Tumgik
#mesin kopi
denidoflamingo · 2 months
Text
Cara Kerja Mesin Espresso Pada Tiap Bagiannya
Memahami cara mesin espresso secara umum akan membantu kita mengetahui apa yang harus dan tidak harus di lakukan selama perawatan dan pembersihan. Mesin kopi espresso yang di rawat dengan baik akan tetap berfungsi dengan baik selama proses pembuatan sajian kopi espresso. Bagian-bagian mesin kopi espresso yang menarik untuk di ketahui, dan ulasannya dapat di temukan di sini. Mesin kopi espresso,…
0 notes
manusiamasadepan99 · 1 year
Text
Tumblr media
"Memanggang dengan Kecintaan: Mesin Roasting kami mengubah biji hijau menjadi karya seni kopi yang menggoda. Setiap suhu dan detik penting dalam menciptakan cita rasa dan aroma yang sempurna. #SeniPemangganganKopi #CitaRasaAsli"
0 notes
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Great spot for a sea view, coffee or fish & chips.
7 notes · View notes
zasckiiiaaa · 1 year
Text
Mengenal Potensi Bisnis Kopi: Peluang Usaha yang Menggiurkan di Industri Kopi
Tumblr media
Kopi adalah salah satu minuman yang paling populer di dunia. Minuman ini tidak hanya menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari banyak orang, tetapi juga menjadi industri yang berkembang pesat.
Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi potensi bisnis kopi secara lebih mendalam, meliputi peluang usaha yang dapat dijelajahi, strategi pemasaran yang efektif, dan faktor-faktor penting lainnya dalam membangun bisnis kopi yang sukses.
Dengan pemahaman yang baik tentang potensi bisnis kopi, Anda dapat memulai langkah pertama menuju kesuksesan di industri yang penuh peluang ini.
Potensi Bisnis Usaha Kopi
Permintaan yang Tinggi: Minuman kopi memiliki basis konsumen yang sangat besar dan terus berkembang. Banyak orang mengonsumsi kopi sebagai bagian dari rutinitas harian mereka, baik untuk sarapan pagi, teman kerja, atau sekadar bersantai. Permintaan yang tinggi ini memberikan peluang bagi bisnis kopi untuk terus tumbuh dan berkembang.
Ragam Produk dan Inovasi: Industri kopi terkenal dengan ragam produk dan inovasi yang terus berkembang. Dari kopi hitam tradisional hingga kopi spesial dengan berbagai varian rasa dan aroma, ada banyak ruang untuk menciptakan produk yang unik dan menarik bagi konsumen. Selain itu, inovasi dalam metode pengolahan dan penyajian kopi juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para pecinta kopi.
Budaya dan Pengalaman: Kopi tidak hanya sekadar minuman, tetapi juga menjadi bagian dari budaya dan pengalaman. Banyak orang menikmati suasana kafe yang nyaman sambil menyeruput secangkir kopi, atau menjelajahi berbagai jenis kopi dari berbagai daerah. Bisnis kopi dapat memanfaatkan aspek ini dengan menciptakan kafe yang unik, menyediakan pengalaman kopi yang menarik, atau bahkan mengedukasi konsumen tentang budaya kopi.
Pasar Ekspor: Indonesia merupakan salah satu produsen kopi terbesar di dunia dengan berbagai jenis kopi yang berkualitas. Hal ini membuka peluang bisnis ekspor bagi para pelaku industri kopi. Pasar ekspor dapat menjadi sumber pendapatan yang signifikan dan membantu memperluas jangkauan bisnis kopi.
Namun, seperti bisnis lainnya, terdapat tantangan dan persaingan dalam industri kopi. Penting untuk melakukan riset pasar yang mendalam, memahami selera konsumen, serta memiliki strategi pemasaran dan manajemen yang efektif.
Mengikuti tren terbaru dalam industri kopi juga penting untuk tetap relevan dan berdaya saing.
Tantangan Memulai Usaha Kopi
Memulai usaha kopi, seperti bisnis lainnya, tidaklah tanpa tantangan. Berikut adalah beberapa tantangan yang mungkin Anda hadapi dalam memulai usaha kopi:
Persaingan yang Ketat: Industri kopi memiliki persaingan yang tinggi. Banyak kafe dan penjual kopi yang sudah mapan, baik di tingkat lokal maupun nasional. Untuk berhasil bersaing, Anda perlu mengembangkan keunikan dan keunggulan kompetitif yang membedakan bisnis Anda dari pesaing.
Pemilihan Lokasi yang Tepat: Lokasi yang strategis sangat penting untuk keberhasilan bisnis kopi. Anda perlu mempertimbangkan faktor-faktor seperti kepadatan populasi, tingkat persaingan, aksesibilitas, dan profil target pasar. Memilih lokasi yang tepat akan membantu menarik pelanggan potensial dan meningkatkan visibilitas bisnis Anda.
Sumber Biji Kopi Berkualitas: Kualitas biji kopi merupakan faktor kunci dalam menyajikan kopi yang lezat dan memikat konsumen. Mencari dan menjalin hubungan dengan pemasok biji kopi yang andal dan berkualitas adalah tantangan tersendiri. Anda perlu memastikan bahwa biji kopi yang Anda gunakan berkualitas tinggi, segar, dan sesuai dengan selera pelanggan Anda.
Manajemen Persediaan: Mengelola persediaan kopi dan bahan-bahan lainnya merupakan tantangan dalam bisnis kopi. Anda perlu memastikan bahwa persediaan Anda selalu mencukupi untuk memenuhi permintaan pelanggan, sambil menghindari pemborosan atau penyimpanan yang berlebihan. Manajemen persediaan yang efektif sangat penting untuk menjaga kualitas produk dan mengoptimalkan keuntungan.
Perubahan Selera Konsumen: Selera konsumen terus berkembang, termasuk dalam hal minuman kopi. Anda perlu tetap up-to-date dengan tren dan preferensi konsumen terkini, serta siap untuk beradaptasi dan menyediakan pilihan yang sesuai. Melakukan riset pasar dan memahami kebutuhan pelanggan akan membantu Anda mengantisipasi perubahan selera konsumen.
Manajemen Operasional: Mengelola operasional bisnis kopi, termasuk manajemen tim, layanan pelanggan, pengadaan, dan keuangan, adalah tantangan tersendiri. Penting untuk memiliki sistem dan prosedur yang efisien, serta tim yang terampil dan terlatih dengan baik. Manajemen yang baik akan membantu menjaga kualitas layanan, efisiensi operasional, dan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.
Meskipun tantangan-tantangan ini mungkin terlihat menantang, mereka juga dapat menjadi peluang untuk belajar dan berkembang. Dengan persiapan yang matang, pengetahuan yang cukup, dan kerja keras yang konsisten, Anda dapat mengatasi tantangan ini dan meraih kesuksesan dalam usaha kopi Anda.
Dalam industri kopi yang kompetitif, kualitas biji kopi merupakan faktor utama untuk menyajikan secangkir kopi yang sempurna. Namun, apakah Anda tahu bahwa kualitas penggilingan biji kopi juga memiliki peran penting?
Itulah mengapa kami hadir dengan mesin grinder kopi yang inovatif dan presisi, menjadi solusi bagi para pengusaha kopi yang ingin menghadirkan cita rasa yang tak tertandingi dalam secangkir kopi.
Mesin grinder kopi kami didesain dengan teknologi terdepan dan dibangun dengan keahlian tangan yang cermat. Menggiling biji kopi dengan konsistensi dan presisi yang tinggi adalah prioritas utama kami.
0 notes
kantorzaara · 2 years
Text
0816-756-206 (WA), Mesin roastingkopi kopi Mranggen Kidul
Mesin roasting kopi kapasitas 1 kg dengan kualitas terbaik dijamin harga paling murah! Untuk keterangan lebih lengkap bisa langsung chat Nomor HP Bpk Taufiq : 0816-756-206. Klik https://wa.me/62816756206
0 notes
hellopersimmonpie · 10 months
Text
Beberapa hari ini nyobain bikin kopi sendiri. Kalo di kafe biasanya pake latte, belakangan ini minum Americano.
Pas pertama banget mesin kopinya dateng, gue tuh nyoba minum espresso soalnya gue penasaran sama rasa kopi asli. Dulu pas masih sering WFA dari Starbucks, gue tuh kan sering pesen Black Tea pake Peppermint syrup atau Earl Grey Tea no sugar aja. Soalnya eneg banget sama gula.
Nah gara-gara itu, gue beberapa kali dikasih icip espresso sama baristanya. Dan espresso racikan sana tuh beneran kerasa hint buah atau rasa-rasa lainnya.
Makanya pas bikin espresso sendiri, gue beneran pengen nyobain espresso. Tau apa dampaknya?
Langsung pusing dan sakit perut. Mungkin lambung gue kaget. Makanya kalo pengen nyobain rasa kopi tuh jadinya mending ditambah air. Jadi Americano.
Enggak tau apakah sugesti ato ada alasan scientific, belum gue cari. Tapi emang espresso tuh bukan buat semua orang.
Apa yang dirasain setelah beberapa hari minum kopi bikinan sendiri?
Jadi menyadari perbedaan antara Robusta dan Arabica. Meskipun ga bisa dideskripsikan karena gue ga kenal banyak kosakata untuk kopi. Tapi yang pasti, Robusta tuh kafein-nya lebih tinggi. Jadi kalo misal gue minum kopi terus deg-degan dan sakit perut, artinya dalam kopi gue ada banyak biji kopi Robusta. Sementara kalo rasanya ga terlalu strong biarpun double shot dan ga terlalu bikin deg-degan, berarti komposisi arabica-nya jauh lebih tinggi.
Sekian cerita gue tentang kopi.
Kayak gini tuh jadi kebayang bikin Lemon Pound Cake huhu. Kapan hari tuh temen gue bawain Lemon Pound Cake dari resepnya Chef Luvita Ho. Enak banget. Cocok buat minum kopi atau teh.
youtube
23 notes · View notes
hailailaa · 8 months
Text
Bertemu
Bagaimana jika kita dipertemukan dengan seseorang yang memiliki banyak kesamaan, yang diam-diam saling mengamati dari kejauhan, menjadi pembaca pertama kabar, karya dan tulisan, menjadi yang diam-diam saling mendoakan, meminta dipertemukan dengan perasaan syukur dan bahagia tak tertahan.
Bagaimana jika kita dipertemukan dengan seseorang, yang sama-sama menyukai membaca buku, sama-sama melibatkan diri di majelis ilmu, sama-sama gemar merekam momen, sama-sama memiliki playlist yang senada, sama-sama menyukai aroma dan rasa kopi atau sama-sama merasa tenang meski hanya mendengar suara mesin kopi yang bekerja.
Jatuh hati ternyata semenarik dan serumit ini. Jika ingin menyengaja pertemuan, semoga kita dipertemukan dalam keadaan sama-sama sedang jatuh hati atau tidak ada rasa sama sekali.
6 notes · View notes
cyaranide · 2 years
Text
meeting the parents
"liat tuh, yang lagi kasmaran."
jody mengangkat kepalanya dari deretan spreadsheet yang tersebar di atas meja, lalu memutar mengikuti ke arah ben menunjuk. di pojok kedai, samping dinding dan dekat pot tumbuhan kecil yang ucup dan ben dapatkan dari doorprize lomba 17-an, adalah dua pemuda tanggung yang sedang asyik berbicara.
atau lebih tepatnya; satu lagi berbicara, satu lagi mendengarkan dengan khidmat.
yang satu, piko namanya, dengan kacamata bertengger di hidungnya, sedang menceritakan sesuatu dengan bersemangat, tangannya melayangkan berbagai macam gestur dengan binar mata terang di balik lensanya. satu lagi, duduk di sebrang sang pemuda berkacamata, sedang melipat kedua lengannya di atas meja, tersenyum pada apapun yang dikatakan pemuda di hadapannya.
yang satu ini, kebetulan, adalah ucup.
"dapet dari mana ya si ucup," ben menggelengkan kepalanya dengan seringai tipis. "bisa bisanya. ampe heran gue, kok piko mau ama bocah tampilan begitu ye?"
"hus," kaki jody sontak menendang tulang kering ben, menatap sinis saat lelaki itu langsung terkesiap, terlonjak dan meringis dengan komikal. "ngomong baek dikit kek, anak lu itu."
"anak kita, jod."
ben masih setengah meringis, meloncat-loncat dengan satu kaki, tapi senyumnya makin melebar setelah dia berkata demikian. sedikit tengil, bangga, bahagia. ekspresi yang penampakannya bisa dihitung jari, dan semuanya diarahkan pada jody. senyuman yang sama saat kedai mereka pertama kali resmi dibuka; saat mereka pertama kali melihat kelulusan sma ucup; saat ucup, masih dengan seragam putih merahnya, mengubur wajahnya di celana ben dan pertama kali memanggilnya 'ayah'.
"dulu kita kek gitu juga ga ya?"
kedua pasang mata masih memandangi dua pemuda tanggung yang duduk di pojok meja, terlalu hanyut dalam gelembung mereka sendiri untuk menyadari atensi yang disasar padanya. piko, yang masih bersemangat menceritakan apapun yang berada dalam kepalanya, sesekali menyesap kopi yang disajikan sebelum kembali berceloteh. ucup, yang kali ini sudah menadahkan dagunya di atas telapak tangan, tidak juga mengalihkan matanya dari piko. gelas kopi di hadapannya sendiri nyaris tidak tersentuh, es yang mencair telah berubah jadi bulir dingin yang mengembun di permukaan plastik.
jody terkekeh. "si ucup makin mirip lu aja, gue liat."
ben langsung menolehkan kepalanya kembali, seolah tidak terima. "kagak ah anjir. lu liat tuh bocah? bibit bibit bucin tolol itu. mana ada gue kayak begitu."
"bucin, debatable. tolol, iya."
"kalo gue bucin lo juga sama ae bucinnya."
"mananya gue bucin?"
"nih ye biarpun lu kikir kek mampus, ini kedai kan lu yang bikin. tuh mesin kopi hadiah dari lu. itu baju dari gue beli grosiran masih ae lu pake."
"ya karena baju di lemari udah abis! nah kan jadi inget, siapa yang giliran nyuci minggu ini—"
"WOI, BAPAK BAPAK DI SANA!"
keduanya sontak menoleh kembali, kali ini dihadapkan pada pemandangan ucup yang nyengir terlalu lebar dan piko yang terlihat setengah panik, setengah mau nangis. ucup mengabaikan tangan piko yang berkali-kali menarik lengan bajunya, dan begitu perhatian kedua orang tuanya sudah diambil, ucup berteriak kembali. "PACARAN MULU LU PADA KEK ANAK SMA."
"ucup!"
piko meringis sambil menepuk pundak temannya, namun ada sekilas senyum di wajahnya, mati-matian menahan tawa. pemuda itu menoleh dengan senyum kikuk, tatapan yang seolah memohon, "maafin ucup ya." yang lucu juga, dipikir-pikir, saat mereka semua di sini juga tahu kalau ben dan jody sudah berhadapan dengan tingkah laku ucup selama 20 tahun dia hidup.
sehingga ben tidak ragu ragu membalas. "DARIPADA LU, GA PERNAH TUH PULANG KE RUMAH NGENALIN PACAR."
ucup menyoraki lagi, tidak terima, dan jody tidak perlu melihat dekat dekat untuk tahu bahwa pipi anak itu mungkin sedikit memerah. namun tidak luput dari perhatian mereka adalah suara tawa piko, yang memotong teriakan ucup yang nyaris keluar dari tenggorokan. tawa piko, yang kemudian disusul gerutu kecil ucup, dan kekehan ben di samping telinganya.
ben menggelengkan kepalanya kembali. "anak kita, jod."
jody tertawa, diakhiri dengan senyum tipis yang ditutupinya di balik tangan. namun dia tahu ben melihatnya—jody tahu, karena ben menatapnya dengan senyum lembut yang sama.
"anak kita, ben."
(jody pikir, hidupnya hanya akan berkutat dengan angka di atas kertas, dengan lembaran uang di tangan, dan beban yang akan selalu dipikulnya di pundak.)
(jody melihat ben, pada topi yang nyaris tidak pernah dilepasnya di luar rumah, diiringi seringai tengil yang memeta di wajahnya, seolah menjanjikan banyak hal. jody melihat ucup, mengingat kepalanya yang hanya mencapai paha jody, sebelum tingginya melesat nyaris setara dengan kedua ayahnya.)
(kalau jody di masa lalu dibilang kalau dia akan punya keluarga, mungkin dia tidak akan percaya.)
--
inspired by this. // versi sosmed au.
49 notes · View notes
a-cometinthesky · 8 months
Text
Tumblr media Tumblr media
Post untuk apresiasi langit Jakarta hari ini yang bagus banget, maasyaa Allaah, agak hangat dan berangin. Hari kedua di ✨️kantor client✨️. Bahagia banget pas hari pertama ke pantrynya ada mesin kopi. Aaaaa finally lihat mesin kopi lagi. Dalam hati "tahan Rin tahan, jangan kebanyakan, inget umur inget kantor client". Tapi katanya temen kerja gue, "gapapa Rin ambil aja, dua kali juga boleh" :( mau :( mata gue berbinar-binar pas lihat mesin kopi, semoga bisa terwujud punya satu yg super lengkap di rumah aamiin
2 notes · View notes
malamterlalumalam · 10 months
Text
Decluttering my mind
Meskipun bekerja, beberapa aktivitas rumahan seperti menyiapkan makanan, mencuci pakaian, merawat perabotan, hingga memaksimalkan storage lemari untuk simpan-menyimpan sangatlah lekat denganku. Karena memang tidak bisa tidak. Memiliki rumah, sama halnya dengan memiliki keluarga, juga memerlukan perawatan. Sesuatu tidak berlangsung lama kalau memang tidak dijaga keberlangsungannya. Meskipun melelahkan, but isn't that the point in life? You tired means you alive since you must have tried.
Sebelumnya, menyiapkan bahan makanan untuk satu minggu ke depan sangatlah menguras tenaga. Nyatanya, setelah lama trial and error, semakin hari aku semakin paham kebutuhanku ternyata bukan makanan medhok dengan banyak rempah. Masakan yang terlalu banyak bumbu biasanya padat langkah-langkah pengolahannya, juga aktivitas-aktivitas persiapannya. Seperti memasak ayam kecap harus menggoreng ayamnya dulu, menyiapkan bumbu halus, potong bawang bombay dan daun bawang, persiapan kecap dan saos, baru memasaknya. Enak sih, tapi ribet. Sudah pula menggoreng ayam di minyak yang banyak itu tidak sehat, menambah beban pikiran pula untuk persiapannya. Memasak itu 80% persiapan: potong-memotong; bumbu; takar-menakar, 20% nya di atas kompor, kan?
Yang ribet-ribet seperti itu ternyata justru membuat malas memasak pada akhirnya.
Tiap pagi, telur rebus adalah jawaban dari semua kepenatanku terhadap resep-resep tidak praktis yang selama ini aku tekuni. Food prep bukan jawaban. Masakan yang simple, sehat pengolahannya, dan minim preparation justru mengurangi beban pikiran secara drastis.
Telur rebus, alpukat iris, tomat, atau kadang mentimun. Susu rasa plain dan kopi untuk si bapak. Itu saja. Kalau perlu tambahan karbo tinggal kukus jagung, ubi, atau kentang. Setelahnya, mood berangkat kerja terasa lebih selow sebab tidak menanggung rasa lapar.
Prinsipnya adalah nutrisi harian tercukupi, bukan keinginan memasak menu apa. Make it simpler.
Menghindari keribetan ini juga berlaku untuk mencuci baju. Sejak awal menikah, kami selalu memakai jasa penatu. Setelah dipikir ulang, apa sih yang membuatku malas mencuci sendiri? Mencucinya? Bukan. Ada mesin cuci. Menjemurnya? Bukan juga. Mengangkat jemuran dan melipatnya? Tidak juga. Aku suka melipat baju semua anggota keluarga sejak kecil.
Ternyata yang membuatku malas adalah menyeterika bajunya. Jemuran kering yang tidak segera dilipat, menyeterikanya adalah ujian kesabaran.
Untuk membuang keribetan-keribetan di aktivitas menyeterika itu, akhirnya ditemukan formula paling pas buatku. Usai mesin cuci mati, pakaian harus segera dijemur agar tidak keriput. Usai pakaian kering diangkat harus segera dilipat agar tidak keriput.
Keribetan dalam pikiran kita kadang-kadang berasal dari hal-hal kecil di sekitar kita, yang selama ini tidak kita sadari adalah beban utama. Decluttering selain bisa diimplementasikan untuk barang, bisa juga untuk pikiran dan masalah-masalah yang rumit. Temukan yang kusut, rapikan, buang yang tidak perlu. Temukan yang ribet, rapikan, buang yang tidak perlu.
2 notes · View notes
manusiamasadepan99 · 1 year
Text
0 notes
destwentyo · 2 years
Text
Antara Prinsip dan Keinginan
Tumblr media
Pada hari Jumat sekitar jam 2 siang, aku sedang duduk melamun memikirkan kegiatan yang akan kulakukan akhir pekan nanti. Tiba-tiba Mas Andi masuk ke dalam ruangan dan mengagetkanku.
"Mila, dipanggil bos tuh," ucapnya sambil duduk di sampingku.
"Pak Aris?" tanyaku kebingungan.
"Iya, Pak Aris. Emang bos lo siapa lagi?!" jawabnya retoris.
"Oh, oke deh," balasku sambil beranjak dari kursi untuk bergegas ke ruangan Pak Aris.
Saat berada di depan ruangan Pak Aris, aku menarik napas panjang sebelum akhirnya mengetuk pintu.
"Tok tok tok...!"
Tak lama kemudian terdengar suara dari dalam ruangan, "Masuk."
Aku segera membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan.
"Bapak memanggil saya?" tanyaku kepada Pak Aris.
"Iya, tolong scan dokumen ini. Sekalian ubah masa berlakunya yang sudah habis," jawabnya sambil memberikan dokumen yang berisi fotokopi SIM orang-orang yang akan dimasukkan ke dalam dokumen tender.
"Buat kapan, Pak?" tanyaku sambil mengambil dokumen yang diberikan Pak Aris.
"Sore ini jam 5. Minta tolong Andi juga biar cepat selesai. Nanti kalau sudah selesai, taruh di atas meja saya saja," jawabnya.
"Oke, Pak," balasku singkat.
Aku segera membawa dokumen itu ke ruanganku dan minta tolong Mas Andi untuk membantuku.
"Mas, ada kerjaan nih dari bos," ucapku sambil menyiapkan mesin scanner.
"Ngedit SIM lagi?" tanyanya sambil melihat dokumen yang aku bawa.
"Iya, Mas. Nanti hasil scan-nya gue simpan di folder biasa yah," jawabku sambil meletakkan fotokopi SIM ke mesin scanner.
"Oke siap! Tapi nanti lo beliin gue kopi yah," balasnya.
"Oke, americano kan?" tanyaku sambil mengecek hasil scan.
"Iya, hehehe," jawabnya sambil terkekeh.
Kejadian itu sudah sering terjadi selama hampir setahun ini, sejak aku ditempatkan di bagian yang mengurus hal-hal teknis terkait proses tender. Pada awalnya aku mau saja mengubah masa berlaku SIM itu. Tapi beberapa bulan terakhir ini aku sudah tidak mau melakukannya lagi, karena bertentangan dengan prinsipku. Aku takut gaji yang selama ini aku dapatkan diperoleh dengan cara yang tidak halal. Aku tidak mau gelar Ahli Madya yang sudah kudapatkan berubah menjadi Ahli Manipulasi Data.
***
Akhirnya hari Sabtu tiba. Ini saatnya aku melakukan kegiatan yang aku senangi. Kegiatan yang akan mengalihkan pikiran-pikiran negatif yang aku pikirkan beberapa hari terakhir ini. Aku akan mencoba kegiatan yang belum pernah aku ikuti sebelumnya, yaitu pottery class.
"Mil, sorry yah gw ga bisa nemenin lo soalnya cowo gw mau ke rumah."
"Maaf Mil. Aku disuruh nemenin ibu belanja kebutuhan bulanan."
"Duh gue udah ada janji nonton sama temen kantor nih. Next time yah Mil."
Itu adalah balasan pesan singkat teman-temanku semalam ketika aku mengajak mereka untuk ikut pottery class. Sepertinya aku harus mencoba kegiatan ini sendirian.
"Halo, mau ikut kelas apa?" tanya petugas pendaftaran.
"Pottery class untuk satu orang yah," jawabku sambil mengeluarkan dompet.
"Sendirian aja?" tanya petugas pendaftaran sambil menyiapkan tiket pottery class untukku.
"Iya," jawabku dengan senyum getir.
"Ini tiketnya. Harganya seratus ribu rupiah," ucap petugas pendaftaran sambil memberikan tiket pottery class.
"Waktunya berapa lama yah?" tanyaku sambil mengambil tiket dan memberikan uang seratus ribu rupiah.
"Waktunya satu jam. Silahkan langsung masuk ke dalam," jawabnya sambil menunjuk sebuah pintu di belakangnya.
Selama satu jam aku mencoba membuat mangkok dari tanah liat. Tapi aku tidak terlalu fokus mengerjakannya karena aku memperhatikan peserta yang lain. Para peserta yang ikut kelas ini sebagian besar datang dengan pasangan atau teman mereka. Sepertinya hanya aku yang datang sendirian. Ingin rasanya aku bercanda dan tertawa bersama teman-temanku.
Aku berprinsip bahwa aku tidak mau terlalu bergantung kepada orang lain. Tapi terkadang ada saatnya aku membutuhkan orang lain, di saat aku sedang tidak baik-baik saja seperti saat ini. Aku tidak ingin sendiri. Padahal aku mengikuti kegiatan ini untuk dapat mengalihkan pikiranku dari rutinitas yang tidak kusukai di kantor. Namun yang terjadi malah menambah beban pikiranku saat ini.
***
Sendirian di rumah saat malam minggu rasanya tidak menyenangkan. Apalagi ketika aku sedang banyak pikiran seperti ini. Kedua orang tuaku sedang pergi menghadiri pernikahan anaknya teman ibuku di luar kota. Sehingga sepertinya mereka akan pulang larut malam. Sedangkan kakakku menginap di rumah temannya.
"Drtttt drtttt drttt...!" Suara ponsel yang menandakan ada pesan masuk menghentikan lamunanku.
Aku pun segera meraih ponselku. Terlihat notifikasi pesan singkat dari ibuku.
"De, malam minggu macet banyak yg keluar. Nanti sampe rumah sekitar jam 11an ya."
"Iya bu. Ati2 di jalan yah." Balasku.
Ternyata benar dugaanku bahwa orang tuaku akan pulang larut malam.
Kini aku sibuk scrolling akun sosial mediaku untuk mengusir rasa bosan. Jariku berhenti di foto cincin emas putih model solitaire yang dihiasi dengan satu buah berlian di tengahnya, yang melingkar di jari manis tangan seorang perempuan. Di bawah foto itu terdapat tulisan, "Thanks for accepting me further into your life. I love you." Ternyata temanku sudah dilamar oleh pacarnya. Sedangkan aku tidak pernah punya pacar.
Kulanjutkan scrolling hingga berhenti di foto sebuah surat dengan tulisan, "Congratulations, we are delighted to inform you that your application for admission to University College London has been successful and we are very pleased to offer you a place." Ternyata temanku sudah diterima oleh kampus impiannya untuk melanjutkan pendidikan pascasarjana. Sedangkan aku bahkan masih belum melanjutkan pendidikan sarjana.
Selanjutnya aku melihat video temanku bersama dengan teman-temannya yang tidak aku kenal. Di video itu mereka asyik bercanda dan tertawa lepas. Tiba-tiba aku teringat kenangan bersama teman-temanku yang seperti itu dulu. Rasanya sudah lama sekali aku tidak bermain bersama mereka. Tanpa sadar air mata menetes dari ujung mataku.
Aku ikut senang melihat teman-temanku bahagia. Aku tidak mau iri kepada teman-temanku, karena itu bertentangan dengan prinsipku. Tapi aku takut tertinggal dari teman-temanku. Aku merasa tidak memiliki pencapaian apapun dalam hidupku ini.
***
Cuaca mendung sepanjang hari disertai dengan hujan rintik-rintik di hari Minggu, membuatku mengurung diri di kamar seharian. Aku mencoba mengalihkan pikiranku yang ruwet ini dengan melakukan berbagai hal di dalam kamarku. Dimulai dari membersihkan kamar dan memindahkan beberapa posisi barang-barang hingga aku lelah. Tapi setelah itu aku kembali dengan pikiranku lagi. Kemudian aku nonton drama Korea di laptopku. Tapi ternyata jalan ceritanya mirip dengan kisah hidupku, sehingga membuat pikiranku semakin ruwet. Dan akhirnya aku melakukan journaling untuk membantu melampiaskan emosiku melalui tulisan.
"Kreeek..." Tiba-tiba pintu kamarku dibuka.
Ternyata kakakku yang membuka pintu.
"Ketok dulu sih, Kak!" seruku sambil menutup jurnal.
"Sorry, hehehe," jawabnya sambil terkekeh.
"Emang lagi ngapain sih? Serius banget," sambungnya sambil berjalan ke arahku.
"Lagi nulis jurnal," jawabku sambil melihat kotak yang dipegang kakakku.
"Ada kue nih," ucapnya sambil memberikan kotak berisi kue.
"Makasih Kak," balasku datar sambil mengambil kotak kue.
"Kenapa, De?" tanya kakakku kebingungan melihat sikapku yang tidak biasa.
"Lagi banyak pikiran, Kak. Kayaknya mau dapet juga deh," jawabku.
“Coba cerita sama kakak. Kali aja kakak bisa bantu,” ucap kakakku sambil duduk di tempat tidurku.
Akhirnya aku menceritakan semua yang aku rasakan beberapa hari ini kepada kakakku dengan perasaan yang campur aduk.
"De, bersikap idealis itu boleh. Tapi kita juga harus bisa bersikap realistis. Nggak semua jawaban harus ada saat ini. Nggak semua hikmah harus diketahui saat ini juga. Hal-hal baik butuh waktu. Sabar, nanti ada waktunya. Nggak semua balasan harus ada di dunia ini. Nanti ada kehidupan akhirat yang lebih kekal. Mungkin balasan baiknya ada di sana," kakakku menjelaskan pendapatnya.
Setelah mendengar kata-kata kakakku, mataku mulai mendung seperti cuaca di luar. Tak lama kemudian air mata menetes di jari-jariku, terasa hangat. Aku langsung memeluk kakakku dengan erat. Aku bersyukur memilikinya. Dia adalah support system terbaikku. Tiba-tiba aku memikirkan apa yang harus aku lakukan di kantor esok hari.
***
Hari Senin pun tiba. Akhir pekan kemarin cukup melelahkan untukku, karena banyak hal yang aku pikirkan saat itu. Bahkan saat ini pun masih ada hal yang mengganjal. Aku ingin bersikap idealis, tapi aku juga harus bersikap realistis. Sepertinya aku harus bertahan dulu sambil mencari pekerjaan yang lebih baik.
"Dicariin bos tuh, Mil," ucapan Mas Andi membuyarkan lamunanku.
"Pak Aris ya?" tanyaku memastikan.
"Iya, kayaknya ada yang penting deh," jawabnya sambil berjalan memasuki ruangan.
"Oke, makasih Mas," balasku sambil bergegas menuju ruangan Pak Aris.
"Ah, paling disuruh ngedit SIM lagi," pikirku.
Pak Aris langsung bertanya kepadaku setelah aku duduk di hadapannya.
"Background pendidikan kamu IT kan?"
"Iya, Pak," jawabku kebingungan.
"Jadi rencananya divisi Marketing and Business Development mau dipecah menjadi dua subdivisi, yaitu subdivisi Marketing dan subdivisi Business Development. Keduanya berada di bawah pimpinan saya." Jelas Pak Aris.
"Proses tender akan berada dalam subdivisi Marketing. Sedangkan subdivisi Business Development akan berfokus kepada pengembangan lini bisnis baru. Rencananya saya ingin mengembangkan bisnis yang berhubungan dengan IT," lanjut Pak Aris.
Aku masih bingung dengan arah pembicaraan Pak Aris. Melihat wajahku yang kebingungan, Pak Aris melanjutkan penjelasannya.
"Jadi saya butuh orang berpengalaman yang mengerti IT. Saya ingin meminta kamu untuk bergabung dalam subdivisi Business Development. Apakah kamu bersedia?" tanya Pak Aris.
Aku hanya bisa terdiam sambil berusaha memproses perkataan Pak Aris.
"Kamu pikirkan dulu permintaan saya ini. Kalau sudah ada keputusannya segera kabarin saya ya," lanjut Pak Aris.
"Oke, baik Pak. Saya akan berikan kabar secepatnya. Terima kasih atas tawaran Bapak," balasku setelah mengerti maksud dari penjelasannya.
Aku masih tidak percaya dengan apa yang barusan aku dengar. Ingin rasanya balik ke ruangan Pak Aris untuk langsung menerima tawarannya. Namun kuurungkan niatku karena ingin menyampaikan kabar ini kepada kakakku terlebih dahulu. Akhirnya aku mendapatkan jalan keluar dari pekerjaan yang mengganjal hatiku beberapa bulan ini.
8 notes · View notes
nafas-id · 1 year
Text
Celoteh: Memahami Kecewa
___________________________***_______________________________
Ada sebuah ungkapan sederhana yang kebenarannya dipercaya di banyak sudut warung kopi. “Kamu akan merasakan kecewa sebanyak kamu mengecewakan orang lain”.
Di lingkungan yang agak puitis mereka menulis seperti ini, “karena Tuhan adil menciptakan luka”. Walaupun saya kurang mengerti kenapa Tuhan dibawa-bawa dalam urusan ini.
Di lingkunganku sendiri, ungkapan itu lebih sering diungkapkan dalam kalimat, “karma is fuc#ing real!!”. Terserah kalimat yang mana yang cocok untuk hidupmu. Suka-suka saja.
Lalu darimana datangnya kecewa? Secara ungkapan di atas, itu karena perbuatan buruk kita sendiri. Tapi perbuatan buruk yang mana? Nah, itu problem anda pribadi. hehehe
Secara teori (sudah, percaya saja), kecewa merupakan paduan utuh dari ketidaksesuaian antara ekspektasi (harapan bahasa kekiniannya) dengan realita.
Semakin besar bentuk ketidaksesuaian, semakin besar pula kecewanya. Lalu apa persoalannya dengan orang lain di titik ini? Harapan kan urusan individu?
Tidak sepenuhnya salah memang. Banyak bentuk harapan yang kaitannya murni individual. Cita- cita misalnya, murni urusan personal.
Gagal tidaknya dirimu hanya dirimu yang tahu. Orang lain di posisi ini hanya sebagai perbandingan atau inspirasi. Toh yang ngerasain kamu sendiri. Paling benter ya dinyinyirin.
Problem kekecewaan dengan orang lain terletak pada sejauh mana harapan mu berkaitan dengan orang tersebut. Terserah kamu yang memberikan atau diberikan harapan. Dalam pergaulan manusia, proses serah terima harapan itu disebut dengan istilah janji.
Problem janji terbesar, yakni didasarkan pada satu ikatan rapuh tanpa dasar yang jelas, yaitu kepercayaan. Padahal, kepercayaan juga merupakan bentuk lain dari harapan.
Dengan kata lain, harapan adalah sesuatu yang dibentuk oleh harapan yang lain. Bertumpuk sampai tidak jelas akar muasalnya dari mana. Saking banyaknya tumpukan tersebut, semua terlihat lumrah. Dan tentu saja semua hal itu jika dipikirkan hanyalah rangkaian omong kosong.
Bagaimana jika sejak awal, yang kamu harapkan memang tidak pernah ada? Bukankah 3/4 harapan hanyalah rekayasa fiktif dalam pikiranku sendiri? Omong kosong bukan? Hahaha
Lalu apakah manusia bisa hidup tanpa omong kosong tersebut? Tentu saja tidak. Untuk bahagia, progress hidup, tujuan ideal nya, manusia butuh omong kosong itu.
Tapi siapa yang akan menegur orang lain kalau hidupnya hanya bergantung pada sesuatu yang sangat tidak jelas dan tidak bisa dipastikan kebenarannya seperti itu?
Semua orang besar yang tercatat dalam sejarah adalah orang yang paling ahli menebarkan harapan. Perbedaannya antara mereka dan dirimu hanyalah skala realisasinya saja. Makanya mereka tercatat dan kamu tidak.
Balik ke teks awal, bagaimana kecewa mu itu lahir? Apa urusan orang lain di dalamnya?
Kekecewaan lahir dari tingginya kebodohanmu karena percaya pada hal yang tidak pasti seperti itu. Urusan orang lain, saya mengutip Jean-Paul Sarte saja, sejak awal “orang lain adalah neraka”. Dalam logika yang berurutan, kamu mempercayakan suatu kebodohan (omong kosong) kepada sesuatu yang sama mencelakakan mu juga.
Agamawan dari abad pertengahan dulu berkata,”aku sering kecewa, tapi tidak ada sesuatu yg lebih mengecewakan ku selain berharap kepada manusia (Ali bin Abi thalib)”.
Dari pengalaman tersebut, para pemikir modern mencoba meminimalisir harapan dengan mengobjektifikasin segala sesuatu. Mereka menciptakan segala macam rumus dan rasionalisasi.
Tapi jujur ya, kalau saya sih itu hanya menjadikan mu sejenis mesin baru tanpa apapun yang tersisa di dalamnya. Tanpa kreasi fiktif yang omong kosong tadi, emosimu akan kering. Dan manusia yang kekeringan emosi, hanyalah seonggok tulang dibalut kantung air merah.
Weber pernah berkata, “manusia adalah mahluk rasional, tapi secara tindakan, ia adalah mahluk emosional”.
Jadi adakah jalan keluar dari kecewa? Jawabannya ya tidak ada. hehehe
Yups, kamu cuma bisa mengecilkan kemungkinannya saja, tapi tidak akan pernah bisa lari secara utuh darinya. Ahli pikir dan ahli zikir zaman dulu saja sampai mewajibkan konsep uzlah (pengasingan diri). Toh pada akhirnya juga kita butuh rasa kecewa.
Jadi kalo belum sanggup uzlah, ya nikmati sajalah kecewamu itu. Entah dengan segelas kopi, susu, atau apapun yang membuat dirimu tenang. Nulis omong kosong sepanjang ini misalnya.
4 notes · View notes
kantorzaara · 2 years
Text
0816-756-206 (WA), Mesin roastingkopi kopi Mojosari
Mesin roasting kopi kapasitas 1 kg dengan kualitas terbaik dijamin harga paling murah! Untuk keterangan lebih lengkap bisa langsung chat Nomor HP Bpk Taufiq : 0816-756-206. Klik https://wa.me/62816756206
0 notes
tukangngopi · 1 year
Text
Proses Kopi Honey: Manisnya di Setiap Tetes
Kopi telah menjadi minuman yang sangat populer di seluruh dunia, tetapi apa yang mungkin tidak diketahui oleh banyak orang adalah bahwa ada banyak cara berbeda untuk mengolah biji kopi. Salah satu metode pengolahan yang semakin populer adalah metode "honey" atau madu. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi proses kopi honey, apa yang membuatnya istimewa, dan bagaimana cara pengolahan ini menghasilkan cangkir kopi yang unik.
Apa itu Proses Kopi Honey?
Proses kopi honey adalah salah satu metode pengolahan biji kopi yang melibatkan penghapusan sebagian kulit luar biji kopi, tetapi membiarkan sejumlah lapisan daging buah kopi (pulp) tetap menempel. Namun, namanya sedikit menyesatkan karena proses ini tidak melibatkan madu sejati. Nama "honey" berasal dari warna lengket dan manis yang dimiliki oleh daging buah yang menempel pada biji kopi setelah proses pengeringan.
perbedaan proses pasca panen antara metode honey dan natural dripper v60
Tahapan Proses Kopi Honey
Pemanenan: Proses dimulai dengan pemanenan buah kopi yang sudah matang. Buah kopi yang matang memiliki kualitas biji yang lebih baik dan menghasilkan cita rasa yang lebih kompleks.
Pengupasan Kulit Luar: Setelah pemanenan, kulit luar buah kopi dihilangkan. Namun, lapisan daging buah (pulp) yang menempel pada biji tetap dibiarkan utuh.
Pengeringan: Biji kopi yang telah dikupas diletakkan untuk mengering. Ini bisa dilakukan di bawah sinar matahari terbuka atau dengan mesin pengering. Selama proses pengeringan, lapisan daging buah yang menempel pada biji memberikan kelembapan ekstra dan manis pada biji kopi.
Fermentasi: Beberapa produsen kopi honey memilih untuk membiarkan biji kopi mengalami proses fermentasi selama pengeringan. Ini dapat memberikan rasa yang lebih kompleks ke dalam biji kopi.
Pengupasan Akhir: Setelah pengeringan, biji kopi dikupas lagi untuk menghilangkan sisa lapisan daging buah yang menempel.
Pemilihan dan Penggilingan: Biji kopi yang telah melalui semua tahapan ini kemudian dipilah untuk menghilangkan biji yang cacat. Setelah itu, biji kopi yang tersisa akan digiling untuk diseduh.
Keistimewaan Kopi Honey
Proses kopi honey memberikan beberapa keistimewaan kepada biji kopi dan cangkir kopi yang dihasilkan:
Rasa yang Manis: Kehadiran daging buah yang menempel pada biji kopi selama pengeringan memberikan rasa manis yang khas pada kopi honey. Ini sering memiliki sentuhan buah-buahan dan madu.
Keunikan: Setiap biji kopi honey dapat memiliki profil rasa yang berbeda-beda tergantung pada berapa lama lapisan daging buah dibiarkan menempel pada biji dan bagaimana proses pengeringan dilakukan.
Kualitas Tinggi: Biji kopi yang diproses dengan metode honey sering berasal dari pemanenan yang selektif dan pengolahan yang hati-hati, sehingga cenderung memiliki kualitas yang tinggi.
Kesimpulan
Proses kopi honey adalah salah satu cara menarik untuk mengolah biji kopi yang menghasilkan cangkir kopi dengan karakteristik manis yang unik. Proses ini memberikan sentuhan buah-buahan dan madu pada rasa kopi, membuatnya menjadi pilihan menarik bagi para pencinta kopi yang mencari pengalaman yang berbeda dalam mengeksplorasi cita rasa biji kopi.
3 notes · View notes
arismunandar99 · 1 year
Text
Tumblr media
Dapatkan voucher belanja Rp.25.000 Gratis!
Caranya: Kamu hanya perlu masukkan kode referral ARI50109 pada saat pendaftaran di aplikasi Otten Coffee.
Download sekarang!
5 notes · View notes