Tumgik
#dia abadi
angeloftomato · 7 months
Text
1 note · View note
in-syirah · 5 months
Text
Sepantasnya tujuan seseorang menikah
Ibnu Utsaimin rahimahullaah, berkata : "Hanyalah sepantasnya tujuan seseorang menikah adalah :
1. Menjalankan perintah Nabi (Wahai sekalian pemuda, siapa di antara kalian, yang telah mempunyai kemampuan, maka hendaklah ia menikah)
2. Memperbanyak generasi Ummat (Sebab banyaknya generasi ummat, diantara perkara yang dicintai oleh Nabi, sebab banyaknya keturunan ummat adalah sebab kekuatan dan keperkasaan ummat—kemudian beliau membawakan surah Al-A'raf : 86 dan surah Al-Isra' : 6)
3. Menjaga kemaluannya dan kemaluan pasangannya, menundukkan pandangannya dan pandangan pasangannya. Kemudian, setelah itu, memenuhi syahwatnya. "
((Syarhul Mumthi))
Dan beberapa kajian ringkas dari para ulama juga menerangkan tujuan pernikahan :
Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri : Jadikan tujuan pernikahan untuk mendapatkan kebahagiaan dan hidup abadi di kampung akhirat, ya, menikah untuk hidup abadi di Surga.
Ustadz Nouman Ali Khan : Hal yang paling utama dari segala hal dalam tujuan pernikahan, Allaah berfirman : Dia menjadikan kalian sepasang suami istri untuk tujuan mendapatkan ketenangan, tujuan berumah tangga itu bukan cinta, cinta itu datang dari Allaah, Tujuan kalian berumah tangga adalah kalian mendaaptkan ketenangan dan rasa damai. (QS.Ar -Rum ayat 21)
Ustadz Khalid Basalamah : Menikah harus niatnya karena ibadah, karena kalau niatnya selain ibadah, tidak ada pahalanya, rugi saja. Orang menikah itu bisa perhari ada pahalanya, asal niatnya karena 'ini perintah Allaah'.
Semoga Allaah beri kemudahan kepada siapapun yang ingin menikah, agar memperbaiki niat dan tujuan menikah tersebut, yakni ingin menyempurnakan separuh agama, yang semata-mata karena ingin beribadah kepada Allaah Azza wa Jalla, dan terangkumlah kebaikan-kebaikan lainnya, seperti mendapat ketenangan, dan kebahagiaan hingga ke surga-Nya Allaah. Aamiin Allaahumma Aamiin..
375 notes · View notes
andromedanisa · 7 months
Text
Rindu tak bertepi..
Merindukan seseorang hingga merasa sangat hancur itu sangat melelahkan. Apalagi ketika kau mendapati seseorang yang kau rindukan sudah tidak bisa lagi kau lihat dengan kedua matamu. Rindu ditambah dengan penyesalan akan sangat menggerogoti hatimu hingga kamu merasa sesak dan hancur perlahan.
Itulah mengapa ada istilah rindu setelah kematian akan sangat begitu menyakitkan. Namun demikianlah cinta, cinta yang benar-benar tulus akan tetap hidup dan menetap bahkan orang yang kita cinta sudah tidak bisa lagi kita lihat kehadirannya. Cinta yang ikhlas akan melahirkan perasaan bahagia kala seseorang yang kamu cintai berbahagia.
Entah ia masih terlihat dengan kedua mata kita ataupun telah pergi dari dunia ini. Sebab dunia bukanlah akhir dari sebuah rasa cinta dan rindu, karena akhirat adalah tempat yang jauh lebih kekal. Dan sebaik-baik mencintai adalah dengan mendoakan kebaikan untuknya selalu. Itulah mengapa rindu bisa terasa begitu menyakitkan hingga membuat seseorang merasa hancur tanpa ia sadari.
Dunia mengajarimu untuk paham, bahwa untuk urusan perasaan tidak ada yang benar-benar abadi. Sedalam apapun perasaanmu kepadanya. Karena memang pada akhirnya hanya Allaah yang akan tetap kekal dan tinggal.
Maka ambilah jeda, sekalipun itu hanya sedikit. Beri ruang untuk dirimu sendiri sebelum menjatuhkan perasaanmu kepada orang lain. Pastikan bahwa kamu adalah rumah untuknya, dan dia adalah rumah untukmu pulang. Rasa tenang adalah tempat terbaik bagi dua orang yang saling mencintai dan merindukan.
105 notes · View notes
jejaringbiru · 7 months
Text
Memilih
Tumblr media
@hardkryptoniteheart
Aku memilih menjadi diriku sendiri. Namun aku juga tidak akan menutup diri, untuk terus belajar menjadi seseorang yang lebih baik di setiap harinya. Kali ini, aku melakukannya atas kesadaranku sendiri. Kelak aku bersedia belajar mengerti dan memahami seseorang yang ditakdirkan menjadi teman hidupku. Aku berjanji terhadap diriku sendiri.
@padangboelan
Aku memilihmu sayangku, dengan segenap jiwa dan hatiku sebab aku mencintaimu dan akan terus begitu. Aku ingin berada di sisimu sayangku, dalam segala waktu. Saat ini, besok dan sepanjang adanya nafasku.
@yurikoprastiyo
Sebelumnya kita melangkah pada jalan yang sama-sama asing. Dua insan yang dipertemukan pada saat yang tidak direncanakan. Seperti anugrah yang diturunkan dari pucuk langit. Yang keduanya saling sadar bahwa satu sama lain adalah yang terbaik untuknya. Tanpa perlu saling berkata, kita sudah sama-sama saling memilih. Memilih berjalan bersama supaya langkah kaki lebih jauh lagi. Tetap bersama pada ribuan ketidaksepahaman. Saling mencintai dalam gelap dan terang. Dalam berat dan riang. Pada hari-hari yang dipatahkan dan ditinggikan. Dalam keyakinan bahwa seberat apapun dunia menghardik, memilih bersamamu hidup akan selalu terus baik. Pada sayang dan cinta yang kau berikan, setiap harinya selalu memberikan sepucuk harapan. Terus tumbuh cinta yang kita tanam bersama menjadi sebuah kebijaksanaan dari dua insan yang memilih bersama.
@gndrg
Hidup memang menyediakan beribu pilihan, namun sebenarnya kita tidak pernah benar-benar diizinkan untuk memilih. Apakah ada laki-laki yang memilih hidup tanpa perayaan dan dihajar habis-habisan oleh pertanggungjawaban? Atau perempuan yang memilih hidup terpenjara dibalik dinding dapurnya?Juga anak-anak yang menumbalkan diri sebagai persembahan mimpi orang tuanya? Lantas, apa artinya memilih jika pada akhirnya kita tidak benar-benar bisa memilih? Bukankah kita sama-sama tahu pada akhirnya takdirlah yang memenangkan semua pilihan, sebab keterlibatan campur tangan semesta dibaliknya?
@gizantara
Aku memilih diriku sendiri dan begitulah beberapa hubungan berakhir. Aku memilih Tuhanku, dan begitulah beberapa hubungan membaik. Dalam episode sebelumnya : Aku memilih semua orang, jadi aku kehilangan diriku sendiri.
@manusiafajar
Mereka bilang kita tidak bisa memilih dalam mencintai. Tapi menurutku itu salah, justru mencintai adalah bentuk pilihan itu sendiri. Dari awal kendali jatuh hati, beradaptasi, membuka lapang toleransi pada tiap kekurangan diri. Itu semua tugas sebuah kata kerja berjudul "memilih". Begitu pula pada waktu abadi mencintai, atau sebutan pada cinta sejati. Tidak ada yang berjalan begitu saja, mengikuti arah angin kemana mau membawa, tapi seluruhnya, seutuhnya, adalah mau tidaknya kita, akankah kuat hati mengikat setia? akankah tidak bosan hati memilih untuk terus berusaha berkali - kali jatuh cinta? Lagi dan lagi dengan objek yang sama? Dan ketika, rasa itu tiba - tiba tiada. Itu tidak "tiba - tiba menghilang begitu saja", ia adalah pilihan, ia adalah pilihanmu untuk tidak menjaga rasa.
@calonmanusia
Sayang, percayakah kalau manusia tidak bisa memilih?Memilih dari orang tua mana ia dilahirkan. izinkan aku mengutip potongan sebuah hadist yang artinya "Tidaklah setiap anak kecuali dia dilahirkan di atas fitrah. Maka, bapak ibunyalah yang menjadikannya Yahudi, atau menjadikannya Nasrani, atau menjadikannya Majusi" (HR. Bukhari no. 1358 dan Muslim no. 2658) Betapa menjadi orang tua adalah hal yang amat berat, berat pertanggung jawabannya atas anak-anak mereka. Memang manusia tidak bisa memilih keadaan saat ia dilahirkan, namun, setelah ia mampu atas dirinya sendiri, tak mungkin ia lewat dari Maha Besarnya hidayah dari Sang Kuasa. Memang manusia tidak bisa memilih dari rahim siapa mereka dilahirkan, namun, jika sudah besar manusia mampu memilih berperilaku yang pantas untuk sang ibu. Aku tidak menyalahkan para orang tua terdahulu, hanya saja mengajak para calon orang tua tuk menentukan bagaimana anak-anaknya kelak. Sayang, izinkan aku mengajakmu untuk menjadikan anak-anak yang suatu saat tidak kecewa dengan keluarga yang telah melahirkannya. Terakhir, ada sebuah kutipan oleh Tia Setiawati, tulisnya: Namun bila nanti Tuhan mengizinkan kita menjadi orangtua, pilih dan putuskanlah untuk menjadi orangtua terbaik yang kita bisa. Lalu bersyukurlah. Karena setiap orang adalah anak, namun tidak semua adalah orangtua.
@shofiyah-anisa
Hidup kita sekarang adalah salah satu dari sekian pinta masa lalu kita, dan terbentuk pula dari pilihan kita pada masa silam. Terkadang pilihan tanpa didasari pemikiran yang matang, akan membuat kita tak nyaman dan tak senang. Namun terkadang pula, pilihan dengan pemikiran matang harus terhempas oleh permintaan banyak orang yang bla bla bla. Makanya mari tanamkan pada diri bahwa pilihan itu sesuai dengan akal kita saja, tak usahlah berubah karena manusia tak suka akan pilihan kita. Karena standar baik buruk yang tepat hanyalah standar baik buruknya Allah. Maka, selain memiliki pemikiran yang matang mendekatlah pada Tuhan yang berkuasa di seluruh Alam.
@afifaharyani09
Begitu banyaknya pilihan yang terpampang saat ini, dan kita harus memilih. Bukan, ini bukan hanya tentang pemimpin negara saja, tapi juga tentang resiko-resiko yang harus dipilih. Karna dalam hidup ini, kita juga harus pandai dalam memilih hal yang sedikit resiko buruknya. dalam kuru podcast dikatakan, bahkan dalam hidup ini kita tidak disuguhkan "percobaan" karna sama saja ibarat kita mencoba akun yootube premium selama satu bulan tanda "resiko" untuk membayar alias "gratis". ya kalau mau memilih "do it" dengan segala resikonya atau bahkan "leave it" dengan meninggalkan segala resikonya.
@isnahidayatifauziah
"Kalaupun dahulu kita mengambil pilihan yang berbeda dari apa yang sedang kita jalani saat ini, belum tentu kita akan lebih kuat menjalani konsekuensinya, akan lebih lapang menerima rintangannya." Fokuslah pada apa yang ada di hadapanmu saat ini. Karena bagaimanapun apa yang telah kita pilih di masa lalu adalah bagian skenario terbaik dari-Nya yang mengantarkan kita sampai di titik ini.
102 notes · View notes
gizantara · 16 days
Text
Death Tasters
Kita sudah sangat familiar kan, dengan kalimat yang sering terucap di momen takziyah?
Kalimat "كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ" sering diterjemahkan sebagai "setiap jiwa akan merasakan kematian," tetapi terjemahan sebenarnya adalah: "setiap jiwa adalah perasa kematian."
Dalam versi bahasa Arabnya, tidak ada bentuk future tense. Kata ذَائِقَة (dzā’iqah) berfungsi sebagai subjek, yang mengalami atau merasakan sesuatu, sehingga menjadi perasa kematian adalah tindakan yang terjadi saat ini (present tense).
Tumblr media
Sepanjang hidupku, orang lain selalu mati, dan aku tetap hidup. Namun, ini adalah ilusi terbesar dalam hidup; ketika aku mati, maka aku juga mati sebagai "orang lain" di mata orang lain. Orang lain yang tersisa hanya akan melihat "kematian orang lain".
Mencicipi kematian dimulai dengan melihat kematianku sendiri dalam kematian orang lain. Setiap orang terkasih yang meninggalkanku, membawa serta sebagian diriku, sehingga aku pun menjadi semakin lemah. Kisah yang kujalani bersama orang yang telah meninggal tetap belum selesai tetapi aliran kehidupannya terputus. Terputusnya aliran kehidupan ini seperti masa istirahat. Hal itu membuatku menyadari nilai kehidupan.
Bukan mereka yang ada di dalam peti mati yang mencicipi kematian. Bukan pula mereka yang tergeletak di balik tembok kuburan. Tapi kamu. Tapi aku.
With every death, we taste death. And that’s not a bad thing. It allows us to remember the priorities we’ve forgotten in the rush of daily life. It helps us reorder what’s important and what’s not.
Tasting death is an opportunity to rediscover life.
Mengingat kematian bukan berarti meracuni kehidupan, tetapi menjalaninya dengan penuh syukur dan hati-hati, selalu menyadari bahwa kematian adalah bagian dari kehidupan.
Sayangnya kita tinggal dalam delusi bahwa kita akan hidup selamanya. Pada akhirnya, hidup akan berakhir. Kedengarannya gila. Waktu terus berjalan dan setiap hari yang berlalu adalah hari yang 'hilang'. Dan kita menganggap gagasan tentang diri kita di masa depan sebagai sesuatu yang sudah pasti:
Orang-orang yang ambisius menulis jurnal tentang apa yang akan mereka capai dalam satu dekade.
Anak-anak muda membuat daftar gunung yang akan didaki beberapa tahun ke depan.
Orang-orang yang romantis membuat bucket list untuk dilakukan sampai hari tua.
Wanita-wanita muda menonton video parenting sambil membuat daftar do and don't untuk calon anak di masa depan.
Para pecandu pengembangan diri gemar mendengarkan podcast, berharap saat mereka mencapai usia dewasa, mereka akan menjadi lebih bijak, lebih sehat, dan lebih bahagia.
Kadang kita menggunakan delusi itu untuk tetap maju, untuk mengalihkan perhatian kita dari memento mori. Tapi sebenarnya kita tidak pernah benar-benar bisa keluar dari sense of reality, yang mencakup mencakup tentang kesadaran konteks, kemampuan membuat penilaian, persepsi objektif, dan pengalaman empiris.
Sense of reality bagi orang beriman pada akhirnya memberikan kejelasan mana yang fana dan mana yang abadi. Yang juga memudahkan kita untuk membuat keputusan dan prioritas yang tepat dalam hidup, serta mengarahkan kita untuk fokus pada apa yang benar-benar penting dan bertahan selamanya, yakni kehidupan akhirat, daripada terjebak dalam keinginan-keinginan dunia yang sementara.
Kata "selamanya" akan tetap terdengar menyeramkan bagi mereka yang menolak percaya pada Sang Abadi. Tapi bagi mereka yang percaya, alam yang "selamanya" adalah kabar gembira yang lebih dari worth it untuk diperjuangkan.
Satu gerbong terbuka lagi. Di stasiun kematian, tubuh terbaring lemas menjawab pertanyaan petugas. Cukup lama ditanya, hingga terompet kehancuran bergema, pertanda dibukanya gerbong selanjutnya.
Padang itu serupa kanvas luas, melukiskan lautan manusia yang terperangkap dalam egosentrisme. Keringat mereka membanjiri, kecuali bagi yang Dia naungi. Ada yang hingga mata kaki, ada yang sampai tak terlihat lagi.
Mahkamah Tuhan menjadi angin segar bagi jiwa yang tidak pernah mendapatkan closure. Untuk setiap gugatan, Dia punya jawaban. Putusan finalnya memuaskan dan tak dapat diganggu gugat sebab database-nya maha lengkap dan maha akurat dibandingkan arsip pengadilan manapun yang pernah ada.
Kemudian, mereka meniti jembatan. Setipis rambut, setajam pedang. Di balik setiap langkah, ada cahaya yang membimbing jiwa-jiwa yang selamat. Akhirnya, aroma surga memeluk setiap rombongan yang berhasil tiba. Petugas membawa mereka masuk lebih jauh dalam keabadian.
Adapun jiwa yang menyesal, mereka tak sekalipun dilihat-Nya. Selamanya saja sudah menyeramkan, apalagi tanpa rahmat Tuhan. Maka sisa keabadian hanya kepedihan bertubi-tubi sebagai imbalan telah berlaku sombong di Bumi.
— Giza, meneruskan kembali tulisannya Pak Senai Demirci dengan tambahan insight pribadi. Tautan di sini.
24 notes · View notes
arumpuspa29 · 4 months
Text
Kepada Juni, dan Segala yang Tentangnya.
Juni menyambutku dengan aroma 'basah' khas petrichor yang singgah di indra penciumanku. Ia tiba tepat beberapa saat sejak rinai hujan mulai mengetuk-ngetuk jendelaku, seolah sedang memanggil namaku.
Aku tahu sejak awal bahwa selalu ada yang istimewa dari bulan ini. Sama halnya seperti Allah yang menyiapkan waktu ajaib untuk kita memilin pinta, Dia buka lapis-lapis langit itu hingga awan tak kuasa menahan tangis. Dan mantra-mantra yang kita sebut dengan doa saling melesat tanpa tirai ke tempat yang jauh lebih jauh dari angkasa sana.
Setelah berhasil melewati Mei yang cukup lelah, panjang, dan panas itu, Dia tiupkan angin supaya dengan kehendak-Nya angin-angin itu menggiring mendung-mendung hitam berkumpul layaknya penggembala yang menggembala. Dia gantikan segala panas dan penat itu dengan menurunkan hujan dan kesejukan, serta keberkahan-keberkahan yang menyertainya. Maka begitu pula Dia, setelah mendapatimu teguh dan bersabar atas ujian dari-Nya, selalu Dia hadiahkan hal-hal baik setelahnya. Sekarang tinggal bagaimana kau mengeja dan merayakan syukur atas itu.
Petang ini ada satu-dua tetes hujan yang jatuh di hatiku. Dan aku sedang sibuk menafsirkan perasaan yang tiba-tiba hadir seperti kilatan cahaya sebelum guntur. Apa namanya jika dadamu terasa sedikit sesak dan berdebar, lalu isi kepalamu mengingat dengan jelas satu-dua orang yang seolah sedang berbicara dan tersenyum kepadamu?
Kalau jawabanmu adalah 'rindu', maka kita sependapat. Entah, Hujan Bulan Juni kali ini aku merasa lebih nyata bahwa waktu benar-benar tidak terasa berlalu. Benarlah, bahwa waktu di dunia sebagai manusia amatlah singkat dan berlalu amat cepat.
Ingatanku lalu terlempar jauh di tahun-tahun awalku menjalani hidup sebagai manusia. Beberapa memori emas masa kecil yang terputar kembali, beberapa wajah familier yang sudah tak bisa kujumpai lagi, juga beberapa tempat yang tak lagi bisa kukenali karena sudah berubah total.
Ah, hujan di hatiku juga kian jadi deras. Hujan itu bahkan mengalir hingga membasahi kedua pipiku. Semakin berusaha kubendung alirannya, semakin besar ia berarus, menganak sungai.
Di sepanjang hidupku, aku percaya, meski dengan atau tanpa sepengetahuanku yang amat dangkal ini, ada tak terhitung jumlahnya doa-doa yang singgah dan 'menyelamatkan' hidupku. Doa-doa itu terus mengalir seperti sungai-sungai abadi yang Dia ceritakan di Kitab-Nya.
Dan atas izin serta kehendak Allah, doa-doa itu yang mengantarkanku pulang ke rumah meski telah tersesat. Doa-doa itu yang mengirimkan orang-orang baik kepadaku saat aku butuh pertolongan. Doa-doa itu yang membimbingku memilih jalan mana yang paling baik dan paling cocok untukku. Doa-doa itu yang menarik tanganku keluar dari kegelapan menuju cahaya. Dan kalau kau memintaku menulis sejuta lagi 'bentuk penyelamatan doa-doa yang singgah' itu di hidupku, maka sepertinya aku harus pula menulis seumur hidupku karena tak akan selesai aku menghitungnya.
Sekali lagi, kilatan cahaya disusul suara guntur yang ku dengar di langit sana bergemuruh-riuh. Rasanya seperti mereka sedang menyorakiku, si gadis cengeng yang sedang dilanda rindu.
Maka dengan ini, surat ini aku tulis mewakili diriku sendiri. Untuk Juni, dan orang-orang di dalamnya. Untuk Juni, dan kenangan-kenangan yang diukirnya. Untuk Juni, yang telah menerimaku dari entah berapa ratus milyar manusia lain yang juga hadir di dunia bulan ini dan merayakan syukur setiap kali mengulang bulan ini dari tahun ke tahun. Serta untuk Juni, dan semua doa-doa yang singgah maupun menetap disini.
Kepadamu, Juni, terima kasih telah menjadi bagian dari diriku.
Allah, tolong izinkan juga diriku mengirimkan doa-doa yang singgah di kehidupan (baik kehidupan dunia maupun akhirat) orang-orang yang kusayangi, orang-orang baik yang yang hadir di hidupku, orang-orang yang doanya sering singgah ke hidupku.
Dan segala yang tentang Juni, aku ingin kembali merayakan diriku sendiri dengan penuh rasa syukur.
(Semarang, 2 Juni 2024. 18:50. Kamar kos, hujan, dan guntur. Aku yang mellow sekali setelah iseng mencari di peta sebuah kota kecil bernama Padangsidimpuan. Semoga Allah merahmati semua tetangga & orang baik yang sudah seperti keluarga kami disana.)
48 notes · View notes
kaktus-tajam · 4 months
Note
Hai kak! Salam kenal, aku baru baca tulisan kakak, dan aku suka banget!
Aku baca tulisan kakak tentang gelisah. Aku punya pemikiran yang sama, bahwa kegelisahan ku hari ini, (semoga benar) adalah petunjuk spesifik buat aku melangkah lebih jauh. Tapi kadang juga, aku ragu kak.
Gimana ya kak, merawat keyakinan soal hal yang pengen kita perjuangkan itu?
Oiya kak, mohon doanya ya semoga bisa melanjutkan studi dengan bantuan LPDP juga~ hihi.
Barakallahufiik, kakak! ✨
Merawat Gelisah
Doa
Tuhanku, Engkau telah berfirman dalam ayat muhkam pada Kitab-Mu, "Memohonlah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan." Ini aku, menghadap-Mu tanpa sedikitpun kekuatan dan kuasa. Aku memasrahkan diri kepada-Mu, agar Engkau sudi menghidupkan hati segenap umat kami; laki-laki dan perempuan, kaum tua dan muda, pemimpin dan rakyat.
- Dr Majid al Kilani (Model Kebangkitan Umat Islam)
Rawatlah kegelisahan itu dengan doa. Doa ini menjadi bentuk penegasan bahwa standing position kita — sehebat atau setinggi apapun — tidak lain hanyalah seorang hamba. Justru ketika mengaku tiada daya dan upaya melainkan karena Allah, di situlah Allah berikan kekuatan. InsyaAllah.
Sebagaimana kegelisahan mendalam Dr Majid al Kilani perkara kondisi ummat, menjadi mutiara doa pada kata pengantar di karya fenomenalnya.
Aku memohon, berilah mereka cahaya yang akan menerangi perjalanan mereka di tengah bangsa-bangsa dunia yang setiap saat berbuat makar terhadap mereka, mengintai kelemahan diri dan keagamaan mereka, menghiasi perbuatan buruk mereka, mencibir kenyataan hidup mereka dalam setiap sidang dan konferensi, dan menertawakan musibah yang menimpa mereka dalam setiap pertemuan.
Beliau ini, adalah sosok yang amat gelisah dengan kondisi ummat. Rasa keprihatinannya itu menjadi energi melakukan riset komprehensif dan tertuang dalam warisan tulisannya. Sampai-sampai buku beliau dikaji serius dan ditayangkan massal di televisi zi*nis dengan bahasa Ibrani, karena dianggap ancaman bagi mereka. Karena dianggap membahayakan bagi mereka. Tak terbayang bagaimana kesulitan dan ujian atas dakwah ulama asal Jordan ini, tapi beliau teguh dalam keyakinannya hingga ketika Allah panggil.
Membaca doa beliau itu, aku terhenyak. Bahwa seiring kegelisahan yang besar yang Allah titipkan pada dirinya, diiringi dengan dia yang begitu mendalam. MasyaAllah. Sungguh apalah aku yang masih bolong-bolong dalam berdoa secara khusyuk meminta pada Allah.
Bersabarlah
Tuhanku, aku tidak akan pernah berputus asa untuk mendapatkan belas kasih-Mu, karena tiada yang berputus asa untuk mendapatkannya kecuali orang-orang yang kafir kepada-Mu. Juga, karena di antara sunnah-Mu dalam beramal salih adalah ‘bersabarlah, kuatkan dirimu dengan kesabaran, bertahanlah, dan bertakwalah kepada Allah agar engkau berhasil!'
Lagi-lagi nasihat dari beliau ini menggetarkan. Sebagai gen Z yang terbiasa instan, aku perlu melatih sabarku. Bahwa apa yang kita tanam saat ini, mungkin perlu puluhan tahun untuk tumbuh dan berkembang. Bahkan.. bisa jadi, tidak sampai usiaku untuk menuai hasilnya.
Tak masalah, yang penting memastikan diri tetap bertahan dalam gerbong kebenaran. Karena kita tidak dituntut memastikan datangnya keberhasilan.
Jadi apapun kegelisahan yang dihadirkan di hati, betapapun merasa sendiri dalam perjalanan ini.. rawatlah dengan kesabaran yang indah. Hingga keberhasilan itu kita raih, jika tidak di dunia.. di alam abadi akhirat nanti.
Wallahu a’lam
-h.a.
Salam kenal ya! Selalu senang bisa berjumpa disinii. Semoga jadi perantara kebaikan yang menghampiri. Ditunggu kabar baik LPDPnya✨ selamat beramal shalih tawakkal.
26 notes · View notes
wasiilahalhasanah · 1 year
Text
dia indah tapi tidak abadi, itulah dunia. dia berat tapi ringan untuk ditinggalkan, itulah sholat. dia datang tapi tidak bisa kembali terulang, itulah waktu. dia dekat tapi tidak bisa lari darinya, itulah kematian. dia tidak terlihat tapi abadi, itulah akhirat.
79 notes · View notes
meeeeeong · 5 months
Text
... dan lagi, kurasakan sakit yang seharusnya bisa kuobati tapi ternyata dia abadi. Kuingin mengutarakan tapi hanya mampu sampai dibatas merasakan. Tak terlihat tapi ia terlibat.
patah yang menunggu sembuh dengan tanpa dibasuh.
Rumah
18 notes · View notes
fake-protagonist · 1 year
Text
Tumblr media
Kita ni lebih senang minta maaf dengan manusia sebab takut dengan penilaian mereka, tapi sikit pun tak takut dengan penilaian Tuhan, just because we have this mindset where, dosa dengan Tuhan boleh diampunkan, tapi kalau buat dosa sesama manusia? merangkak lah kau kat padang mahsyar kalau mereka tak maafkan.
Sedih, but this is our society mindset today, kita ni lebih rela hilang Tuhan dari hilang likes, hilang kawan dan segala kemewahan, padahal semuanya pinjaman, tak ada satu pun yang abadi melainkan, perbuatan kita tu sendiri. Sama ada ia sarang pahala, ataupun dosa.
Tapi kita? masih lagi pandang benda ni sebelah mata. Konon Tuhan tengok hati bukan masa silam kita, tapi sikit pun kita tak berganjak untuk memperbaiki diri kita. Dan sepatutnya kita malu dengan Tuhan, bukan malu dengan manusia.
Allahu, I couldn’t agree more with “memang hijrah tu senang, tapi yang susahnya, nak istiqomah”. Perit, bila kau cuba bermati-matian tapi iman kau selalu kalah, bila kau dah lari sejauh mungkin, tapi dengan satu bisikkan, there you are! back to square one. Letih? yes. But I’ll do it all over again in a heartbeat, for Him.
Agar setiap apa yang menjadi takdir aku, semuanya dengan redhaNya, meskipun harus merangkak, dari mula.
Journey kita ni bukan hanya dari satu fasa ke satu fasa, journey kita ni sebenarnya, dari Dia, ke Dia, dan selamanya untuk Dia.
44 notes · View notes
sabaryangindah · 1 year
Text
Sama seperti kamu tidak bisa memaksa dirimu untuk mencintai orang tertentu,
Jangan pernah memaksa orang lain untuk bisa merasakan hal yang sama denganmu.
Kamu tidak perlu mencari yang cintanya berlebih lebihan kepadamu,
Kamu hanya perlu meminta padaNya, agar dipertemukan, dibersamakan, dan ditakdirkan dengan dia yang cintanya setara denganmu.
Dengan ia yang cita dan tujuan hidupnya sama, ingin bahagia abadi, sehidup sesurga bersamamu..
23 notes · View notes
nadthink · 5 months
Text
Bertahan
Dulu ini adalah sesuatu yang sangat diinginkan. Terlihat menggiurkan, membahagiakan, jua menyenangkan. Tapi ternyata setelah dijalani, banyak juga dukanya, tidak enaknya, memaksakannya dan hal-hal tidak nyaman lainnya.
Barangkali inilah hidup sesungguhnya, kita tidak pernah benar benar bisa menebak dengan baik apa yang akan terjadi. Kita tidak pernah benar benar bisa mengendalikan apa yang akan menimpa diri kita.
Semakin dewasa aku juga semakin merasa terlihat apa apa yang kurang dari diriku. Semakin terlihat ketidakmampuanku. Kadang aku melihat diriku seperti sosok yg menyedihkan. Ia terus berjuang melawan apa yang dia tidak sukai. Selalu seperti itu. Tapi aku juga tahu, bahwa hal hal yang tidak mengenakan itu tidak akan abadi. Akan lebih banyak hal hal yang menyenangkan dari pada kedukaan. Akan lebih banyak hal hal yang menenangkan dari yang menyebalkan.
Aku tahu, Allah sedang mengajarkan lagi, Allah selalu memberikan hadiah di setiap ramadhannya. Tahun ini, hadiah Allah adalah berjarak dengan segala hal hal yang tidak pernah aku dapatkan sebelumnya. Aku tahu ini adalah tantangan yang harus aku selesaikan. Aku tahu bahwa ini adalah ujian yang harus aku kerjakan. Aku tahu Allah akan menolongku, membawaku pada pelajaran demi pelajaran. Aku tahu Allah akan menenangkanku, membawaku pada perjuangan demi perjuangan.
Aku tahu, sekecil apapun usaha yang sedang aku kerahkan, ada pahalanya, ada kebaikannya. Aku tahu sekecil apapun aku berusaha Allah melihatnya.
YaAllah, atas apapun yang terjadi. Atas apapun yang aku terlihat tak mampu menjalaninya, tolong mampukan aku. Tolong dekap aku sekuat mungkin agar hanya ketenangan yang ada, agar hanya ada syukur yang tersaji, agar hanya ada rasa cukup yang melimpah.
YaAllah, terimaaksih atas rencana indah yang telah engkau berikan..
9 notes · View notes
herricahyadi · 1 year
Note
Assalamu'alaikum warohmatullah..
Bang Herri, apa konsekuensi menikahi pria yang belum selesai dengan dirinya sendiri, dengan impian petualangan yang ingin dijalani sebelum menikah? Apakah orang seperti ini tidak apa jika kita paksakan untuk hidup bersama dalam pernikahan?
Waalaikumsalam wrwb.
Sebenarnya tidak ada masalah dengan segala cita-cita. Baik sebelum dan sesudah pernikahan. Jika kalian mengikuti pandangan saya, mereka yang menikah itu berarti memutuskan untuk menjadi tim yang solid. Baku bantu dan baku dorong. Kehadiran suami atau istri itu justru untuk mempercepat semua impian-impian yang sudah dimiliki. Dan, keduanya baku tolong merealisasikan itu semua. Ini pandangan abadi saya terhadap sebuah pernikahan.
Jadi, jika memang (calon) suamimu punya sebuah cita-cita, seharusnya kamu malah bersiap untuk menerima itu sebagai beban yang akan kamu pikul bersama. Kamulah yang akan berada di garis terdepan membantu dan menyaksikannya sukses mencapai cita-cita. Dan kalian merayakannya bersama-sama. Sebab, mimpi itu bukan lagi cita-citanya. Tapi sudah menjadi cita-cita kalian.
Namun, sekalipun demikian, mimpi itu tetap harus dalam kerangka “kita”. Bahwa tujuannya bermanfaat bersama-sama. Bukan lagi egoisme diri. Sehingga, pencapaiannya pun harus jadi kesepakatan bersama. Tidak boleh ada paksaan dalam suatu hubungan. Dia harus hadir dari kimia jiwa: bahwa apapun yang dilakukan harus dari, oleh, dan untuk “kita”. Jika kamu melihat ada benih-benih egoisme di situ, lebih baik tidak dilanjutkan. Karena hubungan itu adalah kumpulan kompromi—yang menyatukan banyak cita-cita.
37 notes · View notes
sepertibumi · 1 year
Text
[NGELUH]
Kalo punya goals itu fokus sama goalsnya, bukan sama susahnya. Karena kalo fokus sama susahnya, bisa dipastiin isinya cuman ngeluh dan ngeluh aja. Dan proses itu bukan buat dikeluhin. Tapi dinikmatin.
Proses emang ga pernah gampang. Dia berat, sakit, tapi di sanalah pokok pembelajarannya.
Ketika kita berhasil mencapai suatu target, jelas kita bahagia. Tapi yang akan selalu kita ingat pasti prosesnya. Kenapa? karena di situ kita menderita.
Manusia ga bisa tertawa dengan hal yang sama berkali-kali, tapi sangat mampu buat menangis dengan alasan yang sama ribuan kali. Hematnya, karena perasaan sakit itu abadi. Kita bisa memaafkan siapapun, mencoba melupakan hal-hal buruk yang pernah terjadi, tapi rasa dan lukanya pasti meninggalkan bekas.
Gapapa buat ngerasa berat. Gapapa buat ngerasa ga baik-baik aja. Tapi harus yakin betul, bahwa kamu memang sedang memperjuangkan hal-hal baik. Hal-hal yang emang pantas buat diperjuangkan.
Usaha aja terus. Doa aja terus. Sampai usaha dan doa itu sendiri yang bosen sama kamu.
Semangat, Pribumi!
47 notes · View notes
coklatjingga · 7 months
Text
Dia bernama cinta. Yang larut dalam doa dan mengudara dalam pinta. Semoga ia kekal, abadi selamanya, sampai surga menjadi pijakannya.
Batusangkar, 10032024
7 notes · View notes
tuanpoetry · 7 months
Text
Sényà.
Tumblr media
14.30 15/02/24
sukma ini harusnya bersahaja sebab pemiliknya cantik jelita. sayangnya riasan yang menyenangkan ini tida mampu membalut rupa yg pasih. raganya kering dan dingin, dadanya membara dipenuhi bongkahan es dan kuku-kukunya telah menjadi kristal.
katanya, "selamat tinggal. tetaplah abadi dalam keasingan ini."
rambutnya yang panjang menyapu bersih seluruh angin dingin sesaat ia berbalik badan memunggungi pemuda itu. wajahnya yang merona perlahan berubah menunjukkan mendung yang sulit ditebak kemana cuaca akan merubahnya.
pemuda itu masih diam mematung melihat punggungnya semakin jauh. terlihat raut penyesalan diwajahnya setelah kalimat terakhir yang menggaung ditelinganya. wajah pasih itu memenuhi seluruh saraf sehingga tiada lagi dapat pemuda itu membalas perpisahan yang menyedihkan ulu hatinya.
"benar, kau bilang. seharusnya tidak kubiarkan kau tenggelam di dalam pusaran kebingungan ini. seharusnya aku tidak membuatmu menunggu lama. kembali... ah- tidak mungkin ucapanku ini akan terdengar olehnya yang sudah berubah menjadi benua antartika itu." pemuda itu kini tengah membayangkan bilamana jika dia ingin kesempatan itu ada sekali lagi.
sedang aku, terus berjalan tanpa menoleh lagi kearahnya, tanpa takut lagi ia pergi. aku menang melawan perasaan yang akan membawa kebodohanku sekali lagi. tidak akan lagi aku yang akan terperangkap dalam penjara buaian laki-laki.
senyum kentara tertera dengan jelas dalam raut lelahku. menantimu bukanlah hal yang bisa kau sederhanakan seperti permainan daring di dalam ponselmu. mataku tertutup tapi hatiku masih terbuka menunggumu kembali dalam pelukku kini sudah tidak tersedia lagi seperti biasanya. lelapku akan pulas tanpa harus menunggu kepulanganmu.
kembalilah pada tempat yang seharusnya tidak kubiarkan diriku berhenti. jadilah asing yang dulu pernah paling kucintai.
15 notes · View notes