Tumgik
nirmalajati · 4 years
Text
mengakui
saya selalu bilang bahwa orang-orang yang paling kuat adalah mereka yang selalu jujur. jujur kepada diri sendiri, jujur kepada orang lain, jujur kepada Tuhan, jujur dalam berkarya.
saya pikir-pikir lagi sekarang, rupanya mereka yang kuat adalah yang tidak hanya jujur, tetapi juga mau mengakui kejujurannya. mungkin kita semua pernah mengalami: berada pada situasi di mana kita seratus persen menyadari dan jujur akan apa yang kita rasakan dan ketahui, tetapi sangat sulit untuk mengakuinya. begitulah, mengakui kekurangan adalah sikap ksatria-ksatria.
mengakui bahwa pernah salah bersikap, salah berpikir. bahwa kadang keadaan memang sedang tidak baik-baik saja. mengakui bahwa orang lain lebih baik dari diri kita, mengakui bahwa ada hal-hal yang harus kita ubah.
satu hal yang pasti. kejujuran dan pengakuan tak ada artinya tanpa kita membuktikan. kalau mengaku diri masih harus banyak belajar, maka belajar adalah bukti pengakuannya. kalau mengaku diri kerap tidak peduli, maka peduli adalah bukti pengakuannya.
jujurlah. akui. dan buktikan.
476 notes · View notes
nirmalajati · 5 years
Text
Tidak Mudah Memahami Orang Lain
Tidak mudah kita memahami cara berpikir orang lain, pilihan-pilihan yang ia buat, dan hal-hal yang ia jalani. Kadang, ketidakmudahan ini berujung pada pikiran kita yang lantas menilai, menghakimi orang lain.
Kita merasa seolah semua orang merasa benar atas sikapnya, merasa bahwa apapun yang ia jalani sekarang ia jalani adalah yang terbaik dan paling baik. Lantas, kita sebagai awam pun bingung. Apakah yang saya jalani ini bukan yang paling baik? Tapi, di saat yang sama kita juga merasa apa yang dijalani orang lain juga bukan yang terbaik untuk kita.
Di sinilah kita, sebuah tempat bernama pencarian diri. Berusaha memahami apa dan bagaimana hidup itu bekerja. Dan bagaimana setiap orang berusaha untuk melakukan apa saja untuk menjaga apa yang ia yakini.
Di sini, kita tahu bahwa menjadi berbeda itu sesuatu yang wajar. Semua orang nampak berbeda dari kita kan? 
Lambat laun, kita akan semakin memahami dimana diri kita sebenarnya dalam hidup ini. Semua hal yang sedang kita hadapi saat ini, adalah sebuah rumusan berharga yang kelak akan memudahkan kita memahami situasi, lebih mudah memecahkan masalah, dan lebih mudah untuk beranjak.
©kurniawangunadi | 23 Mei 2019
956 notes · View notes
nirmalajati · 5 years
Photo
Tumblr media
1K notes · View notes
nirmalajati · 5 years
Text
Kisah Si Lorong
lorong ini penuh cerita, doa hingga derai air mata tak ada jeda
lorong ini penuh haru, antara harapan dan realitas saling beradu
aku terdiam, mengamati sekitar
hiruk pikuk yang melelahkan, wajah-wajah penuh angan
sayup-sayup kata saling menguatkan, padahal tak saling kenal
aku kembali terdiam, menyelami lamunan
segala kemungkinan dapat terjadi, termasuk keajaiban Ilahi
mereka orang-orang yang dikuatkan, hingga memilih berjuang
Tumblr media
0 notes
nirmalajati · 5 years
Text
Noted!
Tenang, Ada Allah
Tak usah jauh-jauh. Sepuluh meter saja dari kita, di luar atau bahkan dalam gedung yang sama, selalu ada orang yang nasibnya tak seberuntung kita.
Cobalah amati. Niscaya ada. Dan hebatnya, mereka bisa hidup, bekerja, tersenyum, dan bahagia untuk hal-hal yang barangkali pernah kita khawatirkan.
Dan lucunya, kita seringkali khawatir berlebihan akan masa depan. Takut hidup susah, takut kekurangan, takut tak punya biaya untuk ini dan itu.
Khawatir memang manusiawi. Tapi sebenarnya apa yang benar-benar kita khawatirkan?
Padahal di saat yang sama ada orang-orang tak seberuntung kita yang masih bisa bahagia.
Padahal selalu ada Allah yang akan mendekat sedepa saat kita mendekat pada-Nya sehasta.
Padahal selalu ada Allah yang akan datang dengan berlari kecil saat kita mendatangi-Nya hanya dengan berjalan.
“Aku sesuai prasangka hamba-Ku, dan Aku akan bersamanya selama ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam dirinya maka Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku, jika ia mengingat-Ku dalam sekumpulan orang maka Aku akan mengingatnya dalam sekumpulan yang lebih baik dan lebih bagus darinya. Jika ia mendekat kepada-Ku satu jengkal maka Aku akan mendekat kepada-Nya satu hasta, jika ia mendekat kepada-Ku satu hasta maka Aku akan mendekat kepadanya satu depa, dan jika ia mendatangi-Ku dengan berjalan maka Aku akan mendatanginya dengan berlari kecil.” (Hadits Qudsi Riwayat Bukhari & Muslim)
Akankah kekhawatiran-kekhawatiran itu mengalahkan prasangka baik kita pada-Nya? Padahal sudah dijelaskan bahwa tak akan luput apa yang memang ditakdirkan untuk kita, dan tak akan didapat apa yang memang bukan ditakdirkan untuk kita.
Mampang Prapatan | © Taufik Aulia
1K notes · View notes
nirmalajati · 5 years
Text
Sama Diri Sendiri Kok Jahat
beberapa hari ini chat sedang dipenuhi dengan "mbak praktikum 3 gimana sih?" dan membuat flashback ke masa-masa satu tahun yang lalu.
yaps. pernah diposisi itu dan blank akan praktikum pekerja sosial makro tuh gimana sih? jujur pas masa-masa kelas mata kuliah COCD (Community Organization Community Development) berasa gak ada yang nyantol selain rencana field-study berujung failed.
namun momen flashback ini malah bikin mikir. dulu hampir nangis grgr belum dapet TKM (Tim Kerja Masyarakat) disaat temen-temen sekelompok udah pada kumpul TKM, sempet down grgr udah bolak balik kesana kemari tapi berasa stuck di step itu terus sedangkan temen-temen udah beranjak ke step berikutnya. pokoknya selalu membandingakan progres diri sendiri sama progres orang lain.
ujungnya tertekan sendiri. yaaa pelampiasannya ngilang dari posko dan muter-muter dari desa satu ke desa lain gak jelas gitu deh balik-balik malem padahal jalanan tapal kuda Cugenang arah Cipanas itu serem bgt cuy minim penerangan, parah emang.
Tumblr media
cuitan pada masa itu, quote diri sendiri untuk memotivasi diri sendiri. yes, aku tipikal orang peragu dalam mengerjakan hal yang menyangkut orang lain apalagi orang banyak dan karena keraguan itu butuh banget orang-orang sekitar buat meyakinkan dan menguatkan bahwa "hey kamu mampu hlo ngelaluin ini".
alhasil kadang keraguan-keraguan ini yang menghambat diri sendiri karena gak ada yang menjamin akan ada orang yang selalu siap sedia untuk meyakinkan dan menguatkan diriku.
setelah masa "rehat sejenak" itu, akhirnya step demi step dilalui, praktikum pun berakhir.
dan pada akhirnya. wow ternyata aku bisa yaa melaluinya. ternyata bisa loh melawan keraguan ketakutan diri sendiri. ternyata aku mampu mematahkan pikiran-pikiran negatif akan ketidakmampuanku.
namun setelah semuanya berlalu dan terlewati, yaudah gitu aja, seperti kemarin-kemarin itu tidak sedang melawan dan berjuang untuk diri sendiri.
MENGAPRESIASI DIRI SENDIRI. hal yang kurang dari diri bahkan sampe detik ini. setelah segala pahit-getir-asam-manis-hambar perjalanan yang telah dilalui. setelah beberapa pencapaian yang udah diraih. btw pencapaian itu gak harus yang spektakuler kan? setiap orang memiliki pencapaian atas dirinya sendirikan? sesimpel apapun pencapaian tersebut?
suka gak sadar kalo sudah sekeras ini sama diri sendiri. mau seterjal apapun yang udah dilalui tetep lempeng-lempeng aja. hingga pada beberapa hari yang lalu ditampar dengan chat temen:
Tumblr media
respon pertama. JLEB. sejahat itu ya aku sama diri aku sendiri? aku yang selalu menyatakan "love yourself first" tapi malah aku sendiri yang abai akan diri sendiri. lupa bahwa diri sendiri juga butuh dipeduliin, lupa kalo diri sendiri juga butuh disayang, lupa bahwa jiwa ini juga butuh asupan.
apa udah semati rasa itu sampe harus diingetin orang lain buat lebih aware dengan diri sendiri? apa sudah selumpuh itu hingga sekedar memeluk diri sendiri ketika mampu melalui berbagai proses panjang?
kamu yang bertanggungjawab akan diri kamu sendiri, bukan orang lain. maka, perlakukan dirimu sebaik-baiknya perlakuan yang bisa kamu berikan. selamat mencintai diri sendiri, nikmatilah🖤
Tumblr media
0 notes
nirmalajati · 5 years
Photo
Tumblr media
tuntutan kehidupan yang terus membebani
harapan orang tua yang selalu membayangi
ambisi ego gangsi yang kerap menggayuti
 .
lelah dihantui resah, riuh dalam angan
debar sesak nyeri menyergab badan
Kalut aku kusut, Tuhan
 .
Dinamika kehidupan terus memburu
Memaksa belajar banyak hal baru
Tumbuh berkembang atau tergilas waktu
 .
Perubahan itu pasti
tidak ada yang tetap dan menetap harus dijalani
Tenang, redamkan kegundahan hati
Yakin, bahwa diri mampu melewati
 .
Tiada yang perlu dirisaukan
Tidak perlu memaksa keadaan
Lalui semua sesuai kemampuan
Karena manusia sebaik-baiknya ciptaan
2 notes · View notes
nirmalajati · 5 years
Text
Kenali Diri, Deteksi Dini
Tiada Kesehatan Tanpa Kesehatan Jiwa.
Dewasa ini, masalah kesehatan jiwa semakin sering dibicarakan tak terkecuali para milenial yang selalu mengkonsusmsi sosial media setiap harinya. Kasus-kasus kesehatan jiwa silih berganti meramaikan timeline-timeline berbagai jejaring sosial. Kasus bunuh diri live di Facebook pada 2017 silam, pernyataan awkarin tentang mental illness di channel youtube miliknya yang ramai diperbincangkan beberapa bulan yang lalu, dan beberapa hari kebelakang timeline twitter diwarnai dengan kicauan kasus kematian bunuh diri seorang pengguna Twitter.
Mungkin kini saatnya kita harus melek kesehatan jiwa, karena sehat tidak hanya soal fisik namun juga jiwa.
Gangguan jiwa memang sering kali tidak kasap mata terlihat “sakit” seperti layaknya patah tulang. Namun, bila diabaikan gangguan jiwa dapat berdampak besar dan luas. Proses penyembuhan dan perawatan yang panjang, biaya perawatan, kehilangan waktu produktif, serta permasalahan-permasalahan psikososial lainnya yang tidak hanya menyangkut diri sendiri tetapi juga keluarga atau orang-orang sekitar. Oleh sebab itu, perlu kiranya mengenali dan mendeteksi sejak dini gejala-gejala yang mungkin terjadi pada diri sendiri atau orang-orang terdekat.
Jadi, apasih gejala-gejala gangguan jiwa secara umum yang perlu diperhatikan?
Ketika mulai hidup dalam dunia sendiri; mulai sering melamun, menarik diri dari dunia luar enggan berinteraksi dengan orang sekitar bahkan mengurung diri hingga berhari-hari.
Ketika pikiran mulai terganggu; tiap kali diajak ngobrol berbicara melantur, meyakini diri sendiri merasa paling hebat, merasa paling tersakiti dan bahkan merasa tidak berguna bagi orang lain, atau merasa bahwa dirinya dikendalikan oleh orang lain.
Ketika panca indra mulai terasa terganggu; melihat yang orang lain tidak melihat, mendengar apa yang orang lain tidak mendengar, melihat berbagai hal yang tidak sebagaimana mestinya, merasakan yang seharusnya tidak dirasakan oleh indra pengecapan, mencium bau-bau aneh dan merasakan sesuatu merayap di kulit, dan tanpa sadar mempertahankan posisi tubuh dalam posisi yang lama puluhan menit bahkan berjam-jam.
Ketika perasaan mulai terganggu: menunjukkan perasaan sedih yang berlebihan seperti merasa tidak memiliki semangat hidup, tidak merasa bahagia, putus asa, merasa minder, terdapat keinginan untuk bunuh diri dan sering menangis; menunjukkan perasaan gembira berlebihan seperti sulit tidur, terlalu banyak bicara bernyanyi menari atau bahkan berdandan berlebihan, terlalu genit dan sering kali menggoda lawan jenis, merasa paling hebat, merasa paling berkuasa, merasa memiliki kekuatan atau merasa banyak orang yang iri dan cemburu pada dirinya.
Ketika perasaan menunjukkan kecemasan; sering berdebar-debar, telapak tangan dan kaki sering berkeringat, sering sakit kepala, sesak nafas, nyeri dada, perut perih, takut akan kematian, takut untuk sendirian, dan sering berkeluh kesah.
Apabila ditemukan salah satu gejala-gejala seperti diatas, maka mencari pertolongan ke professional merupakan tindakan yang paling tepat. Karena semakin cepat gangguan jiwa tersebut diatasi maka proses pemulihannya juga akan terasa lebih ringan.
Untuk membantu mendeteksi dini kondisi jiwa, kita dapat memanfaatkan Aplikasi Sehat Jiwa yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Aplikasi ini bisa di download di Play Store secara gratis.
Selain fitur deteksi dini, aplikasi ini juga memberikan informasi lokasi fasilitas kesehatan jiwa di wilayah tempat tinggal seperti puskesmas, rumah sakit ataupun rumah sakit jiwa, serta berbagai informasi cara mencegah dan mengatasi gangguan jiwa.
Deteksi dini penting namun jangan asal mendeteksi dan mendiagnosis diri bahwa kita menderita salah satu dari sekian banyak gangguan jiwa yang ada yaa~
Kenali dan lebih peduli dengan diri sendiri yuks!
4 notes · View notes
nirmalajati · 5 years
Photo
menyempatkan lebih terasa ada usaha daripada kalo sempat.
Tumblr media
188 notes · View notes
nirmalajati · 5 years
Text
teruntuk lelakiku kelak. tuntaskan masa-masa sendirimu, sebelum kata saling harus selalu diantara kita. 
Lelaki yang Cukup Bagimu
Apabila kelak kamu melihatnya berdiri dengan berani ketika datang melamarmu, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya dia sedang merasa takut. Ketika dia dengan mantap mengucap ikrar sesungguhnya dia sedang gugup. Seluruh rasa takut dan gentar yang pernah dia alami semasa hidupnya seolah dijumlah dan ditimpakan sekaligus kepadanya pada hari kamu resmi menjadi tanggung jawabnya.
Dia penakut, sungguh. Tidak pula penuh percaya diri. Kini tak jarang dia iri melihat kanan kiri, jengah melihat orang lain bergelimang materi. Semenjak dia berpikir untuk melanjutkan hidupnya bersamamu, dia mulai merasa takut terhadap banyak hal. Kebutuhan materimu, bahagia hidupmu, keselamatan akhiratmu, segala tentangmu yang nantinya akan dia perjuangkan habis-habisan. Bahagia dunia akhiratmu bersamanya, menjadi definisi baru dari kata hidup untuk dirinya.
Ketahuilah, dengan segala keterbatasannya itu, tak satu pun yang berhasil menariknya mundur. Membuatnya menjauh, berpaling darimu. Meskipun tidak dititipi berbagai kelebihan yang bisa dibanggakan, perihal merelakan dirimu, dia enggan. Semenjak mengenalmu, akrab dengan jiwa dan tutur katamu, dia tahu bahwa kamulah yang dia mau.
Dia bukan lelaki terbaik. Dia tidak akan dan memang tidak pernah bisa menjadi yang terbaik. Tidak ada sedikit pun frasa superlatif yang dapat berlaku pada sifat bawaannya. Dia memahami itu dengan baik. Tetapi, bukankah untuk menggenapi hidupmu dia tidak perlu menjadi yang terbaik? Menjadi seseorang yang muncul dari kerumunan, lalu bergegas kepadamu dengan predikat “yang paling” dari sesuatu. Dia tahu, bukan itu yang kamu mau.
Dia cukup menjelma apa yang kamu butuhkan. Bahu yang kamu butuhkan sebagai sandaran. Jemari yang kelak menghapus tiap tangisan, hingga jadi cakrawala tempat kamu menggantungkan impian. Dia cukup menjadi semuanya untukmu.
Semuanya, Untukmu.
Dan nanti kamu akan tahu,
untuk setiap momen yang kamu bagi dengannya dalam hidup, dia akan menjadi lelaki yang padanya kamu selalu merasa cukup.
1K notes · View notes
nirmalajati · 5 years
Text
Tentang Jodoh
Pernah kebayang gak, bahwa siapa jodohmu, apa pekerjaannya, dan bagaimana kebiasaannya, akan sangat mempengaruhi cerita dalam hidupmu kelak?
7 hari seminggu, 24 jam sehari. Bangun tidurnya, mandinya, sarapannya, bekerjanya, pulangnya, istirahatnya, pekerjaan malamnya, bacaannya, tontonannya, hiburannya, tempat nongkrongnya, dan olahraganya. Semuanya akan menjadi cerita dalam hidupmu.
Apakah dia seorang penulis, wartawan, arsitek, staff ahli anggota dewan, pegawai kantor pajak, tukang nasi goreng pinggir jalan, atau PNS kelurahan, kalian akan saling menyumbang cerita.
Kebiasaannya akan mengisi hari-harimu. Keteledorannya, kesiagaannya, kelucuannya, bahkan kebodohannya akan menjadi urusanmu. Yang barangkali bisa kamu tertawai, omeli, atau tak kamu pedulikan.
Saat kamu memutuskan untuk memiliki dan dimiliki seseorang, ada akibat atau konsekuensi yang harus kamu hadapi. Jika pekerjaannya begini, maka hidupmu akan begitu. Jika kebiasaannya seperti ini, maka hari-harimu akan seperti itu. Sudahkah kamu yakinkan dirimu? Ataukah terbersit secuil keraguan, jangan-jangan bukan dia?
Memang, kadang selektif menjadi dilematis. Terlebih usia tampaknya sulit diajak kompromi. Di saat seperti ini, kita perlu menilik kembali. Siapa yang kita cari, seseorang yang sempurna, ataukah yang mampu sama-sama?
Pada akhirnya, pencarianmu akan bermuara bukan kepada kesempurnaan melainkan penerimaan. Karena tak akan ada orang yang sempurna untuk dipilih, namun selalu ada orang yang layak untuk diterima.
Jika sudah ada penerimaan, maka sisanya adalah keberanian.
— Taufik Aulia
4K notes · View notes
nirmalajati · 5 years
Text
me right now :”) rentetan tanya untuk diri yang tak pernah terjawab. belum mampu untuk berdamai dengan diri sendiri.
Sebenarnya, Aku Ini Manusia Seperti Apa?
Aku seringkali berpikir hingga akhirnya tidak sanggup lagi untuk membahasnya. Tentang seperti apa kita menjalani hidup ini, penuh dengan selisih dan simpangan. Kadang kita bersinggungan hingga menyakiti satu sama lain, atau bahkan merasa yang paling benar dari yang lain. 
Semakin mendekati usia dewasa, semakin banyak pikiran-pikiran yang bergerumul di kepala namun sulit untuk diutarakan. Bahwa baru saja kusadari, bahwa yang baik tidak selalu baik dan yang salah tidak selalu salah. Semesta memainkan aturannya sendiri. 
Kadang aku merasa hidup ini tidak adil. Tetapi lagi-lagi hidup juga yang menyadarkan bahwa aku masih saja belum mati, setelah banyak dosa yang aku limpahkan di muka bumi. Bisa-bisanya aku berdalih hidup ini tidak adil, sementara aku pun tak bersikap adil. 
Sebenarnya, aku ini manusia seperti apa? Aku sering sakit hati dengan omongan orang lain. Namun tanpa sadar, aku juga menyakiti hati orang lain dengan omonganku. Seringkali aku berdalih menasehati, tanpa sadar aku juga orang yang seharusnya dinasehati dengan nasehat-nasehatku. 
Sebenarnya, aku ini manusia seperti apa? Aku selalu mendamba waktu sendiri, ketika di saat yang sama aku benci sepi. Aku bilang aku menikmati sendiri, tapi aku juga sering iri dengan mereka yang berkumpul ramai menjauhi sepi. Bahkan aku berujar bahwa aku bisa saja sendiri, hingga di akhir waktu aku kewalahan sendiri.
Bukankah hidup seharusnya memberikan jawaban dari segala apa yang kutanyakan? Atau, apa seharusnya aku yang tahu diri untuk cukup berdiam diri dan menjalani hidup dengan tenang seolah semua baik-baik saja?
Kenyataannya, hingga detik ini aku tidak baik-baik saja. Di usia ini, aku rasa pikiranku sendiri mampu membunuhku saat ini juga. Aku tidak baik-baik saja dengan seolah menjadi yang paling baik dan menurunkan ego sementara aku dihantam ego-ego milik mereka. Mengapa waktu tak memberikan kesempatan bagiku untuk berteriak bahwa aku tidak suka?
Sebenarnya, aku ini manusia seperti apa? Mengapa aku bersikap baik namun di dalam hati aku menyimpan sakit? Apa memang seperti ini cara kerja untuk hidup sebagai aku?
Sebenarnya, aku ini manusia seperti apa? Munafikkah jika aku jujur aku sakit? ada gundah dan gelisah ketika tak satu pun yang peduli. Apakah Tuhan memang menciptakan aku untuk hidup seorang diri? 
Sebenarnya, aku ini manusia seperti apa? Disaat aku yang paling depan menyatakan bahwa “love yourself first”, namun aku juga lah manusia di baris terdepan berbisik dalam hati “I hate myself”.
Sebenarnya, aku ini manusia seperti apa? Jika menjadi baik saja aku lelah, bagaimana bisa aku menjadi benar?
499 notes · View notes
nirmalajati · 5 years
Text
Habituasi
Rasa-rasanya dulu kemana-kemana sendiri tak sehampa ini, tapi mengapa sekarang berbeda?
Tidak mudah untuk seorang aku yang beberapa bulan lalu masih dikeliling orang-orang yang bersedia aku repotkan, entah untuk hal yang remeh hingga hal penting. Namun kini keadaan telah berubah, tak lagi ada tempat berkeluh kesah yang nyata disampingku.
Waktu tak pernah berkompromi. Waktu tak pernah mau menunggu, apakah aku sudah siap dengan segala perubahan yang ada atau belum. Waktu tetap saja berjalan sesuai koridornya, tak pernah melambat atau mempercepat.
Kini, aku belajar makna ada walau tiada. Mereka tetap ada, meski dimensi ruang dan waktu yang berbeda. Mereka tetap sama, meski kesibukan kita tak lagi serupa.
Tidak bersyukur rasanya jika masih merasa sendiri. Padahal mereka masih selalu mengitari.
1 note · View note
nirmalajati · 5 years
Photo
doyan sendiri tapi ndak suka kesepian. hadeeeh~
Tumblr media
1K notes · View notes
nirmalajati · 5 years
Quote
Kepada diriku sendiri, aku ingin minta maaf atas segala kurangku, maaf tidak selalu mengajak kebaikan, maaf suka diajak berkacau-kacau, dan maaf pernah membencimu padahal harusnya tidak begitu, bagaimana pun kamu adalah aku. Jika bukan aku yang mencintai diriku sendiri, siapa lagi?
(via naskahsenja)
I need to learn to love myself more
360 notes · View notes
nirmalajati · 5 years
Text
lelah dalam kepura-puraan, pasrah dengan keadaan.
Mengalah Pada Sunyi
Mengalahlah pada sunyi di dadamu. Kau tak akan mampu mengalahkannya. Ia telah dan masih di sana, dan akan selalu di sana. Dalam kesendirianmu, dalam ketaksendirianmu. Dan menyerahlah pada waktu yang bisa kapan saja membeku. Kau tak ‘kan pernah sekalipun mampu mencairkannya semaumu, apalagi mengusir rasa rindu. Sebab rindu adalah adalah residu, dari larutan cinta dan jarak yang tak pengertian. Rayakan. Rayakanlah ketakberdayaanmu sebagai manusia yang memang tak serbabisa, apalagi sempurna.
Depok, 9 Januari 2019
332 notes · View notes
nirmalajati · 5 years
Text
Teruntuk laki-laki yang nantinya bertanggungjawab atas diriku.
Tanggung Jawab Lelakimu
Ketika kamu resmi berpindah kepemilikan kepada lelakimu, segala urusanmu menjadi tanggung jawabnya. Shalatmu, auratmu, dan interaksimu dengan khalayak menjadi tanggung jawabnya. Termasuk urusan yang bersifat fisik seperti tempat bernaung, pakaian hingga suapan nasi yang membuatmu kenyang.
Semua menjadi tanggung jawab lelakimu, sesuai kemampuannya.
Tanggung jawab lelakimu teramat berat. Di hadapan Tuhan kalian, dia akan mempertanggung jawabkan tak hanya dirinya, namun dirimu serta. Melewati detik-detik sebelum bersatunya kalian berdua, yang dia rasakan selain bahagia adalah gelisah. Gelisah akan hari akhir yang nantinya jadi penentu kesudahan kalian kelak. Bahagia abadi atau siksa abadi. Gelisahnya tak hanya soal sesuap nasi.
Bersama denganmu adalah sesuatu yang selalu dia inginkan. Melewati hari, bulan, tahun, hingga sampai batas kematian. Baginya, cinta itu sudah final dan manifestasi cinta yang dia inginkan tidak hanya mencakup bahagia dan rasa aman selama menjalani kehidupan. Lebih dari itu, nasib pasca kematian. Dia takut sekali cintanya padamu akan membawamu dalam kesedihan.
Semua yang menjadi tanggung jawab lelakimu, kelak akan teramat membutuhkan bantuan.
Bisa jadi, cintanya padamu kelak membuatnya buta. Hilang akal atas mana benar mana salah. Dalam melakukan tanggung jawabnya, mungkin terlintas untuk sikut kanan kiri, memastikan hidup kalian nanti tidak mengalami kesulitan berarti. Rasa cintanya padamu bisa jadi menjerumuskannya, yang tentunya kelak membawamu serta.
Peranmu kelak dalam hidupnya akan sangat vital. Kalian akan bekerja sama, saling mengingatkan dalam segala urusan. Memastikan tidak ada salah satu dari kalian yang melenceng dari jalur yang telah ditetapkan Tuhan.
Maka, sebelum kebersamaan itu diwujudkan, sebelum tanggung jawab itu dipindahkan, lelakimu akan terus berusaha dengan segenap kemampuan. Memantapkan segala persiapan juga pengetahuan.
Semoga kamu pun demikian.
Agar jika dia membutuhkan bantuan, kamu siap mengulurkan tangan. Karena kelak, semua yang menjadi tanggung jawab lelakimu akan teramat membutuhkan bantuan.
233 notes · View notes