Text
Memeluk luka
Sesungguhnya aku tak mengerti mengapa Allah SWT menghadirkannya dalam hidupku. Memang, aku mengaguminya, tapi sedikitpun tak ada harapan untuk bisa memilikinya. Jangankan begitu, bahkan tak ada ekspektasi bisa mengenalnya sampai seperti ini😥
Ya Allah apakah sekali lagi ini ujian/cobaan untuk hambamu?
Semakin kumengenalnya semakin nampak luka menganga yang tak pernah ia balut. Tentu saja rasanya nano nano, membayangkan lara yang ia rasakan, bersamaan dengan itu, hati dan pikiran ini tak mampu menafsirkan segalanya.
Mengapa ia memilih untuk mengenalku di saat lukanya masih belum sembuh?
Hanya berjarak 2 bulan setelah ia ditinggalkan.
Berulang kali kurenungkan sembari mengembalikan kelogisanku yang belum seberapa pudar. Harusnya ini lebih dari cukup, aku juga tidak meminta lebih. Namun ia seakan terus membidas titik terlemahku, sungguh di titik ini aku tak mampu lagi menyangkal.
Riuhnya isi kepala ini tak mengizinkanku terbuai begitu saja, tak membiarkan imajinasi mengelabui fakta bahwa ia masih belum pulih. Aku pribadi perlu waktu setidaknya 3 bulan untuk pulih, menerima keadaan dan mengikhlaskan suatu hal, tentu proses setiap orang berbeda-beda. Kemungkinan terburuknya adalah apakah ia membiarkanku mengambil posisi untuk menyembuhkan luka itu? Atau bahkan pelampiasan?
Tidak.
Ia bukan orang seperti tu sejauh ini.
Tidak tau ya, manusia tidak bisa ditebak.
Mulanya aku ingin membagikan rasa bahagia dan reminder agar tidak terlalu terbuai, bahwa semua ini lebih dari cukup tidak perlu mengharap lebih. Fokus saja mengejar karier. Alih-alih begitu aku malah membagikan keresahanku.
Semua bermula dari sini🥲


Kala itu hatiku sedang porak-poranda sehancur-hancurnya, tiba-tiba rekanku mengenalkan ia kepadaku hahaha. Jika ditelusuri, saat itu hatinya sudah tersegel oleh sesorang yang juga meninggalkannya 4 bulan lalu, karena dilamar oleh pria berseragam.
Terkesan bodoh dan klise, percaya tidak percaya, aku langsung mengaguminya sesaat rekan kerjaku mengenalkan ia kepadaku, dasar nafika😂

Sampai di titik bisa maen bareng seperti ini, serakah sekali jika sampai aku mengharap lebih🤧
Sepulang dari main bareng dengan kondisi hujan lebat, waktu sampai di depan rumahku ia buru-buru mengeluarkan motornya dari garasi, lalu kemudi aku ambil alih. Ayahku menyuruh ia untuk langsung pakai jas hujan, biar aku yang memarkirkan mobilnya. Beberapa saat berlalu, ayahku mengabari jaketnya ketinggalan di mobil🤦🏻♀️

Walhasil harus ada momen lagi untuk mengembalikan jaketnya. Padahal di hari maen bareng itu aku ingin mengakhiri dan membatasi interaksi ke depannya. Sebab aku tak mampu lagi mengontrol akal dan rasa, takut semakin jatuh dan sepertinya ia juga biasa-biasa saja.
Prosesi pengembalian jaket
👩🏻 : jaketnya ini gimana mas? Di gosend kah?
🙎🏻♂️ : besuk aja tak ambil di kantor pean gimana? pas ada rapat juga di *** soalnya.
Diambil gaes, diambil ke kantorku.

Pikirku ia akan menunggu di depan kantor lalu aku mengantar ke sana, selesai. Karena ia tipe orang yang pemalu dan introvert, meminimalisir berinteraksi dengan manusia.
Tiba-tiba ia menelpon mengabarkan bahwa sudah sampai, posisi sudah di pendopo kantor HAAH LOOHH!??! Udah parkir dan masuk kantor ternyata haha.

Sempat berbincang-bincang sebentar sambil berdiri mengatakan ini dan itu, sampai akhirnya ia mengajak duduk(?)😨
Aku lupa mempersilahkan karena tidak ada bayangan sama sekali bakal mengobrol bersama. Kami duduk di kursi pendopo yangmana posisi itu bisa dilihat oleh siapapun dari sisi manapun. Topik obrolannya cukup berbobot tentang pekerjaan, kehidupan dan tiba-tiba pernikahan. Jujur aku sedikit tidak fokus, karena ada rasa malu ditonton rekan-rekan kerja bahkan pimpinanku juga lewat waktu itu. Anehnya justru aku yang malu, ia malah welcome sekali dengan rekan kerjaku😭😭😭
Lama-lama dinding pertahananku runtuhlah kalo gini. Setiap harinya aku berpikir untuk mengakhiri rasa ini dengan memnimalisir interaksi chat maupun langsung, tapi kenapa malah didekatkan?
Setelah banyak perbincangan hubungan kami semakin terasa heart-warming. Tapi aku sendiri yang mencari penyakit dengan menggalih masa lalunya secara diam-diam. Seseorang yang pernah mengisi hatinya, bukan pernah, bahkan mungkin masih mengisi hatinyaㅡparasnya sungguh elok dan rupawan, pandangannya meneduhkan dan imut. Ada saja pikiran membandingkan diri, tetapi aku meyakinkan diri bahwa akupun jelita di mata orang yang benar-benar menyayangiku😊
Aku berserah diri kepada Allah SWT, biarkan Allah yang mengatur bagaimana baiknya, Allah lebih tau mana yang terbaik untukku.
Bighug untuk diriku sendiri yang sedang terombang-ambing ini🫂
ㅡ250127 6.28pm
2 notes
·
View notes
Text
SERAKAH
Sejatinya mengagumi dan menyimpan rasa ini dalam-dalam sudah cukup bagiku. Sejak pertama kali melihatnya pada kegiatan di kabupaten, bahkan tiba-tiba dikenalkan, kumenyerukan pada diri sendiri bahwa dia sungguh luar biasa dari berbagai aspek. Ya, hanya sebatas itu saja, tidak lebih tidak kurang.
Ntah sudah berselang berapa lama setelah kegiatan itu diadakan, tugas tanggung jawab kami yang sama membuat kita sering dipertemukan dalam suatu rapat. Momen tepat untuk memandanginya dari jauh, khas scene klise dalam cerita-cerita pada umumnya hehe tapi memang itulah yang kulakukan saat mengagumi seseorang. Hebatnya, setelah kegiatan selesai aku tidak memikirkan ia lagi. Hal mustahil bagi seorang overthinker sepertiku. Karena memang tidak ada interaksi di antara kami, pun aku tidak mengharapkannya.
Hingga hari itu tiba wkwk, seorang rekan 1 profesi mengajak kami berdua makan siang bersama (sudah kuceritakan pada postingan berjudul "Sembunyi"). Sayangnya momen itu tidak cukup membuat kami berdua akrab, lagi-lagi aku tidak mengharapkan lebih, bisa makan bersama saja sudah bersyukur😄
Tiba akhir tahun 2024, tugas tanggung jawab kami sedang banyak-banyaknya terlebih dengan adanya perubahan kebijakan mengharuskan kami rekan 1 profesi saling bertanya satu sama lain. Terdapat notifikasi panggilan tak terjawab darinya, kaget bukan main walaupun aku tau betul dirinya pasti mau menanyakan tentang pekerjaan ehehe. Selama sepekan topiknya masih pekerjaan, t-tapi aku menyadari adanya perbedaan, ia mulai mengirimkan foto-foto tentang keberadaannya, aktivitasnya dan sekedar foto pemandangan yang ada di hadapannya kala itu.
Kenapa seperti ini?
Sejenak aku bingung, apa tujuannya? Terkadang kami sudah kehabisan topik sehingga aku tidak perlu meneruskannya lagi. Selalu ada pilihan antara meneruskan atau mengakhiri pesan, tapi ia memilih meneruskannya dengan mengirimkan foto-foto rsb. Sungguh tindakannnya begitu candu. Aku tidak pernah sekalipun meminta dikabari apalagi bertanya
Lagi dimana?
Lagi ngapain?
Sudah makan?
Namun, seakan foto-foto yang ia kirimkan adalah caranya untuk mengabariku. Bolehkah aku GR, bestie?☹
Aku meluangkan waktu untuk menetralkan hati dan pikiran. Mengembalikan kelogisan agar tidak terbuai terlalu dalam. Jika dilihat dari gambaran besar, mulai aku bertemu dengannya dengan segala rasa kagumku padanya hingga berada di titik ini, bukankah sekarang sudah terlalu jauh?? Mode overthinking-pun aktif✅
Apakah ia punya rasa yang sama sepertiku?
Bukankah kita rekan kerja seperjuangan?
Apa teman/rekan kerja melakukan ini? Mengirim foto?
Sesungguhnya aku tidak mau meromantisasi hal sederhana seperti itu, selagi belum tercetus confess darinya aku tidak perlu menganggapnya terlalu serius. Tapi manabisa ya ges ya😭😭😭
Imajinasiku terlalu aktif, harapanku sudah melalang buana kemana-mana. Aku jadi merasa begitu serakah, pernah muncul pikiran bisa end game bersamanya. Tidak bosan-bosannya aku berdialektika sembari mengontrol hati dan pikiran agar tidak jatuh terlalu dalam.
Aku mung pasrah, kuserahkan semuanya pada Allah SWT. Ingat! Tidak boleh berharap pada manusia, nafika!!🥲
Saya akhiri dulu curhatan ini. Mohon pamit undur diri saya persembahkan national anthem penutup tahun 2024🤲🏼
241226 01.19 a.m
0 notes
Text
KEHILANGAN
Hujan hari ini membawa ingatan dan perasaan kehilangan secara bersamaan. Awal bulan menjadi akhir masa kerja adik-adik magang di kantor, Padahal dalam 6 bulan mereka magang sangat sedikit interaksiku dengan mereka. Namun ada suatu kejadian yang membuat aku cukup tersentak yaitu 2 dari adik magang pernah mengalami kecelakaan saat pulang dari kantor. Kondisinya agak parah, 1 kelingking hampir putus dan lainnya kritis bagian perutnya sakit kacau sampai ngga bisa jalan, indikasinya dia terlindas mobil. Waktu menjenguk di rumah sakit, udahlah gabisa dibendung air mataku. Manusia yang jarang nangis depan orang ini ambyar seketika walaupun nangis diem-diem:'(
Sebenarnya sebelum kecelakaan 2 adik tadi dimintain tolong sama divisiku dan aku kebagian yang ngasih arahan. Jadi jam pulang mereka mundur aslinya jam 14.00 jadi jam 16.30, dari situlah rasa bersalahku muncul, feeling guilty ampe sebulan. Kayak gara-gara aku mereka kecelakaan, coba mereka pulang seperti biasa mungkin mereka bakal safe. Sejak itulah kehadiran mereka menjadi objek pengamatanku, setelah diperhatikan adik2 yang magang di kantorku ternyata cantik-cantik ahahaha /dari mana aja oiy. Mereka adorable dengan karakter masing-masing, tapi kalo dari segi wajah memang cantik no debat!
Kemudian selama 6 bulan ini juga cukup mewarnai sosmed kantor sampai mendapat pujian dari pimpinan. Selain itu, mereka juga bantu rekam identitas para penyandang disabilitas dan ODGJ secara door-to door. Posisinya aku ngga berinteraksi langsung hanya setiap kegiatan mereka menjadi objek pengamatanku. Anehnya, kenapa aku merasa sekehilangan itu? Padahal ngomong aja ngga pernah, kek keberadaan mereka sudah sangat familiar dalam keseharian kantor lalu tiba-tiba besok Senin sepi.
Ini sama halnya dengan warung langgananku beli makan, mengandung pengalaman pribadi:). Ada langganan makanan jual nasi goreng, cap cay, mie goreng dll deket rumah. Tiap beli formasi selalu lengkap, Owner (bapak2, namanya cak djoe), istri, dan 2 pembantu laki-laki. Waktu itu masih kerja di Surabaya (ngekos), pulang pas weekend langsung meluncur ke sana karena masakannya ngangenin, nyampe sana formasinya berkurang owner ngga ada dan pembantunya ganti orang. Beberapa kali ke sana ownernya ga ada, sampai suatu hari ke sana sama ibu, akhirnya memberanikan diri bertanya ke istrinya
"kemana ownernya? " "Bapak sudah meninggal beberapa bulan yang lalu."
Kaget sekaget-kagetnya, pikiranku langsung kosong, nyampe rumah nangis jelek dan perasaan kehilangannya itu memenuhi ruangan hiks hiks. Sekali lagi, aku gapernah sekalipun interaksi sama bapaknya karena aku bukan tipe yang ngajak ngomong duluan. Aku cenderung ngamatin apa yang ada di depanku, dan semua yang aku lihat itu berasa masuk alam bawah sadar, seakan semuanya menjadi suatu momen yang sangat familiar. Ketika gaada 1 orang rasanya hilang, ada yang kurang, karena aku biasanya melihat mereka perform masak ber-4. Sampai aku membuat postingan ini aku masih kehilangan sosok alm. Cak Djoe owner penjual nasi goreng.
Ada lagi nih wkkw, penjual bubur keliling di komplek perumahan, sejak aku SMA sampe kuliah yang jual bapak-bapak gitu. Lamaaa ga jual, muncul-muncul pas mau lulus kuliah yang jual berubah menjadi anak muda, waktu itu belum berani tanya. Menginjak aku kerja berubah lagi jadi ibu-ibu yang jual, barulah berani tanya. Ternyata Bapak2 itu suaminya, beliau meninggal karena sakit. Lalu anak muda yang meneruskan jualan bubur setelah alm. bapak meninggal itu anaknya.
Tau ga kenapa sekarang yang ngelanjutin istrinya?:(
Ya, anaknya meninggal juga karena kecelakaan waktu jualan.
Abis beli langsung masuk kamar nangis sesenggukkan.
Rasanya ingin menemukan orang-orang yang ngalamin hal serupa seperti yang aku alami. Ada rasa takut untuk mencurahkan peristiwa2 ini ke teman takut dianggap lebay hehe.
Lanjut malam ini, lagi jenuh ngerjakan tugas kuliah iseng-iseng buka webmail kerjaan di Pasuruan. Kaget! domainnya udah ngga ada:'''
Aku buka webmail ketika lagi rindu kehidupan dan pekerjaanku saat di fase menderita, merintis karir dari 0. Sehingga aku ngga lupa untuk bersyukur atas kehidupan, pekerjaan, karir dan pendidikanku saat ini. Dari sini aja udah mellow wkwkw.
Domain webmail perusahaan unavailable mungkin karena belum dibayar, tepatnya ngga akan dibayar, karena bosku sudah meninggal 1,5 tahun yang lalu. Padahal cita-citaku ketika aku nikah nanti alm. bosku sekeluarga menjadi tamu kehormatan, rasa terima kasihku tiada henti. Mereka pernah menjadi cerita hidupku, tapi Allah SWT lebih sayang beliau:")
Malam ini rasa kehilangannya menjadi double-combo hehe. Lagu ini yang terbesit dipikiranku sembari meratapi perasaan kehilangan.
0 notes
Text
Sembunyi
Rasanya selumbari lalu begitu menyenangkan bisa bersenda gurau bersama membicarakan tentang pekerjaan, pekerjaan dan kehidupan. Cukup untuk menyemarakkan hari-hariku yang suram karena tuntutan pekerjaan. Andai waktu bisa berhenti, hari itu tidak berlalu begitu cepat. Aku tidak menjadi diriku yang biasanya canggung dan pasif, sebisa mungkin senatural mungkin berperilaku seperti rekan seperjuangan pada umumnya. Tampaknya usahaku berhasil, berhasil menyamarkan rasa suka dan kagumku padanya.
Persetan dengan bagaimana kesannya terhadapku, sejenak aku menonaktifkan mode overthinking yang tidak diperlukan. Aku hanya ingin menikmati waktu, mensyukuri segala hal yang bisa kupandangi terutama wajah dewasanya dan rahang tegas yang menjadi ciri khasnya😋
Ya! Aku hanya menganguminya cukup sampai situ tidak lebih tidak kurang. Tanpa perlu tau hal yang tidak perlu kuketahui. Rasanya sudah terbiasa menyukai dalam diam sejak SMA, bersembunyi dan menghindar dari kemungkinan rasa lara akibat jatuh hati haha.
Jatuh cinta dalam diam
Lebih membuatku
Merasa aman
Dan nyaman
Mungkin saja akan begitu seterusnya.
Ini mengingatkanku pada 2 tahun silam, saat masih bekerja di Pasuruan dimana aku dan si Jenius satu-satunya pegawai di sana. Ntah momennya begitu tepat, ia mengajakku maksi di food court sebelah. Topik percakapannya mengenai kehidupan, achievemnets dan hasil research-nya. Sebelumnya ada banyak hal yang ingin kuketahui tentangnya tentu saja aku pendam begitu saja.
Siapa sangka perbincangan itu mampu memberikan jawaban lebih dari pertanyaanku selama ini. Tentang ketidakdewasaannya, masa kelamnya saat kuliah, perhelatan dengan profesornya, kegagalan mendaftar S2 LN hingga kekurangannya sejak kecil yang menjadi momok sampai sekarang (si jenius mengalami disleksia).
Kenapa dia mau secara suka rela / bersedia dengan senang hati menceritakan sisi tergelapnya ke stranger seperti aku?
Apapun alasannya aku tetap mengagumi kejeniusannya wkwkwk. Terima kasih sudah menyemangatiku untuk meraih impian melanjutkan kuliah S2 dengan beasiswa L.P.D.P (fyi si jenius awardee l.p.d.p). Doaku yg terbaik untukmu⚘🤲🏼
Btw kejadiannya bersamaan di bulan September
220913 vs 240910 😄
Ini sih lagu paling cocok iwak èndog
240912. 00.04 A.M
0 notes
Text
Abai
Beranjak dari hal satu ke hal yang lain ialah perihal mudah bagiku, ntah itu hal yg menyenangkan maupun menyedihkan. Aku bisa menikmati dan merenungkannya dalam sehari penuh. Esoknya, tentu kembali fokus menjalani hidup seperti biasanya yang seakan tidak terjadi apa-apa. Kalian bisa menyebutnya sebagai hidden skill wkwk.
Namun akhir-akhir ini aku sadar, ada hal yg ga beres dengan diriku. Hal yang menurutku paling membahagiakan, tepatnya, tempat tujuanku ketika lelah dengan kehidupan, kini tak lagi sama seperti dulu. Aku cenderung takut melangkahkan kaki lagi ke sana. Seharusnya aku mampu mendobrak rasa takutku seakan tidak pernah terjadi apapun, ya, seperti biasanya.
Sayangnya, kali ini aku tidak bisa
Padahal aku sudah menganggap hal itu telah berlalu, tapi ada sisi dalam diriku yg belum mampu melaluinya. Mungkin inilah saat-saat logika dan batinku berkontradiksi, alih-alih menyembuhkan, logikaku terburu-buru untuk menguburnya. Iya, filosofinya seperti itu.
Ada kalanya momentum yg lumrah terjadi atau tidak sengaja sekelebat berlalu lalang dihadapanku menjadi penghancur mood-ku di sepanjang hari hahaha. Rasanya seperti membangkitkan memori yang telah lapuk. Lagi-lagi logika dan batinku bertempur bak perang dunia.
Logikaku menghendaki, "tetaplah profesional!"
Batinku bereaksi, "aku tidak bisa! aku tak mampu!, hal ini menyebalkan membuat ku menjadi emosional."
Aku bisa menyerap dan memahami emosi orang lain secara mendalam hingga orang tersebut nyaman menceritakan berbagai kisah hidupnya.
Setelah dipikir-pikir, bukankah aku terlalu keras terhadap diri sendiri?? Mengabaikan diri sendiri yg butuh waktu untuk sembuh. Alih-alih memahami perasaan sendiri malah aku lebih memahami perasaan orang lain. Se-abai itu aku!:(((
Percayalah ini sudah kujalani selama 11 tahun terkahir dan aku mampu melaluinya. Hidupku berjalan sebagaimana semestinya, ya memang terkadang ada saja hal yg men-trigger emosi dan ingatanku.
Bagaimanapun hidup akan terus berjalan, biarkan diri ini sembuh oleh waktu. Stuck dalam emosi sesaat itu akan lebih membuat diriku menyesal. Maka, aku memilih agar tidak keras lagi terhadap diriku sendiri dan menyediakan ruang untuk penerimaan^^ 힘내자!!
240720 04.30p.m
0 notes
Text
On the edge of success, what's on in there?
7 tahun silam, saat itu aku baru menapaki masa-masa perkuliahan. Masa-masa dimana aku acap kali berdialektika dalam kesendirian saat di kos. Merenungi kehidupanku dari sd hingga berada dititik itu, belajar memahami dan menerima kekurangan diri, aku juga ingin mengetahui tujuanku dan keinginanku di masa depan seperti apa. Long story short, sampailah pada fokus mengkaji sukses. Keinginanku waktu itu sangat simple:
Aku ingin sukses dapat kerja yang work life balance
Masih belum ada gambaran sukses itu seperti apa? Definisi sukses bagiku saat itu masih abu-abu. Sehingga tidak ada keinginan spesifik yang too much. Menjadi PR-ku sepanjang quarter-life, untuk menemukan jawaban tentang sukses.
Siapa sangka jawaban-jawaban mengenai sukses malah aku dapatkan dari strangers. Ntah itu di kereta, ruang tunggu bank, saat interview kerja dsb. Mereka membuka percakapan dengan obrolan ringan yang lama-kelamaan menjadi deep talk hehe, selalu begitu. Terkadang ada rasa ngga enak, ketika mereka menceritakan masa pahit kelam yang mengandung aib diri mereka sendiri.
Yaaa, sometimes memang orang hanya ingin didengarkan dan dipahami tanpa dicela. Ada yang lebih menakjubkan yang membuat hati terenyuh, di ujung pertemuan mereka masih sempet kasih nasihat yang bikin nyes nyes. Tapi dengan begitu aku bisa mengambil hikmah dan banyak pembelajaran dari para strangers. Sehingga membuat aku auto menutup mata telinga pada hal-hal buruk/negatif di dunia ini. Terima kasih kalian telah berjasa dalam perjalanan hidupku dan makasih sudah mempercayakan aku untuk mendengarkan kisah bermakna itu⚘
Aku ingat, salah satu stranger yang aku temui di dalam kereta pernah berkata bahwa,
Di ujung kesuksesan itu ngga ada apa-apa. Di ujung kesuksesan itu hampa kosong, dek.
-pungkas seorang wanita karir berumur ±early 30 tahun.
Aku tidak menimpali perkataannya cuma manggut-manggut, karena bingung sendiri menafsirkan ngga ada apa-apa? Hampa? Kosong? Pikirku tetap sama kesuksesan itu masih abu-abu, karena definisi sukses tiap orang aja beda-beda. Maklum waktu itu baru lulus kuliah belum tau kerasnya dunia orang dewasa😥
PR selanjutnya ialah menafsirkan ucapan wanita tersebut. Hasil dari menerka-nerka, mungkin kesuksesan tidak lagi abu-abu/hampa ketika keinginannya spesifik. Sehingga aku membedah keinginanku menjadi sebuah goals tiap tahunnya.

Seingatku timeline goals ini kubuat ketika di titik terendah awal tahun 2021. Kala itu aku benar-benar ditempa kehidupan, aku butuh semangat dan kekuatan untuk melanjutkan hidup.💔😥
Aku punya 3 role model yang mana cara mereka menjalani hidup memang patut untuk diadaptasi.
Kakak sepupu 1

Kakak sepupuku sekarang telah menikmati kesuksesannya. Kilas balik ketika bujang umur 23-an, ia harus merantau ke ibu kota, di sana ia digempur habis-habisan oleh kehidupan secara totalitas. Sisi menginspirasinya adalah status fb-nya tahun 2012 ini, seakan menyadarkan aku kudu punya planning masa depan juga.
2. Kakak sepupu 2
Kakak sepupu yang ini dari Bali merantau ke jawa buat kerja dan ambil S2. Karena terlahir belum aqiqah, waktu di jawa sekalian mengadakan aqiqah. Lalu ada momen dimana orang dari lembaga aqiqah minta list harapan/doa apa saja yang perlu dibacakan, kurang paham juga gimana. Si kakak sepupuku merancang doanya dalam bentuk timeline, seperti yang aku terapkan sekarang:))))
3. Manajer keuangan tempat magang
Sama halnya kakak sepupu 2, beliau wanita ambis yang memberikan petuah kepada aku. Ketika memiliki impian, catatlah, tempel di lemari. Kenapa lemari? Karena setiap pagi kita membukanya, sehingga tidak akan lupa dengan tujuan/impian kita🤗
Sampai di titik ini, jawaban dari sukses masih terjawab sekitar 60%. Di ujung kesuksesan mungkin saja betul ngga ada apa-apa. Menurut penafsiranku, terasa sukses itu ketika bisa membagikan rasa bahagianya kepada orang tua atau orang-orang terdekat, bisa bermanfaat bagi orang-orang. Terus apa? Ga ada.
Kesuksesan akan terasa hampa saat sudah tidak ada yang dibahagiakan, tidak ada keinginan lagi. Kini aku mengubah arah, tidak ingin terfokus lagi pada kata sukses. Aku lebih ingin meraih impian-impian ku agar duniaku tidak terasa hampa, terlebih ketika dunia sedang tidak berpihak pada kita.
Sampai jumpa 24.
Semangat nafika, keep going on ur dreams at 25 on and on⚘
0 notes
Text
MEMASUKI ¼ ABAD YANG BERMAKNA

Jika 2 tahun terakhir aku telah mendapatkan banyak berkah, nikmat dan kesenangan. Siapa sangka tahun ini justru mendapatkan hal yang begitu bermakna?? Sejatinya, berkurangnya usia bukan hanya tentang kesenangan dan kegembiraan saja, bukan?
Ada kalanya butuh pukulan berat agar kita tetap tumbuh, sadar bahwa kita perlu introspeksi dan memperbaiki diri. Ulang tahun tu poin utamanya ini wkwk.
Kesedihan yang kamu rasakan itu valid
Tak apa, luapkan s'muanya dan renungkanlah
Tapi jangan lupa bangkit setelahnya
Hidup akan terus berjalan
Special thanksgiving
Terima kasih untuk diriku sendiri yang mampu melewati 1 tahun penuh makna ini, tidak ragu untuk tetap melangkah walau penuh luka.
Terima kasih juga untuk sahabat-sahabatku yang telah meluangkan waktunya untukku, mendengarkan kisahku, tidak sungkan memberikan petuah-petuah kejam haha. Aku harap lingkaran pertemananku yang kecil ini bisa terjaga hingga kelak nanti.
Terima kasih untuk mama papa dan kucing-kucingku, merekalah support system-ku. Ketika aku melakukan kesalahan kalian menyadarkanku untuk tidak menyalahkan diri sendiri, sebab itulah keahlianku:(. Selalu memberikan wejangan bahwa setiap keasalahan, kegagalan, hari yang buruk, kesialan pasti ada hikmah yang bisa diambil. Setiap kesulitan pasti ada kemudahan setelahnya, mengajarkan aku jadi lebih legowo dan berprasangka baik kepada Allah SWT. Gatau kenapa kucingku selalu tiba-tiba bobo di sajadah waktu aku sholat sama berdoa. Kalo bisa ngomong kayaknya mereka bosen liat babunya mewek haha.
Terima kasih pada insan manusia yang pernah sejenak hadir menyapa hidupku yang hening ini. Aku percaya dan yakin Allah SWT mempertemukan kita agar kedepannya menjadi lebih tangguh, tatag dan bukan nafika yang lemah nangisan lagi hihihi. Begitupun juga sebaliknya.⭐
Hal yang terpenting, aku mau minta maaf untuk diriku sendiri, sejuta maaf kuhaturkan untuk nafika. Setiap hari bisa memaklumi kesalahan orang lain tapi malah membodoh-bodohkan diri sendiri saat melakukan kesalahan. Gapapa, kamu manusia yang sama tidak sempurnanya, jadikan rasa sesal itu untuk take a chance biar ngga melakukan kesalahan yang sama kedepannya. Tetap menjadi nafika yang hidup di masa depan, nikmati masa sekarang ketika me time, jadikan masa lalu untuk memperbaiki diri. Kalo capek istirahat⚘
Ikhlas dan kurangi overthinkingmu.
PR berat di ¼ abad ini. Weakness-nya hidup di masa depan ialah overthinking. Seakan selalu sedia payung sebelum hujan, mempersiapkan segalanya sebelum hal baik/buruk terjadi padahal belum tentu begitu realitanya. Obat overthinking cuma berserah diri mohon kepada Allah SWT aturlah bagaimana baiknya, Engkau yang lebih tau sedangkan manusia tidak tau. Camkan naf!
Walaupun tahun ini tidak seberat tahun 2021, aku berharap semoga endingnya seperti akhir tahun 2021 yang mana Allah SWT memberikan kejutan-Nya berlipat-lipat ganda. Aamiin🤲🏼
Serta, semoga impianku di tahun ini untuk lanjut kuliah dan menerbitkan buku bisa segera terwujud. Aamiin ya Rabbal'alamin🥰⚘
National anthem tahun 2021:
ㅡ 2024. 10.40p.m
1 note
·
View note
Text

Sesaat terlena pada kehendak Allah SWT, terkadang terbesit rasa jemu "kenapa aku tidak pernah beruntung dalam hal ini?"
Pun ia termasuk dalam kriteria fisik maupun akhlak yang baik jika Allah SWT tak menggerakkan hatinya untukmu, harapan dan pilihanmu bukan apa-apa. Tak pernah ku menyalahi itu. Hanya saja, yaaa, ini bukan perihal tidak cantik atau tidak baik memang bukan termasuk dalam kriterianya saja haha. Itulah kenyataan pahitnya ㅡyang belum bisa kuterima.
Ingin berhenti, kapan waktu yang tepat untuk berhenti? berhenti mendambanya, sekarang? Harapanpun sepertinya nihil adakah secercah harapan? memang aku siapa haha tidak ada kamu, dalam hidupnya
Mungkin saja kita termasuk manusia pilihan yang pernah terjerembap oleh laranya hati. Sehingga mengarunginya kembali getir tlah membayangi angan. Bukan salah siapa, memang begitu jalannya.
Kupersembahkan lagu jalur maksa wkwkw
ㅡ240502. 10:31p.m
0 notes
Text
Jurus Pengendalian Diri
Kurang lebih 6 tahun aku menghabiskan waktu untuk merefleksikan diri, terhitung sejak masuk perkuliahan hingga sekarang. Kukira waktu 6 tahun itu cukup untuk memahami diri ini, nyatanya aku masih tak paham ketika harus dihadapkan dengan kehadiran orang lain dalam arti hubungan romansa.
Aku masih belum bisa memahami bagian itu.
Ntah aku yang belum siap atau ini efek dari tak menuntaskan masa laluku? Kelebihanku salah satunya berorientasi pada masa depan, jadi semua masa lalu hanya diambil hikmah pembelajarannya. Terus orang2 di masa lalu? Ya di cut off-lah. Seperti sudah terlanjur terkubur lalu mau diselesaikan bagaimana lagi. Dari seluruh hal yang aku coba pahami, memahami hubungan romansa ada di nomor sekian. Bukan karena tidak mau tapi rasanya awang-awangen.
Tentunya hal itu tidak boleh dibiarkan berlarut-larut ya kan? Aku harus mampu menghadapinya.
Suatu ketika hal yng aku takutkan datang. DUAR!🌋
Mau sebaik apapun orangnya, memang akulah yang belum siap. Alih-alih kemampuan visionerku memikirkan masa depan, malah pikiran negatif dan rasa takut yang memenuhi isi kepalaku. Ibarat mesin, kemampuan visionerku ini seketika cacat saat dihadapkan dengan hubungan romansa. Padahal aku punya pilihan untuk maju terus pantang mundur, tapi aku memilih mundur terus tanpa ujung.
Aku benci sisi diriku yang selalu berpikir seperti ini:
"Mungkin lebih baik orang itu bersama yang lain/mencari yang lain daripada membuang-buang waktunya."
Secara umum aku orang yang optimis, tetapi untuk beberapa hal, salah satunya hubungan romansa ㅡ aku pesimis. Mana yang harus kubenahi terlebih dahulu? Terlalu complicated isi kepalaku.
Sesungguhnya, sosoknya masih ingin kugali lebih dalam. Sayangnya jari-jemari dan otakku ngadat tak mampu mengetikkan apapun. Disitulah proses penggalian terhenti, tak ada keberanian melanjutkan lagi. Hal itu membuat hari-hariku tak nyaman. Tenggelam di riuhnya pikiran sendiri, terdapat sisi diriku yang menginginkan untuk cari aman berhenti sampai di sini saja. Sedangkan sisi yang lain masih dikelabui rasa penasaran. Sampai pada akhirnya aku tumbang. Gabisa akutu kena cinta cintaan 😅
Setelah satu minggu kelimpungan, resah, gelisah memikirkan sosoknya.
Haruskah aku maju atau membiarkan ia memanfaatkan waktu dengan baik untuk menemukan orang yang tepat?
Jujur, melelahkan memikirkan ini dan itu sampai K.0, padahal belum apa-apa. Akan ada pertemuan-pertemuan lain kedepannya yang nantinya kuhadapi. Mungkin ini cara Allah SWT mengujiku, tepatnya menguji mentalku. Aku harus bermental baja menghdapi pertemuan-pertemuan yang bahkan bisa berakhir saat sudah di tengah jalan. Meskipun sudah bermeditasi tetap saja pikiran ini melayang-layang.
Hingga tiba-tiba hari ini aku mendapat keajaiban.
Aku mengubah arah.
Kendati demikian, alangkah baiknya menjadikan ia sebagai sosok yang kukagumi saja seperti orang2 yang kukagumi semasa SMA. Sehingga aku tak perlu berharap lebih, ya, hanya sebatas mengaguminya, menjadi penonton aktivitasnya di sosial media. Menganggap kesempatan pernah mengenalnya secara langsung hanyalah sebuah bonus. Untuk seterusnya mengagumi dalam diam menurutku langkah yang paling tepat.
Terasa menjadi remaja kembali bisa mengagumi seseorang dari jauh/dalam diam.
ㅡ231023. 10:23 p.m
0 notes
Text
Kelelahan
Tumpuan
Pijakan.
Yang dapat kuandalkan untuk bergantung
Tentu saja الله
Selama ini kesepian itu bukan gaya saya, justru sendirian itu nikmat tiada tara. Menurut saya, bisa berdiri di kaki sendiri tanpa bergantung pada siapapun adalah hal yang sangat membanggakan, ya memang begitu adanya. Namun, dunia ini kian melelahkan, ketika harus memikul tanggung jawab besar dalam pekerjaan, keluarga dan tuntutan dari berbagai arah. Sampai-sampai saya tidak punya waktu untuk diri sendiri, hanya sekadar recoginze emosi yang timbul ntah itu sedih, lelah, perasaan bersyukur, marah, bingung semua ditelan mentah-mentah. Saya mengabaikan perasaan yang timbul sehingga mempengaruhi fisik yang mana mau tidur berapa jam-pun rasanya tetap lelah.
Dahulu disetiap perjalanan pulang kerja, melihat kereta lewat, menatap indahnya senja, mengamati pengendara yg sama-sama sedang pulang kerja, menghadapi kemacetan rasanya saya tidak sendirian menghadapi lelahnya dunia. Saat itu saya selalu punya waktu sendiri untuk mensyukuri setiap hal kecil yang timbul dari hati yang terdalam.
Kini situasinya jauh berbeda, beban pekerjaan, finansial, tanggung jawab, keluarga, masa depan, persoalan hidup yang pastinya dirasakan setiap orang dewasa ini. Namun tentu saja nikmat dan berkah yg Allah swt berikan juga jauh lebih besar begitulah agar kehidupan ini seimbang.
Fase hampa kosong
Ya, mungkin itu kata yg tepat untuk menyimpulkan keadaan yg sedang saya alami. Sempat berniat untuk menghubungi psikolog hanya sekedar ngobrol dan mencurahkan apa yang sedang saya hadapi, juga kembali mengenali emosi-emosi yg terlupakan karena seringnya ditekan saat kerja. Menampilkan bahwa, "saya baik baik saja" setiap hari membuat saya totally exhausted. Rasa lelah ini menimbulkan perilaku pengandaian "what if"
Bagaimana jika saya memulai menjalin hubungan? Mungkin dengan cara itu saya bisa bersandar.
Bagaimana jika saya datang ke psikolog? Mungkin permalahan ini bisa terurai.
Pada akhirnya tidak ada yg terlaksana. Fungsi kognitif (Ti) ㅡku ikut andil, menjalin hubungan bukan cara yg tepat itu malah menambah masalah. Begitu terus sampai saya sudah berada dititik terendah belum menemukam solusi untuk diri saya sendiri. Sebenarnya saya sering deep talk bersama ibu, tetapi ada hal-hal yang tidak bisa saya bahas dengan beliau terkait finansial. Untuk masalah hubungan antar-manusia (percintaan) saya sangat terbuka dan mencurahkan perasaan saya, itu sangat membantu. Masalahnya im not into it, belum jadi prioritas, saya berpikir hubungan antar-manusia itu melelahkan. Hufty, sedang menghadapi versi diri saya yg paling menyebalkan.
Tapi sekarang saya sedang membutuhkan orang,
Setidaknya didengarkan tanpa dicela,
Hingga saya dapat merasakan nyamannya dipahami by someone.
ㅡsebut saja support system
Meyakini bahwa semua orang sedang mengalami masalahnya masing-masing,
Jadi saya harus kuat.
Saya persembahkan lagu ini untuk semua orang yg sedang berada di titik terendah💝
ㅡ230330 10.05pm
9 notes
·
View notes
Text
MURAM
Pagi tadi diriku terbangun dari mimpi, sambil memulihkan kesadaran aku meneguk botol berisikan air putih. Dirasa-rasa kok nyaman sekali ya? Tidak tau pasti apa yg membuat nyaman, apakah air putih atau mimpiku. Selepas sholat subuh dan dzikir sekelebat ingatan tentang mimpiku tadi tiba-tiba melintas begitu saja.
"Oh ini yang membuatku nyaman"
Sebenarnya sudah beberapa kali aku mengalami hal seperti ini tetapi enggan untuk memikirkannya lebih jauh. Namun hari ini malah terpikirkan sepanjang hari, pasalnya, rangkaian kejadian dalam mimpiku melibatkan lawan jenis yg tidak kukenal. Dalam agama islam, mimpi bertemu lawan jenis yg tidak dikenal itu berarti jin. *cmiiw
Aku tidak begitu ingat detail mimpiku, hanya sekadar ingat ada seorang pria yg menolong/menyelamatkan diriku lalu menempatkanku di rumah berukuran satu petak. Di sana pria tersebut memperlakukanku dengan baik dan sepenuh hati totalitas pokoknya. Kemudian aku pergi dan pria tersebut menampakkan isyarat kesedihan, selesai.
Sebentar dan tak nyata tapi rasanya membekas, kalian pernah ngerasain ga sih? Haha.
Poinnya agak relate dengan kegundahanku selama 2-3 minggu terakhir, yaitu
"Aku membutuhkan orang (pasangan) yg seperti apa dalam hidup? khususnya untuk jangka panjang (marriage)"
Lagi hobi bermonolog sambil overthinking hehe
Maunya aku hidup berdasarkan logika pokoknya semua harus logis realistis mengesampingkan perasaan dan emosional bernama cinta *widiih. Kenapa begitu?
Bermula dari tragedi kisah-kisah di twitter yg mana pihak perempuan acap kali terlena oleh buaian kata-kata manis kekasihnya. Kalo udah cinta pasti gabisa berpikir logis lalu terjadilah fenomena seks bebas yg dirasa-rasa makin banyak terjadi dan seakan-akan mewajarkannya. Kemudian fenomena perselingkuhan dan fwb naudzubillah min dzalik. Mungkin dulu jaman sekolah aku berpikiran enggan menikah karena takut mengahadapi hal-hal tersebut. Namun dewasa ini aku lebih ke- mempersiapkan diri menghadapi ketakutanku dengan cara:
Tidak bergantung pada siapapun
Harus bisa berdiri di kaki sendiri
Tidak memperlihatkan kelemahan
Percaya manusia punya banyak topeng, sisi baik yg ditunjukkan ke diriku karena mereka punya tujuan tertentu
Jangan percaya siapapun
Kebahagianku bukan tanggung jawab orang lain, aku harus bisa membahagiakam diriku sendiri
Ditambah lagi cerita dari temanku yangmana ia akhirnya menemukan sosok teman sesungguhnya. Maksudnya, ia bisa menunjukkan sisi lemahnya (red: nanges), menumpaskan segala keresahan dalam hidup, terbuka mengenai perasaan ke teman barunya tapi lika-likunya juga luar biasa. Semoga pertemanan kalian selalu diberikan kemudahan🤲🏻
Nah dari semua yg aku paparkan bisa disimpulkan bahwa kegundahanku × ketakutanku [dibaca: bertolak belakang]
Kegundahanku berkutat tentang, "kamu butuh pasangan yg seperti apa?"
Sedangkan ketakutanku "dealing with someone"
Paling tepat ya berserah diri kepada Allah swt😁
Akhir-akhir ini ada rasa kepengen dipertemukan dengan org yg bisa dijadikan tumpuan, tidak masalah jika aku menunjukkan sisi lemahku dan ga menganggapku lemah, lalu punya waktu buat diajak deep talk or small talk. Mungkin rasa kepengen ini muncul karena suasana hati dan pikiranku yg lagi ga karuan alias capek aja:(
Iya nih lagi capek sama kehidupan.
Kupersembahkan lagu suram nan muram ini untuk diriku sendiri⚘
-221212 7:45p.m
1 note
·
View note
Text
Hujan
Hujan seakan mengobati rasa lelah ini. Kabut tipis menghadangku diperjalanan pulang. Suasananya sangat familiar, teringat saat itu aku masih SMP dibonceng anjem (anatarjemput) sambil menikmati suasana syahdu kala itu. Lalu kubiarkan hidung ini menghirup aroma kesukaan para petrichor sambil bersyukur, hahaaha lagi lagi tak lupa mengucap rasa syukur kepada Allah SWT🤲🏻🙇🏻♀️
Dulu sesaat hujan turun, aku akan menghabiskan waktu hanya dengan berbaring sambil berkhayal. Namun kini sudah berbeda, jangankan berkhayal, diem sebentar yg kepikiran malah ...
"kerjaan belum selesai"
"kerjaan masih banyak"
"kerjaan nanti numpuk"
Hahahahah lupa, sekarang aku kan udah dewasa bukan anak SMP lagi yg bisa sepuas-puasnya berkhayal. Alhamdulillah nya walaupun berada di fase dewasa, aku masih bisa menikmati suasana dan aroma hujan.
Rasanya masih sama
Hanya kini tak bisa berlama-lamaan hanyut dalam lamunan


Ini nih vibes dalam fantasiku jaman SMP wkwk. Tau ga aku suka gloomy-foggy vibes gara2 apa???
TWILIGHT
🤭🤭🤭🤭
Fantasinya tentu tentang cinta-cintaan dong wajar masih bocah. Kalo sekarang yahh ogah ngelamun cinta-cintaan, lamunannya udah upgrade level hahahahahaha😄
-221003
1 note
·
View note
Text
221001
Lelah,
bulan September menghabiskan seluruh energiku.
rasa senangnya tentu ada, tapi bebannya jauh lebih besar.
lelah bercampur amarah
ingin menumpaskan semua
namun hanya berakhir menangis dalam diam
biasanya hal seperti ini mudah untuk ditangani
kali ini sudah terlanjur lelah sampai dititik 0 sehingga untuk memulihkannya butuh sedikit effort
saat lelah secara normal, memulihkannya hanya butuh tidur esoknya it's like nothing happen
recently kerja full nonstop i hadn't time to myself anymore:(
0 notes
Text
TARGET
Sebagai manusia yang target oriented, saya sudah menentukan mau apa 2 sampai 5 tahun kedepan. Meskipun tidak semuanya terealisasi tapi saya punya tujuan setiap harinya, kebanyakan target yg tidak teralisasi itu bersumber dari ada/tidaknya niat dalam diri saya sendiri. Kadang untuk memulai hal itu beratnya bukan maen apalagi terbesit keraguan "berhasil ga ya nanti? Sanggup ga ya?" , yaudah jadinya ga mulai-mulai. Kayak sekarang ini nabung reksadana PU, mangkrak, karena saya ragu 'bisa ga nabung 80jt sampe tahun 2026''. Saya bukan orang yg berambisi, malah cenderung klewas klewes dan lemot. Cuma sekali-kali berambisi waktu punya target, tiap harinya ya sangat menikmati kehidupan, kadang juga sumpek tapi healing tetep jalan.
Ok tadi cuma intro masalah sebenarnya baru dimulai.
Saya punya target menikah setidaknya umur 27 tahun, tidak kurang tidak lebih. Sebab saya masih mau lanjut S1, lalu ada beberapa hal yg harus saya laksanakan sebelum menikah, selain itu restu dari orang tua juga boleh menikah umur 26-27 tahun yaudah klop kan. Umur dan biaya nikah sudah dipikirkan, tapi calonnya? Ga ada. Lagi-lagi yg dibicarakan target, kali ini target dari mama saya perihal calon pendamping, wuih sok iye!. Ya! Mama saya sudah membidik seseorang dan berharap ia bisa menjadi suami saya. Saya hanya nurut dan berikhitiar dalam doa harapan saya semoga saya dan dia berjodoh.
Lantas saya bingung ketika mendapatkan tawaran dari rekan-rekan kerja yg ingin mengenalkan sanak saudaranya kepada saya. Tak menyangka saya sudah dalam fase ini hehe. Saya sampaikan kepada mama saya tentang hal ini, tau jawabannya apa?
"Jawab senyum aja"
"Ga usah dijawab disenyumin aja"
"Bercandain gausah diseriusin"
Ga menyelsaikan masalah sama sekali bukan?
Bisa disimpulkan mama saya tidak mengizinkan untuk berkenalan dengan siapapun. Saya sadar, saya masih harus menunaikan kewajiban saya sebagai anak, maka dari itu orang tua saya tidak berkenan sama sekali. Di lingkungan saya, mereka menganggap umur 23 tahun sudah waktunya menikah. Sehingga, rekan-rekan saya berbondong-bondong mengenalkan sanak saudaranya. Saya sangat berterima kasih atas perhatian rekan-rekan kerja saya, tapi apakah saya berhak menolak? Ya beginilah nasib jadi penyandang people pleasure.
Keadaan lingkungan dan keinginan saat ini seakan menekan saya. Saya hanya bingung cara menolak tawaran mereka, dari pengalaman yg pernah saya dengar, apabila hubungan tersebut gagal atau tidak berjalan sesuai harapan dampaknya ada pada hubungan kerja. Tentu tidak nyaman kan!
Deeply in my heart, wuidih!
Saya menginginkan pria yg jauh dari lingkungan kerja saya dan harapan terbesar dari dulu yaitu ingin punya kampung halaman biar bisa merasakan mudik🥺💔
Semua hal itu ada pada pria yg dibidik oleh mama saya, semoga kita berjodoh. Aamiin🤲🏻
- 220827
1 note
·
View note
Text
Kukira fase ini akan terasa menyebalkan
Kapanpun dimanapun setiap orang melontarkan pertanyaan
"Kapan mau nikah?"
"Giliran kamu kapan?"
Waktu dijawab serius malah kaget terus nyuruh buru-buru
"AH itu kelamaan idealnya wanita bla bla bla"
Karena sudah ada target kedepannya mau apa ya tetep ngga akan goyah, lagian juga belum ada calonnya. Apalah arti gopoh sedangkan orangnya sendiri masih menikmati kesendirian😁
Kapan hari habis deep talk sama si mama diiringi dengan guyonan sampai barter doa wkwkw. Fase menyebalkan ini jadi terasa menyenangkan karena mama🙃
Dulu si mama nih red flag banget ketika ada rekan-rekan atau saudara yg mempertanyakan tentang aku
"Wah fika udah gede ya abis ini mau mantu"
"Kapan mau mantu?"
"Udah ada calon mantunya belum? Dsb."
Pasti si mama enggan dan menolak dengan jawaban serius ga ada guyon-guyonnya sama sekali. 4× menjalin hubungan tak satupun punya imej baik di mata mamà, intinya ga adà yg sreg lah di mata mama. Jaman bocah mikirnya dangkal sekarang baru sadar kenapa begini dan begitu. Sempet mutung karena kesel mama selalu ngelarang ini itu,
pokoknya aku gamau pacaran biar nanti mama aja yg gupuh waktu temen-temenku udah pada nikah semua.
Memasuki masa kuliah sampai bekerja ini fase dimana aku memahami, mencintai, memperbaiki diri sendiri dan sekarang sedang dalam fase memahami emosi manusia dan parenting. Tak terasa 5 tahun berjalan, aku menemukan banyak makna hidup, juga alasan kenapa mama melarang banyak hal terkait pasangan.
Sampai pada akhirnya ±4 bulan lalu mama berubah drastis wkwk dahla ini bikin bingung melongo ngakak abieszt🤣
Kala itu keadaan memaksaku untuk mengajak mama ke kantor nan jauh di sana, takut dikira yg iya iya sama warga sekitar karena karyawannya hanya ada aku dan 1 staf laki-laki. Singkat cerita, sepulangnya dari kantor, lebih tepatnya waktu perjalanan pulang KAGET BUKAN MAEN!!
Mama menanyakan tentang staf laki-laki sebut saja 'si jenius'. Jujur saja selama 1 tahun kerja di sana aku benar-benar tidak mengenalnya, hanya tau tetapi tidak menyadari kehadirannya. Sedangkan selama di jalan mama menanyakan hal personal si jenius yang tidak aku ketahui sama sekali jawabannya. Masih jadi pertanyaan, ada percakapan apa antara mama dan si jenius sampai-sampai mama tertarik* membahas panjang lebar selama perjalanan.
Mama tipe orang yg habis bahas apa trus beberapa menit kemudian udah lupa. Nah selepas sholat maghrib masih di hari yg sama, mama bilang
"Kok mama kepikiran si jenius terus ya"
Lah anjir mamaku abis diapain sih ko bisa memeti begini isi pikiran negtink mulu pokonya😭
Sebulan berlalu ya, uda sebulan aja. Sewaktu ada kendaraan yg sama persis dipakai si jenius itu lewat, ntah mama keinget apa gimana terus nyeletuk
"Kabar si jenius gimana? Masih pulkam apa uda balik?
"Uda tau jawabannya belum?" (Merujuk ke pertanyaan personal beberapa waktu lalu)
TIDAK BISA BERKATA-KATA.
MAMA INI PENGEN MANTU KAYAK Si JENIUS?????
Yah gara-gara si mama yg setiap saat bahas si jenius, akhirnya aku notice keberadaannya dan mulai kepoin kehidupan personalnya. Mama sudah meridhoi dan kasih lampu ijo sedari awal ketemu, bahkan pernah anaknya sendiri disuruh agresif biar si jenius bisa ekspresif dan terbuka😭 bisa-bisanya. Takut salah ambil langkah, jadi aku hanya menyelipkan nama si jenius dalam doa. Pilihan manusia bisa salah, manusia tidak tahu, tetapi Allah SWT maha tau mana yg terbaik untuk hambaNya. Ngga aku waro saran mama yg disuruh agresif lah ini la itu lah wkwkwk.
Biar saja mengalir, biar Allah SWT yg memberi jalan.
Baru-baru ini deep talk sama si mama minta booster doa semoga berjodoh. Aku jelasin sekarang uda ga jaman punya hubungan spesial tapi belum siap menikah, baiknya menyelasikan impian-impian dahulu siap mental dan finansial baru deh. Karena aku maupun si jenius masih ingin sekolah lagi, si jenius uda lanjut sekolah lagi sih akunya yg belum bisa. Sekiranya masih banyak hal yg harus dicapai, doaku dan doa mama semoga berjodoh gitu aja. Kalaupun nantinya bukan si jenius, inshaAllah diberikan yg terbaik.
Terus terus berita terkini si mama lucu parah kalau ada yg nanyain mau mantu kapan😭🤣
"Doakan berjodoh anaknya masih S2"
Aamiin🤲🏻
Before afternya beda banget wkkwkw.
Sekarang kalo ada yg tanya kapan nikah selalu keiget jawaban mama, karena sudah ada inceran walaupun blm tentu sama si jenius😆
Yaudah sih gitu aja hehe
-220816
1 note
·
View note
Text
Can i make it happen?
both of us enjoy the ride while singing this song together. ㅠㅠ
0 notes
Text
J E N I U S ²²⁰⁷¹⁷
Pertanyaan² ini dibuat karena sudah lelah memendam rasa penasaran akan orang jenius:
Apa hal yg disukai orang jenius?
Apa orang jenius tidak tertarik bermain sosmed?
Bagaimana orang jenius menjalani kehidupan sehari-hari?
Kenapa orang jenius cenderung menarik diri dari interaksi sosial?
Apa karena orang jenius tidak tau cara bersikap dengan semestinya?
Kapan orang jenius merasa membutuhkan orang lain?
Apakah orang jenius tau tentang segalanya yg ada di dunia ini? Sehingga tidak membutuhkan orang lain?
Apakah orang jenius menganggap orang lain tidak setara dengan dirinya?
Kapan titik tertinggi seorang jenius?
Apa di kehidupan orang jenius hanya ada belajar dan belajar?
Ego seorang jenius sangat tinggi, benarkah begitu?
Seorang jenius tidak mau digurui?
Apakah seorang jenius cenderung bersikap aneh? Seperti punya dunianya sendiri(?)
Mungkinkah ketika orang jenius sedang fokus akan lupa tentang keadaan sekitar? Alias apatis.
Jenius = angkuh/arogan (?)
Kenapa vibes orang jenius terlihat semenakutkan itu?
Mungkinkah orang jenius memiliki selera humor?
Seringkali orang jenius tidak menunjukkan emosi yg semestinya, nah itu kenapa?
Apakah orang jenius punya ketertarikan dengan lawan jenis?
Orang yg seperti apakah itu?
Ketika orang jenius tertarik dengan lawan jenis, apa biasanya bertindak caper?
Bagaimana orang jenius menghadapi rasa emosyonal berlebihan, saat tertarik dengan lawan jenis?
Orang jenius apa bisa merasakan rindu?
Kira² apa love language seorang jenius? Act of services? Atau lebih menunjukkan manner daripada love language?
Kapan orang jenius menginginkan seorang partner (hidup)?
ㅡ to be continued
0 notes