Tumgik
#bidadari muslim
xenovita88 · 5 months
Text
Assalamualaikum sobat, apa kabar hari ini
youtube
12 notes · View notes
niakurniatiginting · 10 months
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
wahai shalihah tak perlu berusaha show off dengan segala keindahan yang ada pada dirimu. Sedalam apapun samudera, mutiara terjaga di dasar lautan tetaplah akan dicari dan layak didapatkan olehnya yang pandai juga dalam menjaga. Kau adalah bunga.. Yang mengundang banyak kumbang jika tak kau tutupi. Kau adalah cermin.. Yang akan tergores jika membiarkan jarum-jarum menyentuhmu. Kau adalah permata.. Yang akan hilang jika dipamerkan dikeramaian. Kau adalah kapas.. Yang akan kotor jika dijalan berdebu. Panjangkan hijabmu.. Tutupi auratmu.. Bersihkan media sosialmu.. Baguskan perangaimu.. Jaga perkataanmu... Batasi pergaulan mu kau bagaikan bidadari syurga yg hidup di dunia. tag dan ingatkan sahabat kamu, halal save and share sampaikan nasihat ini untuk temen-temen kamu... Rasullulah ﷺ bersabda : "Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya” (H.R. Muslim no. 1893).
9 notes · View notes
helloannesha · 1 year
Text
"MUSLIMAH EMPOWERMENT : Be Powerful, Contributive and Inspirational"
Tumblr media
Pemateri : Dewi Nur Aisyah, S.KM, M. Sc, DIC, PhD
Notulensi : Annisa N
Penghargaaan Islam terhadap Wanita
"Dunia dan seluruh isinya adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah." (HR. Ahmad dan Muslim)
"Kemuliaan wanita sebanding dengan kemampuannya menjaga dan memelihara pandangan, lisan, akhlak dan kehormatan diri serta keluarganya. Pada Allah sajalah ia tetapkan cintanya. Lewat ibadah yang khusyuk dan amal-amal yang berlapis ikhlas. Wanita mulia sejatinya bidadari. Penyejuk mata di dunia dan pendamping syuhada di surga…"
Peran utama seorang Muslimah
Menjadi wanita yang shalihah
Istri yang taat
Madrasah utama
Pengembangan Peranan Seorang Muslimah
Pertama dan utama, seimbang menjalankan peran
Kerja cepat dan produktif
Itqon dalam bekerja dan beramal
Menyusun perencanaan & strategi
Memiliki mimpi tinggi & siap berkarya
Siap lebih lelah untuk menempa lebih banyak kebaikan dalam kesehariannya
Lalu bagaimana Muslimah yang Produktif ?
Produktif kata kerja, dimulai dengan ikhlas dalam dada, fokus pada tujuan utama, memberi kebermanfaatan untuk semesta.
"Dua nikmat yang banyak manusia tertipu (merugi) di dalam keduanya, yaitu nikmat sehat dan waktu luang." (HR. Bukhari, Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Setiap cita-cita akan terwujud apabila diperkuat dengan iman, dilengkapi dengan keikhlasan yang mendalam, ditambah dengan semangat yang berkobar-kobar dan perencanaan yang rapi untuk beramal dan berkorban dalam melaksanakannya.
Rules Number 1 : Membuat Perencanaan
Set up you goals!
List perencanaan yang realistis
Buatlah jadwal per bulan, mingguan dan harian
Kerjakan apa yang sudah dijadwalkan!
Disiplin dengan jadwal
Rules Number 2 : Menyibukkan diri dengan hal-hal yang positif
"Diantara tanda sempurnanya Islam seseorang adalah meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat." (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Seorang muslim bertanggungjawab penuh terhadap setiap langkah dan perbuatannya, setiap waktu yang dipergunakannya dan setiap kata yang diucapkannya
Rules Number 3 : Tawazun
Sikap seimbang antara Ruhiyah, Fikriyah dan Jasadiyah.
Rules Number 4 : Rumus Keberhasilan Berbanding Lurus dengan Perjuangan
Keberhasilan tidak bersama orang yang buru-buru memetik buah sebelum masak, tetapi tidak pula bersama orang-orang yang hanya menunggu tapi tidak menanam. Ia tidak bersama orang yang berlebihan, tetapi ia tidak pula bersama orang yang enggan dan tidak berbuat sama sekali. Ia tidak bersama orang yang bertindak tanpa perhitungan, tetapi ia tidak pula bersama orang yang terlalu takut untuk berbuat. Terus bersemangatlah wahai Muslimah karena sesungguhnya ada sketsa keberhasilan di penghujung ikhtiar, ada ukiran kemenangan di akhir jalan perjuangan.
Rules Number 5 : Muhasabah
"Orang yang hidupnya akrab dengan muhasabah menjadikan hatinya senantiasa hidup dan terjaga. Tidak mati dan lalai. Ia selalu menghitung-hitung prestasinya di hari ini dengan kemampuannya di hari kemarin. Meningkatkan, sama atau kian berkurang. Beruntunglah orang yang hari ini lebih baik dari hari kemarin. Merugilah orang yang hari ini sama dengan kemarin. Dan celakalah mereka yang hari ini lebih buruk dari kemarin…"
Rules Number 6 : Mengakarkan Motivasi hanya kepada Allah
"Maka tak akan menyesal mereka yang menjadikan Allah sebagai landasan, muara segala kekuatan. Saat ujiannya seakan tak henti berdatangan, mungkin ini saatnya kita untuk lebih mendekat kepada Dzat yang Maha Menguatkan. Saat kita merasa kehilangan kekuatan, cobalah mengembalikan hati kepada semulia-mulia niatan…"
Perbedaan antara mereka yang berhasil dalam hidupnya dengan yang lain bukanlah karena kurangnya kekuatan atau ilmu, tetapi lebih pada kekurangan kesungguhan dan kemauan orang itu untuk maju dan berhasil.
"Wahai manusia, sesungguhnya kalian hanyalah kumpulan hari. Setiap kali satu hari hilang, maka akan hilang pula sebagian dirinya. Pada hakikatnya, waktu bagi manusia adalah umurnya sendiri. Apabila waktu berlalu, maka usianya pun semakin berkurang." (Hasan Al Basri)
BEKERJA & BERKARYA UNTUK APA ?
"Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia, juga kebaikan di akhirat. Dan periharalah kami dari siksa api neraka." (QS. Al-baqarah:201)
Ini bukan tentang zaman yang berputar, namun seberapa teguh kita mampu menggenggam ketakwaan.
LIFE BALANCE DUNIA & AKHIRAT
"Carilah negeri AKHIRAT pada nikmat yang diberikan Allah kepadamu, tapi jangan kamu lupakan bagianmu dari DUNIA." (QS. Al-Qasas:7)
Dalam Al-Quran
Tumblr media
Berlomba-lombalah (QS Al-Baqarah : 148)
Karena dunia ini adalah arena pertarungan
Bersegeralah (QS Ali Imran : 133)
Karena sejarah tidak pernah menunggu kesiapan kita
Bekerjalah (QS At-Taubah : 105)
Karena hanya mereka yang berusaha keras yang akan mendapatkan
Berangkatlah (QS At-taubah : 41)
Karena diam ditempat tidak akan mengubah keadaan
"Jadikan akhirat di hatimu, dunia di tanganmu dan kematian di pelupuk matamu." (Imam Syafi'i)
Epilog
Maka berlombalah untuk menjadi hamba yang spesial di mata Rabb-nya, yang bersinar karena iman, yang mulia karena keikhlasan, yang menaiki tangga ketaqwaan dengan perjuangan dan kesabaran menghadapi ujian. Sudah pasti di tengah-tengah perjalanan akan hadir begitu banyak cobaan dan tantangan, hanya ketaatan dan ketaqwaan lah yang menjadi sebaik-baik bekal…
Muslimah Inspirer|Start with Bismillah
Tangerang Selatan, 27 Februari 2022
3 notes · View notes
arfatardi · 9 months
Text
Tumblr media
“Sandiwara Digital”.
Ada sebuah kebiasaan yang sudah menjadi fenomena serta berhasil mendapat stempel ‘wajar/biasa’ di benak banyak orang, sejalan dengan kecanggihan hidup yang ditawarkan oleh kemajuan teknologi serta perkembangan dunia digital atau media sosial dengan beragam jenis dan keistimewaan yang ditawarkan.
Kebiasaan yang saya maksud adalah menumpahkan segala drama kehidupan dalam media sosial, menceritakan tentang kuntum bunga, dan duri tajamnya. Ada seorang suami yang dimasakan oleh istrinya lalu menulis sebuah status whatsapp “Aroma surga yang mengepul dari masakan seorang bidadari”, Ada seorang istri yang digombali oleh sang suami lalu menulis “Hidup bersamamu adalah takdir indah yang telah kudiktekan kepada Tuhan”, Ada seorang gadis yang dilamar lalu menulis “Wanita baik-baik untuk laki-laki yang baik, Alhamdulillah sold out bestie”, ada seorang bujang yang mendapatkan kekasih idaman, lalu ia menulis “Tidak mengapa hidupku berliku, selama gadis jelita sepertimu bersamaku”. Menjadikan rumah tangganya bagaikan sebuah panggung sandiwara yang dapat ditonton oleh siapa pun yang ingin menyaksikan.
Padahal di waktu yang sama, mata-mata hasad bisa saja mengintai dari ujung sudut yang tak diketahui, dan dapat menyambar kebahagiaan itu lalu menggantinya dengan penyesalan yang berkepanjangan. Nabi Muhammad ﷺ bersabda:
الْعَيْنُ حَقٌّ، ولو كانَ شيءٌ سابَقَ القَدَرَ سَبَقَتْهُ العَيْنُ
“Ain itu benar-benar ada! Andaikan ada sesuatu yang bisa mendahului takdir, sungguh 'ain itu yang bisa.” (HR. Muslim No. 2188).
Dalam sebuah hadits dikisahkan bahwa malaikat Jibril alaihisalam datang meruqyah Nabi ﷺ dengan sebuah doa yang kelak Nabi ﷺ bacakan kepada kedua cucu kesayangan beliau yaitu Hasan dan Husain:
باسْمِ اللهِ أَرْقِيكَ، مِن كُلِّ شَيءٍ يُؤْذِيكَ، مِن شَرِّ كُلِّ نَفْسٍ، أَوْ عَيْنِ حَاسِدٍ، اللَّهُ يَشْفِيكَ، باسْمِ اللهِ أَرْقِيكَ.
"Dengan nama Allah, saya meruqyahmu dari segala sesuatu yang menyakitimu, dari kejahatan setiap jiwa atau setiap mata yang dengki, semoga Allah menyembuhkanmu, dengan nama Allah saya meruqyahmu". (HR. Muslim no. 2186).
Maka mendatangkan sebab sesuatu yang kita sendiri diperintahkan untuk berlindung darinya merupakan indikasi kurangnya pemahaman atau perenungan terhadap hal tersebut.
Maka hal ini merupakan sebuah kewajaran yang dapat mengeringkan dermaga kasih sayang dalam rumah tangga seseorang, sebuah kewajaran yang dapat meruntuhkan istana cinta yang telah dengan letih disusun setiap potong batu batanya. Seperti menyulut api di sisi genangan minyak yang sewaktu-waktu dapat berkobar dan menghanguskan. Seperti menempatkan diri di atas terumbu karang dengan ombak gila yang dapat menghempas dan menghanyutkan.
Jangan sampai status di atas suatu hari berubah disebabkan dampak dari statusnya yang lalu, semua itu menjelma menjadi “Setiap insan memilki ujian, dan ujianku adalah bersanding denganmu”, atau “Semua yang berkumis sama saja” tidak lupa dengan emoji menangis satu baris. Ain telah mengetuk pintu rumah tangganya. Pandailah mengambil pelajaran atas semua yang kita saksikan, sebuah pepatah arab mengatakan السَّعِيْدُ مَنِ اعْتَبَرَ بِغَيْرِهِ “Orang beruntung adalah yang pandai mengambil pelajaran dari orang lain”.
Miris di atas kemirisan adalah jika seorang suami mengumbar tentang istrinya atau meridhoi hal tersebut dari istrinya. Seseorang yang memikul tanggung jawab besar atas setiap tingkah laku gadis yang ia pinang, dan berkewajiban untuk menjaga serta mendidik justru mencontohkan hal yang menyalahi syariat dan nalar sehat. Bukankah Nabi ﷺ bersabda:
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَالْأمِيْرُ الَّذِيْ عَلَى النَّاسِ رَاعٍ عَلَيْهِمْ وَهُوَ مَسْؤُولٌ عَنْهُمْ وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بيتِهِ وَهُوَ مَسْؤولٌ عَنْهُمْ وَالْمَرْأةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ بَعْلِهَا وَوَلدِهِ وَهِيَ مَسْؤُوْلَةٌ عَنْهُمْ وَعَبْدُ الرَّجُلِ رَاعٍ عَلَى بَيْتِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْؤُولٌ عَنْهُ أَلَا فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
"Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Seorang Imam adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya, laki-laki adalah pemimpin di dalam keluarganya dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya, wanita adalah pemimpin di rumah suaminya dan bertanggung jawab atas kepemimipinannya, seorang pembantu adalah penjaga harta tuannya dan bertanggung jawab atas apa yang dijaganya. Setiap kalian adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya". (Muttafaq Alaihi).
Memang dengan kecanggihan teknologi yang ada saat ini membuat jarak pandang kita terhadap kehidupan orang lain dapat seribu kali lebih luas dan jauh, seseorang di ujung timur dapat mengetahui nasib dan kualitas hidup seseorang yang berada di ujung barat. Orang yang bijak bisa menyikapi dan memfilter, sedangkan yang kurang pandai memosisikan diri di hadapan fasilitas yang teknologi tawarkan berlahan akan ikut merasakan kegersangan akan penilaian serta pengakuan orang lain. Sehingga kurang ‘afdhol’ apabila keberhasilannya tidak diketahui oleh orang lain, keharmonisannya tidak diidolakan oleh orang lain, atau kebahagiaanya tidak didambakan oleh orang lain.
Tidakkah privasi itu begitu spesial?! Engkau bermandikan kasih sayang pasangan dan tidak ada seorang pun yang mendengkinya, engkau mencapai suatu prestasi dan engkau tetap tenang elegan, merayakannya bersama orang-orang terkasih, tanpa seorang pun menginginkannya, engkau selesai beribadah dan hanya dirimu dan Allah ﷻ yang menyaksikannya, berharap balasan yang sempurna hanya dari-Nya.
Allah Ta’ala A’lam.
(Arfat Ardi.
Tulisan ini tidak ditujukan kepada siapapun secara personal, dan permisalan dari status di atas tidak diambil dari siapapun. Bagi yang memiliki pandangan berbeda, silahkan jalani hari dengan pilihan masing-masing).
0 notes
blogalloh · 1 year
Text
Alhamdulillah Alloh Jodohkanku Dengan Bidadari Dunia Akhirat Yang Selalu Lemah Lembut, Penuh Cinta Kasih Sayang, Wafa’, Setia, Selalu Khusnudzon & Belain Aku, Tidak Pernah Syu’udhon, Selalu Membuatku Senang Tenang Nyaman Bahagia, Alloh Jadikan Ikatan Kami Sakinah Mawaddah Rohmah Penuh Berkah & Maslahah Abadi. #Dakwah #Islam
Tumblr media
Hadits #1467 وَعَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: كَانَ أَكْثَرُ دُعَاءِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:اللَّهُمَّ آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa doa yang paling sering dibaca oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah, “ALLOHUMMA AATINAA FID DUN-YAA HASANAH, WA FIL AAKHIROTI HASANAH, WA QINAA ‘ADZAABAN NAAR. (Artinya: Ya Allah, karuniakan kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan selamatkanlah kami dari siksa neraka).” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari, 8:187-188; Muslim, no. 2690] Alhamdulillah Alloh Jodohkanku Dengan Bidadari Dunia Akhirat Yang Selalu Lemah Lembut, Penuh Cinta Kasih Sayang, Wafa’, Setia, Selalu Khusnudzon & Belain Aku, Tidak Pernah Syu’udhon, Selalu Membuatku Senang Tenang Nyaman Bahagia, Alloh Jadikan Ikatan Kami Sakinah Mawaddah Rohmah Penuh Berkah & Maslahah Abadi. Doa di atas sama dengan doa dalam ayat, رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ ROBBANAA AATINAA FID DUN-YAA HASANAH, WA FIL AAKHIROTI HASANAH, WA QINAA ‘ADZAABAN NAAR. Artinya: Ya Allah, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia, berikan pula kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari siksa neraka. (QS. Al-Baqarah: 201) Penjelasan Hadits Imam Muslim menambahkan dalam riwayatnya, “Jika Anas radhiyallahu ‘anhu hendak berdoa, ia pasti berdoa dengan doa tersebut. Jika ia hendak berdoa dengan doa yang lain, ia pun menyisipkan doa tersebut di dalamnya.” (HR. Muslim, no. 2690) Ibnu Hajar rahimahullah menyebutkan, “Tidaklah seorang nabi maupun orang saleh berdoa melainkan mereka menggunakan doa ini.” (Fath Al-Bari, 2:322) Ibnu Katsir rahimahullah menyatakan, “Doa sapu jagad ini berisi permintaan kebaikan di dunia seluruhnya dan dihindarkan dari seluruh kejelekan. Yang dimaksud kebaikan dunia adalah nikmat kesehatan, rumah yang lapang, istri yang penuh dengan kebaikan, rezeki yang luas, ilmu yang bermanfaat, amal saleh, kendaraan yang menyenangkan, pujian yang baik, serta kebaikan-kebaikan lainnya dengan berbagai ungkapan dari pakar tafsir. Apa yang disebutkan oleh para ulama pakar tafsir semuanya tidaklah saling bertentangan. Karena seluruh kebaikan dunia tercakup dalam doa tersebut. Adapun kebaikan di akhirat yang diminta dalam doa ini tentu saja lebih tinggi dari kebaikan di dunia yaitu dimasukkannya ke dalam surga, dibebaskan dari rasa khawatir (takut), diberi kemudahan dalam hisab (perhitungan amalan) di akhirat, serta berbagai kebaikan akhirat lainnya. Adapun permintaan diselamatkan dari siksa neraka mengandung permintaan agar kita dibebaskan dari berbagai sebab yang menjerumuskan ke dalam neraka yaitu dengan dijauhkan dari berbagai perbuatan yang haram dan dosa, dan diberi petunjuk untuk meninggalkan hal-hal syubhat (yang masih samar/abu-abu) dan hal-hal yang haram.” (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 2:122) Imam Nawawi rahimahullah berkata mengenai pengertian doa tersebut, “Pendapat yang lebih tepat mengenai tafsiran ‘kebaikan di dunia’ adalah ibadah dan ‘afiyah (kesehatan). Adapun ‘kebaikan di akhirat’ adalah surga dan ampunan Allah. Ada juga ulama yang mengatakan bahwa kebaikan di situ bersifat umum untuk seluruh kebaikan di dunia dan akhirat.” (Syarh Shahih Muslim, 17:13) Faedah Hadits Dianjurkan memperbanyak doa ini karena doanya yang singkat dengan lafazh yang sedikit, namun sudah berisi permintaan kebaikan dunia dan akhirat. Doa dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kebanyakannya memakai doa ini dan ini diambil dari ayat, doa ini kandungannya padat mencakup doa seluruhnya, yaitu di dalamnya terdapat permintaan nikmat dunia, nikmat akhirat, dan diselamatkan dari siksa neraka. Para sahabat radhiyallahu ‘anhum semangat menjaga sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menerapkannya. Refer
ensi: Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim bin Al-Hajjaj. Cetakan Pertama. Tahun 1433 H. Yahya bin Syarf An-Nawawi. Penerbit Dar Ibnu Hazm. Bahjah An-Nazhirin Syarh Riyadh Ash-Shalihin. Cetakan pertama, Tahun 1430 H. Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilali. Penerbit Dar Ibnul Jauzi. Fath Al-Bari bi Syarh Shahih Al-Bukhari. Cetakan Keempat. Tahun 1432 H. Ibnu Hajar Al-Asqalani, Penerbit Dar Thiybah. Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim.Cetakan pertama, Tahun 1431 H. Ibnu Katsir. Tahqiq: Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin. Penerbit Dar Ibnul Jauzi. Sumber https://rumaysho.com/19550-doa-sapu-jagat-paling-sering-dibaca-nabi.html بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم – قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ – اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ – لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ – وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ Allohumma solli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa sollaita ‘alaa aali ibroohim, wa baarik ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohim, fil ‘aalamiina innaka hamiidummajiid. Allâhumma-ghfir liummati sayyidinâ muhammadin, allâhumma-rham ummata sayyidinâ muhammadin, allâhumma-stur ummata sayyidinâ muhammadin. Allahumma maghfiratuka awsa’u min dzunubi wa rahmatuka arja ‘indi min ‘amali. Alhamdulillah Alloh Jodohkanku Dengan Bidadari Dunia Akhirat Yang Selalu Lemah Lembut, Penuh Cinta Kasih Sayang, Wafa’, Setia, Selalu Khusnudzon & Belain Aku, Tidak Pernah Syu’udhon, Selalu Membuatku Senang Tenang Nyaman Bahagia, Alloh Jadikan Ikatan Kami Sakinah Mawaddah Rohmah Penuh Berkah & Maslahah Abadi.
0 notes
jumatberkahcom · 3 years
Text
Wanita Beriman Lebih Baik daripada Bidadari Surga _*
Wanita Beriman Lebih Baik daripada Bidadari Surga _*
Wanita beriman di dunia telah bekerja keras menghadapi saat sulit. REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Petitih bahwa wanita beriman di dunia lebih baik daripada para Bidadari Surga (houri) benar-benar dipercaya dan merupakan ungkapan yang diyakini karena pahala didasarkan pada ketakwaan. Wanita beriman di dunia telah bekerja keras, sabar, dan taat kepada Allah, menjauhkan diri dari dosa, dan tabah…
View On WordPress
1 note · View note
amirkazuma · 2 years
Text
Bicara Ringkas Seksual 48 : Membersihkan Stigma Pada Tanggapan Tentang Seksualiti
Firman Allah Ta*ālā :
وَكَوَاعِبَ أَتْرَابًا
"Dan noni berdada mungil mampat berbulat lagi sebaya usia". [Surah an-Nabā^ ayat 33].
حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ عِيسَى ، وَالْحَكَمُ بْنُ نَافِعٍ ، قَالَا : حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ عَيَّاشٍ ، عَنْ بَحِيرِ بْنِ سَعْدٍ ، عَنْ خَالِدِ بْنِ مَعْدَانَ ، عَنِالْمِقْدَامِ بْنِ مَعْدِي كَرِبَ الْكِنْدِيِّ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " إِنَّ لِلشَّهِيدِ عِنْدَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ قَالَ الْحَكَمُ : سِتَّ خِصَالٍ : أَنْ يُغْفَرَ لَهُ فِي أَوَّلِ دَفْعَةٍ مِنْ دَمِهِ ، وَيَرَى قَالَ الْحَكَمُ : وَيُرَى مَقْعَدَهُ مِنَ الْجَنَّةِ ، وَيُحَلَّى حُلَّةَ الْإِيمَانِ ، وَيُزَوَّجَ مِنَ الْحُورِ الْعِينِ ، وَيُجَارَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ ، وَيَأْمَنَ مِنَ الْفَزَعِ الْأَكْبَرِ قَالَ الْحَكَمُ : يَوْمَ الْفَزَعِ الْأَكْبَرِ وَيُوضَعَ عَلَى رَأْسِهِ تَاجُ الْوَقَارِ ، الْيَاقُوتَةُ مِنْهُ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا ، وَيُزَوَّجَ اثْنَتَيْنِ وَسَبْعِينَ زَوْجَةً مِنَ الْحُورِ الْعِينِ ، وَيُشَفَّعَ فِي سَبْعِينَ إِنْسَانًا مِنْ أَقَارِبِهِ " ، حَدَّثَنَا الْحَكَمُ بْنُ نَافِعٍ ، حَدَّثَنَا ابْنُ عَيَّاشٍ ، عَنْ بَحِيرِ بْنِ سَعْدٍ ، عَنْ خَالِدِ بْنِ مَعْدَانَ ، عَنْ كَثِيرِ بْنِ مُرَّةَ ، عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، مِثْلَ ذَلِكَ .
Isḥāq bin *Īsā dan al-Ḥakam bin Nāfi* telah merawi hadis kepada kami, mereka berdua berkata፥➤ Ismā*īl bin *Ayyāš telah merawi hadis kepada kami➤ Daripada Baḥīr bin Sa*d➤ Daripada H̱ōlid bin Ma*dān➤ Daripada al-Miqdām bin Ma*dī Karib al-Kindiyy, dia berkata፥ Rasulullah -ṣollallahu *alayhi wasallam- bersabda: "Bagi orang yang syahid di sisi Allah *Azza Wajalla -Berkata al-Hakam፥ Terdapat enam perolehan-, iaitu diampunkan untuknya pada awal aliran dari darahnya, dia melihat -Berkata al-Hakam; dilihat- tempatnya di syurga, dia dipakaikan dengan perhiasan iman, dikahwinkan dengan si mata yang berseri, diselamatkan daripada ketakutan yang terbesar -Berkata al-Hakam፥ hari ketakutan yang terbesar-, diletakkan mahkota daripada permata yang lebih baik daripada dunia dan seisinya, dia dikahwinkan dengan tujuh puluh dua isteri daripada kalangan si mata yang berseri dan diberikan syafaat kepada tujuh puluh insan yang berkerabat dengannya". Al-Ḥakam bin Nāfi* telah merawi hadis kepada kami➤ Ibn *Ayyāš telah merawi hadis kepada kami➤ Daripada Baḥīr bin Sa*d➤ Daripada H̱ōlid bin Ma*dān➤ Daripada Kaṯīr bin Murroh➤ Daripada *Ubādah bin aṣ-Ṣōmit➤ Daripada Nabi -ṣollallahu *alayhi wasallam- semisal itu. [Musnad Aḥmad, no. 16922].
Adakalanya, sebahagian orang yang ada perasaan negatif terhadap muslim melemparkan sindiran dan sinis terhadap umat Islam bahawa umat ini sangat rakus terhadap seksual yang adanya penyebutan nikmat bidadari adalah kononnya angan-angan mereka untuk mereka mendapatkannya sebagai balasan buat delusi pada kefahaman dan amalan dalam beragama.
Bahkan, sebahagian daripada umat Islam ini juga adakalanya menzahirkan acah-acah suci terhadap perkara yang berkaitan dengan seksual seolah-olah ia tidak ada apa-apa yang begitu dibanggakan atau ia hanyalah sesuatu yang remeh. Selalu sahaja reaksi mereka ini seperti demikian kerana tidak mahu menanggung kekejian daripada orang atau dipandang serong apabila kita menzahirkan yang positif daripadanya.
Kita katakan, Allah bercerita tentang bidadari di syurga kerana meraikan keinginan seksual yang ada pada setiap umat Islam. Ia bukan sama sekali kehinaan, bahkan ia adalah kemuliaan.
Allah tidak akan menawarkan janji yang baik dalam syurga melainkan ia adalah sesuatu yang baik untuk manusia dan disukai mereka. Mengapa malu untuk memandang baik sesuatu tawaran dan penyediaan yang baik untuk penghuni syurga?
Seks sememangnya suatu anugerah yang besar untuk manusia. Orang yang menganggap jijik terhadap seks ini adalah orang yang memperlecehkan nikmat Yang Maha Pemurah kurniakan kepada manusia.
Bahkan, orang ini hanya memandang seks sebagai suatu sudut negatif semata-mata. Tidakkah mereka sekurang-kurangnya terfikir bahawa wajarkan orang beriman memandang jijik terhadap anugerah besar daripada tuhannya Yang Maha Pengasih kerana ingin melagak suci terhadap seksualiti?
Siapa yang tidak suka seks? Siapa sahaja yang tidak menginginkan untuk mempunyai kuasa kuda seksual yang tinggi dan dapat bersenggama dengan pelbagai orang? Orang yang menafikannya sama ada dia sememangnya berhadapan dengan masalah biologi atau tenggelam dalam stigma yang buruk atau seorang yang hipokrit. Namun, kebiasaannya orang bersikap hipokrit kerana membenci seseorang atau sesuatu kelompok dengan menjadi isu seks sebagai sindiran, ejekan dan olok-olokan.
Mengapa perlu rasa terhina jika umat Islam ada daya seksual yang tinggi? Bukankah itu suatu kemuliaan? Bagi yang mengutuk, adakah mereka dengki kerana tidak ada daya seksual yang tinggi sepertimana kita yang ada ini?
Kemudian, apakah salah jika umat Islam itu adalah miang? Apa salahnya jika seseorang muslim mempunyai erotisisme yang memiliki kesukaan yang mendalam tentang seksualiti, obsesi terhadapnya dan menyimpan fantasi terhadapnya, maka ini tidaklah ditegah dalam agama. Jika miang adalah sesuatu yang tidak diiktiraf dalam agama, untuk apa Allah Tabāroka Wa Ta*ālā menyebutkan bidadari syurga dengan berdada montok?
Allah menyebutkan dengan penyifatan itu kerana meraikan kemahuan seksual hamba-Nya tentang wanita yang diidamkan dan Dia menawarkan apa yang menjadi rebutan para lelaki yang beriman dan beramal soleh serta yang terbaik dalam syurga kelak.
Tidaklah salah menyimpan kemahuan dan memiliki fantasi seperti ini dengan berharap agar termasuk dalam orang yang diberikan kenikmatan itu di hari akhirat kelak kerana ayat ini diungkapkan untuk merangsang rasa erotisisme pada pembacanya, bukan rasa gerun atau sedih serta menunjukkan kepada makna eksplisit yang mengujakan hamba-Nya dengan pemahaman sepertimana yang disebutkan ahli bahasa dan ahli tafsir. Kalaulah ini bukan pengiktirafan untuk miang atau kesukaan pada perkara seksual, apa lagi?
Malah, firman Allah *Azza Wa Jalla berfirman :
أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ إِلَىٰ نِسَائِكُمْ
"Dihalalkan untuk kalian menyetubuhi isteri pada waktu malam bulan puasa". [Surah al-Baqoroh ayat 187].
₍Rofaṯ₎ (رفث) di sini merujuk kepada kata-kata yang keji sepertimana yang dinyatakan dalam banyak kamus bahasa. Malah, sebahagian mereka mendefinisikan bahawa ia merupakan ungkapan-ungkapan keji yang menunjukkan kepada aktiviti persetubuhan dan yang membawa kepadanya sehingga Abū al-Qōsim Maḥmūd bin *Amr az-Zamaẖšariyy dalam «Asās al-Balāġoh» menyatakan bahawa perlunya lapikan kerana kata-kata itu.
Sememangnya benar jika ar-Rofaṯ itu disandangkan dengan ₍Ḥarf Jarr₎ ₍Ilā₎ (إلى) akan membawa kepada ₍al-Ifḍō^₎ (الإِفْضَاء), iaitu persetubuhan sepertimana yang disepakati oleh ahli bahasa.
Dalam al-Quran, ada sembilan lafaz lain yang digunakan untuk menunjukkan makna persetubuhan atau persenggamaan. Iaitu, ₍Atā₎ (أَتَى), ₍Massa₎ (مَسَّ), ₍Lāmasa₎ (لَامَسَ), Bāšaro (بَاشَرَ), ₍Istamta*a₎ (اسْتَمْتَعَ), ₍Afḍō Ilā₎ (أَفْضَى إِلَى), ₍Daẖola Bi₎ (دَخَلَ بِ), ₍Taġoššā₎ (تَغَشَّى) dan ₍Qoroba (قَرَبَ). Adakah kebetulan lafaz ₍Rofaṯa Ilā₎ (رَفَثَ إِلَى) digunakan sedangkan maksud asalnya adalah berkata-kata kotor? Adakah Allah bersikap lalai dalam memilih lafaz berkenaan? Apakah ini sekadar kalimah yang disebutkan tanpa mempeduli etimologi yang memberi kesan makna, rasa dan penghayatan?
Az-Zamaẖšariyy ketika mengemukakan sebab disebutkan ₍ar-Rofaṯ₎ yang menunjukkan maksud yang buruk ketika dikinayahkan bagi maksud persetubuhan :
استهجانا لما وجد منهم قبل الإباحة، كما سماه اختيانا لأنفسهم
"Kerana menganggap buruk terhadap apa yang menimpa sebahagian mereka sebagaimana Dia menamakannya pengkhianatan terhadap diri mereka sendiri". [Al-Kaššāf *An Ḥaqō^iq Ġowāmiḍ at-Tanzīl, jilid 1, m/s 230, keluaran Dār al-Kitāb al-*Arobiyy, Beirut].
Saya tidak menyetujui hal ini untuk dua sebab. Pertama, pendapat ini seolah-olah menyatakan Allah mahu menghukum mereka atas keterlanjuran mereka, sedangkan kehalalan yang Allah berikan ini semestinya bukan atas dasar mengherdik mereka secara sindir dan sinis. Ini bermaksud seolah-olah Allah tidak meredhai penganugerahan keharusan itu kepada hamba-Nya.
Kedua, Allah tidak menghalalkan sesuatu yang lawan kepada ₍aṭ-Ṭoyyibāt₎, iaitu ₍al-H̱obā^iṯ₎, iaitu sesuatu yang dianggap jijik. Tidak mungkin sama sekali Allah akan menyatakan kehalalan bagi sesuatu dengan ungkapan yang menggambarkan sifat buruk dan tercela padanya sehingga kehalalan itu tidak dapat didekati dan dinikmati secara senang.
Yang saya dapat cadangkan ialah Allah menyebut ₍ar-Rofaṯ₎ kerana Dia ingin menambahkan keseronokan dalam menikmati rukhsah dan keharusan yang Dia berikan kepada hamba-Nya. Bayangkan selama ini seseorang itu diharamkan untuk meneguk arak, lalu diizinkan untuk meminumnya semahu-mahunya setelah itu? Tentu sahaja ia kegembiraan yang hebat. Lebih-lebih lagi jika yang diharamkan dahulu kini dihalalkan dengan nada yang begitu eksplisit dan provokatif yang menggirangkan jiwa pendengar.
₍Ar-Rofaṯ₎ sebagai simbolik bagi menunjukkan dihalalkan untuk seseorang menggunakan apa sahaja cara yang lebih ekstrim, iaitu menggunakan kata-kata yang kotor supaya memperoleh kenikmatan paling maksima setelah kelonggaran yang diberikan.
Maknanya Allah bukan memberikan kelonggaran semata-mata untuk memberi pilihan sama ada untuk melakukannya atau meninggalkannya, tetapi Allah merangsang hamba-Nya supaya berlazat-lazatan kepada yang lebih ekstrim lagi dengan keharusan ini dengan mencipta iklim aktiviti itu dengan sesuatu yang hebat.
Ini seolah-olah Allah ingin berkata kepada hamba-Nya: "Berkata-kata kotorlah kepada isteri kalian yang mendorong kepada perhubungan seksual pada malam hari bulan puasa". Sama seperti jika dikatakan: "Teguklah arak dengan rakus sampai kalian mabuk". Bukankah ini memberi kesan rasa yang berbeza?
Ini bermaksud salah satu elemen hubungan seks ada penggunaan kata-kata kotor dalam menyalakan rangsangan dan kimia antara pasangan. Bagaimana mungkin kata-kata kotor ini dijadikan kinayah untuk aktiviti seksual yang dibenarkan pada malam bulan Ramadhan kalau miang pada asalnya tidak dibenarkan?
Bagaimana mungkin kata-kata kotor dapat dimahiri jika tidak ada minda atau kemahiran sepertimana orang yang miang? Orang yang acah-acah tidak ada kaitan dengan seksualiti atau puritan atau rahib itukah yang akan memahirinya, apatah lagi menjadikannya sebahagian daripada aktiviti seks dan mampu mengajar orang untuk memahirkannya?
Oleh itu, miang dalam agama tidak ada masalah. Keinginan yang bergelojak untuk seks, kesukaan yang membara dalam perkara seksualiti dan entusias yang hangat dalam fantasinya bukanlah sesuatu yang salah dalam agama. Ia sama sahaja seperti obsesi seseorang terhadap makanan, seni kulinarinya dan citarasanya.
Yang sepatutnya kita benci adalah salah laku seks atau bersikap tamak atau menjadi miang yang bebal. Namun, jangan menganggap bahawa seks itu sendiri adalah keji lagi jijik. Inilah yang perlu diperbetulkan.
Jika ada daya seksual yang tinggi, maka bersyukurlah atas anugerah itu dan salurkanlah sebaik-baiknya. Bagi yang dapat merasai seks dengan hubungan yang merentasi monogami, maka itu juga adalah anugerah dan berlaku adillah kepada pasangannya.
Bagi yang ada daya seksual yang tinggi, tetapi tertahan impian, maka beringatlah bahawa jaminan di syurga dan bergegaslah untuk mengejarinya. Jangan dihinakan seks itu sendiri. Muliakan, tetapi kawallah ia.
Ambilan : https://www.wattpad.com/1176266278-al-h%CC%B1i%E1%B9%AD%C5%8Db-al-waj%C4%ABz-isu-seksual-bicara-ringkas-48
Tumblr media
2 notes · View notes
mutiarafirdaus · 3 years
Text
Tumblr media
Masih Surga kan tujuannya?
Allah menakdirkan kita bersua dalam satu lingkaran. Pertemuan perdana, berkumpul di saung yang nyaman. Halaqoh Qur'an pertama yang Allah amanahkan dan anugerah terindah yang bernama persaudaraan.
Saling memperkenalkan diri, mengeksplorasi mimpi, mengulang kembali ayat-ayat Suci, dan beberapa tahun kemudian lepas landas bertebaran di muka Bumi.
Aneka bahasan diutarakan. Tentang idealisme anak usia dua puluhan, hingga perkara remeh yang pantas ditertawakan.
Allah tahu kita lemah. Mudah goyah dan gampang berpindah. Maka Ia dekatkan kita pada lingkungan-lingkungan baik. Ia beri amanah berupa anak-anak didik. Ia fasilitasi kita dengan ukhuwah bersama kawan-kawan berkepribadian unik. Dan Ia rekatkan kembali kita di grup WA bernama Trio Berisik :")
Hari ini kita mengalami kesedihan. Esok lusa kita berjumpa dengan kebahagiaan. Tak jarang kita terpukul dengan kegagalan. Meskipun yakin sedikit lagi akan sampai pada kemenangan. Semua itu tinggal menunggu giliran. Yang takdirnya telah digariskan Rabb Semesta Alam. Tugas kita ialah maksimal dalam berperan, atas aneka peran yang dititipkan
Untuk jatuh bangun yang telah kita lewati
Untuk air mata dan tawa yang telah kita alami
Untuk orang-orang yang telah kita jumpai
Untuk sedih dan bahagia yang telah kita rasakan
Untuk pendar mimpi yang telah kita cita-citakan
Dan untuk kesempatan hidup yang telah Allah berikan,
Masih Surga kan yang menjadi tujuan?
April menjadi suatu momentum pengingat diri, bahwa hampir seperempat abad kita menghuni Bumi, meski masih sangat jauh tertinggal jejaknya dari para tokoh inspiratif Muslim yang kini jiwanya telah membumbung tinggi, yang telah berbahagia mendapatkan janji Surga bersama para bidadari.
Tetap semangatlah!
Lanjutkan kembali perjalanan kita. Jangan berhenti dan berpuas diri di satu terminal yang fana. Karena banyak manusia yang ingin di jumpa. Karena banyak hal yang ingin kita bagi pada mereka. Karena banyak pintu ilmu yang menunggu kita buka. Karena ada generasi yang harus dibina. Dan karena Surga yang masih menjadi cita-cita
Semoga Allah mengukuhkan langkah, menjadikan istiqomah di pedati kebaikan yang bergerak tak kenal lelah
Barakallahu fiikum Hilma Qanitah dan Syadza Afifah 💕
1 April 1996(7) - 1 April 2021
9 notes · View notes
xenovita88 · 11 months
Text
0 notes
zakiyaz · 3 years
Text
Tentang Menikah: #3 Seni Komunikasi
Bismillahirrahimanirrahim.
Setelah sekian purnama, akhirnya jari jemari ini gatal ingin menulis lagi.  Sekedar berbagi, dan sebagiannya mungkin juga tentang pencurahan isi hati :D. 
Seru ya membicarakan tentang pernikahan, karena dalam pernikahan kita dituntut terus belajar. Belajar menjadi pasangan yang baik, orangtua yang baik, menantu yang baik, anak (yang sudah dinikahi orang lain) yang baik. Ya, segala dalam hidup ini pun sebenarnya tentang belajar kan, untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari. 
Setelah #1 Seni mengalah dan #2 Aku bukan malaikat & kamu bukan bidadari, hal selanjutnya yang menurut saya penting dalam pernikahan adalah seni komunikasi. 
Makin saya pahami bahwa komunikasi yang baik itu sangat(tt) penting dalam pernikahan. Komunikasi yang baik, akan memudahkan kita, untuk menyampaikan apa yang kita mau, apa yang kita tidak suka, menguatkan ikatan batin antara suami istri, menyamakan persepsi, visi dan misi, meluruskan hal yang perlu diluruskan, dan bisa menghindarkan dari konflik rumah tangga yang bisa makin membesar seperti bola salju kalau terus dipendam dan menjadi bom waktu yang sewaktu-waktu bisa meledak (adalagi yang mau menambahkan manfaat komunikasi?)
Teringat masa-masa awal menikah. Sekedar diketahui saya adalah orang yang kurang bisa mengungkapkan perasaan & emosi dengan kata-kata. Suami saya sebaliknya. Ketika ada hal yang tidak saya suka, saya lebih banyak diam, tak jarang berpikir, okay, sabar aja, nurut, ikuti kata-kata suami, istri shalihah itu begitu yakan.. 
Tapi, ternyata saya salah.
Diamnya saya menjadi seperti, yah itu tadi, bola salju dan bom waktu. Ternyata sekedar mengalah itu bukan hal yang tepat. Ternyata alangkah jauh lebih baik untuk mengkomunikasikan semua uneg-uneg, dan merumuskan solusi yang disetujui keduanya. Win win solution. 
Bagaimana caranya saya akhirnya bisa mengkomunikasikannya? Ketika saya banyak diam, dan bermuka masam (mohon jangan ditiru yang part ini), si suami yang alhamdulillah makin hari makin sabar menghadapi istrinya, selalu bertanya saya kenapa..  kalau ngga mau jawab, ditanyaa terus.. sampai jawab :D. Terus mengalirlah komunikasi dan jadi plong semua yang selama ini dipendam. 
Itu di atas tadi adalah contoh yang kurang baik dari saya yaa.. jangan ditiru hehe.. bagaimana yang baik? ya dikomunikasikan dari awal. Bersyukur punya suami yang encourage saya untuk ngomong, coba suami cuek atau diem2 aja. Makin runyam kan perkara. Dan bersyukur juga suami mau menurunkan egonya, dengan mau mendengar istrinya dan mengkompromikan satu dan lain hal. Begitulah, menikah memang butuh kerja keras kedua belah pihak agar biduk rumah tangganya tidak karam. 
Komunikasi juga penting untuk meluruskan berbagai kesalahpahaman. Pasti tidak akan jarang terjadi kesalahpahaman antar suami istri, entah yang berhubungan dengan pekerjaan, keluarga besar, hubungan dengan mertua, dll. Komunikasikan, atau dalam islam istilahnya tabbayyun, untuk mencari kebenaran, menghilangkan prasangka. Tidak adanya komunikasi yang baik menjadi celah syaithan untuk memisahkan suami dengan istrinya, berhati-hatilah! karena itu adalah misi utama mereka. Seperti di hadist Nabi ini.
Dari Jabir radhiallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya Iblis meletakkan singgasananya di atas air (laut) kemudian ia mengutus bala tentaranya. Maka yang paling dekat dengannya adalah yang paling besar fitnahnya. Datanglah salah seorang dari bala tentaranya dan berkata, “Aku telah melakukan begini dan begitu”. Iblis berkata, “Engkau sama sekali tidak melakukan sesuatupun”. Kemudian datang yang lain lagi dan berkata, “Aku tidak meninggalkannya (untuk digoda) hingga aku berhasil memisahkan antara dia dan istrinya. Maka Iblis pun mendekatinya dan berkata, “Sungguh hebat (setan) seperti engkau” (HR Muslim IV/2167 no 2813).
Yang terakhir, komunikasi bisa meningkatkan ikatan batin antara suami istri, terutama jika obrolannya dari hati ke hati. Kita semua sudah tahu kan kalau perempuan itu stok kosakata yang harus dikeluarkan dalam sehari jauh lebih banyak dari laki-laki. Jadi untuk para suami jangan lupa untuk sering2 membuka telinga untuk siap sedia mendengar celotehan istrinya ya :D. Momen yang saya sukai biasanya sebelum tidur, ketika sudah punya anak, saat anak sudah tidur. Yang bahasa kerennya pillow talk. Ngobrol dari hal receh sampai penyatuan visi misi, rencana keluarga ke depan, dll.  Dan khususnya lagi untuk suami, jangan hilangkan kebiasaanmu (atau mulailah jika belum) untuk sekadar mengucapkan kata-kata romantis pada istrimu setiap hari, karena percayalah itutuh se-ngefek ituh buat istrimu :)
Wallahu a’lam bisshawab
5 notes · View notes
helloannesha · 1 year
Text
Prepare My Self "What Should I do to Become a Great Mother"
Tumblr media
Pemateri : Dewi Nur Aisyah, S.KM., M.Sc., DIC., PhD
Notulensi : Annisa N
Allah menciptakan perempuan dengan banyak ke istimewaan.
Islam memberikan penghargaan tertinggi kepada perempuan disaat agama lain atau istiadat lain yang begitu merendahkan perempuan.
Penghargaan Islam Terhadap Wanita
"Dunia dan seluruh isinya adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita yang shaliha." (HR. Ahmad dan Muslim)
Maka ketika muslimah menjadikan diri dan mengusahakan/mengupayakan belajar tiada henti untuk menjadi seorang wanita yang shaliha, niscaya yang namanya perhiasan-perhiasan di dunia semua kalah dan tidak ada nilainya dibandingkan dengan wanita yang shaliha.
Apa Definisi Wanita yang Shaliha ? Bagaimana Ciri-Ciri Wanita yang Mulia ?
Wanita harus menjaga kemuliaannya
Kemuliaan wanita berbanding lurus dengan kemampuannya menjaga dan memelihara pandangan, lisan, akhlak dan kehormatan diri serta keluarganya. Pada Allah sajalah ia ditetapkan cintanya. Lewat ibadah yang khusyu dan amal-amal yang berlapis ikhlas. Wanita mulia sejatinya bidadari. penyejuk mata di dunia dan pendamping syuhada di syurga.
Peran Utama Seorang Muslimah
Wanita shaliha
Istri yang taat
Madrasah Utama
Single bukan sembarang single tapi single high quality
Ali bin Abi Thalib
Pemuda pertama yang masuk Islam di usia ke-10 tahun dengan penuh keberanian dan keteguhan mengimani Allah dan memeluk Islam.
Usamah bin Zaid
Pemuda yang diangkat menjadi panglima perang saat usianya 18 tahun.
Mush'ab bin Umair
Pemuda dengan kecerdasan & keilmuwan mendalam yang ditunjuk Rasulullah menjadi duta Islam pertama mendakwahi penduduk kota Yastrib, Madinah.
Ibnu 'Abbas
Sudah menghafal hadist sejak usianya masih kanak-kanak.
Sultan Muhammad Al-fatih
Sebaik-baik raja yang memiliki sebaik-baik tentara. Ia berhasil menaklukan kota Konstatinopel pada usianya 21 tahun.
MASA MUDA UNTUK APA ?
Menuntut Ilmu
"…niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dengan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Qs. Al-Mujadilah : 11)
Maksimalkan Potensi
Seperti mengikuti les, khursus yang bermanfaat seperti bahasa asing. Ikut Tahsin, Talaqqi, Tahfiz Qur'an.
Bermanfaat & Mengukur Prestasi
Mengikuti kompetisi kegiatan pengabdian masyarakat dan ikut berorganisasi.
Berkarya & Berdaya
Menuliskan karya tulis ilmiah, menghasilkan tulisan-tulisan berfaedah, menulis buku, publikasi ilmiah.
Melahirkan Inovasi
Yaitu dengan melahirkan ide-ide baru dan inovasi baru yang bermanfaat.
Tumblr media
Seimbang Cita & Cinta
Memiliki visi pernikahan yang sama
Sinkronisasi cita
Dibangun dengan landasan kerjasama
Memahami bahwa pasangan kita tidaklah sempurna
Bukan mambangun satu menara, tapi mengangkasa berdua
Melibatkan Allah dalam setiap perkara
Berfastabiqul khairat - meringankan beratnya
Mengingatkan kepada kebaikan setiap harinya
Pengembangan Peranan Muslimah
Pertama dan utama seimbang menjalankan peran
Kerja cepat dan produktif
Itqon dalam bekerja dan beramal
Menyusun perencanaan & strategi
Memiliki mimpi yang tinggi
Jangan takut berkarya
Stop Point
Muslimah boleh bekerja, melanjutkan studi atau berdaya dengan catatan :
Tidak melalaikan tugas utamanya sebagai muslimah
Mendapatkan izin dari wali/suami
Berpakaian menutup aurat/syar'i
Aman dari fitnah
Memberikan kebermanfaatan
Menjadi Muslimah yang Otentik
Muslimah yang tahu mau dibawa kemana hidupnya, peran dan prioritas apa yang perlu dikerjakan, tidak berpengaruh dengan godaan/pencapaian orang-orang di sekelilingnya. Ia akan fokus dengan mengerjakan kebaikan dan perbaikan dirinya, senantiasa taat kepada Rabb pencipta, merunduk dalam ketakwaan seorang hamba.
Live Values of a Muslim
Siap menanggung beban sebagai tabiat
Pemantapan ruhiyah sebagai motor penggerak utamaKerja cepat sebagai sebuah karakter
Ketaatan sebagai sebuah akhlak
Keteguhan sebagai benteng jiwa
Pengorbanan sebagai semangat jiwa
Cinta sebagai semangat kerja
Kaikhlasan sebagai puncak aktivitas
Berharap surga sebagai balasannya
"Tidak ada yang bisa mencegahmu memilih menjadi luar biasa." Mark Sanborn
"Menjadi istri yang taat dan madrasah utama adalah tumpuan dasar yang tidak bisa ditawar. Itulah kewajiban yang harus tertunaikan. Jika dalam perjalanannya, sang muslimah mampu menambah peran untuk terus menuntut ilmu dan bekerja serta bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya, tentulah ia mendapat bonus pahala dan kedudukan yang lebih tinggi di sisi Rabb-nya…"
"Setiap cita-cita akan terwujud apabila diperkuat dengan iman, dilengkapi dengan keikhlasan yang mendalam, ditambah dengan semangat yang berkobar-kobar dan perencanaan yang rapi untuk beramal dan berkorban dalam melaksanakannya."
❤🍃❤
Muslimah Inspirer|Start with Bismillah
Tangerang Selatan, 31 Juli 2021
4 notes · View notes
diatrimikaputra · 3 years
Text
7. Mengingatkan Mati Dan Pertemuan Dengan Allah Azza Wa Jalla [Kitab Tazkiyatun Nufus – 10 Kiat  Menyucikan Jiwa]
Allah Ta’ala berfirman,
“Hai orang-orang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat);” 
(QS. Al-Hasyr: 18)
Dan Rasulullah Shalallahu’alaihi Wasallam bersabda,
“Perbanyak mengingat penghancur kenikmatan.” Yakni kematian.[31]
Kematian merupakan pemisah antara kehidupan di dunia dan akhirat, pembatas antara waktu beramal dan menerima balasan, sekat yang membedakan antara waktu mengumpulkan pahala dan menerima balasannya. Maka tidak ada waktu lagi setelahnya atas segala dosa, tidak pula ada kesempatan untuk memperbanyak kebaikan. Sebagaimana Dia Ta’ala berfirman,
“Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan, ‘Sesungguhnya saya bertaubat sekarang,’...” 
(QS. An-Nisa’: 18)
Kematian juga akan menghampiri semua manusia tak terkecuali, dan tidak diragukan lagi akan menemui mereka. Sebagaimana firman Allah Ta’ala,
“Katakanlah (Muhammad), ‘Sesungguhnya kematian yang kalian lari darinya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kalian,’...” 
(QS. Al-Jumu’ah: 8)
Allah Ta’ala juga berfirman,
“Di mana saja kalian berada, kematian akan mendapati kalian, kendatipun kalian berada dalam benteng yang tinggi lagi kokoh ...” 
(QS. An-Nisa’: 78)
Kematian juga mendatangi manusia secara tiba-tiba, sebagaimana yang tertera dalam firman-Nya Ta’ala,
“Setiap umat mempunyai ajal, apabila ajal mereka telah datang, (maka) mereka tidak dapat mengundurkannya walaupun hanya sesaat dan tidak dapat (pula) memajukannya.”
(QS. Al-A’raf: 34)
Betapa banyak orang yang keluar dari rumahnya mengendarai mobil, lantas tiba-tiba pulang telah terbalut kain kafan, dan betapa banyak orang yang berkata kepada keluarganya “Siapkan makanan untukku,” namun ia mati sebelum sempat menyantapnya. Betapa banyak orang yanag baru saja mengenakan pakaian dan memasukan kancing bajunya, namun ternyata yang melepaskan kancing bajunya adalah orang yang memandikan (jenazah)nya.
Mengingat kematian memberikan manfaat yang sangat besar bagi seorang muslim; dengan begitu ia akan bangkit dari kelalaiannya selama ini, hatinya yang mati akan hidup kembali, ibadahnya kepada Allah Ta’ala akan semakin baik, perilakunya yang lalai dan sikapnya yang berpaling dari ketaatan kepada Allah Ta’ala pun akan sirna.
Said bin Jubair Rahimahullah menuturkan, “Seandainya hatiku tidak mengingat kematian, aku khawatir hati ini akan rusak.” [32]
Seorang hamba akan senantiasa dalam keadaan baik, selama ia selalu memikirkan bagaimana keadaan dirinya kelak di hadapan Allah Ta’ala pada hari kiamat, dan tempat kembalinya setelah mati.
Sufyan bin ‘Uyainah Rahimahullah berkata, bahwa Ibrahim at-Taimi Rahimahullah mengatakan, “Aku membayangkan sedang berada di dalam surga; memakan buah-buahan di sana dan minum air dari sungai-sungainya, bercengkrama dengan para bidadari. Kemudian aku membayangkan sedang berada di neraka; memakan buah zaqum, meminum nanahnya, tengah berusaha melepas rantai dan belenggu dari tubuh, lantas aku pun berkata kepada diri sendiri, ‘Wahai jiwa! Manakah di antara keduanya yang kamu inginkan?,’ ia berkata, “Aku ingin dikembalikan ke dunia sehingga aku dapat beramal shalih.’ Lalu kukatakan pada jiawaku, ‘Kamu sekarang sedang berada dalam anganmu itu, maka beramallah.’” [33]
Hendaknya anda sang pembaca juga mengatakan kepada nurani anda, “Wahai jiwa! Jika aku mati, maka siapakah yang akan menyalatiku setelah wafat, mengganti puasaku yang tertinggal, siapakah yang akan memohon ampunan untukku atas segala dosa dan kelalaianku?!”
Keterangan:
[31] HR. Ibnu Majah (no.4258) dan dihasankan oleh al-Albani di dalam kitab al-Irwa’ (3/145)
[32] Diriwayatkan oleh Al-Imam Ahmad di dalam az-Zuhd (no. 2210)
[33] Diriwayatkan oleh Ibnu Abu ad-Dunya di dalam Muhasabah an Nafs (Hal.26).
 Sumber:
Kitab Tazkiyatun Nufus – 10 Kiat Menyucikan Jiwa
Kiat Tujuh Mengingatkan Mati Dan Pertemuan Dengan Allah Azza Wa Jalla
 Karya: Syaikh Prof. Dr. Abdur Razzaq bin Abdul Muhsin Al-Badr
 Ditulis ulang :
Diatri Mika Putra
Jatinegara Baru, 11 April 2021
2 notes · View notes
blogalloh · 1 year
Text
Alhamdulillah Alloh Menciptakan Bidadari Kita Wanita Ibarat Cermin, Memiliki Potensi Membalik Kiri Menjadi Kanan. Bimbing Dan Nasehatilah Dengan Lemah Lembutnya Cinta #Dakwah #Islam
Tumblr media
Dalam Islam, hak antara lelaki dan perempuan memang dibedakan satu tingkatan. Apabila hak utama lelaki sebagai Imam berada sedikit lebih tinggi satu tingkat diatas perempuan, maka perempuan pada dasarnya memiliki hak khusus dimana dia harus dimuliakan. Alhamdulillah Alloh Menciptakan Bidadari Kita Wanita Ibarat Cermin, Memiliki Potensi Membalik Kiri Menjadi Kanan. Bimbing Dan Nasehatilah Dengan Lemah Lembutnya Cinta Yang dimaksud dengan dimuliakan adalah bagaimana Islam meninggikan derajat seorang perempuan sehingga dia menjadi salah satu aspek penting dalam beribadah kepada Allah. Apa sajakahbukti Islam memuliakan wanita?Sebelum kita kaji dengan seksama, mari kita simak Kitabullah Al-Qur’an berikut. Allah SWT befirman dalam QS An-Nisa’ ayat 1 : يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً “Wahai sekalian manusia, bertakwalah kepada Rabb kalian yang telah menciptakan kalian dari jiwa yang satu dan dari jiwa yang satu itu Dia menciptakan pasangannya, dan dari keduanya Dia memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.” (An-Nisa`: 1) Dalam surat diatas, dijelaskan bahwa Allah menciptakan wanita sebagai pasangan lelaki. Sehingga pada dasarnya, perempuan memang ada sebagai pendamping kaum lelaki yang ada di bumi. Lantas dimanakah bukti Islam memuliakan wanita? Kita akan mengkajinya dengan 12 poin berikut. 1. Allah Menurunkan Surah An Nisa’ Salah satu cara Allah memuliakan wanita adalah dengan menurunkan surat An Nisa’. QS An Nisa’ menjelaskan tentang berbagai macam permasalahan yang menyangkut perihal perempuan. Di dalamnya dijelaskan tentang hak hak, kewajiban, dan kisah-kisah perihal keperempuanan. Merupakan suatu hal yang sangat mulia dimana satu Jus dalam Kitabullah Al-Qur’an disetiap ayatnya membahas penuh perihal perempuan. 2. Perempuan diberi pengecualian khusus dalam beribadah. Dalam masa-masa tertentu, perempuan diperbolehkan (dalam kasus ini malah diwajibkan) oleh Allah untuk tidak menunaikan Sholat. Haid dan Nifas merupakan pengecualian dari Allah agar perempuan (untuk sementara) tidak Sholat maupun Puasa. Hak khusus yang tidak dimiliki lelaki sama sekali. 3. Memiliki kodrat harus selalu dilindungi. Perempuandilarang melakukan perjalanan jauh (Safar),tanpa didampingi oleh mahramnya. Jelas sekali bahwa perempuan memiliki kodratharus selalu dilindungi. Ini dijelaskan dalam HadistRasulullah yang berbunyi :  “Janganlah sekali-kali seorang perempuan bersafar kecuali bersama dengan mahramnya.” (HR. Bukhari 2844 dan Muslim 1341) Adapun surat yang menjelaskan tentang kewajiban melindungi wanita, Allah berfirman dalam QS, An-Nisa’ ayat 34  yang berbunyi : .ٱلرِّجَالُ قَوَّٰمُونَ عَلَى ٱلنِّسَآءِ بِمَا فَضَّلَ ٱللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَآ أَنفَقُوا۟ مِنْ أَمْوَٰلِهِمْ ۚ فَٱلصَّٰلِحَٰتُ قَٰنِتَٰتٌ حَٰفِظَٰتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ ٱللَّهُ ۚ وَٱلَّٰتِى تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَٱهْجُرُوهُنَّ فِى ٱلْمَضَاجِعِ وَٱضْرِبُوهُنَّ ۖ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا۟ عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا ۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيرًاhttps://bce260150eeea834945302299e950381.safeframe.googlesyndication.com/safeframe/1-0-37/html/container.html “Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (isteri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan) , dan karena mereka (laki-laki) telah memberi nafkah dari hartanya.“ (QS. An-Nisa : 34) 4. Perempuan merupakan martabat lelaki. Dalam islam, perempuan diibaratkan sebagai perhiasan.Dijelaskan dalam Hadist, dari Abdullah bin ‘Amrradhiallahu ‘anhuma bahwa RasulullahShalallahu ‘alaihiwassalam bersabda: “Dunia ini adalah perhiasan/kesenangan dan sebaik-baik perhiasan / kesenangan dunia adalah wanita yang shalihah.” (HR. Muslim, Nasa’i, Ibnu Majah dan Ahmad) 5. Wanita dijadikan tolak ukur anak yang sholeh. Dalam ru
mah tangga, wanita merupakan majelis pertama yang dimasuki seorang anak sebelum mereka masuk ke majelis yang diampu oleh para ustadz atau ustadzah besar. Itulah kenapa keilmuan seorang wanita menjadi aspek yang menentukan dalam mendidik anak. Bahkan saking pentingnya perempuan dalam mendidik anak, Rasulullah Shallallahu’ alaihi Wasallam melarang para orang tua menyusukan bayi mereka pada wanita yang lemah akal, hal ini karena air susu dapat mewariskan sifat-sifat ibu pada si bayi. 6. Kewajiban untuk dinafkahi. Dalam memuliakan perempuan, Allah SWT mewajibkan setiap lelaki (yang sudah merupakan mahramnya) untuk memberikan nafkah demi kesejahteraan sang istri. Perempuan tidak wajib untuk mencari nafkah, karena itu sudah merupakan hak nya untuk menerima dan disejahterakan. 7. Kemuliaanya diatas lelaki sangat luar biasa. Jika seorang perempuan diberi kenikmatan dengan berilmu. Dia menjadi sosok manusia yang sangat berharga, baik dari sudut pandang Allah maupun sesama manusia. Bahkan dijelaskan bahwa wanita yang solehah itu lebih baik dari 70 orang pemuda yang soleh. 8. Dapat masuk surga dari pintu manapun. Rasulullahmenjelaskan bahwa perempuan bisa masuk surga dari pintu manapun apabila mereka memenuhiempat kriteria berikut : Menunaikan Shalat 5 waktu Berpuasa di bulan Ramadhan Menjauhi zina Berbakti kepada suami  hal ini dijelaskan dalam Hadist : “Jika seorang wanita menunaikan shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya dan menaati suaminya; niscaya akan dikatakan padanya: “Masuklah ke dalam surga dari pintu manapun yang kau mau.” (HR. Ahmad) Sebuah penawaran yang maha dahsyat dari Allah SWT. Bukti kasih sayang yang tidak terhingga kepada kaum perempuan. 9. Usahanya dalam hamil dan melahirkan disetarakan dengan Jihad Bukti Islam memuliakan wanita yang berikutna adalah dimana usaha seorang wanita yang hamil dan melahirkan sama dengan jihad. Rasulullah merujuk tentang seorang perempuan dalam mengandung anaknya merupakan pengorbanan yang luar biasa. Itu dijelaskan dalam Hadistnya yang lain : “Mati syahid ada 7 selain yang terbunuh di jalan Allah, Orang yang mati karena thaun, syahid. Orang yang mati tenggelam, syahid. Orang yang mati karena ada luka parah di dalam perutnya, syahid. Orang yang mati sakit perut, syahid. Orang yang mati terbakar, syahid. Orang yang mati karena tertimpa benda keras, syahid. Dan wanita yang mati, sementara ada janin dalam kandungannya.” (HR. Abu Daud 3111 dan dishahihkan al-Albani). Yangmana pengorbanan diantara hidup dan mati tersebut saking luar biasa beratnya, maka meninggalnya pun disejajarkan dengan mati syahid. 10. Diberikan pahala setara dengan bertahun-tahun lamanya. Melakukan hal yang kecil namun Allah memberikan pahala yang luar biasa besar. Beberapa diantaranya adalah : Seorang wanita yang melayani suami tanpa khianat akan mendapat pahala sebanyak 12 tahun melakukan ibadah sholat. Wanita yang meninggal dunia diikuti dengan keridhaan suaminya maka ia akan memasuki syurga. Jika seorang suami mengajarkan isterinya satu masalah akan ia mendapat pahala 80 tahun ibadat. Sebuah bukti lain dari kasih sayang tak terhingga dari Allah kepada kaum wanita. 11. Derajatnya lebih tinggi 3 tingkatan dibanding lelaki apabila menjadi seorang ibu. Perempuan jugadimuliakan dengan cara ditinggikan derajatnya sebagai seorang Ibu, Rasulullahbersabda kala seorang sahabat bertanya, Wahai Rasûlullâh! Siapakah yang harus saya perlakukan dengan baik? Rasul menjawab, “Ibumu.” Lelaki tersebut bertanya lagi, ”Kemudian siapa?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Ibumu.” Lelaki itu bertanya lagi, ”Kemudian siapa?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Bapakmu.” (Shahîh al-Bukhâri, no 5971 dan Muslim, no. 2548) 12. Surga dibawah telapak kaki ibu. Yangterakhir adalah, dalam islam, diterangkan bahwa surga dikatakan berada di bawahtelapak kaki ibu. Karena saking pentingnya berbakti dan menghormati ibu kitasebagai salah satu upaya
beribadah kepada Allah. Ini merupakan bentuk daribetapa Allah sangat menyangi perempuan atas usahanya dalam mendidik anaknya.Bahkan do’a anah sholeh pun dihitung sebagai amal Jariyah dimata Allah. 12Aspek tersebut merupakan cara Islam dalam memuliakan derajat wanita. Perludigaris bawahi bahwa, wanita pada dasarnya pendamping dan termasuk khilafah dibumi. Jadi sudah sepantasnya kita menghormati dan memuliakan mereka sesuai yangdifirmankan oleh Allah SWT. Bahkan Rasulullah SAW telah mengajarkan betapapentingnya menghargai wanita supaya kita dapat berpikir dan menjauhi setiaplarangannya. Demikian kajian tentang12 Bukti Islam Memuliakan Wanita. Semogakita selalu diberi perlindungan dan dijauhkann dari perbuatan yang mungkar. sumber : https://dalamislam.com/hukum-islam/wanita/bukti-islam-memuliakan-wanita بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم – قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ – اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ – لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ – وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ Allohumma solli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa sollaita ‘alaa aali ibroohim, wa baarik ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohim, fil ‘aalamiina innaka hamiidummajiid. Allâhumma-ghfir liummati sayyidinâ muhammadin, allâhumma-rham ummata sayyidinâ muhammadin, allâhumma-stur ummata sayyidinâ muhammadin. Allahumma maghfiratuka awsa’u min dzunubi wa rahmatuka arja ‘indi min ‘amali. Alhamdulillah Alloh Menciptakan Bidadari Kita Wanita Ibarat Cermin, Memiliki Potensi Membalik Kiri Menjadi Kanan. Bimbing Dan Nasehatilah Dengan Lemah Lembutnya Cinta
1 note · View note
abdul-ghaffar-hamed · 3 years
Text
ORANG MUKMIN TIDAK MENGEJAR BIDADARI.
Iming-iming bidadari di surga bagi orang beriman sering kali kita dengar dan kita baca, baik didalam Kitab Suci Alqur'an maupun di dalam Hadits Nabi Muhammad saw. bahkan didalam Alqur'an di gambarkan begitu detil tentang wujud bidadari, sebagaimana disebutkan di dalam surah Arrahman 46 sd 78.
Bidadari yang disebutkan oleh Alqur'an dan Hadits Nabi itu semua merupakan sebagian kecil dari fasilitas yang ada di surga, dan masih banyak fasilitas-fasilitas lain yang merupakan bagian dari kenikmatan surga.
Puncak kenikmatan di surga bagi orang yang beriman dan bertaqwa adalah berjumpa dengan Allah swt.
Penghuni surga akan melihat Allah seperti melihat bulan pada malam purnama.
sebagaimana disebutkan dalam ayat,
وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَاضِرَةٌ ,إِلَىٰ رَبِّهَا نَاظِرَةٌ
“Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Rabbnyalah mereka melihat.” (QS. Al-Qiyamah: 22-23)
Juga dalam firman Allah,
۞ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَىٰ وَزِيَادَةٌ ۖ
“Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya.” (QS. Yunus: 26). Yang dimaksud al-husna adala surga, sedangkan az-ziyadah adalah melihat wajah Allah pada hari kiamat. Demikian disebutkan oleh pakar tafsir, lihat Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim karya Ibnu Katsir.
Dalam ayat lainnya disebutkan,
لَهُمْ مَا يَشَاءُونَ فِيهَا وَلَدَيْنَا مَزِيدٌ
“Mereka di dalamnya memperoleh apa yang mereka kehendaki; dan pada sisi Kami ada tambahannya.” (QS. Qaaf: 35). Tambahan di sini maksudnya, Allah akan menampakkan wajah pada mereka setiap hari Jumat (di akhirat nanti). Demikian diterangkan dalam Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim karya Ibnu Katsir.
Shuhaib bin Sinan radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا دَخَلَ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ قَالَ يَقُولُ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى تُرِيدُونَ شَيْئًا أَزِيدُكُمْ فَيَقُولُونَ أَلَمْ تُبَيِّضْ وُجُوهَنَا أَلَمْ تُدْخِلْنَا الْجَنَّةَ وَتُنَجِّنَا مِنْ النَّارِ قَالَ فَيَكْشِفُ الْحِجَابَ فَمَا أُعْطُوا شَيْئًا أَحَبَّ إِلَيْهِمْ مِنْ النَّظَرِ إِلَى رَبِّهِمْ عَزَّ وَجَلَّ حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ عَنْ حَمَّادِ بْنِ سَلَمَةَ بِهَذَا الْإِسْنَادِ وَزَادَ ثُمَّ تَلَا هَذِهِ الْآيَةَ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَى وَزِيَادَةٌ
“Jika penghuni surga telah masuk surga, Allah Ta’ala berfirman, (yang artinya) “Apakah kalian (wahai penghuni surga) menginginkan sesuatu sebagai tambahan (dari kenikmatan surga)?” Maka mereka menjawab, “Bukankah Engkau telah memutihkan wajah-wajah kami? Bukankah Engkau telah memasukkan kami ke dalam surga dan menyelamatkan kami dari (azab) neraka?” Maka (pada waktu itu) Allah membuka hijab (yang menutupi wajah-Nya Yang Mahamulia), dan penghuni surga tidak pernah mendapatkan suatu (kenikmatan) yang lebih mereka sukai daripada melihat (wajah) Allah ‘azza wa jalla.” Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca ayat tersebut di atas (Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya). (HR. Muslim, no. 181)
Berdasarkan hadits ini maka dinyatakan bahwa puncak kenikmatan, atau kenikmatan tertinggi bagi penghuni surga adalah berjumpa dengan Allah swt. ketika penghuni surga sudah berjumpa dengan Allah swt. maka semua fasilitas surga, termasuk bidadari dan seluruh kenikmatannya tidak ubahnya seperti aksesoris pelengkap hiasan saja, tidak ada artinya dibanding dengan kenikmatan perjumpaan dengan sang Khaliq, yaitu Allah swt.
Dari Abu Said Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, ada orang di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Wahai Rasulullah apakah kami nanti melihat Rabb kami pada hari kiamat?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Iya.” (HR. Bukhari, no. 4581 dan Muslim, no. 183)
Dari Jarir bin Abdillah radhiyallahu ’anhu, ia berkata, “Kami pernah duduk bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam saat itu beliau memandang ke arah bulan ketika purnama. Beliau bersabda,
أَمَّا إِنَّكُمْ سَتَرَوْنَ رَبَّكُمْ كَمَا تَرَوْنَ هَذَا القَمَرَ لاَ تُضَامُّوْنَ فِي رُؤْيَتِهِ فَإِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَنْ لاَ تُغْلَبُوْا عَلَى صَلاَةٍ قَبْلَ طُلُوْعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوْبِهَا فَافْعَلُوا يَعْنِي العَصْرَ وَالفَجْرَ ثُمَّ قَرَأَ جَرِيْرٌ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَ‌بِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُ‌وبِهَا
“Sesungguhnya kalian akan memandang Rabb kalian sebagaimana kalian memandang bulan ini. Kalian tidak berdesakan ketika memandang Allah. Jika kalian mampu, untuk tidak melewatkan shalat sebelum terbitnya matahari dan shalat sebelum tenggelamnya matahari (shalat Ashar dan Subuh), lakukanlah!”
Kemudian Jarir membaca ayat, “Dan bertasbihlah dengan memuji Rabb-mu, sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya.” (QS. Thaha: 130) (HR. Bukhari, no. 554 dan Muslim, no. 633)
Dalil berikut juga dijadikan alasan oleh Imam Asy-Syafii rahimahullah bahwa orang beriman akan melihat Allah karena orang kafir terhalang dari melihat Allah pada hari kiamat.
كَلَّا إِنَّهُمْ عَنْ رَبِّهِمْ يَوْمَئِذٍ لَمَحْجُوبُونَ , ثُمَّ إِنَّهُمْ لَصَالُو الْجَحِيمِ
“Sekali-kali tidak, sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar tertutup dari Rabb mereka. Kemudian, sesungguhnya mereka benar-benar masuk neraka.” (QS. Al-Muthaffifin: 15-16).
Dari ayat tersebut kita peroleh keterangan bahwa orang yang akan berjumpa dengan Allah adalah mereka yang dimasukkan kedalam surganya Allah dengan segala fasilitasnya, sedangkan orang yang dimasukkan kedalam Neraka sudah pasti mereka akan terhijab dan tidak akan berjumpa dengan Allah.
2 notes · View notes
mgufronme · 3 years
Text
bidadari surga
Bidadari adalah kenikmatan surga yang Allah berikan kepada orang-orang saleh yang senantiasa berada dalam jalan takwa dan menjaga dirinya dari fitnah dunia. Bidadari adalah kerinduan yang terbalas bagi orang-orang yang mengimani Allah dan hari akhir kelak nanti di surga. Bidadari adalah kesempurnaan harapan pemuda Muslim yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, ketika di dunia tidak mendapatinya,…
View On WordPress
2 notes · View notes
nvedilia · 3 years
Text
[Betapa Besar Hak Suami Terhadap Istri]
بسم الله...
Semoga الله memudahkan kita untuk meluruskan niat hanya beribadah karena-Nya, semoga الله menghindarkan kita dari sifat ujub, riya', dan sifat tercela lain yang الله benci.
Tulisan ini dilatarbelakangi oleh rekaman request beberapa akhowat yang berputar-putar di otakku. Intinya mereka request : "Oy, nanti kalau aku mau menikah kasih nasihat buat aku supaya jadi istri yang baik ya". Hm, berat yah? Even I doubt if I can do that ._.
Namun, apabila ada seorang muslim yang meminta nasihat maka harus kita berikan hak mereka (yaitu diberikan nasihat).
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَأَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ قِيلَ مَا هُنَّ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ إِذَا لَقِيتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ وَإِذَا اسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْ لَهُ وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ فَسَمِّتْهُ وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ وَإِذَا مَاتَ فَاتَّبِعْهُ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Kewajiban seorang muslim atas muslim yang lain ada enam.” Lalu ada yang bertanya,“Apa itu ya Rasulullah.” Maka beliau menjawab, “Apabila kamu bertemu dengannya maka ucapkanlah salam kepadanya, apabila dia mengundangmu maka penuhilah undangannya, apabila dia meminta nasehat kepadamu maka berilah nasehat kepadanya, apabila dia bersin lalu memuji Allah maka doakanlah dia -dengan bacaan yarhamukallah-, apabila dia sakit maka jenguklah dia, dan apabila dia meninggal maka iringilah jenazahnya.” (HR. Muslim)
an-Nawawi rahimahullah berkata:
فَمَعْنَاهُ طَلَبَ مِنْك النَّصِيحَة ، فَعَلَيْك أَنْ تَنْصَحهُ ، وَلَا تُدَاهِنهُ ، وَلَا تَغُشّهُ ، وَلَا تُمْسِك عَنْ بَيَان النَّصِيحَة
“Maknanya: -apabila- dia meminta nasehat darimu, maka wajib bagimu untuk menasehatinya, jangan hanya mencari muka di hadapannya, jangan pula menipunya, dan janganlah kamu menahan diri untuk menerangkan nasehat –kepadanya-.” (Syarh Muslim [7/295] asy-Syamilah)
-
Oke, aku mau kasih disclaimer bahwa adabku terhadap suamiku pun masih penuh cacat disana-sini. Aku sangat sadar bahwa diriku masih butuh untuk terus memperbaiki diri dengan ilmu dan amal baik. Namun, aku bakal kasih tau ke kalian satu alarm yang bunyi di otakku tiap sadar kalo aku udah punya suami, wkwk✌️. Alarm tersebut merupakan wasiat dari guru kita, kyai kita, panutan kita yang akhlaknya seperti القرآن. Tidak lain adalah baginda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau berwasiat tentang marahnya bidadari surga kepada istri yang menyakiti hati suaminya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan hal ini dalam sabdanya,
لاَ تُؤْذِي امْرَأَةٌ زَوْجَهَا فِي الدُّنْيَا إِلاَّ قَالَتْ زَوْجَتُهَا مِنَ الْحُوْرِ الْعِيْنِ: لاَ تُؤْذِيهِ قَاتَلَكِ اللهُ، فَإِنَّمَا هُوَ عِنْدَكِ دَخِيْلٌ يُوْشِكُ أَنْ يُفَارِقَكِ إِلَيْنَا
“Tidaklah seorang istri menyakiti suaminya di dunia kecuali hurun ‘in [1] (bidadari-bidadari surga) yang menjadi istri si suami di surga berkata, “Jangan engkau menyakitinya, qatalakillah [2], karena dia di sisimu hanyalah sebagai tamu dan sekadar singgah, hampir-hampir dia akan berpisah denganmu untuk bertemu dengan kami.” (HR. at-Tirmidzi dan Ibnu Majah no. 204. Penulis Bahjatun Nazhirin berkata, Sanad hadits ini sahih, 1/372)
Duhai para istri, taatilah suamimu. Ia hanya sekedar tamu dan sekedar singgah di dalam hidupmu. Jangan sampai dirimu menyesal karena tidak mengetahui betapa besar hak suamimu terhadapmu. Jangan kau sakiti hatinya. Buatlah bidadari surga cemburu tersebab betapa besar penghormatan dan kasih sayangmu terhadap suamimu. Moreover, you are born to be a winner, sister. Jadi jangan mau kalah sama bidadari surga ;)
Intinya gitu, setiap aku sadar bahwa hak suamiku sangat besar, aku sadar pula bahwa aku tidak pantas untuk menyakiti hatinya. Karena aku ngga mau kalah dong sama bidadari surga, enak aja :v
Aku ngga tau pendapat kalian gimana. Mungkin aja kalian berpikir kalau pemikiranku saat ini masih kaya anak kecil ya? Pikiranku masih menang dan kalah. Wkwk. Tapi semoga pemikiran ini jadi cambuk buatku dan kamu untuk berlomba dalam kebaikan saat berumah tangga.
Sekian. Kalau ada salah, please educate me. Kalau ada yang benar, semuanya datang dari الله.. Semoga tulisan kecil ini menjadi pengingat untuk diriku sendiri dan untuk kamu yang baca tulisan ini. Baarakallahu fiikum ^^
Bonus poster:
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
--
[1] Al-Hur jamak dari al-haura, yaitu wanita-wanita penduduk surga, yang lebar matanya, bagian yang putih dari matanya sangatlah putih, sementara bola matanya sangatlah hitam. (Tuhfatul Ahwadzi, 4/283—284)
[2] Qatalakillah maknanya, “Semoga Allah membunuhmu, melaknatmu, atau memusuhimu.” Namun, maknanya bisa untuk menyatakan keheranan dan bukan dimaksudkan agar perkara tersebut terjadi.
--
Source :
1. https://muslim.or.id/8945-nasehat-untuk-sesama-kaum-muslimin.html
2. https://asysyariah.com/kekufuran-istri-berbuah-petaka/#_ftnref1
--
Bontang, 23 Maret 2021
09.57 WITA
1 note · View note