Tumgik
#bersikap
dinaandme Β· 8 months
Text
"Kudapan" Kepala
Meski saat itu tidaklah kosong, ia tengah mencabut sebuah buku yang tidak teratur dalam lemari, berniat hanya untuk merapikannya dengan sedikit mengubah posisi. Namun takdir berkata lain. Jarinya tergelincir sehingga satu halaman yang tidak terprediksi terbuka, dengan kata-kata yang cukup membuatnya sadar akan apa yang ia cari beberapa waktu lalu, beberapa masa lalu. Kalimat itu seakan menepuk pundak dan mengatakan bahwa memang harus bersabar. Menunggu waktu yang tepat. Karena hidup adalah bagian dari ujian.
Saat seseorang melihat orang lain dengan kagum karena pencapaiannya yang membanggakan, ia tersipu pada dirinya sendiri. Kadangkala berkata monoton, "Padahal waktuku dan waktunya ialah sama. Adapun langit dan bumi yang sama. Akan tetapi mengapa aku bukan dirinya?" Oh, sungguh jangan. Dimanakah rasa syukur yang memang harus terus digencarkan?
Hai diriku, engkau tahu mana yang benar dan mana yang salah. Engkau tahu bagaimana harusnya membuka mata, bagaimana harusnya bersikap, dan bahkan beretika ke setiap kalangan. Kamu paham betul karena memang Tuhanmu bersamamu jauh sebelum kamu tahu ilmu adab. Membedakan yang sopan dan bermartabat serta bersikap baik pada sesama atau pada Tuhan, semuanya sudah ada di bekal. Iya, itu di hati nuranimu.
Janganlah engkau mengangkat dagu. Sesungguhnya panutanmu pun perlu berdiskusi untuk mencapai suatu jawaban. Butuh 'orang lain', entah itu alat elektronikmu, keinginanmu, ketidaksengajaanmu, dan berbagai kisah lain. Semua manusia itu spesial, memiliki inang imannya sendiri. Lantas apa yang kamu khawatirkan?
Sungguh sayang, tolong jangan bersedih.
0 notes
simpangkirijalan Β· 2 years
Text
Memang tidak ada gunanya... Tapi minimal ini membuktikan bahwa komitmen harus ditunjukkan. Sehormat-hormatnya!
0 notes
arioagio Β· 3 months
Text
Tumblr media
--- kita saling menguatkan ya. 🐒
β €
------------------
πŸ‘‰πŸ» Gaskeun follow @π™–π™§π™žπ™€π™–π™œπ™žπ™€ untuk dapat π’•π’–π’π’Šπ’”π’‚π’-π’•π’–π’π’Šπ’”π’‚π’ π’Žπ’†π’π’‚π’“π’Šπ’Œ π’π’‚π’Šπ’π’π’šπ’‚.
β €
πŸ‘‰πŸ» Kalau mau π™¨π™žπ™’π™₯𝙖𝙣 dan π™¨π™π™–π™§π™š post ini, dibolehin ya.
β €
πŸ§’πŸ» Jadi pribadi yang lebih baik setiap harinya.
β €
πš†πš’πšπš‘ πšπš˜πš—πšœ 𝚘𝚏 πš•πš˜πšŸπšŽ,
α—©α–‡IO α—©. ᘜIO
0 notes
isoraisohalseuisoo Β· 2 years
Text
Emosi berkembang untuk satu tujuan spesifik: membuat kita hidup dan membuatnya sedikit lebih baik. Itu saja. Emosi adalah mekanisme umpan balik yang mengatakan kepada kita apakah sesuatu itu sepertinya benar atau salah untuk kita tidak kurang, tidak lebih.
0 notes
jndmmsyhd Β· 3 months
Text
Tumbuh dan Bercerita
Tidak semua masalah kita harus diketahui orang lain, bukankah ada banyak masalah yang kemudian semakin membesar hanya karena kita salah bercerita?
Lelah ya berproses menjadi dewasa itu, tapi setidaknya kita bisa lebih bijaksana dalam bersikap. Sebab dewasa itu adalah akumulasi dari kumpulan masalah yang bisa kita lewati dan hadapi, bukan menghindar atau mengabaikan.
Selamat bertumbuh, tidak apa-apa, insyaallah semua akan baik-baik saja.
Sederas-derasnya hujan, ada juga masa ia reda. Seterik-teriknya matahari, ada masa pula ia akan teduh dan rindang. Tak apa, dunia ini berputar, tak ada kesulitan yang abadi, sebagaimana tak ada pula kenyamanan yang kekal.
Selamat bertumbuh dan dewasa :)
@jndmmsyhd
618 notes Β· View notes
jinsei-shinsei Β· 2 years
Text
Tak peduli seberapa keras jerih payah yang telah kita keluarkan, kita akan bertemu pada semacam perasaan menakutkan yang serupa saat kita memulai semua ini: tidak cukup
-sebuah seni untuk bersikap bodo amat-
0 notes
taufikaulia Β· 8 months
Text
Your Silent Treatment Is Killing Me
Silent treatment itu cuma 'bagus' untuk cooling down, tapi gak akan menyelesaikan apapun. Kalau ada masalah ya diobrolin. Bilang aja kalau gak suka, kecewa, atau marah. Orang yang kamu diemin itu bukan cenayang.
Silent treatment itu gak kayak diemnya orang yang mau nenangin diri. Diam itu gak akan jadi bahaya selama diamnya kamu itu untuk menenangkan dan menyiapkan diri untuk membuka obrolan yang sehat dan setara setelah kamu tenang.
Diam itu jadi masalahβ€”toksik, ketika kamu diam untuk mengontrol dan menunjukkan bahwa kamu punya kuasa dan kekuatan yang lebih besar dalam sebuah hubungan. Di sini diammu tidak menyelesaikan masalah, melainkan hanya akan memanipulasi orang yang kamu diamkan untuk merasa bersalah. That's it. In the end, orang yang kamu diamkan itu akan bingung, frustasi, merasa tidak dihargai dan tidak dicintai. Silent treatment is abussive. Inilah mengapa silent treatment justru hanya akan memudarkan ikatan-ikatan emosional.
Komunikasi adalah kunci. Komunikasi dengan kata-kata ya, bukan komunikasi dengan sandi morse. Maka dari itu, bila ada masalah dengan siapapun, silakan diam untuk menenangkan diri, tapi jangan lari dari masalah.
Siapkan dirimu untuk mendengarkan dan bicara. Setelah kamu tenang, jangan pendam dan bersikap seakan semuanya baik-baik saja.
Jangan ragu untuk bilang, β€œHei, we need a talk.”
β€”@taufikaulia
839 notes Β· View notes
kurniawangunadi Β· 5 months
Text
Menarik Diri dari Kehidupan
Akhir-akhir ini merasa lebih tenang, memang masih ada gelisahnya tapi tidak secemas sebelumnya. Mulai merasa nyaman dengan tidak banyak berinteraksi dengan gawai, tidak cek sosial media, dan fokus dengan alam pikiran dan diri. Di tengah-tengah arus setiap orang ingin mengenalkan dirinya ke publik dengan berbagai macam branding. Justru mulai merasa nyaman ketika tidak dikenal siapapun. Proses ini memberikan refleksi yang sangat banyak. Bahkan saat tulisan ini ditulisa di jam 2 pagi, hikmah itu masih belum berhenti mengalir rasanya. Di saat arus kehidupan seolah menuntut kita untuk dikenal dengan ini dan itu, di saat yang sama banyak sekali kehidupan yang berjalan di tempat-tempat yang jauh yang tak kita kenal, di desa, di dalam gang, di tumpukan gedung-gedung, di jalanan, dan lain-lain. Orang-orang yang bekerja untuk kehidupannya, tidak dikenal siapapun, tapi hati mereka dicukupkan dengan ketenangan, mereka tidak takut miskin, mereka tidak dikhawatirkan dengan hujan yang deras diperjalanan karena tidak memiliki mobil, tidak bingung dengan AC yang mati karena mereka memiliki rumah untuk berteduh. Hati mereka dilapangkan dengan rasa cukup. Sementara sebagian kita gelisah dengan gaji yang cukup besar, apakah nanti cukup untuk ini dan itu. Bahkan di alam bawah sadar kita, kita dihantui ketakutan akan kemiskinan dan terus merasa kurang.
Di saat kita berpikir bahwa kita harus terus menerus bekerja untuk bisa menumpuk harta, memiliki uang yang cukup, kemudian nanti bisa memiliki lebih banyak kesempatan dan waktu luang. Ada orang-orang yang ditempat jauh dan tidak kita kenal. Di sebuah desa, di dalam kontakan, di pesisir pantai. Mereka yang memilih jalan untuk mengabdikan dirinya, memilih jalan yang tidak ada gegap gempita dan hitungan uang yang bisa membuat mereka kaya raya seperti tujuan yang sedang ingin kita capai. Mereka memilih jalan untuk mengajarkan ayat-ayat Tuhan di surau-surau yang lapuk, mereka membantu orang-orang yang tidak mereka kenal, dan banyak lainnya.
Di saat kita merasa bahwa kita harus sangat keras dengan diri kita sendiri agar kita bisa mencapai mimpi-mimpi, membuktikan diri ke orang lain yang meremehkan, menunjukkan bahwa kita ada dan layak diperhatikan. Kita lupa bahwa akhirnya tidak ada orang yang lembut dengan diri kita, karena satu-satunya orang yang kita harapkan bisa bersikap lembut ternyata sama kerasnya, ialah diri kita sendiri. Hingga akhirnya diri kita pun menjadi orang yang sama kerasnya ke orang lain, menjadi lingkaran setan yang tak berujung.
Kini kita sama-sama dewasa, melalui jalan yang kita pilih sendiri-sendiri. Tapi, apakah kita mau berpikir sejenak pada apa yang sedang kita jalani? Apakah benar tidak ada hal yang harus dikoreksi? Jika jalan ini sangat menggelisahkan, apakah kita mau menjalaninya seumur hidup? Sepenting apakah tujuanmu sehingga di saat ini, bahkan kamu tidak pernah bersikap lembut ke dirimu sendiri? Apakah kamu yakin bakal ada umur untuk sampai ke tujuanmu? Kapan terakhir kamu berwelas asih sama diri sendiri? Orang yang selama ini hidupnya begitu keras.
423 notes Β· View notes
milaalkhansah Β· 2 months
Text
Bagian paling melelahkan dan menyakitkan saat sedang jatuh cinta dengan seseorang adalah saat kita tahu bahwa kita tidak punya masa depan dengannya.
Hari-hari memiliki perasaan padanya, selalu saja diisi dengan pemikiran bahwa kita teralu berbeda. Kita berupaya untuk mencari 'celah' untuk bisa bersamanya. Namun lagi-lagi kehidupan orang dewasa mau gak mau membuat kita harus selalu bersikap 'realistis'. Bahwa apa yang kita sukai, belum tentu menjadi apa yang kita butuhkan.
Kadang ada keadaan di mana kita ingin kembali ke masa-masa kita remaja dulu. Di mana saat kita menyukai seseorang, kita tak perlu menjadi serumit ini. Perasaan kita menjadi sangat sederhana dan apa adanya. Kita hanya fokus menikmati momen-momen 'merah jambu' di saat itu: perasaan excited sekaligus gugup saat bertemu dengannya, pipi yang merona, debaran di dada, dan juga perasaan hangat saat berada di dekatnya.
Kehidupan orang dewasa memang semenyebalkan itu. Kita tak pernah menginginkan hal sederhana di masa kecil kita menjadi serumit ini. Namun keadaanlah yang membuatnya menjadi rumit. Menyukai seseorang di usia dewasa berarti harus siap memikirkan:
Apakah dia seseorang yang tepat dan juga baik untuk kita?
Apakah orang tua kita akan setuju bila kita dengannya?
Apakah dia seseorang yang benar-benar kita butuhkan?
Rasanya, kita tidak boleh bersama seseorang hanya karena sesederhana kita menyukai bersama dengannya. Perasaan kita harus selalu punya alasan. Bahkan pada saat kita pun juga tidak tahu apa yang membuat kita menyukainya. Kita jatuh hati padanya begitu saja.
Menjadi orang dewasa berarti harus siap menjadi manusia yang mati rasa. Perasaan kita harus ditaruh di paling belakang. Kita harus selalu rasional di semua keadaan. Namun bukankah itu semua melelahkan?
Sebab lagi-lagi, kita ingin kembali pada masa-masa di mana menyukai seseorang tak harus selalu sesulit dan semenyebalkan ini...
@milaalkhansah
339 notes Β· View notes
andromedanisa Β· 2 months
Text
hati yang lembut
ketika kita dihadapkan pada situasi yang tidak menemukan jalan keluar, ibaratnya maju kena, mundur kena, ke kanan kena, ke kiri juga kena. maka jalan terbaik adalah menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allaah. dengan cara apa? berdoa.
ketika yang kita hadapi adalah manusia yang diri kita tidak bisa merubahnya maka jalan terbaik adalah mendoakan kelembutan hatinya.
iya, meminta kelembutan hati.
hanya dengan sebuah pinta agar diberikan kelembutan hati untuk bisa menemukan hal-hal yang mungkin kita anggap nggak ada jalan keluar, dan berat. kita akan menemukan jalan keluar yang tidak pernah kita sangka-sangka.
kita minta sama Allaah agar diberikan kelembutan hati untuk kita dan untuk orang yang sedang kita hadapi. maka kita akan menemukan secercah harapan dari permasalahan yang mungkin tidak memiliki ujungnya.
dan memiliki hati yang lembut itu sungguh sebuah hal yang harus terus kita upayakan, bukan untuk menjadi lemah dan mudah ditindas. namun agar kita lebih peka dan bisa tahu bagaimana harus bersikap.
pada hati yang lembut kita lebih bisa menerima kebenaran meski itu pahit dan berat untuk kita terima. namun kita memahami bahwasanya kebenaran adalah hal mutlak yang harus kita pegang, maka kebenaran hanya akan datang kepada mereka yang memiliki hati yang lembut.
Allaah yang menggerakkan hati manusia, maka hanya dengan berdoa kepada Allaah hati manusia akan berubah dengan cara yang mungkin kita tidak akan pernah menyangkanya. jangan lelah menjadi pendoa,.
"ya Allaah, perbaikilah kami. perbaikilah hati kami, lembutkanlah hati kami untuk menerima kebenaran."
177 notes Β· View notes
shafiranoorlatifah Β· 9 months
Text
2023
Begitu sulit menggambarkannya dengan kata, dan begitu mudah dilukiskan dengan tangisan.
Tahun di mana diri ini merasa banyak diuji dari semua sisi kehidupan. Dan hal tersebut ternyata menjadi titik balik dari kehidupan ini.
Tahun di mana aku lebih 'egois' untuk diriku sendiri, tahun di mana aku mulai belajar berani menentukan keinginanku sendiri, tahun di mana aku belajar untuk membahagiakan diriku sendiri tanpa harus peduli dengan 'komentar' orang lain.
Hal-hal yang menjadi catatanku di tahun 2023 ini adalah :
Jangan letakkan 'dunia' dalam target nomor 1 mu
Bertemanlah secukupnya, berkomunikasi secukupnya, karena semakin kamu tidak tahu, maka akan jauh lebih baik.
Akan ada masanya saat memilih bersikap diam itu akan menenangkanmu.
Rangkailah kata dengan baik dan pikir ulang berkali-kali, karena terkadang yang kau anggap baik, juga tidak diterima dengan baik pula oleh orang lain. Kamu tidak pernah tau sedalam apa kata-kata dan sikapmu bisa menyakiti hati orang lain, bahkan bisa mengarahkannya untuk melakukan hal yang 'menyakiti dirinya sendiri'.
Kamu tidak perlu membuat dirimu bisa melakukan semua hal, karena setiap orang memiliki perannya masing-masing di dunia.
Kecewa itu wajar, marah dan sedih itu hal yang manusiawi, tapi kamu harus bisa mengontrolnya dan tidak mengikuti hawa nafsu untuk meledak-ledakkannya.
Menabunglah sebanyaknya, keluarkan secukupnya. Tidak berfoya-foya, tetapi juga tidak pelit kepada keluarga.
Ingatlah akan kebaikan seseorang, bukan tentang kekurangan atau keburukannya, karena setiap orang pasti punya kesalahan.
Menolak sesuatu yang kamu tidak sanggup itu tidak apa-apa dan jangan merasa bersalah bahkan menyalahkan diri sendiri.
Nikmatilah waktumu sebanyak mungkin dengan orang-orang yang kamu sayangi, karena kamu tidak akan tau bagaimana masa depanmu, sampai kapan waktumu, dan sampai kapan sehatmu.
30-12-2023 ; 01.53 wib ; @shafiranoorlatifah
462 notes Β· View notes
tentangtenang Β· 1 month
Text
Hal-hal besar, perubahan, atau cerita-cerita bermakna yang terjadi di kehidupan kita pada akhirnya selalu hanya akan berakhir menjadi cuplikan-cuplikan peristiwa kecil di benak orang lain. Seiring berjalannya waktu, ia tidak lagi menjadi penting, tidak pula mengubah apapun pada hidup yang mereka jalani.
Saat kebahagiaan datang, beberapa mengucapkan selamat, beberapa menarik diri untuk menjaga hatinya sendiri. Lalu, hidup mereka berjalan lagi sebagaimana biasanya, seperti yang seharusnya. Yang tersisa adalah kita, bertarung dengan diri sendiri untuk menjalani kebahagiaan yang ada: apakah kita mampu mensyukurinya? Apakah kita cukup siap dan cakap untuk menjalani perubahan-perubahan hidup yang menyertainya?
Saat kesedihan datang, beberapa orang berempati, beberapa seolah tidak memiliki hati. Lalu, hidup mereka pun akan kembali berjalan seoalah tidak ada apapun yang pernah terjadi. Yang tersisa adalah kita, berjuang melawan keterpurukan, sekuat hati mencoba bangkit kembali, dan berusaha menjalani hidup kita lagi meski masih banyak berantakan disana-sini.
Tapi, bukankah hidup pada akhirnya hanya tentang Allah dan diri kita sendiri? Tidak ada siapapun yang akan dapat mewakili kita untuk menjalani dan memberikan pertanggungjawaban kepada Allah atas apa yang kita jalani. Kebahagiaan, kesedihan, ujian, amal shalih, semua kitalah yang akan menjalani dan mempertanggungjawabkannya. Orang lain hanyalah penonton, kitalah pemeran utamanya.
Mungkin ini serupa kisi-kisi dari-Nya, bahwa pada akhirnya perjalanan hidup adalah tentang rahasia-rahasia di kedalaman jiwa kita yang hanya Dia saja yang mengetahuinya. Mungkin ini juga yang membuat kisah pertanggungjawaban, dimana kita akan menghadapinya sendiri-sendiri, menjadi lebih masuk akal.
Apapun, semoga Allah mengkaruniakan kejernihan bagi jiwa kita, agar bisa tepat bersikap dalam menghadapi apa saja. Wallahu 'alam bishawab.
122 notes Β· View notes
ibnufir Β· 5 months
Text
Semua berawal dari ketidakpasarahan
Pernah engga sih merasa beban di pundak tuh berat banget? Merasa semuanya begitu menegangkan dan mengkhawatirkan.
Ketika sesuatu di masa depan terlihat tidak pasti. Sesuatu yang membuat duduk kita pun tidak nyaman, membuat tidur kita pun tidak pulas.
Sesuatu yang seringkali membuat kita membayangkan hal-hal buruk menunggu di depan sana.
Hingga pada akhirnya membuat hari-hari kita berjalan tidak menenangkan.
Kamu tau di mana sebenarnya akar dari masalahnya?
Yaitu, ketidakpasrahan mengembalikan. Merasa punya kendali dan ingin mengendalikan.
Padahal memang tidak apa jika semua tidak berjalan sesuai rencana.
Tidak apa jika kita berbeda nasib.
Tidak apa jika semua berjalan melambat dan tidak sesuai ingin.
Selama tidak berdiam dan mau mengusahakan. Kita juga perlu untuk bersikap pasrah dan mengembalikan.
Kita punya harapan, Allah punya kendali atas keridhoannya kepada hidup kita.
224 notes Β· View notes
jndmmsyhd Β· 7 months
Text
Berakhirnya suatu hubungan bukan berarti awal dari permusuhan, dewasalah dalam bersikap. Beberapa hal mungkin ada yang harus berhenti dan berjalan masing-masing, sebab tujuannya berbeda, meski awalnya sama. Biasa saja.
Perjumpaan dan perpisahan itu saudara kembar, akan selalu berdampingan dan selalu begitu. Mustahil kita memilih berjumpa tapi tidak mau dengan perpisahan.
Entah pada pertemanan, rekan kerja, sahabat yang dulu bersama, keluarga, dan semua hal yang berhubungan dengan hidup kita pasti akan begitu.
Tidak apa-apa, sikapi saja dengan dewasa. Semoga apapun yang menjadi pilihan kita, selalu hadir bersamanya hati yang lapang dan kuat, untuk menerima setiap konsekuensinya.
@jndmmsyhd
β€” Meninggalkan Gambir dengan kereta Manahan, ramai oleh orang-orang tapi tenang dengan turunnya hujan ❀️
350 notes Β· View notes
jinsei-shinsei Β· 2 years
Text
Apakah anda tahu siapa yang menyandarkan seluruh hidupnya kepada emosi?, bayi dan anjing.
1 note Β· View note
nonaabuabu Β· 25 days
Text
Tumblr media
Ini akan berakhir di mana?
Rasanya sangat sulit mengelabui dirimu, bersikap seolah aku sedang tak memiliki maksud. Semuanya hanya terjadi dengan alamiah, begitu aku ingin kau lihat. Bahwa semua hal yang terjadi belakangan bukanlah detik yang kusiapkan, agar setidaknya kau mengingatku sekali-kali, nanti setelah semua benar-benar berakhir.
Mungkin salahku, atau jika aku mengkambinghitamkan waktu, ialah yang tega membuat aku menemuimu di ruang dan waktu yang tak menentu. Hingga aku kelabakan mengenali medan tempur yang ada. Bergelut dengan rindu serta cemburu, seolah semua itu memberi penghidupan yang layak.
Jika kau turut membaca pertanda selamat tinggal ini, tenang saja aku tak menangis. Meski cengeng aku tahu kau bukan seseorang yang bisa kutangisi. Aku akan merasa itu sangat lucu dan tak beralasan. Meski aku sering memaki diriku hanya agar lebih membuka mata dan cepat berani untuk meninggalkan.
Mungkin sudah waktunya, atau seandainya pun tidak aku sedang mengusahakan. Kita dan apapun di antaranya sampai di sini saja.
Aku lega menuliskan ini, sekaligus bersedih karena hitungan mundur tanpamu, sudah begitu dekat seolah ia sudah menyapa nadi.
Tidak apa kan, jika akhirnya aku yang jadi pecundang? Mengakhiri hubungan karena aku jatuh cinta.
Ini berakhir besok, kau tak akan melihatku lagi.
79 notes Β· View notes