Tumgik
#2023 yang lalu.
wwwintinewscoid · 6 months
Text
Panen Kopra di Pulau Selaru, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku
INTINEWS.CO.ID, REPORTASE LIVE – Panen Kopra di Pulau Selaru, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku, 9 Desember, 2023 yang lalu. Kelapa adalah tanaman yang semuanya dapat dimanfaatkan, mulai untuk bahan atap rumah, jembatan, masak, sampai untuk pakan ternak. Untuk kopra, daging buah kelapa yang dikeringkan, merupakan bahan baku pembuatan minyak kelapa. Pengololaan pembuatan kopra yang…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
glitxd · 9 months
Text
Tumblr media
Tennotober Day 3 - Decade
Around 7 or 8 years ago, my high school friends introduced me to this game. Fun fact, I was never into online games until they poisoned me with Warframe.
Words cannot express how much I love this game and how much it has given me hope. Words cannot express how much Warframe has motivate and inspire me.
49 notes · View notes
jndmmsyhd · 9 months
Text
Menerima Kisahnya
Nanti, saat kamu menikah dengan seseorang, kamu tidak sedang menerima lembar buku yang kosong. Kamu akan mendapatkan seseorang yang sudah menulis begitu banyak catatan dan kisah, yang kamu baru akan benar-benar mengetahui kisahnya sesaat setelah akad terucap.
Pada kisah yang begitu menyedihkan, atau pada kisah yang begitu bahagia maka selalu siapkan hati yang lapang untuk menerimanya.
Sebab orang yang kamu nikahi adalah akumulasi dari masa kecil hingga ia dewasanya, bahkan sampai ia menemukanmu.
Tidak apa-apa, siapkan saja ilmu pernikahan dan mengelola rasa dalam berumah tangga. Kapan kamu harus menekan ego dan emosi, kapan kamu harus bersabar dulu untuk sesaat sebelum mengutarakan maksut dengan berbicara padanya.
Menerima kisah seseorang itu tidaklah mudah, terkadang ia jauh dari apa yang kamu harapkan, terkadang bahkan bertolak belakang dengan apa yang kamu bayangkan.
Sebab pernikahan itu menyatukan dan saling memperbaiki, kisah-kisah buruk dan hitam di masa lalu tidak perlu diungkap dan dibuka. Tutuplah serapat mungkin dan kubur sedalam-dalamnya, mulailah menjalani hari-hari dengan kebaikan yang penuh dengan keberkahan.
Andai kamu sedang menunggu seseorang yang datang padamu, maka siapkan ilmunya, perluas hatinya, dan mulailah melangitkan doa, agar apa yang kamu doakan senada dengan apa yang Tuhan takdirkan
Selamat malam, dariku yang tengah duduk di kereta menuju stasiun terakhir.
Gambir, 19 September 2023.
@jndmmsyhd
1K notes · View notes
milaalkhansah · 6 months
Text
Hal-hal yang aku pelajari di 2023:
1. Harga yang harus dibayar untuk keputusan keliru di masa lalu ternyata mahal sekali ;)
2. Jangan memilih sebuah keputusan yang membuatmu tidak bisa tidur nyenyak di malam hari.
3. None can stay forever. You can't beg people to stay in your life. They come into your life sometimes just to tell you something, teach, or remind you. So please, be enough with your own self.
4. You're not as important or so special as you think in people's life.
5. Don't force yourself to be friends with many people just because you feel lonely.
6. Don't overshare. Please be wiser to what you will say or tell others. Not all would care, or not all are important to share with.
7. Apa yang ada kepalamu bukanlah kenyataan. Kenyataan adalah apa yang telah terjadi. Bukan apa yang kamu pikirkan (akan) terjadi.
8. It's okay to leave first.
9. You don't need other people's validation about your feelings or what happens in your life.
10. Alone and lonely have different meanings.
Segitu dulu, lanjut nanti. Atau barangkali ada yang mau nambahin?
189 notes · View notes
nonaabuabu · 9 months
Text
SETARA
Sejak aku pernah melisankan aku ingin pasangan yang setara, alam ternyata bekerja mendatangkan orang-orang yang ingin membahas keinginan setara ini. Mulai dari orang asing yang tiba-tiba dekat, teman lama yang bertemu lagi, adek tempat kerja yang berencana menikah, laki-laki yang belakangan jadi teman cerita, dan pertanyaan di kolom instagram.
Jika ditanya aku ingin laki-laki yang bagaimana di enam tahun lalu (masa ini aku ingin menikah dengan seseorang) aku dengan mudah menjawab, aku ingin seseorang yang lebih baik dari aku. Kondisinya aku baru lulus kuliah, pekerjaan belum stabil, mimpi masih tidur dan keinginanku masih seperti teman-teman yang lainnya.
Rasanya saat itu, jika aku tidak menemukan lelaki yang lebih baik, maka kehidupanku hanyalah mimpi buruk. Karena lucunya, saat itu aku juga menganggap salah satu pencapaian itu adalah, siapa yang kelak aku menangkan.
Tapi ternyata Tuhan dengan maha baik memberikan aku perjalanan yang lebih panjang, dan aku melewati lebih banyak waktu dengan mengesampingkan hal-hal yang berhubungan dengan lelaki yang kuinginkan seumur hidup.
Sekarang, jika harus menjawab pertanyaan tentang bagaimana aku akan mencari, dia adalah yang setara denganku. Setara di sini bukan seseorang yang harus sama persis, tapi kami ada di rentang yang sama setidaknya untuk hal-hal crusial yang aku pertimbangkan untuk memilih pasangan.
Sejujurnya aku lebih suka meromantisasi hidupku dan ingin pertemuan yang tidak terduga saja, tapi akan selalu ada plan B dari setiap rencana, dan setara adalah plan B. Namun jika harus belajar dari sejarahku sendiri, barangkali aku akan eksekusi di plan E yang entah apa.
Sekarang, aku hanya tahu ini tentang diriku. Aku ingin seseorang yang setara, setidaknya untuk pola pikir, wawasan, kematangan emosi, finansial, daya tahan juang, pendidikan, empati dan kasih sayang.
Aku percaya jika seseorang memiliki banyak rentang kehidupan yang sama, maka saling memahami itu menjadi mudah. Saat memahami lebih mudah, maka berkomunikas bukan lagi sesuatu yang harus diusahakan, tapi menjadi keseharian. Saat dua orang berkomunikasi dengan tepat, maka telah menyelesaikan separuh dari masalah antara keduanya.
Aku tidak bisa membayangkan hidup dengan seseorang yang tidak bisa mengendalikan emosinya. Aku tak ingin hidup dengan seseorang yang mudah sekali menyerah setelah seumur hidup aku habis-habisan berjuang. Aku tak mau pula jika ternyata perasaan di antara kami terlalu timpang sehingga hanya satu yang berusaha maksimal.
Aku ingin berjuang dengan seseorang yang juga memperjuangkan, aku ingin bicara dengan seseorang yang bisa berbicara balik, aku ingin bertumbuh dengan seseorang yang juga ingin bertumbuh. Aku ingin makan di tempat tertentu, dengan seseorang yang mempertimbangkan rasa bukan harga.
Aku ingin teman, partner, pasangan, yang membiarkan aku ruang penuh untuk terus maju, sebab ia juga tahu apa yang ia mau. Aku ingin seseorang yang akan mendengarkan aku sebab ia tahu aku mampu.
Orang lain boleh bilang ini terlalu banyak ingin. Boleh dibilang barangkali aku tidak akan bertemu. Boleh dibilang aku tak tahu mana kebutuhan mana keinginan. Dan apapun orang lain boleh bilang.
Tapi untuk hidup panjang yang telah kulalui, aku tak ingin berkompromi menerima seseorang yang tak memberikan solusi.
Aku tahu aku mampu memberikan yang sama, jadi adalah tepat bagiku menginginkan hal yang sama.
19 September 2023
248 notes · View notes
fazarrias · 9 months
Text
Kelas Jadi Istri Day #2 : Menjadi Istri Yang Dewasa
Oleh: Teh Dwi Fitria Ambarina
Tumblr media
Kondisi istri yang (belum) dewasa:
1. Gampang marah
2. Bentak suami
3. Meninggikan suara
4. Kufur nikmat
5. Mengungkit kesalahan suami
“Kita akan sulit bersyukur jika tolok ukur bahagia kita adalah kebahagiaan orang lain.”
“Salah satu tujuan pernikahan adalah meraih sakinah, ketenangan. Sakinah itu bukan berarti pernikahan yang adem ayem tanpa masalah. Tapi sakinah adalah bagaimana rumah tangga tetap tenang meski dihantam berbagai badai permasalahan.”
“Jika kita mengharap sosok pasangan yang sempurna, maka bersiaplah untuk kecewa.”
“Ciri-ciri rahmah dalam keluarga adalah banyaknya doa-doa yang tercurah dari seorang istri untuk suaminya.”
“Rumah tangga sukses itu konsep berjamaah. Bukan banya peran suami atau istri saja.”
“Jika menikah hanya dilandasi oleh rasa saling mencintai, lalu dimana kedudukan iman?”
Palembang, 20 September 2023 || Kelas Jadi Istri
Sf
183 notes · View notes
kurniawangunadi · 9 months
Text
Cerpen : Pilihanku dan Hal-Hal yang Kuhadapi Kemudian
"Apakah tidak ada pilihan lain?" Itu adalah pertanyaanku lima tahun lalu, saat usiaku masih dua puluh tiga. Saat aku merasa hidup seharusnya berjalan seperti film-film yang kusaksikan. Sekolah, lulus, diterima kerja, gaji besar, bisa beli ini itu, tinggal di kota besar, bisa menikmati masa remaja sebelum menikah. Tapi hal yang kuhadapi ternyata seperti hamparan ketakutan dan kekhawatiran yang tak terlihat ujungnya. Aku takut pada masa depanku sendiri.
Apalagi saat dihadapkan pada kenyataan bahwa aku tak diterima kerja di tempat-tempat yang kuinginkan selepas kuliah. Dan saat ada kesempatan datang, kesempatan itu melemparkanku dari impian-impianku kemarin. Tapi kalau aku tak mengambilnya, aku lebih takut masa depanku yang tak menjadi apa-apa.
Dan kini aku menjalaninya. Hidup di tempat yang jauh dari hiruk pikuk dunia, gemerlap lampu, dan juga obrolan-obrolan berkualitas yang pernah kumiliki dulu. Teman-teman seru yang berganti bapak-bapak dan ibu-ibu yang seusia orang tuaku. Aku sempat merasa tersesat, tapi ternyata aku menjalani kesesatan itu selama lima tahun ini dan bertahan.
Aku masih tak mendapatkan jawaban. Selain rasa terasing dan iri dengan teman-temanku yang hidup dengan impian-impiannya, kita pernah sama-sama makan di pinggir jalan saat itu, membicarakan tentang hari-hari esok dan rencana besarnya, juga saat kita jatuh cinta dan patah hati. Kita pernah sama-sama di fase itu, kenapa aku terlempar sejauh ini dari mimpi itu. Kenapa mereka bisa seberani itu dengan ketidakpastiaan masa depan.
Bahkan saat mereka akhirnya menikah satu per satu, kulihat mimpi mereka semakin besar. Lebih besar daripada yang pernah pernah kita bicarakan di jam satu malam, di salah satu tempat makan gudeg pinggir jalanan. Atau saat kita di perjalanan, berdesak-desakan mengarungi berbagai tempat. Saat dulu kita pernah sama-sama kebingungan.
Pilihanku ini mungkin tidak pernah ada dalam bayangkanku sebelumnya sehingga aku tak bersiap dengan semua kemungkinan yang menyertainya. Atau aku yang terlalu takut dengan masa depanku sendiri, aku takut mewujudkan mimpiku sendiri, aku merasa tak layak memiliki mimpi itu, aku merasa tak pantas hidup dengan mimpi itu.
Aku masih bertanya-tanya kenapa aku masih terus menjalani pilihan ini. Hal-hal yang setiap hari aku pertanyakan. Sesuatu yang setiap hari aku harus bersepakat, hari ini jangan ada keluhan.
Aku ingin sekali mengulang beberapa waktu penting di masa lalu, untuk merasakan kembali kebahagiaan memiliki mimpi yang besar. Jiwa yang terisi setiap hari, bertemu dengan orang-orang yang binar matanya penuh dengan keyakinan sekalipun tak tahu apa yang akan mereka hadapi. Aku rindu masa-masa delapan tahun yang lalu. Bolehkah aku sejenak kembali ke masa itu? Bukan untuk menciptakan penyesalan, tapi aku tahu itu masa-masa yang berharga di hidupku. Di sertai oleh mereka yang setiap kali bertemu, aku tahu mereka akan sampai ke tujuannya. Aku ingin sekali memiliki keberanian itu di tahun ini. (c)kurniawangunadi, 2023
188 notes · View notes
langitawaan · 9 months
Text
173.
Sembuhlah meskipun membutuhkan waktu yang lama untuk menyendiri.
Sembuhlah meskipun harus begitu jauh pijakkan kaki berlari, mengembara menyusuri bumi.
Sembuhlah walaupun begitu banyak lebam yang harus diobati dan retak yang harus dibuat tersembunyi.
Sembuhlah walau hampir tidak bisa percaya siapapun lagi untuk diberi sekeping hati yang dilindungi.
Sembuhlah, duhai hati yang terlanjur mati lalu cintai diri sendiri dengan gagah berani.
Kemalaraja, 11.42 | 14 September 2023.
268 notes · View notes
penaimaji · 10 months
Text
Duniaku yang Berubah
Menjadi ibu yang punya sedikit teman, kini bukan masalah buatku. Manusia memang dinamis, akan berubah-ubah seiring berjalannya waktu. Sedang berada di fase bersama teman-teman yang ada saja.. dan belum mau nambah
Setelah trauma dengan sebagian kecil pertemananku sebelum pindah ke Jakarta, aku lebih menutup diri dan sekadarnya aja. Meski sedikit, tapi efeknya luar biasa. Padahal yang baik juga banyak sekali, lho
Kini Allah beri rezeki langka, yaitu ketenangan hati. Aku menjadi tegas membentuk boundaries, lalu merawat yang ada
Nggak apa-apa.. pahala dan kebaikan tidak harus melakukan ina inu yang muluk-muluk. Kita hanya perlu merasa cukup. Cukup berbuat baik dan ikhlas beramal, beribadah dan ikut kajian dengan khusyu', memprioritaskan keluarga, liburan tipis-tipis, juga tidak mengusik orang lain
Melakukan hal-hal yang bermanfaat, tidak harus dilihat banyak orang. Mulai meminimalisir update story, ya hanya ingin menjaga saja
Dalam kehidupan ini, akan ada banyak cerita bahagia maupun luka silih berganti. Manusia kalau sekiranya perlahan menjauh dari Pencipta, akan selalu ada goncangan-goncangan yang membuatnya kembali. Berbaiksangkalah, maka Allah juga akan sesuai dengan prasangka hamba-Nya
Jakarta, 26 Agustus 2023 | Pena Imaji
235 notes · View notes
hellopersimmonpie · 4 months
Text
Ketemu mahasiswa yang beberapa kali merasa nggak bisa achieve sesuatu yang dia targetkan. Jadi keinget pas gue masih mahasiswa dulu tuh sering banget denger motivator ngomong:
Sama-sama 24 jam tapi mereka lebih produktif. Kenapa kita tidak bisa? Ayo jangan biarkan diri kita terjebak rasa malas.
Kamipun jadinya ngobrol dan gue bilang ke dia bahwa terkadang dia nggak bisa achieve target bukan melulu karena dia malas. Kadang ini masalah support system yang kurang. Bukan untuk blaming kegagalan kita ke system tapi biar kita bisa lebih rasional aja. Support system yang kita punya, bisa kita manfaatkan sebatas apa.
Gue kadang mentarget sesuatu yang berbeda ke kelompok yang berbeda simply karena titik berangkatnya beda, mesinnya beda. It's not that bad.
Tahun 2021 akhir, gue mulai nggak double job dan gue punya lebih banyak waktu luang buat mikir. Gue ngerasa skill programming gue di Game kurang banget. Gue pengen upgrade tuh mentok karena gue nggak pernah ketemu problem aneh-aneh. Mau kerja di studio? Studio game di Indonesia tuh banyak banget yang baru berdiri dan pace kerjanya cepet banget. Hustling banget. Belum ada studio yang pola kerjanya tuh bisa part time dan remote.
Instead of nyari tutorial di youtube, gue lebih mikir untuk bikin game sendiri dengan mode produksi standar industri tapi lebih slow dan bisa remote. Waktu itu gue belum punya duit sih. Gue beruntung banget punya mahasiswa dengan visi yang sama jadi bisa diajak buat kerja keras di riset.
Gue mengawali dengan riset tentang game Tycoon tapi pake elemen Narrative. Gue ngerjain game ini selama enam bulan dan ternyata gagal. Ini pengalaman gue pertama kali sebagai Game Director dan ternyata gue nggak bisa deliver visi dengan baik.
Tahun 2022 gue sama mahasiswa angkatan 2020 nyoba bikin genre Heavy Narrative - Story Driven. Gue nggak ambisius bikin game yang rumit. Target gue waktu itu cuma bikin game linear dan plotnya udah jelas. Tapi ternyata juga nggak semudah yang gue bayangin. Setahun lebih terjebak di desain gameplay. Sampai gue suatu hari nanya ke director-nya:
"Kamu nyadar nggak sih kalo kita muter-muter di satu tempat? Kenapa begini ya?"
Dari situ gue belajar tentang framework Game Design dan akhirnya kami keluar dari kebuntuan. Tahun 2023, gue mulai bikin game sama mahasiswa angkatan 2021 dengan start yang lebih baik. Gue pun involve sebagai Game Writer. Gue udah banyak belajar dari angkatan 2020 sehingga masalah dengan angkatan 2020 nggak sampai terulang. Tapi di sini gue juga nemu masalah yang nggak kalah rumitnya.
Waktu ngobrol sama anak 2020, gue bilang:
"Kalian nggak saya target sampai sini karena tahun ini kalian harus lulus. Kalian udah ngerjain yang terbaik. Jangan pernah bandingin game kalian dengan adek kelas karena kalian itu raksasa dan adek kelas kalian berdiri di pundak raksasa-nya"
Gue berani bilang kadang achievement itu memang matters of support system setelah menyadari bahwa variasi masalah di game desain yang gue temui bareng angkatan 2021 tuh jauh beda dibanding 2020 karena gue udah mulai punya infrastrukturnya.
Ini yang bikin gue sedikit tenggelam di studio dan agak ninggalin rencana S3. Gue berharap kalau kelak gue S3, gue juga tetep punya studio yang sustain. Karena studio itu seperti laboratorium. Dan ngebuat game itu beneran kerjaan kreatif yang ga cuma butuh otak dan teknologi tapi juga butuh banyak banget orang. Bisa banget bikin game sederhana sendirian. Tapi jelas kualitasnya beda dengan yang dikerjain bareng.
Minggu ini gue ngelihat Research Group gue masuk Research Group kurang produktif karena nggak memproduksi paper sama sekali. Tapi gue sepenuhnya menyadari kalo tahun lalu tuh gue sibuk menata produksi sampai nggak sempat bikin paper. Bulan ini gue udah mulai bikin paper dan semoga pelan-pelan produktif.
Gue tuh berharap saat gagal, orang tuh nggak mudah desperate tapi mereka mengevaluasi diri mereka dengan baik, punya self compassion lalu menabung tenaga untuk terus berjalan.
79 notes · View notes
dinisuciyanti · 6 months
Text
Gak etis dan menunggu
Dalam salah satu sesi QnA di laman biru, dari circle yang aku kenal, aku menemukan case dan pertanyaan yang menarik.
Intinya, penanya adalah perempuan 24-25 tahun, ditanya ortu untuk segera menikah. Ybs menjaga pergaulan dan prefer taaruf. Ortunya bilang "kalau kamu gak berteman/bergaul, sampai sekarang belum ada yang lamar, gimana mau nikah. Ga bisa cuma berdoa, harus usaha."
Lalu ybs bertanya pada temanku,
"Bagaimana ikhtiar yg benar dalam menjemput jodoh? Rasanya sulit dan kurang etis juga kalau pihak perempuan yang menanyakan duluan. Apakah doa dan belajar memperbaiki diri sudah cukup "ikhtiar" (menunggu ada laki-laki yg datang menghampiri untuk taaruf)".
Btw, enggak ada salah bener sih, sesuai prinsip masing-masing.
Aku membayangkan adik penanya memang se-menjaga pergaulan itu, se-minim komunikasi itu, ala ukhti-ukhti berkerudung panjang yang se-menjaga itu. Dan, kalau boleh aku memberi sedikit opini (walau ybs gak nanya ke aku), ada beberapa point yang ku highlight:
Kata-kata orangtua ybs bener. Enggak bisa cuma memasrahkan dengan doa, menunggu semesta, duh klise banget. Kalaupun memang se-menjaga pergaulan itu, setidaknya, kamu aktif di kegiatan A/B/C, kamu menunjukkan bahwa "kamu ada di dunia mereka yang potensial yang akan mengajak taaruf suatu saat, entah kapan". Kamu berinteraksi ya selayaknya pertemanan sosial pada umumnya, dengan perempuan atau laki-laki. Belajar biar gak baperan.
"Rasanya sulit dan kurang etis". Memang, masih banyak, yang mengganggap itu sulit, "duh gak mungkin nanya duluan, aku nanti dikira apa". Kalau memang terasa sulit dan mustahil, kamu bisa minta tolong teman/kolega untuk menanyakan apakah beliau available atau gak. Berkali-kali, aku selalu bilang ke teman-teman ku soal ini, "kalau kamu sudah di level sakit kepala kepikiran terus sama beliau, nunggu dilamar tapi gak dilamar-lamar, cuma bisa diam diam diam, mending tanya, either tanya langsung atau lewat teman". And it works. Kalo beliau gak available atau gak berminat sama kamu, done, kamu bisa move cari yang lain. Gak usah investasi perasaan kelamaan.
"Apakah doa dan memperbaiki diri sudah cukup sebagai ikhtiar?" Dulu, narasi "memperbaiki diri" untuk bertemu orang baik, aku setuju. Tapi sekarang, aku pikir, ya upgrade diri buat diri sendiri lah yang utama, perkara itu akan mengantarkan ke bertemu yang baik itu bonus. Kamu lebih rajin ibadah misalnya, rajin skinkeran biar muka terawat, ya buat diri sendiri dulu. Dan sekali lagi, hanya berdoa dalam diam memohon dipersatukan, menurutku klise banget.
"Menunggu ada laki-laki yang datang". Enggak salah, tapi jangan sampai terjebak kalau, kondisi atau praktek sosial dan komunikasi mu se-terjaga/se-minim itu. Era 4.0 ini, jalur komunikasi itu banyak. Kalau misal kamu bertemu dalam satu event panitia, biasanya event punya akun sosmed, ya bisa lah di-follow dulu, terus komen/react, intinya biar beliau notice kalau kamu ada di dunianya. Nanti bisa mengalir dengan sendirinya secara organik.
Ya, cuma 4 point. Ini berdasar pengalaman aja, selama gap 9 tahun dari lulus kuliah dulu. Jangan sampai menyesal hanya berdoa saja. Bahkan kamu lapar pun pas di kosan tengah malam, kamu perlu nyeduh indomie kan?, tanpa keluar kosan beli ke warmindo.
Oh ya, kalau memang tidak ada orang yang potensial yang kamu inginkan, kamu bisa minta tolong ke teman/kolega/keluarga untuk dicarikan.
14 Desember 2023
84 notes · View notes
andromedanisa · 1 year
Text
"Komiten tiada akhir.."
Mari hadapi kehidupan ini bersama-sama ya. Dalam keadaan lapang ataupun sedang Allaah uji. Dengan penuh tawakal kepada Allaah setiap waktu. Dengan keyakinan penuh bahwa Allaah tak pernah meninggalkan kita sekalipun genting.
Mari berkomitmen bersama-sama untuk terus sehidup sesurga ya. Yang jalannya mungkin tidak akan pernah mudah namun tidak kemudahan akan selalu ada jika bersama Allaah.
Mari terus bertumbuh dan membersama dalam kebaikan ya. Yang mana jalan menujuNya adalah jalan yang selalu akan kita pilih sampai akhir kehidupan ini. Mari untuk terus saling menguatkan, dalam keadaan apapun. Sekalipun sedih, menangis, tertawa, marah, kecewa, bahagia dan semua rupa perasaan. Mari lewati itu semua dengan terus meminta pertolongan Allaah.
Mari terus berkomunikasi sekalipun lelah, sekalipun enggan. Agar kesalahpahaman sekecil apapun terurai dengan masing-masing dari kita terus meminta pertolongan Allaah dalam setiap waktu.
Kita, ya. Aku dan kamu menyadari. Bahwa komitmen berumah tangga adalah komitmen yang tidak hanya seumur hidup, namun perjanjian hingga hari akhir. Perjanjian yang agung yang tidak bisa dengan mudah dipisahkan dengan jalan apapun.
Komitmen yang harus ada pada diri masing-masing kita. Bahwa hidup tak selamanya mudah, akan ada badai sewaktu-waktu yang melaluinya dengan ilmu dan terus meminta pertolongan Allaah.
Mari bersama-sama hingga menua ya. Yang akan menjadi tempat satu sama lain untuk saling merindukan dengan cerita masing-masing. Selain diri kita, aku dan kamu maksudnya. Tak akan pernah kita temui orang yang hatinya paling lapang untuk mendengarkan cerita kita. Yang tak ada malu-malu untuk disembunyikan, yang sellau terbuka sekalipun itu menyakitkan, dan memaafkan dengan hati yang penuh lapang.
Mari untuk saling terus menyayangi dalam keadaan apapun kita nantinya, tetap saling merindukan kala jiwa dan raga kita berada ditempat yang berbeda. Yang saling mendoakan kebaikan dalam setiap keadaan kita. Pada akhirnya kita menyadari, bahwa penjagaan terbaik adalah dengan mendoakan satu sama lain. Sebab pada dua hati yang saling terpaut. Ada Allaah yang menautkan kedua hati. Pada dua hati yang saling terpaut. Ada doa yang terus akan melangit sampai kapanpun.
Jangan lelah menjadi pendoa ya, sebab doa adalah komitmen cinta yang tak akan pernah usang dan lekang. Baik dekat ataupun jauh, baik kala bahagia ataupun sedang sendu. Doa adalah bahasa cinta yang paling sederhana.
Mari untuk terus saling mengasih dan bekerja sama sehidup sesurga ya. Bahwa rumah tangga adalah sebuah proses untuk memahami dua hati setiap harinya. Membentuk kedekatan dengan saling membantu meringankan beban.
Jika satu diantara kita lelah, maka katakan ya. Jangan dipendam sendiri, jangan dipeluk sendiri. Sebab itu akan memberatkan langkah-langkah kita. Ceritakan saja, pada Allaah terlebih dahulu lalu saling bercerita untuk mencari solusi terbaiknya. Melibatkan Allaah agar kita bisa menghadapi semuanya dengan baik-baik saja.
Terimakasih untuk tidak menyerah, terimakasih untuk hatinya yang begitu lapang, terimakasih untuk banyak pemakluman, udzur dan kesabaran yang sudah diupayakan.
Mari kita lalui ini semua dengan terus berbaik sangka kepada Allaah ya. Bahwasanya setiap kesulitan akan ada kemudahan. Bahwasanya kelak Allaah akan memberikan nikmatNya sampai kita mengucapkan syukur yang tiada tara. Dan bahwasanya janji Allaah adalah pasti.
Mari melalui semua ini dengan hati yang lapang dan penuh syukur ya. Bahwasanya sesuatu yang kita tangisi pada hari ini kelak akan sangat kita syukuri nantinya. Semua kenangan yang telah terlewati akan kita kenang dengan penuh syukur nantinya.
Selalu ada jalan, selalu ada rezeki, dan akan selalu ada solusi bagi mereka yang bertakwa. Sebab sebaik-baik bekal adalah takwa. Cukuplah Allaah menjadi saksi atas perjalanan hidup kita pada hari ini dan hari esok-esok lainnya.
Perjalanan bersama.
Surabaya, 28 Mei 2023 || 8 Dzulqo'dah 1444 H || 21.53
219 notes · View notes
jndmmsyhd · 6 months
Text
Kamu tahu? Sederas-derasnya hujan yang ditunggu-tunggu, daun yang basah itu tetap saja akan merindukan matahari yang terik, untuk mengeringkan dan menghangatkannya.
Pun juga dengan kelamnya masa lalumu, sekelam apapun masa lalu itu, terkadang kita juga butuh untuk mengingatnya, untuk diambil pelajarannya, bukan diulangi kesalahannya. Daun yang basah itu mungkin aku, bisa juga kamu.
Tidak ada yang betah berlama-lama dalam hujan, tidak ada pula yang tahan berlama-lama dalam teriknya matahari, segala sesuatu itu sesuai dengan porsi dan juga kebutuhannya.
Kadang kamu butuh hujan, kadang kala kamu juga butuh matahari. Keduanya berkolaborasi untuk menyeimbangkan hidup.
Semangat itu perlu, sebab ia perihal masa depan yang kita impikan dan juga sedang kita perjuangkan, tapi terkadang juga butuh untuk mengerem dengan kembali mengingat dan belajar pada apa yang pernah kita lalui, masa lalu.
Benar, tidak ada yang ingin masa lalunya yang buruk itu terjadi lagi, bahkan beberapa di antara kita juga ada yang enggan untuk mengingatnya. Tetapi, percayalah, mengingatnya untuk mengambil peringatan dan pelajaran itu juga perlu, agar kita bisa memiliki rambu-rambu dalam perjalanan kita hari ini.
Ingat seperlunya, ambil pelajaran sebanyak-banyaknya. Agar langkah kaki tidak lagi menginjak perangkap yang dulu kita pernah terkena dan memasukinya.
Selamat bertumbuh.
Menanti reda, untuk hujan yang cukup lama.
Kuningan, 3 Januari 2023.
@jndmmsyhd
394 notes · View notes
faramuthiaa · 11 months
Text
Mengagumi pilihannya.
Kita seringkali mengagumi pilihan-pilihan orang lain yang terasa lebih mudah, lalu menganggap pilihan yang telah kita pilih sedikit lebih sulit.
Tapi pertanyaannya;
Jika itu sulit, mengapa kamu mau memilihnya?
Lalu jika milik orang lain itu mudah, mengapa kamu tidak memilihnya?
Pada akhirnya, semua itu tentang kesyukuran yang beriringan dengan relativitas. Ketika kita menganggap pilihan orang lain itu mudah, bisa jadi menurut mereka pilihan tersebut sangatlah sulit. Sebaliknya, apa yang kita anggap sulit, mungkin bagi orang lain adalah tantangan yang menarik.
Mengagumi pilihan orang lain memang tidak ada batasnya, dan juga tidak ada salahnya. Namun, berusaha menyamakan persis beberapa pilihan kita dengan pilihan orang lain tampaknya sedikit keliru. Karena boleh jadi, saat kita sudah memilihnya, pilihan yang terlihat mudah tersebut tidak lagi terasa mudah.
Oleh karenanya, saat kita sudah memilih, maka cintailah pilihan itu. Saat kita sudah menenggelamkan diri dalam cita panjang untuk menaklukkan pilihan tersebut, maka berjuanglah habis-habisan. Di akhir nanti, pilihan kita akan terlihat mudah dan indah, saat sudah mencapai puncaknya.
Semangat mencintai dan menjalani pilihan yang telah dipilih, ya. :)
@faramuthiaa
Bogor, 7 Agustus 2023 || 16.08
146 notes · View notes
nonaabuabu · 6 months
Text
Menutup Tahun
Tumblr media
2023 berlalu, satu persatu resolusi mulai dicoret namun akan selalu ada yang gagah berdiri, mempertanyakan kapan ia dibumihanguskan dari diary. Seharusnya semuanya sudah tapi ternyata hanya beberapa yang sanggup diwujudkan dalam nyata. Kenapa? Menjadi satu-satunya kata yang kupatut dalam cermin refleksi.
Berulang kali, berkali-kali dan untuk kesekian kali, aku memastikan tak ada bias yang kujadikan pembelaan kenapa pada akhirnya banyak rencana yang tinggal hanya sekedar wacana.
2023 mungkin adalah perjalanan yang seharusnya kujadikan naik kelas dalam segala aspek hidup yang kupikir telah aku taklukkan. Tapi ternyata aku masih belum mahir memainkan peran sebagai perempuan dewasa yang tak lagi terluka oleh setiap bilah yang datang dari berbagai arah.
Hilang kawan, hilang saudara, hilang kerja dan hilang pula rasa percaya, kurasa bagian ini pernah aku kenali dengan seksama, tapi semua itu tak seberapa saat mereka bukan hilang tapi menikam dengan tawa yang menggema.
Jika nasib pernah mengajariku untuk hidup sendirian, aku begitu tergugah dengan perasaan memiliki sepasang tangan yang mengulurkan saat aku pernah terjatuh. Jika cinta akhirnya kupahami dalam spektrum yang lebih luas, maka luka datang pula dari segala penjuru mata angin, tak peduli aku siap atau tidak.
Sekarang aku kembali bertanya, dan barangkali aku tak akan berhenti bertanya. Hidup seperti apa yang mendatangkan kedamaian? Bukankah aku sudah belajar memaafkan, ikhlas dan rela untuk setiap mereka yang pernah menusukkan duri tajam. Lalu saat sekarang pedang yang sudah menembus tubuhku, mampukah membuatku pulih seperti yang lalu?
Barangkali tidak, atau akan memakan waktu ribuan hari lamanya, tapi aku akan tetap keras kepala untuk melanjutkan hidup seperti sedia kala.
2024, dengan kaki berdarah, terima aku sebagai pejuang.
31 Desember 2023
54 notes · View notes
milaalkhansah · 1 year
Text
Tumblr media
Barangkali, salah satu hal berharga yang seseorang berikan kepada kita adalah waktu mereka...
Sehingga semakin dewasa aku semakin mengerti bahwa waktu dan tenaga adalah dua hal yang seiring bertambahnya usia kita, ia menjadi sesuatu yang semakin berharga dan juga semakin terbatas.
Oleh karenanya, aku berusaha untuk belajar memilah dengan baik kepada apa, dan kepada siapa saja dua hal tersebut aku gunakan, habiskan, dan juga korbankan.
Aku tak perlu menemui semua orang.
Aku tak perlu mengetahui kabar semua orang. Apa yang terjadi di hidup mereka, bagaimana keadaan mereka sekarang, dan aku juga tidak perlu tetap berusaha mempertahankan sebuah hubungan yang tidak membawaku ke mana-mana. Melepas beberapa orang dan juga kawan yang tidak berdampak apa-apa pada perkembangan hidupku ke depan ternyata sungguh melegakan dan membuatku tidak perlu repot menghabiskan waktu dan tenagaku yang semakin terbatas ini pada orang-orang yang tidak worth it.
Dan ternyata itu nggak papa. Karena semakin ke sini aku semakin belajar bahwa aku tidak perlu memedulikan semua orang, karena sebenarnya..., tak semua dari mereka pun benar-benar peduli padaku.
Melalui itu pula, aku juga perlahan belajar untuk lebih menghargai orang-orang yang telah bersedia mengorbankan waktu dan juga tenaga mereka untukku. Orang-orang yang bersedia berlelah-lelah untukku, orang-orang yang bersedia untuk kurepotkan akan urusan dan keperluanku, orang-orang yang bersedia meminjamkan telinga untuk semua keluh dan tangisku, orang-orang yang bersedia menjadi tempat aku berbagi akan banyak hal. Karena tidak semua orang bersedia akan hal itu.
Dewasa ini juga aku belajar bahwa menjadikan ketenangan batinku sebagai prioritas kebahagiaanku bukanlah sebagai sebuah bentuk keegoisan. Aku sayang orang yang aku sayang, tetapi itu bukan berarti menyayangi mereka berarti harus menyakiti diriku sendiri. Semua orang akan pergi, jika aku tak belajar untuk menjadikan diriku sendiri sebagai sebaik-baik teman untukku, lalu siapa lagi yang akan tetap tinggal bersamaku?
Aku belajar untuk lebih mengenali apa yang baik dan buruk untuk ketenangan hati dan kebahagiaanku ke depan, sehingga bisa lebih mudah memilih langkah apa yang aku jalani.
Ya Allah, aku mungkin belum berada pada keadaan di mana mimpi-mimpiku telah terwujud, tetapi setelah apa yang kulewati selama ini, aku bangga karena telah mampu mengambil banyak pelajaran dan juga memetik hikmah, yang berguna sebagai petunjuk langkah apa yang harus kupilih.
Dalam haru yang terus bertambah 27 April 2023
215 notes · View notes