#doremifasolasido

[maria-dib]

#independenciadobrasil #sete #setedesetembro #setembro2021 #setedonove #setembro #numeros #numbers #doremifasolasido #om #som #notasdacanção #sounds #vibração #shreembrzee #krishna #Shreem #Brzee #Brasil #brazil🇧🇷 ॐ⊕♁☯☧♀🌌🌞♌🦁🗺🌑🌟 🍀🌻Bom dia,🌻🍀 excelente Terça-feira!🙏 🇧🇷07 de S7ETEMBRO de 2021🇧🇷 👁Dia da Independência do Brasil 🇧🇷¿Independência ou Morte¿🇧🇷 (em Vila Industrial, São Paulo-Sp) https://www.instagram.com/p/CThSuGLnQyHsDSnfrGXl7OPezwOL7dWb95sqzY0/?utm_medium=tumblr

[gilmarinho]

Learning Guitar! Music Theory #guitar #music #musicians #guitarplayer #play #theory #musictheory #musictherapy #doremifasolasido #acordes #notas #violao #cifra #cifraclub #aprendendoviolão #tocar #tocarviolão #musica #musico (at Ermelino Matarazzo)

[downloadfilmsubindo]

Lee Hyo-Chun

✔ Rating AsianWiki Current user rating: 81 (135 votes) ❤️ Profil & Biodata Terbaru Name: Lee Hyo-Chun Hangul: 이효춘 Birthdate: 1950 Birthplace: South Korea Height: Blood Type: 🎥 Daftar Drama yang Di Bintangi Doremifasolasido (2008) – Eun-Kyu’s mother The Hidden Princess, Part 2 | Yeonhwa 2 (1975) The Eunuch’s Wife | Naeshiui anae (1975) 📌 Rekomendasi Film Populer Good Person | Joheun Saram…

[nourhaannehab]

Doremifasolasido #movie

Jang Keun-Suk

Cha Ye-Ryun

Jung Eui-Chul

[vebiaaa-blog]

@sajaksenjaku__ x @vistahamidah “doremifasolasido” segera rilis EP terbaru di gerai cd pasar terdekat.

[bootonaclothing]

Who would you wear this t-shirt for ? And would you wear it to make them angry 🤬or have a laugh? 😂 Now available @bootona.clothing get yours whole stock lasts 🤗 . . . . . #grunge #grungegirl #grungeboy #palegrunge #softgrunge #grungeaesthetic #darkgrunge #criesinfashion #bootonaclothing #aesthetic #aestheticgirl #aesthetictumblr #aesthetics #aestheticfashion #aestheticstyle #aestheticclothes #grungefashion #grungestyle #grungeclothes #tumblr #tumblrgirl #tumblrboy #tumblrgirls #tumblrstyle #aestheticboy #doremifasodonewithyou #doremifasolatido #doremifasolasido #funnytshirt https://www.instagram.com/p/BzcEoJwJLBT/?igshid=yf4g7cggfhqs

[abiiabioo]

7 hal yang membuatku bahagia

pertama; kehadiranmu. Kenapa kehadiranmu? karena kamu tak pernah absen dari ingatanku. Kenapa kamu tak pernah absen dari ingatanku? karena suatu alasan, yang bahkan waktu tak bisa menjabarkan. Kenapa harus ada alasan? karena ada sebab. Kenapa segala hal yang terjadi selalu bermula dari sebab? karena kita adalah mainan, yang ditempa oleh tuhan, yang diaminkan karena kita memiliki iman. Iman yang ketujuh; percaya pada poin pertama di antara 7 hal yang membuatku bahagia, yaitu kehadiranmu. kedua; ketika kita sedang berpegangan tangan. Ketika jemari kita saling melengkapi, menutupi segala sela sehingga tak lagi ada tepi. ketiga; ketika tak pernah ada orang ketiga, di antara kita. Karena akan terasa ganjil, ketika dua hati sudah saling menggenapkan, kemudian merasakan sesuatu yang mengganjalkan. keempat; ketika sendiri. Ketika bercengkerama dengan sepi. Ketika bisa mendengarkan suara hati. Ketika mulut bisa berteriak lancang, tapi hati serasa mati. Ketika kepala mengibarkan bendera setengah tiang, tapi hati enggan merelakan sesuatu itu pergi. Ketika sendiri. Mati. kelima; ketika menunggu tak terlalu lama. Mengubur harap harap cemas, agar kebosanan lekas sirna. Mengumbar senyuman ke segala celah ruang, agar hati merasakan riang. Betapa lemahnya laki-laki ketika disuruh menunggu, walaupun itu berarti memilikimu. keenam; ketika perasaan sayang dan cinta tidak tertukar. Ketika perasaan sayang bisa kita takar. Ketika perasaan cinta tak bisa kita tukar. ketujuh; dari 7 hal yang membuatku bahagia, yang pertama adalah kehadiranmu. Maka untuk yang terakhir, aku ingin itu diisi kembali dengan kehadiranmu. Seperti tangga nada doremifasolasido, berawal dari do, diakhiri dengan do. Karena setiap awal yang bermula denganmu, maka akan kuakhiri juga denganmu. #7HariMenulis

[mianami]

JKS attended Cha Ye-Ryun’s (costar of the 2008 film Doremifasolasido) wedding.

[secretgeometry]

Kurt Schwitters (German, 1887-1948). The Dada collages of Schwitters contained found scraps of cloth, wood, and paper, including printed matter. Words are truncated and obscured, defeating our efforts to read meaning into his selections. The printed papers seem to have been chosen for their visual texture as much as anything else.

Blauer Vogel c. 1922. Collage, 8 x 7 inches. Private collection. Source.

Mz 231. Miss Blanche 1923. Collage, 6 1/4 x 5 inches. Private collection. Source.

doremifasolasido c. 1930. Collage on paper on the artist’s mount, 11 1/2 x 9 1/8 inches. Private collection. Source.

Merz Picture 32 A. The Cherry Picture (Merzbild 32 A. Das Kirschbild) 1921. Cut-and-pasted colored and printed paper, cloth, wood, metal, cork, oil, pencil, and ink on paperboard; 36 1/8 x 27 3/4 inches. Museum of Modern Art, New York City.

[moonbrightseeyou]

Doremifasolasido

Orang kok bisa bikin jutaan lagu padahal nadanya cuma itu itu aja

[maria-dib]

#bonssonhos #sonharacordado #sonhar #acordado #meow #ghata #shreembrzee #lakshmi #krishna #ovnis #ovni #vimana #sulight #ligthbody #body #buddha #templo #solfeggio #merrychristmas #merrykrishna #happybirthday #frequencies #doremifasolasido #dosilasolfamiredo #sounds ॐ⊕♁☯☧♀♄ 🌜Boa noite! 💫 🌟Bons sonhos🌟 (em Vila Industrial, São Paulo-Sp) https://www.instagram.com/p/CWEjeJDvl1ZfjyePYp3GPLA4mBK5wjvIo3YDTA0/?utm_medium=tumblr

[anditabagas]

Protesan Franda Viral, Tarra Budiman: Kalau Nggak Mau Kasih Omong Baik-baik - MataMata.com - matamata.com

Protesan Franda Viral, Tarra Budiman: Kalau Nggak Mau Kasih Omong Baik-baik – MataMata.com – matamata.com

Pasangan artis Tarra Budiman dan Gya sadiqa. [suara.com/Puput Pandansari]

Matamata.com –Tarra Budimanmengaku tidak masalah jika nama anaknya, Kalea Jada Agyra dipakai oleh orang lain. Hal itu diutarakan kepada wartawan di Are residing Residence, SCBD, Jakarta Selatan, Selasa (10/9/2019).

“Kalau gue sih nggak masalah. Nada aja doremifasolasido. Jadi kalau lo mau pakai gimana pun ya terserah,”…

[pjmavila]

Kurt Schwitters, doremifasolasido c.1930

[azkafeba-blog]

"Ngak Ngik Ngok"

Saking krusialnya informasi ini, saya akan tulis malam ini sepenuhnya, untuk pertama kali, menggunakan telepon genggam saya. Ejawantah gerak cepat ini terbentuk atas terbenturnya ekspektasi dan realita yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Archipelago Fest, mewujudkan saya untuk bisa ada bersama orang-orang yang peduli dan bersedia membicarakan musik (dan seluruh printilan yang berkesinambungan) dengan luar biasa: utuh, dalam, dan historis.

Terima kasih saya ucapkan kepada segenap pihak yang membantu terselenggaranya acara tersebut, saya sudah memimpikan diskusi semacam ini sejak lama. Wawasan yang saya dapat akan saya tulis di bawah ini secara bentuk daftar.

Berikut pancingan mantap yang saya bawa pulang:

1. Sebuah ke-nirleka-an adalah tidak apa-apa, tapi akan menjadi sebuah kecelakaan jika tanpa bahasa.

2. Berkisar pada awal abad ke-15, Afonso de Albuquerque, salah seorang legenda raja kelana planet bumi zaman analog, menenggelamkan bukti penting bahwa manusia Jawa sudah paham kiat-kiat berjelajah di samudera luas pada saat itu. Kepiawaian manusia Jawa bahkan dianggap sama (atau kemungkinan lebih) dengan tingkatan astronomi dan kelautan Albuquerque. Sayang, bersama dengan karamnya Frol de la Mar, peta yang dibuat oleh manusia dari Jawa itu hilang jejak.

3. Jaladwara, pancuran air (biasa terletak di candi), menurut saya adalah salah satu nama yang bagus untuk sebuah nama label yang ingin kental akan ke-nusantara-an.

4. Sebuah perwakilan dari label indie generasi ‘kids jaman now’, menyatakan bahwa spirit of collectiveness itu adalah suatu yang wajib dalam kedinamisan sosial ‘ben-ben’an masa kini.

5. Sebaliknya, salah satu senior muda yang merupakan penggawa band yang berprinsip untuk sekalanya menyuguhkan music and live instrument quality, mengafirmasi bahwa “connecting the dots” akan se-begitu indahnya di akhir serangkaian pencapaian yang telah dilalui.

6. Terkadang jemput bola dalam debut karir di industri musik adalah hal yang mesti dilakukan. Menginisiasi tur ke beberapa kota secara mandiri untuk karya-karya yang telah dihasilkan merupakan sebuah investasi jangka panjang.

7. Pada saat membicarakan konsensus perihal definisi eksistensi ‘pop indonesia’ yang hakiki, kaki seorang Mondo dan Ade dengan tepat bersamaan menyilang dalam duduk kursi sofa yang kontras warna. Kemesraan itu masih dilanjut dengan gestur tangan, mimik muka, hingga gerakan tangan yang juga sama disepersekian detik kemudian. Apakah ini tentang alam bawah sadar atau kelam yang sukar pudar, tampaknya masih misteri.

8. Duo maestro yang meletupkan energi Genk Pegangsaan pada era 70-an, seakan mendongeng kepada seluruh kawula audiens yang hadir tentang Indonesia dulu dan saat ini.

Merupakan anak dari presiden Indonesia pertama, khazanah budaya nusantara-nya seakan turunan para dewa, begitu sakral dan tak terbendung. Beliau menceritakan bahwa instrumen endemik yang sangat murni dari Indonesia ialah Gamelan. Paduan dari tetabuhan (dasaran membran layaknya kendang dan dasaran kuningan layaknya kenong), ialah warisan musik nenek moyang yang teramat kaya. Juga menanggapi isu tentang ayahnya yang melarang musik aliran rock untuk masuk bebas ke budaya ‘bayi NKRI’ pada saat itu, opini jujurnya terhadap rezim Orde Baru yang merusak identitas budaya bangsa digebu dan dipatri dalam setiap benak audiens. Revolusi budaya nusantara yang dimulai oleh Bung Karno seakan hancur dengan rezim tiran yang dengan lugas diekspresikannya di panggung diskusi pada petang hari itu, “Menurut saya Orde Baru itu illegal.”

Salah satu maestro lainnya ialah seorang komposer yang berjasa dalam melahirkan mahakarya album terbaik Indonesia sepanjang masa, “Badai Pasti Berlalu”. Menurutnya universalitas budaya merupakan nihil, karena sejatinya memang semua adalah sebuah perkembangan, tidak ada yang benar-benar ‘baru’. Doremifasolasido musik klasik yang ekslusif yang dikombinasi dengan era kapitalis revolusi industri merupakan asal muasal sebuah musik pop di planet ini.

9. Jika anda merasa ada masalah dengan Indonesia, maka sudah jelas masalah tersebut ada pada anda sendiri. Wow.

10. Akan terjadi sebuah trade-off dalam kebijakan pada kualitas honor dan kuantitas manggung. Bila anda memiliki tendensi untuk memilih sibuk manggung, dengan sendirinya supply akan berlebihan dan kerinduan untuk jumpa akan semakin menipis. Sebaliknya, jika anda merupakan seorang dengan pilihan untuk mengantongi jebret duit dalam sekali manggung misalkan, anda harus cerdik dalam tarik ulur kerinduan pendengar yang kemudian akan meningkatkan demand para hipster tersebut.

11. Dalam skena musik independen yang serunya kurang ajar ini, sayangnya masih ada pihak yang memiliki beberapa stigma yang tidak diperkenankan dalam hati maupun raga. Perempuan merupakan bahasan yang jarang dibicarakan dalam bebasnya harmoni musik yang bergema. Dalam salah satu panel diskusi dengan tiga narasumber, fakta di lapangan gamblang dibeberkan dan banyak diantaranya diakui sangat pahit. Padahal kemudahan dalam menghargai sesama manusia adalah hal yang gampang. Kesal: selalu bersuaralah demi menembus budaya buruk ini.

12. Demi riset yang berjenjang dan kaya, mengagumi yang dikagumi oleh yang anda kagumi merupakan terobosan besar dalam belajar. Hal ini tentu melebarkan jendela wawasan secara singkat dengan paparan ilmu yang masif!

13. Online dan offline adalah perilaku sosial yang pada dasarnya berencana untuk mewujudkan ‘pengalaman’ dan ‘keikutsertaan’ yang tak terlupakan dan cocok. Tren yang ada harus dibahasakan dengan sedemikian rupa agar pesan tersampaikan secara sesuai dan memberi inspirasi yang abadi.

14. Endorsement dinilai masih menjadi tulang punggung monetisasi dalam bermain di media sosial. Namun secara tidak langsung, kemudahan berkolaborasi tentu akan sangat mengkatalisir proses kreatif antar pihak.

15. Pada era fisik yang berjaya pada waktu itu, model bisnis konsinyasi dan beli putus merupakan sebuah kontrak yang pasti akan dialami oleh pada ben yang mempromosikan diri mereka kepada distributor arus utama yang condong kepada kemapanan dan kuasa akan pasar. Konsyinyasi idealnya berupa sebuah ben titip barang, pasang harga neto, lalu setelahnya akan diutak-utik oleh pihak kedua, dari segi harga akhir dengan keuntungan, promosi, dan sebagainya. Jika tidak ludes terjual, pihak kedua hanya akan bertanggung jawab untuk mengembalikan barang yang dimaksud. Berbeda dengan beli putus, sistemnya berupa penjualan barang oleh pihak ben untuk dibeli dan dijual dengan harga konsensus.

16. Beda dengan zaman now, rilisan fisik merupakan gimmick yang akan dikategorikan sebagai merchandise dan bukan lagi sebagai pemasukan utama. Digitalisasi memang memendam dilema, antara inovasi dan kuldesak.

17. Penuh percaya diri sebagai salah satu label independen yang turut meruntuhkan batas gerilya skena yang seru ini, ternyata dibutuhkan perjuangan kreatif yang mbeling nan ‘kancil’. Dihisap tapi dimusuhi, korporasi rokok merupakan bebuyutan skena ini sejak dahulu kala. Sebuah skena dengan target pasar yang begitu sempurna nan menggiurkan membuat korporasi tersebut baik selama ini. Inilah satu cerita tentang blunder yang sedemikian rupa direncanakan sebelumnya kepada salah satu korporasi itu: album “Mesin Waktu: Teman-Teman Menyanyikan Lagu Naif”. Biaya yang sangat besar dalam situasi dan kondisi saat itu, memaksa label yang menjadi pionir skena ini untuk menjalin kontrak dengan korporasi rokok. Singkat cerita kontrak disetujui pihak korporasi dengan syarat logo mereka terpampang di depan cover album nantinya. Lalu beriringan tawa keras para pundi-pundi kreatif karena mereka mencetak logo tersebut pada sleeve yang merupakan sampul plastik rilisan fisik seperti biasanya. Voila, kasat mata logo akan terpampang di depan secara nyata. Project ini dianggap sukses besar karena sampah di depan seluruh toko fisik penuh dengan sampul plastik tersebut.

Sekilas studi tur saya kali ini. Lebih lanjutnya sila menunggu unggahan pihak yang mendokumentasikan acara ini secara legal. Selamat belajar apa saja!

[miriadonline]

NEWS: Islington Mill, Spirits of the Mill

Spirits of the Mill is a proposition and exhibition by Hugo Hemmi, a Swiss artist from Geneva. The artist has identified parallels in the lives of the Mill’s past workers and the current tenants of Islington Mill.

Both sets of Mill inhabitants share the precarious position of being workers on their own but through shared practice and resources, draw strength from common aims and collaboration. Hemmi has recorded ‘ghost stories’ relating to life around the Mill from its beginnings, performed by Mill artists, inviting them to channel the spirits of the previous inhabitants. The event takes place Friday 29th September from 5pm and is free to attend.

RIDE YOUR PONY: A Biannual International Group Exhibition 5–10 OCTOBER Islington Mill Gallery

Ride Your Pony is pleased to present to you its inaugural biannual international group exhibition this October at Islington Mill in Salford, UK. 26 participants from across the globe including an array of Designers, Illustrators, Photographers, Artists and Makers have each been invited to create a piece of work to exhibit in response to a lucky dip letter of the alphabet. The brief asked the participants to use their letter which they received in the post as either an object within their work, or as a starting point for them to begin from.

On Thursday 5th of October 5-9pm, the doors will open to the public and invited guests for the exhibition’s launch party where the 26 pieces of work will be on display. A selection of invited participants include: Makers Aliyah Hussain & Mariel Osborn, an Artist and Prop Stylist based at The Engine House at Islington Mill; Andrew Joyce, a UK born Illustrator currently residing in Japan; Ben Jones, a Manchester based Illustrator; Vera Comploj, a New York City based Photographer & Director; Ane Baztarrika, a Pattern & Textile Designer from The Basque Country and Alex Wolkowicz, a Polish / German Photographer and Artist based in New York.

To find out more visit www.rideyourpony.club or follow @rideyourpony.club on instagram for regular posts on each of the participants.

DAY OF ACTION TO REMEMBER NATURE 4TH NOVEMBER Inspired by the work and Ideas of Gustav Metzger who died in March. In the summer his Flailing Trees in Whitworth Park was destroyed. Metzger developed the concept of ‘auto destructive art’ – of which Flailing Trees is a good example. The Day of Action is the brainchild of Manchester artist Phil Barton.

The second will be an event held at Islington Mill. During the day, Phil Barton will make an auto-destructive work to remember nature: ‘Out of sight, Out of mind’. Alongside this, participants will be encouraged themselves to take creative action to remember nature, culminating with a performance involving all participants.

Salford University and Manchester School of Art students are being invited to take part. If you would like to express interest in taking part too, please contact Phil on pbarton1@btopenworld.com

DOREMI 2017 9–5 OCTOBER, CONISTON INSTITUE / GRIZEDALE ARTS

We are excited to be a partner for this year’s ‘Doremifasolasido’, an annual group residency that invites emerging artists from around the country to Cumbria to forge links between artists and arts organisations working in urban and rural settings. During the week-long residency participating artists create work, from sculpture to performance and film, in response to the Florence Mine site, culminating in a weekend of public events, including an exhibition, spoken word, screenings and artist critiques.

GNOD R&D (R&D) December 7th – Corsica Studios – London In more Gnod Gnews … Gnod (R&D) is a stripped back version of the band consisting for this outing of Gnod co founders Paddy Shine and Chris Haslam. After 10 years of Gnod with over 40 players passing through the ranks and collaborations with the likes of Charles HAYWARD,Faust, Anthony Child and White Hills to name but a few, Gnod (R&D) is a chance to hit the road and ‘research and develop’ sounds , places, people and atmospheres for the next stages of future Gnod performances. R&D will find Paddy and Chris improvising with new instruments, sounds and ideas with the option of collaborating with various musicians along the way. There will be an open stage at Gnod(R&D) shows and people are encouraged to get involved be it singing , shouting, dancing, bringing an instrument/device to the table or just simply tuning in and coming along for the ride.

Video Jam x Basquiat with Young Fathers, Ibibio Sound Machine & more 28th January 2018 / Barbican Hall

Video Jam bring together artists from either side of the Atlantic for an evening of short films with original live soundtracks – all inspired by the life and works of Jean-Michel Basquiat.

The audio-visual producers Video Jam curate events which combine film and live music in response to a site or theme, and on this occasion have responded to the massive cultural impact of Basquiat – who is the subject of Boom for Real in our Art Gallery this autumn. All presenting new work, NYC-based filmmakers and musicians from the UK have been carefully selected, taking into consideration Basquiat’s relationship to TV, film and music, and placing him within the wider context of the time.

The film work covers a diverse range of genres – hand drawn animation, essay film, narrative, video art and more, while the musicians chosen – including the Mercury Prize winning Young Fathers and the Afro-tinged Ibibio Sound Machine – reflect Basquiat’s wide ranging musical tastes, from Bebop and Jazz to Hip Hop and experimental Noise.

[arieekatsu]

Pagi Ceria Mamamiaaa doremifasolasido 🎵🎤🎶 (di RATU CELL)