Tumgik
#qutuz
Text
1260 - The Mongol expansion had reached the Middle East, and their power enabled them to crush the established states up to the Holy Land. The Holy Land was being claimed by an Egyptian Dynasty with Turkic origins, and as such, would also have mastery of horsemanship and archery. Would the Mongols meet their match?
ainjalut #galilee #jezreelvalley #mongol #mamluk #mongolempire #qutuz #kitbuqa
0 notes
Tumblr media
THE BATTLE OF 'AYN JALUT, SEPTEMBER 1260
'Ayn Jalut stands tall as the most famous Mongol defeat; a Mamluk army commander by Sultan Qutuz and Baybars defeated a Mongol force under Kitbuqa Noyan.
The battle though is a surprisingly tough one to study; it's noted in numerous contemporary sources, but most descriptions only focus on a small aspect, and none give an overall account. The closet we get to an overview is the version given by Rashid al-Din, which makes the battle a feigned-retreat employed by the Mamluks... except this version is totally contradicted by all the Mamluk versions of the battle. Given that Rashid al-Din's account also features a dramatic lengthy, and fictional, speech between Kitbuqa and Qutuz, it seems Rashid's entire version is probably his creation.
The best reconstructions (based off the accounts from Mamluk chronicles and other contemporaries) suggest that the battle took the following form:
1) Mongols arrive first at 'Ayn Jalut; a period of skirmishing between the Mamluk vanguard under Baybars and the Mongols. Baybars withdraws to await arrival of Qutuz with the main army
2) on September 3rd, the Mamluk force arrives at 'Ayn Jalut and form up for battle early in the morning. They begin to slowly advance against the Mongols
3) Kitbuqa responds with attacks along the Mamluk line; volleys of arrows before charging in with Mongol heavy cavalry. Kitbuqa appears to underestimate Mamluk resolve and expects they will break quickly
4) the Mongol charge forces the Mamluk lines back and they nearly break; Qutuz and Baybars rally the Mamluk army. The Mongols pull back, reform and lead another charge.
5) Once more the Mamluks nearly break, and again rallied by Qutuz with cries of "wa-islamah," and his personal bravery in leading a counter charge.
6) perhaps at this point in the battle, either on his own initiative or prior communication with Mamluks, the Mongols' 'Ayyubid vassal on their left flank, al-Ashraf Musa, flees the field.
Tumblr media
7) this allows Mamluks to encircle the Mongol army; likely around this point Kitbuqa is killed. His army now breaks, pursued by the Mamluks. Baybars dismounts to chase some on foot up a nearby hill.
8) there is no rallying of the Mongol army at Baysan; this is a faulty reading by al-Maqrizi in the 15th century.
9) none of the accounts of the battle support the use of firearms in the fighting; this only comes from slightly later military treatises aiming to glorify the use of these weapons.
You can learn more about Mongol wars with the Mamluks and the battle of 'Ayn Jalut in my latest video:
youtube
9 notes · View notes
odin-arrow · 14 days
Text
I must be Sayf al-Din Qutuz, cus I made your mama leak.
0 notes
trustpast · 1 year
Text
0 notes
saifbaghdadroleplay · 2 years
Text
Kitbuga era il luogotenente di Hulagu Khan, che lo aveva assistito durante l'invasione mongola del Medio Oriente. Poco prima della battaglia, Hulagu si ritirò dal Levante e lasciò lì Kitbuga.
La vittoria fu sancita quando Kitbuga fu catturato e giustiziato dai Mamelucchi. Ciò provocò la ritirata dei mongoli rimasti.
Con la vittoria sull'Ilkhanato, i Mamelucchi sotto il comando del sultano Saif al-Din Qutuz e di Rukn al-Din Baibars fermarono l'invasione mongola. La battaglia di Ain Jalut è stata rappresentata da numerosi storici accademici e popolari come una battaglia epocale.
In precedenza, nel 1243, i Mongoli avevano sconfitto i Selgiuchidi di Rum e li avevano costretti a riconoscere il Grande Han mongolo come suzerain. Dopo una temporanea ritirata nel 1252, il comandante mongolo Hulagu tornò a conquistare l'Iraq, devastando Baghdad e uccidendo l'ultimo califfo abbaside (1258) prima di spingersi in Siria.
I Mongoli arrivarono infine ad Aleppo nel dicembre 1259. Il 18 gennaio 1260 iniziarono l'assedio di Aleppo. La città si arrese il 24 gennaio 1260, dopo soli 6 giorni. Il massacro dei musulmani e degli ebrei di Aleppo durò sei giorni. Il 1° marzo 1260 anche Damasco cadde in mano ai Mongoli.
In risposta alla minaccia mongola, l'Egitto cadde sotto la dinastia schiavista dei Mamelucchi (1250-1517), che sconfisse le guarnigioni di Hulagu ad Ain Jalut (1260) e in Siria e Palestina, arrestando così il punto più alto dell'espansione mongola ma lasciando loro il controllo del resto del Medio Oriente.
Nel 1308, il sultano selgiuchide Mesud II fu assassinato e così i Selgiuchidi dell'Anatolia furono completamente rovesciati dai Mongoli. Ma presto, nel 1335, anche l'Ilkhanato fu disintegrato. Dopo la caduta dell'Ilkhanato, diverse piccole dinastie e principati indipendenti salirono al potere in Iran e in Anatolia.
Tumblr media
7 notes · View notes
healinwithsabr · 3 years
Text
Saif ad-Din Qutuz, also romanized as Kutuz, Kotuz, and fully al-Malik al-Muẓaffar Sayf ad-Dīn Quṭuz, was a military leader and the third or fourth of the Mamluk Sultans of Egypt in the Turkic line. He reigned as Sultan for less than a year, from 1259 until his assassination in 1260.
The Battle of Ain Jalut was fought on 3 September 1260 in southeastern Galilee, between the Egyptian Mamluk army and the Mongols. The Mongols were crushingly defeated by Qutuz's forces, in what has been considered a historical turning point. Qutuz was assassinated by a fellow Mamluk leader, Baibars, on the triumphant return journey to Cairo. Although Qutuz's reign was short, he is one of the most popular Mamluk sultans in the Islamic world and holds a high position in Islamic history.
14 notes · View notes
alumanaasmprijal · 4 years
Text
Sejarah Islam di dunia Islam muncul di Semenanjung Arab pada abad 7 Masehi ketika Nabi Muhammad saw mendapat ayat-ayat Allah s.w.t. Setelah kematian Rasullullah s.a.w. Islam berkembang ke Samudra Atlantik di Barat dan Asia Tengah di Timur. Seiring waktu, Muslim dibagi dan ada banyak kerajaan Islam berkembang lainnya.
Namun, munculnya Islam sebagai kerajaan kerajaan Umayyah, Abbasiyah, kerajaan Seljuk / Turki Seljuk, Ottoman Empire, Mughal Empire, India, dan Kesultanan Malaka telah menjadi kerajaan yang kuat. Tempat yang bagus untuk belajar ilmu pengetahuan telah menyadari sebuah peradaban Islam yang agung.Banyak ahli dalam ilmu sains dan sebagainya muncul dari negara-negara Muslim, terutama dizaman emas Islam.
Pada abad ke-18 dan ke-19 Masehi, banyak daerah Islam jatuh ke tangan penjajah Eropa. Setelah Perang Dunia I, Kekaisaran Ottoman runtuh kerajaan Islam terakhir menyembah bumi.
Nabi Muhammad S.A.W
Semenanjung Arab sebelum kedatangan Islam adalah daerah yang sangat terbelakang. Banyak orang Arab yang penyembah berhala dan pengikut lain dari agama Kristen dan Yahudi. Mekkah saat itu adalah tempat suci bagi orang-orang Arab. karena di tempat-tempat ini ada berhala agama mereka dan ada juga Sumur Zamzam, dan yang paling penting adalah Ka’bah.
Nabi Muhammad SAW lahir di Makkah pada Tahun Gajah adalah pada taggal 12- Rabi’ul Awal atau pada tanggal 21 April (570 atau 571 Masehi). Nabi Muhammad adalah seorang yatim piatu setelah ayahnya Abdullah bin Abdul Muthalib meninggal ketika ia masih dalam kandungan dan ibunya Aminah binti Wahab meninggal ketika ia berusia 7 tahun.
Kemudian ia dibesarkan oleh kakeknya Abdul Muthalib. Setelah kakeknya meninggal ia dibesarkan dengan baik oleh pamannya, Abu Thalib. Nabi Muhammad kemudian menikah dengan Siti Khadijah ketika ia berusia 25 tahun. Dia memiliki kambing dan menjadi pengembala kambing.
Nabi Muhammad pernah diangkat menjadi hakim. Pada saat ia berusia 35 tahun, pada saat banjir di kota Mekah, ia tidak suka suasana kota Mekah yang dipenuhi dengan orang-orang yang memiliki masalah sosial yang tinggi. Selain orang-orangnya menyembah berhala, orang-orang Mekah pada waktu itu juga mengubur bayi-bayi perempuan. Nabi Muhammad menghabiskan banyak waktu degan menyendiri di gua Hira untuk mencari ketenangan dan memikirkan Mekkah.
Ketika Nabi Muhammad berumur 40 tahun, ia dikunjungi oleh Malaikat Jibril. Setelah itu, ia mengajar ajaran Islam secara diam-diam kepada orang-orang terdekat yang dikenal sebagai “as-Sabiqun al-Awwalun (yang pertama masuk Islam)” dan kemudian secara terbuka kepada seluruh penduduk Mekkah, setelah turun wahyu al quran surat al Hijr ayat 94.
Di tahun 622, Nabi Muhammad dan pengikut-pengikutnya pindah dari Mekah ke Madinah. peristiwa ini dinamakan Hijrah. Sejak itu dimulai kalender Islam atau kalender Hijriyah.
Warga Mekkah dan Madinah berjuang dengan Nabi Muhammad saw. dengan hasil yang baik meskipun ada di antara umat Islam yang tewas. Muslim akhirnya menjadi lebih kuat, dan menaklukkan kota Mekah. Setelah Nabi Muhammad s.a.w. wafat, seluruh Jazirah Arab di bawah kendali Islam.
Perkembangan Agama Islam Di Dunia
Dalam sejarah umum Islam setelah wafatnya Nabi Muhammad telah berkembang secara luas di seluruh dunia. Bani Abbasiyah, Bani Umayyah, dan Kekaisaran Utsmaniyah dapat dikatakan untuk menghubungkan daya dari empat khalifah pertama Islam setelah Khulafaur Rasyidin.
Indonesia telah mengenal Islam sejak abad pertama 7 masehi atau Hijriyah, meskipun frekuensinya tidak terlalu besar hanya melalui perdagangan dengan para pedagang-pedangang muslim yang berlayar ke Indonesia untuk berhenti untuk beberapa waktu. Pengenalan Islam lebih baik, khususnya di Semenanjung Melayu dan Nusantara, yang berlangsung hingga beberapa abad kemudian.
1. Khulafaur Rasyidin
632 – Wafatnya Nabi Muhammad dan Abu Bakar diangkat sebagai Khalifah. Usamah bin Zaid memimpin penyerbuan ke Syria. Perang melawan orang yang murtad, yaitu Bani Tamim dan al-Kadzab Musailamah. Dan
633 M – Mulailah pengumpulan Al Quran.
636 M – Perang di tentara Romawi sehingga Ajnadin atas Suriah, Mesopotamia, dan Palestina bisa ditaklukkan. Penaklukan Kadisia atas tentara Persia.
661 M – Ali bin Abi Thalib meninggal karena dibunuh. Pemerintah Khulafaur Rasyidin berakhir. Hasan (cucu dari Nabi Muhammad) kemudian diangkat sebagai Khalifah ke-5 Muslim (umat muslim) menggantikan Ali bin Abi Thalib.
661 M – Setelah sekitar 6 bulan Khalifah Hasan memerintah, dua kelompok besar, yaitu kekuatan Islam pasukan Hasan Khalifah di Kufah dan pasukan Muawiyah di Damaskus siap untuk memulai pertempuran besar.
Ketika pertempuran akan pecah, Muawiyah kemudian menawarkan rencana perdamaian untuk Khalifah Hasan kemudian dengan mempertimbangan persatuan Umat Muslim, rencana perdamaian diterima dengan persyaratan oleh Khalifah Hasan kepada Muawiyah. disampaikan oleh Khalifah Hasan kepada Muawiyah.
Tahun itu dikenal sebagai Tahun Perdamaian / Unity (Aam Jamaah) dalam sejarah umat Islam. Sejak saat itu Muslim Khalifah Muawiyah diikuti oleh sistem yang merupakan kerajaan Islam pertama yaitu pergantian pemimpin (Raja Islam) dilakukan untuk generasi (Daulah Umayyah) dari Umayyah Daulah kemudian terus kerajaan Islam yang selanjutnya disebut yaitu pergantian pemimpin.
2. Kerajaan Bani Ummaiyyah
661 M – Muawiyah menjadi khalifah dan mendirikan sebuah Kerajaan Bani Ummaiyyah.
669 M – Mempersiapkan peperangan untuk melawan Konstantinopel
677 M – Melakukan penyerangan peperangan Konstantinopel yang pertama kali tetapi masih gagal.
679 M – Melakukan penyerangan peperangan Konstantinopel yang kedua tetapi gagal karena Muawiyah meninggal pada tahun 680.
700 M – Tentara muslim melawan Afrika Utara dari kaum Barbar .
717 M – Umar bin Abdul Aziz menjadi khalifah. Pembaharuan yang hebat dijalankan.
725 M – Tentara muslim melawan Nimes di Perancis.
749 M – Kekalahan tentera Ummayyah di Kufah, Iraq ditangan tentara Abbasiyyah.
750 M – Damaskus ditaklukkan oleh tentera Abbasiyyah. Dan runtuhnya Kerajaan Bani Ummaiyyah.
3. Kerajaan Bani Abbasiyyah
752 M – Berdirinya sebuah Kerajaan Bani Abbasiyyah.
763 M – Pendirian kota Baghdad. Kekalahan tentara Abbasiyyah di Spanyol.
809 M – Wafatnya Harun ar-Rasyid. Al-Amin dan diangkat menjadi khalifah.
814 M – Terjadinya perang saudara antara Al-Amin dan Al-Ma’mun. Al-Amin yang terbunuh dan Al-Ma’mun yang menjadi khalifah.
1055 M – Penyerangan tentara Turki terhadapa Baghdad..
1091 M – Berakhirnya pemerintahan islam di Sicilia karena penyerangan Bangsa Norman.
1095 M- 1099 M – Dimulai pertama kalinya perang Salib dan Tentara Salib mengalahkan Baitul Maqdis. Dan mereka membunuh semua penduduknya.
1144 M – Nuruddin Zengi mengalahkan Edessa dari tentera Kristian. Perang Salib kedua berlaku.
1187 M – Salahuddin Al-Ayubbi mengalahkan Baitulmuqaddis dari tentera Salib. Perang Salib ketiga berlaku.
1258 M – Pasukan Mongol melakukan penyerangan dan menghancurkan Baghdad. Ribuan penduduk Baghdad terbunuh. Runtuhnya Baghdad. Berakhirnya pemerintahan Kerajaan Bani Abbasiyyah-Seljuk.
1260 M – Kebangkitan Umat Muslim (islam). Kerajaan Bani Mamluk di Mesir (merupakan sebuah pertahanan Umat Muslim yang ke 3 terakhir setelah Makkah & Madinah) dari pimpinan SultanSaifuddin Muzaffar Al-Qutuz yang mengalahkan pasukan Mongol di dalam sebuah peperangan di Ain Jalut.
4. Kerajaan Turki Utsmani
1299 M – Sebuah pemerintahan yang kecil di Turki di bawah Turki Seljuk didirikan di barat Anatolia.
1301 M – Osman I menyatakan bahwa dirinya sebagai seorang sultan. Dan berdirinya Kerajaan Turki Usmani.
1402 M – Timurlane, Raja Tartar (Mongol) menghabiskan tentera Uthmaniyyah di Ankara.
1451 M – Sultan Muhammad al-Fatih menjadi seorang pemimpin pemerintah.
1687 M – Wafatnya Sultan Muhammad IV.
1804 M – Kebangkitan dan pemberontakan bangsa Serbia yang pertama.
1815 M – Kebangkitan dan pemberontakan bangsa Serbia kedua.
1826 M – Kekalahan tentera laut Uthmaniyyah di Navarino. Dan pembunuhan secara massal tentara elit Janissari.
1830 M – Kemerdekaan Greece dan berakhirnya peperangan.
1853 M – Awal Perang Crimea.
1856 M – Berakhirnya Perang Crimea.
1912 M dan 1913 M – Perang Balkan pertama dan Perang Balkan kedua
1924 M – Khalifah dihapus.Dan berakhirnya sebuah pemerintahan Kerajaan Turki Utsmani.
Perkembangan Islam Di Indonesia
Sebelum Islam datang, penduduk wilayah nusantara telah menganut berbagai kepercayaan, seperti animisme, dinamisme, budha, hindu. Pengaruh dari kepercayaan tersebut sangatlah terlihat seperti adanya bangunan candi, baik candi budha maupun hindu.
Kemudian, datanglah agama Islam sekitar abad ke-7M yang membawa nuansa baru adanya kepercayaan penduduk wilayah nusantara. Ada 3 teori masuknya agama Islam di Indonesia yaitu sebagai berikut:
Teori Gujarat
Teori ini dipelopori oleh Snouck Hurgronje. Teori ini menyatakan bahwa Islam masuk di Indonesia dari wilayah-wilayah di anak benua India, seperti Gujarat , Bengala dan Malabar, disebut sebagai asal masuknya Islam ke Indonesia.
Teori Persia
Teori ini mengemukakan bahwa tanah Persia disebut sebagai tempat asal masuknya Islam. Teori ini berdasarkan pada kesamaan budaya yang dimiliki oleh beberapa kelompok masyarakat Islam dengan penduduk Persia. Teori ini meyakini Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13.
Teori Arabia
Teori ini mengemukakan bahwa Islam masuk ke Indonesia berasal dari Mekkah atau Madinah. Waktu kedatangannya diperkirakan pada abad ke-7 dan bukan abad ke-12 atau ke-13. Pakar sejarah yang mendukung teori ini antara lain Hamka, A.Hasymi, Uka Candrasasmita, dan Alwi Shihab.
Adapun cara dan proses masuknya islam di Indonesia melalui beberapa cara, antara lain :
Perdagangan
Islam masuk ke Indonesia salah satuya lewat dengan cara perdagangan. Hal ini bisa terjadi karena orang-orang Melayu yang ada di Indonesia pada waktu itu berhubungan dengan orang arab dalam hal perdagangan. Mereka sudah sangat dekat anatra satu sama lain. Jadi, saat pedagang arab mulai menyebarkan pemahaman agama Islam, para orang melayu pun mudah untuk menerimanya.
Lambat tapi pasti, orang Melayu mulai banyak masuk ajaran Islam. Pengaruh Islam semakin kuat pada waktu itu setelah berdirinya kerjaan Islam Malaka dan kerajaan Samudra Pasai di Aceh. Maka makin ramailah para pedagang Arab serta ulama yang datang ke Indonesia.
Disamping mereka berdagang untuk mencari keuntungan duniawi, mereka juga sambil berdakwah untuk menambah amal mereka.
Kultural
Maksud dengan kultural ini, penyebaran Islam di Indonesia menggunakan media kebudayaan. Contohnya yang dilakukan oleh para wali songo di pulau Jawa. Sunan Kali Jaga pada waktu itu berdakwah dengan mengembangkan kesenian wayang kulit. Dia mengisi  pementasan wayang yang biasanya isinya itu bertema ajaran Hindu, dia ganti dengan ajaran Islam. Kemudian ada juga Sunan Muria berdakwah dengan mngembangkan Gamelannya. Sedangkan Sunan Giri berdakwah dengan cara membuat banyak sekali mainan anak-anak seperti cublak Suweng, Jalngan, Jamuran dan lain sebagainya. Para Sunan ini cerdik sekali, mereka membawa pemahaman ajaran Islam dengan menggunakan bahasa yang sering digunakan oleh kaumnya. Kebetulan pada waktu itu masyarakat Indonesia khususnya Jawa, mereka sangat menyukai kesenian-kesenian itu.
Pendidikan
Salah satu cara efektif memasukan pemahaman ajaran Islam pada waktu itu dengan melalui pendidikan, dan pesantren adalah lembaga pendidikan yang paling strategis untuk melakukannya. Kebanyakan para da’i dan mubaligh dalam menyebarkan Islam ke seluruh penjuru Indonesia, mereka itu keluaran dari pesantren. Contohnya Datuk Ribandang yang merupakan keluaran pesantren milik Sunan Giri dia adalah seorang yang mengislamkan kerajaan Gowa Tolla di Kalmantan Timur. Selain Datuk Ribandang, banyak santri-santri Sunan Giri yang menyebar ke pulau-pulau yang ada di Indonesia seperti Kangan, Haruku, Madura, Bawean hingga Nusa Tenggara. Sampai saat ini, pesantren masi menjadi strategi yang efektif untuk menyebarkan ajaran Islam ke seluruh Indonesia.
Kekuasaan Politik
Penyebaran Islam di Indonesia juga tidak terlepas dari dukungan para Sultan. Contohnya di pulau Jawa, Kesultanan Demak merupakan pusat dakwah dan menjadi pelindung penyebaran agama Islam. Ada juga di pulau Sulawesi yaitu Raja Gowa-Tolla yang menjadi pelindung bagi para da’i menyebarkan ajaran Islam disana. Para Sultan dan Raja saling berkomunikasi, tolong menolong dalam melindungi perkembangan dakwah Islam di Indonesia.
Kekompakan para sultan ini juga menjadi cikal bakal lahirnya negara Indonesia.
Baca Juga : Sejarah Hari Raya Idul Fitri – Umat Islam
Karakteristik Agama Islam
Sebagai agama, Islam memiliki beberapa karakteristik yang berbeda dengan agama-agama besar lainnya yang dianut umat manusia di dunia. Ajaran Islam adalah ajaran yang rasional dan bisa dinalar dengan logika. Ajaran Islam tidak menyulitkan karena peraturan-peraturan yang diterapkan Islam sesuai dengan keadaan dan kemampuan manusia. Karakteristik kedua yaitu Islam agama Tauhid. Aqidah yang diajarkan para Nabi dan Rasul tidak pernah berubah dari masa ke masa, yaitu aqidah Tauhid yakni kepercayaan dan keyakinan bahwa sesungguhnya Allah SWT itu Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Kuasa.
Islam agama kebenaran, ajaran Islam bertujuan untuk menyejahterakan dan mencerahkan umat manusia menuju peradaban yang lebih maju. Tidak ada satu pun ajaran Islam yang bertentangan dengan akal sehat, ilmu pengetahuan dan teknologi, norma – norma etika, sosial dan kemasyarakatan tetapi justru Islam datang untuk mengukuhkan hal itu semua.
Islam sebagai agama yang universal telah mengumandangkan berbagai nilai luhur sejak alam ini diciptakan sampai tiba masa kehancuran (kiamat). Ajaran Islam adalah ajaran yang menghargai pluralitas umat beragama, inklusivitas, moderat, dan toleran terhadap perbedaan, serta merupakan petunjuk bagi seluruh manusia, bukan hanya untuk suatu kaum atau golongan. Dalam kaidah Ushul Fiqih disebutkan: “Apabila urusan sudah menjadi sempit maka boleh diperluas, apabila terlalu luas maka urusan itu menjadi dipersempit.”
Berdasarkan kaidah tersebut, kita dapat melihat elastisitas dan fleksibelitas ajaran Islam yang sesuai dengan naluri manusia. Sebagai contoh, dalam Islam ada konsep azimah (tuntutan) dan rukhsah (keringanan). Contoh azimah adalah larangan memakan bangkai, tetapi saat kondisi tertentu seperti, tidak ada makanan, maka akan timbullah rukhsah, yaitu keringanan untuk memakan bangkai karena tidak ada makanan lain. Bahkan rukhsah tersebut dapat menjadi azimah, yang tadinya dilarang tetapi justru menjadi keharusan sebab jika tidak dimakan akan mengakibatkan kematian sesorang.
Sebagai agama yang Syamil Mutakamil (integral menyeluruh dan sempurna) Islam membicarakan seluruh sisi kehidupan manusia, mulai dari masalah kecil hingga masalah besar. Islam agama yang sempurna dapat diartikan sebagai kondisi awal yang mapan dan mencakup berbagai bidang kehidupan. Walaupun Islam agama yang sempurna bukan berarti umat Islam itu stagnan (jumud), tetapi harus bersifat dinamis. Maksudnya, selalu mengikuti perkembangan zaman dan memperbaharui hal-hal yang baik.
Karakteristik agama Islam yang berikutnya adalah Islam agama seimbang. Allah SWT menyebutkan bahwa umat Islam adalah ummatan wasathan atau  umat yang seimbang dalam beramal baik yang menyangkut pemenuhan terhadap kebutuhan jasmani dan akal pikiran maupun kebutuhan rohani. Ketidakseimbangan dalam hal agama akan memicu berbagai konflik, dalam soal aqidah misalnya, banyak agama yang menghendaki keberadaan Tuhan secara konkrit sehingga penganutnya membuat simbol-simbol dalam bentuk patung.
Ada juga agama yang menganggap Tuhan sebagai sesuatu yang abstrak sehingga masalah ketuhanan merupakan khayalan belaka bahkan cenderung ada yang tidak percaya akan adanya Tuhan sebagaimana komunisme. Karakteristik penting lainnya dari ajaran Islam adalah konsepnya yang jelas. Kejelasan konsep Islam membuat umatnya tidak bingung dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam bahkan pertanyaan umat manusia tentang Islam dapat dijawab dengan jelas bahkan apabila pertanyaan tersebut mengarah pada maksud yang merusak ajaran Islam itu sendiri.
Karakteristik terakhir adalah Islam menjunjung tinggi kemerdekaan. Kemerdekaan atau kebebasan dalam bahasa Arab disebut dengan al hurriyyah. Kata al hurr disebut satu kali dalam surah Al-Baqarah ayat 178. Dari kata ini terbentuk kata al-tahriryang berarti pembebasan. Dalam Islam kemerdekaan adalah sesuatu yang hakiki dan bersifat fitrah. Setiap manusia yang baru dilahirkan, dengan sendirinya dalam keadaan merdeka. Tidak ada seorang pun yang berhak untuk menjadikannya budak. Kemerdekaan dalam Islam adalah kemerdekaan yang bertanggung jawab.
Artinya, beragam kemerdekaan yang diperoleh manusia tidak berarti bahwa dia boleh bertindak semau-maunya. Dengan kata lain tidak seorang pun berhak memaksakan kehendaknya atas orang lain. Pemaksaan kehendak, apalagi dengan cara-cara kekerasan, pembatasan, pengekangan dan perendahan adalah melanggar prinsip kemanusiaan itu sendiri dan dengan sendirinya juga melanggar prinsip Tauhid. Dari sinilah, maka setiap orang dituntut harus saling memberikan perlindungan, rasa aman dan penghormatan dari kemerdekaan yang dimilikinya itu.
Sumber Agama Islam
Menurut hadits Mu’az bin Jabal, sumber hukum islam ada tiga, yaitu: Al-quran, As-sunnah (Al-hadits), dan Ijtihad (ra’yu).
Al-quran
Al-quran merupakan sumber ajaran yang paling utama dalam islam. Al-quran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW secara berangsur-angsur. Dengan diturunkannya Al-quran, sebenarnya telah cukup untuk menjadi pedoman, rujukan, serta sumber hukum bagi manusia dalam menjalankan kehidupan. Menurut Dr. Kaelany HD,. MA, Al-quran memuat antara lain tentang: pokok-pokok keimanan, prinsip-prinsip syariah, janji atau kabar gembira bagi yang berbuat baik dan ancaman siksa bagi yang berbuat dosa, kisah-kisah sejarah nabi, dan dasar-dasar ilmu pengetahuan.
Menurut Dr. Kaelany HD,. MA, sebagai sumber hukum, Al-quran membahas mengenai aqidah, akhlak, dan syariah. Hukum-hukum yang mengatur hubungan manusia dengan Allah contohnya adalah hukum-hukum yang mengatur mengenai tata pelaksanaan ibadah seperti salat,puasa, zakat, dan haji. Selain itu, di dalam Al-quran juga terdapat petunjuk-petunjuk bagi manusia dalam bertingkah laku sesuai dengan aturan dan kehendak Allah.
As-Sunnah
Dalam buku “Islam Agama Universal” karya Dr. Kaelany HD,. MA terdapat pengertian sunnah secara terminologi islam, yakni sunnah berarti perkataan, perbuatan, dan keizinan Nabi Muhammad SAW. Sunnah memiliki fungsi sebagai penafsir, pensyarah, dan penjelas mengenai hal-hal yang telah ada dalam Al-quran. Sunnah berdasarkan bentuknya terbagi menjadi tiga, yakni: Fi’li (perbuatan nabi), Qauli (perkataan nabi), dan Taqriri (persetujuan nabi).
Ijtihad
Sumber ajaran islam yang ketiga adalah ijtihad. Ijtihad berarti penggunaan rasio atau akal semaksimal mungkin guna menemukan sesuatu ketetapan hukum tertentu yang tidak ditetapkan secara tegas dalam Al-quran dan As-sunnah. Ijtihad dilakukan oleh para imam,para kepala pemerintah, para hakim, dan oleh para panglima perang untuk menemukan solusi dari permasalahan yang berkembang dikalangan mereka berdasarkan bidang mereka masing-masing. Dalam ijtihad terdapat sumber hukum lain yaitu ijma(konsensus ulama), qiyas(analogi berdasarkan sebab atau illat masalah), urf (adat kebiasaan setempat), maslahah mursalah(kepentingan umum),dan istihsan.
Ruang Lingkup Agama Islam
Dalam suatu hadits disebutkan bahwa ada tiga pokok-pokok ajaran islam, yaitu :
Aqidah
Dalam buku “Islam Agama Universal” disebutkan definisi dari aqidah, yaitu merupakan istilah untuk menyatakan keteguhan atau kekuatan iman seorang mukmin kepada sang pencipta Allah SWT. Inti dari keimanan kepada Allah SWT adalah tauhid atau kepercayaan, pernyataan, atau sikap yang mengesakan Allah. Jika seseorang telah bertauhid, maka akan muncul sikap Tauhid Uluhiyah atau sikap yang hanya menyembah kepada Allah.
Syari’ah
Menurut istilah, syariah berarti aturan atau undang-undang yang diturunkan Allah untuk mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, mengatur hubungan sesama manusia, dan hubungan manusia dengan alam semesta. Terdapat dua macam syaria’ah, yaitu syari’ah muamalah (amalan yang berhubungan dengan manusia) dan syari’ah ibadah (amalan yang berhubungan dengan Allah SWT). Prinsip dasar dari syari’ah muamalah adalah diperbolehkan selama tidak ada larangan yang jelas dari Allah SWT. Sedangkan prinsip dasar dari syaria’ah ibadah adalah dilarang atau haram selama tidak diatur oleh Allah SWT dan Rasul-Nya.
Akhlak
Akhlak merupakan perilaku yang dilandaskan hati nurani. Sumber pijakan akhlak adalah Al-quran dan Sunnah, sehingga jika seseorang berperilaku yang tidak ada di dalam Al-quran atau Sunnah, maka tidak bisa dikatakan perilaku seseorang itu termasuk perilaku atau akhlak yang mulia.
Makna Islam
Islam adalah Ketundukan
Ikhlas berserah diri kepada Pencipta alam yang kepadaNya alam tunduk patuh berserah diri. Maka, Islam identik dengan ketundukan kepada sunnatullah yang terdapat di alam semesta (tidak tertulis) maupun Kitabullah yang tertulis (Al-Qur’an). Ketundukan terhadap alam semesta maksudnya kita sebagai manusia harus merawat alam semesta dan tidak merusaknya. Sedangkan ketundukan terhadap Al-Qur’an adalah kita sebagai harus menjaga kemurnian Al-Qur’an dan mengamalkannya.
Islam adalah Wahyu Allah
Islam merupakan satu-satunya agama yang bersandar kepada wahyu Allah secara murni. Artinya, seluruh sumber nilai dari nilai agama ini adalah wahyu yang Allah turunkan kepada para Rasul-Nya terdahulu.
Islam adalah Agama Para Nabi dan Rasul
Nabi-nabi lain pun mendakwahkan ajaran Islam kepada manusia. Mereka mengajarkan agama sebagaimana yang dibawa Nabi Muhammad saw. Hanya saja, dari segi syariat (hukum dan aturan) belum selengkap yang diajarkan Nabi Muhammad saw. Tetapi, ajaran prinsip-prinsip keimanan dan akhlaknya sama. Nabi Muhammad saw datang menyempurnakan ajaran para Rasul, menghapus syariat yang tidak sesuai dan menggantinya dengan syariat yang baru.
Islam adalah Jalan Allah Yang Lurus
Islam merupakan satu-satunya pedoman hidup bagi seorang muslim. Baginya, tidak ada agama lain yang benar selain Islam. Karena ini merupakan jalan Allah yang lurus yang diberikan kepada orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah.
Islam Pembawa Keselamatan Dunia dan Akhirat
Sebagaimana sifatnya yang bermakna selamat sejahtera, Islam menyelamatkan hidup manusia di dunia dan di akhirat. Keselamatan dunia adalah kebersihan hati dari noda syirik dan kerusakan jiwa. Sedangkan keselamatan akhirat adalah masuk surga yang disebut Daarus Salaam. Allah menyeru (manusia) ke Daarus Salaam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendakiNya kepada jalan yang lurus (Islam). Dengan prinsip kita dapat memahami kemuliaan dan keagungan ajaran agama Allah ini.
Hakikat Agama Islam
Hakikatnya agama adalah keyakinan akan adanya Tuhan yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia, maka sangat perlu dipahami secara seksama oleh setiap manusia. Agama juga membawa peraturan-peraturan berupa hukum-hukum yang harus dipatuhi baik dalam bentuk perintah yang wajib dilaksanakan maupun berupa larangan yang harus ditinggalkan.
Agama Islam adalah agama yang sempurna dan diridhoi Allah swt. orang yang beragama islam diperintahkan berdoa agar dibimbing di jalan yang benar untuk mendapatkan kenikmatan dan dihindarkan dari murka Allah dan jalan yang sesat.
Agama islam pembawa petunjuk, kedamaian serta kesejahteraan.
Agama Islam itu merupakan agama yang menghimpun semua kebenaran agama-agama yang pernah diajarkan oleh para nabi sebelum Nabi Muhammad saw untuk diyakini kebenarannya dan diamalkan dalam kehidupan umat Islam.
2 notes · View notes
Photo
Tumblr media
Baibars, Rukn al-Din Baibars , was the Sultan of Mamluk Egypt. As a general of the Mamluk army under Sultan Qutuz, Baibars led the Mamluks to a decisive victory against the Mongols at the battle of Ain Jalut (1260 AD) which stopped the Mongol expansion. Baibars was captured and sold as a slave by Mongols. He was sent to Egypt where he became the body guard of the then Mamluk Sultan. He grew in rank and became the commander of the Mamluk army. As a commander he defeated the Seventh Crusade of the Louis IX of France in 1250. He defeated the crusaders in three campaigns. Sultan Baibars led successful campaigns against the Mongol and Crusader armies of the time. Sultan Baibars died in 1277 AD and is buried in Az-Zahiriyah Library in Damascus. #baibars #baybars #mamluk #ainjalut #history #historia #mongol #byzantine #egypt #centralasia #sultanbaibars https://www.instagram.com/p/CCZWkGHj67G/?igshid=1iontmuhbit3i
1 note · View note
triastariirfiani · 5 years
Text
#Ramadan 13
Ramadan selain menjadi bulan yang agung dan mulia, juga sebagai bulan perjuangan. Kemenangan demi kemenangan di raih umat islam dalam bulan ramadan.
Ada banyak catatan sejarah yang membuktikan mayoritas peperangan dan kemenangan kaum muslimin diraih pada bulan Ramadhan. Di antara catatan kemenangan tersebut adalah sebagai berikut:
Perang Badar Al-Kubro, yaitu pertempuran yang pertama terjadi dalam sejarah Islam. Perang ini berlansung pada tanggal 17 Ramadhan tahun ke-2 Hijriyah.
Fath Makkah (Penaklukan kota makkah) yang dipimpin langsung oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Pertempuran ini terjadi pada tanggal 10 Ramadhan tahun ke-8 Hijriyah
Ma’rakah Buwaib, yaitu pertempuran antara kaum muslimin melawan Persia di daerah Buwaib, Irak. Perang yang dipimpin oleh Mutsanna bin Haritsa ini terjadi pada bulan Ramadhan tahun 13 H.
Ma’rakah Qodisiah, yaitu peperangan yang terjadi pada bulan Ramadhan tahun 15 H. Kaum muslimin dipimpin oleh Sa’ad bin Abi Waqas melawan pasukan Persia di Qodishiah dan berhasil membawa kemenangan
Ma’rakah Nuba, yaitu pertempuran yang terjadi pada bulan Ramadhan, tahun 31 H. Umat Islam yang dipimpin oleh Abdullah bin Abi Sarh berhasil meraih kemenangan atas pasukan Koptik, yaitu setelah mengepung ibu kota Dongola Nubia di selatan Mesir.
Penaklukan pulau Rhodes oleh kaum muslimin yang dipimpin oleh Junadah bin Abi Umayah. Rodhes adalah sebuah pulau yang terletak di Laut Tengah. Palau ini sering digunakan oleh pasukan Romawi untuk menyerang kapal-kapal kaum muslimin yang lewat diperairan tersebut. Penaklukan ini terjadi pada bulan Ramadhan tahun 53 H.
Penaklukan kota Andalus, yaitu pada tanggal 28 Ramadhan tahun 92 H. Kaum muslimin dipimpin oleh Tariq bin Ziyad melawan tentara Goth di daratan Andalus itu, atau sekarang disebut dengan Spanyol. Dalam peperangan tersebut kaum muslimin berhasil meraih kemenangan.
Penaklukan India dan Pakistan oleh pasukan Islam di bawah Komandan Qasim bin Muhammad Ats-Tsaqafi. Peperangan ini terjadi pada bulan Ramadhan tahun 94
Fathu Umuriyah (Penaklukan kota Amuriyah) dari Kekaisaran Bizantium, yaitu pada bulan Ramadan, tahun 223 H. Penaklukan yang digagas oleh Khalifah Mu’tasim terjadi ketika Raja Romawi menyerbu kaum muslimin dan memotong hidung serta telinga para tahanan muslim. Mendengar kejadian tersebut, Khalifah Mu’tashim dengan segenap pasukannya berhasil menyerang pasukan romawi dan menaklukkan kota Amuriya.
Penaklukan kota Sirakusa pada bulan Ramadan tahun 264 H. Kota terbesar di Sisilia itu berada di bawah kekuasaan Romawi dan setelah pengepungan yang berlangsung sembilan bulan, kota tersebut berhasil ditaklukkan kaum muslimin di bawah pimpinan Ja’far bin Muhammad.
Pertempuran Manzikert atau Malazgirt, yaitu pertempuran yang terjadi antara Kekaisaran Bizantium dan pasukan Seljuk yang dipimpin oleh Alip Arsalan pada tanggal 26 Agustus 1071 atau bertepatan dengan bulan Ramadhan tahun 463 H di kota Manzikert, Turki. Dalam pertempuran tersebut kaum muslimin berhasil meraih kemenangan dan menawan kaisar Bizantium.
Pertempuran Zallaqah, terjadi pada bulan Ramadan tahun 479 H. Kaum muslimin dibawah Amir Daulah Murabbitin, Yusuf bin Tasyfin berhasil mengalahkan pasukan salib yang menyerbu kota Andalus. Para sejarawan mengatakan bahwa kemenangan besar ini telah menunda jatuhnya Andalusia selama beberapa abad.
Pertempuran Harim, pada bulan Ramadhan tahun 559 H. Dimana umat Islam, yang dipimpin oleh Nuruddin Mahmud Zangki, berhasil melawan Tentara Salib dan membebaskan kota Harim, Idlib.
Pertempuran Hittin, pada bulan Ramadhan tahun 584 H. Kaum muslimin yang dipimpin oleh Salahuddin berhasil mengalahkan tentara salib dan membebaskan Baitul Maqdis, Yerusalem
Penaklukkan Armenia pada bulan Ramadan tahun 673 H. Ditaklukkan oleh kaum muslimin di bawah pemimpin Sultan Mamluk Dhahir Baibars.
Pertempuran ‘Ain Jalut, pada bulan Ramadhan tahun 685 H. Dalam peperangan tersebut, umat Islam yang dipimpin oleh Sultan Qutuz berhasil melawan pasukan Tatar yang telah membunuh jutaan kaum muslimin di negara-negara Islam.
Pertempuran Syaqhab (Marj Shufr), terjadi pada tanggal 2 Ramadan tahun 702 H. Dimana umat Islam, yang dipimpin oleh Nasir Muhammad bin Qalawun dan bersamanya juga ada Syekh Ibnu Taimiyah, berhasil mengalahkan Tatar di dataran Syaqhab, dekat Kota Damaskus.
Penaklukan Bosnia dan Herzegovina pada bulan Ramadan tahun 791 H. Kaum Muslimin di bawah pimpinan Usmaniyah, Sultan Murad I berhasil menghalau aliansi salibis dari Serbia, Bulgaria, Polandia, Hungaria dan Albania.
Penaklukan Pulau Siprus pada bulan Ramadan tahun 829 H. Pulau Siprus dulunya telah ditaklukkan pada masa khalifah Muawiyah, akan tetapi palau itu jatuh kembali ke tangan Tentara Salib. Dari palau ini mereka menyusun strategi untuk menyerang dunia Islam. Kemudian lewat kepemimpinan Sultan Dinasti Mamluk, Ashraf Barsbai, pulau tersebut berhasil direbut kembali.
Perang Ramadhan atau dikenal juga dengan perang Arab-Israel. Yaitu sebuah peperangan yang terjadi ketika tentara Mesir dan Suriah mengawali perperangan melawan Israel. Pertempuran ini terjadi pada 6 Oktober 1973 Masehi dan bersamaan dengan 10 Ramadhan 1390 H.
Jika kita melihat bagaimana perjuangan para sahabat dalam bulan ramadan, maka sungguh tidak ada tandingannya. Pengorbanan mereka tak bisa kita sandingkan dengan pengorbanan har ini.
Di era milineal saat ini kita akan berperang dengan berbagai perkembangan zaman. Dari fashion, food, lufe style dll.
Tahukah kita kunci kemenangan perjuangan Rasulullah dan para sahabat ?
 Al qur'an. Ramadan adalah bulan al qur'an. Kalau kita mengaku berkorban, sudah kah menjadikan al qur'an di dada kita? Zaman dulu, al qur'an selalu membersamai, dimanapun pergi, maka al qur'an selalu di bawah. Dimana ada kesempatan maka disitu Al qur'ab di baca. Ujian kita sekarang adalah mudahnya membaca al qur'an di gadget masing-masing. Godaanya juga semakin banyak, dari yang awal ingin baca al qur'an malah membuka aplikasi lain. Esensi dan nilai keutamaan membaca al qur'an di mushaf mulai berkurang. Bacaan para sahabat adalah bacaan yang bermutu, apakah kita sudah membaca bacaan yang berkualitas sebagai referensi pengetahuan, atau sebaliknya?
 Taqwa. Berkat taqwa yang dimiliki para sahabat mereka mampu menang si berbagai peperangan. Kualitas ibadahnya sangat luar bias. Hingga tak heran sebulan sebelum berperang, Allah telah tancapkan rasa takut di hati hati para musuhnya. Mereka memiliki keyakinan besar akan pertolongan Allah disertakan dengan intensitas bersama Al qur'an. Pengorbanan meraka dalam bentuk dakwah adalah manifestasi besar yang dinikmati sekarang.
Ketika dua kunci kemenangan mampu diterapkan dalam lintasan kehidupan, maka perubahan akan kita rasakan. Pada dasarnya tidak ada perjuangan tanpa pengorbanan. Pengorbanan dalam medan juang dakwah. Dimulai dari hal sederhana, disaat teman,keluarga, tetangga yang muslim berhijrah dan meninggalkan segala dosa dan kebiasaan negatinya. Disaat sauda semuslim semakin mendekat kepada Rabb. Disaat kaum muslm berbondong bondong saling membantu perjuangan di medan dakwah dari harta, sedekah, bahkan jiwanya.
Jangan menyerah dengan hanya menjadi manusia biasa dan penonton. Ambil bagian, sebagai generasi milineal maka kita seharusnya cepat respon, empati, dan peduli dengan lingkungan sosial. Jangan menyia nyiakan waktu dengan hal sia-sia. Kembali kepada Qur'an sebagai pedoman hidup!
________________________
Sumber Ide: Taujihat Ust Muh. Taufan Djafri LC dalam Sila Ukhuwah Forum Muslimah Dakwah Kampus Indonesia Pusat dengan tema "Ramadan Bulan Perjuangan, Meretas Hakekat Pengorbanan Aktivis Dakwah"
| @triastariirfiani | May, 18 th 2019
Tumblr media
12 notes · View notes
sarisuhaimi · 3 years
Text
#Catatan—Agung Moehadji Soemo Soemadi
Apa engkau benar-benar tahu definisi teroris/ terorisme??
Ketika Nabi Shallallāhu ‘Alaihi Wassalām menyembelih 600 orang Yahudi Bani Quraizhah, apa beliau seorang teroris?
Ketika Abdullāh ibn Mas’ud radhiyAllāhu ‘anhu memenggal kepala Abu Jahal dan membawa kepala itu kepada Nabi Shallallāhu ‘Alaihi Wassalām, apa ia seorang teroris?
Ketika Abdullāh ibn Unais radhiyAllāhu ‘anhu menuju Makkah dan membunuh Khalid al Hudhali (yang dikenal sebagai orang Arab terkuat dan juga sedang berkubu untuk membunuh Nabi Shallallāhu ‘Alaihi Wassalām), Abdullāh dikirim oleh Nabi sendiri dalam misi itu dan segera ia kembali dengan menenteng kepala Khalid lalu menyerahkannya pada Nabi Shallallāhu ‘Alaihi Wassalām. Apa ia seorang teroris?
Ketika Khalid ibn Al Walid radhiyAllāhu ‘anhu membantai 70 ribu tawanan kuffār dalam perang Alees sampai sungai menjadi merah dengan darah mereka. Apa ia seorang teroris?
Ketika Qutuz memenggal utusan Mongol dan menggantung kepalanya di gerbang Zuwaila. Apa ia seorang teroris?
Apa engkau lebih paham dien ini daripada Nabi Shallallāhu ‘Alaihi Wassalām, para Sahābat, dan para pengikutnya?
Apa Nabi Shallallāhu ‘Alaihi Wassalām, para Sahābat dan pengikut mereka adalah ekstrimis dan engkau moderat dan toleran?!
0 notes
Photo
Tumblr media
Krak des Chevaliers, Syria.
Baibars, one of the Mamluk commanders who along with Qutuz defeated the Mongols at Ayn Jalut in 1260, would take this famous Crusader fortress in 1271. It’s always interesting to me how discussion of the fall of the Krak leave out Baibars’ history with the Mongols, and discussions of Ayn Jalut don’t tend to ever mention much on his career mopping up the Crusader states. This is on old drawing I did, but I've always liked it. My YouTube channel on Mongolian and Chinese history: www.youtube.com/channel/UCQEYhWVV3V-ItwJE-kgRd9w Facebook for the Channel www.facebook.com/TheJackmeister/
4 notes · View notes
pintalanaksara · 5 years
Photo
Tumblr media
@sdislamalquds , the school where I work as a teacher in, is one of the schools that used Montessori method of education children. Montessori itself is such an approach to education based upon the principle that schooling should work with the nature of the child instead of against it. And the favorite part that I like with this method is children learn through practising tasks rather than through listening and having to remember. In many non-Montessori classrooms, children are expected to learn by listening to the teacher. Work is usually with paper and pencil. In a Montessori classroom like SD Islam Al Quds, on the other hand, children learn by practising with apparatus which embodies the concept to be mastered. For example, when children are learning about color, such as primary and mixed colors, instead of listening to a teacher talk about the colors and watching them drawn on the chalk board, the children trace real figures and make designs using the dye provided by the teacher. They mix the dye (primary color) one by one to know the result of the colors. In frame: Saifuddin Qutuz Class 😍 https://www.instagram.com/p/B2WHNhOAoBT4nRNSKgMy1RIHIs_88MYO6N9Jhc0/?igshid=1giv5rvy49d4t
0 notes
bhukhabaccha-blog · 6 years
Photo
Tumblr media
Kick starting the day with some egg half fry and Irani chai ahhhaaa ahh 🥰. This one is special because this one is made from the same egg kylie posted 🤓 remember the record breaking egg 🥚 #worldrecordegg . Taste Meter : 🥚🥚🥚🥚🐣 . Location : Chincholi Bunder/5d, Malad . #sunnysideup #sunnysideupegg #sunnysideoflife #sunnysidedown #sunnysideupthreads #eggporn #egglover #eggcellent #eggYolk #eggwhite #eggsandwich #eggrolls #egg #kyliejenner #goodmorning #instagram #instapic #happy #health #music #followme #igers #Mumbai #Mumbaikar #mumbaidiaries #tea #iranicha #messygirl_cravings #themumbaiglutton (at Qutuz Irani Cafe) https://www.instagram.com/p/Bs6zg7igxds/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=1gtg05fo6fqn0
0 notes
greatestwarriors · 11 years
Text
Rukn al-Din Baibars
Baibars  (1223 – 1 July 1277) was the fourth Sultan of Egypt from the Mamluk Bahri dynasty. He was one of the commanders of the Egyptian forces that inflicted a devastating defeat on the Seventh Crusade of King Louis IX of France. He also led the vanguard of the Egyptian army at the Battle of Ain Jalut in 1260,[2] which marked the first substantial defeat of the Mongol army, and is considered a turning point in history.[3] Baibars' reign marked the start of an age of Mamluk dominance in the Eastern Mediterranean, and solidified the durability of their military system. He managed to pave the way for the end of the Crusader presence in the Levant, and reinforced the union of Egypt and Syria as the region's pre-eminent Arab and Muslim state, able to fend off threats from both Crusaders and Mongols. As Sultan, Baibars also engaged in a combination of diplomacy and military action, which allowed the Mamluks of Egypt to greatly expand their empire.
Early life
Born in the Dasht-I-Kipchak, between rivers of Edil (Volga) and Yaiyk (Ural), Baibars was a Turkic Kipchak/Cuman (from Berish tribe, that currently lives in Kazakhstan).[4][5][6][7][8][9] He was fair-skinned, blond,[10] very tall and had a cataract in one of his bluish eyes. It was said that he was captured by the Mongols[citation needed] in the Kipchak steppe and sold as a slave, ending up in Syria.
Baibars was quickly sold to a Mamluk officer called Aydekin al bondouqdar, and sent to Egypt, where he became a bodyguard to the Ayyubid ruler As-Salih Ayyub.
Rise to power
Baibars was a commander of the Mamluks in around 1250, when he defeated the Seventh Crusade of Louis IX of France. He was still a commander under Sultan Qutuz at the Battle of Ain Jalut in 1260, when he decisively defeated the Mongols. After the battle, Sultan Qutuz (aka Koetoez) was assassinated while on a hunting expedition. It was said that Baibars was involved in the assassination because he expected to be rewarded with the governorship of Aleppo for his military success; but Qutuz, fearing his ambition, refused to give such a post and disappointed him.[11] Baibars succeeded Qutuz as Sultan of Egypt.[12]
Sultan of Egypt
He continued what was to become a lifelong struggle against the Crusader kingdoms in Syria, starting with the Principality of Antioch, which had become a vassal state of the Mongols, and participated in attacks against Islamic targets in Damascus and Syria.
In 1263, Baibars attacked Acre, the capital of the remnant of the Kingdom of Jerusalem, but was unable to take it. Nevertheless, he defeated the Crusaders in many other battles (Arsuf, Athlith, Haifa, Safad, Jaffa, Ashkalon, Caesarea).
In 1266 Baibars invaded the Christian country of Cilician Armenia, which, under King Hethum I, had submitted to the Mongol Empire. This isolated Antioch and Tripoli, led by Hetum's son-in-law, Prince Bohemond VI. In 1268, Baibars besieged Antioch, capturing the city on 18 May. Baibars had promised to spare the lives of the inhabitants, but broke his promise and had the city razed, killing or enslaving the population upon surrender.[13] This tactic was common in Baibars' campaigns, and was largely responsible for the swiftness of his victories.[citation needed]
 Baibars then turned his attention to Tripoli, but interrupted his siege there to call a truce in May 1271. The fall of Antioch had led to the brief Ninth Crusade, led by Prince Edward of England, who arrived in Acre in May 1271 and attempted to ally with the Mongols against Baibars. So Baibars declared a truce with Tripoli, as well as with Edward (who was never able to capture any territory from Baibars anyway). According to some reports, Baibars tried to have Edward assassinated with poison, but Edward survived the attempt, and returned home in 1272.
In 1277, Baibars invaded the Seljuq Sultanate of Rûm, then dominated by the Mongols. He defeated a Mongol army at the Battle of Elbistan, captured the city of Kayseri, but was unable to hold any of his Anatolian conquests and quickly withdrew to Syria.
Death
Baibars died in Damascus on 1 July 1277. His demise has been the subject of some academic speculation. Many sources agree that he died from drinking poisoned kumis that was intended for someone else. Other accounts suggest that he may have died from a wound while campaigning, or from illness.[14] He was buried in the Az-Zahiriyah Library in Damascus.[15]
Family
Baibars married several women and had seven daughters and three sons. Two of his sons, al-Said Barakah and Solamish, became sultans.
Assessment
As the first Sultan of the Bahri Mamluk dynasty, Baibars made the meritocratic ascent up the ranks of Mamluk society. He took final control after the assassination of Sultan Sayf al Din Qutuz, but before he became Sultan he was the commander of the Mamluk forces in the most important battle of the Middle Periods, repelling a Mongol force at the legendary Battle of Ain Jalut in 1260.[16] Although in the Muslim World he has been considered a national hero for centuries, and in Egypt, Syria and Kazakhstan is still regarded as such, Sultan Baibars was reviled in the Christian world of the time for his seemingly unending victorious campaigns. A Templar knight who fought in the Seventh Crusade lamented:
Rage and sorrow are seated in my heart...so firmly that I scarce dare to stay alive. It seems that God wishes to support the Turks to our loss...ah, lord God...alas, the realm of the East has lost so much that it will never be able to rise up again. They will make a Mosque of Holy Mary's convent, and since the theft pleases her Son, who should weep at this, we are forced to comply as well...Anyone who wishes to fight the Turks is mad, for Jesus Christ does not fight them any more. They have conquered, they will conquer. For every day they drive us down, knowing that God, who was awake, sleeps now, and Muhammad waxes powerful.[17]
Baibars also played an important role in bringing the Mongols to Islam. He developed strong ties with the Mongols of the Golden Horde and took steps for the Golden Horde Mongols to travel to Egypt. The arrival of the Golden Horde Mongols to Egypt resulted in a significant number of Mongols accepting Islam.[18]
0 notes
miftahulajri-blog · 8 years
Text
Syair dari Generasi Kami [© akh Faris]
Wahai Para Bayi... Wahai Para Ponakanku... Hidupmu... Akan lebih sulit dari zamanku.. Umatmu sedang ditindas dan dihabisi oleh musuhmu Maka Umat mu.. Butuh penakluk, seperti mu.. Penakluk ayah dan bundamu.. Ya kamu.. Ketahuilah.. Umatmu ini kehilangan para penakluk... Seperti Sultan Al-Mamluk... Umatmu ini kehilangan para pemimpin... seperti Amirul Mukminin... Wahai Para Calon Penakluk.. Hidupmu... Menentukan masa depan umatmu.. Maka Jadilah kau petir... Seperti hamzah pahlawan badar penghacur kafir... Jadilah kau singa.. Seperti Umar Penakluk Syam dan Persia... Jadilah kau Pedang... Seperti Saifullah yg tak terkalahkan di medan perang.... Jadilah kau Serigala.. Seperti Thoriq bin Ziyad penakluk Andalusia.. Jadilah kau Halilintar.. Seperti Saifudin Qutuz yg menghancurkan Tartar... Jadilah kau bara... Seperti khoirudin barbarosa yg membakar jiwa bangsa eropa.. Jadilah kau api.. Seperti Sulaiman Al-Qonuni yg disegani kaum romawi... Jadilah kau penegak syariat Tuhanmu... Seperti para pendahulumu.. Jadilahkau pembawa kedamaian... Setelah menghancurkan kedholiman... Dan Jadilahkau rahmat bagi seluruh alam... Untuk Kedamaian dan keberagaman yang adil dan diridhoi Tuhan Pemilik Alam Semesta ini. Jadi cintailah umat mu.. seperti kau mencintai diri mu.. Bercita-citalah seperti pendahulumu.. Agar umatmu tak dipadang bulu... Mari bercita-cita.. seperti Al-Fatih penakluk 2 Benua.. Dan.... Bercita-citalah seperti Nuridin Zanki.... Dan Buktikan cita-citamu seperti Shalahudin Al-Ayyubi.... Salam. syair dari Ksatria Dermawan Tinggi (Faris Naufal Ali)
2 notes · View notes
lakhasly · 4 years
Link
The first of the Bahri Mamluk sultans was Aybeg, although the unofficial crown ought to go to Shajar al-Durr. What he shared with his immediate successors, Qutuz and Baybars, was a common allegiance to al-Salih. They had all been loyal Bahri Mamluks in his service at Rawdah Island, and unlike the Bu via Lakhasly.com Rss Feed
0 notes