Tumgik
#Jam Tangan Wanita Remaja
chlomission · 11 months
Text
A Silly Liking
“Selamat pagi, teman-teman!” Pemandu wanita berdiri di depan bus yang bergerak ke tujuan. Pengeras suara membuat suaranya terdengar hingga ke bagian belakang bus. “Terima kasih karena telah berpartisipasi dalam perkemahan musim panas kami! Tema perkemahan musim panas kali ini adalah ... survival game!”
Pemandu wanita itu menyeringai sebelum melanjutkan perkataannya yang makin mengejutkan para remaja di bus. “Perkemahan musim panas kami selalu menyajikan kegiatan-kegiatan menantang yang tidak pernah ditemui di perkemahan lainnya. Omong-omong, agenda kegiatan yang ada itu palsu. Hahaha! Tentu kalian terkejut, bukan?”
Perkemahan musim panas itu benar-benar penipuan. Brosurnya mengatakan bahwa mereka hanya akan melakukan perkemahan di hutan lindung seperti pramuka pemula, tetapi apa yang terjadi benar-benar di luar dugaan. Siapa yang akan mengira kalau ini akan menjadi semacam permainan bertahan hidup di alam terbuka?
Penyelenggara acara penipuan ini yang seharusnya disalahkan. Scarlett menggerutu saat mendengar aturan main dari permainan bertahan hidup. Dua puluh peserta dipisahkan ke sekitar hutan lindung. Masing-masing peserta akan diberikan jam tangan untuk memantau lokasi dan kondisi kesehatan mereka dan sejumlah drone juga bergerak memantau langsung pergerakan peserta. Apabila peserta ingin menyerah, mereka harus membunyikan alarm di jam tangan dan panitia akan menuju lokasi peserta untuk membawanya keluar.
Masalah utamanya adalah bagaimana permainan itu berjalan. Tidak ada makanan dan minuman, bahkan peralatan kemah. Mereka harus menemukan tenda dan makanan yang tersebar di penjuru hutan. Lebih menyesakkannya lagi adalah fakta bahwa tidak ada peta dan petunjuk. Artinya jelas bahwa permainan bertahan hidup ini bergantung pada keberuntungan dan bisa diperkirakan seberapa mustahilnya menjadi penyintas di antara penyintas.
Intinya, setelah melalui berbagai macam hal dengan berbagai macam cara selama satu minggu, Scarlett akhirnya menyelesaikan permainan bertahan hidup tersebut. Lalu, saat ini mereka sedang berada dalam bus untuk perjalanan pulang.
Gadis itu bersadar pada kursinya, mengembuskan napas lega dan mengeluh. “Mulai sekarang aku tidak akan pernah mengikuti perkemahan musim panas lagi.”
Sebenarnya, meskipun Scarlett tidak terlalu buruk dalam olahraga, bukan berarti dia menyukainya. Gadis itu lebih suka mengurung diri di kamar dan bermalas-malasan. Paling banyak dia akan melakukan senam ringan untuk mengendurkan otot. Jika bukan karena teman yang mengajaknya adalah Marvin, dia tidak akan mengikuti kegiatan yang melibatkan banyak kerja fisik seperti perkemahan musim panas.
Kursi di sebelahnya kosong. Itu dimaksudkan sebagai tempat duduk Marvin, tetapi lelaki itu belum naik juga. Scarlett menggerutu pelan dan mengalihkan pandangannya pada jendela. Hutan lindung itu sebenarnya tempat yang bagus kalau bukan karena penyelenggara yang menjebak para pesertanya. Dia menjadi kesal lagi.
“Kamu masih marah?” Sebuah suara lembut seorang laki-laki berada dekat dengan Scarlett. Lelaki itu mengambil tempat duduk di sebelahnya dan memberikannya minuman dingin. “Maafkan aku. Kalau saja aku lebih teliti, aku tidak akan mengajakmu dan membuat kamu terlibat.”
Scarlett membenci perkemahan musim panas tersebut, lebih tepatnya gadis itu tidak senang dengan agenda kejutan permainan bertahan hidup dari penyelenggara. Namun, Marvin adalah orang yang mengajaknya untuk ikut serta, jadi dia juga merasa bersalah dan merasa bahwa Scarlett juga marah padanya.
Botol minuman dingin di tangan gadis itu mudah dibuka seolah sudah dibuka sejak awal. Scarlett tersenyum. “Sudahlah. Lagi pula ini bukan salahmu juga. Kalau kamu minta maaf lagi, aku akan pulang sendiri.”
Marvin tentu saja akan menolak. Dia akhirnya tidak mengatakan maaf lagi, tetapi masih menawarkan beberapa camilan ringan untuk diambil. Gadis itu mengalihkan pandangannya ke kaca bus, memerhatikan ekspresi dari lelaki di sebelahnya melalui bayangan samar kaca. Hal itu cukup untuk menyingkirkan pikiran buruk sebelumnya.
Bus bergerak meninggalkan lingkungan perkemahan musim panas. Penyelenggara memberikan banyak kemewahan setelah permainan terakhir di hari terakhir supaya sepadan dengan penderitaan seminggu. Ada banyak hadiah bonus juga untuk dibawa dan akomodasi perjalanan pun nyaman. Scarlett tertidur di kursinya sampai tiba di tujuan.
—o0o—
Dalam acara permainan bertahan hidup di perkemahan musim panas, titik awal bagi setiap peserta berbeda-beda. Marvin tentu saja dipisahkan dari Scarlett. Namun, mungkin karena dia adalah orang yang cukup beruntung, akhirnya dia bisa bertemu di hari kedua.
Marvin menyadari bahwa gadis itu tidak menyukai situasi saat ini dan itu berubah menjadi rasa bersalah untuknya karena telah mengajak Scarlett. Wajar saja apabila lelaki itu terus mengatakan jika dia lebih teliti lagi, dia tidak akan mengajak Scarlett ikut serta.
“Kalau begitu katakan padaku. Apa niatmu mengajakku pada awalnya?” Scarlett adalah orang yang terlalu berterus-terang. Dia menanyai Marvin dengan kesal. “Kalau ajakanmu adalah ajakan biasa, tidak perlu merasa bersalah sampai seperti itu, kan?”
Lelaki itu merasa konyol karena saat itu dia langsung percaya diri mengatakan, “Tentu saja untuk menembakmu.” Tidak tahua apa yang merasukinya. Marvin yang biasanya bungkam tentang perasaannya sendiri justru membalas dengan cara sok. Pada akhirnya, dia sendiri yang malu atas tindakan gegabah itu.
Permainan bertahan hidup dengan berpetualang di hutan itu berlanjut. Namun, dia sama sekali tidak mendapatkan jawaban dari Scarlett. Marvin bertanya-tanya apakah karena kata-katanya tidak terdengar seperti pernyataan dan terlalu impulsif sehingga tidak bisa dihitung atau karena alasan lain. Apa pun yang terjadi, dia malu dengan tindakannya hingga ingin memutar waktu kembali.
Pemandu wanita yang sama berada di depan bus, mengucapkan terima kasih banyak atas partisipasi mereka. Ketika Marvin dan Scarlett sudah tiba di tujuan mereka, pemandu itu juga mengatakan hal yang sama. “Hati-hati di jalan. Kami harap kalian tidak menyesal dan bersedia mengikuti perkemahan musim panas lagi tahun depan!”
“Pokoknya aku pasti tidak akan ikut lagi.” Scarlett mengerang tidak puas saat bus sudah meninggalkan mereka. Gadis itu melirik dua kali pada lelaki di sebelahnya. “Hei ....”
“... Ada apa?” Marvin menjawab panggilan pelan tersebut.
“Ayo kita pergi ke tempat lain sebelum pulang.”
Sebelum Marvin menjawab, Scarlett sudah berjalan duluan. Lelaki itu mempercepat beberapa langkah untuk menyesuaikan. Bukan hanya sekali dua kali mereka menghabiskan waktu berdua saja, belajar bersama ataupun menghabiskan akhir pekan berdua saja sudah terjadi beberapa kali. Lagi pula tidak ada larangan konyol untuk berteman dengan lawan jenis. Akan tetapi, itu hanyalah pembenaran dalam pendekatan canggung.
Lelaki itu merasa ragu sebelum dia dapat memanggil nama perempuan itu. Pipinya terasa panas karena malu mengungkit kembali. “Scarlett. Apa kamu masih ingat kata-kataku pada hari kedua?”
“Yang mana?” Gadis yang ditanyai justru heran dan bertanya balik.
“Aku mengajakmu ke perkemahan musim panas karena ingin menembakmu,” ulangnya. Setelah mengatakan hal yang sama sebelumnya secara impulsif, dia tidak terlalu merasa malu. Meskipun masih ada perasaan bahwa perkataannya benar-benar memalukan. “Apa perkataanku saat itu belum dihitung? Sepertinya aku harus mengulang—”
“Behenti! Jangan dikatakan lagi!” Scarlett menyela dengan paksa. “Itu memalukan, tahu. Jangan mengatakan hal yang membuat canggung di tengah jalan.”
“... Kamu menolakku?”
“Itu ... itu .... Yah, kita sudah sering berdua. Menurutku tidak buruk.” Kata-katanya tersangkut di tenggorokan. Scarlett tidak bisa menjelaskan dengan benar. Wajahnya bahkan memerah, tidak seperti Scarlett yang biasanya. “Aku bukannya suka, tapi... itu ....”
Hubungan di antara mereka berdua selalu berjalan ambigu. Ada garis tipis yang memisahkan hubungan lebih dalam lagi, tetapi baru kali ini garis tersebut benar-benar diinjak. Marvin tidak terlalu percaya diri untuk bertindak lebih dulu dan canggung. Scarlett juga bertindak tidak konsisten antara menerima atau menolak pendekatan pihak lain.
Sekarang, semuanya sudah diludahkan. Hal-hal ceroboh membuatnya menjadi kacau. Apabila saat ini Scarlett benar-benar menolak pernyataan walaupun bukan itu maksudnya, berteman kembali saja akan menjadi mustahil. Marvin dapat melihat dengan jelas bahwa Scarlett tidak akan mengeluarkan kata-kata persetujuan dengan lugas seperti gayanya. Saat ini perasaannya agak murung dan kecewa.
“Ah, sungguh!” Scarlett berdecak. Dia menarik tangan Marvin dan berjalan tanpa melihat ke belakang. Lebih tepatnya, dia tidak berani melakukan kontak mata langsung. “Lupakan perkemahan musim panas. Ayo kita melakukan kencan yang benar sekarang.”
“Eh?!”
Original Fiction
Marvin (OC) × Scarlett (OC)
Commissioned by Nat
0 notes
rajakriminal · 1 year
Text
Pelaku Pembegalan Payudara Terjadi Di Cangkuang Kabupaten Bandung.
Tumblr media
Polisi di daerah Cangkuang Kabupaten Bandung menahan seorang tersangka dalam kasus pelecehan. Tersangka, RG, 18, ditahan karena melecehkan gadis-gadis sekolah menengah atas dalam apa yang juga dikenal sebagai memegang payudara di jalanan. Menurut Pol Kusworo Wibowo, kejadian itu terjadi pada 13 September 2023, pada hari Rabu. Insiden itu menjadi viral di media sosial setelah ditangkap di CCTV. Insiden tersangka dan korban dari 13 September 2023, dilaporkan pada 15 September. Menurut Kusworo di Mapolresta Bandung, tersangka RG (18) berhasil ditangkap dalam waktu dua jam setelah pelaporan. Tersangka RG (18) bertindak setelah menerima barang dan bersiap-siap untuk pergi, menurut Kusworo. Dia mengaku telah melihat dua siswa sekolah menengah ketika dia pulang kerja. Kemudian, menurut Kusworo, “lakukan tindakan cabul kepada korban menggunakan tangan kiri Anda. Seorang pemuda di Bandung nekat melakukan begal payudara. Akibat dari aksi tak senonohnya itu, pelaku yang berusia 18 tahun itu ditangkap polisi.
Di baca juga : Telah Terjadi Pelecehan Terhadap 5 Santriwati Di Cianjur Terduga Pelaku Seksual Pendiri Pondok Yayasan Motif pelaku terungkap, ia melakukan begal payudara karena iseng. Dilansir dari TribunTrends, begal payudara yang menyasar pelajar SMA di Jalan Panyaungan, Desa Nagrak Kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung, berhasil diringkus jajaran Polresta Bandung. Saat digiring di Mapolresta Bandung, Jumat (15/9/2023) tersangka begal payudara, hanya bisa menunduk, tak berkutik dengan tangan diborgol dan menggunakan baju tahanan. Dalam video tersebut, tersangka yang mengendarai sepeda motor tiba-tiba mendekati korban, yang sedang berjalan kaki, dan meremas payudaranya. Tersangka segera pergi setelah melakukan aksi, menggunakan sepeda motornya untuk melarikan diri. Pada Rabu, 13 September 2023, tersangka melakukan kejahatan.Kombes Pol Kusworo Wibowo, Kapolsek Bandung, menyatakan kejadian itu terjadi pada 13 September 2023, namun korban tidak melaporkannya sampai 15 September. Ya, kita dapat menemukan tersangka hari ini pukul 9 WIB, terpisah 2 jam, dan 11.00 WiB,” kata Kusworo di Mapolresta Bandung. Ketika tersangka tiba di rumah dari kerja, menurut Kusworo, inisialnya adalah RG (18). Tersangka RG diduga melakukan pelecehan itu dengan iseng, menurut pengakuan Kusworo. Menurut Kusworo, tersangka melakukan tindakan ketiga sementara korban tidak mengetahui tindakan pertama dan kedua. Motifnya adalah iseng-iseng. RG telah berulang kali terlibat dalam perilaku cabul dan lolos dari penangkapan, itu ditemukan setelah penangkapannya. Kami dapat menyimpulkan bahwa tersangka telah melakukan tujuh tindakan berdasarkan informasi yang kami peroleh, katanya. RG terutama menjalankan bisnisnya di siang hari. Dia mengklaim bahwa saat tampil, RH mendekati korban dari belakang saat mencari target di sepeda motornya. Menurut Kusworo, korban adalah pengendara sepeda motor wanita yang diikuti dari belakang hingga sejajar dengannya dan kemudian menyentuh payudaranya dengan tangan kirinya. RG, menurut Kusworo, melakukan aksi tersebut karena sering merasa puas menyentuh area sensitif perempuan. RH sebenarnya sudah menikah dan memiliki istri, menurut Kusworo. Menurut Kusworo, pelaku menghadapi hukuman maksimal 15 tahun penjara dan denda Rp 6 miliar berdasarkan Pasal 82 Undang-Undang Perlindungan Anak atas tindakannya.
Di baca juga : Tawuran Antar Geng Motor Di Banda Aceh Adapun Remaja Yang Di Amankan Polisi Dan Di Berikan Sanksi Dia menambahkan bahwa RH diduga mengendarai dua motor Honda Vario dan Honda Genio saat melakukan aksi, yang juga disita oleh polisi. Tiga siswa menjadi korban, insiden pertama terjadi dua minggu lalu, yang kedua terjadi satu minggu kemudian, dan yang ketiga terjadi pada 13 September 2023, menurutnya. Tersangka menghadapi hukuman minimal 5 tahun, maksimal 15 tahun penjara atas tindakannya berdasarkan Pasal 82 ayat (1) UU No 17 Tahun 2016 tentang tindakan cabul terhadap anak di bawah umur berdasarkan undang-undang perlindungan anak.
Keyword : enak4d, cerdas4d, balap4d,
0 notes
Text
Nama aku adalah Rosman.Aku telah dilahirkan pada 11 Mei 1988 di Kuala Lumpur dan berbintang Taurus.Aku bersekolah di Sekolah Menengah Kebangsaan Putrajaya Presint 9(1),Putrajaya dan aku adalah seorang budak yang pintar serta tubuh badan aku tegap.Aku tinggal bersama dengan Papa aku dan Mama aku di Presint 9,Putrajaya.Papa aku telah menyediakan sebuah komputer desktop dan jugak akses internet di dalam bilik tidur aku untuk aku mengisi masa lapang aku di rumah aku aje dan seterusnya dapat menemankan Mama aku tu yang sentiasa berasa kesunyian dan keseorangan kerana kesibukkan Papa aku menguruskan perniagaannya serta asyik outstation atas urusan perniagaannya aje.
Wajah aku hampir seiras dengan wajah Mama aku,Sofea.Dalam usia begini,aku sudah mula mengalami perubahan hormon pada tubuh aku.Aku menjadi semakin tinggi dan tegap.Batang kote aku jugak semakin membesar dan memanjang.Kadang-kala aku terasa seperti ingin melakukan sesuatu untuk ‘melegakan’ diri aku sendiri.Aku sentiasa berasa resah dan gelisah tetapi aku sendiri tidak tahu mengapa.
Papa aku adalah seorang ahli perniagaan yang berjaya dan dia sentiasa sibuk dengan segala urusan perniagaannya.Papa aku tu selalu pergi outstation atas urusan perniagaannya dan hanya aku serta Mama aku aje la yang akan tinggal berdua aje di rumah bila Papa aku tu pergi outstation atas urusan perniagaannya.
Mama aku tu adalah bernama Sofea.Mama aku tu adalah seorang surirumah sepenuh masa aje.Pada ketika ni Mama aku tu berumur lebih kurang 42 tahun dan telah dilahirkan pada 24 Jun 1963 di Pasir Mas,Kelantan Darul Naim serta berbintang Cancer.Mama aku tu adalah seorang wanita yang mempunyai wajah yang agak jelita,mempunyai hidung yang agak mancung,mempunyai rambut yang agak panjang berwarna keperangan dan mempunyai bentuk body yang agak besar seksi dan mengghairahkan,dengan bentuk kedua-dua teteknya menonjol ke depan dan bontotnya pulak tonggek serta agak lebar.Ketinggian Mama aku tu adalah 5’5” (ataupun lebih kurang 165 cm dan berat badannya adalah lebih kurang 65 kilogram.Mama aku tu adalah berperwatakkan sangat open-minded,sangat modern-minded,sangat penyayang,sangatsporting,sangat easygoing orangnya,sangat happy-go-luckyorangnya,sangat peramah,sangat mudah mesra dan jugak mempunyai keinginan nafsu seks yang kuat.Walaupun Mama aku tu mempunyai bentuk body yang agak besar,tapi bentuk body Mama aku tu memang seksi dan sangat mengghairahkan kepada mana-mana lelaki yang melihatnya,ini termasuk jugak la dengan aku.
Pada hari Ahad 3 April 2005,aku telah meminjam sekeping VCD lucah daripada kawan sekolah aku,lalu aku pun terus menonton VCD lucah tersebut sebaik sahaja aku pulang ke rumah.Apa yang aku tonton telah membuatkan nafsu seks aku membuak-buak.VCD lucah yang aku pinjam daripada kawan sekolah aku tu telah membuatkan batang kote aku mencanak-canak kekerasan.Secara spontan aku telah mula mengusap-usap batang kote aku sendiri.Semakin lama aku usap batang kote aku sendiri,semakin enak rasanya.Seketika kemudian terpancut la air mani pekat di hujung kepala batang kote aku tu.Aku mendengus-dengus keenakan.Air mani pekat aku tu memancut-mancut dengan deras dan pekat sekali mengenai tilam dan cadar aku dan aku berasa begitu puas dan ‘lega’ sekali,lalu terus tertidur kepuasan.Pada pagi keesokannya (iaitu hari Isnin 4 April 2005) ketika Mama aku tu sedang mengemas katil aku,Mama aku tu telah terjumpa tompok-tompok air mani aku yang telah kering.Mama aku tu hanya tersenyum aje kerana Mama aku tu mengetahui bahawa aku telah mula faham tentang hubungan seks.Mama aku tu telahpun membuat keputusan untuk merahsiakan hal itu daripada pengetahuan Papa aku sendiri.
Semenjak aku telah mengenal erti hubungan seks,aku telah menjadi ketagih dengan rasa nikmat pancutan air mani aku sendiri.Nafsu seks aku pulak sudah mula membuatkan aku berfikir yang bukan-bukan.Selama ini ramai kawan-kawan sekolah aku yang bercerita tentang body Mama aku yang agak besar,solid,seksi dan sempurna tu.Aku pun sendiri sebenarnya dalam diam sangat mengagumi body Mama aku tu,tapi apakan daya aku.Aku rasa aku tidak mampu untuk membuat apa-apa pun memandangkan itu adalah Mama aku sendiri dan takkan la seorang anak lelaki nak mengajak Mamanya sendiri untuk melakukan hubungan seks sumbang mahram bersama dengannya…???
Walaupun bagaimanapun,persepsi tersebut telah berubah pada suatu hari,iaitu pada hari Rabu 11 Mei 2005.Pada hari tu Papa aku tiada di rumah kerana telah pergi ke Singapura dan seterusnya akan pergi pulak ke Indonesia atas urusan perniagaannya mulai dari hari Isnin 9 Mei 2005 sehingga hari Selasa 31 Mei 2005.Pada hari tu aku telah ternampak tubuh bogel Mama aku tu ketika Mama aku tu sedang mengelap badannya selepas Mama aku tu selesai mandi tanpa menutup pintu bilik tidurnya sendiri pada lebih kurang pukul 9:30 malam.Kebetulan pulak pada ketika tu kami berdua telahpun selesai menikmati makan malam bersama.Batang kote aku pun telah menjadi tegang dan keras secara tiba-tiba apabila aku membayangkan kemontokan body Mama aku tu,terutamanya di bahagian kedua-dua tetek dan jugak bontot tonggek Mama aku tu.Sememangnya body Mama aku tu sama padat dan montok seperti waktu dia masih remaja dulu.Aku pun terus membukakkan sedikit seluar pendek yang aku pakai pada ketika tu dan kemudiannya tangan aku pun mula la mengusap-usap lembut batang kote aku sendiri yang dah berdenyut-denyut tu di depan pintu bilik tidur Mama aku tu sendiri.Batang kote aku hanya mengambil masa beberapa minit aje untuk air mani aku memancut keluar dengan pekat dan derasnya di atas lantai di depan pintu bilik tidur Mama aku tu sendiri.Kemudiannya aku pun terus berlari perlahan-lahan masuk ke dalam bilik tidur aku sendiri dan aku pun terus melancapkan batang kote aku sendiri sekali lagi di atas katil aku sendiri sambil membayangkan body Mama aku tu dalam keadaan berbogel sepenuhnya.Setelah beberapa minit kemudian,batang kote aku pun terus memancutkan air mani aku sekali lagi dengan agak banyaknya jugak dan kemudiannya aku pun terus tertidur di atas katil aku sendiri dalam keadaan kepuasan dengan berbogel sepenuhnya dan tanpa berselimut jugak.
Ketika aku sedang tertidur dalam kepuasan dan dalam keadaan berbogel,aku terasa seperti ada orang duduk di atas katil aku.Apabila aku membukak mata aku,aku terlihat Mama aku tu sedang mengusap-usap rambut aku sambil tersenyum.Pada ketika tu Mama aku tu hanya memakai jubah tidur sutera nipis dan singkat sahaja.Aku pun terus tergamam dan malu kerana pada ketika itu aku tidak berselimut dan batang kote aku yang masih menegang tu tersengguk-sengguk di hadapan mata Mama aku tu.Mama aku tu pun terus duduk di atas katil aku sambil menyilangkan kedua-dua belah kakinya pun cuba la mententeramkan aku.Pada ketika tu jam telahpun menunjukkan lebih kurang pukul 10:30 malam hari Rabu 11 Mei 2005.
“Sayang terperanjat ker Mama ada kat sini…???”Rosman hanya mampu mengangguk.
“Maafkan Man,Mama…!!!Man rasa panas sangat la tadi,Mama…!!!”kata aku cuba nak memberikan alasan.
“Mama faham,Sayang…!!!Kenapa Mama nampak macam ada kesan tompok-tompok air mani Man kat atas cadar katil Man ni,Sayang…???Man dah pancutkan air mani Man tu sendiri ker tadi,Sayang…???Man melancapkan batang kote tadi ye,Sayang…???Mesti banyak dan pekat air mani Man yang dah terpancut tu tadi,kan Sayang…???”Mama aku tu bertanya dan berkata pada aku lagi.
“Maafkan Man,Mama…!!!Man dah rasa tak tahan sangat la tadi…!!!”aku hanya mampu menjawab lemah.
“Tak mengapa la,Sayang…!!!Mama faham sangat akan gelodak keinginan nafsu seks dan batang kote Man tu,Sayang…!!!”kata Mama aku tu pada aku lagi.
Tangan Mama aku tu terus merapati batang kote aku lalu terus mengusapnya dengan lembut.Aku pun terus tersentak dengan kelakuan Mama aku tu tetapi kemudiannya aku telah merengek-rengek kesedapan dan mula menunjal-nunjal genggaman Mama aku tu.Batang kote aku semakin mencanak-canak apabila diusap-usap begitu.Mama aku tu pun terus mengusap lembut batang kote aku dengan urutan atas-bawah.Setiap kali genggaman tangan Mama aku tu mencecah kepala batang kote aku,Mama aku tu dapat melihat takuk kepala batang kote aku mengembang dengan begitu besar sekali.
“Man,sayang la air mani Man terbuang begitu aje…!!!Membazir tau,Sayang…!!!”ucap Mama aku tu dengan lembut pada aku.
“Man dah tak tau nak buat macam mana lagi la,Mama…!!!Man rasa takut sangat nak ajak perempuan lain melakukan hubungan seks bersama dengan Man…!!!”kata aku pada Mama aku tu.Aku sudah pun mula tenang dan asyik dengan usapan Mama aku tu.
“Air mani Man ni adalah penyambung zuriat kita tau,Sayang…!!!Man sepatutnya pancutkan air mani Man ni ke dalam mulut,lubang cipap dan rahim mana-mana perempuan yang Man suka dan Man cinta tau,Sayang…!!!”kata Mama aku tu pada aku lagi.
Kemudian dengan selambanya Mama aku tu pun terus la merapatkan bibirnya kepada kepala batang kote aku yang besar tu dan Mama aku tu pun terus mengucup lubang kencing aku pada batang kote aku tu.Kemudiannya Mama aku tu pun terus memasukkan batang kote aku ke dalam mulutnya dan Mama aku tu pun terus mengulum batang kote aku dengan begitu lembut serta sangat enak sekali.Aku pun terus terjerit kenikmatan.Batang kote aku sekarang berada sepenuhnya di dalam kesuaman mulut Mama aku tu sendiri.Aku terasa nikmat yang teramat sangat dan aku pun mula mengerang-ngerang dengan agak kuat.Batang kote aku telah mencanak-canak keras di dalam kesuaman dan kenikmatan mulut Mama kesayangan aku tu.Sambil Mama aku tu mengulum batang kote aku,Mama aku tu pun turut jugak mengusap-usap lembut buah pelir aku.
Seketika kemudian Mama aku tu terus berhenti mengulum batang kote aku.Mama aku tu yang sudah berpengalaman tahu jika dia meneruskan mengulum batang kote aku untuk beberapa saat lagi,maka air mani aku pasti akan memancut keluar.Aku agak tersentak bila Mama aku tu berhenti mengulum batang kote aku dan aku seperti berasa agak kecewa sedikit.Mama aku tu pun terus bangun dari katil aku,lalu merenung mata aku.Aku tersipu-sipu malu.Kemudiannya,dengan perlahan Mama aku tu pun terus menurunkan tali halus jubah tidur sutera nipisnya pada bahagian atas dan terserlah la sepasang kedua-dua tetek Mama aku tu yang kelihatan amat subur bentuknya.Mata aku tidak berkedip merenung kedua-dua tetek Mama aku tu yang pernah satu ketika dulu aku hisapnya untuk meminum susunya.Kemudiannya Mama aku tu pun terus melorotkan jubah tidur sutera nipis bertali halus yang dipakainya turun ke atas lantai bilik tidur aku.Kini aku telahpun dapat melihat dengan dekat dan jelas betapa montok dan padatnya bontot tonggek Mama aku tu.Bontot tonggek Mama aku tu sememangnya sangat tonggek,sangat lebar dan sangat gebu.Alur lubang bontot tonggeknya tu hampir tidak kelihatan oleh kedua-dua belah daging bontot tonggeknya yang gemuk dan berselulit tu.Batang kote aku terus tersengguk-sengguk penuh dengan bernafsu seks.Di hadapan aku pada ketika ni telah berdiri Mama aku tu sendiri dalam keadaan telanjang bogel.Mama aku tu pun terus menghampiri aku dengan perlahan-lahan dan dia dapat melihat air mazi aku telah keluar sedikit demi sedikit melalui lubang kencing aku.Mama aku tu tahu yang aku sudah tidak sabar-sabar untuk merasakan keenakan lubang cipap dan seluruh tubuh wanita buat kali pertama kalinya.
Dengan lembutnya Mama aku tu pun terus naik ke atas badan aku yang sedang dalam keadaan berbaring tu.Bibir lubang cipap Mama aku tu kini berada betul-betul di atas kepala batang kote aku yang sedang tegak kekerasan.Dengan perlahan-lahan Mama aku tu pun terus merendahkan bontot tonggeknya merapati batang kote aku.Sebaik sahaja kepala batang kote aku mencecah bibir lubang cipap Mama aku tu,aku pun terus tersentak.Mama aku tu terus memegang batang kote aku dan dengan lembut membiarkan batang kote aku terus memasuki ke dalam rongga lubang cipapnya sehingga akhirnya batang kote aku santak ke pangkal dalam lubang cipapnya tu buat kali pertamanya.Aku pun terus terjerit kenikmatan dan Mama aku tu pun turut jugak mendesah.Aku mula merasai nikmat yang teramat sangat.Lubang cipap yang sedang aku jolok tu berasa amat lembut dan enak,ketat dan suam.
“Hhhaaahhh…!!!”bunyi Mama aku tu mendesah setelah batang kote aku masuk ke dalam lubang cipapnya tu buat kali pertamanya.
Setelah aku kembali tenang,Mama aku tu pun dengan lembutnya terus memulakan henjutan demi henjutan lubang cipapnya tu ke atas batang kote aku.Nikmatnya tidak terkata.Mahu aje aku pancutkan air mani aku pada ketika tu jugak dan Mama aku tu pulak dengan selambanya mula merengek-rengek manja.Mama aku tu jugak sudah mula merasakan kenikmatan batang kote aku sendiri.Bulu-bulu batang kote aku bergesel-gesel dengan bulu-bulu lubang cipap Mama aku yang lebat tu.Aku pun terus memeluk Mama aku tu dengan sangat erat sambil meramas-ramas bontot tonggek dan lebar Mama aku tu sendiri.
Di hadapan mata aku pada ketika ni,aku boleh nampak dengan jelas batang kote aku sedang ditelan perlahan-lahan oleh lubang cipap Mama aku tu.Aku jugak boleh nampak dengan jelasnya kegebuan dan kesempurnaan peha dan betis Mama aku yang sedang mencangkung tu.Batang kote aku tersengguk-sengguk merasai keenakan dan kelazatan lubang cipap Mama aku tu sendiri.Setelah agak puas Mama aku tu menghenjut-henjutkan batang kote aku di dalam lubang cipapnya dengan cara duduk,Mama aku tu pun kemudiannya terus bangun perlahan-lahan untuk mencabut keluar batang kote aku dari dalam lubang cipapnya tu dan kemudiannya Mama aku tu pun terus mengesot ke sebelah aku.Mama aku tu pun kemudiannya terus membelakangkan aku dan terus menonggengkan bontot tonggeknya dengan begitu lentik sekali.Aku berasa amat terpegun sekali dengan kesempurnaan bentuk bontot tonggek Mama aku yang lebar dan padat tu.
“Sekarang ni Mama nak buat macam mana ni…???”tanya aku pada Mama aku tu.
“Sayang,sekarang ni Mama nak Man masukkan batang kote Man tu kat dalam lubang bontot tonggek Mama ni pulak dan Man terus jolok pulak lubang bontot tonggek Mama ni dengan batang kote Man tu pulak…”kata Mama aku tu pada aku.
“Mama izinkan ker Man buat macam tu pada Mama…???”aku bertanya lagi pada Mama aku tu.
“Ye,Sayang…!!!Mama izinkan sangat Man untuk buat macam tu…!!!Mama mahu kita berdua sama-sama akan dapat kepuasan seks yang sangat maksimum nanti,Sayang…!!!”balas Mama aku tu pada aku pulak.
Bila mendengarkan kata-kata Mama aku tu,aku pun terus la pergi ke belakang Mama aku tu dan terus memeluk erat Mama aku yang subur tu dari arah belakang.Kepala batang kote aku yang amat besar tu aku halakan ke lubang bontot tonggek Mama aku yang kelihatan amat menyelerakan tu pulak.Sebaik sahaja takuk kepala batang kote aku melepasi simpulan lubang bontot tonggek Mama aku yang enak tu,aku terjerit kenikmatan.Belum pernah lagi aku merasakan keenakan yang sebegitu rupa.
Mama aku yang sedang menonggeng tu terus merelakan aku menghenjut lubang bontot tonggeknya.Semakin lama Mama aku tu semakin melentikkan bontot tonggeknya yang menjadi idaman ramai lelaki tu.Aku pulak bersungguh-sungguh menunjalkan batang kote aku dengan sedalam-dalamnya ke dalam lubang bontot tonggek Mama aku yang sangat enak dan sangat lazat tu.Aku dapat merasakan bahawa lubang bontot tonggek Mama aku tu sedang mengemut dan mengusap kepanjangan batang kote aku dengan lembutnya.Aku jugak dapat melihat dengan dekat bagaimana batang kote aku merobek lubang bontot tonggek Mama aku yang comel tu.Lubang bontot tonggek Mama aku tu pulak dah semakin berlendir-lendir dan itu telah menambahkan lagi keenakan yang aku rasakan.Semakin dalam batang kote aku menunjal lubang bontot tonggek enak Mama aku tu,semakin terasa kelazatan dan kemanisannya.Buah pelir aku terhinggap-hinggap ke bibir lubang cipap Mama aku yang berbulu lebat tu.Kami berdua pun terus meraung-raung kenikmatan.
“Man…Ooohhh Man…!!!Tunjal lagi dalam, Sayang…!!!Rasakan keenakan lubang bontot tonggek Mama ni,Sayanggg…!!!”kata Mama aku tu pada aku.
“Man dah geram sangat dengan bontot tonggek Mama ni la,Mama…!!!Padat,lebar,gebu dan tonggek pulak tu bontot tonggek Mama ni,Mama…!!!”kata aku pada Mama aku tu pulak.
“Rasa la dengan sepuas-puasnya,Sayanggg…!!! Ramai lelaki yang idamkan sangat bontot tonggek Mama ni,Sayanggg…!!!Man jugak yang dapat merasakannya akhirnya,Sayanggggg…!!!”kata Mama aku tu pada aku lagi.
“Man teramat-amat sangat cintakan dan sayangkan Mama dengan sepenuh hati Man ni,Mama…!!!Man teramat-amat sangat cintakan dan sayangkan Mama…!!!”kata aku pada Mama aku tu.
“Mama pun macam tu jugak,Sayanggg…!!!Rasa la lagi,Sayanggg…!!!Tunjalkan dalam-dalam lagi batang kote Man tu,Sayanggg…!!!”kata Mama aku tu pada aku pulak.
“Mamaaa…Ooohhh Mamaaa…!!!”jerit aku pada Mama aku tu sambil menikmati sondolan ke dalam saluran lubang bontot tonggek Mama aku yang maha subur tu.
Begitu la keadaan kami berdua yang sedang kenikmatan melakukan hubungan seks sumbang mahram tersebut.Aku sedang menikmati kelazatan lubang bontot tonggek Mama aku yang sememangnya menjadi idaman ramai lelaki tu.Lubang bontot tonggek Mama aku tu aku henjut-henjut dan aku sondol-sondol dengan sangat dalam demi untuk merasai kenikmatan lubuk lubang bontot tonggek Mama aku tu yang amat subur dan matang.Peha dan betis gebu Mama aku tu terkangkang dengan luas untuk membenarkan batang kote aku tertusuk jauh ke dalam lubang bontot tonggeknya.Kepala Mama aku tu pulak terdongak ke atas dan ini telah menambahkan lagi keinginan nafsu seks aku.Sesekali aku menarik rambut Mama aku tu supaya Mama aku tu terus menonggengkan bontot tonggeknya dengan lebih lentik dan tonggek lagi.Dari atas tubuh Mama aku tu,aku dapat melihat betapa padat dan dalamnya alur lubang bontot tonggek Mama aku yang sangat subur tu.Kami berdua seperti sepasang haiwan yang sedang mengawan untuk mendapatkan zuriat.
Aku sudah tidak tertahan kenikmatan lagi.Air mani aku sudah berlumba-lumba untuk memancut keluar.Buah pelir aku sudah berdenyut-denyut mengepam air mani aku ke arah saluran kencing aku,ditambah pulak dengan rasa geramnya aku pada lubang bontot tonggek Mama aku tu yang sedang kembang-kuncup.Aku tercungap-cungap menahan nafsu untuk memancut.Tunjalan batang kote aku ke dalam lubuk lubang bontot tonggek Mama aku tu dah semakin dalam.Mama aku tu pulak dapat merasakan yang aku dah semakin hampir sampai ke klimaks seks aku sendiri.Mama aku tu pun terus menghulurkan tangannya ke bawah celah kangkangnya dan terus mencapai kantung buah pelir aku.Mama aku tu kemudiannya terus meramas-ramas buah pelir muda aku tu dengan lembut supaya aku dapat kurangkan rasa untuk memancutkan air mani aku tu.Aku sudah meraung-raung dengan penuh bernafsu seks dan tindakan Mama aku tu akhirnya telah berjaya mengurangkan rasa untuk aku memancutkan air mani aku sendiri pada ketika tu.
“Man dah terasa nak terpancut sangat sekarang ni,Mama…!!!”desah aku pada Mama Sofea aku tu.
“Sabar la dulu,Sayanggg…!!!Jamah lagi lubang bontot tonggek Mama ni dengan sepuas-puasnya dulu,Sayanggg…!!!”kata Mama Sofea aku tu pada aku.
“Mama,Man nak pancutkan air mani Man ni kat dalam lubang bontot tonggek Mama ni boleh tak…???Man nak rasa sangat kesuburan lubang bontot tonggek Mama ni…!!!”tanya dan kata aku pada Mama aku tu.
“Nanti membazir aje air mani Man tu kalau Man pancutkan kat dalam lubang bontot tonggek Mama ni,Sayanggg…!!!Sayang aje la air mani Man tu terbuang begitu aje,tahu tak Sayanggg…???Lubang cipap Mama ni kan ker ada,Sayanggg…???”kata Mama aku tu pada aku.
“Man tahu lubang cipap Mama tu subur sangat,Mama…!!!Man takut nanti Man termengandungkan Mama pulak,Mama…!!!”kata aku pada Mama aku tu pulak.
“Mama nak sangat bagi Man rasa macam mana lazatnya pancutkan air mani ke dalam lubang cipap dan rahim Mama ni dan Mama memang nak sangat rasakan air mani Man tu bertakung kat dalam lubang cipap Mama ni,Sayanggg…!!!Man jangan la takut kalau-kalau Man akan termengandungkan Mama nanti,Sayanggg…!!!Lagipun Mama dah makan pil pencegah kehamilan tadi dan selama ni pun Mama memang makan pil pencegah kehamilan, Sayanggg…!!!Pancutkan la air mani pekat Man tu banyak-banyak kat dalam lubang cipap Mama ni,ye Sayanggg…!!!”kata dan tanya Mama aku tu pada aku pulak.
“Mama,Man nak mintak izin pancutkan air mani Man ke dalam lubang cipap Mama tu ye…!!!”kata aku pada Mama aku tu pulak.
“Baiklah Sayanggg…Mama izinkan Man buat macam tu…!!!Sondol la lubang cipap Mama ni dengan sepuas-puasnya,ye Sayanggg…!!!Biar sampai memancut-mancut air mani Man tu kat dalam lubang cipap Mama ni nanti…!!!”kata Mama aku tu pada aku lagi.
Tanpa menunggu lebih banyak masa lagi,aku pun terus dengan perlahan-lahan menarik keluar batang kote aku dari dalam lubang bontot tonggek Mama aku tu.Geram sungguh aku apabila melihat rongga lubang bontot tonggek Mama aku tu tertarik bersama dengan kepanjangan batang kote aku sendiri.Lebih geram lagi aku bila melihatkan lubang bontot tonggek Mama aku yang segar tu terlopong luas apabila batang kote aku habis aku tarik keluar.Dari atas Mama aku tu,aku dapat melihat bibir lubang cipap Mama aku yang subur tu dengan penuh kegeraman.Inilah lubang cipap yang akan menerima pancutan-pancutan air mani subur aku kelak.Aku pun terus mencium belakang Mama aku tu dengan lembut sambil menghalakan takuk kepala batang kote aku yang mengembang penuh tu ke pintu lubang cipap Mama aku tu dari arah belakang.Lendir yang banyak terdapat di celah bibir lubang cipap Mama aku tu telah memudahkan batang kote aku menyelinap masuk dan terus santak ke pangkal dalam lubang cipap Mama Sofea aku tu.Aku pun kemudiannya terus menggeletar keenakan sambil Mama aku tu tertonggek dan mendengus-dengus dengan penuh bernafas nafsu seks.
Aku pun terus menebuk lubang cipap Mama aku tu dengan dalam.Setiap kali kepala batang kote aku santak ke dasar lubuk lubang cipap Mama aku tu,aku akan terjerit kecil.Manakan tidaknya,seorang lelaki remaja sedang merasai keenakan melakukan hubungan seks sumbang mahram dengan Mamanya sendiri yang merupakan seorang perempuan yang amat subur.Aku boleh merasakan kesuburan dan kesegaran lubang cipap Mama aku tu.Sememangnya Mama aku tu adalah seorang perempuan yang amat lazat untuk dijamah oleh sesiapa aje.Dengan penuh geram aku pun terus menunjal-nunjalkan batang kote aku dengan sedalam-dalamnya demi untuk menikmati saat-saat terakhir sebelum lubang cipap Mama aku tu aku penuhi dengan air mani aku nanti.Di dalam hati aku,aku sudah mula jatuh cinta dengan Mama aku tu sendiri.Aku teramat sangat mahukan tubuh Mama aku tu untuk memuaskan keinginan nafsu seks aku pada setiap hari dan setiap malam.Aku tidak mahu wanita lain lagi.Bagi aku,Mama aku tu pun sudah memadai untuk aku menikmati kenikmatan melakukan hubungan seks sumbang mahram yang maksimum.
Keenakan lubang cipap subur Mama aku tu dengan serta-mertanya telah membuatkan buah pelir aku kembali berdenyut-denyut untuk memancut air mani aku.Kali ini aku akan membenarkan air mani aku membuak-buak keluar dengan sebanyak-banyaknya.Mama aku tu pulak sudah mengetahui keadaan nafsu seks aku.Kali ini Mama aku tu jugak akan merelakan lubang cipapnya dipenuhi dengan air mani aku.Kami berdua yang sedang enak saling melakukan hubungan seks sumbang mahram bersama itu mula terjerit-jerit tanpa berasa segan-silu.Kami berdua pun sudah semakin hampir dengan klimaks seks masing-masing.Kami berdua akan menikmati kepuasan saling melakukan hubungan seks sumbang mahram bersama sebentar saja lagi.Henjutan batang kote aku sudah semakin dalam dan padu ke dalam lubang cipap Mama aku tu.
Sampai pada satu ketika,air mani aku sudah tidak lagi tertahan.Buah pelir aku pun telah mengepam air mani aku dengan begitu banyak untuk dipancutkan ke dalam lubang cipap subur Mama aku yang sedang rela menadah tu.Mama aku tu pun terus meraung-raung merayu pancutan air mani aku sendiri.Dengan penuh geram akan sekujur tubuh bogel Mama Sofea aku yang sedang menonggek tu,aku pun terus menunjalkan batang kote aku jauh ke dasar lubang cipap Mama aku tu,lalu memancutlah air mani aku yang begitu pekat dan subur tu ke dalam lubuk lubang cipap Mama Sofea aku tu buat kali pertamanya pada lebih kurang pukul 11:20 malam hari Rabu 11 Mei 2005.Bila memancut aje air mani aku dengan deras dan banyak tu,aku pun terus menjerit-menjerit kepuasan.Seluruh bilik itu aku rasakan bercahaya-cahaya akan kenikmatan pancutan air mani aku yang sedang aku rasai pada ketika itu.Pasangan aku pulak,iaitu Mama aku tu sendiri pulak tersentak,lalu tertonggeng apabila merasakan kepanasan pancutan air mani aku telah mengenai dasar lubang cipapnya.
“Man dah pancut,Mamaaa…!!!Man dah pancut,Mamaaaaa…!!!”desah aku pada Mama aku tu.
“Ooooohhhhh Sayanggg…Pancut lagi banyak-banyak, Sayanggg…!!!Pancutkan air mani Man tu dengan sepuas-puasnya,Sayanggg…!!!Pancutkan air mani pekat Man tu kat dalam lubang cipap Mama ni sendiri dengan sepuas-puasnya,Sayanggggg…!!!” desah Mama Sofea aku tu pada aku pulak.
“Enak dan sedapnya sangat,Mamaaa…!!!Lazatnya pancut kat dalam lubang cipap Mama ni dari arah belakang,Mamaaaaa…!!!”kata aku pada Mama aku tu.
“Rasa la,Sayanggg…!!!Rasakan dengan sepuas-puasnya air mani pekat Man tu meleleh kat dalam lubang cipap Mama ni,Sayanggg…!!!”kata Mama aku tu pada aku.
“Aaaaahhhhh…Aaaaahhhhh…Aaaaahhhhh…!!!Nah, Mamaaa…!!!Nah air mani Man ni,Mamaaaaa…!!!”jerit aku pada Mama aku tu sambil aku terus menyondol lubang cipap Mama aku tu dengan batang kote aku.
“Banyaknya air mani yang dah terpancut ni,Sayanggg…!!!Pekatnya air mani ni,Sayanggg…???Mesti sedap sangat ni,kan Sayanggggg…!!!”kata Mama aku tu pada aku.
“Mama…Mama…Enak sangat la,Mama…!!!Enak tersangat-sangat la,Mama…!!!”aku pun terus merengek-rengek sambil memeluk erat Mama aku tu dari arah belakang.
“Sayang…Sayang anak Mama…Pekat sungguh air mani Sayang memancut kat dalam lubang cipap Mama ni ye,Sayanggggg…!!!”kata Mama aku tu pada aku lagi.
“Tadah air mani Man ni,Mamaaaaa…!!!”kata aku pada Mama aku tu pulak.
“Mama tengah tadah air mani Sayang tu sekarang ni la,Sayanggg…!!!Pancut dalam-dalam, Sayanggg…!!!Pancutkan dengan banyak-banyak lagi,Sayanggg…!!!Ooohhh sedapnya,Sayanggg…!!! Perah air mani Sayang tu sampai habis,Sayanggg…!!!Pancutkan semuanya kat dalam lubuk lubang cipap Mama ni,Sayanggg…!!!Ooohhh sedapnya,Sayanggggg…!!!”desah Mama aku tu pada aku.
Mencicit-cicit Mama aku tu apabila aku pancutkan air mani aku ke dalam lubang cipapnya dengan sedemikian rupa.Mama aku tu pun terus menggelinjang-gelinjang kepuasan ketika aku terus menebuk-nebuk lubang cipapnya tanpa henti.Mama Sofea aku tu jugak terus terbeliak dan terlopong sambil mendengus-dengus setiap kali air mani pekat aku menembak-nembak pintu rahimnya yang amat subur tu.Aku pun terus memeluk Mama aku tu dengan sangat eratnya dengan batang kote aku masih lagi tertusuk jauh ke dalam lubang cipap Mama aku yang amat subur tu.Mama aku yang amat subur tu akhirnya telah dapat merasakan kepuasan seks yang teramat sangat.Aku berasa sungguh geram dengan kecomelan Mama aku tu dan aku pun meneruskan lagi sondolan-sondolan batang kote aku dengan lebih dalam dan ganas lagi sambil kedua-dua tangan aku telah mencapai kedua-dua tetek Mama aku tu untuk aku meramas-ramasnya pulak.Tiada satu pun titisan air mani berharga aku yang meleleh keluar dari dalam lubang cipap Mama aku yang amat dalam tu.Aku pun kemudiannya terus memeluk Mama aku tu dengan begitu erat sambil terjolok-jolok ganas dan dalam untuk menikmati setiap pancutan air mani aku ke dalam lubang cipap matang Mama aku tu.Ada lebih kurang 10 das pancutan air mani aku lepaskan ke dalam lubang cipap Mama aku yang maha lazat tu.Setelah beberapa minit aku menikmati pancutan air mani aku ke dalam lubang cipap Mama aku tu,aku masih lagi menyondol-nyondol lembut untuk merasai lelehan-lelehan terakhir air mani pekat aku di dalam kesuaman lubang cipap Mama aku tu.
Kami berdua akhirnya akur dengan kenikmatan saling melakukan hubungan seks sumbang mahram bersama buat kali pertamanya sebentar tadi.Mama Sofea aku tu pun terus berkeras supaya aku tidak mencabut keluar batang kote aku dari dalam lubang cipapnya sendiri supaya tiada air mani aku yang akan meleleh keluar dari dalam lubang cipapnya tu.Mungkin aku tidak berapa sedar bahawa lubang cipap Mama aku tu adalah amat subur dan matang.Walaupun setitis air mani mana-mana lelaki pun yang dapat masuk ke dalam lubang cipapnya tu,pasti akan dapat termengandungkan Mama aku tu,inikan pulak begitu banyak air mani aku telah mengalir ke dalam lubang cipap Mama aku tu tadi tanpa sedikit pun yang terbazir,tapi Mama aku tu telah memberikan jaminannya pada aku bahawa Mama aku tu takkan termengandungkan ‘anak’ aku kerana Mama aku tu telahpun memakan pil pencegah kehamilan sebelum kami berdua saling melakukan hubungan seks sumbang mahram bersama tadi.Di dalam keselesaan air-cond yang sejuk kat dalam bilik tidur aku tu,kami berdua telah saling berbual-bual dengan sangat mesranya bersama-sama.Pada ketika tu jam telahpun menunjukkan lebih kurang pukul 12:25 tengah malam hari Khamis 12 Mei 2005.
“Sayang,enak tak dapat pancutkan air mani Sayang tu kat dalam lubang cipap Mama ni tadi…???”tanya Mama aku tu pada aku.
“Enak sangat,Mama…!!!Sedap sangat rasanya masa Man pancutkan air mani Man ni kat dalam lubang cipap Mama tu tadi,Mama…!!!Nanti bagi Man pancut lagi air mani Man ni kat dalam lubang bontot tonggek subur Mama tu pulak ye,Mama…!!!”jawab dan kata aku pada Mama aku tu.
“Emmm…Emmm…Boleh,Sayanggg…!!!Tak ada sebarang problem pun pada Mama untuk Man buat macam tu,asalkan Man rasa sangat puas dan Man dapat berikan kepuasan seks yang sepenuhnya pada Mama lagi,Sayanggggg…!!!”rengek Mama aku tu pada aku dengan manja sambil aku pun terus menunjal-nunjal lembut lubang cipapnya.
“Man rasa puas sangat tadi,Mama…!!!Terima kasih banyak-banyak Man nak ucapkan pada Mama sebab Mama dah bagi peluang pada Man untuk merasa lubang cipap dan jugak lubang bontot tonggek wanita buat pertama kalinya tadi,Mama…!!!Mama rasa sedap sangat tak tadi…???”tanya aku pada Mama aku tu.
“Mama pun rasa puas sangat tadi,Sayang…!!!Mama pun nak ucapkan terima kasih banyak-banyak pada Man sebab Man dah berikan kepuasan seks yang sangat maksimum pada Mama tadi,Sayang…!!!Mama memang rasa sangat puas tadi,Sayang…!!!Papa Man pun tak dapat berikan kepuasan seks yang sebegitu rupa pada Mama sepertimana yang Man telahpun berikan pada Mama tadi,Sayang…!!!Papa Man tu sentiasa sibuk dan itu telah menyebabkan Mama rasa sangat kesunyian,kesepian serta kegersangan nafsu seks,Sayang…!!!Nasib baiklah ada Man tadi,dapat jugak la Mama merasakan kepuasan seks lagi tadi,Sayang…!!!Di samping tu jugak,tadi tu adalah merupakan hadiah birthday Man yang ke-17 tahun ni tadi dan hadiah tu adalah merupakan hadiah yang paling special untuk Man daripada Mama,Sayang…!!!”terang Mama aku tu pada aku dengan panjang lebarnya sambil mencium mulut dan mengucup bibir aku dengan sangat bernafsu seks dan jugak memeluk aku dengan sangat eratnya.
“Terima kasih banyak-banyak Man nak ucapkan sekali lagi pada Mama sebab Mama dah berikan hadiah birthday yang paling special pada Man tadi…!!!Man takkan lupakan hadiah birthday yang ke-17 tahun Man ni sampai bila-bila pun,Mama…!!!”kata aku pada Mama Sofea aku tu pulak.
Pada lebih kurang pukul 1:30 pagi hari Khamis 12 Mei 2005,kami berdua pun mula lena dan saling tidur seranjang sumbang mahram bersama di atas katil aku sendiri buat pertama kalinya dalam keadaan saling berbogel bersama dan jugak dalam kepuasan.Aku masih lagi terus menjolok-jolok lembut lubang cipap subur Mama aku tu yang pada ketika ni telah melekit-lekit dengan air mani aku.Inilah pengalaman melakukan hubungan seks aku buat pertama kalinya.Aku berasa begitu sangat puas dengan perlakuan hubungan seks sumbang mahram bersama dengan Mama kesayangan aku tu sebentar tadi.
Pada keesokkan harinya (iaitu hari Khamis 12 Mei 2005),aku telah bangun seperti biasa pada lebih kurang pukul 6:30 pagi untuk mandi dan bersiap untuk pergi ke sekolah seperti biasa.Aku lihat Mama aku tu telah tiada di sebelah aku pada ketika aku telah terbangun kerana Mama Sofea aku tu telah bangun lebih awal untuk menyediakan sarapan pagi untuk aku makan sebelum aku pergi ke sekolah.Setelah aku selesai mandi dan memakai pakaian uniform sekolah aku,aku pun terus pergi ke ruang makan untuk bersarapan pagi bersama dengan Mama Sofea aku tu.Setelah selesai bersarapan pagi,kami berdua pun terus saling berpeluk-pelukkan,berkucupan bibir dan berciuman mulut dengan teramat sangat mesra dan eratnya sebelum aku pergi ke sekolah pada lebih kurang pukul 7:10 pagi hari Khamis 12 Mei 2005.Setelah aku pulang dari sekolah pada lebih kurang pukul 2:30 petang hari Khamis 12 Mei 2005,aku akan makan tengahari terlebih dahulu dan kemudiannya Mama aku tu akan mengajak aku masuk ke dalam bilik tidurnya sendiri.Kami berdua pun terus la saling melakukan hubungan seks sumbang mahram bersama sebanyak 4 kalisehingga lebih kurang pukul 7:30 malam hari Khamis 12 Mei 2005.Selepas tu kami berdua terus berehat untuk mandi junub dan makan malam bersama.Pada lebih kurang pukul 9:00 malam hari Khamis 12 Mei 2005,kami berdua pun terus saling melakukan hubungan seks sumbang mahram bersama sebanyak 4 kalisehingga lebih kurang pukul 2:00 pagi hari Jumaat 13 Mei 2005 dan seterusnya kami berdua pun terus saling tidur seranjang berbogel sumbang mahram bersama untuk malam yang ke-2.Sehingga hari Selasa 31 Mei 2005,kami berdua telahpun saling melakukan hubungan seks sumbang mahram bersama sebanyak 174 kaliselama 21 hari (iaitu sebanyak lebih kurang 8.3 kali sehari) dan kami berdua jugak telah saling tidur seranjang berbogel sumbang mahram bersama sebanyak 20 malam.
Sehingga kini aku dan Mama Sofea aku tu masih lagi meneruskan hubungan seks sumbang mahram kami berdua.Apabila Papa aku keluar bekerja,Mama Sofea aku tu pun kemudiannya akan terus membogelkan tubuh montoknya untuk tatapan aku.Tanpa segan-silu Mama aku tu akan melakukan kerja-kerja rumah dalam keadaan berbogel pada setiap masa,malah apabila Mama aku tu keluar menjemur pakaian pun Mama aku tu akan melakukannya dengan hanya berkemban tuala mandinya aje.Setiap kali aku pulang dari sekolah pada waktu tengahari,aku akan terus membogelkan diri aku sebaik sahaja aku memasuki pintu rumah dan Mama aku tu pulak akan terus mengulum batang kote aku sehingga aku memancut-mancutkan air mani aku dengan penuh kepuasan.
Selepas mandi dan menikmati makan tengahari bersama,kami berdua akan terus saling melakukan hubungan seks sumbang mahram bersama sebanyak beberapa kali tanpa berasa segan-silu dan tidak mengira di mana-mana pun,baik di dapur,di dalam bilik air,di dalam bilik tidur mahupun di ruang tamu.Titisan-titisan air mani aku boleh dilihat di mana-mana aje di sekitar di dalam rumah kami berdua tu.Apabila nafsu seks Mama aku tu sedang memuncak,Mama aku tu akan dengan selambanya akan mengajar aku untuk saling melakukan hubungan seks sumbang mahram bersama dengan agak banyak kalinya.
Setiap hari aku akan memuaskan keinginan nafsu seks aku ke atas seluruh body montok Mama aku tu sendiri.Setiap hari air mani subur aku akan membuak-buak masuk dengan pekat dan banyak ke dalam lubang cipap Mama aku tu sendiri.Sehingga sekarang ini Mama aku tu masih lagi tidak termengandungkan anak haram ataupun anak luar nikah kami berdua kerana Mama aku tu selalu memakan pil pencegah kehamilan untuk mengelakkan kehamilan luar jangkaan.Sehingga sekarang ini jugak Papa aku tu langsung tidak sedar bahawa dia sedang berkongsi kelazatan tubuh Mama aku tu dengan aku sendiri.Papa aku tu jugak tidak sedar bahawa Mama aku tu menggelinjang-gelinjang dan tertonggeng-tonggeng setiap hari akibat disondol oleh aku,anak lelaki tunggal kesayangannya sendiri.Kami berdua sememangnya sangat pandai merahsiakan perlakuan hubungan seks sumbang mahram kami berdua tu daripada pengetahuan Papa aku sendiri.
Aku jugak suka akan hubungan seks yang agak ganas.Kerapkali Mama aku tu akan mengulum batang kote aku terlebih dahulu sehingga air mani aku terpancut-pancut,lalu Mama aku tu akan menelan kesemua air mani aku tu.Kadangkala pulak lubang bontot tonggek Mama aku tu aku sondol-sondol dengan rakus sehingga lubang bontot tonggek lembut Mama aku tu menjadi merah dan selepas itu aku pancutkan pulak air mani aku yang masih begitu pekat dan banyak tu.Itulah kisah hubungan seks sumbang mahram di antara kami berdua,pasangan anak-beranak.Sememangnya tubuh Mama aku yang amat sempurna dan segar tu telah menjadi idaman ramai lelaki.Tiada lelaki yang normal dapat menahan keinginan nafsu seks mereka sendiri apabila melihat sekujur tubuh bogel Mama aku tu di hadapan mata mata mereka.Dengan bentuk bontot yang tonggek dan lebar serta padat dan jugak dengan bentuk peha dan betis yang sempurna serta bersih,body Mama aku tu adalah anganan ramai lelaki untuk dinikmati.Bukak aje belahan bontot tonggek Mama aku yang maha subur tu,maka akan kelihatan la betapa comel dan bersihnya simpulan lubang bontot tonggek dan celahan lubang cipap Mama aku yang sangat sempurna tu.
Ditambah pulak lagi dengan ketembaman belahan daging lubang bontot tonggek Mama aku tu yang mempunyai sedikit garis-garis selulit yang membuktikan keranuman lubang cipapnya tu.Aku adalah antara beberapa lelaki yang bertuah yang dapat menikmati kemanisan seluruh body Mama aku yang amat enak tu dan setiap kali dinikmati,lubang cipap subur Mama aku tu akan membuatkan setiap batang kote lelaki tersebut memancut-mancutkan air mani dengan begitu pekat dan deras sekali.Apatah lagi jika Mama aku tu mengizinkan untuk dibuntingkan,maka lebih enak la rasa setiap pancutan air mani benih lelaki ke dalam lubuk lubang cipapnya yang amat subur tu…
1K notes · View notes
irishophiaa · 4 years
Text
Aku Tertawan
Pada setiap perjalanan rindu,
Yang dikawal dengan hati- hati
Agar tak sebeku es batu, atau melulu mencair
Apalagi yang bergemuruh tak terdefinisi
September 2013
Pada bulan- bulan syahdu, yang telah kunanti. Tentang sebuah impian yang begitu dalam, harapan yang tersamarkan dalam doa- doa sepanjang waktu, sehingga timbul segala ikhtiar. Kenyataan, bahwa aku mendapatkan kesempatan melaksanakan pertukaran pelajar ke sebuah negeri yang masuk dalam daftar negara- negara yang ingin kujelajahi suatu hari nanti. Terletak di benua Eropa, memiliki pohon maple, dandelion dan hamparan Tulip, memiliki 4 musim, budaya yang unik serta pendidikan yang tak kalah menantang dari tanah airku. 
Ketika memikirkan tentang kesempatan itu, aku telah sampai di bandara Internasional Schiphol- Belanda. Aku masih belum menyangka, kakiku benar- benar menapak di atas negeri Kincir Angin. Aku begitu menikmati apa yang aku lihat saat itu, hampir setiap sudut tak terlepas dari perhatian mataku. Aku sengaja berjalan lamban- lamban untuk menikmati udara dingin yang belum pernah kurasakan di negeri tercinta, terlebih bus menuju ke pusat kota masih sekitar setengah jam jadwalnya. Sampai seorang teman melambaikan tangan dan memberi sinyal untuk ku, agar aku menuju ke arahnya.
“Aira, ini teman kamu ya?”. Kata Nona, mahasiswa jurusan Bahasa Belanda satu- satunya teman dari Indonesia yang akrab denganku. Aku memandang perempuan berjilbab besar disamping Nona.
“Assalamualaikum Aira...”, sapa seorang teman disamping Nona.
“Waalaikumsalam...”. Aku memandangnya dari atas hingga bawah. Wajahnya tak asing, tapi namanya benar- benar kulupa.
“Aku Nur”, katanya. Aku membuka mulut, mencoba mengingat- ingat karena teman ku bernama Nur cukup bertebaran dimana- mana. Aku lihat sekali lagi, alisnya tebal dan indah, wajahnya ayu khas perempuan Indonesia, dan saat tersenyum memunculkan lesung pipit kecil disebelah kanan pipinya. Wajahnya membawa kekhasan dalam dirinya.
“Nur, teman SMP?”, tanyaku sambil menunjuk. Dia mengembangkan senyumnya dan kita berpelukan.
Nur Sabillah Farrizky, teman SMP ku yang dulu cupu dan kutu buku. Saat SMP, Nur adalah siswa terpandai dikelas, sekarang dia menjadi mahasiswa kedokteran salah satu universitas negeri di Indonesia. Dulu kami tidak terlalu dekat, tapi beberapa kali pernah bermain ke rumahnya untuk kerja kelompok. Suatu hari setelah bermain, Nur pernah bercerita ingin menjadi seorang dokter, dan hari itu aku benar- benar melihatnya mewujudkan impiannya. Begitupun denganku. Setelah beradu rindu, kita memutuskan untuk duduk- duduk di lobby bandara sambil menunggu bus. Bercerita tentang perjalanan kita, yang akhirnya membawa kita bertemu kembali setelah 6 tahun tak berjumpa.
Ternyata, Nur tidak hanya mendapat kesempatan student exchange tetapi juga untuk riset penelitian dibidang kedokteran. Aku tidak habis pikir, selain cantik dan bersahaja, dia begitu pandai dan rendah hati. Pantas saja, lelaki yang dulu pernah ku incar ternyata mengincarnya. Lelaki itu, bahkan memilih sekolah di universitas dan jurusan yang sama dengan Nur. Ya begitulah…, pengorbanan perasaan setiap orang memang berbeda- beda. Meskipun begitu, aku mendengar bahwa mereka belum pernah berkencan hingga saat ini.
Mengingat masa remaja kala itu, waktu sungguh berharga untuk bermain, bergaul, mungkin juga merasakan jatuh cinta pertama kali. Tetapi, cinta pertamaku benar- benar bertepuk sebelah tangan. Aku tak menangis, tak marah bahkan membenci, seperti remaja pada umumnya. Meskipun hingga detik itu, aku masih belum percaya, bahwa waktu dan jarak belum bersepakat membuat ku lupa tentang cinta pertama, yang kusimpan dalam hati. 
Kisah masa lalu yang tak pernah ku tawar, apalagi hindari. Selagi ia berjalan sebagaimana mestinya, aku tak pernah khawatir. Sebab, kita masih sama- sama harus menabung rindu, kala janji kita pada orang tua adalah yang utama, tentang menuntut ilmu. Sabda Tuhan juga telah mengatakan, bahwa ia yang selalu menjaga hati dan diri akan selamat pada akhirnya serta indah pada waktunya.
-----------------------------------
Amsterdam Center
21 September 2013
Aku diberi tahu oleh Nona bahwa akan di adakan meet and greet (silahturahmi) dengan KBRI Indonesia di Den Haag, acara akan di adakan nanti sore pukul 16.00 waktu setempat. Silahturrahmi itu di adakan untuk menyambut mahasiswa student exchange, calon mahasiswa dan pekerja yang baru saja sampai di Belanda. Betapa senangnya aku, mengingat akan bertemu dengan teman- teman dari tanah air. Seperti yang telah diceritakan Nona, kemungkinan besok, hari minggu kita juga akan mengadakan rekreasi ke tempat wisata terdekat dengan teman- teman.
Hari itu, aku bersiap- siap membawa beberapa pakaian, kamera, carger, dan tak ketinggalan visa serta kartu identitas penting yang aku simpan didompet khusus. Aku akan tinggal disana selama dua hari satu malam dan menginap di hotel terdekat yang murah meriah rekomendasi teman. Kata Nur, perjalanan dari Amsterdam ke Den Haag menghabiskan waktu kurang lebih 55 menit menggunakan kereta.
Beberapa hal yang menjadi shock culture di negara orang, mulai dari makanan, ketepatan waktu ketika akan pergi keluar kota untuk mengejar kendaraan yang menjadi tujuan, serta mempersiapkan hal- hal yang mungkin belum pernah kulakukan di Indonesia. Salah satu yang menarik adalah, membeli kartu OV-chipkaart anonim (khusus turis) sejenis kartu sakti yang bisa digunakan untuk pembayaran bus, tram, metro atau pun kereta. Kartu sakti semacam ini, di Indonesia masih awam saat itu.
Awalnya kita akan berangkat menggunakan tram, tetapi beberapa saran dari teman lebih baik naik kereta, selain jamnya tepat dan transportasinya nyaman, kita juga bisa mengabadikan fasilitas- fasilitas unik didekat Amsterdam Central Station. Saat berada di depan stasiun, aku dan teman- teman sengaja mengabadikan momen- momen kebersamaan. Biar waktu pulang ke Indonesia, bisa aku pamerin ke Ibu, Bapak dan adik.
Beberapa menit kemudian- kereta datang. Aku duduk disebelah Nona dan didepanku Nur. Nur sengaja menyisahkan satu kursi disebelahnya, untuk temannya yang akan mengantar kita ke KBRI. Dia akan masuk dari Laiden Central Station. Sekitar 45 menit kemudian, kereta berhenti di stasiun Laiden, setelah sebelumnya berhenti di Haarlem . Seorang laki- laki berbadan tegap dan tinggi, dia memakai topi hitam melambaikan tangan kearah kami, lebih tepatnya ke arah Nur. Nur tersenyum dan memberi kode agar dia segera duduk disampingnya. Lelaki itu memandangiku dan Nona.
“guys, ini teman aku dikampus, namanya Arman. Dia uda dapat study duluan, jadi adik kelasnya Albert Einstain di Laiden University”, celetuk Nur memperkenalkan temannya. Arman tersenyum ke arah kami.
“Hai…”, kata Arman sambil mengulurkan tangannya kepada Nona, Nona menjabat tangan- membalas Arman.
“Winona, panggil aja Nona”, balasnya, dengan nada riang khas dia.
Kemudian Arman mengulurkan tangannya kepadaku, aku menutup tangan dan menariknya menjauh mendekati dadaku. Dia terlihat sedikit malu, tapi kemudian dia mengalihkan dengan tersenyum dan aku membalasnya.
“Panggil saja Aira”,  kataku kemudian.
Nur melirik ke arahku kemudian ke arah Arman sambil tersenyum. Nona yang periang berhasil memecahkan suasana kaku yang sempat menyerang. Kita bercerita satu sama lain, Nona yang dari universitas swasta terkenal di Jakarta dan aku disini yang satu- satunya dari universitas negeri yang berada di kota Malang- Jawa Timur, sedangkan Nur dan Arman dari universitas negeri yang sama di Jakarta.
Den Haag Central Station
Sekitar 12 menit, kita sudah sampai di stasiun Den Haag. Setelah itu, kita naik bus ke arah Banstraat yang terletak dibelakang gedung KBRI, kemudian jalan kaki sekitar 4 menit untuk menuju ke gedung. Pertama kali keluar negeri membuatku terkagum- kagum melihat beberapa keunikan yang terlihat sepanjang jalan. Aku mengambil gambar beberapa turis yang sedang naik transportasi umum, yang jalan kaki, naik sepeda dan mengabadikan beberapa statue unik disekitarnya.
“ehemm…, setahuku mengambil gambar orang asing bisa kena sanksi loh”, kata seseorang dibelakangku. Aku menoleh ke arahnya. Ternyata yang menegurku adalah Arman.
“oh ya…?”, tanyaku polos. “maaf, aku ga tahu”
“boleh pinjam kameranya?”, katanya menengadahkan tangan.
Aku memberikan kameraku. Dia mengarahkan kemeranya ke arah gedung KBRI didepan kami, gedung sebelahnya, kemudian terlihat mengambil gambar gedung itu dan mengarahkan kameranya ke arahku, seolah akan mengambil gambarku. Aku risih melihatnya seperti itu, aku menolehkan pandangan dan berpura- pura mengejar Nur dan Nona yang berjalan didepan kami. Arman menyusulku dan teman- teman. Jujur, dia orang yang baru saja kukenal, tapi dia mencoba sok akrab, seolah teman lama. Arman menyadari ketidaknyamananku.
“sorry, kamu ga suka difoto ya?”, tanyanya. Dia mengalungkan kameranya dilehernya. Sedangkan aku masih bertanya- tanya, kenapa dia tak mengembalikan kamera itu padaku?. Sambil mengimbangi jalannya agar sesejajar denganku.
“aku lebih suka foto pemandangan”, jawabku diplomatis.
“ohya? Padahal kamu ga kalah indah dari pemandangan didepan”, dia berbicara dengan cepat, namun tetap kupahami. Aku menoleh kearahnya, bersiap- siap protes, tapi dia malah melengos dan berjalan lebih cepat kearah Nur dan Nona.
Entah, aku kesal sekali dengan lelaki yang kurang sopan dan mencoba merayu wanita. Dia pikir aku akan besar kepala setelah dia berbicara seperti itu?. Dia benar- benar tidak masuk dalam kriteria lelaki idamanku.
Setelah acara silahturahmi di gedung KBRI selesai, aku, Nona, Nur dan juga Arman yang membawa serta dua orang kenalannya (sepertinya mahasiswa Belanda), untuk makan malam di warung padang dekat KBRI. Kata teman- teman, warung itu salah satu yang menjual nasi Padang paling enak di Den Haag. Bahkan orang luar kota Den Haag yang pernah tinggal di Indonesia, jika rindu masakan Indonesia mereka akan jauh- jauh ke warung nasi padang itu. Dan benar saja, setelah empat hari di Belanda, akhirnya aku kembali menemukan makanan khas Indonesia. Sebelumnya hanya makan roti, karena jatlag dan mengurus beberapa dokumen dikampus, aku belum sempat berjalan- jalan, apalagi untuk sekedar berburu kuliner Indonesia di Amsterdam.  
Setelah makan malam, masuk waktu magrib sekitar pukul 21.12 waktu setempat. Teman- teman bergegas menuju masjid dekat KBRI yaitu masjid Al- Hikmah, Heeswijkplein- HK Den Haag. Hanya Nona dan dua laki- laki teman Arman bernama Jacobs dan Jan yang menunggu kami diluar masjid. Setelah sholat, kita berkeliling dan menikmati kota Den Haag di malam hari.
-----------------------------------
Den Haag
22 September 2013
Setelah melaksanakan sholat subuh, menge-pack barang serta sarapan di hotel, aku dan teman- teman berencana mengunjungi beberapa tempat wisata seperti Madurodam, Peace Pallace, Inside Het Binnenhof dan beberapa tempat unik lainya. Saat sore hari, waktunya untuk kembali ke Amsterdam. Dalam perjalanan pulang menggunakan kereta, yang aku ingat Nur, Nona dan juga Arman terlihat begitu akrab bercerita tentang perjalanan pagi tadi. Sedangkan aku, mulai mengantuk dan memutuskan untuk tidur dikereta. Toh, disamping juga ada teman- teman, aku yakin setelah kereta sampai di stasiun pusat Amsterdam, mereka akan membangunkanku. Ketika sampai di flat, aku memutuskan untuk melanjutkan istirahat dan memasang alarm agar terbangun saat masuk waktu sholat isya' dan subuh.
Keesokan harinya, aku baru ingat kalau kamera yang dipinjam Arman masih belum ia kembalikan. Aku langsung bertanya ke Nona, tetapi dia tidak tahu jika aku meminjamkan kamera pada Arman. Kemudian aku keluar menuju kamar Nur, aku bertanya padanya. Tetapi jawabannya mirip dengan Nona.
"Sebentar, aku tanyain dulu deh. Emang kameranya mau dipakai ya?", tanya Nur.
"Kamu kan tahu aku suka poto- poto, hampir dimanapun aku bawa kamera"
"Heemm... gitu, ya udah entar aku tanyain ke orangnya. Kenapa bisa lupa sih kamu?", tegur Nur padaku.
"Aku lupa dan lelah banget kemarin, makanya aku ketiduran di kereta", jawabku.
Aku dan Nona memutuskan untuk berangkat ke kampus dengan jalan kaki bersama, kebetulan jam masuk kuliah sama, dipertengahan jalan kita disapa oleh warga sekitar. Aku yang minim bahkan hanya hapal tidak lebih 20 kata dalam bahasa Belanda hanya say “hai” atau “Hello” saja. Dan Nona yang lebih banyak mengobrol dengan warga sekitar. Beruntungnya lagi, dilingkungan kampus warga lokal bahkan banyak yang sudah pandai menggunakan bahasa Inggris.
"Aku kira penduduknya cuek- cuek. Ternyata lumayan friendly ya…", kataku memberi pernyataan.
"Ga juga sih, mungkin cuma beberapa yang cuek. Eh iya, gimana kameramu?", tanya Nona.
"Entah. Belum ada kabar dari Nur. Dia cuma bilang, jangan menghubungi dulu kalau dia belum sampai flat. Soalnya dia cukup sibuk hari ini, harus menghadap dekan", terangku.
"Oh gitu. Eh kira- kira, Arman bakal datang kesini apa kamu yang kesana?"
"Ya dia lah yang kesini. Kan dia yang pinjem"
"Ya juga sih. Emm by the way, kayaknya Arman tertarik deh sama kamu. Arman anaknya cerdas loh, lumayan juga lah wajahnya, badannya tegap kayak aktor- aktor korea. Cocoklah sama kamu yang agak gimana ya?", katanya sambil tangannya memperagakan tubuhku yang mungil. Aku mendengar pernyataan Nona sambil bergidik geli. "Nona tidak tahu, tabiat Arman yang sebenarnya. Suka menggoda wanita, sok akrab, sok perhatian, duh amit- amit", kataku dalam hati. Nona terlihat tertawa sambil berlari menjauh dan melambaikan tangannya. Dia tahu aku akan protes mendengar pujian yang ia lontarkan untuk Arman dan meledekku.
-----------------------------------
Malam itu, Nur masuk ke flat ku setelah dia pulang dari kampus. Wajahnya terlihat lelah, pakaiannya lusuh, orang- orang yang melihatnya pasti tidak akan menyangka bahwa dia mahasiswa kedokteran. Dia langsung duduk bersender di kasurku, sambil merentangkan tangan dan kakinya, yang seolah baru saja selesai kerja rodi. Dia menceritakan, tentang risetnya yang tidak hanya dilakukan di Belanda, tetapi juga Wina. Karena dosen yang juga berkedudukan sebagai dekan yang memilihnya langsung, untuk menjadi bagian dari tim risetnya. Nur tidak bisa menolak. Akhirnya minggu depan dia harus berangkat ke Wina dengan dua temannya.
“Oh iya, lusa Arman kesini mau anterin kameramu, denger- denger dia bakal datang sama Athar”, Nur mengatakan itu tiba- tiba.
“siapa?”, aku shock mendengar nama Athar disebut. Bagaimana tidak, aku akan bertemu dengan laki- laki yang aku suka. Tetapi lelaki itu menyukai Nur.
“bukannya kata kamu, Athar study di Heidelberg ya?”
“kayaknya, dia kesini nyamperin si Arman ke Leiden. Emang kenapa, kamu masih suka ya sama dia?”, selidik Nur. Padahal, aku belum pernah bercerita padanya tentang perasaanku ke Athar. Tapi sepertinya Nur lebih peka daripada dugaanku.
“Aku? enggak lah. Dia kan suka sama kamu”
“Kamu kan tahu, aku anggap Athar cuma sahabat”
Aku terdiam sesaat. “Aduh… dasar Nur. Dia bela- belain belajar tekun biar bisa bareng, satu jurusan dan satu kampus sama kamu, menurutmu itu apa? Masak ga ngerti juga”, batinku.
“tenang aja kok Ir, aku dukung kamu”, terusnya- mengangkat tangannya memberi semangat.
Aku semakin terdiam. Dukungan yang ia berikan tentang perasaanku, semakin membuat ku tak enak hati. Selama ini, aku pikir hanya aku dan Allah yang tahu. Bagaimanapun, yang maha tahu tentang akhir dari cinta segitiga ini tetaplah Allah. Tindakanku tidak bisa melebihi apa yang aku rasakan. Meskipun terkadang aku lupa, bahwa menyukainya sudah seperti makan tiga kali sehari, mandi dua kali sehari, bahkan kegiatan- kegiatan yang aku ulang tiap hari, tanpa berpikir berkali- kali untuk segera melakukannya. Tidak semua perasaan cinta harus di ungkapkan untuk mendapat balasan, lalu menjalin hubungan. Beruntung, Allah selalu memberi pilihan dalam setiap perjalanan, ketika aku lebih memilih menyimpan perasaanku dan fokus pada impian terlebih dulu. Hal- hal demikian yang akhirnya membuatku tak pernah khawatir kehilangan, khawatir tak bersamanya atau melihatnya.
Semua yang aku miliki tetap milikNya dan aku tak perlu khawatirkan apapun. Karena yang dekatpun, bukan berarti membuatnya tak akan pernah pergi. Karena yang jauh pun, bukan berarti tak akan pernah membersamai.
-----------------------------------
Amsterdam Center
Hari itu adalah hari dimana aku bertemu dengan Athar untuk pertama kalinya, setelah 4 tahun tak bertemu. Semenjak mataku terbangun, jantungku tak berhenti berdetak untuk sekedar memikirkan tentang perjumpaan apa yang akan terjadi sore nanti. Akankah perasaanku benar- benar sama seperti empat tahun lalu? Ataukah Athar akan mencurahkan perasaanya tentang Nur padaku?. Pertanyaan- pertanyaan itu benar- benar terngiang dikepala, ia seperti mengubah semuanya menjadi bentuk kegelisahan yang tak muda di artikan. Apakah setiap orang yang jatuh cinta selalu berlebihan sepertiku?. Apakah semua ini salah?. Apakah Allah mengijinkan aku seperti ini?.
Sore itu, langit kota Amsterdam begitu terang. Ia seperti mendukung perjumpaan kami. Aku bertemu disebuah restoran yang menyajikan masakan khas Indonesia, namanya warung Sampurna. Aku membawa Nona, karena Nur sedang berada di Wina, dan Arman berangkat bersama Athar. Sebelumnya, aku mendengar sedikit cerita dari Nur tentang persahabatan Arman dan Athar. Bahkan mereka juga sama- sama satu organisasi dan asisten dosen di kampusnya.
Pertemuan itu menyimpan memori yang tak terduga, untuk pertama kalinya Athar mengumumkan bahwa dia telah mengkhitbah seorang wanita asal Malaysia, pada kita bertiga. Hatiku mencelos mendengar pengakuan Athar, sungguh aku kira dia masih menunggu Nur, dan berniat menjadikannya istri. Padahal, aku sudah mempersiapkan diri, apabila Athar akan membicarakan tentang Nur seperti waktu SMA dulu. Athar telah menganggapku sahabat, meskipun aku menganggapnya sebagai seorang laki- laki baik, yang diam- diam aku cintai sejak lama.
Hati perempuan mana yang tak patah mendengar lelaki yang dia suka, akhirnya memilih wanita lain. Tentu saja, aku sedang tidak baik- baik saja. Tentang hari itu yang mendadak kelabu, aku putuskan untuk melupakannya. Bukankah harusnya begitu sejak lama?
“Pertemuan memang terkadang kejam, dan kenangan yang datang bertingkah seolah ia adalah masa depan”.
--------------------------------------
Ketika kau sedih lantaran tidak disambut oleh manusia atau dicela mereka, kembalilah pada pengetahuan Allah tentang dirimu. Jika pengetahuan Nya tidak juga membuatmu puas, derita Mu lantaran tidak puas dengan pengetahuan Nya jauh lebih menyakitkan daripada derita karena disakiti manusia. (Ibnu Athalla Al Iskandari)
Aku kira, manusia- manusia yang diuji oleh keberjarakan adalah manusia yang paling tabah tapi juga beruntung. Setidaknya, ia bisa merayakan keberjarakannya dengan rindu, sedang manusia yang sedang patah. Bahkan ia sudah tidak boleh lagi merindu. Mencintai seseorang memang tak pernah direncanakan, begitupun melupakan. Ketika mencintai, cintai seadanya, sedih seadanya, begitu seterusnya. Karena apa- apa yang terjadi, bukan perkara kau tidak beruntung. Tapi bagaimana memaknai apa yang Allah jauhkan darimu. Allah hanya menyediakan apa yang kita butuhkan, untuk kita syukuri dan cintai.
Sejak hari- hari sendu yang aku lalui, bahkan aku tidak bisa mencurahkan isi hatiku pada Nona. Karena ia adalah orang baru, meskipun semenjak kita di Belanda, hubungan kita pantas disebut sahabat. Begitupun Nur, dia beranggapan aku selalu bisa menyelesaikan persoalan hatiku. Sesekali dia bertanya, bagaimana tanggapanku mendengar rencana Athar. Aku hanya menjawab seadanya, "kalau berjodoh alhamdulillah. Aku dengar perempuan itu juga baik", jawabku singkat. Meskipun aku tahu, pernyataan itu tak akan membuat Nur puas. Setidaknya pernyataan itu juga memberi sinyal pada nya, bahwa aku sedang berusaha melupakan dan mengalihkannya pelan- pelan.
7 Bulan kemudian, pada Februari 2014 sedang musim semi di Eropa.
Dua minggu lagi, masa study ku berakhir. Aku bersyukur, dalam masa- masa tak beraturan. Aku cukup banyak disibukkan dengan kegiatan positif, bertemu dengan teman- teman yang juga baik. Sedangkan Nona, study nya sudah berakhir seminggu yang lalu. Tapi dia memilih disini untuk menungguku dan berencana keliling Belanda serta ke negera tetangga. Aku tidak sabar untuk ke Keukenhof, melihat hamparan tulip dan juga berencana berkunjung ke Spanyol, tepatnya Granada atau Cordoba. Untuk menelisik sejarah Islam yang nyaris punah. Tetapi jaraknya ke Spanyol lumayan jauh. Akhirnya kita memilih ke Jerman, sekaligus mengunjungi Athar.
"kamu gapapa kan Ra?", tanya Nur
"Dasar. Emang aku kenapa? Just so so, baby", kataku
"Arman ikut ga?", tanya Nona. Sambil melirikku dan tersenyum- senyum. Akhirnya Nona tahu, tentang perasaanku pada Athar. Meskipun begitu, dia sama seperti Nur, dia berusaha membuatku ceria dan melupakan segalanya.
Salah satunya adalah dia mendukungku dengan Arman. Meskipun dia tahu, aku kurang suka dengan perilaku Arman yang menurutku terlalu berlebihan dan membuatku risih. Tapi menurut Nur, sebenarnya Arman adalah laki- laki yang pendiam dan tidak suka menggombal. Ia menyarankan, agar aku mempertimbangkannya dan tidak terlalu membencinya. Meskipun begitu, yang tahu segalanya adalah Allah. Aku memilih untuk tidak terlalu menjiwai dan memilih bersabar menunggu atas apa yang akan Allah datangkan dalam hidupku.
-----------------------------------
25 Maret 2014
Indonesia- Malang
Setelah setengah tahun lebih di negeri orang, aku akhirnya aku kembali ke negeri tercinta. Aku menghirup rapat- rapat udara hangat di bumiku- tempat kelahiranku, Malang. Hari kedua setelah aku rebahan panjang di atas kasur karena jatlag perjalanan jauh. Bapak, ibu dan adik pasti penasaran, oleh- oleh apa yang aku bawa untuk mereka, apakah aku akan membawa calon menantu tampan, bule dan cerdas yang selama ini mereka bayangkan?.
"Sudah bangun nduk?", bapak menyapaku. Menurunkan kacamatanya dan melipat kembali koran yang ia baca. Setelah melihatku ngulet- ngulet (meregangkan otot) bangùn tidur di depan pintu kamarku.
"Inggih pak", jawabku.
Ibu langsung keluar dari dapur setelah mendengar bapak menyapaku. Ibu tersenyum, seolah tidak bertemu satu tahun lamanya.
"Mandi dulu sana", lanjut bapak.
Setelah berberes dan mandi. Aku beranjak keruang keluarga. Bapak sedang menyalakan tv dan nyemil godo sukun (sukun diberi tepung lalu digoreng).
"Sini- sini, duduk sini", bapak menepuk- nepuk kursi kosong disebelahnya.
"Gimana belajarnya di Belanda?", mulailah bapak bertanya hal- hal yang utamà.
"Alhamdulillah nggih pak. Lancar, berkat doa bapak dan ibu".
"Yo alhamdulillah. Kamu harus jadi contoh yang baik buat adik- adikmu yo nduk. Jangan sombong, tapi beri semangat."
"Inggih pak", selalu itu yang jadi nasihat bapak. Contoh yang baik buat adik- adik dan untuk tidak pacaran, lebih baik langsung menikah biar tidak timbul fitnah.
"Nduk gini, sebenarnya bapak ingin bicara penting, kamu punya pacar kah?"
Sedikit shock. “bapak tiba- tiba bertanya pacar padaku. Ini adalah hal yang langkah”, batinku. Dengan cepat, kemudian aku geleng- geleng kepala.
"Bapak kan selalu bilang ke Aira supaya tidak pacar- pacaran dan kalau memang saatnya lebih baik langsung menikah", kataku seolah mengingatkan bapak. Aku pikir bapak tidak mungkin lupa dengan pernyataannya sendiri yang selalu di ulang- ulang.
Bapak menghela napas. "Jadi, kemarin sore ada saudara yang kesini. Sebenarnya saudara jauuuh banget nduk. Itu cucu dari sepupunya alm. mbah uti dari Kediri. Nah mas Bagus namanya, umurnya di atas kamu setahun, kemarin mampir kesini dengan niatan mau ajak kamu ke jenjang serius. Mas Bagus itu sekarang jadi dosen PNS dan penempatan Pekanbaru. Tapi keputusan tetap ada di kamu, kalau kamu ada laki- laki lain yang disuka ya tidak apa- apa, nanti bapak yang jelaskan. Bapak memang menunggu kamu", terang bapak.
"Tidak ada yang Ira suka sih pak. Tapi Aira masih ingin menyelesaikan skripsi".
"Oh begitu, ya tidak apa- apa. Bapak hargai keputusan kamu"
"Inggih pak makasih. Ira ga bermaksud membuat mas Bagus biar menunggu Ira. Tapi kalau masnya sudah menemukan perempuan yang baik dan dia suka ya tidak apa- apa, dilamar saja."
Setelah pernyataan itu, bapak manggut- manggut memahami keputusanķu. Bukan aku bermaksud menolak laki- laki baik yang datang padaku. Bapak dan ibu banting tulang agar aku selesai sekolah dengan baik dan bisa mendampingiku disaat wisuda nanti, aku belum terbayang, akan secepatnya menjadi istri laki- laki lain. Pertanyaan bapak dan keputusanku waktu itu, aku ceritakan kepada Nona dan Nur. Mereka berkata jika ada diposisiku, mungkin akan melakukan hal yang sama denganku. Apalagi, meskipun Bagus masih saudara jauh, tetapi ia adalah lelaki yang tidak pernah kukenal sebelumnya.
Setahun kemudian,
Malang, 18 Agustus 2015
Akhirnya aku lulus sarjana seperti impian bapak dan ibu. Aku tidak pernah menyangka, hadiah yang Allah turunkan padaku selain kelulusanku adalah bapak dan ibu menjadi tamu VIP di hari wisuda ku. Karena aku menjadi wisudawan terbaik angkatan itu. Meskipun bapak tidak pernah menuntutku untuk menjadi murid terbaik, pada intinya bapak selalu bilang bahwa yang terpenting adalah menjadi seorang hamba yang istiqomah dalam kebaikan. Saat ini aku harus menjadi anak dan kakak yang baik. Dan kelak ketika menjadi seorang istri, aku harus menjadi istri dan ibu terbaik untuk anak- anakku.
-----------------------------------
Dua tahun kemudian. Malang, 25 Mei 2017
Alhamdulillah, aku lulus magister. Sesudah diskusi panjang dua tahun lalu setelah aku lulus S1, bapak dan ibu memberiku ijin untuk melanjutkan sekolah, agar aku mewujudkan cita- citaku menjadi seorang dosen. Meskipun kali ini aku bukan menjadi mahasiswa terbaik, setidaknya aku cukup berbangga hati karena telah mengukir senyum diwajah bapak, ibu dan adikku.
Hal selanjutnya yang aku pikirkan, ketika aku melangkah keluar gedung tempatku wisuda adalah menikah. Sudah saatnya aku memikirkan hal itu. Meskipun aku tidak mungkin menjadi calon istri mas Bagus lagi, karena setahun yang lalu ia sudah menemukan wanita yang ia cintai. Mungkin, jalan ku dengan lelaki lain. Aku masih ingat beberapa hari yang lalu, sepupuku mbak Miftah yang sudah menikah dengan seorang Gus dari salah satu pondok pesantren yang cukup terkenal di Pasuruan. Dia punya anak kembar laki- laki dan perempuan. Waktu mampir kerumah, bayinya berumur sekitar 5 bulan, masih lucu- lucunya. Ibu dan bapak berebut menggendong baby Shafa dan Sahrul serta mengajaknya berfoto. Terlihat dari wajah beliau, sangat mendambakan menimang cucu. Aku paham betul orang tuaku. Meskipun aku menorehkan gelar seperti yang ibu dan bapak impikan, pada akhirnya yang paling mereka rindukan, bahwa tentang aku menjadi seorang istri dan ibu yang baik bagi keturunanku kelak.
Aku memang ingin menikah, entah kapanpun itu. Aku percaya, segala waktu dan tempat yang Allah takdirkan untukku selalu indah dan luar biasa. Aku ingin menikah diwaktu yang tepat, bukan diwaktu tercepat. Karena menikah bukan seperti lomba lari.
Sementara diseberang sana, katanya aku tidak mencarinya ataupun mengejarnya sampai terjatuh- jatuh. Kita tidak sedang lomba lari. Bagaimana jika aku memilih untuk bersabar menunggu, bermuhasabah dijalanNya?! Aku tidak mengharapkan apapun selain apa yang Allah ridhoi atas permintaanku.
               Hari- hari penuh perjuangan dimulai, ada dua hal yang mulai kupersiapkan. Aku berdiskusi dengan seorang ustad, yang pada akhirnya ustad tersebut juga menyarankan agar aku mengikuti kelas pranikah untuk mendapatkan ilmu tentang rumah tangga. Dan kemudian, aku mulai daftar di perguruan tinggi baik swasta maupun negeri. Berbagai materi tentang pranikah telah ku ikuti, walaupun belum juga ada calon suami. Begitupun tentang pekerjaan, semua ujian dan wawancara telah dilalui. Bahkan beberapa telah melakukan pengumuman, meskipun namaku belum juga ada di deretan nama peserta yang lolos menjadi dosen muda. Aku bersabar dan terus bersabar, masih ada 3 universitas yang belum mengumumkan hasil penerimaan dosen. Karena masa study ku selesai dan belum ada pekerjaan. Aku memilih menjadi freelancer dari mengajar anak sekolah, menerima jasa desain sampai translator Bahasa Inggris. Sesekali, aku selingi dengan hobiku menggambar. Mengasah kemampuan dengan mengikuti kelas gratis online untuk belajar menggambar.
               Sebulan kemudian, aku diterima menjadi dosen di salah satu universitas swasta di kota kelahiranku. Aku sangat senang, akhirnya impianku menjadi seorang dosen bisa terwujud. Semua berkat doa dan kerja keras orang tuaku, dukungan adikku serta saudara dan sahabat- sahabatku. Ceritanya, dua minggu perjalanan menjadi seorang dosen. Aku mendapat pesan dari Nur dan juga Nona, mereka sama- sama membicarakan tentang rencana berwisata ke Malang. Sebenarnya, hari- hari itu cukup sibuk untukku. Tetapi bagaimanapun, sahabatku pernah ada disisiku baik suka maupun duka. Aku memilih menjawab apa adanya, bahwa aku akan menemani mereka semampuku. Bahkan, aku juga menawari untuk tinggal dirumahku.
               Hari yang dijanjikan tiba, aku menjemput mereka di stasiun Malang Kota Baru. Karena aku belum punya mobil, akhirnya aku memilih untuk memesan taxi online. Saat aku menyapa Nur, aku menjemputnya bermaksud untuk membantunya membawakan tasnya.
               Dua hari berlalu, aku menemani mereka setiap kali jam kosong untuk jalan- jalan ke kota wisata Batu, seperti Jatim Park, alun- alun dan paralayang. Disana, Nur tiba- tiba bertanya sesuatu yang tak kuduga. Pertama dia menceritakan, bahwa Athar gagal menikahi kekasihnya yang warga Malaysia. Kedua, Arman akan menyusul ke Malang. Tetapi dengan niatan lain, tanpa yang lain tahu selain Nur. Dia ingin mengetahui kabarku, se-simple itu. Aku tak pernah berpikir sejauh apa Arman menyukaiku. Meskipun dia tak pernah menyatakan perasaanya secara langsung, namun beberapa kali dia mengirimku sketchbook dan beberapa alat lukis yang terbilang cukup bagus, bahkan di Malang pun belum ada. Sedangkan Athar, aku hanya mendengar dia lanjut spesialis di Jerman, hingga batal menikahi wanita Malaysia itu, kemudian balikan menjadi kekasihnya lagi hingga hari ini aku mendengar mereka batal untuk kedua kalinya. Meskipun aku sudah tak memiliki perasaan apapun, Athar tetaplah temanku. Selain Nur mengatakan beberapa hal itu padaku, ada pertanyaan lain yang dia tanyakan lagi padaku. Tentang apakah aku sudah memiliki calon suami? Apakah bisa Arman dipertimbangkan sebagai calon suamiku?
“Emm… sebenarnya selama ini, dia sudah menyukaimu sejak di Belanda. Dia tahu kamu gadis seperti apa, sejak aku bercerita tentang kamu. Dia berusaha untuk menjaga dan mendoakanmu dari jauh, karena kamu adalah perempuan yang berbeda”, begitu kata Nur menjelaskan.
“bagaimana kalau Arman temui dulu bapakku dirumah?”, kataku kemudian. Aku melirik Nur sambil tersenyum. Tentu saja, sebenarnya aku selalu membuka kesempatan untuknya sejak mengenalnya. Walaupun aku pernah ilfil padanya.
“Serius? Kira- kira menurutmu kapan Arman boleh ke Malang?”, tanya Nona si ratu penasaran.
“Besok juga boleh”, jawabku singkat. Mereka berdua sama- sama menoleh padaku, menatapku curiga.
“jangan- jangan kamu sengaja ngajak ketemu besok, maksud kamu nolak dia secara halus ya?”, Nur seperti tidak terima.
“Eira, Jakarta itu bukan kayak Malang ke Batu”. Aku hanya mengangkat pundakku dan tersenyum, kemudian meninggalkan mereka dengan wajah penuh tanya.
------------------------------------
Malang, Juni 2018              
Keesokan harinya, aku mendengar bahwa Arman benar- benar akan kerumah menemui bapak. Sayangnya, aku tidak bisa ikut menjemput Arman ke bandara, karena sedang menghadiri rapat darurat dikampus. Setelah rapat, aku pulang kerumah. Diruang tamu, sudah duduk Arman dan didepannya ada bapak dan ibu. Seperti orang yang sedang disidang, Arman tampak tegang, saat aku datang pun dia seolah melupakanku. Wanita yang katanya ingin dia nikahi. Aku mendengar bisik- bisik dari dalam kamarku, yang aku yakini itu adalah Nur dan Nona. Aku memilih menyapa Arman terlebih dahulu untuk menghapus segala ketegangannya menghadapi orang tuaku. Baru setelah itu aku masuk ke kamar menemui Nur dan Nona, yang terdengar cekikikan dibalik pintu kamar.
Selesai shalat magrib, bapak memanggilku dan semua orang untuk berkumpul di ruang tamu. Bapak sebagai kepala keluarga terlihat akan menyampaikan hal penting pada semua orang. Wajahnya tidak terlihat bahagia, aku tidak bisa mengira- ngira apa yang akan beliau sampaikan.
“Arman memutuskan untuk tidak pulang ke Jakarta dan menginap di hotel Papillio malam ini. Sebelumnya, bapak ingin bertanya kepada anakku Khumaira Allayna Rashid atau Aira. Seandainya nak Arman akan mengkhibatmu untuk kemudian dijadikan istri apakah kamu bersedia?”, kata bapak dengan kata- kata yang tegas.
Jujur saja, aku tidak pernah menyangka bapak akan menanyakan ini didepan orang- orang banyak. Aku shock, tidak pernah berpikir bapak akan menanyakan secepat ini.  
“Insyaallah bapak”, jawabku. Aku melirik ke arah semua orang satu per satu. Tidak ada satu pun yang terlihat riang gembira seperti mendapat hadiah. Apalagi wajah Arman, sama sekali dia tidak terpergok bahkan untuk melirikku sebentar saja. Kita sudah seperti orang musuhan. Meskipun aku sangat penasaran, apa yang membuatnya seperti itu?.
“baik. Kalau memang anakku memutuskan menerima nak Arman. Insyaallah besok orang tua nak Arman akan kesini, dan bapak berharap kalian siap- siap menyambut beliau”. Lagi- lagi bapak membuatku terkejut, dengan kedatangan orang tua mas Arman di hari esok. Tapi aku pasrahkan segalanya kepada Allah, mungkin bapak, mas Arman serta ibu juga sudah membicarakan segala macam kemungkinannya tadi, saat aku tidak ada didekat mereka.
               Malam harinya, saat semua orang tertidur. Aku tidak bisa tidur, menurutmu bagaimana aku bisa tidur nyenyak, jika besok aku akan bertemu calon mertuaku? Segala macam kekhawatiran aku coba hilangkan, aku bangun dan mengambil wudhu serta berdhikir dalam hati untuk menangkan diri. Sebelumnya, aku bahkan jarang berkomunikasi apapun, kalau itu sangat tidak penting dengan Arman. Bahkan setelah nyaris 4 tahun lamanya tidak bertemu, Arman hanya dua kali menghubungiku melalui direct massage (dm) karena bertanya alamat rumahku di Malang dan mengirim hadiah wisuda.
               Tapi yang lebih membuatku khawatir adalah bapak. Malam itu, bapak tak kalah khawatir dariku. Terlihat beliau mondar- mandir depan kolam ikan sambil melempar makanan ikan. Dan aku mendekati bapak, sepertinya apa yang dibilang orang- orang tentang kekhawatiran seorang ayah tentang putrinya yang akan menjadi istri lelaki lain itu benar adanya. Aku mencoba menyapa bapak, bahkan dengan berani aku bertanya apakah lusa bapak memberiku kejutan lagi dengan menikahkan aku dengan mas Arman? Bapak tersenyum- senyum padaku. Kata bapak, beliau ingin tahu kesungguhan mas Arman. Apakah dia benar- benar sudah meminta ijin kedua orang tuanya untuk menikahiku. Selebihnya, untuk rencana pernikahan keputusan keduabelah pihak.
----------------------------------
Malang
18 Juni 2018: aku dikhitbah oleh mas Arman yang membawa serta kedua orang tuanya, dan adik- adiknya ke Malang. Tidak perlu ditanyakan lagi oleh dunia, tentu saja aku menjadi wanita bahagia dan selalu berdoa untuk dilancarkan segalanya, hingga ke pernikahan serta setelahnya. Kedua belah pihak memutuskan, tanggal pernikahan kami 20 Nopember 2018 di Malang.
               20 Nopember 2018: akhirnya hari itu aku tertawan untuk kesekian kalinya, oleh suamiku tercinta. Meskipun aku pernah mengabaikannya, kita tak mungkin bisa mengabaikan jodoh kita sekalipun kita pergi jauh dan dunia menolakmu. Mudah bagi Allah, mempersatukan dua insan yang tak pernah saling menyatakan cinta, untuk akhirnya saling menyatakan segalanya dengan suci. Kita tak pernah meminta ingin berjodoh dengan siapa? Karena hidup ini, bukan hanya tentang permintaan tetapi segala hal yang dibutuhkan. Setelah dua pekan kami menjadi suami istri, orang tua mas Arman yang aku panggil mama dan papa memberiku tiket bulan madu ke Belanda sebagai hadiah pernikahan. Tempat dimana, kita pertama kali bertemu.
Canal Cruise- Amsterdam Center
               Aku dan mas Arman akhirnya menikmati kembali udara belanda yang dingin dengan angin yang khas. Aku bercerita kepadanya, memang ingin sekali suatu hari nanti bisa menumpangi canal ini dengan orang yang aku cintai. Setelah aku berbicara panjang lebar dan merengek untuk menuruti satu per satu permintaanku, kini giliran mas Arman yang akan menyampaikan suatu rahasia padaku. Pertama dia bercerita, bahwa dia tahu aku pernah menyukai sahabatnya yaitu Athar. Bahkan dia tahu, malam setelah aku dikhitbah oleh mas Arman, Athar menghubungiku melalui email dan dia ingin aku mempertimbangkan dia untuk menjadi suaminya. Karena sebelumnya, Athar tak pernah tahu jika sejak lama aku menyukainya. Dan dengan tegas aku menolaknya, karena sudah dilamar oleh mas Arman. Rahasia kedua, saat Nona, Arman dan Athar berkunjung ke Amsterdam dan menaiki canal ini, dia pernah berdoa sambil menatap wajahku agar aku menjadi jodohnya. Mendengar ceritanya aku hanya bisa tertawa, kenapa dia melakukan hal konyol semacam itu. Namun akhirnya doa dan harapan yang mungkin pernah diremehkan orang, kenyataannya diijabah oleh Allah.
Saat itu aku pun bertanya padanya, kenapa dia ingin menikahiku? Kenapa memilihku, padahal diluar sana banyak sekali perempuan solehah yang lebih cantik dan pintar?. Karena setelah beberapa minggu aku menikah dengannya, aku belum pernah melihatnya berkata romantis seperti seorang laki- laki pada umumnya. Meskipun itu terdengar geli, aku hanya tak pernah mendengarnya secara langsung. Jadi hari itu aku ingin mendengar alasan itu darinya.
“Karena mencintai kamu saja tak cukup. Aku harus menjagamu, merawatmu, merayakan kebahagiaan dan kesedihan denganmu, serta bersama- sama beribadah di jalan Nya hingga maut memisahkan. Aku tak peduli tentang perempuan lain yang lebih dari kamu. Mereka tidak akan luput dari takdir- takdir Allah tentang jodoh mereka. Dan sejak pertama. aku memang hanya mendoakanmu”
Kita adalah sekumpulan sepi yang berharap diramaikan oleh sesuatu bernama cinta. Oleh percikan- percikan asmara, pengorbanan tak sengaja, kehangatan perhatian, hingga sanggup merayakan apa yang seharusnya. Suatu hari, kita pantas menyebutnya takdir. Tuhan telah mengetuk palu, begitu hidup ini menjadi seperti apa yang kita doakan dihari kemarin, hari ini dan juga esok. Hingga menyadari, kesepian yang sebenarnya adalah kematian, bukan saat kita masih didunia. Ikhtiar dari segala ikhtiar yang sebenarnya, adalah saat kita sekarang berdiri bersama- menentukan arah- melepas bimbang- dan tak berhenti merayu Tuhan, agar segala upaya kebersamaan ini adalah bentuk perjalanan menuju Jannah-Nya. (Irishophiaa. Mlg, 5 Feb.2021)- Ajeng Widowati
Tumblr media
4 notes · View notes
armydiah · 4 years
Text
Berlian Tetap Berlian Tidak Akan Berubah Menjadi Tembaga
Selamat datang sinar emas dari datangnya senja. Isyarat bahwa terang akan menjelma menjadi petang. Menyerukan pada burung-burung untuk segera kembali ke sarangnya. Hening akan tiba, dan tinggal menghitung jam saja bola-bola mata itu akan terpejam di bawah temaram cahaya lampu dan selimut tebal. Angin sore berhembus menerbangkan helai rambut gadis cantik dari desa pemburu. Dia gadis yang sederhana, anak yang penurut, ramah, sopan dan baik tingkah lakunya. Kulit sawo matang, bibir merah muda, hidung tidak terlalu mancung, bulu mata lentik, alis tebal dan mempunyai sorot mata yang tajam. Senyum manisnya selalu membuat hati seseorang bersorak gembira. Mbak Bunga orang-orang memanggilnya. Dari orang tua, remaja hingga balita. Dia bukan keturunan tokoh masyarakat atau keturunan keluarga yang kaya. Orang tuapun memanggilnya mbak. Ya ternyata, dia adalah gadis satu-satunya yang memiliki pemikiran maju diantara teman-temannya di desa pelosok itu. Ketika teman sebayanya sudah menimang bayi dia masih bersekolah dengan beasiswa daerah. Bunga gadis periang, selalu menjadi dirinya sendiri dan punya ciri khas pendirian yang tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan. Orang tua bunga tak pernah memaksa anak-anaknya dalam memutuskan masa depan. Memberikan kesempatan kepada anak-anaknya untuk mendalami kemampuan sesuai minat dan bakatnya. Orang tua bunga sehari-hari hanya berjualan es dawet dan tambal ban.
Bunga adalah siswa kebanggaan di sekolahnya, sejak SMP dia sudah aktif dalam berorganisasi. Dibangku SMA bunga juga terpilih sebagai Ketua OSIS periode 2010-2011. Menjadi Duta Wisata Kabupaten ditambah lagi terpilih sebagai anggota Pasukan Pengibar Bendera Tingkat Kabupaten.
Menginjak usia remaja bunga mulai mempunyai rasa ketertarikan pada teman lawan jenis. Bunga mengagumi kakak kelasnya yang bernama Satria. Laki-laki yang tampan dan dikenal sebagai idola di sekolah. Siapa sangka ternyata satria juga mengagumi bunga. Mulailah pendekatan dengan modus belajar bersama hinga berlanjut antar jemput saat ke sekolah. Semakin hari tampak kedekatan menjadi erat. Kelulusan telah menyambut satria. Dengan bahagia disampaikannya kepada bunga kemana dia akan melanjutkan masa depannya. Bunga hanya tertunduk antara sedih dan bahagia.
🧒: Dek, belajar yang rajin ya. Kakak setelah ini akan lanjutkan masa depan dengan mendaftar menjadi tentara.
🧕: iya kak, semoga tercacai cita-cita kakak
🧒 : adek bisa kan menunggu mas sukses? Nanti kita bisa baren lagi. Pasti.!
🧕 : maaf kak, bunga tidak berjanji bisa menunggu. Tapi bunga akan berusaha bersabar menunggu.
🧒 : baiklah, kakak percaya adek bisa. Do'akan kakak lolos ya.
Tepat satu tahun kemudian bunga lulus dari bangku SMA, dia melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi negeri surabaya mengambil jurusan pendidikan psikologi. Bunga masih tetap menunggu kabar satria, setiap hari memantau kabar dari sosial media. Tanggal 11 November adalah hari ulang tahun satria. Sambil meneteskan air mata, berharap ada kabar dari satria. Dengan gemetar bunga mengetikkan pesan di inbox facebook "selamat malam kak satria, bagaimana kabar kakak? Bunga sekarang melanjutkan pendidikan di universitas negeri surabaya dengan jurusan pendidikan psikologi, satu tahun sudah kakak tak memberi kabar. Bunga masih berusaha menunggu kabar kakak, hanya kabar bahwa kakak sudah berhasil memperoleh cita-citanya. Selamat ulang tahun kak satria, panjang umur dan sehat selalu. Bunga.."
Hingga berganti tahun berikutnya bunga masih melihat pesan yang dikirimnya satu tahun lalu kepada satria. Betapa bahagianya saat bunga melihat sebuah balasan dari satria. "Hai dek bunga, terima kasih telah bersabar dan bersedia membuktikan usahamu menunggu saya. Alhamdulillah saya sudah menjadi prajurit TNI AD dan saya di tugaskan di NTT. Maaf baru sempat memberi kabar karena memang baru bisa diberikan kesempatan berkomunikasi, sekarang kamu bisa mengakhiri penantianmu, maaf kakak tidak bisa menepati janji yang kakak ucapkan waktu itu. Kakak yang salah dan bunga berhak mendapatkan yang lebih baik dari kakak. Disini kakak sudah punya pacar. Assalamu'alaikum bunga".
Tak terasa air mata dikelopak mata bunga memecah bendungannya. Sambil menguatkan hati jemari mengusap air matanya. Dia berusaha untuk tetap baik-baik saja. Dia kembali menatap buku dan layar laptop melanjutkan belajarnya karena esok harus menempuh ujian semester. Nafsu makan hilang seketika. Bunga mampu melalui hari-harinya dengan semangat. Tak lama kemudian ponselnya terus berbunyi. Dengan tatapan kosong dia mendapat kabar satria mengalami kecelakaan berat 2hari setelah cuti dirumah. Kecelakaan itu disebabkan mobil yang melaju kencang kehilangan keseimbangan dan akhirnya menabrak satria dari belakang.
Bunga segera berlari dan menemui satria. Tangisan ibu, kakak dan adik satria menambah suasana hati bunga semakin tak karuan. Tiga hari satria belum juga tersadar. Rahang satria pecah dan tangan kanan mengalami patah tulang. Wajah penuh luka dan lebam. Bunga menemani satria dengan sabar. Tiba-tiba air mata satria menetes. Jemari tangannya mulai bergerak. Bunga sambil tersenyum mengusap air mata satria. Satu jam kemudian datanglah seorang wanita dengan penampilan ala metropolitan dan membawa sekeranjang buah. Segera bunga meninggalkan mereka berdua. Wanita itu bernama melody. Bunga sudah paham bahwa itu adalah wanita yg dibicarakan satria saat di telepon malam itu. Bunga menarik nafas dalam-dalam kemudian pamit kepada keluarga satria untuk pulang dan kembali melanjutkan kegiatan di kampusnya.
Sesampai rumah bunga menangis seambil memeluk ibunya, bercerita tentang satria. Ada segenap kecewa yang dirasakan ibunya. Yaa, satria menempuh cita-citanya juga karena dibantu oleh saudara bunga. Keluarga bunga bahkan menganggap satria seperti anak kandungnya. Sang ibu menghapus air mata anak gadisnya, sambil memeluk tak mengucap satu katapun. Dan ayah bunga hanya diam dengan pandangan ke luar halaman rumah. Esok hari bunga kembali ke kampusnya untuk mencetak kartu hasil studynya. Namun beberapa hari akhir-akhir ini bunga mengalami malam yg tidak tenang. Hatinya gelisah, makan selalu tersedak dan berkali-kali tersandung hingga jari kakinya terluka. Dan akhirnya terjawab atas kegelisahan bunga, ibu sedang sakit. Hanya saja keluarga merahasiakannya dan ingin bunga fokus ke studinya. Pagi telah tiba bunga segera bergegas menuju kampus mengambil kartu hasil studinya. Luar biasa Indeks Prestasi yang di dapat adalah 4,00 dan seluruh nilai mata kuliah A. Hp bunga berbunyi, diseberang sana suara kakak mengabarkan bahwa ibu sakitnya bertambah parah dan berpesan segera pulang. Tanpa kembali ke kosan bunga langsung menempuh perjalanan pulang. Sambil berharap membawa kesembuhan ketika ibu tau hasil ujiannya anaknya memuaskan. Di dalam angkutan sudah tersenyum membayangkan menunjukan hasil belajarnya, mendapatkan pelukan dari ayah ibu dan pasti mendapatkan hadiah makan bersama di bakso langganan keluarga.
Hp bunga berbunyi lagi, masuk sebuah pesan dan tampil dilayar ponsel. Spupuku mengirim pesan "dek yang sabar ya, sampean segera pulang, ibu meninggal dunia". Bunga hanya nyengir sambil tertawa, dalam hatinya berkata "dasar ngawur, bercanda gak lucu sama sekali. Cara ngerjainnya gak ampuh bos". Telah tiba di gang pemberhentian angkutan, seperti biasa bunga menelpon ayah untuk menjemputnya. Sungguh menyebalkan, orang serumah tidak ada yang mengangkat telpon. Akhirnya bunga memutuskan untuk berjalan kaki. Sampai di dekat rumahnya bunga melihat kerumunan orang, banyak pekarangan bunga ucapan bela sungkawa. Masuk kerumah penuh tangisan saudara, dan disana bunga melihat ayah juga pingsan. Bunga mencari ibu disetiap sudut rumat tapi tak dia temukan. Bunga baru sadar pesan tadi siang yang masuk ponselnya. Bunga membanting tas dan berteriak memanggil ibunya. Seperti orang kesurupan dia membuat seisi rumah berantakan. Bunga kecewa mengapa semua tidak memberikan kabar sejak ibunya sakit. Bunga tidak bisa menjumpai wajah ibunya yang tetakhir kali. Bahkan saat bunga sampai dirumah sang ibu sudah di makamkan.
Selama satu minggu bunga mengalami penurunan berat badan 10kilo, tak makan apapun dan hanya minum saja. Bunga sangat disayangi oleh teman-temanya, perlahan bunga mencoba ikhlas. Kembali melanjutkan masa depannya. Bunga sadar, satu cara untuk membahagiakan ibunya adalah tetap melanjutkan kuliahnya hingga selesai dan kelak menjadi anak yg sukses. Bersama sang ayah bunga kembali membaik, bunga masih merasakan syukur. Karena ada keadaan yang membuka pandangannya, bahwa ada yg sejak usia bayi telah ditinggalkan bapak ibunya.
Bunga kembali ceria, hingga akhirnya dia kembali mengenal seorang laki-laki bernama aldi. Dia anak bangkalan dan kebetulan seorang TNI AD yang berdinas di daerah jawa timur. Bunga dipertemukan saat ada event lari 10K yang diadakan oleh semen gresik tahun 2015. Melakukan pendekatan hingga akhirnya cocok. Mereka memutuskan bertunangan setelah bunga wisuda. Namun kembali bunga di uji dalam sebuah hubungan. Hubungan yang dijalani mulai tidak sehat. Aldi berubah menjadi sosok yg kasar. Akhirnya bunga juga membalas kasar. Aldi mulai menuduh bunga yang bukan-bukan, hingga akhirnya bunga menyerah dan meminta pisah. Karena bunga pada akhirnya mendapatkan informasi dari temannya aldi sendiri bahwa aldi mempunyai wanita lain. Bunga merasa hancur untuk yg kedua kali. Sementara bunga bekerja di perusahaan dari pagi hingga petang mengumpulkan tabungan agar bisa segera hidup bersama aldi. Bunga paham karena aldi adalah anak dari keluarga yg kurang mampu, dari 8 bersaudara tidak ada yang bekerja. Aldi menjadi tulang punggung keluarga, hingga gaji habis tak bersisa untuk membayar hutang. Aldi juga sering berbohong dalam urusan izin. Sering kali pergi ke suatu tempat izin ke senior ke tempat A, bilang ke letting ke tempat b, dan bilang ke junior ke tempat c. Ketika apel malam dadakan semua bujangan dikumpulkan, 1 personil tidak ada dan dia adalah aldi. Saat ditanya aldi kemana, jawaban tidak serempak dan berbeda2. Salah satu temannya menelpon bunga menanyakan posisi aldi. Ya benar saja aldi sedang dirumah bunga tp izin ke orang2 entah kemana. Entah berapa kali bunga dipermainkan. Bunga akhirnya mulai berubah, tak lagi menjadi wanita yg lemah lembut, melainkan menjadi wanita yg lebih cuek, sibuk dengan dunianya sendiri dan terkesan tak peduli. Aldi menyadari itu, akhirnya minta kesempatan pada bunga untuk memperbaiki sikapnya. Bunga akhirnya memberi kesempatan itu lagi untuk aldi. Bunga berpamitan pada aldi bahwa dia kan dikirim dinas luar ke bandung selama 1 minggu. Aldi langsung dengan sigap menelpon bunga, menanyakan keberangkatan. Meminta foto surat tugas bunga dan tiket pesawat untuk meminta izin pada wakil komandannya agar bisa mengantar calonnya ke bandara. Karena saat itu dia sedang menjalani sanksi entah karen pelanggaran apa. Dia menjadi ajudan rumah wakil komandan.
Hari jum'at subuh aldi sudah ada di rumah bunga. Dia tertidur sejenak di ruang tamu. Jam 7 pagi bunga berangkat menuju bandara. Namun hari itu seperti ada getaran pada hati bunga. Yang sebelumnya tak ingin tau isi hp aldi tiba ingin sekali mengetahui. Yaa, lagi-lagi kecewa yang bunga rasakan. Ada pesan masuk dari seorang wanita dengan foto profil berambut panjang dan sudah janjian dengan aldi untuk bertemu setelah mengantar saya dari bandara. Rasanya saya sudah tak ingin memberinya kesempatan lagi. Ingin saya sudahi semuanya namun akhirnya aldi memohon kepada ayah bunga dan bersimpuh dikaki ayah bunga. Tapi ayah bunga sepertinya juga sudah lelah, melihat putrinya menangis berulangkali dengan kesalahan yang sama.. Aldi tetap membujuk bunga dengan mengirim pesan mengingatkan perjalanan saat hubungan terasa bahagia dan baik2 saja. Namun satu minggu kemudian ayah mengalami stroke dan tidak sadarkan diri hingga meninggal. Bunga mengabarkan itu pada keluarga beserta aldi. Namun tidak ada respon baik dari mereka hingga 40 harinyapun tak ada yg berkunjung kerumah. Saat itu bunga benar-benar menganggap sudah berpisah dengan aldi.
Penyesalan begitu membekas dalam diri bunga. Banyak sekali hal sia-sia tak berguna. Bunga selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk keluarga aldi, menyayangi mereka layaknya keluarga sendiri. Ada malam yang sunyi bunga merasakan kerinduan yang mendalam pada aldi, dan bunga yakin aldi merasakannya. Kenyataan pahit yang harus diterima karena tidak melibatkan Allah dalam memilih. Sebelum dengan aldi sesungguhnya bunga sangat dicintai oleh seorang anak prajurit hanya saja bunga meninggalkannya karena tempat tugasnya di bali, lagi2 bunga memikirkan bagaimana dengan ayahnya. Saat terjadi guncangan pertama kali bunga juga diajak menikah dengan seorang pria bernama yasin namun dia menolak karena alasan ingin tetap setia pada pasangannya saat ini apapun itu meskipun perlakuannya mulai tidak baik. Kemudian teringat pula dengan awal menjalani hubungan dengan aldi. Ada seorang wanita mengaku pasangan aldi, dan hubungan itu rusak karena kehadiran bunga. Wanita itu bernama dwi, dia cantik dan baik sekali menurut bunga. Tiba-tiba dwi menceritakan semua keburukan tentang aldi mulai dari yang suka membicarakan uang uang dan uang hingga suka mempermainkan wanita. Entah berapa wanita telah menjadi korban. Jelas saja bunga tidak percaya, pikirnya saat itu ya pakai logika. Namanya mantan ya pasti kalau tidak terima akan bongkar semua yang tidak baik bahkan bisa ditambah bumbu-bumbu lainnya. Ternyata saat itu bunga baru sadar bahwa wanita selalu berbicara dengan hati, karena hati dia peduli. Namun apa dikata nasi sudah menjadi buburpun tak bisa di olah menjadi kerupuk.
Pengalaman itu membuat bunga menjadi trauma, rasanya tidak ada lagi minat menjalin hubungan dengan pria. Terutama seorang tentara. Memang tidak semua sama tp bunga saat itu membiarkan luka biar terobati dengan sendirinya. Bunga muali menyibukkan diri dengan hal-hal positif. Mulai sibuk menjalankan usaha dan mulai berinteraksi kembali dengan dunia sosial media. Setelah banyak yang tau bunga jomblo.. haha masuklah dm dr teman2 yang pernah dekat untuk menyambung komunikasi dengan bunga. Ada juga orang-orang baru yang berusaha mengenal bunga bahkan dengan niat-niat yang baik. Satriapun kembali mencari bunga. Namun itulah bunga, dia berpikir berulang kali jika akan pergi. Namun saat bunga mengambil keputusan pergi maka tak ada harapan untuk kembali. Bagi bunga, sekalipun mantan sudah berubah menjadi baik, jika untuk mengulang hunumbungan kembali rasanya tidak akan sama dan tidak akan nyaman. Jika orang lain memilih mempertahankan yang sudah di kenal baik buruknya walaupun tidak sehat hubungannya, maka bunga memilih lebih baik mengenal orang baru dan belajar dari pengalaman yang sudah terjadi. Kita tidak akan mendapat hubungan yang berkualitas jika hanya mengandalkan ketakutan sebelum mencoba.
Sungguh menyebalkan, saat bunga sudah mulai move on aldi selalu kembali menghubungi. Mengatakan bunga wanita yang mudah mencari pengganti. Mengatakan bahwa bisa dilihat siapa sebenarnya yang tidak setia. Bunga santai menanggapi kicauan dari mulut aldi. Bunga mengatakan sejujurnya siapa orang-orang yang kini dekat dengannya. Bunga sudah terbiasa menghadapi aldi. Sudah tidak lagi terbawa perasaan. Bunga mulai mengajak bercanda aldi. "Bunga kan udah cerita nih sekarang dekat sama siapa, sekarang bunga tanya dong mas aldi deket sama siapa?" Grrrrrrrrr jawaban bijak keluar dari si aldi "saya ini gak punya sosmed, saya gak dekat sama siapapun bunga. Saya bukan laki2 yang mudah jatuh cinta, sekalipun dekat dengan siapapun tdk ada yang bs saya rasakan saat nyaman sama kamu. Saya saat ini tidak fokus cari penggantimu, saya fokus karir dan keluarga saya saja". Bunga hanya mengangguk2an kepala saja. Sambil mengingat kembali masa pacaran tidak peenah menuntut apapun dari aldi. Makan ditempat murah, kepanasan, kehujanan, kehabisan bensin, motor gak punya juga pinjam. Yaaa seringkali aldi berteriak di muka bunga sambil bilang dia yg menemani bunga dari 0 sampai saat ini, tanpa dia mengingat bahwa bunga tetap menemaninya meskipun tak punya apa-apa. Mungkin aldi lupa saat bunga pengangguran diabaikan, saat bunga masuk kedinasan aldi memohon kembali.
Tak lama ada DM masuk memberitahukan bahwa ada akun bernama aldi meminta kenalan teman saya. Dan gak lama juga ada wanita yang sebenarnya adalah ceweknya aldi tp tak diakui. Karena setiap ditanya aldi jawabnya tidak punya pasangan 😂. Ya bunga kembali tertawa terbahak-bahak bertanya ada permainan apa lagi ini. Pernah merasakan malu luar biasa, saat aldi membahagiakan bunga dengan kebohongan. Aldi bilang ke bunga kalo dia dapat nilai nembak terbaik. Yaa bunga bangga, akhirnya bunga membanggakan aldi di status sosial media menyatakan kebanggaanya terhadap aldi yg memperoleh nilai terbaik saat menembak. Ternyata itu berujung memalukan. 😭 Status bunga di komen dengan anak yang namanya vira. Dia adalah pacar juniornya aldi yg bernama panji. Vira mengirim kertas nilai kepada bunga dan ternyata nilai tembak terbaik adalah panji dan si aldi nilainya paling rendah. Tolong lah, tak perlu membahagiakan pasangan dengan kebohongan. Sesungguhnya seorang wanita lebih bahagia bersama pasangan yang apa adanya dari pada mengada ada.
Tidak ada insan yang tak lepas dari kesalahan. Berlian akan tetap menjadi berlian tak akan bisa berubah menjadi tembaga. Tak perlu membalaskan dengan dendam atas kecewa-kecewa yang terlewat. Sangat tidak benar bagi saya jika ada yang menyatakan bahwa orang jahat adalah orang baik yang tersakiti. Faktanya orang baik akan tetap baik. Seperti apapun kejahatan yang menghampirinya, jika dia orang baik maka akan mengahdapi semuanya dengan cara serta sikap terbaik. Teruntuk wanita yang pernah mengalami patah hati dan kenyataan pahit, tetap jadikan diri kalian berarti. Layak dicintai, harus dihargai dan bisa menguasai peranan hati. Bangun kecantikan-kecantikan aecara maksimal dari hati nurani, bukan dari mata dan kaki.
6 notes · View notes
lsbdr · 5 years
Text
Sebut saja dia Maryam
“Menurut gue, Cerita atau curhat ke stranger bisa bikin kita lebih terbuka, dan kadang terasa lebih nyaman. Mungkin karena kita belum tentu akan dipertemukan lagi dengan stranger yang sama dikemudian hari. Kalaupun iya, kemungkinan untuk bertemu kembali itu kecil.”. Itu adalah kalimat yang diutarakan oleh kawan saya bernama Celine, ketika saya, Ryell, dan juga Celine sedang nongkrong di salah satu Kafe di Bintaro. 
Pernyataan yang dilontarkan Celine mengingatkan saya pada kejadian di bulan September 2018, ketika saya harus naik bus antar provinsi untuk menghadiri salah satu Festival di GWK Bali. Sebuah pertemuan intim namun terasa singkat dengan orang yang menjadi berarti di perjalanan itu. 
Semua dimulai dari sini.
Saat itu pagi hari jam 8, saya naik bus menuju Bali dari terminal Cilandak, Jakarta. sesampainya di dalam bus, saya memilih untuk duduk di baris tengah bus dan memilih kursi yang ada di samping jendela. Selama perjalanan, kursi di sebelah saya belum terisi, karena menurut kondektur, kursi saya sudah dibooking oleh penumpang lain dari Yogyakarta. Jadi kadang kursi disebelah saya diduduki oleh penumpang lain secara bergantian, yang sepertinya enggan duduk di kursi yang sudah mereka pilih.
Akhirnya bus kami menepi di terminal Yogyakarta selama 1 jam. Para penumpang diberi waktu untuk keluar dari dalam bus selama waktu yang diberikan. Saya sendiri menghabiskan waktu yang diberikan untuk makan di dekat terminal serta membeli beberapa bekal untuk perjalanan yang masih sangat panjang. Setelah selesai makan dan membeli bekal, saya segera kembali ke dalam bus untuk beristirahat. Ketika tiba di dalam bus, saya melihat bangku disebelah saya sudah diisi oleh seorang perempuan. Kalau dilihat dari wajahnya, wanita tersebut mungkin sudah berusia 40 tahun keatas. Dia menggunakan kerudung berwarna kuning pucat dan membawa tas besar serta kardus-kardus yang tidak kalah besarnya. Akhirnya setelah tiba di dekat bangku, saya hanya berkata “permisi” untuk melangkah duduk di sebelahnya.
Tidak ada pembicaraan yang terjadi antara saya dan si ibu di sebelah saya ini selain ucapan permisi tadi. Saya sibuk dengan buku dan lagu yang saya dengarkan melalui headset, serta si ibu sibuk melihat layar ponselnya. Sesekali kalau bosan, saya coba melirik ke arah si ibu, dan ternyata dia masih tetap melihat layar ponselnya. Kalau dilihat-lihat, sepertinya dia sedang bertukar pesan, tapi entah dengan siapa. Mungkin keluarganya, temannya, atau siapapun itu yang saya tidak tau.
Sampai akhirnya bus kami kembali berhenti di salah satu terminal kota Surabaya untuk menurunkan penumpang yang telah tiba di kota tujuannya, serta mengangkut penumpang lain yang akan menuju ke Bali. Kali ini saya memilih untuk tetap duduk didalam bus, begitupun si ibu yang ada di sebelah saya. Kebetulan bus kami tidak berhenti lama di Surabaya, hanya 30 menit, jadi mungkin itu adalah salah satu alasan saya dan si ibu untuk tidak keluar dari bus ini. Mungkin. Lalu saya memilih untuk tidur demi membunuh waktu. 
Waktu demi waktu berlalu, dan saya akhirnya terbangun akibat goncangan bus yang cukup kuat. Saya melepas headset yang sedari tadi menempel di telinga sembari menengok sekitar, ternyata penumpang lainnya masih tertidur. Ada beberapa yang masih terjaga, tapi jaraknya cukup jauh di belakang dari baris bangku saya. Lalu saya melihat ke bangku disebelah saya. Si ibu sedang shalat dalam keadaan duduk. Beberapa kali saya melirik, dan saya menangkap si ibu sedang menangis. Ogah ikut campur dan tak mau mengganggu si ibu berdoa, saya kemudian memilih untuk menyalakan lampu baca di atas kepala saya dan mencoba membaca buku sembari mendengarkan lagu lagi. Mungkin sudah 30 menit berlalu sejak saya terbangun, saya akhirnya mematikan lagu yang saya dengarkan dan melepaskan headset. Kemudian saya dengar si ibu masih terus menangis, namun dengan suara yang berusaha dia tahan agar tidak mengganggu penumpang lain. Lalu kali ini saya beranikan diri untuk menengok ke arah si ibu untuk melihat dia lebih lama. Jujur dia yang sejak naik bus ini tidak tidur dan hanya menangis sembari menatap ponselnya membuat saya jadi merasa gelisah. Saya memutuskan untuk memulai percakapan dengan si ibu, tapi sebelum kalimat pertama keluar, saya malah jadi bingung harus mulai darimana. Saya coba tengok lagi si ibu, dan saya lihat beliau menghapus air matanya menggunakan tangan hampa. Saya berinisiatif untuk mengambil tissue di dalam tas kecil yang saya pangku, kemudian saya coba untuk tawarkan ke si ibu. Sontak si ibu kaget melihat saya mengulurkan tissue, namun beliau terima tissue yang saya berikan, dan dijawab “terima kasih ya”. Saya coba beranikan diri untuk bertanya dalam nada pelan, “ibu kenapa?”. Mungkin dia juga sudah menyadari bahwa saya dari tadi melirik ke arahnya. Dan akhirnya dijawab dengan senyum sembari menangis. 
Untuk mempermudah, mari sebut saja ibu ini dengan nama Maryam. 
Dengan uluran tissue dan kalimat singkat yang saya keluarkan, terjadilah komunikasi antar saya dan bu Maryam. Beliau adalah wanita berusia 46 tahun yang memutuskan untuk meninggalkan kampung halamannya. Dia menceritakan bahwa perpindahannya adalah bentuk pelariannya dari beban berat yang selama ini dia pikul. 
Bu Maryam menceritakan pengalaman pahitnya pada saya, pengalaman pahit sejak remaja, hingga dia yang akhirnya memutuskan untuk pergi. Dia yang awalnya menganggap bahwa cobaan yang dia lalui hanya berupa batu loncatan untuk bisa lebih kuat lagi, sampai akhirnya menyerah dan berani mengambil langkah panjang.
Kejadian dimulai sejak bu Maryam berusia 17 tahun. Saat itu, bu Maryam duduk di bangku SMA kelas 2. Dia menceritakan bahwa dia mengalami pemerkosaan oleh ayah kandungnya sendiri. Hal tersebut terjadi berulang-ulang kali tanpa diketahui oleh pihak keluarganya. Sampai akhirnya ketika liburan kenaikan kelas, bu Maryam positif hamil. Ayah bu maryam berkali-kali mengancam bu Maryam untuk tidak menceritakan kejadian pemerkosaan yang dilakukan oleh bapak kandungnya sendiri. Dan seluruh anggota keluarga, termasuk ibu dari bu Maryam merasa malu dan merasa sudah dikecewakan. Berkali-kali ditanya oleh pihak keluarga maupun kenalannya mengenai siapa ayah dari janin yang dikandung, bu Maryam memutuskan untuk tetap diam dan tidak memberitahu. Selain karena diancam, dia juga tidak ingin merusak rumah tangga orang tua kandungnya sendiri. 
Beliau bercerita bahwa sering kali dia mendapatkan perlakuan tidak mengenakan, dari keluarga maupun dari lingkungan dia tinggal. Keluarga dan lingkungannya memberikan cap wanita murahan kepadanya, karena telah mengandung anak dari lelaki yang tidak diketahui. Kadang ucapan tidak mengenakan tersebut juga dilemparkan oleh ayah kandungnya sendiri demi menutupi apa yang sudah diperbuat. Tak sampai disitu, bu Maryam juga diberhentikan dari sekolah karena dianggap sebagai pengaruh buruk untuk lingkungan sekolah. Pernah dia mencoba untuk menggugurkan kandungannya, akan tetapi ibu dari bu Maryam berkata bahwa itu hanya akan menambah daftar panjang aib buruk yang sudah dia perbuat dan akan membuat keluarganya semakin malu. Akhirnya mau tak mau dia harus bertahan dengan kondisinya tersebut.
Sampai akhirnya dia melahirkan putra pertamanya tanpa dampingan dari pihak keluarga. Dia hanya didampingi oleh teman baiknya sewaktu SMA. Katanya, teman baiknya ini iba dengan keadaan Bu Maryam dan ingin tetap berteman dengannya walaupun mendapat larangan dari keluarga si temannya. 
Selama membesarkan putranya, bu maryam tetap tinggal bersama keluarganya. Namun keluarga tidak ingin membiayai kehidupan bu Maryam serta putranya, sehingga beliau harus bekerja sebagai buruh cuci dari dari rumah ke rumah. Akan tetapi beliau bekerja cukup jauh dari tempatnya tinggal, yang jarak tempuhnya menghabiskan waktu kurang lebih 3 jam. karena warga di lingkungan tempat tinggalnya tidak ingin menerima bu Maryam untuk bekerja di rumah mereka. Dan selama dia bekerja, dia menitipkan anaknya pada pihak keluarga. Namun sering kali setiap dia pulang, dia melihat bahwa anaknya ditelantarkan begitu saja, kadang juga tidak diberi makan. Jadi setiap dia tiba di rumah, dia harus mengurus anaknya dan membersihkan rumah keluarganya. 
Ketika anak bu Maryam menginjak sekolah dasar, sering kali dia mendengar anaknya bercerita bahwa anaknya dihina dan dipukul oleh keluarga bu Maryam. Semua cerita dia dengar ketika dia pulang dari bekerja. Anaknya bercerita bahwa kakeknya (ayah bu Maryam) sering kali menghina putra bu Maryam sebagai pembawa sial. Neneknya bahkan tidak ingin berbicara dengan anak kecil itu. Namun sekuat tenaga bu Maryam meminta maaf kepada sang anak. Dia berjanji bahwa nantinya mereka akan pindah dari rumah keluarganya. Pernah suatu waktu putra bu Maryam menanyakan siapa ayahnya, dan tidak pernah dijawab oleh ibunya. Dalam hati bu Maryam, dia berharap putranya mau memaafkannya.
Tahun demi tahun berlalu, ayah bu Maryam menderita sakit keras. Beliau mengidap penyakit kanker otak. Keluarga bu Maryam sendiri tidak mampu untuk membiayai pengobatan rumah sakit, akhirnya ayah bu Maryam hanya menjalani pengobatan dari rumah dengan mengkonsumsi obat pereda nyeri yang dijual di warung. Warga setempat maupun keluarga bu Maryam sendiri sering kali menganggap bahwa penyakit yang diderita oleh ayah bu Maryam adalah akibat dosa bu Maryam, sehingga orang tuanya lah yang harus menanggung dosa bu Maryam. 
Tiga bulan lamanya ayah bu Maryam menjalani pengobatan dari rumah. Lalu ada hari dimana ayah bu Maryam memanggil untuk berbicara. Ayah bu Maryam akhirnya meminta maaf. Dia berkata bahwa bu Maryam boleh memberitahu pada semua orang bahwa ayahnya lah yang melakukan tindakan tersebut kepadanya. Namun bu Maryam berkata bahwa dia sudah memaafkan ayahnya, dan dia tidak mau menambah sakit hati yang diderita oleh ibundanya. Bu Maryam juga mengatakan kepada ayahnya, bahwa cukup meminta maaf dan melupakan apa yang sudah berlalu, termasuk perlakuan yang dilakukan oleh sang ayah selama ini. Jika harus memberitahu kepada semua orang tentang apa yang sebenarnya terjadi, hal itu hanya akan menambah derita bagi bu Maryam, terutama ibu dari Bu Maryam. Dan setelah berbicara dengan bu Maryam, ayah bu maryam juga memanggil putra bu Maryam untuk meminta maaf. Tak lama setelah hari permintaan maaf tersebut, ayah bu Maryam meninggal dunia.
 Setelah kematian ayah bu Maryam, perlahan keluarga bu Maryam mulai bersikap biasa saja kepada bu Maryam. Mulai memperlakukan dia sewajarnya, walaupun lingkungannya tidak berbuat demikian. 
Tahun demi tahun berlalu, hingga akhirnya bu Maryam menginjak usia 25 tahun. Dia menikah dengan seorang teman lamanya dari bangku SMP. lelaki yang menikahinya ini merupakan lelaki yang sangat baik padanya. Lelaki ini juga tidak pernah memperlakukan bu Maryam secara kasar seperti apa yang dia terima selama ini dari lingkungan sekitar, entah itu secara verbal ataupun non verbal. Awalnya keluarga si lelaki menolak untuk menikahkan putranya dengan bu Maryam, namun akhirnya mereka bisa menikah setelah lelaki tersebut meyakinkan keluarganya tentang wanita yang dia pilih. Dan lelaki yang akhirnya menjadi suami bu Maryam adalah orang pertama yang iya ceritakan mengenai ayah dari putranya tersebut. Mendengar hal tersebut, suami bu Maryam memutuskan untuk mengajak bu Maryam serta putranya meninggalkan kota mereka dibesarkan dan berpindah ke Yogyakarta.
Selama menjalani pernikahan dengan suaminya, bu Maryam berkata bahwa hidupnya ada di titik yang sudah berubah. Dia merasa bahwa beban penderitaannya sudah berakhir. Mereka hidup di lingkungan yang tidak seorangpun tau masa lalu bu Maryam, sehingga mereka bisa menjalani kehidupan dengan baik dan normal. Dan dari pernikahannya, bu Maryam dikaruniai seorang anak perempuan ketika usia pernikahannya menginjak 1 tahun. Sehingga genaplah anak bu Maryam, lelaki dan perempuan. Mereka hidup dengan baik-baik saja. Selama bu Maryam bercerita, dia berkata bahwa tak pernah sekalipun suaminya menghina beliau, bahkan ketika mereka sedang bertengkar. 
Selama mereka tinggal di kota yang jauh dari tempat mereka berasal, tak jarang keluarga datang untuk berkunjung ke rumah mereka. Dan setelah bertahun-tahun putus sekolah, bu Maryam akhirnya memilih untuk menamatkan bangku SMAnya dengan mengikuti paket C. dan keputusan bu Maryam untuk menamatkan sekolahnya tersebut didukung oleh keluarga kecilnya.
Setelah 10 tahun usia pernikahannya, suami bu Maryam mengalami kecelakaan dan meninggal dunia. Dia masih ingat bagaimana rasa sakitnya. Orang yang dia cintai dan menyayangi dia harus pergi menghadap Yang Maha Kuasa. Saat itu, bu Maryam berkata bahwa hatinya hancur untuk kedua kalinya. Tak banyak cerita yang saya dengar tentang mendiang suami bu Maryam ini selain rasa bahagia dan sakitnya ditinggal mati. Sesekali bu Maryam hanya bisa menangis ketika menceritakan suami tercintanya yang sudah meninggal. Saya hanya bisa diam.
Selama mendengar cerita bu Maryam, saya berusaha sekuat tenaga menahan air mata agar tidak membuat beliau merasa dikasihani. Dua jam sejak dia memulai bercerita, bus kami berhenti di salah satu rest area untuk istirahat sejenak. Lalu saya mengajak bu Maryam untuk keluar bus untuk mencari warung makan disekitar sana. Akhirnya kami berhenti di salah satu warung makan yang jaraknya tidak jauh dari bus kami parkir, dan kemudian bu Maryam memutuskan untuk makan, karena katanya perutnya belum diisi apapun. Akhirnya saya juga memutuskan untuk ikut makan. Selama di warung makan, bu maryam juga bertanya kenapa saya pergi sendirian. Saya hanya menjawab kalau ingin menghadiri sebuah acara di Bali. sejujurnya tidak banyak yang saya ceritakan ke bu Maryam, mengingat apa yang dia ceritakan lebih menarik ketimbang cerita saya ini.
Selesai makan, kami memutuskan untuk langsung kembali ke dalam bus. Sesampainya di dalam bus, bu Maryam mohon ijin untuk istirahat. Lalu tertidurlah beliau.
Tidak terasa sudah pagi hari. Saya terbangun akibat matahari yang menembus jendela disamping saya. Saya tengok bu maryam, ternyata dia sudah bangun. Kemudian saya terdiam,  saya penasaran dengan anak-anak bu Maryam, mengingat dia bercerita bahwa dia memiliki 2 orang anak. Lalu bu Maryam buru-buru membenarkan pernyataan saya dengan berkata bahwa anaknya ada 3 orang. Saya kaget karena seharusnya anaknya cuma 2. Kemudian dia melanjutkan ceritanya. Dia berkata bahwa beberapa tahun setelah suami pertamanya meninggal, dia melanjutkan hidup dengan bekerja menjadi seorang admin pabrik di Yogyakarta untuk menghidupi keluarganya. Dan setelah 3 tahun bekerja, dia menikah lagi dengan seorang pria yang sudah dia kenal sejak bekerja disana. Suami barunya ini adalah senior di tempat bu Maryam bekerja.
Awal mula ketika mengenal lelaki ini, bu Maryam berkata bahwa lelaki tersebut selalu bersikap baik padanya. Tak jarang dia mengantarkan bu Maryam ke rumah, serta sering kali lelaki itu membelikan makanan, mainan, atau bahkan kebutuhan anak-anak bu Maryam. Sejak saat itu, bu Maryam kembali jatuh cinta untuk kedua kalinya.
Akhirnya bu Maryam memutuskan untuk menikah dengan lelaki tersebut. Sebetulnya bu Maryam tidak ingin menikah lagi, namun keluarganya dan juga lingkungan rumah tempat dia tinggal beranggapan bahwa menjadi janda itu adalah hal buruk, apalagi jika sering dikunjungi oleh pria. Sejujurnya ketika saya mendengar pernyataan tersebut, saya merasa kesal dan menganggap pernyataan tersebut konyol, tapi saya pendam pernyataan itu di kepala saya seorang.
Bu Maryam melanjutkan ceritanya. Kisah pernikahan keduanya tidak sebaik kisah pernikahan pertama. Semua bermula sejak bu Maryam menceritakan masa lalunya. Tentang asal usul anak pertamanya. Bu Maryam memutuskan untuk menceritakan hal tersebut karena dia beranggapan bahwa suaminya berhak untuk tau apa yang terjadi dalam hidupnya. Awalnya dia mengira bahwa suami yang saat ini dinikahinya akan memperlakukannya sama seperti suami sebelumnya, namun ternyata justru yang dia terima adalah perlakuan yang berbeda. Bu Maryam cerita bahwa setiap kali mereka bertengkar, suaminya sering kali melemparkan kata-kata kasar kepadanya. Bahkan sering juga suaminya melakukan tindak kekerasan terhadap dirinya. Putra-putri bu Maryam juga sering kali menerima perlakuan tidak mengenakan dari ayah tiri mereka. Dan semua itu bu Maryam terima sejak awal pernikahannya. Dia merasa menyesal memutuskan untuk menikah dengan lelaki tersebut, namun dia tidak mau bercerai karena ketika usia pernikahannya menginjak bulan ke-5, bu Maryam mengandung anak dari suami barunya.
Walaupun sudah bekerja dan sedang mengandung, bu Maryam tetap bekerja di tempat yang sama dengan sang suami. Bu Maryam sempat melamar kerja di tempat baru, namun tidak ada yang mau menerima wanita hamil sebagai pegawai baru. Mau tak mau, bu Maryam harus tetap bertahan bekerja di kantor lamanya bersama sang suami. 
Perlahan-lahan rekan kerja bu Maryam mengetahui kondisi rumah tangganya yang tidak harmonis, namun mereka tidak pernah mengungkit tentang hal tersebut didepan bu Maryam dan didepan suami beliau. Menurut cerita bu Maryam, suaminya cukup disegani di kantornya, itu semua dikarenakan sang suami merupakan pegawai paling lama disana. Dan di tempat kerjanya, bu Maryam dan suaminya juga sering bertengkar. Kadang, orang-orang disana menjauhi mereka ketika pertengkaran itu terjadi. Dan bu Maryam hanya punya 2 orang teman di kantor tersebut, dan itupun tidak terlalu dekat. Entah karena segan atau karena takut dengan suami bu Maryam.  
Sama seperti di kantor, bu Maryam juga sering bertengkar di dalam rumah, sehingga suara pertengkarannya terdengar oleh warga setempat. Bahkan bu Maryam berkata bahwa pernah suatu waktu ketua RT di tempatnya tinggal datang ke rumah mereka untuk menasehati bu Maryam dan sang suami. 
Selama menjalani pernikahan keduanya, hanya derita yang bu Maryam ceritakan pada saya. Cerita hidup yang awalnya tidak diketahui oleh lingkungan barunya, kini menjadi bahan gosip tetangga. Entah darimana berita itu tersebar. Bukan hanya di lingkungan tempat tinggalnya, tetapi juga lingkungan kerja bu Maryam. Entah itu datang dari cerita suaminya, atau mungkin ketika suami bu Maryam berteriak menghina beliau ketika mereka bertengkar. 
Bu Maryam bercerita bahwa suaminya sering kali berteriak, mengatakan bahwa dia adalah lonte dari ayahnya sendiri, dan juga sang suami berkata bahwa suami pertamanya meninggal akibat dosa yang bu Maryam perbuat. Lagi dan lagi, selalu ada orang yang berkata bahwa hal buruk yang menimpa orang lain di sekitar bu Maryam adalah akibat jalan hidup yang dialami bu Maryam. Sering kali dia di cap pembawa sial oleh suaminya sendiri, sama seperti apa yang keluarganya pernah katakan kepadanya.
Pernah sekali ibu dari Bu Maryam datang berkunjung ke rumah bu Maryam, dan beliau dimaki oleh suami bu Maryam. Suami bu Maryam berkata bahwa dia merasa ditipu oleh bu Maryam dan keluarganya. Namun suami baru bu Maryam tidak pernah berkata bahwa yang menghamili bu Maryam adalah ayah kandungnya sendiri. Lalu ketika mendengar penghinaan menantunya tersebut, ibu dari Bu Maryam merasa kecewa dan sedih kepada bu Maryam. Dia merasa bahwa bu Maryam selalu menghadirkan derita dan cemooh di keluarga mereka.
Menjalani kehidupan rumah tangga yang berat lantas membuat bu Maryam kehilangan anak terakhirnya. Ketika anak terakhirnya lahir, bayi itu hanya bertahan 1 minggu, bayi tersebut meninggal akibat prematur dan lemah jantung. Saat itu, kebencian suami bu Maryam semakin mendalam.
Sampai akhirnya beberapa bulan sebelum bu Maryam memutuskan untuk pergi, anak pertama bu Maryam bertengkar hebat dengan ayah barunya. Hal tersebut terjadi ketika suami bu Maryam ketahuan selingkuh dengan wanita lain. Anak pertamanya menangkap basah suami bu Maryam ketika anak itu sedang pergi bersama teman-temannya. Ketika pertengkaran itu berlangsung, semua anggota keluarga kecil bu Maryam sedang ada di dalam rumah. Dan kedua anak bu Maryam berdiri membela ibunya yang selama ini tersiksa dan akhirnya diselingkuhi. Namun bukan itu yang membuat hati bu Maryam hancur. Yang menyakitkan hati bu Maryam adalah ketika suaminya berkata ke anak pertama bu Maryam bahwa ibunya adalah wanita murahan. Dan dia juga berkata bahwa anak pertama bu Maryam adalah hasil perselingkuhan antara Bu Maryam dan ayahnya. Namun anak pertamanya sama sekali tak mengeluarkan ekspresi kaget, melainkan tetap mengajak ayah tirinya untuk berkelahi. 
Setelah ribut besar itu, bu Maryam memutuskan untuk bercerai dengan sang Suami. Akhirnya permohonan untuk bercerai dikabulkan oleh pengadilan agama maupun catatan sipil. Sebelum perceraian itu terjadi, anak bu Maryam tidak pernah mengungkit apa yang disampaikan oleh ayah tirinya malam itu. Hingga akhirnya ketika sudah dinyatakan bercerai, suami bu Maryam memutuskan untuk meninggalkan rumah bu Maryam. Kemudian tersisa bu Maryam bersama dua orang anaknya di rumah itu.
Hingga suatu malam setelah beberapa hari bercerai, Bu Maryam mengajak anak pertamanya untuk bicara. Dia menceritakan apa yang dia alami. Tanpa reaksi berlebih, anak pertama bu Maryam berkata bahwa dia sudah menduga semuanya. Perasaan itu dia rasakan sejak kecil, ketika kakek yang adalah bapaknya sendiri masih ada. Kemudian anak bu Maryam mengatakan bahwa sebetulnya ketika dia diajak bicara oleh kakeknya didalam kamar sebelum ajal menjemput sang kakek, dia dipeluk erat oleh si kakek. Sampai akhirnya terjawab sudah ketika sang kakek berkata pada putra bu Maryam “maafin bapak ya…”. Sejak saat itu, putra bu Maryam merasa bahwa kakeknya adalah bapaknya sendiri. Dan setiap mendengar sindiran ayah tirinya terhadap bu Maryam membuat putranya semakin yakin bahwa dia adalah anak dari kakeknya sendiri.
Selama ini Bu Maryam merasa bahwa anaknya tak pernah tau apapun, tapi justru dia menahan semuanya sendiri. Ternyata bukan hanya bu Maryam seorang. 
Selama mendengar bu Maryam bercerita, kepala saya dipenuhi pertanyaan seperti: Kenapa ada orang yang jalan hidupnya bisa sangat tidak adil? 
Sampai akhirnya saya bertanya pada bu Maryam, mengapa dia memutuskan untuk pindah ke Bali, dan dia menjawab bahwa tak ada lagi yang dikejar. Juga tak ada lagi yang dicari. Dia hanya ingin hidup yang jauh dari jangkauan orang yang dia kenal. Karena keterbatasan uang yang dia miliki, jadi dia hanya bisa pindah ke Bali. dan Bali dirasa sudah cukup jauh. Dia hanya ingin menua disana. 
Mendengar pernyataan tersebut, saya tidak ingin bertanya lebih lanjut. Sebenarnya saya ingin sekali bertanya mengenai keadaan anak-anaknya ketika harus ditinggal beliau, tapi saya urungkan niat saya. 
Saat itu air mata kembali menetes di pipi bu Maryam. Saya hanya bisa diam. Akhirnya saya memutuskan untuk tidak bertanya lebih jauh lagi tentang  kisah bu Maryam, walaupun sebenarnya saya mau tau bagaimana keadaan 2 orang anaknya setelah ditinggalkan beliau. Namun mengingat saya adalah orang asing yang dengan cuma-cuma mendapatkan kisah berharganya, saya rasa semua cerita yang bu Maryam bagikan kepada saya sudah lebih dari cukup. Dan tanpa terasa bus kami sudah tiba di Gili Manuk, Bali. Bus berhenti sejenak di terminal Gili Manuk untuk istirahat makan pagi selama 1 jam. Kemudian bus melanjutkan perjalanan menuju terminal Mengwi. 
Selama diperjalanan menuju terminal Mengwi, bu Maryam kembali tertidur. Saat itu saya menghabiskan waktu dengan menatap keluar jendela. Didalam kepala saya dipenuhi gambaran kisah bu Maryam. Membayangkan bagaimana jika hal serupa terjadi di dalam hidup saya. Kemudian, tanpa sadar air mata menetes di pipi, namun buru-buru saya hapus. 
Sampai akhirnya kami tiba di terminal Mengwi. Ketika turun dari Bus, saya menanyakan apakah bu Maryam mau saya antarkan atau tidak, namun dia berkata bahwa dia ingin pergi ke tempat barunya sendirian. Akhirnya saya coba untuk memahami kemauan bu Maryam.
Sebelum berpisah, saya minta ijin ke Bu Maryam untuk menuliskan kisahnya. Tapi saat itu saya tidak bilang kapan pastinya akan saya tulis. Kemudian disetujui oleh bu Maryam, dengan catatan saya jangan sampai menuliskan nama asli si ibu maupun anak-anaknya. Dan saya menyanggupi. 
Setelah meminta ijin, saya memberikan nomer ponsel saya ke bu Maryam jika sewaktu-waktu dia ingin bertemu saya atau hanya sekedar bertukar cerita. Dan nomer yang saya berikan di disimpan dalam ponselnya. Namun hingga kini, saya tidak pernah mendengar kabar ataupun mendapat pesan singkat dari Bu Maryam.
----
Begitulah akhir kisah yang saya punya bersama bu Maryam. Perjalanan selama puluhan jam didalam bus yang tidak akan pernah bisa saya lupakan. Hingga saat ini saya hanya bisa berdoa, dimanapun bu Maryam berada, semoga dia dalam lindungan Semesta.
Ilustrasi gambar oleh : Arie Je
Tumblr media
44 notes · View notes
nadineksn · 4 years
Text
Chapter 25
***
Di bagian atas tiang pengumuman, suara mekanis wanita terdengar.
"Saat ini, Distrik 6 memiliki persediaan yang cukup dan pasokan air dan listrik normal. Stasiun Pertahanan Kota telah mewujudkan perlindungan real-time dan komprehensif untuk alat pemancar ultrasonik. "
"Informasi cuaca. Cuaca mendung dan kemungkinan curah hujan tinggi. Semua penghuni, mohon untuk menutup pintu dan jendela dan mohon kurangi bepergian. "
"Rekrutmen personil Kantor Urusan Kota untuk Kota Utama telah dibuka. Warga yang memenuhi persyaratan dapat pergi ke Kantor Urusan Kota sesegera mungkin. Mengulangi, warga yang memenuhi persyaratan ... "
Ini adalah satu-satunya suara di seluruh jalan, terkecuali untuk langkah kaki An Zhe. Setelah musibah di Pangkalan, gerbang kota ditutup dan tidak ada yang diizinkan masuk dan keluar. Berbagai daerah lumpuh dan suasana di Distrik 6 tegang.
Dalam perjalanan menuju Kantor Urusan Kota, kekosongan ada di mana-mana. Hanya selebaran yang menentang Undang-Undang Hakim yang berserakan di dinding dan diterbangkan angin dan jatuh ke tanah. Setelah berjalan beberapa saat, An Zhe memperhatikan bahwa kadang-kadang kendaraan lapis baja dari militer akan melintas dengan sangat cepat, semuanya menuju ke gerbang.
Pangkalan ini terbagi menjadi delapan distrik. Pusat Pemancar, Stasiun Pertahanan Kota, dan Pengadilan bersama-sama memastikan keamanan kota.
Kantor Urusan Kota dan Stasiun Pasokan mengelola urusan kota. Pengadilan Persidangan terletak di gerbang kota, markas besar Stasiun Pertahanan Kota berada di Distrik 5, dan Pusat Pemancar berada di Distrik 1. Markas besar Stasiun Pertahanan Kota dibangun di Distrik 6. Untungnya, Kantor Urusan Kota tidak memiliki korban dan dapat menjalankan operasi dengan normal. Mereka bahkan bisa merekrut orang.
Kantor Urusan Kota terletak di pusat Distrik 6, di belakang Stasiun Kereta dan di sebelah Alarm Tower. Bangunan utama memiliki tujuh lantai dengan ruang kantor besar di tengah. Pada saat ini, langit benar-benar mendung. Jelas sudah siang, tetapi suasananya gelap sehingga terasa seperti pukul 5 atau 6 di malam hari. Awan gelap tampak membanjiri gedung-gedung Kantor Urusan Kota.
Baru setelah An Zhe memasuki aula, barulah dia akhirnya merasakan napas orang-orang yang masih hidup. Ada lima ratus sampai enam ratus orang di sini, dibagi menjadi dua garis panjang dan semuanya wajah-wajah muda.
Persyaratan rekrutmen disiarkan di siaran tadi dan An Zhe mendengarnya. Mereka harus berusia antara 18 - 25 tahun, tidak memiliki penyakit, tidak cacat, tidak memiliki catatan kriminal. An Zhe memikirkannya sejenak. Dia mungkin pernah berada di penjara tetapi dia baru saja ditangkap oleh Lu Feng dan mungkin tidak ada waktu untuk memasukkannya ke dalam sistem.
Setelah persyaratan dasar dipenuhi, ada persyaratan tambahan: pelamar pekerjaan sipil harus menyelesaikan setidaknya tiga kursus pendidikan dasar dan non-warga sipil harus menerima hadiah lebih dari 5.000 mata uang dasar sebagai tentara bayaran.
Kedua persyaratan ini saja dapat menyaring sebagian besar anak muda di pangkalan. Sebagai contoh, Josie sebagai remaja memilih untuk tidak mempelajari pendidikan dasar pangkalan tetapi dilatih untuk kelompok tentara bayaran. Namun, prestasinya sebagai tentara bayaran tidak luar biasa dan hasil jasanya belum mencapai 5.000 R sekarang.
An Zhe berjalan ke ujung antrean untuk warga sipil. Mungkin dia datang terlalu terlambat atau cuacanya terlalu buruk, karena tidak ada orang lain yang datang di belakangnya.
Pria di ujung antrean sipil mendengar langkah kaki An Zhe dan menoleh ke belakang. Mata mereka bertemu. An Zhe merasakan sedikit malu. An Zhe langsung mengalihkan pandangannya ke dinding di sebelahnya dan pemuda itu dengan cepat berbalik ke depan.
Mereka bisa dianggap sebagai kenalan. Orang ini adalah anak laki-laki yang pertama-tama menarik An Zhe ke garis protes dan memanggilnya 'kawan seperjuangan'. Baru kemarin di gerbang kota, dia termasuk di antara mereka yang memprotes Hakim dan dia menyapa An Zhe. Namun, An Zhe mengenakan pakaian sang Hakim dan pergi bersama sang Hakim.
Dia tidak ingin berbicara dengan An Zhe dan An Zhe tidak ingin berbicara dengannya. Mereka berbaris dalam keheningan seperti ini. Pewawancara adalah seorang pria dengan kacamata tipis berbingkai perak dan fitur wajah yang indah. Anehnya, antrean itu memendek dengan sangat cepat. Semua orang hanya ditanyai beberapa pertanyaan sebelum dituntun ke lorong lain di belakang lobi. Kadang-kadang, ada beberapa orang diminta untuk pergi tetapi jumlahnya sangat kecil.
Dalam satu setengah jam, antrean itu hanya memiliki beberapa orang yang tersisa. Kemudian giliran pemuda di depan An Zhe.
Pewawancara membuat isyarat jeda dan mengambil komunikator.
"Bisakah kau memberi tahu Kolonel Lu untuk datang secepat mungkin, setidaknya dalam lima menit." An Zhe mendengarnya berkata. "Kami membuat persyaratan untuk mengirim orang-orang ini ke Kota Utama. Keamanan Kota Utama adalah hal yang terpenting dan tidak boleh ada kesalahan yang bisa dilakukan. Hakim harus hadir. "
"Kota Utama?" Anak laki-laki di depan An Zhe terkejut. "Kita akan ke Kota Utama? Bukankah ini rekrutmen Kantor Urusan Kota? "
"Situasi saat ini memang sesuatu yang tidak ingin kita lihat. Perubahan cuaca yang drastis tidak dapat diprediksi dan pemulihan Pusat Pemancar bukanlah sesuatu yang dapat diselesaikan dalam waktu singkat. Untuk memastikan keamanan Kota Utama, para hakim harus mengungsi bersama kami. Kepentingan manusia di atas segalanya. Ingatlah kalimat ini. "
Dia meletakkan komunikator dan melirik anak laki-laki di depannya. Bocah laki-laki itu meletakkan kartu identitas pada sensor dan sebuah pesan muncul di layar.
Nama: Colin
Umur: 21
ID 3260070412
Ada layar lain di depan pewawancara, An Zhe berpikir mungkin informasi yang lebih rinci tertulis disana.
Colin mengambil inisiatif berkata, "Aku menyelesaikan pendidikan dasar matematika, fisika, dan biologi."
Pewawancara mengangguk dan mengembalikan kartu identitas kepadanya, dan berkata, "Belok kanan."
Giliran berikutnya An Zhe.
Setelah dia menggesek kartu itu, dia menjawab sesuai dengan pengalaman AnZe sebelumnya, "Aku menyelesaikan pendidikan dasar di bidang sastra, bahasa, dan ekonomi."
"Ini bagus," kata pewawancara itu.
Saat itu, suara hujan lebat tiba-tiba terdengar dari luar. Pewawancara mendorong kartu itu kembali ke tangan An Zhe dan berbicara dengan sangat cepat. "Pergilah!"
An Zhe dengan cepat mengikuti Colin ke lorong di sebelah kanan. Di belakang lorong ada sebuah jembatan kaca yang saat ini sedang dilanda hujan besar dan lebat. Situasi di luar tidak bisa dilihat sama sekali. Mereka bergegas maju, terelihat bahwa jembatan koridor terhubung ke peron Stasiun Kereta. Ada komandan lalu lintas darat berpakaian hitam di sebelah kereta.
"Ayahku belum tahu!" Colin bertanya, "Apakah kita akan pergi ke Kota Utama sekarang?"
Komandan meraih lengannya dan mendorongnya ke kereta. "Jangan bicara omong kosong!"
An Zhe juga didorong masuk. Kereta itu penuh, Colin dengan panik memencet nomor di komunikatornya tetapi gagal. Mereka berjalan ke gerbong terakhir kereta, yang kosong.
An Zhe duduk di sudut, di belakangnya ada jendela kereta api. Pemandangan belakang bisa terlihat jelas dan jejaknya terendam dalam hujan dan kabut. Colin duduk di tempat paling jauh dari An Zhe dan terus memanggil komunikatornya, bergumam pada dirinya sendiri, "Tidak, ada yang salah. Aku harus kembali— "
Dia hampir melompat dari tempat duduknya, tetapi suara semua pintu kereta ditutup pada saat yang sama. Colin menggedor pintu beberapa kali tetapi pintunya tidak bergerak sama sekali. Sebaliknya, hal ini menarik staf kereta.
"Duduk!" Kondektur itu orang yang kuat. "Kita akan pergi ke Kota Utama. Apa masalahnya?"
"Ayahku belum tahu!" Colin memanggil. "Aku tidak bisa pergi begitu saja. Apakah kamu menyembunyikan sesuatu dari kami? "
Kondektur terdiam selama tiga detik sebelum berkata, "Ayahmu akan senang untukmu."
Colin terdiam di kursinya. "Tidak, tidak..."
Dia mengulangi 'tidak' untuk waktu yang lama tetapi tidak mengatakan apa pun. Dia terus mengutak-atik komunikatornya.
An Zhe menunggu dengan tenang di sudut. Lima menit kemudian, terdengar suara pintu terbuka dan beberapa suara. Sekitar 10 menit kemudian, seluruh kereta tiba-tiba menjadi sunyi.
"Hakim ada di sini untuk memeriksa." Seseorang berbisik di depannya.
Terdengar suara langkah kaki. Ada dua orang dan suara khas sepatu bot militer yang familiar. An Zhe mendongak saat langkahnya semakin dekat.
Dia menatap langsung ke mata Lu Feng.
"Ya Tuhan," Hakim muda di belakang Lu Feng melihatnya dan berkata, "Kami pikir kamu tidak ada di sini."
"Aku... di sini." An Zhe menatap mata Lu Feng, kegelisahan samar di hatinya ketika dia berbisik, "Apa yang terjadi?"
Ini adalah pertama kalinya dia melihat Lu Feng seperti ini, meskipun penampilan Lu Feng tidak terlihat berbeda dari masa lalu. Itu tidak dingin. Itu lebih... mendalam.
Lu Feng mengatakan kepadanya, "Tidak apa-apa."
Sebuah suara datang dari komunikatornya. "Bagaimana keadaannya?"
Lu Feng menjawab, "Mengonfirmasi keamanan."
"Diterima."
Kecemasan An Zhe berangsur-angsur meningkat saat dia memandang Lu Feng. Lu Feng juga memandangnya tetapi dia tidak berbicara.
Saat itu, Colin tiba-tiba bergetar dan berbicara dengan suara serak, "Aku tahu... Aku tahu..."
Dia berbalik untuk melihat kondektur kereta. "Pemancar masih tidak berfungsi, bukan?"
"Aku sudah belajar fisika. Ultrasonografi. Gelombang ultrasonik adalah gelombang suara. Gelombang suara mentransmisikan melalui media. Sekarang karena hujannya deras, kerapatan dan tekanan suhu udara telah berubah. Ini berarti medianya telah berubah. Kita perlu menyesuaikan parameter frekuensi lagi tapi— " Colin menarik lengannya, matanya merah, dan gemetaran. "Namun, Pusat Pemancar sudah rusak dan tidak ada cara untuk menyesuaikannya. Bukankah ini benar? Frekuensi asli telah gagal dalam hujan lebat, bukan? "
Kata-katanya yang gemetar baru saja selesai ketika sebuah jeritan tiba-tiba datang dari kereta depan.
Bang! Kaca di sebelah An Zhe juga terkena sesuatu.
Seekor serangga terbang berwarna hitam bercampur dengan tetesan air hujan dan menghantam jendela kereta. An Zhe menatap ke luar jendela. Keenam mata merah serangga terbang itu menatapnya. Serangga ini sebesar kepala manusia. Serangga itu menatapnya sebelum terbang dalam hujan dan menabrak jendela lain.
Suara serangga menabrak terdengar terus menerus di luar seluruh kereta. Setelah suara peluit yang tajam, An Zhe melihat ke luar jendela, komandan dengan seragam neon membuat gerakan 'maju'.
Ada suara deru sebelum kereta perlahan mulai bergerak maju.
Colin berteriak dan terus menekan sesuatu pada komunikatornya.
Sementara itu, komandan darat di luar dipenuhi oleh serangga besar dan kecil yang tak terhitung jumlahnya. Serangga itu menjadi bayangan kabur karena hujan deras. Hanya lima atau enam detik setelah tubuh komandan darat dikelilingi oleh bayangan ini, dia jatuh ke tanah, memercikan darah. Kecepatan kereta berangsur-angsur meningkat dan setelah belokan, sosoknya benar-benar menghilang.
An Zhe menyaksikan semuanya dengan mata lebar. Dia berdiri, menatap ke luar jendela di belakangnya.
Bayangan hitam.
Bayangan hitam luar biasa yang bulat, panjang, dan tidak teratur. Cacing besar berkelok-kelok di tanah sementara serangga dengan sabit besar dapat bergerak dengan cepat dan melompat. Kapan mereka datang? Mungkin saat hujan deras mulai turun.
Atapnya bergetar dan beberapa retakan muncul di kaca luar jendela, tetapi kaca bagian dalam masih utuh.
Kereta melaju cepat, bergerak maju sementara An Zhe menatap seluruh kota.
Ini bukan hujan di langit. Benda-benda ini— campuran tetesan air hujan merah, hijau darah monster, manusia, anggota tubuh monster, dan anggota tubuh manusia. Jendela meredam sebagian suara tetapi dia masih mendengar jeritan dan suara muntah orang lain di kereta. Setelah hujan lebat mulai, dia telah tinggal di dalam kereta selama 10 menit. Dia tidak tahu jenis pembantaian apa yang terjadi di luar, tetapi dia bisa membayangkannya.
Berapa banyak orang yang masih hidup dan berapa banyak yang akan mati? Dia tidak bisa membayangkannya bila ia tidak melihat seluruh kota.
"Pangkalan bersiap untuk skenario terburuk kemarin," hakim muda itu berbisik. "Pemindahan personel muda dan efektif adalah langkah darurat tetapi kami tidak berharap kecelakaan ini akan datang dengan cepat."
Suaranya agak serak. "Maafkan aku. Jika kita diberi beberapa hari lagi, militer mungkin akan mengambil kembali Pusat Pemancar, tapi ... "
Tapi, tidak ada waktu.
Tidak ada yang bisa memprediksi apa yang terjadi selanjutnya. An Zhe tahu apa yang dia ingin katakan. Seperti Abyss, tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi pada detik berikutnya. Dia meletakkan tangan di jendela kereta, bernoda darah bercampur dengan beberapa lapisan. Dia menatap ke luar, menahan napas.
Dengan cara ini, kereta dengan cepat meninggalkan Distrik 6. Darah berangsur-angsur menghilang dan air hujan menyapu jendela, mengubahnya kembali menjadi transparan.
Di Abyss, dia telah melihat banyak monster menggigit, berjuang, terluka dan terbunuh.
Namun, dia belum pernah melihat yang seperti ini — pembantaian sepihak, mati seketika.
Pria di depannya bergetar sesekali. "Hanya begini, ini... hilang?"
Sudah berakhir. Yang dibutuhkan hanyalah hujan.
An Zhe melihat sekawanan burung hitam terbang di tepi atas garis pandangnya menuju Distrik 6. Butuh beberapa detik sebelum dia menyadari bahwa sayap burung itu datar dan bergerak lurus ke depan. Mereka bukan burung melainkan pesawat tempur manusia. Mereka datang dari arah Kota Utama dan tiba di Distrik 6 dalam waktu kurang dari satu menit, mendarat tepat di atas Alarm Tower di Distrik 6.
Dia pikir itu mungkin bantuan dari Kota Utama untuk Kota Luar. Karena itu, ia bertanya, "Apakah kamu ingin menyelamatkan orang?"
"Gen manusia tidak boleh dimiliki oleh monster," dia mendengar Lu Feng berkata.
Suara Lu Feng lembut dengan sedikit jejak dingin. Beberapa langkah kaki terdengar. Lu Feng juga menghampiri jendela belakang dan berdiri di belakang An Zhe. An Zhe bisa merasakan napasnya. Pada jarak sedekat ini, An Zhe hanya perlu mundur sedikit dan bahunya akan menyentuh dada Lu Feng.
Dia mendengar Lu Feng berbicara pada komunikator, "Bersiaplah."
Ya, gen manusia tidak boleh dimiliki oleh monster. Setiap kali satu orang mati, akan ada satu lagi spesies heterogen muncul dengan kecerdasan tinggi. Karena itu, apakah itu di alam liar atau di Pangkalan, sekali infeksi terjadi maka orang itu harus segera dibunuh, tubuh mereka harus dibakar. Karena itu, Kota Utama harus mengirim pasukan untuk menyelamatkan sebanyak mungkin orang di Kota Luar, untuk menghindari lebih banyak orang terinfeksi serangga — An Zhe berpikir begitu.
Dia berkata, "Yah."
Shi Ren dan Bos Xiao ada di Distrik 6. Dia berharap mereka bisa diselamatkan.
Tiba-tiba, ada suara kain bergesekan dan Lu Feng mengulurkan tangannya. An Zhe tidak tahu apa yang akan dia lakukan, jadi dia melihat pemandangan di depannya. Kereta melaju keluar dari area bangunan dan memasuki zona penyelarasan besar antara Kota Luar dan Kota Utama. Bangunan Distrik 6, 7 dan 8 semakin jauh di bidang pandangannya, menjadi hutan kelabu di tengah hujan dan kabut.
Cahaya putih yang menyilaukan tiba-tiba menyala dari sana!
An Zhe menyipit secara naluriah tapi cahaya kuat masuk melalui kelopak matanya. Matanya memerah dan cerah sebelum tiba-tiba kembali gelap, — tangan Lu Feng benar-benar menutupi matanya.
Dalam keheningan dan kegelapan, indera An Zhe menajam. Tiga detik kemudian, lantai kereta dan seluruh tanah bergetar sedikit. Kereta perak-putih melaju ke depan di sepanjang jalur lintasan. Saat gerbong kereta terakhir meninggalkan daerah kota luar, awan jamur besar memekar dari Distrik 6.
***
10 notes · View notes
Video
undefined
tumblr
WA/Call. +62 852-5589-1415, Bisnis Ourcitrus Makassar, Bisnis Online Apa Yg Menguntungkan, Bisnis Online Adalah, Bisnis Online Abdi, Bisnis Online Azaria, Bisnis Online Amazon, Bisnis Online Aplikasi, Bisnis Online Agen Kuota, Bisnis Online Apa Saja, Bisnis Online Apa Yang Menjanjikan, Bisnis Online Apa Yg Menguntungkan, Bisnis Online Adalah Wikipedia, Bisnis Online Bagi Pemula, Bisnis Online Baju, Bisnis Online Buat Anak Sekolah, Bisnis Online Bagus, Bisnis Online Bagi Mahasiswa, Bisnis Online Buat Pemula, Bisnis Online Bulan Ramadhan, Bisnis Online Bitcoin, Bisnis Online Baju Gamis, Bisnis Online Blogger, Bisnis Online Cepat Kaya, Bisnis Online Cod, Bisnis Online Contoh, Bisnis Online Covid, Bisnis Online Cepat, Bisnis Online Cemilan, Bisnis Online Cepat Laku, Bisnis Online Cowok, Bisnis Online Course, Bisnis Online Coin, Bisnis Online Dropship, Bisnis Online Dari Rumah, Bisnis Online Di Tengah Wabah Corona, Bisnis Online Di Instagram, Bisnis Online Dapat Menggunakan Facebook Twitter Pinterest Serta, Bisnis Online Dengan Modal Kecil, Bisnis Online Dapat Dilakukan Oleh Perusahaan Atau Pebisnis Perorangan Karena Biayanya, Bisnis Online Database, Bisnis Online Di Masa Pandemi, Bisnis Online Di Indonesia, Bisnis Online Eco Racing, Bisnis Online E-commerce, Bisnis Online Elektronik, Bisnis Online Emas, Bisnis Online Evermos, Bisnis Online Efektif, Bisnis Online Ekspor Impor, Bisnis Online Ebook, Bisnis Online Ebay, Bisnis Online E Commerce Adalah, Bisnis Online Fingo, Bisnis Online Free, Bisnis Online Fashion, Bisnis Online Frozen Food, Bisnis Online Facebook, Bisnis Online Forex, Bisnis Online Food, Bisnis Online Freelance, Bisnis Online Furniture, Bisnis Online Fotografi, Bisnis Online Gratis Terbaru, Bisnis Online Gratis Tanpa Modal Langsung Dapat Uang 2018, Bisnis Online Gampang, Bisnis Online Game, Bisnis Online Garasindo, Bisnis Online Google Adsense, Bisnis Online Gaji Besar, Bisnis Online Google, Bisnis Online Gimana Caranya, Bisnis Online Gamis, Bisnis Online Hector, Bisnis Online Halal, Bisnis Online Hipo, Bisnis Online Hwi, Bisnis Online Hni, Bisnis Online Hijab, Bisnis Online Hp, Bisnis Online Hanya Dengan Hp, Bisnis Online Hits, Bisnis Online Hpai, Bisnis Online Ibu Rumah Tangga, Bisnis Online Instagram, Bisnis Online Ilegal, Bisnis Online Itu Apa, Bisnis Online Indonesia, Bisnis Online Internasional, Bisnis Online Investasi, Bisnis Online Inagro, Bisnis Online Ig, Bisnis Online Islami, Bisnis Online Jual Pulsa, Bisnis Online Jangka Panjang, Bisnis Online Jaman Now, Bisnis Online Jasa, Bisnis Online Jaman Sekarang, Bisnis Online Jurnal, Bisnis Online Job, Bisnis Online Jam Tangan, Bisnis Online Judi, Bisnis Online Jamu, Bisnis Online Kekinian, Bisnis Online Kuliner, Bisnis Online Kosmetik, Bisnis Online Kelas 11, Bisnis Online Kaskus, Bisnis Online Koin, Bisnis Online Kebutuhan Pokok, Bisnis Online Kelas 12, Bisnis Online Kue Kering, Bisnis Online Kecantikan, Bisnis Online Luar Negeri, Bisnis Online Lewat Hp, Bisnis Online Lazada, Bisnis Online Laris Manis, Bisnis Online Lewat Wa, Bisnis Online Legal, Bisnis Online Lewat Laptop, Bisnis Online Lancar, Bisnis Online Legit, Bisnis Online Lebaran, Bisnis Online Makanan, Bisnis Online Menjanjikan, Bisnis Online Milenial, Bisnis Online Menjanjikan 2020, Bisnis Online Menguntungkan, Bisnis Online Makanan Ringan, Bisnis Online Modal 10 Juta, Bisnis Online Modal 50 Ribu, Bisnis Online Modal Kecil Untung Besar, Bisnis Online Menjelang Ramadhan, Bisnis Online Nasa, Bisnis Online Nyata, Bisnis Online No Mlm, Bisnis Online Ngapain Aja, Bisnis Online No 1 Di Indonesia, Bisnis Online Ncplus, Bisnis Online Nyata Hasilnya, Bisnis Online No Modal, Bisnis Online New Normal, Bisnis Online Nonton Iklan, Bisnis Online Oriflame, Bisnis Online Omset Ratusan Juta, Bisnis Online Otomatis, Bisnis Online Otomotif, Bisnis Online Obat Herbal, Bisnis Online Omset Besar, Bisnis Online Olx, Bisnis Online Olymp Trade, Bisnis Online Omset Puluhan Juta, Bisnis Online Pdf, Bisnis Online Pemula, Bisnis Online Paling Menguntungkan, Bisnis Online Paling Laris, Bisnis Online Penipuan, Bisnis Online Pemula Modal Kecil, Bisnis Online Paling Menjanjikan, Bisnis Online Pandemi Corona, Bisnis Online Pulsa, Bisnis Online Paling Mudah, Bisnis Online Rumahan, Bisnis Online Rumah Makan, Bisnis Online Reseller, Bisnis Online Remaja, Bisnis Online Rumahan Tanpa Modal, Bisnis Online Ramadhan, Bisnis Online Reseller Terpercaya, Bisnis Online Revina, Bisnis Online Revolution, Bisnis Online Rekomendasi, Bisnis Online Shop, Bisnis Online Sampingan, Bisnis Online Shop Tanpa Modal, Bisnis Online Saat Covid, Bisnis Online Syariah, Bisnis Online Shopee, Bisnis Online Sukses, Bisnis Online Saat Ini, Bisnis Online Shop 2020, Bisnis Online Sembako, Bisnis Online Terbaik, Bisnis Online Tanpa Modal, Bisnis Online Tiens, Bisnis Online Terbaru, Bisnis Online Terpercaya, Bisnis Online Terbaru 2020, Bisnis Online Tanpa Modal 2020, Bisnis Online Terlaris, Bisnis Online Terpercaya 2020, Bisnis Online Terlaris 2020, Bisnis Online Untuk Pelajar, Bisnis Online Untuk Mahasiswa, Bisnis Online Untuk Anak Sma, Bisnis Online Untuk Pemula, Bisnis Online Untuk Pelajar Tanpa Modal, Bisnis Online Untuk Ibu Rumah Tangga, Bisnis Online Untung Besar, Bisnis Online Untuk Pria, Bisnis Online Untuk Anak Muda, Bisnis Online Untuk Anak Sd, Bisnis Online Vs Offline, Bisnis Online Vs Konvensional, Bisnis Online Viral, Bisnis Online Via Hp Tanpa Modal, Bisnis Online Variasi Motor, Bisnis Online Via Facebook, Bisnis Online Vbdata, Bisnis Online Via Hp, Bisnis Online Vape, Bisnis Online Via Instagram, Bisnis Online Wikipedia, Bisnis Online Wanita, Bisnis Online Website, Bisnis Online Warung Umat, Bisnis Online Wa, Bisnis Online Work From Home, Bisnis Online Wfh, Bisnis Online Whatsapp, Bisnis Online Wardah Kosmetik, Bisnis Online Winmarket, Bisnis Online Yang Laris, Bisnis Online Yang Menjanjikan, Bisnis Online Yg Menguntungkan, Bisnis Online Yang Menghasilkan Uang, Bisnis Online Yang Bagus, Bisnis Online Yang Cocok Untuk Pemula, Bisnis Online Yang Marak Terjadi Termasuk Pasar, Bisnis Online Yang Laku Setiap Hari, Bisnis Online Yang Menjanjikan 2020, Bisnis Online Yang Cocok Untuk Anak Muda
1 note · View note
nabilzuhdy · 5 years
Text
Sahabat Lintas Waktu
          Malam itu seperti malam-malam biasanya di ibu kota. Diantara komplek gedung-gedung bertingkat berdiri sebuah kelab malam dengan angkuhnya. Sebuah kelab malam yang meyimbolkan dunia malam ibu kota ini tampak sepi dari biasanya. Sebuah penerangan yang memadai dan arsitektur gedung yang mumpuni juga menambah kesan elegan dari kelab malam tersebut.
           Di dalamnya seorang remaja tanggung telah menenggak habis botol kedua dari birnya. Ditemani seorang penghibur wanita di sampingnya menambah kegembiraan malam remaja itu. Kini tampaknya remaja tersebut sudah sepenuhnya kehilangan kesadaran. Ia mulai meracau dengan bahasa yang tidak dapat dipahami. Wanita yang menemani malam remaja itu kini mulai merasa terganggu dengan tingkahnya, ia pun melepaskan rangkulan remaja itu dan beranjak pergi meninggalkannya.
           Kini tinggal sang remaja sendirian bersama dunia fantasinya. Ia masih asik meracau dan bertingkah aneh hingga penjaga kelab malam mengusirnya karena sudah terlalu larut. Remaja tanggung tersebut mulai berjalan tanpa arah. Ketidaksadaran sudah sepenuhnya mengendalikan dirinya. Sang remaja masih saja tertawa bahagia, seakan hari ini bukan hari yang berat dalam hidupnya.
           Selang beberapa jam yang lalu, kematian sang ayah sempat membuat Bayu terpukul. Ia merasa sangat sedih hingga tak tahu kemana lagi ia harus menumpahkan kesedihannya. Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Mungkin itulah peribahasa yang paling pantas menggambarkan keadaan Bayu sekarang. Berita kematian ayahnya ini menambah kegalauannya sejak dikeluarkan dari sekolahnya beberapa hari yang lalu.
           “Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar, Nak. Jangan pernah berhenti untuk berharap kepada Allah. Segala yang terjadi di dunia sudah berada dalam ketetapan-Nya”.
           Kalimat yang diucapkan ibunya ini tidak dihiraukan olehnya. Ribuan nasihat tidak ada yang pernah membekas.
           Keesokan harinya, Bayu terbangun dari tidur panjanganya. Beberapa kali ia mengerjapkan mata memandangi langit-langit kamar. Ia mendekatkan arloji yang melingkar di tangan kirinya, dan memperhatikan jarum jam yang terus bergerak tanpa henti. Arloji casio hitam itu kini menunjukkan jam 9 lebih beberapa menit. Setelah sepenuhnya mengumpulkan nyawa dan kesadarannya kembali, ia paksakan dirinya bangkit dari kasur dan berjalan menuju dapur.
           Ia mendapati ibunya tengah sibuk memasak sarapan. Bayu langsung menarik kursi meja makan dan mengambil posisi duduk yang nyaman.
           “Akhirnya kamu bangun. Ibu lagi masakin makanan kesukaanmu nih,” sapa Ibu yang menyadari kehadiran Bayu. Bayu hanya membalasnya dengan anggukan lemah dan tatapan kosong ke depan.
           Ibu yang tengah sibuk memasak kini mengambil sedikit kuah capcay dari wajan menggunakan sendok kecil. Ia tampak mengangguk tanda capcay yang ia masak sudah siap dihidangkan. Usai mematikan kompor, Ibu menuangkan capcay ke sebuah piring bercorakkan bunga dan mengantarnya ke meja makan.
           “Spesial untuk yang baru bangun,” seraya menghidangkan makanan, Ibu terkekeh dengan leluconnya sendiri. Bayu hanya membalasnya dengan senyum hambar. Ibu mengambil posisi yang berlawanan arah dengan Bayu, dan kini mereka berada di posisi yang saling berhadapan. Tanpa perintah, keduanya mulai makan. Suara dentingan sendok dan piring mendominasi sarapan pada hari itu. Selebihnya, hanya kesunyian yang menemani sarapan pagi mereka.
           “Tadi malam teman kamu ya?” tanya Ibu yang memecah keheningan. Bayu yang sedang makan kini terhenti dan sedikit melirik Ibunya. Satu alisnya terangkat meminta kejelasan dari apa yang diucapkan Ibunya. “Bukannya saat kamu mabuk tadi malam teman kamu yang ngantarin ke rumah?” sontak Bayu kaget mengetahui bahwa Ibunya mengetahui dirinya sedang mabuk tak sadarkan diri tadi malam.
           “Maafkan aku Ibu,” Bayu tertunduk dalam dan merasa tak mampu melihat wajah Ibunya. Ibu hanya tersenyum kepadanya.
           “Ibu yakin suatu hari nanti kau akan berubah,” kini senyum Ibu semakin merekah membuat Bayu semakin dalam tertunduk. “Lalu, siapa orang yang mengantarmu tadi malam?” lanjut Ibu masih dengan senyum yang tersungging di bibirnya.
           “Teman?” kini Bayu mengangkat wajahnya dengan raut wajah yang tidak bisa digambarkan.
 ***
             Suara riang anak-anak terdengar riuh. Keadaan taman hari ini tampak bahagia. Seorang pemuda tampak berjalan lambat dan masih asik dengan pikirannya sendiri. Mungkin ia masih memikirkan ucapan Ibunya saat sarapan pagi tadi. Orang mana yang mau nganterin gua coba. Bayu yang tidak sadarkan diri tadi malam hanya bisa berprasangka tentang orang yang dimaksud Ibunya. Selagi masih sibuk dengan banyak dugaan, tanpa sadar Bayu dihampiri oleh seorang remaja tanggung yang mengenakan putih polos dengan celana chino hitam yang tampak cocok ia kenakan. Sekilas dari yang dilihat, remaja itu tampak ramah dan ceria dari segala sisi.
           “Bayu, gimana pagi lu?” suara serak remaja itu kini mengagetkan Bayu dari lamunannya. Bayu yang merasa terganggu dengan kehadiran remaja itu hanya mengabaikannya dan lanjut berjalan. “Gua yang nganter lu tadi malem. Gak usah sibuk mikirin”.
           Seakan bisa membaca pikirannya, Bayu yang sudah berjalan cukup jauh kini tampak menoleh ke belakang. Perhatiaan Bayu kini sepenuhnya tertuju pada remaja di hadapannya. Membaca kebingungan Bayu, remaja tersebut berjalan menghampiri Bayu dan menepuk bahunya.
           “Kenalin, gua Fajar. Teman setia lu,” remaja itu tersenyum lebar yang justru semakin membuat Bayu penasaran.  
           “Fajar siapa sih? Sok kenal banget lu ama gua,” kini remaja yang bernama Fajar itu terkekeh mendengar tanggapan Bayu
           “Nanti lu juga tau kok siapa gua,” Fajar langsung pergi meninggalkan Bayu dengan teka-teki besar di benaknya.
 ***
             Wanita paruh baya itu tampak duduk dalam kecemasan di ruang tamu rumahnya. Bukan kali ini ia merasa cemas, bahkan beberapa bulan terakhir ini ia selalu dihantui kecemasan dan kekecewaan. Kematian suaminya menambah beban berat yang harus ia tanggung, seorang anak remaja yang harus ia besarkan sendiri. Sebuah tantangan tersendiri membesarkan seorang remaja laki-laki di zaman serba bebas ini, apalagi ditambah tanpa kehadiran sang suami.
           Di tempat yang berbeda, sang anak telah menghabiskan batang rokok terakhir dari bungkus yang baru ia beli. Tak lupa kopi hitam turut menemani malamnya di warung Mpok Imah malam itu. Bayu melamun memandangi langit malam.
           Tak selang beberapa lama Bayu dikagetkan dari lamunannya dengan kehadiran beberapa remaja seumurannya yang menghampirinya dengan cepat. Mereka berjumlah 4 orang dengan tatapan yang sepenuhnya tertuju pada Bayu. Bayu yang mengetahui benar apa yang terjadi kini segera berdiri dari tempat duduknya dan hendak melarikan diri. Sebelum sempat ia melarikan diri, kerah bajunya sudah berada dalam cengkraman salah seorang dari mereka yang berbadan paling besar. Bayu tak tinggal diam. Dia mencoba melawan dan berusaha melepaskan cengkraman remaja tersebut dari kerah bajunya.
           “Ngaku aja. Lu kan yang ngambil duit kita?!” bukannya mengendurkan, justru remaja itu semakin kuat mencengkram kerah baju Bayu. Kini 3 orang yang bersama remaja itu mulai mengerubungi Bayu dan mulai memukulinya. Bayu dapat dengan jelas merasakan berbagai pukulan yang bersarang di tubuhnya. Sebuah pukulan kini tepat mengenai rahang bagian bawahnya. Bayu pun tumbang dan ia merasakan kini dunianya perlahan mulai gelap hingga ia sepenuhnya hilang kesadaran.
 ***
           Sri masih sibuk membersihkan luka memar yang kini menghiasi wajah anaknya.  Perasaannya bercampur aduk antara iba dan kecewa. Seraya perlahan mengambil kain yang sudah basah terkena air hangat, ia dengan hati-hati membersihkan luka-luka pada wajah anaknya.
           Bayu yang terbaring di kamarnya itu kini perlahan membuka matanya. Kamar yang bercatkan abu-abu dengan kehadiran sang Ibu di sampingnya menjadi pemandangan pertama yang dilihat Bayu setelah terbangun. Ibunya yang melihat ia sudah sadarkan diri tersenyum seperti biasanya.
           “Jangan dapaksain gerak dulu. Kamu sih macam-macam aja kerjaannya,” Bayu tampak tertawa hambar mendengar Ibunya.
           “Untung temanmu mau ngantarin lagi kamu balik,” sambung Ibu.
           Teman? Dia lagi? Sejenak Bayu kembali teringat pada remaja tanggung yang kemarin menghampirinya di taman.
           “Iya nih,” Bayu kembali terkekeh mencoba mengalihkan perhatiannya.
           Setelah semua lukanya sudah dibersihkan, Bayu mencoba untuk bangkit dari kasurnya. Setelah mendapatkan izin dari Ibunya, ia berjalan-jalan keluar rumah untuk mencari udara segar. Ia langsung menuju taman yang sama yang ia datangi kemarin. Taman itu terletak hanya beberapa langkah dari rumah Bayu. Setiap harinya anak-anak yang tinggal di komplek rumahnya menghabiskan waktu bermain disana. Bagi Bayu, taman ini selalu special dan menjadi pilihan yang tepat di saat ia merasa bingung atau dihadapkan pada suatu masalah. Suasananya yang masih asri dan rimbun dapat membuat siapa saja merasa nyaman selama berada disana.
           Dari kejauhan, Bayu dapat dengan jelas melihat seorang pria yang begitu ia kenal tampak duduk santai di kursi taman. Bayu terus berjalan mendekatinya. Ia mengambil posisi duduk tepat di samping remaja tersebut. Remaja itu yang dikenal Bayu sebagai Fajar menyadari kehadiran Bayu.
           “Gimana luka-luka lu? Udah enakan?’ Fajar kini menoleh menatap Bayu. Ia memelototi Bayu seakan coba menerawang keadaan Bayu
           “Santuyy,” Bayu tertawa kecil mendengar jawabannya sendiri. Fajar yang berada di sampingnya kini ikut tertawa. “Lu lagi yang nganterin gua balik?”
           “Iya,” jawab Fajar singkat. “Gua kan teman setia lu’.
           “Gua gak tahu lu ngomong apaan, tapi makasih ya selama ini udah bantu gua”.
           “Santuyy,” balas Fajar yang mengikuti jawaban Bayu. Kini keduanya saling tertawa. Setelah itu obrolan mereka berlanjut dengan sekali-kali mereka tertawa bersama.
 ***
           Bukan hal yang mudah bagi pecandu rokok dan minuman keras untuk berhenti dari kebiasaan buruknya, begitu juga yang terjadi pada Bayu. Berusaha memenuhi hasrat yang kian membara, kini ia dengan botol minuman keras yang tinggal setengah di tangan kanan dan batang rokok di tangan kiri tampak setengah sadar dan mulai meracau tak tentu arah.
           Bayu masih terduduk setengah sadar di samping jalan protokol perkotaan. Orang-orang yang melalui jalan tersebut hanya menggeleng-geleng melihat kelakuan Bayu yang tak tahu diri itu. Mata Bayu yang setengah kabur karena mabuk itu tampak melihat segerombolan pria berbaju hitam polos tampak berlari ke arahnya. Belum sempat bertindak, Bayu sudah ditarik kabur ke sebuah gang kecil lalu berlari di tengah pemukiman padat warga ibukota.
           “Berhenti oy. Gua mual, gak tahan lagi,” tiba-tiba Bayu menghentikan langkahnya. Orang yang menariknya lari menoleh ke belakang. Itu Fajar.
           “Ayo kita harus kabur. Kalo gak polisi-polisi tadi bakal nyusul kita,” kini Fajar masih berusaha menarik tangan Bayu untuk terus berlari.
           Dari belakang polisi-polisi itu tampak mengejar dan semakin mendekat. Bayu yang tidak punya pilihan lain terpaksa mengikuti Fajar yang membawanya semakin jauh dari keberadaan polisi-polisi yang mengejarnya. Setelah dirasa aman dari kejaran polisi, akhirnya mereka bisa bernafas lega.
           “Gua heran ama lu, mau aja nolongin gua,” masih dengan nafas terengah-engah, Bayu bertanya pada Fajar.
           “Karena gua teman setia lu,” Fajar seakan bisa membaca kebingungan di raut muka Bayu, ia kembali melanjutkan, “Gua tau lu bingung sama semua omong kosong gini. Gua sahabat lu. Gua datang dari masa depan buat ngubah hidup lu yang sekarang jadi lebih baik,” kini Bayu semakin kebingungan dengan apa yang diucapkan Fajar.
           “Sekarang gua minta lu pejamin mata lu. Lu pegang erat tangan gua. Apapun nanti yang bakal lu rasain jangan pernah buka mata lu. Paham?” Bayu sempat ragu-ragu sebelum akhirnya ia mengangguk mengiyakan.
           Mengikuti apa yang diperintahkan Fajar, Bayu menutup matanya dan memegang erat tangan Fajar. Selang beberapa lama, Bayu merasakan sesuatu yang tidak biasa dalam dirinya. Ia merasakan pening dan mual yang tak tertahankan. Ia hampir saja membuka matanya, tetapi ia teringat kembali perkataan Fajar yang melarangnya membuka mata apapun yang terjadi. Hal itu ia rasakan selama beberapa lama hingga mual yang ia rasakan sudah benar-benar berhenti.
           “Sekarang lu bisa buka mata lu,” suara Fajar mengagetkan Bayu. Bayu perlahan membuka matanya dan mendapati dirinya sudah berada di tempat yang berbeda. Kini ia tengah berdiri di suatu ruangan berukuran sedang dengan dinding yang berwarnakan putih seluruhnya. Di dalamnya terdapat sofa dan meja yang beralaskan kaca. Diatas meja tampak ornamen bunga yang memperindah tampilan ruangan itu. Ini rumah sakit.
           Selagi sibuk melihat sekeliling ruangan yang ia tempati sekarang, ia mencari keberadaan Fajar. Ia menemukan Fajar sedang berdiri mematung menatap ke orang yang terbaring pada ranjang yang berada di sampingnya. Bayu pun mendatangi Fajar dan berdiri tepat di sampingnya. Ia melihat apa yang Fajar lihat. Bayu melihat pemandangan yang mengerikan sekaligus iba. Tampak seseorang tengah terbaring lemah diatas ranjang dengan selang infus yang ada di tangan kirinya. Mukanya sangat tirus dan sudah tidak ada sehelai rambut pun yang menempel di kepalanya.
           “Dokter memvonis lu yang sekarang sedang sekarat ini akan wafat dalam beberapa hari ke depan,” sekarang wajah Fajar tampak serius. “Dengan kebiasaan yang lu lakuin sekarang, lu bakal berakhir kaya lu di zaman ini. Gua gak mau kehilangan lu buat selamanya Bay,” kini Bayu memandangi Fajar yang mulai terisak.
           Bayu membuang muka tak tahan melihat Fajar yang menangis semakin keras. Kini di pikirannya bukan lagi pertanyaan tentang bagaimana cara ia hingga sampai ke waktu yang sekarang, atau berbagai hal lain yang masih membingungkannya. Kini ia benar-benar merasa terpukul dengan apa yang ada di hadapannya sekarang. Dirinya di waktu yang akan datang tampak terbaring tak berdaya. Hidup segan mati pun tak mau.
           Keheningan mulai melanda membuat suasana semakin canggung diantara mereka berdua. Kini Bayu sibuk dengan pikirannya sendiri. Seiring berjalan waktu, tangisan Fajar mulai mereda dan mulai kembali tenang.
           “Ayo, kita harus balik, keburu ada yang liat,” Fajar yang sudah mulai tenang kini menghapus air matanya. “Dimensi waktu memiliki waktu yang sangat terbatas, sini tangan lu! Jangan lupa tutup mata!” Bayu hanya bisa menaati perintah Fajar, dengan enggan ia menggapai tangan Fajar yang menjulur ke hadapannya.
           Semua itu berlangsung sangat cepat. Kini Bayu telah kembali ke waktu seharusnya ia berasal. Ia telah kembali tapi tidak dengan Fajar. Ia bahkan tidak sempat mengucapkan selamat tinggal. Satu hal yang Bayu yakini, teman bisa pergi tapi tidak dengan kenangan.
 ***
             Matahari pagi telah menyingsing di ufuk timur, sebuah minggu pagi cerah seperti biasanya. Usai melaksanakan sholat Shubuh, Bayu membaca beberapa dzikir pagi sesuai anjuran Nabi. Setelah selesai melaksanakan rutinitas paginya itu, Bayu langsung menggapai sepatu running yang tersusun rapi di raknya.
           “Bu, aku berangkat dulu ya,” teriak Bayu kepada Ibunya yang tengah sibuk memasak di dapur.
           “Iya, hati-hati. Jangan terlambat pulang buat sarapan ya,” Ibu menyahut dari arah dapur.
           Usai memasang sepatu dan melakukan beberapa peregangan, Bayu mulai jogging mengelilingi komplek. Di tengah perjalanannya ia melihat seseorang yang sangati ia kenal. Spontan Bayu langsung berlari ke arahnya
           “Hai. Kenalin, gua Bayu. Teman setia lu,” sebuah senyum tulus dan uluran tangan yang Bayu berikan. Orang yang berada di hadapannya tampak bingung dan menyambut uluran tangan Bayu, “Gua Fajar,” sebuah senyum balasan yang tidak kalah tulusnya. Hari itu semuanya terbukti, seorang sahabat tidak akan benar-benar meninggalkanmu. End.
17 notes · View notes
Text
BUKAN KYAI BIASA
Pesantren Yang Aneh
Pagi belumlah terang, lereng gunung putri masih diselimuti kabut tebal, dingin masih menusuk tulang. Di lereng gunung sebelah selatan, nampak berjejer kobong pondokan santri tak teratur. Sayup terdengar suara wirid para santri di bagian tengah pondokan, rumah bambu yang tak sederhana, dinding yang dianyam dari bambu dengan rapi. Juga alas hamparan dari bambu yang dipukul hingga pecah, kemudian dihamparkan dengan rapi, sehingga kalau diinjak kaki akan terdengar bunyi derit bambu yang khas. Nampak para santri yang jumlahnya 15 orang duduk melingkar khusuk dalam wiridnya.
Sang Kyai yang juga ada dalam lingkaran juga duduk bersila, orang tak akan menyangka mana Kyai mana murid. Sebab semua sama, hanya ketika Sang Kyai mengangkat tangannya dan wirid semuanya berhenti. Kemudian Sang Kyai menyuruh wirid yang lain, santri pun melanjutkan. Orang tak akan menyangka yang disebut Kyai ini seorang remaja, kira-kira umurnya 12 tahun, kulitnya putih bersih, dengan wajah biasa, namun memancarkan wibawa yang tiada taranya. Presiden sekalipun akan dibuat tunduk bila berdiri di hadapannya.
Di sebelah rumah Sang Kyai ada rumah bambu lagi yang lumayan besar, dindingnya dari kerai, yaitu bambu yang disisik halus kecil-kecil kemudian disusun rapi dengan tambang, sehingga bisa dibuka tutup dengan digulung, dalamnya juga beralaskan bambu seperti di rumah Kyai, nampak banyak orang lelaki tiduran dengan nyenyak. Mereka ada sekitar 20 orang, kesemuanya lelaki. Karena tempat para tamu perempuan ada tempatnya sendiri.
Para tamu ini bukanlah orang yang biasa-biasa. Seperti pak Udin, yang seorang tentara yang punya kedudukan di angkatan udara. Pak Yusup yang seorang jaksa dari Jakarta, juga ada para pemilik perusahaan raksasa di Indonesia. Ada lagi yang aku tidak tahu, kata temanku dua orang menteri, seorang duta besar, juga ada artis, tukang cukur rambut, tukang es keliling dan lain-lain, semua tidur sama kedudukannya.
Siapakah sebenarnya Sang Kyai, akupun tak tau pasti. Yang ku tau lelaki muda usia itu, sering dipanggil Kyai Lentik, dari ayahnya nasabnya sampai Sunan Gunung Jati, dari ibunya sampai ke Raja Pajajaran, Prabu Siliwangi.
Kyai yang tuturnya lembut berkasih sayang kepada siapa saja. Pagi itu seperti biasa, mbok Titing, janda tua penjual sarapan pagi nasi uduk lewat di depan rumah Kyai. Umur tua dan tubuh yang mulai bongkok ditambah rinjing di punggungnya yang penuh dengan nasi uduk bungkus diikat dengan selendang, tangan kanannya menjinjing tas krawangan berisi lauk pauk.
Seperti biasa pula, nenek tua itu berhenti di depan pintu Kyai sambil menawarkan dagangannya, sekalipun dia tau bahwa Kyai Lentik tiap hari puasa, nenek itu hanya menunggu Kyai menjawab teriakannya menawarkan dagangannya, meser Kyai? ndak bogah duwit mbok. Dan cuma itu jawaban Kyai, sudah membuat girang bukan main, dan segera berlalu, tersenyum bahagia dan tak sampai setengah jam dagangannya sudah habis ludes dibeli orang. Nenek itu sangat murung, apabila dia menawarkan dagangannya di depan pintu Kyai, tapi Kyai ternyata pergi, itu baginya berarti perjuangan seharian menawarkan dagangan, dan itupun belum tentu habis, itulah tiap pagi yang terjadi di pondok Pacung, lereng gunung putri.
Masih banyak kejadian yang kadang tak masuk di akal di balik kesederhanaan Sang Kyai. Waktu maghrib itu, santri yang menjalankan puasa, telah selesai berbuka dengan singkong rebus dan air putih, seperti biasa juga Kyai ikut berbuka dengan kami dengan beralaskan daun pisang singkong yang sudah masak dituang di atas daun pisang dan dinikmati bersama-sama sambil jongkok, tak ada yang istimewa, tak ada pecel lele Lamongan, rendang Padang, soto Madura, soto babat bahkan nasi pun tak ada.
Tapi tak pernah kami perduli, itu hanya makan, lebih baik makan apa adanya tapi untuk beribadah, daripada makan yang enak-enak ujung-ujungnya untuk berbuat maksiat. Setelah makan kami mengelilingi toples yang berisi tembakau, itu barang berharga kami, tembakau oleh-oleh dari Lukman yang pulang dari ngejalani ngedan, kami semua mengalami, yaitu pergi tanpa bekal, menyerahkan diri di kehendak Allah, pakaian compang-camping, sambil terus di hati mengingat Allah, berjalan kemanapun kaki melangkah, tanpa tujuan kecuali Allah, kalau lapar tak boleh meminta pada siapapun kecuali Allah, kadang mencari makan dari mengorek sampah, tidur kadang di hutan, sawah juga kuburan.
Nah, pada waktu itu setiap ada yang ngejalani, santri pada memesan uthis yaitu puntung rokok, di jalan, dikumpulkan sampai satu kresek nanti dibawa pulang, sampai di pondok dibuka satu-satu dipisahkan tembakau dan kertas rokoknya. Aku mengambil kertas koran lalu membuat lintingan, dari korek kapuk kunyalakan kuhisap dalam dan asap pun bergumpal-gumpal keluar dari hidung dan mulutku, kadang kutiupkan asap sambil asap mengepul dari tembakau dan bau kertas koran yang terbakar, aku menengadah, sambil meresapi asap keluar dari mulutku, seakan suatu kenikmatan tiada tara, santri yang laen juga sepertiku.
Saat aku menengadahkan wajah entah untuk yang keberapa kali, kulihat melayang bayangan hitam di antara pohon kelapa yang banyak bertebaran, aku kaget sekali, jelas bayangan itu manusia yang melayang tak terlalu cepat, karena saat petang maka bayangan itu kelihatan hitam. Bayangan itu melintasi pohon jengkol di dekat dapur sebelah kanan rumah Kyai, lalu melayang dengan indah turun di depan rumah Kyai. Kami segera memburu ke arah orang itu, yang sejak tadi kami ribut menebak-nebak apa sebenarnya. Deg-degan kami menghampiri, ternyata bayangan yang terbang itu seorang wanita tua, rambutnya semua memutih, dia terbang menggunakan sajadah, jelas bahwa ilmu meringankan tubuhnya teramat tinggi, yang mungkin kalau sekarang kami tidak melihat dengan mata kepala kami sendiri, tentu kami akan menyangka ilmu seperti itu hanya ada di cerita silat, atau film di televisi, arahan imajinasi.
Kami semua melongo melihat perempuan itu melipat sajadah yang tadi digunakan untuk terbang, aku teringat kisah aladin, tapi ini nyata, perempuan tua tinggi kurus, berpakaian putih kusam ringkas membentak,
“Dimana Kyai Lentik, aku ingin mengadu ilmu.”
“Nyai siapa?” kataku menguasai keterkejutan.
“ah mana Kyai Lentik? Hai Kyai keluar!!” katanya, karena menantang-nantang dan sama sekali tak memperdulikan kata-kataku, aku pun segera bergegas menghadap Kyai, yang aku yakini tengah berada di musolla menunggu sholat berjama’ah.
Aku kawatir perempuan tua itu ilmunya teramat tinggi, bagaimana nanti Kyai menghadapinya, setahuku Kyai tak punya ilmu kanuragan, juga tak pernah mengajarkan kanuragan, tapi memang kalau dipikir-pikir aneh juga, kami para santri, tak pernah dilatih kanuragan, ilmu silat apapun kami tak tahu, karena memang di pesantren Pacung ini kami hanya diajar bagaimana mendekatkan diri pada Allah, bukan lewat teori tapi praktek, bagaimana bertawakal, syukur, houf, rojak, dan bagaimana membersihkan hati dari segala sifat yang menjadi penyakit hati.
Tapi para penduduk sekitar juga para tamu yang datang, selalu berkeyakinan kalau pesantren ini adalah pesantren kanuragan, yang muridnya sakti-sakti kebal senjata, bisa terbang dan cerita-cerita yang dilebih-lebihkan, aku masih takut bagaimana jadinya kalau Kyai bertarung dengan nenek sakti ini? Selama ini yang aku tahu Kyai sangat menguasai ilmu pengobatan, sakit apapun, dari sakit gila, sakit luar, penyakit dalam, sampai penyakit kena santet, kena guna-guna kena jin, kena narkoba, semua bisa disembuhkan, orang pengen jadi lurah, camat, bupati, gubernur, sampai mau jadi presiden larinya ke Kyai, dan Kyai hanya mendo’akan saja, tapi kalau ilmu kanuragan, aji kesaktian, aku tak tau, aku jadi ingat ada seorang tentara mau dikirim menjadi pasukan. Pasukan penjaga perdamaian di Kuwait namanya Iqbal, dia datang dengan tamu yang lain mau meminta sareat ilmu kekebalan, dia ngantri dengan tamu yang lain lalu menghadap Kyai, pas giliran si Iqbal, Kyai bicara sebelum Iqbal ngomong.
Begitulah Kyai selalu tahu maksud kedatangan orang sebelum orang itu menyampaikan maksudnya. Bahkan tahu hari, tanggal, tahun kelahiran serta siapa bapak ibunya. Bahkan orang itu habis melakukan maksiat apa Kyai pun tahu, dan kadang diucapkan Kyai tanpa tedeng aling-aling. Begitu saja mengalir.
Aku jadi ingat waktu aku pertama kali, datang ketempat Kyai. Kyai mengupas aku habis-habisan tentang pacar-pacarku. Apa yang kulakukan dengan si Hani, dengan Umi, dengan si Dyah dengan si Faty, Dina, semua disebutkan satu-satu oleh Kyai plus nama orang tua gadis itu. Jelas membuatku jengah, malu dan aku yang sebelumnya datang ke pesantren ini karena bekerja yaitu membuat kaligrafi dari semen, akhirnya memutuskan untuk mondok dan belajar ilmu dari Kyai.
Bersambung.
Tumblr media
1 note · View note
rainasarahsblog · 5 years
Text
Lelucon pada malam hari dan ditertawakan pada pagi hari keesokannya.
Hari minggu di minggu awal bulan ini, kami akan bepergian. Mencari angin segar nan jauh dibalik gedung-gedung menjulang tapi tak terlalu tinggi di kota dingin tersebut. Hari minggu yang ramai, seperti pada hari-hari sebelumnya. Tapi ramainya kali ini beda, sepanjang jalan disuguhkan dengan pemandangan orang-orang yang berlari, berdampingan dengan satu atau 2 orang. Yang mungkin teman atau kenalannya yang baru dikenal saat berlari. Ada juga yang sendirian, nasib. Tapi eh bukan melulu sendirian jadi ngenes gitu, dasar yang nulis emang sensitif kalau ada kata 'sendirian' haha. Boleh jadi temannya ada cuman masih jauh tertinggal di belakang, tak sanggup mengikuti langkah santai temannya orang tersebut boleh jadi ijin duluan. Atau sebaliknya, ditinggal temannya karena malas sekali lari.
Maraton. Berbondong-bondong laki-laki dan wanita, dewasa-tua, dan sepanjang yang terlihat tidak ada anak kecil atau remaja tanggung. Ah mungkin ini lombanya khusus buat yang dewasa sampai tua ya. Mungkin. E tapi gak perlu pulalah menganalisa para pelari ini. Baiklah.
Aku melajukan sepeda pelan-pelan, dibawah 40km/jam. Sambil melirik orang-orang yang sedang berlari, bajunya udah semacam pelangi, warna-warni bahkan warnanya jauh lebih banyak dibanding pelangi, tapi sayang cantiknya pelangi di langit biru masih tetap tak terkalahkan oleh keberagaman warna di jalan raya pagi itu.
Langit pagi itu mendung. Tidak juga bergerimis. Setengah-setengah. Mungkin ia ragu karena kasihan, jika betulan mendung yang berakhir hujan maka kasianlah orang-orang yang sedang ikut lomba maraton, atau mau memancarkan sinar mentari dengan kuat-kuatnya akan membuat lelah dan napas bak kehabisan para peserta lari lomba maraton tersebut. Ah, ternyata bukan manusia aja yang galau. Alam juga bisa begitu ya. Akhirnya memutuskan untuk sedang-sedang saja. Mendung tapi sejuk jadinya. Bukan mendung yang menakutkan hati atau panas yang mengerikan kulit tubuh.
Begitulah sekelumit pagi kami di hari minggu itu.
Kami betulan mendapatkan angin segar. Tanpa tersentuh polusi kendaraan atau rumah-rumah produksi atau sumber polusi lainnya. Mata kami bahkan disuguhkan dengan pemandangan yang gak bisa kalau gak diabadikan.
"Kemudian yang akan kamu perlukan hanyalah kaki yang melangkah lebih jauh, tangan yang akan berbuat lebih banyak, mata yang akan melihat lebih lama, leher yang akan lebih sering mendongak, tekad yang setebal baja, dan hati yang akan bekerja lebih keras serta mulut yang selalu berdoa"
Ada yang bisa tebak ia ada di sebuah film atau buku apa? Yang populer di tahun 2012. Yang membuat orang-orang berbondong mengunjunginya hingga detik ini. Adakah yang bisa menebaknya? Salah satu quote yang menjadi pilihan tepat untuk para traveler memadu-padankan dengan momen perjalanannya.
Betul, film 5 cm dan gunung api tertinggi di pulau jawa, Gunung Semeru dengan puncak Mahamerunya tampak gagah disaksikan oleh empat pasang mata. Hatiku berdesir. Bergemuruh senang tak terkira. Ialah gunung yang juga menyambut kami saat di jalan menuju rumah teman kami, tujuan perjalanan hari minggu itu. Selain pemandangan gunung semeru yang tanpa ada satupun warna lain selain warna abu. E begitulah nampaknya. Kami juga disuguhkan dengan warna hijau sejauh mata memandang. Pohon kelapa, tanaman singkong, sayur-mayur masyarakat setempat atau tanaman kopinya juga yang melimpah ruah di depan-belakang-samping rumah. Ada pohon alpukat juga. Yang awalnya kukira pohon kedondong.
Satu pohon alpukat berdiri kokoh depan rumahnya, sudah berbuah, satu-dua dan puluhan di berbagai ranting yang ada. Sayang, masih kecil-kecil jadi tak bisa diambil. Tapi, kalau memang sudah ditakdirkan untuk dimiliki dan dibawa pulang ada saja kebetulan yang sebenarnya bukan kebetulan sih emang sudah gitu jalannya dari Tuhan. Kami jadi membawa pulang alpukat sebagai oleh-oleh.
Alpukat itu memang tak kami bawa dari rumah teman yang dikunjungi. Alpukat itu kami dapatkan di pasar oleh-oleh saat mampir ke Masjid Turen. Masjid yang dibuat tidak hanya untuk sholat, tapi sekaligus tempat wisata. Oi, rame pula hari itu. Bis-bis besar, bis-bis sedang, mobil-mobil keluarga, dan sepeda sudah memenuhi semua lahan kosong di tempat tersebut. Jangan ditanya bagaimana manusianya. Penuh. Bahkan kalah ramai pasar.
Itu adalah kali pertama melihat langsung masjid yang ramai di fb dan diperbincangkan. Tapi cerita kali ini sedang tak ingin membahas masjid Turen. Lain waktu mungkin. The next post.
Tadi ngebahas alpukat. Kalau yg punya jiwa-jiwa bisnis tuh bersyukurlah bersyukurlah. Toko buah pertama yang kami liat saat keluar dari masjid Turen, ada jual alpukat. Ya sebut asal aja 18.000/kilo. Salah satu teman kami beli dan nawar, cuman penjualnya gak luluh kalau yang nawar kami. Wajah2 tidak meyakinkan. Haha. Kebeli, isi 5 dan agak besar. Lalu, kami jalan lagi. Menuju tempat parkir, dan langkah kami terhenti. Mata kami sudah dihipnotis oleh sebuah papan harga dari penjual buah yang lain.
"Loh, itu 15.000ribu perkilo, Kar" Ucapku. Kami resmi melihat orang2 yang memilah-milih di toko buah tersebut
"Iya, Tar. Liat yuk."
Kamipun mendekat. Melihat-lihat. Berbisik bahwa merasa kurang beruntung membeli yg agak mahal tadi.
Kami memilah-milih. Memutuskan untuk beli. 2kilo. Usut punya usut. E gimana ya enaknya, ehm. Kami tertawa. Menertawakan akan kebodohan kami yang berhasil dimarketingkan oleh pejual buah dengan papan harga yang emang lebih murah 3ribu. Tapi hei. SAMA AJA. ISINYA BAHKAN LEBIH SEDIKIT. TRUS KECIL-KECIL. Kami geleng-geleng dan ketawa. Astaga. Prasangka gak bener ke pedagang pertama.
Saat di rumah. Malam-malam, aku sedikit lapar. Pengen makan apasaja yang mengenyangkan. Hanya ada alpukat yang dibeli sore tadi. Ku kupas. Dan potong-potong seperti yang terlihat di pedagang-pedagang jus sehat di sekitaran tempat tinggal.
Aneh. Aku merasa ada yang tak biasa dan tak kukenali. Wkwkkw. Kukupas kulitnya. Daging alpukatnya dipotong.
"Kok keras ya. Perasaan kalau di buat jus sama orang-orang lunak gitu ya."
Aku nyeletuk sendiri. Gak ada orang malam-malam karena sudah di kamar masing-masing. Kucoba lagi dong potong daging buahnya. Keras. Nyerah. Gak bisa menikmati alpukat dengan enak. 4 potongan buah itu disimpan lagi bersama alpukat lain yang masih utuh.
Kalian pernah makan mangga muda yang beneran muda? Yang baru saja besar dan getahnya masih pekat banget. Warnanya beneran putih. Mangga muda. Rasanya aduhai kecut dan bikin ngilu. Tapi itu adalah favorit. Memakan dan menikmatinya agar lezat dan nikmat gampang banget. Beda sama kejadian malam itu.
Singkat cerita. Pagi-pagi aku ditertawain. Ditanyain dulu siapa yang mengiris dan mengupas buah alpukat yang belum matang itu. Aku mengakui. Dan, ditertawakan.
"Tar, Tari. Ya apa, alpukat ya dimakan kalau udah matang. Disimpan dlu beberapa hari. Gak langsung dimakan." Mbak Ayu menjelaskan. Masih tersisa tawanya setelah penjelasan itu.
"Pantesan Mbak. Aku semalam ngerasa aneh. Harus matang dulu ya." Ucapku cengengesan.
"Iya. Duh, gimana dah. Minta nikah tapi masih gak ngerti cara makan alpukat." kalimat Mbak Ayu melonjak sampai sana.
"Ya ntar juga belajar, Mbak."
Kejadian pas malam, jadi lelucon pagi keesokan harinya.
Lucu.
Dalam perkara hidup dan menjalaninya, kalimat bisa karena terbiasa, mampu karena terus latihan, adalah teman. Teman yang selalu jadi pegangan tiap langkah saat mewujudkan keinginan-keinginan. Terbiasa, latihan, mengulang lagi, hingga tidak sadar bahwa telah jago.
Sama halnya dengan mangga muda, hidup hampir belasan tahun bersama mangga berbagai rasa dan bentuk juga cara menikmatinya membuatku lebih jago untuk mengolahnya, beda dengan alpukat yang baru kutemui. Alias jarang banget dah makannya. Jadinya, begitu, gak ngerti cara ngolah dan menikmatinya. Sampai hari ini, alpukatnya tak dimakan. Sudah keburu malas kalau inget kejadian beberapa hari lalu.
Terimakasih, maaf jadi panjang. Bye
Malang, 14 Desember 2019 || @khsnlkhtmhh || #khusnulkhatimahstory
1 note · View note
rskaaltyaa · 2 years
Text
082214297187, Jual kaos polos pria lengan panjang di bandung, Jual kaos polos wanita lengan panjang di bandung
Tumblr media
Jual kaos polos pria lengan panjang di bandung Produksi kaos polos lengan panjang Produk-produk di toko kaos polos tersedia dalam banyak pilihan warna, kualitas jahitan kuat, rapi, dan menggunakan kain berkualitas tinggi.Jual kaos polos Semua produk tersebut tersedia dalam berbagai ukuran, mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa. Selain itu, Jual kaos polos pria lengan panjang di bandung, Jual kaos polos pria lengan panjang di bandung, Jual kaos polos pria lengan panjang di bandung, Jual kaos polos pria lengan panjang di bandung toko kami merupakan distributor resmi untuk brand-brand kaos polos terkemuka, sehingga kualitas yang diberikan sudah terjamin, dan harga yang sangat terjangkau. konveksi kaos poloss kualitas terbaik, dan diproduksi dari bahan berkualitas tinggi, seperti polos katun dan lainnya. Kaos polos merupakan jenis kaos yang telah lama menjadi favorit anak muda di Indonesia. Selain itu Grosir kaos polos, bahan yang nyaman, ringan, tidak mudah rusak serta menyerap keringat juga biasanya menjadi pilihan banyak pembeli. Jual kaos polos pria lengan panjang di bandung FITTING:Standar cutting produk menggunakan standar internasional.Untuk menentukan Fitting yang sempurna, kami sudah melakukan riset berulang-ulang dalam hal pola potong kain. Maka produk kami akan terasa jauh lebih nyaman dibandingkan dengan produk lain. Jual kaos polos pria lengan panjang di bandung JAHITAN: Kami menemukan langkah penyambungan kain kaos yang terbaik. Berbeda dari biasanya, pola jahit yang presisi bisa menentukan kenyamanan kaos ketika dikenakan. Kualitas produksi melalui 2 tahap quality control. Jual kaos polos pria lengan panjang di bandung MATERIAL: Bahan dipesan secara massal dari 1 PRODUSEN KAIN yang sudah kami percaya dan terbaik di Kota Bandung. Lot warna yang stabil dengan kualitas yang terbaik. Semakin sering anda cuci, akan semakin nyaman dikenakan. Tidak mudah berbulu dan menyusut. Jual kaos polos pria lengan panjang di bandung PACKING: Kami sangat menghargai karya tangan kami sebagai produk yang sempurna. Maka dari itu, produk yang anda pesan kami kemas dengan kemasan 3 rangkap plastik tebal (Plastik OPP tebal, Plastik Packaging Putih dan Plastik Ekspedisi) dengan tingkat kerapihan yang terbaik Jual kaos polos pria lengan panjang di bandung PENGIRIMAN TERCEPAT: Pesanan akan kami kirim pada hitungan jam/dikirim di hari yang sama apabila konfirmasi pembayaran kami terima sebelum jam 16:00. Jual kaos polos pria lengan panjang di bandung BERGARANSI: Apabila anda kurang menyukai produk kami atau anda menemukan cacat produksi, pesanan anda bisa dikembalikan atau ditukar dengan produk yang sama TANPA ONGKOS KIRIM. Mohon cek buyer review untuk mengetahui reputasi perusahaan kami.
konveksi kaos polos custom lengan panjang di bandung Produksi kaos polos lengan panjang di bandung jawa barat produksi kaos polos lengan panjang berkualitas di bandung Kaos polos murah untuk wanita hijab lengan panjang berbahan katun Produksi kaos polos wanita lengan panjang terbaru di bandung Jual kaos polos lengan panjang wanita murah meriah di bandung Jual kaos polos lengan panjang harga terbaik di bandung Jual kaos polos hitam lengan panjang pria terbaru di bandung Jual kaos polos lengan panjang pria kekinian di bandung Produksi kaos polos lengan panjang pria
Tumblr media
1 note · View note
yulianapermata · 5 years
Text
Aku kembali menginjakkan ibu kota bersama hiruk pikuk keramaiannya. Mencoba mencari kemana jalan keluar setelah ini? Namun tak kudapati. Sayang, hanya ada suara tangis yang terisak di dalam kamar mandi stasiun saat ini. Aku duduk lama merenung sambil mempertanyakan keadaan, kemana titik temu atas pencarian? Dari luar sana, petugas kebersihan sudah menggedor-gedor pintuku, mempertanyakan apakah ada orang di dalam? Aku tak menjawab. Aku tetap dalam keadaan lemas, tersungkur dan terpakur.
Setelah lima belas menit mengunci diri, aku kembali dalam keadaan baik-baik saja. Iya, aku ini lucu, ya. Setelah sedih datang, seolah merasa biasa saja. Tak ada yang tahu.
Aku kembali menginjakkan kaki di stasiun ini saat baterai handphoneku mati dan lupa tak membawa alroji. Jam kedatangan kereta pun sudah lewat, lalu terpaksa menunggu kembali di peron yang ramai.
Aku merasa lega, karena kadang di dunia ini hanya dibutuhkan keramaian saat kesepian sering datang dengan proses memuakkan.
Kembali mengamati puluhan orang silih berganti memenuhi peron. Sama-sama dari kita ingin cepat sampai tujuan. Tapi kadang lupa, tujuan kita tak sama. Ada yang menepi untuk melanjutkan. Ada yang berputar haluan lalu memulai dari awal. Ada yang berhenti sebentar untuk mengisi daya. Ada yang melanjutkan sampai terengah-engah. Ada yang menonton saja bak bioskop tontonan remaja. Kalau katanya hidup ini pilihan, maka sebisa mungkin tak ingin menjadi penonton saja. Melihat manusia lain berjibaku atas kehidupannya. Hidup yang diberi oleh Tuhan sepaket dengan cinta kasih, pengorbanan, air mata, atau apa pun itu namanya.
Aku mencintai kereta serta orang-orang di dalamnya. Kulihat dari kereta jurusan Jakarta Kota, sepasang kakek nenek yang bergandeng tangan saat tiba di gerbong wanita, lalu berjalan pelan saat ke arah gerbong selanjutnya. Ibu separuh baya mengharap tempat duduk, namun tak ada yang memberinya. "Anak zaman sekarang angkuh" katanya. Sibuk pura-pura tidur, bermain hp atau asyik sendiri saat yang lain butuh pertolongan. Mengamati lingkup sekitar membuatku bersyukur, tak jarang merasa kecil kemudian nihil. Jam pulang kantor jadi waktu paling sesak setiap hari. Berlari mencari tujuan arah pulang, saat adzan berkumandang. Aku mencintai kereta karena banyak kenangan di dalamnya.
Perlahan lupa atas sedih yang menggerogoti diri. Lafadz dzikir tak henti-hentinya di lisankan juga semangat asa yang menyala harus tetap ada.
Aku merasa kecil saat menatap gedung pencakar langit yang tinggi. Menerka ada apa di dalamnya? Bagaimana kalau tiba-tiba ada serangan bom lalu mati seketika? Kemana mereka cari pertolongan?
Otak kanan dan kiriku sudah terlalu lelah berpikir atas apa yang rasional sampai non-rasional adanya. Istirahat sejenak dibawah pohon sambil berbicang dengan pedagang kaki lima yang tetap mencari rezeki seharian, walau dagangannya nyaris sepi tak ada pembeli.
Di tengah kegilaannya duniawi saat ini, benarlah jika pandai-pandai jaga diri untuk tetap waras. Tak usah kuceritakan bagaimana semrawutnya negeri ini sampai seantero kota pun tahu prosesnya. Karena aku tak pandai berbicara birokrasi yang berujung narasi.
Aku hanya ingin sadar dan menyadarkan manusia bahwa menjadi baik saja tidak cukup. Kita juga harus mengajak orang lain untuk tergerak kebaikan. Memang benar dunia ini sudah banyak orang baik, tapi kita butuh lebih banyak lagi.
Ah, jadi ngalor-ngidul begini.
- Story of September, writted in Oktober.
1 note · View note
majalahforbes-blog · 5 years
Text
Nikmati Perawan ABG
Cerita Sex ini berjudul ”Nikmati Perawan ABG” asian bokep,bkep prawan,bokeb prawan,bokep keperawanan,download video bokep sd,nonton bokep smp online,pecah keperawanan,xxx prwn. Malam itu aku menginap di rumah Mbak Kristin, karena saking ngantuknya aku tertidur di atas sofa. Sekitar jam 4 pagi aku terbangun, aku masih dalam keadaan telanjang bulat tapi tertutup selimut, tapi Mbak Kristin sudah tidak ada di sofa ah mungkin, dia pindah ke kamarnya dan tidur bareng anaknya. Aku berdiri dan mencari celanaku karena suasana gelap aku menghidupkan lampu. Saat lampu menyala ada suara seorang wanita menjerit, ternyata seorang perempuan masih remaja, dia kaget mungkin karena melihatku telanjang bulat, aku menutup mulutku dengan jariku, maksudnya menyuruhnya diam. Kudekati dia, kujelaskan bahwa aku temannya Mbak Kristin, semalam aku menginap disini, diapun memahami dan memberitahuku bahwa dia spontan kaget karena belum pernah melihat pria dewasa telanjang, katanya dia adalah pembantunya Mbak Kristin, namanya Ulfa. Ulfa tidak sekolah semenjak lulus SMP, dia ikut Mbak Kristin baru sekitar 3 bulan. Aku Tanya dia kenapa kaget melihat aku telanjang memangnya belum pernah punya pacar. Dia mengaku sudah punya pacar tapi belum pernah melihatnya telanjang. Kutanya lagi, terus kalau pacaran ngapain, jawabnya jujur katanya pernah ciuman dan diraba-raba susunya oleh pacarnya, tapi belum pernah sampai telanjang bulat. Ah berarti masih perawan? Dia menganggukkan kepala dengan malu-malu. Kuperhatikan matanya sedikit melirik ke arah kontolku tapi masih malu-malu. Aku pura-pura tidak tahu dan cuek saja serta sengaja tidak segera mengenakan celanaku. Aku masih telanjang bulat dan memintanya untuk mengambilkan celanaku, aku duduk di ruang makan yang hanya berbatas sebuah bifet dari ruang tamu. Dia membawakan pakaianku dan perlahan aku ambil celana dalamku aku sengaja memakainya di depan Ulfa. Dia melewatiku menuju ke dapur sambil melirik ke arah kontolku lagi. Dia tidak melihat di depannya ada baju dan celanaku, dia tersandung gesperku dan tertanting ingin jatuh, aku langsung menangkap tangannya, dan menarik tubuhnya hingga aku sendiri hampir saja ikut jatuh. Dengan kondisi itu tak sengaja kami sedikit berpelukan, wajahnya dan wajahku dekat sekali, aku ingin menciumnya tapi masih takut. Kulepaskan pelan tubuhnya dia menyempurnakan berdirinya aku juga, tapi tak sengaja tangannya menyentuh kontolku, dia minta maaf, aku tersenyum dan malah menyuruhnya menyentuh lagi, dia tersipu malu, aku mengambil tangannya dan kuarahkan ke kontolku, ayolah Ulfa, ga papa, ga usah malu, katanya kamu belum pernah lihat kontol kan? Sekarang kamu boleh pegang sepuasnya, dia malu dan menutup matanya dengan tangan kirinya, sementara tangan kanannya dengan malu memegang kontolku. Akupun merasa nikmat disentuh oleh tangan seorang ABG, kuarahkan tangannya maju mundur mengurut kontolku, kuajari dia cara mengocok kontolku. Dia kemudian terus mengurut-urut kontolku perlahan tapi malu untuk melihatnya, tapi biarlah yang penting aku merasakan nikmatnya diurut sama tangan yang masih halus, meski pembantu tapi dia lumayan cantik, mungkin kalau dia anak orang kaya dan terawat rajin ke salon, wajahnya tak kalah cantik dibanding artis. Kulitnya kuning langsat, bersih, dadanya besar untuk ukuran anak remaja, pantatnya juga seksi dan montok. Kulihat dia sepertinya menikmati untuk terus mengurut-urut penisku, sekarang dia mulai tidak malu melihat kontolku, tangan kiri yang tadinya buat menutup matanya, kini kutarik ke leherku. Sehingga kamipun semakin berdekatan, kutarik pinggulnya kudekatkan tubuhnya ke tubuhku, dadanya menyentuh dadaku, jantungnya berdebar, dia sepertinya agak takut. Kubisikkan ke telinganya, ke kamarmu yuk, ga enak kalau disini entar Mbak Kristin bangun, entar aku ajarin yang lebih enak. Tanpa banyak protes, dia berjalan menuju kamarnya aku mengikutinya dari belakang, kuperhatikan bokongnya yang begitu sintal, pahanya yang begitu mulus nampak terlihat karena dia mengenakan baju tidur terusan dan panjang roknya di atas lutut. Warnanya juga transaparan dan tipis sehingga tali BHnya dan juga celana dalamnya samar-samar terlihat. Sesampai di kamarnya kututup pintu dan aku kunci dari dalam. Aku menyandarkan tubuhku di depan pintu kutarik tubuhnya dan kembali kuambil tangannya untuk terus mengocok-ngocok kontolku, kini tubuhnya bersandar di tubuhku, sambil terus mengocok kontolku, tapi gerakan mengocoknya masih sangat pelan dan lembut, mungkin karena baru pertama tapi aku malah menikmatinya. Tolong diemut dong kontolku, dia menggelengkan kepala, kupegang kepalanya dan kududukkan di depanku, kuarahkan kontolku ke mulutnya, kutekan pipinya agar mulutnya terbuka dan perlahan kumasukkan kontolku ke dalam mulutnya, dia masih terlihat risih dan malu, tapi beberapa saat kontolku sempat masuk juga dalam mulutnya meski sebentar, tapi aku gak mau memaksa karena ini pengalaman pertama baginya. Kutarik tubuhnya dan kupeluk erat, kemudian perlahan kucium bibirnya, dia cantik juga meski pembantu aku tidak risih mencium bibirnya, karena menurutku Ulfa cantik juga dan aku beruntung seandainya Ulfa mau aku entot, soalnya dia masih perawan. Kupeluk tubuhnya erat, dan kuciumi bibirnya sementara tanganku mulai aktif menggerayang ke pantatnya, dari belakang kuangkat dasternya, sehingga aku menemukan lipatan celana dalamnya, kuselipkan tanganku dan kuremas-remas pantatnya, tangannya menahan tanganku, tapi aku cuek saja sambil terus meremas-remas pantatnya, perlahan kuturunkan celana dalamnya sambil terus kuremas dan kutarik pantatnya ke depan, sehingga kontolku sekarang bersentuhan dengan memeknya, tangannya berhenti mengocok kontolku kemudian memegang pinggulku, kutarik tangannya ke atas leherku agar tidak mengganggu kontolku yang sedang menyentuh memeknya yang mulai terasa hangat. kuangkat tubuhnya dengan sedikit kugendong, sehingga kontolku tepat berada di depan lubang memeknya, kugesek-gesekkan kontolku ke memeknya, kudorong dia hingga sebelah tempat tidur, dan kurebahkan dia di atas kasur sekalian aku menindihnya, kugesek-gesekkan semakin cepat kontolku, dia terpejam, kunaikkan dasternya ke atas hingga terbuka kedua belah dadanya, kulepas BHnya, dan kulum-kulum putingnya, Ulfa diam dan terus memejamkan matanya. Aku tak menyia-nyiakan kesempatan itu, takut terlalu lama pemanasan malah nanti Ulfa sadar dan berhenti melayani nafsu bejatku, aku langsung membuka pahanya lebar-lebar, kulihat vaginanya yang mungil terlihat hanya seperti daging dengan garis tipis di bagian tengah, tidak ada rambut sama sekali, itilnya juga belum nampak keluar, kuarahkan kontolku ke pintu memeknya, kugesek-gesek dengan bantuan tanganku sambil mencari lubang senggamanya, setelah ketemu kudorong kontolku masuk ke dalam, tapi susah kutarik lagi dan kudorong pelan lagi, kini kepala kontolku sudah mulai masuk ke memek Ulfa, kukeluarkan pelan dan coba kudorong lebih ke dalam lagi, Ulfa memelukku erat dan minta kepadaku untuk pelan-pelan, sakit katanya. Kukeluarkan lagi perlahan dan coba kumasukkan lagi, tapi memang memeknya kecil dan sempit, tapi kontolku sudah merasakan sedikit kehangatan, kugoyangkan pantatkan naik kemudian turun sehingga kontolku sudah agak lebih ke dalam lagi, sepertinya kontolku menyentuh sesuatu, mungkin ini selaput dara, aku semakin hati-hati menggoyangkan pantatku, kasihan kalau Ulfa kesakitan, kemudian aku mengeluarkan kontolku. Aku ambil bantal di samping Ulfa kuletakkan di bawah pantat Ulfa, dengan posisi seperti ini perut dan memek Ulfa terangkat naik, ini akan membantuku memasukkan penisku jauh lebih dalam di dinding memek Ulfa, kembali kuarahkan batang penisku ke memek Ulfa, kumasukkan setengah dan menyentuh lagi selaput dara yang tadi belum berhasil kutembus, kudorong lebih dalam dengan hati-hati, tubuh Ulfa menegang kedua tangannya menggenggam erat ujung bantal, matanya terpejam seperti menahan sakit. Ku beri tenaga sedikit dibantu dorongan pantatku, dan slep… aku berhasil menembus selaput dara Ulfa, dan kontolku merasakan sensasi dari kehangatan yang luar biasa, aku berhasil menembus benteng pertahanan dari dinding vagina Ulfa. ah… benar-benar nikmat, aku kemudian mengocok-ngocok kontolku keluar masuk vagina Ulfa, dinding vagina yang begitu sempit membuat kontolku mendapatkan kenikmatan yang begitu hebat, kulihat Ulfa mengeluarkan air mata, mungkin karena tadi merasakan sakit, tapi sekarang dia mulai ikut sedikit menggoyangkan pantatnya, oh dia sudah menikmati permainanku. Tiba-tiba ohh,,, Ternyata memek perawan ini membuat benteng pertahananku tidak terbendung, hanya beberapa menit berada di dalam memek Ulfa spermaku sudah mau keluar, secepatnya kutarik kontolku dan kugesek-gesekkan di paha Ulfa yang mulus, kugesek-gesek terus dan ohhhh spermaku muncrat juga…. Croootttt….. ohhhhh nikmat sekali, aku puas sekali malam ini, aku telah berhasil merenggut keperawanan Ulfa, memek nya nikmat sekali, ahhhh terima kasih Ulfa. aku kembali mengenakan pakaianku, kulihat Ulfa masih terdiam terkapar lemas tak berdaya, perlahan aku keluar dari kamar, dan melanjutkan tidur lagi di atas sofa, takut mbak Kristin besok pagi terbangun, kalau aku masih di kamar Ulfa, wah apa kata dunia? Kutarik selimutku dan kembali tidur, tapi aku membayangkan betapa nikmatnya memek perawan, oh terima kasih Ulfa. asian bokep,bkep prawan,bokeb prawan,bokep keperawanan,download video bokep sd,nonton bokep smp online,pecah keperawanan,xxx prwn Read the full article
4 notes · View notes
Text
Wanita dengan kedewasaan yang melebihi umurnya (Part 2)
“ Aku naik motor siapa ya? “ tanya Vania
“ Bebas van “ ucapku yang sebenarnya ngadu’a tarik supaya dia menaiki motorku saja
“ Oh yaudah aku naik motor Willy aja “ ucap nya
Vania menaiki motornya Willy. Willy nampaknya paham perasaanku saat tau Vania lebih memilih menaiki motornya daripada motorku. Willy menatapku, wajahnya seakan berbicara “ Hampura bro “. Aku pun menatapnya balik dan tersenyum. Kami mulai menyalakan motor kami. Baru saja kami mau berangkat eh tiba-tiba Vania turun dari motornya Willy.
“ Eh aku sama kamu aja ketang cad “ ucapnya sambil menaiki motorku
Willy menatapku lagi, tapi kali ini dia tersenyum. Aku menunjukkan pada Willy jempol kananku melewati perutku sehingga Vania tak akan melihatnya. Kami berdua tersenyum. Kami bertiga pun berangkat. Aku memboncengnya, mengobrol dengannya di bawah guyuran hujan. What a beautiful day!
Berpisah
Setelah satu tahun, kami pun naik tingkat menjadi kelas XI. Sialnya aku dan Vania berada di kelas yang berbeda. Aku XI IPA 1 dan diriny XI IPA 4. Aku merasa sedih karena tak bisa bertemu lagi di kelas setiap hari seperti waktu di kelas X. Suatu hari aku mengiriminya pesan
“ Van, kayanya kita gak bisa SMS-an lagi ”
“ Loh kenapa? “
“ Soalnya kita kan beda kelas, aku gak bisa nanya PR lagi ke kamu “
Jadi gini .. jadi selama ini modusku untuk supaya bisa saling berbalas pesan adalah menanyakan PR. Hehe. Jadi setiap harinya aku akan menanyakan perihal PR kepadanya meskipun sebenarnya PR nya sudah selesai juga. Hehehe namanya juga usaha~. Nah ini begonya, aku mikirnya karena sekarang sudah berbeda kelas it means aku gak akan pernah bisa saling berbalas pesan lagi karena ya PR nya kan bakal beda juga wkwk.
Nah akhirnya, intensitas kami saling berkirim pesan lama-lama berkurang hingga akhirnya tak pernah lagi berkirim pesan. Sedih memang hanya karena beda kelas aku jadi ga berani lagi mengiriminya pesan. Ngoahahahaha~
Suatu hari, ternyata aku jatuh cinta pada wanita lain di kelas. Kabar itu ternyata sampai ke telinga Vania. Bagaimana tak sampai, wong Maulina sekelas denganku. Jadi dia selalu update masalahku padanya. Merasa akan kehilangan si tampan nan berani ini, Vania mulai panik dan melakukan sesuatu. Dia mulai mengirimiku pesan yang mana dia tak pernah melakukan hal ini sebelumnya. Iya tak pernah literally ga pernah banget. Jadi memang selalu aku duluan yang mengiriminya pesan tuuu selama setahun. Sediiiiih~. Vania rajin sekali mengirimiku pesan meskipun aku membalasnya dengan cuek. Yups cuek karena aku merasa harus menjaga hati seseorang yang aku cinta. Ceilah bocil, cepet amat ganti pasangan~. Wkwkwk. Vania tetap gigih mengirimiku pesan and I was like “ naon sih van dulu aja ga pernah ngirim SMS ke aku, sekarang we pas aku udah dengan yang lain baru we anda tiba-tiba rajin gini “. Hahahaha jadi seorang Icad ini ternyata sedang membalaskan dendam padanya.
28 Agustus 2014, hari dimana aku berulang tahun ke-17. Dulu udah paling so sweet itu ngucapin pertama gitu ga sih? Wkwk jadi sengaja begadang sampai tengah malam terus SMS ucapan dan do’a ulang tahunnya dikirim tepat saat 00:00. Ngoahahahaha i really miss that moment~. Nah, aku sengaja menunggu .. ingin tahu siapa yang akan mengucapkannya duluan. Harap-harap cemas doiku yang akan mengirim pesan duluan eh taunya Vania yang mengucapkan duluan and I ignored her. Jahat emang sia Icad. Didiemin teh bener-bener didiemin, gak dibalas sama sekali padahal aku ada pulsa mah. Saat itu benar-benar sepertinya puncak dendamku karena berhasil meninggalkannya yang begitu cuek padaku~ Wahahahahaha mamam~.
Aku pun bersekolah seperti biasa. Tak ada hal aneh apapun yang terjadi di hari itu. Semua seperti biasa saja sebelum bel pulang sekolah berbunyi. Aku yang sedang mengambil helmku tiba-tiba disergap dari belakang oleh anak-anak cowo. Tangan dan kakiku diikat, mulutku disumpal, aku ditembak mati lalu dibawa ke depan kelas. Aku diguyur oleh campuran air, tanah, api, udara, rumput, dll. Mereka terus menjahiliku dengan air lah, dengan tanah sampai dengan kecoa. Setelah mereka puas menjahiliku, ikatan tali di tubuhku dilepas oleh mereka dan tiba-tiba .. si Doi sudah berdiri di depanku dengan kue ulang tahun di tangannya. Wohooooo bucin like literally bucin banget anjir wkwkwk. Semua teman-teman berteriak sambil merekam kejadian itu. “ Suapin suapin suapin “ mereka berteriak dengan penuh semangat. Aku mengambil pisau kue lalu menancapkan tepat di kepala doi lalu memotong kue nya. Ku ambil potongan kue itu dengan tanganku dan aku bawa ke mulut si doi. Tepat saat kue itu berada di bibirnya. Aku melihat ke arah lapangan .. kulihat Vania sedang berdiri mematung melihatku sedang menyuapi wanita lain. Nampaknya Vania baru keluar dari kelasnya dan penasaran dengan orang-orang yang daritadi berkumpul di depan kelasku. Tatapan dia dan diriku bertemu. Aku bereaksi secara spontan .. ku angkat alisku dengan senyum sinis satu sisi persis seperti ekspresi songong Bejita di serial DragonBall dan aku lanjut menyuapi wanita di depanku. Vania memutar badannya dengan sangat cepat, dia berlari sambil menangis. Teman-teman di belakangnya mengejar dia sambil terus melihat diriku seakan mereka mengancam. Aku? Yaaa cuek saja dan merasa sukses karena berhasil balas dendam wkwk anjir nahasih kaya sinetron cinta remaja banget HAHAHAHAHAHAHAHA!
Setelah kejadian itu akhirnya kita resmi berpisah. Iya resmi wong dianya tak pernah mau lagi menyapaku bahkan menatapku seakan adalah dosa besar baginya. Poor Icad!
Pertemuan Pertama
4 tahun berlalu, meski kami berada di fakultas yang sama tapi nampaknya Allah belum mengizinkan untuk bertemu hingga suatu hari secara tak sengaja kami berpapasan di Gg. Darwin. Aku yang hendak menuju kampus dan dia yang hendak menuju ke arah DT. Tatapan kami bertemu di satu waktu .. tapi dengan cepat dia langsung membuang wajahnya ke bawah dan melewatiku begitu saja seakan tak pernah mengenaliku. Aku? Aku malu karena aku sudah mengangkat tanganku untuk selanjutnya menyapa dia. Jadi aku pura-pura menggaruk kepalaku saja saat tahu Vania melewatiku. Hahahaha mamam~
Ternyata aku baru sadar bahwa aku telah meninggalkan luka yang cukup dalam di hatinya. 4 tahun sudah berlalu tapi nampaknya kehadiranku hanya membawa ingatan pedih saat SMA. Aku yang pecundang ini bingung, mau minta maaf tapi malu .. ari ga minta maaf aduh repot masa harus buang muka terus sih~ Akhirnya aku memilih untuk .. tidak minta maaf karena malu banget ah udah gapapa musuhin aja aku musuhin~
Stasiun Hall-Lembang
Suatu hari, entah mengapa aku tiba-tiba ingin naik kereta saja. Entah kenapa lagi pengen aja. Akhirnya aku naik kereta yang jam 6. Tiba di stasiun Bandung pukul 6.45, aku langsung keluar ke gerbang selatan mencari angkot yang melewati kampusku. Akhirnya, aku menemukannya. Aku langsung duduk di bangku paling belakang dan langsung membuka gawai ku. Belum sempat ku melihat penumpang lain di dalam angkot tiba-tiba orang di depanku menendang kakiku dengan sepatunya. Saat kulihat ke depan betapa kagetnya ternyata itu Jamil Vania. Deg. Suasana jadi canggung dan teu puguh pokokna mah. Kami saling menyapa, persis seperti kami masih SMA. Penuh dengan rasa canggung. Kami pun mengobrol sepanjang perjalanan angkot menuju kampus. Setelahnya kami berjalan kaki bersama menuju fakultas kami.
His plan has always unpredictable, He could make an impossible thing become possible. Who would have thought we will meet in a public transport?
After Scene
Aku tidak akan menceritakan hal yang terjadi setelah itu, pokoknya kami jadi saling mengetahui tentang perasaan kami masing-masing sejak dahulu. Dia yang ternyata menunggu aku sejak lama ~ Hoahahahaha mamam~
Satu hal yang aku perhatikan dari dirinya adalah umurnya mungkin naik dengan konstan tapi kedewasaannya melesat jauh meninggalkan umurnya. Dia semakin dewasa, entah hal-hal apa yang membuat dia semakin lama semakin dewasa tapi dapat ku pastikan patah hati dariku adalah salah satunya. Xixixixixixixixixi~ Aku iri dengan kedewasaanmu van, apa aku perlu patah hati dulu supaya dewasa? Iya benar van, ternyata aku harus patah hati dulu.
Menertawakan Masa Lalu
Kali ini aku bertemu lagi dengannya di Stasiun tapi kali ini secara sengaja karena kami memang janjian. Hehehe. Selama perjalanan ke kampus kami bercerita. Mengenang masa lalu yang dulu kami pandang sebagai masalah serius.
“ Dulu mah ya sebatas tidak mengirim SMS duluan juga sudah jadi pikiran “
“ Iya, bukan masalahnya yang kecil van tapi kedewasaan kita yang dulu masih kecil .. sekarang ya mau mikirin hal gitu udah ga penting lagi wkwk banyak hal yang lebih penting untuk dipikirkan “
“ Iya benar “
“ Dulu aku sempat menyesal kalau patah hati tuh, kaya yang nyesel kenapa sih harus gini kenapa sih harus gitu .. eh tapi dipikir-pikir malah hal yang menyakitkan itu yang membuat kita berkembang tuh, kamu kalau dulu ga patah hati mungkin ga akan nih jadi sholehah kek gini “
“ Hahaha iya bener sih, yang menyakitimu adalah yang menguatkanmu “
First Love Will Never Die
Van, sekarang kita sudah semester 8. Semoga menjadi semester akhir kita, Aamiin. Cita-cita kita untuk menjadi seorang pendidik sebentar lagi akan terwujud. Haha, inget banget dulu kamu ingin jadi Guru Bahasa Inggris karena kamu ingin hebat berbahasa inggris. Dulu aku menertawakanmu karena tulisanmu jelek juga karena aku merasa skill bahasa inggrisku lebih hebat darimu tapi sekarang anjir skill bahasa inggris anda aduduuuuu fluently banget mulus kek pantat bayi. Yaa walaupun bukan guru bahasa inggris tapi setidaknya ada bahasa inggrisnya lah yaaa~ Hahahaha.
Do’aku untukmu, semoga semakin bertambahnya umur semakin berkah ya hidupnya. Semoga lulus di semester ini. Semoga bisa menjadi pendidik yang hebat yang bisa mencetak generasi emas bangsa. Semoga bisa segera ke turkey. Semoga bisa menjadi kakak yang baik bagi adikmu. Ayo kita kejar mimpi kita dulu dan suatu hari nanti kita akan bertemu lagi di bentuk sempurna kita. Aku tak akan pernah tahu sebagai apa nanti kita bertemu. Tapi yang harus kamu tahu, aku tak pernah menyesal mengenal dirimu .. tulisan ini akan menjadi saksi tentang cerita kita saat SMA juga sebagai saksi bahwa .. First Love Will Never Die. See you!
#Hari28
#30HariMenulis
2 notes · View notes
armydiah · 4 years
Text
Tekanan Bujangan Millenial
Hai, berapa usiamu saat ini? Menginjak angka 20an ke atas? Semakin menyenangkan ataukah malah semakin melelahkan?
Wah, tidak terasa ya.. seperti baru saja kita menduplikat tugas teman ke buku tugas kita. Kita telah berada di usia dimana karena pikiran kita sendiri menjadi tertekan. Karena rasa yang kurang percaya diri kita menjadi lemah melihat kelebihan seseorang. Terlebih lagi di usia yang dihadapkan dengan pertanyaan-pertanyaan kapan menikah? Jomblo ya? Gak laku ya? Terlalu pemilih soal pasangan ya? Dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang membuat sebagian hati dilema juga biasa saja.
Lagi-lagi ini soal wanita. Mulai beranjak belia ada sebagian wanita yang harus putus sekolah dan harus menikah. Tentu saja ada sebab dan akibat. Penyebab yang umum adalah terkendala perekonomian keluarga untuk pembiayaan pendidikan. Penyebab lainnya yaitu karena ada sebuah kesalahan yang telah dilakukan seorang anak remaja hingga akhirnya harus putus kuliah. Hamil di luar nikah atau pernah melakukan tindak kriminalitas hingga secara terpaksa harus mengeluarkan siswa yang bersangkutan dari sekolah.
Siapa yang salah dalam kasus-kasus moralitas semacam itu? Sang anak? Orang lingkungan sekitar? Ataukah orang tua dan keluarga? Ketika orang tua yang disalahkan tentu saja mereka tidak akan menerima. Karena semua orang tua selalu merasa bahwa dirinya orang paling utama melakukan segala hal yang terbaik untuk anak-anaknya. Menyalahkan sang anak? Pasti sang anak tidak akan merasa bersalah jika pada dasarnya mereka melakukan berulang. Menyalahkan lingkungan atau pergaulan? Tidak mungkin juga bisa disalahkan, jika seorang anak bisa mengontrol diri dan tidak mudah terpengaruh pasti bisa memposisikan pada lingkungan yang sehat. Semua keselarasan hidup akan terekam dalam sejarah pertumbuhan dan perkembangan akal manusia. Lantas siapa yang bersalah sebenarnya dalam tragedi pelanggaran moral pada remaja? Untuk menemukan jawabannya, kita perlu mengingat kembali untuk apa sebenarnya manusia itu diciptakan? Apa tugas-tugas manusia yang telah dilahirkan hingga menghasilkan keturunan-keturunan kemudian terbentuk silsilah keluarga. Sebagai khalifah adalah tugas manusia di ciptakan dimuka bumi. Anak-anak terlahir bukan dari dirinya sendiri dan bukan pula dari lingkungannya. Sebelum anak-anak terlahir mereka memiliki orang tua yang diberi tugas, diberikannya sebuah amanah untuk menjaga keturunannya dengan pengasuhan dan pengasihan terbaik. Jadi, saat seorang anak melakukan kesalahan yang berkaitan dengan nilai, etika serta moral, yang bersalah adalah orang tuanya. Kenapa? Karena masih kurang amanah dalam menjalankan amanah dari yang telah memberikannya titipan. Banyak para orang tua yang kurang pendekatan pada anak-anaknya lantaran karena disibukkan oleh pekerjaan. Anak dititipkan dengan nenek atau seorang pengasuh yang tugasnya hanya menjaga sekedarnya untuk memastika keadaan baik dan tidaj telat makan. Seorang pengasuh bukan orang tua dari sang anak tidak mempunyai tugas dan wewenang dalam pendekatan untuk memberikan perhatian khusus terkait edukasi pembentukan karakter dan moral. Jika ini sudah terjadi, banyak sekali anak-anak yang merasa bebas kemana mereka melangkahkan ruang geraknya. Kesibukan-kesibukan orang tua membuat kondisi harmonis menjadi egois. Menganggap paten bahwa mereka beruasaha mencari banyak uang untuk membayar orang pengasuh dan memberikan uang saku serta biaya pendidikan anak. Usaha mendapatkan banyak uang bagi orang tua yang terlalu milenialis adalah melakukan yang terbaik untuk keluarga. Handphone tak lepas dari genggaman tangan, perhatian untuk keluarga mengalir terabaikan.
Alasan badan capek lelah karena seharian kerja sudah menjadi makanan yang tak pernah telat terhidang diseluruh ruangan hingga sekat-sekat rumah. Jika kita termasuk anak dari orang tua demikian, bersyukurlah jika masih bisa mengendalikan diri dan sempat membaca tulisan ini. Menjadi orang tua milenial berkualitas, totalitas tak terbatas, menjadi bujangan berkualitas untuk membangun rumah tangga yang memberi nafas segar dengan sedikit mengintip kisah rumah tangga teman 😁😁😁. Maaf disini bukan berarti penulis mengajak julid, tapi mengajak kalian mengambil pelajaran dari pengalaman teman-teman yang sudah lebih dulu membangun biduk rumah tangga.
Malam adalah waktu paling nikmat untuk berbincang. Sepertinya bukan hanya satu dua orang ketika setiap kali hadir di acara pernikahan teman atau acara arisan keluarga selalu mendapat pertanyaan istimewa "kapan lulus kuliah?" Udah lulus pertanyaannya "kok masih nganggur padahal sarjana, gak cari kerja?" Ganti lagi dong "udah kerja bertahun-tahun udh beli apa aja?" "calonnya mana?" Sudah berhasil bawa calon ganti pertanyaan "kapan menikah" sudah menikah ganti lagi pertanyaan "kapan punya anak" udah punya anak tambah lagi "kapan itu punya adik? Kasihan kalo sendirian".
Sebagian dari kita mungkin menganggap bahwa itu adalah pertanyaan yang membuat kita risih, minder, dan sensitif. Tapi ada sebagian yang menganggap itu adalah pertanyaan yang wajar dan cukup direspon biasa saja.
Bagi yang menganggap pertanyaan biasa saja, tidak perlu kita bahas. Karena yang sudah bisa menjadikan pertanyaan sensitif menjadi hal lumrah berarti mereka punya lompatan pikiran yang cukup dewasa. Dan bagi yang menganggap itu pertanyaan sensitif disini bisa belajar bareng mengendalikan antara perasaan dan pikiran agar bisa menikmati tusukan jarum infus dengan tenang.
Sebelum membahas pelajaran penenangan hati yang tertuju untuk para manusia sensitif, saya sampaikan dulu penyadaran dan peringatan untuk anda yang bertanya tanpa lebih dulu memikirkan status sosial seseorang bisa jadi anda orang yang lupa mengingat perihal takaran rizki setiap umat.
Assalamu'alaikum. Salam sejahtera bagi kita semua. Bagaimana rizki kita hari ini? Masih lancar kan? Alhamdulillah, sudah bisa dipastikan yang masih bisa bernafas, melihat hingga membaca tulisan ini artinya rizkinya lancar dengan diberikannya alat vital masih sempurna berfungsi sebagai mana mestinya. Rizki tidak hanya berupa harta benda saja. Kesehatan, karir, teman baik, jodoh, bahkan sebuah masalah saja sebenarnya rizki buat kita. Bismillah, sebelumnya saya sampaikan bahwa saya bisa menulis ini karena memang ada yang diambil dari pengalaman pribadi maupun pengalaman dari orang-orang sekitar saya.
Teruntuk anda yang suka bertanya walaupun bagi anda itu biasa saja untuk basa-basi, tidak semua orang bisa menerima apa yang anda sampaikan dengan baik. Ada yang merespon biasa saja anda katakan orang itu dewasa dan yang mudah tersinggung ada katakan baperan. Jika demikian anggapan anda, maka sebenarnya anda harus belajar tentang attitude dan arti tenggang rasa. Seberapa sadar anda berbicara dengan lawan bicara? Tingkat kedewasaan orang tidak di ukur dengan suka bawa perasaan atau tidak. Sebagian orang yang selalu mengedepankan perasaan adalah orang-orang yang selalu menjaga sikapnya agar tidak menyakiti orang lain. Dan orang-orang yang bisa merespon hal yang gak enak menjadi biasa merekalah orang-orang yang sudah terlalu sering sampai bosan menghadapi orang-orang yang tidak bisa mengerti keadaan orang lain. Ubahlah pertanyaan menjadi do'a karena itu menguntungkan bagimu dan orang lain. Misal ada yang lama belum lulus kuliah, pertanyaan yang semula "kapan lulus yang lain udah pada lulus kok kamu belum? Kuliah ngapain aja?" Ubahlah pertanyaan itu menjadi do'a "semoga lekas menyusul yang lain ya, lebih semangat lagi ngerjain skripsi".
Yang pernah kuliah pasti paham alasan-alasan mahasiswa lulusnya telat dan yang tidak kuliah saya beritahu dengan gamblang karena sampai saat ini juga banyak teman seangkatan yang belum juga lulus kuliah dan hampir di Drop Out dari kampus. Pertama, tidak semuanya orang punya mental yang kuat. Tapi kita gak bisa memaksa semua orang untuk punya pikiran sama dengan kita. Ya karena memang itu sudah rencana Allah menciptakan kita dengan jalan hidup berbeda. Mereka belum lulus ada beberapa sebab sebagai berikut:
1. karena sudah dasarnya dari awal niat kuliah cuma mengejar gengsi karena temannya kuliah, jadi kuliah baginya hanya bersenang-senang bertemu teman. Pemalas, jadi mau disupport kayak apapun sama teman-temannya juga percuma, dibantuin ngerjain tugas juga cuma dilihat, gak di lanjutkan, kemudian pasrah. Apa lagi kalo pas ngalamin patah hati, bisa-bisa kayak beruang dimusim dingin. Tidooooorrr terus kayak gak punya semangat hidup.
2. Ada faktor ekonomi keluarganya, mungkin tidak bisa bayar uang semester hingga akhirnya mereka menunda beberapa semester
3. Kuliah sambil kerja, akhirnya mereka sulit mengatur waktu jam kerja dan kuliah. Akhirnya karena dia merasa uang adalah kebutuhannya biar bisa kuliah yaaaa akhirnya kuliah ditinggalkan.
4. Anak niat banget kuliah, tapi orang tua gak mendukung karena jurusan yang dia ambil tidak sesuai kemauan orang tuanya. Jadi yaaa kalo anak yang punya mental kuat sebisa mungkin buktikan kalo pilihannya gak salah, tapi yang mentalnya gak kuat ya mereka merasa sia-sia. Jadi gak punya target yg penting kapan-kapan bisa lulus.
5. Bagi yang menempuh kuliah dengan pendidikan vokasi, harus melakukan penelitian real di lapangan minimal 3 bulan. Lain lagi dengan yang hanya mencari data melalui wawancara kemudian di olah menjadi data kemudian dijabarkan dalam pembahasan Jika penelitian itu gagal maka bisa sampai 3x mengulang dan butuh waktu 1 tahun lebih sekaligus menyelesaikan bimbingan skripsi.
Tujukan pertanyaan dengan kalimat yang tepat..!!! Jika kalian melihat orang bekerja bertahun-tahun punya pangkat dan terlihat sukses tapi gak pernah beli apa-apa, kalian harus tau tidak semua orang terlahir dengan bekerja tanggal muda bisa foya-foya. Ada mereka setelah gajian uangnya habis tak bersisa. Larinya kemana? Ada yang buat bayar hutang orang tuanya, buat biaya sekolah adiknya, atau bahkan saat dia bekerja pernah melakukan kesalahan atau harus mengganti kesalahan tersebut. Cara menebusnya ya dengan mereka tanpa digaji walaupun kadang bukan sepenuhnya kesalahan mereka. Mau resign juga kalo udah kesepakatan hukum bisa dipenjara, kalo dipenjara ya mungkin dia menambah beban keluarga. Akhirnya ya cara satu-satunya menjalani apa yg harus dijalani.
Pertanyaan selanjutnya adalah soal pernikahan, kapan nikah? Jika ada yang jawab menikah itu butuh biaya juga kesiapan mental dan batin. Ada sebagian orang memaklumi tapi ada juga itu yang enteng aja bilang "alaaah udah nikah biasa aja gak perlu banyak biaya yang penting sah, setelah menikah itu pasti rejekinya banyak". Iya memang siapa juga yang tidak percaya rizki Allah setelah menikah. Kalian yang bisa bicara seperti itu kemungkinan kalian punya keluarga kompak, keuangan lancar, masih ada orang tua yang support. Nyatanya tidak semua orang kondisinya sama. Ada yang kerja tp penghasilan cuma cukup buat makan sebulan, orang tua gak ada, saudara tidak kompak, apa-apa ya harus dipikir dan dilakukan sendiri. Sekalipun masih ada orang tua, ada anak yang memang menginginkan orang tuanya cukup menikmati hari bahagia anaknya tanpa harus mikir apa lg capek ngurusin anaknya. Ada pula mereka belum menikah karena trauma pernah dikecewakan seseorang, bahkan ada yang memang karena blm dipertemukan jodohnya. Sering sekali itu ya, ibu-ibu tetangga atau teman-teman yang sudah berkeluarga menganggap yang belum menikah ini katanya terlalu banyak pilih-pilih. Sambil berpesan yang penting cari jodoh itu kerja dan ngerti orang tua. Sakit sepertinya dikatakan seperti itu, tapi memang benar dan itu tidak salah. Kita beli sayur buat dimakan sehari aja di pilih dulu, apa lagi cari pendamping yang buat seumur hidup? Okelah dipesenin yang penting kerja dan nurut orang tua, terus seandainya yang pesen itu di posisi kita dia kerja, ngerti orang tua tp gak pernah ibadah sekaligus suka main wanita kira-kira mau gak? Sekalipun kerja dan nurut orang tua kan tetep aja itu ada yg dipilih dulu. Nah setiap orang tidak bisa disamakan kriteria pilihannya, yg utama itu nyaman. Masalah ada yang begitu biar kita bisa adem ayem ngadepinnya ya cukup mikir kalo yang bakal jalanin hidup itu kita, bukan mereka. Kalo ada gak bahagianya juga mereka gak akan mau tau atau bahkan berlalu dengan tepuk tangan. Jadi, ini hidupmu jangam biarkan orang lain yang mengaturnya.
Kemudian masalah keturunan, kita ini makhluk yang harus memanusiakan manusia. Jodoh, anak dan maut adalah rizki yang sudah diatur. Tidak dapat di kurangi, tidak dapat ditambah apa lagi di tukar. Kalian yang bertanya pada pasangan yang sudah menikah lama dan belum mendapatkan keturunan, mungkin kalian tidak tau segala usaha dan upaya telah mereka lakukan. Periska dari dokter satu ke dokter lainnya, belum lagi ditambah yang rela menghabiskan banyak uang untuk program hamil hingga bayi tabung. Teruntuk kaum wanita mereka selalu merasa belum menjadi wanita sempurna ketika belum pernah melahirkan keturunan. Anda yang sudah diberi kepercayaan Allah dengan titipan seorang anak, maka tugas kalian adalah menjaga buah hati itu sebaik-baiknya. Dari pada bertanya lebih baik kalian tetap memberi semangat dan masukan untuk yang sedang berjuang memperoleh keturunan. Dan untuk kalian yang belum mendapatkan keturunan jangan menyerah, tetap syukuri perjalanan waktu yang terus berjalan. Bisa jadi karena Allah memberikan waktu banyak untuk berkencan bersama suami. Yang sudah mendapatkan keturunan juga banyak suami yang lupa perhatian bahkan banyak juga para wanita muda sudah mendapatkan status menjanda. Untuk mereka yg menjanda apa patur kita pandang sebelah mata? Tentu saja tidak, barangkali dia dipandang Allaah wanita yang kuat dan hebat. Bisa jadi kelak anak-anak mereka menjadi orang-orang yang hebat. Apapun keadaan kita sebenarnya hanya perlu saling memandang dan mengerti satu sama lain.
Teruntuk kalian teman-teman yang belum menikah saat ini, bersabarlah kita tau bagaimana kondisi san keadaanmu. Tetap tenang, manfaatkan waktu ini untuk belajar mengintip mereka teman-temanmu yang sudah berumah tangga. Pasti mereka punya banyak problem yang bisa kita ketahui, kita pelajari, kita pahami dan kita kumpulkan solusi. Setelah menikah, ternyata hanya satu dua tahun terlihat bahagia kemudian banyak hiruk pikuk masalah yg harus mereka hadapi. Ada juga yang awal menikah sudah susah, bercerai namun berapa tahun kemudian begitu bahagia membina rumah tangga. Masalah yang kerap terjadi adalah faktor ekonomi, mertua, orang ketiga, saudara, keturunan, dll. Ada mertua yg suka ikut campur urusan anak, ada juga yg suka meremehkan menantu. Tak perlu kita mengucapkan jangan sampai itu terjadi padaku. Tapi pikirkan bagaimana saat itu terjadi padaku, apa yang harus aku lakukan, bagaimana menghadapinya. Mulailah kita belajar kekompakan bersama pasangan, segera selesaikan masalah dan sama² menjaga aib pasangan itu penting. Ujian yang diberikan Allah pada umatnya pasti sama, hanya waktu dan kepada siapanya yang berbeda. Bisa jadi saat ini kita lihat orang tua teman kita meninggal, suatu saat pasti kita alami hal yang sama. Gak mungkin kan kita bilang tidak mungkin, yg kita lakukan saat itu berpikir seandainya esok itu terjadi kepada kita, apa yg kita lakukan? Yg pasti membahagiakan orang tua sebelum itu terjadi. Dan untuk kalian yang sudah ditinggalkan orang tuanya, seberat apapun hidup kalian saat ini harus selalu tabah dan kuat itu bentuk menyayangi mereka. Dan hadiah terbaiknya adalah mendo'akan. Mengapa saat orang yang kita sayang meninggal di larang menangis? Coba bayangkan, saat kalian sedih mereka masih hidup pasti bisa bertanya dan ngobrol dengan kalian. Tapi saat sudah meninggal, mereka semakin bingung karena tidak bisa berbuat apa-apa, bahkan berbicara sudah tak bisa. Saat kalian bahagia, sukses, kuat mereka akan bahagia dan tenang. Karena saat itu pula mereka menganggap kamu hebat dan bisa dipercaya.
Waktu mengatakan sebuah ujianpun termasuk rizki. Karena dengan ujian itu kita sakit namun rizki yang kita dapat adalah pendewasaan diri, kekuatan dan ketabahan hati. Saat ujian terjadi pikiranmu seoalah bertanya apakah bisa menjalani ujian ini, tapi setelah mampu kita lewati, kita lihat kembali waah ternyata kita hebat bisa melewati dan sampai saat ini. Setelah ujian selesai jangan kira tak ada ujian lagi. Selama kita bernyawa akan selalu di uji dengan yang lebih dari sebelumnya. Begitu seterusnya tak berhenti sampai kita dipanggil untuk kembali. Dan ujian-ujian itu selalu diberikan dengan solusi, sesuai kemampuan diri. Maka saat diturunkan ujian, kita jangan sampai berdo'a agar disudahi ujian itu. Berdo'a agar selalu kuat ketika diberikan ujian. Karena ketika kamu minta sudahi saja dan bukan dikuatkan hadapi ujian, kalian bisa ibaratkan saat itu anda berjualan sebenarnya didepan Allah telah merencanakan laba 200.000 namun karena kau minta cukup maka pada akhirnya karena kurang sabar laba yang diperoleh hanya 100.000.
Sampai disini, untuk para bujangan apa perasaan kalian lebih tenang setelah membaca ini? Saya harap begitu. Tidak ada manusia terbaik selain mereka yang bisa berguna untuk sesamanya.
3 notes · View notes