Tumgik
#dan banyak orang mati karena air itu
trisfant · 4 months
Text
Kamis, 23 Mei 2024
Apsintus (Wahyu 8:10-11) Wahyu 8:10-11 Lalu malaikat yang ketiga meniup sangkakalanya dan jatuhlah dari langit sebuah bintang besar, menyala-nyala seperti obor, dan ia menimpa sepertiga dari sungai-sungai dan mata-mata air. (11) Nama bintang itu ialah Apsintus. Dan sepertiga dari semua air menjadi apsintus, dan banyak orang mati karena air itu, sebab sudah menjadi pahit. Wahyu 8:10-11…
Tumblr media
View On WordPress
#"Ingatlah akan penderitaan dan pengembaraanku#23 Mei 2024 https://youtu.be/4ronZ7XBdE0 Apsintus (Wahyu 8:10-11) Wahyu 8:10-11 Lalu malaikat yang ketiga meniup sangkakalanya dan jatuhlah#agar terhindar dari penghakiman Allah. Biarlah hidup kita menjadi berkat yang menyegarkan#airnya menjadi pahit seperti apsintus. Ini merupakan kebalikan dari mukjizat di Mara di mana Musa melemparkan sebatang pohon ke dalam air ya#akan apsintus dan empedu!" (Lam. 3:19#amin. Johannis Trisfant GKIm Ka Im Tong#ampunilah kami atas dosa-dosa yang telah mencemari hidup kami. Sucikanlah hati kami dan tolonglah kami untuk hidup dalam kekudusan. Jauhkanl#apsintus digunakan sebagai simbol kepahitan dan dukacita. Ketika bintang besar itu jatuh ke sungai dan mata air#apsintus digunakan sebagai simbol kepahitan dan kesedihan. Amsal memperingatkan tentang wanita asing yang bibirnya mencurahkan madu tetapi p#Bandung#bukan kepahitan yang meracuni orang lain. Doa: Bapa Surgawi#bukan sepertiga orang#dan akibatnya sepertiga air menjadi pahit dan banyak orang mati karena air tersebut. Bintang ini dinamai sesuai dengan efek yang ditimbulkan#dan banyak orang mati karena air itu#dan ia menimpa sepertiga dari sungai-sungai dan mata-mata air. (11) Nama bintang itu ialah Apsintus. Dan sepertiga dari semua air menjadi ap#dan manusia harus bertobat atau menanggung murka-Nya yang akan datang. Sekali lagi#dan memberi mereka air empedu untuk diminum" (Yer. 9:15#Dia akan "memberi mereka makan ... dengan apsintus#dosa menuntun pada kehancuran. Marilah kita menghindari dosa dan hidup dalam pertobatan#ini merupakan simbol penghakiman ilahi. Allah bergerak dalam penghakiman#Kamis#mati karena meminum air tersebut. Tujuannya adalah untuk memperingatkan dan menuntun pada pertobatan. Bintang Apsintus yang mengubah air men#menunjukkan lingkup penghakiman yang terbatas. Banyak orang#menyala-nyala seperti obor#NKJ). Karena Israel telah meninggalkan Allah#NKJ). Penulis kitab Ratapan berdoa#NKJ; bdk. Yer. 23:15). Dalam Perjanjian Lama#penghakiman Allah hanya menimpa sepertiga bagian#sebab sudah menjadi pahit. Wahyu 8:10-11 menggambarkan tiupan trompet ketiga di mana sebuah bintang besar yang menyala seperti obor jatuh da
0 notes
milaalkhansah · 2 months
Text
how depression feels like
Semenjak di diagnosis depresi, jujur aku mulai memandang diriku dengan cara yang berbeda. Setiap saat yang kuhabiskan dengan melamun, memandang kosong banyak hal, juga pada banyak malam yang kuhabiskan dengan menangis bukan lagi hanya sebuah pertanda bahwa aku sedang tidak baik-baik saja. Tetapi juga karena aku sudah butuh pertolongan.
Sebenarnya fase denial itu masih berlangsung. Pemikiran-pemikiran seperti, "ah kayaknya aku cuman lagi capek aja"
"aku cuman butuh jalan-jalan aja kayaknya"
"am i really depression? or it's just because I'm feeling a bit lonely..."
Dan berbagai sangkalan lainnya yang masih sering hadir—yang mana itu malah membuat pernyataan-pernyataan dokter itu semakin benar.
Salah satu alasan kontradiktif yang membuat aku belum merealisasikan keinginan buat bunuh diri itu adalah karena aku tahu itu dosa. Wkwk. Sangat klise memang. Orang-orang pasti berpikiran, "udah tau itu dosa, lalu kenapa masih kepikiran?"
Buat para penyintas depresi, kebanyakan pasti tidak lagi berpikir apakah yang mereka lakukan itu dosa atau tidak, tetapi apakah itu mampu mengeluarkan kami dari rasa sakit atau tidak. Ketika hidup tidak lagi mempunyai makna, beberapa orang tidak lagi berpikir apakah yang mereka lakukan itu salah, namun apakah hal itu dapat membawa mereka dari rasa sakit yang tidak bisa dijelaskan.
Aku bersyukur, meskipun dengan minimnya ilmu agama yang kupunya. Setidaknya sedikit banyaknya itu mampu membuat aku untuk berpikir lebih waras. Sayangnya, banyak orang yang berpikir bahwa orang-orang yang didiagnosa depresi adalah seseorang yang kurang ibadah, atau dekat dengan Tuhan. Padahal faktanya, depresi itu juga adalah sebuah penyakit. Orang yang dekat dengan Tuhan pun yang tidak tetap saja sama-sama punya kemungkinan buat terkena penyakit.
Depresi juga tidak hadir begitu saja tanpa sebab, dan juga yang pasti tidak pernah ada yang meminta. Pengalaman traumatis seseorang di masa lalu menjadi sebab terbesar seseorang mengidap depresi.
Mungkin teralu dini bagi aku untuk bercerita tentang depresi. Namun sebagai seseorang yang telah merasakan gejala-gejala itu bertahun-tahun semenjak aku SMP. Aku menjadi lebih berani untuk terbuka. Juga tidak lagi memandang buruk orang-orang yang mengidap penyakit mental. Namun bisa lebih bersimpati kepada mereka.
Penyakit mental dan penyakit fisik pada dasarnya sama saja. Perbedaan 'tempat' sakitnya lah yang membuat penyakit mental punya tempat yang istimewa. Tetapi tetap sama saja. Kedua jenis penyakit itu sama-sama butuh disembuhkan. Bukan dipandang sebelah mata.
So How depression feels like?
Saat relapse, sakit fisiknya seperti lagi asma. Saat asma seseorang kambuh, menjadi tidak lagi bernafas adalah pilihan lebih baik yang ia pikirkan daripada tetap bernafas namun seperti tercekik. Kamu akan bisa membayangkan bagaimana rasanya saat kamu sendiri punya asma.
sedangkan di hari normal lainnya. Hidup berjalan seperti biasa. Namun lebih ke autopilot. Aku tetap bangun, beraktivitas seperti biasa, bekerja, tersenyum dan tertawa kepada banyak orang, bukan karena aku menginginkan itu semua, bukan juga karena aku bahagia melakukannya. Tetapi karena aku tak lagi punya keinginan dan kegiatan lain. Tetap hidup seperti biasa, namun pemikiran kapan hidup ini akan berakhir terus melekat di otak.
Depresi itu sama kaya asma. Ia tidak bisa disembuhkan. Tetapi kita bisa mengontrolnya untuk tidak separah biasanya. Hal itu aku dapatkan dari sebuah buku tentang depresi yang baru saja aku baca. Sekali lagi aku bukan seorang dokter. Aku hanya membagikan apa yang aku tahu, dan aku rasakan.
Tadi, saat fase relapse itu hadir lagi, dengan tetes air mata yang membuat tulisan di jurnalku basah, dan menjadi kabur—aku menulis hal-hal yang menjadi alasan aku tidak boleh dulu mati. Beberapa isi kalimatnya;
"aku belum boleh mati, karena utangku belum lunas. Amalku masih sedikit, dengan utang kubawa mati, amalku akan habis dipakai bayar" aku terkikik geli menulis kalimat ini.
"aku belum boleh mati, karena cerita favoritku masih on going. Aku penasaran endingnya seperti apa. aku masih ingin baca..."
saat ingin membuat alasan lainnya, aku terdiam sebentar, mencari-cari, lalu memutuskan untuk berhenti. yah, aku kesulitan menuliskan alasan lainnya.
Dengan mata yang mulai mengantuk mengetik tulisan ini. Aku jadi teringat satu video singkat yang pernah aku nonton entah di mana. Singkatnya, video itu berisi gambaran seseorang yang sedang bunuh diri meloncat dari sebuah gedung. Di waktu-waktu terakhir sebelum ia menyentuh tanah, dan mati, ia melewati beberapa jendela dengan orang-orang di dalamnya dengan masalah hidupnya masing-masing. Di detik itu, ia menyesali pilihannya untuk bunuh diri, karena ternyata masalah hidupnya sendiri tak lebih besar dari masalah hidup yang dimiliki orang lain.
aku tidak mau mengkategorikan masalah hidup yang besar dan kecil itu seperti apa, karena balik lagi, mudah beratnya suatu hal, hanya yang menjalani langsung yang bisa mengerti.
Aku menuliskan tulisan (yang tidak mudah untuk kubuat ini) karena kelak kalau aku berumur panjang, aku ingin kembali membaca tulisan ini. Dengan tujuan sebagai pengingat, bahwa seberapa berat pun hidup yang kujalani. Aku selalu punya alasan untuk bertahan.
133 notes · View notes
tuanpoetry · 7 months
Text
Tumblr media
20.15
Boleh judulnya disini?
tebakanmu benar, sebetulnya aku tidak ingin memberikan judul atau kepala untuk tubuh ini. tanpa sebab, aku hanya ingin kamu mengikuti alurku saja yang ingin mengoceh tentang apa.
namun sebenarnya pertanyaanku adalah bagaimana kamu bisa seberani itu memilih seseorang untuk dicintai?
tidak ada yang baik-baik saja sekalipun yang ditampakkan hanyalah senyum manis yang kamu puja-puja itu. percuma saja, kamu memberinya lebih banyak cinta daripada yang lainnya tapi dia masih tetap saja diam. apa yang kamu usahakan? mengisi lubang yang kosong itu?
tenang saja, kamu tidak berjuang sendirian. bedanya dia berjuang memerdekakan dirinya, sedangkan kamu memenangkan hatinya. bukankah sebuah usaha yang sia-sia?
langkahnya dalam menuju garis selesai mungkin tidak terlihat begitu bagi banyak orang. alih-alih dianggap orang yang berbeda dengan hal-hal yang dilakukannya tanpa orang lain ingin mengerti mengapa. ia justru merasa bisa menjadi dirinya sendiri. memotong rambut yang dirasa akan bisa memangkas semua rasa sedih yang mendalam, mewarnainya dengan warna yang dirasa dapat menghiburnya ketika ia melihat bayangan diri.
membeli pakaian yang tidak biasa ia pakai. mulai memerhatikan kesehatan kulit dan wajah, juga timbangan yang dulunya tidak pernah ada terletak di kamar. memanjakan dirinya dengan makanan yang ia suka. memelihara cita rasanya dengan buku-buku yang menggembirakannya. diapun menutup akses untuk dirinya kembali ke dunia yang pernah ia ciptakan bersama orang lain.
bukan main usahanya dan orang-orang tidak dapat melihat itu. ia berusaha mati-matian hanya untuk memberikan cinta pada dirinya sendiri yang orang lain tidak bisa lakukan. ia lebih memilih mengisolasi diri dari dunia yang penuh manusia yang akan mengomentari hidupnya dan membangun dunia baru untuk dirinya sendiri.
rumah sederhana yang dulunya ia impikan kini bukan lagi dalam daftar harapannya. ia menginginkan lebih dari itu karena ia rasa ia pantas mendapatkannya untuk semua perjuangan yang ia lakukan hanya untuk mendapatkan kebebasan dari semua yang membelenggunya.
ketika ada yang ingin mencoba menerobos masuk lagi, ia tidak ingin yang sekedar biasa-biasa saja, karena untuk membuka pintu sekuat dan sekokoh itu tidaklah mudah baginya.
kini ia menginginkan hidup yang lebih dari hidup. ia menginginkan hidup yang lebih pantas untuk membayar semua darah dan air matanya. ia ingin hidup yang tiada lagi kekosongan dapat menempatinya.
tidak ada tempat baginya lagi untuk mencintai orang lain selain dirinya sendiri. ini menyedihkan namun juga membahagiakan.
29 notes · View notes
nonaabuabu · 1 year
Text
Aku Ingin Pulang
Lama aku pandangi komputer, tanpa melakukan apa-apa. Kepalaku kosong sejenak sebelum akhirnya diserang ribuan pemikiran yang bersimpul satu, aku seharusnya tidak di sini.
Sejenak aku membayangkan hamparan biru laut, gelombang pasang datang bergulung, aroma asinnya menusuk hidung. Di kejauhan sana aku melihat perahu nelayan, saat aku mendekat ke bibir pantai padina, gracilaria, caulerpa, halophila, merambat di antara jari jemariku.
Tapi aku masih di sini, ruangan berpendingin yang barangkali diimpikan banyak orang, membuka lembar demi lembar dan mengoreksi satu demi satu.
Aku sudah ada di ambang batas itu.
Aku jenuh.
Ketika aku pejamkan mata, aku bisa mendengar suara jangkrik malam hari, kodok yang bersahutan, lolongan anjing, juga hening yang panjang. Aku merasakan kamar kecilku di kampung yang tak pernah terusik dengan deru kendaraan yang bersahutan.
Hanya butuh sedetik kemudian aku merasakan tanganku meraih ranting pohon rambutan, memetiknya dengan wajah berseri dan hati membuncah. Tak berapa lama aku sudah berdiri di tepian danau, menelanjangi diriku dan membiarkan air danau membelainya.
Aku rindu, alam.
Melebihi aku merindukan semua afeksi yang kuidamkan, dari orang tersayang atau adam yang kuimpikan.
Aku bisa merasakan dauan-daun yang kutemui sekarang sedang menatapku kasihan, karena tanganku lebih suka bermain di papan tuts demi lembaran rupiah, padahal mereka tahu aku selalu bahagia saat seluruh tubuhku merebah di tanah.
Adakah yang telah hilang dari apa yang kupahami tentang kehidupan? Sebenarnya kepada siapa aku mengorbankan semuanya jika Ayah saja tak pernah meminta melebihi aku bahagia?
Apa yang kucari di sini? Pundi-pundi untuk mampu membeli buku, ya barangkali. Tapi di selanya, aku menikmati menjadi perempuan kota yang mengasingkan diri ke bioskop, ke tempat-tempat bagus, pusat perbelanjaan, makanan mahal yang tak menyisakan apa selain pengalaman, baju baru agar layak di antara dunia sosial, lalu hingga akhirnya berlomba sekali lagi demi uang yang lebih banyak.
Mau sampai kapan?
Aku tak seharusnya di sini. Aku tak seharusnya mati di ruangan ini. Aku ingin melihat lebih banyak kehidupan yang hening, bising terlalu menciptakan aku yang berkomentar seperti orang sinting.
Aku harus pergi, apapun yang terjadi kemudian hari, aku harus pergi. Tapi mulai dari mana aku melangkah?
Rumah, ya barangkali aku hanya butuh rumahku yang dikelilingi pohon kapuk menjulang. Yang kala bulan purnama menampilkan langit paling indah di Sumatera Utara. Ya, aku harus pulang.
Alam memanggilku pulang, dan kota seperti penjara yang menjadikanku penjahat. Aku harus pulang, sebelum aku kehilangan kesadaran untuk kembali ke rahim alam.
49 notes · View notes
piwwa · 4 months
Text
Morphine
04/06/2024
Perayaan Mati Rasa
Tentang rasa yang tak lagi terasa, tentang bahagia yang tak lagi menyenangkan, tentang sedih yang tak lagi memilukan. Ternyata mati rasa itu ada.
Hari ini langit sore berwarna biru orange, persis seperti warna langit favoritmu. Hanya ada satu bintang redup tertutup awan abu. Saat menulis ini, aku di atas rooftop kos sahabatku, menikmati angin malam dan sautan adzan isya. Tuhan sangat baik, menyambut malam dengan sapaan ke seluruh mahkluk-Nya. 
“Kamu mau tau ga salah satu mimpi aku yang belum terwujud?”
“Belum tau, apa memangnya?”
“Aku ingin sekali mandi hujan di malam hari. sepertinya seru dan tenang kan?!”
“Boleh saja. Tapi beresiko, nanti pusing dan sakit kepala”
“Yahh sekali saja tidak apa-apa kan? hehe”
“Oke, besok kalo hujan malam aku jemput, kita hujan-hujanan, asalkan jangan sampai sakit”
“Yeayy!! okee!”
Malam bukanlah hal yang menakutkan. Bukan juga hal yang harusnya dihindari. Kebanyakan kita menganggap malam adalah waktu yang menyeramkan dan mencekam, tapi tidak dengan orang yang mencari ketenangan di malam hari. Malam bukan lagi tentang tenang dan sunyi, tetapi lebih dari itu, tempat kembali. Kembali mengingat kejadian hari ini. Kembali merenung takdir diri. Kembali istirahat dengan hati dan kepala yang penuh terisi. Tempat kembali setelah berusaha mencari jati diri namun hampir mati. 
Hujan juga bukan sekedar berjuta kubik air dari langit. Hujan tak selamanya pedih. Hujan akan menjadi tempat kembali untuk jiwa yang tak mau terlihat rapuh. Menyembunyikan tangis dibalik derai hujan. Menyamarkan teriakan ditengah rintik agar tak terdengar sekitar. Memang terdengar sedikit dramatis, namun benar-benar tragis. 
Lalu bagaimana pedih dan hancurnya jiwa yang mencari hujan di malam hari? 
Aku yakin, ia hanya ingin malam menghilangkan ingatannya dan hujan menghapus lukanya.
                                                                       ~
Mencintai bukan perkara kebal. Bukan perkara sekedar menemani. Mencintai adalah pengorbanan dan kehilangan. Seberapa banyak pengorbanan yang mengatas namakan cinta? Sudah berapa banyak kehilangan yang disebabkan oleh cinta?.
Setelah mengenal cinta, pilihanmu hanya dua. Perjuangkan atau kehilangan. 
Masih teringat jelas desir ombak malam itu. Angin malam di tepi pantai menemani dua jiwa yang berkelahi dengan pikiran mereka tentang arti cinta. Keduanya sama-sama terbunuh oleh masa lalu yang pilu. 
“ Menurutmu kenapa orang takut memulai hubungan dengan orang baru ya setelah putus? apa patah hati membuat orang benar-benar tidak percaya lagi dengan cinta?” tanyaku dengan penuh harap mendapat jawaban yang ku inginkan.
“ Tidak juga. Cinta tak pernah habis, hanya saja butuh waktu untuk memulai kisah dan pandangan baru mengenai cinta. Tak perlu buru-buru, cinta tumbuh dengan sendirinya”. jawabnya jujur, dengan pandangan lurus kedepan menatap cahaya bulan di ujung pantai.
Aku tersenyum canggung mendengar jawabannya. Dalam hatiku berkata masih ada keraguan dalam dirinya. Namun di sisi lain aku masih bisa menerima jawabannya, karena aku pernah merasakan fase seperti itu. Tapi semenjak itu, selalu timbul dalam benakku “Kalau dia ragu, kenapa dia mendekatiku? aneh”.
~
I love watching the sunset, but it would be much prettier if I saw it from the reflection of your eyes.
“kamu suka lihat sunset warna apa?” 
“aku suka langitnya yang warna biru orange gitu sih”
Mendengar jawabnya aku sedikit kecewa. Ternyata kesukaan warna sunset kita berbeda. Aku suka warna sunset saat berwarna ungu dan pink. Namun, saat mendengar itu darinya, sepertinya aku mulai suka warna itu. Bukan karena tertarik, hanya saja akan lebih cantik jika aku melihat dari refleksi bola matanya. 
Untuk pertama kali, pantai menjelang malam terasa sangat menenangkan, bahkan hingga pertegahan malamnya. Untuk pertama kali, duduk di tepi pantai beralaskan pasir lembab dan langit gelap terasa sangat menyenangkan. Untuk pertama kali, duduk berjam-jam dengan angin pantai di malam hari tak terasa menakutkan. Hanya karena, Dia. 
Sudah lama sekali perasaan ini tidak menggebu-gebu. Sudah lama sekali perasaan ini tidak diyakinkan. sampai akhirnya, Dia datang dengan beribu alasan untuk tetap tinggal. Sejak saat itu, semua terasa mudah dan indah. Aku kembali jatuh hati. 
Aku ceritakan saja singkatnya, dunia harus tau Dia ada. 
~
Aku menyebutnya Morphine. Tak banyak yang tau, bahkan dia sendiri tak bertanya apa itu Morphine. Dan mengapa aku meyebut dirinya Morphine. Sederhana, dia sakit yang candu.
Aku mengenalnya di salah satu organisasi kampus kita. Tak sengaja, namun aku tau itu pertanda. Dia salah satu yang aktif di organisasi kampus. Suatu hari aku pernah bertanya “Apa kamu tidak lelah terlalu banyak kegiatan?” dan jawabnya “Anggap saja ini hobi”. Ah, yang benar saja, orang mana yang menjadikan organisasi hobi? Dia-lah salah satunya. 
Aku adalah salah satu orang yang percaya cinta itu tumbuh karna terbiasa. Terbiasa bersama, terbiasa menerima, terbiasa bercerita, terbiasa melihat, bahkan terbiasa mendengar. Aku terbiasa mendengar dia bercerita, terbiasa melihat dia tersenyum, dan terbiasa menerima kebaikan darinya. 
Masih terasa bagaimana canggungnya saat Dia membelikan nasi goreng pertamanya untukku saat kegiatan organisasi kami. Masih terasa degup jantungku saat pertama kali memberanikan diri menatap matanya. Tenang. Hanya itu yang ku rasakan. Tanpa adanya pikiran Dia yang akan menjadi alasan mati rasa ini dirayakan. 
“Kamu kenapa bisa suka sama aku?”. Tanyaku padanya di atas motor saat kita keliling kota malam itu. 
“Karena kamu cantik dan baik”. Jawabnya sambil tersenyum tipis. Aku bisa melihatnya dari spion motor.
“Ah klasik! Jawab yang bener dari hati kamu.” Ujarku kesal mendengar jawabannya yang tidak berpendirian itu. 
“Sederhana, hanya karna aku menjadi diriku sendiri kalau sama kamu”. Jelasnya sambil mengelus tanganku yang dingin terkena angin malam. 
Jujur saja, aku tersenyum malu saat itu, tapi aku menyembunyikannya dan membuang muka ke jalanan agar tak terlihat senyum dari spion. Haha, gengsi sekali. Sepanjang perjalanan kami mengobrol tentang banyak hal, perasaan maupun pengalaman. Entah mengapa, perjalanan itu terasa sangat singkat, padahal kami menelusuri puluhan kilometer. 
Jika kamu tau perpisahan adalah akhir dari ceritamu, apakah kamu akan melepaskan disaat semua masih terasa indah?  
~
”Kamu tau ga aku ibaratkan kamu seperti apa?” tanyaku padanya.
“Apa memangnya?” jawabnya penasaran. 
“Aku ibaratkan kamu seperti tengah malam.” Aku yakin dia sangat penasaran menunggu penjelasanku selanjutnya.
“Tengah malam?”
“Kamu seperti tengah malam yang tenang, namun mencekam. Kepala kamu berisik  tapi tidak mengusik. Orang menganggap malam itu menakutkan, tapi di malam hari ada bintang, ada bulan dan ada tenang. Hanya orang yang berani terjaga yang bisa merasakannya.” Jelasku berharap ia mengerti arti yang tersirat di dalam kalimat itu. 
“Keren. Aku tidak pernah terpikirkan filosofi itu sebelumnya”. Ujarnya. 
Aku bukan tanpa alasan mengibaratkan Dia sebagai tengah malam. Dia lebih tenang dari malam. Aku pernah duduk di taman kampus, memperhatikannya dari jauh. Aku tau dia sedang tidak baik-baik saja. Di sebrang sana,  dia duduk dengan tenang, bahkan sorot matanya tidak menunjukkan sedikitpun keresahan. Aku iri. Aku iri bagaimana bisa Dia terlihat tenang saat pikirannya berantakan? Bagaimana bisa saat Dia hancur, Dia selalu menghibur?
Aku selalu suka mendengar dia bercerita, aku selalu menjadi rumah untuknya, begitupun sebaliknya. Aku tau beban yang ia pikul, walaupun dia tak bercerita jika Dia bisa menyelesaikannya sendiri. Baik sekali, tak mau membebani pikiran wanitanya. 
Aku pernah beberapi kali menangis hanya karna melihat pundaknya. Ya, pundak yang penuh beban itu. Aku selalu mencium pundaknya di atas motor, sebagai doa agar Dia dikuatkan. Tak mudah memang menemani masa sulit seseorang, namun aku bertekad menemaninya sampai saatnya aku atau dia yang memilih pergi. 
Dia adalah orang yang selalu mengusahakan kebahagiaanku, entah dengan cara apapun itu. Dia selalu takut dan berpikir aku tak bahagia bersamanya, hanya karna cara dia mencintaiku sederhana. Menurutnya itu sederhana, tapi bagiku adalah segalanya.  
Dia pernah bilang “Aku lebih takut kamu tidak bahagia bersamaku daripada kehilangan kamu”. Pertama kali aku mendengar kalimat itu, aku menganggap Dia egois. Mengapa dia tak takut kehilanganku? Namun, seiring berjalannya waktu, akhirnya aku mengerti.  
Kita gagal memahami bahwa kebahagiaan dalam hubungan itu diciptakan, bukan dicari.
~
Aku dan dia adalah dua orang berkepala batu. Dia dengan egonya yang tinggi dan aku dengan emosi yang tidak stabil. Kami sering berbeda pendapat, namun lebih sering memgungkapkan pendapat. Awalnya, aku mengira komunikasi adalah kunci dari hubungan, ternyata salah, saling mengerti adalah jawaban yang tepat. Komunikasi akan sia-sia jika tak mengerti satu sama lain. Apa yang akan kamu komunikasikan jika tidak bisa mengerti maksud satu sama lain? 
Kami terbiasa menyelesaikan masalah dengan bertemu. Kami rasa, dengan bertemu kami lebih mengerti dan lebih leluasa menyalurkan pikiran. Aku selalu kagum dengan cara Dia berpikir, selalu bisa meyakinkan hal yang meragukan. Aku selalu jatuh cinta dengan cara dia menyampaikan pendapatnya tanpa melukai hati sedikitpun. Aku selalu suka saat kami mengakhiri perdebatan dengan pelukan panjang. Aku rasa,  selagi ada dia, aku akan baik-baik saja. 
Setiap pagi aku akan tersenyum melihat pesannya mengucapkan selamat pagi. Di kampus, kami sering bertemu dan duduk di taman atau kursi panjang. Jika luang, kami selalu makan bareng di warung belakang kampus. Aku suka rutinitas itu, kami tak pernah ragu dan tak pernah berpikir akan bertemu hari itu. Hari di mana kampus terasa mencekam untuk pertama kalinya. 
Mencintai bukan sekedar memberikan cinta, mencintai juga menerima. Menerima kenyataan bahwa hanya karena kamu tidak dicintai dengan cara yang kamu inginkan, bukan berarti dia tidak mencintaimu.  
Mencintai juga perkara cukup. Itu yang gagal kami pahami. Aku dan Dia. 
Aku bahagia, tak pernah sebahagia ini. Being love by someone that you love.
Setiap sudut kampus adalah kita, setiap sudut kota adalah kita. Masih terbayang sambaran kilat saat kita terjebak hujan sehabis dari pantai. Kita duduk menikmati mie ayam grobakan sembari menunggu hujan yang tak kunjung reda. 
“Hujannya ga akan reda, udah malem banget, mau trobos aja?” tanya dia sembari masih memperhatikan hujan.
“Aku kan suka hujan ayo trobos aja!” jawabku bersemangat. 
“Oke kita trobos tapi kamu harus pakai jas hujan, tidak ada penolakan.” Tegasnya sambil memasangkan jas hujannya di badanku. 
Aku tak bisa menolak, perintah dari dia akan selalu aku turuti. Kami pun menerobos hujan lebat ditengah-tengah kota. Dia basah kuyup karena tidak memakai jas hujan. Tapi kita masih bisa mengobrol dan bernyanyi sepanjang jalan. 
jApakah penjual di pantai yang sering kita kunjungi heran kenapa kita tidak pernah ke pantai lagi? Apakah pak de penjual mie ayam langganan kita tidak menunggu kita datang lagi setiap tanggal 22?. Aku yakin mereka rindu. Aku juga begitu. 
~
Menyerah bukan perkara mudah. Ada banyak alasan untuk tetap bertahan, tapi akan kalah dengan satu alasan, masa yang habis. Menyerah pada orang yang kamu cintai adalah seburuk-buruknya rasa. Di mana kamu akan tau semuanya akan berakhir, bukan karna kamu ingin, tapi karna kamu harus. Tak ada yang lebih menyakitkan dari saling melepaskan karena tak bisa saling menguatkan.  Tak ada yang lebih menyedihkan dari pelukan dan ciuman terakhir sebelum benar-benar merelakan. 
Malam itu, tak pernah ada di bayanganku, aku rasa dibayangannya pun tak ada. Malam di mana aku adalah aku dan kamu adalah kamu yang sebenarnya. Selama ini kita hanya sembunyi di balik kata cinta, tanpa kita sadari kita hanyalah dua orang yang  saling menyakiti. 
Permintaan terakhirku ke pantai bukan tanpa alasan. Aku ingin perpisahan kita juga indah seperti bagaimana kita memulainya. Meski saat itu, untuk pertama kalinya aku benci mendengar suara ombak. Untuk pertama kalinya pantai tidak menenangkan. Dan untuk pertama kalinya aku menatap lautan dengan tatapan pasrah. 
Aku tidak memandang perpisahan itu buruk, tak membenci alasan kami berpisah. Aku hanya bertanya mengapa masa kita hanya sementara? 
Setiap hari aku meyakinkan diriku bahwa aku bisa bahagia, seperti katamu. Aku percaya itu, karna kamu yang mengatakannya. Aku akan tetap menjadi aku yang dulu, selalu pesan es teh, selalu cemil es batu, selalu suka Taehyung, dan selalu menangisi video tiktok sedih yang  aku kirim ke kamu .
300 hari bukan waktu yang sebentar. Bukan waktu yang mudah untuk melupakan. 
Aku dan Dia bukan sekedar hubungan, tapi perjalanan.  
Aku tak masalah Dia bukan milikku lagi, asalkan dia masih di Bumi. 
Perihal  mati rasa ini, biarlah aku sendiri yang merayakan. 
Pulanglah suatu hari nanti, bawa kabar baik tentang mimpi-mimpi yang kamu ceritakan dulu. Kembali bercerita di tepi pantai. Walaupun tidak sebagai sepasang kekasih lagi, tapi kenanglah kita pernah saling mengisi. 
My prayers are with you every step of the way. The time you need my hug, turn around, I'm right behind you.
H
7 notes · View notes
fluffskizeu · 9 months
Text
Warm Christmas ( Part of Secretary’s )
!!! Christmas themed only, nothing about religion intended in the story.
Nampaknya wanita itu mulai terbiasa dengan ketidakhadiran Chris di sekitarnya untuk jangka waktu beberapa lama.
Perusahaan yang semakin besar membuat keduanya harus membagi pekerjaan, sering kali harus terpisah untuk mengerjakan urusan yang berbeda.
Tapi di hari natal..
Sebetulnya, perasaan perempuan itu berkecamuk tidak bisa berkumpul dengan Chris, yang notabene sudah menjadi suaminya, untuk menghabiskan hari natal pertama mereka bersama.
Tapi apa boleh buat, pria itu harus kembali ke Australia karena urusan mendadak. Tapi untungnya, laki-laki itu bisa singgah di rumah kedua orang tuanya yang lama tak dikunjunginya.
He deserved that, honestly.
Sementara dirinya sendiri juga harus mengerjakan pekerjaan yang belum beres, walau hari natal adalah tanggal merah di kalender. Bukan hal besar yang membuat jadwalnya sibuk dan padat seperti di kantor.
Chris akan menegurnya kalau bekerja tak ingat waktu, yang sangat mencerminkan laki-laki itu sendiri.
Di sela waktunya, perempuan itu juga mengunjungi kerabat dekat dan rumah orang tuanya sendiri, lumayan menghabiskan waktu di sana dari pada suntuk di rumah sendirian.
Tak disadarinya hari sudah semakin gelap, sehingga ia memutuskan untuk kembali pulang ke rumahnya setelah berpamitan.
Suaminya sempat mengirimkan pesan-pesan singkat yang membuatnya terkikik geli. Hatinya juga terasa hangat ketika pagi tadi membaca pesannya.
Ditambah lagi dengan telepon singkat dari keluarga Chris di Australia yang ikut mengucapkan selamat hari natal dari sana.
Tapi mengingat suaminya yang baru akan pulang tiga hari lagi, cepat membuatnya menghembuskan nafas panjang.
Lampu-lampu yang semula mati saat di tinggalnya, kembali dihidupkan. Bergegas untuk sedikit merapikan ruang tamu dan kamar tidurnya.
Lumayan menyita waktunya untuk lupa sesaat dengan jam yang terus berjalan. Apalagi dengan memutar musik menggunakan headphone hadiah dari pria itu tahun lalu.
Setelahnya ia bergegas membersihkan diri setelah melewati hari yang panjang, perjalanan yang panjang pula ia tempuh untuk bertemu kerabat-kerabat dekatnya.
Cukup melelahkan untuk kembali berinteraksi dengan banyak orang, setidaknya ia tidak sedang membahas urusan kantor yang membuatnya semakin penat.
Selagi berendam di air hangat, wanita itu kembali mengecek ponselnya. Rasanya seperti ada yang janggal, Chris tak lagi membalas pesan terakhirnya yang dikirimkan sejak pagi tadi.
Obrolannya berhenti begitu saja.
Ia menekan kembali tanda panah untuk mengirimkannya pesan, tapi kali ini pesannya hanya menunjukan centang satu.
Entahlah, padahal laki-laki itu belum mengabari kesibukannya. Apakah ponselnya mati karena kehabisan baterai? Ia pikir Chris tidak akan mungkin membiarkan ponselnya mati kehabisan baterai.
Perasaan itu terus mengganjal hatinya sampai ia menyelesaikan mandinya, dan bersiap-siap untuk tidur.
Beberapa kali ia masih mengecek kembali aplikasi pesannya, dan entah sudah ke berapa kalinya akhirnya pesannya menunjukan tanda dua centang yang berarti berhasil terkirim.
Melihat jam, sudah menunjukan pukul sepuluh malam, kemungkinan juga Chris sudah tertidur karena perbedaan waktu di tempatnya.
Matanya juga semakin lelah, badannya terasa letih, perlahan terpejam. Lega rasanya melihat pesannya terkirim karena ia yakin Chris akan cepat membalas pesannya.
Yang ia tidak tahu adalah, rencana laki-laki itu sendiri untuk membohonginya, atau lebih tepatnya untuk memberinya kejutan.
Tak lama setelah pesannya terkirim, karena Chris baru saja mendarat dari Australia setelah perjalanan yang memakan waktu belasan jam.
Dan akhirnya tiba kembali di tempat tinggalnya satu jam kemudian, sekitar jam setengah dua belas malam. Mencoba mengurangi suara-suara yang ia buat di sekitar apartemen agar tidak membangunkannya.
Tahu betul istrinya sudah terlelap karena tak ada lagi suara dari dalam kamar dan tv ruang tamu yang sudah gelap dimatikan.
Pria itu membuka gagang pintu kamarnya dengan hati-hati, disambut dengan pemandangan gundukan berlapis selimut di atas kasur.
She’s in a deep sleep.
Masih sempat untuk mengganti bajunya, setelah seharian menghabiskan waktu di pesawat dan bandara. Bahkan koper yang dibawanya juga ditinggal di depan pintu masuk agar tidak terlalu berisik kalau ia menggeretnya ke dalam.
Perlahan beranjak merangkak ke atas kasur dengan hati-hati.
He could peek a little, to see her pretty sleeping face. She’s indeed in a deep slumber, otherwise she would have already woken up by his moves.
He giggled a little. Slowly laying himself beside her, behind her body and let his hand slip wrapped on her waist.
But suddenly she jolted awake.
Perempuan itu tiba-tiba terbangun dengan detak jantung tak beraturan setelah merasakan tubuhnya disentuh.
Otaknya memberikan alaram panik, masih merasakan tangan yang rekat dipinggangnya dan merasakan ada kehadiran seseorang di belakangnya.
Kamarnya yang gelap karena lampunya dimatikan juga sama sekali tak membantunya.
Bibirnya kering, tenggorokannya terasa pedas.
“Hhh-h- who”
Ia mencoba memberontak dari pelukan itu, suaranya serak dan linglung karena terbangun tiba-tiba.
Begitu pun Chris yang terkejut dengan reaksinya, yang malah kembali menarik tubuh istrinya, membuat perempuan itu reflek mencubit punggung tangannya.
“Babe—it’s me- what happened-hey”
Menahan rasa perih di tangannya, Chris mencoba menenangkannya, tapi nampaknya belum cukup membuat wanita itu sadar.
“Hey-hey-babe-it’s your husband- Chris- it’s me Chris”
Chris kembali menangkap kedua tangannya untuk menghindari cubitannya, Pengakuannya tadi membuat istrinya berhenti bereaksi.
“Huhh..Chris?”
Tangan laki-laki itu meraba meja nakas di sampingnya, menekan tombol lampu tidur untuk menyalakannya, cukup membuat perempuan itu reflek menyipitkan mata karena terang yang tiba-tiba menyinari matanya.
Perlahan terbuka, dan betul saja, Chris suaminya sudah ada di depannya perlahan tersenyum dengan lesung pipi yang menghiasi ujung bibirnya, dan matanya yang mengecil geli terkekeh.
“Chris?”
Namanya yang dipanggil karena gadis itu sudah lebih sadar membuatnya semakin tertawa puas, sampai-sampai menahan perutnya sendiri karena mulai sakit.
“W-what.. w-when”
Laki-laki itu menarik kembali istrinya ke dalam pelukannya, kali ini tanpa pemberontakan. Ia hanya menggeleng dan menolak untuk menjelaskannya sekarang, mengecup ujung hidung perempuan itu dan mengarahkannya untuk kembali berbaring.
“Let’s just go back to sleep yea? I’ll tell you everything tomorrow”
Perempuan itu mengangguk walau harus menahan rasa penasarannya. Tapi hatinya lega dengan keberadaan suaminya yang sekarang betul-betul menyentuhnya. Dekat.
Saat ia kembali memejamkan matanya, bibirnya dikecup oleh pria yang kemudian merekatkan jaraknya dengan memeluk tubuhnya.
“It’s still christmas is it? Merry Christmas baby”
He whispered infront of her lips. She nodded while closing her eyes. Snuggling on to his chest further more, feeling warm and cozy.
“Mhmm.. Merry Christmas Chris “
He giggled as he ran through his fingers on to her hair. Slowly both of them drifting to sleep peacefully.
Send QnA & Reaction
19 notes · View notes
vanilachocolate · 6 months
Text
Kapan Nikah?
Sejak udah lulus S2, pertanyaan yang sering dilontarin orang adalah kapan nikah? kerja dimana? aah, kamu lulusan s2 sih, mana ada yang berani ngegaji kamu.
(kok ngetiknya menahan tangis ya? hmm mari dilanjutkan, mungkin hal ini yang ditahan terus jadi bikin ngga mood hidup)
Aku mulai menyadari setiap kali ditanya kapan nikah? respon ku ngga biasa aja. Bukan yang beneran sebel dan cape tapi aku sedih, takut bahkan pernah nangis banjir air mata cuma karena ditanya kapan nikah? kapan akad?
Sejak 2020 kemarin kan aku tuh ngerasa hidupku tuh belum tenang. Belum calm diwaktu yang lama. Bener-bener kaya berasa uber-uberan. Termasuk uber-uberan sama keinginan diri sendiri buat mati aja.
Ditinggal ka djo yang akhirnya nganterin aku ngalamin yang namanya liat bayangan gede banget item depan kamar berhari-hari, dengerin yang teriak-teriak di telinga, takut denger tetangga marah sambil ngepukul-pukul jemuran, nangis sepanjang hari, ngga minat makan dan hilang 10 kg dalam waktu sebulan.
Disaat makin ngga karuan kaya gitu, waktu aku nyari pertolongan sama teman-teman banyak yang responnya ternyata semakin menyakitkan. Termasuk ah elah baru ditinggal pacar, belum ditinggal orang tua juga. Walau emang masih ada yang peduli juga. Bahkan Sholeh - temen kuliahku dulu - sampe bilang chin marahnya jangan ditahan, kalau mau berkata-kata kasar juga ngga papa, kirim ke sholeh aja, atau kalau mau pake vn juga gpp. Manusia paling religius di kelas Hidrogen.
Senangnya, temen-temen tumblr malah buka tangan dengan lapang. Ada yang bahkan ngasih no hp langsung biar aku bisa telpon. Dan salah satunya mas. Manusia yang mau-maunya jemput dari bintaro ke jatiuwung biar aku main di trotoar jakarta. Malam-malam. Pulang pergi.
Dari hari itu, dan voila! Jadi pacar. Ngga tau sejak kapan. Ngga ada yang nembak juga. Jadi manusia yang selalu jawab pertanyaan aku kenapa ya ka djo ninggalin aku gitu aja? salah aku apa? Jadi manusia yang mau-mauan belajar membran polimer elektrolit, biar aku bisa gampang ngerti paper. Yang mana, aku ngga terbiasa baca paper full bahasa inggris. Manusia terlalu baik.
Sampe akhirnya aku berkali-kali minta maaf sama mas karena aku belum selesai sama diri sendiri. Belum selesai sama masa lalu. Dan jawaban dia selalu nggak papa, moveon bukan berarti lupa. kamu sama dia pernah lama bersama jadi ya ngga bisa lupa gitu aja. aku ngga masalah, ...
Baik banget ya?
Agustus 2023 kemarin aku wisuda. Dan abis itu, pertanyaan itu terus-terusan dikasih ke aku sama orang lain. Bahkan temenku tadi, yang aku cuma nanya biaya dia ngerenov dapurnya tuh berapa. Kenapa kok langsung ditanya jadi kapan nikah?
Apakah pertanyaan kaya gitu harus selalu berurusan dg menikah? Ngga aku jawab dmnya. Tapi akhirnya jadi takut sendiri.
Dari 2020 kemarin juga aku harus ke psikiater, psikolog. Antara hidup dan mati sambil ngelarin S2, terus pas udah lulus juga masih kok buat terus berhadapan sama hidup dan mati. Dan alasan inilah yang mungkin bikin aku selalu takut dan khawatir setiap kali ditanya kapan nikah? jadi akadnya kapan?
Kaya selalu bertanya sampe ya ke hari itu? hidup ngga ya sampe ke hari itu? sehat ngga ya? setres ngga ya? apakah orang cuma mikirnya nikah tuh enak? iya mungkin enak. Aku jga mungkin enak enak aja. Apalagi kalau nikahnya sama mas. Manusia yang udah dilabelin mas mas ijo royo-royo sama adik-adik s1 aku di solo. Saking seijo itu. Tapi, apa aku tuh bisa ngeimbangin dia yang seijo itu dengan kondisi aku yang kaya gini? Keluarga aku yang kaya gini? aku musibah bukan ya buat dia? kalau nikah dia bakal sama aku terus, nanti dia makin pusing ngga ya? soalnya dia juga suka pusing kok pas kita ldr, apalagi denger aku yang mungkin lagi ngga baik-baik aja. aku aja kadang masih mikir kok kalau misal suatu hari nanti aku depanan sama ka djo aku bakal gimana? itu berarti aku belum selesai kan sama masa lalu, apa itu bakalan ngebebanin mas? aku juga kadang masih down banget kondisinya, aku juga masih minum obat juga,aku juga ngerasa belum selesai sama diri sendiri, apakah itu ngga papa buat mas nantinya? ya dia emang sabar, sabar banget, logikanya jalan banget lah, tapi apa aku bisa seimbang ya sama dia yang sebaik itu jadi manusia?
(Ngetiknya sambil menangis tapi buru-buru dilap karena lagi di warung huuhu, takut yang teraweh balik juga)
Banyaak banget kekhawatiran yang timbul cuma karena perkara ditanya kapan? Yang jadinya tuh nyeseg gitu lho, dan ya jadi tidak mood dan kadang sampe nangis ngegeru-geru air matanya banjir.
Pernah ada yang bilang sama aku kalau masmu tuh deserve better lho chin, jahat kamu kalau masih terusik sama masa lalu tapi udah pacaran sama orang lain sebaik itu.
Lha terus aku ngga deserve better apa? Aku juga sering nanya kok ke diri sendiri, apa sih sebenernernya mas buat kamu tuh? Jawabannya yaa everything. Singkatnya itu. Tapi apakah ngga boleh tetep berusaha survive karena emang salah satunya aku ngga mau bikin mas tuh sedih kalau aku tau-tau mati gitu aja, sambil ya berusaha merelakan yang sudah terjadi dan berusaha lebih baik lagi sekarang buat jalanin hidup? Apa bener-bener harus putih bersih dulu?
Mungkin belum usai, tapi sekarang aku udah ngga sesakit dulu kalau bahas ka djo. Aku udah mulai bisa berusaha nahan diri buat ngga reaktif di rumah. Karena apa? Karena ngga mau menyusahkan mas, bikin mas tuh sedih setiap kali denger aku nangis segitunya ditelpon karena aku tuh sakit hati, ngerasa terluka dll.
Kaya ngerasa kok hidupku buru-buru amat? apa harus buru-buru? apa ngga boleh napas dulu? apa harus kapan dan kapan terus?
(Semakin dituliskan semakin nyeseg ya rob)
Jadi kapan nikah? Tungguin aja ya. Sambil doain, biar dua anak manusia ini bener-bener masih sehat dua duanya, waras jiwa raganya, duitnya juga ada aja, dan gimanapun caranya dan ceritanya tetep saling sayang sama dukung satu-sama lain, dan banyak hal baik lainnya. Jadi mungkin, biar aku ngga perlu lagi punya ke khawatiran yang cukup banyak dan sakit rasanya setiap kali ditanya hal serupa dan mungkin pertanyaan lanjutan lainnya.
(Kaya berasa masih banyak banget, tapi udah ngga sanggup)
8 notes · View notes
nuritawa · 7 months
Text
Akhir-akhir ini aku menyelesaikan bacaan dari buku terbaru Mba Urfa Qurrota Ainy, perihal menghadapi duka ditinggal kepergian orang tua. Awalnya aku seperti merasa punya trust issue soal kematian, perasaan tidak ingin membuka memori lama karena aku berpikir sudah saatnya berjalan lebih jauh.
Aku merasa sudah sembuh.
Tapi yang terjadi setelah melewati lembar demi lembar malah membawa ku pada cerita masa lalu yang masih hangat dalam ingatan. Hampir dua tahun ibu berpulang tapi kejadian itu terlihat begitu jelas dalam benak kepala ku.
Bukan salah dari buku ini, tetapi seperti inilah perasaan berduka yang kupahami. Kejadian itu tidak akan pernah lupa sampai kapan pun, akan menjadi pengalaman duka yang kadang sulit aku pahami, apakah aku benar-benar selesai dengan perasaan ini, atau tidak?
Yang jelas luka itu memudar seiring berjalannya waktu. Membawa pandangan ku terhadap kematian berubah, dan tentu saja rasa dukanya berubah rasa tak sesakit sejak awal kepergian beliau.
Hari ini adalah tahun ke tiga ramadhan tanpa ibu. Ada perasaan kosong, hilang, sepi, sunyi bahkan perasaan berjarak yang begitu jauh dengan pertemuan. Anehnya meski digempur dengan perasaan yang cukup familiar dari tahun sebelumnya, aku belum menangis sama sekali. Tidak ada reaksi yang menandakan aku sedih menghadapi kenyataan ini. Padahal postingan soal sepinya ramadhan tanpa ibu berseliweran disemua beranda akun sosmed ku.
Bahkan anehnya saat ziarah kubur, aku hanya memandang gundukan tanah itu tanpa ada perasaan mendayu-dayu cemas, ketakutan, atau perasaan khawatir yang sempat ku rasakan dulu. Dan sampai pada malam ke dua ramadhan ini, belum ada satu tetes air mata ku yang jatuh untuk menggambarkan sepinya ramadahan ini tanpa beliau. Kadang aku berpikir, apakah aku sudah sepenuhnya sembuh dari luka berduka? atau apa mungkin sebenarnya aku sudah mati rasa? meninggalkan cerita dimasa lalu karena terbiasa tanpa adanya beliau?
Mungkin aku sudah cukup selesai pada semua emosi berduka. Aku melihat bahwa perjalanan ini sudah saatnya dimulai dengan melihat banyak hikmah dari segala kehidupan yang ibu berikan padaku.
Karena entah kenapa, aku seolah melihat ibu dijalan-jalan kampung, disudut rumahku, di dapur sederhana kami, di berbagai surau dekat rumah, dari berbagai alat masak atau alat makan, sederhananya rasa masakan, bahkan dari sisa alat sholat beliau yang tetap ku pertahankan sampai saat ini. Aku melihat beliau dalam bentuk pengajaran, ilmu, dan kasih sayang.
Mumpung Tuhan masih memberi ku ingatan pada setiap perjalanan bersama Ibu, selama ramadhan ini aku ingin mengabadikannya dalam tulisan. Kadangkala, pikiran ku tidak muat untuk memikirkan betapa luar biasa pengajaran beliau dalam merawatku selama ini.
semoga cerita sederhana ini bisa menjadi tabungan memori, sekaligus perjalanan healing terapi menerima perjalanan duka. Dan semoga, jika ada kebaikan didalamnya bisa menjadi amal jariyah yang panjang untuk beliau.
ps. ya, sebenarnya aku tidak bisa berjanji akan selalu tepat menulis cerita-cerita ini, tapi aku akan usahakan sebaik mungkin. Ohya, ternyata aku menangis juga ketika menulis ini. memang benar, aku perlu mengenal diriku lebih dalam lagi.
Banyuwangi, 12 Maret 2024 | nuritawa
8 notes · View notes
milaalkhansah · 8 days
Text
Pagi ini gue buka Instagram dan yang pertama kali muncul di timeline gue adalah informasi bahwa salah satu following gue meninggal dunia, setelah berapa lama berjuang dengan cancer. Postingan itu diunggah oleh suaminya. Sedangkan beberapa hari yang lalu bapak seorang kenalan gue juga meninggal setelah berapa waktu dirawat karena sakit.
Suami following gue itu aktif membagikan kisah perjuangan istrinya selama mengidap cancer juga membagikan perasaan betapa dia sangat mencintai istrinya itu. Hal yang berbeda tampak di rumah duka kenalan gue. Waktu itu gue pergi melayat, cuman ada keluarga dan juga beberapa tetangga, mungkin karena gua datang masih agak pagian. Gak ada suara tangis sama sekali, yang bikin gue terheran-heran. Beberapa orang sedang nampak asik bercerita sambil ketawa dan juga bermain handphone. Bahkan saat gue datang pertama kali dan langsung masuk ke dapur buat temuin kenalan gue itu mereka lagi makan rame-rame dan sempat nawarin gue buat ikut makan. Gue menolak lalu keluar dan duduk di depan mayat yang sudah ditutupi kain. Gue termenung lama, ngebayangin diri gue yang terbaring di situ sambil berpikir, "apa nanti kalau gue meninggal juga, orang-orang akan seenggak peduli ini?"
Gue nggak tahu mereka begitu karena saking tegarnya, emang sudah benar-benar ikhlas ngelepasin si mayit karena setelah dua tahun dirawat karena sakit dan gak ada peningkatan yang signifikan mereka agaknya sudah paham bahwa akhirnya memang akan seperti itu dan umur bapak itu emang udah lumayan sepuh. Atau memang sesederhana gak banyak memori baik yang bisa mereka kenang dan membuat mereka meneteskan air mata? Entahlah...
Tiga bulan terakhir ini gue jalani dengan pikiran yang bekerja seperti mesin rongsokan. Setiap hari gue cuman berpikir mati, mati, dan mati. Otak gue cuman diisi:
"gue kayaknya lebih baik mati deh,"
"ya Allah gue udah gak punya alasan pengen hidup lebih lama lagi"
"kalau gue mati sepertinya gue gak perlu semenderita ini"
Dan berbagai pikiran lain yang intinya kurang lebih sama: gue gak lagi menganggap kehidupan gue seberharga itu untuk dijalani lebih lama.
Hal itu diperparah karena gua tiap hari semakin kesulitan untuk tidur. Sehari gue cuman bisa tidur yang benar-benar tidur tuh 1-2 jam. Selebihnya gue cuman bolak-balik badan dengan pikiran yang bising. Gue capek. Bener-bener capek. Gue masih menahan diri untuk gak mengonsumsi obat tidur karena takut jadi ketergantungan dan takut sama pikiran gue yang malah menjadikan obat tidur itu untuk keperluan lain.
Gue kemarin sempat deactivate IG sebulan lebih. Sebenarnya pengennya sampai tiga bulan. Tapi gue kangen banget chattan sama teman-teman gue. Akhirnya gue reactivate dan gue emang sebahagia itu melihat kabar mereka, bertukar pesan dan saling melemparkan candaan. Gue sempat berpikir, "gue gak mau hiatus terus," "gue juga pengen ketemu orang, pengen ngobrol". Tapi gimana yaa, susah dijelasin sih gue sebenernya maunya apa. Seperti yang gue bilang di awal, pikiran gue akhir-akhir ini tuh udah kek mesin rongsokan, kadang masih bisa dipake tapi selebihnya emang sering eror.
Terus tuh hari Sabtu lalu, setelah menolak bertemu dan mengisolasi diri, gue akhirnya memutuskan buat keluar. Ketemu orang-orang dan ngobrol banyak. Kebetulan kemarin ada pertemuan klub buku gitu, dan beberapa orang yang sering datang gue kenal baik dan cukup nyaman bertemu dengan mereka.
Gue datang cukup awal. Disambut ramah dan cukup hangat sama Kak Amaya. Kami berbagi pelukan dan bertukar kabar masing-masing. Kak Amaya ini pendiri klub buku itu. Salah satu orang yang membuat gue merasa nyaman bicara dengan beliau dan juga sosok idola gue secara diam-diam xixi. Kak Amaya masih semenakjubkan yang terakhir gue ingat. Dengan sikap tenang, tutur kata yang jelas, dan juga binar mata yang mampu membuat orang merasa nyaman. Namun salah satu hal yang gue notice beliau makin kurus.
Kami lalu duduk bersebelahan. Gue memutuskan buat diam karena gak tau mau ngomong apa lagi dan memilih mengedarkan pandangan. Cukup banyak 'wajah baru' yang gue lihat hari itu. Kak Amaya membuka obrolan dengan seorang perempuan di sebelah kiri beliau. Obrolan yang membuat gue cukup tertegun.
🧕: Kak Amaya
🧑‍🦰: perempuan yang diajak ngobrol
🧕: "Kamu ke dokter mana?"
🧑‍🦰: "Aku pertama sempat ke dok Hardi Kak, tapi karena gak cocok aku cari dokter lain."
🧕: "loh, aku malah ke dokter Hardi sekarang karena ngerasa cocok. Gak cocok gimana maksudnya?"
🧑‍🦰: "iya tuh dulu aku dikasih obat gitu buat penenang dan obat tidur gitu. Sedangkan masalahnya tuh aku bukan gak bisa tidur tapi jadi keseringan tidur,"
🧕: "emang sih pada cocok-cocokkan gitu. Eh btw case-mu sama loh kayak aku, terus diagnosisnya apa?"
🧑‍🦰: "kata dokternya aku bipolar. Tapi masih diagnosis sementara sih..."
Mendengar itu gue mulai nggeh sama apa yang sedang mereka bicarain. Gue memperhatikan Kak Amaya dan jadi termenung sendiri, "apa sosok yang menginspirasi itu selalu datang dari orang-orang dengan hidup yang tak mudah seperti ini?"
Melihat Kak Amaya gue jadi merasa malu sama diri gue sendiri. Di satu sisi gue cukup kaget melihat mereka berbicara di depan banyak orang tentang topik yang lumayan sensitif. Dan kalau gua jadi mereka, jujur gue belum bisa seterbuka itu untuk berbagi tanpa ada pemikiran orang-orang akan menganggap gue caper atau terlalu lebay aja.
Tahun 2024 tinggal 4 bulan lagi. Kadang ya gue merasa waktu berjalan selambat dan secepat itu di saat yang bersamaan. Tahun demi tahun gak pernah ada yang mudah buat gue jalani. Beberapa masalah dari tahun-tahun sebelumnya masih gue bawa hingga di tahun ini.
Orang pernah bilang bahwa itu tanda gue masih belum lulus ujian. Ujiannya masih sama dan masih di situ-situ aja berarti emang masih perlu diuji lagi. Sampe lulus. Sampe dapat skor yang sempurna. Sampe gak perlu remedial lagi. Tapi kalau kita mau merhatiin lebih jauh, ujian yang sama yang terus menerus kita jalani membuat kita banyak berubah. Hal yang kita hadapi mungkin selalu sama. Tapi diri kita dari satu ujian ke ujian yang lain pasti sudah banyak berubah. Meskipun belum benar-benar lulus, kita jadi lebih tahu mana yang harus kita perbaiki, tingkatkan dan benahi lagi. Ibarat sedang ujian semester, setiap orang diuji dengan pengetahuannya masing-masing. Dengan 'kelasnya' masing-masing. Orang yang gak tahu sama sekali sudah tentu gagal dan disuruh mengulang, sedangkan orang yangsudah lebih paham akan disuruh untuk memperbaiki agar mendapatkan nilai yang lebih baik lagi.
Nanti kalau ujiannya udah ganti, gak di situ lagi, dan malah jadi lebih berat, berarti kita udah lulus dari ujian sebelumnya. Tingkat/kelas kita naik, jadi ujiannya udah mulai beda lagi.
Gitu terus pokoknya sampai mati.
Jadi kalau misal tiba-tiba kepikiran "kok ujiannya ini-ini mulu?" Jangan langsung nyalahin Tuhan kok kayak gak punya ujian yang lain aja. Tapi coba tanya ke diri sendiri, "apa yang masih salah dan butuh diperbaiki dari diriku saat ini yang membuat ujian ini bisa segera kuselesaikan?"
Terbentur terbentur terbentuk
Gitu kan kata orang-orang bijak?
Lagian, ujian yang seberat itu untuk kita jalani, nggak mungkin hadiahnya cuman kipas angin/magic com. Kan?
10 notes · View notes
itamarista · 11 months
Text
Bulan Oktober 2023
Ku pikir bulan Oktober 2023 ini akan jadi bulan yang spesial. Tetapi nyatanya ada banyak air mata yang menemani di sepanjang bulan ini. Air mata syukur, air mata haru, air mata sedih mengiris qalbu. Oktober 2023 jadi bulan yang spesial karena 10 tahun yang lalu (tahun 2013) adalah pertama kalinya aku mendapat pekerjaan pasca lulus SMK. Oktober 2023 jadi bulan yang spesial karena 5 tahun yang lalu (tahun 2018) adalah hari wisuda S1 ku (meski tanpa kehadiran Papa). Lalu, apa? Ingin sekali rasanya ku memaknai perjalanan 10 tahun ini, tapi rasanya kok jadi malu sendiri ya. Karena pasti yang terpikir adalah pencapaian dan prestasi apa saja yang sudah kamu raih dalam 10 tahun terakhir ini, bukan? Lalu tersadar, ah, aku tidak punya pencapaian apa-apa, secara materi belum ada hasil yang cukup membanggakan. Namun, saat flashback bagaimana aku menikmati hari-hariku dalam 10 tahun ini, air mataku menetes, rasanya tidak menyangka, aku sangat bersyukur dengan segala hal yang Allah takdirkan sampai hari ini. Allah berikan kekuatan, kelapangan, dan Allah mampukan aku untuk bertahan, berjuang dan menjalani kehidupan sebagai proses pendewasaan diri. Kemudian aku ingat salah satu quotes dalam drama Twinkling Watermelon Eps 10 : "you don't have to try so hard to be impressive. continuing to live is already a great feat"
Tumblr media
Lalu saat memikirkan narasi apa yang ingin ku tulis dalam memaknai perjalanan 10 tahun ini, semua jadi semakin terlihat ngga ada apa-apanya. Of course, kita semua tentu berjuang dalam hidup ini. Namun, pertanyaannya bukan lagi seberapa banyak pencapaianmu dalam hidup, tapi sudah sebesar apa kebermanfaatanmu dalam 10 tahun ini? Di saat yang bersamaan, Allah kemudian mengingatkan bagaimana saudara-saudara kita di Palestina berjuang. Beda banget sama apa yang lagi aku perjuangkan rasanya. Mungkin sekarang, diri ini masih mengejar dunia, tapi mereka? Setiap menit detiknya mungkin telah bersiap untuk mati syahid, karena rudal Isra*l yang bisa datang kapan saja dan meluluhlantakkan tempat tinggal mereka. Ah, iman ku tidak ada apa-apanya dibanding mereka. Mereka justru bahagia saat kehilangan keluarga, anak, orang tua, sanak saudara, karena kematian (syahid) adalah kebahagiaan bagi orang yang beriman. Jangankan kehilangan harta & tempat tinggal, kehilangan nyawa saja mereka tidak masalah. Lalu, bagaimana denganku dan imanku hari ini? Kemudian aku jadi bertanya, sudah seberjuang apa kamu untuk kehidupan akhiratmu nanti? Apakah kamu sudah seberjuang itu untuk mendapat SurgaNya?
Senin, 30 Oktober 2023 Sedang memuhasabahi orientasi hidup yang ternyata masih duniawi
7 notes · View notes
justsinner · 4 months
Text
Hidup itu sesederhana.....
bersyukur ketika ada yang memfitnah, tersenyum ketika ada yang menghina, mudah-mudahan itu menjadi kafarah (penebus) dosa ketika kamu menyakiti orang lain dengan maupun tanpa sengaja.
Jangan biarkan hati mu sakit dengan omongan orang lain. Mereka tidak bisa menyakiti kamu, kamu lah yang mengizinkan hati mu untuk sakit.
Bersabarlah sekuat yang kamu bisa, jika kamu merasa dada mu penuh sesak, katakan pada dirimu dengan penuh keyakinan. "Bersabarlah, bisa jadi nanti sore kamu mati". Jika pada sore hari kamu masih hidup dan dada mu masih terasa penuh sesak, maka katakan kembali pada dirimu dengan penuh keyakinan. "Bersabarlah, karena ini malam terakhir mu, mudah-mudahan sabar mu menjadi penebus dosa dosa mu yang begitu banyak". Begitu lah seterusnya, hingga akhirnya kamu benar-benar menghadap Allah dengan kesabaran mu.
Setelah kamu mati, maka kamu akan mengetahui dan bercerita bahwa kehidupan dunia tak ubah hanya seperti mimpi. Dan setiap orang akan menuai apa yang di tanam, cepat atau lambat. Menangis lah untuk dosa yang telah kamu lakukan, sebelum tiba waktu dimana air mata tidak berguna sekalipun yang keluar adalah darah.
Latih lah dirimu untuk selalu berfikir bahwa ajal mu akan datang hari ini. Diantara keutamaannya adalah saat Ibnu Mas'ud ditanya Rasulullah tentang amalan yang di lakukan sehingga malaikat menaunginya. Saat itu Ibnu Mas'ud berkata bahwa amalannya hanya tawakal kepada Allah, dan setiap dia melangkah, dia merasa langkah itu adalah langkah terakhirnya di dunia ini.
2 notes · View notes
tukang-translate · 5 months
Text
TCF Buku 2 Chapter 250
[Itu benar, setelah kamu mengatakan seperti itu berakhir kamu muntah darah atau pingsan!]
Selanjutnya, FOD AP menanggapi kata-kata Super Rock, tapi Cale sekali lagi mengabaikannya. Sebaliknya, dia memikirkan situasi di mana saat dia menggunakan kekuatannya.
‘Saat kami bertarung hebat di Xiaolen… Aku pergi ke garis depan beberapa kali. Dan di Central Plains-’
‘Itu adalah pertarungan...’
Namun, Cale mampu menyadari di mana kekuatannya lebih terfokus.
‘Mana Mati!’
Sejauh ini yang menjadi fokus Cale selama bertarung di Central Plains dan Xiaolen adalah memurnikan atau memblokir mana mati. Dan ketika dia mengerahkan upaya terbesar dia….
‘Tsunami yang mencoba menyerang Hainan….’
Akibat usaha naga keluarga Purple Blood, setelah menekan Blood Demon, tsunami besar melanda Blood Cultist dan seluruh pulau. Lalu saat memblokirnya, Cale harus menggunakan kekuatan yang sangat besar.
Tentu saja berkat itu, dia bisa mendapatkan bibit World Tree untuk Apitoyu.
‘… Artinya sekarang aku belum benar-benar bertarung dengan sudut yang tepat, kan?”
Dimulai melawan White Star, sepertinya terjadi banyak hal terjadi sampai dia berada di garda depan.
Selama ini, meskipun dia hanya berada di belakang atau di garis depan, anehnya dia pasti pingsan atau muntah darah dari pertempuran.
[Ha ha ha ha ha!]
Namun saat ini, Cale berjalan sambil mendengarkan suara tawa murni Water AP.
Sisko.
Seseorang diyakini menempati posisi tengah di antara 10 dewa naga.
Naga dengan Atribut Pertarungan dan pengalaman bertarung paling banyak di antara naga yang dikenal. Oleh karena itu, Cale menjadikan Sisko sebagai acuannya.
‘Karena menurut info naga di dunia ini lebih kuat dari naga biasa.’
Saat melawan Kendall, naga terakhir dari 10 naga, Rasheel mengalami luka parah.
Meski sejauh ini Cale sudah beberapa kali melihat pertarungan dengan Rasheel, ini pertama kalinya Cale melihatnya terluka seperti itu.
Walau pada akhirnya dia menang.
‘Tetapi kemenangan itu meninggalkan luka yang dalam.’
Bagaimana Cale yang menyukai pertarungan hebat, terpikir olehnya bahwa akan sulit melawan Hunter Blood Apitoyu ataupun Purple Blood.
‘Hmm’
Tiba-tiba, wajah ketua tim Sui Khan dan Choi Jeongsoo muncul di benak dia.
‘Ck.’
Dia mendecakkan lidahnya dalam hati.
Sejauh ini, kedua orang tersebut belum pernah tampil menonjol di Apitoyu.
Ada juga hal seperti itu karena mereka mengurus hal-hal kecil.
‘Wanderer. Dan dewa perang. Mereka menjadi sibuk ketika kedua makhluk itu keluar.’
Dan dia akan menjadi lebih sibuk di masa depan.
Karena hanya merekalah yang bisa mengetahui tentang Dewa Kematian dan situasi di Alam Dewa.
“Ugh-”
Cale berhenti berjalan. Dan kemudian dia melihat ke bawah.
Bang!
bang!
Delapan ular putih dan rantai putih terjun langsung ke taringnya dan menggali dalam-dalam.
Krrtttt!
Dengan Naga Sisko yang kondisinya terikat.
“Uh!”
Tubuhnya jatuh ke lantai.
Tepatnya, dia terjebak.
Sshhaaa---
Rantai lembut mengikat anggota tubuhnya dan menyeretnya ke tanah, mengubur sebagian besar tubuhnya. Cale melihat ke bawah ke tempat kejadian.
Tapi Sisko tidak memperhatikan hal ini.
Dia tidak punya semangat untuk melakukan itu.
Crumble--
Kekuatannya belum berkurang.
Dia masih memiliki kekuatan.
Tapi sulit untuk bernapas.
Rantai yang merobek dan menyerbu wilayahnya tidak putus tidak peduli seberapa keras dia meninju dan mencoba memutuskannya.
‘Ini-’
Itu seperti kekuatan air yang ‘dia’ gunakan.
Orang yang menciptakan tsunami yang lebih hebat dari alam!
Naga yang sekarang menguasai lautan!
Dewa penjaga laut yang memerintah laut tempat paus menghilang.
Dragon Lord.
Jika dia adalah makhluk tertinggi di antara Sepuluh Dewa Naga, tiga dari Sepuluh Dewa Naga bisa dikatakan sebagai penguasa berikutnya setelah Raja Naga.
Satu untuk laut, satu untuk darat, dan satu lagi untuk-
Sisko merasakan kesejukan sesaat dan mengangkat kepalanya.
Dia melihat rantai besar datang ke arah dia.
Seolah berhenti memikirkan hal-hal yang tidak berguna. Rantai kedelapan mendekatinya perlahan dan akhirnya.
"Brengsek!"
Sisko memutar seluruh tubuhnya dan menggunakan seluruh kekuatan yang dimilikinya. Rantai mengalir tanpa meninggalkan seinchi pun.
Namun wilayahnya tidak berkembang.
Sebaliknya, wilayahnya menjadi lebih sempit.
Grumble-
Sebaliknya, ia menjadi kental dan terkompresi.
Cukup untuk menutupi permukaan kulitnya.
Grumble--
“Heok.”
Sisko akhirnya bisa bernapas sedikit lebih mudah.
Dan,
Ttrr-
Rantai di kulitnya sedikit melemah.
"Lakukan!"
Kalau terus begini, ada kemungkinan!
‘Saat ini, larilah!’
Lari di luar jangkauan orang bernama Cale itu.
Melarikan diri. Meskipun itu adalah kata yang tidak sesuai dengan Atributnya, Sisko tidak ragu-ragu.
Karena,
‘Melarikan diri itu wajar.’
Alasan dia bisa bertahan selama masa perjuangannya adalah karena dia pandai melarikan diri.
Itu sebabnya dia berbeda dari Kendall.
Perjuangan dan kemenangan itu berbeda.
Tentu saja, setelah Masa Kekacauan itu, tidak banyak yang bisa kita hindari.
Tidak, tidak ada sama sekali.
Karena tidak ada orang yang bisa membuatnya bergairah seperti itu.
10 dewa naga. Mereka tidak bisa saling membunuh.
Itu adalah peraturan yang ditetapkan oleh Raja Naga.
Selain itu, tidak ada orang yang cukup kuat untuk membuat mereka melarikan diri. Mereka ada di sana tetapi dia tidak bisa melihatnya. Semua Dewa naga itu bersembunyi.
Jadi untuk pertama kalinya setelah sekian lama, dia berpikir untuk melarikan diri.
Pada saat itu.
“Haruskah aku berbuat lebih banyak lagi?”
Dia mendengar kata-kata dengan nada datar.
Dan,
Ssrrttt-
Kekuatan rantainya menjadi lebih kuat.
Sisko, yang terjepit di tanah, mengayunkan tangannya sekuat tenaga ke arah rantai yang datang ke arahnya.
kwaaaang!
Suara keras terdengar.
Bang, bum, bum!
Suara keras yang terdengar silih berganti tanpa henti.
Tapi wajah Sisko menjadi berubah.
"brengsek!"
Brengsek!
Tidak peduli seberapa banyak dia menyerang tanpa henti-
‘Kamu masih baik-baik saja!’
Rantai itu lebih kuat dari sebelumnya.
Tanpa disadari, Sisko melihat ke arah dimana suara itu terdengar beberapa saat yang lalu.
Cale.
Seorang manusia menatap dia.
Mata itu menatap datar. Tapi dia sudah terbiasa.
"ah.’
Sisko tahu apa arti mata itu.
Saat mengevaluasi kekuatan orang lain,
Itu mirip dengan matanya sendiri saat itu.
‘TIDAK.’
Mungkin tampilannya semakin dingin...
Berkat itu, dia menyadarinya.
‘Orang itu terlalu santai saat ini.’
Dengan kata lain, ini bukanlah kekuatan penuhnya.
Dia masih punya lebih banyak waktu luang.
‘Masih banyak!’
Energi yang sangat besar terpancar darinya. Dia belum melihat Atribut sebenarnya dari kekuatan dia yang melanggar batas wilayah tersebut. Jika dia menuangkan energi sebanyak itu ke dalam serangan sungguhan~
‘Aku sekarat.’
Tidak, mungkin itu melampaui kematian Sisko sendiri-
‘...Mungkin saja untuk melawan Raja Naga-’
Manusia itu mungkin layak berada di medan perang melawan Raja Naga, makhluk yang berada di atas Dewa.
Dia melakukan kontak mata dengan Cale.
"Oh."
Cale berseru kagum.
“Kamu memiliki mata yang bagus.”
Ada pandangan aneh di matanya.
Meskipun dia adalah musuh, Dragon Sisko dengan jelas menyadari bahwa dia pasti kalah sekarang. Meski begitu, tidak ada keraguan di mata itu.
Sorot mata seseorang yang tidak pingsan meski situasinya dikalahkan.
Dan setelah mendengar perkataan Cale, berbagai ekspresi muncul di wajahnya.
Kemarahan, kesia-siaan, kekaguman, keputusasaan,
Berbagai macam emosi berlalu hingga dia mengira itu adalah wajah acuh tak acuh, namun pada akhirnya, hanya satu yang tersisa.
kecemburuan.
Sisko membuka mulutnya sementara seluruh tubuhnya diikat karena cemburu.
"itu menjengkelkan."
Seharusnya seperti itu.
Dia tidak bisa lagi melihat Cale.
Sebuah rantai besar datang ke arah dia...
Akhirnya, rantai yang mendekat secara perlahan bergerak sangat cepat.
bang!
Dan kemudian dia memukul bagian belakang kepalanya.
“Uh!”
Begitu saja, dia kehilangan kesadarannya.
Sebenarnya, dia tidak sepadan dengan levelnya.
Bam!
Pukulannya sangat keras hingga kepalanya menyentuh tanah.
Sedemikian rupa sehingga tersangkut di tanah yang membeku.
Tanah di sekitarnya bergetar.
"Hmm.
Cale menelan air liurnya.
‘Aku hanya berniat membuatnya berlutut.’
[Kepala naga itu sepertinya terbuat dari batu? Aku pikir kepalanya akan pecah, mengingat kamu memukulnya seperti itu, tetapi yang terjadi dia hanya pingsan]
Cale berpikir sambil mendengarkan suara Water AP.
“Aku kira aku benar-benar lebih kuat dari yang aku kira?”
Akibatnya, dia salah mengendalikan kekuatannya dan membanting kepala dan tubuh Sisko ke tanah. Cale menatap Sisko dan menggaruk pipinya, merasa gugup karena suatu alasan.
Sebelum dia menyadarinya, delapan rantai besar telah menghilang saat menembus tanah.
Akibatnya tanah menjadi basah hingga berubah menjadi lumpur seperti rawa, dan Sisko masih terkubur di dalamnya.
"Ha."
Archie, suku paus, yang melihat ini dari jauh, menghela nafas.
Bukan itu saja. Setiap orang yang melihat adegan yang diciptakan Cale tidak bisa menyembunyikan ekspresi bingung mereka. Khususnya, personel tempur yang menunggu di dekat penghalang es merasakannya juga.
‘….Komandan kamilah yang mengalahkan White Star dan menghentikan kedatangan Dewa.’
Archie teringat prestasi Cale yang sempat dia lupakan, atau lebih tepatnya, sudah lama tidak terpikirkan karena terlalu sibuk.
"Hehe."
Archie kaget dan menoleh, lalu matanya membelalak.
Cloppeh Sekka. Orang gila ini sedang tersenyum. Memegang perangkat komunikasi video di kedua tangan.
(tl/n : Definisi sasaeng yang sesungguhnya T.T)
Archie, yang mencoba mengatakan sesuatu tentang ini, menyerah begitu saja.
“Kalian semua gila.”
Archie, yang akan keluar berperang karena tuannya Witira terlihat marah, tidak jadi melanjutkan misinya, berakhir dia hanya berdiri diam menyaksikan Cale menghancurkan musuh dan, khususnya, melemparkan naga itu ke tanah.
Bukankah mereka harus menangkap semuanya, apa pun yang terjadi?
Saat itulah pemikiran seperti itu muncul di benak Archie.
Kwaaaaa----
Raungan lain terdengar.
Tatapan Archie beralih dari Cale.
Dia menuju sedikit lebih dekat.
Dimana salju dan debu bercampur dan terjadi ledakan.
‘Di sana!’
Tempat dimana sekutu dan musuh, kecuali Cale, bercampur menjadi satu. Ini adalah tempat dimana naga kuno dan Mixed Blood Dragon bertarung beberapa saat yang lalu.
Flap flap.
Sesuatu yang sangat besar membelah awan debu.
-Manusia!
Cale juga menonton ini.
“…Apa?"
Dia membuka mulutnya dengan hampa, mengucapkan kata-kata tanpa menyadarinya.
Bum bum.
Sesuatu yang besar menembus debu dan salju dan membubung ke langit. Ya, itu-
Itu seekor naga.
Dan Cale belum pernah melihat naga sebesar itu seumur hidupnya.
Naga kuno Eruhaben juga lebih kecil dari naga itu.
Naga merah marun itu sangat cepat untuk ukurannya. Namun, naga raksasa itu mengalami memar hitam di sekitar matanya.
Melihat Naga yang Humanoid telah menjadi Naga asli, Cale merasa seperti mengetahui keberadaan naga itu.
“Naga itu-”
Bukan, naga itu Mixed Blood Dragon.
“uskup ke-3?”
Saat Cale bertanya-tanya, suara Raon terdengar.
-Manusia. Manusia!
Raon berkata sambil mendekat.
-Mixed Blood Dragon itu tiba-tiba berpolimorf!
Cale belum pernah melihat Mixed Blood Dragon berubah menjadi naga sebelumnya.
Kalau dipikir-pikir lagi, Mixed Blood Dragon dari Black Castle juga berbentuk humanoid sebelum mengambil tubuh naga aslinya.
-Manusia! Kakek Goldie mengatakan ini!
Suara Raon diikuti oleh suara naga kuno.
-Seharusnya Mixed Blood Dragon tidak bisa menjadi Naga murni sebesar itu! Dan itu juga dalam bentuk naga utuh! Begitu katanya!
-Cale, Mixed Blood Dragon itu agak tidak biasa. Meski tidak memiliki atribut khusus, namun tubuhnya telah tumbuh lebih besar dari Naga asli.
Saat Cale menyadari hal ini.
"Hmm?"
Manusia itu melakukan kontak mata dengan bajingan itu.
Apakah ini ilusi?
-Manusia! Aku datang!
“Ini…”
Tapi itu bukanlah ilusi.
Mixed Blood Dragon, yang memiliki tubuh besar bahkan ketika masih manusia, yang sekarang berubah menjadi naga dengan tubuh besar yang belum pernah kulihat sebelumnya dan terbang menuju Cale.
Shhaaaa---
Angin bertiup melalui sayapnya.
Karena ukurannya yang sangat besar, ia dengan cepat mencapai Cale.
Dan membuka mulutnya.
Melihat Cale dengan tepat.
-Cale.
Suara naga kuno terdengar.
-Itu nafas. Karena dia memiliki tubuh yang lebih besar dari Naga asli, dia harusnya tahu cara menggunakan nafasnya.
“ah.”
Meskipun Cale tidak memiliki Atribut, dia menyadari mengapa Mixed Blood Dragon itu kuat.
Napas.
Salah satu serangan terbaik yang bisa digunakan naga.
-Aku yakin dia mencoba menyelamatkan naga yang kamu tangkap. Itu akan menjadi rencana untuk melarikan diri bersama naga itu saat dia menyerangmu.
Paaaats!
Cahaya terang muncul di sebelah Cale.
“Aku akan menghentikannya.”
Naga kuno itu tiba dalam sekejap.
Dan ada lampu platinum di sekelilingnya.
“Manusia, aku juga melakukannya!”
Raon, yang menjadi tidak terlihat, juga mendekat dengan semburan mana hitam.
Naga-naga muda dan gemuk sedang terburu-buru.
"Hmm."
Tapi ada sesuatu yang halus pada ekspresi Cale.
Ketika Eruhaben ragu-ragu,
“...Kenapa kamu terlihat seperti itu?”
Cale membuka mulutnya dengan ekspresi kebingungan.
“Apakah kamu yakin ingin menggunakan nafas?”
Dia sedang melihat wajah Mixed Blood Dragon. Naga besar itu terbang menuju Cale dengan mulut terbuka. Namun, sepertinya dia tidak mencoba menggunakan nafasnya.
Mulutnya yang terbuka.
“Kaaaa!”
Jeritan terdengar dari sana. Dan kemudian, mulut Raon terbuka.
"Hah?"
Naga muda itu memiringkan kepalanya. Dan saat itulah naga kuno itu berhenti.
Bam!
Seekor naga besar dengan cepat turun di depan Cale.
Saat tubuh besar itu turun ke tanah, tanah berguncang begitu hebat hingga Cale tidak bisa menjaga keseimbangannya.
“Manusia, aku akan menangkapmu!”
Tentu saja, kedua cakar depan Raon, yang tidak terlihat, meraih lengan Cale.
Tapi Cale tidak punya waktu untuk bereaksi terhadap Raon.
"Apa?"
Apa yang sedang dilakukan Mixed Blood Dragon itu?
Mulut Cale terbuka.
Bam!
Mixed Blood Dragon besar itu membenturkan kepalanya ke lantai.
Dan kemudian dia menurunkan tubuhnya sebanyak mungkin.
Mixed Blood Dragon, yang matanya telah berubah menjadi kastanye, berteriak dengan keras dalam postur rendah hati yang tidak dapat dilihat oleh siapa pun.
“Aku mengkhianatinya!”
“Hah?”
“Aku, Horns. Aku ingin berada di pihak yang sama denganmu!”
“Hah?”
“Aku, Horns, ingin berada di pihak yang sama denganmu!”
Saat dia berteriak dengan anggun, Cale ragu-ragu sejenak sebelum membuka mulutnya.
“...Sisko ada di bawah badanmu.”
Sisko terkubur dalam lumpur. Mixed Blood Dragon besar meluncur turun, tidak hanya menutupi bagian atas tetapi juga tanah di dekatnya.
"!"
Mata biru Mixed Blood Dragon raksasa itu sedikit bergetar.
TBC
5 notes · View notes
retezor · 21 days
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Bagiku Tuhan Sudah Mati Karena Aku Berserah Diri Pada Neraka Dan Pilih Untuk Membersamaimu Selamanya.
Aku bisa bangun rumah paling nyaman di neraka untuk kita tinggali berdua. Cukup yang minimalis saja, asal kau betah untuk tinggal disini selamanya. Ada ruang tamu dengan sofa paling empuk agar kau bisa menonton saluran televisi favoritmu. Kamar dengan kasur yang besar agar kita leluasa untuk bersenggama di atasnya. Kamar mandi dengan air yang aku jamin takkan pernah berhenti mengalir untuk membilas tubuh kotor kita. Pun tak lupa dengan dapur karena aku ingat kau suka sekali untuk coba resep baru yang kau temukan di ponselmu itu. Kalau sudah begini aku betah tinggal di neraka karena ada kamu sebagai pelengkapnya. Bahkan aku bisa sebut ini sebagai cita-cita, tinggal di neraka bersamamu karena kata orang-orang kita ini pendosa.
Dan saat aku ceritakan padamu, ada dahi berkerut yang menyambut titik akhir kalimatku. Tak sesuai harapan karena aku pikir kamu akan senang. Karena aku pikir karmu juga sama berdosanya sepertiku. Atau karena aku pikir, kau juga sama- sama akan mengorbankan dirimu sendiri asal tetap membersamaiku. Tapi alih-alih senang kamu malah mengutukku dengan amarah dan seribu sumpah serapah. Rupanya kau masih religius, mungkin kau akan tetap religius. Berpegang teguh pada Tuhan dan mempercayai segala hal yang dikotakkan oleh-Nya menjadi kesatuan yang kemudian ia beri nama dosa.
Tapi apakah mencintai seseorang bisa dianggap sebagai dosa? Tapi apakah jika aku laki-laki dan kau juga sama laki-lakinya sepertiku maka itu dianggap sebagai dosa? Ada banyak hal yang tidak aku mengerti di dunia ini, Birdy. Jika memang benar itu adalah dosa, maka akan aku masukkan kau ke dalam daftar dosa paling nikmat yang rela untuk buatku dilaknat. Dengan Tuhan, dengan gereja, dan dengan neraka yang berisi setan-setan dan api membara. Akan aku tinggalkan injil-injil dan rumah Tuhan ini, mengesampingkan akal sehatku karena katanya orang berdosa itu pasti tak berakal. Meskipun ada serdadu-serdadu yang akan menghukumku dengan pancung, pun mayatku setelahnya akan tetap mencintaimu. Cukup simpan potongan tubuhku dan disanalah aku akan hidup sebagai raga tanpa jiwa yang akan terus membersamaimu.
Ada begitu banyak hal yang aku biarkan hilang karena sedari awal aku selalu berpikir kaulah pelengkapnya. Tapi kamu tidak. Kamu pilih untuk lari ke tepi pantai, menyendiri, berusaha menghindar dari segala hal yang membuatmu tersandung dosa. Tapi kamu tidak. Kamu pilih untuk kembali percaya pada Tuhan karena kamu takut neraka. Padahal kata banyak orang, homoseksual seperti kita ini akan berakhir disana. Bukannya itu berarti malah ada banyak orang yang akan mengerti dan memaklumi kita jika yang kau cari adalah pembebasan dari segala dosa-dosa? Tapi kamu tidak, Birdy. Tapi kamu tidak. Tapi kamu tidak.
Tahun-tahun selanjutnya aku dengar kabar bahwa kau akan menikah dengan seorang gadis. Kau akan menikah, sedang aku masih berteman dengan duka yang merekah. Kau mungkin akan kawin dan beranak-cucu, sedang aku masih tinggal di rumah yang sama seperti dulu. Rumah yang dulunya sering kau kunjungi karena katanya inilah tempat paling nyaman untuk pelarianmu. Rumah yang aku biarkan atapnya reyot, tembok-temboknya mengelupas, dan ubinnya pecah-pecah. Aku masih tinggal disini, Birdy. Bersama duka yang kini menjadi teman baikku satu-satunya. Aku sudah kehilangan minat untuk berpindah karena inilah satu-satunya tempat dimana aku bisa hidup membersamaimu yang kini cuma berwujud sebagai kenangan yang masih menggantung di langit-langit kamarku.
Heavenly father, why is it a sin to love someone?
1 note · View note
pagianyar · 2 months
Text
Semoga Ada Bara Yang Tersisa
Banyak hal terjadi, tak tahu kenapa kumerasa ada yg aneh. Ketika aku panas malah disuguhkan api. Sakit sekali kepala ku melihat isi bacaan yg tak seharusnya kamu lanturkan ke orang lain. Ini belum seberapa tak tau bagaimana tutur katamu disana. Ya semoga
Politrik dari feast sudah rilis. Shhh lagu aneh tapi sangat menggambarkan realita saat ini. Sama seperti liriknya, kritik dikemas dengan cantik. Aku siap dikritik tanpa harus peduli apa dan siapa. Who fucking care about that?
Sudah waktu untuk pulang tapi terhalang kendaraan mangkrak, sialan. Untung saja sudah menerima upah. Tapi lucu sekali bray. Wkwkwk kok bisa tiba tiba mati ya anjing. Wajarkan saja. Semua yg hidup, tanpa diapresiasi bisa saja akan tiba-tiba mati.
Malam ini susah tidur lagi. Entah apa yg dipikir seperti ada sesuatu tapi bukan sesuatu di jogja. Dingin sekali jir, tapi dikamar ini terasa sangat panas, sepanas hatiku melihat itu lagi. Seperti anu rasanya nok kle cih.
Membeli kan mu ikat rambut baru, tapi jarang mu pake. Entah karna jelek atau sesuatu, aku ga tau. Tapi ketika mengangkat ikat rambutmu jariku tak juga kuat, berat sekali, seribu ton, sungguh janggal.
Berdoa dikala ingat, disapa dikala ingat, ditanya dikala butuh, ahh sudah biasa. Seperti bukan apa, tapi sudah ku jadikan alasan kuharap kau juga begitu. Bergumam kau sambil berbohong ku sudah tahu semua, mata cantikmu tak bisa berbohong.
Ahh bisa saja, nonton pentas sihir asik juga euy, walau Setlist nya kurang. Tapi kunikmati tiap lirik nya. Tapi ada manusia kontol didepan pagar sangat merusak mood jir, ga ngotak si kontol. Bukan masalah kunikmati selagi bisa. Berteriak sampai tenggorokan menyerah bukanlah jadi alasan untuk berhenti bernyanyi.
27 Juli ya, ada sesuatu yg aku ketahui, sakit sekali bung, ahhh terlalu banyak rahasia terjadi, banyak kecurangan, tapi sayang… Sulit ku ucapkan, tapi kenapa harus ini. Berbohong lah sesuka hati. Jangan jadikan mental health sebagai tameng penguras air mata.
Ada masalah apalagi hari ini, aman aja. Asal berbohong kita semua tenang (sementara). Masih saja serupa. Pertama tidak kapok, kedua mulai menjadi jadi, yg ketiga comingsoon. Padahal sudah yakin akan terulang tapi saja mengobati, itulah aku.
Tapi tenang, aku punya Danger sense yg akurat, sudah 2 kali, eh apakah tiga kali? Mungkin banyak kali tapi aku tak tau, hanya pura pura tak tau. Padahal tau semua, kencang tanganmu membuang pesannya. Kencang tanganmu membalas pesannya, pesanku kau abaikan seperti aku seorang villain.
Kalau takut terbakar jangan main api. Tapi kalau ada api pasti ada asap. Mungkin bisa dipadamkan dengan air, tapi air akan membuat api itu menari dahulu baru padam, setelah air hilang, api juga hilang, tapi panas tetap terasa disekitar. Tidak bisa menyembunyikan api.
Aku adalah arsitek just kidding, tapi aku juga paranoid parah, yg ini bukan kidding. Tidak bermaksud playing victim, tapi aku pernah merasakan kehilangan karena di duakan dengan alasan tidak jelas, itu sudah berlangsung cukup lama, apalagi kita yg baru saja memulai perjalanan. Tapi tidak mudah merubah seseorang, jadi biarkan saja. Aku harap masih bisa marah bersama. Selamanya.
Bangsat ternyata sudah pagi, kemana saja aku dari tadi? Ternyata aku terlelap. Ahh bisakah tidak anda mengerti aku? Jangan cuma minta di mengerti kalau belum bisa mengerti orang lain. Anda bilang aku tidak pernah ngertiin anda? Coba lagi lihat kebelakang. Apa yg pernah kamu lakukan padaku, lihat respon mu, jujur saja, banyak yg menghilang darimu kepada ku. Dengan alasan kita sering berantem, dengan alasan capek, siapa yg tidak capek? Apalagi saat anda membanggakan temanmu, itu hanya cover depan saja, cobak lah lihat sekitar baru kamu mengerti.
Skihsabgeka. Anda ga pernah ngerti perasaanku, ga pernah peduli sama itu, tapi aku merasa tergantikan dengan dia, hahaha,. Danger sense ku tidak pernah salah. Tapi wajar saja aku kalah dengan orang yg selalu ada disampingmu, aku banyak kurang, tidak good looking, tidak baik, tidak kaya, aku nyusahin, aku menghalangi semua, aku parno. Andai saja aku bisa lebih baik sepertinya kamu tidak akan melakukan itu dari yg pertama sampai yg sekarang. Maaf aku membosankan, tapi jujur sakit, kamu merusak janjimu, janji palsu. Disaat aku lagi cemburu bukanya di yakinkan malah di suruh mengerti. Janji palsu.
Tidak ingatkah kamu dengan janji mu? Biarkan lupakan saja, aku tidak sepenting itu untuk diingatkan. Benar katamu, tidak semua tentang cinta, tidak semua tentang aku. Aku saja yg ber ekspetasi lebih. Mulai sekarang aku tidak akan menuntut apapun lagi. Sekarang kamu bebas. Kamu berhak atas dirimu sendiri, aku tidak berhak mengatur sampai sana. Aku sudah terlanjur, biarkan saja aku seperti ini. Lelah rasanya dibohongi terus, berlindung dengan air mata, aku pun juga begitu.
Maaf saja aku sudah habis, sekarang aku mulai menyembuhkan diri ku sendiri, semoga aku kuat. Semoga aku bisa bertahan. Aku tidak tahu apa yg harus kulakukan lagi. Aku panik, sesak, bangsat. Aku takut kamu membohongi dirimu sendiri. Tapi kamu sudah melakukannya. Aku bingung, sialan.
Andai saja kamu tidak bertemu denganku seperti nya hidupmu akan jauh lebih baik, ya kan? Maaf saja, aku tidak percaya dunia, diluar dari kasir ku. Sudahlah, biarkan saja menjalar sadrah. Aku menderukan derana. Tapi banyak hal aneh, kamu meminta kepercayaan, tapi kamu merusak kepercayaan ku. Dunia benar" Jahat. Tapi Tuhan itu masa adil, Tuhan maha asyik, Tuhan maha dari segala maha.
Suatu saat kau pasti mengerti apa yg kau tanam itu yg kau tuai. Sama saja karma polish.
Sekian terimakasih
Selamat/sukses
1 note · View note
wser · 11 months
Text
Detach from the Result, You Only Can Do "Ikhtiar"
Beberapa pekan terakhir rasanya sangat melelahkan, bukan hanya soal fisik namun juga mental. Ketika aku membaca tentang artikel burnout, semuanya tampak terceklis dari pengalamanku. Weekend pekan lalu, berdinamika dengan teman-teman Bipolar. Ternyata menjadi fasilitator untuk masalah psikologis dengan gangguan mood yang di dalamnya terdapat individu saat fase depresi juga saat fase mania menjadi tantangan tersendiri untuk bisa menyamakan "energi" sehingga proses belajar bisa terjadi. Dinamikanya sangat emosional, dari perasaan sedih, cemas, marah, takut, bahkan sampai mati rasa semuanya ada. Setelah selesai acara aku memutuskan membeli ice cream yang kata salah satu temanku bentuk untuk mencari "sensasi" agar bisa kembali ke "masa kini". Beberapa hari terakhir rasanya "ngawang" sekali buatku. Banyak hal yang perlu kucerna, tapi energiku sepertinya sudah sangat sangat low bat. Tanpa sadar aku menangis dan tertidur di kereta saat perjalanan pulang. Tak biasanya aku bisa tertidur di kereta malam dan untungnya tidak kelewatan. Aku juga tidak bisa membendung air mata dan merasa tidak enak pada penumpang di hadapanku. Menangis sambil menutup mata rasanya begitu campur aduk. Lelah, lelah secara fisik juga emosional. Menjalankan terapi ini di tengah-tengah aku sendiri yang sedang berusaha memproses traumaku karena tertrigger akibat tesis dg salah satu variabel di dalamnya adalah childhood trauma. Aku sedang membereskan semua barang-barangku yang berserakan, sementara di waktu yang bersamaan perlu membantu orang lain membereskan barangnya yang berantakan. Butuh tiga hari day-off hingga akhirnya aku bisa mindful kembali di depan laptop. Aku bahkan berusaha numbing my emotions, entah karena adikku sedang pulang sampai rasanya tidak ingin memengaruhi emosinya. Berusaha tampak baik-baik saja, padahal tidak. Pekan depan adalah jadwal janji dengan psikologku. Pertama kalinya aku melakukan konseling secara formal, meksipun sebelumnya sudah sering kepada dosen yang juga psikolog atau teman angkatan. Tapi kali ini, aku merasa butuh dibantu secara objektif. Ya Allah, yang bisa ku lakukan saat ini hanyalah ikhtiar. Ikhtiar menyelesaikan proses studi yang bukan hanya soal gelar akademik ini, tapi perjalanan spiritual untuk benar-benar mengenal diri dan mengintegrasikan semua pengalaman yang pernah dilewati, terlepas baik buruk, nyaman tidak nyaman, namun bukankah yang terpenting apakah itu mendekatkan ku pada-Mu atau justru menjauhkanku? Semoga perjalanan ini senantiasa dalam arahan petunjuk-Mu; agar ilmu ini bukan menghasilkan sombong, bukan pula menghasilkan marah. Entahlah dengan sisa-sisa energi yang ada, 3 bulan ke depan semoga Allah anugerahkan gelar itu, M.Psi., Psikolog. Kalau dari ukuran manusia, rasanya sumber daya itu sudah tidak bersisa. Hanya ikhtiar yang diusahakan bisa, sementara hasil di luar kuasa...
5 notes · View notes
menjadikuat · 1 year
Text
Kalau aku mati, nanti.
36.
Tulisan ini aku tujukan untuk tuan Y ku tersayang.
Kalau aku mati, nanti jangan bersedih. Ah, tapi aku tidak yakin kamu akan bersedih atau justru terlihat biasa saja? Tenang, aku hanya ingin menyampaikan keinginanku sampai nanti pada akhirnya aku tidur dengan tenang di liang lahatku. Aku hanya ingin kamu tahu, bahwa nanti jika pada akhirnya hari itu tiba, aku sudah tidak bisa lagi mencari sedikitpun alasan untuk tetap bertahan hidup, mungkin mengenai laki-laki yang sangat aku cintai juga tidak lagi berarti. Terlebih untukmu, mengenalmu dan sempat dicintai olehmu saja sudah cukup untukku. Kamu tahu kan? Disisa hidupku, aku sempat ditelantarkan oleh orang sepertimu yang tidak sama sekali bisa menghargai aku. Lantas alasan seperti apalagi yang harus aku cari untuk mempertahankan hidupku? Tapi, meskipun nanti aku mati, semoga kata maafmu masih sempat aku dengar. Kalau suatu saat nanti kamu merindukan aku (meskipun ini cukup meragukan) kamu bisa melihat semua tulisanku di tumblr ini, yang separuhnya tentu saja selalu tentang kamu. Kamu bisa membaca kembali percakapan yang terakhir kali aku kirimkan untukmu. Kalimat permohonan yang sangat amat menyedihkan dan tentu saja yang sama sekali kamu tidak gubris. Tuan Y, semoga foto-fotoku masih tersimpan rapih di galerimu. Tetap kirimi aku screenshoot hasil permainan game konyolmu itu. Tetap ceritakan bagaimana emosimu ketika kalah bermain game bersama temanmu itu kepadaku. Meski nanti aku tidak bisa lagi meresponnya, percayalah aku tetap akan menertawakanmu karena kamu tidak bisa mendapatkan chicken dinner itu. Pastikan username gamemu pun masih memakai nama gaulku, xixi kamu tahu itu. Tuan Y, mungkin kamu tidak akan aku ganggu lagi dengan postingan ulangku di TikTok, atau sindirian-sindiranku di twitter tentangmu. Tapi tolong, tetap baca kembali apapun yang aku tulis atau aku sampaikan untukmu ya. Kalau suatu saat nanti tiba-tiba kamu teringat denganku, kamu bisa membuka kembali tumblrku, atau instagramku. Kata sandinya tidak akan pernah aku rubah, kamu tahu kan? Atau kamu bisa kembali mendengarkan lagu kesukaan kita berdua, Alie Gatie - It's You. Tentu kamu tahu apa maksud dari lagu itu, percayalah aku selalu ingin mendengarkannya berdua bersamamu. Kamu jangan cemburu, jika nanti pada akhirnya aku bertemu kembali dengan cinta lamaku. Sebab semasa hidup aku tidak sepenuhnya diperlakukan dengan baik olehmu. Maaf ya, bukan aku menjelekkanmu, tapi bolehkah aku terluka akan itu? Aku selalu ingin mati. Sebab keberadaanku tidak selalu dihargai olehmu. Pesanku yang selalu kamu arsip, panggilanku yang selalu kamu hiraukan, air mataku yang selalu aku buang setiap malamnya. Itu semua selalu cukup untuk menjadikan aku mayat nanti pada akhirnya. Tolong sampaikan pada Ayahku, kamu tahu aku sangat amat menyayanginya lebih dari apapun, aku sangat beruntung menjadi salah satu anak perempuannya. Mungkin kedepannya kamu harus belajar kepada Ayahku, bagaimana caranya mencintai aku tanpa rasa bosan, bagaimana cara menyenangkan aku. Kamu tahu? Semasa hidupnya, hanya dia satu-satunya yang tidak pernah mau melihat aku menangis, sangat berbeda denganmu kan? Jangan lupa setiap ulang tahunku nanti, datanglah menyekar sambil kamu bawakan bunga matahari 2 tangkai dan letakkan di atas pusaraku nanti. Untukmu, hiduplah dengan bahagia dan tenang. Temukan cinta yang menurutmu baik. Berjanjilah kepadaku bahwa kamu akan menikahi perempuan yang cintanya nanti lebih besar daripada cintaku untukmu, ya? Berjanjilah juga untuk tidak keseringan menghisap rokokmu itu, kurangi bermain game. Bekerja keraslah, bahagiakan Ibu dan adik-adikmu. Selesaikan apapun jalan yang sudah kamu ambil. Satu lagi, hilangkan sedikit demi sedikit sifat egoismu, apalagi silent treatmentmu yang mungkin saja kedepannya bisa menyakiti banyak orang. Apapun jalan yang kamu ambil kedepannya, aku selalu senang. Tolong hargai siapapun nanti yang bersedia mendampingmu, jangan sakiti dia, cukup aku saja yang terakhir. Bdg, 24 Juni 2023.
7 notes · View notes