Sebelum Pagi. Sehabis Hujan. Galaksi terjauh setelah Bimasakti.
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
a message for tumblr
“It’s been a while since the last time I write something. Don’t worry, I didn’t abandon this blog. It’s still my primary place to dump my thoughts, fictions, and other stuff that I want to share publicly.” - I quoted this from unknown blog
Well, akhir-akhir ini gue disibukkan dengan banyak hal. Too many things to think, ada beberapa perkara duniawi yang harus diselesaikan, mungkin beberapa hal diantaranya adalah kuliah, hobi, keluarga, serta beragam hal personal lainnya. Disini, gue mau bercerita soal apa yang dulu ingin gue mulai sebagai suatu permulaan yang mumpuni (feels like a brand new start)
Dulu, tujuan utama gue bikin akun tumblr adalah untuk menulis. Udah, intinya nulis apa aja yang terlintas di benak gue termasuk di dalamnya imajinasi, alur yang kadang enggak sengaja tercipta, orang-orang asing yang enggak sengaja gue temui, pengalaman pribadi, dan semacamnya. Gue juga sempat mengalami era fandomisasi yaitu “nge-fan” sama seseorang, atau band, dan berkat imajinasi gue akan mereka, sedikit banyak gue bisa berkembang dan membuat karya tentang hal itu.
Namun, selang waktu berlalu. Kehidupan gue semakin diperjelas dengan adanya realita; sebelum ini, sehari-hari gue efektifnya ya untuk membaca, menulis, menonton, dan berimajinasi. Tanpa gue sadari disitu minat gue berkembang. Gue bisa seolah-olah sedang berbicara dengan seseorang, meskipun nyatanya gue lagi berada di kamar sendirian. Gue merasa kalau gue tuh enggak kesepian. Sampai akhirnya, umur makin bertambah dan ada kewajiban sosial yang memang harus dijalanin di umur gue yang segitu.
Reality is too sucks for some people.
That’s what I feel when I entered college life.
Ketika gue beranjak ke dunia luar, rata-rata banyak orang baru yang gue temuin memiliki pemikiran yang beragam. Dari situ secara tidak langsung gue kena brainwashed. Semua dasar-dasar pemikiran yang semula gue miliki, mendadak pudar dengan adanya pemikiran serta attitude baru. Semakin lama, semakin sadar gue kalau cita-cita gue yang terdahulu kian lenyap. Tertimbun oleh seperintil kewajiban dan tugas-tugas kuliah yang harus terlebih dahulu diselesaikan.
Dengan segala tekanan yang gue alami, seketika membuat otak gue menjadi lamban berfikir. Entah karena pola hidup yang semakin kesini, semakin enggak sehat. Atau cara menerapkan aturan hidup gue yang salah. I don’t even know well, intinya, gue jadi sering linglung. Setiap kali ada sesi diskusi kelas, gue menjadi orang yang paling enggak paham apa yang lagi dibicarain. Bahkan gue sering merasa bingung apa yang harus gue tanyain. Semua hal secara tersirat menyatakan bahwa kemampuan gue dalam menangkap sesuatu berkurang.
Kebiasaan itu kontras banget dengan dulu saat keseharian gue masih di rumah.
Spending time with my laptop all day.
Explore some books to read,
Writing on my blog,
And learning how to speak fluent in some people.
Semua kemampuan itu seolah menghilang, ditimbun oleh banyaknya tekanan itu tadi. Well, mumpung gue masih mampu untuk menulis di sini, gue cuma mau bilang.
Kalau kesenangan kita sama, kita suka menulis, dan ingin suatu saat tulisan kita ada yang membaca. Pesan gue cuma satu : Just Keep Writing
Apapun yang kalian rasain, semisal lagi bingung pun, Just Keep Writing.
Just. Keep. Writing.
Sometimes kita stress dengan writersblock yang sering terjadi. Namun, ada kalanya kita harus tetap konsisten dengan tujuan utama kita. Balik lagi ke pertanyaan kenapa bisa kita ada di sini? Di jendela Tumblr ini, misalnya. Kenapa ya, dulu gue bikin akun Tumblr? Gue udah tahu jawabannya. Dan jawaban itu yang seharusnya gue pakai buat me-refresh isi kepala gue kalau-kalau ada dugaan seperti,
“Kemana mimpi-mimpi gue yang dulu, kenapa sekarang hilang?” itu muncul lagi.
Soal kenapa kemampuan menyerap di otak gue terkadang melemah, mulai detik ini gue menulis, gue pikir itu bukan semata-mata karena tingkat tekanan tinggi yang gue alami, melainkan diri gue yang tidak mau berusaha buat memperbaiki cara berfikir gue.
Sudah bukan waktunya lagi buat menyalahkan keadaan. Sometimes, things have to be happen like that, supaya kita bisa lebih menghargai proses.
p. s: terimakasih Tumblr, karena selama ini sudah menjadi wadah untuk kreatifitas gue
with love,
k.rn
9 notes
·
View notes
Text
Perihal kisah, aku acapkali menceritakannya. Apalagi tentangmu. Namun hingga detik ini, untuk sekedar mengenangmu saja tak sanggup.
#puisi#sajak#poetry#quote#poems#rindu#tumbloggerkita#indonesia#sastra#flashpoem#syair#cinta#infp#kenangan#senja#hujan
5 notes
·
View notes
Text
Aku memang mudah khawatir dan kerap mengurung diri sendiri dalam perasaan buruk. Tapi, mana lagi yang lebih buruk saat seseorang yang kusayang, tidak bersedia membagi cerita kehidupannya untukku?
@k-everywhere
#poem#poemsporn#poetry#poetic#puisi#puisi alam#problems#sajak#sajak liar#indonesia satra#rindu#permulaan#jarak#perbedaan#waktu#senja#hujan#kenangan#senja sore#tumblogger#tumbloggerkita#dilan#dark poem#december#abu abu
2 notes
·
View notes
Text
Menyakiti memang mudah. Kenapa tidak kau coba sesuatu yang lebih sulit? Karena kelak, hidupmu akan penuh dengan tantangan. Kenapa tidak kau berusaha untuk mempertahankan etika baik, meski dengan orang yang kau anggap buruk sekalipun?
#poets#poem#poetry#indonesia sastra#kenangan#puisi#cerita#pertahanan terbaik#tumblogger#tumbloggerkita#sad#happy#times#hujan#senja#dilan#sastra#sajak#syair#rindu#bertahan
1 note
·
View note
Quote
Aku benar dengan caraku. Kamu juga benar dengan caramu. Masing-masing kita membawa kebenaran yang diperjuangkan. Hingga kemudian lupa bahwa benar tak selalu harus dimenangkan. Sebab sebenarnya, masing-masing kita juga berkesempatan menjadi salah, atas semua hal yang dirasa benar.
Hujan Mimpi (via hujanmimpi)
688 notes
·
View notes
Quote
apa itu benar? ketika kita melakukan suatu kesalahan, cara manusia lain memandang kita takkan pernah lagi sama?
@k-everywhere
5 notes
·
View notes
Text
sejauh ini.
aku ingin dilihat sebagaimana aku saat ini;
dalam hal baik maupun buruk.
pada setiap kelebihan atau kekuranganku
dalam hal mencintai, pun terkadang menyakitimu.
aku mungkin satu jiwa yang beruntung karena tak butuh meminta untuk ditemukan
di sanalah kamu.
datang membawa segala hal yang kau punya,
dan menjadi bagian hidupku.
Sekarang
aku bukan perempuan yang pandai.
berbeda denganmu yang mengetahui banyak hal
sampai kau memiliki kebenaranmu sendiri
hingga aku tak sanggup membendung segala prasangka; bahwa memang, aku tak sepandai itu.
Perbedaan
kita menyusuri ruang yang sama
namun kita duduk di kursi yang berbeda
kau memecah keheningan dengan bercerita, bahwa suatu hari nanti kau bercita-cita ingin berkeliling dunia
sedangkan aku, tetap dalam diamku, sembari membayangkan bagaimana rasanya meminum segelas kopi tanpa merasa sesak.
banyak perbedaan yang terjadi sampai detik ini.
dari kau yang tak sanggup menangkap arti dari setiap sajak-sajakku; pun, aku yang hingga kini susah memahami alur logika pada setiap pernyataanmu.
****
Kelak
bisakah kita yang tak sama, menjelma bagai udara yang melebur dan mengarah ke tempat yang sama,
untuk selamanya?
#story#puisi#sajak#syair#indonesia sastra#rindu#perbedaan#hujan#mimpi#senja#quotes#poems#poetry#tumblogger#tumbloggerkita#udara#bahasa#sastra
13 notes
·
View notes
Text
Rindu sudah selayaknya udara, ia senantiasa bergerak meski tak terlihat. Namun terasa,
pada setiap sekat.
@k-everywhere
#puisi#rindu#berbaris rindu#sajak rindu#puisi malam#sajak liar#tumblogger#tumbloggerkita#sajak#pantun#bahas bahasa#kenangan#indonesia sastra#indonesia poems#karya sastra#poems#poetry#love poems#poems on tumblr#hujan#hujan mimpi#quotes
5 notes
·
View notes
Text
“Kita adalah semu yang kusematkan dalam sebuah pengharapan.”
75 notes
·
View notes
Text
Tenggelam aku dalam pilu yang berkecamuk. Diikat oleh rasa ingin memilikimu yang melampau batas.
#quotes#quotes by me#poem#poetry#poems on tumblr#indonesia sastra#rindu#berkecamuk#hujan mimpi#kenangan#galau#galauquotes#puisi#puisi malam#dilan#senja#sedimen senja#sore
13 notes
·
View notes
Quote
Sesekali, aku pun ingin egois. Sebab menahan luka, membuatku hilang kendali akan tangis. Sesekali, aku pun ingin marah. Sebab menahan lelah, membuat lebamku makin memerah. Sesekali aku ingin kamu mengerti. Bahwa aku juga manusia. Luka tak mungkin bisa aku lawan semua. Aku pun butuh kamu, sebagai sosok yang menenangkanku kala luka tengah bertamu.
Sungguh—yang aku butuhkan hanyalah rasa pedulimu.
—Arief Aumar Purwanto
(via sajaksesak)
3K notes
·
View notes
Text
Surat terbuka untuk Mas
Terhitung sejak hari ke-entah,
masih dalam dilema akan pencarian siapa diriku, justru di saat itulah, aku ditemukan. Entah apa yang terpancar dari sisi hidupku sehingga seseorang mau menarikku dari atmosfer kelam. Apa yang diinginkannya dariku? Jika kecantikan yang ia cari, mungkin dariku tak ada. Jika kepintaran yang ia mau, aku tidak cukup pintar untuknya. Dan, jika keleluasaan waktu serta kesabaran yang ia inginkan. Aku tidak yakin bisa memberikannya. Sebuah jawaban mendarat sebagai penutup segala pertanyaan, bahwasanya: “Aku tidak menilai semua itu.” Lalu, pertanyaan lain mencuat: Apakah ada yang setulus itu? Tangan dingin yang melingkar di pergelangan tanganku, menjadi sebuah isyarat akan sesuatu yang abstrak. Kenapa bisa lahir sebuah perasaan tanpa alasan? Aku ingat saat-saat di mana ada sepasang bola mata yang takut untuk kutatap. Namun pada detik yang ke-entah, akhirnya aku bisa melihat mata itu. Pada saat yang sama pula, aku terjatuh. Aku merasakan cedera pada bagian terdalamku, udara di sekelilingku menjelma bagai bumerang yang memaksa masuk ke dalam dadaku. Jantungku berpacu. Tepat saat mata itu enggan mengalihkan pandangannya dariku. Percayalah, itu adalah cedera termanis dalam hidupku. Kemudian kudapati sepasang bibir bergerak, menyampaikan jawaban: “Aku menemukanmu karena kamu, adalah kamu.” Sesederhana itulah caramu menarikku ke duniamu. Yang sekarang sudah menjadi dunia kita. Dan aku, sampai saat ini, dengan senang hati sudah kau temukan. Sebuah penemuan terhebat. Karena ia hadir disaat kau tak sedang mencari. Teruntuk yang menemukanku, pada akhirnya kau yang selalu kucari saat waktunya aku ingin bercerita. Saat aku tak sengaja kembali lagi ke dalam atmosfer kelam, ada saja tanganmu yang menepuk pundakku dan berkata, “Tidak apa-apa, Sayang” Saat aku memanggilmu, “Mas”. Aku rasa, itu hal terindah yang pernah kuucapkan. Untukmu, Mas. Aku percaya saat kamu meyakinkanku bahwa aku tidak sendirian. Karena di saat itulah, aku percaya, bahwa selalu ada tangan yang tulus menghampiriku untuk bersandar di bahumu yang teduh. Tempatku menumpahkan segala riuh dan keluh kesahku. Terimakasih atas segala “tanpa syarat” mu. Dariku, Seseorang yang beruntung telah kau temukan. -k.rn
#puisi#surat#suratcinta#surat terbuka#untukmu#sastra indonesia#kisah cinta#sajak#sajak liar#pesan cinta#tumblogger#tumbloggerkita#poetry#poem#indonesiapoetry#indonesia poems#cerpen#cerbung#cerita tanpa judul#ceritapendek#ceritasemalam#dilema
1 note
·
View note
Text
a message for tumblr
“It’s been a while since the last time I write something. Don’t worry, I didn’t abandon this blog. It’s still my primary place to dump my thoughts, fictions, and other stuff that I want to share publicly.” - I quoted this from unknown blog
Well, akhir-akhir ini gue disibukkan dengan banyak hal. Too many things to think, ada beberapa perkara duniawi yang harus diselesaikan, mungkin beberapa hal diantaranya adalah kuliah, hobi, keluarga, serta beragam hal personal lainnya. Disini, gue mau bercerita soal apa yang dulu ingin gue mulai sebagai suatu permulaan yang mumpuni (feels like a brand new start)
Dulu, tujuan utama gue bikin akun tumblr adalah untuk menulis. Udah, intinya nulis apa aja yang terlintas di benak gue termasuk di dalamnya imajinasi, alur yang kadang enggak sengaja tercipta, orang-orang asing yang enggak sengaja gue temui, pengalaman pribadi, dan semacamnya. Gue juga sempat mengalami era fandomisasi yaitu “nge-fan” sama seseorang, atau band, dan berkat imajinasi gue akan mereka, sedikit banyak gue bisa berkembang dan membuat karya tentang hal itu.
Namun, selang waktu berlalu. Kehidupan gue semakin diperjelas dengan adanya realita; sebelum ini, sehari-hari gue efektifnya ya untuk membaca, menulis, menonton, dan berimajinasi. Tanpa gue sadari disitu minat gue berkembang. Gue bisa seolah-olah sedang berbicara dengan seseorang, meskipun nyatanya gue lagi berada di kamar sendirian. Gue merasa kalau gue tuh enggak kesepian. Sampai akhirnya, umur makin bertambah dan ada kewajiban sosial yang memang harus dijalanin di umur gue yang segitu.
Reality is too sucks for some people.
That’s what I feel when I entered college life.
Ketika gue beranjak ke dunia luar, rata-rata banyak orang baru yang gue temuin memiliki pemikiran yang beragam. Dari situ secara tidak langsung gue kena brainwashed. Semua dasar-dasar pemikiran yang semula gue miliki, mendadak pudar dengan adanya pemikiran serta attitude baru. Semakin lama, semakin sadar gue kalau cita-cita gue yang terdahulu kian lenyap. Tertimbun oleh seperintil kewajiban dan tugas-tugas kuliah yang harus terlebih dahulu diselesaikan.
Dengan segala tekanan yang gue alami, seketika membuat otak gue menjadi lamban berfikir. Entah karena pola hidup yang semakin kesini, semakin enggak sehat. Atau cara menerapkan aturan hidup gue yang salah. I don’t even know well, intinya, gue jadi sering linglung. Setiap kali ada sesi diskusi kelas, gue menjadi orang yang paling enggak paham apa yang lagi dibicarain. Bahkan gue sering merasa bingung apa yang harus gue tanyain. Semua hal secara tersirat menyatakan bahwa kemampuan gue dalam menangkap sesuatu berkurang.
Kebiasaan itu kontras banget dengan dulu saat keseharian gue masih di rumah.
Spending time with my laptop all day.
Explore some books to read,
Writing on my blog,
And learning how to speak fluent in some people.
Semua kemampuan itu seolah menghilang, ditimbun oleh banyaknya tekanan itu tadi. Well, mumpung gue masih mampu untuk menulis di sini, gue cuma mau bilang.
Kalau kesenangan kita sama, kita suka menulis, dan ingin suatu saat tulisan kita ada yang membaca. Pesan gue cuma satu : Just Keep Writing
Apapun yang kalian rasain, semisal lagi bingung pun, Just Keep Writing.
Just. Keep. Writing.
Sometimes kita stress dengan writersblock yang sering terjadi. Namun, ada kalanya kita harus tetap konsisten dengan tujuan utama kita. Balik lagi ke pertanyaan kenapa bisa kita ada di sini? Di jendela Tumblr ini, misalnya. Kenapa ya, dulu gue bikin akun Tumblr? Gue udah tahu jawabannya. Dan jawaban itu yang seharusnya gue pakai buat me-refresh isi kepala gue kalau-kalau ada dugaan seperti,
“Kemana mimpi-mimpi gue yang dulu, kenapa sekarang hilang?” itu muncul lagi.
Soal kenapa kemampuan menyerap di otak gue terkadang melemah, mulai detik ini gue menulis, gue pikir itu bukan semata-mata karena tingkat tekanan tinggi yang gue alami, melainkan diri gue yang tidak mau berusaha buat memperbaiki cara berfikir gue.
Sudah bukan waktunya lagi buat menyalahkan keadaan. Sometimes, things have to be happen like that, supaya kita bisa lebih menghargai proses.
p. s: terimakasih Tumblr, karena selama ini sudah menjadi wadah untuk kreatifitas gue
with love,
k.rn
#post#journal#opini#beropini#tulisan#tumblr#tumblogger#tumbloggerkita#surat#puisi#poem#poetry#tulisan makna#makna#tersirat#sajak#sajakliar#indonesia#indonesasastra#indonesiapoetry#indotravellers#aesthetics#karya sastra#karya tulis#pesan terbuka#pesan
9 notes
·
View notes
Quote
Bahkan, pada suasana hatimu yang berubah-ubah, cinta tetap bisa menemukan cara agar selalu mengerti dan menunggu. Kesabaran tidak dikenalnya. Ia hanya tahu bahwa kasih sayang, salah satunya, berwujud seperti itu.
292 notes
·
View notes
Quote
Aku senang jika larut tiba, menyongsongku untuk kembali bertemu denganmu. Melalui dunia yang kusebut mimpi.
@KrnNatalia (via k-everywhere)
1 note
·
View note
Quote
Penanya selalu menanyakan hal tentang siapa dia. Siapa dia? Yang menggantungkan impiannya pada piala-piala kosong. Piala yang tabungnya harus terisi suatu saat. Penuh dengan sebuah harapan pencapaian. Suatu saat, akan ia buka dan baca kembali kata-kata ini. Sembari menikmati hasil di dalam piala-piala yang sudah penuh terisi.
@KrnNatalia
3 notes
·
View notes