Ibu Pertiwi dan Anak-anak Negeri
Ibu Pertiwi:
Bentangan hijau dan biru sejauh mata memandang.
Pohon-pohon rindang, gemericik air sungai, ciutan burung khas daerah.
Bunga Raflesia, Komodo, dan Hiu paus.
Selat, teluk, palung, gelombang, suara ombak.
Padi yang menguning, aroma khas cengkeh, ribuan rempah.
Semuanya adalah milkku.
Aku yang paling kaya di dunia ini.
Negeri mana yang memiliki tanah subur sepertiku?
Lautan dengan jutaan sumber daya perairan sepertiku?
Aku yang paling kaya di dunia ini.
Sejak kecil, aku dirawat oleh tangan-tangan lembut.
Mereka mengasihiku, menjaga kelestarianku.
Hingga kecantikanku tidak pernah tergores paku.
Juga tidak pernah terjatuh dan layu.
Kemerdekaanku tepat waktu.
Posisi tubuhku tepat di garis khatulistiwa ciptaan Tuhanku.
Bentangan sayap gagah Sang Garuda melindungi tubuhku.
Maka wajar saja, banyak mata tertuju padaku.
Hingga tiba masa, tangan-tangan yang kukira lembut itu membabat habis tubuhku.
Rasanya seperti dimutilasi.
Pohon-pohonku dipaksa mati.
Demi menggantikan gedung-gedung tinggi.
Lautanku dikotori oleh tangan-tangan nakal.
Seakan mereka sudah hilang akal.
Aku tidak cantik lagi.
Rusak sudah semua yang telah kubanggakan pada mereka.
Awalnya, aku mengira para pencuri kedamaian itu yang jadi pelaku utama.
“Kita dijajah bertahun-tahun lamanya."
Begitu kata mereka dalam buku sejarah.
Padahal, tangan-tangan yang kusangka lembut itu justru mereka pelaku utamanya.
Aduhai, siapa nian yang masih bisa menjaga sisa-sisa kecantikanku?
Siapa yang masih ingin merawat tubuh penuh luka ini?
Padahal dulu, aku yang dipuja-puja.
Anak-anak Negeri:
Kami anak-anak negeri,
siap berbakti pada Ibu Pertiwi.
Kami akan mengusahakan kesembuhannya,
meski nyawa menjadi taruhan.
Sebab, kami tau. Bila kami menolong Ibu
kami bisa saja hilang tanpa jejak, seperti anak- anak negeri dahulu.
Lantas, bila bukan kami siapa lagi?
Kami sengaja bersekolah tinggi-tinggi.
Jauh merantau meninggalkan Ibu Pertiwi.
Hanya untuk pulang, menata kembali kecantikan Ibu yang selama ini telah dicuri.
Meski kami anak-anak negeri.
Mungkin tak bisa berbuat lebih.
Sebab, dibungkam sana-sini, dibodohi dengan janji.
Ditutupi mata dan telinga kami.
“Ssstt.. diam saja. Nanti kita beri makan.”
Begitu bujuk mereka.
Beberapa diantara kami ketakutan.
Beberapa diantaranya lagi manut mengiyakan.
Namun lebih banyak dari kami tetap terjaga sepanjang malam.
Mengikuti suara langkah kaki, mencegah agar Ibu Pertiwi tidak mati.
Kami anak-anak negeri yang diikat dengan sumpah.
Kami akan menggendong Ibu Pertiwi yang sudah penuh darah.
Akan kami bawa ke hadapan Tuhan dan bersaksi.
Bahwa kami, telah menepati janji.
4 notes
·
View notes
Menjadi Raja Bajak Laut
Oleh: Gian Giffar (Fasilitator Erudio Indonesia)
Apa artinya menjadi manusia yang merdeka? Apakah dengan leluasa berbahasa Indonesia dan tidak dipaksa bekerja oleh Belanda dan Jepang sudah cukup untuk kemerdekaan kita? Di zaman yang membuat orang-orang kelas bawah hanya berpikir untuk mencari cara menebus utang dan mencari makan untuk hari ini, zaman yang membuat kelas menengah berjibaku dengan bangun-berangkat kerja-pulang kerja-tidur setiap harinya, dan zaman yang membuat kelas atas hanya sibuk mempersiapkan anaknya untuk tetap kaya, rasanya masih jauh dari kata merdeka.
Kekhawatiran dan rasa rendah diri orang dewasa lintas kelas inilah yang tercermin di generasi selanjutnya. Generasi yang sering kali disalahkan karena sibuk dengan kehidupan daringnya, keengganannya untuk bertanya, serta ketidakmampuannya untuk memperhatikan sekitar.
Generasi yang datang ke sekolah hanya untuk bertahan hidup, yang mengincar ijazah agar memiliki kesempatan bekerja lebih tinggi, agar dapat membayar utang dan menyokong ekonomi keluarganya. Tidak sempat untuk memenuhi rasa ingin tahu, untuk berinovasi, untuk melawan sistem yang salah, untuk berambisi menjadi dirinya sendiri. Generasi yang terjajah oleh sistem sosial dan ekspektasi lingkungannya, yang parahnya lagi bahkan tidak sadar akan keadaan terjajah mereka.
Kapal Bajak Laut
One Piece adalah sebuah serial komik yang bercerita tentang Luffy, seorang pemuda yang menolak untuk bergabung ke dalam sistem yang sudah ada dan alih-alih berlayar untuk menjadi raja bajak laut sebagai bentuk nyata impiannya tentang kemerdekaan. Di dalam dunia fantasi itu, pemerintahan dunia menguasai penuh kehidupan warganya, mengatur siapa yang berhak berkuasa, menyensor berita dan buku sejarah, dan memusnahkan pihak-pihak yang dianggap berbahaya karena berusaha mencari tahu tentang kebenarannya.
Dalam perjalanannya, ia bertemu dengan berbagai orang yang memiliki cita-cita yang berbeda, namun harus merelakannya karena tuntutan kondisi yang mereka alami. Seseorang yang bermimpi dapat memetakan seluruh dunia yang terkurung karena hutang keluarganya, seseorang yang ingin melihat dunia namun rasa takut untuk keluar dari kampung halaman, seseorang yang ingin menjadi koki terbaik namun memiliki trauma akan masa lalu yang penuh dengan kekerasan, seorang penyintas genosida karena mencoba mengakses pengetahuan terlarang, dan calon dokter yang terbelenggu duka karena kehilangan.
Walaupun demikian, Luffy membantu orang-orang tersebut untuk memerdekakan diri mereka dari penjajahan itu dan mengajak mereka untuk melanjutkan mimpi mereka dengan turut berlayar bersamanya untuk mencapai impian masing-masing.
Erudio Indonesia menurut saya adalah perwujudan nyata dari kapal bajak laut milik Luffy di cerita tersebut. Sepanjang Erudio Indonesia berdiri, Erudio telah menjadi pelepas belenggu anak-anak yang merasakan penjajahan di dalam kehidupannya, dan moda transportasi untuk anak-anak itu dalam mencapai impian mereka.
Erudio telah membuat “kapal” yang nyaman dan aman untuk anak-anak beraktivitas. Anak yang trauma karena mengalami perundungan di sekolah lamanya dapat kembali ceria dan menjalin pertemanan, anak yang takut salah menjadi lebih percaya diri dalam kesehariannya, dan anak yang punya cita-cita dapat lebih leluasa mencari jalan untuk meraihnya.
Kemerdekaan, bukan Kebebasan
Petualangan mengarungi lautan luas tidak akan terlepas dari hambatan, tantangan dan godaan dari seluruh penjuru mata angin. Akan muncul banyak kesempatan untuk kita mengambil keuntungan atas orang lain dan memberikan kerugian untuk orang tersebut. Lantas, apakah dalam mencapai kemerdekaan kita diperbolehkan untuk bebas menjarah dan melukai orang lain?
Kita perlu mendefinisikan ulang tentang arti kemerdekaan (liberty) dan perbedaannya dengan kebebasan (freedom). Menurut Oxford Dictionary, kebebasan adalah kekuatan untuk berpikir, berkata, dan berbuat sesuai dengan keinginannya, sementara kemerdekaan adalah kondisi ketika terbebas dari segala bentuk opresi terhadap pilihan hidup dan pandangan kita. Berdasarkan definisi itu, dalam kemerdekaan kita harus memperhatikan juga apakah pemikiran, perkataan, dan perbuatan kita menjadi bentuk opresi terhadap hak-hak orang lain atau tidak.
Erudio Indonesia menerapkan lingkungan belajar yang dapat memberdayakan kemerdekaan setiap orang, namun bukan berarti semua orang menjadi bebas untuk berbuat dengan semaunya. Di Erudio, baik anak-anak maupun orang dewasa memiliki kesempatan yang sama untuk mengungkapkan pendapatnya, dan memiliki kewajiban yang sama juga untuk bertanggung jawab atas konsekuensi berdasarkan perkataan dan perbuatannya. Anak kelas satu pun berhak untuk menantang keputusan kepala sekolah yang dirasa tidak masuk akal dan opresif terhadap proses pembelajaran di sekolah.
Keadaan egaliter ini, serta dukungan dari kepala sekolah dan orang dewasa terhadap penegakan konsep tersebut, membuat anak-anak lebih merdeka dalam kehidupannya.
1 note
·
View note
Perlombaan Legendaris Kemerdekaan Indonesia: Makan Kerupuk
Makan Kerupuk | Lomba Makan kerupuk adalah salah satu lomba yang diadakan saat perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia. Lomba ini sangat sederhana dan bisa diikuti oleh semua orang dari segala umur atau jenis kelamin. Bahan yang dibutuhkan untuk perlombaan ini hanyalah kerupuk dan tali. Kerupuk yang digunakan biasanya adalah jenis kerupuk putih. Penentuan pemenang hanya berdasarkan siapa yang paling cepat dari peserta lain dalam menghabiskan kerupuk yang tergantung. Saat perlombaan berlangsung, tidak boleh ada bantuan tangan dan setiap peserta tangannya berada di belakang atau diikat.
Lomba makan kerupuk adalah lomba yang berikatan dengan masa perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Pada 1930-1940an, Indonesia mengalami krisis ekonomi dan membuat rakyat Indonesia akrab dengan kerupuk sebagai pelengkap makanan saat itu. Selain itu, kerupuk juga makanan yang identik dengan rakyat dikarenakan harganya yang murah. Pada 1950an, Indonesia mengalami krisis dan perlombaan ini pertama kali diadakan untuk mengingat bawah rakyat Indonesia pernah berada di masa krisis yang ditandai dengan rakyat yang mengkonsumsi kerupuk. Kerupuk ini menjadi lambang kesetaraan semua rakyat di saat sedang susahnya mencukupi kebutuhan pangan. Meski lomba kerupuk adalah hiburan di masa sekarang, namun hal ini juga sebagai simbol persatuan agar masa sulit tidak terulang.
0 notes