Tumgik
#adukku
indiantiquest · 2 years
Photo
Tumblr media
. . Antique Adukku pathiram complete set of six concentric brass canisters, to cook, hold, reheat & serve, A versatile set of vessels useful in all daily cooking. In old days pilgrims and travellers used to carry this set to do make shift cooking and serving food on the go as there were no frequent eateries., after use these can be stacked one in to another for ease of transporting without eating much space. . . Dimensions of the six vessels from smallest Mooru vessel 4.25 inches wide 2.5 inches tall Poriyal vessel 4.35 inches wide 2.75 inches tall Puli kulambhu vessel 5 inches wide 3 inches tall Kootu vessel 5.25 inches wide 3.25 inches tall Rasam vessel 5.5 inches wide 3.5 inches tall Sambhar vessel 5.75 inches wide 3.75 inches tall . . #indiantiquest #antiqueshop #antiquebrass #adukku #pathiram #vintagevessels #antiqueseller #oldisgold #rarefinds #cookpots #reheat #serveware #antiques #vintage #throwback #railadukku #travelcookware #sambhar #kitchenvessels #rasam #foodstylingprops #foodphotoprops #pulikulambhu #kitchenprops #mooru #poriyal #kootu #aviyal #kaasipathiram (at Indian Antique Quest) https://www.instagram.com/p/CnwSBY-gc0J/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
zishtatraditions · 5 months
Text
Introducing the Brass Rail Adukku, a timeless piece of brass cookware that seamlessly combines tradition with functionality. A quintessential travel accompaniment for families in the olden days, Rail Adukku as its called is a set of 14 brass utensils with varied functionality to support your cooking during very long rail journeys. All components of the Rail Adukku are coated with tin for protection and making it ideal for all forms of cooking.
0 notes
nabilzuhdy · 5 years
Text
Ombak Penuh Hikmah
Deringan beker membangunkanku. Melenyapkan mimpi-mimpi indah semalam. Usai sepenuhnya mengumpulkan nyawa, kukucek mata dan beranjak dari kasur empuk tempat tidurku. Dengan gontai aku melangkah menuju kamar mandi dan mengambil wudu. Sayup terdengar azan mulai berkumandang, tanda waktu subuh telah tiba.
Setelah mengganti pakaian dengan kemeja rapi dan sarung bercorak, aku keluar dan tidak lupa mengunci pintu sebelum berangkat ke masjid. Di perjalanan menuju masjid, aku bertemu beberapa tetangga di sekitar rumahku yang juga ingin ke masjid. Kami pun berjalan bersama-sama di tengah kesejukan subuh.
Sesampaianya di masjid, aku langsung salat dua rakaat dan memanjatkan doa diantara azan dan iqamah. Iqamah didengungkan, aku pun salat subuh berjamaah dengan khusyu’. Selepas salat pun aku tak lupa berzikir dan melantunkan doa-doa yang dianjurkan Nabi di pagi hari. Setelah mengahabiskan waktu cukup lama untuk bernujat kepada Allah, aku kembali ke rumah dan bersiap untuk berangkat ke kantor. Itulah rutinitasku setiap paginya.
 ***
 Mobil melaju dengan tenang saat pesan masuk di telepon selulerku. Kugapai ponsel dan sekilas melirik isinya. Jangan lupa untuk hadir di kantor tepat waktu. Pandanganku beralih ke jam yang ada di dashboard mobil, masih jam 7.50, pikirku. Aku masih punya banyak hingga rapat dimulai.
Hari ini tepat tanggal 26 Desember, dan kota Banda Aceh seperti hari-hari biasanya, ramai dengan kendaraan yang lalu lalang di jalanan kota. Sedikit macet di perempatan jalan sudah biasa di jam-jam kerja seperti sekarang.
Di tengah kemacetan dan suara klakson yang saling menyahut, hal-hal aneh pun mulai terjadi. Hiasan gantung yang mengalungi kaca di dashboard mobilku mulai bergoyang dengan sendirinya. Awalnya hanya goyangan kecil hingga akhirnya mobilku ikut bergoyang dan mengaduk-adukku di dalam. Gempa bumi berkekuatan besar mengguncang Banda Aceh. Suara klakson yang saling bersahutan kini  berubah menjadi jeritan manusia-manusia yang berusaha menyelamatkan diri. Orang-orang meninggalkan kendaraannya dan berlari histeris tak tahu arah.
Aku berusaha untuk teteap tenang dan duduk di jok mobil. Walaupun sudah berusaha semampu mungkin untuk tenang, gempa yang besar itu tentu saja dapat membuat ngeri semua orang. Aku terhantam ke kanan dan kiri. Kepalaku membentur bagian atas mobil dan membuatku mual dan pusing. Hanya zikir dan istigfar yang bias kulantunkan. Berharap Allah memberikan pertolongannya kepadaku.
Gempa itu ternyata berlangsung sangat lama. Terlalu lama untuk membuatku mual dan mengeluarkan isi perutku. Setelah kesadaranku kembali dengan sempurna, aku melihat ke sekeliling dan menyaksikan Banda Aceh yang sudah porak poranda dihantam gempa. Aku semakin melancarkan zikir dan istigfar.
Yang kupikirkan saat ini bukan lagi tentang rapat, kantor, dan urusan duniawi lainnya. Aku hanya memikirkan keselamatan diriku. Aku keluar dari mobil dan segera mencari tempat aman terdekat. Dengan tergopoh-gopoh aku berusaha menggapai masjid Baiturrahman yang berada tidak jauh dari posisi kendaraanku. Sesekali aku melompat kecil untuk menghindari kendaraan-kendaraan yang sudah tidak bertuan dan jalanan kota yang mulai retak.
Berhasil sampai di masjid, kekhwatiran yang justru menghampiriku. Gulungan air yang sangat tinggi meluncur dengan cepat menyapu seluruh isi kota. Tsunami yang datang melengkapi gempa besar yang terjadi sebelumnya. Aku dan sekian banyak orang-orang yang berlindung di masjid hanya bisa memasrahkan semuanya kepada Allah. Desiran ombak yang menghantam disertai dengan jeritan dan tangisan orang-orang yang hanya bisa melihat seluruh kota tersapu bersih oleh air.
Rumah Allah yang saat ini menjadi tempatku bernaung menjadi satu-satunya tempat yang paling aman. Tsunami yang menerjang seakan enggan menghantam masjid Baiturrahman. Hingga berjam-jam lamanya, tsunami baru benar-benar selesai. Setelah memastikan semuanya sudah aman, manusia berhamburan keluar masjid dan berusaha mencari harta dan sanak kelurganya yang masih tersisa.
Ratusan manusia terdampar tak berdaya di jalanan-jalanan kota. Kendaraan dan benda-benda bermacam rupa tergeletak berantakan. Tsunami ganas telah meluluhlantahkan kotaku.
“Setiap peristiwa selalu ada hikmahnya, nak” aku dikagetkan dengan seorang kakek tua yang berdiri di sampingku.
“Lalu menurut kakek, apa hikmah di balik ini semua?”
“Bisa berupa ujian atau sebuah peringatan yang Allah timpakan kepada kita. Kau akan tahu jawabannya,” setelah kembali menengok ke samping, kakek tua itu sudah hilang dari hadapanku. Ada sebab ada akibat. Ada tindakan maka ada konsekuensi. Apapun yang terjadi hari ini tidak akan kulupakan, bahkan dunia. Tamat.
12 notes · View notes
rajinists · 6 years
Photo
Tumblr media
Update: The lyric video song of Marana Mass from Petta has crossed more than 4 million views within 21 hours and 5 million views within 28 hours. 
Watch now: https://www.youtube.com/watch?v=HHk-Fk7wTfo 
Tough tharanum Adukku avan thaan Porandhu varanum! 
1 note · View note
lyrics2world · 4 years
Text
Mannurunda Lyrics - Soorarai Pottru
Latest Tamil song Mannurunda Lyrics from Soorarai Pottru Movie.Song sung by Senthil Ganesh & lyrics written by K Ekadesi.Music given by GV Prakash Kumar & ft. Suriya, Aparna Balamurali.This song published by Sony Music India.
Tumblr media
Mannurunda Lyrics Details:-
Song: Mannurunda Singer: Senthil Ganesh Lyrics: K Ekadesi Music: GV Prakash Kumar Featuring Stars: Suriya, Aparna Balamurali Movie: Soorarai Pottru Music Label: Sony Music India
  (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Mannurunda Lyrics
Mannurunda Mela Mannu Urunda Mela Manusapaya Atam Paaru Aah Aah Atam Paru Hey Aey Aatam Paaru Aatam Paaru Aatam Aatam Aatam Aatam Aatam Mannu Urunda Mela Inga Manusapaya Aatam Paaru Kannurenda Moodi Putta Veedhiyila Pogum Theroo Andavulaa Kondu Vandhoo Sarayatha Oottu Ayawoda Oorvalatula Adungada Koothu Yezhai Panakkaran Inga Ellam Onnu Pangu Kadaisiyila Manushanu Oodhuvainga Sangu Yezhai Panakkaran Inga Ellam Onnu Pangu Kadaisiyila Manushanu Oodhuvainga Sangu Netreekasu Otha Roowa Kooda Warum Sothu Ey Ottha Roowa Ha Ha Ottha Roowa Hey Aey Ottha Roowa Ottha Roowa Ottha Ottha Ottha Ottha Ottha Netrikasu Otha Roowa Kooda Warum Sothu Thaane Sethavarum Serndhu Aada Waangi Potu Kuthuvome Saarayam Kudichavanga Veshti Avulnthu Vizhume Kudam Udaikum Idam Varikkum Pombalainga Azhumein Aayiram Peru Irundhaalum Kooda Yaarum Varala Da Adukku Maadi Weedu Irundhum Aaradi Thaan Meiyada Aayiram Peru Irundhaalum Kooda Yaarum Varala Da Adukku Maadi Weedu Irundhum Aaradi Thaan Meiyada Keezh Saadhi Udambukula Keezh Saadhi Udambukula Oduradhu Sakadaiya Aiyya Oduradhu Sakadaiya Andha Mel Saadhi Karanuku Andha Mel Saadhi Karanuku Rendu Kombu Irundha Ha Ha Kombu Irundha Hey Aey Kombu Irundha Kombu Irundha Kombu Kombu Kombu Kombu Kombu Kombu Keezh Saadhi Udambukula Oduradhu Sakadaiya Mel Saadhi Karanuku Rendu Kombu Iroondha Katungaya Uzhaikura Kootam Ellam Keezh Saadhi Manushangalam Ukandhu Thingiravellam Mel Saadhi Vamsangalam Ennangada Nadu Adda Saadhiya Thooki Podu Enangada Nadu Adda Saadhiya Podhachi Moodu Ennangada Nadu Adda Saadhiya Thooki Podu Enangada Nadu Adda Saadhiya Podhachi Moodu
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Mannurunda Lyrics Video
youtube
  (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
from Blogger https://ift.tt/2HKMeB9 via IFTTT
0 notes
brassbronzeboutique · 4 years
Text
Look at this video... 📹
Look at this video... 📹 https://pin.it/6e7hCuO
https://pin.it/6e7hCuO
The vessel is known as rail adukku pathiram, as it was earlier used by families to carry groceries and cook food during train journeys. As there were no hotels or eateries during those days, people used to carry these vessels to cook during long journeys. I have even heard that my grandmother once used the vessel to cook food during a trip.
Tumblr media
0 notes
indiantiquest · 4 months
Text
Adukku pathiram set of three brass
Adukku pathiram set of three brass handmade
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
dewantintanp · 7 years
Text
Tinta Putih
Tinta yang di tuliskan diatas kertas putih, yang bagaimana pun caranya tak kan pernah bisa terbaca karena warnya yang seputih kertas sebagai alas untuk menumpahkan tinta putih itu. Kecuali jika dia adalah orang yang sama sepertiku, sama2 menulis di kertas putih dengan tinta putih, hal itu terjadi karena mereka berperasaan sama sepertiku.
Menulis di kertas putih dengan tinta putih serasa menulis diatas air, akan sama jadinya yaitu tak kan terbaca. Namun entah mengapa aku selalu lega dengan apa yang aku tulis dengan tinta putih itu. Entah itu bisa terbaca atau tidak, atau mingkin ada sebagian orang yang bisa membacanya selain Allah, tak masalah bagiku.
Memang tulisan itu tak dilarang untuk dibaca. Semua tulisan itu adalah semua perasaan ku. Yaa tentunya tak perlu aku jelaskan perasaan yang bagaimana, karena kalian harus bisa membacanya sebelum mengerti diriku ini seperti apa.
Bukan berarti tulisan yang putih ini suci karena warnanya yang putih, ini hanyalah tulisan yang mewakili semua perasaan campur adukku ini. Hmm bahkan bukan hanya mewakili, memang inilah perasaan yang aku rasakan semasa aku hidup. Aku tak peduli jika orang tak membacanya. Sebagai seorang yang introvert, aku lebih nyaman menulis daripada harus berbicara.
Mungkin memang tidak ada yang menarik dari tulisanku. Aku juga tidak pandai merangkai kara2 indah, karena aku bukan seorang penyair. Semua yang kutulis berdasarkan apa yang aku rasakan, jadi sulit bagiku untuk memperindah kata2 dalam tulisan ini.
Sendiri dengan menulis itu sudah sangat membuatku nyaman, dan dengan menulis di kertas putih dengan tinta putih ini aku tak perlu repot2 menyimpan buku2 tulisanku jika aku menulisnya di buku biasa dengan tinta hitam. Cukup disini tulisanku bisa tersimpan sampai kapanpun, bahkan mungkin sampai aku tidak lagi menulisnya karena tanganku tak mampu lagi menulis.
1 note · View note
slytsen · 4 years
Text
Barangkali hidup adalah doa yg begitu panjang dan sunyi adalah minuman keras -pa sapardi
Bait itu seperti jadi obat ketika aku sedang merasa sangat berantakan, seperti mau dirapikan tapi bingung harus mulai darimana, seperti pecahan kaca yg entah akan lebih baik di satukan kembali atau di buang saja, bait yg selalu membuatku merasa dimanusiakan dan membuat aku sadar bahwa setiap rasa levelnya adalah sama.
Masalah ternyata bukan untuk diselsaikan tapi untuk diterima supaya kita nggak lagi bisa bedain mana masalah mana bukan, setuju kan? Harus. Sebenarnya aku mau sekali melanjutkan obrolan kita soal masalah kita saat itu karna banyak sekali yg belum selesai rasanya, dikepalaku masih ada banyak pertanyaan yg belum juga ada jawaban nya, tp saat itu tidak tau kenapa aku ingin besok - besok saja membahsnya, Karna mendadak aku jadi rindu dengan manusia yg aneh, manusia yg nggak pernah ada serius - seriusnya.
Jadi waktu itu aku sedang ada di dititik lelah dengan semua arah yg dimana sudah aku turuti kemauanmu tapi tidak juga membawaku ke tempat yg aku butuh, ketika semua terasa salah, aku merasa smua yg ada didepan itu salah, salah alamat, salah jalan dan salah smua pokoknya.
Sifatmu yg terlalu bercanda, membuatku sempat benar - benar menyerah akhirnya, memang iya kalau kamu itu menyenangkan tapi kamu juga sangat menggampangan, menurutmu hidup cuma buat di ketawain "yg penting ngalir aja" Katamu. Ah opinimu selalu saja berhasil membuatku kesal, karna bukannya setiap hubungan pada akhirnya akan membawa kita berada di fase pertanyaan "ini jadinya gimana sih?" Dan kamu tidak pernah memberiku jawaban dari pertanyaan itu.
Rasanya aku di buat penasaran, dan tidak tau kenapa perasaan campur adukku prihal pertanyaanku itu perlahan mulai bisa merunduk, kadaluwarsa, dan cenderung teratasi, tapi kalau aku harus mengikuti takdirmu yg cuma bercanda bukannya aku lebih baik membuat takdirku sendiri ya? Iyaa, seperti biasanya saja kan? yg juga memang selalu aku lakukan sebelumnya.
Bisa-bisanya waktu aku berhasil membuat keputusan untuk berhenti dari kamu, kamu datang dan meminta "kita coba sekali lagi ya". Rasanya waktu itu aku ingin sekali memukul isi kepalamu dan menutup mulutmu, memangnya apa yg kamu pikirkan saat itu? kenapa bisa kamu melakukan itu setelah menyakitiku tanpa berfikir panjang, tp bodohnya aku memberimu kesempatan "baiklah, kita akan coba lagi" Kataku, walaupun aku tau bukannya yg namanya kesempatan itu sebenaenya memang tidak pernah ada, bukannya yg ada cuma harapan agar kamu tidak lagi menyakitiku?, dan bukan nya kesempataan itu cuma penundaan rasa penyesalan saja kan ya?
Baiklah, aku sepakat untuk mencoba lagi denganmu, sekali lagi yg terakhir, ingat sekali yg terakhir!
Baiklah, kita akan coba sekali lagi, mungkin untuk merencanakan kembali menonton film ke bioskop karena seingatku yg terakhir kita rencanakan tidak begitu bagus endingnya, asal kamu janji jangan lagi menipuku kalau tidak jadi menonton dengan alasan kamu sedang sibuk, padahal beberapa kali yg kita rencanakan itu kamu mendadak mengingkarinya karna sudah menonton dengan orang lain kan? Tidak apa, aku sudah terima. Baiklah, kita akan coba lagi untuk makan dimanapun kamu mau asal janji jangan lagi paksa aku makan bawang goreng kalau sedang makan bakso atau mie jawa karna aku tidak pernah suka dipaksa untuk menyukai hal yg memang tidak aku suka, aduh menyebalkan sekali kalo hati udah ngalahin hal - hal logis begini ya?. Rasanya kemarin itu kaya kita udah kemana - kemana tapi nyatanya tidak untuk kemana - mana ya?, abu - abu.
Sudahlah kecewaku jangan di bahas lagi, kita akan coba sekali lagi untuk yg terakhir kan? Iya tidak apa jangan minta maaf terus, nanti aku bosan 🖤
0 notes
adriannabella · 7 years
Text
Ceritaku Bergaris Dua
Hari itu sungguh hari yang dipenuhi sejuta rasa: bingung, takut, senang, syukur, bahagia, dan ribuan perasaan lain yang saling bercampur aduk. Satu hal yang begitu terasa hari itu, “Allah itu Maha Baik!”
Sejak seorang lelaki mengguncang Arsy Allah dan menghalalkanku baginya di waktu yang sama, aku tau bahwa ia begitu menginginkan anggota-anggota kecil menghiasi kehidupan baru kami, secepatnya. Saat itu, aku tak ambil pusing, dan hanya menunggu “diberi”. Istilahnya, “kalau dikasih ya syukuri, kalau belum ya gak apa-apa”.
Satu bulan terlewati, sang “bulan” masih datang menghampiri. Kala itu, saudara, teman, bahkan artis pun telah berhasil dititipi amanah pada “percobaan” pertama. Aku mulai gelisah.
Tak jarang, setiap bertemu saudara atau teman, hal yang ditanyakan adalah “Sudah isi belum?” atau kalimat semacamnya. Sedikit banyak, hal ini membuatku semakin merasa gagal dan kecewa sebagai seorang istri dan wanita. Tapi, aku bersyukur krn selalu saja ada kalimat hangat di setiap pilu. Katamu, “Tidak apa-apa”. Katamu lagi, “Jangan dengarkan kata mereka, ini hidup kita”. Ah, benar juga! Mereka yang berbasa-basi mungkin justru orang-orang yang tak terlalu peduli jika sesuatu terjadi padaku. Jika dipikir-pikir, orang-orang terdekatku justru lebih menjaga ucapan dan perilaku agar tak melukai hati.
Aku selalu terngiang kalimat semangat yang kubuat sendiri saat menghadapi masa-masa ujian sekolah dulu, “Takdir itu ada di ujung usaha”. Ya, takdir ada di ujung usaha, tak terkecuali untuk takdir yang satu ini. Setelah bulan pertama berlalu, aku selalu memantau masa subur melalui aplikasi yang menurutku paling akurat memprediksi menstruasi dan masa suburku, yaitu aplikasi Glow. Aku pun menyetok “test-pack” beberapa buah untuk dicoba setiap bulan. Kadang, saking tak sabarnya aku mencoba sebelum tanggal sang “bulan” datang (kebangetan emang). Lagi, lagi, dan lagi, hasilnya selalu bergaris satu.
Tak jarang, rasa kecewaku menyulut pertikaian yang sebenarnya tak perlu. Rasa kesal pada diri sendiri justru membuatku menyalahkan suamiku dengan berbagai alasan: terlalu sibuk, selalu tertidur setelah pulang kerja, dan alasan-alasan lain yang kiranya mengurangi bebanku. Namun, rasanya segala tuduhan pada seseorang yang katanya “kunci surga dan nerakaku” itu tidak akan membawa berkah. Justru mungkin, menjauhkanku dari rezeki dan ridha Allah. Astaghfirullah...
Pikirku, mungkin usahaku belum maksimal untuk menyabet takdir itu. Aku lalu membeli ovutest, suatu alat utk mengetahui masa subur. Sayangnya, sepertinya alat yg cukup menguras kantong ini tak terlalu bekerja efektif. Tak puas, aku lalu membeli 50 buah fertility test. Kali ini, alatnya dicelupkan dalam urin, sehingga “katanya” lebih akurat.
Setelah melewati lima kali “bulan berdarah” itu, saat itulah aku pasrah. Rasa kecewa setiap bulannya membuatku bergumam pada diri sendiri, “Aku tidak akan mencoba test-pack lagi hingga paling tidak menstruasiku terlambat lebih dari satu minggu”. Jadwal datang bulan yang semakin teratur semenjak menikah (+/- 1 hingga 2 hari) dan rasa lelah atas antusiasme yang terlalu tinggi (baca: melakukan tes sebelum jadwal menstruasi) membuatku menggumamkannya. Mulai “bulan berdarah” yang kelima ini, aku semakin pasrah dan tawakkal pada Allah. Ia pasti tau waktu yang terbaik bagi kami.
Lima bulan setelah menikah, aku memutuskan untuk mengikuti suami ke Maumere, NTT. Tak jarang rasa stress melanda diriku yang tak lagi bekerja dan meninggalkan kehidupanku di Jakarta dan Depok. Di sisi lain, ternyata di sini aku dan dirinya bisa menikmati waktu lebih banyak karena jadwal jaga IGD yg banyak memiliki waktu luang. Ditambah, tak ada macet atau berdesakan di CL yang membuat waktu pulang semakin lama. Rasa pasrah yang menghilangkan sedikit beban dalam diri dan kebersamaan “pengantin agak baru” yang lebih banyak sepertinya membuatku mensyukuri khadiranku ke kota kecil ini. Ya, pasti ada hikmah dan berkah di setiap kejadian.
Di bulan pertama kedatanganku di Maumere, sang bulan tak kunjung datang. Setelah enam (6) hari sang bulan terlambat datang, dengan penuh keraguan dan ketakutan akhirnya aku memberanikan diri mencoba “test-pack” sekali lagi. Yaaa, walaupun kuakui aku melanggar janji menggunakan test-pack pada seminggu setelah terlambat menstruasi. Kali ini, kugumamkan dulu pada diriku, “Kalau belum diberi, jangan kecewa lagi! Janji!” Ternyata, Allah itu Maha Baik! Akhirnya, AKU BERGARIS DUA! Alhamdulillah :)
Sebelumnya, kupikir rasanya seperti bahagia berlebihan hingga aku teriak dengan senyum lebar. Ternyata, aku menyambutnya dengan bingung dan takut, bingung harus melakukan apa setelah ini dan takut akan perubahan yang mungkin melandaku. Aku pun tak percaya, apakah ini nyata, dan apa sungguh Allah menitipkan amanah ini padaku secepat ini. Saking tak percaya, aku pun mencoba lima test-pack untuk meyakinkan diri.
Tumblr media
Saat rasa campur adukku sedikit mereda, sejenak aku merenung. Ketika aku merasa pasrah, bahkan tidak memikirkan lagi tentang keluh kesahku sebelumnya (ya, sedikit banyak karena tidak bertemu orang-orang yang memberi pertanyaan basa-basi pada pengantin baru), ternyata Allah berkata lain. Saat aku merasa di ujung usahaku dan menyerahkan segalanya pada Allah sang penentu kehidupan, ternyata saat itulah Ia menjawab doa-doa kami. Ah, Allah memang Maha Baik. Teringat seseorang yang berkata, "Jawaban dari doa itu pasti IYA". Agaknya, jawaban "IYA"-nya Allah didapat saat kita telah memantaskan diri dengan sabar, ikhtiar, dan terakhir Tawakkal.
Pada akhirnya, setelah segala ucapan dan sentuhan menenangkan dr suami, rasa resah dan gelisah perlahan hilang. Kesyukuran pd Sang Maha Pencipta menggantinya dengan rasa bahagia. Terima kasih, Allah! Alhamdulillah wa syukurillah...
2 notes · View notes
fulviomeloni · 7 years
Photo
Tumblr media
Jasmine Bud by srravi http://ift.tt/2rpHINV #macro
0 notes
regionalkaraoke · 4 years
Text
Most Romantic Tamil Karaoke Songs Of All Time
Isn’t it beautiful to sing your loved one the song in their own language? Also, isn’t it more amazing if you sing it in the most ancient classical music! Well, of course, who knows with singing along the Tamil karaoke tracks, you might even find your cupid! Having said that, Tamil music has a great history almost ranging back to the evolution of Indian classical music. The Sargam and the Sangam music are closely interlinked with each other and the tunes of the Tamil music are intense and full of peace. With the great ancient poetries being sung in this language, Tamil has always been the language of love. Since the beginning, the Tamil music has always been majorly associated with all forms of love, be it parental love, or the ones devoted to religion, or even for the budding lovers. With the classical music almost capable of moving mountains, the modern Tamil songs are definite to enhance your romantic life. Well, do you also wonder which are the most romantic Tamil karaoke to sing out to your partner in your melodious voice? Here are a few songs you can rely upon while creating a list of most romantic songs to be sung on Tamil karaoke:
Rowdy     Baby:
Coming from one of the famous movies, Maari 2, starring actors Dhanush, Dhee, and M.M. Manasi, this song depicts one of the cutest love stories and you can sing it just at the right  moment to make your partner fall for you even more. Here is a sample online karaoke for you.
Adukku     malli:
This very melodious song from the movie Thanga Magan, shot on the beachside depicts the ultimate romance between the couple. This song is bound to attract your partner towards you in never-before ways. Try singing to this online karaoke sample and if you feel right go ahead and add it to your cart!
Adi     Naan Pudicha:
Recorded in the beautiful and tranquil voice of the famous singer S.P. Balasubrahmanyam, this romatic song belongs to the movie Raasukutti. You must try singing this song for your anniversary, or just to make your partner feel a little more loved.
These are just few top three songs which you must begin with, the Regional Karaoke has a full-fledged collection of all the Tamil karaoke tracks along with customised karaoke for your specific needs. You can also get medley karaoke curated specially for your partner and then sing to them the most beautiful and pure emotions supported by a great music. Regional karaoke also assures you of the best quality karaoke tracks and ensures to get your karaoke track rectified or recreated in case of errors, which will definitely not be there, but just in case, that too for free! Visit them for Tamil karaoke collection or getting your karaoke tracks customised now!
Blog Source URL: https://www.regionalkaraoke.com/blog/most-romantic-tamil-karaoke-songs-of-all-time/
0 notes
indiantiquest · 5 months
Text
Chettinadu Adukku pathiram concentric set of four
Chettinadu Adukku pathiram concentric set of four, compact newly weds travel cook, hold & Serve set, dowry set of four quality golden brass made concentric canisters to cook, hold, reheat and serve golden brass heavy casted handmade containers for Sambhar, Rasam, Kulambu, veggies, butter milk or Curd, tin lined inners ready to use state, years old..A versatile set of vessels useful in all daily…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
gratinusthings · 4 years
Text
Yela -Kumbakonam Traditional Eeya Chombhu – Adukku - Capacity 1500 ML – Pure Tin Vessel - Height 5 Inch x Wide 6 Inch.Hand Made, Ideal for Making Tasty and Healthy Rasam.
Yela -Kumbakonam Traditional Eeya Chombhu – Adukku – Capacity 1500 ML – Pure Tin Vessel – Height 5 Inch x Wide 6 Inch.Hand Made, Ideal for Making Tasty and Healthy Rasam.
[ad_1] “Velli Eeya Pathiram” – The vessel that is globally accepted for preparing Lip-smacking Rasam. . When Rasam cooked in the Eeyam vessel it acquires a unique Taste , Flavor and Aroma. . Apart from making rasam, people also store rice overnight in these tin vessels as the food does not get spoilt fast. Curds don’t turn sour very easily in such vessels. A couple of decades back almost every…
View On WordPress
0 notes
bestfoodsrecipe · 7 years
Text
Chicken Biryani
Chicken Biryani is a delicious mixer of rice and spices very famous food among all Muslims of the Indian subcontinent. There are hundreds of different types like Mugal Biryani, Hydrabadhi Biryani, Adukku Biryani, Thum Biryani… Ingredients: Chicken Bone-in pieces – 400 g Basmati... For more visit >>> Chicken Biryani
0 notes
indiantiquest · 5 months
Text
Golden brass ribbed vessel/ vari adukku pathiram
Golden brass ribbed vessel/ vari adukku pathiram, a versatile cookware, unused well maintained collectible in great condition, Tin lined inners ready to use Multi use prop, to cook, reheat, hold, serve, etc.. Dimensions  9 inches wide  8 inches tall 
Tumblr media
View On WordPress
0 notes