Tumgik
#ramadan berkah
manhattancoolid · 4 months
Text
0 notes
bogorexpose · 5 months
Text
Ramadan Berkah, IKBI HO PTPN I Salurkan 62 Paket Sembako
JAKARTA – Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara I Bapak Teddy Yunirman Danas sekaligus pembina IKBI HO PTPN I didampingi Ibu Ira Teddy selaku Ketua IKBI HO PTPN I menghadiri rangkaian kegiatan Bakti Sosial dan Tausiah IKBI HO PTPN I secara Hybrid. Rangkaian kegiatan Bakti Sosial dan Tausiah IKBI HO PTPN I dibuka oleh Anggota IKBI PTPN I dilanjut dengan pembukaan oleh Bapak Teddy Yunirman Danas…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
kurniawangunadi · 4 months
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Masyaallah tabarakallah, setelah sepuluh tahun umur rumah ini, nabung sedikit demi sedikit. Bisa mewujudkan keinginan @ajinurafifah buat punya dapur indoor yang lebih nyaman. Masih on progress pengerjaan setelah 5 bulan sudah proses renovasi berlangsung. Melewati beragam dinamika selama 5 bulan terakhir seperti masuk rumah sakit, ramadan dan idul fitri, bisnis agak goyah, nyari team baru, dan sebagainya. Alhamdulillah bisa terlewati. Alhamdulillah ketemu arsitek dan kontraktor yang baik, sejauh ini pekerjaan tepat waktu dan rapiiiiiih. Memang ada beberapa missed, tapi langsung diperbaiki. Alhamdulillah. Semoga dengan membuat istri semakin nyaman di rumah dan bahagia, rezeki semakin mengalir berkah. Aamiin. Ditulis sebagai pengingat kalau istri sudah bersabar selama 8 tahun terakhir dengan dapur outdoor yang kalau pas musim tertentu, hewan-hewan sawah pada masuk semua XD, kalau ujan badai - tempiasnya masuk, dan kalau siang panas terik ikutan panas semua karena atapnya galvanis :)
88 notes · View notes
penaimaji · 6 months
Text
Yang Terlupa dari Ramadan
Seringkali menjelang bulan Ramadan, yang kita pikirkan selain kewajiban membayar zakat, diantaranya; mudik kemana, budget oleh-oleh lebaran, budget THR orang tua, mertua, ponakan, sepupu, bocil-bocil tetangga, hampers untuk kolega juga teman, belanja kue lebaran, baju lebaran, dkk.
Kita hampir melupakan budget lebih untuk makanan, laundry, jasa beberes rumah atau kebutuhan kita lainnya di bulan Ramadan. Bulan yang penuh berkah, dimana dilipatgandakan setiap amal ibadah manusia; yang kita temui hanya setahun sekali (semoga Allah izinkan untuk bertemu Ramadan kembali, dan beri keberkahan pada umur kita).
Mengapa tidak kita siapkan dana khusus? Selama sebelas bulan kita anggarkan pos untuk Ramadan, supaya kita tidak perlu repot-repot memasak, menyuci, beberes rumah. Sehingga, kita bisa memaksimalkan waktu untuk beribadah.
Mungkin kondisi setiap individu berbeda-beda, tidak bisa kita samaratakan. Apabila kita merasa masih bisa diusahakan—setidaknya di sepuluh malam terakhir, kenapa tidak? Bukankah tujuan hidup ialah beribadah? Kenapa kita tidak tergerak untuk berlomba-lomba dalam melakukan amal shalih?
Semoga Allah jadikan hati dan fisik kita ini, kuat dalam berjuang pada momen Ramadan. Semoga Allah pertemukan kita dengan Ramadan yang akan datang, dengan tekad terus memperbaiki diri dan amal :'))) biidznillah.
تقبل الله منا ومنكم. صيامنا وصيامكم
كل عام و أنتم بخير. و عساكم من العيدين والفائزين
Jakarta, 10 April 2024 | Pena Imaji
33 notes · View notes
glyhndzkr · 6 months
Text
Bersama kesusahan ada ladang kebaikan
Sehari dibantu nuntunin motor rewel dua kali pagi dan sore tanpa pamrih, kalo bukan berkah ramadan ya apalagi
Tumblr media
Berawal sejak kemarin malam, karena indikator bensin motorku masi mati, sempet udah ngerasa, wah ketok e butuh belaian kasih sayang pertalite ki. Tapi karena mikirnya masih kuat sampe besok pagi pas berangkat koas, skip dulu pom nya. Tapi ndilalah pas pagi, udah sengaja narget pom sebelah SS dan nge skip pom solo safari, tiba tiba, njededetdet det... gas e mati 😅
Untung, sempet dapet info di daerah turun ke arah ISI ada pom kecil kecilan, dan bener. Langsung banting setir, belok di turunan deket kodim, sampe pojok belok kiri, nemu perempatan dan wah! indahnya pom kecil. Sampai akhirnya, pesona keindahannya meredup karena token listrik tokonya habis, mesin pomnya gabisa nyala, belaian kasih pertalite gabisa tersalurkan dengan baik. Subhanallah, indahnya jalan balik dan jalan terus yang naik semua. kuat kuat kaki tangan bro.
Tiba tiba ada mas2 datang dari arah ISI, mampir tokonya juga, beli ABC Kacang ijo, langsung minum. Subhanallah, indahnya menumpas dahaga di pagi ramadhan. Tapi, daripada bahas minumnya, mending minta tolong. Dan alhamdulillah masnya bersedia, bahkan dianter sampai ke Pomnya langsung.
Di lain waktu, sore, motor e adekku mogok. Pertanyaan e, kok iso wkwk ratau di servis ki. Tapi yah, daripada bertanya mending langsung ditodong, eh tolong. Mungkin emang ini saatnya terinspirasi oleh mas mas pagi tadi.
Berangkat berdua karo masku, ternyata tida semudah itu ferguso, dan singkat cerita ada mas mas hampirin ke samping, "kamu Galyh ya, aku yakin kita akan ketemu lagi besok" "saya laki mas" "di surga og mas" "oh ok mas". wkwk canda, ga harus jadi romantis agar menenangkan "mau kemana mas... yoh tak bantu nuntun" singkat cerita motor sampe rumah, dengan selamat, dan mas adekku cuma nonton sepanjang jalan.
Ada aja orang baik, jazaakumullah khayr mas mas penuntun sepeda motor, semoga bisa menuntun baik baik yang lain 🙏
12 notes · View notes
apriliakinasih · 9 months
Text
Hari ini aku membaca sebuah buku tentang konsep rezeki. Dalam buku tersebut, ada sebuah kisah dari seorang miliarder.
Dari predikat yang disandangnya saja, kita sudah tahu, bahwa dia adalah orang yang kaya raya. Usahanya selalu sukses besar, dan sangat jarang mengalami kerugian. Namun sayang, dia bukanlah seseorang yang taat pada perintah agama.
Suatu hari, ia tertimpa musibah. Anaknya yang masih berusia tiga tahun meninggal akibat keteledorannya. Lalu hidayah pun menyentuh hatinya. Ia kemudian bertaubat pada Allah. Ia sholat, membaca al qur'an, dzikir, zakat, dan puasa ramadan, serta melakukan amalan sunnah lainnya. Intinya, dia kemudian memperbaiki diri.
Tapi apa yang terjadi setelah dia hijrah menjadi pribadi yang lebih baik lagi? Hartanya habis. Usahanya bangkrut. Yang tadinya ia menyandang predikat miliarder, sekarang berubah menjadi orang tak punya.
Dia terus saja melakukan amal sholeh, tapi jalan rezekinya masih saja sempit. Sampai-sampai, dia mempertanyakan keadilan Allah padanya. Bagaimana bisa, sudah bertaubat tapi hidupnya masih saja susah.
Ia kemudian bertemu dengan seorang dosen yang mengajaknya bekerja sama dalam hal bisnis. Ia pun sangat senang mendengarnya. Lalu ia mencurahkan isi hatinya, bahwa dia saat ini sedang dalam kondisi susah padahal sudah bertaubat.
Kemudian, sang dosen menjawab dengan memberikan analogi. Kata sang dosen:
"Seseorang tidak bisa mengisi air ke dalam botol yang penuh dengan kecap. Oleh sebab itu, kecapnya harus dibuang terlebih dulu. Meskipun kecap sudah dibuang, terkadang masih meninggalkan bekas-bekasnya. Maka, air yang masih bercampur kecap harus dibuang lagi, sampai botol benar-benar bersih.
Kecap adalah perumpaan dari harta kita. Dan air adalah doa dan amal sholeh yang kita lakukan. Jika seseorang ingin menyucikan dirinya, maka semua yang kotor, baik dalam diri maupun hartanya, harus dibersihkan.
Ada banyak cara Allah membersihkan harta seorang hamba yang bertaubat setelah maksiat. Misalnya, usahanya dibuat bangkrut, kena penipuan, dan sebagainya. Maka jika seseorang itu tetap di jalan yang benar, ia ibarat sedang mengganti isi botol kecap dengan air bersih. Setelah benar-benar bersih, barulah Allah akan memberikan harta yang halal dan berkah untuknya.
Penjelasan dari dosen tersebut dipahami dengan baik oleh sang miliarder. Singkat cerita, bisnisnya kembali sukses, meskipun hartanya tidak seberlimpah dulu, tapi Allah sudah menggantikan hartanya dengan yang halal dan berkah.
Semoga kita bisa memetik ibrah dari cerita singkat ini.
(8 Januari 2024 | 18.12)
17 notes · View notes
mamadkhalik · 6 months
Text
Marathon
Setelah berkutat di challenge 30 hari bercerita, nyelesain naskah buku, sepertinya perlu untuk nulis di platform ini selama puasa. Oke gas? oke gas!
Ngomongin puasa, saya selalu bilang ke para santri, binaan, dan tentu kalian yang sedang baca tulisan ini, mempersiapkan puasa analoginya seperti lari marathon.
Ibaratkan kita nggak pernah lari setiap hari, besoknya kita harus lari marathon 10 k misal, jelas tepar.
Sama kaya puasa, kalau kita tidak terbiasa senin-kamis, tilawah 1 juz perhari, qiyamul lail, jelas bakalan tepar. Atau mungkin semangat di awal-awal, terus energinya habis pas tengah-tengah.
Maka pentingnya kita untuk mempersiapkan apapun, terkhusus bulan berkah seperti ramadhan ini.
Kalau kata James Clear, setidaknya kita harus lebih baik 1% setiap harinya, kalau kata Ust. Felix butuh 30 hari untuk membentuk habbit baru. Practice makes perfect.
Sama halnya dengan memandu, ngementori, membina juga perlu latihan. Kadang di lapangan banyak orang yang belum siap dengan hal itu.
Merasa belum siap, kurang ilmu, dan keraguan lainya. Sederhananya sih sebenernya cukup saling mengingatkan dalam kebaikan, rajin ngajak makan dan tentu ngajak ke majelis ilmu.
Ya intinya sih mulai aja dulu, nggak usah mematok target yang terlalu berat, kalau gagal bisa jadi pelajaran.
Jadi, semangat memulai hal-hal baik ya!
Surakarta, 02 Ramadan 1445 H.
Tumblr media
*) Dapet kiriman foto dari pemandu shoyyub. Orang-orang biasa (nggak deng keren semua) yang sedang belajar untuk memandu generasi gen z. Mengerikan og.
19 notes · View notes
acupofdisaster · 5 months
Text
Post-Ramadan Blues: Feeling it all without numbing it out
I have so much to sort out in this tiny little head; I have my laundry to take care of, that 9-5 routine you try to put your best version in, oh I need to socialise, don’t forget to reach out to your overseas friends too, I have family that I have been longing to see, I have an exam in 3 days after Eid, 24 hours a day is not enough, I still need to cook for an open house, oh wait…..I do have to eat because no one going to take care of this tiny little girl if she gets sick, what about maintaining all the good habits that she has been built the past month, oh that house course she needs to do, I could not remember when was the last time I wash my shoes, I think I feel homesick and about to throw up, but hey I do have a long list of things I need to do before feeling this emotion otherwise I will be screwed.
And those constant worries keep going on.
And that is, life is about juggling between things, so you can look back and say, “Wow, look at you, you are an emotionally stable grown woman with hips and things to take care of and you smashed them out without being borderline crazy.”
Oh, that is the beauty of playing solitaire; no one sees when you lose. when you get twisted.
=============================
Ia lari dari satu to-do-list ke to-do-list lainnya, berputar tiada henti, mencari keseimbangan, menentukan tempo untuk kestabilitas yang ia jaga. Sampai akhirnya ia menemukan dirinya terduduk merenung, meraba, menganalisa, ia tak baik-baik saja.
Ramadan dan keseharian yang ia ciptakan merupakan ladang amal yang ia syukuri, atau mungkin ladang distraksi? Tentang bagaimana ia lari tertatih-tatih dari emosi yang ia tolak cerna setengah mati. Ia takut hal ini menghambatnya menapaki bulan penuh berkah ini, padahal tidak jelas pula apa yang mengharuskanya tertatih? Sampai akhirnya tiba di hari kelima pasca hari kemenangan, ketika semuanya mendadak melambat dan ia akhirnya punya waktu mencerna segala emosi yang tengah berbaris minta ditelaah satu-satu. Ia kira ini emosi biasa, semakin dibedah, rupanya pilar kestabilitas yang ia bangun tiga tahun kemarin mulai goyang satu persatu.
Kenyataan paling pahit dari menjadi temporary resident adalah menerima kenyataan bahwa hubungan yang ia bangun harus selalu ada kadaluarsanya. Tidak peduli betapa langka koneksi yang ia ciptakan dengan orang-orang di sekitarnya, masa tenggat ini diam-diam menghantui; bahwa cepat atau lambat ia akan meninggalkan atau ditinggalkan. Kali ini, jelas bahwa ialah yang akan ditinggalkan, dan tidak peduli betapa hal ini sudah ia persiapkan, sudah ia catat tanggalnya, ia tetap kesulitan melangkah dan menerima. Setiap hari, rasanya seperti menghitung mundur seraya berharap nanti akhirnya ia akan baik-baik saja, atau mungkin ada gantinya? Tapi koneksi dengan manusia se-personalised itu, mana mungkin digantikan begitu saja?
Atau tentang emosi yang menyelimuti ketika melihat teman perantauan yang ia punya akan menempuh hidup baru yang “permanent” di kota yang tadinya kalian kira hanya “temporer”, yang sering kali kalian kutuk karena membuat kalian susah payah menata hidup. Perasaan abstrak yang hadir ketika sadar bahwa orang nomor satu yang menyahuti perasaan “kangen rumah”mu akan membangun rumah tangganya di sini, di kota yang kalian kutuk berkali-kali jika terpuruk.
Ada pula emosi yang sulit ia cerna karena tadinya ia bisa melihat dirinya menekuni bidang ini dalam periode waktu yang lama, namun rupanya sekarang ia sadar, menginjakkan kaki ke tempat ini jadi salah satu sumber ketakutan yang ia susah payah hindari. Ia kira ia cukup kuat mengarungi ini, namun tiba-tiba ini bukan sesuatu yang ia nikmati lagi, ia menemukan dirinya mencari pertolongan setiap hari. Minta diberi kekuatan tanpa tapi.
Belum lagi emosi lainnya yang menggebu-gebu; tentang betapa tidak amannya ia belakangan ini di sini. Sudah jadi perempuan dengan segala ketidakamanannya berlalu-lalang sendiri, ditambah agamanya pula yang kadang bisa ditunjuk salah tak terduga. Tentang bagaimanapun ia belajar menekuni ragam budaya dan kebiasaan agar ia bisa mengarungi hidupnya dengan nyaman, bolak-balik adaptasi, itu semua tidak akan pernah cukup, ia akan selalu terlihat sebagai outsider. Dengan pakaiannya, dengan wajahnya, dengan nada bicaranya. Bahkan dengan segala hal inti yang sudah ia bangun; sandang, pangan, papan, pekerjaan, atau usaha-usaha yang membuat 24/7 hidupnya berputar di tempat ini, itu semua tidak cukup. Ia akan selalu merasa tidak aman. Ia membolak-balikan lembar berita, membaca seksama, ada penusukan, dan bagaimanapun ia berusaha, persepsi orang akan selalu mengarah kepada orang-orangnya. Ia ketakutan. Ia berulang kali melempar pertanyaan ke langit, “Apa benar ini rumah? Berapa lama lagi ia bisa bertahan seperti ini, di atas kaki sendiri?”
Atau tentang bagaimana ia menangis di pagi hari karena (lagi-lagi) akses informasi yang berkeliaran tentang bagaimana di belahan dunia sana ada sesuatu yang menyiksa batinnya, lalu menemukan orang lain menganggap hal itu biasa? Lumrah? Melihat sekeliling, dan menemukan dirinya berkabung sendiri. Orang-orang di sekitarnya, dengan segala hak istimewanya, tidak mengvalidasi apapun yang ia lihat di belahan dunia sana. Ia berkali-kali kesusahan menampung frustasinya. Menemukan dirinya pulang ke rumah dengan tangan hampa, berlutut, dan berdoa, kali ini tidak hanya meminta perlindungan untuk dirinya, namun juga untuk sesamanya di belahan dunia sana.
Sesak sekali, menjabarkan satu-satu hal yang minta ditranslasi, agar jiwa ini tenang dan bisa bangkit dengan baik, menekuni kesehariannya lagi. Emosi dan hal-hal yang ia terus kesampingkan di bulan suci, semata-mata karena tidak ada waktu, semata-mata karena takut kekhusyuannya diganggu.
Tangannya turun, kali ini ia tersimpuh luluh, tak mampu menopang tangis yang ia bendung sebulan penuh. Ia sudah berusaha, rupanya mau bagimanapun caranya, ia tetap manusia yang terus berdoa minta dimudahkan jalannya karena ia sendiri gelagapan harus pulang ke mana, harus menetap di mana, menjabarkan definisi rumah entah pakai kamus siapa, lalu berbisik, “Tuhan, lagi-lagi aku tak mampu memilih, maka tolong, pilihkanlah…”
Tidak ada yang bilang padanya bahwa Ramadan mampu membuatnya lari dari emosi.
Ramadan dan kemampuannya untuk mengarahkan ia kepadaNya menemukan distraksi
Ramadan dan tentang penyadaran bahwa lagi-lagi ia hanyalah hambaNya, yang butuh afirmasi.
===================================
Setiap ada yang bertanya hal terbaik apa yang bisa ia terima sebagai manusia, ia akan bilang “certainty, stability and security”. Tiga hal yang terbukti membuat hidupnya tenang, yang membuat ia lebih bisa fokus akan hal lain; yang lebih besar dari dirinya.
Mungkin ini alasan kenapa dia berpikir berulang kali sebelum membuka pintu-pintu yang ditakdirkan untuknya, untuk sekadar bilang “iya”. Dalam diam, ada kestabilitas yang susah payah ia ingin jaga.
3 notes · View notes
allaboutmyminds · 7 months
Text
Ga kerasa besok udah Ramadan lagi, bener-bener waktu berlalu cepet banget.
Tapi sampai detik ini, aku masih ngerasa belum betul-betul mempersiapkan nya dengan matang.
Padahal udah lebih dari 25 tahun aku menghadapi bulan ramadhan di setiap taunnya, tapi sampe saat ini aku masih belajar memahami makna dari Ramadan itu sendiri.
Ternyata esensi ramadan bukan hanya sekedar menahan lapar, haus atau pun lisan dan perbuatan aja, tapi juga memperbaiki awareness kita terhadap diri kita sendiri.
Aku sadar, bahwa selama ini ramadan ku masih terasa hambar karena aku belum memahami betul apa yang sebenernya menjadi bagian utama dari bulan ramadan ini.
Bulan ramadan ini adalah bulan perjuangan. Berjuang menjadi teman baik diri yang selama ini justru aku anggap musuh. Berjuang mempertahankan harga diri dari hal-hal yang merugikan. Berjuang untuk lebih bisa mencintai sendiri dan lingkungan sekitar. dan yang paling utama dari semuanya adalah Berjuang untuk lebih fokus mendekatkan diri dengan Sang Pencipta.
Karena, itu semua bukanlah hal yang mudah. Pasti dan selalu ada lika-likunya, bahkan mungkin akan lebih berat rasanya justru di bulan ini. Namun, disitulah letak perjuangannya.
It only needs 30 days to survive being the best you. Karena yakinlah, setelah Ramadan ini berlalu, kita akan jadi versi yang berbeda. Versi terbaik dari yang telah kita perjuangkan.
So, Semangat Berjuang untuk Aku dan Kamu :)
Semoga Ramadan kali ini Lancar dan Berkah ya, Aamiin
4 notes · View notes
babblingpipit · 1 year
Text
Micromanage
Tahun ini umur w 30, pernikahan pun akan mencapai lima tahun Desember nanti. Gile bener. Kalo diitung dari pertama kali sama-sama Adit tuh udah enam tahun lebih ya :’) Aku beneran nulis di tumblr ini dari awal bucin-bucinnya sampe sekarang (masih) bucin juga. 
I grew up. A lot. In this last five years. 
Udah melalui tahap hubungan yang awalnya semua manis, melihat dia kayak ga ada kurangnya, sampe kemudian keliatan aslinya yang ternyata berbeda 180 derajat di banyak banget hal. Terus sekarang udah ikhlas dan menerima semua baik buruknya (aamin). Selain itu aku juga suka berkaca kelebihan dan kekurangan diri, bagian mana yang kompatibel dan bagian mana yang Adit mungkin harus banyak-banyak sabar. 
Yang aku sadari, sejak lama sebenarnya, tapi kepikiran lagi karena abis baca artikel ini: https://www.economist.com/1843/2021/08/10/the-perfectionism-trap, bahwa emang aku ada tendensi perfeksionis. Dan seringnya ga cuma ke diri sendiri, tapi menuntut orang-orang sekitar untuk bertindak sesuai idealnya aku. Hal ini bikin aku kadang suka micromanage rumah tangga kami :”) 
Misalnya nih, dulu Ramadan aku tuh harus rawatib, harus tamat 30 juz. Terus aku juga inginnya Adit ikut standar aku. Padahal ibadahnya jujur jadi banyak yang ga mindful karena “kejar target”. Astagfirullahaladzim. 
Di banyak hal di hidup aku, aku inginnya selalu ideal. Kerjaan jangan ditanya. Bahkan di hal-hal simpel kayak rutinitas sehari-hari pun banyak yang aku micromanage, ingin hasil sesempurna mungkin dengan effort seminimal mungkin. Segala hal kayaknya ada nilainya. Nyebelin banget ya.
Berevolusi dengan Adit yang chill membuat aku mencoba pelan-pelan untuk melepaskan semua standar sempurna itu. Kalo emang lagi sama-sama sibuk, gapapa kok cucian piring numpuk, nanti aja dikerjainnya weekend bareng-bareng. Semisal energi seharian udah abis dan ngantuk banget, gapapa kok skip tarawih semalem. Kebetulan disini bukanya udah diatas jam 7 malem. Kadang abis makan malem tuh suka ngantuk banget ga kuat. Sekarang udah belajar memaklumi diri sendiri kalo gapapa semuanya ga ideal, asalkan itu adalah pengecualian, bukan excuse yang bisa tiap hari dilontarkan.
Selamat menjalankan ibadah di bulan Ramadan ini ya teman-teman, semoga kita semua mendapat berkah dan hikmah yang berlimpah <3 
34 notes · View notes
bantennewscoid-blog · 6 months
Text
BI Banten Siapkan Rp4,57 Triliun untuk Kebutuhan Masyarakat Jelang Lebaran
SERANG – Bank Indonesia (BI) Provinsi Banten menyiapkan uang kartal senilai Rp4,57 triliun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama Ramadan dan Idul Fitri 1445 Hijriah. Jumlah ini meningkat 21% dibandingkan tahun 2023. Kepala Perwakilan BI Banten Ameriza M. Moesa mengatakan, peningkatan kebutuhan uang tunai di Banten pada periode Ramadan dan Idul Fitri didorong oleh meningkatnya mobilitas…
Tumblr media
View On WordPress
1 note · View note
rastafawa · 6 months
Text
Berkah
Kalau ada satu kata yang selalu aku ulang-ulang dan yakini dan jadi pegangan dalam hidup akhir-akhir ini adalah "berkah". Doa-doa aku sekarang udah ga minta ini itu lagi, aku cuma minta keberkahan dalam setiap sendi dan part kehidupan aku.
Urusan jodoh, aku udah ga minta jodoh dengan kriteria a-z lagi, aku cuma minta dijodohkan dengan lelaki terbaik yang dipilihkan oleh Allah buat aku, aku cuma minta jodoh yang berkah, berkah berarti berkumpulnya segala kebaikan, terserah Allah aja gimana wujud nyata pengabulannya.
Urusan pekerjaan juga sama, sebenarnya secara orang-orangnya aku ga terlalu masalah sih sama rekan kerja, so far mereka baik dan lingkungannya juga nyaman, walau di beberapa part memang banyak yang engga satu frekuensi, tapi secara profesional masih cincai lah. Tapi ada beberapa hal yang secara sistematis engga banget, aku cuma takut lama-lama aku jadi ga peka lagi sama keburukan karena banyak mentoleransi keburukan-keburukan yang sistematis. Kalau dibilang nyaman sih nyaman, tapi ada sisi yang masih bikin hati ga tenang, kalo Allah kelak bukakan opsi lain aku tentu pengen bergerak ke tempat yang lebih baik.
Ada salah satu ayat favorit sekaligus yang terkenal sebagai doa nabi Nuh as., ayat 29 surat Al-Mu'minun yang artinya "Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkahi, dan Engkau adalah sebaik-baik pemberi tempat". Ayat ini jadi ayat harapan sekaligus ayat yang membuat aku bertahan for good sampai saat ini di tempat kerja sekarang. Jujur, banyak banget ketidakidelan yang tersistem, tapi disisi lain aku juga butuh buat bekerja. Aku selalu percaya apapun yang Allah kasih buat aku adalah yang terbaik buat saat ini, berarti pun tempat kerja sekarang berarti inilah tempat kerja yang Allah berkahi buat aku for this time. Di sisi lain aku juga berharap Allah bakal membimbing, memudahkan, dan membukakan jalan lain, tempat berkarya lain yang lebih berkah dalam segala aspek di masa yang akan datang.
Udah dulu deh ngomongin berkahnya. BERKAH, KUMPULAN KEBAIKAN, MENUMBUHKAN, DAN MENCUKUPKAN IN ALLAH'S WAYS.
💜💜💜
Rangkasbitung, 05.04.2024 , 26 Ramadan 1445H
2 notes · View notes
kurniawangunadi · 5 months
Text
Tumblr media
Alhamdulillah di tahun ini berkesempatan untuk lebaran di dua kota sekaligus, di Purworejo dan Malang yang sebelumnya rencana awal di Malang saja. Ramadan tahun ini juga berbeda sekali rasanya bagi keluarga karena bisa lebih fokus, bisa mulai itikaf sekeluarga dengan membawa anak-anak, dan berbagai aktivitas lainnya yang menjadikan ramadan lebih hidup.
Tahun ini juga akan menjadi tahun ke-8 pernikahan saya dan @ajinurafifah, banyak sekali dinamika yang telah terlewati, banyak sekali catatan yang masih belum terdokumentasikan, apa dibukukan aja ya?
Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan kebaikan-kebaikanNya kepada kita semua. Semoga teman-teman semua yang sedang membaca tulisan ini, diberikan kebahagiaan - kesehatan - dan rezeki yang berkah. Aaamiin.
73 notes · View notes
lamyaasfaraini · 6 months
Text
Sebelum mulai puasa lagi
Udah 2 harian nemo mulai puasa lg wlpn tetep masih sekitaran sampe jam 1/2an ya gpp nak. Libur puasanya sama kaya ibu mens jg, tiap abis dzuhur suka nanya "bu hari ini ngga ngaji?" iya lagi mens berasa ngga enak baca qur'an nanti aja nak hehe. Disaat sebentar lg bulan ramadan berakhir, pengen ngejer ibadah kalo msh sempet, taraweh dan tahajud. Alhamdulillah untuk berkah ramadannya ya Allah..
Sebelum puasa lagi, mari kita lari! Karena nemo sahur jadi ibuk harus ikutan bangun buat nyuapin, biasanya bapak ngurusin diri sendiri hihi. Kalo kurang tidur takut ngaruh ke performa lari sih tp yaudahlah sebisanya aja. Mau tidur lg kagok krn aku gamau lari terlalu siang pdhl ngga akan hectic jg keliatannya anak2 sekolah udah pada libur.
Startnya jam 5.52 masih enakeun cuacanya. Saking seringnya lari lewat situ jadi kang parkir2 area sekolahan bina bakti selalu menyapa dgn senyuman aku senyumin balik, sopan cenah atuh sbg warlok sini wkwk. Alhamdulillah lari hari ini rada enakeun, wlpn agak sedikit terganggu sama bau sampah di paskal 23 yg bikin aku mau muntah sampe cirambay, haduuhh untung ngga muntah beneran. Nyengat bgt ya Allah :( mayan nambah 1k jadi 6k untuk hari ini.
Tumblr media
Drama aplikasi hari ini, ngga ke detect maps di huawei health dan gabisa singkron otomatis ke strava recordingnya. Alhasil ketik manual di strava recording hari ini jadinya ngga ada maps yg tampil. Udah ku utak atik sampe nyerah lalu minta tolong bapak suami juga ttp gabisa. Yaudahlah yaa..
3 notes · View notes
rismaisnayah · 6 months
Text
Bukan sebentuk cinta, tapi beraneka
Tumblr media
Doa ini sepagi ini buat aku senyum senyum sendiri. Tetiba salfok sama warna love yg mamaku kirimkan. Aku mengartikannya sebagai cinta yang bermacam². Bahwa cinta orang tua kepada anaknya tidak hanya sebentuk satu cinta, tapi beraneka cinta.
Cinta itu bermacam² dieskpresikannya, ada yang dalam bentuk doa, pemberian, ekspresi wajah yg diikuti dengan deep feeling, ada yg dg kata². Tapi percayalah bahwa apapun yg mereka ekspresikan, insyaAllah hal itu hadir dari hati lembutnya mereka.
Ramadan bulan berkah ini, adalah kesempatan terbaik dari kesempatan² yg lain untuk mendoakan orang tua setiap hari dengan keyakinan yg kuat bahwa doa doa kita untuk mereka akan dikabulkan oleh Allah. Melakukan amalan kebaikan atas nama mereka, dan berikan perhatian secara nyata untuk mereka.
Semoga Allah jaga orang tua kita, sehatkan badannya, panjangkan umurnya, dan diberikan keberkahan hidupnya, serta kemudahan untuk beribadah💕
2 notes · View notes
anisahmahar · 6 months
Text
Pena
Allah penulis skenario terbaik. Dengan cara-caraNya, dikumpulkan kebaikan itu menjadi sebuah hikmah. Tentang luka yang menjadi pelajaran berharga. Karena kesabaran atas semua prosesnya. Menyulam makna, bahwa rezeki datang dari arah yang tidak disangka-sangka. Rezeki yang bermacam-macam bentuknya. Relasi, materi, potensi, yang baiknya terasa karena disyukuri. Yang tampaknya tak mungkin, ternyata berhasil. Yang terlihat mustahil, ternyata bisa dilewati. Semua dimampukan karena atas izin Allah. Semua sudah digaris. Pena takdir kehidupan sudah tertulis. Yang hilang, akan digantikan yang lebih baik. Yang menjadi takdir, akan tetap dipertemukan di kesempatan yang lebih baik. Sejauh apapun menghindar, melupakan, yang ingin datang tetap akan datang.
Semua mudah bagi Allah. Jadilah, maka jadi. Tugas kita bertawakkal, berusaha, belajar, bersabar, dan terus berdoa. Melibatkan Allah sejak awal hingga akhir prosesnya. Karena kita sangat membutuhkan pertolonganNya. Berdoalah banyak-banyak, maksimalkan untuk meraih berkah Ramadan. Terutama untuk mendapat ampunan dari Allah.
Ahad, 17 Maret 2024.
2 notes · View notes