Tumgik
#rumah nyaman sederhana
kontrakkan99 · 6 months
Text
Tumblr media
KLIK http://wa.me/628125297388, Rumah Disewakan Area Korpri CSULFINANCE Malang, Rumah Di Sewakan Lingkungan Kantor Bersama LASAMalang, Rumah Direntalkan Dekat PDAM Lama Malang, Rumah Di Rentalkan Sebelah PT Buana Finance Tbk Malang, Rumah Hoki Dikontrakkan Belakang Kantor Kelurahan Polowijen Malang.
Fasilitas Rumah :
Kamar Tidur 3
Kamar Mandi 1
Dapur
Tempat Cuci Jemur
Ruang Tamu
Ruang Keluarga
Garasi Carport
Perumahan Ahmad Yani Residence Jl Sumpil II No. 4 Jl. Ahmad Yani - Sumpil Gg II (Utara Alfamart, Jalan Menuju Terminal Arjosari) Kec. Blimbing Kota Malang, Jawa Timur 65126
Pemilik Langsung : 0812-5297-388
RumahMinimalisDikontrakkanSampingKantorapimalang, #RumahSederhanaDikontrakkanDaerahKantorPelayananZisMalang, #RumahKecilDikontrakkanSekitarKantorCabangBrawijayaMalang, #RumahNyamanDikontrakkanAreaKantorKecamatanBlimbingMalang, #RumahImpianDikontrakkanLingkunganKantorKelurahanPurwodadiMalang, #RumahDikontrakkanDaerahKantorBakesbangpolKotaMalang, #RumahDiKontrakkanSekitarPosPolisiMalang, #RumahDisewakanAreaKopegtelMalangPaymentPointA.YaniMalang, #RumahDiSewakanLingkunganTANAHBANGUNANGARUDAAYANIMalang,RumahDirentalkanDekatKantorMalang,
1 note · View note
spartan-property · 2 years
Text
Tumblr media
Spartan Property
Rumah Minimalis
TERJANGKAU, Call/Wa 0821-1247-1950, Jual Rumah Sederhana, Bala Raja Spartan Sejahtera Perkasa.
KLIK WA https://wa.me/6282112471950/, Rumah Sederhana Asri Dan Nyaman, Rumah Sedehana Bersih Dan Rapih, Rumah Sederhana Citra Raya Tanggerang, Rumah Sederhana Empat Kamar, Rumah Sederhana Halaman Belakang.
0 notes
mengejasendu · 1 year
Text
spare-part:
Tumblr media
umurku menjelang 24, dan aku baru saja menyadari; aku memang terlahir untuk tidak pandai menyederhanakan sesuatu, terlalu banyak mempertimbangkan atau juga terlalu malas untuk terburu-buru melakukan sesuatu, meski juga lebih sering untuk ceroboh terhadap hal-hal kecil, seperti kunci sepeda motor yang harus setidaknya dua kali dalam sebulan masuk ke dalam jok sendiri, yg membuat aku harus memparkir motorku di Rumah Sakit selama dua hari dan menunggu kunci serep dikirim dari desa oleh papa.
Atau aku akan menceritakan aibku yang lain, tentang kamar tidur yang selalu berantakan seperti isi kepalaku setiap kali akan mengakhiri rotasi di departemen, dan butuh waktu setidaknya 5 hari untuk mengumpulkan keberanian (baca: niat) untuk merapikannya dengan sepenuh hati.
Aku selalu mahir untuk membuat hal yang mudah nan sederhana menjadi hal yang rumit dan sulit, mama selalu bilang itulah perbedaan kontrasku dibandingkan adikku, Tirta. Seperti namanya Tirta yang berarti air, dia mudah mengalir meski cuaca sedang buruk.
Kadang aku berpikir, apakah pada akhirnya aku akan nyaman dengan cara pikir ini? apakah pada akhirnya aku akan melihat kesulitan sebagai hal yang lebih dominan daripada kemudahan?
Umur yang terus merangkak diimbangi dengan ekspektasi orang tua, keluarga besar dan diri sendiri, mengekerucutkan target-target menjadi spesifik sekaligus abu-abu, misalnya saja kita membicarakan tentang pasangan, pernikahan. Aku jadi merasa bersalah banget kalau mindset yang udah aku pelihara sejak kecil ini menyulitkan calon istriku nanti, menyulitkan keluarganya juga.
Kalau di dunia ini ada yang jual onderdil/sparepart karakter untuk manusia, aku akan inden untuk mengganti karakterku soal prespektif yang terlalu rumit ini wkwk.
120 notes · View notes
menyapamentari · 3 months
Text
— aku yang belum tentu sebulan sekali mengagendakan bertemu sahabatku. Aku yang terlalu nyaman berada di rumah, sehingga butuh berkali kali berfikir untuk keluar rumah tanpa suami. Aku yang berterimakasih karena suamiku tidak pernah melarangku bertemu sahabatku, bahkan tak memberi syarat atau hal semacam harus menyelesaikan tugas rumah terlebih dahulu. Dan aku yang berterimakasih, karena sahabatku bersedia bertemu di tempat yang aksesnya mudah untuk kudatangi.
Perlakuan sederhana namun membekas sekali di relung hati.
Alhamdulillaah ☘️
24 notes · View notes
jurnalweli · 6 months
Text
Pesan dariku bagi para perempuan singlelillah,
Menikahlah dengannya karena surga terasa lebih dekat.
Menikah adalah ibadah terpanjang di sisa usia sebab setelah akad berlangsung setelahnya akan dihitung sebagai ibadah. Maka sudah selayaknya bahwa dengan menikah dengannya, surga akan terasa lebih dekat. Suami dan istri akan nyaman dan tenang karena bisa beribadah bersama-sama untuk meraih ridhoNya. Suami dan istri akan memotivasi satu sama lain agar lebih dekat hubungan padaNya. Suami dan istri akan bertambah taat padaNya. Jika dalam hal sederhana yang tidak bisa didapat oleh mereka yang belum menikah saja bisa bernilai ibadah apalagi dalam hal yang betul-betul ibadah. Maka carilah ia seorang lelaki yang mampu menuntun, mengajak, dan bergandengan tangan meraih ridho Allah.
Memang tidak ada laki-laki yang sempurna, maka carilah ia yang kekurangan atau keburukannya bisa kamu toleransi.
Tidak ada laki-laki yang sempurna, hanyalah ekspektasi kita yang ingin kesempurnaan. Maka susunlah kriteria laki-laki yang kamu inginkan sehingga memudahkan. Carilah ia yang kekurangan dan keburukannya bisa kamu terima dan toleransi. Sebab kehidupan rumah tangga ke depannya sangat berharga dan sangat disayangkan apabila hanya dihabiskan oleh perkara-perkara yang mudah membuat marah. Misalnya, kamu tidak ingin menikah dengan laki-laki perokok maka teguhlah terhadap keyakinanmu. Jika dirasa kamu akan bisa mengubahnya maka bersiaplah untuk proses yang mungkin tidak sesuai dengan yang kamu bayangkan. Tidak ada laki-laki yang sempurna, maka tentukan poin prinsipil yang tak bisa diganggu gugat. Teguhlah terhadapnya dan hindari bermain cinta di awal. Terlebih jika dirasa kita bukanlah sosok Asiah istri Firaun, salah satu perempuan yang dijamin surga olehNya.
Menikahlah karena iman dan akhlak lebih utama daripada teperdaya oleh cinta.
Perkara cinta, ia akan tumbuh seiring berjalannya waktu jika terus dipupuk dan disirami. Bukanlah cinta yang dibutuhkan untuk melangsungkan pernikahan. Maka pandai-pandailah mengelola perasaan sebelum akad dilaksanakan dan kata 'sah' didengarkan. Ialah perasaan 'klik' satu sama lain bisa menjadi salah satu modal tambahan keyakinanmu padanya.
Menikahlah karena bagaimana visi misinya dan bukan hanya terbuai oleh siapa orangnya.
Tentu ingin usia pernikahan yang panjang, demikian sama halnya dengan visi misi. Ia akan terus diupayakan di sisa usia kita. Namun jika hanya melihat siapa orangnya, mungkin ia akan cepat berubah dan purna. Maka jika kamu menolak dan tertolak, bukan karena siapa kamu tapi karena visi misi yang tidak sejalan. Janganlah berkecil hati. Akan ada hati yang siap mengisi. Percayalah pada Sang Ilahi.
25 notes · View notes
auliasalsabilamp · 7 months
Text
Perspektif Makna Rumah bagi Muslimah
Rumah adalah tempat yang seharusnya paling diminati oleh para muslimah. Rumah harus menjadi tempat ternyaman bagi para muslimah, baik yang single maupun yang sudah menikah. Berdasarkan firman Allah Ta'ala dalam surah Al Ahzab: 33.
Tumblr media
Mau bagaimana pun keadaan rumah kita, Allah tetap perintahkan kita untuk tinggal di rumah (jangan keseringan keluar rumah apalagi dengan berhias).
Jadikan rumah tempat ternyaman dan terbebas untuk kita para wanita.
Jadikan rumah sebagai tempat terbaik terlepas rumah kita mewah atau rumah kita sederhana. Ada AC nya atau cuma kipas angin, mau luas ataupun kurang luas. Rumah itu adalah tempat terbaik untuk kita menetap. وقرن في بيوتكن karena hal tersebut lebih selamat bagi kita. Allah Maha memiliki hikmah.
Jangan mengatakan "kamu mah enak rumahnya mewah, luas, adem, jadi betah dan nyaman di rumah".
Semewah apapun rumah seseorang, senyaman apapun ditunjang dengan fasilitasi, kalau dia ngga mau taat sama Allah, maka dia ngga akan betah tinggal di rumah.
Kuncinya ada pada takwa.
Maka, jangan iri pada orang yang rumahnya mewah. Tapi, iri sama orang yang bertakwa.
Jangan iri dengan perkara dunia seseorang.
Namun, tidak terlarang kalau kita minta sama Allah agar diberi rumah yang bagus bila dirasa ibadah kita bisa lebih semangat dengannya. Wallahu a'lam.
Bandung, 11 Sya'ban 1445 H.
43 notes · View notes
hellopersimmonpie · 9 months
Text
Selamat Tahun Baru!
Tahun baru ini gue punya satu resolusi yaitu belajar hidup sederhana dan mengenal makna cukup. Karena dengan menyederhanakan hidup, gue bisa belajar lebih banyak hal.
Apa yang gue dapet dari tahun lalu? Tahun lalu, gue mulai serius di Narrative Design di game. Gue seneng banget belajar tentang narrative design karena narrative design tuh salah satunya mendesain dunia dalam game. Dari situ, kita akan belajar banyak hal tentang perilaku manusia berkaitan dengan dunianya.
Ada empat topik naratif yang sudah gue cicil risetnya dalam dari awal tahun 2022 - akhir 2023 tahun ini. Yang pertama tentang kehidupan di sebuah kota dengan segala macam culture khasnya. Proses risetnya mengharuskan gue travelling ke kota-kota kecil dan mengamati kehidupan di sana.
Dari proses riset ini, gue jadi tau banget karakter orang-orang dari beberapa kota yang menjadi target. Bagaimana persepsi mereka tentang jarak (1 jam buat orang Semarang bisa 50 km. Sementara buat orang Jakarta bisa cuma 20 km), bagaimana mereka menghabiskan waktu di akhir pekan, dimana mereka jalan-jalan bareng pasangan dan keluarga serta bagaimana pandangan mereka tentang kehidupan yang nyaman? Ini kalau dikulik menarik banget. Nggak akan bisa gue tulis semuanya sih. Tapi gue paham bahwa semua manusia pada dasarnya berhak hidup nyaman di lingkungan yang membuat mereka aman. Dan untuk itu, nggak melulu harus kaya. Tentunya gue nggak bakal bilang:
"Nggak apa-apa miskin asalkan bersyukur"
No. Ini tentang awareness gue terhadap ruang hidup. Setelah berjalan-jalan di kota kecil dengan keramahan pasarnya, gue jadi ngerasa di kota-kota besar, nggak banyak "ruang hidup" yang "breathable". Semua serba sesak. Rumah sesak. Jalan sesak. Tempat kerja juga sesak. Kebutuhan tentang ruang hidup yang aman dan nyaman itu esensial bagi semua orang. Tapi arah politik kita nggak banyak yang enforce ke sini. Akhirnya banyak orang yang berpersepsi bahwa ruang hidup yang aman dan nyaman itu hanya bisa dibeli pakai uang dan diperebutkan dengan sistem "meritokrasi". Padahal nggak begitu juga.
Topik kedua adalah tentang spektrum emosi. Gue belajar puluhan spektrum emosi. Inipun sebenarnya belum mampu menampung semua emosi yang ada dalam pikiran manusia.
Yang gue dapat diri sini adalah, betapapun dewasanya kita, kita nggak selalu mampu mengendalikan reaksi kita atas emosi yang tidak nyaman. Kita mungkin mampu mengendalikan reaksi kita untuk beberapa emosi yang familiar. Tapi rentang emosi itu amat sangat luas, jadi semakin luas lingkungan yang kita tempati, semakin diverse juga spektrum emois yang kita rasakan. Dari situ, kita bisa tumbuh jadi manusia yang hidupnya beberapa kali terluka tapi hati kita juga bertambah luas.
Dari sini gue juga belajar banget untuk nggak buru-buru melabeli orang dengan kata emosional. Karena nyatanya, orang seringkali tidak bisa mengendalikan emosi ya karena belum pernah belajar. Entah karena emosinya nggak familiar, entah karena trauma jadi nggak mampu belajar, atau pure karena pola asuh yang nggak ngasih ruang bagi seseorang untuk memahami emosinya sendiri.
Topik ketiga adalah tentang sejarah yang akhirnya ngebawa gue pada sejarah kerajaan berbasis agama mulai dari Islam, Hindu, Buddha dan Kristen. Nah, apa yang gue dapatkan dari semuanya? Gue memahami proses seseorang dalam mendalami agama dan kepercayaan adalah sesuatu yang personal. Tapi di sisi lain bisa juga jadi sesuatu yang cultural dan politis. Culture itu akan saling memakan. Entah dengan cara yang halus ataupun keras.
Sebagai muslim, tentunya gue bakal seneng kalau punya lingkungan yang memudahkan gue buat beribadah. Gue bakal happy banget kalo bisa WFH di mall atau mobile pake kendaraan umum tanpa mikir ribet sholat karena tempat sholat dan wudu accessible. Di agama lain, pasti ada juga orang yang kayak gue.
Kalau kita nggak maksain banyak hal, keinginan semacam ini akan jadi keinginan yang baik. Tapi kalau kita mulai maksain, kita bakal berujung memaksakan budaya kita ke orang lain dan pasti akan ada orang yang ruang nyamannya tergusur. Dalam kerajaan berbasis agama apapun, pasti akan ada pihak yang dikucilkan.
Dari sini, apakah sekular selalu terbaik dibandingkan teokrasi? Belum tentu juga. Sekularis dan teokrasi itu masih dalam tataran konsep. Yang berpengaruh di tataran praktis ya kualitas manusianya.
Gue pernah mikir bahwa pemerintahan berbasis Islam pasti bagus karena Alquran nggak akan pernah mengajarkan hal yang salah. Tapi kenyataannya tidak semudah itu. Alquran itu tatarannya masih di pedoman yang harus diturunkan lagi ke sesuatu yang lebih konkrit. Cara menurunkan pedoman ke tataran praktis ini yang butuh ekspertise dan kebaikan hati manusia.
Maka mengkondisikan lingkungan biar menghasilkan orang-orang yang berilmu dan penuh welas asih tuh jauh lebih penting. Pola pikir kita tentang peradaban nggak bisa biner. Mengusahakan yang terbaik dalam kondisi yang serba tidak sempurna adalah ikhtiar yang bisa kita lakukan sebagai manusia tanpa banyak modal di akhir zaman ini ~XD Dulu tuh pola pikir gue tentang memperbaiki lingkungan di bidang politik ya dengan memilih caleg atau presiden yang baik. Tapi ternyata enggak. Di kerajaan berbasis agama, akan selalu ada resi, ulama, ataupun brahmana yang berseberangan dengan pemerintah. Mereka ini adalah ilmuwan yang tekun banget di bidangnya sehingga mereka tetap mampu berpikir jernih meskipun yang lain tidak. Salah satu cara memperbaiki lingkungan adalah dengan menjadi cerdas. Tahu kebutuhan kita sebagai manusia sehingga kita bisa mengusahakannya baik di ranah personal ataupun ruang publik.
Contohnya?
Gue sebagai perempuan amat sadar tentang kebutuhan tempat kerja yang ramah perempuan. Maka gue bakal mengusahakan itu di tempat kerja gue. Setidaknya kalo gue nggak bisa bikin semua perempuan nyaman, gue bisa mengusahakan agar para perempuan di sekitar gue bekerja dengan baik. Akan lebih baik lagi kalau kita bisa menyuarakan ini ke tempat yang lebih luas sehingga dampaknya juga lebih luas juga.
Selama gue belajar tentang politik Islam, topik yang gue dapet lebih banyak Qiyadah wal Jundiyah, dakwah Tabligh dan Tamkin. Gue belum menemukan forum umum yang mengkaji kebijakan dan menghasilkan naskah akademik yang komprehesif. Well, ini mungkin memang bukan bahasan awam dan jadinya akademisi banget. Tapi menurut gue yaa, orang berilmu itu nggak selalu di ranah legislatif. Kadang-kadang kita perlu berdiri tegak di bidang kita dan mengkaji hal-hal yang memang bermanfaat ~XD whoaa gue ngomongnya kejauhan. Begitulah.
Topik terakhir tentang ekologi. Ini yang paling lucu. Topik ini seperti merangkum semua topik yang gue pelajari sebelumnya. Di ekologi, gue awalnya belajar tentang konsep ekosistem. Setelah itu gue belajar tentang psikologi manusia tentang lingkungan. Setelah itu? Gue belajar tentang sejarah interaksi antara manusia dan ekosistem dari zaman mesopotamia sampai sekarang. Gue berasa amaze banget sama topik world building ini. Betapa Allah memampukan manusia untuk menemukan dan menyimpan konsep sebanyak itu :")
Dalam sejarahnya, ada manusia-manusia yang menganggap alam sebagai saudara sehingga mereka menghormati alam dengan baik. Kemudian datanglah para kolonial yang materialistik. Mereka menganggap bodoh manusia yang memberi ruang hidup bagi selain manusia. Di mata para kolonial ini, semua di depan mereka adalah aset produktif. Termasuk manusia yang modalnya lebih rendah dari mereka pun demikian. Akhirnya kita jauh dari alam dan semua jadi berantakan :)
Di titik ini gue belajar menjadi manusia yang ramah lingkungan. Tentunya gue tidak akan ekstrim mengubah gaya hidup sampai membuat sabun sendiri. Melainkan belajar mengurangi keinginan yang tidak esensial. Mungkin hikmah dari Allah memperkenalkan konsep hisab adalah agar kita nggak terlalu banyak mengotori lingkungan karena keserakahan kita :")
Manusia selalu merasa jadi aktor yang bisa menolong lingkungan. Padahal sebelum kita hidup, ekosistem sudah berjalan dan banyak berubah. Kita cuma makhluk yang kebetulan bertamu. Tetaplah rendah hati :")
44 notes · View notes
deehwang · 3 months
Text
Beberapa waktu lalu, anak asisten rumah tangga kami yang dulu pernah kerja di rumah kami, bertamu. Setelah tukar-tukar kabar, mengenang ibunya yang kabur dengan lelaki lain, kutanyakan juga kabar orok dalam perutnya--dia sedang hamil. Kudengarkan keluh kesah sampai pencapaiannya selama ini. Termasuk tentang adik-adiknya yang disekolahkannya tapi kabur semua, lalu pernikahannya; katanya, ia sudah bercerai dan menikah lagi. Kemudian, ia mulai memamerkan segala sesuatu yang menurutnya--mungkin--tidak kami punyai. Ia bilang di pernikahan sebelumnya ia punya mobil dan banyak motor. Pemasukkannya sekali berdagang sehari dua jutaan. Adiknya juga sudah punya satu mobil pickup. Bahwa ia sangat bergaya dan hebat saat menyetir mobil itu. Ia bilang bahwa foto-foto saat ia menggunakan mobil ada di Facebook semua. Ia menceritakan itu semua seakan nasib sudah ditukar balik dan ia sudah di atas semua orang. Ketika pulang, ia tak dijemput atau naik kendaraan yang disebutkannya tadi; dalam keadaan hujan jam sepuluh malam--ia bertamu sangat lama--aku yang mencarikan tukang ojek buatnya.
Keluarga jauh kami memamerkan kabar baik bahwa mereka baru saja membeli mobil. Katanya, selama ini warnanya selalu tukar-tukar. Dari hijau jadi merah. Dari merah jadi putih. Dst. Ketika kubilang, mainlah sesekali ke rumah, kan, sudah ada transportasi sendiri, tidak seperti dulu--fyi mereka tergolong orang kurang mampu dibanding keluarga kami yang lain, dan itu yang membuat kami maklum mengapa mereka amat jarang pulang ke tanah kelahiran--di telepon, mereka menjadikan kesehatan yang buruk sebagai alasan.
Waktu aku sakit panjang enam bulan, sampai-sampai setelah sakit itu ibuku membuat nasi kotak untuk menyelesaikan nazar kesembuhanku, seorang kerabat datang. Mereka tidak datang untuk menjenguk. Aku lupa alasan mereka datang. Tapi jelas mereka tidak tahu aku sakit. Namun ketika tahu, mereka bilang begini : 'ayo, kami antarkan ke kota x untuk berobat. Mereka bisa melakukan kolonoskopi untuk bagian perutmu. Tapi ... cuma nganterin aja ya. Biayanya ya bayar sendiri. Kami kan sudah bersedia nganterin'. Kami bahkan tidak meminta tolong apalagi menyinggung masalah bea berobat. Apalagi, lah wong ibuku 'orang' rumah sakit. Beliau tahu apa yang pantas dilakukan. Kondisiku juga saat itu sudah mulai bisa jalan. Tapi mendengarkan itu, aku sangat terluka; mereka berpikir hanya mereka yang punya mobil dan hanya merekalah sesatu yang kami bisa mintai tolong. Aku penasaran, sudahkah mereka lupa saat istri keluarga itu hamil, ayahku sampai rela melompati pagar rumah sakit untuk membantunya melahirkan dulu?
Ada keluarga dekat yang masih mengingat, dengan kesal, ketika aku dulu menolak ikut mereka jalan-jalan ke Mall dengan mobil mereka. Mereka terus mengungkitnya kemana-mana, seakan ada yang salah dengan personality-ku. Padahal ibuku tetap ikut. Masalahnya, mereka mungkin sudah menyiapkan sesuatu untuk dipamerkan lagi seperti jalan-jalan kami yang terakhir dulu; mereka menceritakan serunya bikin pizza, dan ketika di Mall terus membeo tentang keju mozzarella, paprika, sosis, seakan aku gak pernah tahu benda-benda itu eksis di dunia ini. Aku sejujurnya jadi tidak lagi nyaman di dekat mereka, sampai hari ini.
Dari semua kejadian di atas aku mengerti beberapa hal : satu, sebenernya gak semua orang 'mampu' wajib punya kendaraan pribadi tapi kadang beberapa orang menilai 'mampu'-nya kamu dari berapa kendaraan yang kamu punya dan bleng ... jadilah semua orang tergoda untuk punya satu. Semua orang. Bahkan yang tak berpunya berandai-andai punya. Dua, hidup sederhana itu gampang tapi jadi gak gampang kalau hidupnya dikelilingi orang-orang di atas. Godaannya gila-gilaan.
Dulu, kami punya mobil Jimny. Ayahku bilang 'kendaraan pasaran kadang tidak bisa memberikan nilai tinggi dalam penjualan kembali', seperti halnya membeli gawai mahal yang tidak pada fungsinya hari ini. Ayah benar. Aku pernah punya motor sendiri, jarang memakainya di kota ini, dan terjual setengah harga. Adikku pernah beli tab lumayan mahal, pada akhirnya hanya dipakai ibuku untuk main game. Kudengar-dengar harga jual mobil bekas Jimny naik karena nilai klasik dan produksinya yang terbatas (karenanya, dibandingkan mobil pasaran, aku hanya tertarik pada mobil-mobil jip).
Fungsi juga penting. Ini kota kecil, cuma lima menit ke pasar. Apalagi rumah sakit. Tinggal jalan saja sebentar, lalu sampai. Belakangan aku pun jarang bepergian ke luar kota dan cenderung suka berkebun ketimbang jalan-jalan. Masalah preferensi, aku jauh lebih suka menaiki kendaraan umum. Mereka selalu menawarkan pemandangan luas dan ruang lega. 'Membeli artinya berinvestasi' pada akhirnya bukan untuk pertimbangan nilai jual kembali tapi berguna atau tidaknya.
Dan aku gak suka nebeng. Beberapa orang akan merasa superior darimu setelah kamu nebeng sama mereka. Jadilah, aku lebih suka memanfaatkan kendaraan umum bahkan punya langganan ojek / becak sendiri. Kendaraan umum secara mengejutkan bisa menjaga harga diriku jauh lebih baik ... sementara untuk urusan emisi gas buang kendaraan dan seterusnya, aku gak perlu ungkit panjang lagi. Hidup berkesadaran tentu menuntut banyak perubahan dari gaya hidup.
Yang kupelajari adalah, bahwa setiap orang pencapaiannya beda-beda. Yang punya mobil, silahkan dipakai. Yang tidak punya, ya gak apa-apa--pasti ada pertimbangan sendiri. Yang salah itu kalau pencapaian material dijadikan penggaris buat ukur-ukur value diri orang. Ternyata ungkapan 'uang tidak bisa membeli kelas' ada bukan tanpa sebab. Sebab salah-salah bertingkah, bisa dinilai udik.
9 notes · View notes
herricahyadi · 1 year
Note
Assalamu'alaikum kak, seperti apa kriteria wanita idaman versi kaka untuk dijadikan istri? Lalu bagaimana pendapat kaka jika ia ingin menjadi full ibu rumah tangga?
KRITERIA WANITA
Wa'alaikumsalam wr wb
Sering banget pertanyaan seperti ini. Saya jawab dengan hal-hal yang membuat saya tertarik. Kita semua punya preferensi masing-masing. Jika itu membuat kita nyaman, maka ikuti nalurimu sendiri.
Kalau saya, akan sangat tertarik dengan dia:
Yang bisa memikul carrier 30 kg dan pasang tenda sendiri.
Yang bisa susun itinerary perjalanan 5 hari.
Yang bisa bawa motor, terutama kopling 6 gigi.
Yang mengerti apa itu tesaurus, PUEBI, dan KBBI.
Yang tahu lokasi bakso urat enak di kota-kota besar.
Yang bacaan Qurannya bagus dan enak didengar.
Yang lebih memilih jalan kaki ke mana-mana.
Yang selalu komentar soal jeleknya transportasi Jakarta.
Yang suka baca buku saat menunggu.
Yang tidak suka untuk pakai make up tebal.
Yang cara berpakaiannya sederhana, tapi elegan.
Yang tidak sungkan untuk memulai komunikasi.
Yang cita-citanya punya perpustakaan bersama.
Yang selalu memotivasi untuk tumbuh.
Yang memandang dunia ini mudah tanpa tafsir yang sulit.
Yang suka buka obrolan dengan pertanyaan sederhana seperti "kenapa love bird kalau sudah cinta ke satu pasangan dia akan mencintainya sampai kematian menjemput?"
"Menjadi ibu rumah tangga" tidak masalah. Asalkan dia menjamin anak-anak mendapatkan perhatian dan pendidikan terbaik darinya. Dia harus menjadi kamus hidup; ensiklopedia berjalan; dan guru teladan. Karena saya tidak akan melepaskan peran itu semua meski bekerja. Jika itu pilihannya, tentu harus saya dukung penuh. Bukankah kita harus saling mendukung dalam semua hal?
Begitu kira-kira.
65 notes · View notes
duniasoputra · 4 months
Text
maybe i'm broken, but i can be your home.
Aku ingin menciptakan rumah yang sederhana. Sesederhana orang-orang yang tinggal di dalamnya. Rumah yang tak terlalu besar, hanya lantai satu juga tak apa. Yang penting cukup untuk ditinggali oleh keluarga kecil yang menciptakan bahagia.
Aku ingin menciptakan rumah yang memiliki taman dan kolam ikan di depan atau di belakangnya. Agar jika malam rembulan tiba, kita bisa menyeduh teh hangat atau secangkir kopi pahit sambil berbincang dibawah sinarnya.
Aku ingin menciptakan rumah yang nyaman ditinggali. Rumah yang membuat penghuninya lebih betah daripada harus keluar. Rumah yang ketika orang rumah pergi keluar, ia ingin segera lekas pulang.
Aku ingin menciptakan satu ruangan yang dipenuhi buku-buku. Kita bisa membaca buku di sana. Sambil menceritakan kembali isi buku yang sedang kita baca. Berdiskusi mengapa tokoh ini begini, mengapa tokoh ini begitu. Sesekali kita berdebat karena perbedaan pendapat. Tapi, jika ternyata kau tidak suka membaca, tak apa. Kalau kau mau, aku bisa menceritakan semuanya, kau cukup dengarkan saja.
Aku ingin menciptakan rumah yang tenang. Tanpa sumpah serapah dan caci makian. Rumah yang isinya penuh dengan kalimat hangat dan kasih sayang. Saling terbuka, saling percaya, tanpa ada prasangka buruk dan tanpa ada dusta.
Aku ingin menciptakan rumah yang aman. Rumah yang penghuninya merasa sangat dihargai serta didengar. Tapi, rumah itu tak akan tercipta jika hanya salah-satu saja yang bermain peran, bukan?
Maka dari itu, akan ku lakukan peranku dengan sebaik-baiknya. Kau juga lakukan peranmu dengan rasa bangga.
Mungkin sesekali kita akan jalan-jalan keluar. Untuk sekadar menonton film atau makan pecel lele di pinggir jalan.
Sesekali kita pergi ke pantai atau pegunungan. Untuk sekadar mencari ketenangan dan menyadari bahwa rumah adalah sebaik-baiknya tempat untuk pulang.
Kalau kau ingin cerita, sini biar kudengar. Barangkali aku tidak secara langsung menyelesaikan masalahmu. Tapi, setidaknya bebanmu nanti berkurang, bukan?
Aku tak akan berekspektasi terhadap apapun atau siapapun. Lelah hati ini selalu dikhianati oleh angan dan ekspektasiku sendiri. Patah hati karena perasaan sendiri adalah hal yang paling tidak menyenangkan sepanjang hidup ini.
Kelak, jika ternyata kau adalah orang yang selama ini ku inginkan, aku akan sangat senang dan bersyukur.
Tapi, jika ternyata kau adalah orang yang sama sekali tidak kuduga sebelumnya, tak masalah. Bagaimana pun, kau adalah manusia terbaik pilihan Tuhan.
"Witing tresno jalaran soko kulino."
(Cinta hadir karena terbiasa) begitulah pepatah orang Jawa berkata.
Membangun rumah tangga atas dasar cinta memanglah menyenangkan. Tapi, membangun rumah tangga atas dasar visi yang sama untuk mencapai syurga serta ridho-Nya adalah sebuah kewajiban yang sama-sama harus dijaga dan dipertahankan.
Sebelum hari itu, hari dimana aku dipertemukan denganmu. Izinkan aku untuk memperbaiki rumahku yang sekarang. Saat ini aku masih compang-camping banyak kekurangan. Tak ada yang memedulikan, tak ada yang memperhatikan dan selalu disepelekan.
Aku memang naif dan rapuh.
Keluargaku juga tidak utuh.
Aku pernah patah dan tidak sempurna.
Biar begitu, izinkan aku untuk menjadi rumahmu yang paling nyaman sedunia.
maybe i'm broken, but i can be your home.
Dari aku; seseorang yang Tuhan tulis dalam buku catatan takdirmu.
Untukmu (entah siapa) yang (kelak) menjadi teman hidupku.
Rumah, 07 Juni 2024
8 notes · View notes
spartan-property · 2 years
Text
Tumblr media
Spartan Property Rumah Minimalis TERJANGKAU, Call/Wa 0821-1247-1950, Jual Rumah Sederhana, Bala Raja Spartan Sejahtera Perkasa. KLIK WA https://wa.me/6282112471950/, Rumah Sederhana Asri Dan Nyaman, Rumah Sedehana Bersih Dan Rapih, Rumah Sederhana Citra Raya Tanggerang, Rumah Sederhana Empat Kamar, Rumah Sederhana Halaman Belakang.
1 note · View note
kuumiw · 1 year
Text
Tumblr media
Jika tidak mengenal kamu.
Jika tidak mengenal kamu, mungkin aku akan kehabisan kata bahkan suara untuk mengungkapkan bagaimana aku dapat menyayangi seseorang.
Jika tidak bersamamu, mungkin aku tidak akan tahu bagaimana caraku mengatur diri dan waktu untuk bisa mempelajari tentang kita setiap hari.
Jika tidak bersamamu, mungkin aku akan lebih banyak menghabiskan waktu sendiri dan merasakan luka-luka kemarin lebih lama.
Jika tidak bersamamu, mungkin aku masih menjadi orang yang sukar percaya kepada diri sendiri bahwa aku memang layak mendapatkan tempat pada hidup seseorang.
Jika tidak bersamamu, mungkin aku akan lebih banyak menghabiskan waktu untuk diriku dan tidak ingin belajar berkenalan dan membuka diri kepada orang lain.
Jika tidak bersamamu, mungkin aku tidak akan belajar bagaimana melandaikan ekspektasi dan ego yang sering kali menguasai diri lebih dulu.
Jika tidak bersamamu, mungkin aku tidak akan memiliki alasan baru untuk apa aku bertahan dan terus mencoba.
Jika tidak bersamamu, mungkin aku akan terus melarikan diri dari cerita soal cinta yang rumit dan menggelisahkan.
Jika tidak bersamamu, aku tidak akan ada di hari ini untuk banyak bercengkrama tentang mimpi di masa depan. Bersamamu.
Tapi lebih dari apa-apa yang aku syukuri. Aku bukanlah perempuan sempurna yang dapat memahami segala maksud dengan tanpa bicara. Bukan manusia hebat yang dapat mempelajari segala hal dalam waktu yang bersamaan, begitupun pelajaran tentang dirimu. Bukan pula manusia yang memiliki kemampuan tinggi untuk mengerti saat ego ingin berbicara dari hati ke hati jika tanpa kata.
Tuan yang aku senangi. Sepertinya akan banyak hal yang perlu kita pelajari lebih jauh setiap harinya. Ego-ego yang kita punya, diri yang seringkali memilih untuk memendam cerita, mata yang sering kali berbicara seolah baik-baik saja, bahkan mungkin soal kaki-kaki kita yang pincang tapi seringnya tak diperlihatkan sebab terlalu takut merepotkan.
Tuan yang baik. Jika untuk mengutarakan sebuah keinginan adalah sesuatu hal yang sulit diungkapkan saat berjauhan. Bisakah kita mencoba menempatkan pada ingatakan dan hati kecil kita tentang apa yang sudah kita pelajari satu sama lain? mungkin memang akan lebih indah dan syahdu saat kita saling memahami. Tapi hey Tuan!! ini sedang kita pelajari bukan?
Tuan yang menyayangiku. Sesuatu yang aku takutkan saat menerima seseorang hadir dalam hidupku yang riuh ini adalah ketidakberdayaanku untuk bisa sendiri. Sebab aku akan merasa jika aku punya sahabat baru untuk segala ceritaku yang lusuh dan berkemelut dengan sedih juga duka-dukanya. Mungkin sebenarnya kamu sudah menyadari bagaimana biacaraku melemah, hatiku menjadi dingin dan selalu ingin dikasihi, kepalaku menjadi lebih berisi, mataku lebih sayu dan sendu saat berhadapan juga berbicara kepadamu. Tapi, aku ingin berterimakasih. Karena kamu sudah belajar bagaimana menghadirkan rumah untuk perempuan kecil yang penuh rapuh dan peluh ini. Bahkan menjadi yang dewasa saat rengekanku terdengar saban hari.
Dari semua hal yang aku sadari. Ada satu hal yang aku tempatkan pada ruangan yang sempat aku kosongkan. Aku ingin mengingatkan jika pada ruangan itu ada kursi-kursi yang sudah aku sediakan. Kamu bebas untuk menduduki kursi mana saja yang kamu suka dan membuat kamu nyaman mendudukinya. Di pojok ruang itu juga aku menyimpan alat komunikasi yang terhubung dengan telinga juga hati yang aku miliki. Kamu bisa menggunakannya untuk mengekspresikan segala isi kepala lewat suara-suara yang ingin kamu bagi. Aku juga menambahkan cermin pada sisi ruang yang lain. Kamu bisa menggunakannya untuk melihat bagaimana mimik wajahmu menyampaikan apa yang kamu rasakan, kamu juga bisa melepas topeng yang kamu pakai setiap hari di luar. Agar kamu tak kelelahan, kamu bebas membukanya dan menjadi dirimu, apa adanya.
Tuan, jika ruangan yang aku sediakan masihlah sangat sederhana untuk membuatmu nyaman. Bisakah kita mengisinya? Bersamaan dengan waktu juga kesempatan yang akan banyak mengajarkan kita untuk lebih mendekat setiap harinya. Aku harap jawabannya adalah iya.
Haturan dari syukur yang aku panjatkan kepada Tuhan tidak akan habis untuk banyak hal yang aku terima. Namun dari hatiku yang sedang senang, aku berterimakasih.
Sampai jumpa pada obrolan-obrolan kecil yang aku harap bisa menjadi besar saat kita usahakannya. :)
Dariku, Upik yang menyayangi Tuan.
Bandung, 12 September 2023
20 notes · View notes
calonmanusia · 2 years
Text
Ngga semua orang punya rumah
Namun, semua orang punya tempat ternyaman
Ngga semua orang yang punya rumah, nyaman didalamnya
Jadi, ngga semua tempat nyaman itu rumah
Yang di impikan pastinya rumah yang nyaman
Tapi ngga semua rumah yang nyaman itu estetik
Banyak rumah sederhana yang penghuninya nyaman didalamnya, dan lebih banyak rumah estetik yang ditinggal penghuninya, penghuninya sedang sibuk mencari yang namanya kenyamanan
Itulah rumah, tempat ternyaman, tempat pulang, tempat menghibur diri sendiri
Yang kita harap pastinya terbangun rumah impian bak surga dunia, agar terbentuk istilah baiti jannati, ungkapan pendek namun memiliki arti yang sangat luas dan mendalam.
Tempat ternyaman itu bisa jadi rumah sendiri, rumah sahabat, rumah yatim, bahkan ada yang menganggap sebuah komunitas sebagai rumahnya, ettt tapi bagiku rumah terrrrrrnyaman didunia adalah rumah Allah, gada tempat dimuka bumi yang bisa ngalahin rumah surga ini.
Terakhir, rumah terbangun jika kekeluargaan sudah terbentuk.
Semangat membangun rumah impian.
89 notes · View notes
skyrettes · 7 months
Text
Dive Into You
Tumblr media
Genre: Fluff & smut
Words: 2.5K
Warnings: Pool sex, unprotected sex, teasing, fingering, nipple play, semi-public sex, talking about pregnancy.
Playlist: It's you by Zayn Malik
Alessia
Kesibukan pekerjaan agaknya menjadi momok yang nggak bisa gue ataupun Damian hindari hingga detik ini. Momen kita bersama hampir bisa dikatakan cukup singkat sebab kegiatan masing-masing yang amat padat. Gue bisa menghabiskan lebih dari dua puluh empat jam di rumah sakit lalu pulang hanya untuk singgah tidur, sedangkan Damian sibuk menjajahi berbagai sirkuit selama berbulan-bulan dan menetap selama beberapa hari lalu menghilang bak seperti rutinitas.
Hubungan ini tetap berjalan baik, bahkan jauh dari kata baik sebab gue sendiri merasa semua hal berjalan dengan semestinya. Awalnya gue khawatir hubungan ini nggak akan berjalan mulus seperti kebanyakan orang karena kita terlalu fokus dengan diri sendiri, tapi ternyata dugaan itu malah terjadi sebaliknya. Gue menemukan keseruan disana, kita menemukan keasikan menjalin hubungan ditengah kesibukan ini. Akan ada banyak stock cerita yang kita simpan untuk diceritakan pada masing-masing saat waktunya tiba, dan menurut gue itu adalah hal yang seru.
Hari ini Damian pulang. Seperti halnya seorang istri yang baik, gue akan membuatkan masakan kesukaannya, merapikan seisi rumah, lalu menyambutnya dengan hangat. Kalau boleh jujur, perasaan kangen yang menghantui gue selama dua minggu terakhir ini cukuplah menyiksa. Bahkan mendengarkan suaranya melalui telepon pun nggak mampu menghilangkan rasa kangen itu.
Senyum gue merekah ketika mendengar suara pintu yang terbuka. Kaki gue berjalan dengan penuh excited beserta senyum lebar saat sosoknya menatap gue bingung.
“Hai!” sapa gue dengan perasaan bersemangat disertai dada gue yang terasa begitu penuh saat wajah lelah dan seringai khasnya itu merontokkan rasa kangen ini.
Gue masih diam beberapa langkah di depannya sambil merentangkan kedua tangan dengan percaya diri. Dia terkekeh kecil sembari mengerutkan alisnya, mungkin merasa bingung sebab istrinya ini terlihat jauh lebih bersemangat daripada sebelum-sebelumnya.
“Are you okay?” tanyanya lalu mendekat untuk kemudian menarik tubuh ini masuk kedalam pelukan hangatnya.
Lega. Rasanya benar-benar lega seolah semua masalah gue bisa terselesaikan hanya dengan masuk ke dalam dekapannya. Jantung gue masih berdetak begitu cepat, sensasi excited yang timbul ketika melihatnya seperti tidak pernah hilang hingga detik ini. Bahkan pipi gue sering kali memerah tanpa sebab yang jelas ketika berada didekatnya. Gila, gue benar-benar udah gila karena cowok satu ini.
“Ini mah bukan kangen lagi namanya.” cibirnya kembali mengolok-olok gue karena masih terlalu gengsi untuk bilang kangen secara langsung.
Gue nggak tahu bagaimana mendeskripsikannya, tapi pelukan Damian adalah pelukan paling nyaman yang pernah gue rasakan. Lebaynya gue nggak akan bisa hidup tanpa pelukan ini untuk waktu yang lama. He's so comfortable, He has a warm chest, broad shoulders, soft touch and he smells good.
“Mau berdiri aja atau gimana?” tanyanya dengan nada lembut yang membuat gue semakin nggak ingin lepas dari pelukannya.
“Diam dulu, ini aku masih sharing energy sama badan kamu.” jawab gue asal yang kemudian mengundang gelak tawanya.
“Bisa gitu, ya?” Gue hanya mampu memberikan cengiran kecil lalu kemudian melepaskan tautan diantara kita.
Gue kembali mengikuti langkah kaki Damian menuju kamar untuk meletakkan beberapa barang-barangnya. Saat dia mulai sibuk mengeluarkan beberapa baju dari dalam kopernya, gue hanya berdiri tegap seperti anak kecil sambil menunggu sosoknya kembali mengalihkan atensinya pada gue.
Hari ini gue kenapa, ya? Iya, gue juga cukup bingung dengan sikap gue hari ini yang menjadi sangat manja dari sebelumnya. Gue cukup sadar akan rasa kangen ini, tapi gue nggak menyangka akanmenjadi bersikap clingy seperti ini.
“How's your day, sayang?” Pertanyaan sederhana itu hampir nggak pernah terlewat dia lontarkan setiap harinya. Hal simple yang menurut gue punya impact yang besar tanpa gue sadari.
“Aku hari ini cuma rapi-rapiin rumah, terus baca buku sebentar sama tadi tidur siang dua jam an. It was good, jarang-jarang juga aku bisa tidur siang.” jawab gue dengan mata yang masih sibuk menatap punggung lebarnya itu.
“Terus tadi sempat telepon sama Mama juga sebentar.”
“Oh, ya? How is she?” Damian kembali menutup kopernya lalu menyisihkannya ke sisi lain begitu barang-barangnya sudah kembali ke tempatnya masing-masing.
“Sehat kok, dua hari lalu udah aku cek gula darah, tensinya dan lain-lain, semuanya normal. Orangnya telepon nanyain mantunya udah pulang apa belum.” ujar gue yang membuat Damian langsung tertawa.
Damian berjalan untuk kemudian membuka pintu samping kamar yang membuat angin malam itu sukses menyapu kulit gue. Gue mengikuti langkah kakinya munuju luar kamar, lalu terdiam saat dia menepuk-nepuk pahanya, meminta gue untuk duduk diatas pangkuannya.
Damian
“Kamu mau berenang?”
Gue hampir terkekeh kecil begitu melihatnya mengalihkan pandangan ke arah kolam renang untuk mengabaikan instruksi gue. Gue nggak langsung menjawab pertanyaannya untuk mengamati gerak-gerik salah tingkahnya yang begitu lucu itu.
Masih sama. Ales nggak pernah benar-benar berubah sejak dulu, tingkahnya masih seperti anak kecil yang ajaib. Kadang membuat gue hilang kata-kata, atau sakit perut karena terlalu lama tertawa.
“Iya, habis ini sekalian mandi.” jawab gue lalu kemudian beranjak untuk duduk bergabung bersamanya di pinggiran kolam.
Ales adalah tipe orang yang cukup gengsi untuk mengungkapkan perasaannya, tapi dia selalu punya cara tersendiri supaya perasaannya itu bisa tersampaikan meskipun nggak melalui kata-kata secara langsung. Seperti hari ini contohnya, melihat dia excited ketika menyambut gue lalu memeluk gue dengan manja sudah cukup menggambarkan bagaimana perasaannya.
“Tapi airnya dingin, nanti kamu—” Tawa gue nggak tertahan begitu dia dengan reflek mengalihkan pandangan saat gue dengan jahil langsung membuka baju.
“Ihhhh, kan aku belum selesai ngomong!” serunya dengan wajah cemberut sambil sesekali melirik gue.
“Kenapa lihat ke arah lain? Masih malu lihat suami sendiri nggak pakai baju?” goda gue sambil mencolek dagunya.
“Nggak! Siapa juga yang malu?!” jawabnya sambil pura-pura berani menatap kearah gue. Pipinya tiba-tiba merona saat dengan iseng gue mengangkat alis kiri gue sembari tertawa.
“Apasih, nggak usah ketawa! Udah sana renang!”
“I'd love to.” jawab gue lalu dengan kecepatan kilat mencium bibirnya itu untuk kemudian masuk kedalam kolam.
***
Tentu saja Alessia tahu bahwa suaminya itu sangat-sangat jahil. Sifat yang dari dulu tidak pernah berubah dan sering kali membuatnya jengkel. Meskipun begitu, tak jarang sifat menyebalkan Damian yang satu itu sukses membuatnya tersipu malu, seperti saat ini contohnya.
Ia hanya mampu terdiam dengan tingkah laki-laki itu. Dalam hati ia ingin berteriak karena sudah dibuat salah tingkah seperti ini. Alessia berdehem singkat, kemudian memperhatikan Damian yang masih sibuk berenang kesana kemarin di kolam renang mereka. Ia sempat bergidik singkat karena air kolam yang terasa begitu dingin ini menyelimuti kakinya.
“Yan,” Alessia kembali bersuara saat laki-laki itu berenang menuju ketepian.
“Hmm?”
“Kayaknya aku telat datang bulan deh.” Gadis itu sempat ragu dengan asumsinya sendiri. Pasalnya memang benar jika sudah seminggu lebih tamunya itu belum datang. Awalnya ia berpikir jika semua itu disebabkan karena stress semata, tapi Alessia ingat jika kesibukannya akhir-akhir ini cukuplah normal.
“What does it mean?” tanya Damian dengan polos yang membuat Alessia pun tiba-tiba menjadi kikuk.
“Ya, telat. Biasanya kan siklus menstruasiku datangnya tepat waktu, tapi udah semingguan ini nggak dateng-dateng.” Damian berenang mendekat kearah Alessia dengan berbagai macam pertanyaan di kepalanya.
“Kamu hamil?” tanya laki-laki itu spontan yang membuat Alessia hampir tersedak air ludahnya sendiri.
“No! I mean, I don't know yet. But, what if I did?” ujarnya lemas yang membuat Damian malah tambah dibuat bingung.
“Come in.” ujar laki-laki itu yang langsung dibalas gelengan kuat oleh Alessia.
Mungkin Alessia pikir penolakannya barusan sudah cukup membuat Damian paham, tapi ia baru ingat jika Damian bukanlah Damian apabila keinginannya tidak terpenuhi.
Laki-laki itu menarik pinggang Alessia masuk kedalam kolam yang membuat istrinya itu memekik kaget.
“Yan!!”
“Kamu apaan sih! Dingin airnya!” seru Alessia dengan kedua tangan yang bertaut erat pada leher suaminya itu. Ia menatap Damian kesal lalu memukul dadanya yang malah mengundang senyum menyebalkan khas milik Damian.
Kini tubuh dan juga rambutnya basah kuyup, angin malam yang berhembus hari itu membuat air kolam yang sudah dingin bertambah dingin.
“Stay still.” ujar Damian sambil mengeratkan tautan tangannya pada pinggang istrinya itu.
"Nanti airnya nggak bakal dingin." ujar Damian yang membuat Alessia tidak bergerak. Tak lupa ia masih mengalungkan kedua tangannya pada leher Damian supaya dirinya tidak tenggelam karena tidak bisa berenang.
Alessia cukup dibuat kaget karena kata-kata Damian barusan benar adanya. Air yang membalut seluruh tubuhnya itu secara perlahan terasa lebih hangat menyesuaikan suhu tubuhnya.
“What if I'm pregnant?” tanya Alessia kembali.
Selama dua tahun menikah, obrolan tentang memiliki anak di antara mereka masih belum begitu sering. Bukan karena mereka tidak menginginkan hal itu, tapi dua tahun masih belum cukup bagi mereka untuk menghabiskan waktu hanya berdua. Damian dan Alessia masih ingin melanjutkan hubungan seperti halnya pacaran itu sedikit lebih lama.
“Then I'll be the luckiest husband in the world.” jawab Damian yang membuat Alessia pun langsung terdiam.
“Maaf ya?”
“Kenapa jadi minta maaf?” Damian mengusap pipi kanan istrinya itu saat tiba-tiba ekspresi murung menghiasi wajah cantik Alessia.
“Ya, aku nggak nyangka aja bakal secepat ini. Apalagi dari awal kita masih mau habisin waktu berdua dulu.”
Hati Damian pun sukses dibuat tersentuh. Laki-laki itu kembali tersenyum lalu memeluk Alessia kuat, mencium pipi dan juga bibirnya secara bergantian.
“But still, itu masih asumsiku aja. Aku nggak berani ngecek sendiri.” ujar Alessia.
“Nanti kita cek bareng-bareng.” tutur Damian yang dijawab berupa anggukan kecil oleh istrinya itu.
Untuk beberapa saat dua insan yang berpelukan erat itu hanya saling bertatapan. Berjalan perlahan menuju sisi lain kolam tanpa niat untuk melepaskan tautan di antara mereka.
"Aku nggak bohong soal I'm the luckiest husband in the world, because I am. Kalau kamu pikir aku nggak bahagia, kamu salah. I'm more than happy and grateful, Al. I swear to God." kata Damian yang entah mengapa membuat Alessia seperti ingin menangis.
"Me too, thank you, Yan." jawab Alessia dengan senyum lebarnya.
Tidak ada perasaan kecewa sedikitpun yang Damian rasakan. Mungkin berita yang disampaikan istrinya barusan masih belum tentu kebenarannya, tapi ia sangat bahagia. Dan mungkin ia akan menjadi orang paling bahagia di bumi ini jika istrinya itu benar-benar hamil.
“I think I wanna learn how to swim.” celetuk Alessia ketika tubuhnya jauh lebih relax setelah beberapa kali berjalan ke sisi-sisi kolam bersama Damian.
“I'll teach you.” jawab Damian sambil tersenyum tipis.
Damian brought the two of them closer to the edge, so she could hold onto the pool stairs. Alessia felt Damian's wet lips and tongue in her neck, causing her to moan his name.
“Wait—” Interupsi Alessia sambil menahan dada telanjang Damian supaya sedikit menjauh darinya.
“Yes?” Alessia menelan ludah susah payah saat tatapan Damian kembali menusuk ke arah matanya. Rasanya ia kini seperti seekor kelinci yang hendak diterkam singa yang lapar.
“Kalau misal ternyata aku nggak hamil gimana?” tanyanya kembali dengan khawatir.
Kemungkinan penyebab ia telat datang bulan tidak benar-benar condong pada satu hasil saja. Meskipun setengah bagian hatinya berharap ia hamil, tapi rasanya akan cukup sulit jika ia menerima hasil yang sebaliknya, apalagi pernikahan mereka sudah berjalan selama dua tahun dan mereka tidak benar-benar menggunakan pengaman saat berhubungan seks.
“I'll get you pregnant then.”
She whined softly, being sensitive to his touch. Alessia membekap mulutnya ketika suara tak senonoh itu lolos begitu saja dari bibirnya saat ciuman Damian di bagian lehernya menjadi brutal.
He's craving her all day long, and he deserves to get his meals. Damian mengarahkan tangan Alessia pada rambut laki-laki itu saat ia mulai bermain di sisi lain leher istrinya itu.
With the light of the moon, the stars and the burning torches it felt special. Alessia melingkarkan kakinya di pinggul Damian dengan erat ketika tangan laki-laki itu mulai menjarahi area lain tubuh Alessia.
He slipped his fingers between her legs, rubbing her clothed core, then slid her mini dress bottom to the side and slowly entered her pussy with his fingers.
“Ahhh…” Her fingers danced through his hair, drawing him in as a delicious wave of pleasure washed over her. Alessia found herself breathless, her body trembling with anticipation. Damian felt her growing intensity, his touch deepening as shivers ran down her spine.
Damian tersenyum menang saat melihat ekspresi wajah Alessia yang tidak karuan. Laki-laki itu menarik tengkuk istrinya untuk kemudian menyatukan bibir mereka. Damian mencium, menyesap bahkan menggigit bibir bawah Alessia tanpa ampun seolah tidak akan ada hari esok.
Alessia tried to stay quiet. Meskipun ia tahu tidak ada orang lain selain mereka berdua di rumah ini. Tapi tetap saja ia tidak ingin erangan menjijikkannya itu menggema di seluruh rumah mereka.
“Let me hear your voice, sayang.” His index finger trailing down in between her breasts, Alessia felt herself going insane. She couldn't help but let a moan slip from her lips.
“Damian…” Kepala Alessia terasa begitu penuh. She loves it, she loves every touch of Damian's hands all over her body. It's so overwhelmed that she couldn't think insanely.
“Nervous?”
She shook her head and met his eyes again, “No. Are we going to do this here?” tanya Alessia dengan nada polos yang membuat Damian tidak mampu menahan rasa gemasnya. Laki-laki itu mengangguk lalu kembali mencium bibir istrinya itu.
“Pool sex sounds so much interesting.” bisik Damian lalu menjilat telinga Alessia dengan sensual.
“Please…” ujar Alessia lirih yang membuat senyum miring Damian kembali terbit.
He was so goddamn cocky and she's begging did nothing to help that. Alessia couldn't help but think the smug look on his face would be there all night.
Damian pressed his wife firmly against the cool surface of the pool wall. A fleeting sensation brushed against her back, but lost in the intensity of the moment, it barely registered.
“Relax, sayang.” Damian kissed her cheek, her jawline, then stopped to nibble on the pulse point on her neck.
He undress himself and help her to unbutton her underwear. Tubuhnya yang setengah telanjang dan basah itu terlihat begitu sexy di mata Damian. His eyes went darker when Alessia grabbed his neck to kiss his lips.
She kissed him, then he kissed her back like he was about to eat her alive.
Alessia moaned as the both of you let out a guttural moan when he pushed himself deeper inside her hole. “Ahh, Damian…”
"Are you okay?" He rasped.
“I'm fine.”
She held onto Damian tightly, making him smile. He kept her close as they moved together. The water made things a little slow, but Damian enjoyed being close.
Alessia moans grew louder with every thrust, and she felt as if her bodies were colliding in the dance of pure desire under the moon's ethereal glow.
“Ahh, Damian I’m—”
Her big breasts bounced lightly, splashing the warm water on his chest. He took her right nipple in his mouth, giving it a harsh suck.
“Ahhh, no…”
Damian beralih pada sisi buah dada Alessia untuk dimainkan dengan lidahnya. He moved into her deep and hard, that makes her eyes rolling back out of pleasure.
“Dam— Ah…”
He nearly made Alessia scream with how hard he fucked her. The tears disguised by the pool water were enough to describe the pleasure that Alessia felt.
Damian looked down at her, his eyes filled with lust, watching her write underneath him. He shook his head, his pace increasing,
“Shit, I’m not gonna last much longer,” he grunted out another moan, cursing under his breath.
Damian kembali bergerak cepat mengikuti puncaknya yang hampir sampai. Gerakannya yang begitu lambat karena bertarung dengan air tak membuat laki-laki itu tertahan. He adjusted himself slightly, sending both of them over the edge as he buried himself deeper inside of her.
Only a minute later Alessia felt herself climax on his dick, sending herself into a heavenly headspace. Her body shook around him, her nails digging in his shoulders as she felt his cum over her womb.
Nafas mereka memburu, berebut untuk menyerap oksigen sebanyak-banyaknya setelah pertarungan penuh hasrat itu. Air kolam yang semula terasa dingin kini berganti menjadi panas sebab nafsu membara mereka.
Damian menggendong tubuh Alessia naik ke atas sebagai wujud usainya aktivitas panas mereka. Laki-laki itu menggendong sang istri ala bridal dengan kondisi tubuh mereka yang polos.
“Oh, God… What have we done…” ujar Alessia lirih sambil menyembunyikan wajahnya yang memerah di antara leher suaminya itu.
“Having the hottest intellectual conversation with the hottest wife on earth.”
“Oh, shut up…” jawab Alessia yang membuat tawa Damian pun seketika meledak memenuhi kamar mereka.
16 notes · View notes
langitdanlaut · 9 months
Text
Kau pernah mendengarkan lagu-lagu Cinta dari Iwan Fals? Liriknya begitu sederhana seperti kisahnya. Bukankah seperti itu arti Cinta?. Sederhana, hanya rindu pada dekap yang menjadi rumah dari segala macam suasana. Sebuah rasa nyaman dari sentuhan yang menggetarkan jiwa, mendebarkan dada, memacu deras aliran darah. Hanya berdua dengannya saja sudah membuahkan bahagia diselimuti gairah romansa.
Peduli apa penilaian mereka, karna sungguh bahwasanya hanya kita berdua yang merasakan nikmatnya.
Lalu mengapa kau begitu rumit menilaiku Tuan. Mengapa kau melihatku menunggu harta dan tahta yang kau bawa. Sedang tiap malam kumenanti tubuhmu, ingin mencumbu dan membelai lembut rambutmu. Datanglah Tuan, aku hanya butuh dekapan. Asmaramu yang membuatku meronta-ronta pada desah nafsu malam yang mempesona.
"Lirih kupanggil namamu, namun di jiwa kuberteriak mengatakan kapan kau datang".
9 notes · View notes
Text
Semoga enggak menimbulkan dampak negatif apapun hasil pemikirannya. Walau pada dasarnya, pasti ada aja yang berkomentar. Jujur udah kenyang dari kecil, makannya ga ngerasa sedih kalo orang-orang wisata dan aku engga. Selain emang badan kurang fit, gaada izin orang tua, dan bagiku rumah juga lingkungan sendiri lebih bikin nyaman dan aman. So, bener-bener udah kenyang. Dan aku adalah tipe orang yang paling gampang memaknai dan mensyukuri hal-hal sederhana. Bagi aku, segalanya menyenangkan walau dikesendirian.
Jadi, semoga, ga menimbulkan dampak apapun. Memang seperti ini adanya diri. Meski terkadang ada di suatu lembaga, kalau diri gamau ikut, ya gaakan. Selama itu bukan acara resmi yang sedang diri perjuangkan. Bukan tidak menghargai yang menjadi pimpinan, hanya saja menurut diri, apa-apa saja yang tidak begitu wajib dilakukan, akan diri ini kesampingkan. Judul besarnya bisa jadi mungkin berwisata, dan wisata bisa dilakukan kapan saja, tidak harus kemarin.
Semoga diri diberikan tempat baru & terbaik. Semoga Allah beri rezeki yg melimpah agar diri bisa segera berpindah. Aamiin
4 notes · View notes