Tumgik
#wolbachia
tarrot-patch · 3 months
Text
Tumblr media
forced feminisation
6 notes · View notes
bpod-bpod · 8 months
Text
Tumblr media
Fertile Relationship
The mechanisms underlying the benefit the insect- and worm-infecting bacterial species Wolbachia confers on its host's fertility revealed. Insight for honing approaches that target Wolbachia in pest biological control
Read the published research paper here
Image from work by Shelbi L. Russell and colleagues
Department of Biomolecular Engineering, University of California Santa Cruz, Santa Cruz, CA, USA
Image originally published with a Creative Commons Attribution 4.0 International (CC BY 4.0)
Published in PLOS Biology, October 2023
You can also follow BPoD on Instagram, Twitter and Facebook
7 notes · View notes
zaddyazula · 2 months
Text
the leftovers of my mgs hyperfixation really came out today wolbachia got mentioned in biology
4 notes · View notes
galtzagorri-marrazki · 11 months
Text
Tumblr media
ZORIONAK COVID!
2021 UDABERRIA
6 notes · View notes
Text
How Mitochondria used to be Parasites that Created Gender
How Mitochondria used to be Parasites that Created Gender
How Mitochondria used to be Parasites that Created Gender Forward: I’ve been too busy this past week to write an article but didn’t want to be on hiatus for so long. I found this article which I wrote four or five months ago but didn’t post because the humor turned out a lot darker than what I would normally do. I dunno, mitochondria are just really based and spicy, I guess. Keep that in…
Tumblr media
View On WordPress
2 notes · View notes
raflysium · 2 years
Text
Pemanfaatan Bakteri Wolbachia
SERIAL SCIENCE - EPISODE 02
Bagaimana pendayagunaan dari bakteri Wolbachia? Lalu apa bentuk pendayagunaan-nya? Emang apa sih hebatnya bakteri yang satu ini? Sebenarnya bakteri woolbachia itu apa? Hmm, menarik nih untuk dicari tahu.
Bakteri wolbachia:
Pada tahun 1924 bakteri ini ditemukan pertama kali oleh Marshall Hertig dan S. Burt Wolbach pada nyamuk Cullex pipiens, dan pada tahun 1936 bakteri ini dinamai Wolbachia pipientis. Jadi, kita dapat mengetahui nama lengkap dari bakteri ini adalah Wolbcahia pipientis.
Seorang pakar entomologi dan Kesehatan veteriner, dan juga kadiv. Parasitology dan entomologi Kesehatan di IPB Bogor, Prof drh. Upik Kesumawati Hadi., MS., Ph.D. mengatakan wolbachia adalah bakteri gram negative yang berbentuk batang dan berhabitat di dalam sel yang menginfeksi berbagai hewan invertebrata atau tanpa tulang belakang, terutama pada berbagai jenis anthropoda dan serangga. Wolbachia ini merupakan salah satu jenis pathogen yang menginfeksi sistem reproduksi serangga. Bagi yang belum tahu, pathogen adalah mikroorganisme parasite yang meyebabkan penyakit pada inangnya.
Pendayagunaan Wolbachia: Mengendalikan Penyebaran Penyakit DBD (demam berdarah dengue):
Setelah kita berkenalan dengan Wolbachia, lantas bagaimana bentuk pendayagunaan dari bakteri satu ini? Ternyata oh ternyata, Wolbachia ini dimanfaatkan untuk mengendalikan penyebaran penyakit menular mematikan yakni demam berdarah dengue (DBD). Hah? Emang bisa? Bisa dong, jadi begini…
Dalam laman situs resmi World Mosquito Program menyebutkan bahwa Wolbachia adalah bakteri alami yang terdapat pada 60% spesies serangga, termasuk di beberapa jenis nyamuk. Namun Wolbachia ini tidak terdapat pada jenis nyamuk Aedes aegypti, spesies utama yang bertanggung jawab atas penularan virus ke manusia seperti dengue, zika, cikungunya, dan yellow fever (demam kuning).  Wolbachia ini termasuk aman bagi manusia.
The New England Journal of Medicine juga menegaskan hal yang sama dalam jurnalnya yang berjudul Efficacy of Wolbachia-infected Mosquito Deployments for the Control of Dengue yang diterbitkan pada juni 2021, jurnal tersebut mengatakan bahwa bakteri Wolbachia ini menginfeksi berbagai jenis serangga, akan tetapi tidak terjadi pada nyamuk Aedes aegypti.
Seperti yang sudah dimention sebelumnya, bakteri Wolbachia ini didayagunakan untuk mengendalikan penyebaran virus dengue penyebab demam berdarah yang dibawa oleh inangnya yaitu si Nyamuk Aedes aegypti. Lalu bagaimana mekanismenya?
Nyamuk Aedes aegypti ini pada awalnya sudah terinfeksi virus dengue/demam berdarah, lalu gigitan nyamuk ini kepada manusia yang membuat virus DBD tertular ke manusia sebagai inangnya yang baru dan menyebabkan penyakit demam berdarah yang dapat berujung kematian. Nah, disinilah peran para saintis untuk berupaya mengatasinya. Begini caranya…
Jadi, bakteri Wolbachia dimasukkan ke dalam telur-telur Nyamuk dengan cara menyuntikkannya. Sebelum dimasukkan, di dalam telur nyamuk kan sudah terinfeksi virus dengue, setelah Wolbachia dimasukkan, terjadilah pertempuran epic antara bakteri Wolbachia vs virus dengue. Wolbachia ini bukan bakteri kaleng-kaleng, kalau diibaratkan dengan dunia manusia bakteri Wolbachia sebagai pasukan sultan Al-Fatih dan virus dengue sebagai pasukan konstantinopel. Yups, sudah dapat ditebak, epic battle ini dimenangkan oleh bakteri Wolbachia.
Setelah itu, virus dengue pun menjadi tunduk dan jinak kepada bakteri Wolbachia, sehingga menghentikan proses replikasi dari virus dengue di dalam tubuh nyamuk. Akibatnya virus DBD tidak dapat ditularkan kepada manusia. Bakteri Wolbachia ini damage-nya luar biasa karena dapat menganggu sistem reproduksi nyamuk dan dapat diturunkan ke generasi nyamuk selanjutnya. Begini skemanya:
Ada tiga skema penurunan bakteri Wolbachia ke generasi berikutnya:
Pertama, Jika nyamuk betina ber-wolbachia kawin dengan nyamuk jantan tidak ber-wolbachia, maka telur yang dihasilkan seluruhnya akan ber-wolbachia.
Kedua, Jika nyamuk betina tidak ber-wolbachia kawin dengan nyamuk jantan ber-wolbachia, maka telur yang dihasilkan akan mati atau tidak menetas.
Ketiga, Jika nyamuk nyamuk betina ber-wolbachia kawin dengan nyamuk jantan yang ber-wolbachia juga, maka telur yang dihasilkan seluruhnya akan ber-wolbachia.
Seperti itulah skema Wolbachia yang diturunkan ke generasi nyamuk selanjutnya. Sehingga, dengan kata lain bakteri Wolbachia akan ada dalam setiap generasi nyamuk. Menurut Prof drh. Upik Kesumawati Hadi., MS., Ph.D. dalam tulisannya yang berjudul “Wolbachia pipientis, bakteri pada serangga”, Keuntungan lain dari pola penyebaran Wolbachia antar generasi ini adalah semakin lama masa hidup nyamuk yang terinfeksi Wolbachia, maka semakin besar kemungkinan infeksi/penularan Wolbachia ke seluruh populasi nyamuk dalam jangka waktu yang singkat.
Di Indonesia, pada tahun 2014 nyamuk Aedes aegypti ber-wolbachia pertama kali dilepas-sebarkan di Daerah Istimewa Yogyakarta, kota berpenduduk padat dengan pravelensi wabah DBD yang tinggi. Pelepasan nyamuk Aedes aegypti ber-wolbachia ini dirintis oleh Eliminate Dengue Project (EDP) yang pimpin oleh Prof. Adi Utarini. Prof. Adi Utarini yang juga Guru Besar di UGM ini adalah salah satu ilmuwan wanita kebanggan Indonesia yang masuk daftar “Nature’s 10: Ten People Who Helped Shape Science in 2020” atau mudahnya yang masuk daftar 10 ilmuwan berpengaruh di dunia 2020. Wow, aku pun nge-fan sama Prof Adi Utarini ini, hihi. Okay, lanjut. Tujuan dari pelepasan nyamuk ber-wolbachia ini adalah untuk membangun Wolbachia di populasi nyamuk local, dengan tujuan jangka panjang untuk mengurangi penularan penyakit yang dibawa nyamuk. Pada situs resmi WMP - World Mosquito Program, disebutkan pada Agustus 2020, World Mosquito Progam (WMP) mengumumkan hasil yang sangat menjanjikan dari program EDP ini yakni Prof. Adi Utarini dan timnya berhasil mengurangi kasus demam berdarah yang mana hasilnya menunjukkan penurunan sebesar 77% dalam kejadian demam berdarah di beberapa kota besar di Indonesia yang diobati dengan Wolbachia.
Akhirnya, sebuah perjalanan panjang ya untuk menemukan solusi dari wabah endemic penyakit demam berdarah. Terima kasih yang tak terhingga kepada para ilmuwan yang terlibat.
Jadi begitulah peran bakteri Wolbachia dalam pemanfaatanya untuk memberantas penyakit berbahaya demam berdarah.
Diolah dari berbagai sumber:
Situs laman resmi dan youtube official: Wolrd Mosquito Program
Tulisan yang berjudul “Wolbachia pipientis, Bakteri Pada Serangga” oleh Upik Kesumawati Hadi, PS Parasitologi dan entomologi Kesehatan Sekolah Pascasarjana IPB Bogor. http://upikke.staff.ipb.ac.id.
A. Utarini, C. Indriani, R.A. Ahmad, Dkk. (2020). Efficacy of Wolbachia-Infected Mosquito Deployments for the Control of Dengue. The New England Journal of Medicine, 384(23), 2117-2186. DOI: 10.1056/NEJMoa2030243
Wolbachia sebagai alternatif pengendalian vector nyamuk Aedes sp. Oleh Lusiyana N. Departemen Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia. JKKI, Vol. 6, No. 3, 2014.
1 note · View note
cebozcom · 3 months
Photo
Tumblr media
La Bacteria Wolbachia: Una Aliada Contra el Dengue | CeBoz.com
La bacteria Wolbachia y su papel en la lucha contra el dengue
0 notes
baliportalnews · 7 months
Text
Jadi Pilot Project Wolbachia, Buleleng Siap Tebar Telur Nyamuk Lawan DBD
Tumblr media
BALIPORTALNEWS.COM, BULELENG - Kabupaten Buleleng menjadi salah satu sasaran pilot project di Bali oleh World Mosquito Program (WMP) Bali dalam program ber-Wolbachia. Terkait itu, Sekretaris Dinas Kesehatan Buleleng, Nyoman Budiastawan mengaku bahwa Buleleng siap menjalankan program itu untuk melawan wabah nyamuk demam berdarah dengue (DBD). Demikian terungkap dalam Sosialisasi Penyebaran Nyamuk ber-Wolbachia di Hotel Banyualit, Rabu (8/11/2023). Sekdis Budiastawan menyampaikan bahwasannya program ber-Wolbachia adalah metode pendukung penurunan penyebaran kasus DBD di Buleleng melalui penyebaran benih nyamuk yang memiliki bakteri alami bernama Wolbachia. “Wolbachia ini sudah diuji di Jogja dan hasilnya sangat baik. Kasus DBD turun mencapai 77% dan laporan dari rumah sakit pun juga turun hingga 87%,” ujarnya. Terkait itu, pihaknya optimis program dimaksud berhasil pula diterapkan di Buleleng, tentunya dibarengi dengan dukungan masyarakat dalam pelaksanaannya nanti pada November ini. Sementara itu, dalam paparan oleh pihak WMP Indonesia, Novita Nandika menerangkan nantinya telur nyamuk ber-Wolbachia akan ditebar ke rumah-rumah warga untuk kemudian dirawat atau menjadi orang tua asuh. Masing-masing titik penyebaran telur nyamuk diberikan satu wadah dengan jumlah 500 telur. Pihaknya menekankan bahwasanya target maksimal keberhasilan penetasan telur adalah 250 nyamuk. Nantinya nyamuk dengan bakteri Wlobachia itu akan ‘bergaul’ dengan nyamuk lokal dan berkembangbiak bersama dengan bakteri Wolbachia yang akan mengakhiri rantai wabah DBD di Buleleng.(adv/bpn) Read the full article
0 notes
eurekadiario · 9 months
Text
Proyecto Wolbachia: 300 millones de mosquitos liberados, pero no una solución milagrosa para combatir el dengue, dice la NEA
En zonas con muchos mosquitos, los mosquitos Wolbachia no pueden competir con ellos y se verán "superados", afirma la Agencia Nacional de Medio Ambiente.
Tumblr media
El científico principal de la NEA, Deng Lu, señala los contenedores que contienen tiras donde los mosquitos aterrizan para poner sus huevos. (Foto: CNA/Raydza Rahman)
Paso 1: producción de huevos
Los huevos de mosquito se producen en la sala del insectario para adultos y estos huevos se utilizan para la posterior producción de mosquitos macho Wolbachia.
La habitación tiene varias jaulas para mosquitos, cada una con mosquitos machos y hembras. En el fondo de la jaula hay ovipots o recipientes recolectores de huevos que contienen varias tiras de huevos y agua estancada.
A los mosquitos les gusta la textura rugosa de las tiras y se posarán sobre ellas para poner huevos, dijo Deng Lu, científico principal y jefe de la rama de producción de mosquitos.
Paso 2: Incubar huevos y contar larvas.
Un nuevo lote de huevos de mosquito Aedes portador de Wolbachia eclosiona y se convierte en larva en unas pocas horas. Luego hay que contarlos.
No existen soluciones llave en mano para la producción de mosquitos, especialmente para el recuento de larvas, afirmó Deng. Inicialmente, el equipo utilizó telecontadores y goteros, contando las larvas una por una.
Evidentemente, el proceso no fue sostenible.
Por eso el equipo desarrolló su propia máquina contadora, que puede contar 26.000 larvas en tres a cinco minutos.
Paso 3: sembrar los huevos
El siguiente paso es el proceso de siembra. Cada lote de 26.000 larvas se vierte a través de vainas de siembra y se canaliza en bandejas individuales. Luego, las bandejas se cargan en un sistema de rejillas de cría de alta densidad.
El ambiente aquí ha sido diseñado para la comodidad de las larvas de mosquitos, con humedad, temperatura y flujo de aire controlados.
El equipo es "muy preciso" en cada paso, desde el recuento de mosquitos y el estricto régimen de alimentación hasta el control de la temperatura, afirmó Deng. Esto se hace para lograr un crecimiento óptimo de los mosquitos en términos de tamaño y calidad del rendimiento, añadió.
Por ejemplo, si hay demasiada comida, la bandeja que contiene las larvas de mosquito se estrellará. Si no hay suficiente comida, las hembras de los mosquitos serán más pequeñas, lo que dificultará la diferenciación entre machos y hembras.
Las larvas de mosquito permanecen en la habitación unos siete días. El séptimo día, se cosechan para el siguiente proceso: la separación de sexos.
Paso 4: Separar a los machos de las hembras.
Después de la cosecha, las pupas se analizan en función de su tamaño para separar a los machos de las hembras. Esto se hace utilizando un escáner basado en inteligencia artificial que toma una fotografía de las pupas de muestra.
El escáner identifica las pupas según el tamaño de sus hombros o el ancho del cefalotórax; las hembras son más grandes.
El proceso continúa en la sala de clasificación por sexo, donde se necesitan entre tres y cuatro horas para generar entre 1 y 1,5 millones de mosquitos macho.
Paso 5: embalaje y transporte
Este es el paso final del ciclo de producción, donde los mosquitos se empaquetan y transportan para su liberación.
Alrededor de 200 pupas masculinas de Wolbachia se almacenan en un contenedor negro y se empaquetan en cajas de 35 contenedores cada una. Como los mosquitos todavía se encuentran en la etapa de pupa, se los deja adentro durante unos días para que se desarrollen por completo.
Luego, un oficial de campo de la NEA recoge las cajas y los mosquitos se envían a varios sitios para su liberación.
0 notes
cytgen · 11 months
Text
Abstract Insects are one of the most successful groups of multicellular organisms with more than a million species. Among them, there is Belgica antarctica Jacobs (Diptera Chironomidae) representing an endemic species of Antarctica that exists under extremely cold conditions. A significant number of microorganisms colonize most species of insects resulting in symbiotic interaction, which may improve the adaptability of a host organism to cold conditions. Using PCR and metagenomic analysis, it has been demonstrated that endosymbiotic bacteria Spiroplasma and Wolbachia seem to be absent in Belgica antarctica. Nevertheless, 14 species of bacteria have been revealed that can be potentially associated with Belgica antarctica and/or with the substrate where this species lives by screening the whole-genome sequences available in open databases. To ascertain the constant association of identified microorganisms with Belgica antarctica and their possible preference to this species, it is necessary to perform further analysis.
Keywords: microbiome endosymbionts Wolbachia Spiroplasma
0 notes
dougielombax · 1 year
Text
I’m starting to think that maybe the English strain parasites in MGSV were developed at G̶u̶a̶n̶t̶a̶n̶a̶m̶o̶ ̶B̶a̶y̶ Camp Omega.
I don’t have much evidence for this admittedly beyond the occasional coughing and hacking you hear at the base, Chico’s throat injury and headphone jack, but still.
The same might theoretically be said for the hospital in Cyprus, but XOF/Cipher wouldn’t attack their own or their allies.
At least not in theory.
Though that didn’t stop them from attacking the hospital in the first place. But still.
Idk. Make of that what you will.
1 note · View note
mixelation · 1 year
Note
okay i have no idea if you are at all interested in marvel so feel free to ignore this lol. I was reading a fic the other day that made me wonder what happens to mosquitoes that suck captain america's blood, because like. serum or whatever. like, do they become horrifyingly strong? does nothing happen? which made me realize that i have no idea what mosquitoes actually do with blood. so i looked it up and i guess it's to help the female mosquitoes grow their eggs (probably could've lived without knowing that tbh). so would super soldier serum-blood make a stronger-than-average mosquito? could captain america absolutely destroy ecosystems just by existing near enough to be food for part of it? how would a serum-mosquito differ from a regular one? plus, apparently the serum amplifies Everything, including your morals or whatever. can mosquitoes have morals? i'd think the answer is no, because. they're bugs.
hm. this got out of hand. it also just occurred to me that maybe bugs are not your specialty and you don't know either fshdks.
Hmm, I'm not really up on the Lore of the super soldier serum (my working definition of "serum" is blood plasma with the clotting factor removed, but idk what Marvel means by it besides maybe "potion"). I also know and have listened to enough mosquito researchers babble that I'm confident any rumination by me on how female mosquitos metabolize and use their blood meals will end with me saying something blatantly wrong, even if I read a couple papers on it first, lmao.
But let's say super soldier serum affects mosquitos. Here's some questions to consider:
Do mosquitos even bite Steve? Can they bite him?
Could the serum be passed on to their offspring? Idk how this would work biologically but also it's unclear to me how the serum works biologically.
What is the upper strength limit of a female mosquito?
If the serum enhances "everything," will the mosquito lay more eggs? Will she bite more people? Will she be able to carry more blood before she has a hard time flying?
If a mosquito carrying Steve's blood bites another human, can the serum transfer??
Can a mosquito carrying serum also carry pathogens? Does Steve get sick? Would the serum just chew up the pathogens? Could releasing serum into mosquitos prevent them spreading disease?
I think for an ecological disaster, you'd need a LOT of super mosquitos (so, either Steve is a mosquito magnet or they can pass on the serum somehow). So don't worry about it. :) Worry about the diseases they carry. :)
16 notes · View notes
Text
Wolbachia are cool and all, but I still spent the entire outbreak section of mgsv screaming "NEMATODES!!!!"
5 notes · View notes
cordycepsbian · 5 months
Text
26 points aaand we love the dragon goats thank you miss sophodra
1 note · View note
realitajayasaktigroup · 7 months
Text
Jutaan Telur Nyamuk Wolbachia Dilepas Besok, ini TuntutanGerakan Sehat untuk Rakyat Indonesia,
Jutaan Telur Nyamuk Wolbachia Dilepas Besok, ini TuntutanGerakan Sehat untuk Rakyat Indonesia     EX-POSE.NET, Jakarta – Gerakan Sehat Untuk Rakyat Indonesia yang terdiri dari SFS Foundation, Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia (ASPEK Indonesia) dan Gladiator Bangsa yang turut didukung Puskor Hindunesia menggelar konferensi pers. Hal ini terkait program pemerintah menyebar 200 juta telur nyamuk…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
whispers-of-magic · 2 years
Text
Bacteria this symbiosis that i feel like my brain is dripping out of my ears
1 note · View note