Tumgik
#hancur berderai
rajaluis · 4 months
Link
Tetap jadi wanita yang baik.. #KING78
1 note · View note
isiwhimsi · 5 months
Text
“Semua ni macam pinggan, Kakak. Bila dah pecah, takkan boleh lagi balik bentuk asal. Bila dah pecah, biar berderai hancur. Nanti kita buang terus,” — Mak
0 notes
phalawidja · 11 months
Text
Segala bentuk pertahananku rubuh tatkala pesanmu muncul melalui layar gawai. Rasa yang kucoba bendung kini hancur berceceran, berserak ribuan keping. Aku kembali luluh padamu, entah untuk yang keberapa kali. Bayangan indah mata coklatmu yang sempat redup binarnya malam itu, perlahan muncul kembali kepermukaan memori.
Serindai nyanyianmu yang kau nyanyikan padaku, kini kembali mengalun. Namun tuan, terasa lirih kali ini lagu cinta itu. Menuntun airmata berderai diwaktu yang kukira aku sudah tangguh.
Sore itu, selepas rembang petang. Kau duduk di bangku biasa. Aku tatap lekat bola mata dengan tatapan nanar itu seolah tengah menerawang entah kemana. Kiraku, hanya aku yang terijuk dengan keadaan ini tuan nyatanya aku salah. Malam itu kulihat genangan air di mata indah kesukaanku, tertahan diujung kelopak. Dadaku sesak, nafasku berat, mataku perih menyadari bahwa kita sama sama luka. Kita tak banyak bicara, tapi kau menangkap semua tanya dibenakku dan menjawab sekenanya. Kenapa kita jumpa saat kau pernah ada yang punya?
0 notes
blogalloh · 2 years
Text
Ya Alloh Engkau “Maha Menghidupkan” Dan Aku Hanya Hamba Yang Kau Ridhoi Hidupku #Dakwah #Islam
Tumblr media
Al-Muhyi adalah salah satu nama Allah subhanahu wa ta’ala. Nama ini berarti Yang Maha Menghidupkan. Allah subhanahu wa ta’ala telah menyebutkan nama ini dalam surat Fushilat ayat 39. “Dan sebagian dari tanda-tanda (kekuasaan)-Nya bahwa kamu melihat bumi itu kering tandus. Apabila Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak dan subur. Sesungguhnya Rabb Yang Menghidupkannya tentu dapat menghidupkan yang mati; sesungguhnya Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.” Ya Alloh Engkau “Maha Menghidupkan” Dan Aku Hanya Hamba Yang Kau Ridhoi Hidupku Tentang al-Muhyi (Yang Maha Menghidupkan) dan al-Mumit (Yang Maha Mematikan), terjadi perselisihan di kalangan ulama tentang kedudukannya sebagai nama dan sifat Allah. Sebagian ulama memasukkan keduanya sebagai Asmaul Husna. Di antara mereka ialah al-Qurthubi, Ibul Arabi, dan az-Zajjaj. Adapun dari kalangan ulama masa kini ialah asy-Syaikh Zaid al-Madkhali. Al-Baihaqi mengatakan dalam kitab al-I’tiqad bahwa al-Muhyi adalah Yang menghidupkan mani yang mati lalu menjadikannya makhluk hidup; Yang menghidupkan jasmani yang sudah hancur dengan mengembalikan ruh padanya saat terjadinya kebangkitan; Yang menghidupkan kalbu dengan cahaya ilmu; Yang menghidupkan bumi setelah kematiannya dengan menurunkan hujan padanya, serta menurunkan rejeki. Dia subhanahu wa ta’ala mematikan, yakni mematikan makhluk yang hidup; dan dengan kematian itu Dia melemahkan makhluk yang kuat. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, “Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Mahakuasa.” (ar-Rum: 54) “Mengapa kamu kafir kepada Allah? Padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu. Kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali. Kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.” (al-Baqarah: 28) “Dialah Allah yang telah menghidupkan kamu, kemudian mematikan kamu, kemudian menghidupkan kamu (lagi). Sesungguhnya manusia itu benar-benar sangat mengingkari nikmat.” (al-Hajj: 66) Buah Mengimani Nama Allah al-Muhyi Dengan mengimani bahwa Allahlah yang Maha Menghidupkan, kita mengetahui betapa besarnya kemampuan Allah karena Dialah yang menghidupkan segala sesuatu. Dengan air, Dia jadikan segala sesuatu yang hidup. Firman Allah, “Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tidak juga beriman?” (al-Anbiya’: 30) Maksudnya, asal-usul segala sesuatu yang hidup adalah air; demikian dikatakan oleh Ibnu Katsir rahimahullah. Lihatlah sebagai contoh, bagaimana Allah subhanahu wa ta’ala menghidupkan sebuah padang yang tandus, dengan Allah turunkan hujan padanya lantas tumbuhlah rerumputan dan pepohonan. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, “Apakah kamu tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya. Lalu ia menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan. Kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada hal tersebut benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.” (az-Zumar: 21) Lihatlah pula bagaimana Allah subhanahu wa ta’ala menciptakan semua yang melata di atas bumi dari air, “Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air. Sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala se
suatu.” (an-Nur: 45) Lihatlah bagaimana Allah subhanahu wa ta’ala menciptakan manusia, “Bukankah Kami menciptakanmu dari air yang hina? Kemudian Kami letakkan dia dalam tempat yang kokoh (rahim), sampai waktu yang ditentukan. Lalu Kami tentukan (bentuknya), maka Kami-lah sebaik-baik yang menentukan.” (al-Mursalat: 20—23) “Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan. Di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Kamu lihat bumi ini kering. Kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai tumbuh-tumbuhan yang indah.” (al-Hajj: 5) Pada ayat itu pula, Allah subhanahu wa ta’ala mengingatkan bagaimana Dia menghidupkan kembali orang yang telah mati. Tak lain, hal itu semacam Allah menciptakannya dari ketiadaan menjadi seorang sosok manusia. Oleh karena itu, untuk menghidupkannya kembali, amatlah mudah bagi Allah subhanahu wa ta’ala. “Dan Dialah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian mengembalikan (menghidupkan) nya kembali, dan menghidupkan kembali itu adalah lebih mudah bagi-Nya. Dan bagi-Nya lah sifat yang Mahatinggi di langit dan di bumi; dan Dialah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (ar-Rum: 27) Hal itu juga sebagaimana Allah subhanahu wa ta’ala menghidupkan padang yang tandus, menjadi subur dengan diturunkannya hujan padanya. Apabila segala kehidupan makhluk yang hidup adalah pemberian- Nya, maka Dialah yang Mahahidup dan tidak akan mati. Bertawakallah pada-Nya, “Dan bertawakkallah kepada Allah Yang Mahahidup (Kekal) Yang Tidak Mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa-dosa para hamba-Nya.” (al-Furqan: 58) Bersyukurlah kepada Allah subhanahu wa ta’ala yang menghidupkan kita setelah kematian kita; hanya kepada-Nyalah kita kembali. Wallahul Muwaffiq. Sumber : https://asysyariah.com/al-muhyi/ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم – قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ – اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ – لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ – وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ Allohumma solli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa sollaita ‘alaa aali ibroohim, wa baarik ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohim, fil ‘aalamiina innaka hamiidummajiid. Allâhumma-ghfir liummati sayyidinâ muhammadin, allâhumma-rham ummata sayyidinâ muhammadin, allâhumma-stur ummata sayyidinâ muhammadin. Allahumma maghfiratuka awsa’u min dzunubi wa rahmatuka arja ‘indi min ‘amali. Ya Alloh Engkau “Maha Menghidupkan” Dan Aku Hanya Hamba Yang Kau Ridhoi Hidupku
0 notes
nuritawa · 2 years
Text
Dengar Kembali (Episode 4)
(Part 3)
Di taman pojok rumah Budhe Indri, Ibu dengan cepat menghapus air matanya. Semula terlihat ramah, tiba-tiba air mukanya berubah dingin. Ya Tuhan, aku lebih baik memilih mendengar Ibu mengomel sampai berhari-hari daripada bersikap seperti ini.
"Inget, pulang ke rumah, Na! Urusan kamu sama Ibu belum selesai. Jangan suka kabur dengan masalah. Awas saja kalau kamu malah pilih pulang ke kos." Nada berbicara ibu terdengar mengancam.
Sekilas aku memandang wajah Ibu, sebelum akhirnya aku melewati pintu pagar kemudian dengan cepat membuka aplikasi ojek online.
Samar-samar kejadian Ibu membawa ku pergi tadi, tak membuat ku berhenti berpikir. Bagaimana bisa Ibu begitu sibuk memikirkan pandangan orang lain, tanpa mau mengerti perasaan ku. Lagi pula, sepanjang riwayat menjadi anaknya aku selalu berusaha mengikuti kemauan ibu.
Sekalipun dengan jurusan yang aku pilih saat ini, adalah bentuk usaha ku untuk membuat ibu bangga. Sejak memenangkan lomba Festival Seni Nasional bidang menulis dan bercerita saat SD, aku selalu terobsesi menjadi seorang wartawan. Berbagai lomba menulis ku ikuti, bahkan nama ku sering jadi langganan di media cetak regional maupun nasional sampai hari ini. Tapi semua itu bukanlah prestasi nyata bagi Ibu.
Menjadi wartawan hanyalah pekerjaan sia-sia yang dibebat habis waktu. Kalau tidak kuat dengan prinsip bisa hancur karena mengikuti arus akibat tuntutan media belaka. Bahkan Ibu menganggap menjadi wartawan, berarti siap menjadi tawanan para pemilik kekuasaan.
Sempat aku bernego untuk terus hidup didunia kepenulisan. Tapi, ya, tetap saja Ibu menganggap menjadi penulis tidak pernah bisa menjamin finansial kehidupan seseorang. Ibu hanya ingin anak perempuannya ini berprofesi sebagai guru. Yang suatu saat masih bisa mengurus keluarga dan tentunya punya jaminan finansial yang pasti.
Tawaran itu memang menggiurkan, tapi jiwa ku tidak ada didalamnya. Beruntungnya saat itu aku berhasil bernegosiasi memilih prodi Pendidikan Bahasa Indonesia. Setidaknya aku masih bisa merawat jiwa ku untuk tetap memupuk impian ini. Dan untuk pertama kalinya dalam hidup aku merasa berhasil telah mengikuti keinginanku sendiri.
"Mau kamu apa, sih, Aruna? Ibu sudah sering mewanti-wanti untuk tidak terlalu ramai soal tulisan mu di media." Seru ibu saat kami sama-sama duduk di ruang tamu.
Aku terdiam memandang tulisan ku sudah ramai dengan hate komen disalah satu media. Tulisan yang semalam sudah ku pikirkan baik-baik dan tentu saja sudah mendapatkan persetujuan dari Redaktur media.
"Bisa nggak kamu nggak berbuat ulah? Tumbuhlah seperti anak pada umumnya. Selama ini apa pernah Ibu mengungkit masa studi mu? Tidak, kan?" Suara ibu semakin menekan.
"Ibu takut membuat mu tertekan akibat keterlambatan lulusmu. Ibu ini berusaha menjaga perasaan mu, nak. Tapi, kenapa Ibu tidak melihat usaha mu buat segera lulus? Malah buat tulisan aneh-aneh seperti ini."
Tenggorokan ku tercekat begitu dalam. Aku berdiri dari tempat duduk, air mata ku berderai tak karuan tanpa suara. Tanpa berpikir panjang kaki ku melangkah jauh ingin melewati batas pintu.
"Sudah berapa kali, Ibu bilang jangan lari dari masalah!"
Aku berbalik arah, "oke, kali ini aku nggak akan lari." Aku menghapus air mata ku dan berusaha menahan sesak didada agar suaraku tetap stabil didengar.
"Buat Ayah dan Kak Rio kalian harus dengar ini juga."
Ternyata tidak semudah itu mengendalikan diri ku. Semakin kencang saja tangis ku. Air mata yang tidak pernah terlihat oleh siapapun akhirnya hari ini bertumpah ruah di rumah ini.
Saatnya aku menghentikan usaha untuk membuat semua orang bahagia.
Bersambung...
(nw)
1 note · View note
aikumum · 2 years
Video
Air Mata Di Hari Persandinganmu - Difarina Indra ADELLA
Air Mata Di Hari Persandinganmu - Difarina Indra ADELLA - Adella Full Album Lagu Malaysia - Tiara - Dalam gelak Ku menangis - Buih jadi permadani - Cinta dan Air Mata - 7 samudera
Lirik Lagu : Air Mata Persandinganmu
Alangkah hancur dan berkecainya hatiku Bila kuterdengar berita perkahwinanmu Gementar hatiku diam tak terkata Menahan sebaknya di dada Tahukah engkau sesungguhnya hati ini Masih lagi menyayangi dan merinduimu? Dan belum pun sempat 'ku membalut luka Kau menambahkan lagi kelukaan ini Sampai hatimu Setelah kian lama terpisah Kuharap akan bertemu lagi Puaslah aku menunggumu Namun kau masih membisu Rupanya engkau Sudah pun ada pengganti diriku Patutlah kau tak pedulikanku Oh, berderai air mataku mengiringi hari Persandinganmu Walaupun pahit kenyataan ini Terpaksa aku hadapi Kenangan lalu terimbas kembali Terhiris hatiku Setelah kian lama terpisah Kuharap akan bertemu lagi Puaslah aku menunggumu Namun kau masih membisu Rupanya engkau Sudah pun ada pengganti diriku Patutlah kau tak pedulikanku Oh, berderai air mataku mengiringi hari Persandinganmu Walaupun pahit kenyataan ini Terpaksa aku hadapi Kenangan lalu terimbas kembali Terhiris hatiku Kau masih kusayang Terhiris hatiku
Air Mata Di Hari Persandinganmu - Difarina Indra ADELLA - Adella Full Album Lagu Malaysia - Tiara - Dalam gelak Ku menangis - Buih jadi permadani - Cinta dan Air Mata - 7 samudera Air Mata Di Hari Persandinganmu - Difarina Indra ADELLA - Adella Full Album Lagu Malaysia - Tiara - Dalam gelak Ku menangis - Buih jadi permadani - Cinta dan Air Mata - 7 samudera Air Mata Di Hari Persandinganmu - Difarina Indra ADELLA - Adella Full Album Lagu Malaysia - Tiara - Dalam gelak Ku menangis - Buih jadi permadani - Cinta dan Air Mata - 7 samudera
0 notes
wickysthings · 2 years
Text
Disisa hari yang akan ku jalani, aku percaya bahwa. Setiap rasa baik senang, takut, manis, cinta, patah, capek, bahagia, sedih, aman, pahit, sulit yang akan membersamaimu itu perlu dinikmati bersama, iyaa, sampai jadi debu. Semoga berkecukupan yaa.
Kau aman ada bersamaku. Kalimat yang tidak terucap namun bentuknya nyata. Bukan karena memiliki suami seorang tentara, lebih dari itu, teman hidup sejati. Keamanan dan kenyamanan hidup rasanya hilang selepasnya pergi. Itu yang terucap dari hati yang terdalam kepadaku. Dan aku masih sama, hanya mendengarkan sembari menemani hari-harinya.
Bulan dari sal yang ku dengar sejak Ramadhan 2021, memiliki makna lain seusai agustus pergi.
Lari kehadapan orang yang ku sayang
Tuhan bolehkah ini yang aku perjuangkan?
Sendu nya memang tak kan pernah hilang, selalu berderai tuk kesekian kalinya. Aku ingat malam jumat itu, pertama kali nya aku tidak bisa menahan. Semua rasa yang ku punya meluap. Aku tau hari terakhirnya di hari jumat. Seperti drama film di tv, persis dan nyata sekali. Aku tau ada yang ditunggu. Dia menahan sampai waktunya tiba. Kami memeluk bersama, sudah cukup penderitaan 43 hari. Kebaikannya memang tak terhingga, aku banyak belajar dari setiap kata dan perbuatannya.
Ingin kubenamkan wajahku penuh
Ditelapak tanganmu yang wangi
Dan terbuka
Nyaman menenangkan
Setahun ini aku menjalani setiap langkah mengalir begitu saja. Tidak ada prioritas, tidak tau yang dikejar, bercampur dengan hati yang patah, menggantung dan memang hancur. Hambar memang jatuh suka diwaktu yang salah. Terus disadarkan. Bersyukur punya teman - teman di lingkaran baik. Tidak salah juga untuk setiap bentuk perhatian, pandangan, ucapan, dan tulisannya merasakan magis nya sampai ke aku. Mungkin ini cara tuhan memberitahu ku untuk harus melanjutkan fase hidup berikutnya. Segala bentuk kepergian tidak dapat kembali, hidup akan terus berjalan. Tugas kita itu berjuang, iya, sampai akhir. Lulus dari gelar ke-dua ini harus diperjuangan, meski terlambat, terseok seok tanpa ada motivasi yang jelas, mungkin motivasinya sudah jelas lagi kan yudh? Selain dia juga banyak daftar peristiwa yang harus aku yang jalanin. Masa transisi ini memang istimewa, tidak ada batasan waktu, sampai sadar akan waktu nya tiba baru deh.
Terimakasih jika sabar menunggu, aku juga akan sabar menanti. Meski tiap hal yang kamu lakukan membuatku jatuh suka, semoga kita dapat menjaganya, respect sama pilihan ini. Nyaman menenangkan dan semoga kita berkelimpahan.
(yudhawicaksana)
0 notes
tuanpoetry · 2 years
Text
Kelebu
9:47 AM 14/02/2022
Tumblr media
seperti kekalahan; kau melakukannya seolah memiliki harapan cadangan. datang dengan seonggok luka lebam, mengaku telah berteman dengan banyak guram. berkata bahwa ia yang akan paling memahami kecewa;
bukan cuma-cuma, berdarah-darah ia memalsukan cinta; lantas untuk apa? begitukah ia sangat haus akan dia? lalu mengapa? bukan bahagia yang dicipta namun justru tipu daya yang ingin dipuja? menghentak banyak kata-kata, mengoyak inti jiwa;
membalut semua lara bersama nyatanya hanya dusta belaka. aku tertipu dengan mata berkaca-kaca. sudahkah kau bahagia dengan dia? meninggalkan nuraga yang memberimu rumah dengan cuma-cuma.
hancur kau tempa, berderai-derai darah yang kusimpan agar kau bahagia; celakanya aku yang terlampau dayu mencintaimu. seperti kekalahan; kau melakukannya seolah dusta adalah kemenangan.
314 notes · View notes
achmad-ridoi · 1 year
Text
Terbelah ajur mumur hancur pecah belah retak seribu luluh lantak hancur berderai hancur berkeping-keping hancur lebur pecah Seribu
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Ajur mumur
flickr
1 note · View note
atikahai · 2 years
Text
Aku selalu bertanya-tanya, hadiah apa yang sedang Allah siapkan hingga bungkusnya harus serumit ini. Karna jujur, rasa ingin menyerah itu tidak hanya sekali dua kali menyapa. Mengingat-ingat bahwa janji Allah itu benar adalah cara terakhir untuk menetapkan hati yang sudah lebur tak berbentuk ini.
Lelah fisik, pikiran terkuras, dan mental yang berantakan. Menyusun harapan, lalu hancur lagi. Memeta rencana, lalu suram lagi. Meminum obat apapun, dan mengobati hati dengan cara apapun seolah tak ada lagi gunanya saking hancurnya. Lemah sekali, ya? Benar-benar baru sadar, bahwa manusia selemah ini. Tidak berdaya sekali tanpa izin dan kekuatan dari Allah.
Yaa Allaah..
Rasanya sedang kau cabut semua sumber harapanku, biar aku hanya berharap kepada-Mu, yaa Allah?
Rasanya sedang kau jauhkan aku dari semua tempatku bersandar, supaya aku hanya berlari pada-Mu, ya?
Rasanya kau sedang membuatku merasa sendiri, sesendiri ini, yang begitu berat sekali hatiku menghadapinya, supaya aku makin sadar bahwa satu-satunya yang menemaniku adalah Engkau, ya?
Kalau memang begitu, nggapapa yaa Allah..
Meski pada prosesnya begitu sulit sekali, dan rasa ridho itu tak bisa datang dalam sekali ucap, namun tidak apa-apa, aku mau belajar
Meski airmataku tetap saja berderai setiap kali aku bilang ikhlas, namun tidak apa-apa
Bahkan ketika bilang tidak apa-apa, aku seolah ingin sekali merengek untuk bilang, cukup yaa Allaah, cukuup :""
Doaku, tidak pernah berubah. Sama seperti saat itu, ketika guncangan kecil datang pertama kali,
"Yaa Allaah, jangan tinggalkan aku seorang diri. Jangan buat aku jauh dari-Mu
Lindungi aku dari hal-hal yang akan menyakitiku. Dan lindungi aku dari menyakiti orang-orang yang aku sayangi..."
16 notes · View notes
tadikamesra · 4 years
Text
WP #33 Tadika Mesra
Tumblr media
2020 sebentar lagi beranjak, Desember sudah menapaki pertengahan, saatnya merenung dan menyimpulkan apa-apa yang telah dilalui. Semoga sesal, pelajaran sekaligus rasa yang bernama tidak baik menjadikan kita lebih baik ^^ semangat, ya!
Dua ribu dua puluh, nama tahun yang indah tapi tak seindah isinya. Banyak hal yang hilang, banyak kegaduhan dan ujian. Tapi kubersyukur, kutemukan lagi bahagiaku yang pernah hilang.@kujagabulanbersinaruntukmu​​
---
Tahun 2020 menjadi tahun yang begitu rapuh bersosial media. Kewarasan begitu mudah terpengaruh oleh berita yang tidak jelas sumbernya. Pembuat gaduh tentu sangat bahagia. Dengan bebasnya mengambil keuntungan dari keruh yang disengaja.
Maka jangan terlalu serius di dunia maya, anggap saja selingan di tengah realita. Lalu, ambilah lebih panjang masa untuk bersendiri saja. Sekadar mendengar bebunyian sederhana; kata hati yang seringkali dilupa. @meremahrindu​​
---
Meskipun lelah dan resah masih berkelindan, biarlah ia terlewatkan bersama detik yang masih berdetak—berharap segala harap dan semoga masih bisa bernapas di antara kesedihan semesta.@ariqyraihan​​
---
Aku? Perasaanku masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya.  Berdamai menikmati kesendirian. Bergembira menemani kesepian. Berduka dengan kedustaan dan kepalsuan.
Adalah kamu yang berhasil mengawali tahunku dengan warna yang berbeda. Hingga semuanya berubah, dalam seketika. Aku tak bisa menyalahkan keadaan, karena ini bagian dari ketetapan.
Adalah aku yang masih setia dengan harapan dan perasaan. Yang aku simpan dalam diam. Entah bertahan sampai kapan. @rosdarodhiyana​​
---
Sembilan di bulan pertama. Gelap menggelayut, membuat terkejut. Kaki tak lagi menapak pada jalan setapak.
Tiga belas di bulan kedua. Kabut senyap melenyap. Kaki telah tampak memijak. Selangkah menapak maju, kembali ke jalan itu. Mantap menatap, maju melaju.
Dua puluh satu di bulan ketiga. Perseteruan mulai menderu. Tangan berkacak pinggang. Kaki kian menegang, menerjang gelombang, memecah batu karang.
Hari kesepuluh pada bulan empat itu. Termangu, lidah kelu, pikiran ngilu, hatibterus mengadu. Segala rasa padu dalam remuk redam itu.
Hari keempat Mei waktu itu. Laut biru, langit menderu memanggil-manggilku. Kembalilah padaku, kembalilah wahai hambaku. Batin bergejolak, ada yang melonjak, ada yang menginjak.
Sebelas di bulan Juni. Semua pergi, yang tersisa tinggallah sepi. Waktu berkata saatnya beruzlah. Mengasing lalu terasing. Membuang bising dari dunia yang kian menungging. Kembali anakku, kembali pada pencipta diri.
Juli pada tujuh belas. Membaca lalu menelaah atas apa yang telah. Berkaca pada semesta. Menjelma jagat raya.
Dua puluh enam Agustus semua meletus. Genderang pecah, segala terdudah. Meluap, tumpah ruah, hatipun merekah.
Delapan belas september di tahun dua puluh dua puluh. Turun perlahan, melangkah pelan. Tetap diam. Dalam diam semua kian meredam. Kini aku tiba di negeri seberang. Mencoba merancang, dari arang menjadi orang. Tanpa berang, berterus terang. Semua telah terang benderang.
Dua puluh sembilan di bulan kesepuluh. Tangan melepuh, harga yang harus dibayar tuk jalan yang ditempuh. Hingga segala sakit menyembuh. Bakau dan Bius terus menumbuh.
November hari ketiga puluh.  Semua telah dimulai. Tak ada lagi yang melerai, seakan air matapun enggan berderai. Laksana untaian tasbih yang tak mungkin tercerai berai.
Tiga belas desember di tahun 2020. Hati harus terpatri, sadari diri. Bahwa hamba adalah abdi, Ilahi adalah Rabbi. Tak dapat dipungkiri. Fakta nyata di depan mata. Pahit atau manis adalah hikmah dan tetap sama. Mensyukuri lalu kembali.
Terima kasih Tuhan, telah meminjami kata untuk tugas negara di benua Tadika Mesra. @barakelana​​
---
2020, tahun penyesuaian. @rajuami​
---
Hari, tanggal, bulan, tahun, usia. Segala yang tertinggal dibelakang sudah menjadi masa lalu. Yang sudah kulewati bersama kalian ternyata menyenangkan, berbanding terbalik dengan apa yang dipercayai Silenus dan ucapannya tentang keberuntungan mati muda.
Meski baru beberapa bulan berada di tempat ini :
"Terimakasih semuanya, suatu saat kita akan merindukan percakapan yang random ini" @rasyiddinalhafidz​​
---
2020; Rencana yang tertulis, semuanya berantakan. Tak sesuai keinginan. Sampai beberapa hal ada yang jadi angan-angan. Tidak mengapa, setidaknya bisa bertahan. Masih ada hari esok. Kita coba lagi, ya? :) @asimetris​​
--
2020; tidak ada yang lebih mengejutkan selain berita perjodohanmu dengan perempuan pilihan ibumu, lalu disusul berita kematian ibumu.
2020; tidak ada yang lebih membahagiakan selain menghabiskan satu pekan bersama orang-orang yang selalu memberi kehangatan.
2020; tidak ada yang lebih gugur dan babak belur melihat beberapa asa dan harap harus lebur dan hancur.
2020; tidak ada yang lebih membanggakan merasakan betapa sangat menantang belajar menjadi dewasa dalam segi apapun kehidupan.
2020; tidak ada yang lebih menenangkan selain ada banyak sekali luang dan ruang yang benderang dan garang.
2020; ditutup dengan desember yg memberiku usia baru —22, 2 yg satu tentang angka, 2 satu lagi tentang makna.@worldofneptune​​
---
Tahun ini harus sering-sering untuk belajar mengiklaskan. Harus banyak-banyak bersyukur.
Salah satu yang aku syukuri adalah dipertemukan dengan kalian hug. @zulzone​​
---
1, 2 dan 3 gerbang perpisahan terbuka nyata sedikit menggores trauma dalam sukma;
4, semua siklus berulang. Pola yang sama. Pertemuan baru tanpa rencana. Pecahan teka-teki mendekati rampung;
5, 6 dan 7 berjalan tanpa hambatan yang serius, semuanya mulus dan tulus;
8, sebuah rasa bernama iba bertandang mengetuk nurani dan aku menyambutnya dengan rasa paling manusiawi;
9, semua sekat terlihat jelas. Kaca-kaca buram kini jernih. Ku dapati sebuah pahit dalam fakta. Nyala amarah seakan ingin membakar;
10, ku mulai kembali dari awal, memperbaiki semua yang terlanjur tidak waras, isi kepala yang terlalu berisik juga hal-hal yang sepatutnya tidak perlu aku pusingkan lagi;
11, terasa begitu lama dan hambar. Menghitung hari demi hari dengan isi kepala yang ternyata masih menyimpan benci tanpa aku sadari;
Kini, berdirilah aku pada gerbang tengah 12, berharap semua luluh bersama tahun yang akan purna.
2020, sungguh spektakuler. @langitawan​​
---
2020....... Sambat dulu, bersyukur jangan lupa. @sepiringkata​​
---
Jauh dari yang diharapkan, grafik perasaan diujung 2020 tidak terlalu signifikan. Masih banyaknya baris "On progress" & "Waiting request" mengharuskan banyak ikhtiar di awal tahun nanti. 🤳 @benkss​​
---
Terlepas dari rentetan kepergian  yang mengejutkan, dengan debar rasa yang bergantian menyela disetiap hari begitupun bulan. Kecewa, bahagia, sedih, selalu menagih giliran. Tahun ini banyak hal yang bisa kutarik benang merah, bahwa hidup perlu tidak baik baik saja. @hafidhulhaqq​​
---
2020, aku takjub melihat bagaimana sandiwara hidup bekerja. Setajam silet. @kkiakia​​
Bagaimana dengan 2020mu?
Pojok Kelas Tadika Mesra, 13 Desemer 2020.
173 notes · View notes
phalawidja · 1 year
Text
Selamat merayakan...
Hari ini tepat hari ini, adalah hari yang sempat aku nantikan dulu, saat kita pertama dekat. Aku pernah membayangkan apa yang akan kita lakukan seanddainya hari ini tiba, dulu. Telah banyak rencana yang aku susun untuk merayakan datangnya hari ini. Karna ini akan jadi hari perayaan kita yang pertama sebelum perayaan-perayaan lain. Sepotong kue yang terbuat dari krim keju, berhiaskan lilin kecil dan tulisan Happy Birthday Sayang, rasanya akan sangat indah untuk dinikmati berdua. Sialnya, itu hanya menjadi sebatas angan yang tak kan pernah terwujud. Tangisku telah kering diawal Agustus, sementara itu bendungan air matamulah yang retak lalu akhirnya hancur dan berderai hingga suaramu parau. Hatiku baal, rasaku hampa mendengar tangismu aku bingung tidak ada yang dapat aku rasa setelah mendengar maafmu itu Perasaku mungkin hanyut saat tangisku pecah selama sebulan kemarin Tak tersisa dan hanya menyisakan tubuh kosong tanpa isi Mungkin, suatu saat jika aku bisa kembali memungut serpihan-serpihan perasa yang hilang itu akan aku katakan, Selamat merayakan kehilangan...
1 note · View note
theoutlierdjournal · 4 years
Text
Potongan memoar rasa 3 agustus 2020 (10)
Tulisan ini dibuat setelah membaca tulisan @susukotakfullcream , sang perawat yang sekarang bekerja di NICU dan bertemu dengan ibu-ibu post partum, seperti saya.
------
Jam 12 siang, akhirnya bayi saya dibawa dengan ambulan ke RS terdekat. Dari jam 10.15 sampai jam 12 siang, saya mendengar segala hal mengenai bayi saya dibalik bilik, ruangan sebelah. Saya yang masih sangat lemah setelah melahirkan dan mendapatkan jahitan grade 3A (jahitan cukup banyak dan besar), tidak bisa langsung melihat bayi saya.
"Dok saturasinya cuman 70"
"Dok nadinya drop ke 60"
"Dok ini syringe pump gak ada"
"Ayo cepet panggil dokter anaknya, ini CITO!"
Saya hanya bisa menangis dan berdoa.
Mungkin, jika latar belakang saya bukan seorang perawat dan tidak mengerti segala hal tersebut, tidak akan terlalu stres mendengar segala sahutan-sahutan itu. Tapi masalahnya, saya mengerti! Saya tahu apa arti saturasi oksigen hanya 70, nadi 60, dan lain sebagainya.
Selama hampir satu setengah jam saya hanya bisa menangis. Kala suami saya datang, saya merengek untuk melihat bayi via foto saja, tapi tidak mungkin. Dokter obgyn saya dua kali datang untuk menenangkan saya dan memastikan bahwa saya baik-baik saja dan tidak menyalahkan diri sendiri, karena sebenarnya proses melahirkannya tidak seburuk itu.
Jam 12, saya lihat bayi akhirnya jalan ke luar rungan dan saya bisa lihat, dia sudah di resusitasi. Saya menjerit dalam hati, suami saya datang menghampuri saya dan saya langsunh histeris "Mas kenapa anaknya itu di resusitasi? Mass Aqilla kenapaa?" Saya yang masih hanya bisa tiduran karena baru selesai dijahit, nangis berderai-derai melihat bayi kecil saya diresusitasi manual oleh dokter.
Ya rabbi... Selama saya belajar mengenai pertolongan pertama, nggak pernah saya berpikir bahwa bayi saya yang akan diresusitasi. Saya semakin berderai, saya tahu komplikasi dari diresusitasi apa, saya tau keadaan apa yang membuat seorang bayi harus diresusitasi.
Suami saya pamit untuk mengantar bayi kami ke rumah sakit. Suara ambulans meraung-raung di luar. Saya menangis sendirian di ruang bersalin... Duhai, dosa yang mana yang membuat kami mendapatkan ujian ini rabbi? Mengapa kau uji anak kami, bukan kami saja?
Selama kehamilan, saya dan suami telah membuat back up plan jika terjadi apa-apa dengan saya. Ia boleh menikah lagi dengan syarat carikan ibu yang shalihah yang mau mengurus anak kami dengan cinta kasih, sudah memiliki referensi untuk donor ASI karena saya tetap mau walau saya meninggal ia mendapatkan ASI bukan susu formula.
Tapi, kami tidak membayangkan akan terjadi hal-hal serius pada anak kami, ya Rahiimm.. Yang maha penyayang....
Kemudian ibu saya masuk ruang bersalin. Kembali air mata saya menderas. Ibu saya membantu saya makan siang, hanya beberapa suap, tapi cukup untuk memulihkan tenaga. Walau saya sangat khawatir terhadap anak saya, tak ada hal nyata yg bisa saya lakukan secara nyata dan akhirnya saya jatuh tertidur setelah semalaman tidak tidur sama sekali.
Kemudian, 10 menit kemudian saya dibangunkan oleh bidan dan disuruh bersiap ke rumah sakit. Ya Allah, episode apalagi ini? Jika memang benar anak saya di NICU saya nggak mungkin dipanggil secepat ini, saya membatin dalam hati.
Kemudian saya berangkat dan sampai di UGD rumah sakit. Bayi kami sudah dikeliling oleh dokter dan beberapa perawat. Suami saya masih di samping box bayi dengan segala alat yang terpasang pada bayi kami. Wajahnya basah dan lesu, namun ia tersenyum, "Tadi aku sempat adzanin Aqilla." Kemudian saya sudah tidak fokus lagi karena saya diminta untuk menggendong bayi saya dan dijelaskan bahwa tanpa alat-alat ini, bayi saya tidak akan bisa bertahan hidup. Ia hanya hidup karena alat.
Saya diminta menggendong bayi saya. Masyaa Allah rabbunna... Itu kali pertama saya merasakan sebagai seorang ibu. Menggendong anaknya sendiri. Darah dagingnya. Seorang bayi yang selama ini tumbuh dalam perutnya, akhirnya bisa ia timang dengan tangannya sendiri. Ia terbungkus selimut tebal dan lemah. Wajahnya sudah pias, dan akhirnya satu persatu alat dilepas.
Kemudian dokter meminta izin untuk melihat matanya, jika sudah tidak merespon, berarti bayi saya dinyatakan meninggal. Kanan-kiri, memang tidak ada respon. Lalu saya dengan hati bergetar berkata, "ia dok, sudah tidak ada refleks pupilnya lagi."
Saya mengkonfirmasi kematian anak saya.
Tangis saya pecah.
Duhaiiii pemilik semesta alam, betapa takdirmu sungguh berat, rabbii.... Kali pertama saya menggendong bayi saya, hanya untuk mengkonfirmasi kematiannya?
Duhai pemilik hati, ibu mana yang tidak hancur melihat anak yang selama ini bersamanya, dinanti-nantikan, ketika akhirnya dapat bersama, hanya sepersekian menit dan harus berpisah lagi?
Ya rabb maha pemilik segala, engkau yang maha tahu, betapa saya dan suami menanti-nantikan kehadiran ia dan selalu bercanda mengenai wajahnya yang lebih mirip appa atau ambunya, dan sekarang bahkan belum sempat ia membuka mata ia sudah engkau ambil lagi.
Wallahi... Ketika dokter membuka kelopak matanya untuk memeriksa refleks pupil, saya lihat bayi saya memiliki mata yang indah seperti biji leci. Hitam dan bersinar.
Kala itu saya hanya dapat memeluk erat anak saya sambil tergugu. Bayi kami telah pergi. Apakah penantian kami sia-sia?
Hanya namamu ya rabbi yang dapat kami lafazkan kala itu. Hanya engkau ya rabbi yang punya kuasa untuk membuat segala sesuatu serba cepat. Walau kala itu saya berandai ada mukjizatmu, tapi sampai detik ini, mukjizat itu tidak pernah hadir, tidak bisa menyelamatkan bayi kami.
Duhai rabbi.. Tiada daya upaya selain daripadamu. Sesungguhnya segala ujian ini tidak dibebankan melainkan engkau tahu kami mampu melewatinya.
Ya rabbi.. Jikalau ada dosa-dosa kami di masa lalu yang membuat semua ini terjadi, ampuni kami ya rabbi. Jangan hisab kami lagi dengan dosa-dosa tersebut. Gugurkan dosa kami ya rabbi. Hanya kepadaMulah kami menyerahkan segala urusan.
Maryam Aqilla Maysura, anakku... Maafkan jika dosa appa dan ambu yang membuat kita tidak dapat bersatu. Sesungguhnya sekarang engkau berada di tangan yang tidak akan pernah salah, di tangan rabb-Mu, Nak. Maha segala, bahkan maha pengasih walau ujian ini amat berat bagi appa dan ambu. Semoga Aqilla bahagia disana dan benar engkau adalah tabungan surga kami, maka jika engkau tidak menemukan kami di surga nanti, tolong cari kami, Nak.. Bawa kami ke surga bersamamu.
Ambu belum bisa tidak menangis ketika mengingat dirimu..... Maafkan ambu...
7 agustus 2020
Ditulis jam 2.50-3.23 dini hari
Lagi-lagi terjaga karena memikirkan anakku....
5 notes · View notes
swit-purple · 4 years
Text
Pinned post . So post ni sentiasa di paling atas.
Wei Ash aka mr.Ashitaka.
Thanks sebab pernah hadir dalam hidup aku.
Aku rasa nak tulis letter, entah version ke berapa pun tak tahu.
Tapi rasa nak tulis kat wattpad lah.
Nak tulis pasal dia... the one yang betul2 menghancurkan...
Rasanya.. tak ada siapa yang lebih menghancurkan aku selain dia.... mr. Abu ( in bm ) 😢😞...
Kan best kalau aku pandai english literature.
Boleh buat letter dalam english...
Dan tunjukkan padanya..
Betapa sedap dan puitis dan tinggi nya laras bahasa english aku. Wakakaka 🤣🤣🤣
Taktahu nak sedih ke nak gelak..
But he is the only one guy yang sangat bertuah yang pernah aku sayang sangat2 siap berdoa bagai. Bodohnya rasa. Tapi cinta tulus aku yang paling dalam itu dikhianati dan diinjak2. Pecah berderai hati aku. Perit dan siksanya sebuah perasaan yang hancur lebur itu hanya aku dan Allah yang tahu.... ya allah betapa sedihnya diri ini. 😭😭😭😞😞😞😞😊😊😊😊😂😂😂🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣☺️☺️☺️☺️🙃🙃🙃🙃😉😉😉😉😉😉🥰🥰🥰🥰🥺🥺🥺🥺🥺🥺😆😆😆😆😆🤣🤣🤣🤣🙂🙂🙂🙂😇😇😇😇😇😇😇😇😇😇😇😇♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️
Thanks ash... a guy yang pernah aku sayang sangat.. entah kenapa aku sayang pada dia ya allah... it hurts me so much.... kesilapan yang paling bodoh dalam hidup aku adalah keluar date dengannya and menyayanginya . Stupidiest decision i ever made !!!! 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣. inilah takdir yang paling BODOHHH yang paling menghancurkan dalam hidup aku. sampai both my depression and anxiety disorder became worsen becos of him. 😖😖😖😖😖😭😭😭😭😭😭😢😢😢😢😢😢😢😞😞😞😞😞😞😞😞🙂🙂🙂🙂🙃☺️☺️☺️😉😉😉😉😇😇😇😇😇😇😇😇😇😇😇😇😇 .
.
Entahlah.
Suka hati aku lah nak tulis apa pun. Tumblr aku kan.
And aku nak bagi nickname kat ex bf aku yang aku penah sayang sangat tu.
Aku nak letak nama dia “Ashitaka” .
Sebab Ashitaka ni hero ghibli movie “Princess Mononoke” and he is the one yang paling hensem compared to the other ghibli films. Setakat yang penah aku tengok lah. Aku tak habis lagi tengok semua movies tu. Tapi aku tengok prince ashitaka tu paling hensem sekali and princess mononoke tu cantik ok.
Tumblr media
Tapi jap.
Sebelum tu, aku menyesal mencintai mana3 lelaki kat dunia ni. Sebab apa?
Sebab aku tak layak mencintai siapa2 pun. And aku tak layak dicintai oleh mana2 lelaki pun...
Kerana Allah ciptakan aku ...
HODOHHHHH dan BODOHHHH dan MALANGG !!!!!!!
Dan ini bermaksud Allah takkan beri aku yang baik2 dan terbaik untuk aku kerana aku tak layak benda yang baik2 aku layak yang buruk2 dan hodoh dan bodoh serupa macam aku so aku takkan dapat yang lebih baik daripada yang pernah meninggalkan aku !!!!! Aku benci Allah buat aku macam ni !!!!!!!!!!!!!! Aku benci Allah takkan makbulkan doa aku dan Allah dah bagitahu aku siap3 dah yang doa aku Dia takkan makbulkan !!!!!!! 😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭
1 note · View note
cut-talks · 4 years
Text
Goodbye America..
Pikiranku melayang. Sekelebat memori setahun belakang berjalan seperti roll film layar lebar. Aku tercenung. Gusar memandang koper-koper berbaris tertib seperti upacara tujuh belasan di pojok kamar.
Ketika melakukan perjalanan, aku sering terheran kenapa barang bawaan pulang lebih banyak dari barang yang dibawa saat bepergian. Bawaanku sudah seperti memindahkan seluruh isi kamar. Akhirnya aku memutuskan untuk membeli satu koper berukuran kecil senilai 25 dolar di Walmart. Satu lagi ukurannya besar seharga 5 dollar di garage sale. Aktivitas garage sale adalah hal lumrah di Amerika. Orang-orang menambah pundi dengan menjual kembali barang-barang yang tidak diperlukan lagi. Tentu dengan harga murah-meriah-muntah yang biasa dilakukan di garasi masing-masing.
US Department memang begitu pengertian sekaligus cerdas. Ekstra bagasi khusus siswa pertukaran pelajar diberi gratis untuk membawa pulang barang dan buah tangan ke kampung halaman. Ibarat belanja online dengan iming-iming gratis ongkir. Padahal dulu ketika berangkat kami hanya diperbolehkan menenteng satu koper dengan berat maksimum 20 kilogram tidak lebih. Ditambah satu tas ransel 7 kilogram. 
Sekarang aku harus menggeret dua koper besar, satu koper kecil, satu tas ransel, satu pouch berisi tiket dan paspor, dan foto berbingkai kaca berisi potret benda-benda mirip abjad yang dijadikan sebuah nama yaitu namaku. Buah pikir Rebekah selalu memukau. Kado ini adalah mahakaryanya sebagai kenangan untuk kami. Dia adalah fotografer handal kami.
Tumblr media
Seminggu sebelum hari penuh derai air mata itu adalah hari ulang tahunku. Betapa bahagia bisa mengarungi setahun perjalanan hidup di negeri suku Indian itu. Kejutan berupa kue ulang tahun buatan Grandma menambah rasa syukur atas jatah hidup dunia yang makin kandas. Syukur hari itu digenapi dengan menghabiskan waktu di River Greenway. Jalan setengah berlari sambil ngobrol soal rentetan rencana aktivitasku setelah bercumbu kembali dengan kehidupan negeri yang pola pikir segelintir masyarakatnya tak kunjung maju.
Keesokan hari, raga kupaksa beranjak dari empuknya kasur dan indahnya mimpi. Pakaian dan kenang-kenangan mulai disusun rapat ke dalam koper. Ingat, tips agar muatan koper banyak adalah dengan cara menggulung pakaiannya satu per satu. Tak sadar perlahan air menggenangi mataku dan bersiap untuk tumpah. Sama seperti dulu ketika mengemas barang sebelum berangkat ke Amerika.
Koper penuh. Tak ada lagi ruang kosong meski sudah kucoba memadatkan. Alhasil, banyak baju sengaja ditinggal terutama berbahan tebal hasil eksplorasi berlebihan di Goodwill—sebuah toko yang menjual barang secondhand a.k.a monja dengan harga miring. Ada beberapa jaket musim gugur dan musim dingin kubiarkan menggantung di kamar. Meninggalkan sepatu Pocahontas dan winter boots menjadi kejadian paling mengiris hati. Mau bagaimana lagi, tak mungkin membeli koper keempat.
Menjelang hari kepulangan, Grandpa, Grandma dan Melanie—adik host mom, lebih sering mengunjungi kami. Masih jelas dalam ingatan bagaimana mata coklat Melanie selalu berkaca-kaca setiap melihatku. Tak sanggup dengan kepergian yang tak tahu kapan berjumpa lagi. Sejak dua minggu lalu aku menjadi saksi banyak perpisahan. Menjadi squad kepulangan paling akhir ternyata bercampur suka dan duka. Suka karena artinya waktu memihak untuk mengukir lebih banyak cerita sedikit lebih lama. Duka karena air mataku terkuras seiring potongan hati yang hilang.
I was way too done at goodbyes. Hari paling memilukan seumur hidupku itu akhirnya datang juga. Tak peduli seberapa pun keras aku mengusirnya. Keberangkatan terjadwal pukul 11.00 siang. Seisi rumah mengantarku lengkap bersama Grandma dan Grandpa Wilson dan tante kesayanganku, Melanie. Bukan, kali ini bukan berlibur bersama, tapi mengantar kepergianku.
Tumblr media
Di awal sekali, baju batik kuhadiahkan pada keluarga dan meminta mereka untuk memakainya di hari kepulanganku ke Indonesia. Maka, hari itu bangga betul aku menyaksikan warisan budaya Indonesia yang telah masuk ke dalam salah satu world heritage dikenakan oleh mereka.
Mohab dan Aiman masih dalam perjalanan sementara aku sudah sampai di bandara Fort Wayne. Bandara itu kecil dan menampung pesawat-pesawat bermuatan sedikit pula. Aku gugup. Sedari tadi, tak banyak kata-kata keluar dari mulut seorang ekstrovert bersuara melengking yang sering mengganggu tetangga dan juga hobi berteriak ini. Grandpa menyiramiku berbagai petuah. Sejurus kemudian, kami bertiga sudah lengkap ditemani masing-masing keluarga angkat. Dalam dua jam, pesawat akan berangkat. Waktu paling mendebarkan siap membuatku sesak.
Tumblr media
Jelas dalam ingatan lemahku ini bahwa beberapa bulan pertama tinggal, aku pernah didera homesick tak kepalang. Menyulut keinginanku pulang ke Indonesia saat itu juga karena aku tak kerasan. Keadaan itu berangsur-angsur membaik. Keinginan itu sirna bahkan sampai memberi kabar kepada keluarga di Indonesia dalam dua bulan pun enggan. Padahal di bulan pertama, tiap minggu atau kalau bisa tiap hari aku rela menelepon mereka meski harus mengganggu jam tidurku karena perbedaan waktu 11 jam. Hampir aku seperti Malin Kundang dikutuk jadi anak durhaka yang tak ingat orang tua. Memang, memulai sesuatu tak pernah mudah, Kawan. Tapi akhirnya kau akan terbiasa malah kau menikmatinya.
Amerika tak pernah mengenal budaya mencium tangan orang tua. Tapi kulakukan kebiasaan itu sesekali pada kedua orang tua angkat. Mereka terkejut. Saat itu, untuk terakhir kalinya aku mencium kedua tangan Mommy, Daddy, Grandma dan Grandpa. Pelukan tanda selamat tinggal kuberikan pada mereka termasuk Cheo, Rio, Mylia, dan Melanie. Nyaman sekali berada di tengah-tengah keluarga ini. Bahkan terasa lebih nyaman saat aku memeluk terakhir kalinya. Perlahan, air di mataku penuh dan bersiap untuk jatuh. Saat itu, kulihat Cheo, Rio, Mylia sudah berderai air mata. Sesenggukan. Rio mengelap mata dengan tangannya walaupun masih menangis terisak-isak. Hancur sekali hatiku. Bisa kalian bayangkan, Kawan, menyaksikan tangisan anak kecil adalah hal memilukan. Apalagi karena kau penyebabnya.
Tumblr media
Segenap kenangan melintas dalam bayanganku—tawa, canda, sedih, bahagia, dan tangis, aku tak siap menjalani hari-hari penuh rindu rumah keduaku. Mataku merah dan bengkak. Kucoba tegar tapi tak bisa. Aku menangis tersedu bak kehilangan orang terkasih untuk selamanya. Dadaku sesak karena mencoba menahan tangis agar ketika melangkah pergi, orang-orang terkasih tak perlu melihat diriku penuh air mata. Mereka harus melihat senyuman itu di wajahku.
Aiman, Mohab dan aku akhirnya melangkah ke pintu masuk. Namun tiba-tiba…
1 note · View note
aikumum · 2 years
Video
Air Mata Di Hari Persandinganmu - Difarina Indra ADELLA - OM ADELLA
Air Mata Di Hari Persandinganmu - Difarina Indra ADELLA - OM ADELLA Air Mata Di Hari Persandinganmu
Lirik Lagu : Air Mata Persandinganmu
Alangkah hancur dan berkecainya hatiku Bila kuterdengar berita perkahwinanmu Gementar hatiku diam tak terkata Menahan sebaknya di dada Tahukah engkau sesungguhnya hati ini Masih lagi menyayangi dan merinduimu? Dan belum pun sempat 'ku membalut luka Kau menambahkan lagi kelukaan ini Sampai hatimu Setelah kian lama terpisah Kuharap akan bertemu lagi Puaslah aku menunggumu Namun kau masih membisu Rupanya engkau Sudah pun ada pengganti diriku Patutlah kau tak pedulikanku Oh, berderai air mataku mengiringi hari Persandinganmu Walaupun pahit kenyataan ini Terpaksa aku hadapi Kenangan lalu terimbas kembali Terhiris hatiku Setelah kian lama terpisah Kuharap akan bertemu lagi Puaslah aku menunggumu Namun kau masih membisu Rupanya engkau Sudah pun ada pengganti diriku Patutlah kau tak pedulikanku Oh, berderai air mataku mengiringi hari Persandinganmu Walaupun pahit kenyataan ini Terpaksa aku hadapi Kenangan lalu terimbas kembali Terhiris hatiku Kau masih kusayang Terhiris hatiku
Air Mata Di Hari Persandinganmu - Difarina Indra ADELLA - OM ADELLA Air Mata Di Hari Persandinganmu Air Mata Di Hari Persandinganmu - Difarina Indra ADELLA - OM ADELLA Air Mata Di Hari Persandinganmu Air Mata Di Hari Persandinganmu - Difarina Indra ADELLA - OM ADELLA Air Mata Di Hari Persandinganmu
0 notes