Tumgik
#intropeksi
wedangrondehangat · 1 year
Text
Batasan Mengenal Diri
Tumblr media
Antara tahu dan sadar
“Mengapa ya ada orang yang melakukan kesalahan, dia tahu yang dilakukannya salah, tetapi tidak kunjung berubah?”
Karena berbeda antara “tahu dan sadar”. Tahu hanya sekedar tahu, tetapi jika sadar akan menghasilkan suatu tindakan atau dengan kata lain ada aksi untuk berubah, untuk memperbaiki.
Kadang, kita tahu bahwa diri kita bermasalah, tetapi kita bingung harus bagaimana. Suatu saat ketika kita telah “sadar” mungkin kita tidak akan kebingungan lagi dengan cara melihat masalah yang ada dalam diri kita dengan kacamata yang berbeda, dengan kacamatanya Allah.
“Jadi, apakah perasaan dalam diriku itu salah? Apakah aku tidak boleh marah, kesal, sedih, menangis, kecewa?”
Benar bahwa perasaan-perasaan yang hadir dalam diri kita baik untuk divalidasi. Namun, tidak berhenti di situ saja. Ingat kata-kata ini; perasaan divalidasi, pikiran dievaluasi.
“Kenapa ya saya sedih dan kecewa?” Oke, mari validasi perasaan diri sendiri. Kemudian pikirkan asal mula kesedihan ini, apakah karena ekspektasi kita yang terlalu tinggi terhadap sesuatu? Apakah kita kecewa dengan takdir yang tak sesuai keinginan kita? Apakah ada bagian dari hati kita yang sulit menerima?
Menyadari bahwa ada hati yang kurang bersyukur adalah hal baik karena telah “sadar”. Nantinya ketika rasa bersyukur telah melanda hati, maka akan lahir hal-hal positif dari perasaan tersebut.
Ya memang, harus berani mengakui bahwa ada kurangnya rasa syukur itu yang menjelma jadi pikiran-pikiran buruk dalam diri, serta melahirkan rasa sedih berkepanjangan. Kita disakiti oleh pikiran kita sendiri.
Dari perasaan-perasaan kita ini saja kita mampu belajar bahwa bersyukur adalah hal mewah.  Efek dari bersyukur adalah membuat hati merasa tenang.
Bukankah ini impian setiap orang? Orang-orang menginginkan hidup yang tenang, tetapi lupa bahwa kadang ketenangan dalam hidup diperoleh dari tenangnya hati.
 Ada rahasia di balik perasaan iri
“Kenapa ya dia yang kayak gitu bisa dapat banyak rejeki? Sementara, saya tidak.”
Hati-hati dalam mengatakan hal tersebut karena khawatir melahirkan kesombongan dalam hati karena merasa seseorang tidak pantas memperoleh sesuatu, sementara kita merasa kitalah yang seharusnya mendapatkannya.
 Apakah kita yang paling mengenal diri kita sendiri?
Allah akan menguji kita pada apa yang paling dipegang oleh hati.
Ujian yang kita alami boleh jadi mengisi ulang apa yang dalam hati kita.
Di satu sisi benar bahwa kitalah yang paling mengenal diri kita, tetapi jangan melupakan bahwa di sisi lain, Pencipta kitalah yang lebih tahu apa yang paling tersembunyi dalam hati kita.
Oleh karena itu, Allah mampu menguji kita dengan apa yang paling dipegang oleh hati kita.
Melihat dengan sudut pandang yang berbeda bahwa ujian adalah jalan untuk dekat pada-Nya. Contohnya sudah banyak pada kisah-kisah Nabi terdahulu yang kita ketahui begitu banyak doa-doa para nabi yang mengungkap ketidakberdayaan diri.
Allah yang paling kenal dengan diri kita, bukan diri kita sendiri. Bukankah kita sering bingung tentang perasaan yang kita rasakan? Tentang emosi yang tak kunjung mereda? Tentang solusi yang tak kunjung datang?
Dia membuat kita tidak berdaya agar kita sadar kita adalah hamba. Jika kita bisa bukan karena kita mampu, tetapi karena Allah yang memampukan.
Saking mudahnya masa kini setiap orang berkoar-koar tentang apapun yang mereka ingin bagikan, pernahkah bertanya dalam diri, “Apa lagi rahasia yang hanya aku dan Allah saja yang tahu?”
Dalam mengenal batasan diri, ada dua ranah. Pertama, ranah usaha. Kedua, ranah yang Allah lebih tahu. Pada ranah kedua ini meliputi ujian. Alih-alih protes pada-Nya, bukankah lebih tenang ketika memikirkan hikmah di baliknya. Meski terkadang hal yang tidak enak bernama ujian itu, makna di baliknya belum kunjung ditemukan, namun terkadang Allah perlihatkan pada nanti saatnya.
Catatan Sharing bersama Mba Sarita dan teman-teman
Sumber gambar: Pexels
Bogor, 4 April 2023
161 notes · View notes
semburatsore · 7 months
Text
Putih yang Merah
Hai, kamu suka berjalan ke taman bunga putih,
Walau kamu bersimbah darah,
Tak peduli, mana hitam dan putih,
Keras pada orang lain,
Namun tidak teraplikasi pada diri sendiri,
Wah katamu, mengingatkan orang lain itu penting,
Ingat, 4 jari yang menghadap ke diri kita saat syahadat, dan 1 ke orang lain,
Lalu, salahkan orang lain semua itu?
Didengarkan orang lain kah ucapanmu itu?
Berpikirlah sebelum kau tamat
Semburat Sore,
01.03.2024
7 notes · View notes
coretansepi · 8 months
Text
Aku terlalu jatuh dalam kesenangan yang kau suguhkan.
Sehingga ketika kau pergi, sakit itu begitu nyata dan mendalam.
Namun, sekarang aku tidak ingin ada kata 'harusnya, andai saja, dan kata lain yang bertujuan menyalahkan diri'.
Setiap kehidupan memiliki jalannya masing-masing.
Setiap jalan pun mempunyai tantangan yang berbeda.
Sekarang aku mencoba menerima segala yang telah digariskan dan aku berjanji tidak ada kata 'penyalahan diri' dari apapun yang terjadi kemarin.
Aku percaya, semua akan menemukan titik indah pada masanya.
-Aku dan Luka yang telah berdamai-
Kairo, 18 Januari 2024
0 notes
luapanrasa · 1 year
Text
Antara Tuhan dan Ego. Sebenarnya apapun yang kita lakukan ini berdasar panggilan Tuhan atau karena ego kita?
0 notes
ennysthings · 3 months
Text
Kalanya Bercakap
Beberapa orang pastinya akan mengalami hal menyenangkan dan juga menyedihkan. Tak dapat dipungkiri hal menyenangkan selalu cepat kandas. Bagaimana pun itu, kehidupan seakan tidak pernah kejam. Ketika hal menyenangkan tersebut selalu ada.
Ada seorang perempuan yang sangat tidak mempercayai laki-laki. Bahkan dalam pikiran selalu berisi bahwa mereka tidak pernah baik dan tulus. Berbicara terkait kata "tulus" pastinya di diri pribadi perempuan ataupun laki-laki sangatlah perlu akan hal itu.
Terkadang selalu saja membuat kata itu menjadi tidak sesuai dengan porsinya. Karena selalu saja tidak cukup dengan satu, sangat berlebihan. Jika dilihat dari sisi laki-laki yang tidak tulus adalah bagi mereka yang selalu memberikan segala pembicaraannya ke semua perempuan dan kalau dilihat dari sisi perempuan yang tidak tulus adalah kalanya bercakap di awal dengan baik dan seterusnya membuat jengkel laki-laki.
Mungkin menurutmu hal itu adalah hal yang lumrah, namun pernah terpikirkan atau tidak. Kalau hal tersebut sungguh tak ada artinya. Nah, kali ini yuk lebih intropeksi diri lebih baik lagi. Supaya apa? semua hal yang kita perbuat ada arti dan membuat orang lain senang.
Lalu kalau berbicara hal menyedihkan dari kalanya bercakap satu sama lain itu apa ya? Pernah pastinya kan, dirimu menangis tanpa sebab yang pasti? Sebenarnya ada hal terselip karena adanya masalah antara perempuan terhadap laki-laki dan sebaliknya begitu. Masih menjadi pertanyaan terbesar, mengatasinya bagaimana..???
Jadi, awal dari masalah adalah komunikasi.
1 note · View note
adriansha · 2 years
Text
Seandainya Aku
Aku merasa sedih hari ini. Ada banyak hal yang tidak bisa ku lakukan sesuai harapan.
"Harusnya aku.." "Kalau saja.." "Seharusnya seperti..."
Diam-diam dan terang-terangan, aku begitu suka menyalahkan diri sendiri.
Sejenak aku berdiam. Melihat orang-orang sedang sibuk dengan semua hiruk pikuk pikirannya.
Semua orang sedang berjuang.
"Apakah kamu juga mengalami hari yang berat?" "Apakah kamu kecewa dengan dirimu sendiri?"
Aku bertanya kepada lalu lalang orang dalam diamku.
Mungkin mereka tidak mendengarku. Atau, mungkin saja mereka berteriak meresponku.
Dengan isi kepalaku yang bising di dalam, kakiku bergerak, mencari tujuan pemberhentian agar sesak yang tidak hanya di kepala, dapat keluar. Entah bersama hujan atau air mata.
Dalam setiap jengkal jarak yang entah berhenti dimana, langkahku menjadi lebih ringan.
Entah karena aku menitipkan duka dalam setiap langkah, Entah mencari pembenaran bahwa semua orang juga sama, Entah aku yang terlalu jujur dengan diriku, Entah apapun itu, bisingku mulai surut.
Tidak ada riuh. Tidak ada penegasan kesalahan. Hanya penerimaan bahwa terkadang bisa rapuh.
Tidak semua usaha sesuai harap. Tidak semua usaha adalah salah kita.
Sejatinya, kita hanyalah manusia. Yang belajar, berusaha, tanpa tahu hasil yang nanti akan ada.
1 note · View note
ceritaapaaja · 15 days
Text
Pengen punya pasangan yang bisa jadi someone to talk, yang soft spoken, yang bijak dan juga humoris, yang ketika melihatnya aku menjadi tenang, nyaman, dan aman. Rasanya ingin dicintai, disayangi, dan diperhatikan dengan baik oleh sosok laki-laki itu. Bisa-bisanya aku tiba-tiba butuh pendamping gini:( enggak enak banget punya perasaan ini, merasa sendiri dan kesepian. Namun, di sisi lain belum bisa membuka hati buat orang lain pun kadang masih meragukan diri, apakah ada yang mau bersamaku. Mungkin sekarang sedang diuji perasaanku sama Allah. Diminta buat lebih sabar lagi dan lagi. Pun mungkin diminta buat intropeksi diri :(
● 8 September 2024
221 notes · View notes
mnwlife · 1 month
Text
Kalau ada problematika kehidupan kita yang tidak kunjung selesai, masih banyak kesulitan, hendaknya intropeksi diri.. masih banyak mungkin perangai-perangai ketaqwaan yang belum kita laksanakan
Ustadz Abdurrahman Thoyyib hafidzahullah - Bahjatu Qulub Al-Abrar (20)
24 notes · View notes
ummuruman · 1 year
Text
Ibu, doa, dan ilmu
Sebelumnya izinkan saya untuk sedikit bercerita tentang bagaimana peran ibu saya dalam rumah.
Saya sangat bersyukur karena Allah telah mengkaruniai saya seorang ibu yang tak lelah berproses, yang haus akan ilmu dan anti kritik, bisa diajak bercanda layaknya seorang sahabat, pun bisa diajak diskusi layaknya seorang dosen dikelas,adakalanya beliau juga seperti orangtua pada umumnya tapi tidak begitu umum(bagi saya). Beliau sosok teladan dirumah. Hadirnya, menenangkan rumah. Dan tentunya di iringi lisan beliau yang tak bosan mengingatkan anaknya untuk selalu bertakwa pada Allah dimana pun kapanpun dan dalam keadaan apapun. Lisannya dipenuhi doa-doa baik. Tak pernah saya mendengar beliau berucap suatu hal yang sia-sia atau mendoakan yang tidak baik walau anak2nya cukup membuat beliau kesal ataupun sedih. Kalian mungkin berfikir bahwa tidak semua ibu bisa seperti ini ? ya, benar. Tidak semua ibu bisa bangun malam,tidak semua ibu bisa duduk di majelis ilmu dan mengamalkan dengan sabar,tidak semua ibu bisa menjaga lisan apalagi ketika marah atau kesal pada anak. Tidak bisa kalo tidak mau belajar dan malas berdoa. Tidak bisa kalo tidak mau berproses dan bercita-cita menjadi baik tiaphari nya. Tidak bisa kalo tidak dipaksa awalnya. Tulisan ini menjadi pengingat saya pribadi sekaligus ungkapan rasa syukur saya karena Allah tidak membuat saya kering keteladanan dirumah.
Saya dan ibu sama-sama berproses. Beliau belajar bagaimana seharusnya menjadi ibu dalam islam. Saya pun demikian. Walau tentunya tak jarang saya yang gagal dalam belajar. Hehe
ini menjadi suatu kerjasama. saya belajar ibu pun juga. Tidak ada namanya saling menyalahkan. Apalagi menuntut. Ada salahsatu kebiasaan baik yang menurut saya cukup sulit ditiru. Yaitu ketika anaknya melakukan kesalahan hal yang pertama kali beliau lakukan adalah mohon ampun pada Allah dan intropeksi diri. Barangkali itu adalah kesalahannya yang tidak becus mendidik atau mungkin ada asupan yang tidak halal yang masuk ke dalam tubuh anak. Begitu kira-kira. Semoga Allah berkahi beliau. Aamiin YaRabb.
”Ada beberapa perkataan yang saya dapat dari guru saya. Kira-kira seperti ini “ menerima peran belum tentu mengerti tentang kewajiban”.
Dan saat ini banyak diantara kita yang berperan sebagai ibu tetapi tak tau bagaimana caranya menjadi ibu. Berperan menjadi ayah tetapi tak tau bagaimana seharusnya menjadi ayah. Di panggil ibu atau dipanggil ayah hanya karena sudah memiliki anak bukan karna sudah memahami ilmunya.
“Jika kamu menyiapkan seorang ibu itu artinya menyiapkan suatu generasi yang baik”
“Urutan sangatlah penting diperhatikan. Jika tidak, ibarat kita fokus
pada keringnya ranting, padahal masalah utamanya ada di akar”
“Jika ingin menyiapkan generasi maka siapkan perempuannya.”
Dan masih banyak lagi yang membuat saya berfikir bahwa antara ibu,ilmu dan doa itu beriringan.
Tumblr media
55 notes · View notes
semburatsore · 1 year
Text
Refleksi diri
Saat kita shalat lalu tangan menunjuk satu jari dan empat jari menghadap kepada diri sendiri, apa hakikatnya? Intropeksi. Ya, manusia disuruh banyak intropeksi, menyalahkan orang sekali (satu jari : telunjuk), menyalahkan diri sendiri lebih banyak (empat jari menunjuk ke kita : jempol, jari tengah, jari manis dan kelingking). Bukan, bukan konteksnya menyalahkan diri sendiri disini secara harfiah, namun lebih melihat kebatiniah yaitu banyak refleksi diri dan intropeksi diri.
.
Semburat Sore,
28.04.23
4 notes · View notes
aksarannyta · 2 years
Photo
Tumblr media
Pernah begitu kesal kepada salah seorang teman terbilang dekat, sebab ia tak mengabari mengenai kehidupannya. Mengetahui bahwa ada hal menggembirakan yang tak dibagikan kepadaku, membuatku merasa geram. Padahal jika hal memilukan diceritakannya kepadaku pun, reaksi 'sabar ya, semua akan berlalu' tak pula membuat lukanya hilang seketika. Nyatanya memang merespon hal yang membuat senang, memang lebih gampang. Ketimbang menenangkan kegundahan. Hari berganti, mengingat kejadian ini memaksaku intropeksi. Jangan-jangan bukan karena ia lupa dengan temannya, tapi aku yang enggan menanyakan kabar. Bukan ia yang melupakan, namun aku yang menjauh. Bukan ia yang sombong, melainkan aku yang tak mau tahu. @30haribercerita #30haribercerita #aksarannyta #30hbc23 #30hbc2310 https://www.instagram.com/p/CnPVPHGBBzY/?igshid=NGJjMDIxMWI=
52 notes · View notes
galerikatahonnurizza · 4 months
Text
Tumblr media
Berusaha melihat masalah yang datang sebagai sarana untuk menantang dan mengembangkan kemampuan diri.
Berusaha melihat kegagalan sebagai bagian dari proses belajar yang akan mengantarkan pada keberhasilan dan kemajuan diri.
Berusaha melihat kekurangan dan kelemahan diri sebagai bagian dari diri sendiri yang selain harus diterima dan diperbaiki, juga harus dipandang sebagai sarana untuk berkolaborasi dan belajar dari orang lain.
Berusaha melihat kesalahan di masa lalu sebagai ajang intropeksi dan bahan pembelajaran untuk mengetahui cara-cara yang lebih benar dan efektif.
Berusaha untuk tetap memegang teguh tujuan di tengah-tengah kesulitan dan ketidakpastian yang menghimpit. Berusaha untuk tidak membiarkan hidup mengalir begitu saja tanpa arah agar tak banyak waktu dan tenaga pada akhirnya yang tersia-siakan.
Berusaha untuk lebih bersemangat, bertekad, bersungguh-sungguh, bekerja keras, dan memberi makna bagi setiap kegiatan yang sedang dilakukan.
Berusaha untuk lebih berpikir positif pada diri sendiri, keadaan yang sedang dihadapi, dan orang-orang di sekitar.
Tak ada yang bilang semua itu mudah. Tapi sesungguhnya bisa diusahakan.
3 notes · View notes
miroplasi · 2 years
Text
2023
Tumblr media
Terimakasih dan maaf mungkin jadi kata yang pas untuk mewakili awal tahun 2023.
Tidak ada kata-kata perjuangan atau bahkan kebaikan yang ditulis sepanjang tahun ini. Ditagih tulisan pun, tak lantas membuat ku bergegas menyelesaikannya. Lagi-lagi maaf.
Sekali lagi maaf, banyak abai pada pesan-pesan yang masuk. Pun hal lain yang tak tersebutkan. Maaf.
Terimakasih bersedia menunggu dan bersabar atas semuanya.
Tahun ini, banyak diamnya. Banyak intropeksi diri dan belajar melapangkan hati. Tidak tergesa-gesa atas apa yang diingin. Juga tak menunda-nunda apa yang semestinya dilakukan. Mengikuti apa yang jadi takdir tanpa lupa bahwa tugasnya mengupayakan yang terbaik sebelum menyerahkan semua pada-Nya.
Diakhir cerita satu hal yang masih direnungkan perihal, "Inna sholati wanusuki wamahyaya wamamati lillahirabbil alamin" 
Dibaca berulang pas sholat tapi gagal memaknai dan remidi mengamalkan..
23 notes · View notes
cocotangaje · 4 months
Text
Sedih ya. Sayang banget. Bujang, padahal gue udah sejatuh itu sama lo. Tapi ternyata when it seems too good to be true it means there's no true. Ternyata emang karena lo terbiasa berbohong aja. Ternyata emang lo terbiasa pura-pura aja. Ternyata emang sebenernya gak seistimewa itu juga. Ternyata lo masih bisa bohong. Ternyata hasrat manusia untuk melindungi diri sendiri itu bener. Ternyata kita cenderung membalut argumen yang memvalidasi kesalahan kita itu bener. Ternyata gue masih belum sepinter itu. Gue berat banget buat memutuskan fase menyenangkan ini. Tapi akan lebih berat masa depan gue bersama manusia yang lari dari hutang, debt collector, penjual narkoba, dan pemabuk yang kalo situasinya rumit bukannya intropeksi malah menyalahkan tuhan dan keadaan. Persetan soal tekad dan niat berubah lo. Persetan soal pengen jadi lebih baik lo itu. Persetan dengan pengen udahin masa bandel itu. Persetan dengan semuanya.
Singkat tapi dalem banget. I wish you well aja ya, Yan.
4 notes · View notes
ceritaapaaja · 3 months
Text
Tugasmu belum selesai. Tugas kamu selanjutnya adalah memantaskan diri sebagai bentuk pertanggungjawabanmu atas apa yang telah kamu kerjakan selama ini🥺 setelah ini intropeksi banyak-banyakkk😔
4 notes · View notes
itsnaboo-blog · 4 months
Text
Tentang Al-kahfi
Sepertinya sudah banyak yang kini paham keistimewaannya.
Rasanya ia viral belum begitu lama, bukan karena aturan baru, tapi kita saja yang baru tahu.
Beberapa menandingkannya dengan yasin, aku tak mengerti kenap harus begitu.
Keduanya bermakna sama bagiku di hari jumat. Kuncinya jika mampu, kenapa harus satu?
Sekali lagi, ini bagiku yang lahir di keluarga NU tapi besar dan belajar di lingkungan baru.
Kuncinya lagi mencari tahu, tidak puas diri berhenti di titik kenyamanan.
Bukankah kewajiban belajar sampai ke liang lahat? Siapa yang bilang hanya 9 tahun?
Sudahlah, 30 tahun sudah sangat menyerap energiku untuk memperdebatkan sesuatu yang tidak perlu.
Tapi dimana ada ilmu, sepertinya bisa dicoba satu dua melangkah
Al kahfi tidak hanya cerita tentang hari
Ia juga bercerita tentang pemuda yang tertidur beratus tahun
Yang harus hijrah dari negeri yang melarang mereka beriman kepada Allah ta’ala
Kemudian datanglah mereka ke gua, yang dengan perhatian-Nya Allah rawat raga pemuda pemuda ini tetap utuh setelah ratusa tahun kemudian
Yaa Rahmaaan, Yaa qayyum dan hanya Engkau sebaik-baiknya pengurus kami
Kisah lainnya yang menarik perhatianku adalah kisah Musa as dan khidr.
Sebelum mendalami al kahfi, nama khidr tidak asing bagiku.
Beberapa kalo ia muncul sebagai tokoh magic di buku cerita atau beberapa film religi seingatku.
Dan ketika aku menemukannya di kitab yang selama ini aku baca tanpa mengerti artinya, sangat mengesankan.
Ia datang sebagai tokoh yang tidak banyak bicara, tapi mengajari dengan contoh. Dan Musa as yang kita tahu adalah seorang nabi dan rasul, dan bahkan ulul azmi hadir meminta status murid oleh beliau.
Secara lahir, kami citizen yang judgmental ini menganggap paling tahu siapa statusnya harus di atas siapa. Kadang mudah juga melontar komentar “wah keren Musa mau menunduk pada khidr yang bukan seorang rasul” “wah bisa-bisanya Khidr diam saja saat diprotes musa”
Dan ternyata ini adalah ujian. Dan ternyata ini juga sarat hikmah bagi kita yang merasa berilmu merasa lebih tahu. Dan sekali lagi setidaknya bagiku ini sangat menampar.
Musa sudah diperingati aturan main menjadi murid khidr, tapi sayang sekali Musa tidak bisa lulus ujian ini. Terlalu lancang mengatakan kalau Musa merasa sok pintar sehingga tidak bisa diam dan memprotes tindakan khidr. Tapi jika dicerminkan kepadaku, jika aku memiliki peran seperti Musa, rasanya benar meskipun secuil kadang rasa merasa lebih puntar lebih berilmu menghantiui sehingga protes dilayangkan bertubi-tubi. Dan inilah mengapa ilmu harus disandingkan bersama adab, satu agar lulus ujian kedua yaa terlihat lebih indah kataku.
Beberapa waktu lalu kasus perceraian public figure semoat menjadi bahasan kami. Kami coba intropeksi rumah tangga kami. Kami melihat ujian merasa lebih tinggi bisa terjadi dimana saja.
Entah hartanya lebih tinggi, entah ijazahnya tertulis lebih tinggi, atau bahkan sertifikat kelulusan hafalan qurannya lebih tinggi. Aturan mainnya tetap ada. Saat-saat harus sami’na waatho’na itu nyata, tapi menahan ego rasanya tidaklah mudah.
Bukan patriarki, memang suami itu harus dihormati. Memang istri posisinya harus lebih menunduk. Dan catatan untuk kami agar bisa lulus ujian ini sama-sama, menelan anggur yang lebih manis dari shine muscat bersama, meminum air dari telaga kautsar bersama, ucap kita harus dijaga. Manusiawi merasa letih merasa tersakiti, tapi instropeksi dan memperbaiki diri agar Allah limpahkan kasih sayangnya lagi.
Hari ini hujan lagi, Alhamdulillah.
Tokyo, 13 Mei 2024
2 notes · View notes