Tumgik
#gabisa
akq96618 · 2 months
Text
[ sakito's dream ]
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
105 notes · View notes
beastcouture · 1 month
Text
im a binusian (derogatory) and i know im not helping by also not going but blom ada anak binus yg turun kah. not beating the apathetic nihilist bootlicker allegations
7 notes · View notes
sipkntl · 1 year
Text
we cannoh replace him we cannoh
Tumblr media
14 notes · View notes
lockitgirl · 6 months
Text
Are there any indo bucchigiri fans round here
Tumblr media
4 notes · View notes
indihome-suck · 1 year
Note
Tumblr media
Smangat tugas kelompoknya cuy
🫡🫡🫡 semangat juga bentar lagi UAS
6 notes · View notes
yjhariani · 1 year
Note
*Dramatically crawls out from a grave* punten teh, fellow Indonesian.
For starters, just wanted to say that I really love your COD x Indo!Reader! The first time I saw your work, my eyes went WIDE. Literally binged read all of your Ghost x Reader in a day.
Literally giggling and kicking my feet rn-
Anyways- really love your work, keep it up! Don't forget to drink water and stay hydrated! You've earned yourself another follower :D👍
-🔥Anon
Waah, mangga, mangga. Nuhun pisan ieu dikirimkeun ask, repot-repot segala, eheu eheu *mamah dedeh laugh*.
I thank you very much for spending time on my stuff and I am very, very glad you enjoyed them! I thank you also for the reminder and welcome! Stay as long as you want🤗🤗
2 notes · View notes
prapuna · 1 year
Text
kadang-kadang kadang-kadang
2 notes · View notes
caramello-styles · 1 year
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
stay in your own lane ‘cos I’m about to swerve.
2 notes · View notes
notworking-com · 3 months
Text
bu ai sumpah jahattttttttt banget. 😭😭😭😭😭😭😭😭 PAK ASEP SM BU DWI AJ NGASIH 9 MASHAALLAH 💗💗💗💗💗 AND REALLY WHAT DID I EVEN DO TO DESERVE THAT PAS FISIKA GUE JELEK BANGET?????? TP KIMIA YA ALLAH….. bu ai saya harus ngapain lagi udh lomba ttp aja cmn dinaikik DUA YA ALLAH IBU……….. ak harus ngapain lagi ya allah????!????????? jahat banget anjr betrayal bangett. ms fisika sm bio dinaikin naik banget sm guru2 nya tp kimia sendiri engga????? when gue ga prrnah tuh izin pelatihan, kmrn alhamdulillah bs menang, trus pas yaydah si jelek cmn tugas lain lengkap kan? LENGKAPPPP JAHAT BANGETT 😭😭😭😭😭😭😭 gue ga lomba bio ga lomba fisika pls pak asep aja ga kenal gue pasti, dinaikin tuh???? TP KIMIA APAN BANGET. GUE NGEKORBANON BANYAK BANGET YA WAKTU GUE BUAT ELU ANJR JAHAT JAHAT BANGET SAKITTTT 😭😭😭😭😭😭😭😭😭 KIMIA PELIT BANGET YA NILAINYA YA. UDH LOMBA MENANG GA DAPET TAMBAHAN KREDIBILITA GT!????? sakit banget sih bu sakit bangetttttrrrrrrrrrrrrrrrrr
0 notes
melancholyofautvmn · 10 months
Text
asesmen akhir semester nearing 😞😞😞 finals week upcoming 🥲🥲🥲
0 notes
harunokijournal · 1 year
Text
AU di mana suatu waktu, Mai dan Saya terbangun dalam suatu ruangan asing.
Ruangan itu bakal mengabulkan masing-masing satu permintaan dari siapapun yang memohon. Sekilas kedengaran konyol, tapi entah mengapa mereka berdua jadi kayak, "Well, why don't we give it a try?" Jadilah mereka berdua sama-sama memanjatkan permohonan.
Rupa-rupanya di sana mereka berdua punya permohonan yang mirip: Mai ingin Yuuka kembali hidup, dan Saya ingin Amagi tetap hidup. Setelah mereka memanjatkan permohonan itu tau2 semuanya jadi gelap, tapi begitu bangun, keduanya udah ada di kamar masing-masing.
Awalnya dipikir yang barusan itu cuman mimpi. Namun tahu-tahu saja pagi itu Mai mendapati seorang gadis SMA dalam apartemennya, sementara Saya mendapati satu orang lain dalam lingkar pertemanannya yang seharusnya cuman bertiga (dia-Harusei-Minami). Gadis yang Mai temukan ternyata adalah Yuuka yang sudah SMA, lalu orang lain yang tahu-tahu saja Saya dapati ada di kelas adalah Amagi. Keduanya hidup, sama seperti permohonan yang mereka katakan dalam ruangan asing itu. Kurohana Yuuka menjadi utaite seperti impiannya dan bersekolah di satu akademi khusus perempuan di Bunkyou, juga Amagi Hakushuu tetap hidup dan bersekolah di SMA Hakuyama bersama Saya dan teman2nya.
Mai yang ngehubungin Saya duluan, lalu bertanya apa dia di sana juga melihat seseorang yang dia pinta untuk kembali hidup. Saya menjawab iya, setelah dirinya memimpikan dia dan Mai dalam ruangn asing. Akhirnya Mai akhirnya ikut cerita, kalau dia juga sempet ngira itu mimpi, tapi Yuuka yang ada di depan dia terlihat begitu nyata. Saya juga merasa sama—sempat mengira itu mimpi, tapi Amagi di sebelah dia lagi ketawa gara-gara lawakannya Harusei.
Jadi, keduanya putuskan buat menjalani hari seperti biasa sambil pelan-pelan beradaptasi dengan kehadiran mereka yang seharusnya sudah mati.
Itu sampai Yuuka dan Amagi mendadak bersikap mencurigakan.
Pokoknya mencurigakan banget. Yuuka memperhatikan Akira tiap Mai ketemu sama dia. Amagi suka memperhatikan si kembar kalau dia dan Saya ketemu mereka di sekolah. Dua2nya dengan tatapan aneh, yang mana suatu hari, seolah-olah tengah dikendalikan, keduanya berkata,
"Raizael-san orang yang baik, ya~ Kalau dia menggantikanku mati, menurut Nee-san bagaimana?"
"Saya-kun penasaran, nggak, kalau satu di antara Setsuna-chan atau Kana-chan mati menggantikanku, bagaimana reaksi yang satunya?"
Sejak saat itu keduanya sadar kalau memang ini semua nggak beres. Dari awal emang ngga ada yang beres (bagaimana bisa orang yang sudah mati kembali hidup hanya berbekal permohonan manusia biasa?).
Sampai akhirnya, mereka mengetahui, bahwa ada harga buat setiap permintaan yang dipanjatkan.
"Pilih, Nee-san~ Nee-san memilih Raizael-san, atau diri Nee-san sendiri?"
"Setsuna-chan, Kana-chan, atau kamu, Saya-kun? Menurutmu lebih baik yang mana?"
Antara nyawa orang yang mereka sayang, atau justru nyawa mereka sendiri, untuk menggantikan dua orang yang kembali hidup. Itu harganya.
1 note · View note
cigaretteparfum · 1 year
Text
why brain not work.
0 notes
aviliaarmianii · 5 months
Text
Baca ini, Please!
Barusan liat video yang kurang lebihnya gini; ada Abang - Abang mau ngeprank kalo kehabisan bensin “siapa yang mau bantu dorongin motor sampe pom bensin dia depetin uang ini” tapi tulisan itu cuma bisa diliat di kamera alias kita yang nonton aja.
Satu orang lewat, skip. Gabisa bantu, karena katanya udah mau berangkat kerja. Terus ada satu orang bapak-bapak lagi, beliau juga mau kerja sebenernya, tapi pas tau si Abang ini kehabisan bensin, bapak ini mau bantuin dorong motornya si Abang.
“A, ini gapapa A ngedorongin?”
“Gapapa, sekalian mau berangkat kerja,”
“Beneran gapapa A?”
Sambil kuperhatikan, tangan si bapak ini ternyata lagi megang bungkus permen yang udah kosong. Kalau diliat-liat dari muka si bapak yang udah diwarnain silver ini sih, kita bisa nebak kan ya beliau mau berangkat kerjanya kemana~ (?) yups, ke jalanan.
“Iya, mau sekalian ke rumah sakit juga, istri di rumah sakit.”
Ternyata, setelah kutonton videonya sampai selese, istri si bapak ini habis lahiran. Tapi masih ditahan di rumah sakit karena belum bisa bayar biaya lahiran. Totalnya 3 jt tapi dikasih keringanan suruh bayar setengahnya aja.
Dan disaat seterdesak itu, se-nol itu dia pegang uang, si Bapak ini masih mau bantuin orang lain.
Dan, hamba Allah yang satu ini juga, dengan percayanya sama Allah kalau bakal bisa bayar semua itu meski cuma bawa satu bungkus permen yang kosong. 😭😭
And see? Apa yang bapak ini yakinin bener-bener terjadi. Iya, merinding banget. Ngga ada kata kebetulan. Rezeki itu memang semisterius itu. Semua udah Allah tetapkan. Akhirnya si Bapak bisa bawa pulang istri dan anggota keluarga baru si bayi yang sangat menggemaskan itu pulang ke rumah! Hiks~
Selalu merinding, selalu takjub kalau lagi bahas soal rezeki. Selalu berujung nangis sesenggukan, karena cara Allah mengantarkan rezeki itu tuh setidak-bisa-ditebak itu, maa syaa Allah!
Pelajaran yang bisa diambil? Tolonglah orang lain disaat kita bisa menolong mereka. Karena disaat kita berbuat baik kepada orang lain, sebenarnya kita hanya sedang berbuat baik pada diri kita sendiri. Dan perihal rezeki, tugas kita itu bukan mengatur; kapan datang, dijemput dimana—tapi tugas kita itu berikhtiyar. Lakukan apa yang bisa kita lakukan, selagi itu halal, selagi itu thoyyib. Dan satu lagi yang terpenting; jangan berputus asa kepada Allah! :”))
76 notes · View notes
manifestasi-rasa · 19 days
Text
Bersiap untuk Menikah
Wait, disclaimer dulu, aku menulis ini bukan karena hendak menikah dalam waktu dekat, tapi declare kalau aku sudah memasukkan rencana menikah dalam hidupku. Emang selama ini ga ada di rencana? well, yeah... gitu deh wkwk.
Obrolan di konferensi meja makan bareng mas boim dan azmi bikin aku cukup berpikir tentang pernikahan. Sebenarnya belakangan udah mikir juga sih, tapi gong nya adalah saat ketemu mereka dan mendengar cerita mas boim yang beneran lagi nyiapin hari h itu.
Hasil dari merenung, bertanya ke banyak orang dan diskusi sama orang tua, akhirnya rancangan hidupku sedikit berubah. Mulanya aku mengejar sekali untuk S2 langsung setelah Sarjana ini. Itu adalah rencana saat aku menganggap bahwa pernikahan bukanlah hal besar "sambil kuliah atau di sela-sela plan hidup juga bisa kalii" tet tot! gabisa! kudu disiapin biar gajadi mariage is scary! Maka aku putuskan untuk setelah sarjana ini aku bekerja terlebih dahulu, S2 bisa nanti setelah menikah.
Kemarin ngobrol juga sama temenku ttg pernikahan ini, dia bilang "Ai, kayanya aku masih lama sih, mungkin 3-4 tahun lagi, soalnya aku belum siap" yang aku jawab dengan...
"Kamu tau, belakangan ini aku punya pandangan yang beda tentang kesiapan menikah. Dulu aku pun sering jawab gitu, entar aja deh, belum siap. Tapi, kapan kita akan siap kalau ngga disiapin? meski kita memang belum siap. Maksudku adalah, kita juga butuh menyiapkan kesiapan itu. Target usiaku juga masih lama, tapi setelah aku beneran mikir tentang pernikahan ini, oh untuk menjadi siap, kita emang harus bener-bener bersiap, karena kesiapan menikah ngga datang tiba-tiba"
Dan bekerja setelah sarjana adalah bagian dari menyiapkan kesiapan itu; kesiapan finansial. Ngomong begini, apakah karena aku mengincar orang? hmm ngga juga. Seperti mas Boim, aku ingin dengan percaya diri berucap bahwa aku sudah siap, baru mencari sosok yang sama-sama mempunyai tujuan yang sama. iya nanti kalau sudah siap, aku mau mengincarmu, mau egk? ((dahlah ujungnya begindang wkwk))
26 notes · View notes
gizantara · 1 month
Note
kak giza penasaran deh how to deal with orang yg gabisa merasa bersalah, gaada perasaan gaenakan, dan gapunya empati?
Kayanya ini waktu yang tepat untuk menjawab pertanyaanmu. Akan kuberi judul:
Kemalasan Emosional
Ada satu hal yang aku pelajari dari dosen psikologi yang mengampu mata kuliah manajemen potensi diri bahwa menjadi manusia yang bertanggung jawab itu artinya sadar bahwa kita selalu punya kendali atas diri kita, keputusan kita, pemikiran kita, ucapan kita, dan respon kita, serta menyadari konsekuensinya.
Ini hanya silogisme sederhana, sesederhana "kalau aku begadang maka aku bangun telat, kalau aku bangun telat maka aku akan terlambat ke kampus" tapi biasanya mereka justru berargumen:
"Kalau kamu ga begini, aku ga akan begitu"
Dalam penyelesaian masalah, itu ucapan paling kekanakan yang aku paling nggak respect. Karena itu bentuk tidak bertanggungjawab, tidak dewasa. Padahal dia punya kendali kok untuk memutus rantai sebab-akibat itu tanpa perlu bergantung ke orang lain.
Ternyata di dunia ini ada orang-orang yang memiliki kemalasan emosional to realize and aware atas perilakunya. Maunya ditanggung-jawabin orang atau nyalahin waktu. Dia terlalu bodoh untuk memahami silogisme sebab-akibat sederhana seperti contoh di atas. Dia selalu enggan disalahkan ketika dia bahkan punya andil atas kesalahan total yang dilakukan bersama.
How to deal with them?
Aku belajar dari Siti Maryam untuk diam. Butuh beberapa bulan untuk memperoleh kebijaksanaan ini. Sebelumnya aku juga pernah tidak bijaksana dengan terus menerus menegurnya sambil berharap dia bisa merasa tindakannya fatal.
Tapi kamu akan sadar, menegur mereka tuh sia-sia karena mereka harus punya kecerdasan emosional dulu buat ngerti bahwa mereka bisa salah. Jangan pernah sekalipun berdebat sama orang yang playing victim, itu sama dengan memberi mereka bahan untuk semakin ngerasa dirinya adalah korban. Ketika dia salah, dia akan mengkambinghitamkan kamu, padahal jelas kamu yang banyak dirugikan dari berbagai segi. Dia hanya mengambil keuntungan darimu saja.
Tapi aku punya harga diri. Pada akhirnya aku memilih untuk 100 % tidak berurusan lagi dengan orang itu karena sudah mengenal karakternya. Aku mengaku salah dan tidak bijak, karena mengingatkan lewat ketikan bisa menimbulkan kesalahpahaman.
Tapi membiarkan diriku dikatain macam-macam oleh dia, kepada orang baru yang bahkan gak paham konteksnya, nggak bisa aku terima juga. Entah ya, mungkin dia merasa egonya akan terpenuhi saat dia menggiring opini orang lain untuk menganggap rendah aku dan mengembalikan harga dirinya. Tapi aku yakin, orang-orang yang mendengar opininya 'cukup waras' untuk menilai seberapa tidak konsisten tindakan orang itu dengan ucapannya sendiri. Dan aku tidak merasa perlu melakukan klarifikasi kepada orang-orang ini.
Benar bahwa aku dirugikan, baik materi maupun jasa. Tapi mungkin itu harga yang harus aku bayar untuk mengetahui karakter asli seseorang. Walaupun kadang masih speechless, ending-nya bisa jadi sekocak dan sebodoh ini. Jauh berbeda dari akhir yang kuharapkan selesai dengan tidak membenci.
Aku tidak benci, tidak juga dendam. Hanya terlalu takut berurusan dengan orang yang belum selesai dengan Rabb-nya. Ada yang nggak beres dari orang ini sampai-sampai dia tidak memahami bahwa jauh lebih penting bertaubat dibandingkan 'membersihkan' nama baik di hadapan manusia.
Aku juga jadi ngerti, betapa self-awareness itu pijakan kita untuk membangun framework dalam kehidupan. Takkan ada self-growth tanpa self-awareness.
Self-awareness kalau udah ajeg, bakal mendorong kecerdasan emosional lainnya kek empati, regulasi emosi, mengartikulasikan perasaan, decision making, komunikasi asertif, dikotomi kendali, self-control, self-mastery, growth mindset, dsb.
Ini selaras dengan apa yang Allah bilang tentang Ibadurrahman di surat Al-Furqan (25) : 63
وَعِبَا دُ الرَّحْمٰنِ الَّذِيْنَ يَمْشُوْنَ عَلَى الْاَ رْضِ هَوْنًا وَّاِذَا خَا طَبَهُمُ الْجٰهِلُوْنَ قَا لُوْا سَلٰمًا
Adapun hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan, "salam,"
Tau nggak, "haunan" (هَوْنًا) di ayat itu maksudnya adalah self-awareness yang berketuhanan (bertauhid). Jadi mencakup self-awareness as human being, sekaligus self-awareness juga tentang siapa dia di hadapan Rabb-nya, apa tujuan hidupnya, dsb.
Bisa aja orang dari luarnya tampak humble, ramah, rendah hati, tapi hakikatnya dia tidak '"haunan". Bisa juga kita lihat orang yang tampak judes, keras kepala, tapi sebenarnya dia sangat "haunan". Dia sangat mengenal dirinya dan Rabb-nya dan paham harus ngapain. Dan rendah hati tuh bukan klaim ke diri sendiri, itu Allah yang ngasih predikat, jadi kita juga jangan sok-sokan ngerasa udah "haunan".
Orang yang haunan tuh fokusnya udah bukan lagi biar tampak baik di hadapan manusia. Tapi:
Dia cuma pengen disayang Allah (menjadi ibadnya sang Rahman)
Dia cuma pengen selamat dan menyelamatkan (qōlū salāmā)
Jadi yang disebut "ibadurrahman" tuh cerdas intelektualnya, cerdas emosionalnya, dan cerdas spiritualnya. Dan basic dari semua kecerdasan itu adalah haunan, kesadaran diri, pengenalan dan pemahaman tentang diri, lingkungan, dan Allah.
Takkan pernah ada yang namanya "selesai dengan diri sendiri" kalau kamu nggak pernah coba "beresin sesuatu yang bermasalah dengan Rabb-mu".
Mudah-mudahan kita tidak menjadi ujian bagi orang lain karena kebodohan emosional kita. Mudah-mudahan dari apa-apa yang telah menguji kita, kita dapat mengambil pelajaran serta menginternalisasinya agar melahirkan kebijaksanaan.
— Giza, sekali-dua kali bertemu orang yang menjadi ujian di hidupnya, hakikatnya mah pembelajaran dari Allah
34 notes · View notes
akunkuini · 3 months
Text
Ini Tentang Perspektif "this is my opinion"
Ada statement yang mengatakan "jangan jadikan orang miskin sebagai bahan bersyukur."
Yaps, aku setuju tapi aku juga engga setuju. That's why you see the perspective from both sides.
1. Kalau dari perspektif yg nggak setuju, mungkin kita ngelihatnya karena secara "materi" kita lebih berada, atau secara sekolah kita lebih tinggi, aku juga ngga setuju. Ini bukan perihal materi, dan seolah-olah kita taraf hidupnya melebihi mereka. That's a big no. Tapi kalau dilihat dari sisi empati dan kepedulian, mungkin kita bisa belajar untuk lebih menghargai apa yang kita miliki dan lebih peka terhadap kondisi orang lain. Jangan sampai rasa syukur kita malah merendahkan martabat orang lain. Sebaliknya, jadikan rasa syukur itu sebagai motivasi buat bantu dan dukung mereka yang kurang beruntung baik dari segi materi ataupun hal lain, tanpa merasa superior.
2. Selain itu, dari perspektif yang setuju, kita juga bisa melihat hikmah dan pelajaran hidup dari mereka. Orang-orang yang kurang beruntung sering banget menunjukkan usaha dan ketangguhan yang luar biasa dalam menghadapi hidup. Mereka loh, usahanya lebih gede dibandingkan kita yang seringkali banyak ngeluh. Dari sini, kita bisa belajar tentang ketekunan, kerja keras, dan semangat pantang menyerah. Jadi, bukannya merendahkan mereka, kita justru harus mengambil inspirasi dari perjuangan mereka buat jadi pribadi yang lebih kuat dan berempati.
Menurutku, Statementnya mungkin diubah kali yak jangan pake kata "orang miskin". Balik lagi, bahwa standar miskin itu beda ga harus harta, so miskin adab juga bisa wkwkw. Yahhh gitu dah coba ubah dehh, aku mumet iki!!
Intinya, ini dari opiniku. Jujur penting banget buat menyeimbangkan kedua pandangan ini. Kita bisa belajar banyak dari ketangguhan dan usaha orang yang kurang beruntung tanpa harus merendahkan martabat mereka. Rasa syukur seharusnya membuat kita lebih empati dan peduli, mendorong kita untuk membantu, bukan membuat kita merasa superior. Intinya, syukur dan empati harus berjalan beriringan, dengan selalu menghormati dan menghargai martabat setiap individu. Penting nih, Jangan kita merasa superior/sombong, ambil pelajaran dari proses hidup yg mereka jalani yg mungkin sesuai sama beberapa masalah kita. Jangan merendahakan martabat orang, Kita baiknya meniru pantang menyerahnya mereka untuk terus berproses dan bertahan.
Satu lagi nih, Syukur itu ibarat perasaan cinta, bahagia, sedih, ikhlas, sabar dan kawan-kawannya, yg kita gatau bentuknya, besar kecilnya bahkan gabisa kita ukur dengan angka. Ya karena sifatnya subyektif dan personal. Intinya ya cuman bisa dirasakan oleh masing-masing dari kita. Syukur aku sama temenku itu beda, walaupun obyek atau permasalahannya sama. Kadang orang sering bilang, bahwa mereka merasa "sangat bersyukur" atau "sedikit bersyukur". Nah itu tergantung pada tingkat apresiasi dan penghargaan mereka terhadap hal-hal dalam hidup mereka.
Makasih ya yg udah baca sampai bawah. Jujurly sebenernya narasi yg aku buat buanyak pol dan panjang. But, I really appreciate the time you take to read this 🤗
22 notes · View notes