Tumgik
#sebuah ketenangan
andromedanisa · 10 months
Text
Meminta sebuah tenang..
Kebaikan itu ada pada rasa tenang dalam menjalani. Ketika seseorang telah merasa tenang atas hidupnya, maka ia menjalani kehidupannya dengan penuh rasa syukur dan tanggung jawab akan hidup yang telah Allaah berikan kepadanya.
Kehidupan baik adalah salah satu nikmat yang patut disyukuri. Kehidupan yang baik tak lantas seseorang tidak Allaah uji. Kehidupan baik ataupun tidak, ia akan tetap Allaah uji sesuai kadar imannya. Sejauh mana rasa yakinnya kepada Allaah, sejauh apa rasa syukurnya atas segala nikmat yang telah ia terima.
Rasa syukur akan melahirkan rasa tenang. Dan rasa tenang ini adalah sebuah karunia yang tidak semua orang merasakannya. Rasa tenang itu begitu berharga sebab ia memahami hakikat bahwasanya Allaah sudah mengatur dengan baik sebagaimana mestinya. Berapa banyak kita lihat pada hari ini, orang beramai-ramai mencari ketenangan kesana kemari yang mungkin hanya sesaat saja.
Bila saat ini jalan hidup kita sedang Allaah mudahkan, Allaah beri ketenangan dalam menjalaninya. maka itu adalah sebuah karunia. Semoga Allaah karuniahkan rasa itu hingga akhir hidup kita
Namun bila saat ini kita sedang mencari sebuah ketenangan. maka jalan keluarnya tidak lain tidak bukan adalah terus mendekat kepadaNya seraya mengupayakannya dalam doa-doa kita, dalam lamanya sujud-sujud kita, dan dalam lamanya tangisan kita. Sejengkal kita mendekat kepada Allaah, maka Allaah akan datang kepada kita sehasta. Demikianlah kasih sayang Allaah yang begitu luasnya.
Dari Abu Hurairah –radhiyallahu ‘anhu-, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman: Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada pada itu (kumpulan malaikat). Jika ia mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan (biasa), maka Aku mendatanginya dengan berjalan cepat.” (HR. Bukhari no. 6970 dan Muslim no. 2675).
Kehidupan yang tenang itu sungguh lapang. Orang-orang yang hidup dengan rasa tenang bukan berarti mereka tidak pernah bersedih, tidak pernah kecewa, mereka juga merasakan sedih dan juga kecewa. Namun hakikatnya mereka kembalikan lagi kepada Allaah pemilih semesta ini. Mereka kembalikan kepada Allaah, Dzat yang tidak akan mengkhianati titipan.
Demikianlah rasa tenang itu mereka raih dengan memahami hakikat bahwasanya apa yang menimpa hidup mereka adalah terbaik untuknya. Allaah karuniahkan ketenangan kepada mereka sebab keyakinan mereka yang begitu utuh akan janji Allaah..
"Allaah, jika pada hari ini aku disibukkan pada hal-hal yang aku sendiri tidak tahu sedang mengejar apa, maka hadirkan lah rasa tenang dalam diriku. agar aku paham kapan aku harus berhenti, kapan harus berupaya, kapan akan harus terus berjuang. Karuniakan aku rasa tenang dalam menjalani kehidupan yang tidak pasti ini. agar aku tidak begitu takut pada apa-apa yang belum aku gapai, pada apa-apa yang memang tidak menjadi bagianku. aku hanya ingin menjadi hamba yang banyak syukur atas segala kebaikan Engkau kepada diriku ini."
menatap langit || 19.42
340 notes · View notes
kurniawangunadi · 5 months
Text
Menarik Diri dari Kehidupan
Akhir-akhir ini merasa lebih tenang, memang masih ada gelisahnya tapi tidak secemas sebelumnya. Mulai merasa nyaman dengan tidak banyak berinteraksi dengan gawai, tidak cek sosial media, dan fokus dengan alam pikiran dan diri. Di tengah-tengah arus setiap orang ingin mengenalkan dirinya ke publik dengan berbagai macam branding. Justru mulai merasa nyaman ketika tidak dikenal siapapun. Proses ini memberikan refleksi yang sangat banyak. Bahkan saat tulisan ini ditulisa di jam 2 pagi, hikmah itu masih belum berhenti mengalir rasanya. Di saat arus kehidupan seolah menuntut kita untuk dikenal dengan ini dan itu, di saat yang sama banyak sekali kehidupan yang berjalan di tempat-tempat yang jauh yang tak kita kenal, di desa, di dalam gang, di tumpukan gedung-gedung, di jalanan, dan lain-lain. Orang-orang yang bekerja untuk kehidupannya, tidak dikenal siapapun, tapi hati mereka dicukupkan dengan ketenangan, mereka tidak takut miskin, mereka tidak dikhawatirkan dengan hujan yang deras diperjalanan karena tidak memiliki mobil, tidak bingung dengan AC yang mati karena mereka memiliki rumah untuk berteduh. Hati mereka dilapangkan dengan rasa cukup. Sementara sebagian kita gelisah dengan gaji yang cukup besar, apakah nanti cukup untuk ini dan itu. Bahkan di alam bawah sadar kita, kita dihantui ketakutan akan kemiskinan dan terus merasa kurang.
Di saat kita berpikir bahwa kita harus terus menerus bekerja untuk bisa menumpuk harta, memiliki uang yang cukup, kemudian nanti bisa memiliki lebih banyak kesempatan dan waktu luang. Ada orang-orang yang ditempat jauh dan tidak kita kenal. Di sebuah desa, di dalam kontakan, di pesisir pantai. Mereka yang memilih jalan untuk mengabdikan dirinya, memilih jalan yang tidak ada gegap gempita dan hitungan uang yang bisa membuat mereka kaya raya seperti tujuan yang sedang ingin kita capai. Mereka memilih jalan untuk mengajarkan ayat-ayat Tuhan di surau-surau yang lapuk, mereka membantu orang-orang yang tidak mereka kenal, dan banyak lainnya.
Di saat kita merasa bahwa kita harus sangat keras dengan diri kita sendiri agar kita bisa mencapai mimpi-mimpi, membuktikan diri ke orang lain yang meremehkan, menunjukkan bahwa kita ada dan layak diperhatikan. Kita lupa bahwa akhirnya tidak ada orang yang lembut dengan diri kita, karena satu-satunya orang yang kita harapkan bisa bersikap lembut ternyata sama kerasnya, ialah diri kita sendiri. Hingga akhirnya diri kita pun menjadi orang yang sama kerasnya ke orang lain, menjadi lingkaran setan yang tak berujung.
Kini kita sama-sama dewasa, melalui jalan yang kita pilih sendiri-sendiri. Tapi, apakah kita mau berpikir sejenak pada apa yang sedang kita jalani? Apakah benar tidak ada hal yang harus dikoreksi? Jika jalan ini sangat menggelisahkan, apakah kita mau menjalaninya seumur hidup? Sepenting apakah tujuanmu sehingga di saat ini, bahkan kamu tidak pernah bersikap lembut ke dirimu sendiri? Apakah kamu yakin bakal ada umur untuk sampai ke tujuanmu? Kapan terakhir kamu berwelas asih sama diri sendiri? Orang yang selama ini hidupnya begitu keras.
424 notes · View notes
tentangtenang · 2 months
Text
Berdoalah, Sampai Kita Lupa
Belakangan ini, saya sedang belajar memaknai bahwa doa adalah tentang proses-proses di dalam hidup. Menyampaikannya kepada Allah adalah proses dimana kita mengenali dengan baik apa yang menjadi kebutuhan kita dan alasan mengapa kita membutuhkannya, sampai jawabannya lurus selurus mungkin. Mengulang-ngulangnya adalah proses dimana kita belajar berprasangka baik, meski tidak pernah terbayang kapan doa itu akan menjadi nyata. Menunggu keputusan-Nya atas doa itu pun proses dimana kita akan dipertemukan-Nya dengan berbagai dinamika hidup hingga kita berpikir, "Apakah benar saya menginginkannya? Apakah benar ini adalah satu-satunya sumber ketenangan dan kebahagiaan yang saya cari? Apakah benar harus saat ini?" dan seterusnya.
Tentang berdoa, suami saya pernah bilang, "Berdoa aja terus, sampai kita lupa kalau kita pernah punya doa itu, sampai kita tidak lagi fokus pada kapan doa itu akan dikabulkan. Di saat-saat seperti itu, biasanya Allah berikan, bukan?" Ketika mendengarnya, saya sedikit bingung, "Bagaimana bisa kita lupa pada doa yang setengah mati kita harapkan? Kalau sesuatu itu penting bagi kita, bukankah kita tidak akan semudah itu untuk melupakannya?" Kemudian,
Perjalanan memaknai nasehat suami tersebut rupanya mempertemukan saya dengan sebuah pemaknaan bahwa lupa yang dimaksud bukanlah terlepasnya doa dan pengharapan kita itu dari ingatan, tetapi terlepasnya diri kita dari ikatan dan harapan yang tinggi terhadap kapan dan bagaimana doa tersebut harus dikabulkan.
Terus berdoa, tetapi lepaskan ikatan terhadap pengabulannya. Oh, ya Allah! Ini sulit sekali. Tetapi, saya jadi berpikir lagi, "Kalau kita meninggikan harap pada sesuatu yang kita doakan hingga terus-menerus diingat, dipikirkan, didambakan, sampai patah hati ketika belum dikabulkan, bukankah sesuatu itu mungkin sekali menjadi illah (sumber kecintaan) kita di dalam hidup? Satu-satunya illah kan hanya Allah. Lalu bagaimana jika dengan harapan yang tinggi itu kita ternyata sedang menghadirkan tandingan-tandingan-Nya di hati kita tanpa kita sadari?"
Astaghfirullah. Ya Allah, terimakasih atas makna berharga yang Engkau hadirkan ini. Ampunilah aku, yang dalam berdoa pun ternyata masih tidak tahu diri. Mampukanlah aku untuk tetap bersabar dan menjalani hidup sebagaimana arahan-Mu tanpa berfokus pada apa-apa yang belum ada dan belum termiliki.
Wallahu 'alam bishawab.
218 notes · View notes
ibnufir · 9 months
Text
Percaya bahwa rezeki tidak tertukar, adalah keimanan
Punya hati yang ikhlas untuk melihat pencapaiannya orang lain, adalah sebuah keistimewaan yang luar biasa.
Karena tertawa melihat penderitaan orang lain itu mudah.
Merasa baik-baik saja ketika orang lain di bawah, itu biasa.
Tapi turut mendoakan ketika orang lain sampai pada rezekinya, itu ilmu hati yang perlu dilatih berkali-kali.
Apalagi ketika kita merasa di bawahnya. Ketika kita merasa satu langkah tertinggal di belakangnya.
Percaya bahwa rezeki tidak tertukar, adalah keimanan.
Karena bisa jadi memang rezeki kita selalu berbeda satu dengan yang lainnya.
Pencapaian kita tidak akan pernah sama.
Mungkin kita hanya perlu membiasakan diri untuk memberi ucapan selamat. Turut mendoakan dan bertepuk tangan atas keberhasilannya orang lain.
Bukankah Allah sudah menakar sesuai kemampuan hambanya masing-masing?
Ketika jalan kita dirasa sulit dan orang lain begitu mudah. Percayalah bahwa garis finishnya berbeda, waktu kita tidak sekarang.
Tapi setidaknya yang bisa kita usahakan saat ini juga;
Tidak iri melihat pencapaian orang lain merupakan sebuah ketenangan hati yang tidak semua orang mampu meraihnya.
Semoga hati kita selalu berada dalam keridhoan dan keikhlasan.
—ibnufir
598 notes · View notes
ceritajihan · 3 months
Text
Jangan terlalu mencari tau
Ketidaktahuan mu saat ini mungkin adalah sebuah ketenangan yang harus kamu syukuri.
@ceritajihan
Luwuk banggai 05-Juli-2024
179 notes · View notes
milaalkhansah · 6 months
Text
Akan ada hari di mana solat kita hanya berisi dengan air mata dan permintaan maaf. Tak lagi dipenuhi berbagai macam keinginan duniawi. Karena satu-satunya pinta kita kini ialah, bagaimana agar Allah mau memaafkan kita, dan ridho atas diri kita.
Akan ada hari di mana kita berandai agar diciptakan dalam rupa yang bukan manusia saja. Kita teringin menjadi berbagai bentuk lain. Apa saja. Sebuah tumbuhan, semut yang berjalan. Ataupun batu yang cuman diam. Asal bukan manusia. Karena menjadi manusia memang semelelahkan itu. Beban pertanggungjawaban yang menanti kita kelak di akhirat selalu membuat kita was-was, apakah kita bisa selamat darinya?
Akan ada hari di mana, mata kita kini tak lagi mengeluarkan air mata. Bukan karena kita tak lagi merasa sedih, ataupun terluka. Kita hanya telah merasa bahwa kepada tangis pun, hati kita tak lagi terasa lega. Hati kita menjadi mati rasa, karena dengan begitu, semua hal terasa menjadi lebih mudah & biasa-biasa saja untuk kita.
Akan ada hari di mana, kita tidak lagi berselera melakukan apa-apa. Hidup kita memang masih berjalan seperti biasa. Namun tanpa gairah di dalamnya. Kita hanya melakukan semuanya semampu dan sebisa kita. Mencoba untuk tetap waras, sembari menunggu waktu jadwal kepulangan.
Akan ada hari di mana, kita akhirnya mengerti, mengapa Allah menciptakan dunia semelelahkan ini. Karena Allah tidak mau kita ingin hidup lama di dalamnya. Karena Allah tak ingin kita menjadikan dunia sebagai tujuan segalanya. Karena Allah tak ingin membuat kita lupa bahwa kita tak selamanya. Karena Allah tak ingin kita terlena dan terlarut dengan apa yang ada di dalamnya. Karena Allah tak ingin kita melupakan tempat kita kembali.
Dan karena Allah menginginkan kita selalu mengingat bahwa hanya kepada-Nya lah ketenangan itu didapatkan, bahwa hanya kepada surga-Nya lah tempat segala kenikmatan.
@milaalkhansah
202 notes · View notes
Text
Adakalanya satu titik dalam hidupmu, tersembunyi merupakan sebuah ketenangan. Ada kalanya, kita merasa tak apa ketika orang-orang tidak mengetahui aktifitas kita; pencapaian kita; dan segala hal tentang kita. Bagiku ini kedamaian. Tak lagi senang dipandang, tak lagi sedih diacuhkan.
Rasanya melegakan. Diri tak lagi menebarkan apapun. Cukup orang-orang terdekat yang melihat, diluaran tak apa, sebab mereka melihatpun terkadang tidak memberi keuntungan apapun.
Semoga istiqamah hati ini menerima. Sejatinya memang tak semua harus diumbar dan dijadikan ajang berlomba. Tak mengapa. Tak mengapa.
254 notes · View notes
creativemuslim · 1 year
Text
Begitu lucunya ya kita—manusia. Seringkali disibukkan dengan isi kepalanya sendiri, sibuk menggeledah kemungkinan-kemungkinan pada hal-hal yang sebenarnya belum pasti terjadi.
Pikiran kita terbang ke sana kemari, menggumamkan gumaman "kalau nanti" yang seakan-akan skenario itu pasti akan dialami. Padahal yang dipikirkan itu pun belum sama sekali terjadi. Aneh sekali.
Lalu kita kesal, marah, bingung, lelah hanya karena membayangkan hasil fantasi skenario pikiran yang kita buat-buat. Lucu. Mau sampai kapan sebenarnya kita, membiarkan pikiran kita disibukkan oleh kekhawatiran?
Mau sampai kapan sebenanya kita, membiarkan pikiran kita diramaikan oleh ketakutan?
Mau sampai kapan sebenarnya kita, membiarkan pikiran kita dijejali oleh rasa keputus asaan?
Dan mau sampai kapan sebenarnya kita, melupakan Allah yang dengan kemahaanNya mudah sekali memberikan ketenangan? Mengatur kepastian. Memberikan jawaban.
Sibuk sekali ya kita menyusahkan diri. Padahal tak pernah-pernah Allah suruh kita mengurusnya sendiri.
Berhentilah membuat banyak rekaan kejadian di kepala. Bukan sebuah tugas untuk kita meraba-raba kepastianNya. Karena sejatinya kita tak mungkin bisa mengatur kejadian di masa depan.
Maka, hiduplah di atas keyakinan bahwa Allah adalah sebaik-baik perencana. Sebaik-baik yang menetapkan ketetapan. Dan segala apa yang ditetapkanNya adalah hal yang terbaik untuk kita dapatkan.
591 notes · View notes
gadiskaktus · 3 months
Text
Tumblr media
Jadi, apa yang sedang kita inginkan?
Jika kita yang masih sendiri memimpikan pernikahan, tapi kenapa yang sudah menikah terkadang ingin menjadi single lagi?
Jika ada yang masih menganggur memimpikan diterima di tempat kerja, tapi kenapa kita yang sudah bekerja terkadang ingin resign segera?
Jika ada yang belum memiliki anak memimpikan memiliki anak yang lucu, tapi kenapa ada yang sudah dikaruniai anak banyak yang lalai dalam mendidiknya?
Jika ada yang belum memiliki rumah memimpikan tidur nyaman dan enak, tapi kenapa yang tidur di rumah mewah atau hotel tidak merasakan tenang dalam tidur, tapi malah gelisah?
Tapi ketika hati melepaskan semua keinginan-keinginan itu , Allah beri ketenangan dan kedamaian hati. "Aku juga ingin ini ya Rabb. Sebuah tenang, walau hari ini tidak memiliki apa-apa. Cukup hadirkan rasa tenang ya Allah."
66 notes · View notes
funifunfun · 5 months
Text
Sebuah Validasi
Terlalu keras pada diri sendiri menyebabkan orang lain juga akan keras kepada dirimu. Menganggap terlalu berlebihan dalam segala masalah. Setiap orang memiliki masalah dan dinamikanya masing-masing, namun tidak seberisik kita.
Bersyukur dan let it flow, ikuti arus nya, ikuti jalan takdir. Berdoa untuk selalu diberikan yang terbaik dalam segala hal. Lapangkanlah hati untuk menerima segala takdir baik maupun buruk. Berpikirlah hal hal yang baik dan positif, ucapkanlah hal hal yang baik. lakukanlah tindakan tindakan yang baik untuk dirimu sendiri dengan mengingat tidak mencelakai orang lain.
mungkin secara tidak sengaja memang benar, ucapan yang kita anggap biasa bisa menjadi pisau tajam bagi orang lain. karena perbedaan culture, pola pengasuhan, kebiasaan, pengalaman yang dimiliki membuat setiap orang memiliki sudut pandang yang berbeda. Oleh karena itu, jagalah lisan, jaga sikap dan jaga tingkah laku kepada siapapun itu. bahkan dengan orang terdekat.
Luka dan bahagia lebih sering kita dapatkan dari orang yang paling dekat dengan kita. Saringlah apa apa yang masuk ke dalam tubuh kita. baik asupan makan, yang kita dengar, kita cium, kita lihat, kita rasakan. Pilihlah dan izinkanlah segala hal baik yang masuk ke dalam diri kita. Berikan energi energi positif pada diri kita. Jika kamu sudah berdamai, orang di sekitar pasti akan merasakan hal itu. carilah kebahagiaan dan ketenangan itu ada di dalam diri kita, dari diri kita yang paling dalam, selami hingga ke dasar dasarnya. Kamu akan menemukan dirimu yang asli, dirimu yang nyata. Sesungguhnya apa yang kamu inginkan, apa yang harapkan, apa yang terbaik buat dirimu. Itu ditanyakan kepada dirimu sendiri. Validasilah dirimu oleh dirimu sendiri. Mencari validasi ke berbagai orang akan membuat luka bagi dirimu sendiri karena membuka luka yang sudah mulai sembuh namun kamu buka kembali. dan bisa jadi juga akan menyakiti dan membunuh orang yang menjadi tempat kita mencari validasi.
Semangat untuk individu yang selalu membutuhkan validasi dari orang lain. kamu pasti bisa mencari validasi itu ke dalam diri kamu sendiri. Latihlah terus otot otot mental kita, sama hal nya seperti membentuk otot fisik, diperlukan berulang kali latihan untuk kita bisa memiliki otot yang kita harapakan, begitu juga otot otot mental kita. Sekali dua kali gagal tidaklah masalah, bahkan beribu kali gagal itu tidak masalah. Yang menjadi masalah adalah ketika kita berhenti untuk mencoba lagi dan terus mencoba lagi untuk bangkit.
Tenang, cuma sampai kita mati saja kok, kalau sudah mati mungkin sudah tidak akan ada masalah hidup (ya karena udah mati wkwk). Coba lihat usiamu sekarang berapa tahun, kira kira punya ekspektasi hidup hingga berapa tahun. Apakah sisa sisa waktumu hanya untuk digunakan untuk berisik dengan segala hal di luar ekspektasi? atau bisa kamu gunakan untuk hal hal yang lebih bermanfaat lagi, untuk dirimu sendiri dan untuk orang lain.
Ingat perlu jaga niat, karena segala tindakan tergantung dari niatnya. Milikilah niat sebaik baiknya. dan tentu saja lakukan tindakan yang tidak menyimpang dari niat kita.
Semangattt readersss :))
107 notes · View notes
andromedanisa · 18 days
Text
laki-laki bekerja seumur hidupnya.
aku pernah membaca sebuah kalimat yang ketika membacanya aku menangis, kalimatnya kurang lebih seperti ini, "laki-laki bekerja seumur hidupnya."
lalu setelahnya ada keterangan sebuah ayat QS. At-Taubah:105, "Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allaah dan RasulNya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allaah) yang Maha Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakanNya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan."
itulah mengapa para wanita diperintahkan untuk taat dan berkhidmat kepada seorang suami. sebab laki-laki akan bekerja seumur hidupnya. sebab ia adalah seorang qawwam (pemimpin) bagi keluarganya. maka ia bertanggung jawab akan hal itu hingga akhir.
betapa melelahkannya dunia, namun ia harus berlelah-lelah menghadapi itu semua. seorang wanita sekaligus istri itu juga melelahkan dan semua orangpun akan merasakan kelelahan selama masih didunia. aku paham, sebab aku sendiri ketika sebelum menikah juga bekerja.
aku masih ingat betul betapa melelahkannya menjadi seorang pekerja. sekalipun pekerjaan menyita banyak waktu dikantor. memang bukan fisik yang lelah, namun hati, pikiran rasanya lelah sekali. setiap kali lelah hanya bisa berdoa agar Allaah menolongku dari kondisi yang demikian.
setelah menikah, aku menemukan jawaban atas doaku yang dulu pernah aku pintakan kepada Allaah. kini, begitu lapang dan tenang. maka benarlah fitrah seorang wanita adalah rumahnya. apresiasi kepada mereka para wanita yang bekerja ataupun yang memilih berkarir dirumahnya.
kini doaku lebih sederhana, "ya Allaah, kuatkanlah pundak para suami, para ayah, yang bekerja sebab Engkau perintahkan kepada mereka, berikanlah kemudahan atas segala urusan mereka, lancarkanlah rezeki mereka, bahagiakanlah hati mereka dengan keluarga yang menyayangi mereka, berikanlah surga kepada mereka yang bekerja mencari nafkah yang halal dan meninggalkan yang haram sebab mencintai keluarganya karenaMu."
oleh karena itu wahai diriku, banyak-banyaklah bersyukur kepada Allaah atas kondisimu saat ini. banyak-banyaklah meminta untuk keselamatan dunia dan akhiratnya, teruslah untuk mau tumbuh dan terus belajar menjadi seorang wanita yang tenang, wanita yang sholihah, wanita yang tau kapan harus bersikap kepada suami, wanita yang selalu menyenangkan hatinya,. teruslah berkhidmat dan taat kepadanya sebab Allaah telah memerintahkan itu kepadamu.
sejatinya para suami atau ayah itu mencintai keluarganya bukan sekadar ucapan manis saja, melainkan tanggung jawabnya hingga seumur hidupnya bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. jangan banyak menuntut kepada makhluk, sebab hanya akan kecewa pada akhirnya.
berkhidmat, taat, dan patuh kepada suami adalah bentuk ketaatan kita kepada Allaah sebab Allaah yang memerintahkan akan hal itu. wanita dan laki-laki memiliki peran dan tanggung jawabnya masing-masing, dan tidak ada kedzaliman akan hal itu.
semoga Allaah mengkaruniahkan banyak-banyak kebaikan kepada para suami, kepada para ayah hebat di muka bumi ini. "ya Allaah, kumpulkanlah kami kembali bersama orang-orang yang kami cintai."
terimakasih untuk pembuktiannya, terimakasih untuk tanggung jawabnya, terimakasih untuk semua kebaikannya yang jauh sebelum aku memintanya. atasa kebaikan Allah kepada diri ini. dan aku bersyukur atas semua itu. semoga Allaah menjaga pernikahan kaum muslimin dimanapun berada dengan ketenangan, sakinah, mawadah, warahmah...
sudut ruang || 22.42 || 07.09.24
122 notes · View notes
kilasjejak · 6 months
Text
Syarat sebuah ketenangan hanya satu, "Dekat dengan Allah"
Tapi perjuangannya luasr biasa, melawan diri, melawan hawa nafsu, melawan was-was syetan. Entah syetan wujud manusia atau jin.
60 notes · View notes
mamadkhalik · 7 months
Text
Ibadah Terlama
Saya lupa tadi lewat di timeline punya siapa, tapi saya sepakat bahwa ibadah terlama itu bukan menikah, tapi tauhid.
Mengapa? Sejauh seperempat abad ini, memang ujian terbesar kita adalah memaknai tauhid, akidah, syahadatain, dan sebagainya.
Kita pasti dihadapkan pada pilihan berat, tapi kita berhasil melewatinya. Itu kuasa Allah, sudah tertulis di langit.
Kita dihadapkan keraguan akan suatu hal, bingung, lalu menghadap kepada Allah. Akhirnya diberikan ketenangan dan kemantapan hati. Itu kuasa Allah.
Dan masih banyak lagi, tentang kuasa yang tak terhingga, pergantian siang malam, fenomena-fenomena yang di luar nalar, juga tentang keajaiban yang hadir dari tempat yang tak disangka-sangka. Itu kuasa Allah.
Coba renungi kembali Ayat-ayat ini :
"Allah tidak membebani kaum melebihi kemampuanya"
"Bersama kesulitan ada kemudahan"
"Kamu adalah umat terbaik...."
"Nikmat manalagi yang kau dustakan?"
Salah seorang senior menjelaskan, betapa pentingnya kekuatan akan tauhid ini sebelum umur 40 tahun.
Jangan sampai nanti tubuh kita menua, namun ruh kita masih seperti anak kecil akibat memahami tauhid yang salah, sekadar menggugurkan ibadah hingga tak merasa itu sebuah kebutuhan dan kewajiban. Jangan sampai.
Arsa Coffee and Library, 4 Ramadan 1445 H
Tumblr media
*) edisi ngisi diskusi di warung kopi kebanggaan. From customer to narasumber
60 notes · View notes
ibnufir · 1 year
Text
Di mana ketenangan itu sebenarnya?
Pernah engga sih merasa begitu tenang, menjalani hidup tuh kaya pasrah aja gitu. Ga banyak minta, ga banyak berharap apa-apa.
Bener-bener tenang, tanpa beban.
Padahal sebenernya boleh-boleh aja berharap dalam doa. Bahkan mau minta apa aja, ya boleh.
Mungkinkah memang semenangkan ini di sepertiga malam?
Diantara begitu banyaknya kekhawatiran, ketakutan dan kecemasan. Dari begitu banyaknya hal yang rasanya ingin sekali diceritakan.
Seakan seperti badai yang kemudian mereda dengan sendirinya. Langit menjadi biru, udara menjadi sejuk dan matahari menghangat dalam dada.
Seperti seorang anak kecil yang menangis kencang lalu tiba-tiba tenang di pelukan ibunya.
Masya Allah....
Semakin dekat denganMu, kedamaian hati ini semakin nyata.
Apakah mungkin segala macam bentuk kekhawatiranku selama ini, adalah bentuk ketidakpasrahanku?
Apakah segala macam bentuk ketakutan dan kecamasanku, adalah bukti semakin jauhnya diri ini dariMu ya Rabb?
Sebab nyatanya, semua yang di hidupku sekarang cukup. Semua baik-baik saja dan aku mampu melewatinya.
Hanya bedanya, aku tidak pernah memiliki ketenangan seperti sekarang.
Ketenangan yang barangkali sebetulnya memang miliku.
Tetapi ketika Kau hadir, di malam-malamku. Aku tidak pernah berusaha untuk mengambilnya darimu.
Sebuah ketenangan milikku.
Ketenangan yang tidak lagi membuatku tergesa-gesa.
—ibnufir
348 notes · View notes
ceritajihan · 9 months
Text
Ketenangan berasal dari keyakinan
Tumblr media
Kau bertanya-tanya mengapa ada begitu Banyak orang yang begitu lapang hati nya saat ditimpa sebuah musibah? 
Lalu dirimu berkaca di cermin, bertanya pada hati mu mengapa kau begitu mudah sakit dan sesak saat menghadapi sebuah masalah,  bahkan berlaku pada masalah-masalah sederhana sekalipun?
Sebenarnya, rahasia orang-orang yang begitu lapang hati nya saat di timpa musibah begitu sederhana;
Di dalam hati mereka mantap mengatakan bahwa masalah-masalah yang kini sedang menggerogoti hati nya tidak sebanding dengan kebesaran tuhan yang akan memberikan jalan keluar untuk dirinya, mereka begitu yakin dan keyakinan adalah bentuk sebuah keimanan.
Sebab keyakinan lah yang membuat mereka begitu lapang hatinya, begitu ringan langkah nya serta begitu tenang dalam kehidupan nya.
@ceritajihan
Luwuk Banggai, 13 Januari 2024
193 notes · View notes
milaalkhansah · 1 month
Text
If it's the right time, everything will be easy
Kalau sudah waktunya. Jalannya pasti akan dipermudah. Kamu tidak lagi perlu sekeras itu untuk mempertahankan seseorang. Kamu tidak akan lagi mempertanyakan kelayakan dirimu sendiri, karena kelak kamu akan bertemu dengan seseorang yang membuat kalian berdua merasa sangat bersyukur dan beruntung dimiliki oleh satu sama lain. Kamu tidak akan lagi sibuk memikirkan bagian mana dari dirimu yang membuat dia jatuh hati. Kamu tidak lagi perlu memaksa dirimu untuk berubah menjadi orang lain hanya untuk membuatnya bisa menyukaimu. Kamu tidak perlu lagi berandai-andai: "seandainya aku begini, seandainya aku begitu..." Karena kamu dan segala yang ada dirimu sangat cukup dan mudah untuk dicintai.
Kelak kalau sudah waktunya, semuanya pasti akan dipermudah: perasaanmu, restu keluargamu, proses kalian berdua untuk bersama. Kalian tidak perlu lagi bersusah payah. Tidak akan ada lagi sakit hati, apalagi air mata. Hatimu pula diberikan ketenangan dalam mempersiapkan segalanya.
Kamu pasti tahu, bahwa tanda kamu belum siap adalah perasaan tidak tenang, dan juga keraguan yang kamu rasakan. Kamu takut untuk mulai mengenal orang lain. Kamu takut menjalin sebuah hubungan. Kamu takut mencintai orang lain. Dan kamu pasti juga tahu semua perasaan itu datang dari berbagai hal yang perlu kamu persiapkan. Perlu kamu tuntaskan dan selesaikan terlebih dahulu. Sederhananya, semuanya pasti tidak akan serumit itu bila beban yang menahan langkahmu selama ini sudah jauh berkurang. Kalau kamu telah berjanji untuk menuntaskannya satu per satu dulu, sebelum memulai langkah yang lebih besar.
Seseorang pernah bilang,
Selesaikan dirimu sendiri dulu sebelum memulai hubungan dengan orang lain.
Selesaikan apa yang kamu tahu harus kamu selesaikan. Berdamailah dengan apa yang terjadi di masa lalumu. Jangan pernah berharap seseorang akan datang menyembuhkan dan menyelamatkanmu. Karena orang lain bukan tempat rehabilitasi. Setiap orang bertanggung jawab dengan lukanya masing-masing.
Jangan jadikan kehidupan orang lain sebagai segala alasanmu memulai sesuatu. Jangan pula jadikan apa yang ada di kehidupan orang lain sebagai standar atau patokan kamu terhadap sesuatu. Kita mungkin bisa mengambil pelajaran dari kehidupan mereka. Tapi tidak adil rasanya bila mengukur nasib kita akan sama dengan apa yang kita lihat.
Kelak, kalau semuanya telah kamu selesaikan. Kamu akan lebih ringan melangkah. Ketakutan mungkin akan sesekali kamu genggam. Namun tanpa adanya lagi beban yang memberatkan perasaanmu, kamu pasti akan percaya kalau kamu pun juga bisa bahagia seperti mereka.
Ayo mulai benahi segalanya satu per satu. Karena kelak kalau waktunya sudah tepat, tanpa bersusah payah lagi, kalian pasti akan saling menemukan.
121 notes · View notes