Tumgik
#Meriang
Yuuk kita cari informasi obat Parasetamol
Mari kita simak informasi biografis Parasetamol berikut ini
Tumblr media
Semoga bermanfaat... Terimaksih telah menyimak dengan baik Informasi Obat kami...
Jika berkenan mohon mengisi Survey Kepuasan Pelayanan Informasi Obat kami pada link berikut ini..
1 note · View note
bantennewscoid-blog · 9 months
Text
Tips Supaya Badan Tak Meriang Saat Terguyur Hujan
Hujan merupakan salah satu fenomena alam yang tidak bisa dihindari. Namun, saat terkena hujan, kita perlu berhati-hati agar tidak mengalami kedinginan dan meriang. Berikut adalah beberapa tips supaya badan tidak meriang saat terkena hujan: Gunakan jas hujan Jas hujan merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk melindungi diri dari air hujan. Pastikan jas hujan yang Anda gunakan menutupi…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
Text
Bahan Renungan Diri
Dua hari sebelum lebaran Qodarullah kesedak tulang. Buka sama ceker mercon yang udah diekspetasiin bakalan enak sejak lama. Alhasil tulangnya nyangkut di tenggorokan. Perasaan teliti tapi ternyata emang kurang hati-hati malah kutelen semua tulangnya.
Segala cara udah dicoba biar tulangnya bisa ikut turun. Entah dengan banyak air, nasi digulung-gulung bulet, roti, dan segala macamnya yang diharapkan bisa membawa tulang itu turun ke bawah. Qodarullah tetep engga mau turun dan setiap nelen selalu ada yang mengganjal. Dan asli, ini sakit. Mencoba sabar dan setiap hari berharap kalau tulangnya turun alhasil tetep belum juga.
Besok malamnya panas dingin, meriang, badan seperti remuk, mata susah ngebuka, nafas panas banget ditambah lemes sebadan-badan. Minum obat radang & paracetamol. Saking panasnya diri sampai engga tau ngomong apa sampe gatau gimana letak posisi tidur hingga tiba waktu sahur.
Reda sebentar paginya mulai sakit lagi. Sudah sakit akibat tulang, sakit pula sebadan-badan, meriang, tak beraturan. Memutuskan ke klinik terdekat untuk diperiksa alhasil tensi darah rendah, dokternya nyuruh diri buat buka mulut selebar-lebarnya, dibawalah dokter alatnya semacam besi panjang untuk nahan lidah dan semacam gunting untuk korek-korek tulang yang nyangkut di tenggorokan. Engga kuat nahan muntah, berkali-kali dicoba alhasil tenggorokan rusak luka-luka semua bagian kirinya subhanallah sakitnya engga ketahan sampai badan betul-betul terasa lemah. Tapi sampai saat ini apakah tulangnya masih ada atau engga, semoga ini cuma sakit bekas luka pengambilannya.
Hanya bisa mentaddaburi apa yang menimpa diri. Yang pertama betapa jumawanya kita, entah dengan ilmu, harta, jabatan, nasab, dan hal lainnya tetapi ketika ada tulang kecil saja yang menyangkut di tenggorokan kita, kita hanya bisa kembali kepada Allah untuk berdoa dan bersabar. Ini adalah bukti, ketika Allah ingin timpakan kepada kita hukuman, ujian, atau cobaan, maka tidak akan ada yang bisa menepisnya. Jika Allah ingin menimpakan kita ketidaknyamanan, hanya dengan benda sekecil itu Ia timpakan pada kita, dan kita begitu merasa amat tersiksa dan sakit karenanya, dan itu merupakan hal yang begitu mudah bagiNya. Obat semahal apapun kita beli, dokter spesialis manapun kita datangi, kita tetap harus bersabar akannya, kita belum bisa menikmati hidangan dengan nyaman, dan tidak bisa menelan ludah sebagaimana biasanya. Begitu kuasanya Engkau ya Allah. Betapa tidak berdaya hamba yang penuh jumawa ini. Dan satu hal lagi pelajaran yang bisa diambil. Benar, semua orang bisa membeli obat tetapi tidak bisa membeli yang namanya kesehatan.
Yang kedua, sejak awal aku mentaddaburi pada doa kesembuhan. Bahwa tidak mengapa semoga saja dengan sakitnya bisa menggugurkan dosa-dosa. Aku berharap sakit ini menghapuskan sebagian banyak dosa-dosaku. Aku merenungi sakit ini mungkin ada seseorang yang tak kusengaja dilukai hatinya atas perkataanku maka ini balasannya untukku, aku mencoba merenungi dan menerimanya. Atas dasar ini aku malu sekali mengeluhkannya. Tetapi yaAllah rasanya sakit sekali aku takut luka yang ditorehkan atas kata-kataku pada seseorang lebih menyakitkan.
Ya Allah terima kasih telah memberiku kesempatan untuk dihapuskannya dosa-dosaku. Aku tau Engkau menyayangiku. Ya Allah redakan sakit ini sesungguhnya aku telah menangis di hadapan kedua orang tuaku dan aku membuat mereka kesusahan merawatku. Aku merindukan khusyuk berdoa di awal waktu, sekarang aku lemah ya Allah bantulah aku menyelesaikan apa yang akan kuhadapi. Engkau Maha Pengasih Maha Penyayang.
24 notes · View notes
audadzaki · 3 months
Text
Irama Kediktatoran
Patuh kadang candu. Seperti perintah-perintah di telinga yang kini serupa suapan adiksi yang bertubi-tubi. Tak ada pilihan kecuali taat, atau belulang akan terguncang memelas dan seutuh tubuh meriang lemas.
Suara-suara itu curang. Saat aku tersadar hanya ada jalan buntu masih saja langkahku menggelandang maju. Aku tahu harus berhenti, tapi sial, sebab sehirup ketunduk-patuhan terlanjur menjelma hubungan ketergantungan.
Tak sadarkah suara bahwa dirinya adalah siksa, seperti kenari yang riang bernyanyi tapi menyimpan berita mati?
Telinga bisa jujur ia mendengar siul yang menghibur. Tapi tahukah bahwa jiwa menikmati dengan mata terpejam suram?
Diamlah.
Atau kau runtuhkan dulu singgasana itu hingga tak ada lagi kepatuhan tanpa alasan, turunkan mahkotamu hingga iramanya bukan lagi instruksi kediktatoran.
Biarkan ia kembali menjadi gambus yang bermelodi, sehingga bersama iramamu bisa kulantunkan dzikir dalam kesatuan harmoni.
Atau diamlah sudah. Dzikir pun sudah biasa berbisik pada sepi.
@audadzaki
AUC Avenue, New Cairo, 18 Juni 2024.
9 notes · View notes
lamyaasfaraini · 8 months
Text
Bfast w/ sissy
Tumblr media
Tiap adikku mengunjungi mertuanya yg rumahnya dkt dgn rumahku, kami selalu janjian hunting tempat sarapan. Udah janjian kan dari pas hari pertama dia nginep, kamis aja sarapan bareng pas nemo sekolah. Dia yg nyari tempatnya, saking beragamnya skrg tempat2 kek gituan, dapet lah di daerah ciungwanara lupa namanya apa, bareng sama garden coffee. Janjian lah disana, aku abis lari udah mandi dandan dll setelah nemo dan ayahnya pergi. Sakitku kaya makin rapet deh ih :(
Pas nyampe yaampun sepi bgt, kita pelanggan ke 2 dan setelah itu ngga ada lg pelanggan. Pelayannya bahkan cuma 1 hhhhhh. Makanannya? Kureng pula huhu gagal kali ini maaah
Biasalah kalo adik kaka udah ktemu ngobrolnya ngga ada abisnya ttg kehidupan ini, udah lama bgt kita ngga bertukar cerita. Sampe nyampe rumah aja wah ngga ada hentinya kami ngobrol, curhat ini itu. Ngobrolin temen2 kami yg aku kenal dgn temen2nya diapun kenal temen2ku. Sampe akhirnya siang aku tiba2 demam dari 37 derajat celcius. Naik terus sampe 37,6. Ditambah meriang pula. Adikku pulang ke uber, aku lsg tumbeng lsg minum obat karena dibarengi flu jg ini.
Padahal rencana aku dan suami mau pacaran berdua nonton Pure Saturday di Summarecon Mall, nemo udah mau kita titip di mertua. Ternyata belom jodoh huhu, rangkaian perayaan ultahku gagal, malah sakit deh qodarulloh disuruh istirahat. Harus sehat soalnya weekend skrg mau ada fam gath yg aku kemarin ceritain. Mudah2an sehat aamiin. Minggu ini larinya skip dulu, tadi ica bestie ngajak lari bsk dia gatau aku sakit huhu. Next ya caa..
5 notes · View notes
miniondepok · 4 months
Text
Tidak ada new york hari ini
Tidak ada new york kemarin
Aku sendiri dan tidak berada di sini
Semua orang adalah orang lain
Bahasa ibu adalah kamar tidurku
Kupeluk tubuh sendiri
Dan cinta, kau tak ingin aku
Mematikan mata lampu
Jendela terbuka
dan masa lampau memasukiku sebagai angin
Meriang.. Meriang.. Aku meriang
Kau yang panas di kening
Kau yang dingin di kenang
Hari ini tidak pernah ada
Kemarin tidak nyata
Aku sendiri dan tidak menulis puisi ini
Semua kata tubuh mati semata
Puisi adalah museum lengang
Masa remaja dan negeri jauh
Jatuh dan patah
Foto-foto hitam putih
Aroma kemeja ayah dan senyum perempuan,
yang tidak membiarkanku merindukan senyum lain
Tidak ada pengunjung.. Tidak ada pengunjung..
Dibalik jendela, langit sedang mendung
Tidak ada puisi hari ini
Tidak ada puisi kemarin
Aku menghapus seluruh kata sebelum sempat menuliskannya
4 notes · View notes
hiibae · 1 year
Text
Aku ini memang terlalu bodoh, melawan tubuhku sendiri hanya untuk bertemu denganmu. Menembus ketahanan maksimalku dengan imbalan tanpa jaminan. Rasanya badanku mulai meriang, namun masih tidak sebanding dengan riangnya rindu. Pandanganku sudah mulai kabur tapi sama sekali tidak mengaburkan mauku utk bertemu, atau malah sudah berubah menjadi kebutuhan.
15 jam tiap hari kutabung waktuku untuk membayar 1 atau 2 menit pertemuan yang dirancang tanpa sengaja.
Aku memang sudah gila
23 jam 58 menit menghirup rindu
Lalu di ujung hari, tak ku tagih waktu sekalipun hanya dengan menatap matamu.
Solo- di akhir agustus
10 notes · View notes
sfatmh · 6 months
Text
Ternyata dewasa setidak sadar ini.
Sebelumnya, pas masih sekolah lebih tepatnya, ujian puasa lebih ke menahan haus & lapar, semenjak kerja - kuliah - kerja karena banyak kegiatan ga sadar setiap ramadhan tiba-tiba lewat begitu cepetnya, haus & lapar tidak seberat jaman sekolah tapi tarawih salah satu ibadah sunah yang rasanya wajib dilaksanakan karena cuma ada bulan Ramadhan jadi bisa dihitung jari ikut tarawih. Astagfirullah.
Tahun ini Alhamdulillah minggu pertama puasa lancar puasa lancar tarawih, minggu kedua sakit perut asam lambung naik ga enak makan yang kayanya gegara buka makan gorengan trus makan golden lamian yg pedes banget 😢tapi alhamdulillah bisa di bawa puasa minggu ketiga dateng haid sekaligus pilek meriang radang 😢 bismillah sehat biar lanjut puasa yang lancar aamiin.
3 notes · View notes
queenshittt · 1 year
Note
aku baru scroll-scroll twt private ku trs nemu prompt yg aku tulis tentang Chan wkwkwkwk, ini ceritanya first time dia sama gf-nya. here:
Chan and his gf been together for a sort of long time and both of them are very affectionate to each other. One day, pas lagi ngumpul bareng temen-temen mereka, mainlah truth or dare. Tapi, truth or dare brutal yg pertanyaannya mostly 🔞
Karena Chan sama ceweknya ini senempel dan setouchy itu, temen-temennya pada ngeceng-cengin. ya semacam "Lo berdua mah udah pasti sering ya" dll. Padahal, walaupun mereka berdua udah pacaran dengan waktu yg gak sebentar, mereka blm pernah sama sekali sampai di fase sex. Karena Chan ngejaga ceweknya banget, dan ceweknya masih maju mundur buat minta padahal mah mau juga diapa-apain Chan.
Temen-temen mereka berdua agak gak percaya, soalnya pada mikir yakali gak pernah? orang ni berdua beneran tipe yg gak physical touch sehari bisa meriang. tapi yaudah, karena muka Chan sama gf-nya tuh beneran kayak very sure gak pernah melakukan, jadi temen-temennya pada Amaze gitu.
Setelah kejadian diceng-cengin inilah mereka berdua jadi semakin kepikiran. Karena yaaa... aslinya sama-sama mau.
one day mereka lagi home date dan as usual being clingy and touchy to each other trs sambil nonton they kiss a few times (like they usually do btw) it's not like a long french kiss tapi lebih kayak ya ngecup bibir beberapa kali and his gf tuh tipe yg like to smile between their kiss. Somehow, hari itu Chan beneran ke provoke sama senyum ceweknya dan jadinya pengen banget ngesex. Hari itu Chan beneran gabisa nahan lagi,
so, chan diem sebentar sambil senyam senyum ketawa kecil gitu and as his face turning as red as tomato, he finally asked "Should we do 'that' ?" Ceweknya kaget dikit trs ikutan senyam senyum gajelas, and well, she just kiss him once more before agree to do it.
it was a slow sex at first since chan gak mau bikin ceweknya trauma sama their first ever sex tapi berubah jadi rough after he said "I was holding for so long to feel you like these" AND SHE WAS LIKE... "yea, now, don't holds anything" at the end it was a long ass slow to rough sex. 💁🏻‍♀️💁🏻‍♀️💁🏻‍♀️💁🏻‍♀️💁🏻‍♀️
sebenernya this is how I imagine my first time with chan sihhhh wkwkwkwkwk XD
Send me more omg 🤭🤭
12 notes · View notes
segudangpikiran · 1 year
Text
Kenapa sakit itu selalu datang tiba-tiba sementara sembuh itu butuh proses yang lama? Semoga besok sembuh lah. Sudah 4 hari diriku sakit ga karuan bahkan sampai meriang. Berawal dari tenggorokan yang gatal, kemudian bersin, flu bahkan sampai badan panas hingga meriang hari ini.
16 notes · View notes
vanilachocolate · 8 months
Text
Pernah liat Jennie BP di kretek sama bapak-bapak botak (?) terus mukanya kesenengan karena enak? Atau liat hewan-hewan yang di kretek sama dokter dan enak juga?
Nah, aku juga tadi dikretek kaya gitu. Tapi bukannya enak. Tapi malah sakit. Area leher sama bahu kiriku sakit sekarang. Bingung jadinya. Mau ke dokter atau ke tukang pijit lagi.
Jadi, setelah 3 hari di rumah mulu karena meriang dan batuk, hari ini memutuskan buat keluar rumah. Udah sisa batuk aja. Dan udah bisa kena angin (kipas). Jadi ku pikir, udah mulai aman buat motoran dan besok mandi air dingin. Udah janjian sama emak buat keluar jajan dan aku mau prin foto sekalian. Mumpung emak lagi ngga puasa.
Pas sampe kantor bapak, ada tukang pijit, yang seharusnya buat ponakan aku yang kecil. Sesungguhnya keluargaku lagi banyak yang sakit. Bapakku meriang juga. Tapi abis dikerokin semalem, tadi udah kerja. Cuma masih sumeng. Ponakanku yang kecil juga sakit. Batuk-batuk gitu juga.
Nah, pas tadi aku sampe, ponakanku itu lagi tidur. Dan ibuku malah nyuruh aku buat pijit aja dulu sebelum jadi pergi. Toh masih mendung pasca hujan angin yang sebentar tapi bener-bener bikin ribut. Karena emang aku kebiasaan dipijit sejak dulu kalau lagi sakit, jadi yaudahlah ya, aku terima aja. Dan fyi, ini ibu pijit baru buat aku. Aku baru ketemu beliau kali ini aja. Walau ternyata udah beberapa kali dateng ke rumah buat mijit keluarga aku yang lain.
Pas udah mulai mijit nih, udah mulai ngerasa cocok. Karena ya enak. Berasa. Buat badan aku yang tebal dan biasa dipijit pake "tenaga." Sampe akhirnya, aku kan bilang kalau ngga mau dipijit perut. Ibunya ngegas jawabnya "emang kenapa sih?" Agak kesel pas denger ibunya ngegas. Tapi ya untungnya ngga maksa mijit perut. Karena ya tukang pijit lain juga ngga pernah pijit perut, atau bahkan tanya dulu mau apa ngga - biasanya.
Singkat cerita, udah hampir kelar. Aku pikir. Karena udah kepala. Nah, beliau ini kan megang area leher sama kepala. Aku ngga tau kalau beliau mau ngekretek daerah situ. Ibunya cuma bilang manut aja. Awalnya belum berasa apa-apa, selain ngga nyaman aja. Belum yang sakit gitu lho. Terus aku udah bilang, udah ngga usah lagi. Ibunya malah maksa buat ngeretek sisi satunya lagi. Alasannya "buat balikin." Nah, pas disitulah leherku malah jadi makin sakit. Dan bahuku juga. Part nyebelinnya juga, ternyata dia mau ngeretek punggung aku juga. Bukan didorong pake tangan sambil tiduran, tapi pas aku duduk, kaki ibunya agak naik buat jadi bantalan punggung. Masalahnya, dengkul ibunya tuh pas dibengkokan skoliosis aku. Berasa. Aku udah bilang ngga usah karena emang tulang aku bengkok, dan ibunya malah bilang "nggak papa, nanti juga enakan."
Sama ibunya awalnya masih dipijitin lagi. Tapi sambil ngedumel. Bilang kalau biasanya orang tuh pada enak kalau udah dikaya gituin. Nyalahin aku yang ngga loss aja pas beliau bilang manut aja dan ngegerutu yang lainnya. Bener-bener ngga menunjukkan penyesalan banget walau dia udah bilang minta maaf. Dia bilang minta maaf berkali-kali sambil ngegerutu yang tadi. Aku awalnya diem aja. Tapi akhirnya aku jawab "yaudahlah bu, mau gimana lagi." Karena kau ngga tau harus ngerespon apa. Dan beliau juga bilang kalau dia malah sekarang jadi takut karena aku jadi sakit leher sama bahu. Terus pas ponakanku udah bangun, beliau udah ngudahin mijitnya terus sambil bilang "nanti juga sembuh sendirilah ya."
Terus ditinggal.
Padahal disitu rasanya masih sakit. Aku denger kalau beliau bilang sama ibuku, minta maaf karena aku jadi sakit leher sama bahu, sambil nyalahin kenapa aku ngga bilang kalau aku ngga pernah dikretek kaya gitu. YA AKU MANA TAU PERGERAKAN ANDA SELANJUTNYA HAH?! KAN AKU PIKIR ANDA TUH MAU MIJITIN LEHER TERAKHIR KALI SEBELUM UDAHAN MIJIT.
Dan yang bikin makin sedih tuh, pas ibuku masih kamar, bukannya nanya aku sakit kek apa gimana tapi malah "kamu kenapa ngga bilang kalau ngga mau dikaya gituin?" terus ditinggal. HAHAHAH ngga kaget tapi tetep kecewa dan sedih. Terus ngga berapa lama, ibu bantu di rumahku masuk kamar juga karena selesai gosok. Nanya aku kenapa karena jujur aku udah mulai nangis netesin air mata sambil ngurut bahu sama leher sebisanya. Aku cerita. Jawabannya apa? "Yaudahlah ntar juga sembuh sendiri."
Semakin sadlah akuuuu. Haha. Ya allah, udah sakit, dibela ngga, ditanya ngga. Rasanya tuh sakit aja gitu, kecewa, gini banget sih? gitu lho. Yaudahlah, aku akhirnya nangis aja. Sambil ngurutin bahu. Berharap siapa tau baikan. Tapi ternyata malah pedih gitu lho. Sakit banget. Dielus aja tuh nyeri.
Ngga tau harus ngapain dan kemana. Karena takut kenapa-kenapa. Tapi kalau ke dokter, honestlyyyyyy uangnya belum ada. Takut disuruh ronsen kek atau apa. Apalagi bpjs ku tuh rujukannya bukan di rumah. Dan baru bisa dipindah bulan februari akhir. Jadi otomatis harus bayar.
3 notes · View notes
rsintiyaaa · 11 months
Text
Ku tak dengar bahasa tubuhku bicara apa
Ku meriang dikala hujan tidak jatuh jauh dari titiknya
Segala peristiwa di bumi tatkala sudah di gariskan
Sesuatu yang indah sampai ke hal buruk sudah tertulis
Kami sebagai penikmat dunia dan pengikut skenario tak bisa berbuat apa-apa
Celah langitpun tak bisa mengoreksi kejadian sebelumnya karna ini bukan pesan teks
Ini nyata dan terjadi di setiap kehidupan
Sabar dan ikhlas adalah kunci
✍️:@rsintiyaaa
5 notes · View notes
mewangitenang · 1 year
Text
Sebuah Komen
Jadi tiba-tiba aku masuk ke dalam daftar tim advance, di mana menjadi tim yang berangkat duluan sebelum acara dimulai.
Hari pertama baru bisa istirahat jam 2 pagi. Itu pun sudah minum obat sakit kepala. Terus kayak mau meriang. Aku sakit tenggorokan kayak mau radang. Wah, bahaya nih kalo sakit.
Hari kedua kepala makin engga kekontrol. Rasanya sakit sekali sampai aku minum obat sakit kepala 2 kali. Ga mempan.
Hari ketiga, aku cerita ke temanku soal kondisiku. Lalu responsnya, "Sumpah? Lo sakit, Kak? Kok ga keliatan kayak orang sakit? Wah keren juga lo menyembunyikan rasa sakit ya"
Damn. Okay. Thanks.
- ca
5 notes · View notes
journeyofken · 1 year
Text
Pertama kali pisah agak jauh untuk beberapa bulan ke depan ama adek kedua karena dia lagi ikut pelatihan. Rasanya?
Khawatir, ngerasa ada yang kurang, dan segala perasaan negatif yang ga bisa di deskripsikan.
Soalnya dia anaknya pendiem dan pemalu. Plus lagi agak meriang pas waktu berangkat.
Sebagai embak aja aku begini, terus gimana Mamakku ya? Dibalik kuatnya beliau pasti merasakan hal yang sama dengan kadar yang lebih dalam. Apalagi setelah pengalaman ditinggal pergi untuk selama-lamanya oleh kedua putra tercintanya yg lain. Gimana perasaannya ya?
Yaa Allah... ku titipkan adikku pada penjagaan terbaikMu. Mohon kuatkan ia, lindungi ia dari segala macam marabahaya. Mudahkanlah setiap urusannya, ringankanlah langkah-langkahnya sampai tuntas tugasnya. Jaga ia selalu, duhai Allah.
Ya Allah...berikan aku dan Ibuku ketenangan. Berikan kami rasa ikhlas, rasa tenteram bahwa apa-apa yang sudah dalam penjagaanMu adalah sebaik-baik keadaan.
17 Juli 2023
4 notes · View notes
lamyaasfaraini · 4 months
Text
Drama sakit dan outing class
Dari hari minggu udah kerasa flu yg bukan alergi biasa gapake mikir panjang minum obat flu yg ada kotak obat. Masuk ke senin makin parah, tenggorokan jg sakit. Habis anter anak krn bapaknya pagi bgt udah harus brangkat, aku mampir apotek beli obat flu dan SP torches bukan FG yg mengandung antibiotik yaa. Di rumah tepar, sarapan dikit. Aduuuh harus sehat selasa harus nemenin outing nemo haaaa stressss! Ditidurin bentar sebelum jemput nemo jam 11an. Selepas jemput makin ngga enak badan sampe sore malah hareeng sampe 37,4 wlpn ngga demam bgt tp meriang badan ini. Stress mikirin bsk gmn apa aku kuat, sedangkan suamiku beneran gabisa aplus krn ditunjuk jadi pelaksana lomba. Ya Allah sembuh dong.. Malemnya udah ngga bgt, pgn tiduran terus.
Alhamdulillah besoknya mendingan sedikit wlpn msh bindeng dan bersin2 ada sedikit dan ingsrek2an. Suami nanya kuat ngga yaa gmn lg dikuat2in aja hiks. Persiapan ini itu dirumah, jam 8 ngumpul di sekolah. Alhamdulillah jg ngga kebagian jd perwakilan jagain anak2 kalopun terpilih monmaap lg sakit aku tak sanggup. Anak2, guru2 dan ortu perwakilan naik bis AU kek biasalah. Kami ortu2 yg mendampingi nyusul pake kendaraan pribadi, aku nebeng mama zen, wlpn diajak umi fahri dan mama zella jg. Di mobil mama zen ber4 sama mama Cheryl dan freiya nyusul ikut dicegat dijalan haha.
Nyampe kesana kita sampe duluan, anak2 lama jg dtgnya. Buibu kelaperan tp belom boleh order makanan sampe jam 10 jd kita beli kopi, teh dan minuman lainnya. Buibu A1 alhamdulillah mayan banyak yg ikut weeyy jrg2, bbrp ibu2 yg kerja bisa ambil cuti/izin, bbrp lg gabisa ambil cuti hiks. Jd mayan banyak sebetulnya kumpul skrg tuh tumbeeen kan. Oiya kebetulan posisi tempt duduk kita dkt seperangkat mic dan sound lalu mas2 parlornya nyuruh kita karokean cenah sambil nunggu anak2. Walaaah mulai lah lsg yg pede2 nyanyik dong yaa hahaha. Keren tapi baragus suaranyaaaa sambil joged teu aya kaisin gustiii. Sambil order ngopi2 dan bbrp makanan sambil menyaksikan buibu nu motah wkwkwk
Mama2, nenek2 A1. Biduan kami wkwk
Tumblr media Tumblr media
Sementara anak2 diatas bersenang2 motah jg nemu playground yg banyaaak. Ini foto2 beberapa kegiatan anak2.
Tumblr media
Say cheese A1!
Tumblr media
Karena para ortu dah bayar ternyata kita bisa main jg boleh milih antara gokart atau flying fox. Sebagai besar gokart sih 2 org doang flying fox
Hahahaha seruuu tp meni lambat euy, kayanya ini heuseus yg anak2. Yg dewasanya di lantai dasar.. Yaa gpp lah refreshing setitik sampe lupa lg sakit haha.
Tumblr media Tumblr media
Balik ke rumah capeeeee bgt, sakitnya mendingan tp masih tp knp mata ini ngga ngantuk2 haaaaa
2 notes · View notes
truegreys · 1 year
Text
Yang Lekat dari Yang Lalu: Bagian Keempat
Dinsos adalah kepanjangan dari Dinas Sosial. Tidak berhenti di situ, ada lagi kepanjangannya: Dinas Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan. Hidupku dengan Bapak dan Ibu, juga adik-adik adopsi lainnya tidak begitu miskin. Kami masih makan tiga kali sehari. Bapak dan Ibu masih menyekolahkan kami—meski kami tahu SPP sekolah kami gratis, tapi mereka tetap membelikan kami perintilan untuk sekolah yang cukup banyak. Intinya, kami tidak miskin-miskin amat. Tapi, memang, beberapa bulan sebelum tragedi lemparan keramik berdarah itu, makan kami kian berkurang. Dari tiga, jadi dua kali sehari, lalu jadi sekali sehari. Aku ingat karena sebelum tragedi keramik itu, terjadi perang piring antara Ibu dan Bapak. Aku berusaha menengahi (dasar bocah sok pahlawan) dan berakhir dengan pecahan piring menusuk telapak kakiku. Aku tidak begitu sadar, hingga kemudian lukanya makin parah. Aku meriang tiga hari tiga malam setelahnya.
“Bapakmu bikin salah, jadinya sekarang kamu dan sodara-sodaramu jadi tanggung jawab kami.” Bu Daria menjelaskan kepadaku selembut dan sesederhana mungkin. Tentu saja, ia tidak tahu bahwa yang ada di tubuh anak empat belas—atau lima belas—tahun ini adalah jiwa dari masa depan. Padahal, ia bisa jelaskan dengan gamblang bahwa Bapak ditangkap temannya sendiri karena melakukan sesuatu yang entah apa. Ya. Bapak memang polisi. Awalnya dia jadi detektif, tapi naik pangkat menjadi entah apa dan tergoda pada entah apa sehingga ditangkap karena melakukan sesuatu yang entah apa.
“Ibu?” Tanyaku. Aku lupa apa yang terjadi pada Ibu saat Bapak ditangkap.
“Polisi masih nyari Ibu kamu.” Pandangannya terlihat iba. Bu Daria jelas mengasihaniku. Katanya, saat Bapak ditangkap, polisi mendobrak kamar dan menemukanku tergeletak dengan kepala penuh darah. Aku koma tiga hari setelahnya. Artinya, sudah empat hari Ibu menghilang jika dihitung dengan hari ini.
“Kamu fokus sehat aja, ya.” Bu Daria mengelus lembut lenganku.
“Kalau udah sehat, terus saya gimana?” Pertanyaanku agak membuat Bu Daria kaget. Mungkin ia tidak menyangka anak buangan ini akan bertanya demikian. Betul. Julukanku berubah dari anak pulung jadi anak buangan lagi. Jika hidup disebut-sebut sebagai hal yang perlu ada ‘kenaikan’ meski sedikit, status hidupku malah lebih banyak mengalami kemunduran.
“Gak usah dipikirin dulu, ya. Serahin aja sama saya. Nanti saya yang urus.”
Jawaban plegmatis itu tak begitu berarti. Aku sebetulnya sudah tahu—lebih tepatnya, sudah ingat—akan diantar ke panti asuhan yang bersedia menampungku. Aku hanya menguji kemampuan Bu Daria sebagai ‘orang Dinsos’. Kau juga pernah, kan, iseng-iseng menanyakan hal yang sudah kau tahu jawabannya?
Hidupku selanjutnya tidak jauh dari hidupku di rumah dengan Bapak dan Ibu karena saudara adopsiku banyak. Bedanya, saudaraku kini lebih banyak. Artinya, aku pasti harus berbagi segalanya dengan mereka-mereka yang nasibnya mirip-mirip denganku.
Jiwaku singgah di fase ini cukup lama. Aku tidak tahu maksud tukang hipnosis yang membuatku hidup di fase yang biasa-biasa ini lebih lama. Aku makan, tidur, berkenalan, berak, melamun, dan bertanya-tanya. Kenapa aku harus kembali ke masa lampau hanya untuk mencicipi pahit yang sebentulnya sudah agak kulupakan? Apa yang masa depanku alami hingga aku harus mengingat ini semua? Apakah aku jadi gila dan kehilangan diriku sendiri di masaku yang sebenarnya?
Tiba-tiba, aku dipanggil ketua panti. Namanya Umi Yahya, tapi semua orang di panti memanggilnya Umi. Umi, penampilannya mirip dengan Mamah Dedeh di masaku. Kalau kau belum tahu, Mamah Dedeh adalah guru spiritual yang rutin muncul di salah satu stasiun televisi. Perawakannya agak gendut, bermuka ramah, berbicara dengan tegas, berkerudung menutupi hingga setengah badannya. Gelagat Umi, sangat mirip dengan Mamah Dedeh.
Umi yang biasanya bicara dengan tegas, kini berbicara dengan nada yang begitu lunak.
“Umi dapat kabar soal Ibumu.”
Aku diam saja, menantinya melanjutkan kabar yang sudah kuketahui.
“Ini mungkin jadi berita sedih. Ibumu sudah meninggal.”
Aku tidak kaget. Meski tidak kaget, ada yang mengusikku sejak lama. Aku tidak pernah tahu Ibu meninggal karena apa dan bagaimana. Jadi, kuputuskan untuk bertanya. Umi lalu menjawab dengan berbelit-belit. Yang bisa kutangkap dari yang Umi katakan adalah, Ibu melukai dirinya sendiri hingga akhirnya mati. Mungkin, aku yang masih remaja tidak begitu paham dengan jawaban Umi, tapi aku yang sekarang ada di tubuh ini paham maksud Umi.
Lagi, telingaku berdenging amat keras. Kupegangi kedua telingaku dengan tangan. Saking kerasnya, rasanya aku ingin mati. Kuimbangi dengingan keras itu dengan teriakan yang paling kencang yang bisa kukeluarkan. Umi beranjak dari kursinya dan langsung kebingungan dengan teriakanku. Aku tahu, jiwaku akan melompat lagi ke persinggahan selanjutnya. Atau, mungkin, akhirnya aku pulang.
Hilang sudah sadarku. Kuharap, aku bangun di tempat yang dapat membuatku tak lagi perlu memikirkan kejadian-kejadian masa lampau.
***
“Gen? Gena? Bangun!” Suara seorang laki-laki samar terdengar. Ia menepuk-nepuk bahuku. Mataku mulai dapat melihat samar seorang lelaki yang ribut dan heboh. Kepalaku rasanya sangat sakit. Aku memang sering migrain, tapi kali ini rasa sakit menjalari seluruh sudut kepalaku. Saat aku hendak bangun dari tempatku terbaring, lelaki itu langsung menahanku, “Jangan dulu bangun. Santai aja dulu. Baringan dulu sampai kepala kamu gak begitu sakit.”
Kenapa ia bisa tahu kepalaku sakit bukan main? Seluruh anggota tubuhku memang agak berat juga, jadi kuikuti saran lelaki itu.
“Kamu inget saya siapa?” Tanyanya.
Alisku berkerut, aku berpikir keras. Rasanya kenal, tapi agak asing. Suaranya memang familiar, tapi aku tidak ingat siapa. Suara dengingan kembali muncul. Kecil, agak keras, hingga sangat keras. Aku kembali berteriak.
“STOPPPP! PLEASE BERHENTIII!” Teriakku. Sosok lelaki itu kebingungan. Kenapa ia bingung? Bukankah seharusnya aku yang bingung?
“GIMANA CARANYA SUARA DENGINGAN INI ILAAAANG????”
Lelaki itu kemudian langsung terlihat paham apa yang terjadi. Ia lalu terlihat mengambil vial dan syring, berisap menyuntikku dengan obat yang tak kutahu apa isinya. Kuharap obat itu membantuku. Kuharap dengingan kencang itu hilang.
Kuharap, aku hilang sekalian dari dunia yang tak kuketahui ini.
Bersambung…
5 notes · View notes