Tumgik
#Radikalisme
chillinaris · 1 year
Text
Jalaluddin Rumi pernah mengatakan, ‘’Sangat tidak gampang untuk menjelaskan hakikat kehidupan kepada khalayak awam, karena tingkat pengetahuan mereka belum memadai.’’
-----------------------------------------
Tumblr media
AHMAD DHANI MEMANG YAHUDI, TETAPI BUKAN ZIONIS. BENARANKAH?!
Ave Neohistorian!
Dhani Ahmad Prasetyo alias Ahmad Dhani, memiliki darah Yahudi dari garis keturunan ibunya. Kakeknya adalah Jan Pieter Friederich Kohler, seorang Yahudi-Jerman, yang merupakan ayah ibunda Dhani, Joyce Theresia Pamela Kohler.
Tumblr media
“Mata Ilahi” (Eye of Providence), atau piramida terpancung dengan mata satu diatasnya, merupakan simbol Kristen yang kerap diidentikkan dengan organisasi Freemasonry dan Iluminati. Simbol tersebut terlihat sekilas dalam karya-karya Dewa-19. Begitu juga Piramida terpenggal ditampilkan pada cover album “Dewa-19” (1992), dan Mata Satu terlihat pada cover album “Cintailah Cinta” (2002).
Tumblr media
Dalam video klip “Satu” (2004), pada durasi 1:43, terlihat seseorang dengan “Piramida mata satu” diatas telapak tangannya. Dalam beberapa kali konser, Dhani kadang kedapatan menggunakan kalung “bintang daud” yang merupakan simbol Yahudi.
Meski tersirat unsur-unsur Yahudi didalam karya-karyanya, Dhani ternyata gerah dengan tuduhan “Antek Yahudi” dari para haters. Ia menegaskan dirinya bukanlah Zionis dan tak pernah mengkampanyekan Yahudi, apalagi berurusan dengan perpolitikan Israel. Baginya, simbol-simbol tersebut hanyalah ekspresi seni belaka. Meski masih keturunan Yahudi, Ahmad Dhani adalah seorang muslim, dan unsur tasawuf kerap tersirat didalam karya-karyanya bahkan nama anak-anaknya.
Tumblr media Tumblr media
Pada Maret 2011, Ahmad Dhani turut menjadi target terror bom buku karena dianggap sebagai figur Yahudi. Bom disertakan dalam buku berjudul “Yahudi Militan”, yang mana Dhani dijadikan model sampulnya. Beruntung, Dhani selamat dari rencana pembunuhan tersebut. Dhani kemudian melaporkan dua orang penulis buku, yang menurutnya telah menggiring opini berbahaya seolah-olah dirinya antek Yahudi.
Setelah menanggalkan unsur-unsur Yahudi dalam karya-karyanya, pada Tahun 2014, Media “Times of Israel” mengecam kostum Dhani dalam video klip untuk kampanye capres Prabowo Subianto yang mana dianggap mirip seragam pejabat elite partai Sosialis Nasional Jerman.
Penulis: Jonathan Tsai
Editor: Hanafi Wibowo
Referensi:
Tonnedy, E. (2016). Pemaknaan Islam Dan Yahudi Dalam Video Klip "Satu" Dewa 19. Skripsi Fak. Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta, 2016
*) https://t.co/5YbxVLgcd2
Tumblr media
3 notes · View notes
hargo-news · 2 months
Text
BNPT: Teroris dan Radikalisme Seperti Penyakit Mental
Hargo.co.id, GORONTALO – Terorisme dan radikalisme seperti penyakit mental yang korbannya menyasar siapa saja. Hal itu diungkapkan Abdul Malik selaku staf ahli Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) pada pelaksanaan Kenduri, salah satu kegiatan mewujudkan desa siaga dengan resiliensi yang bertujuan untuk melibatkan masyarakat mencegah terorisme dan radikalisme, Rabu (24/7/2024) di…
0 notes
bantennewscoid-blog · 5 months
Text
Memberantas Paham Radikalisme dan Terorisme
Oleh: Eva Kalyna Audrey Aparat keamanan Republik Indonesia (RI) terus berupaya untuk memberantas penyebaran paham radikalisme dan terorisme di Tanah Air. Upaya tersebut teraktualisasi, salah satunya dari bagaimana keberhasilan aparat untuk menangkap sebanyak 7 (tujuh) orang tersangka teroris di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng). Adanya penangkapan kepada 7 orang tersangka teroris di Sulteng…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
mr-jurnal · 1 year
Link
Tentang Pendidikan Islam, Moderasi Beragama, dan Tantangan dalam Menjaga Kerukunan Umat Beragama di Indonesia, Artikel tersebut membahas tentang pentingnya menjaga kerukunan umat beragama dan memperkuat komitmen kebangsaan dalam menghadapi tantangan keberagaman di Indonesia, terutama dalam menghadapi gerakan ekstrem, radikal, dan intoleran.   
Dalam artikel tersebut juga dijelaskan mengenai pentingnya moderasi dalam beragama, serta paham keagamaan konservatif yang seringkali menjadi sumber konflik horizontal di Indonesia.  
0 notes
kapol-id · 2 years
Text
Radikalisme Muncul, di Kabupaten Tasikmalaya Baru Indikasi
Radikalisme Muncul, di Kabupaten Tasikmalaya Baru Indikasi
KAPOL.ID – Sebuah prediksi mengemukakan bahwa akan muncul gejala radikalisme dan terorisme menyusul resesi dunia. Prediksi tersebut kemudian memicu pemangku kebijakan di Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan. Di Kabupaten Tasikmalaya, misalnya, pemerintah melalui Foruk Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) melakukan Sosialisasi Radikalisme dan Terorisme. Kegiatan tersebut berlangsung di Islamic…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
beritatangerang · 2 years
Text
BNPT Telusuri Dugaan Jaringan Terorisme Wanita Berpistol Dekati Istana Negara
BNPT Telusuri Dugaan Jaringan Terorisme Wanita Berpistol Dekati Istana Negara
< Kliktangerang.com – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menelusuri dugaan jaringan terorisme dalam peristiwa seorang wanita membawa pistol dan mendekati Istana Merdeka pada Selasa, 25 Oktober 2022. “BNPT sedang melakukan koordinasi intensif dengan aparat penegak hukum untuk memastikan apakah pelaku bagian dari jaringan terorisme atau pelaku tunggal,” jelas Direktur Pencegahan BNPT R…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
kebumen24-com · 19 days
Text
Peran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Mencegah Radikalisme
Oleh: Vani Satya Puspita Anggraeni, Sleman Yogyakarta, Prodi Pendidikan Kewarganegaraan, Universitas Negeri Yogyakarta KEBUMEN, Kebumen24.com – Radikalisme adalah gagasan atau ideologi yang berupaya mengubah tatanan sosial dengan menggunakan kekerasan sebagai sarana mencapai tujuan. Di Indonesia, bentuk radikalisme yang paling mencolok adalah radikalisme agama, di mana penganutnya sering kali…
0 notes
gosulsel · 2 years
Text
Tangkal Radikalisme, Divisi Humas Polri Silaturahmi ke Ponpes Sultan Hasanuddin Gowa - Gosulsel
GOWA, GOSULSEL.COM — Tim Divisi Humas Polri melakukan kunjungan silaturahmi di Pondok Pesantren Sultan Hasanuddin Kabupaten Gowa, Rabu (18/01/2023) kemarin. Ratusan santri dan santriwati di Pondok Pesantren Sultan Hasanuddin ikut dalam pertemuan silaturahmi tersebut. Divis Humas Polri juga m...
http://gosulsel.com/2023/01/19/tangkal-radikalisme-divisi-humas-polri-silaturahmi-ke-ponpes-sultan-hasanuddin-gowa/
#DivisiHumasPolri #TangkalRadikalisme
0 notes
Text
Polsek Picung Ajak Masyarakat Tolak Paham Radikalisme
Polsek Picung Ajak Masyarakat Tolak Paham Radikalisme
RELASIPUBLIK.OR.ID, PANDEGLANG || Kanit Binmas Polsek Picung Polres Pandeglang Aipda Didit Kusyunianto mengimbau masyarakat kecamatan Picung agar menolak paham radikalisme. “Saya memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa persoalan teroris bukan hanya tugas dari kepolisian, tetapi tanggung jawab kita bersama dari pemerintah dan seluruh warga untuk mendengar dan mencari informasi.…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
chillinaris · 2 years
Text
“Solusi atas berbagai problematika yang sedang kita hadapi bukanlah khilafah. Tetapi meneguhkan kembali Pancasila dan menggerakkan semangat gotong royong dan kebhinnekaan yang sudah sesuai dengan jiwa Taawun dan Tasamuh dalam Islam,” ujar Gus Imam.
Lihat postingan ini… "Khilafah Bukan Solusi Problem Kebangsaan, tapi Desepsi, Delusi, Destabilisasi, dan Degradasi".
2 notes · View notes
hargo-news · 1 year
Text
As SDM Polri: Berantas Radikalisme Butuh Kerjasama Berbagai Pihak
As SDM Polri: Berantas Radikalisme Butuh Kerjasama Berbagai Pihak #Polri #Kerjasama #Berantas #Radikalisme
Hargo.co.id, JAKARTA – Asisten Kapolri bidang Sumber Daya Manusia (As SDM) Irjen Dedi Prasetyo membedah buku berjudul Radikalisme Terorisme dan Deradikalisasi di Indonesia. Buku ini mengabadikan kerja keras Polri dan pihak-pihak terkait dalam menangani terorisme. “Buku ini mengupas tentang terorisme dan soft deradikalisasi untuk memperkaya pemahaman pembaca,” kata Dedi dalam sambutannya, Rabu…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
bantennewscoid-blog · 7 months
Text
Peran Pendidikan Menangkal Radikalisme
Oleh : Gavin Asadit Radikalisme telah menjadi salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia saat ini. Fenomena ini tidak hanya terbatas pada wilayah Indonesia, melainkan juga menjadi perhatian dunia internasional. Radikalisme dapat diartikan sebagai sikap atau pandangan yang ekstrem, yang sering kali berujung pada tindakan kekerasan atau terorisme. Dalam menghadapi masalah…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
rinaam-sblog · 1 year
Text
NEGARA WAJIB MENJAGA AKIDAH UMAT
Sekularisme Pangkal Kesesatan | NEGARA WAJIB MENJAGA AKIDAH UMAT
Sekularisme (aqidah yang memisahkan agama dan kehidupan) yang dianut dan diterapkan di negeri ini sesungguhnya adalah pangkal kesesatan. Dari aqidah ini lahir sistem demokrasi yang menjamin kebebasan (liberalisme). Di antaranya kebebasan beragama. Ini tidak ada masalah. Sebabnya, dalam Islam pun setiap orang bebas memeluk agama. Setiap orang tidak boleh dipaksa untuk memeluk agama Islam. Allah SWT berfirman:
لاَ إَكْرَاهَ فِي الدِّيْنِ
Tidak ada paksaan dalam memasuki agama (Islam) (TQS al-Baqarah [2]: 256).
Masalahnya, dalam demokrasi, kebebasan beragama tak hanya dipahami sebagai kebebasan untuk memeluk agama tertentu. Namun faktanya, demokrasi juga menjamin kebebasan orang untuk gonta-ganti agama, termasuk murtad dari agama Islam. Ini jelas bertentangan dengan ajaran Islam itu sendiri. Rasulullah saw. bersabda:
مَنْ بَدَّلَ دِيْنَهُ فَاقْتُلُوْهُ
Siapa saja yang mengganti agamanya (murtad dari Islam) maka bunuhlah (HR al-Bukhari).
Demokrasi juga menjamin kebebasan bagi siapapun untuk menyelewengkan ajaran agamanya. Buktinya, munculnya ratusan aliran sesat, termasuk yang menistakan ajaran Islam, terkesan seolah dibiarkan. Belum lagi munculnya beragam pemikiran liberal yang juga sesat dan menyesatkan. Misalnya saja pemikiran tentang pluralisme agama, yang memandang semua agama sama. Juga pemikiran tentang toleransi beragama yang kebablasan, yang melahirkan sinkretisme (campur-aduk) agama seperti doa bersama lintas agama, dll. Semua seolah dibiarkan oleh negara atas nama demokrasi dan kebebasan.
Di sisi lain, sikap untuk berpegang teguh pada akidah Islam yang lurus, termasuk pada identitas Islam, keinginan untuk hidup diatur oleh syariah Islam secara kâffah, termasuk mengkaji dan mengajarkan ajaran Islam tentang Khilafah, acapkali dicap sebagai radikal, atau dikaitkan dengan radikalisme, bahkan dengan terorisme.
Alhasil, sekularisme yang melahirkan kebebasan (liberalisme) justru merupakan pangkal kesesatan. ========++++========
NEGARA WAJIB MENJAGA AKIDAH UMAT
Buletin Kaffah No. 299 (12 Dzulhijjah 1444 H/30 Juni 2023 M)
Akhir-akhir ini publik sedang dihebohkan oleh berita tentang Pondok Pesantren Al-Zaitun pimpinan Panji Gumilang yang berlokasi di Kabupaten Indramayu Jawa Barat. Banyak pihak menilai Al-Zaytun dan Panji Gumilang telah menyimpang dari ajaran Islam. Berita heboh dimulai saat beredar video pelaksanaan Shalat Idul Fitri di Al-Zaytun yang memperlihatkan adanya sosok wanita di shaf paling depan yang sejajar dengan shaf laki-laki. Video lainnya memperlihatkan Panji Gumilang mengucapkan salam di hadapan jamaahnya dengan ucapan salam yang diduga khas Yahudi. Ada pula cuplikan video ceramah Panji Gumilang yang mengklaim bahwa al-Quran bukanlah firman Allah SWT, tetapi ucapan Nabi Muhammad saw. yang berasal dari wahyu Allah SWT. Klaim ini terkonfirmasi juga saat wawancara eksklusif Panji Gumilang dengan SCTV baru-baru ini. Selain itu, dari berita yang beredar, Al-Zaytun dan Panji Gumilang disinyalir terafilisasi dengan NII KW-9 yang juga dianggap gerakan yang menyimpang.
Aliran Sesat di Indonesia
Di Indonesia, aliran sesat memang cukup banyak bermunculan. Sebagian ada yang hilang, namun kemudian muncul lagi dengan nama baru. Berdasarkan catatan MUI pada tahun 2016 saja sudah ada lebih dari 300 aliran sesat di Indonesia (Cnnindonesia.com, 2/1/2016). Di antaranya yang sudah resmi difatwakan sesat oleh MUI adalah: Ahmadiyah yang mentahbiskan pendirinya (Mirza Ghulam Ahmad) sebagai nabi; Lia Eden atau Salamullah yang didirikan oleh Lia Aminuddin, yang mengaku pernah bertemu dengan Malaikat Jibril; Al-Qiyadah al-Islamiyah pimpinan Ahmad Moshaddeq yang mengaku sebagai nabi; Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang dianggap meneruskan ajaran Al-Qiyadah al-Islamiyah; Kerajaan Ubur-ubur di Serang Banten; Puang Larang/Tarekat Tajul Khalwatiyah Syekh Yusuf Gowa. Adapun Al-Zaytun, meski sudah berdiri lebih dari 20 tahun, belum secara resmi dinyatakan sesat oleh MUI.
Pertanyaannya: apa kriterianya sebuah aliran dianggap sesat? Pada tahun 2007 MUI Pusat mengeluarkan rekomendasi/fatwa tentang 10 kriteria sebuah aliran dianggap sesat/menyimpang. Kesepuluh kriteria tersebut adalah: 1. Mengingkari salah satu dari rukun iman yang 6; 2. Meyakini dan atau mengikuti aqidah yang tidak sesuai dengan al-Quran dan as-Sunnah; 3. Meyakini turunnya wahyu setelah al-Quran; 4. Mengingkari otentisitas dan atau kebenaran isi al-Quran; 5. Melakukan penafsiran al-Quran yang tidak berdasarkan kaidah-kaidah tafsir; 6. Mengingkari kedudukan Hadis Nabi saw. sebagai sumber ajaran Islam; 7. Menghina, melecehkan dan atau merendahkan para nabi dan rasul; 8. Mengingkari Nabi Muhammad saw. sebagai nabi dan rasul terakhir; 9. Mengubah, menambah dan atau mengurangi pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan oleh syariah, seperti haji tidak ke Baitullah, salat wajib tidak 5 waktu; 10. Mengkafirkan sesama Muslim tanpa dalil syar'i seperti mengkafirkan Muslim hanya karena bukan kelompoknya (Republika.co.id, 26/10/2017).
Melindungi Aqidah Umat
Salah satu peran negara yang paling utama dalam pandangan Islam adalah menjaga dan melindungi aqidah/keyakinan umat Islam. Munculnya banyak aliran sesat di Indonesia jelas menunjukkan bahwa negara saat ini tidak hadir dalam menjaga dan melindungi aqidah umat Islam. Padahal aliran-aliran sesat itu telah memakan banyak korban dari kalangan umat Islam. Mereka banyak yang akhirnya tersesat/menyimpang dari aqidah Islam yang lurus, bahkan murtad dari Islam.
Mengapa negara terkesan tidak hadir untuk menjaga dan melindungi aqidah umat Islam? Tidak lain karena negara saat ini menganut dan menerapkan aqidah sekularisme. Sekularisme hakikatnya adalah aqidah sesat. Pasalnya, sekularisme adalah aqidah yang meyakini agama harus dipisahkan dari urusan negara. Dalam negara sekuler, negara tidak boleh campur-tangan dalam urusan keyakinan warga negaranya. Andai ada warga negara yang gonti-ganti agama/keyakinan, negara tak peduli. Negara pun tak akan peduli andai banyak Muslim yang murtad dari Islam, termasuk menganut aliran sesat.
Padahal dulu Rasulullah saw.—sebagai kepala negara—sangat tegas terhadap aliran yang menyimpang. Sebagaimana diketahui, dalam sejarah Islam, pernah muncul seorang yang mengklaim sebagai nabi (nabi palsu). Dia adalah Musailamah al-Kadzdzab (Musailamah Sang Pendusta). Nama aslinya Musailamah bin Habib dari Bani Hanifah. Berbagai cara dilakukan Musailamah untuk mengukuhkan posisinya. Salah satunya mengirimkan surat kepada Nabi Muhammad saw. Dalam surat itu, Musailamah meyakinkan bahwa dirinya adalah seorang nabi dan rasul Allah juga, sama seperti Nabi Muhammad saw.
Nabi Muhammad saw. kemudian mengirimkan surat balasan untuk Musailamah. Sebagaimana dikutip dalam Sirah Ibnu Ishaq, berikut surat balasan Nabi Muhammad saw.: “Dari Muhammad Rasulullah kepada Musailamah sang Pendusta. Keselamatan itu dilimpahkan kepada orang yang mengikuti petunjuk (QS Thaha: 47). Sungguh bumi ini adalah milik Allah. Allah mewariskan bumi ini kepada siapa saja yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa." (Ibnu Hisyam, Sîrah Ibnu Hisyâm, 2/601).
Peristiwa itu diperkirakan terjadi pada akhir tahun ke-10 Hijrah. Namun demikian, balasan surat Nabi Muhammad saw. itu sedikitpun tidak mengubah keyakinan dan semangat Musailamah untuk menyebarkan ajarannya. Bahkan ‘dakwah’ Musailamah semakin aktif setelah Nabi Muhammad saw. wafat. Akibatnya, propaganda yang disebarluaskan Musailamah itu mempengaruhi stabilitas pemerintahan Islam pasca Rasulullah saw., yakni pemerintahan Islam di bawah Khalifah Abu Bakar as-Shiddiq ra. Karena itu di bawah komando Khalifah Abu Bakar ra., pasukan kaum Muslim kemudian menumpas Musailamah dan pengikutnya dalam Perang Yamamah (12 H) (Al-Mubarakfuri, Ar-Rahîq al-Makhtûm, hlm. 416).
Sebetulnya, selain Musailamah, di era pemerintahan Islam, khususnya masa Khulafaur Rasyidin dan era setelahnya, masih banyak orang yang menyebarkan aliran sesat/menyimpang. Rata-rata mengklaim sebagai nabi. Mereka sebelumnya adalah Muslim, lalu menyimpang dari ajaran Islam. Disebutkan dalam Nihâyat al-'Alam karya Muhammad al-'Arifi bahwa selain Musailamah, ada beberapa nabi palsu yang hidup pada zaman Rasulullah saw. dan para khalifah sepeninggal beliau. Semuanya diperangi oleh negara, tentu setelah sebelumnya mereka diminta untuk bertobat dan kembali ke dalam pangkuan Islam, tetapi mereka menolak.
Sekularisme Pangkal Kesesatan
Sekularisme (aqidah yang memisahkan agama dan kehidupan) yang dianut dan diterapkan di negeri ini sesungguhnya adalah pangkal kesesatan. Dari aqidah ini lahir sistem demokrasi yang menjamin kebebasan (liberalisme). Di antaranya kebebasan beragama. Ini tidak ada masalah. Sebabnya, dalam Islam pun setiap orang bebas memeluk agama. Setiap orang tidak boleh dipaksa untuk memeluk agama Islam. Allah SWT berfirman:
لاَ إَكْرَاهَ فِي الدِّيْنِ
Tidak ada paksaan dalam memasuki agama (Islam) (TQS al-Baqarah [2]: 256).
Masalahnya, dalam demokrasi, kebebasan beragama tak hanya dipahami sebagai kebebasan untuk memeluk agama tertentu. Namun faktanya, demokrasi juga menjamin kebebasan orang untuk gonta-ganti agama, termasuk murtad dari agama Islam. Ini jelas bertentangan dengan ajaran Islam itu sendiri. Rasulullah saw. bersabda:
مَنْ بَدَّلَ دِيْنَهُ فَاقْتُلُوْهُ
Siapa saja yang mengganti agamanya (murtad dari Islam) maka bunuhlah (HR al-Bukhari).
Demokrasi juga menjamin kebebasan bagi siapapun untuk menyelewengkan ajaran agamanya. Buktinya, munculnya ratusan aliran sesat, termasuk yang menistakan ajaran Islam, terkesan seolah dibiarkan. Belum lagi munculnya beragam pemikiran liberal yang juga sesat dan menyesatkan. Misalnya saja pemikiran tentang pluralisme agama, yang memandang semua agama sama. Juga pemikiran tentang toleransi beragama yang kebablasan, yang melahirkan sinkretisme (campur-aduk) agama seperti doa bersama lintas agama, dll. Semua seolah dibiarkan oleh negara atas nama demokrasi dan kebebasan.
Di sisi lain, sikap untuk berpegang teguh pada akidah Islam yang lurus, termasuk pada identitas Islam, keinginan untuk hidup diatur oleh syariah Islam secara kâffah, termasuk mengkaji dan mengajarkan ajaran Islam tentang Khilafah, acapkali dicap sebagai radikal, atau dikaitkan dengan radikalisme, bahkan dengan terorisme.
Alhasil, sekularisme yang melahirkan kebebasan (liberalisme) justru merupakan pangkal kesesatan.
Pentingnya Berpegang Teguh pada al-Quran dan as-Sunnah
Di antara dampak buruk sekularisme yang diterapkan di negeri ini adalah menjadikan banyak kaum Muslim tidak lagi berpegang teguh pada agamanya. Mereka tidak lagi berpegang teguh pada al-Quran dan as-Sunnah. Akibatnya, banyak kaum Muslim mudah tersesatkan dari agamanya. Padahal Rasulullah saw. telah menegaskan, saat berkhutbah pada Haji Wada’:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّى قَدْ تَرَكْتُ فِيكُمْ مَا إِنِ اعْتَصَمْتُمْ بِهِ فَلَنْ تَضِلُّوا أَبَدًا كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ
Wahai manusia, sungguh telah aku tinggalkan di tengah-tengah kalian suatu perkara yang jika kalian pegang teguh niscaya kalian tidak akan tersesat selama-lamanya: Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya (HR al-Hakim dan al-Baihaqi).
Berpegang teguh pada al-Quran bermakna menjadikan al-Quran dan as-Sunnah sebagai pedoman hidup. Sikap ini meniscayakan antara lain: Pertama, menjadikan al-Quran dan as-Sunnah sebagai rujukan (Lihat: QS an-Nisa’ [4]: 59). Kedua, menjadikan al-Quran dan as-Sunnah sebagai standar halal-haram, benar-salah, dan baik-buruk. Artinya, yang wajib dijadikan tolok ukur adalah apa saja yang diputuskan dan dinyatakan oleh al-Quran dan as-Sunnah (Lihat: QS asy-Syura [42]: 10). Ketiga, mengamalkan seluruh kandungan al-Quran dan as-Sunnah dalam seluruh aspek kehidupan (Lihat: QS al-Baqarah [2]: 208).
WalLâh a’lam bi ash-shawâb. []
---*---
Hikmah:
Allah SWT berfirman:
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ اْلإِسْلاَمِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي اْلآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Siapa saja yang mencari agama selain Islam tidak akan diterima dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang rugi. (TQS Ali ‘Imran [3]: 85). []
4 notes · View notes
Text
Insecure itu Hasil Dosa
Kita pikir harus selalu ada orang miskin yang insecure, sebab uang mereka pas-pasan, sedang keperluan hidupnya terus meningkat. Tiap tahun pastinya pusing bayar sewa, belum lagi harga-harga naik, apalagi kalau sudah sakit, atau pas kenaikan kelas. Ada banyak yang dikhawatirkan.
Ternyata tidak harus melulu begitu. Orang miskin bisa jadi lebih tenang dan orang yang jauh lebih kaya bisa jadi lebih insecure. Karena yang buat insecure, takut berlebihan, itu bukan harta, tapi perbuatan mereka. Taat pastinya buat tenang dan dosa itu membuat insecure.
Cek di dalam Al-Qur’an, Allah menyampaikan, mereka yang banyak mencela, mencari kesalahan, memaki dan mengolok-olok itu juga para penumpuk harta, yang selalu insecure dengan hartanya, makin ditumpuk, makin dia merasa kurang dengan apa yang dia miliki.
begitu juga Fir’aun, kekuasaan yang panjang justru membuatanya ingin terus berkuasa, walauapun itu berati ia harus mengerahkan segala cara untuk memastikan tak ada satu pun yang bisa menggantikannya. Meski harus menyembelih tiap bayi lelaki, semua karena insecure.
Insecure memang absurd. Ia membuat manusia mabuk dunia, panik, dan tega untuk melakukan hal gila, dan sesadis apapun, persetan dengan logika dan kemanusiaan, apalagi keadilan. Siapapun yang dianggap membuat insecure, akan dibalas dan akan dikriminalisasi.
Jadi ini bukan tentang muamalah dinar dan dirham, bukan tentang organisasi yang sewenang-wenang, bukan juga tentang pelanggaran protokol kesehatan, bukan pula tentang radikalisme dan anti-NKRI, jauh dari bahasan intoleransi atau anti-Pancasila. Tapi ini semua kepanikan inti tentang INSECURITY.
Seperti yang Allah sampaikan di Al-Qur’an, bahwa mereka yang INSECURE itu mengira, bahwa dunia bisa mengamankan mereka, dan bahwa segalanya tak ada akhirnya, bahwa mereka bisa lepas dengan semua kedzaliman mereka.
2 notes · View notes
kapol-id · 2 years
Text
Cara Meminimalisir Radikalisme Menurut Bupati Tasik
Cara Meminimalisir Radikalisme Menurut Bupati Tasik
KAPOL.ID – Bupati Tasikmalaya, Ade Sugianto menilai radikalisme sebagai fenomena yang tidak mungkin hilang, sepanjang masih ada kehidupan dunia. Lantaran radikalisme sendiri merupakan warisan dunia sejak peradaban manusia lahir. “Karena itu (radikalisme, Red.) memang sebuah paham atau pemikiran yang ingin mengubah atau menegakkan sesuatu secara cepat, tanpa memperdulikan aturan, kepentingan dan…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
kabardaily · 2 days
Photo
Tumblr media
Eks Kelompok Jalin Jantho Tolak Paham Intoleransi, Radikalisme, dan Terorisme
0 notes