#iyeh
Explore tagged Tumblr posts
Note
pspsps
HELLO???????????????????????????????????????????????????????????????????
HELLO HI ERM I WAS NOT EXPECTING THIS IN MY INBOX WHEN YU SAID YOU SENT ME SOMETHING I-
ERM!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! OH GOSD
#spacie splains#WWWAAAA MINNIE OH FYOOOOOOOOOHMIIIIEEEEEHHH AHHH MINNIE OH!!!!#IYEH IN MY HEADOOOO#ERMMM UHMMM???#suggestive#OH OH MAN#IM EVIL#GETTING OUT THE GMOD CROWBAR RN RN#EVIL!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
74 notes
·
View notes
Text







Just remembered i had this in my drafts for ages. didn't post it to tatck because messy, but it can go on this one instead. These are some of the original scribbles for the fight scene. Not all of them, only the vaguely understandable ones.
Original caption -> scrapped fight poses & old version, i kept getting my lefts and rights confused😔
#stvh!scrap#my stuff#big ol follower number on tatck scares me#uh might as well start using the stvh tag here because iyeh#stvh#i am drawing redfur rightnow which is why iremembered
6 notes
·
View notes
Text
the inquisitive iyeh
It's so so important to make your favorite noise from time to time. Lull in the conversation? Eep! Understimulated? Bwah! Greeting your friends? A ! Never fails
4K notes
·
View notes
Text
Saya masih ingat apa kata Pdt. Immanuel Kristo dalam sebuah kotbahnya di hari minggu ketika beliau membahas teks Mazmur 139. He said that everything happened for a reason. Karena Tuhan gak pernah membiarkan kita mengalami sesuatu sendirian. Jika kita mengalami perjumpaan yang menyenangkan Dia ada. Lalu, bagaimana dengan perjumpaan yang “membagongkan” alias perjumpaan yang melukai? Apalagi kata pak Kristo. J
Saya tak pernah menyangka bahwa saya akan jumpa dengan banyak sekali orang. Yeah! Saya seseorang yang tak mudah mengingat nama orang lain. Tapi seseorang yang dengan mudahnya memberi kepada seseorang jika saya ingin sekali. Perjumpaan saya bersama dengan banyak orang mengajarkan saya untuk mengenali banyak hal dalam diri saya.
Kata beberapa orang, saya nampak idealis. Saya gak pernah ngerti ini maksudnya apa? Soalnya saya bukan master teologi. Saya hanya suka baca, itu pun hanya bacaan yang saya suka. Tapi saya suka menulis, dan menuangkan semua kegelisahan. Karena itu saya sangat bersyukur dan berterimakasih kepada mereka yang mau membaca apa yang saya tulis. Dan mendengar apa yang saya pikirkan.
Mungkin idealis itu artinya mikirnya ruwet kali ya. Maybe. Saya soalnya suka Kierkegaard dan Fromm. Suka Aristoteles dan Plato. Suka Boenhoffer dan Kempis. Saya suka Sindunata dan sekaligus Ajahn Abrahm. Jadi, sebenarnya saya bukan orang filsafat murni. Saya random. Bener-bener campur baur. Meski selera spesifik dan saya tahu apa yang saya mau. Itu cukup kok buat saya.
Mungkin, ada orang yang menganggap saya pikirannya mengawang-awang tinggi karena saya menulis. Ini juga pikiran yang lucu, sebab saya menulis bukan supaya keliatan pinter. Sumpe deh! Suwer tekewer kewer ga boong. Saya menulis karena saya membentuk diri saya ketika menulis. Susah ya dipahami? Saya senang melakukannya seperti upaya saya jumpa dengan diri sendiri. Saya seperti ngobrol. Saya punya kecenderungan gangguan kecemasan. Tak banyak yang tahu kalau beberapa kali saya dirujuk pada seorang psikiater karena pikiran saya yang terlalu fokus, dan itu yang membuat saya mudah merasa gelisah.
Hampir dua minggu ini, saya sudah gak ngopi lagi. Sebagai gantinya saya minum matcha latte dan teh hijau murni. Cemas enggak, sembelit iyeh. Hehehehe! Serba salah! Saya suka menulis dan bicarakan banyak hal, apakah saya seorang yang ekstrovert? Enggak juga. Kadang saya nunggu sakit dulu baru saya ngomong. Makanya, saya tahu gak banyak yang mau jadi temen saya. Kadang cari teman yang mau temenan sama orang yang sakit itu gak banyak, dan mungkin ga ada. Sementara saya, ya begini J perlu ditemenin orang iklas dan jujur.
Empat tahun terakhir hidup saya akhir-akhir ini diisi dengan bersyukur. Perjalanannya jatuh bangun. Saya bingung, sakit darah tinggi selama setahun pertama di Bandung. Sempat operasi kista karena ada dua benjolan yang saya sangka tumor jinak di dua payudara saya. Baru sadar ternyata saya mudah panik dan cemas karena overthinking. Dan mudah sekali merasakan sakit. Ada banyak rekan sepelayanan saya yang sering membully karena mengganggap kelemahan dan kerapuhan saya sebagai suatu kelalaian menjaga kesehatan. Tadinya, saya merasa bersalah. Sekarang, saya merasa mereka adalah toxic people di sekitar saya.
Enggak semua nasihat yang kita terima akan selalu terasa baik. Gak semua kita bisa dapat orang orang lain. Dan manusia adalah manusia, yang punya pikiran dan perasaan mereka sendiri, urusan mereka sendiri, kebutuhan mereka sendiri, dan bisa juga jadi sangat egois. Bahkan dia yang baginya, kita selalu menolong dan membantu. Kalau orang Kristen yang ngomong begini, dia pasti akan diberi nasihat begini,”... Dina, sebagai seorang pendeta, kamu harus belajar memaafkan. Sebab, Kristus pun mengampuni dan memaafkan...”. Buat kamu yang dunia serasa milik kamu, kamu pasti akan mengamini perkataan ini. Tapi, bagi kamu yang kecewa dan luka kata-kata ini adalah sebuah proses panjang, termasuk untuk pendeta.
Nah, saya akan cerita bagaimana saya menjalani ini semua. Dan masih, menyikapi semua hal melukakan itu dengan cara saya sendiri, sampai diri saya merasa lebih baik.
Saya adalah seorang pembelajar, produktif dan kreatif. Itu tiga kesan yang saya dapat tentang diri saya sendiri. Saya juga gampang kasihan sama temen yang susah yang kadang buat saya berpikir kalau saya people pleaser. And for some cases that wasn’t good. Saya gak pernah pengen asik sendiri, makan sendiri, seneng sendiri, sukses sendiri, dan kadang suka bingung kalau ada aja orang yang masih gak seneng ama saya. Hahaha! Padahal mah ada aja pasti yah!
And then finally, saya sadar bahwa sekuat apa pun kita memberi dan mengasihi, kita gak akan berdaya dengan satu hal: mengubah perasaan orang lain. Berjalan bersama orang lain itu pfftt...damn so hard! Maka, saya belajar untuk mengubah semua energi negatif itu kepada diri sendiri. Setiap kali saya berdiri, dilukai, dikecam, dikritik dengan tidak adil, saya balik kepada diri saya sendiri. Saya tanya: Dina, kamu layak gak dikritik kayak begini? Bener gak kamu emang salah? I tried always to be honest! But if they were failed, i was trying to forget. Meski itu susah ya! Tapi saya sadar, orang kan ga bisa dikendalikan sikap dan mulutnya. Kecuali dalam tahap yang, ya, saya sadari. I have to leave out. Kalau enggak saya bisa mati, roh, jiwa dan tubuh.
Jadi tulisan saya kali ini adalah soal self-talk. Bagaimana kamu belajar dari hari ke hari untuk memaknai kasih pada dirimu seperti apa. Ada satu romo Katolik yang saya perhatiin selalu ngomongin kesan dan kekesalan die sama bapaknye. Dan kayaknya itu perasaan yang belum selesai dengan dirinya. Tapi kejujuran itu, dia ungkapkan sebagai proses dia memulihkan dirinya sendiri. Jadi, kalau kita curhat dengan bijak tentang luka kita, stop bilang dia itu susah mengampuni ya! Dia luka dan butuh waktu untuk berproses. Saya juga sadar, saya ada kekurangan kok! Bisa jadi saya keceplosan yang gak disengaja bikin orang sakit hati. Meski, saya gak pernah bermaksud menyerang seseorang. Hehehe! Ya, maapin lah ya Guys! Tapi, dalam kerendahan hati, saya harus mengatakan saya tidak akan membiarkan diri saya terluka dengan luka orang lain yang ditujukan untuk melukai saya.
Saya percaya akhirnya saya akan berdamai dengan luka. Saya tak pernah bisa kasar dan menampar orang lain, yang akhirnya tamparan itu saya lakukan dalam bentuk gerakan senam. Dalam senam, saya meninju angin, saya bayangin orang yang ngeselin, doain dia, tapi sambil ngomong dengan keki, “ kamu tuh, melukai orang yang sangat dicintai Allah, kamu ngeselin banget, aku gak akan biarin luka kamu membuat aku terluka!”.
Jadi, saya belajar untuk tidak merasa gagal ketika memang harus pergi dan melepaskan. Meninggalkan orang-orang yang tak pernah merasa kita cukup baik dan cukup mengasihi. Saya percaya, selama saya mengasihi Allah dan memandang salib Kristus dalam apa pun yang saya lakukan dalam pelayanan dan pengabdian saya, saya bisa melepaskan apa pun bahkan nyawa saya sendiri dalam keiklasan dan kegembiraan. Saya menilai diri saya, tapi tak ingin lupa juga saya memuji karya Allah dalam diri saya yang memampukan saya jadi seperti diri saya.
Jadi, ijinkan saya mengucapkan ucapan terimakasih kepada diri saya sendiri dan Allah melalui perkataan di bawah ini:
Terimakasih Tuhan, karena Engkau menciptakan aku dan menjadi satu-satunya Pribadi yang selalu berusaha membuat diriku lebih baik.
Terimakasih Dina, karena kamu bisa bertahan dan berjuang, seberat apa pun upaya kamu menerima semua luka dan ancaman dari orang-orang yang merasa terancam di sekitarmu.
Terimakasih karena kamu peka untuk bisa merasakan luka mereka dan terjun dalam bahkan dalam luka mereka. Kamu gak pernah berhenti mencoba untuk menerima dan menolong mereka menerima diri sendiri.
Tapi cukup. Jagalah dirimu tetap baik dan sehat. Lepaskanlah apa yang terus menerus melukaimu. Maafkan lalu, lepaskan. Toh, selama ini kamu menjadi seseorang yang menghargai setiap perjumpaan tapi juga menghargai setiap kehilangan. Percayalah, seperti semua yang kamu alami, kamu akan mendapatkan buah dari kasih cinta suatu saat nanti. Terutama ketika kamu bersatu dengan Allah nanti.
Terimakasih Allah, karena diriMu menciptakan aku sebagai seorang yang bisa mengasihi dan mengabdi. Kau memberiku kekuatan, akal, daya kreatif untuk melakukan semua yang terbaik dan menjadi versi yang terbaik bagi diri sendiri. Menjadi seseorang yang tak pernah merasa berkekurangan dan karenanya selalu ingin memberi dan memberi. Terimakasih karena Engkau memberi semua cinta yang kubutuhkan dari semua orang baik dan berharga dalam hidupku.
Self Talk
Terimakasih untuk sahabat-sahabatku. Mereka adalah permata. Mereka adalah emas. Aku akan bahagia buat diri ku, buatMu Tuhan karena Engkau sungguh menginginkannya, dan Engkau akan membuat semua yang membenciku menjadi seseorang yang lebih jujur dan tenang dalam hidup. Aku akan bahagia buat semua yang menginginkanku bahagia.
Aku akan tidur dengan lelap dan melepaskan semua ketegangan ototku ini karena Engkau ingin aku rileks. Terimakasih Allah yang Maha Rileks. Terimakasih Allah yang jadi Sumber dan Menuju ku!
See ya Guys! Terimakasih karena mau baca ceritaku. Bahagia bersama kalian senantiasa!
0 notes
Photo

Thursday is the new Monday! Ha #iamiyeh #iyeh #larnwar #dyotbb #mauritians #musicislife #musicproducer #kreol #artistoninstagram (at Curepipe, Mauritius) https://www.instagram.com/p/Bsuiw0DFWZE/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=jevxkqgpot9q
1 note
·
View note
Text
At Forlorn Days
By Ezekiel Angela Iyeh Birds sang porch songs no more when the earth swallowed a woman, a heart as sweet as melon. Stillness framed the hearts of her sons and daughter. Dawn came wobbling, like the rolling of pages in the wind, summoning the spirit of sorrow with dark clouds as light glowed away like fading stars in the sunrise. Whispering wind came to muted tongues seeking for a song. Quiet…
View On WordPress
#academy of the heart and mind#academyoftheheartandmind#At Forlorn Days#Ezekiel Angela Iyeh#Poem#poems#poet#Poetry
1 note
·
View note
Text
Dumpsites as fruits, vegetable markets
Dumpsites as fruits, vegetable markets
A fruit market in Orile As more Nigerians are becoming health conscious, the consumption of fruits and vegetables, which are said to be crucial in attaining good health, has been on the increase. Consequently, aside superstores and popular markets that deal in these commodities, they are equally found in practically every nook and cranny of Lagos. Corroborating the need for regular consumption of…

View On WordPress
0 notes
Text

Iyeh
191 notes
·
View notes
Text
Culinary crimes
I have a confession to make:
I, Ghost Chance, have committed yet another crime against cooking, and I have once again faced no punishment for it. Allow me to dump my guilty taIe upon you like a murderous and possibly cannibalistic ancient mariner.
Last week, Cold and I made tacos for dinner. Nothing fancy, just seasoned ground beef, cheese, and lettuce in crunchy shells and tortillas - surely simple enough even I couldn't destroy it. Being the eternal airhead that I am, I got distracted by something shiny when cleaning up and packing away leftovers. I left the cooled and wrapped tortillas on their plate and Cold, wanting to be helpful, put the plate in the fridge as-is. The leftovers had to wait a while, because I caught the local bug the next day.
Tonight, my throat was finally healed enough for leftovers. I went about warming the meat and asked Cold to retrieve the shells, tortillas, and toppings. He brought me the plate of tortillas with a cringe. "Honey?" he said, "wanna explain this?"
The next few moments were a textbook example of 'laugh because getting pissy solves nothing.' Horrified, I picked up the topmost tortilla. It was stiff as a corn chip, round, and perfectly petrified. I suppressed my impulse to launch it across the kitchen like a frisbee. I am, after all, an adult. (...right? Right.) "Um..." I faltered, gently flexing the edge of the disc. "Maybe it's not too - " The piece in my right hand snapped clean off with the kind of crunch pickle companies advertise and hair stylists dread. I stared at the tortilla and fragment in my hands, wide-eyed, stunned, and silent. "...iyeh?"
Cold. Cracked. Up.
"Okay, it's toast," I admitted, "but maybe I can fix it!" I sprayed the tortilla with water, put it on a plate, and microwaved it for a short time. Steam belched from the open door when I retrieved the plate, and I held up the tortilla with triumphant hands. "See?" I grinned to Cold, "FIXED!"
CRACK. That sonuvabitch split right down the middle with an even more pronounced crunch. Cold laughed so hard he stopped breathing. (This is, unfortunately, a common occurrence with him when my "blonde" is showing.) I uttered another small, strangled noise I do not care to spell out, never looking away from my latest cooking crime. The gist of that noise, however, was "well, FUCK."
Friends, strangers, do you know what I did with that pitifully abused flour disc? I piled shredded cheese on the two halves, nuked them, buried them in even more shredded cheese, and nuked them again. Cold and I dared each other to try it and we both ate a piece. Was it good? Meh. Did it kill us? Not sure yet, ask tomorrow.
This is only my latest crime in the kitchen. "Tofu-jerky." "Cheezit-Pizza." "Gastritis-Gravy," "Pesto-Flambe," and even "Jellied Ramen Noodles." (Don't ask. Please don't ask.) I...yeah, if it requires much concentration I can't cook it. 😑 I have never been punished or penalized for any of these culinary crimes, and time and time again, I fall back on my evil ways. My recidivism rate would make any judge sigh and deny parole; instead, I will surely find a way to poison us someday. At least it will be amusing.
#cooking#adulting#funny#FAIL#cooking fail#I cannot be trusted in the kitchen#that myth that women are better cooks than men? Bullshit. I'm living proof that it's bullshit.#my short attention span will kill us someday
10 notes
·
View notes
Text
Ada banyak jenis motivasi orang dalam bekerja. Salah satunya ada _orang yang bekerja untuk eksistensi (gila hormat dan sombong diri)_, dan _ada juga orang yang bekerja karena diminta tapi tidak punya keberanian untuk menolak, terkesan terpaksa tapi ya ikhlas._ Nah, aku adalah tipe yang ke-2. Bagiku apapun pekerjaannya tidak masalah kalau aku dimintai tolong dan bisa. It's okay. Tapi masalahnya, orang tipe ke 2 ini malah sering jadi tumbal keirian orang lain. Kena imbas ini itulah. Kena nyinyir netizen +62 lah. Gatau apa-apa tapi kena salah terus. Malesin. Netizen taukan lah, kerjanya gaada, tapi ngomentarin orang udah kaya firman Tuhan. Meresa dirinya paling bener. Hmm☹️
Orang orang harusnya mengerti tidak semua tindakan orang lain itu murni karena dirinya. Bukan karena so iyeh, so so an dll. Tapi ada beberapa tuntutan yang memang tidak bisa ia tolak. Terutama bagi orang yang bekerja dibawah perintah orang lain. Mau tidak mau kita mematuhinya. Karena orang itu mencari sumber penghidupan dari sana. Aku pikir semua orang pun akan bertindak sama kalo ia mengemban tanggungjawabnya dengan baik. Tidak mungkin ia mengingkari kewajibannya.
1 note
·
View note
Photo
My name is Tilarna Barsh Mirvor Imsedalya Iyeh Tebreina Devol Nelano Seiya Nel Exedilica! In your Earth language, that means "Tilarna, eldest daughter of Seiya, of the House of Exedilica, heir to the bloodline of Duke Devol of the glorious Knights of Mirvor."
Tilarna Exedilica//Cop Craft (EP.01)
37 notes
·
View notes
Text

Gitar tua merk Yamaha dg serie yg sudah tidak terbaca lagi di dalam body nya, sejak SMP kelas 3 masih terpajang di bekas kamarku yg skrg menjadi kamar adikku, masih nyaring suaranya untuk kelas Yamaha dg harga murah, dulu untuk nemenin dikamer ajah ketika gak bisa tidur selain ada audio lainnya, buku lirik chord menjadi langganan beli disetiap bulan hanya untuk update genjreng kalo dengan teman, tapi skrg instring ttg chord mainnya dimana sudah agak faham. Temannya yg elektrik merk Ibanez Gio dg amplifier merk gak tau buatan mana epiphone 15 distorsi +effek metalzone sudah lumayan untuk berisikin isi kamar krna idola dulu Bon Jovi di kelas Rock dan Rolling Stone di Kelas Rock and Roll, indo Slank tapi dg Formasi 13 nya, Gigi dan Dewa 19 (s.d. album pandawa lima voc. Ari lasso). Namun sayang selain sudah gak ada minat lagi ngulik dan dimarahin ortu "ngagitar wae atuh, moal jadi artis iyeh" sejak itulah saya jual😁🤭 hanya tersisa gitar akustik itu..buat kenang kenangan ajah..sudah diisi kamper/kapur barus yg buat manyit, biar gak dimakan rayap. Mudah²n kecintaanku pada music tidak membuat hatiku menjadi beku untuk terus menerima pelajaran untuk akhirat..🎶🌈
5 notes
·
View notes
Photo

#posto #paolafelice #igers #writer #scripture #life #love #loveislove #instalove #instagram #tumblr #frasitumblr https://www.instagram.com/p/BzFgxY-IYEH/?igshid=10faf6prb2run
#posto#paolafelice#igers#writer#scripture#life#love#loveislove#instalove#instagram#tumblr#frasitumblr
21 notes
·
View notes
Video
instagram
Bbx #13 iamiyeh.com #rkc2k19 #larnwar #kodnwar #iyeh #dyotbb #mauritiusbeatboxcommunity (at Curepipe, Mauritius) https://www.instagram.com/p/BwFluJyly0l/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=1aqh0h98eq5pg
0 notes
Text
Belajar Ke Orang-orang Keren
[Jurnal Ilmyah: Hari #352]

Kang Puji memberi free ticket buat saya untuk ikutan workshop dari Aurora Mini Studio yang pengisinya pak Josef Bataona. Beliau salah satu HR keren di Indonesia bahkan di skala nasional juga. Perjalanan hidupnya oke banget gaes. Pak Josef berasal dari salah satu desa di NTT. Desa Lamalera tepatnya. Selepas SMA, ia pamit sama orang tuanya untuk mencari penghidupan lebih layak di Jawa.
Setibanya di pulau Jawa, di Jakarta, banyak dinamika hidup yang beliau jalani hingga akhirnya bisa berkuliah di Universitas Atma Jaya sembari bekerja. Gitu lah pokoknya mah hingga sekarang akhirnya jadi salah satu orang keren yang dipunya banga ini. Beliau pernah jadi HR di Indofood, Danamon sama Unilever dan banyak peran-peran strategis lainnya yang dilakukan pak Josef. Saya sangat bersyukur bisa dengar ceritanya secara langsung.
Selepas workshop berakhir, saya, @fay-nurjannah , sama Ulfah (keduanya adik tingkat saya di IPAI) makan bareng. Sebelum makanan datang, saya berinisiatif memberikan buku sama pak Josef. Ya, siapa tau we jadi wasilah buat kesempatan-kesempatan menarik di depan. Setidaknya saya menunjukkan diri konkret dalam berbuat. Kagak ngawang-ngawang. Meskipun karya saya baru buku puisi yang alakadarnya.
Sehabis makan siang, saat mau solat zuhur, kang Puji nawarin buat foto sama pak Josef. Saya enggak nolak dong. "Siapa tau nanti Irfan kayak Taufik Ismail nih," kata beliau. Saya cukup tersanjung sambil di hati mengamini ucapan itu.
Workhsop yang bertempat di NU Art di daerah Sarijadi ini diikuti oleh banyak orang-orang keren. Ada entrepreneur, anak-anak muda yang kerja di start up, owner TK Alifa Kids dan banyak lagi peserta lain termasuk dari kalangan mahasiswa.
Saya sangat bersyukur bisa berkesempatan belajar dengan orang-orang yang sudah berpengalaman di bidangnya. Dalam hal ini, dari tadi siang saya belajar sama pak Josef sangat kompeten di bidang pengelolaan sumber daya manusia. Untungnya juga hari Rabu saya free, enggak ada kuliah. Pas banget. Libur kuliah jangan jadi alasan untuk tidak produktif pokoknya. Sok iyeh pisan woy. He. Biasana oge nonton tv (FTV) wae.
Saya ketagihan untuk menyerap ilmu-ilmu lain dari pakarnya. Menyenangkan sekali. Terlebih kalau acara yang mengundang para narasumber itu didapat dengan cuma-cuma. Pastinya saya makin semangat. Tapi sebenarnya enggak masalah juga kalau bayar, dengan catatan uangnya ada we. Itung-itung investasi jangka panjang. Apa sih yang enggak buat ilmu. Tsah. Asoy.
Semoga saja kesempatan demi kesempatan hadir di depan nanti. Dan yang pasti sayanya juga siap atas kesempatan yang lewat itu.
Muhammad Irfan Ilmy | Negla, 13 Maret 2019
Foto diambil sama kang Puji
2 notes
·
View notes
Text
Song of the Wind
Song of the Wind
By Ezekiel Angela Iyeh Rhythm rises from the east, quiet symphony comes in a cold sweat. All kinds of melodies, to dancing strong earth and swinging old pine trees. From time as old as the mountains and to a hundred lifetime. There she lives, with pleasant echo. Each piece of music to Its kind and from the mountain of men came a shallow cry as she swings about, city and town enchanting…
View On WordPress
#academy of the heart and mind#academyoftheheartandmind#Ezekiel Angela Iyeh#Poem#poems#poet#Poetry#Song of the WInd
0 notes