Tumgik
#kebiasaan positif
lasealwin · 2 years
Text
Roda Kehidupan Membentuk Kebiasaan Berbudaya Menuju Kenikmatan Ilahi Atau Kematian Kekal
Roda Kehidupan Membentuk Kebiasaan Berbudaya Menuju Kenikmatan Ilahi Atau Kematian Kekal
Berputar-putar melakukan kejahatan lama-kelamaan membuat kita menghadapi kesusahan dan ketakutan juga kematian bahkan kematian kekal. Berputar-putar melakukan kebajikan lama-kelamaan membuat kita semakin hidup, merasa ceria, penuh damai dan bahkan mengalami perkembangan serta kemajuan secara perlahan-lahan.Ide singkat cerita. Segala yang hidup di dunia ini pasti berputar-putar. Beberapa orang…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
terasikip · 2 years
Text
Contoh Kebiasaan Baik Sehari Hari Bagi Generasi Muda
Contoh Kebiasaan Baik Sehari Hari Bagi Generasi Muda
Terasikip.com – Contoh Kebiasaan Baik Sehari Hari Bagi Generasi Muda. Generasi muda ialah wujud yang diharapkan sanggup jadi motor penggerak kemajuan bangsa. Buat mewujudkan cita- cita tersebut, selaku generasi muda kalian juga wajib mempunyai bekal supaya dapat membagikan sumbangsih untuk bangsa. Bekal apa itu? Mulai dari saat ini cobalah buat memupuk beberapa Kerutinan baik yang hendak bawa…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
feitoldya · 8 months
Text
Rekomendasi Buku Yang Harus Dibaca untuk Membantu Anda Menjadi Lebih Baik di Tahun Depan
Apakah Anda merasa perlu melakukan perubahan dalam hidup Anda, mencapai pertumbuhan pribadi yang lebih baik, dan mencapai potensi maksimal Anda? Mungkin Anda telah merenungkan pertanyaan-pertanyaan ini saat tahun ini berakhir dan tahun depan segera tiba. Jika Anda adalah salah satu yang ingin menjadikan tahun mendatang sebagai awal yang segar dan penuh potensi, maka Anda berada di tempat yang…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
funifunfun · 2 months
Text
Sebuah Validasi
Terlalu keras pada diri sendiri menyebabkan orang lain juga akan keras kepada dirimu. Menganggap terlalu berlebihan dalam segala masalah. Setiap orang memiliki masalah dan dinamikanya masing-masing, namun tidak seberisik kita.
Bersyukur dan let it flow, ikuti arus nya, ikuti jalan takdir. Berdoa untuk selalu diberikan yang terbaik dalam segala hal. Lapangkanlah hati untuk menerima segala takdir baik maupun buruk. Berpikirlah hal hal yang baik dan positif, ucapkanlah hal hal yang baik. lakukanlah tindakan tindakan yang baik untuk dirimu sendiri dengan mengingat tidak mencelakai orang lain.
mungkin secara tidak sengaja memang benar, ucapan yang kita anggap biasa bisa menjadi pisau tajam bagi orang lain. karena perbedaan culture, pola pengasuhan, kebiasaan, pengalaman yang dimiliki membuat setiap orang memiliki sudut pandang yang berbeda. Oleh karena itu, jagalah lisan, jaga sikap dan jaga tingkah laku kepada siapapun itu. bahkan dengan orang terdekat.
Luka dan bahagia lebih sering kita dapatkan dari orang yang paling dekat dengan kita. Saringlah apa apa yang masuk ke dalam tubuh kita. baik asupan makan, yang kita dengar, kita cium, kita lihat, kita rasakan. Pilihlah dan izinkanlah segala hal baik yang masuk ke dalam diri kita. Berikan energi energi positif pada diri kita. Jika kamu sudah berdamai, orang di sekitar pasti akan merasakan hal itu. carilah kebahagiaan dan ketenangan itu ada di dalam diri kita, dari diri kita yang paling dalam, selami hingga ke dasar dasarnya. Kamu akan menemukan dirimu yang asli, dirimu yang nyata. Sesungguhnya apa yang kamu inginkan, apa yang harapkan, apa yang terbaik buat dirimu. Itu ditanyakan kepada dirimu sendiri. Validasilah dirimu oleh dirimu sendiri. Mencari validasi ke berbagai orang akan membuat luka bagi dirimu sendiri karena membuka luka yang sudah mulai sembuh namun kamu buka kembali. dan bisa jadi juga akan menyakiti dan membunuh orang yang menjadi tempat kita mencari validasi.
Semangat untuk individu yang selalu membutuhkan validasi dari orang lain. kamu pasti bisa mencari validasi itu ke dalam diri kamu sendiri. Latihlah terus otot otot mental kita, sama hal nya seperti membentuk otot fisik, diperlukan berulang kali latihan untuk kita bisa memiliki otot yang kita harapakan, begitu juga otot otot mental kita. Sekali dua kali gagal tidaklah masalah, bahkan beribu kali gagal itu tidak masalah. Yang menjadi masalah adalah ketika kita berhenti untuk mencoba lagi dan terus mencoba lagi untuk bangkit.
Tenang, cuma sampai kita mati saja kok, kalau sudah mati mungkin sudah tidak akan ada masalah hidup (ya karena udah mati wkwk). Coba lihat usiamu sekarang berapa tahun, kira kira punya ekspektasi hidup hingga berapa tahun. Apakah sisa sisa waktumu hanya untuk digunakan untuk berisik dengan segala hal di luar ekspektasi? atau bisa kamu gunakan untuk hal hal yang lebih bermanfaat lagi, untuk dirimu sendiri dan untuk orang lain.
Ingat perlu jaga niat, karena segala tindakan tergantung dari niatnya. Milikilah niat sebaik baiknya. dan tentu saja lakukan tindakan yang tidak menyimpang dari niat kita.
Semangattt readersss :))
102 notes · View notes
milaalkhansah · 1 month
Text
buku
Waktu SD papa sakit. Jadi ganti mama yang kerja, sedangkan kakak-kakak gua ngurusin adek-adek gua yang saat itu masih bayi. Bantuan yang bisa gua berikan saat itu hanyalah menjadi lebih dewasa dari anak-anak kecil lainnya, dengan gak rewel dan gak nyusahin mereka.
Pulang sekolah, gua suka singgah dulu di perpustakaan. Meminjam banyak buku buat dibaca di rumah. Karena gua tahu di rumah nanti semua keluarga gua fokus sama kerjaannya masing-masing. Gua gak bisa ajak kakak gua main, gua juga gak bisa memaksa mama dengerin cerita gua.
Saat itu gua paling suka baca dongeng, salah satu dongeng yang gua masih ingat suka baca saat itu adalah Kancil. Sehari gua bisa menghabiskan 1-2 buku. Gak berhenti baca kalau belum selesai, gak peduli setebal apa buku itu. Gak peduli kepala gua udah sakit dan mata gua udah panas.
Hal itu terus berlanjut sampai SMP. Papa meninggal, mama ganti jadi tulang punggung keluarga, kakak-kakak tugasnya masih sama. Lagi-lagi gua harus dipaksa mengerti.
Saat itu perpustakaan di SMP gua gak memadai. Gua jadi jarang banget baca buku karena gak nemu buku yang gua suka. Lalu Wattpad dan Webtoon pun hadir. Hobi baca gua jadi tersalurkan di sana.
Dulu masa SMP gua cukup menyenangkan kok, gua punya banyak teman. Tetapi emang dasar anaknya lebih suka sendiri. Kadang ada waktu-waktu di mana pas gak lagi ada pelajaran/guru masuk, gua suka cari tempat buat mojok baca Webtoon dan Wattpad.
Di rumah pun sama. Waktu itu keadaan rumah lagi parah-parahnya. Kakak-kakak gua pindah ke kota, sekolah di sana. Jadi tugas mengurusi adek-adek gua pindah ke gua. Mama gua saat itu suka pulang tengah malam karena kerja. Gua baca Webtoon dan Wattpad untuk mengurangi ketakutan gua menunggu Mama pulang dan nahan kantuk karena harus jaga adek-adek gua.
Naik SMA keadaan masih gak lebih baik. Tetapi sama seperti di SMP setidaknya gua punya banyak teman, dan di SMA pertemanan gua terasa lebih menyenangkan. Dan gua juga dapat sahabat di sana. Kehadiran mereka membuat gua gak begitu aktif lagi baca buku, not in a bad way, semacam saat itu gua lagi punya 'pelarian' baru selain baca buku, yaitu main sama mereka.
Kalau kalian bisa lihat, polanya selalu sama. Baca buku adalah salah satu copy mechanism, atau pelarian gua di banyak keadaan.
Gua suka baca buku pas SD karena gua gak mau teralu sedih mikirin keadaan papa dan ekonomi keluarga gua saat itu yang lagi ancur.
Gua suka baca Webtoon & Wattpad pas SMP karena gua merasa mereka lebih mampu memahami gua dibanding teman gua yang lain.
Gua tetap dan masih mertahanin kebiasaan baca itu pas SMA dan sampai saat ini, kenapa? Karena dengan buku—dengan dunia yang diciptakan orang lain di dalamnya, perasaan gua menjadi lebih baik.
Gua merasa punya dunia di mana gua bisa dimengerti. Gua merasa punya tempat di mana gua bisa jadi diri gua sendiri, gua merasa di dalam buku—setidaknya kenyataan yang gua hadapi lebih baik.
Gua bersyukur, saat berada di keadaan yang lagi gak baik-baik aja, gua memilih baca buku sebagai pelarian. Gua gak jadi anak nakal, (padahal bisa-bisa aja kalau gua mau) gua juga tetap sekolah dengan baik, sangat baik malah, karena SMP-SMA gua selalu rangking. Mungkin suka belajar juga salah satu bentuk pelarian positif gua saat itu...
Saat ini gua benar-benar udah gak punya siapa pun untuk berbagi cerita. Gua masih punya sahabat, tetapi sejak dia nikah, gua teralu sungkan untuk berbagi cerita. Bukan karena takut gak didengar, cuman apa yaa, sejak prioritas kita udah semakin beda, mencari keadaan dan waktu yang tepat untuk bercerita itu semakin susah.
Jadi lagi-lagi kalau gua lagi kepengen banget cerita, gua milih nulis atau baca buku. Kenapa baca buku? Karena di banyak tulisan, gua merasa didengarkan.
Gua gak lagi berusaha cari orang lain buat dengerin gua cerita. Selain karena emang gak ada, gua tahu itu sangat ngeselin buat menghubungi seseorang hanya pas saat kita lagi ingin didengarkan.
Sahabat gua pernah nanya,
"Nanti kalau kamu udah nikah, kamu masih mau cerita sama aku, gak?"
"Emang kenapa?" "Ya, nggak papa. Aku cuman takut aja kalau nanti kamu udah punya suami, kamu gak lagi cerita sama aku." "Liat nanti ajalah," jawab gua sambil ketawa.
Kalau sahabat gua mengulang pertanyaan yang sama, gua yang saat ini akan menjawab "enggak".
Karena sebelum cerita sama dia pun, toh gua udah terbiasa memendam semuanya sendiri. Meskipun gua sangat berharap saat gua nikah nanti, gua gak lagi harus memendam semuanya sendiri.
Bukan karena sahabat gua gak lagi cukup baik buat jadi pendengar, gua cuman merasa ada banyak hal yang memang lebih baik untuk kita simpan sendiri, bukan untuk dibagi ke orang lain. Sederhananya gua yang sekarang lebih memilih apa-apa yang pengen gua bagi, dan apa-apa yang pengen gua simpan sampai mati.
Gua juga gak tahu, apa kebiasaan baca buku (fiksi) ini akan gua pertahanin sampai nikah nanti, karena selama partner gua adalah seseorang yang bisa 'mengantikan' semua perasaan yang gua rasakan saat baca buku; perasaan dimengerti, disayangi, dicintai dengan penuh, dirangkul di segala keadaan, gua mungkin gak akan perlu buat baca fiksi lagi...
Tetapi seandainya di beberapa keadaan dia gak mampu memberikan perasaan itu, yaa lagi-lagi gua akan mencari perasaan itu di dalam sebuah buku...
Nggak papa kan?
13 notes · View notes
bagus-adikarya · 10 months
Text
Anak Sejuta Cerita
Saya dan Piti dipertemukan melalui tulisan.
Piti hobi menulis, saya rajin membacanya. Saya hobi menullis, piti juga rajin membacanya.
Kami menikah, lalu lahirlah humayra. Pelajaran penting pertama, tulisan bisa melahirkan anak manusia.
***
Dasar menulis adalah bercerita. Meski setelah menikah kami jarang menulis. Tetapi di rumah, kami tidak berhenti bercerita.
Kami membawa kebiasaan bercerita dalam perbincangan sehari-hari. Jika ada satu hal menarik yang terjadi di hari itu, kami akan tambahkan struktur cerita, sedikit analogi, lalu jadilah cerita. Mungkin ini yang menyebabkan, humayra juga sangat suka dengan cerita.
Memang selain itu, Piti sangat boros dengan buku anak-anak. Bersyukurnya, humay juga mendukung keborosan itu dengan membaca dan mendengarkan cerita dari buku yang Piti beli.
Lalu apa saya mendukungnya? Jawabnya antara ya atau tidak.
Ya, karena membaca buku adalah aktivitas yang baik untuk humay,
Tidak, karena saya merasa tersaingi.
Saya memiliki impian untuk memiliki perpustakaan pribadi. Sudah lewat umur 30 tahun saya belum berhasil mewujudkan cita-cita tersebut. Tetapi, Humay yang berusia 5 tahun sudah berhasil memiliki 3 buah rak buku dengan variasi buku anak-anak yang bermacam-macam: pop up, soundbook, touchbook, dan berbagai macam jenis buku lainnya.
Bagi humay, buku-bukunya adalah harta karun. Seperti bajak laut yang cinta harta karun, humay tidak ingin bukunya tersebut dibagi. Contohnya baru kemarin terjadi, TK tempat humay bersekolah menyelenggarakan program donasi buku.
Dan si Bajak Laut, tidak ingin satupun bukunya disumbangkan. “Nanti kalau humay sudah SD, baru boleh.”
Sampai dengan tulisan ini ditulis, kami berdua masih melakukan lobying dengan Humay.
***
Karena cerita itu butuh bumbu, kami perlu mendramatisasi beberapa hal yang sebetulnya  biasa saja. Dan mungkin itu yang membuat, keluarga kami cukup punya drama ….. dalam arti yang positif.
Pernah pada suatu malam, saya bercerita.
“Kak Humay, sini, ayah punya cerita.” Setelah saya berpikir ada satu kejadian yang menarik di hari itu.
“Apa yah?” humay mulai duduk menyimak
“Ayah tadi habis makan bakso. Di depan meja ada satu mangkok bakso dengan kuahnya, lalu ada satu mangkok lagi berisi saus kecap dan sambal, dan terakhir ada satu gelas es jeruk. Karena ayah lupa ambil sedotan, Ayah pergi ke meja dekat kasir mengambil sedotan. Trus ayah taruh sedotannya, eh, ternyata ayah naruh sedotannya di mangkok bakso.” Sebetulnya, ini cerita yang sangat biasa.
“Hahahahahahaha. Ibu sini ibu. Masa Ayah naruh sedotan di mangkok bakso.” Sambil lari-lari kecil ke ruang tamu menghampiri Piti.
Saya sebetulnya agak khawatir dengan selera humor humay.
***
Kebiasaan kami bercerita ternyata punya dampak yang sangat positif bagi Humay.
Pada suatu pagi menjelang siang, Piti menjemput Humay di TK. Wali kelas Humay menyampaikan ke Piti bahwa dia cukup terkejut dengan kosakata yang Humay sering gunakan saat berbincang.
“Ibu guru, ini tadi humay sudah memilah-milah tugasnya untuk dikumpulkan” kata Ibu Guru menirukan kalimat humay.
Kata memilah-milah menurut Ibu guru bukan kosa kata yang umum digunakan oleh anak di usia TK.
Saya dan Piti jadi ingat, sepertinya kata ‘memilah-milah’ humay kenali dari buku yang dia baca. Ada satu buku yang menjelaskan aktivitas memilah buah dan humay sering membaca buku tersebut.
Jadi jika digambarkan proses humay bercerita di sekolah adalah seperti ini: humay mendapatkan cerita dari rumah,  lalu menceritakan cerita tersebut di sekolah.
Saya berharap, semoga humay tidak menceritakan ‘sedotan dalam mangkok bakso’ pada teman-temannya.
Atau semoga teman-teman humay punya selera humor yang sama dengan Humay.
Dan jika selera humor mereka sama, saya yakin saya bisa berteman baik dengan teman-teman humay.
Mungkin kita bisa mulai dengan membentuk grup whatsapp.
Karena cerita punya dampak yang sangat positif bagi kami bertiga. Sangat disayangkan jika cerita tersebut tidak memiliki bentuk tertulis.
Akhirnya, saya beride untuk kembali aktif menulis. Dengan harapan, semoga kelak tulisan ini bisa humay baca dan mengingatkan dirinya bahwa humay adalah anak dengan sejuta cerita.
21 notes · View notes
bayuvedha · 10 months
Text
Pikiran > Ucapan > Tindakan > Karakter > Kebiasaan > Arah Kehidupan
Pikiran itu seperti bibit, tiap kali anda memikirkan sesuatu, anda memberikan kehidupan pada pikiran itu
Pikiran mempengaruhi ucapan, ucapan menjadikan tindakan, tindakan membuat karakter, membentuk kebiasaan, dan menentukan arah kehidupan.
Jika anda mau apel, anda harus menanam bibit apel. Jika mau jeruk, anda tidak bisa menanam bibit jambu, kaktus, atau jamur. Anda akan memperoleh buah sesuai bibit yang anda tanam.
Dengan kata lain, jika anda berpikir buruk, anda tidak bisa berharap hidup anda akan baik. Jika anda berpikir kalah, anda tidak bisa berharap kemenangan. Jika anda berpikir kurang, tidak cukup, tidak mampu, tidak maju, anda tidak bisa berharap keberlimpahan. Jika pikiranmu buruk, hidupmu juga akan buruk.
Banyak orang tidak menyadari, mereka mengutuk hidup mereka melalui pikiran bahkan perkataan, tindakan, kebiasaan buruk. Saya tidak beruntung, saya tidak bisa membeli rumah itu, saya tidak mampu membayar hutang. Berhentilah mengutuk masa depanmu.
Kadang musuh tidak perlu mengalahkan kita, kita sendirilah yang mengalahkan diri kita sendiri.
Perhatikan apa yang kamu pikirkan, perhatikan apa yang kamu katakan, apa yang kamu lakukan, apa yang kamu jadikan kebiasaan. Apakah kamu sedang memberkahi kehidupan, atau mengutuknya.
Jadilah positif, sejak dalam pikiran. Ucapkanlah perkataan yang baik atau diam. Lakukan amal sholih dan kebaikan. Miliki karakter baik, manusia yang keberadaannya ditunggu orang. Biasakan kebiasaan baik.
Percayalah, bahkan pikiran anda, jika diulang terus, ia akan menjadi kenyataan. Apalagi jika anda ucapkan, lakukan, jadikan karakter, dan dibiasakan.
Tanamlah bibit baik. Berkahi hidup anda. Ramal kebaikan masa depan anda. Maka anda akan memetik hasil sesuai bibit yang anda tanam. Yaitu kesuksesan, keberlimpahan dan kebaikan-kebaikan di setiap detik hidup anda.
Ingat ini! mulai detik ini, anda akan terbiasa berpikir baik, berkata baik, bertindak baik, berkarakter baik, dan punya habit produktif. Tidak ada ruang untuk keburukan pada diri anda.
+++
Referensi :
1. Menyadur ajaran Nabi Muhammad
+ Pikiran baik = Husnudzoon
+ Ucapan baik = Katakan yang baik atau diam (Hadits)
+ Tindakan baik = Amal Sholeh
+ Kepribadian baik = Ihsan
+ Kebiasaan baik = Istiqomah.
2. Hadits Qudsi : Aku sesuai prasangka hambaKu (bahwa Pikiran akan menjadi kenyataan)
3. Penelitian Ilmiah, Jurnal, dan Artikel terkait
4. Buku the Secret dan The power of Positive Thinking
5. Pengalaman penulis dan Testimoni jutaan orang
22 notes · View notes
seperduaarutala · 3 months
Text
SEBUAH KEBIASAAN MENYERAP YANG BERLEBIHAN
“It is a blessing and a curse, to feel everything so deeply.”
– Unknown
Belakangan ini saya terjebak dalam satu lingkaran. Seperti biasa, butuh waktu lebih lama untuk menyadari sebab dari hal-hal sejenis ini. Lagi-lagi ini masalah emosi. Saya akui dalam jangka waktu dua bulan emosi saya tergolong stabil, tapi pada waktu-waktu tertentu merosot drastis. Contohnya saya dapat memulai hari dengan sangat positif lalu berakhir dengan kesedihan yang parah di tempat tidur. Memang kita tidak harus bahagia dan positif sepanjang waktu, tapi ini terasa mengganjal bagi saya pribadi.
Berbekal sejumlah pertanyaan pribadi, saya mengetik perlahan di kolom mesin pencarian. Artikel pertama yang muncul berjudul Emotional Sponge: Pengertian dan Karakteristiknya. Emotional sponge sendiri merupakan sebuah kondisi ketika seseorang menyerap sejumlah emosi milik orang lain di sekitarnya. Saya menepuk kepala. Ternyata kepribadian ini sudah terbawa sejak kecil.
Semua berawal dari kebiasaan saat berinteraksi. Orang-orang umumnya nyaman menceritakan berbagai hal pada saya dan saya merasa punya tanggungjawab untuk menyelesaikan kesulitan yang mereka hadapi. Padahal terkadang orang hanya butuh didengarkan—hal yang sering luput disadari. Hal lain juga yang jelas kelihatan ada ketidaknyamanan diri dengan banyaknya stimulan serta kondisi sekitar yang ramai. Indera pendengaran ini terlalu berlebihan menangkap pembicaraan semua orang dan merasakan dengan kuat emosi mereka seolah itu emosi milik saya sendiri. Saya juga merasa ketika menatap orang lain lama-lama maka emosi mereka seolah menguar jelas.
Tak hanya itu, intensitas mendengarkan cerita orang lain juga lebih meningkat selama sebulan ini. Namun, itu bukan kesalahan mereka karena ini hanya keterbatasan diri dalam memilah emosi. Toh saya selalu senang mendengarkan orang lain bicara. Saya hanya tidak suka ketika masalah-masalah seperti ini harus muncul dalam mimpi. Semalam saya bahkan bermimpi tentang membereskan masalah hidup sejumlah orang dan berbicara tentang solusi pada mereka. Sungguh, saya ini aneh. Kadang saya bahkan tidak ingin memahami diri sendiri bila sedang jengkel.
Untungnya saya menemukan penyelesaian atas masalah ini. Saya harus sadar bahwa saat dalam proses mendengarkan orang lain emosi yang mereka bawa tidak boleh ikut masuk dalam diri. Selanjutnya, tidak boleh memaksakan berada di tempat yang ramai dalam waktu yang lama. Jika saya sadar terlalu mudah untuk menjaring berbagai hal dalam satu waktu dan berpotensi kewalahan, seharusnya tahu batasan dan segera mencari tempat yang lebih tenang. Kemudian, belajar mengenali dan meregulasi emosi dengan baik agar tidak mudah stress. Terakhir, yang paling penting, luangkan waktu untuk diri sendiri lebih banyak dan belajar pelan-pelan memprioritaskan diri sendiri.
Seperduaarutala, 20 Maret 2024
4 notes · View notes
auliasalsabilamp · 9 months
Text
Dampak dari Luasnya Lingkungan Pertemanan Positif
Bandung, 11 Oktober 2023 | 22:25 WIB
Lingkungan pertemanan yang positif menurutku sangat penting harus dimiliki oleh setiap orang. Dari lingkungan yang baik akan berdampak pada pembentukan perilaku, kebiasaan, hingga membentuk pola berfikir. Jika memiliki lingkungan pertemanan yang positif efeknya akan memberikan dampak baik pada orang-orang yang berada dalam lingkungan tersebut. Namun sebaliknya, jika memiliki lingkungan pertemanan yang negatif efeknya akan memberikan dampak tidak baik pada orang-orang yang berada dalam lingkungan tersebut.
Urgent sekali untuk bisa memiliki lingkungan pertemanan yang positif atau lingkungan pertemanan yang baik. Memang tidak mudah untuk mendapatkan lingkungan pertemanan yang positif. Namun hal tersebut bukan berarti tidak bisa didapatkan. Semua hal bisa didapatkan dengan mudah jika kita selalu melibatkan Allah dalam prosesnya. Ingat, pertolongan Allah sangatlah luas. Jadi jangan malas untuk selalu meminta kepada Allah.
Lingkungan pertemanan yang positif harus bisa dimiliki, karena dampaknya sangat baik untuk kehidupan dimasa depan. Jika sekarang kalian sudah mendapatkan lingkungan tersebut maka bersyukurlah, dan perluas lagi lingkungan tersebut. Namun, jika sekarang kalian belum mendapatkan lingkungan tersebut maka carilah, karena dampaknya akan sangat besar dalam kehidupan dimasa depan.
Memilih teman dalam bergaul itu hal yang sangat penting, teman kita akan sangat menentukan siapa kita dimasa depan. Bukan tidak mau berteman dengan semua orang, namun harus selektif dalam menentukan siapa-siapa saja teman yang akan dipilih untuk memberikan dampak positif kepada kita dan bisa memberikan dampak baik untuk masa depan nanti. Terdengar sangat perfeksionis sekali namun memang sepenting itu memiliki teman bergaul yang baik.
Jangkauan lingkungan pertemanan positif yang luas juga memiliki pengaruh yang baik. Terkadang tidak sadar, rezeki kita datang dari mereka. Pengalaman yang sudah aku rasakan, semakin kita memiliki banyak teman yang baik semakin luas rezeki yang akan kita dapatkan. Dari mereka seringnya kita akan mendapatkan informasi-informasi yang sedang kita cari atau butuhkan. Dari mereka juga, kita akan mengetahui hal-hal yang sebelumnya tidak kita tau, sehingga berdampak pada pengetahuan kita akan semakin bertambah luas.
Kesulitan untuk mendapatkan lingkungan pertemanan yang baik akan dirasakan oleh orang dewasa sepertiku. Realita dilapangan, semakin dewasa atau semakin bertambah usia, teman-teman yang aku miliki semakin berkurang. Hal tersebut juga dialami oleh teman-teman seusiaku. Mereka bercerita bahwa mereka merasa kesepian dan merasa tidak memiliki teman untuk bermain. Namun kesulitan tersebut tidak boleh menjadi salah satu penghalang untuk memiliki lingkungan pertemanan yang positif. Karena sebetulnya lingkungan pertemanan yang positif tidak harus memiliki jumlah anggota yang banyak, akan tetapi lingkungan pertemanan yang bisa saling memberikan dampak baik pada setiap anggotanya.
#tulisanaulia
10 notes · View notes
katariqsasi · 24 days
Text
#001 - Menata Ulang meski Tak Sempurna
Tak ada yang sia-sia..
Beberapa tulisan yang dipaksa ternyata juga belum mampu mendorong untuk istiqomah menulis setiap hari. Ingin membangun kebiasaan baru memang bukan hal yang mudah walau sesederhana bangun tidur atau tidur lagi. Bahkan mungkin sesuatu yang dibangun berbulan-bulan atau bertahun-tahun bisa hancur seketika karena kebiasaan buruk yang hanya dilakukan sekali seumur hidup.
Pagi ini aku membaca blog seorang yang menjadi inspirasi untuk memulai tulisanku. Kebetulan tulisannya adalah tentang kebiasaan menulis beliau sendiri. Padahal..., beliau sudah rutin menulis setiap hari, tapi dalam tulisannya kali ini beliau menyatakan keluhan belum bisa mempertahankan kebiasaannya, termasuk menulis. Keluhan ini menurutku adalah tanda disamping beliau sosok yang disiplin, namun disisi lain juga memiliki jiwa yang senantiasa bersemangat untuk terus belajar. Dan keluhannya dalam bentuk tulisan (yang sebenarnya salah satu kebiasaan bagusnya yang juga sedang dikeluhkan), merupakan bentuk evaluasi diri bagi diri beliau sendiri. Luar biasa sekali memang.
Dengan topik yang menarik itu, dengan cermat kucoba untuk mencari kata kunci yang bisa menjadi energi untuk jiwaku. Aku benar-benar mencoba belajar dan mengambil renungan dari tulisan tersebut. Mengutip ucapan seorang story artist Pixar:
tidak usah ingin sempurna. Ide di kepala harus dituangkan menjadi tulisan agar dapat dikembangkan. Tulisan harus diselesaikan, bahkan jika kita merasa belum sempurna menggali ide. Tidak ada tulisan yang sia-sia karena kita dapat belajar dari apa pun yang sudah dituliskan. ~Emma Coates
Dilanjutkan dengan quotes beliau sendiri yang menjadi subjudul:
Menyelesaikan tanpa kesempurnaan, terus bergerak maju, dan belajar dari sana ~Ivan Lanin
Dan di tulisan lain beliau juga mengatakan:
Lebih baik tidak sempurna, tetapi selesai, daripada sempurna, tetapi tidak kunjung rampung. ~Ivan Lanin
Dari sini aku mulai mendapatkan kepercayaan diri lagi untuk melanjutkan aktifitas yang aku inginkan. Bukan hanya menulis, tapi aktifitas lainnya juga, yang membuat hidupku menjadi lebih positif, walaupun pekerjaan itu belum pernah mencapai sempurna. Namun sebagaimana kumulai tulisan ini, menata ulang akan senantiasa dibutuhkan, dan ketidaksempurnaan pun bukan celaan, dan justru akan membawa pada perkembangan. Dan berjalan dengan tidak sempurna masih jauh lebih baik daripada diam dan tidak melakukan apa-apa.
Dan berjalan dengan tidak sempurna masih jauh lebih baik daripada diam dan tidak melakukan apa-apa.
Tak kan ada yang sia-sia dari usaha yang kita lakukan untuk menjadi lebih baik. Benar, kan?
2 notes · View notes
asqinajah · 2 years
Text
Kehidupan-Kematian
Lagi-lagi, aku harus-dengan-sangat mengingatkan diri bahwasanya hidup hanyalah sementara, hidup hanyalah sebentar saja. Sedangkan segala pahit-manis yang datang pada hidup, dan segala rasa yang mau-atau-tidak-dimau ada, adalah warna-warni yang akan berlalu dan berganti satu sama lainnya.
Maka, jelaslah sudah bahwa aku harus menjalani hari-hariku sebaik mungkin. Juga, menjalani peran kehidupan apapun yang dipunya, semaksimalnya. Bukan sebab berharap ucap manis atau pujian orang yang disekitar, atau menghindari cemooh mereka yang tak suka, tapi sebab mengharap ridha Allah saja, mengharap hidup yang barakah, dan juga; akhir hidup yang indah.
Ingat berita yang beberapa waktu lalu viral, tentang seorang ustadzah yang wafat saat membacakan kalamullah? Ketika seharusnya beliau membaca ayat ke enam dari Al Baqarah, tetapi nyatanya Allah gerakkan lisan beliau untuk membaca ayat ke 163 dari surat tersebut sebagai penutup usianya:
{ وَإِلَـٰهُكُمۡ إِلَـٰهࣱ وَ ٰ⁠حِدࣱۖ }
"Dan Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa..."
Bukankah kematian beliau adalah kematian yang kita inginkan? Dan bukankah seseorang meninggal atas dasar kebiasaan hidup yg dimilikinya? Mari selalu positif, atas apapun yang Allah hadirkan dalam hidup kita. :)
(20/09/22)
83 notes · View notes
lasealwin · 2 years
Text
Modernisasi Kepribadian Mudah Marah-Galau Jadi Tetap Bahagia Dalam Ragam Situasi
Modernisasi Kepribadian Mudah Marah-Galau Jadi Tetap Bahagia Dalam Ragam Situasi
Merasa emosian dan/atau galau karena masalah adalah kebiasaan lama. Merasa bahagia ditengah masalah adalah modernisasi kepribadian.Ide cerita singkat. Seyogyanya kehidupan kita awalnya diselimuti oleh kedagingan yang lebih dekat dengan naluri kebinatangan. Amarah sudah diubun-ubun, lidah bersilat penipuan, mata yang mudah terbakar hawa nafsu, bibir yang syarat dengan kesombongan. Telinga yang…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
khanzaa18 · 1 month
Text
Teruslah Memperbaiki Diri..
Tentang perjalanan menuju peningkatan diri
Dalam hiruk-pikuk kehidupan, di tengah segala tuntutan yang ada, mudah sekali bagi kita kehilangan fokus. Lihatlah sekelilingmu. Lihatlah bagaimana waktu berlalu begitu cepat, bagaimana setiap langkah yang kita ambil membentuk jejak yang panjang dalam perjalanan kita. Ambillah sejenak jeda untuk berhenti, merenung, dan merefleksikan tentang perjalanan yang sudah kita lalui sampai detik ini.
Setiap pengalaman, pertemuan, tantangan yang kita hadapi adalah peluang untuk bertumbuh. Pada hakikatnya, setiap kegagalan adalah sebuah pelajaran yang tersamar, setiap kesuksesan adalah tonggak penting dalam perjalananmu menuju penemuan diri. Terimalah momen-momen ini, karena mereka adalah pondasi dari evolusi pribadimu.
Perbaikan diri bukanlah tentang mencari kesempurnaan, karena tujuan semacam itu tak akan pernah tercapai. Sebaliknya, perbaikan diri adalah tentang menjadi versi terbaik dari dirimu, satu langkah pada satu waktu. Ini tentang mengakui kelebihan dan kelemahanmu, dan terus berusaha memupuk kebaikan dan mengatasi keterbatasan.
Mari coba perhatikan lagi kehidupan kita saat ini. Adakah area di mana kamu merasa bisa melakukan lebih baik? Adakah kebiasaan atau pola yang sudah tak lagi memberimu manfaat? Adakah keterampilan atau pengetahuan yang ingin kamu dapatkan? Gunakan refleksi ini sebagai awal untuk bertindak.
Berjalanlah dan terus bertumbuh..
Carilah peluang untuk memperbaiki diri dalam setiap aspek kehidupanmu, fisik, mental, emosional, dan spiritual. Baik dengan membaca beragam buku, nonton vidio yang memberikan wawasan, mendengarkan podcast atau terlibat dalam percakapan yang bermakna. Berusahalah untuk memperluas pandanganmu dan mendalami pemahamanmu tentang diri sendiri dan dunia di sekitarmu.
Perbaikan diri bukanlah destinasi, melainkan proses yang berkelanjutan, yang tentunya butuh dedikasi, ketekunan, dan kesiapan untuk menghadapi keterbatasan diri kita sendiri. Namun, hadiahnya tak terukur, rasa puas yang lebih besar, hubungan lebih dalam dengan dirimu dan orang lain, dan kehidupan yang dijalani dengan tujuan dan makna.
Jadi, saat kau melangkah menjalani hari-harimu, biarkanlah pemikiran-pemikiran ini berputar di pikiranmu. Biarkanlah mereka menginspirasi untuk bertindak, untuk membuat perubahan positif, dan untuk merangkul perjalanan perbaikan diri dengan hati yang terbuka dan tekad yang teguh. Karena dengan melakukannya, kau tidak hanya memperkaya kehidupanmu sendiri, tetapi juga ikut berkontribusi pada kebaikan yang lebih besar bagi umat manusia.
Semoga refleksi ini menjadi pengingat lembut tentang kemungkinan tak terbatas yang ada di dalam dirimu. Semoga ini menginspirasi diriku dan kamu yang membaca tulisan ini untuk terus berusaha menjadi lebih baik. Semoga tulisan ini bisa membimbingmu dalam perjalanan menuju versi terbaik dari dirimu sendiri.
Take a deep breath, embrace the present moment, and step boldly into the future, knowing that the path of self-improvement is always open to those who are willing to walk it.
Bogor, 10 Mei 2024
3 notes · View notes
khoridohidayat · 1 year
Text
Kalau terus nyinyir, kapan kamu bertumbuh?
Dalam hidup, diakui atau tidak, sering sekali kita memandang rendah apa yang dilakukan orang lain.
Melihat orang yang tak kunjung selesai penelitian, kita langsung menyindir kenapa belum kelar juga. Melihat teman yang sedang menjajakan produk bajunya di WA, kita langsung bergumam karena terganggu. Bahkan, melihat teman yang sukses saja kita sering nyinyir didalam hati “pamer mulu hidupmu”.
Terkadang, yang membuat dunia sempit bukanlah orang lain, tapi karena diri kita sendiri.
Kebiasaan-kebiasaan nyinyir ini, kalau kita pelihara, justru lebih merugikan diri sendiri, dari pada merugikan orang lain. Pernah tidak kamu ingin berjualan tapi malu upload di WA? Itu karena kita sendiri sering merendahkan orang lain ketika ada teman kita yang sedang berjualan.
“Ih, aku dulu nyinyirin orang jualan, masa aku sendiri sekarang harus jualan”
“Lah, aku sering nyindir temen karena ngga kelar-kelar kuliahnya, masa aku sendiri harus extend semester sih”
Penyindiran-penyindiran kita terhadap orang lain justru akan menciutkan nyali kita ketika sedang memulai sesuatu yang baru.
Padahal, mereka berjualan juga untuk memenuhi kehidupannya. Bagi mereka, there is no way again for survive but selling products. Lagian, berjualan kan halal, kenapa harus kita aggap rendah?
Mereka yang mungkin lulusnya telat, bisa jadi bukan karena kemalasannya mereka. Tapi karena bingung harus memulai dari mana sebuah penelitian itu. Berbagai macam buku, tips di youtube sudah mereka lihat, tapi masih bingung juga. Kalau sudah begitu, apa kita harus terus menyidir? Mereka bukan kamu, yang memang pandai di bidang tulis menulis.
Sampai Januari 2023, aku masih punya sekitar 4 hingga 6 orang teman yang belum lulus. Semester ini adalah waktu terakhir mereka untuk menyelesaikan skripsi. Guess what? Mereka baru selesai di BAB 2. Gimana coba menyelesaikan skripsi dengan waktu 4 bulan dari BAB 2. It seems like impossible.
Tapi, ketika aku mencoba memulai berkomunikasi dengan mereka. Menjalin hubungan kembali. Menanyakan apa kesulitannya. Menempatkan diriku jika diposisinya. Ya memang berat. Ada diantara mereka yang memang tak terlatih menulis. Ada diantara mereka yang trauma bertemu dosen karena penah dibentak. Ada yang harus part time jaga angkringan sampai pukul 3 pagi. Kalau begitu harus bagaimana?
What I mean here is, kita, harus melihat sosok manusia sebagai seorang manusia, bukan melihat manusia dari sisi keberhasilan atau kegagalannya.
Sebab, banyak hal yang membuat orang berhasil dan gagal. Ada peran ekonomi, orangtua, privilege, agama, pengalaman traumatis, hingga pertemanan. Semua faktor itu berkombinasi menjadi satu seperti tali-tali rumit, yang akan menentukkan kesuksesan dan kegagalan seseorang dalam kehidupannya.
Dari pada terus melihat rendah, coba hargai usaha mereka. At least mereka sedang beribadah dengan cara berjualan, kan gitu? Setidaknya mereka juga sedang berusaha menyelesaikan penelitiannya, bukankan itu juga ibadah? Masa iya kita harus merendahkan ibadah seseorang?
Jika bisa memandang positif orang lain, kita akan dimudahkan memandang positif kepada diri kita sendiri.
Melihat orang yang berjualan → Ungkapkan rasa kagum
“Wahh masyaallah dia sedang berusaha menghidupi dirinya sendiri.”
“Wah aku kagum sama ibu itu yang sedang berjualan air putih di seberang lapangan itu. Ibunya tidak menyerah gitu aja karena situasi underprivilege nya.”
Ingat mantra tadi, lihatlah manusia sebagai manusia. Mereka adalah makhluk Tuhan yang sedang dirahmatiNya untuk hidup hari ini.
People say hurtful things because they they themselves have been hurt.
-Haemin Sunmin
January 25, 2023
28 notes · View notes
yonarida · 3 months
Text
Kepribadian Sehat dan Kepribadian Tidak Sehat
Kepribadian sehat dan tidak sehat? Wow. Apa itu? Baru dengar ada konsep itu. Menarik sekali. Agaknya bahasan ini perlu sama-sama kita ketahui agar kita dapat mengidentifikasi diri. Jika sudah sehat, alhamdulillah. Jika ada dalam diri kita yang masuk tidak sehat, mari perbaiki biar lebih sehat. Apa ciri-ciri kepribadian sehat dan tidak sehat?
Kepribadian yang sehat:
Mampu menilai diri sendiri secara realistis - mampu menilai diri apa adanya: tentang kelebihan dan kekurangan: secara fisik, pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.
Mampu menilai situasi secara realistik - dapat menghadapi situasi / kondisi kehidupan yang dialaminya secara realistik - mau menerima secara wajar - tidak mengharapkan kondisi kehidupan sebagai sesuatu yang sempurna.
Mampu menerima diri tanpa syarat
Mampu menghargai diri sendiri
Menerima tanggung jawab mempunyai keyakinan terhadap kemampuannya untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya.
Kemandirian - memiliki sifat mandiri dalam cara berfikir dan bertindak - mampu mengambil keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri serta menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku di lingkungannya.
Dapat mengontrol emosi - merasa nyaman dengan emosinya - dapat menghadapi situasi frustrasi, depresi, atau stress secara positif atau konstruktif , tidak destruktif (merusak)
Berorientasi tujuan - dapat merumuskan tujuan-tujuan dalam setiap aktivitas dan kehidupannya berdasarkan pertimbangan secara matang (rasional), tidak atas dasar paksaan dari luar, dan berupaya mencapai tujuan dengan cara mengembangkan kepribadian (wawasan), pengetahuan dan keterampilan.
Kepribadian yang tidak sehat
Mudah marah (tersinggung)
Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan
Sering merasa tertekan (stress atau depresi)
Bersikap kejam atau senang mengganggu orang lain yang usianya lebih muda atau terhadap binatang
Ketidakmampuan untuk menghindar dari perilaku menyimpang meskipun sudah diperingati atau dihukum
Kebiasaan berbohong
Hiperaktif
Bersikap memusuhi semua bentuk otoritas
Senang mengkritik/mencemooh orang lain
Sulit tidur
Kurang memiliki rasa tanggung jawab
Sering mengalami pusing kepala (meskipun penyebabnya bukan faktor yang bersifat organis)
Kurang memiliki kesadaran untuk mentaati ajaran agama
Pesimis dalam menghadapi kehidupan
Kurang bergairah (bermuram durja) dalam menjalani kehidupan Ref: https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/05/04/kepribadian-individu/ https://kumparan.com/info-psikologi/apa-itu-kepribadian-sehat-dan-tidak-sehat-beserta-ciri-cirinya-21VqtLrQ5FH/4
4 notes · View notes
coretan-sn · 3 months
Text
Ngaji Jomblo 06 : Bersiap Memulai Menikah
By : ustadz Felix siaw
Darimana kita memulai? Yang menentukan segala-galaanya adalah prespektif hidup. Dalam agama bernama Akidah atau dasar yang menentukan cara pandang suatu peristiwa, bagaimana cara menilai satu peristiwa, lalu kemudian mengubah urutan kepentingan dalam hidup kita, mana yang jadi prioritas, mana yang enggak jadi prioritas, mengubah emosi kita dan semuanya.
Kita galau karena kita yang buat sendiri. Maka hilangkan trigger yang membuat galau dan tidak fokus. Ini pasti sulit sekali, ibarat orang yang hobi game ini menghapus game dari komputernya. Jangan sampai bingung diri sendiri sebenarnya kita mau apa nih? Kalau mau move on ya Apapun yang membuat kita mengingat dia maka hilangkan, bersifat fisik itu gampang, yang bersifat ingatan itu yang tidak gampang. Bersifat fisik Langsung unfoll, nggak ada gunanya kalau anda stalking orang-orang yang anda suka. Kenapa? Karena mendapatkan dia enggak, mendekatkan dia juga enggak, mempersiapkan diri juga tidak, yang anda dapat hanya kemudian kemungkinan-kemungkinan atau potensi untuk bermaksiat.
Saatnya mulai berfikir ke masa depan, berfikir dengan apa yang kita tuju. Jika misal pengennya begini ya Pesiapan seperti apa yang di lakukan, supaya hidup lebih produktif. Jangan kepo lagi dengan aktifitas dia, itu trigger yang membuat kita galau. Jangan nonton film cinta-cinta an, kalau ada teman yang bicara nikah bisa d alihkan. Bisa dengan berdakwah, kajian, atau olah raga, baca shiroh dll. Yakinlah bahwa habit itu bisa di ganti dengan habit lain meskipun membentuknya memang tidak mudah, ini perlu perjuangan.
Suatu saat kita mungkin akan lebih tertarik membaca shiroh daripada membaca tentang dia, karena ini perihal kebiasaan. Maka penting sekali untuk berjamaah, untuk bersama-sama hijrah mengenal Allah dan agama dengan baik agar menjadi bekal yang baik pula untuk menikah. Kaji Islam secara sistematis karena Islam adalah sistem kehidupan lengkap dari A-z. Mulai dari masuk Wc bahkan sampai bernegara sudah di atur di dalamnya. Maka kita akan menemukan ustadz/Ustadzah secara personal untuk membimbing kita yang menjadi kelompok2 dakwah.
Di urut dari awal ya, kita ini harus berubah dan untuk berubah perlu informasi termasuk ikut kajian ini, kedua cari replacement cari habit positif untuk mengalihkan trigger, setelah itu ikut kajian sistematis Islam sampai punya mentor/Musyrifah belajar agama mendalam maupun sampai dalam memilih pasangan hidup dengan seseorang. Belajar Islam dengan komprehensif sangat penting karena menentukan siap atau tidak, dalam berdakwah itulah nanti akan dilatih seluruh persiapan-persiapan untuk berkeluarga. Salah satunya adalah mengutuk keluarga dan mengurus keluarga ini sudah di latih ketika kita mau untuk mengurus ummat
Kapan merasa ketika sudah siap? Ketika susah mengkaji Islam dengan benar dan memiliki gambaran Islam yang baik, nanti kita akan merasa sudah saatnya tiba, karena saya sudah menyelesaikan permasalahan saya sendiri, saatnya bagi saya untuk menambah beban untuk menyelesaikan permasalahan orang lain. Tapi nikah itu bukan untuk menyelesaikan masalah anda, jangan berfikir ketika menikah akan membagi beban anda dengan orang lain, jangan menikah ketika anda punya masalah-masalah dan berharap selesai ketika menikahi dia itu namanya ngoper beban.
Nikah itu sebaliknya ; Yaitu membantu permasalahan orang lain, tapi yang disana mentalnya juga harus sama. Karena ketika menikah nanti akan bertambah berat bebannya sehingga kedua pasangan harus balance pemikirannya. Di pernikahan Allah akan terus tambahkan beban, Allah akan terus uji kita, dengan segala macam yang ada di dunia ini supaya nambah pahalanya, supaya nambah kebaikannya. Itulah mengkaji Islam menjadi penting, karena bisa menyelesaikan permasalahan-permasalahan kita sendiri sekaligus bisa menyelesaikan seluruh problem-problem dalam kehidupan. Contoh bagaimana cara menanggapi orang, bagaimana cara menemukan sesuatu yang kita nggak seneng, bagaimana ketika kita marah, bagaimana ketika mengurus masyarakat, bagaimana berkorban, dan seterusnya.
Itulah hal penting pernikahan yang sudah seharusnya kita bingungkan dan bagaimana caranya mulai untuk bersiap, karena perisapan tidak sekedar mau nikah di gedung apa, dengan masakan yang bagaimana, atau mua yang seperti apa.
5 notes · View notes