Tumgik
#Persiapan pernikahan
fathiafrazna · 1 year
Text
Pernikahan.
Bismillahirrahmaanirrahiim… Pembahasan hari ini masih diambil dari Buku Tarbiyatul Aulad Fil Islam, Pendidikan Anak dalam Islam, Dr. Abdullah Nashih ‘Ulwan *sedang berusaha untuk meneruskan baca buku ini ^^” Setelah membahas pentingnya pendidikan, di buku ini membahas tentang pernikahan : Pernikahan sebagai fitrah manusia Pernikahan sebagai kemaslahatan umat Pernikahan berdasarkan…
View On WordPress
0 notes
Text
youtube
TERBAGUS, Call 0812-8927-8201, Buku Serba 4 Sukses Menjadi Suami qowwam KH. Hafidin
KLIK https://wa.me/6281289278201, Buku Poligami Ustadz Hafidin 2022, Buku Poligami Ustadz Hafidin Jurnal, Buku Poligami Harga 150 Ribu, Buku Poligami Berkah Dalam Islam, Blessing Polygamy Indonesia
Coach KH. Hafidin Jl. Jalumprit tonggoh RT/RW 04/01 Desa. Waringinkurung Kecamatan. Waringinkurung Kabupaten. Serang Provinsi. Banten Kode Pos. 42453
(Depan Masjid Nurul Ibad)
Langsung OWNER 0821-2237-8089
https://www.instagram.com/coach.hafidin/
0 notes
prawitamutia · 2 months
Text
memutuskan
hari ini, saya, kakak ipar, serta adik saya (yang belum menikah) mengobrol tentang keputusan untuk tidak menikah. masing-masing dari kami punya setidaknya satu teman yang memutuskan untuk tidak menikah. kesimpulan kami, memutuskan untuk tidak menikah adalah keputusan yang sama beraninya dengan memutuskan untuk menikah. sama beraninya dengan keputusan untuk mengakhiri pernikahan. atau juga membatalkan pernikahan. bahkan, juga keputusan bertahan.
setiap orang pasti punya alasan, prinsip, dan kepercayaan tentang menikah dan pernikahan. itu semua mendorong munculnya sikap tertentu, keputusan tertentu. namun yang jelas, seseorang boleh disebut berani saat mengambil sebuah keputusan jika dan hanya jika keputusan itu diambil memang karena sebuah keberanian--bukan karena ketakutan.
misalnya... ada orang yang memutuskan untuk menikah karena ingin lari dari kehidupannya. itu keputusan seorang pengecut.
misalnya... ada orang yang memutuskan untuk tidak menikah karena tidak mau hatinya terluka sedikit saja--yang mana pasti ada dalam setiap pernikahan. itu juga bukan keputusan yang berani.
tapi, jangan salah juga. langkah yang berani tidak sama dengan langkah yang nekat. langkah yang berani adalah langkah yang disertai pertimbangan, persiapan, dan penerimaan konsekuensi. langkah yang berani adalah langkah yang tetap memenuhi kriteria aman, baik, dan benar.
dan jangan salah juga. langkah yang berani bukan berarti langkah yang tanpa kekhawatiran. langkah yang berani justru adalah langkah yang sudah khatam mengenal semua kekhawatiran sehingga bisa mengantisipasinya. langkah yang berani justru adalah langkah yang selalu tahu bahwa selalu ada pilihan berikutnya meskipun saat ini kita belum tahu pilihannya apa.
semoga setiap keputusan kita adalah keputusan yang berani.
141 notes · View notes
dinisuciyanti · 8 months
Text
Banyak dari kita
Banyak dari kita yang fokusnya ke "nyari jodoh" nya aja, memperbaiki diri yang nambah ilmu tentang pernikahan, komunikasi, keuangan, bahasa cinta pasangan, reproduksi, parenting, dll. TAPI lupa, lupa buat menjaga kesehatan badan sendiri, sebagai aset kesehatan sendiri, yang kamu nikmati untuk diri sendiri, dan di masa depan untuk keluarga mu.
Gak usah jauh-jauh ke persiapan hamil, mencegah stunting, XYZ, apa iya udah sayang sama badan sendiri? biar bisa kerja fokus gak anemia makanya mesti minum suplemen besi-folat. Apa iya udah aware sama dampak kurang vitamin D karna anti-matahari? makanya mesti minum suplemen vit D. Udah nyoba aktif olahraga? Udah konsumsi lebih sering buah sayur biar gak cuma gorengan yang masuk ke tubuh? Dan sederet praktek "sehat" lainnya, yang seringkali luput, seringnya ya ngopi sambil join kelas parenting.
Lupa, seakan yang penting itu ilmu pernikahan-parenting, cari calonnya, nikah, hidup bahagia. Kesehatan diri sendiri gak dipikirin.
27 Januari 2024
193 notes · View notes
andromedanisa · 1 year
Text
Ujian itu bernama, keyakinan..
Jika Allaah sudah berkehendak, dibelahan bumi yang jauh sekalipun. Jika memang takdirnya bertemu dan bersatu, maka mereka akan bertemu dan bersatu dalam kebaikan.
Sebab jika memang jodoh, Allaah akan menggerakkan kedua hati seseorang, bukan hanya salah satu diantaranya.
Pagi ini berjalan-jalan santai dengan ibu, ketika perjalan menuju pulang kerumah. Kami berdua mampir disalah satu teman dekat ibu yang sudah sepuh. Tahun ini memasuki usia 79 tahun, Masya Allaah sepuh sekali. Namun ingatan dan cara bicara beliau ini masih Masya Allaah baik sekali.
Dalam pertemuan kami, banyak sekali hal yang dibicarakan, dan banyak sekali hikmah yang saya dapatkan. Perihal takdir dan kehendak Allaah kepada hamba-hambaNya.
"mohon doanya ya, Bu. Mb Nisa ini sudah empat tahun menikah namun belum Allaah karuniai keturunan. Dua kali keguguran, semoga Allaah beri ganti dengan yang lebih baik lagi." Ucap ibuku kepada teman ibu yang sepuh itu.
"Qadarullaah, ya mb Nisa. Nggak apa-apa, Insya Allaah, baik. Yang penting kita sebagai manusia harus yakin, bahwa Allaah memberikan yang terbaik untuk kita. Mungkin terlihat sedikit lama, tapi percayalah pasti ada kebaikan yang sudah Allaah siapkan nantinya. Karena jika Allaah sudah berkehendak, sekalipun jauh dan nggak mungkin untuk ukuran manusia, hal itu akan terwujud diwaktu yang tepat." Ucap teman ibu dengan mata yang begitu berbinar sambil menatapku.
"Anak perempuan saya yang keempat mbak, dia paling sukses diantara ketiga kakaknya yang laki-laki. Menikah diusia 33 tahun sempat membuat saya dan suami khawatir sebagai orangtua. Perempuan usia segitu sudah waktunya menikah.
Berkali-kali gagal proses ta'aruf sebab dinilai kurang cantik, tak menyurutkan keyakinannya, bahwa takdir Allaah tidak pernah salah. Kalau dihitung-hitung mungkin sekitar lima belas kali gagal saat proses nadzor, mbak.
Singkat cerita, waktu aku ke rumah Malang, saya itu sakit. Dan pergilah berobat ke dokter. Saat itu saya diantar suami dan yang berjaga dokter laki-laki. Ketika diperiksa kami banyak ngobrol tapi saya nggak pernah bilang kalau saya punya anak perempuan yang belum menikah. Intinya, saya diminta untuk kontrol lagi satu minggu jika dirasa masih ada keluhan.
Satu Minggu saya ndak kontrol, karena saya harus balik ke Surabaya esok harinya. Ternyata malam harinya waktu saya dan suami silaturahmi ke rumah kerabat yang lain. Dokter tersebut telpon kerumah saya yang di Malang, nah yang nerima telpon itu anak perempuan saya.
Sampai rumah, anak perempuan saya bilang, "Bu, tadi ada telepon dari dokter A temen ibu katanya. Minta tolong ibu telpon balik, ini nomernya." Anak saya ngasih nomer yang sudah dia catat tadi waktu tadi mereka ngobrol.
Lalu, cepat-cepat saya hubungi dokter tersebut dan bilang kalau mungkin saya nggak bisa balik kontrol pekan depannya. Ketika saya telepon, dokter tersebut malah minta izin mau datang kerumah mau nadzor anak perempuan saya katanya. Saya masih kaget, langsung mengiyakan saja tanpa sempat bertanya kepada suami. Dan benar, keesokan harinya dokter tersebut dateng kerumah mbak, dan bilang kalau dia ini seorang dokter, duda punya anak satu, istrinya sudah meninggal setahun yang lalu karena sakit. Dan kedatangannya disini mau nadzor anak perempuan ibu buat menjadi calon istrinya.
Ditemuin sama Bapak diajak ngobrol panjang lebar dari jam 8 sampai jam 4 sore. Setelah sholat Dzuhur, suami saya bertanya ke anak perempuan saya tentang dokter laki-laki ini dan tentang niat baiknya ini. Siapa yang menyangka mbak Nisa. Anak saya yang sebelumnya nggak pernah pacaran ini, selalu menjaga diri, nggak pernah saya tahu dekat dengan siapa, suka sama siapa, nggak panik dengan usianya yang belum menikah yang penting baginya adalah belajar tentang persiapan pernikahan. Allaah gerakkan hatinya mau untuk proses dengan dokter tersebut. Setelah mereka nadzor dan banyak berbincang. Mereka berdua sepakat untuk lanjut ketahap berikutnya. Dan akhirnya mereka menikah, dikaruniai tiga orang anak.
Anak perempuan saya ini mbak, Masya Allaah sekali. Dia mungkin memang tidak cantik seperti perempuan pada umumnya, tapi hatinya sungguh cantik. Terkadang saya sebagai orangtuanya sampai mikir, ya Allaah apa bisa anakku ini menikah meski parasnya tidak cantik. Namun Allaah menjawab keragu-raguan saya. Allaah datangkan seseorang yang tampan, berbudi baik, bertanggung jawab dan menerimanya apa adanya. Kadang suka nggak nyangka aja dengan kisah perjalanan anak perempuanku ini mbak, namun sekali lagi sayapun takjub dengan kuasa Allaah. Sekalipun mustahil untuk ukuran manusia, tidak ada yang mustahil untuk Allaah. Jika memang jodoh, akan ada jalannya. Jika memang sudah Allaah kehendaki, akan terwujud sebagaimana sukarnya dalam proses itu.
Anak perempuan saya, selalu bilang gini ke saya, "Bu, tidak ada yang sulit bagi Allaah jika Allaah sudah menghendaki. Yakin saja sama Allaah, sebab Allaah sudah menjamin semuanya dengan ukuran kita sebagai manusia. Insya Allaah, keyakinanmu pada Allaah nggak bergeser dengan apapun Bu. Sekalipun usiaku untuk menikah nanti mungkin sudah tidak muda lagi."
Saya selalu membesarkan hati orang-orang yang sedang menunggu apapun itu dengan kisah ini mbak, bahwasanya Allaah Maha Mendengar doa para hambanya yang berdoa dengan penuh keyakinan kepadaNya. Tidak akan tertolak sebuah doa, sebab Allaah mengabulkan semua pinta hambaNya. Saya dulu sampai hampir putus asa, saya sampai mikir bagaimana kalau saya meninggal sementara anak saya masih belum juga menikah. Namun keyakinan saya hanya satu, bahwasanya Allaah tak akan memberikan ujian diluar batas kemampuan saya. Ketika saya diuji sebuah penantian tentang jodoh anak saya. Maka Allaah sudah menyiapkan balasan terbaik setelahnya.
Takjub sekali rasanya mendengar kisah yang penuh hikmah ini. Amalan apa yang dia lakukan sehingga kebaikan itu datang kepadanya dengan banyak kebaikan yang tak terduga-duga. Perihal keyakinan penuh kepada Allaah. Bahwa hanya karena sedikit terlambat, bukan berarti tidak pernah sampai. Semua penantian akan sampai diwaktu yang tepat menurut Allaah.
Before we question Allah timing, we must ask the more important question: am I ready to receive the answer to my prayer?
409 notes · View notes
slythereeen · 1 year
Text
Hal-Hal Hitam Di Atas Putih Sebelum Pernikahan
Ngomongin tentang persiapan pernikahan (duh ini tumblr udah kaya cerita hati istri yang dulu saya selalu julidin HHH). Anyway, ada beberapa hal-hal yang kadang suka terlewat menjadi bahan diskusi, atau bahkan lebih menghindari pertanyaan-pertanyaan tertentu yang sebenarnya akan mulai kerasa efeknya setelah pernikahan.
Bisa jadi karena takut hanya akan menjadi hal pemicu tidak jadinya pernikahan atau bisa jadi karena merasa semuanya akan baik-baik saja. Tapi, nikah ga selalu gitu hey! Jangan tergoda menye-menye nya film yang kamu suka tonton! Ada hal-hal yang harus disepakati di awal. Nah, emang apa aja yang harus disepakati? Saya bakal coba share beberapa hal yang mungkin atau bahkan harus diobrolin sebelum maju ke pernikahan
Pembagian Keuangan Keluarga Bagian pertama ini cukup penting apalagi kalau misalkan kita sama-sama bekerja bareng pasangan. Di awal, harus disepakati dulu bagaimana pembagian uang di rumah tangga. Siapa yang jadi finance manager. Berapa alokasi untuk saving, consuming, Investing, dan lain-lain. Suami ngasih uang semua ke istri (istrinya pengen di surprise-in tapi uang nya dikasih semua sama istri HHH sad) atau masih tetap megang uang darurat. Berapa persentase yang diberikan ke orang tua masing-masing terlepas dari mimpi bersama. Ada banyak yang bisa dibahas disini. Tapi untuk sekarang ini dulu.
PIC Aset Hah PIC Aset? udah kaya bagian pengadaan ada pic aset segala macam. Yups, kita memang selalu berdoa untuk bisa bersama tapi kita tidak pernah tau apa yang akan dihadapi ke depan. Maksudnya PIC Aset gimana. Jadi ceritanya ketika kita ngisi barang-barang untuk keluarga kita, kita sudah membagi PIC untuk setiap barang nya. Misalkan PIC untuk TV adalah si suami. Sedangkan PIC untuk Kabinet nya, sang istri. Kita tidak pernah tau apa yang terjadi dan ketika ada hal yang tidak diinginkan terjadi, kita sudah memitigasi. Selain itu, pembagian PIC aset ini membantu kita dan pasangan jadi lebih merawat aset-nya. Sense of belonging
Kalau Selingkuh, Apa konsekuensinya?
Kalau Tidak Punya Anak, Bagaimana?
Kalau Salah Satu dari Kita Meninggal, Bagaimana?
Dah ah, sekian tulisan tentang hal hitam diatas putih yang menurut saya perlu ditanyakan. Tentu masih ada banyak lagi sebenarnya yang perlu dipertanyan di awal sebelum melanjutkan ke pernikahan. Mari kita bertemu ditulisan selanjutnya setelah ini. Merci beaucoup and thanks for having a beautiful mind with your beautiful face
186 notes · View notes
mutiarafirdaus · 3 months
Text
"Aku gak kepikiran mau nikah lah, aku gasuka diatur kan. Apalagi sama laki-laki, haduu ngga deh. Aku berani kok lawan laki-laki."
"Hah, segala makan atau minum pake diambilin? Enggak deh, emangnya kalau nikah perempuan yang selalu disuruh-suruh ya?"
"Aku kalaupun nikah mau kerja sendiri lah. Biar bisa pegang uang dan bebas mau ngapa-ngapain. Pokoknya harus jadi perempuan yang independen!"
"Geli banget harus bilang sayang-sayang, panggil nama aja beres."
Kalau ingat ocehan dulu masa sekolah ketika kondisi sudah seperti ini selalu sukses membuat tepok jidat dan geleng-geleng kepala. Haduuh bocah banget banyak lagaknya🤣😂.
Ternyata menurut dengan aturan yang suami tetapkan itu seru. Karena ada maksud di baliknya agar kita terjaga. Agar kita terlindungi. Dan agar kita meningkat kapasitas diri.
Ternyata menyiapkan makan, minum, persiapan shalat, pakaian dan segala hal yang dibutuhkannya itu bukan karena dia menyuruh-nyuruh, tapi memang karena senang melakukannya dan berharap agar Allah ridha karenanya. Seru banget kan, ambilin nasi doang tapi bisa ngarep pahala🤣
"Kamu gausah kerja, gausah mikirin cari uang. Do'ain yang banyak aja agar rezeki kamu lancar Allah kasih lewat aku ya." Ternyata kalimat seperti itu lebih membuatku bebas dan tetap bisa terpenuhi kebutuhan, alhamdulillah. Cukuplah kemarin-kemarin aja cicipin jadi perempuan independen ☺
Ternyata kalau sudah menikah, dipanggil namanya secara langsung bisa menyulut ngambek berkepanjangan. Sudah ada bukti murid tahsin yang beliau meski sudah berpuluh tahun menikah tetap menjadikan Ayang sebagai panggilan, bismillah mari kita teladani beliau 🐼
Untuk hari-hari kedepan semoga semakin lapang hatimu, luas sudut pandangmu, dalam pemikiranmu, dan kepada Allah saja kita menuju. Haul pertama pernikahan ini, sejak ijab qabul, masa LDM, masa bersama, semoga semakin mengokohkan rasa cintanya dua anak manusia, kepada Allah Sang Pencipta💕
15 notes · View notes
journeyofken · 1 year
Text
Hari ini dapet ga cuma nasihat dari sesepuh soal persiapan pra-nikah terutama babagan persiapan finansial tapi juga tamparan atas realita yang terjadi di pernikahan" yg dilakukan oleh mereka yang belum siap....ya hal yang tidak membahagiakan untuk didengar.
Menikah memang tidak cukup hanya karena ingin, tapi juga siap.
80 notes · View notes
o-agassy · 2 years
Text
Komitmen
Ada yang bilang bahwa sembilan puluh persen dari pernikahan adalah tentang komitmen, selebihnya adalah usaha untuk menjaga cinta.
Meskipun demikian, bukan berarti kita baru akan “memulai” berkomitmen ketika sudah ijab sah. Melainkan semenjak fase sebelum pernikahan, dimana kita sedang masa persiapan dan penentuan calon, itu juga sudah butuh komitmen yang cukup besar.
Komitmen itu dimulai ketika kita sudah yakin terhadap diri ini bahwa kita siap untuk melanjutkan perjalanan menuju pernikahan. Meskipun belum ada calonnya, tapi paling tidak kita sudah mampu untuk memutuskan untuk mengambil komitmen ini atau tidak.
Utamanya untuk laki-laki, nanti akan banyak tuntutan-tuntutan dan tanggung jawab di pundak, ketika sudah sah menjadi seorang pemimpin keluarga. Ya meskipun di model keluarga modern ini, banyak masalah yang diselesaikan dengan cara musyawarah suami-istri, namun tetaplah suami menjadi punggawa keluarga.
Memutuskan berkomitmen saat pra nikah dapat dimanifestasikan melalui tindakan komunikasi aktif dengan calon pasangan, tidak ghosting, atau tidak semi-ghosting hilang timbul tenggelam kemudian.
Menyadari bahwa ini merupakan fase terpenting sebelum menikah juga merupakan bentuk komitmen itu sendiri sebenarnya. Kita tau bahwa pernikahan adalah medan juang yang luar biasa. Ketika sudah menyadari tantangannya, tentunya kita ngga akan main-main dalam fase persiapan ini.
Tidak akan ada cerita orang mau winter-hiking tidak persiapan padding tebal, makanan proper, dan segala sesuatunya yang proper dan terencana.
Jikapun ada dari sebagian teman kita yang pada fase persiapan ini tak sungguh-sungguh, mungkin bisa jadi ia belum mengambil penuh komitmen tersebut, bahkan untuk dirinya sendiri.
Hati-hati, nanti netizen indo akan bertanya lo, “lha kalo sama diri sendiri aja belum bisa komit, lalu gimana buat keluarga nanti?”
Ah semoga tidak.
Tapi bisa jadi ada pendekatan lainnya juga. Memang ada orang-orang yang tidak bisa memutuskan sesuatu bahkan untuk dirinya sendiri. Mereka butuh faktor eksternal atau pendapat orang lain yang mereka percaya. Barulah, mereka dapat memutuskan sebuah persoalan. Memang unik sebenarnya. Seperti kehidupan kita tergantung kepada orang lain. Tapi untuk studi kasus ini, bisa jadi “orang lain” itu ya calon pasangan kita sendiri. Jadi saling menguatkan.
So, pilih yang mana? Medan juang sudah jelas. Tinggal sudah siapkah mengambil komitmen itu?
Yang terpenting, jangan ghosting!
58 notes · View notes
ramadaeosurabaya · 14 days
Text
Tumblr media Tumblr media
Ramada EO | Menciptakan Acara Tak Terlupakan dengan Sentuhan Profesional
1. Layanan Event Terlengkap
Kami menyediakan solusi menyeluruh untuk semua jenis acara. Mulai dari pernikahan, ulang tahun, gathering perusahaan, konser musik, hingga acara amal, kami hadir sebagai mitra Anda dalam menciptakan momen-momen istimewa. Setiap acara kami tangani dengan pendekatan yang personal dan profesional, memastikan semua kebutuhan Anda terpenuhi.
2. Desain dan Dekorasi Acara
Dekorasi adalah elemen kunci untuk menciptakan suasana yang berkesan. Tim dekorator kami memiliki pengalaman dalam menyiapkan desain yang kreatif dan elegan, yang disesuaikan dengan tema acara Anda. Kami memastikan setiap detail, dari pencahayaan hingga bunga, mencerminkan kepribadian dan tema yang Anda inginkan.
3. Venue dan Catering Berkualitas
Kami bekerja sama dengan berbagai venue terbaik di kota untuk memberikan pilihan lokasi yang sesuai dengan acara Anda. Selain itu, kami menyediakan layanan catering premium dengan berbagai pilihan menu, baik tradisional maupun internasional. Semua makanan yang kami sajikan dipastikan halal dan diolah dengan standar kebersihan tertinggi.
4. Hiburan dan Aktivitas
Kami menyediakan berbagai hiburan sesuai dengan tema dan kebutuhan acara Anda. Mulai dari musik live, DJ, penampilan tari, hingga permainan interaktif, semua disusun untuk memberikan pengalaman yang mengesankan bagi para tamu. Anda hanya perlu duduk santai dan menikmati acara, sementara kami menangani segala hal di balik layar.
5. Manajemen Acara yang Profesional
Ramada EO memastikan bahwa setiap detail acara Anda dijalankan dengan efisiensi dan ketepatan waktu. Kami mengelola semua aspek, mulai dari koordinasi vendor, manajemen tamu, hingga persiapan teknis seperti audiovisual. Dengan tim yang selalu siap membantu, kami menangani setiap tantangan yang mungkin muncul sehingga acara Anda berjalan tanpa hambatan.
Jangan Lupa Hubungi Kami
Call : 0811-272-825
Location : Gunung Anyar Tambak IV N0.50 Surabaya
2 notes · View notes
Text
TERBAGUS, Call 0812-8927-8201, Buku Serba 4 Sukses Menjadi Suami qowwam KH. Hafidin
Tumblr media
KLIK https://wa.me/6281289278201, Buku Poligami Ustadz Hafidin 2022, Buku Poligami Ustadz Hafidin Jurnal, Buku Poligami Harga 150 Ribu, Buku Poligami Berkah Dalam Islam, Blessing Polygamy Indonesia
Coach KH. Hafidin Jl. Jalumprit tonggoh RT/RW 04/01 Desa. Waringinkurung Kecamatan. Waringinkurung Kabupaten. Serang Provinsi. Banten Kode Pos. 42453
(Depan Masjid Nurul Ibad)
Langsung OWNER 0821-2237-8089
https://www.instagram.com/coach.hafidin/
0 notes
fadiladeen · 18 days
Text
Setelah kemarin bertemu di kajian pranikah, kau like beberapa postingan lamaku tentang pandanganku tentang pernikahan. Pun beberapa waktu yang lalu juga kau memberikan tanda yang sama.
Aku yang saat ini sedang berjuang dengan tugas akhirku mulai semangat untuk menyelesaikan dan bersegera mungkin untuk belajar memantaskan diri. Aku merasa lelaki baik sepertimu akan datang dalam waktu dekat ini...
Aku tau aku punya banyak kekurangan, aku juga tak sebaik tulisan-tulisanku yang nampaknya luar biasa bagimu. Namun aku akan belajar memperbaikinya sedikit demi sedikit, aku juga perlu mengilmui banyak hal sebelum menikah.
Planku untuk persiapan pernikahan:
1. Mengubah kebiasaan membersihkan dan merapikan rumah menjadi tiap hari minimal sekali.
2. Mengubah jadwal mandi menjadi dua kali serta rajin membersihkan badan sebaik-baiknya.
3. Belajar tentang cara mengelola keuangan, menyiapkan promil, sek*, cara menyenangkan suami, memasak, pijat/bekam dan skill rumah tangga lainnya.
4. Mengelola waktu dengan sebaik-baiknya, kurangi screen time dan fokus menyelesaikan tugas akhir.
5. Gak usah galau-galau lagi tentang seseorang yang belum pasti dan plin plan pilihannya. Berharap saja sama Allah semoga diberikan yang terbaik.
6. Mulai membuka diri, baik sama orang, rajin sedekah dan dekat dengan Quran.
Bismillah semoga Allah mudahkan...
In Syaa Allah 100 days to marriage💕💕
3 notes · View notes
coretan-sn · 5 months
Text
Cinta Itu Milik-Nya
Akhir-akhir ini lagi viral gugatan sidang youtuber RR yang tersebar ke seluruh Indonesia. Membaca beberapa laporan yang kalau di hitung-hitung banyak juga ya ternyata. Mulai dari body shimming tubuh yang kurus, ingin deeptalk tapi di sangga , bab ranjang, uang 500 jt, masalah tidak ada perhatian ketika hamil, pelabelan “istri durhaka”, bahkan pembelaan yang berlebihan kepada ibu mertua RR dan lainnya.
Dulu pernikahan yang viral bak princess dan pangeran itu kini akhirnya kandas dengan tersebarnya berita yang juga viral sampai di segala penjuru. Jadi sebenarnya kurang apa sih? RR yang berprestasi, punya banyak duit, cantik, dan bahkan backingannya orang-orang hebat. TR yang tampan, terkenal sangat menyayangi ibunya. Dua-duanya dari keluarga dengan track record bagus, seperti memang tercipta menjadi pasangan yang serasi.
Tapi kembali lagi pertanyaan itu mampir di kepalaku?Sudah sejauh apa mereka belajar tentang pernikahan? Ataukah sebenarnya praktik dari apa yang dipelajari itu sesusah itu? Apakah di tengah gerusan akhir zaman ini memang mendapat laki-laki yang baik itu harus ke paling lautan seperti mencari mutiara? Godaan-godaan yang semakin berat, apakah bisa iman yang setipis tissue ini bisa membedakan mana laki-laki yang baik dan bukan. Mana yang modus mana yg serius?
Menyesakkan sekali, aku sebagai wanita yang ikut membaca gugatan itu sangat-sangat mempengaruhi psikologis. “Oh bisa ya ternyata?” “Oh ada ya laki-laki seperti itu?” Padhal kakaknya Ustadzah dan berbagai spekulasiku untuk mereka. Meski ada klarifikasi dari TR aku tetep berpandangan bahwa mereka sebenarnya hanya tidak bisa berkomunikasi dengan baik dan egosimenya masih sama-sama tinggi. Mereka belum sepenuhnya menyelami pernikahan itu sendiri.
Padahal aku yang belajar pra nikah dari 2019 sampai sekarang yg bahkan sampai eneg buat belajar lagi. Karena yg di pelajari samaa dan merasa mampu jika suatu saat nanti pertemu dengan pernikahan. Lalu di 2021 pas ketemu Teh Dery di Sekolah Calon Ibu beliau berkata “Kamu harus meluaskan dada selapang-lapangnya ketika sudah menikah, karena menikah itu sebenarnya sangat menguras energi. Kamu harus terus mengisi energi mu penuh, terus di carger, di kasih amunisi terbaik, karena jika suatu saat kamu kelelahan dalam pernikahan. Maka syaitan akan mudah masuk dengan segala bisikannya”
Apakah memang semenguras tenaga itu?? Padahal bagiku aku sekarang bahkan sudah siap untuk mengarungi bahtera itu, siap sumur hidup bersama pasangan, emosi yang ku latih sudah tidak labil, aku bisa mendengarkannya, merawatnya, belajar memasak enak, dan aku bahkan selalu mencoba cukup dalam segala hal, seperti belajar financial “mana yang perlu dan mana yang tidak”, lain lagi aku suka sekali mempelajari parenting. Secara usiaku juga sudah cukup matang jadi aku sudah siap, batinku.
Banyak uang yang aku keluarkan untuk mengikuti kelas-kelas, membeli buku-buku, dan sekarang sedang mengumpulkan sedikit demi sedikit untuk resepsi impianku yang sederhana. Tapi lagi-lagi, pernikahan ternyata persiapan ibadah yang panjang. Cinta ini milik-Nya. Sebaik apapun persiapan ini, takdir ada di tangan-Nya, pasangan hanyalah titipan yang hatinya akan di bolak-balik oleh-Nya. Begitupun aku yang tidak tahu akankah aku berubah lebih baik atau malah sebaliknya, yang aku harap semoga Allah tetap teguhkan di jalan yang benar.
Di masa tunggu yang semeresahkan ini, semua di lakukan dengan memantaskan diri sebaik mungkin. Berharap mendapat pasangan sebaik mungkin, perkara nanti Allah kasih pasangan yang mungkin tidak sesuai ekspektasi, pasangan yang jahat, pasangan yang tidak mau mengerti. Itu memang takdirnya, rangkaian ujiannya. Terlepas itu ikhtiar perjuangan kita untuk beribadah mengenapkan separuh agama tidak boleh surut, doa harus lebih kuat, sujud harus lebih panjang, ikhtiar terus, ikhtiar lagi, ikhtiar yang terbaik dan jangan lupa menyerahkan diri sepasrah-pasrahnya kepada-Nya. Karena di jalan cinta para pejuang, Allah lebih tahu tentang kita.
Tulisan ini di tulis dengan dada yang sesak dan penuh harapan ✨
4 notes · View notes
fahmarosyada · 3 months
Text
Tumblr media
Di usia pernikahan yang masih seumur jagung ini, ternyata sudah (lumayan) banyak hal yang dilewati bersama. Dan ketika melewati itu semua, rasanya lega dan terharu, masya Allah. Tapi bukan berarti jadi lupa bahwa ujian dalam pernikahan itu hanya itu-itu saja yang sudah terlewati. Perjalanan masih sangat panjang, ini semua justru belum ada apa-apanya.. Harus terus saling menguatkan dan kompak dalam menghadapi berbagai hal yang terjadi.
Alhamdulillah sekarang Allah berikan izin dan kesempatan untuk tinggal hanya berdua, yah kontraktor newbie kami ini. Setelah melalui perjalanan panjang; sounding dan nego ke suami, menyampaikan alasan dan pertimbanganku kenapa sebaiknya tinggal hanya berdua, meyakinkannya untuk mengambil keputusan ini, akhirnya terealisasikan juga, dengan izin Allah. Rasa terharunya itu ada banget, sulit diungkapkan.
Ini baru salah satu perkara dari sekian banyak perkara yang sedang ku sounding pelan-pelan ke suami. Perkara lain yang ku sounding itu salah satunya tentang pentingnya menyusui sampai 2 tahun, bahkan bukan hanya sekedar penting, tapi itu sebenarnya adalah suatu kewajiban yang harus di ikhtiar kan untuk bisa full sampai dengan 2 tahun. Kalau kurang dari 2 tahun bahkan itu terhitung hutang ke anak ybs. Semoga Allah mudahkan diri ini untuk bisa full menyusui selama 2 tahun tanpa kurang dan hutang, aamiin..
(Tulisan ini udah lama ngendon di draft, baru nyadar setelah lahiran ini. Nggak sengaja ngubek-ngubek draft, malah nemu tulisan ini, yang ditulis ketika masih di kontrakan pertama. Gak kerasa udah berlalu fase itu, sampai aku pindah ke kontrakan yang baru, ke Jogja untuk persiapan lahiran, dan sekarang alhamdulillah lahiran. Time flies so fast, cepat sekali waktu berlalu. Peralihan dari satu fase ke fase lainnya berlalu dengan cepat tanpa terasa, masya Allah. Semoga Allah senantiasa memberikan kita kemudahan dalam melewati setiap fase dalam hidup, Aamiin Allahumma Aamiin..)
Yogyakarta, 7 Juli 2024. 19.15
3 notes · View notes
andromedanisa · 1 year
Text
Ujian pada proses ta'aruf.
Setiap orang punya ujiannya sebelum ia berlabuh pada sebuah pernikahan. Setiap orang memiliki perjuangan lika liku dalam proses ta'arufnya.
1. Ada yang gagal menikah karena si calon anak yatim piatu. Padahal diawal proses sudah dipertegas bahwa sudah tidak memiliki ayah dan ibu.
2. Ada yang tidak lanjut proses ta'aruf karena fisik akhwatnya kurang dari standard yang diinginkan si ikhwan.
3. Ada yang sudah 80% persiapan menuju hari pernikahan namun gagal menikah karena pihak ikhwan dan keluarganya ingin si akhwat bercadar.
4. Ada yang sudah bercadar namun tidak lanjut proses karena si akhwat tidak cantik seperti yang terlihat ketika bercadar.
5. Ada yang semua sepakat, si akhwat berjilbab syar'i bahkan bercadar, namun batal untuk menikah karena acara pernikahannya tidak syar'i, tidak dipisah antara tamu laki-laki dan perempuan, dan masih ada musiknya. Padahal undangan sudah tersebar, catering, gedung, dan dekor sudah siap 100%.
6. Ada yang tiba-tiba menghilang, padahal keluarga si akhwat sudah bergayung sambit menerima si ikhwan bagaimanapun keadaanya.
7. Ada yang tidak melanjutkan proses ketika si ikhwan mengajukan untuk berpoligami nantinya dan keluarga akhwatnya menolak untuk itu.
Syawal harusnya menjadi sebuah kisah manis. Namun takdir Allaah belum demikian untuknya. Ia menangis dalam sebuah telpon. Katanya, ia tidak bisa menikah dibulan syawal ini. Karena pihak ikhwannya membatalkan secara sepihak. Padahal dari awal dikatakan olehnya bahwa keluarganya masih awam jauh dari kata Sunnah. Butuh waktu untuk bisa diterima, bisa memakai hijab syar'i adalah anugerah untuknya ditengah-tengah ia berjuang mendakwahkan Sunnah kepada keluarganya.
"saya pikir dengan proses ini, anak Bapak akan bercadar. Namun selama proses, tidak ada itikad untuk mengarah kesana. Saya tidak bisa melanjutkan proses ini Jika anak Bapak tidak bercadar dan walimahan nanti tidak dipisah."
"Bapak Ibu marah besar, Nis. Katanya, jadi seperti ini laki-laki yang katamu paham agama itu. Memutuskan sepihak tanpa berlemah lembut kepada Bapak Ibumu. Ini sungguh membuat Bapak Ibu malu." Ku dengar ia tersisak menangis dalam teleponnya.
Allahuul musta'an.
Dulu sempat terbersit, apakah ada yang seperti itu. Persiapan sudah 100% rampung, gagal dalam sekejap. Rupanya itu terjadi, aku bahkan masih ingat isak tangisnya. Kini Dua tahun telah berlalu, syawal yang dulu pernah membuatnya takut untuk menikah. Kini ia telah menemukan seseorang yang Insya Allaah, Allaah ganti dengan kualitas yang jauh lebih baik.
"Buah dari tauhid dan akidah yang benar adalah akhlak yang baik." (Ust Muhammad Nuzul Dzikry, Lc hafizhahullah)
"Benar katamu, nis. Sesuatu yang hari ini kita tangisi, kelak adalah sesuatu yang akan sangat kita syukuri nantinya. Aku dulu begitu terpukul dan menangis. Mencurahkan semuanya kepada Allaah, lalu kini sesuatu yang kutangisi sangat aku syukuri sebab tidak jadi menikah dengannya. kamu tahu, nis. Sekarang Bapak Ibu sudah sering ikut kajian Sunnah. Suami sering mendengarkan kajian offline para asatidz dirumah melalui channel youTube. Dakwah memang butuh waktu ya, nis. Dengan sabar dan terus meminta pertolongan kepada Allaah agar diberikan kelembutan hati dan hidayah. Sebab sebagus apapun retrorika dakwah kita, pada akhirnya hanya Allaah yang memberikan hidayah itu sampai pada yang telah Allaah kehendaki. Masya Allaah, pada akhirnya jangan menikahi laki-laki (ikhwan) penuntut seperti itu. Yang menuntut kesempurnaan ini dan itu ada pada diri kita yang tidak sempurna. Apalagi dengan cara yang tidak berlemah lembut." Ujarnya kepadaku.
*dua tahun telah berlalu sejak kejadian itu. Luka yang dulu ia kubur dalam-dalam, kini mulai sembuh atas izin Allaah. Dan kini, ia memintaku menuliskan kisahnya dalam sebuah tulisan. Katanya, barangkali bisa menjadi pertimbangan untuk para wanita sebelum memutuskan untuk menikah. Dan barangkali sebagai ibroh bahwa jalan menuju pernikahan itu gak semuanya mulus, ada juga yang harus berkelok untuk sampai kesana.
Iya, benar. Setiap orang memiliki perjuangannya yang berbeda-beda dalam menujunya. Jadi teringat waktu proses ta'aruf dulu yang berkali-kali mengalami kegagalan, salah satunya ibu memintaku tetap bekerja sekalipun aku telah menikah. Beberapa ikhwan saat itu tidak bisa menerima hal itu. Aku memahami akan hal itu, namun akhirnya atas izin Allaah ada seseorang yang menerima akan hal itu. Dan perlahan-lahan ibu menerima pada akhirnya pilihanku untuk tidak bekerja, adalah pilihan yang ku pilih dengan kesabaran penuh tanpa menyakiti hati Ibu. Bahkan setahun pernikahan, akupun masih belum sepenuhnya bercadar. Sebab, ibu belum bisa menerima. Alhamdulillaah, sekali lagi atas izin Allaah kini ibu telah menerima ya dengan penuh keridhoan.
Bila calonmu istrimu belum mengenakan cadar karena halangan keluarganya, maka tunjukkan akhlak dan adabmu. Bukankah buah dari tauhid dan akidah yang benar adalah akhlak yang baik? Maka tunjukkan selama pernikahan engkau mampu memberinya bahagia, medidiknya dengan baik, mencukupi segala kebutuhan ya dengan penuh tanggung jawab. Pasti kelak hati orangtuanya akan tertegun, sebab seorang yang shalih begitu menenangkan.
Bila keluarga calonmu belum melaksankan pernikahan syari , jangan langsung dihakimi dan diputuskan secara sepihak. Tak mengapa bila pernikahan tak sesuai syariat. Maka tugas kita adalah memastikan bahwa setelah menikah kelak keturunan kita bisa lebih baik dari keadaan kita. Sebab tak semua keluarga menerima dan memahami dengan berlapang dada.
Sesungguhnya inilah jalan dakwahmu, berlapang dada ketika diuji dengan kondisi yang tidak kau inginkan. Siapa tahu Allaah izinkan orangtua kita menjadi lebih baik sebab upaya kesabaranmu.
Dakwah memang tidak selalu mudah. Tetapi bukan berarti kita paksakan sehingga tak melihat mudharat yang lebih besar, bukan?
Dan untuk yang sedang menunggu, Dan menuju jalan pernikahan. Sesungguhnya pernikahan ialah ibadah terpanjang yang akan kau jalani. Maka pilihlah ia yang memiliki akhlak dan adab yang baik kepada kedua orangtua bagaimanapun mereka. Seseorang yang baik akan kau temukan hatinya yang mau bersabar dan terus belajar bertumbuh bersama.
Jangan tertipu pada penampilan semata ya, ingatlah bahwa pernikahan tidak hanya menyatukan dua insan saja. Melainkan juga menyatukan dua keluarga. Menyatukan perdaban yang lebih besar lagi. Bahagiamu adalah bahagia orangtuamu juga. Demikianlah nasihat yang seringkali kita dengar. Maka teruslah meminta pertolongan Allaah, tanpa henti, tanpa tapi.
Menyempurnakannya kembali || 19.53
169 notes · View notes
raroses · 4 months
Text
Random Thoughts #2
Beberapa kali menemukan kasus di-mana 'Bersiap' sebelum nikah di rasa tabu bahkan sia - sia.
"Seminar pra-nikah ga perlu, yang perlu pahami pasangan"
"Kelas Parenting juga ga perlu, realitanya akan berbeda nanti"
"yang penting bahagia kuncinya kalau mau jadi ibu, ga perlu belajar.. nanti menyesuaikan kok"
"Kesehatan dijaga kayak biasa aja, pikirannya di kasih yang baik- baik"
Dannn sebagainya..
Huh.. di sisi lain bingung untuk merespon takutnya jadi sok tau, di sisi lain juga gemes.
But, let me tell you..
Nikah bukan hal se-sederhana 'dipikirin' nanti, nikah juga bukan hal yang ngebuat semua hal jadi lebih mudah dan bahagia karena berdua, nikah juga bukan hanya 1 fase yang berubah, nikah juga bukan se-sederhana cari pasangan yang 'baik'.
Menikah, di awali dengan mengenali diri kita. Bersiapnya di awali dari kebiasaan dan karakter kita sendiri, lalu berjalan ke prinsip yang kita pegang. Dannnn LOGIS! Cinta boleh jadi landasan, tapi jangan jadi landasan utama setelahnya.
Wow, aku salut sama orang - orang yang berpikir sederhana tentang topik menikah. Pada nyatanya pikiran ku serumit itu, at the same time aku juga lega dengan keribetan diriku ini setidaknya aku melindungi diriku sendiri di kemudian hari.
Dengan apa? Dengan ilmu, gapapa mungkin beberapa orang merasa ga ada apa apanya ilmu persiapan pernikahan itu. Tapi buatku segalanya~
Yes. Setidaknya ilmu tersebut memberikan makanan untuk segala ke-khawatiranku, jiwa ku penuh dengan segala ketenangan yang ilmu itu kasih tanpa sadar. Setidaknya persiapan tersebut membuat resiko - resiko di depan bisa dijalani tanpa rasa sesal.
Dan~ jangan salah. Ilmu membuat kecerdasaan emosional jadi lebih terasah dan terarah. Ga percaya? Cobain deh. Dan hal itu perlu dalam mengolah konflik rumah tangga (yang katanya ga bisa dihindari).
Jadi biarlah mereka para calon istri atau suami ini belajar semau mereka ya, jangan dijulidin 'sok alim' 'sok pintar' lagi.. kita ga tau apa sebenernya yang mereka cari dari tahap pembelajaran tersebut.
Wdyt? Boleh komen 😉 pro dan kontra sangat diterima hihi.
2 notes · View notes