Tumgik
#liat dulu kali ya
harunokijournal · 1 year
Text
AU di mana suatu waktu, Mai dan Saya terbangun dalam suatu ruangan asing.
Ruangan itu bakal mengabulkan masing-masing satu permintaan dari siapapun yang memohon. Sekilas kedengaran konyol, tapi entah mengapa mereka berdua jadi kayak, "Well, why don't we give it a try?" Jadilah mereka berdua sama-sama memanjatkan permohonan.
Rupa-rupanya di sana mereka berdua punya permohonan yang mirip: Mai ingin Yuuka kembali hidup, dan Saya ingin Amagi tetap hidup. Setelah mereka memanjatkan permohonan itu tau2 semuanya jadi gelap, tapi begitu bangun, keduanya udah ada di kamar masing-masing.
Awalnya dipikir yang barusan itu cuman mimpi. Namun tahu-tahu saja pagi itu Mai mendapati seorang gadis SMA dalam apartemennya, sementara Saya mendapati satu orang lain dalam lingkar pertemanannya yang seharusnya cuman bertiga (dia-Harusei-Minami). Gadis yang Mai temukan ternyata adalah Yuuka yang sudah SMA, lalu orang lain yang tahu-tahu saja Saya dapati ada di kelas adalah Amagi. Keduanya hidup, sama seperti permohonan yang mereka katakan dalam ruangan asing itu. Kurohana Yuuka menjadi utaite seperti impiannya dan bersekolah di satu akademi khusus perempuan di Bunkyou, juga Amagi Hakushuu tetap hidup dan bersekolah di SMA Hakuyama bersama Saya dan teman2nya.
Mai yang ngehubungin Saya duluan, lalu bertanya apa dia di sana juga melihat seseorang yang dia pinta untuk kembali hidup. Saya menjawab iya, setelah dirinya memimpikan dia dan Mai dalam ruangn asing. Akhirnya Mai akhirnya ikut cerita, kalau dia juga sempet ngira itu mimpi, tapi Yuuka yang ada di depan dia terlihat begitu nyata. Saya juga merasa sama—sempat mengira itu mimpi, tapi Amagi di sebelah dia lagi ketawa gara-gara lawakannya Harusei.
Jadi, keduanya putuskan buat menjalani hari seperti biasa sambil pelan-pelan beradaptasi dengan kehadiran mereka yang seharusnya sudah mati.
Itu sampai Yuuka dan Amagi mendadak bersikap mencurigakan.
Pokoknya mencurigakan banget. Yuuka memperhatikan Akira tiap Mai ketemu sama dia. Amagi suka memperhatikan si kembar kalau dia dan Saya ketemu mereka di sekolah. Dua2nya dengan tatapan aneh, yang mana suatu hari, seolah-olah tengah dikendalikan, keduanya berkata,
"Raizael-san orang yang baik, ya~ Kalau dia menggantikanku mati, menurut Nee-san bagaimana?"
"Saya-kun penasaran, nggak, kalau satu di antara Setsuna-chan atau Kana-chan mati menggantikanku, bagaimana reaksi yang satunya?"
Sejak saat itu keduanya sadar kalau memang ini semua nggak beres. Dari awal emang ngga ada yang beres (bagaimana bisa orang yang sudah mati kembali hidup hanya berbekal permohonan manusia biasa?).
Sampai akhirnya, mereka mengetahui, bahwa ada harga buat setiap permintaan yang dipanjatkan.
"Pilih, Nee-san~ Nee-san memilih Raizael-san, atau diri Nee-san sendiri?"
"Setsuna-chan, Kana-chan, atau kamu, Saya-kun? Menurutmu lebih baik yang mana?"
Antara nyawa orang yang mereka sayang, atau justru nyawa mereka sendiri, untuk menggantikan dua orang yang kembali hidup. Itu harganya.
1 note · View note
rifkihidayat · 1 year
Text
Kita sebagai anak biasanya baru sadar perjuangan orang tua ketika akhirnya sudah jadi orang tua juga. Rasanya pengen nyium kaki orang tua ketika sadar, "oh dulu saya begini juga kali ya", sambil ngelus dada liat kelakukan anak sendiri.
83 notes · View notes
milaalkhansah · 3 months
Text
Memaknai Hari Raya
Tumblr media
Ini kali ketiga gua lebaran sendiri tanpa keluarga. Literally sendiri. Siap-siap sendiri, ke mesjid sendiri, dan pas balik ke kos gua juga makan sendiri.
Kali pertama jujur gua merasa sangat sedih dan kek berasa 'anak ilang' wkwk karena liat yang lain pada bareng keluarganya, sedangkan gua gak ada siapa-siapa. Sedangkan yang kali ini gua udah kek, "yaudah sih..." Dibawa santai aja...
Gua tuh semakin kesini rasanya makin banyak hal yang gua makin "biasa-biasain" aja. Kalau dulu yang rasanya sedih amat, pas makin sering dijalanin, ternyata enggak juga. Malah biasa aja. Gua gak tahu, gua yang emang udah bisa ikhlas nerima keadaan keluarga gua yang gak sama dengan keluarga orang lain, atau mungkin gua yang dari hari ke hari makin cuek aja sama perasaan sendiri, alias yaudah sih hidup gak usah di berat-beratin lagi sama perasaan gak penting.
Sebenarnya gua gak berada di keadaan gak bisa pulang, kayak lebaran pertama yang gua sendiri itu karena lagi ada covid, makanya gua gak bisa pulkam. Cuman apa ya, gua kayaknya trauma deh, setiap memutuskan untuk pulang ke rumah, balik-balik perasaan gua jadi berantakan. Jadi gua yang saat ini emang lagi ''cari aman' aja. Palagi gua lagi sibuk-sibuknya, makanya gua berusaha untuk gak melakukan apa pun yang berpotensi bikin gua 'sakit'.
Namun, selama perjalanan pulang ke kos, gua diam-diam berdoa, semoga nanti gua bisa kembali merasakan semarak, dan harunya suasana hari Raya. Gak yang kayak beberapa tahun terakhir ini, hari Raya gua isinya penuh drama dan hura-hura semua, yang bikin gua jujur merasa capek dan muak banget. Kek, apa gak bisa ya gua juga punya keluarga normal kek orang-orang?
Gua bahkan lupa kapan terakhir kali perasaan gua menghangat tiap mendengar kumandang takbir. Lupa kapan terakhir kali gua excited menyambut pagi karena gak sabar pengen 'masiarah' dan ketemu keluarga besar. Sekarang, hari Raya gak lebih dari rutinitas tahunan aja, yang bahkan jujur bikin gua overthinking menjalaninya. Karena selalu mikir yang kayak, "tahun ini ada drama apalagi di keluarga ini?"
Gua pengen banget membangun sebuah keluarga yang isinya cuman gua, suami, sama anak-anak gua aja. Bukan karena gua mengecilkan makna keluarga itu sendiri. Namun kayak, keluarga di luar keluarga inti tuh gak beda jauh sama orang asing. Cuman karena ada hubungan darah aja, makanya masih disebut keluarga.
Gua bahkan berharap bisa punya pasangan dari luar kota, bahkan dari luar negeri kalau bisa (kepedean 🙏) soalnya gua berharap bisa 'dibawa' pergi dari apa-apa yang cuman bikin gua sakit di sini.
Hari Raya beberapa tahun terakhir ini ngajarin gua untuk tidak mengandalkan siapa pun selain diri gua sendiri. Even ke keluarga sekali pun. Gua belajar banget untuk gak menaruh ekspektasi apa-apa kepada seorang manusia, makanya kalau ada yang merasa gua kek gak pedulian banget orangnya, sebenarnya enggak. Gua peduli dan sayang banget sama keluarga gua. Tapi apa yang gua alamin tahun-tahun terakhir ini, bikin gua sadar, sesayang-sayangnya gua sama seseorang, gak berarti bikin gua harus ngorbanin diri gua sendiri demi kebahagiaan mereka.
Tahun-tahun ini, gua belajar untuk mengedepankan ketenangan dan kebahagiaan gua sendiri di atas siapa pun. Karena siapa lagi yang bisa gua harepin untuk selalu ada di setiap kondisi gua kalau bukan diri gua sendiri, kan?
16 notes · View notes
Text
Buku part 1
Yaampun setelah membaca tulisan terakhir cukup dramatis juga yah, tapi emang semingguan kemarin (sampai sekarang pun) bawaannya mellow terus rasanya ingin quitting, walaupun sudah diketahui alasannya adalah karena sedang pre-menstruation syndrome jadi emang bawaannya depressive mood mulu. Sekarang sudah better kok guys, makasih banyak yah doanya.
Minggu kemarin ditutup dengan ku menangis di uni-park pas pulang sore-sore gara-gara JALAN SAMBIL MAIN HANDPHONE!!! Dan emang uni-park kan jalannya gak rata yah, itu tuh kaya paved trail/footpath gitu loh jadi emang kadang ada jeglogan, kadang wavy, jadi mis-stepped aja terus kecengklak dah tu ankle kaki kanan. Betulan yang dirasakan instan adalah syok/kaget, sakitnya belum kerasa banget sih, tapi badan langsung anget naik kaya ada blood rush gitu ke kepala. Terus mikir kan. Akhirnya minggir dulu ke samping but catching breath sambil berdiri. Setelah semenit atau 2 menit berdiri menenangkan diri, berusaha jalan. Di saat berusaha jalan dan menopangkan beban tubuh ke ankle kanan itulah kerasa SAKIT BANGET. “Ok, gakbisa Non kalau lanjut jalan sekarang, harus duduk dulu dan dilakukan first aid nih ke kaki”, kata aku kepada diriku sendiri dalam hati teh. Untungnya gak jauh dari lokasi ku berdiri itu ada bench, kira-kira 50 m lah. Jalan ke situ pelan-pelan dengan menggunakan ankle kanan-ku seminimal mungkin lalu duduk. Karena habis hujan (dan mulai gerimis juga pas kejadian ini terjadi), benchnya agak basah. Tapi ya mau gimana lagi, nggak sempet banget ngelap-ngelap bench kaki lagi sakit gitu, akhirnya langsung duduk aja basah-basahan. Langsung buka tas, buka sepatu dan kaos kaki, ngeluarin Voltarol, pijet-pijet dikit, liat sebengkak apa, belom bengkak-bengkak banget sih pas kejadian, terus langsung bebat yang kenceng pake elastic band yang memang sudah siap sedia di tas (aku ngalamin sprained ankle ini bukan yang pertama kali gaes, makanya sudah punya first aid kit-nya).
Terus ditengah-tengah ngebebat nangis kenceng banget WKWKW. Itu nangisnya akumulasi dari banyak hal sih, mumpung bisa nangis di luar dan gaada orang yaudah-lah nangisin aja semuanya sekalian. Ya nangis karena sedih tulisan thesis gak maju-maju, data aneh, ngerasa ketinggalan dari teman-teman lain, ya sakit juga, dan kehujanan kebasahan, nggak punya uwang. Pokoknya semua yang lagi pengen ditangisin ditangisin dah itu semua barengan di situ. Beres ngebebat hujannya lanjut makin deras, dan aku juga posisi lagi ga bawa coat dan payung jadi yaudah harus segera move on buat lanjut jalan ke rumah. Posisi uni-park ke rumah tuh ada kali ya 1 km (sebentar cek googlemaps). Oh 1 mile persis aka 1.6 km. Yaudah jalan aja deh tuh pelan-pelan dengan kondisi kaki sudah dililit sejauh 1.6 km sambil meratapi nasib HUHU. Sesampainya di building rumah pun masih harus naik tangga lagi ke lantai 3 (atau lantai 4 kalau pake versi lantainya Indo). Sampe kamar langsung rebahan. Setelah apdet stori (wkwkw harus banget), buka bebatan compression band, ambil es, taroh plastik tik, ambil handuk kecil, langsung kompres ankle pake es.
Itu kejadian di atas terjadi Kamis sore minggu lalu, ku lagi masukkin sampel ke oven 40C overnight buat ngeringin moisture karena habis meeting sama supervisory team dan ngeliat ada data yang aneh banget (TOC aku naik ke atas di eksperimen redeposition, padahal harusnya kalau udah ke-convert jadi CH4 mah ya bisa diekstraksi pake solvent, tapi ini tuh unextractable C-nya). Jadi salah satu suspect terbesar adalah: mungkin sampel-ku kebanyakan moisture, jadinya mass pas analisi over-estimated. Tapi karena kaki begitu bentuknya, udah pasti aku gaakan bisa ke lab buat ngeluarin sampel di hari Jumat kan. Ku juga tapi bersyukur banget sih, at least aku jadi punya 3 hari buat recover: Jumat bisa WFH, Sabtu, dan Minggu tinggal gausah keluar rumah.
Sekarang hari Rabu. Kemarin Senin Selasa udah ke lab lagi udah jalan >6 km/hari lagi selama 2 hari itu. Jalannya pelan-pelan sih, tapi at least kaki udah gak yang sakit-sakit amat lah dipake jalan. Jumat sebetulnya juga jadinya gak kerja banyak-banyak amat, cuma ngeplot-ngeplot, laporan ke postdoc kalau datanya beneran (bukan artefak), terus diambil decision buat Senin nganalisis ulang. “Baiklah”, kata aku teh.
DIH jadi cerita panjang tentang kaki keseleo bukannya nulis tentang buku padahal judulnya sudah dipikirkan dan idenya tuh semalam di kasur pas mau tidur udah kepikiran, tapi semalam males ngeluarin laptop dari tas buat ngetik.
Kayanya melihat ini tulisan sudah 2 page A4, di-break dulu deh ya. Nulis tentang buku-nya dilanjut di part 2. Nggak penting sih, cuma lagi pengen ngalamin nostalgic moment reminiscing buku-buku yang aku baca dulu dan kenapa suka baca buku dan gimana hobi itu sempat hilang dan sekarang mau melanjutkan lagi. Triggernya adalah dari twitter (tentu saja, duniaku kan revolved around twitter) yang entah kenapa lagi rame bahas “seberapa penting baca buku”? Lupa awalnya teh gimana muncul ini di timeline, tapi pasti ada hubunganna sama Gibran lah-ya. OH! Yang ada video dia sama Najwa itu ditanya sukanya baca buku apa, terus dijawab di keluarganya gaada budaya membaca buku. Amit-amit YaAllah… Anyway, iya itu triggernya satu.
Terus juga ada trigger dari kemarin Senin aku habis nonton Pride and Prejudice di common room Linacre sama Oliv dan Puspa gara-gara ku-bilang aku belum pernah nonton Pride and Prejudice (awalnya kita bahas coat a la Mr. Darcy pas lagi hangout minggu lalu, terus I was like… Mr. Darcy who? Ofc, aku pernah dengar tentang Mr. Darcy tapi nggak sampe yang pernah nonton). Terus dari situ jadi bahas banyak hal kayak gimana rasanya jadi wanita di jaman itu (late 18th century, early 19th), Jane Austen dulu terutama juga pas jadi women writer yang belum common (mostly people use male pseudonym atau limited to specific genre aja karena dianggapnya dulu women ya ndak pinter dan mampu untuk menulis). Dari situ convonya evolving jadi ku mikir apakah aku lebih banyak baca cewek atau cowok? Terus pas dipikir-pikir lagi aku lebih banyak baca penulis cewek! YAH tuh kan. Ini mah jadinya udah masuk ke topik part 2. Yaudah nanti kulanjutin lagi. Tapi intinya iya, awalnya buka word tu mau nulis ini: siapa writer fav-ku, gimana genre buku yang kubaca evolve through time, secara statistika aku lebih banyak baca buku tulisan cewe apa cowo…
Untuk pembukaan, mungkin bisa dicek dulu aku habis pamer bookshelf ak di twt: https://x.com/nonioktvn/status/1836037328692723745 (terus ak senang banget dari twt itu aku bs cek qrt-nya dan menemukan orang yang se-taste sama aku bacaannya!!!)
Dah itu dulu aja. Ini mau mandi lalu otw lab sambil call sama Abi. Buh-bye! (Part 2 menyusul).
Rumah Castle Mill
12:31 18 Sept 2024
10 notes · View notes
herricahyadi · 3 months
Note
Assalamualaikum Kak...
Aku waktu itu liat kakak ada di datingapps.. kalau dari sekilas liat profil kakak, networking kakak sepertinya banyak, dan perempuan single sepertinya banyak juga di sekitar (rata-rata di lingkungan saya, perempuan single banyak banget dan laki-laki single hampir ngga ada malahan)
Saya jadi curious, apasih yang bikin kakak terinspirasi cari jodoh di datingapps? karena saya sendiri merasa nyari di datingapps itu ngefilter mencari cowok baik-baiknya lebih susah...ketemu banyak orang aneh dan mental pun harus kuat..
Waalaikumsalam wr wb
Yes, saya ada di Bumble. Terjerumus sih dulu dikompori oleh anak-anak PPI Amerop waktu acara PPI Dunia. Lalu, iseng aja karena penasaran. Dan, ternyata saya menemukan banyak sekali hal unik, drama, kepalsuan, manipulasi, nelangsa, sampai ke kisah-kisah sedih. Dapat banyak sekali teman baru dan terutama cara pandang baru dari orang-orang yang total baru dikenal.
Saya termasuk orang yang tidak menutup kemungkinan dari segala tempat. Kenapa di situ, karena intensinya jelas dan saya menghindari basa-basi: perkenalan ini-itu yang bikin capek. Sudah diflilter sekalipun masih tetap banyak yang sangat buang-buang waktu.
Cuma kalau sulit menemukan yang dimau itu benar sekali. Jangankan perempuan, laki-laki aja susah nemu yang baik-baik. Saya sering sekali ngilu dengar pengakuan orang-orang yang sudah mudah sekali bermaksiat. Ini belum lagi yang seperti saya bilang penuh drama, bohong, dan segala pernak-pernik. Tapi seru juga.
Seperti yang kamu bilang ketemu banyak orang aneh dan mental kita harus kuat. Karena di situ seperti hutan belantara: kita harus sanggup bertahan dengan segala kemampuan yang kita punya. Sampai kita ketemu dengan tujuan yang hendak kita ingin capai.
Kalau ketemu saya sapa-sapa ya. Udah beberapa kali ketemu malah kita ngobrol pindah ke IG hehe.
18 notes · View notes
gizantara · 7 months
Text
Ketakutan Terbesar
"Jangan ambil orang tuaku dalam waktu dekat."
Kayanya ini selalu jadi doa yang sering diulang deh, soalnya ketakutan jenis itu selalu ada setiap hari. Bahkan, kemarin bangun-bangun nangis karena mimpi mamski nggak ada.
Sebenarnya udah pernah beberapa kali mimpi ortu gak ada, dan pas bangun feeling-nya selalu sama. Sakit banget dada kaya dihantam sesuatu. Terus bengong kaya vibes malem-malem nonton iklan rokok yang panjat tebing (hahaha naon sih) tapi emang bener feel-nya kosong banget.
Padahal cuma mimpi. Dan untung itu tuh kebangun jam 3 dan pas bangun langsung menemukan mamski lagi tahajud juga. Langsung ambil wudhu dan sholat di samping beliau sambil berdoa dalam hati, "masih pengen sedeket ini Ya Allah. Jangan diambil dulu plis ga kuat."
Kadang kalau keluar kamar pas malam juga nyempetin liat mamski yang lagi tidur sambil merhatiin tubuhnya gerak ngga, masih nafas atau ngga. Setiap sholat berjamaah sama mamski dan papski selalu mikir, "apa ini terakhir kali ya sholat berjamaah sama ortu?"
Makin dipikirin makin ga kuat. Bahkan aku suka bilang ke papski,
"Bapak emang ga kepikiran berhenti merokok gitu? Bapak emang ga mau lihat cucu gitu? Orang-orang di twitter pada berhenti ngerokok karena mau punya hidup yang sehat dan ikhtiar panjang umur buat liat cucu loh. Gimana kalo nanti cucu bapak bilang, 'aki kenapa merokok terus?'"
As usual, si bapak-bapak jenaka ini menjawab dengan menyebalkan,
"Bapak kamu juga merokok, bukan aki aja."
Aku nambah sebel dong. Tapi ketawa juga, bingung dah.
"Eh ai bapaak, bapak berarti mauu menantu bapak yang perokok berat kaya bapak? Ih kasian banget aku sama anak-anak aku nanti."
Terus beliau cuma ketawa. Nyebelin. Padahal aku protes gitu tuh sayang. Ga mau menjalani hidup yang ga ada bapaknya.
Di luar protesku itu, emang harus maklum kalo perokok susah berhentinya. Jadi cuma bisa berdoa semoga papski sehat terus. Mamski juga. Yang lain juga, dan lucu terus. Harus reuni keluarga di surga full team!
— Giza, memenuhi tabung kasih sayang dengan cinta dari keluarga
14 notes · View notes
aledisini · 4 months
Text
Having the Right Friends
Beberapa hari yang lalu gue nangis habis-habisan karena susah banget ngerjain latihan soal. Iya nangis sampe sesegukan wkwk. Ndagel banget kaya waktu SMA dulu pas pertama kali liat arab gundul. Sambil yaAllah yaAllah srat srot ngerjain latihan nya.
Hari ini gue latihan section yang sama. Mana dengan kondisi yang lagi ga beres, capek. Udah ngira kalo pas ngerjain hari ini paling sambil mewek yaAllah yaAllah wkwk.
Tapi hari ini, gue sambil nelpon temen-temen IPB. Ditemenin ngerjain soal. Ditemenin pusing-pusing. It turns out ya mereka juga kangen euforia belajar bareng. Grup kita bentuk nya udah kaya grup kelas yang bagi-bagi slide sama kunci jawaban wkwk. It truly helps me ngelewatin reading comprehension ini. Dan dipejalarin bareng sama mereka bikin gue ngerasa materi yang susah ini ya emang susah banget WKWKWK. Tapi ternyata banyak kok yang bisa kejawab soal nya.
Awal nya gue kira karena sambil telponan ya bakal ganggu mereka dan bakal ganggu gue belajar. Ternyata sama sekali engga, sama-sama seneng digangguin hal yang bener-bener diluar kerjaan kita masing-masing. Ngga semua orang bisa diajak gini kan?
Setiap masa ada orang nya, setiap orang ada masa nya. Selain berlaku untuk masa keemasan, menurut gue itu juga berlaku sama kehidupan sehari-hari. Setiap kesulitan ada orang nya. Dengan berbagai kesulitan yang manusia hadapin dalam hidup nya, ngga mungkin dia cerita dan minta pendapat cuma ke satu orang. Different problems make us, as a human, need to get different pov right?
Sama kaya kalo cerita atau butuh masukan, perlu pilih-pilih. Kalau emang butuh insight orang alim pinter agama ya gue tau temen-temen gue ini bukan orang yang tepat untuk ditanyain. Salah-salah malah buat madzhab sendiri kan susah wkwk.
 فَاسْـَٔلُوْٓا اَهْلَ الذِّكْرِ اِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَۙ Maka, bertanyalah kepada orang-orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui. {An-Nahl:43}
Bertanyalah pada ahlinya. Walau agak bergeser sedikit, jadi "tanyakanlah pada yang paham". Kan kalau ngomongin kantor juga gue cerita sama temen yang paham istilah-istilah nya, jadi begitu cerita gue ga perlu susah payah jelasin terms and condition di kantor wkwk. Gue minta pendapat sama orang yang paham kondisi gue. Ya intinya gitu sih.
Ada wadah untuk setiap cerita. Buat extrovert kaya gue ini, punya temen yang banyak itu membahagiakan. Setiap mereka jadi orang yang berharga, karena tiap mereka pasti punya topik yang beda-beda untuk diobrolin atau diskusi.
Ya intinya, di dunia ini kita hidup ngga sendiri kok. Iya belum punya pasangan, tapi setiap hari ada aja kok orang yang bisa diajak ngobrol dan cerita. Tinggal kita nya aja mau ngusahain apa engga. Kalau pun ga ada lagi orang yang bisa diajak ngomong, itu sadajah masih kering huehehehe. Ada sajadah yang bisa ditumpahi air mata, dan bumi yang bisa dibisiki isak tangis. Kapan lagi bisik-bisik ke bumi tapi tembus nya ke langit?
10 notes · View notes
arinailma · 14 days
Text
Hey akhwat,
(bismillah dulu deh semoga tulisannya ga mengarah pada sombong dan berbangga diri, Aamiinn)
Kamu tu worth it! Kalo ada yang bilang kamu ga worth it, berati mereka belum ngerti kalo mutiara terbaik itu cuma berasal dari kerang mutiara dari lautan terdalam paling dalem. Kamu tu worth it, serius deh. Cuma mereka aja yang ga ngertiii. Yaa dan kata aku sih, gausa buang-buang energi buat yang sama sekali ga ngerti tentang muslimah dan Islamic value ini yaaa. Sumpah, kita kudu percaya janji Allah di An-Nuur : 26. Nah, tu iyakan.
Kamu tu worth it bangett, insyaallah. Hijab yang berusaha kamu juntai panjang nutupin dada, jawrob yang ga lupa kamu pake kemana-mana, baju yang selalu kamu usahain longgar, tutur katamu yang kalo bisa dan lagi eling diselingi dengan kalimat thoyibah, pandanganmu yang kamu usahakan menunduk tiap kali bertemu dengan mata-mata tak halal, tiap jeda waktu sibukmu yang sengaja kamu sempatkan buat buka Al-Quran. Tuh kan, ya Allah,,, yakali Allah mau nyia-nyiain hambaNya yang berusaha taat kek kamu gini., cheers up girl!
Udah deh, gada value paling value selain islam. Pegang teguh aja noh Islamnya, udah komplit kamu jadi muslimah bervalue.
Kalo udah tau value sendiri tuhh, gausa insecure lagii. Ngapain lagii musti insecure tuhh. Beda kelas lah, astaghfirullah bukan gtu mksdnyaa hwhw. Maksudnya, cita-cita muslimah bervalue tuh udah paling visioner lah kalo kata aku mah. Apaan tuh cita-cita visioner, hidup untuk ridho Allah, mati dengan keadaan di ridhoi Allah, masuk surga demi bisa liat wajah Allah. Masyallah tabarakallah, menyala muslimahku!
Jadi udah yaa, apaan sihh udah bukan jamannya kita nih insecure. Yok bangun yok!
Kemus bgt deh gw || Rabu, 11 Sept 2024
5 notes · View notes
vanilachocolate · 6 months
Text
Kapan Nikah?
Sejak udah lulus S2, pertanyaan yang sering dilontarin orang adalah kapan nikah? kerja dimana? aah, kamu lulusan s2 sih, mana ada yang berani ngegaji kamu.
(kok ngetiknya menahan tangis ya? hmm mari dilanjutkan, mungkin hal ini yang ditahan terus jadi bikin ngga mood hidup)
Aku mulai menyadari setiap kali ditanya kapan nikah? respon ku ngga biasa aja. Bukan yang beneran sebel dan cape tapi aku sedih, takut bahkan pernah nangis banjir air mata cuma karena ditanya kapan nikah? kapan akad?
Sejak 2020 kemarin kan aku tuh ngerasa hidupku tuh belum tenang. Belum calm diwaktu yang lama. Bener-bener kaya berasa uber-uberan. Termasuk uber-uberan sama keinginan diri sendiri buat mati aja.
Ditinggal ka djo yang akhirnya nganterin aku ngalamin yang namanya liat bayangan gede banget item depan kamar berhari-hari, dengerin yang teriak-teriak di telinga, takut denger tetangga marah sambil ngepukul-pukul jemuran, nangis sepanjang hari, ngga minat makan dan hilang 10 kg dalam waktu sebulan.
Disaat makin ngga karuan kaya gitu, waktu aku nyari pertolongan sama teman-teman banyak yang responnya ternyata semakin menyakitkan. Termasuk ah elah baru ditinggal pacar, belum ditinggal orang tua juga. Walau emang masih ada yang peduli juga. Bahkan Sholeh - temen kuliahku dulu - sampe bilang chin marahnya jangan ditahan, kalau mau berkata-kata kasar juga ngga papa, kirim ke sholeh aja, atau kalau mau pake vn juga gpp. Manusia paling religius di kelas Hidrogen.
Senangnya, temen-temen tumblr malah buka tangan dengan lapang. Ada yang bahkan ngasih no hp langsung biar aku bisa telpon. Dan salah satunya mas. Manusia yang mau-maunya jemput dari bintaro ke jatiuwung biar aku main di trotoar jakarta. Malam-malam. Pulang pergi.
Dari hari itu, dan voila! Jadi pacar. Ngga tau sejak kapan. Ngga ada yang nembak juga. Jadi manusia yang selalu jawab pertanyaan aku kenapa ya ka djo ninggalin aku gitu aja? salah aku apa? Jadi manusia yang mau-mauan belajar membran polimer elektrolit, biar aku bisa gampang ngerti paper. Yang mana, aku ngga terbiasa baca paper full bahasa inggris. Manusia terlalu baik.
Sampe akhirnya aku berkali-kali minta maaf sama mas karena aku belum selesai sama diri sendiri. Belum selesai sama masa lalu. Dan jawaban dia selalu nggak papa, moveon bukan berarti lupa. kamu sama dia pernah lama bersama jadi ya ngga bisa lupa gitu aja. aku ngga masalah, ...
Baik banget ya?
Agustus 2023 kemarin aku wisuda. Dan abis itu, pertanyaan itu terus-terusan dikasih ke aku sama orang lain. Bahkan temenku tadi, yang aku cuma nanya biaya dia ngerenov dapurnya tuh berapa. Kenapa kok langsung ditanya jadi kapan nikah?
Apakah pertanyaan kaya gitu harus selalu berurusan dg menikah? Ngga aku jawab dmnya. Tapi akhirnya jadi takut sendiri.
Dari 2020 kemarin juga aku harus ke psikiater, psikolog. Antara hidup dan mati sambil ngelarin S2, terus pas udah lulus juga masih kok buat terus berhadapan sama hidup dan mati. Dan alasan inilah yang mungkin bikin aku selalu takut dan khawatir setiap kali ditanya kapan nikah? jadi akadnya kapan?
Kaya selalu bertanya sampe ya ke hari itu? hidup ngga ya sampe ke hari itu? sehat ngga ya? setres ngga ya? apakah orang cuma mikirnya nikah tuh enak? iya mungkin enak. Aku jga mungkin enak enak aja. Apalagi kalau nikahnya sama mas. Manusia yang udah dilabelin mas mas ijo royo-royo sama adik-adik s1 aku di solo. Saking seijo itu. Tapi, apa aku tuh bisa ngeimbangin dia yang seijo itu dengan kondisi aku yang kaya gini? Keluarga aku yang kaya gini? aku musibah bukan ya buat dia? kalau nikah dia bakal sama aku terus, nanti dia makin pusing ngga ya? soalnya dia juga suka pusing kok pas kita ldr, apalagi denger aku yang mungkin lagi ngga baik-baik aja. aku aja kadang masih mikir kok kalau misal suatu hari nanti aku depanan sama ka djo aku bakal gimana? itu berarti aku belum selesai kan sama masa lalu, apa itu bakalan ngebebanin mas? aku juga kadang masih down banget kondisinya, aku juga masih minum obat juga,aku juga ngerasa belum selesai sama diri sendiri, apakah itu ngga papa buat mas nantinya? ya dia emang sabar, sabar banget, logikanya jalan banget lah, tapi apa aku bisa seimbang ya sama dia yang sebaik itu jadi manusia?
(Ngetiknya sambil menangis tapi buru-buru dilap karena lagi di warung huuhu, takut yang teraweh balik juga)
Banyaak banget kekhawatiran yang timbul cuma karena perkara ditanya kapan? Yang jadinya tuh nyeseg gitu lho, dan ya jadi tidak mood dan kadang sampe nangis ngegeru-geru air matanya banjir.
Pernah ada yang bilang sama aku kalau masmu tuh deserve better lho chin, jahat kamu kalau masih terusik sama masa lalu tapi udah pacaran sama orang lain sebaik itu.
Lha terus aku ngga deserve better apa? Aku juga sering nanya kok ke diri sendiri, apa sih sebenernernya mas buat kamu tuh? Jawabannya yaa everything. Singkatnya itu. Tapi apakah ngga boleh tetep berusaha survive karena emang salah satunya aku ngga mau bikin mas tuh sedih kalau aku tau-tau mati gitu aja, sambil ya berusaha merelakan yang sudah terjadi dan berusaha lebih baik lagi sekarang buat jalanin hidup? Apa bener-bener harus putih bersih dulu?
Mungkin belum usai, tapi sekarang aku udah ngga sesakit dulu kalau bahas ka djo. Aku udah mulai bisa berusaha nahan diri buat ngga reaktif di rumah. Karena apa? Karena ngga mau menyusahkan mas, bikin mas tuh sedih setiap kali denger aku nangis segitunya ditelpon karena aku tuh sakit hati, ngerasa terluka dll.
Kaya ngerasa kok hidupku buru-buru amat? apa harus buru-buru? apa ngga boleh napas dulu? apa harus kapan dan kapan terus?
(Semakin dituliskan semakin nyeseg ya rob)
Jadi kapan nikah? Tungguin aja ya. Sambil doain, biar dua anak manusia ini bener-bener masih sehat dua duanya, waras jiwa raganya, duitnya juga ada aja, dan gimanapun caranya dan ceritanya tetep saling sayang sama dukung satu-sama lain, dan banyak hal baik lainnya. Jadi mungkin, biar aku ngga perlu lagi punya ke khawatiran yang cukup banyak dan sakit rasanya setiap kali ditanya hal serupa dan mungkin pertanyaan lanjutan lainnya.
(Kaya berasa masih banyak banget, tapi udah ngga sanggup)
8 notes · View notes
babblingpipit · 1 year
Text
Placenta
Memanglahh tumblr ini adalah tempatnya sambat dan bersedih hati. Padahal weekend seru banget hosting 17an terus minggunya ngedate ke city sama Adit tapi ga tergerak buat posting di tumblr, cuma muncul keinginan nulis kalo lagi sedih dan stress aja.
Baiklah sebagai preambule, di kerjaan tuh ku sedang agak-agak confuse sama supervisor (pertanda red flag ga tuh). Kenapa? Karena draft paperku dari April belum dia baca samsek. Di php mulu, cenah akan dibaca di keretalah, di pesawatlah, apalah. Aku tuh ga masalah dan ga ada kepentingan harus buru-buru publish juga gitu sih, tapi inginnya kalo janji ya ditepatilah ya, kalo emang ga bisa ya bilang aja gabisa bulan ini gitu. Sampailah kita janjian tanggal buat doi ngasih feedback gitu, yaitu 15 Agustus. Aku ingetin h-7, terus hari-H aku ingetin juga dia minta tambahan 2-3 hari. Yaudah kan jadi 18 Agustus ya. Terus aku harusnya meeting sama beliau 17 Agustus, ternyata double booked dan dia minta diundur sampe dia kelar baca papernya. 18 Agustus udah lewat sampe sekarang tanggal 21 juga belum dapet feedback.
Si temen seruangan aku juga bareng tuh nungguin feedback kemarin-kemarin, tapi yang punya dia udah dibalikin dengan revisi minimmm banget grammar doang yang agak bikin bingung jg ni orang sebenarnya baca ga sih apa cuma skimming aja. Yaudahlah intinya mungkin ini kesimpen di memori bawah sadarku sampe kelar weekend semalem mimpinya adalah dapet feedback paper dan si temen sekantorku juga dapet feedback tambahan!
Mari kita lanjut ke inti ceritanya. Sebenarnya, penyebab utama keteganganku adalah hari ini ada appointment sama obgyn jam 8.30. Gile bener degdegannya belum apa-apa udah mau nangis aja. Rencananya pengen promil lagi secepatnyaa huhu tapi takut dan penuh anxiety. Udah kontak PCP (primary care provider, dokter umum), udah cerita, direfer ke obgyn dan hari ini ketemu.
Yang membuat shock dan lemes adalah, pas baca medical chart aku sebelumnya dia tanya-tanya kan dulu prosedurnya gmn, ada hasil ultrasoundnya ga gitu-gitu. Aku bawa tuh semua lengkap. Dan dia jelasin "oh ini aku duga ada masalah di placenta ya, soalnya si baby pas trimester 3 lingkar perutnya kecil, 12% dari populasi. Plasenta adalah sumber oksigen dan nutrisi bayi pas di dalem perut. Pas semester tiga ketika organ-organ bayi udah lengkap, aliran darah dari plasenta akan dipake untuk menyokong fungsi organnya dan untuk menggendut. Nah ini lingkar kepala dan lain-lainnya normal, tapi lingkar perutnya kecil. Sepertinya karena plasentanya menurun efisiensinya jadi tubuh bayinya lebih mengutamakan aliran darah ke otak, jantung, dan organ-organ penting lainnya, jadilah dia ga menggendut".
DHUAR
Jujur selama di Canberra tiap tanya kenapa tuh gapernah ada resolusi dan jawaban yang jelas. Selama sebelum meninggal, semuanya bilang baik-baik aja, liat ukuran lingkar perut segitu dibilang karena mamanya petite jadi mungkin bayinya juga kecil. Di USG sih tapi gapernah ada concern gitu loh. KENAPA. Bahkan sampe meninggal pun ga pernah ada keluar penjelasan (bahkan meskipun suspect aja).
Terus w lemes. Masuk akal banget bisa jadi plasentanya efisiensinya menurun sampe akhirnya stop ngalirin oksigen huhu yaAllah ga kebayang Salma suffocated didalem perut :(((((((((((((
Obgynnya bilang emang tapi 12% itu borderline sih, untuk bisa ambil tindakan early induction itu biasanya kalo dibawah 10%, jadi bisa dibilang 12% itu masih normal, cuma mungkin harusnya dimonitor lebih! Tapi ya it does not matter at this point juga sih. Kedepannya kalo hamil lagi akan dimonitor lebih bismillah semoga ga kejadian lagi.
Balik kantor ini jujur masih shock dan lemes karena baru pertama kali dapet penjelasan medis > 1 tahun setelah kejadian meninggalnya Salma. Aku pikir ga mungkin ga sih dokter-dokter di Canberra ga tau atau ga punya suspek mengingat dokter sini bahkan cuma ngeliat rekam medis aja udah punya tebakan. Apa waktu itu ga disampein karena takut disalah-salahin? Selama ini cuma mikir "it is what it is" gitu loh huhu sedih banget, sampe nyalah-nyalahin diri sendiri karena kurang at tune sama gerakannya Salma. Mungkin kalo aku udah ngerasa kurang gerakan lebih awal masih bisa diselamatkan, etc etc. Ah udahlah sedih banget ane mau pulang aja makan cake yang banyak.
Jujur ku nangis di ruangan dokternya dan sampe sekarang juga masih belum lega. Udah bikin plan dan program sih untuk future pregnacy, bismillah semoga sehat-sehat dan dikasih rejeki berupa anak yang sehat oleh Allah swt.
Pas jalan pulang terbersit pikiran, ini dokternya nanganin kasus aku kan harus bikin team sama obstetrician yg spesialis risky pregnancies gitu juga ya, belum harus ngehandle emosi ibu-ibu yang sedang grieving ini. Nyesel ga ya dia ngambil aku sebagai pasien. Ga sanggup banget deh aku kayanya jadi dokter kalo nemu kasus yang agak rumit kek gini. Huhu :(
Nyampe kantor aku udah ga peduli lagi sama si paper yang bikin stress sampe masuk mimpi. Langsung mengemail bu Boss dan asistennya untuk menagih dan bikin janji meeting lagi.
27 notes · View notes
belalangsembah · 13 days
Text
Buka IG, entah kenapa kegatelan liat SG orang. Wah, rasanya seperti tertampar, tercampak, tercabik-cabik... 😂
Dia teman kampusku yang menurutku konsisten dengan keshalihahannya. Jilbab panjangnya masih menutup tubuhnya dengan penuh keanggunan sejak aku kali pertama mengenalnya, hingga detik ini.
Ia yang tak pernah mengupload tentang percintaan, namun dengan mengejutkan menyebar kabar pernikahan.
Aku iri dengan mereka yang berhasil menjaga dirinya dari cinta yang tak halal. Menahan diri tidak berpacaran atau bermudah-mudahan dengan lawan jenis hingga waktu yang Allah tetapkan. Aku iri dengan cintanya yang suci, yang berhasil dipersembahkannya hanya kepada suaminya kelak.
Aku memang lebih cepat lulus darinya, namun ia lebih cepat menikah dariku. Yah, tak apa. Begitulah adanya.
Terkadang ada masanya aku ingin sendiri. Menjaga hatiku hanya untukku seorang, lalu kemudian dilamar dan dinikahi dengan cara yang diridhoiNya...
Pernah ada rasa menyesal mengenai mengapa aku harus terjerumus ke dalam kisah yang belum halal ini. Mengapa aku tak bisa menahan diriku.
Namun, satu sisi aku merasa entah bagaimana diriku jika aku belum mengenal dia. Mungkin sebenarnya akan tetap baik² saja. Hanya anggapan tak beralasan dari setan.
Aku ingin kembali. Kembali menjadi diriku yang baik seperti dulu. Dengan cara ibadan dan berpakaianku yang baik...
Ya Allah...
Aku tak tau bentuk rencanaMu. Aku tak tau akan bagaimana takdirku yang Kau tetapkan. Aku yakin itu indah. Aku yakin itu sebaik² takdir.
Bantu aku menuju taat kembali ya Allah...
Entah aku berjodoh atau tidak dengan dia yang saat ini di sisiku, semoga Engkau mudahkan kami menghalalkan hubungan ini jika kami memang berjodoh, dan segera Engkau pisahkan kami jika kami tidak berjodoh.
Aamiin.
Nah kan jadi nangis malam².
2 notes · View notes
milaalkhansah · 8 months
Text
Memaafkan Masa Lalu
Gw pernah menonton sebuah video di YouTube di mana ada seorang perempuan yang ditanya bagaimana cara memaafkan seseorang. Terus perempuan itu menjawab, "The only way you can forgive is when you have sympathy for them and you actually feel bad for them". Mendengar jawaban perempuan tersebut gw mencoba menganalisa diri gw sendiri. Apakah memang benar alasan gw akhirnya berhenti membenci orang-orang yang menyakiti gw adalah karena gw merasa kasihan kepada mereka?
Dan jawabannya gak semuanya seperti itu. Ada beberapa orang dalam hidup gw yang pada akhirnya berhasil gw maafkan bahkan tanpa mereka pernah ucapkan kata maaf sekalipun karena memang benar gw akhirnya merasa kasian kepada mereka. Tetapi itu setelah melalui proses panjang dan akhirnya mengetahui bahwa luka yang mereka berikan ke gw adalah karena mereka pun juga terluka.
Dalam sebuah buku yang pernah gw baca, katanya, hurt people hurt people . Orang yang menyakiti seseorang karena mereka juga adalah orang yang disakiti. Jadi seperti rantai tak berkesinambungan. Yang mana proses saling menyakiti itu tidak akan berhenti sampai ada seseorang yang memilih memutuskan rantai tersebut dalam artian memilih untuk tidak menjadikan luka yang dia dapatkan menjadi alasan dia untuk menyakiti orang lain.
Tapi bukan berarti karena pemahaman tersebut menjadikan gw membenarkan tindakan mereka atau tidak lagi mengingkari apa yang mereka pernah lakukan. Penjelasan sederhananya, gw mungkin memaafkan. Tetapi gw memilih untuk tidak melupakannya.
Contohnya siapa aja yang berhasil gw maafkan setelah merasa kasihan kepada mereka? Salah satunya adalah Mama.
Gw akhirnya bisa memaafkan apa yang pernah Mama lakukan di masa kecil gw dan bisa memperbaiki hubungan gw sama beliau setelah perlahan gw memahami bahwa ternyata dulu beliau pun sama sakitnya dengan gw. Bahwa bukan cuman gw korban dari keadaan. Gw sama Mama sama-sama sakit.
Ada pula beberapa orang dari masa lalu gw yang pada akhirnya gw memilih untuk memaafkan mereka bukan karena mereka. Tetapi karena diri gw sendiri. Karena gw teralu lelah untuk menyimpan dendam atau mungkin pada akhirnya gw berpikir energi dan waktu gw teralu berharga untuk dipakai membenci seseorang teralu lama. Meskipun gw akui, trauma yang orang-orang tersebut berikan meninggalkan banyak sifat yang gw benci ada di diri gw saat ini. Contohnya kerendahan diri yang besar.
Tetapi selain dari itu gw akhirnya bersyukur mereka pernah ada dalam masa lalu gw. Karena bagaimanapun tanpa apa yang pernah mereka lakukan. Gw gak mungkin bisa menjadi diri gw saat ini yang membawa begitu banyak pelajaran dari masa lalu gw tersebut.
Katanya, bentuk kedewasaan seseorang ialah alih-alih marah dan membenci, ia lebih memilih untuk memahami. Dan gw bangga sama diri gw saat ini, karena gw telah berada dalam bentuk kedewasaan tersebut.
Gw pernah cerita ke sahabat gw kalau secara tak sengaja gw liat kabar seseorang dari masa lalu gw akhirnya meninggal karena sakit keras. Melihat kabar itu, alih-alih merasa senang. Jujur, gw seperti merasa kosong....dan sempat berpikir apa jangan-jangan penderitaan yang orang tersebut rasakan adalah akibat penderitaan yang dia berikan ke gw?
Terus sahabat gw nanya, "Kamu happy gak?"
Gw diam lama terus jawab, "gak tahu, dan anehnya kenapa gw merasa sedikit bersimpati?"
Pada saat itu gw sempat speechless dengan perasaan gw sendiri. Karena kayak wowww. Lo udah dibuat sedemikian tetapi bisa merasakan kasian ke dia? Terbuat dari apasih hati gw ini? Yaa memang. Gw lagi bersikap sombong wqwq.
Terus sahabatku bilang, "jujur ya, pas pertama kali kamu cerita soal kejadian itu, aku berharap orang tersebut mati"
Gw cuman ketawa sebagai respon.
Haahhhhh, menuliskan tulisan ini perasaan gw agak sedikit nyeri. Karena kalau dijadiin film, masa lalu gw mungkin masuk ke genre thriller yang memiliki banyak adegan-adegan jantung berdetak kencang tetapi pada akhirnya berhasil juga gw lewati.
Jika ada yang bertanya bagaimana rumus pasti dalam memaafkan masa lalu. Gw cuman bisa menjawab, nanti kelak kalian akan temukan sendiri jawabannya malah setelah berhasil memaafkan.
Jadi gak usah menyamakan cara kamu untuk memaafkan dengan cara orang lain ya. Just take your time^^
27 notes · View notes
ronakana · 25 days
Text
oink oink
Jadi, tempat kerja saya ini memang terkenal agak toxic ya. Terbukti juga sih tiap tahun dokter honornya ganti. Saya mentalnya kuat dan suka tantangan ya hajar ajalah yang penting deket rumah. Dari yang sebelumnya 37km sekarang cuma 2km. Masa kesempatan ini saya lewatkan?
Tapi ternyata memang kerasa juga toxicnya. Sebelum saya pindah aja ada orang yang udah kepo tanya tanya tentang saya ke temen saya di tempat saya yang dulu. Lah tiba tiba dia bikin statement : dokter ini mah gapernah meriksa pasien, emang bisa dia disini? Lah anjing di tempat saya sebelumnya ada internship. Mereka dikasih jam terbang lebih banyak justru saya repot harus supervisi mereka.
Orang itu saya tandai sih dari sejak awal. Dan menuju 2 tahun perjalanan ternyata ke anjingan orang itu memang sudah berkali kali. Bahkan jadi fokusnya kapus karena ada fraud laporan yang dia bikin.
Karena tempat ini toxic, jadi saya selalu berusaha sibuk setiap jam istirahat. Biar gaperlu punya temen yang ternyata temen juga nusuk dibelakang.
Eeh pas saya ngegym tiap jam istirahat dia ngomentarin : biar apa sih repot repot olahraga pas istirahat? Orang yang ngomong yang bawa bawa galon di paha dan perutnya. Padahal mah biar apa saya olahraga di jam istirahat? Biar gausah ketemu orang orang macam anjing seperti kau inilah di jam istirahat. Jadi tetep bersih pikiranku.
Kalo liat kemalangan sama orang saya suka doain sih. Mudah mudahan ini itu. Tapi kalo dia yang kena kemalangan : hoo panteslah adzab itu soalnya muncungmu kek babik.
Yasudah sekian. Selebihnya dari beban kerja, jarak dll aku betah betah ajasih.
---
PKM, 31 agustus
3 notes · View notes
lamyaasfaraini · 10 months
Text
Train.. Cho.. Cho..!
Ngayogyakarta Day 1, Part 1
Trip kali ini kita pake KA lodaya ekonomi premium 1, nyaman sekali. AC nya kenceng mesti pake sweater atau jaket. Selama perjalanan nyaman bgt, kitapun selalu bolak balik ke restorasi ya laper ya pgn aja melepas kebosanan wkwk. Kasian anakku ngga menikmati perjalanan yg dia tunggu2 bgt sebetulnya, Ya Allah nak.. Knp ya feeling ibu selalu benar kalo kamu terlalu kecapean asmanya kambuh. H-1 udah batuk2 semakin deg2an dan resah tp mau gmn lg pasrah aja udah semuanya di booking. Bismillah ya Allah jaga kami, sehatkan anak kami. Aamiin
Kereta brangkat jam 6.55, kita udah prepare jam 6 lebih udah di stasiun bdg, satset udah masuk lg ke dalem kereta. Mayanlah hampir 15 menitan kami nunggu sampe kereta bener2 melaju.
Nemo lemes bgt :(. Msh sepi penumpang
Tumblr media Tumblr media
Kereta melaju, sepanjang perjalanan mendung, kalo ngga salah pas nyampe Tasik hujan terussss sampe Jateng sebelum Jogja akulupa nama daerahnya pokonyamah merata, deras pula. Semakin dingin kan ya AC kenceng ya hujan. Tp tiap liat ke jendela syahdu bingits yaa view nya suka pgn ngehultar. Mood aku lg pengen dengerin lagu2nya Coldplay di album Parachutes. Inget dulu ngetrip sama geng SMA soalnya huhu.
Melepas kebosanan kami coba ke restorasi yg gapernah sepi, mas mbak petugasnya selalu wanti2 kalo gaboleh terlalu lama di tmpt restorasi hanya boleh selama makan krn harus gantian sm yg lain, kalo kelamaan nnti di tegur wkwk.
Nemo sm kakek nenek msh ngga semangat dia.. Suasana restorasi yg super dingin kalo kata adik aku sengaja AC nya dibikin dingin bgt supaya ngga ada yg betah jd ngga nongki lama wkwk. Masookk akal pak eko~
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Selfie sama suamiku yg sibuk zoom dari jam 9 pagi, semangat ya pak liburan jg tetep kerja kerja kerja.. Bismillah kaya raya! Wkwk. Oohh ya tentu order kopi, tp sayang ngga ada cafe latte, yodah cappuccino aja sama americano buat suami. Ini memang jam2 brunch sih.. Belom masuk jam maksi, sambil bawa cemilan jg dari rumah.
Oiya posisi duduk di kereta kita deketan ibu bapak, adik dan suami, aku dan nemo sementara suamiku sama org lain.. Kebetulan cewe itu sebelah suamiku, jutek bgt kata bapakku sinis liat adikku hahaha merhatiin aja. Memang kaya cewe2 anak muda yg gapeduli sekitar dan sopan santun. Ngambil makanan yg di order aja ngga ada basa basi tangannya melewati muka suami dgn dinginnya. Wkwk rupa2 memang nemuin org selama trip tuh, cukup disenyumin aja wlpn pas liat mah ngedumel juga. Pas turun bareng di Jogja dia kesulitan nurunin koper yg super gede itu, suamiku gercep bantuin. Nah kan u jgn so jutek gt, terbukti u makhluk sosial dan butuh bantuan org lain, be nice to others dong! Oiya kami berdua gantian duduknya sih kdg suami sama anak pas nyuapin makan ayahnya bisaan ngolo sambil nonton youtube. Kdg neneknya sama nemo buat ngemanjain krn lg sakit.
Masuk jam maksi, menunya agak pricey memang 35k up. Kalo yg instan kaya cuanki, baso instan, mie cup itu 25k. Nah pas saatnya maksi kami pgn yg instan krn cuaca semakin dingin pgn kuah2 panas. Eeh abis airnya katanya hiks.. Jadi order seadanya aja huhu
Ini nasgor kureng ena huft. Teh premium enak bgt!!
Tumblr media Tumblr media
Btw itu teh premium enak bgt, pake gula batu 2 guruntul pas manisnya haaa sempe berebutan sama suami ordernya cuma 1, mau beli lg kagok trus lagian udah mau sampe jg. Rencananya plg nanti mau beli lg aah~
Alhamdulillah sampe Jogja yeaaaay, i'm back with my whole fam! Yg tadinya kesini msh bocil umur 13 thn wkwk.
Stasiun Yogyakarta. Menunggu grab car
Tumblr media Tumblr media
Di day 1 ini kami pake kendaraan umum dulu. Day 2 dan baru sewa mobil. Let's goooow ke hotel dulu eh lebih ke guesthouse sih yaa. Omah bumi di jln. Golo dr stasiun sekitar 4-5km sebetulnya lebih dkt dr stasiun lempuyangan tp kretanya ngga berhenti disana. Next omah bumi, tempo gelato, golden geisha! Yeaaayy super excited!
Btw ini day 3, nulis di hotel the folk, kaliurang, Jogja. Sambil enjoy dkt jendela ada sofa kecil plus bantal2. Saat suami setelah solat subuh tidur lg dan anak msh nyenyak hihi
Tag @sagarmatha13
7 notes · View notes
nonaabuabu · 2 years
Text
ternyata move on juga hanya soal prioritas
saat aku nulis ini aku lagi ngga punya polemik untuk move on (soal doi), yaaa honestly udah lama aku ngga punya polemik soal itu. bukan karena ngga butuh tapi mungkin udah ngga prioritas lagi at least 6 tahun terakhir. patah hati terakhir kali, cuma butuh liat realitas untuk sadar.
then, sekarang aku baru menemukan penjelasan kenapa patah hati yang dulu butuh tahunan lamanya move on tapi yang lainnya ngga butuh apa-apa buat move on. yapss, ternyata itu cuma soal prioritas.
mari mengakui, patah hati paling panjangku adalah jatuh cinta sama teman sma, dramanya panjang, menyita energi waktu dan kebodohan. sukanya dari kelas satu sma, sakitnya baru kelas tiga, sepanjang di kampus berapa kalipun aku kesemsem sama orang lain, rusak semua itu kalau dia udah chat/nelpon tiba-tiba. asli, bodoh bet dulu. tau tipe yang di-hai-in langsung rusak move on sebelanga, nah itu aku dulu.
and then thats over pas aku semester akhir. apakah karena capek dan akhirnya melek? mungkin ya tapi setelah kutelusuri kayaknya yang paling mempengaruhi itu adalah, tekanan mahasiswa semester akhir. jadi secara otomatis aku berpindah prioritas.
pasca kampus realita lebih buat megap-megap, jangankan bahas sakitnya waktu itu, aku benaran lupa, ending. bahkan setelah kami terhubung lagi yang tinggal benaran kenangan lucunya aja, jadi kami bisa jadi dua teman yang pernah punya kenangan terkait di masa lalu. over, benaran selesai.
2019 mungkin aku juga mengalami fase patah hati, yang sayangnya ngga memberikan efek jauh karena aku lagi hancur-hancurnya sama hidupku sendiri. ya meski waktu itu aku nangis bombay meratapi kok makin banyak ya ujian idup, disusul pula kehilangan paling menyakitkan selama aku hidup, pokoknya ngga terkata lah 2019. ya sekali lagi patah hatiku ngga membutuhkan proses move on karena aku prioritas selamat dulu dari keinginin mengakhiri hidup saat itu.
and then welcome ke 2021, cinta pertama sekaligus orang yang ada di saat masa-masa jatuhku saat itu akhirnya menikah, ini mungkin barangkali udah kedewasaan. kuakui aku baper kalau bahasa sekarangnya, tapi ya sekali lagi aku punya prioritas hidup yang lagi butuh aku tatar biar ngga merasa insecure-an mulu. sekali lagi semua berlalu karena aku punya prioritas lain.
and then, sisanya dan nyaris semua hubunganku ngga butuh proses buat move on, karena kalau udah jadian pasti putus karena aku merasa dia ngga cukup mengimbangi diriku atau hal lainnya yang intinya ngga cocok, dan ya itu memberikan rasa penyesalan tapi ngga memberikan rasa sayang yang susah dilupakan. ya rasa sesal yang buat aku lebih kekanakan dengan ngga mengakui mereka sebagai bagian yang buat aku tumbuh. even now aku ngga punya mantan kalau sebutanku, mungkin akan aku ubah kalau ketemu orang yang buat aku pengen lebih jujur. kalau diingat-ingat, yang statusnya ngga jelas yang butuh usaha buat dilupain, hmmm.
mungkin sejak dulu aku udah paham konsep ini dalam bahasa berbeda, bahwa selama kita punya prioritas lain maka hal lain jadi ngga penting. gitu juga dalam urusan cinta menye-menye ini.
jadi semoga cerita ini memberikan pemahaman ke yang lain, move on itu bukan tentang seberapa susahnya melupakan kenangan, tapi seberapa besar kamu memprioritaskan hidup kamu. ya kalau 24 jam waktu yang kamu punya buat diam dan mengingat kenangan sama dia ya tunggu capek deh baru bisa move on. iya kalau capek, kalau gila?
coba kamu sadari prioritas itu, ingat ya seseorang yang meninggalkan kamu ngga akan punya tempat di prioritas, kamu mungkin bakalan ngerti bahwa banyak hal yang jadi peer kamu dan menyita waktu kamu, jadi deh fokus sama itu dibanding tenggelam sama pikiran soal perasaan yang menyakitkan itu.
jadi coba sadari prioritas itu, ingat lagi mimpi-mimpi yang pernah kamu tulis, keahlian yang pengen kamu pelajari, tempat yang dulu masuk wishlist, duh kayaknya banyak ya.
susah si tapi sangat patut untuk dilakukan, good luck buat yang lagi move on!
48 notes · View notes
piecesofmylife · 3 months
Text
Tumblr media
Baru 5 hari bedrest, rasanya kaya payah banget. Bergerak sedikit buat masak, ngeflek lagi. Kadang rasanya huhu kenapa aku lemah sekali?? Trs pagi ini liat IG Story... jeng jeng
Aku sebenernya ga terlalu kenal adik ini, tp bbrp kali pernah sapa-sapaan pas ada acara di FKM. Bbrp bulan belakangan pernah ngeliat story nya memang dia lg sakit, tp yaudah.. krn ga terlalu kenal. Sampe krn kabar ini, aku buka profilnya.. bbrp postingan terakhirnya ttg fighting sm penyakitnya, berobat, dan banyak yg sayang sama dia, expecially ayahnya.
Dan yg lebih menyentuh hati adalah kayanya, dia itu nyantri after lulus kuliah. Dia ikut program rumah quran gitu. Ada postingan ttg dia tasmi juz 11-15, masyaAllah. Berarti minimal dia udh selesai 15 juz🥹. Jujur iri dengan kesungguhan dia untuk dekat dengan Quran, dekat dengan Allah dan lingkungan islami..
Dikala orang2 lulus kuliah berlomba-lomba ngejar karir, dia justru nyantri di rumah quran.. dan siapa yg sangka, bbrp tahun setelah nyantri dia sakit dan meninggal hari ini. Sungguh indah bukan?
Walau mungkin menjalaninya pasti berat.. perlu rasa percaya yg tinggi sm Allah bahwa semua ada hikmahnya.. bahwa apa yg dia kejar, berkorelasi dengan akhiratnya.
Aku jadi kangen, dulu selepas lulus sma, pernah ikut rumah quran, tp ga serius. Ngejar sbmptn, Allah bukakan jalan masuk UI, ikut Rumah Quran juga di IQF tp lagi-lagi blm serius, sampai lulus hafalan masih kurang sekali. Masih muda, masih banyak maunya.. masuk RK pun, tahfidznya ga optimal. Sampai lulus, menikah dan punya anak, sempet ikut kelas tahsin lagi di utsmani, tp ya gitu, mandek dan berhenti.
Aku tau, mungkin belum sungguh-sungguh, pdhl semua bisa diusahakan. Melihat bella, mengingatkan ku pada semangatku yg menggebu dahulu.. semangat menuntut ilmu walau lelah. Semoga kedepannya akan bisa lebih baik ya sil.
Semoga jd hikmah jg untuk bersabar, semoga kehamilan ketiga ini bisa jd semangat baru untuk senantiasa dekat dengan Allah. Ya Allah ampuni aku.
2 notes · View notes