Text
"Hidup adalah tentang maju, meski perlahan. Mundur hanya untuk mengambil ancang-ancang."
5 notes
·
View notes
Text
Yang sabar ya!
Aku masih menempuhnya
Jarak yang tak pernah bisa diukur
Entah oleh siapapun, bahkan aku
Sang Musafir itu
...
Kau bisa saja tak mengerti
Aku pun tiada mampu mentafsiri
Tapi Kuharap setidaknya kau sedikit memaklumi
Maafkan untuk tunggu yang kesekian
Dan perihal masih tentang tahun ketidakpastian
...
Ampuni atas dosa-dosaku selama ini,
Membawa mu jauh ke awang-awang
Bak boneka yang digantungkan
Merasa janggal dan terus menanyakan
Akankah terus dibiarkan,
atau nanti akan diturunkan,
tapi sampai kapan?
...
Kamu takut, aku ragu
Bilapun tergesa mu nanti menjatuhkan dirimu pada lain pelukan
Maka apalah daya untuk hati lemah ini selain untuk mengikhlaskan
Banyuwangi Jum, 3 jan
0 notes
Text
Sungguh beruntung orang-orang yang beriman.
(Yaitu) orang yang khusyuk dalam sholatnya.
Dan orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna.
Dan orang yang menunaikan zakat.
Dan orang yang memelihara kemaluannya.
Kecuali terhadap istri-istri mereka atau hamba sahaya yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka tidak tercela.
Tetapi barang siapa mencari di balik itu (zina, dan sebagainya), maka mereka itulah orang- orang yang melampaui batas.
Dan (sungguh beruntung) orang yang memelihara amanah-amanah dan janjinya.
Serta orang yang memelihara sholatnya.
Mereka itulah orang yang akan mewarisi.
(Yakni) yang akan mewarisi (Surga) Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.
Al Mu'minun 1-11
0 notes
Text
Sesuatu yang tidak bisa digenggam tapi bisa dimakan apa hayo?
Waktu gak sih!
2 notes
·
View notes
Text
Ketika emosiku tidak stabil, pikiranku kacau, dan suasana hati berantakan. Karena gempuran berbagai hal selama seharian. Tiba-tiba saja aku menguap, diserang kantuk berat.
Mungkin begitulah cara Allah mengobati ku, lewat "tidur" aku bisa healing dan merefresh diri agar bisa tempur besok lagi dengan tetap sehat dan waras.
5 notes
·
View notes
Text
Amalan yang paling utama setelah beriman kepada Allah adalah mencintai manusia.
5 notes
·
View notes
Text
Semakin aku belajar, aku mendapat dua pelajaran
Semakin tahu kalau diri tidak banyak tau
Semakin malu dengan diri yang selama ini ternyata sok tahu
4 notes
·
View notes
Text
Bukan 'New Year, New Me': Mengapa Perubahan Tidak Perlu Menunggu Tahun Baru
“Perubahan tak butuh momen megah, ia hanya butuh satu langkah kecil yang berani.”
Setiap Desember, dunia seperti sibuk berganti kulit. Resolusi ditulis, kaleidoskop dibuat, seolah-olah pergantian kalender mampu menyulap hidup. Nyatanya, berapa kali kita memulai "tahun baru" tapi tetap terjebak di pola lama?
Perubahan Tak Perlu Momen, Ia Hanya Perlu Niat
Kita seringkali terjebak dalam romantisme momen. Tahun baru, ulang tahun, tanggal "cantik" seperti 02-02-2024, semua dianggap sebagai portal magis menuju kehidupan yang lebih baik. Padahal, perubahan tidak pernah memilih tanggal. Ia datang ketika kau siap, tak peduli apakah itu hari Senin atau Kamis, Januari atau Juli.
Perubahan tidak butuh perayaan. Ia butuh keberanian. Keberanian untuk mengakui bahwa kita salah. Keberanian untuk meminta maaf pada diri sendiri. Keberanian untuk bangun dari kasur lebih pagi meski tak ada yang menyuruh.
Jika perubahan menunggu momen, maka seharusnya hidup kita sudah sempurna sekarang. Sebab bukankah kita telah melalui belasan, bahkan puluhan pergantian tahun? Nyatanya, perubahan terbesar justru datang di hari-hari biasa — saat kita memutuskan untuk bangkit dari kekecewaan, saat kita akhirnya membalas chat yang kita takutkan, atau saat kita memilih berhenti menyalahkan dunia.
Resolusi Itu Seperti Janji di Atas Kertas Basah
Coba renungkan, berapa banyak dari kita yang menuliskan "2023: Hidup Lebih Sehat, Rajin Olahraga, Baca 20 Buku, Tabung Rp 5 Juta" di awal Januari, hanya untuk melupakannya di Februari? Resolusi itu indah, tapi sering kali ia hanya janji-janji manis yang disusun rapi lalu dilupakan begitu saja.
Kenapa? Karena kita sibuk fokus pada target besar, tapi lupa bahwa perubahan tidak terjadi dalam sekali loncatan. Perubahan sejati datang dari langkah-langkah kecil yang konsisten. Alih-alih menunggu pergantian tahun, kita bisa memulainya dari hal-hal remeh. Dari menutup ponsel 10 menit lebih cepat sebelum tidur. Dari memilih membaca satu halaman buku saat menunggu antrean. Dari menegur diri sendiri, "Cukup rebahan, waktunya bergerak."
Perubahan tidak butuh daftar panjang yang terlihat keren di Instastory. Ia hanya butuh langkah pertama. Dan langkah pertama itu tak perlu menunggu 1 Januari.
Hidup Bukan Sebuah Babak Baru, Ia Adalah Jalinan Benang Panjang
Setiap kali kita berkata, "Tahun depan aku akan mulai dari nol, "kita lupa bahwa hidup ini bukan seperti video game yang bisa di-reset. Tidak ada tombol "New Game" yang memungkinkan kita menghapus semua kesalahan dan mulai dari awal. Luka tetap ada, kenangan buruk tetap tinggal, dan PR hidup tetap harus diselesaikan.
Jadi, buat apa menunggu Januari jika kita bisa memulai dari sekarang? Jika merasa lelah, istirahatlah. Jika ingin berubah, ubahlah. Jangan menunggu bunyi kembang api untuk memberi kita izin. Sebab kembang api, seindah apapun, hanya menyala beberapa detik sebelum kembali menjadi gelap.
Sebaliknya, perubahan sejati adalah lentera yang menyala pelan-pelan. Kadang, ia kecil, redup, dan nyaris padam. Tapi jika kita jaga dengan ketekunan, cahayanya tak akan pernah mati.
Bukan "New Year, New Me", Tapi "Every Day, Better Me"
Barangkali, bukan "Tahun Baru, Aku yang Baru" yang kita butuhkan. Mungkin, yang kita perlukan hanyalah "Hari Ini, Aku Lebih Baik dari Kemarin."
Hari ini. Ya, hari ini.
Bukan Januari, bukan hari Senin, bukan tanggal kembar yang cantik di kalender. Hari ini, dengan semua kelelahan dan kebingungan yang kita bawa, adalah panggung yang cukup besar untuk perubahan. Kita tidak butuh kembang api, tidak butuh countdown, tidak butuh tagar #Resolusi2024. Kita hanya butuh satu langkah kecil.
Mulailah dari mana saja. Tutup satu tab media sosial, buka tab buku digital. Matikan alarm snooze, bangun lebih awal. Alih-alih menyimpan dendam, kirim pesan maaf yang tak pernah berani kau kirimkan. Langkah-langkah kecil ini mungkin tak viral, tapi ia nyata. Ia mungkin tak membuatmu merasa seolah-olah hidupmu "baru", tapi ia akan membuatmu merasa lebih utuh.
"Karena perubahan sejati tidak pernah butuh momen besar. Ia hanya butuh kita — kita yang siap untuk melangkah meski tanpa sorak-sorai."
Kam, 19 Desember 2024
#tulisan#motivasi#self development#inspirasi#lifestyle#self care#growth#tahun baru#project 2025#hiteccblog
12 notes
·
View notes
Text
"Di tengah rutinitas yang terus berulang, dari begini-begini saja menuju begitu-begitu juga, yang membosankan dan tiada habisnya, selalu ada hal-hal kecil yang perlu disyukuri.
Baik itu berwujud secangkir kopi hangat dipagi buta, tubuh bugar yang masih bisa melakukan segala, atau detik hening yang memberi ruang untuk bernapas. Sekedar wujud kita merasa hidup."
27 notes
·
View notes
Text
Kisahku Tak Seindah Podcast di Spotify
Pernahkah kamu terlena dalam alunan podcast favoritmu? Terhanyut dalam cerita inspiratif dan tawa yang menggelegar?
Ya, aku pun begitu. Hampir setiap hari, telingaku dimanjakan dengan kisah-kisah luar biasa dari para podcaster idola.
Namun, kenyataannya? Hidupku tak seindah podcast di Spotify. Jauh dari kata inspiratif, lebih mirip sinetron azab yang penuh drama dan air mata.
Kerjaanku? Biasa saja. Jauh dari kata glamor dan penuh makna. Cinta? Masih sebatas mimpi. Teman? Hmm, cukuplah untuk mengisi grup chat yang jarang aktif.
Kadang, aku iri. Iri dengan mereka yang memiliki kisah hidup bak dongeng di podcast. Hidupnya penuh petualangan, cinta yang bersemi, dan pencapaian yang luar biasa.
Tapi, aku sadar. Hidup tak selalu seindah podcast. Ada kalanya kita terjebak dalam rutinitas yang membosankan, diuji dengan berbagai masalah, atau mengikuti kontes apapun selalu kalah.
#tulisan#kisah hidup#podcast#inspirasi#cerita#motivasi#sedih#sad poetry#kisahtakseindahpocast#hiduptaksempura#tetapsemangat
4 notes
·
View notes
Text
Rahasia dibalik jeda
makan itu nikmat, tapi lebih nikmat makan saat habis puasa seharian
tidur itu nyaman, tapi lebih nyaman tidur saat habis bekerja seharian
Bertemu dengan orang yang dicintai itu senang, tapi lebih menyenangkan bertemu saat telah lama tak jumpa, dipisahkan jarak dan zaman
makan kebanyakan membuat perut kekenyangan, tidur terus-terusan menjadikan sendi kesakitan, bertemu keseringan merubah menjadi membosankan
kenikmatan pun memiliki proporsi dan dosisnya sendiri
maka itulah perlunya menghadirkan jeda menjadikannya nikmat sebelumnya menjadi nikmat tingkat tinggi
0 notes
Text
Dewasa dengan kelakuan anak TK
Semakin dewasa semakin tau mana yang benar dan yang salah, namun semakin dewasa juga semakin pandai berdalih dan mengkonversikan kesalahanku menjadi kebenaran
semakin dewasa semakin mengerti mana kewajiban dan mana yang dilarang, namun semakin dewasa juga semakin berani aku melanggar dan menyepelekan
semakin dewasa semakin banyak wawasan atau pengetahuan, tapi semakin dewasa juga semakin banyak masalah dan perkara yang tak juga terselesaikan
semakin dewasa berarti, semakin banyak masa yang telah kuhabiskan, buku-buku yang telah kuhatamkan, ilmu-ilmu yang telah diajarkan, pengalaman yang telah kulewatkan, makanan bergizi yang telah kumakan, kejadian-kejadian kemarin yang telah kurenugkan
tapi kenapa semakin dewasa hidup ku malah gak tertata, dari sholatnya sering ketinggalan, mandinya jarang, tidurnya kurang, rutinitas positif nya hilang
selain itu, aku juga gampang menyerah, lari dari tiap masalah, gampang mengeluh, sulit bersyukur, malas beribadah, pelit bersedekah keras kepalaku mungkin juga dengan hatiku
ada apa dengan diri ini? kenapa diriku? lantas apa penyebabnya?
mungkin itu semua karna malas yang terus kuturuti, nafsu yang kutaati, hasrat yang kulayani
sehingga hari-hariku habis untuk bermain, mencari enaknya saja, se maunya sendiri, gak mau diatur, ingin bebas dari segala aturan, malas beraktivitas
sudah dewasa umurku, tapi tidak perilaku ku persis seperti perilaku anak TK , bukan !
Demangan, Rab, 9 Agu 23
0 notes
Text
"Semoga kamu gak lelah jadi orang baik. Dengan segala luka dan kecewa yang sedang tertimbun dalam dirimu, semoga tak menjadikannya sebagai alasan kamu berubah dan menuntut orang-orang agar memahami situasimu."
@terusberanjak
441 notes
·
View notes
Text
selalu memikirkan perasaan orang lain padahal dirinya tak nyaman
mengedepankan pilihan orang lain padahal ia sebenarnya tak suka
mengutamakan kebutuhan orang lain padahal ia lebih fakir
memberi semangat atau memotivasi orang lain padahal dirinya sendiri putus asa
membahagiakan orang lain padahal ia sendiri lagi menderita
berkorban untuk orang lain itu baik, tapi jangan sampai menggeser atau bahkan meniadakan posisi dan keberadaan dirimu sendiri.
utamakan diri sendiri, cintai, rawat, dan bahagiakan dirimu dahulu
kedua baru terserah kau mau untuk siapa.
jangan sampai dirimu seperti kaca,
dalam dirinya hanya ada orang lain dan tiada tersisa didalam dirinya, dirinya sendiri.
Kaki Gunung Manggar, 4 Agustus 2023
1 note
·
View note
Text
Do'a
Senandung randu, bergoyang rindu
Kelopak layu, berjiwa semu
Serbuk-serbuk do'a memohon jumpa
Dalam khusyuk mu bagai petapa
___
Hangat harapan, teduh dalam kesendirian
Lembut bahasa, menjelma bisikan
Dalam ruang kecil yang terkatup
Bergerak lincah seiring degup
___
Rintihan jingga mengemis iba
Disudut sana beralas manja
tatapan mungil mendongak awang-awang
Mengantar jiwa gersang menuju ke seberang
___
Pecahan kata menggumpal cita
Membiarkan kaca menangkap bila
Dua telapak terbuka dijunjung mengudara
Tetes air sesal membasuh tanah penuh dosa
7 notes
·
View notes
Text
Amnesia
Aku bingung tak henti-henti
apa yang kulihat hari ini
seperti tak pernah ada dalam teori
Ku cubit pipiku berkali-kali
Ku yakin tak lagi bermimpi
...
Bagaimana mungkin,
Mobil-mobil sedan menggelinding
Di jalanan langit kota
Sedang kawanan burung-burung berenang di lautan biru berawan
Bagaimana mungkin,
Si penggali kubur mengubur mayat
di pemakaman langit hijau
Sedang anak-anak desa menerbangkan layang-layang di dasar lautan senja
Bagaimana mungkin,
Si anggak menunduk menghitung kerikil-kerikil bintang bertebaran
Sedang si pentaubat mendongak menantang sajadah terbang di awang-awang
Bagaimana mungkin,
Si pemberi mengacungkan tangan ke bawah
Sedang si peminta menadahkan tangan di atasnya
!!!
Aku bertanya-tanya,
"Adakah semua ini nyata?
Dimanakah kini aku berada?
Lalu, aku ini siapa?"
"Dasar jambu monyet pelupa" jawabku padanya

1 note
·
View note
Text
Penghibur belaka
Pinjamkan aku helaian benang-benang panjang, kan ku rajut menjadi selimut tebal untuk ulat-ulat sutera yang lupa diri, kala udara dingin menggigit kulit rentan cuaca.
Beri aku sejumput garam, kan ku bagikan percuma pada anak-anak sungai yang terus merengek di sepanjang aliran.
Carikan aku sebiji batu gepeng, kan ku lempar jauh meloncat-loncat menyeberangi danau berpura-pura tenang, padahal dia sedang gundah karena saking lamanya diasingkan, sendirian.
Cuilkan aku sedikit tanah liat, kan ku bentuk sedemikian rupa menjadi burung kecil yang akan terbang ke udara, memantau dimana ada wanita yang tengah sakit hati akan dihiburnya hingga kembali tertawa bahagia.
0 notes