekas ketimbang sekedar mendengarkan ceramah dosen.
Tumblr media Tumblr media
instagram
Sesi kelas pun dihelat lebih kolaboratif berbasis proyek dan masalah sehingga memberi kesempatan bagi mahasiswa untuk dapat mengambil inisiatif, membuat keputusan, dan bertanggung jawab atas hasil tertentu.
Akibatnya, mahasiswa memiliki kompetensi bekerja yang unggul dan skill set untuk menyelesaikan masalah di era Industry 4.0 atau Society 5.0. 
Tumblr media
Gambaran Society 5.0 yang diprakarsai Jepang. Photo by Cabinet Office Japan on Official Web.
Penguasaan Bahasa Asing
Pemimpin peradaban era ini tidak bisa lagi diisi oleh orang-orang yang learning by doing, melainkan mereka yang learning prior to doing. Artinya, mereka harus memiliki otak yang paling relevan dengan masa depan. Media pembelajaran yang saat ini sangat mudah diakses tentu hanya dapat dioptimalkan pemanfaatannya jikalau mereka cakap berbahasa internasional, dalam hal ini Bahasa Inggris.
Beberapa waktu silam saya pernah mengisi kelas praktisi di SMP internasional dengan topik bioteknologi pangan.
Tumblr media
Food Biotechnology Talk with Focus Independent School (FIS) Manahan. Dok. Pribadi.
Kelas interaktif ini dibuka dengan presentasi anak-anak tentang riset mereka terhadap produk bioteknologi dan disambung dengan pemaparan saya. Karena dibawakan dengan dwibahasa (Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris), saya merasa dimudahkan saat menjelaskan istilah asing yang sulit ditranslasikan. Sementara, mereka di sisi lain memperoleh artikel bagus dari sumber terpercaya berbahasa asing.
Di sini kita memahami bahwasanya kurikulum internasional membuat berbahasa Indonesia itu penting, sementara fasih berbahasa Inggris juga hal yang tak kalah penting. Tak ada crab mentality dengan olok-olok “sok Inggris” karena sejatinya menguasai bahasa tertentu layaknya membuka gerbang ilmu yang lebih luas.
instagram
Kampus Futuristik yang Harmonis
Kurikulum internasional mencirikan pola pendidikan yang dinamis. Berkat menguatnya budaya layar, mendatangkan pemateri atau pengajar dari belahan dunia manapun tanpa terikat ruang adalah sesuatu yang lumrah.
Mahasiswa-mahasiswa jurusan olahraga di tanah air misalnya, bisa-bisa saja memperoleh kuliah umum dari para atlet global.
“Aku cabut duluan ya! Ada kelas nih habis ini.”
“Buru-buru amat. Emang dosennya siapa?”
“Pak Viktor.”
“Viktor? Viktor siapa?”
“Viktor Axelsen.”
Tumblr media
Viktor Axelsen, pebulutangkis asal Denmark. Photo by @viktoraxelsen on Instagram.
Program Dual Degree Sampoerna University memberikan kesempatan pada insan terbaik bangsa untuk ditatar secara virtual oleh dosen atau praktisi dari University of Arizona tanpa harus meninggalkan Indonesia. Keuntungannya ialah bisa sekaligus diakui sebagai lulusan luar negeri, tetapi dengan biaya pendidikan internasional yang irit yakni hemat hingga 75 persen.
Secara praktik, kurikulum ini juga telah memasukkan budaya dan norma dari berbagai negara. Memiliki pengajar dan teman-teman lintas spasial dan kultural tentunya akan menciptakan kekayaan perpektif dan secara alami menumbuhkan nuansa toleransi yang adaptif.
instagram
Walau kesannya sangat prestisius, siapapun yang bercita-cita mengenyam kurikulum internasional tidak perlu berkecil hati soal biaya. Pasalnya, Sampoerna University menyediakan SPARK Presidential Scholarship full 4 tahun untuk berkuliah di kampus kelas dunia ini.
Learn Locally, Compete Globally
Berkaca dari poin-poin di atas, maka saya optimis bahwa mengadopsi kurikulum internasional dalam sistem pendidikan Indonesia ialah keputusan yang paling bijaksana dan transformatif di era Industry 4.0 atau Society 5.0. 
Ini berarti akan terwujud sistem pendidikan yang holistik, di mana individu didorong menjadi long-life learner yang haus akan ilmu dan sensitif terhadap dinamika sosial.
Bukan tidak mungkin, setelah penerapan merata kurikulum internasional akan terlahir inovator-inovator muda yang mendunia asal Indonesia.
Asri Wisanggeni, nobelis Indonesia dengan temuan alat transmisi aroma makanan dari video YouTube menuju hidung audiens.
Bisa-bisa saja kan?
Maka betul-lah sebuah ungkapan yang berkata: “Jika pendidikan semampunya, maka hasilnya juga seadanya.”
Berkuliah di Sampoerna University ialah jalur yang tepat untuk menyiapkan bonus demografi Indonesia agar dapat bersaing di iklim global yang kompetitif melalui kurikulum yang progresif.
Oleh karenanya, mari cetak produk pendidikan yang berhasil bersama Sampoerna University!
**
youtube
Sumber ilustrasi: Freepik & Vecteezy.
Olah grafis: dilakukan mandiri oleh penulis.
Referensi
[1]: OECD. 2019. PISA 2018 Results (Volume II): Where All Students Can Succeed. OECD Publishing: Paris.
[2]: Harari, Yuval Noah. 2017. Homo Deus: A Brief History of Tomorrow. Harvill Secker: London. ISBN 13: 9780771038686.
[3]: Syahputra, Eqqi. 2022. Ini Rahasia Jebolan Sampoerna University Mudah Dapat Kerjaan. CNBC Indonesia.
[4]: Center for World University Rankings (CWUR). 2021. University of Arizona Ranking 2020-21. CWUR.
[5]: Sampoerna University. 2022. Web resmi.
[6]: Cabinet Office. 2023. Society 5.0. CAO Government Japan.
1 note · View note
flozra · 2 years ago
Text
Arsitek Kemajuan Bangsa
Tumblr media
Fenomena robot-robot mengakusisi peran manusia tidak hanya ada di film sains fiksi belaka. Apapun pekerjaanya bisa direnggut begitu saja bila seseorang itu lengah terhadap masifnya perkembangan zaman. Untuk itu, diperlukan bekal khusus bagi calon pekerja untuk dapat bertarung di liga global melalui kompetensi bekerja yang unggul.
McKinsey dalam laporannya tahun 2019 menyebut bahwa sebanyak 23 juta pekerjaan di Indonesia bakal digantikan oleh proses otomatisasi yang terjadi hingga 2030 mendatang. Lebih lanjut, tren pekerjaan juga mulai bergeser ke arah layanan dan menjauhi pekerjaan dengan tingkat otomatisasi tinggi seperti pemrosesan data.
Tumblr media
Era robot. Photo by Thor Deichmann on Pixabay.
Itu juga berarti bahwa banyak pekerjaan yang akan dikerjakan anak sekolah saat ini bahkan belum ada. LinkedIn dalam rilis terbarunya memprediksi akan ada 150 juta pekerjaan teknologi baru dalam lima tahun ke depan dengan mayoritasnya dapat dilakukan dari jarak jauh.
Heru Dewanto selaku Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) berkata bahwa Indonesia membutuhkan sekitar 260 ribu insinyur untuk mensukseskan agenda pembangunan terkait Industri 4.0. Di mana kuota insinyur sendiri baru terisi sekitar 40 persen meski jumlah perguruan tinggi terhitung cukup banyak.
Di sisi lain, implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) kian terlihat jelas dengan mobilisasi insinyur kawasan regional yang masif. Hal ini tentu menciptakan persaingan sengit bagi para lulusan anyar.
Gelar sarjana tentu diharapkan tak sebatas rapor perkuliahan, melainkan bagaimana membangun pemikir-pemikir besar seperti halnya Ir. Soekrano, B. J. Habibie maupun Djuanda. Sosok-sosok yang tak hanya jenius dalam hal keteknikan, tetapi figur yang rela menyumbangkan ide dan pikirannya untuk membangun bangsa.
Tumblr media
B. J. Habibie. Photo by Edwin Dwi Putranto on Republika.
Bekal Terbaik
Kita semua sepakat bahwa hasil pendidikan secara langsung bergantung pada kualitas kurikulum dan pengajaran.
Jangan salahkan seseorang tidak cakap atau awam dalam dunia kerja. Pasalnya, hal ini bisa jadi terpengaruh dari sistem pendidikan yang statis.
“Bagaimana zaman kian maju, tetapi pendidikan tidak?” Begitu kira-kira pola pikirnya.
youtube
Beruntungnya, saat ini ada Sampoerna University (SU) sebagai satu-satunya kampus kelas dunia yang menawarkan kurikulum internasional khas Amerika di Indonesia. Di mana standar Amerika ini diterapkan dari mulai kurikulum, fakultas, fasilitas hingga operasional.
Tumblr media
Sampoerna University. Photo by Sampoerna University.
Bekerja sama dengan University of Arizona, insan terbaik bangsa bisa mengecap manisnya gelar ganda (sarjana nasional dan bachelor internasional) tanpa sekalipun meninggalkan tanah air. Sehingga, menghemat biaya pendidikan internasional hingga 75 persen.
Ada empat fakultas yang dihelat di Sampoerna University. Di antaranya Fakultas Teknik dan Teknologi, Fakultas Bisnis, Fakultas Pendidikan, dan Fakultas Seni dan Ilmu Pengetahuan.
Bagi para muda-mudi calon insinyur tak perlu khawatir dengan kegagapan dunia kerja. Pasalnya, Sampoerna University memastikan lulusannya memiliki kompetensi bekerja yang di atas rata-rata.
Tumblr media
Prodi Teknik Industri di Sampoerna University. Photo by Sampoerna University.
Ini dikarenakan tipe pembelajarannya berbasis hands on learning, di mana mahasiswa diajak untuk menggali informasi, melakukan, berdiskusi, dan membuat sebuah simpulan. Terlebih, Sampoerna University juga memfasilitasi peraga alat keteknikan yang lengkap guna membantu para mahasiswa jurusan tekniknya untuk dapat praktik langsung.
Associate Profesor dari National Institute of Education Singapura, Suzanne Choo Shen Li, mengatakan bahwa untuk memenangkan persaingan di era hiper-globalisasi dibutuhkan enam kecakapan yang disebut 6C, yakni Character (karakter), Citizenship (kewarganegaraan), Critical thinking (berpikir kritis), Creativity (kreatif), Collaboration (kolaborasi), dan Communication (komunikasi). Yang mana ke-6 aspek tersebut tercermin dari misi kerja Sampoerna University.
Dengan paradigma pendidikan tinggi yang lebih otonom dan kultur pembelajaran yang inovatif tentu Sampoerna University terus menggembleng mahasiswanya dengan cara-cara yang lebih taktis sekaligus humanis, utamanya melalui penguatan riset dan jejaring global.
Tumblr media
Mahasiswa Teknik Sampoerna University dengan Proyek Mini 4WD Tamiya Car Racing. Photo by Sampoerna University.
Apa target utamanya?
Pertama, peralihan peran dari konsumen menjadi produsen. Kedua, membangun pusat inkubasi berbasis karya IPTEK.
Kenapa kedua hal ini penting?
Karena Sampoerna University percaya bahwa sebagai sebuah pendidikan tinggi, ia memiliki andil untuk mencetak para calon insinyur dengan knowledge/innovation-based economy mindset agar nantinya mutu dan relevansinya sejalan dengan kebutuhan sektor-sektor pembangunan.
Belajar Siap
Pada akhirnya, perusahaan di masa mendatang akan senantiasa menaikkan standar tenaga kerja yang akan diterima. Lebih berkualitas, lebih eksploratif, lebih cakap teknologi, dan masih banyak lagi.
Saya jadi teringat sebuah kutipan menarik dari seorang motivator bernama Coach Conan. Kata beliau, “Hidup itu sebenernya gak ada kata siap. Yang ada hanyalah siap-siap.”
Oleh karena itu, mari bersiap-siap menghadapi turbulensi mahadahsyat di dunia kerja bersama Sampoerna University, kampusnya para arsitek kemajuan bangsa!
**
youtube
Sumber ilustrasi: Vecteezy.
Olah grafis: dilakukan mandiri oleh penulis.
Referensi
[1]: Simorangkir, Eduardo. 2019. Siap-siap! 23 Juta Lapangan Kerja di RI Bakal Diganti Robot. Finance Detik.
[2]: Marr, Bernard. 2022. The 2 Biggest Future Trends In Education. Forbes.
[3]: Kasih, Ayunda Pininta. 2022. Kuasai Kompetensi 6C untuk Sukses di Era Globalisasi 4.0, Apa Saja? Kompas.
[4]: Sampoerna University. 2023. Web Resmi.
1 note · View note
flozra · 2 years ago
Text
#LifeYourWay dan Senarai Impian Menuju Karimunjawa Bareng Traveloka
Tumblr media
Ada banyak opsi dan perubahan drastis yang terjadi di rentang usia 20 hingga 30 tahun, sehingga muncul istilah quarter life crisis, fenomena di mana seseorang mulai mempertanyakan arah dan kualitas hidupnya, serta ditandai oleh adanya serangan emosional berupa perasaan gegana (gelisah, galau, merana).
Versi saya, krisisnya ialah minim eksplorasi wisata. Apalagi, dua tahun ke belakang ini dunia tengah “terkunci” sebagai imbas dari pandemi COVID-19.
Walau begitu, pandemi ini setidaknya mengajari saya untuk mulai #LifeYourWay. Menentukan ke mana arah layar harus direntangkan saat ini dengan cara saya sendiri.
Ada istilah bernama “radical acceptance”, yakni seni menerima segala ketidakpastian dalam hidup, termasuk juga sepet-sepetnya realitas.
Kalau kata saya: di dunia ini tak pernah ada kata siap, yang ada hanyalah siap-siap. Betul apa betul?
Nah, waktu pandemi itu pula, saya jadi tersadar kalau ternyata saya sekeluarga memang jarang sekali berlibur jarak jauh bersama. Biasanya, kami hanya keluar untuk makan bersama saat akhir pekan di kota sebelah ataupun saat merayakan momen ulang tahun.
Maklum saja, selain karena bentrok waktu, bapak saya juga merupakan sandwich generation yang masih menopang beberapa saudaranya. Sehingga, mau tidak mau, arus kas keluarga kami perlu diirit-irit.
Kendati demikian, ada masa di mana saya seperti menemukan esensi liburan yang sejati. Itu terjadi tatkala saya magang di tanah air Naruto tahun 2018 silam.
Kala libur, saya pernah mengunjungi Danau Shirakaba (白樺湖) di Prefektur Nagano yang menghadap langsung ke arah puncak Kurumayama. Perpaduan warna-warni yang serasi antara birunya air dengan gunung dan tetumbuhan di sekitarnya kontan membuat mata saya berpesta.
Tumblr media
Bermain harmonika dengan latar Danau Shirakaba di Prefektur Nagano. Dok. Pribadi.
Namun, tetap saja ada yang kurang menurut saya.
Pemandangan yang indah ternyata bukan cuma soal warna-warna, tetapi dengan siapa kita menikmatinya. Merahnya senja bukan cuma soal matahari yang kembali ke peraduan, tetapi tentang kenangan apa yang terlintas karenanya.
Ada idiom Jepang yang masyhur yakni ichi go ichi e (期一会) yang berarti “sekali seumur hidup”.
Maksudnya ialah suatu momen tak akan pernah terulang untuk kedua kalinya, sekalipun dilakukan dengan orang yang sama pada aktivitas yang sama. Sehingga, hal yang perlu kita lakukan tiada lain ialah being present atau menghargai setiap momennya.
Dan atas sebab itulah, saya bercita-cita untuk dapat menyaksikan ragam pesona alam yang terbentang berikutnya bersama insan-insan kesayangan saya, yakni kedua orang tua saya.
Dipandu dengan teman hidup sebaik Traveloka, mari ikuti rencana plesiran kami!
Tumblr media
Wisata Biru di Karimunjawa
Saya beruntung tinggal di negeri zamrud khatulistiwa yang kaya akan tempat wisata.
Javadvipa, atau Pulau Jawa adalah salah satu daerah yang begitu indah. Suatu lokasi yang konon dulunya menjadi titisan dewa-dewa. 
Sangking indahnya Pulau Jawa, Charlie Chaplin bahkan sudah dua kali (tahun 1932 dan 1936) bertandang ke daerah Garut dan sangat terkesan oleh guling (Dutch wife), yang ia sebut sebagai “penemuan terbaik di negara tropis”.
Tumblr media
Cuitan Presiden Jokowi tentang Charlie Chaplin ke Garut.
Nah, untuk liburan mendatang, kami rencananya tidak akan ke Garut, melainkan menuju permata kecil di Jepara, yakni wisata biru di Karimunjawa. Penasaran kenapa kami ingin ke sana? Yuk, simak!
#1 Pariwisata Berkelanjutan
Sebagai kepulauan yang terletak di utara Jepara, Karimunjawa punya hutan mangrove yang berperan sebagai karbon biru.
Karbon biru adalah istilah untuk menyebut karbon yang terserap di atmosfer oleh ekosistem laut. Ekosistem laut sendiri terdiri dari tiga hal, yakni mangrove, padang lamun (rerumputan laut), dan rawa payau (hanya ada di negara sub-tropis).
Tumblr media
Mangrove di Karimunjawa. Photo by HMBond on Flickr.
Karbon (emisi) perlu diserap dan disimpan oleh ekosistem hidup agar tidak memicu perubahan iklim, yang membuat dunia semakin mirip sauna.
Nah, karbon biru ini bisa menyerap 3-5 kali lebih besar dibandingkan hutan terestrial (daratan) yang paling lebat.
Logikanya berarti, hutan mangrove di Karimunjawa akan lebih mampu menyelamatkan bumi ketimbang Gunung Gede di Jawa Barat.
Luas mangrove Indonesia adalah yang terbesar di dunia. Jumlahnya sekitar 3,31 juta hektar dan mampu menyerap hampir seperempat karbon global.
Mengetahui fakta tersebut, sayang sekali bukan kalau melewatkan tempat seberjasa mangrove ini saat plesiran?
Tumblr media
Trekking di Hutan Mangrove Karimunjawa. Photo by Travel Junkie on Archive.
Maka dari itu, kami sekeluarga ingin trekking di Hutan Mangrove Karimunjawa. Kami ingin merasakan sensasi forest bathing (berinteraksi dengan alam) di hutan seluas 10,5 hektar yang dihuni sekitar 45 jenis mangrove.
Kata sebuah studi, aktivitas forest bathing selama minimal 20 menit terbukti mampu menurunkan hormon kortisol (hormon stres) secara signifikan dan menjadi immune booster terbaik.
Bagi kami, ini termasuk wisata paket komplit. Wisata yang menghibur mata karena keasriannya, menyehatkan raga dan jiwa, serta mengajari kami untuk lebih mencintai alam.
Tumblr media
Jalur trekking di Hutan Mangrove Karimunjawa. Photo by Travel Junkie on Archive.
#2 Bersua Fauna Endemik
Alasan berikutnya ialah mengantarkan bapak untuk dapat bercengkerama dengan fauna khas Karimunjawa.
Bisa dibilang, bapak saya itu pencinta hewan. Atau lebih tepatnya, bapak fauna.
Di rumah urban kami yang lahannya minimalis, bapak dulunya pernah memelihara ayam kate yang doyan berjoget, iseng beternak lele, dan tentang burung hantu yang gemar bertamu.
Saya ceritakan satu di antaranya ya.
Lantai atas rumah kami berukuran 2x2 m dengan posisi terbuka ialah bekas markas layang-layang dan arena melukis saya ketika belia.
Sudah lama tak terpakai, tetapi bapak selalu membersihkannya.
Hingga bertamulah tiga burung hantu sekaligus.
Orang normal pasti langsung mengusirnya karena takut mitos buruk, tetapi bapak saya malah berkata, “Mari kita amati mereka.”
Dan benar saja saudara-saudara, saya baru tahu kalau burung hantu itu bersuara persis seperti orang yang sedang pilek.
Bedanya adalah manusia menarik ingus dalam durasi pendek yakni 1-3 detik saja, sementara burung hantu bersuara seperti menarik ingus dalam durasi panjang yakni 10-15 detik dan utamanya saat fajar.
Setelah saya cari tahu, suara pilek ini rupanya adalah sirine bagi burung hantu untuk memberi tahu rekannya akan batas teritorinya maupun menunjukkan adanya mangsa empuk.
Jadi… sudahkah anda sadari betapa di balik garangnya Master Limbad ternyata ada nuansa pilek tepat di sampingnya?
Tumblr media
Limbad bersama Burhan, burung hantu kesayangannya. Photo by @limbadindonesia on Instagram.
Atas dasar inilah, saya meyakini bahwa merupakan keputusan yang tepat mengajak bapak saya plesiran ke Karimunjawa, sebuah wilayah yang baru-baru ini ditetapkan oleh UNESCO sebagai Cagar Biosfer.
Di Karimunjawa, tersimpan 400 lebih jenis spesies fauna dan 240 lebih jenis ikan hias. Ada penyu sisik, kerang raksasa (Kima), lumba-lumba hidung botol (Tursiops aduncus), hingga rusa Jawa (Rusa timorensis).
Tumblr media
Berenang bersama hiu di Pulau Menjangan Kecil. Photo by @warungnanan on Instagram.
Spot esensial yang ingin kami sambangi tentunya adalah Pulau Menjangan Kecil. Di sini, ada penangkaran hiu (Superordo selachimorpha) maupun penyu (Superfamily chelonioidea).
Saya dan bapak tentunya tak mau melewatkan sensasi berenang bersama hiu-hiu jinak ini.
Siapa tahu setelah kami bertemu dengan hiu maka akan tersibak fakta mencengangkan lainnya dari fauna Indonesia ini. Siapa tahu, kan?
#3 Keindahan Panorama Yang Memikat Hati
Karimunjawa adalah sebuah wilayah yang terdiri dari 27 gugusan pulau.
Kami bisa island hopping atau berpindah dari satu pulau ke pulau lain yang jaraknya berdekatan, untuk sekadar menikmati eksotisme setiap pantainya.
Tumblr media
Pulau Cemara Kecil. Photo by @rnpratama on Instagram.
Beberapa pantai yang kami incar ialah Pantai Tanjung Gelam, Pantai Batu Topeng, Pantai Annora, Pantai Barakuda, dan Pantai Nirwana.
Pantai-pantai ini tertambat pada hati kami lantaran lanskapnya yang begitu memanjakan netra. Putihnya pasir, deretan nyiur kelapa, dan beningnya air adalah pasangan terjodoh untuk liburan yang menenangkan.
Di sini, kami juga bisa menikmati sajian sunrise dan sunset terindah di Pulau Jawa. Yang tentunya mengingatkan kami bahwa hidup tak selamanya muram dan esok mudah-mudahan cerah.
Tumblr media
Menanti sunset di Pantai Tanjung Gelam. Photo by @frry_ on Instagram.
Itinerary
Selain spot-spot yang telah saya sebutkan sebelumnya, ada beberapa destinasi lain yang juga ingin kami jelajahi selama berada di Karimunjawa. Seperti misalnya: berkano di Bako Lolo (laguna dengan air tenang tanpa ombak), melihat kupu-kupu di Karimun Butterfly Park, dan kulineran di Alun-alun kota.
Teruntuk durasi liburannya, kami berencana menginap 3 hari 2 malam di Karimunjawa.
Kami sudah menyiapkan waktu terbaiknya. Itu antara bulan Maret-April atau Oktober-November, bulan-bulan di mana terjadi pergantian musim (hujan ke kemarau atau sebaliknya) sehingga menjamin laut yang tenang.
Berikut ya itinerary kami:
Tumblr media
My Trip My Happiness berkat Traveloka
Memboyong orang tua yang JELITA (Jelang Lima Puluh Tahun) atau bahkan lebih ketika liburan tentu membutuhkan treatment khusus. Liburan perlu dirancang sedemikian rupa agar singkat, padat, dan tidak menyusahkan, serta juga berkesan.
Beruntungnya, ada Traveloka selaku platform travel terdepan se-Asia Tenggara besutan anak negeri yang menyediakan segala kebutuhan perjalanan, atraksi lokal, membayar tagihan bulanan (PDAM, PLN, Telkom, BPJS, isi pulsa, dll) hingga mengakomodir investasi emas.
Bisa dibilang, Traveloka juga lah yang telah memfasilitasi saya untuk #LifeYourWay: membebaskan cara otentik saya merancang perjalanan terbaik menuju Karimunjawa ini.
Bayangkan, dengan adanya Traveloka, semua armada yang akan kami gunakan menuju Karimunjawa bisa dipesan semudah menjentikkan jari. Mau pakai pesawat, bus, kereta api, sewa mobil, bahkan antar jemput bandara ada semuanya di sini!
Pada trip Karimunjawa ini, keluarga kami akan mengandalkan akomodasi berupa kereta api yang tiketnya kami pesan di Traveloka. Selanjutnya, kami akan meneruskan perjalanan dari Pelabuhan Kartini menggunakan kapal cepat Express Bahari yang memakan waktu 2,5 jam.
Amit-amit misalnya ada halangan, seperti cuaca ekstrim atau anggota keluarga yang akan melancong jatuh sakit saat hari H, kami hanya perlu kalem. Karena, sejatinya Traveloka telah menjamin pengembalian uang 100 persen saat mengajukan pembatalan tiket.
Gak percaya? Saya sendiri bukti nyatanya.
Sudah prepare well mau mudik di akhir Ramadhan, tetapi macet menggila. Alhasil, saya ajukan pembatalan tiket dan memesan kereta di jam berikutnya via Traveloka. Voila, uangnya kembali ke rekening saya 1x24 saja. Saya jadi pulkam, tanpa rasa muram!
Tumblr media
Harus saya akui pula, gara-gara Traveloka saya pernah dapat sanjungan dari dosen lantaran cincai memborong hotel berbintang dengan harga yang murah untuk diinap tamu konferensi.
“Yah Bu, itu sih bukan karena saya jago, tapi memang Traveloka aja yang rajin sedekah promo.”
Pokoknya, promo favorit saya itu tanggal kembar dan diskon akhir bulan.
Di bawah ini nih contohnya. Ada dua hotel di Karimunjawa yang menurut saya family friendly dan bakal saya pesan melalui Traveloka App dengan berbekal kupon promo:
Tumblr media
Hotel d'SEASON Karimunjawa
Hotel d'SEASON kami jadikan kategori prioritas dalam liburan ini lantaran jaraknya yang dekat dengan Taman Nasional Karimunjawa, yakni 473 m saja. Meski lokasinya berdekatan dengan Taman Nasional maupun pelabuhan, harga yang dipatok ternyata cukuplah terjangkau yakni mulai dari Rp 503.500/malam.
Padahal, fasilitas yang ditawarkan bukanlah kaleng-kaleng! Setiap kamar dilengkapi TV, WiFi, kulkas, bathtub, dan coffee maker. Sementara, fasilitas publiknya ada kolam renang, whirlpool, kafe, tempat spa dan sauna, bahkan ruang rapat berkapasitas 150 orang. Sehingga, juga cocok untuk perjalanan bisnis sekalipun.
Hotel ini beralamat di Jalan Danang Joyo 09, Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah, Indonesia, 59455. Tentunya, menjadi salah satu ruang singgah di Karimunjawa yang cocok untuk dilirik, bukan?
Tumblr media
Royal Ocean View Beach Resort Karimunjawa
Saat menatapnya di aplikasi Traveloka, resort ini benar-benar membuktikan love at the first sight. Bagaimana tidak? Resort yang dapat digapai hanya beberapa jengkal dari Pantai Barakuda ini memiliki view yang sangat menghibur mata. Pengunjung bebas menentukan view berupa taman yang asri ataukah hamparan laut lepas di jendela kamarnya.
Beberapa pilihan kamar yang disediakan resort ini antara lain Deluxe Double or Twin, Deluxe Suite, Executive, dan Family Suite yang dibanderol mulai dari Rp 1.012.500/malam. Eits, dengan harga yang sepadan itu kita dapat aneka rupa fasilitas lho! Mulai dari konektivitas WiFi, jasa antar jemput, private beach hingga tur menyelam ataupun berkano.
Pokoknya, resort ini sangat cocok untuk kamu yang ingin menyegarkan mata sekaligus gemar bereksplorasi.
-
Teruntuk kamu yang juga kepengen liburan ke Karimunjawa, tetapi males ribet. Oh, tenaaang!
Ada fitur Traveloka Xperience yang menawarkan pembelian tiket atraksi, taman bermain, beauty & spa, tes COVID-19, tur, olahraga, dan masih banyak lagi.
Untuk Karimunjawa sendiri, bisa dipilih kategori tur dan selanjutnya bisa memilih misalnya tur “Satu Hari Paket Tour Laut Karimunjawa”. Simpel, kan?
Tumblr media
Sebebas Mungkin
Walau sepintas tampak cocokologi, tapi coba deh perhatikan logo Traveloka lekat-lekat.
Logo mereka itu burung Godwit, burung yang konon memegang rekor dunia terbang nonstop sejauh 11.500 km. Wih, ajib!
Eh tapi, perhatikan lagi. Kenapa ya harus burung yang jadi simbol?
Kenapa gak undur-undur atau walang sangit aja?
Kalau dari kacamata konsumen setia Traveloka (ehem) seperti saya, ini mungkin karena burung sejatinya terbang bebas sesuka dia.
“Bebas”, suka-suka lo, atau yang kita tangkap sebagai #LifeYourWay: menciptakan perjalanan teristimewa dengan mengikuti intuisi kita sendiri. 
Berkat Traveloka, urusan akomodasi, penginapan, dan tur menjadi hal yang mudah untuk dipesan.
Sehingga, saya memiliki waktu yang cukup lapang untuk mengurus hal krusial lainnya.
Seperti misalnya, saat liburan bersama orang tua, jangan pernah menclok sana-sini yang memicu encok mania mantap. Saya perlu mulai membuat peta perjalanan linear yang efektif sekaligus menyenangkan.
Kemudian, ketika akan menuju titik destinasi, saya perlu fokus mempersiapkan bekal air hangat, sedikit camilan sehat, dan menjaga 6 bagian tubuh (telapak kaki, telapak tangan, garis mingmen atau punggung bagian bawah, telinga, leher, dan ubun-ubun) orang tua saya tertutup dan tetap hangat, agar terhindar dari perubahan cuaca yang mengubah kondisi homeostatis tubuh.
Percayalah, tanpa Traveloka niscaya persiapan liburan kami ke Karimunjawa ini akan terasa maha melelahkan.
Traveloka lah yang memberikan kesempatan kami untuk berbagi tugas mempersiapkan amunisi terlengkap sebelum mulai menjelajah.
Ibarat garam, yang mungkin tak berwarna, tapi memberikan rasa pada kenikmatan liburan kita. Itu Traveloka.
Tumblr media
Penutup
Kebanyakan orang mungkin lebih senang menghabiskan liburan bersama para sahabatnya lantaran fleksibel lagi mudah perencanaan. Tetapi, saya bukanlah kebanyakan orang. Saya lebih senang jika bisa plesiran bersama dua insan kesayangan saya, yakni orang tua saya.
Saya bersyukur ada Traveloka yang senantiasa mendukung saya untuk #LifeYourWay. Mengaktifkan intuisi saya dan paham tujuan travelling ke Karimunjawa dengan cara saya.
Pada akhirnya, kamu juga bisa melambat bersama waktu dan mulai rencanakan liburan di Traveloka entah sendiri atau bersama orang kesayanganmu.
Mari ikuti suara hati dan jalani hidup dengan caramu! Because #LifeYourWay makes your every holiday the best ever day. 💜
youtube
**
Sumber gambar: dok. pribadi, Freepik, Vecteezy, dan web resmi Traveloka.
Olah grafis: dilakukan mandiri oleh penulis.
Referensi
[1]: Isnaeni, Hendri F. 2019. Charlie Chaplin Berkunjung ke Garut. Historia.
[2]: Redaksi Forest Digest. 2021. Potensi Blue Carbon Indonesia. Forest Digest.
[3]: Susetyo, Pramono Dwi. 2022. Serapan Karbon Mangrove. Forest Digest.
[4]: Falah, Jihad Hayatul. 2022.22 Tempat Wisata di Karimunjawa Terbaru yang Lagi Hits 2022. Wisata Lengkap.
[5]: MaryCarol R. Hunter, Brenda W. Gillespie, Sophie Yu-Pu Chen. 2019. Urban Nature Experiences Reduce Stress in the Context of Daily Life Based on Salivary Biomarkers. Frontiers in Psychology. Vol. 4 (10): 722. DOI: 10.3389/fpsyg.2019.00722.
[6]: Wonderful Indonesia. 2022. 5 Cagar Biosfer Ini Cocok Jadi Destinasi Wisata Edukatif. Indonesia Travel.
[7]: Fundrika, Bimo Aria. 2022. Mengenal Godwit, Burung yang Jadi Inspirasi Logo Traveloka. Suara.
[8]: Traveloka. 2022. Web Resmi. Traveloka.
0 notes
flozra · 3 years ago
Text
Cerita Rumah Selaras dengan Olymplast
Tumblr media
Photo by Elle Hughes on Pexels.
Uang, berilah aku rumah yang murah saja, yang cukup nyaman buat berteduh senja-senjaku, yang jendelanya hijau menganga seperti jendela mataku. ― Joko Pinurbo, Kepada Cium
Syair puisi di atas persis ditulis tahun 2007 dan berisi setidaknya dua penanda hajat hidup masyarakat Indonesia yang relevan hingga sekarang: rumah murah.
youtube
Perhatikan bagaimana satu Indonesia pernah geger lantaran ibu menteri keuangan, Sri Mulyani, beberapa waktu silam berujar bahwa milenial akan sulit memiliki rumah di masa depan dan harus rela menetap di pondok indah mertua (PIM). Implikasinya ialah banyak masyarakat yang langsung merespons dengan memborong KPR atau yang lainnya justru mengaduh nasib di media sosial.
Fenomena ini lantas menggiring kita pada tanda tanya baru terkait: mengapa seseorang amat mendambakan rumah?
Esensi Rumah
Saat usia belia, kita mungkin pernah memelihara kelomang. Kelomang terlahir ke dunia dengan tubuh lunak tanpa cangkang. Sehingga, sepanjang hidupnya kelomang perlu mencari ‘rumah’ yang tepat dari gastropoda untuk dapat melindungi tubuh rentannya.
Tumblr media
Kelomang. Photo by Taryn Elliott on Pexels.
Kelomang juga bersembunyi di balik cangkang untuk menghindari serangan predator. Di sisi lain, hawa panas saat di ‘hah’ oleh bocah SD konon memaksa kelomang untuk absen muka.
Kelomang menjadi metafora terbaik peran rumah bagi setiap manusia. Esensinya sangatlah sederhana yakni tempat ternyaman untuk berlindung.
Hal serupa juga dapat ditelusuri melalui jejak manusia purba zaman Mesolitikum yang singgah di abris sous roche, sejenis gua yang menyerupai ceruk batu karang yang berlokasi dekat sungai atau pantai, untuk berteduh dari hujan badai dan teriknya matahari.
Tumblr media
Abris sous roche. Photo by David Yu on Pexels.
Manusia purba masa itu hidup nomaden dengan keahlian seadanya yakni berburu. Baru ketika volume otak mereka kian membesar dan cukup andal dalam bercocok tanam, Homo Sapiens di masa Holosen mendirikan rumah sederhana di atas pohon, di tengah sawah atau hutan untuk tempatnya bernaung. Pada fase ini, rumah berarti lebih dari shelter (tempat berlindung), melainkan mencirikan kemajuan peradaban.
Rumah vs Manusia
Masalahnya, yang terjadi belakangan ini justru pembangunan rumah mendatangkan problemanya tersendiri. Sebab dasarnya ialah kenaikan populasi. Di Indonesia, hanya dibutuhkan waktu setengah tahun untuk menambah 1,5 juta jiwa di tahun 2022. Kehadiran ‘warga baru’ praktis memerlukan lahan untuk ditinggali.
Hal ini tak jarang mengorbankan penopang alam, wabil khusus hutan. Prof. Dodik Ridho Nurrohmat, guru besar kehutanan IPB, menyebut bahwa penyebab utama deforestasi ialah kecilnya nilai hutan. Nilai hutan akan naik 10 kali lipat jika jadi perkebunan sawit dan naik 100 kali lipat jika jadi perumahan. Dalam konteks ini, hutan yang disulap jadi perumahan dipastikan purna tugas dalam menyeimbangkan ekosistem dan menyuplai oksigen yang notabene dibutuhkan manusia untuk tetap eksis di muka bumi.
Tumblr media
Kawasan Hutan Lindung Sei Hulu Lanjai di Kepulauan Riau yang kini diubah menjadi kaveling siap bangun (KSB). Photo by Pandu Wiyoga on Kompas.
Selain itu, kita juga dihadapkan oleh fenomena gentrifikasi. Loretta Lees, profesor Geografi dari University of Leicester, mendefinisikannya sebagai proses transformasi kawasan dengan kondisi fisik buruk (baca: kumuh) atau lahan kosong di perkotaan menjadi aneka properti mewah yang hanya dapat dinikmati oleh pekerja kerah putih (kelas menengah ke atas) untuk fungsi komersil.
Saya dan anda mungkin tanpa disadari telah merasakan tanda-tanda kemunculan gentrifikasi. Sebagai contoh, menjamurnya bangunan mewah seperti apartemen, real estate, mall, dan hotel. Pemerintah kota tentu mengatakan agenda ini sebagai upaya peremajaan kota.
Tumblr media
Sayangnya, alih-alih mewujudkan kota impian, gentrifikasi justru menebalkan kesenjangan dan merugikan kota maupun warganya secara keseluruhan. Warga Kampung Miliran di Yogya misalnya, sejak tahun 2014 mengalami penyusutan muka air tanah di musim kemarau lantaran pembangunan hotel-hotel di sekitarnya. Atau tentang penggusuran paksa warga Tamansari Bandung di tahun 2017 yang memicu unjuk rasa sebagai ongkos pendirian taman kreatif dan apartemen. Apakah kini artinya yang langgeng ialah HAM (Hotel, Apartemen, Mall) di atas HAM sesungguhnya?
Konsep Ugahari dan Esensialisme
Maka, saat Olymplast bertanya perihal “Makna Rumah Untukmu”, hal ini hanya bisa saya jawab ketika saya telah mendefinisikan rumah secara proporsional dan bijaksana.
Bagi saya, rumah adalah citra. Saat kita menciptakan tempat yang memenuhi kebutuhan kita dan mengekspresikan karakter kita, kita sejatinya sedang memperkaya hidup kita.
Ada konsep yang bernama Ugahari, yang memiliki arti pas, tidak kurang dan tidak lebih.
Ugahari adalah perspektif selaras yang dapat diemban ketika sedang membangun rumah. Konsep ini fokus melihat potensi yang ada di sekitar bangunan.
Dalam konsep Ugahari, kata kuncinya ialah “memberi”. Apa yang bisa kita beri pada tetangga, pada alam, dan seterusnya.
Jika arus modernitas mengusir penduduk dan mengusik kesejahteraan lingkungan, maka Ugahari berusaha mempertahankan apa yang telah ada. Misalnya, apakah pohon X yang berada di lahan yang hendak dibangun bisa dipertahankan atau ditebang separuhnya untuk memastikan suasana tetap teduh?
Tak kalah pentingnya, Ugahari juga fokus mengidentifikasi sumber daya terdekat. Apakah keluarga atau tetangga ada yang berprofesi sebagai tukang? Lalu, kita punya apa saja? Apakah punya teralis bekas, pintu bekas, lemari warisan, dan sebagainya. Baru setelah itu kita membayangkan kebutuhan semen, paku, dan aneka bahan bangunannya itu berapa. Tidak serta merta salin tempel desain yang ada di Pinterest, tetapi lebih visioner dan realistis dalam praktiknya.
Saya merasakan sendiri betapa Ugahari menyediakan sedikit ruang untuk nostalgia. Jendela tua di rumah saya misalnya, berasal dari rumah masa kecil bapak saya yang terkena gempa. Meski digoncang gempa yang dahsyat, jendela tua itu justru yang paling kokoh di antara retakan tembok rumah kakek dan nenek.  Sekarang, jendela tua itu menjadi tempat favorit saya saat melihat langit yang mulai memar, dari ungu ke biru hingga menjadi hitam legam.
Tumblr media
Dalam misi mengisi rumah, bapak dan ibu saya turut pula membeli aneka perabot baru. Prinsip yang dipegang ialah esensialisme yakni memprioritaskan fungsionalitas barang di atas aspek estetikanya saja. Sehingga, barang yang dibeli tepat guna.
Misal, di rumah kami ada ranjang. Apa yang ada di kolong ranjang bukanlah debu semata, tetapi foldable box yang dapat diisi oleh koleksi baju maupun printilan aksesoris.
Membeli barang baru tidak mesti membuang barang lama dan berkontribusi menciptakan polusi jika yang dibeli ialah barang yang siklikal atau bisa dipakai selama mungkin.
Totalitas Mengisi Rumah dengan Olymplast
Resiko tinggal di negara tropis ialah lembap sepanjang tahun. Apa boleh buat, lemari kayu di rumah kami pun sekali waktu pernah dibabat habis oleh koloni rayap.
Namun, seperti kata pepatah “Selalu ada jalan menuju Roma”, saat ini kita terbantu oleh brand perabotan lokal yang mendukung konsep esensialisme dan Ugahari.
Adalah Olymplast, perusahaan besutan PT. Cahaya Bintang Plastindo yang berdiri tahun 2015 di Gresik dan memproduksi beragam Perabotan Rumah Tangga berbahan plastik yang mengusung desain minimalis dengan ketahanan produk terbaik.
“Lho, kok pakai plastik? Gak sustainable dong.”
Justru karena bahannya plastik berkualitas, perabotan jadi awet, kan?
Plastik sekali pakai pada pembungkus makanan itu memang salah, tetapi tidak semua produk yang berbahan plastik layak dikambinghitamkan.
instagram
Nah, salah satu contohnya ada ODC (Olymplast Drawer Cabinet) 04 Modern. Drawer plastik dengan storage 4 tingkat yang kokoh, anti rayap, dan anti jamur. Anda pasti tahu kan bahwa rayap maupun jamur tidak doyan bahan plastik? Dengan bahan plastik, ini memungkinkan perawatan perabotan yang mudah, barang terjaga, dan tak perlu keluar kocek untuk sekedar membeli termisida.
Meski ODC 04 Modern ini muat segala hal dari mulai baju, tas, selimut sampai album kenangan mantan sekolah, tetapi drawer ini sangat mudah dirakit maupun diajak transmigrasi antar ruang karena bobotnya yang ringan. Apalagi, drawer ini punya warna earth tone kalem yang cocok di segala tema ruang.
Bagi para penganut esensialisme, penting memastikan multifungsi barang. ODC series punya ambalan motif kayu yang tak hanya sedap dipandang, tetapi juga kuat karena tersusun dari material particle board. Jadi, tak perlu ragu jika sewaktu-waktu ingin meletakkan perabot mini, seperti lampu tidur atau bahkan diffuser.
instagram
Selain drawer ODC, Olymplast juga punya perabot rumah yang mengesankan lainnya. Ada rak trolley OFT berwarna crème yang punya roda dan cocok untuk menaruh barang-barang ready-to-go seperti hijab, parfum, handuk atau bahkan buku-buku. Bisa dikatakan, rak ini mendukung terwujudnya pergerakan sat-set-sat-set para penghuni rumah saat memasuki jam-jam kritis (baca: kesiangan ngantor).
Tumblr media
Rak trolley OFT. Photo by @alsafeb on Instagram.
Kalau di rumah-rumah orang Jepang, rak trolley seperti OFT biasa difungsikan untuk tempat penyimpanan pakaian yang hendak dicuci. Pakaian dipisahkan berdasarkan fungsinya (baju kerja, baju santai, dan pakaian dalam) maupun bahannya (katun, wol, sutra, dsb). Tujuannya, untuk meminimalisir kontaminasi partikel asing dan mencegah kain sutera berubah menjadi sutera kecewa alias luntur.
instagram
Setelah ruang kamar tertata rapi oleh drawer dan rak trolley plastik dari Olymplast, dapur yang rapi juga patut diwujudkan.
Jujur saja, saya sendiri auto malas memasak jika kondisi dapur kotor bin berantakan. Apalagi jika lantainya becek karena tetesan cucian piring. Duh, jadi serasa piket dua kali!
Tumblr media
Rak piring RSOK. Photo by @olymplast on Instagram.
Rak piring RSOK dari Olymplast ialah rak peniris piring, mangkuk, dan gelas yang dilengkapi penadah air sehingga memastikan lantai dapur selalu kering. Terlebih, rak ini dilengkapi dengan wadah penyimpanan sendok dan garpu, gantungan telenan, holder handphone, dan tray atas yang bisa digunakan untuk menyimpan toples bumbu maupun stok makanan.
instagram
Pernah dengar tidak tentang teori kepuasan paripurna dalam psikologi? Ternyata, hal itu bisa dicapai hanya ketika individu melakukan aktivitas yang minim usaha (effortless), tetapi dengan output maksimal, persis seperti yang ditawarkan rak piring ini.
Dengan harga yang dibanderol sekitar Rp 100 ribuan saja, rak piring ini tentu sangat murah untuk kita yang senang menghemat tenaga, bukan?
Nah, di sela-sela padatnya aktivitas sehari-hari, keluarga kami juga rutin menyempatkan diri untuk bersantai menikmati sinar mentari. Pasalnya, cahaya matahari baik untuk merubah pro-vitamin D yang kita peroleh dari asupan makanan menjadi vitamin D yang memperkokoh tulang kita.
Rumah urban seperti yang saya tinggali bergaya minimalis sehingga area outdoor tidak begitu luas. Beruntungnya, ada kursi lipat OFC Olymplast yang bisa diandalkan. Mau berjemur di sudut berbeda ataupun bercengkrama bersama banyak kawan bukanlah hal mustahil.
instagram
Kursi lipat ini dihiasi motif rotan klasik dan kaki kursi anti-slip yang membuatnya nyaman diduduki. Tinggal berdirikan kursi bila dibutuhkan dan lipat kursi ketika usai digunakan. Sangat menghemat ruang dan mendukung motto rumah yang berkelanjutan.
Sejujurnya, Olymplast masih punya segudang perabotan esensial lainnya yang menarik untuk diintip, mulai dari kasur, meja tulis hingga lemari untuk si kecil. Di mana seluruh produk Olymplast ini dijamin 100% ori, 100% gratis ongkir, dan bergaransi 2x24 jam. Wah, terpercaya sekali ya!
Tak heran, Olymplast Juaranya Rapikan Rumah bagi keluarga Indonesia. Saya saja sudah tak sabar meminang beberapa di antaranya!  
Rumah Berbuah Faedah
Dalam konsep Ugahari, rumah tidak boleh sembarangan dibuat sebab akan menciderai banyak pihak. Karena itulah, persiapan yang masak dan kepekaan terhadap lingkungan sekitar maupun kehidupan sosial menjadi fondasi terkuatnya.
Setelahnya, kita bertugas untuk mengisi bangunan rumah dengan kebergunaan fungsi perabot melalui konsep esensialisme. Di mana kita sangat terbantu oleh kehadiran Olymplast selaku brand perabotan plastik lokal yang menyediakan perabotan multifungsi lagi tahan lama.
Seperti yang dikatakan arsitek Mande Austriono bahwa rumah berkelanjutan paling tidak menyentuh tiga pilar, yakni sosial, lingkungan, dan ekonomi. Masih ada banyak faedah lain yang dapat kita tuai saat kita meluangkan waktu untuk memaknai kembali sebenar-benarnya rumah.
Apa itu rumah?
Bagi saya, rumah juga adalah perasaan. Tanpa cinta itu hanyalah sebuah bangunan. Saya beruntung tinggal di sini, dikelilingi oleh orang yang saya cintai dan hal-hal indah yang selaras nan berkeadilan.
**
Olah grafis: dilakukan mandiri oleh penulis.
Referensi
[1]: Laksono, Muhdany Yusuf. 2022. Kata Sri Mulyani, Bakal Makin Banyak Pasangan Muda Sulit Beli Rumah. Kompas.
[2]: Ningsih, Widya Lestari Ningsih. 2021. Alasan Manusia Purba Memilih Gua sebagai Tempat Tinggalnya. Kompas.
[3]: Mantalean, Vitorio. 2022. Jumlah Penduduk Indonesia Naik Hampir 1,5 Juta Jiwa dalam 6 Bulan Terakhir. Kompas.
[4]: Hafsyah, Siti Sadida. 2021. Solusi Menyelesaikan Konflik Sawit di Kawasan Hutan. Forest Digest.
[5]: Lees, L. 2008. Gentrification and Social Mixing: Towards an Inclusive Urban Renaissance? Urban Studies. Vol. 45 (12): 2449–2470. https://doi.org/10.1177/0042098008097099
[6]: Arumingtyas, Lusia dan Maria Junia. 2022. Berebut Air dari Bumi Yogyakarta. Mongabay.
[7]: Abdulsalam, Husein. 2017. Bandung Mau Berubah dengan Bersolek, Hanya Saja Terlalu Menor. Tirto.
[8]: ICMI Sleman. 2022. Rumah Ekospiritual, Rumah Sederhana yang Peduli Alam dan Lingkungan. ICMI.
[9]: McKeown, Greg. 2014. Essentialism: The Disciplined Pursuit of Less. Crown. New York. ISBN-13: ‎978-0804137409.
[10]: Murdaningsih, Dwi. 2022. Apa Itu Rumah Berkelanjutan dan Bagaimana Cara Menerapkannya? Republika.
[11]: Olymplast. 2022. Official Website.
0 notes
flozra · 3 years ago
Text
Sia-sia Perokok Belia
Tumblr media
Bulir keringat sebesar biji jagung jatuh setetes demi setetes di wajah mungil Topan (bukan nama sebenarnya). Sorot matanya menerawang sementara dahinya terus mengernyit manakala ku lontarkan tanya untuk ketiga kalinya, “Jadi berapa 5x5 itu?”
Di samping Topan, seorang kawannya usil menyenggol lengan teman sebayanya itu sambil berseloroh, “Cah telmi memang, mbak. Kesuwen” (Anaknya memang telat mikir, mbak. Jadi apa- apa lama).
Mendengar perkataan itu mata Topan mendelik, ia tak tinggal diam. Lengannya gegas melingkari bahu kawannya itu untuk mengunci pergerakan. Adegan sandera itu kemudian terpaksa usai setelah kawan Topan mengeluarkan jurus gelitik yang memicu kegelian di sekujur tubuh Topan. Badan Topan bergoyang-goyang tak tentu arah hingga tangannya menapak ubin. Posisinya yang miring memungkinkan saku celananya longgar dan selinting rokok pun meluncur bebas di hadapan kami.
Topan adalah anak yang ku temui dalam kegiatan sukarelawan mengajar di sebuah desa pelosok di Jawa Tengah. Usianya saat itu masih sembilan tahun dengan pengalaman sebat sejak empat bulan silam. Ia berperawakan kurus dengan fleksibilitas kognitif yang rendah dibandingkan anak-anak seusianya. Semua orang termasuk orang tuanya sendiri hanya mengira Topan pemalas. Padahal, justru dialah yang sangat cerdik dalam menutupi kebiasaan barunya ini dengan cara mengunyah permen rasa mint atau minum jamu selepas merokok.
Saat ku tanya lebih lanjut, ia mengaku bahwa isapan pertamanya bermula dari bujukan teman-teman tongkrongannya yang berusia lebih dewasa darinya. Lagi pula, Topan juga sudah terbiasa melihat sang ayah yang berprofesi sebagai kuli bangunan itu merokok. Walau Topan tahu rokok-lah yang telah membantai tubuh sang ayah dengan kanker paru-paru, apa boleh buat ia sudah terlanjur terperdaya.
Biang Keladi
Riset Kesehatan Dasar Nasional (Riskesdas) mengatakan bahwa dalam sepuluh tahun terakhir jumlah perokok anak usia 10-18 tahun telah mengalami peningkatan sebesar 240 persen. Prevalensinya berada di angka 7,2 persen pada 2013 dan menanjak naik sebesar 9,1 persen pada 2019 atau yang berarti 1 dari 10 anak Indonesia merokok. Prevalensi ini jelas tak mencakup usia anak yang lebih muda seperti halnya Topan. Sehingga, sangatlah mungkin bahwa angka perokok pemula di negeri ini jauh lebih tinggi.
Tumblr media
Banyak faktor yang melandasi tingginya angka perokok anak di Indonesia. Pertama-tama adalah tindakan menormalisasi rokok. Di rumah, di lingkungan sekolah atau di ruang publik orang seakan bebas merokok. Figur keluarga dan pendidik tak jarang kedapatan merokok di depan anak atau muridnya yang secara bawah sadar akan menanamkan stigma bahwa merokok adalah suatu hal yang normal dan biasa. Anak yang tumbuh dengan pemikiran keliru seperti ini bukan tidak mungkin akan membuat keputusan merokok secara spontan di masa mendatang.
Tak ayal, sekarang jamak kita jumpai gerombolan remaja berseragam merokok di hadapan publik tanpa adanya rasa malu. Kemenkes dalam Survei Perilaku Merokok di Kalangan Remaja (2019) mencatat jumlah mereka mencapai 19,2 persen; yang terdiri dari 35,6 persen pelajar laki-laki dan 3,5 persen pelajar perempuan. Di mana satu persen pelajar tercatat mulai mengonsumsi produk tembakau elektronik berupa vape, sementara 57,8 persen pelajar tergolong perokok pasif akibat paparan asap rokok di rumah.
Faktor berikutnya adalah strategi taktis dan bombardir iklan rokok. Secara khusus, perusahaan rokok telah menargetkan anak dan remaja sebagai konsumen baru untuk menggantikan perokok lama yang kini sakit-sakitan. Pendekatan yang mereka gunakan mengacu pada ide dasar psikologi masa Freud (pencetus teori psikoloanalisis) untuk mendorong konsumen membeli rokok.
Coba perhatikan salah satu iklan Marlboro yang telah tersebar di lebih dari 50 negara dan mengeksploitasi pencarian jati diri remaja. Dalam iklan tersebut terdapat tiga cuplikan adegan yang mewakili romansa remaja dengan kutipan “Mungkin tak pernah jatuh cinta”, kepongahan akan realitas hidup dengan kutipan “Mungkin tak pernah menemukan jalan”, dan passion anak muda dengan kutipan “Mungkin tak pernah menulis lagu.” Iklan ini kemudian ditutup dengan sebuah tagline: “Jangan mungkin-mungkin melulu. Jadilah Marlboro.” Sungguh jelas, iklan ini bermaksud mensugesti audiensnya yang dalam hal ini kaum muda untuk merokok Marlboro di tengah masa-masa ketidakpastian (baca: masa muda).
Tumblr media
Studi yang dilakukan Komnas Perlindungan Anak dan UHAMKA tahun 2007 mengungkapkan bahwa sekitar 46,3 persen anak Indonesia mengaku terpengaruh untuk merokok karena iklan. Global Youth Tobacco Survey (2019) merilis proporsi paparannya, yakni 65,2 persen pelajar pernah melihat iklan rokok di tempat penjualan; 60,9 persen pelajar melihat iklan rokok di luar ruang; 56,8 persen pelajar melihat iklan rokok di televisi, dan sebanyak 36,2 persen pelajar melihat iklan rokok di internet.
Indonesia menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang tidak melarang iklan rokok tayang di televisi. Pemerintah hanya membatasi waktu tayang iklan, yakni pukul 21.30 hingga 05.00 pagi dengan asumsi anak dan remaja sudah terlelap. Hal yang tak dapat dimungkiri ialah kita hidup di era digital, di mana internet dan media sosial menjadi medium baru promosi rokok. Dari situlah, anak dan remaja mengenal rokok atau lebih mirisnya mereka bisa belajar merokok secara daring.
Belum lagi, soal spanduk, baliho, dan pamflet rokok yang menghiasi jalanan menuju sekolah dan warung-warung sekitarnya. Hal ini nyaris jauh dari harapan kita akan Kawasan Tanpa Asap Rokok (KTR) yang selama ini dielu-elukan. Ditambah dengan perusahaan rokok yang menjadi sponsor helatan olahraga, musik maupun donor beasiswa. Bisakah kita bayangkan bagaimana produsen produk yang mendatangkan penyakit justru mendukung acara bermuatan kesehatan dan peningkatan prestasi muda-mudi? Bukankah ini semua ialah hal yang kontradiktif sekaligus manipulatif? Rasa-rasanya bukan kebetulan belaka bahwa iklan dan sponsor rokok hendak mengepung anak dan remaja kita. Dalam konteks ini, Indonesia betul-betul darurat perokok anak.
Faktor terakhir adalah pengaruh lingkungan, akses mudah, dan harga murah rokok. Bisa dikatakan, merokok itu menular. Maksudnya, akan selalu ada ajakan untuk mencoba rokok di dalam kelompok yang mayoritasnya perokok. Biasanya karena sungkan atau tak enak hati untuk menolak, remaja kemudian mencoba rokok dan malah berakhir pada kecanduan.
Niatan untuk coba-coba rokok juga nyatanya didukung oleh iklim perdagangan rokok di Indonesia. Rokok dijual bebas di warung dan minimarket dekat pemukiman. Pedagang acapkali masa bodoh ketika seorang anak membeli rokok, apakah untuk ayahnya atau diri sendiri. Yang penting cuan adalah alibi yang amat merugikan.
Apalagi, muridku Topan yang notabene berasal dari keluarga pas-pasan. Ia merasa diuntungkan dengan adanya rokok ketengan (eceran). Harga yang terbentang dari Rp 500 hingga Rp 2.000 sanggup Topan sisihkan dari uang jajannya. Menyulut rokok jadi semudah mengedipkan mata di negeri ini. Kalau sudah begini, yakin bisa cetak generasi berprestasi?
Simbol Perlawanan Yang Kini Harus Dilawan
Rokok memang pernah menjadi simbol perlawanan untuk menjaga tradisi menyirih di era penjajahan ataupun menentang ketidaksetaraan gender di gelaran Parade Paskah 1929 di New York melalui Kontingen Obor Kebebasan. Namun, sekarang kita hidup di negeri yang telah merdeka dan hukum menjamin hak para perempuan. Sehingga, tak ada hal lain yang perlu dibuktikan selain bahaya rokok bagi semua orang.
Tumblr media
Tahukah kamu? Ada lebih dari 230.000 orang Indonesia yang meninggal setiap tahunnya akibat gemar merokok.
Ya, satu batang rokok itu ternyata mengandung 7.000 zat beracun. Dua yang utama adalah nikotin dan tar. Dalam kadar rendah, nikotin memang memberikan efek stimulan, penenang, dan adiksi atau kecanduan. Maka dari itu, ketika seorang perokok ingin berhenti merokok, ia akan mengalami gejala putus nikotin yang ditandai dengan rasa cemas, gelisah, susah konsentrasi, dan berujung ingin kembali merokok. Akumulasi nikotin dalam jangka panjang bukan tak membahayakan. Nikotin bertanggung jawab atas rusaknya pembuluh arteri dalam darah yang bertugas mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh. Defisit oksigen ini kemudian yang memicu gangguan perkembangan fungsi otak pada anak, perilaku impulsif, kelahiran prematur, dan penyakit degeneratif lainnya.
Tumblr media
Berbeda dengan nikotin yang secara alami terdapat dalam tembakau, tar ialah partikel padat yang muncul akibat proses pembakaran rokok. Tar yang terakumulasi dalam asap rokok mampu mengendap di paru-paru sekaligus menghambat silia (bulu-bulu halus di hidung) dalam memfilter kuman, virus, dan materi asing yang masuk ke dalam tubuh. Akibatnya, tubuh menjadi rentan terkena penyakit dan beresiko tinggi terkena kanker akibat zat karsinogenik yang dibawa oleh tar.
Nahasnya, tidak merokok belum tentu memastikanmu terbebas dari bahaya rokok. Melansir dari Bangka Pos terbitan Maret 2019, perokok pasif beresiko empat kali lipat mengidap kanker paru-paru dibandingkan orang yang tak pernah terpapar asap rokok. Hal ini terjadi karena racun yang terdapat pada asap rokok akan menempel di baju, kulit, dan rambut seseorang. Terlebih, asap rokok ini baru bisa steril setelah 2-3 jam lamanya, meskipun ventilasi telah dibuka.
*
“Tapi, merokok atau tidak kan sama-sama akan meninggal, mbak,” ujar Topan padaku.
“Itu betul, tapi orang yang merokok kelak serba cepat, Pan. Cepat emosi, cepat sakit-sakitan, dan cepat menemui batu nisan. Kamu mau cepat kayak gini?” balasku santai.
“Haa… gak mau!!” sergah Topan.
Cara Nihilkan Perokok Anak
Pemerintah memang telah menaikkan CHT (Cukai Hasil Tembakau) untuk menahan laju kenaikan perokok anak setiap tahunnya. Namun, hasilnya belum signifikan mengingat belum adanya elaborasi untuk menjalankan upaya pembatasan peredaran rokok secara berkelanjutan. Untuk itu, revisi PP No 109/2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan kini sangatlah mendesak. Berikut adalah cara-cara yang dapat kita tempuh untuk mewujudkan Indonesia bebas asap rokok:
Tumblr media
1. Hentikan Iklan dan Sponsor Rokok
Pemerintah sebagai kepala negara memiliki andil besar dalam usaha meredam prevalensi perokok anak. Langkah besar yang dapat diambil adalah menghentikan seluruh kegiatan promosi (iklan) dan sponsor yang dilakukan produsen rokok baik di dunia nyata maupun maya. Khusus untuk media sosial, aturan yang berlaku saat ini hanya memblokir konten yang memperagakan aktivitas merokok. Maka diperlukan revisi aturan yang melarang dengan tegas segala bentuk ajakan dan materi yang menjurus pada rokok jenis apapun.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2013 melaporkan bahwa pelarangan iklan di 144 negara setidaknya telah melindungi 6 milyar manusia atau 85 persen populasi dari adiksi rokok.  Pelarangan iklan dan sponsor juga sepatutnya dipandang sebagai suatu hal yang wajar, mengingat iklan rokok telah lama dilarang di Eropa sejak 1960 dan di Amerika sejak 1973.  Hal ini terkait bahwa produk rokok sejauh ini ini telah menciderai hak konsumen dengan tidak merinci secara detail efek fatal pasca konsumsi rokok.
Tumblr media
2. Persempit Akses Rokok
Selama ini, rokok telah dijual bebas di warung ataupun toko. Rokok menjadi barang yang mudah dijamah oleh semua kalangan. Oleh karena itu, pemerintah dapat mempersempit akses rokok dengan mengadopsi aturan jual-beli minuman keras.
Misalnya saja, penjual yang telah mengantongi izin usaha perdagangan rokok harus dikenai pajak tinggi dan memiliki lokasi usaha yang jauh dari pemukiman. Di Inggris, otoritas setempat bahkan hanya memperbolehkan rokok dijual di apotek. Hal ini bisa menjadi alternatif yang dapat kita contoh. Kemudian, penjual juga dilarang memajang rokok di rak atau etalase toko maupun menempelkan tulisan yang menandai bahwa di toko tersebut menjual rokok. Mempersulit jual-beli rokok seperti ini harapannya akan menumbuhkan budaya malu untuk merokok, sekalipun itu orang dewasa.
Tumblr media
3. Terapkan Kurikulum Antirokok
SMP saya pernah menjadi sekolah pertama di Indonesia yang menjadikan Budi Pekerti sebagai mata pelajaran. Kelasnya sangat asyik dan tidak kaku seperti halnya kelas matematika atau sejarah. Kelas tersebut diisi dengan kegiatan nonton film bersama, games integritas, dan diskusi yang diakomodir oleh guru. Percaya atau tidak, pesan baik tentang kejujuran, kerja sama, dan percaya diri selalu melekat di benak saya hingga sekarang.
Melihat hal tersebut, saya rasa penting untuk mulai menerapkan kurikulum antirokok di jenjang sekolah agar pencegahan perokok anak bisa efektif. Pola pengajarannya bisa meniru dengan kelas Budi Pekerti SMP saya yang sifatnya fun. Anak dan remaja diajak main games bermuatan antirokok, menonton film bertema penyadaran akan bahaya rokok ataupun melalui diskusi yang menjawab rasa penasaran anak akan rokok. Dengan menanamkan pendidikan antirokok sedini mungkin, saya yakin anak dan remaja Indonesia akan lebih teredukasi tentang bahaya rokok dan memiliki alasan konkret untuk menjauhi rokok atas kehendaknya sendiri.
Selain itu, kurikulum antirokok ini juga perlu didukung dengan komitmen sekolah untuk menciptakan Kawasan Tanpa Asap Rokok (KTR). Seluruh pendidik maupun staf yang bekerja di sekolah tidak diperkenankan untuk merokok di areal tersebut. Ketika ekosistem antirokok sudah dibangun dengan matang, niscaya celah akan penetrasi rokok bisa diminimalisir sekecil mungkin.
Tumblr media
4. Inisiasi Gerakan Unik
Penetrasi perokok anak sangat erat kaitannya dengan pergaulan teman sebaya. Tongkrongan dan perkumpulan komunitas berpotensi menjadi wadah edukasi melalui kampanye yang unik. Kita dapat mencontoh gerakan inspiratif antirokok bernama #BarterMovement yang diinisiasi oleh Noor Al Kautsar atau yang akrab disapa Kang Ucay. Awalnya, Kang Ucay dengan brand sneaker berlogo pisang besutannya yakni FYC Footwear menjadi sponsor dari helatan kompetisi skateboard di Bandung tahun 2018. Namun, ia baru mengetahui sponsor lainnya adalah perusahaan rokok.
Berangkat dari kegelisahannya itu, Kang Ucay lantas tergerak untuk mengajak anak-anak muda menukarkan 1-2 batang rokoknya dengan sebuah pisang dan mematahkan batang rokok itu. Tanpa diduga, gerakan ini justru disambut respon positif oleh perokok muda dan viral di media sosial. Gerakan ini bahkan berlanjut menjadi kampanye rutin di acara-acara anak muda lainnya. Kampanye yang dikemas sangat asertif ini bukan tidak mungkin akan mencuri atensi anak muda dan mampu menjadi upaya penyadaran untuk menjauhi rokok tanpa bermaksud menggurui.
youtube
Tumblr media
5. Bangun Rehabilitasi Perokok Anak
Hal yang tak kalah penting selain edukasi antirokok dan aturan tegas pemerintah ialah program rehabilitasi perokok muda. Perokok muda yang ingin insyaf dari kebiasaan merokok perlu difasilitasi oleh pemerintah melalui integrasi konseling, terapi perilaku, dan terapi pengobatan secara rutin.
Pemerintah dapat menggandeng praktisi psikologi dan anak-anak SMK jurusan Pekerjaan Sosial untuk menjadi kelompok pendukung (support group) agar para pecandu rokok ini merasa dirangkul dan dapat berhenti total dari ketergantungannya. Mengingat mereka sebetulnya hanyalah korban, komunikasi yang dibangun di masa transisi ini perlu mengedepankan prinsip empati dengan teknik Komunikasi Tanpa Kekerasan (Non-Violent Communication, disingkat NVC) yang selama ini berhasil menengahi urusan konflik dan menumbuhkan rasa tanggung jawab pada diri seseorang. Dengan begitu, perokok muda yang berniat berhenti dari kebiasaannya itu memiliki alasan kuat untuk benar-benar lepas dari jeratan rokok sejak dalam pikiran.
**
Topan mungkin adalah satu dari sekian banyak perokok belia yang kelak akan hidup sia-sia bila rokok terus diapit kedua jari kecilnya. Perlu andil bersama untuk merobohkan intervensi rokok yang terlanjur merajalela. Karena sejatinya, rokok tidak hanya akan membunuhmu, tetapi membunuh penerus bangsa satu demi satu.
---
Sumber gambar: Freepik dan Vecteezy. Olah grafis: dilakukan mandiri oleh penulis.
Referensi
[1]: Riskesdas. 2018. Hasil Utama. Kemenkes RI. https://d3v.kemkes.go.id/storage/download/info-terkini/hasil-riskesdas-2018.pdf
[2]: Amri, Asnil Bambani. 2020. Waduh, jumlah perokok anak meningkat akibat harga rokok terjangkau uang jajan anak. Kontan. https://industri.kontan.co.id/news/waduh-jumlah-perokok-anak-meningkat-akibat-harga-rokok-terjangkau-uang-jajan-anak
[3]: Stampler, Laura. 2014. Marlboro Says These Ads Definitely Don't Target Kids. Time. https://time.com/23820/marlboro-says-these-ads-definitely-dont-target-kids/
[4]: Hariandja, Richaldo Y. 2017. Bebaskan Sekolah dari Iklan Rokok. Media Indonesia. https://mediaindonesia.com/humaniora/94159/bebaskan-sekolah-dari-iklan-rokok
[5]: Global Youth Tobacco Survey. 2019. Results Indonesia. WHO. https://www.who.int/docs/default-source/searo/indonesia/indonesia-gyts-2019-factsheet-(ages-13-15)-(final)-indonesian-final.pdf?sfvrsn=b99e597b_2
[6]: Al Batawy, Fawaz. 2018. Pangeran Diponegoro, Rokok Klobot dan Perlawanan Simbolis. Boleh Merokok. https://bolehmerokok.com/2018/08/pangeran-diponegoro-rokok-klobot-dan-perlawanan-simbolis/
[7]: Isnaeni, Hendri F. 2010. Bukan Zaman Roro Mendut. Historia. https://historia.id/kultur/articles/bukan-zaman-roro-mendut-DA8Y6/page/1
[8]: Adrian, Kevin. 2021. Segudang Bahaya Merokok bagi Kesehatan Tubuh. Alodokter. https://www.alodokter.com/segudang-bahaya-merokok-terhadap-tubuh
[9]: Koesno, Dhita. 2022. Apa Itu Nikotin dan Bagaimana Dampaknya Bagi Tubuh? Tirto. https://tirto.id/gsQc
[10]: Adrian, Kevin. 2020. Nikotin vs Tar, Manakah yang Lebih Berbahaya? Alodokter. https://www.alodokter.com/nikotin-vs-tar-manakah-yang-lebih-berbahaya
[11]: Agustin, Sienny. 2021. Kenali Bahaya Asap Rokok bagi Anak. Alodokter. https://www.alodokter.com/sebab-wajib-menjauhkan-buah-hati-dari-asap-rokok
[12]: Windharko, Heru. 2019. Banyak yang Tidak Tahu, Perokok Pasif Ternyata 4 Kali Lipat Berisiko Terkena Kanker. Bangka Pos. https://bangka.tribunnews.com/2019/03/21/banyak-yang-tidak-tahu-perokok-pasif-ternyata-4-kali-lipat-berisiko-terkena-kanker?page=all&fbclid=IwAR0CL6YmSJwbH6mVygZuoyV6FPag20nG_K3J21C-FA_7CGHKrY2Lkt7kyKg
[13]: WHO. 2013. WHO Report on The Global Tobacco Epidemic. https://komnaspt.or.id/wp-content/uploads/2020/12/Factsheet_Iklan-Rokok_Lentera-Anak.pdf
[14]: Gumiwang, Ringkang. 2019. Belanja Iklan Rokok yang Tak Surut Meski Makin Dibatasi. Tirto. https://tirto.id/ectp
[15]: Sutrisno, Debbie. 2018. Tukar Rokok dengan Pisang, Gerakan Unik Berhenti Merokok di Bandung. IDN Times. https://jabar.idntimes.com/news/jabar/debbie-sutrisno/tukar-rokok-dengan-pisang-gerakan-unik-berhenti-merokok-di-bandung
[16]: Rosenberg, Marshall. 2003. Nonviolent Communication: A Language of Life. Encinitas: Puddledancer Press. Hal. 4. ISBN 9781892005038.
0 notes
flozra · 3 years ago
Text
Andai 😊👒🍨🏸🌱🌜
Tumblr media
Mengandung Isi kepala dari 8 orang berbeda. Mari kita mulai dari sebuah cermin yang akan mengantarkanmu pada mimpi yang indah. Selamat berandai-andai! 😊
Cermin - Salsa
Dari banyaknya fungsi cermin, tapi aku ingin persingkat menjadi 2 fungsi cermin yang sering digunakan bagi:
1. Orang-orang yang ingin bersiap menjalani hari
2. Orang-orang yang mengeluh atas penampakan diri yang dianggap tidak sesuai
Walau jika diimajinasikan terdengar menakutkan, tapi andai aku menjadi cermin, aku akan menyuarakan dengan lantang selalu:
"Semoga kamu menjalani hari yang baik."
"Kamu lebih dari cukup, kamu spesial dan kamu luar biasa."
Mata Air - Fasda
Mengalir, diksi yang erat kaitannya dengan mata air. Aku ingin menjadi mata air yang jernih. Kehidupan memang tergantung pada diri sendiri, yang aku tahu ‘jernih’ dapat membuat kehidupan yang lebih baik. Mata air yang mengalir ini akan mengikuti arus, tetap mengalir sembari menengok kanan dan kiri, kemanakah akan sampai? Yang mempunyai ketenangan dalam mengalir tentu akan lebih berguna bagi orang lain. Semangat menjadi mata air jernih versi terbaikmu!
Lebah - Rara
Sekali waktu, aku pernah disengat lebah di jempol kakiku. Rasanya nyut-nyut, tak lama kemudian hilang. Aku sebal sekali dengan lebah, tapi baru ku sadari bahwa aku dan banyak orang lah yang begitu menyebalkan. Sudah dibantu hidupkan pohon agar dapat bernapas, tapi terus saja hutan digunduli. Tolong, jangan marah yaa! Jika aku jadi lebah, pasti sudah ku setrum mereka semua yang mencegahmu menyeimbangkan alam ini.    
Gunung - Ravi
Terbentang tinggi diatas permukaan bumi. Seluruh manusia berlomba-lomba untuk mendakiku hingga puncaknya, agar mereka bisa melihat keindahan alam dari ketinggian dan tidak terhalang apapun. Tidak hanya itu, aku juga memberikan kenyamanan hidup untuk para tumbuhan dan hewan yang tinggal disekelilingku. Andai aku jadi gunung, pasti sudah ku berikan kenyamanan dan ketenangan untuk seluruh makhluk hidup.
Waktu - Hanny
Definisinya tak pasti, akan seperti apa wujudnya kelak hampir selalu sulit diprediksi. Waktu hampir selalu jadi satuan dan acuan dalam aspek kehidupan. Waktu bisa menemani siapapun yang ia inginkan dalam satu momen secara bersamaan. Waktu akan jadi saksi atas setiap kejadian, tak peduli pahit manisnya kisah akan selalu ada hikmah. Perlakuan makhluk terhadap waktu akan selalu terbalas kemudian. Meski demikian, waktu tetap bisa menyembuhkan. Kenapa memilih waktu sebagai andaiku? Alasanku karena ia selalu jadi misteri, datangnya dinanti, berlalunya jadi memori.
Es Krim - Gina
Kata orang, aku kerap kali terkesan “dingin” dan “kaku” seperti es krim yang mengigil di mulutku. Walau tak menyediakan kehangatan, ku lihat es krim ada di mana-mana. Dari pedagang kelontong hingga mall papan atas, dari yang harganya hanya beberapa ribu hingga ratusan ribu. Bagiku, semua khalayak memiliki hak untuk mendapatkan kebahagiaan melalui es krim. Lagi pula, kalau dipikir-pikir, Indonesia yang tropis malah tak butuh sebuah kehangatan. Ia butuh sebuah pendingin pikiran, sebuah tugas yang cocok dilakukan oleh es krim.
Pantai - Namira
Admit it or not, deep inside, everybody is a beach person. Nyiur melambai, pasir putih lembut di antara sela jari kakimu, sensasi gelombang yang menggelitik. The feeling of being swept away but still grounded. Pantai menjadi tempat pelarian bagi banyak orang: tempat mereka berbagi kesedihan dan kebahagiaan yang tak pernah mereka ungkapkan kepada siapa pun; tempat bertemu dan berpisah dengan segala nostalginya. At the end of the sunset, I will find myself... and you will find yours.
Mimpi - Adya
Rasa-rasanya aku ingin menjadi mimpi saja, sesuatu yang semua orang bisa miliki. Sesuatu yang bisa membuat orang semangat dan berimajinasi semenyenangkan itu. Apalagi mimpi itu gratis, entah itu bunga tidur atau mimpi hidupmu kelak. Andai aku menjadi mimpi, akan aku katakan pada semua orang yang menginginkanku, “Bermimpilah segila mungkin, asal kau janji. Jangan tidur lagi.”
1 note · View note
flozra · 4 years ago
Text
Antara PLTS Atap, Layang-layang, dan Masa Depan Cerah Anak-anak di Jawa Hingga Sumatera
Tumblr media
Jika ada cara untuk memerangi kebodohan, maka salah satunya ialah dengan jalan menyediakan akses listrik yang berkelanjutan bagi anak-anak di seantero Indonesia.
**
Namanya Puspa, gadis asal Baso, Kabupaten Agam, Sumatera Barat yang menempuh pendidikan di kota kembang dengan minat energi terbarukan. Atas kerjasama dua universitas beda kota, saya dipertemukan dengannya di pusat riset sains, tempat Puspa bernaung. Di sana, kami sering bertukar illmu sekaligus pengalaman hidup. Tak pernah menyangka, seorang Puspa berujar pada saya bahwa keputusannya menimba ilmu di Pulau Jawa itu diambil bukan hanya karena prospek jurusan yang fantastis saja. Namun, lebih dari itu, ini juga menyoal keinginannya untuk meraih masa depan yang cerah. Secerah lampu yang terus menyala.
Puspa pernah bercerita, meski kampung halamannya di Baso telah teraliri listrik, nyatanya mati lampu masih menjadi makanan sehari-harinya. Kediamannya yang terletak di dataran tinggi itu bahkan kerap dilanda pemadaman hingga seharian lamanya. Hal ini mau tak mau, membuat Puspa dan adiknya yang masih duduk di bangku sekolah kala itu, terpaksa diungsikan ke rumah nenek atau kerabat lainnya yang berjarak cukup jauh dari wilayah Baso. Bila beruntung rumah saudaranya menyala, Puspa dan adiknya bisa numpang mengerjakan PR, belajar, atau bahkan mandi keesokan harinya agar bisa berangkat ke sekolah. Sementara, bila rumah saudaranya juga terkena pemadaman mendadak, maka Puspa dan adiknya terpaksa gigit jari dan hanya bisa menunggu hingga lampu menyala kembali. Kondisi inilah yang lantas melatarbelakangi nalar Puspa, bahwa ketika berada di Pulau Jawa ataupun memusat di Jakarta, dirinya akan terhindar dari bayang-bayang kesusahan akses listrik yang menghambat aktivitasnya seperti dulu.
Mendengar cerita Puspa secara utuh, membuat saya menanyakan kembali tentang realitas ketersediaan listrik di pulau saya, di Jawa. Saya yang berkuliah di kampus negeri di kota kecil, Solo, harus berkata jujur bahwa pemadaman listrik juga cukup sering kami alami. Bayangkan, dalam sehari saja, kampus saya bisa mati lampu sampai tiga kali. Proyektor LCD misalnya, yang seharusnya menunjang keberhasilan pembelajaran menjadi sia-sia kala mati lampu terjadi. Kalau saat kelas, bisalah dikatakan mending. Karena dosen bisa menyiasatinya dengan cara cuap-cuap di depan kelas sembari memberi gambaran melalui papan tulis. Nah, kalau lampunya mati saat sidang skripsi bagaimana? Sudahlah ujian skripsi terhitung sulit, masih ditambah lagi dengan ujian kesabaran.
Selain itu, mati lampu di kampus juga menimbulkan sisi kengerian tersendiri. Saya masih ingat betul, ketika sore tiba, saya mendengar sayup-sayup suara ketika melintasi tangga menuju kelas di lantai empat. Suaranya seperti tangan menepuk-nepuk tembok disertai tangisan. Belum sempat saya rapal ayat kursi, yang terdengar malah suara seseorang meminta tolong dibukakan pintu lift. Saya lantas berlari melaporkan kejadian ini ke pos satpam. Kata pak satpam, genset fakultas kami sering masuk angin, sehingga lift yang terhenti karena mati lampu harus dibuka paksa dari luar. Sebagai informasi, genset masuk angin adalah istilah masuknya rongga udara dalam tangki bahan bakar yang menyebabkan genset enggan menyala. Selepas dibuka paksa oleh satpam, lift akhirnya memperlihatkan kawan saya yang terjebak bersama berdus-dus buku praktikum adik tingkat yang hendak ia bawa ke laboratorium. Wajah kawan saya nampak pucat pasi, persis seperti orang yang sedang masuk angin.
Tak hanya menimbulkan kejadian nelangsa, peristiwa mati lampu juga menyibakkan alasan konkret mengapa proyek penelitian sains di kampus saya kurang dinamis. Pertama, mati lampu akan menyebabkan perubahan drastis suhu lemari pendingin ataupun microwave, sehingga berakibat pada kematian massal mikroba yang tersimpan di dalamnya. Dampaknya, penelitian yang mengandalkan mikroba berkarakter unik tak bisa dilakukan karena resiko kehilangannya menjadi tinggi. Kedua, mati lampu di institusi pendidikan juga menghambat kinerja alat-alat lab, baik saat praktikum maupun saat pengambilan data skripsi. Pengaruhnya, data penelitian menjadi tak karuan (bias), waktu kerja lab yang molor, hingga menurunkan kinerja alat lab akibat inkonsistensi listrik.
Apalagi jika menengok kondisi pandemi seperti saat ini, listrik menjadi prasayarat utama suksesnya pembelajaran jarak jauh (PJJ). Daerah yang kerap dilanda pemadaman atau bahkan belum terjamah listrik (rasio elektrifikasi di bawah 80%) akan menjadi golongan yang paling rentan tingkat literasinya (1). Tak heran, bila studi PISA tahun 2015 lalu pernah melaporkan bahwa tingkat literasi kaum muda di Indonesia cukup tertinggal dengan negara tetangganya (Singapura, Vietnam, Malaysia, dan Thailand) (2). Realita ini kemudian memberikan penyadaran, betapa masa depan bangsa tergantung bersama ketersediaan listrik, sementara listrik yang baik dan berkualitas akan memajukan peradabannya.
Potensi PLTS Atap
Sebagai negara tropis yang kaya akan sinar matahari, Indonesia memiliki potensi besar menjadikan matahari sebagai tumpuan dalam berenergi. Di samping karena jumlah yang tak terbatas, pemanfaatannya juga tidak menimbulkan polusi yang merusak lingkungan. Dengan bantuan teknologi panel surya, sinar atau cahaya matahari dapat langsung dikonversi menjadi energi listrik yang dapat dimanfaatkan masyarakat.
World Bank (2020) bahkan memprediksi bahwa dengan penyinaran horizontal global rata-rata sebesar 4,8 kWh/m2, Indonesia mampu menghasilkan listrik dalam jumlah yang signifikan. Besaran per tahunnya dapat mencapai 1.534 kWh/tahun untuk setiap kWp panel surya yang terpasang (3). Hal ini merupakan kabar yang menggembirakan, mengingat Indonesia sendiri sedang menyongsong target bauran energi terbarukan minimal sebesar 23% pada tahun 2025 dan 31% pada tahun 2050 (4).
Tumblr media
Sementara itu, bila melihat sebaran daerah Indonesia yang berpulau, desentralisasi akses energi dapat menjadi opsi menarik. Secara umum, pembangkitan terdesentralisasi atau tersebar mengutamakan banyak pembangkit listrik kapasitas kecil (1MW atau kurang) yang tersambung (on-grid) atau tidak tersambung (off-grid) dengan jaringan distribusi dan transmisi (5). Bila menilik kepadatan penduduk di Jawa dan jauhnya jangkauan listrik di Sumatera, langkah desentralisasi pembangkit listrik berbasiskan surya atap atau PLTS Atap bak secercah harapan untuk menstabilkan listrik di dua pulau besar itu.
Hal tersebut turut diamini oleh IESR selaku lembaga think-tankdi bidang energi dan lingkungan. Pada tahun 2019, IESR melaporkan akumulasi potensi teknis PLTS Atap bangunan perumahan di Indonesia berkisar antara 194,1 hingga 655 GWp (6), lebih besar ketimbang perkiraan KESDM (559 GWp) (7). PLTS Atap perumahan ini bertengger tinggi sekalipun tanpa mempertimbangkan bangunan publik, komersial, industri, dan kebun surya. Terkhusus untuk wilayah Jawa dan Sumatera, potensi teknis dengan 81% akses faktornya pun bervariasi dari mulai 12,1 GWp hingga 117,2 GWp (6). Angka-angka yang lebih dari cukup untuk menjadikan Jawa-Sumatera mandiri dalam hal berenergi.
Terlebih-lebih, terdapat tujuh alasan logis yang mendasari kecocokan PLTS Atap bila diterapkan di seantero negeri. Pertama, PLTS Atap tidak memerlukan pembebasan lahan atau lahan baru karena dipasang di atas atap. Kedua, kemudahan pemasangan karena tak memerlukan perlakuan khusus pada tanah. Ketiga, listrik yang dihasilkan dapat digunakan langsung. Sehingga, juga cocok bagi pengguna PLTS Atap lepas jaringan (off-grid). Keempat, dapat dikembangkan secara modular dan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan energi listrik. Kelima, perawatan yang mudah berupa penggantian baterai setiap lima tahun sekali. Keenam, pemasangan teknologi yang tak membutuhkan keterampilan kerja yang terlalu tinggi, sehingga mendukung program padat karya. Ketujuh, selaras dengan alam karena memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber energinya.
Tumblr media
Sayangnya, dibalik potensi luar biasa dan keunggulan yang ditawarkan PLTS Atap, pertumbuhannya masih tergolong kerdil yakni hanya sebesar 28,8 MW pada tahun 2020 (8). Di tahun itu, survei pasar di Jawa Tengah yang dilakukan IESR lantas menguak realita bahwa faktor biaya yang mahal (56,5%) dan merasa belum butuh (61,3%) menjadi dalih kuat atas ketidaktarikan masyarakat dalam mengadopsi PLTS Atap (9). Jika diperhatikan, rupanya masyarakat belum memedulikan keselamatan diri mereka sendiri. Seringkali, harga energi fosil yang terlihat murah hari ini mengelabui malapetaka dan bencana ekologis yang kelak dibayar mahal manusia di masa-masa mendatang.
Tumblr media
Meniru Layang-layang
Seperti layang-layang yang akan terbang bila dikendalikan dengan tepat. Kesuksesan penetrasi PLTS Atap juga sangat ditentukan oleh subyek yang mengendalikannya. Subyek atau dalam hal ini si pemain layang-layang haruslah cakap mengorganisir benang, yakni mampu mengkombinasikan tarik dan mengulurnya kebijakan maupun inovasi serta memastikan keduanya berada dalam porsi yang pas.
Tarik Benang
Tarik benang dapat diartikan sebagai upaya menumbuhkan ketertarikan PLTS Atap pada pengguna baru sembari merawat loyalitas pengguna lama di seluruh Indonesia. Hal ini dapat dilakukan dalam tiga skema sebagai berikut:
Pertama, pemerintah selaku pemangku kebijakan perlu menerbitkan kebijakan dan peraturan yang berpihak pada pengguna PLTS Atap. Secara mendasar, pemerintah perlu mengupayakan opsi pembiayaan instalasi PLTS Atap melalui skema kredit bunga rendah dengan sinergi bank BUMN maupun koperasi di daerah. Selain itu, juga patut dibarengi dengan terbitnya peraturan yang menciptakan iklim prosumer (produsen dan konsumer), baik dengan menihilkan subsidi terhadap energi fosil maupun menawarkan skema net-metering yang mengurangi periode balik modal pengguna PLTS Atap menjadi di bawah 5 tahun.
Kedua, paparan terhadap PLTS Atap. Di samping memasang PLTS Atap di institusi pemerintahan, PLTS Atap juga perlu dipasang di area yang setiap waktu disambangi masyarakat, misalnya di institusi pendidikan, di titik henti moda transportasi (stasiun, terminal, dsb), di pasar atau bahkan di lokasi setingkat minimarket. Selain itu, menggandeng para sineas, kita bisa memasukkan sentuhan energi terbarukan di film-film Indonesia. Tujuannya untuk menyuguhkan tontonan yang menjelma sebagai tuntunan di alam bawah sadar masyarakat. Dengan sehari-harinya terpapar bukti riil energi terbarukan, harapannya masyarakat akan merasa bahwa teknologi yang menjunjung energi bersih sangat dekat dan bukan hal yang mustahil untuk diwujudkan.
Ketiga, edukasi publik yang masif. Kegagalan adopsi PLTS Atap seringkali dipicu oleh ketidaktahuan pengguna baru akan manfaat yang diperolehnya, keterbatasan informasi mengenai prosedur pemasangan dan lokasi vendor di lokasi terkait. Untuk itu, meradiasikan informasi yang terpercaya melalui berbagai platform adalah kuncinya. Sebagai contoh, ada platform BLUE Indonesia (10) yang mengedukasi masyarakat tentang manfaat panel surya khususnya di daerah terpencil. Ada lagi, Solar Hub (11) yang berusaha menjembatani calon pengguna PLTS Atap dengan penyedia jasa panel surya berdasarkan lokasi tertunjuk. Kemunculan platform-platfrom bernafaskan energi bersih ini nantinya akan mengakselerasi pertumbuhan PLTS Atap di Indonesia.
Tumblr media
Ulur Benang
Jika tadi kita telah membahas strategi tarik benang. Kini, saatnya mengupas strategi mengulurkan benang. Ulur benang berarti sebuah uluran (upaya) membangun ekosistem PLTS Atap melalui serangkaian pabrikasi dan inovasi.
Sebagai negara besar yang ingin menjadikan PLTS Atap sebagai fondasi dalam berenergi, maka solusi yang perlu dijajaki adalah soal pabrikasi. Dibanding negara lain, Indonesia membanderol harga selangit untuk teknologi PLTS Atap. Hal ini dikarenakan industri lokal baru bisa memproduksi modul surya, sementara sel suryanya masih disuplai dengan cara impor. Mengingat Indonesia dianugerahi kekayaan mineral (misalnya: silika) yang dapat digunakan sebagai bahan baku sel surya, bukan tidak mungkin sel surya dapat diproduksi dari tangan-tangan ilmuwan kita sendiri. Gagasan untuk membangun hulu tenaga surya ialah langkah pemerintah yang beresiko namun progresif untuk mempercepat transisi energi.
Selain pabrikasi, kualitas teknologi surya yang diciptakan juga perlu ditingkatkan melalui riset dan pengembangan (RnD). Beberapa inovasi yang telah ditelurkan anak negeri antara lain: efisiensi penyerapan sinar matahari dengan solar tracker real-time clock (12), inovasi semikonduktor sel surya dari ketan hitam (13), dan peningkatan kinerja sel surya berbasis nanoteknologi (14). Inovasi baik dari peneliti muda, praktisi energi, maupun masyarakat umum yang tertarik pada isu energi terbarukan akan memuluskan jalan PLTS Atap untuk dapat dinikmati di seluruh negeri.
Potret Indonesia Tahun 2050
Jika skema layang-layang berhasil menghadiahkan PLTS Atap di rumah-rumah seantero negeri, itu artinya di tahun 2050 listrik berenergi bersih telah menyuplai keseluruhan permintaan energi di Indonesia. Pada tahun itu, rumah-rumah yang hendak dibangun tidak lagi memerlukan genteng sebagai atap. Karena di toko-toko bangunan masa depan, yang ada hanyalah atap yang sudah diintegrasikan dengan panel surya.
Dengan IoT (Internet of Things), rumah tangga masa depan nantinya akan mengelola produksi dan pemakaian listriknya secara mandiri, menyongsong kehadiran Smart City. Setiap harinya, rumah tangga akan terbiasa berbagi sumber daya listrik melalui jaringan besar yang disebut dengan tol listrik. Di mana tol listrik berbasis PLTS Atap yang dibangun pertama ada di sepanjang Jawa menuju Sumatera.
Adanya tol listrik Jawa-Sumatera akan menciptakan harga listrik EBT yang sangat murah dengan keandalan tinggi, mengingat cakupannya dipasok oleh banyak daerah. Listrik yang stabil ini lantas menjadikan anak-anak daerah tak lagi berlomba-lomba menuju ibukota hanya untuk masa depan yang cerah. Karena di seluruh daerah di Indonesia, pendidikannya telah merata, pekerjaan hijau ada di mana-mana, dan Indonesia tersohor sebagai negeri berkeadilan energi.
Referensi
[1]: UN DESA. 2014. http://data.worldbank.org
[2]: PISA. 2015. Result in Focus. Programme for International Student Assessment. https://www.oecd.org/pisa/pisa-2015-results-in-focus.pdf
[3]: World Bank. 2020. Source: Global Solar Atlas 2.0, Solar resource data: Solargis. https://solargis.com/maps-and-gis-data/download/indonesia
[4]: Perpres. R. I. No. 22 Tahun 2017 tentang Rencana Umum Energi Nasional.
[5]: UNFCCC. 2015. Technology Executive Committee Brief #8.
[6]: IESR. 2019. Residential Rooftop Solar Potential: Technical and Market Potential in 34 Provinces in Indonesia. Institute for Essential Services Reform. https://iesr.or.id/pustaka/residential-rooftop-solar-potential-in-34-provinces-in-indonesia#:~:text=We%20found%20out%20that%20residential,as%20feasible%20to%20achieve%2C%20marketwise.
[7]: KESDM. 2014. P3TKEBT. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
[8]: IESR. 2021. Indonesia Energy Transition Outlook 2021. https://iesr.or.id/pustaka/indonesia-energy-transition-outlook-2021
[9]: IESR. 2020. IESR Market Survey Jawa Tengah 2020. https://iesr.or.id/pustaka/survei-plts-atap-jawa-tengah-2020
[10]: BLUE. 2021. https://blue-px.co.id/
[11]: Solar Hub. 2021. https://solarhub.id/
[12]: National Geographic. 2014. Inovasi Panel Surya Cerdas Buatan ITS. https://nationalgeographic.grid.id/read/13293742/inovasi-panel-surya-cerdas-buatan-its
[13]: ITB. 2010. Sel Surya Ketan Hitam, Karya Mahasiswa Teknik Fisika dI ITB Fair. https://tf.itb.ac.id/2010/03/15/sel-surya-ketan-hitam-karya-mahasiswa-teknik-fisika-di-itb-fair/
[14]: Wibowo, Andri., Glar Donia Deni, Kasto Wijoyo., Teguh Guntoro dan Jatmiko Endro Suseno. 2012. Peningkatan Kinerja Solar Cell CNT-ZnO Nano Material (Dye-Sensitized Solar Cell) dengan Auto Scanning Posisi Matahari 3 Dimensi. Media Neliti: 1-4.
0 notes
flozra · 4 years ago
Text
Menyelamatkan Bumi dari Piringmu
Tumblr media
Hal paling menakutkan di dunia ini bisa jadi adalah soal makanan. Tiga kali dalam sehari, kita cenderung berpikir tentang menu apa yang hendak dihidangkan di atas meja makan. Namun, di sisi lainnya, pernahkah kita bertanya-tanya tentang makanan yang seringkali kita sisakan?
Percaya atau tidak, kebiasaan menyia-nyiakan makanan nyatanya bersumber dari piring masing-masing kita. Di rumah misalnya, makanan hampir selalu disajikan berlimpah tanpa memperhitungkan anak kecil yang biasanya pemilih makanan. Lalu, bila bertamu ke kerabat, ada hukum dimana mencicipi makanan adalah tanda kesopanan dan menyisakan suguhan menjadi hal yang lumrah demi menghindari label orang rakus.
Lain lagi bila di tempat umum. Di hotel, mungkin kita tak pernah mengira betapa banyak makanan yang terbuang hanya demi sebuah hidangan yang terlihat indah. Di kafe-kafe kekinian, separuh minuman dan sepotong kue ditinggalkan begitu saja dengan alasan kembung sampai takut gendut. Sementara ketika menghadiri resepsi pernikahan berkonsep prasmanan, kita menjadi lapar mata dan ingin mencoba segalanya. Apabila tak masuk selera, seporsi hidangan tersebut akan berujung juga di kolong kursi yang kita duduki.
Lebih lanjut, kondisi tersebut turut diperparah dengan menjamurnya tayangan mukbang di saluran YouTube. Walau tak semuanya, mukbang atau makan dengan porsi jumbo dalam waktu singkat seringkali ditutup dengan adegan memuntahkan makanan karena kekenyangan. Dengan dalih hiburan, kita seakan dibiasakan untuk melihat adab makan yang buruk berupa buang-buang makanan. Lantas, apakah kini kita telah menganggap buang-buang makanan sebagai sebuah kewajaran?
Rendahnya kesadaran untuk menghabiskan makanan agaknya menjadi alasan utama bagi Indonesia untuk bertengger di urutan kedua setelah Arab Saudi sebagai negara penghasil sampah makanan (food waste) terbesar di dunia. Menurut The Economist Intelligence Unit (2017) angkanya mencapai 13 juta ton sampah per tahun atau setara dengan kerugian ekonomi sebesar 27 triliun rupiah. Yang apabila makanan terbuang ini dikumpulkan dinilai akan mampu memberi makan 11 persen populasi Indonesia atau sekitar 28 juta penduduk.
Dampak Sampah Makanan
Banyaknya sampah makanan ini bukan tak menimbulkan masalah. Setidaknya ada empat dampak yang menghantui kehidupan kita.
Pertama, dampak lingkungan. Timbunan sampah makanan akan mengalami proses pembusukan dan melepaskan gas metana ke lingkungan. Gas metana ini 21 kali lipat lebih berbahaya dibandingkan karbondioksida sehingga menjadi penyumbang efek rumah kaca yang serius. Lebih mengerikannya lagi, gas metana ini bahkan pernah sekali waktu memakan 157 korban jiwa dalam tragedi longsor sampah di TPA Leuwigajah Cimahi tahun 2005 silam.
Tumblr media
Kedua, dampak kesehatan. Sampah makanan (organik) yang tidak dikelola dengan bijak akan mengganggu pernapasan (akibat bau busuk), menjadi sarang nyamuk, dan mengundang hewan pengerat. Selain itu, rembesan air hujan yang masuk ke dalam tumpukan sampah akan menghasilkan air lindi. Air lindi ini mengandung logam berat (tembaga, besi, dan timbal) yang apabila terserap ke tanah akan mencemari air minum dan menyebabkan diare hingga kerusakan ginjal.
Ketiga, dampak ekonomi. Produksi makanan membutuhkan sumber daya sehingga membuang makanan berarti membuang-buang air, tanah, listrik, bahan bakar, dan tenaga manusia. Sebagai ilustrasi, untuk memproduksi satu buah apel kita memerlukan 125 liter air untuk penyiraman hingga pembersihan. Artinya, setiap membuang satu buah apel sama saja kita telah membuang 125 liter air. Ini baru perhitungan air. Bisa dibayangkan, berapa banyakmya pemborosan yang telah kita lakukan terhadap sumber daya lainnya juga.
Keempat, dampak sosial. Organisasi pangan dunia (FAO) pada tahun 2015 pernah memperkirakan bahwa 19,4 juta penduduk Indonesia mengalami kelaparan akibat status ekonomi yang rendah. Kelaparan ini akan menyebabkan penyakit gizi kronis atau stunting. Anak yang menderita stunting akan mengalami keterlambatan pertumbuhan, perkembangan otak, dan rentan penyakit. Sungguh menjadi ironi yang begitu besar. Di kala makanan bergizi masih menjadi mimpi dan harapan banyak anak di Indonesia, kita malah secara apatis menghamburkannya. Bukankah dari piring-piring kita inilah yang kelak akan membahayakan masa depan Indonesia?
Sepiring Cerita Dari Kimi Untuk Kami
“Tak semua orang bertani. Tak semua orang menyelam. Tak semua orang bermain musik. Tapi, semua orang itu makan.” -Kimi Werner
Kimi Werner, seorang juara tombak dan penyelam handal asal Amerika Serikat pernah memandu ekspedisi alam bebas bertajuk “Living Free With Kimi Werner”yang ditayangkan oleh National Geographic. Dalam satu episode, ia bergabung dengan Ladia Kuta untuk menjajal pegunungan terpencil di utara Malaysia. Selama dua minggu lamanya, ia mencoba bertahan hidup dan berkembang jauh di alam liar.
Disana, Kimi belajar banyak hal. Mulai dari bersiap disengat lebah manakala memanen madu, mengetahui etika memberi makan ayam terlebih dahulu sebelum mengambil telurnya, memperbaiki pipa air langsung dari mata airnya, dan memancing hingga petang hanya demi empat ekor udang galah khas Sungai Perak. Bagi Kimi, semua yang ia santap dan teguk menjadi lebih nikmat ketika ia mengetahui dan terlibat didalamnya.
Melalui dokumenter tersebut, Kimi tak ubahnya mengetuk hati para penontonnya. Mengingatkan kami semua bahwa nasi dan lauk pauk yang sampai di piring kami membutuhkan usaha dan waktu. Ada proses yang panjang, bermandikan keringat para petani, peternak, nelayan atau bahkan jerih payah orang tua kami yang seyogyanya patut dihargai juga disyukuri.
Gaya Hidup Minim Sampah Makanan
Dari seluruh hal tersebut, kita pun bisa memberi penghargaan sebesar-sebesarnya terhadap makanan. Salah satunya dengan jalan menerapkan gaya hidup minim sampah makanan dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya:
1. Minimalisasi Belanja
Minimalisasi belanja dilakukan dengan cara membuat daftar kebutuhan bahan makanan secara mendetail dan terencana. Dalam hal ini, agenda belanja pun perlu dijadwalkan secara berkala misalnya setiap seminggu sekali. Adanya perencanaan dan penjadwalan belanja diharapkan dapat memperkecil resiko kalap belanja yang berujung pada buang-buang bahan makanan.
Tumblr media
2. Maksimalkan Penyimpanan
Setelah dibeli, bahan makanan perlu disimpan dengan baik. Terapkan pemisahan antara bahan yang kering, basah, dan beku. Lalu, letakkan juga bahan makanan yang pertama kali masuk ke kulkas di deretan awal agar segera dapat diolah. Kemudian, cek tanggal kadaluwarsa setiap bahan makanan secara berkala. Terlebih-lebih, jangan lupa pahami maksud label kadaluwarsa. Untuk label ‘Best Before’ mengandung makna bahwa produk akan memiliki kualitas yang baik jika dikonsumsi pada waktu tertentu, Jadi, selama produk tersebut tidak mengalami perubahan warna, aroma, rasa maupun tekstur sebetulnya masih aman untuk dikonsumsi dan hanya menurun saja kualitasnya.
Tumblr media
3. Bijak Konsumsi
Bijak konsumsi adalah cara termudah dalam menyelamatkan makanan. Dalam hal ini, kita mengambil makanan sesuai kebutuhan dan bertanggung jawab untuk menghabiskannya. Juga perlu ditanamkan dalam diri sendiri bahwa lebih baik menambah porsi belakangan daripada menyisakan segalanya.
Tumblr media
4. Mendaur Ulang Makanan
Apabila makanan tidak habis, bukan berarti tidak dapat diolah kembali menjadi masakan baru. Misalnya saja, sisa nasi dapat dibuat menjadi nasi goreng, bubur, karak, sempol, dan intip. Sisa sayuran dapat diolah menjadi capcai dan beragam tumisan. Sisa buah-buahan dapat diblender menjadi jus maupun dimasak menjadi selai. Kuncinya hanya satu, celupkan kreativitasmu dan jadilah masakan baru!
Tumblr media
5. Mengompos dengan Metode Takakura
Takakura adalah metode pengomposan sampah organik yang diciptakan oleh peneliti asal Jepang bernama Koji Takakura ketika menghadapi tumpukan sampah di Surabaya. Bedanya dengan kompos biasa, metode ini mengedepankan higienitas dan tak menimbulkan bau, sehingga cocok diterapkan di dalam dapur rumah tangga. Sederhananya, pengomposan model takakura dimulai dengan melapisi keranjang berlubang dengan kardus. Kemudian, ditambahkan sekam padi, kompos jadi, sampah organik, dan bakteri pengurai. Terakhir, ditutup kembali dengan sekam, kain hitam, dan penutup keranjang. Untuk bakteri pengurai dapat berupa bakteri EM4 atau dapat dibuat sendiri dengan cara mencampurkan air 12 liter, tape ketela 0,5 kg, tempe 0,25 kg, susu fermentasi satu botol, dan dua gelas tetes tebu yang semuanya diperam selama dua minggu.
Tumblr media
6. Membuat Eco-enzyme
Selain kompos, ada juga pemanfaatan sampah organik bernama eco-enzyme. Eco-enzyme adalah cairan desinfektan alami berwarna kecokelatan yang dihasilkan dari fermentasi kulit buah dan sisa sayuran selama 2-4 bulan lamanya. Karena mengandung alkohol dan senyawa kimia asam, eco-enzyme ini dapat digunakan untuk mencuci piring, baju hingga mengelap lantai. Selain meniadakan sampah, eco-enzymemenghemat pengeluaran juga bukan?
Tumblr media
Agar lebih maksimal lagi, kita bisa mengulik gaya hidup minim sampah makanan yang inspiratif ala organisasi Bandung Food Smart City. Singkatnya, organisasi ini merupakan gerakan lintas sektor antara pemangku kebijakan, akademisi (FISIP UNPAR), pengusaha, komunitas, dan masyarakat untuk bersama-sama menyelamatkan bumi dari bahaya sampah makanan (food waste). Mengingat Bandung sebagai Kota Cerdas Pangan, organisasi ini menekankan pada perwujudan produksi dan pola konsumsi yang berkelanjutan di masa kini dan mendatang sesuai poin SDGs nomor 12.
youtube
Sebagai sebuah gerakan, Bandung Food Smart City pun telah dan tengah melakukan riset hingga kampanye bebas sampah makanan, baik fisik maupun digital. Beberapa program besutan Bandung Food Smart City antara lain: edukasi bijak konsumsi dan bebas sampah makanan melalui Food Racing, donasi makanan melalui Food Sharing, penyelamatan makanan berlebih untuk orang yang membutuhkan melalui platfrom Badami Food Rescue, dan menggalakkan urban farming ke seantero negeri. Dengan segala tujuan mulianya, pergerakan ini diharapkan mampu menginspirasi daerah lain untuk mewujudkan pola produksi dan konsumsi yang lebih berkelanjutan, demi menyongsong Indonesia bebas sampah makanan.
Akhir kata, menjadi sosok yang patriotik itu tak perlu kekayaan apalagi senjata. Cukup miliki keberanian dan ketulusan untuk memulai menghargai makanan. Mulai sekarang: ambil, makan, dan habiskan makananmu! Jangan sisakan sedikitpun atau kelaparan kelak menjadi teman terbaikmu! Mari menyelamatkan bumi dari piring kita masing-masing!
Referensi: 1. Angka kelaparan Indonesia 2015 https://www.voaindonesia.com/a/pemelitian-fao-sembilan-belas-koma-empat-juta-penduduk-indonesia-masih-mengalami-kelaparan/2817021.html
2. Bahaya Air Lindi Astuti, Dwi., Sarto dan Susi Iravati. 2010. Penurunan Toksisitas Leachate (Air Lindi) Dari TPAS Putri Cempo Mojosongo Surakarta dengan PAC (Poly Aluminum Chlorido. Jurnal Manusia dan Lingkungan.Vol. 17(1): 11-25.
3. Jumlah sampah makanan Indonesia 2016-2017 https://foodsustainability.eiu.com/whitepaper/
4. Kerugian ekonomi akibat sampah makanan https://www.dbs.com/spark/index/id_id/site/articles/livemorekind/2020-fakta-sampah-makanan-setara-dengan-27-triliun-rupiah.html
5. Sampah makanan dan penduduk miskin https://mediaindonesia.com/read/detail/282977-wow-1-orang-indonesia-hasilkan-sampah-makanan-300-kg-per-tahun
Sumber fota. Longsor TPA Leuwigajah 2005: Dicky Mawardi | Galajaba b. Kebakaran TPST Bantargebang 2015 - Rahmat Hidayat | Liputan 6 c. Longsor TPA Cipeucang 2020: Sekdis Lingkungan Hidup Tangsel
0 notes
flozra · 4 years ago
Text
3rd Winner UNESCO Jakarta Essay Contest “Valuing Water” 2021 💧
Friday, April 30th 2021.
In this submission, I poured my own bittersweet days facing polluted water in Bengawan Solo. It kinda the grief which has moaned inside of me. So, thank you UNESCO Jakarta for giving me space to release that all! 😊
0 notes
flozra · 4 years ago
Text
Food Biotechnology’s Talk 🍈🌽🥩
Tumblr media
Tuesday, April 6th 2021.
Had a hearty sharing session with Secondary Three (S3) FIS students! For me, it was such a delightful discussion about future food innovation, the pros vs cons, and recipes to tackle food biotech's hoaxes.
0 notes
flozra · 5 years ago
Text
Mochi Almond
Tumblr media
Mochi is a wonderful traditional dessert from Bandung, West Java, Indonesia, which made from glutinous rice flour. Today, I filled this gooey mochi dough with almond nuts. It's fairly easier than you would think. So, let's gonna try!
Ingredients:
Mochi dough:
200 gram glutinous rice flour
300 ml coconut milk
50 gram sugar
50 gram cornstarch
Filler:
15 almond nuts
3 tbsp refined sugar
2 tbsp hot water
Methods:
Make the filling: Roast the almond nuts until brown. Mash it finely. Then, mix it with refined sugar and hot water.
Make the mochi dough: Mix glutinous rice flour, coconut milk, and sugar. Steam the dough for about 20-30 minutes. Then, put the steamed mochi dough into a container filled with roast cornstarch.
Cut the dough into 20 small mochi balls.
Flatten the mochi ball and place the almond filler in the center. Pinch the mochi over the almond filler until the almond filler is completely covered.
Sprinkle with additional cornstarch.
Then, repeat until all the mochi and almond filler is used.
0 notes
flozra · 5 years ago
Text
Sweet and Sour Pickled Water Apple (Asinan Jambu Air)
Tumblr media
My cousin gave me a lot of water apple that day. I decided to make something fresh and tasty food using this fruit. Hope you give this recipe a try!
Ingredients:
250 gram water apple
4 red chilies
1 birdeye chilies
4 tbsp sugar or as desired
1 tsp sea salt
1 tbsp lime juice
400 ml water
Methods:
Boil the chilies in some water for 10 minutes. Then, throw away the water.
Grind the chilies and salt in a mortar until smooth.
Put the water in a pan. Add the chilli paste, sugar, and lime juice.
Simmer until everything is well combined for about 15 minutes.
Turn off the heat.
Let it cools down.
Cut water apple vertically into 4 pieces.
Add the water apple pieces in a pan. Mix it.
Put in a container.
Store in a fridge.
Best eaten cold in the next day.
0 notes
flozra · 5 years ago
Text
Kothamalli Thanni
Tumblr media
Asians often using coriander seeds to their day to day cooking. But, today I am using this coriander seeds to make traditional tea recipe from Sri Lanka that has medicinal values, especially for a cold remedy.
Ingredients: (Makes 3 cups of tea)
6 tablespoon of coriander seeds
3 cups of water (0.75 mL)
2 inches of fresh ginger slices
1 inches of turmeric
Black pepper
Honey or raw brown sugar
Methods:
Dry roast coriander seeds until they turn a slightly deeper brown colour.
Boil it in water for about 10-15 minutes.
Add fresh ginger slices, turmeric, and a hint of black pepper.
Stir it and drain the liquid.
Finallly, add a bit of honey and enjoy!
1 note · View note
flozra · 5 years ago
Photo
Tumblr media
May we always feeling homey in our homes during this tough time! Xx.
Poster created by me.
1 note · View note
flozra · 5 years ago
Text
👨🏽‍🦳Asmo Kasih💖
Tumblr media
Foto niki inggih menika potret keluwargi enggalipun kula. Setunggaling keluwargi ingkang dikepalai dening setunggaling embah kakung naminipun Mbah Tarman. Mbah Tarman hobinipun ngriwat taneman ingkang wonten ing taman. Dados, saged dipunbayangaken sanes kepripun kebak welas asihipun piyambakipun ing sedaya makhluk urip?
Kejawi taneman, Mbah Tarman ugi sayang sanget ing kita. Nggih, kita, 10 mahasiswa ingkang didhawuhi kampus kagem nindakaken pengabdian masyarakat (KKN) wonten dhusun alit papan Mbah Tarman kantun. Kita kantun sawentawis 45 dinten wonten dalemipun ingkang nyaman sanget lan kathah kolam toya kagunganipun Mbah Tarman. Matur nuwun Mbah Tarman, kita dados saged nglangi sepuasipun!
Dinten setunggal kita dugi wonten dhusun kasebat, Mbah Tarman mundhut priksa nami lan asal kita setunggal mboko setunggal.
"Kula Rara saking Solo, mbah.", kula miwiti.
Sasampunipun sedayanipun tetepangan, kula emut leres Mbah Tarman manthuk-manthuk kaping pinten-pinten kadosipun sampun apal kaliyan namaning kita sedaya. Dinten-dinten salajengipun kita tansah gineman kalih Mbah Tarman. Saking gineman ngengingi langkung rumiyin tigan utawi ayam ingkang dipundamel wonten bumi dumugi wedharan budaya patriarki lan paham kapitalisme.
Nanging, wonten setunggal ingkang tansah ngganjel wonten panggalihipun kita sedasa saben gineman kalih Mbah Tarman. Piyambakipun tansah ginaaken "mbak" lan "mas" dipun tambah ‘asal kutha’ kita piyambak-piyambak wekdal aruh-aruh utawi badhe tanglet setunggaling bab ing kita. Kirang langkung paginemanipun kados puniki:
(A: Mbah Tarman & B, C, D: salah setunggaling tiyang saking kita)
#1 A: Mbak Solo, atos-atos dhateng kelurahanipun! B: Inggih, mbah.
#2 A: Mas Ciamis, griya sampeyan puniku celak Pangandaran mboten? C: Nggih, mbah. Griya kula celak seganten. A: Sampeyan cocok nyambut damel wonten toya.
 #3 A: Mbak Cepu, sampun adus? D: Adus puniku nomer 7, mbah. A: He? Lho kok? D: 1-5 Pancasila, 6 macak, 7 banjur adus. A: …………………………………
Kula badhe nyuwun pirsa wonten lebeting panggalih, "Mbah, saleresipun menika KKN utawi kontes Miss Universe nggih?". ________________________________________________________________ 👨🏽‍🦳 Special Name 💖 [English Translation]
This photo is a portrait of my new family. A family headed by a grandfather named Tarman Grandpa. Tarman Grandpa’s hobby is taking care plants in his garden. So, you can imagine how lovely and compassionate he is for all living things?
Besides plants, Tarman Grandpa also love us. Yes, we, 10 students which were assigned by the campus to conduct community service (KKN) in the small village where Tarman Grandpa lived. We stayed for about 45 days in a very comfortable house and there was a big pool at Tarman Grandpa's house. Thank you, Grandpa, we can swim to our heart's content!
The first day we arrived at the village, Tarman Grandpa asked our names and origins one by one.
"I am Rara from Solo, Grandpa.", I started.
After everyone got acquainted, I remembered Tarman Grandpa nodding several times as if he had memorized all of our names.
The following days we eternally had chit-chat with Tarman Grandpa. From the conversation about eggs or chickens that were created first in the earth to the discussion of patriarchal culture and capitalism.
But, there was one that always disturbed the minds of us in every conversation with Tarman Grandpa. He always used the words "mbak" and "mas" plus our ‘origin city’ when he wanted to say hello or ask us something. The conversation is more or less like this:
(A: Tarman Grandpa & B, C, D: one of us)
#1 A: Mbak Solo, please go in careful to the urban village office! B: Sure, Grandpa.
#2 A: Mas Ciamis, isn't your house near Pangandaran? C: Yes, of course, Grandpa. My house is near the sea. A: You are suitable for working in water.
#3 A: Mbak Cepu, have you taken a bath? D: Bathing is number 7, Grandpa. A: Ha? What do you mean? D: 1-5 Pancasila, 6 make up, and 7 for bathing. A: …………………………………………
I asked myself, "Grandpa, is this actually a community service (KKN) or Miss Universe contest?".
0 notes
flozra · 5 years ago
Text
Finding Final Year Student’s Mindset
Tumblr media
Somewhat flexible, I will wear my canvas shoes down the stairs. I will be ready to take a big step. To graduate from my university. But, where is my shoes? ***
I recognized the journey is never be objective. Everyone holds a piece of experiences and feelings were in those moments. Being happy, surprised, satisfied, stressed, fed up, homesick, and exhausted; all is mixed while we were the final year student in university. Be the last chapter of uni is typically a stressful one. We have to juggle our proposal. We running an unending list of experiments. And do the cycle of read, write, revise, and repeat again to create something we called ‘an impeccable undergraduate thesis’. Sometimes, we might feel we weren’t working all the time. We felt guilt invaded our time for rest or join social activity. It all because of late capitalism on working culture. That the idea of majorly people spoke pertaining to the campaign for a “living wage”. And drive us to strive through work for the means to live. As things go wrong throughout our day. We becoming more and more stressed. And feel cannot hold it anymore. Foremost, let our ways of thinking shift looked from living wage become as though inventor; to find something new. We found the world to see as it can be. Whether significantly different or not, everything is invention. I do not mean we staying gave up easily. My intention is when we have over repetition in our way to convince discovering real experiment data, we will never get it to be real. As we were born with motivation not only to succeed but to learn. It can be mean understand nothing is perfect just the way it is. Somebody in the future will try to come up with a way to make some adjustments in our works. The next common case in final year students is blackout mindset; the insidious feeling when we lose momentum, burn out, and put our dreams aside. We thought this process out the hard way. However, to find focus on the things we expect most, we should re-find our primary dreams to chime in. “Why I want to pursue this goal?” “Why this goal important for me?” “What impact I have to deal with this goal?” After answering that, we commit to persistence. In subsequent, we are stepping from small achievable segments closer to the final goal and eternally relish the process. Last but not least, it is good to apply the healthy work-life balance in all sides of our tasks and jobs. The story of students who are stressed, depressed, and suicide encapsulates what can happen if not enough attention is paid to work-life balance in the final year of university. We can start by saving energy after finishing some tasks and switching on energy on other agenda. The other agendas which make us stay positive, productive, and be kind to ourselves, like reading exciting books, eating healthy, doing sport, chit-chat with friends, attending a friend's party, dinner with family, or finding the newly released shoes that we wish to have.
I am in a hurry. I sought out. I encounter may seem I will always find it. A pair of shoes with a bundle of energy, optimism, and motivation. To come walk with me. Exploring new adventure.
1 note · View note