Tumgik
#nasrani
baliportalnews · 9 months
Text
Dadang Hermawan Ucapkan Selamat Hari Natal
Tumblr media
BALIPORTALNEWS.COM, DENPASAR – Calon Legislatif (Caleg) DPRD RI Dapil Bali dari Partai Demokrat, Dr. H. Dadang Hemawan mengucapkan Selamat Hari Natal kepada seluruh umat Nasrani. Dadang Hermawan mengatakan, Natal bukan hanya tentang menerima tetapi memberi dengan hati yang tulus. “Selamat merayakan Hari Natal, bagi saudara/i kita yang berama Nasrani,” seru Dadang Hermawan.(tis/bpn) Read the full article
0 notes
blogalloh · 2 years
Text
Alhamdulillah Alloh Bimbing Kami Seperti Jalan Nabi Muhammad Yang Kau Sayangi #Dakwah #Islam
Tumblr media
Faedah dari Ibnu Katsir “Jalan yang Engkau Beri Nikmat” Ayat berikut, صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ adalah tafsiran dari ayat, الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ Karenanya jalan yang lurus adalah jalan yang Allah beri nikmat. Shirothol mustaqim ini, menurut ilmu nahwu sebagai “badal minhu”, bisa juga kita sebut dengan ‘athaf bayan. Alhamdulillah Alloh Bimbing Kami Seperti Jalan Nabi Muhammad Yang Kau Sayangi Orang-orang yang Allah beri nikmat adalah seperti yang disebutkan dalam ayat, وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَٰئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ ۚ وَحَسُنَ أُولَٰئِكَ رَفِيقًا ذَٰلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللَّهِ ۚ وَكَفَىٰ بِاللَّهِ عَلِيمًا “Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. Yang demikian itu adalah karunia dari Allah, dan Allah cukup mengetahui.” (QS. An-Nisaa’: 69-70) Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata tentang orang-orang yang mendapatkan nikmat, صراط الذين أنعمت عليهم بطاعتك وعبادتك، من ملائكتك، وأنبيائك، والصديقين، والشهداء، والصالحين “Jalan yang engkau beri nikmat kepada mereka dengan menaati-Mu dan beribadah kepada-Mu. Mereka yang mendapatkan nikmat adalah para malaikat, para nabi, shiddiqiin, syuhada, dan orang-orang saleh.” (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 1:215) Faedah dari Ibnu Katsir “jalan orang yang dimurkai” dan “jalan orang yang sesat” Dari ‘Adi bin Hatim, ia berkata bahwa ia bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang dimaksud dengan “ghairil maghdhuubi ‘alaihim” (bukan jalan mereka yang dimurkai), Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Mereka adalah Yahudi.” Lalu mengenai ayat “wa laadh dhoolliin” (bukan jalan mereka yang sesat), Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Mereka adalah Nasrani.” (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 1:217. Syaikh Musthafa Al-‘Adawi mengatakan bahwa hadits ini sahih karena memiliki penguat. Lihat HR. Ahmad, 4:378-379; Tirmidzi, no. 2954) Dari Abu Dzarr, ia bertanya tentang al-maghdhuub ‘alaihim (mereka yang dimurkai), jawab Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Yaitu Yahudi.” Ia bertanya tentang adh-dhoolliin (mereka yang sesat), jawab Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Yaitu Nasrani.” (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 1:217. Syaikh Musthafa Al-‘Adawi mengatakan bahwa hadits ini sahih secara matan). Ibnu Abi Hatim mengatakan bahwa ia tidak mengetahui adanya perbedaan pendapat ulama pakar tafsir dalam masalah ini. Lihat Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 1:219. Dalam sirah (sejarah), dari Zaid bin ‘Amr bin Nufail bahwa ketika ia keluar bersama jamaah dari para sahabat ke Syam, mereka ingin mencari agama yang lurus (ad-diin al-haniif), ada orang Yahudi mengatakan kepadanya, “Engkau tidak mampu masuk bersama kami sampai engkau mengambil bagianmu menjadi orang yang dimurkai oleh Allah.” Ia berkata, “Aku menjadi orang yang dimurkai Allah, aku mending lari.” Orang Nasrani berkata padanya, “Engkau juga tidak mampu masuk bersama kami sampai engkau mengambil bagianmu menjadi orang-orang yang dilaknat oleh Allah.” Zaid berkata, “Aku tidak mampu, aku terus mau berada di atas fitrah.” Ia pun menjauh dari peribadahan pada berhala dan agama orang musyrik. Ia pun tidak masuk mengikuti Yahudi atau pun Nasrani. Kawannya ada yang ikut Nasrani. Mereka masuk dalam ajaran Nasrani karena mereka merasa bahwa Nasrani lebih dekat dengan ajaran Yahudi. Di antara mereka ada Waraqah bin Naufal sampai Allah memberinya hidayah dengan perantaraan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallamketika beliau diutus dan ia beriman pada wahyu yang dibawa. Semoga Allah meridainya. (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 1:219) Faedah ayat Sebagaimana kata Ibnu Katsir, shirothol mustaqim (jalan yang lurus) adalah syariat yang d
ibawa oleh Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hidayah itu ada dua macam, yaitu hidayah yang sekadar memberikan penjelasan (hidayah ilmu wa irsyad) dan hidayah untuk mengamalkan syariat (hidayah taufiq wa ‘amal). Jalan itu ada dua macam, yakni jalan yang lurus dan jalan yang menyimpang dari jalan yang lurus. “Tunjukilah kami kepada jalan yang lurus (ihdinaash shiroothol mustaqim)”, ini kalimat yang sifatnya mujmal(global). Sedangkan “jalan yang Engkau beri nikmat pada mereka (shiroothol laadziina an’amta ‘alaihim)” adalah tafshil (rincian). Mendapatkan petunjuk pada jalan yang lurus adalah suatu nikmat yang patut disyukuri. Manusia terbagi menjadi tiga: (1) manusia yang mendapatkan nikmat dengan mendapatkan petunjuk, (2) manusia yang dimurkai, (3) manusia yang sesat. Ada dua sebab seseorang keluar dari jalan yang lurus yaitu karena kebodohan (al-jahl) dan karena penentangan (al-‘inad). Golongan yang menentang adalah Yahudi, itulah yang mendapatkan murka Allah. Golongan yang jauh dari ilmu adalah Nasrani, itulah yang dikatakan sesat. Nasrani disebut tidak punya ilmu adalah keadaan sebelum Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam diangkat menjadi seorang nabi. Adapun setelah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam diangkat menjadi nabi, mereka sudah tahu kebenaran ini, lalu mereka tidak mau taat. Kata al-maghdhuub ‘alaihim (yang dimurkai) disebutkan lebih dahulu daripada adh-dhoolliin (yang sesat). Kondisi orang yang disebut al-maghdhuub ‘alaihim lebih parah dari adh-dhoolliin. Al-maghdhuub ‘alaihim (yang dimurkai) adalah yang menyelisihi kebenaran padahal punya ilmu (alias: menentang). Sedangkan adh-dhoolliinadalah menyelisihi kebenaran karena bodoh atau tidak punya ilmu. Tentu saja yang menyelisihi kebenaran karena punya ilmu lebih parah daripada yang menyelisihinya karena tidak punya ilmu. Referensi: At-Tashiil li Ta’wil At-Tanziil Tafsir Surah Al-Baqarah fii Sual wa Jawab. Syaikh Musthafa Al-‘Adawi. Penerbit Maktabah Makkah. Shahih Tafsir Ibni Katsir. Cetakan pertama, Tahun 1427 H. Syaikh Musthafa Al-‘Adawi. Penerbit Darul Fawaid – Dar Ibnu Rajab. Tafsir Al-Jalalain. Cetakan kedua, Tahun 1422 H. Jalaluddin Muhammad bin Ahmad bin Muhammad Al-Mahalli dan Jalaluddin ‘Abdurrahman bin Abu Bakar As-Suyuthi. Ta’liq: Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfury. Penerbit Darus Salam. Tafsir Jalalain. Penerbit Pustaka Al-Kautsar Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim. Cetakan pertama, Tahun 1431 H. Ibnu Katsir. Tahqiq: Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin. Penerbit Dar Ibnul Jauzi. Tafsir Al-Qur’an Al-Karim Juz ‘Amma. Cetakan ketiga, Tahun 1424 H. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin. Penerbit Dar Ats-Tsuraya. Tafsir As-Sa’di. Cetakan kedua, Tahun 1433 H. Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di. Penerbit Muassasah Ar-Risalah. Sumber https://rumaysho.com/24496-tafsir-surat-al-fatihah-ayat-6-dan-7-memahami-shirathal-mustaqim-jalan-lurus.html بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم – قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ – اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ – لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ – وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ Allohumma solli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa sollaita ‘alaa aali ibroohim, wa baarik ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohim, fil ‘aalamiina innaka hamiidummajiid. Allâhumma-ghfir liummati sayyidinâ muhammadin, allâhumma-rham ummata sayyidinâ muhammadin, allâhumma-stur ummata sayyidinâ muhammadin. Allahumma maghfiratuka awsa’u min dzunubi wa rahmatuka arja ‘indi min ‘amali. Alhamdulillah Alloh Bimbing Kami Seperti Jalan Nabi Muhammad Yang Kau Sayangi
0 notes
hargo-news · 9 months
Text
Warga Nasrani di Kota Gorontalo Siap Menangkan Sawaludin
Warga Nasrani di Kota Gorontalo Siap Menangkan Sawaludin #Kampanye #Caleg #CalonAnggotaLegislatif #DPRRI #Sawaludin #PPP
Hargo.co.id, GORONTALO – Dukungan terhadap calon anggota legislatif (Caleg) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) daerah pemilihan (Dapil) Provinsi Gorontalo nomor urut 3 dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Sawaludin terus mengalir. Jika sebelumnya dukungan diberikan mantan anggota DPD RI, AD Khali. Kali ini, giliran sejumlah warga nasrani di Kelurahan Pulubala, Kecamatan…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
pencopanko · 11 months
Text
Antisemitism and Islamophobia are very similar (if not the same), actually
So I was scrolling down the #palestine tag for any updates and important information, and I came across this:
Tumblr media
And I think we need to sit down and talk about this.
I am a Muslim. I live in Indonesia, a country that is predominantly Muslim and a lot of Muslims here also support the Palestinian cause. Hell, even our government supports it by not only allowing Palestinian goods enter the country without fee, but also by taking in Palestinian refugees and even acknowledging the status of Palestine as a state while not having any political ties with Israel. The topic of the Palestinian tragedy has been spoon-fed to us at schools, sermons, media, etc., so your average Indonesian Muslim would at the very least be aware of the conflict while non-Muslims would hear about it from their Muslim friends or through media.
However, there is a glaring problem. One that I keep seeing way too often for my liking.
A lot of them are antisemitic as hell. The sermons I would hear sometimes demonize Jewish people. Antisemitic statements are openly said out loud on social media. Some are even Nazi supporters who would literally go to anime cons and COSPLAY as members of the Nazi party. This is not just an Indonesian Muslim problem, no, but this is a glaring issue within the global Islamic community as a whole. Today, this sense of antisemitism is usually rooted in general hatred towards the Israeli government and its actions against the people of Palestine, but antisemitism amongst Muslims are also rooted in certain interpretations of verses from the Qur'an and Hadith mentioning Jewish people and Judaism (particularly the Bani Israil), but in a way that is more ridiculing instead of life-threatening when compared to how antisemitism looks like in the Western world.
As someone who prefers to become a "bridge" between two sides in most cases, I find this situation to be concerning, to say the least. While, yes, it is important for us Muslims to support Palestine and fight against injustice, we must not forget that not every Jewish people support the Israeli government. A lot of them are even anti-Zionists who actively condemn Israel and even disagree with the existence of Israel as a state as it goes against their teachings. A lot of them are also Holocaust survivors or their descendants, so it is harmful to think for one second that Hitler's actions and policies were justified. It's just like saying that Netanyahu is right for his decision to destroy Palestine and commit war crime after war crime towards the Palestinians.
As Muslims, we also need to remember that Jewish people (the Yahudi) are considered ahli kitab, i.e. People Of The Book along with Christians (the Nasrani). The Islam I have come to know and love has no mentions of Allah allowing us to persecute them or anyone collectively for the actions of a few. While, yes, there are disagreements with our respective teachings I do not see that as an excuse to even use antisemitic slurs against Jewish people during a pro-Palestine rally, let alone support a man who was known for his acts of cruelty toward the Jewish community in WW2. They are still our siblings/cousins in faith, after all. Unless they have done active harm like stealing homes from civilians or celebrating the destruction of Palestine or supporting the Israeli government and the IOF or are members of the IOF, no Jewish people (and Christians, for that matter) must be harmed in our fight against Zionism.
Contemporary antisemitism is similar to (if not straight up being the exact same thing as) contemporary Islamophobia, if you think about it; due to the actions of a select few that has caused severe harm towards innocent people, an entire community has been a target of hate. Even when you have tried to call out the ones supporting such cruelties, you are still getting bombarded by hate speech. It's doubly worse if you're also simultaneously part of a marginalized group like BIPOC, LGBTQ+, etc. as you also get attacked on multiple sides. This is where we all need to self-reflect, practice empathy, and unlearn all of the antisemitism and unjustified hatred that we were exposed to.
So, do call out Zionism and Nazism when you see it. Call out the US government for funding this atrocity and others before it that had ALSO triggered the rise of Islamophobia. Call your reps. Go to the streets. Punch a fascist if you feel so inclined. Support your local businesses instead of pro-Israel companies.
But not at the cost of our Jewish siblings. Not at the cost of innocent Jewish people who may also be your allies. If you do that, you are no different from a MAGA cap-wearing, gun-tooting, slur-yelling Islamophobe.
That is all for now, may your watermelons taste fresh and sweet.
🍉
Salam Semangka, Penco
661 notes · View notes
tamamita · 11 months
Note
do you think usamerican christians will care that a church was bombed in gaza?
They don't give a crap about other Christians. If you don't align with the majority of evangelical views in the US, then you're a useless Christian to them. You're nothing more than hypocrite or a heretic because you don't adhere to their priniciples.
Remember when every Conservative Christian in the US spoke out against the persecution of Christians in Egypt, Armenia, Iraq, and other places around the Muslim world? The persecution of these Christians was instrumental because it would alienate Muslims and Arabs, which would significantly strengthen their voices in the home front. You've seen these people change their pfps to "noon" ن to display some sort of sympathy towards the Nasrani (=the Arabic word for Christians). But this was just a mere lie. They don't give a crap because this time, it's Israel. This is what they do the whole time, persecution of other Christians must serve their interests,
Israel is vital to the evangelical movement because Jewish people are instrumental in the second coming. This is why they're strong supporters of Israel and the reason the US maintain strong ties to it. The House of Congress, the Senate, the Supreme Court, all of these are influenced by Evangelicals. If you're a Christian who take the opposite side, then they'll shun your or disregard you. You're not a Christian. You're a heretic, if not a member of the church of the anti-christ. You're going to hell. The bombing of the Church in Gaza serves no function to the evangelical lobbyists because they're Palestinians, and Palestinians are not human. Genocide and ethnic cleansing must happen so that they can push for the Jewish people to settle there when they're gone. The Six-day war was so significant for the Evangelical lobby, because it helped reinforce their belief that Israel must be at war for Christ to return, it was not just a victory for Israel, but a victory for the Christian lobby in the US. Orthodox Christians, and by extension Catholics, don't believe in the dispensionalist theology assumed by these Evangelicals and are therefore useless and only serve to undermine their goals.
197 notes · View notes
jejaringbiru · 7 months
Text
Memilih
Tumblr media
@hardkryptoniteheart
Aku memilih menjadi diriku sendiri. Namun aku juga tidak akan menutup diri, untuk terus belajar menjadi seseorang yang lebih baik di setiap harinya. Kali ini, aku melakukannya atas kesadaranku sendiri. Kelak aku bersedia belajar mengerti dan memahami seseorang yang ditakdirkan menjadi teman hidupku. Aku berjanji terhadap diriku sendiri.
@padangboelan
Aku memilihmu sayangku, dengan segenap jiwa dan hatiku sebab aku mencintaimu dan akan terus begitu. Aku ingin berada di sisimu sayangku, dalam segala waktu. Saat ini, besok dan sepanjang adanya nafasku.
@yurikoprastiyo
Sebelumnya kita melangkah pada jalan yang sama-sama asing. Dua insan yang dipertemukan pada saat yang tidak direncanakan. Seperti anugrah yang diturunkan dari pucuk langit. Yang keduanya saling sadar bahwa satu sama lain adalah yang terbaik untuknya. Tanpa perlu saling berkata, kita sudah sama-sama saling memilih. Memilih berjalan bersama supaya langkah kaki lebih jauh lagi. Tetap bersama pada ribuan ketidaksepahaman. Saling mencintai dalam gelap dan terang. Dalam berat dan riang. Pada hari-hari yang dipatahkan dan ditinggikan. Dalam keyakinan bahwa seberat apapun dunia menghardik, memilih bersamamu hidup akan selalu terus baik. Pada sayang dan cinta yang kau berikan, setiap harinya selalu memberikan sepucuk harapan. Terus tumbuh cinta yang kita tanam bersama menjadi sebuah kebijaksanaan dari dua insan yang memilih bersama.
@gndrg
Hidup memang menyediakan beribu pilihan, namun sebenarnya kita tidak pernah benar-benar diizinkan untuk memilih. Apakah ada laki-laki yang memilih hidup tanpa perayaan dan dihajar habis-habisan oleh pertanggungjawaban? Atau perempuan yang memilih hidup terpenjara dibalik dinding dapurnya?Juga anak-anak yang menumbalkan diri sebagai persembahan mimpi orang tuanya? Lantas, apa artinya memilih jika pada akhirnya kita tidak benar-benar bisa memilih? Bukankah kita sama-sama tahu pada akhirnya takdirlah yang memenangkan semua pilihan, sebab keterlibatan campur tangan semesta dibaliknya?
@gizantara
Aku memilih diriku sendiri dan begitulah beberapa hubungan berakhir. Aku memilih Tuhanku, dan begitulah beberapa hubungan membaik. Dalam episode sebelumnya : Aku memilih semua orang, jadi aku kehilangan diriku sendiri.
@manusiafajar
Mereka bilang kita tidak bisa memilih dalam mencintai. Tapi menurutku itu salah, justru mencintai adalah bentuk pilihan itu sendiri. Dari awal kendali jatuh hati, beradaptasi, membuka lapang toleransi pada tiap kekurangan diri. Itu semua tugas sebuah kata kerja berjudul "memilih". Begitu pula pada waktu abadi mencintai, atau sebutan pada cinta sejati. Tidak ada yang berjalan begitu saja, mengikuti arah angin kemana mau membawa, tapi seluruhnya, seutuhnya, adalah mau tidaknya kita, akankah kuat hati mengikat setia? akankah tidak bosan hati memilih untuk terus berusaha berkali - kali jatuh cinta? Lagi dan lagi dengan objek yang sama? Dan ketika, rasa itu tiba - tiba tiada. Itu tidak "tiba - tiba menghilang begitu saja", ia adalah pilihan, ia adalah pilihanmu untuk tidak menjaga rasa.
@calonmanusia
Sayang, percayakah kalau manusia tidak bisa memilih?Memilih dari orang tua mana ia dilahirkan. izinkan aku mengutip potongan sebuah hadist yang artinya "Tidaklah setiap anak kecuali dia dilahirkan di atas fitrah. Maka, bapak ibunyalah yang menjadikannya Yahudi, atau menjadikannya Nasrani, atau menjadikannya Majusi" (HR. Bukhari no. 1358 dan Muslim no. 2658) Betapa menjadi orang tua adalah hal yang amat berat, berat pertanggung jawabannya atas anak-anak mereka. Memang manusia tidak bisa memilih keadaan saat ia dilahirkan, namun, setelah ia mampu atas dirinya sendiri, tak mungkin ia lewat dari Maha Besarnya hidayah dari Sang Kuasa. Memang manusia tidak bisa memilih dari rahim siapa mereka dilahirkan, namun, jika sudah besar manusia mampu memilih berperilaku yang pantas untuk sang ibu. Aku tidak menyalahkan para orang tua terdahulu, hanya saja mengajak para calon orang tua tuk menentukan bagaimana anak-anaknya kelak. Sayang, izinkan aku mengajakmu untuk menjadikan anak-anak yang suatu saat tidak kecewa dengan keluarga yang telah melahirkannya. Terakhir, ada sebuah kutipan oleh Tia Setiawati, tulisnya: Namun bila nanti Tuhan mengizinkan kita menjadi orangtua, pilih dan putuskanlah untuk menjadi orangtua terbaik yang kita bisa. Lalu bersyukurlah. Karena setiap orang adalah anak, namun tidak semua adalah orangtua.
@shofiyah-anisa
Hidup kita sekarang adalah salah satu dari sekian pinta masa lalu kita, dan terbentuk pula dari pilihan kita pada masa silam. Terkadang pilihan tanpa didasari pemikiran yang matang, akan membuat kita tak nyaman dan tak senang. Namun terkadang pula, pilihan dengan pemikiran matang harus terhempas oleh permintaan banyak orang yang bla bla bla. Makanya mari tanamkan pada diri bahwa pilihan itu sesuai dengan akal kita saja, tak usahlah berubah karena manusia tak suka akan pilihan kita. Karena standar baik buruk yang tepat hanyalah standar baik buruknya Allah. Maka, selain memiliki pemikiran yang matang mendekatlah pada Tuhan yang berkuasa di seluruh Alam.
@afifaharyani09
Begitu banyaknya pilihan yang terpampang saat ini, dan kita harus memilih. Bukan, ini bukan hanya tentang pemimpin negara saja, tapi juga tentang resiko-resiko yang harus dipilih. Karna dalam hidup ini, kita juga harus pandai dalam memilih hal yang sedikit resiko buruknya. dalam kuru podcast dikatakan, bahkan dalam hidup ini kita tidak disuguhkan "percobaan" karna sama saja ibarat kita mencoba akun yootube premium selama satu bulan tanda "resiko" untuk membayar alias "gratis". ya kalau mau memilih "do it" dengan segala resikonya atau bahkan "leave it" dengan meninggalkan segala resikonya.
@isnahidayatifauziah
"Kalaupun dahulu kita mengambil pilihan yang berbeda dari apa yang sedang kita jalani saat ini, belum tentu kita akan lebih kuat menjalani konsekuensinya, akan lebih lapang menerima rintangannya." Fokuslah pada apa yang ada di hadapanmu saat ini. Karena bagaimanapun apa yang telah kita pilih di masa lalu adalah bagian skenario terbaik dari-Nya yang mengantarkan kita sampai di titik ini.
102 notes · View notes
gizantara · 5 months
Text
Ada istilah yang menarik waktu nyoba nyari tahu peran perempuan menurut agama Nasrani. Di sana disebutkan bahwa:
Perempuan adalah tiang doa.
Terus jadi mikir, ini ternyata beneran kejadian di masyarakat Indonesia pada umumnya. Kita seringkali lihat effort berdoanya ibu-ibu tuh suka lebih gacor daripada bapak-bapak. Banyak kasus seorang ayah pemabuk, penjudi, pezina, KDRT, jauh dari Tuhan, tapi istrinya tuh nggak henti-hentinya mendoakan. Pernah beberapa kali juga baca kasus semacam ini di twitter dari point of view anaknya tentang doa ibu. Yang disuguhkan di film-film azab pun rerata kasusnya demikian: istri yang kelewat protagonis dan suami yang kelewat antagonis, wkwk. Ya tentunya alur di sinetron itu kan diangkat dari realita di masyarakat soalnya supaya laku harus relatable.
Akhirnya yang aku peroleh adalah selama ibu masih berdoa dan berpegang teguh dengan keyakinannya, masih ada yang bisa diharapkan dari keberlangsungan rumah tangga. Lebih bagus kalau bapaknya juga. Kalau bapaknya sholeh sendirian juga tetep bisa diharapkan kok, buktinya keluarga Nabi Luth dan Nabi Nuh.
Nah cuma kalau dalam kasus "bapak sholeh dan ibu tidak sholehah" nggak semua anak bisa menganggap bapaknya sebagai tempat pulang, soalnya "rahim" itu kan hakikatnya adalah peran perempuan. Tapi dalam kasus "ibu sholehah dan bapak tidak sholeh" hampir semua anak setidaknya dapat merasa masih punya "rumah" selama ibunya masih fungsional menjalankan peran sebagai tiang doa dan sebagai "rahim".
Mamski pernah bilang ke aku bahwa perempuan dalam hidup laki-laki (entah itu ibu, istri, atau anak) adalah sumber berkah bagi si laki-lakinya (syarat dan ketentuan berlaku). Maksudnya apa?
Berkah tuh kan artinya bertambahnya kebaikan, jadi apapun yang laki-laki berikan kepada anak/istri/ibunya, Allah akan lipat gandakan. Contoh sederhananya aja perihal nafkah, misalnya laki-lakinya ngasih materi berupa uang, nah perempuannya menjadikan uang tersebut dapat bermanfaat bagi seluruh anggota keluarga misalnya buat masak makanan sehari-hari. Dari makanan yang dimakan, keluarga pun dapat melaksanakan aktivitas penghambaan.
Jadi maksudnya berkah di sini adalah perempuan berperan sebagai pengelola. Dan dampak dari pengelolaan yang dilakukan perempuan adalah berlipat gandanya kebaikan dan pembuka keran kebaikan-kebaikan lainnya.
Akhirnya ini make sense setelah coba nyambungin gimana dampak perempuan yang nggak sholehah terhadap kehidupan laki-laki. Contoh kasusnya aku pernah baca, salah satu alasan pejabat melakukan korupsi tuh bukan untuk memenuhi keinginan dirinya, tapi untuk memenuhi keinginan anak istrinya. Pantesan, kita tau sendirilah yang perempuan materialistis itu keinginannya apa aja, nggak jauh-jauh dari tren, printilan lucu, ngidol, konser, pakaian, makanan, dan perhiasan mewah. Intinya mah gaya hidup.
Kalau istri atau ibu-ibu di setiap keluarga rajin pengajian (kalau di Nasrani rajin persekutuan/pelayanan) maka yang begini tidak akan terjadi; gaya hidup bermewah-mewahan, korupsi, dll.
Sering denger atau baca juga, di antara penunjang kesuksesan seorang lelaki adalah doa ibunya ketika belum menikah dan doa pasangannya ketika sudah menikah. Sebagian besar laki-laki baik memvalidasi hal ini. Kenapa laki-laki baik? Karena syarat dan ketentuan berlaku yaitu harus saling, harus sama-sama baik. Kalau perempuan tiangnya, maka laki-laki adalah atapnya yang berfungsi sebagai pelindung harga diri keluarga.
Atau di analogi bahtera, perempuan itu tiangnya, laki-laki itu layarnya. Tiangnya harus kuat dan layarnya harus seimbang soalnya yang dihadapi tuh bukan cuma senang-senang aja melainkan ombak dan angin ribut. Ketika tiangnya kuat, layarnya juga dapat membawa ke arah yang sama-sama dituju.
Sementara itu, pernah denger point of view dari laki-laki bahwa pencapaian utama mereka adalah membahagiakan perempuannya. Sempet viral kan, Arie Kriting yang sering nanya ke istrinya, Indah Permatasari, "kamu happy nggak?" Nah sebenarnya pengakuan happy-nya perempuan tuh beneran sepenting itu untuk laki-laki.
Refleksinya, kita sebagai perempuan harus punya standar bahagia yang sederhana alias sifat qana'ah. Tentunya laki-lakinya pun harus punya mental provider atau sifat qawwam yang baik dan benar. Konon, meningkatnya jumlah wanita karir di era ini adalah karena secara umum para perempuan melihat semakin sedikit laki-laki yang bisa menjadi provider.
Di sisi lain, salah satu sifat perempuan yang tidak boleh dinikahi adalah annanah (suka mengeluh). Mengeluh karena selalu merasa kurang sehingga hanya akan mendatangkan mudharat, membuat keluarga kesusahan untuk menjadi taat kepada Allah dan susah mencapai sakinah (ketenangan).
Soalnya sifat annanah dalam perempuan kalau dibiarkan bisa merembet kemana-mana. Laki-laki akan merasa gagal menjadi provider yang baik, lalu mencari orang lain yang akan selalu merasa cukup terhadap pemberiannya. Laki-laki bisa juga mencari uang dengan cara yang tidak baik (contoh kasusnya yang korupsi tadi). Atau laki-laki jadi overworking dan tidak dapat menjalankan ibadah dengan maksimal.
Makanya Nabi Ibrahim menitipkan pesan untuk Nabi Ismail untuk "mengganti palang pintunya" karena istrinya saat itu tidak memiliki sifat qana'ah. Dan setelah menggantinya, Nabi Ibrahim menitipkan pesan lagi untuk "memperkokoh palang pintunya" karena istri barunya Nabi Ismail memuji Allah dan tidak mengeluh tentang kehidupan yang melarat.
Refleksi yang diperoleh, jangan jadi perempuan yang terlalu fokus berdoa untuk mendapat imam yang baik, padahal diri sendiri belum tentu bisa menjadi makmum yang baik. Minimal di keluarga yang sekarang bisa dimulai jadi anak yang selalu bersyukur menerima apapun yang diberikan oleh orang tua.
Terus makin menyederhanakan keinginan karena sifat qana'ah itu ga akan datang dari pemikiran yang materialistis. Sifat qana'ah ga akan datang dari kebiasaan melihat standar orang lain dan tren di tiktok (atau sosmed lainnya). Sifat qana'ah ga akan datang dari kebiasaan membandingkan. Sifat qana'ah ga akan datang dari orang yang pengendalian dirinya rendah. Makanya salah satu tips membiasakannya adalah dengan berpuasa.
Refleksi selanjutnya adalah buatku pribadi, aku bersyukur banget punya mamski yang jarang banget ngeluh, soalnya bagi sebagian besar orang, ngeluhnya seorang ibu tuh bikin nggak betah di rumah (nggak sakinah). Bersyukur juga punya bapak yang effortnya semaksimal mungkin untuk jadi provider yang baik.
Belakangan ini juga lagi seneng baca-baca tentang how amazing tahajud buat ngebangkitin semangat berdoa. Soalnya yang namanya "tiang doa" tuh harus dibiasain dari sebelum nikah. Soalnya pengen jadi perempuan yang fungsional. Soalnya untuk jadi tiang yang kokoh, harus punya kebergantungan kepada Yang Maha Kokoh. Apalagi sebagai orang yang pas berdoa tuh harus mindful, tentunya dalam berdoa pun butuh energi kan? Jadi harus pinter-pinter mengalokasikan energi kehidupan, jangan keseringan dipakai begadang nonton yang nggak jelas atau scrolling without consciousness.
Yang jadi PR sekarang juga adalah memahami konsep rezeki. Atau kalaupun emang susah dipahami (karena pola rezeki tuh kadang serandom itu tapi dalilnya pun ada), minimal nggak perlu suuzon tentang rezeki kita maupun rezeki orang lain. Dan nggak usah takut miskin karena hampir semua nabi juga diuji dengan kemiskinan (apalagi Nabi Musa, benar-benar homeless yang harus melawan orang terkaya di negerinya). Nggak perlu juga sok ngatur ke Allah tentang waktu, jumlah, dan jalan masuknya rezeki.
Kita ga bisa ngatur ke depannya bakal seideal apa, tapi kita bisa mempersiapkan mental dan pondasi diri yang stabil dengan kebiasaan-kebiasaan baik dari sekarang. Kebiasaan berpuasa yang mindful dapat melatih self-control dan sifat qana'ah. Kebiasaan tahajud dapat membuat kita fungsional sebagai tiang doa dan tiang negara.
Mudah-mudahan Allah mengaruniakan kita sifat qana'ah dan memudahkan kita dalam melakukan fungsi dan peran sebagai perempuan muslim, sebagai anak, dan mungkin nanti sebagai istri maupun ibu.
— Giza, agak aneh bahasannya akhir-akhir ini tentang perempuan mulu padahal tomboi wkwk. Tapi seru dan pengen enjoy dalam memperbaiki diri.
52 notes · View notes
mfaizs · 9 months
Text
Menanamkan Tauhid pada Anak #1 (1)
"Buk... Gedebuuuk... (jalan, kadang lari, lalu jatuh)"
🧕🏻"Gak apa-apa, Nasywa Hebat, Nasywa Kuat, Ada Allah..."
👶🏻"papapa... Allah... papapa... Allah..."
"Bruuummmmm (Suara Mobil)"
👶🏻*puk puk puk, *menengadahkan tangan posisi berdoa"
👱🏻‍♂️ "Oh iya, kita berdoa dulu ya, bismillahi majreeha........"
👱🏻‍♂️"Kita doa dulu sebelum melepas baju yaaa..., Bismillahilladzii laa ilaaha illahuwa..."
👶🏻"Aaaamiiiin...."
Percakapan sehari-hari yang tak pernah lepas dari keseharian kami. Di usianya yang sudah memasuki 1 tahun lebih ini kadang kita seringkali justru diingatkan oleh Nasywa untuk memulai sesuatu dengan doa, apalagi kalau melihat saat mau melakukan sesuatu misal makan, naik mobil, memakai baju, juga mau tidur ia sudah terbiasa menengadahkan tangannya.
Agaknya aku terharu, barangkali sebab sejak di dalam kandungan ia telah kami kenalkan kepadaNya, kami bisikkan kalimat-kalimat tauhid agar kelak ia mencintai Sang Pencipta.
Ada satu hadis yang senantiasa aku ingat dan dulu aku hafalkan saat masih di MI :
كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ
"Setiap anak dilahirkan dalam kondisi fitrah, maka kedua orang tuanya lah yang menjadikan ia yahudi atau majusi atau nasrani"
Fitrah pertama sebagaimana yang disampaikan oleh almarhum Ustadz Harry Santosa adalah keimanan. Sebagaimana difirmankan oleh Allah dalam QS. Al-A'raf ayat 172, bahwa Allah sudah mengambil kesaksian ruh setiap manusia bahwa Allah adalah Tuhan bagi Seluruh Alam.
Di usianya saat ini, anak kami sudah mulai pada fase rasa ingin tahu yang sangat tinggi. Hampir setiap benda setiap yang ia lihat seringkali ia bertanya "Itu apa?...Itu apa?". Bahkan sampai bisa 5 kali dan berkali kali utk hal yang sama 🤣.
Di situlah kami selalu bertanya balik semisal ia bertanya itu apa, maka kami jawab itu pohon. Kami pun bertanya balik "Siapa yang menciptakan pohon?" Maka dia menjawab "Allah". Kami pun ulang-ulang pertanyaan itu dengan mengganti dengan makhluk ciptaanNya yang lain sebagaimana dia mengulang2 pertanyaan yang sama kepada kami.... (lanjut di comment)
#30haribercerita #30hbc2406
instagram
45 notes · View notes
blogalloh · 2 years
Text
Alhamdulillah Alloh Jauhkan Kita Dari Segala Bentuk Kemarahan & Kesesatan #Dakwah #Islam
Tumblr media
Tafsir Surah Al-Fatihah, siapa yang menulis dari dua Jalaluddin? Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfuri berkata bahwa di naskah asli, tafsir surah Al-Fatihah diletakkan setelah surah An-Naas. Hal ini dikarenakan Jalaluddin Al-Mahalli adalah yang menulis tafsir surah Al-Fatihah dan ia menulisnya setelah surah An-Naas. Lihat ta’liq Tafsir Surah Al-Fatihah dalam Tafsir Al-Jalalain, hlm. 10. Alhamdulillah Alloh Jauhkan Kita Dari Segala Bentuk Kemarahan & Kesesatan Kenapa disebut Al-Fatihah? Al-Fatihah artinya pembuka. Surah Al-Fatihah disebut demikian karena surah inilah yang membuka Al-Quran Al-Karim. Ada pula yang mengatakan bahwa surah inilah yang turun pertama kali secara utuh. Lihat bahasan Syaikh Ibnu’ Utsaimin dalam Tafsir Al-Qur’an Al-Karim Juz ‘Amma, hlm. 7. Keistimewaan surah Al-Fatihah Para ulama menyebut surah ini berisi makna Alquran secara keseluruhan, di dalamnya ada kandungan tauhid, hukum, jaza’ (balasan), jalan hidup bani Adam, dan selainnya. Itulah kenapa surah ini disebut dengan Ummul Quran (induknya Alquran). Karena tempat kembali sesuatu disebut Umm (induk). Surah ini merupakan rukun shalat karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sampai menyatakan bahwa tidak ada shalat bagi yang tidak membaca Al-Fatihah. Padahal shalat merupakan rukun Islam yang paling utama. Surah ini disebut pula dengan Ruqyah, artinya jika surah ini dibacakan pada orang sakit akan sembuh dengan izin Allah sebagaimana hal ini terdapat dalam kisah para sahabat yang meruqyah seorang tokoh ketika mereka mampir, mereka menggunakan surah Al-Fatihah sebagai bacaan ruqyah. Lihat Tafsir Al-Qur’an Al-Karim Juz ‘Amma, hlm. 7. Bidah terkait surah Al-Fatihah Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah menyatakan, “Di antara bentuk bid’ah yang dilakukan terkait surah Al-Fatihah adalah surah ini terus dijadikan bacaan penutup setelah doa. Juga surah ini dijadikan pendahuluan sebelum khutbah, juga dibaca pada acara-acara tertentu, yaitu ada yang mengatakan bacalah Al-Fatihah. Seperti ini keliru. Karena ibadah itu harus dibangun di atas dalil dan mengikuti petunjuk Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam.” Lihat Tafsir Al-Qur’an Al-Karim Juz ‘Amma, hlm. 7. Tafsir Surah Al-Fatihah بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (1) الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (2) الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (3) مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ (4) إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ (5) اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ (6) صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ (7) Artinya: Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Rabb seluruh alam, Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, Pemilik hari pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. (QS. Al-Fatihah: 1-7) Basmalah tidak ditafsirkan oleh Jalaluddin Al-Mahalli Berikut kami ringkaskan beberapa poin dari Syaikh Ibnu ‘Utsaimin dalam tafsirnya: 1. Basmalah itu disebut dan akan terkait dengan perbuatan tertentu. Kalau kita memulai membaca Alquran dengan basmalah, berarti “dengan nama Allah saya membaca Alquran”. Kalau mau makan membaca basmalah berarti “dengan nama Allah saya makan”. Nama Allah di sini disebut duluan dibanding perbuatan membaca dan makan dengan dua tujuan: Untuk tabarruk (meraih berkah). Untuk menunjukkan adanya hashr (pembatasan makna), berarti “hanya“. 2. “Allah” adalah di antara nama Allah, tidak ada makhluk yang boleh bernama dengan nama ini. Inilah pokok nama Allah, nama lainnya adalah turunan dari nama ini. 3. Ar-Rahman artinya Allah memiliki rahmat yang luas. 4. Ar-Rahiim artinya Allah memiliki rahmat yang khusus pada orang yang Allah kehendaki. Referensi: Tafsir Al-Jalalain. Cetakan k
edua, Tahun 1422 H.  Jalaluddin Muhammad bin Ahmad bin Muhammad Al-Mahalli dan Jalaluddin ‘Abdurrahman bin Abu Bakar As-Suyuthi. Ta’liq: Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfury. Penerbit Darus Salam. Tafsir Jalalain. Penerbit Pustaka Al-Kautsar Tafsir Al-Qur’an Al-Karim Juz ‘Amma. Cetakan ketiga, Tahun 1424 H. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin. Penerbit Dar Ats-Tsuraya. Sumber https://rumaysho.com/23512-tafsir-surat-al-fatihah-ayat-1-memahami-bismillah.html بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم – قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ – اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ – لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ – وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ Allohumma solli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa sollaita ‘alaa aali ibroohim, wa baarik ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohim, fil ‘aalamiina innaka hamiidummajiid. Allâhumma-ghfir liummati sayyidinâ muhammadin, allâhumma-rham ummata sayyidinâ muhammadin, allâhumma-stur ummata sayyidinâ muhammadin. Allahumma maghfiratuka awsa’u min dzunubi wa rahmatuka arja ‘indi min ‘amali. Alhamdulillah Alloh Jauhkan Kita Dari Segala Bentuk Kemarahan & Kesesatan
0 notes
theartismi · 3 months
Text
وَلَنْ تَرْضٰى عَنْكَ الْيَهُوْدُ وَلَا النَّصٰرٰى حَتّٰى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ
Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu (Muhammad) sebelum engkau mengikuti agama mereka.
RAND Corp adalah Pusat Penelitian dan Kajian Strategis tentang Islam di Timur Tengah atas biaya Smith Richardson Foundation, berpusat di Santa Monica-California dan Arington-Virginia, Amerika Serikat (AS). Sebelumnya ia perusahaan bidang kedirgantaraan dan persenjataan Douglas Aircraft Company di Santa Monica-California, namun entah kenapa beralih menjadi think tank (dapur pemikiran) dimana dana operasional berasal dari proyek-proyek penelitian pesanan militer.
Garis besar dokumen Rand berisi kebijakan AS dan sekutu di Dunia Islam. Inti hajatannya adalah mempeta-kekuatan (MAPPING), sekaligus memecah-belah dan merencanakan konflik internal di kalangan umat Islam melalui berbagai (kemasan) pola, program bantuan, termasuk berkedok capacity building dan lainnya.
Sedang dokumen lain senada, terbit Desember tahun 2004 dibuat oleh Dewan Intelijen Nasional Amerika Serikat (National Inteligent Council) atau NIC bertajuk Mapping The Global Future. Tugas NIC ialah meramal masa depan dunia.
Tajuk NIC di atas pernah dimuat USA Today, 13 Februari 2005 — juga dikutip oleh Kompas edisi 16 Februari 2005.
Inti laporan NIC tentang perkiraan situasi tahun 2020-an. Rinciannya ialah sebagai berikut: (1) Dovod World: Kebangkitan ekonomi Asia, dengan China dan India bakal menjadi pemain penting ekonomi dan politik dunia; (2) Pax Americana: Dunia tetap dipimpin dan dikontrol oleh AS; (3) A New Chaliphate: Bangkitnya kembali Khilafah Islamiyah, yakni Pemerintahan Global Islam yang bakal mampu melawan dan menjadi tantangan nilai-nilai Barat; dan (4) Cycle of Fear: Muncul lingkaran ketakutan (phobia). Yaitu ancaman terorisme dihadapi dengan cara kekerasan dan akan terjadi kekacauan di dunia — kekerasan akan dibalas kekerasan.
Jujur harus diakui, ke-empat perkiraan NIC kini riil mendekati kebenaran terutama jika publik mengikuti “opini global” bentukan media mainstream yang dikuasai oleh Barat.
Isi dokumen NIC di atas menyertakan pandangan 15 Badan Intelijen dari kelompok Negara Barat. Tahun 2008 dokumen ini direvisi kembali tentang perkiraan atas peran AS pada tata politik global. Judulnya tetap Mapping The Global Future, cuma diubah sedikit terutama hegemoni AS era 2015-an diramalkan bakal turun meski kendali politik masih dalam cengkeraman.
Tahun 2007, Rand menerbitkan lagi dokumen Building Moderate Muslim Networks, yang juga didanai oleh Smith Foundation. Dokumen terakhir ini memuat langkah-langkah membangun Jaringan Muslim Moderat pro-Barat di seluruh dunia. Baik Rand maupun Smith Foundation, keduanya adalah lembaga berafiliasi Zionisme Internasional dimana para personelnya merupakan bagian dari Freemasonry-Illuminati, sekte Yahudi berkitab Talmud.
Gerakan tersebut memakai sebutan “Komunitas Internasional” mengganti istilah Zionisme Internasional. Maksudnya selain menyamar, atau untuk mengaburkan, juga dalam rangka memanipulasi kelompok negara non Barat dan non Muslim lain. Pada gilirannya, kedua dokumen tadi diadopsi oleh Pentagon dan Departemen Luar Negeri sebagai basis kebijakan Pemerintah AS di berbagai belahan dunia.
Berikut ialah inti resume dari Agenda dan Strategi Pecah Belah yang termuat pada kedua dokumen tersebut, antara lain:
Pertama, Komunitas Internasional menilai bahwa Dunia Islam berada dalam frustasi dan kemarahan, akibat periode keterbelakangan yang lama dan ketidak-berdayaan komparatif serta kegagalan mencari solusi dalam menghadapi kebudayaan global kontemporer;
Kedua, Komunitas Internasional menilai bahwa upaya umat Islam untuk kembali kepada kemurnian ajaran adalah suatu ancaman bagi peradaban dunia modern dan bisa mengantarkan kepada Clash of Civilization (Benturan Peradaban);
Ketiga, Komunitas Internasional menginginkan Dunia Islam yang ramah terhadap demokrasi dan modernitas serta mematuhi aturan-aturan internasional untuk menciptakan perdamaian global;
Keempat, Komunitas Internasional perlu melakukan pemetaan kekuatan dan pemilahan kelompok Islam untuk mengetahui siapa kawan dan lawan, serta pengaturan strategi dengan pengolahan sumber daya yang ada di Dunia Islam;
Kelima, Komunitas Internasional mesti mempertimbangkan dengan sangat hati-hati terhadap elemen, kecenderungan, dan kekuatan-kekuatan mana di tubuh Islam yang ingin diperkuat; apa sasaran dan nilai-nilai persekutuan potensial yang berbeda; siapa akan dijadikan anak didik; konsekuensi logis seperti apa yang akan terlihat ketika memperluas agenda masing-masing; dan termasuk resiko mengancam, atau mencemari kelompok, atau orang-orang yang sedang dibantu oleh AS dan sekutunya;
Keenam, Komunitas Internasional membagi Umat Islam ke dalam Empat Kelompok, yaitu:
(1) Fundamentalis: kelompok masyarakat Islam yang menolak nilai-nilai demokrasi dan kebudayaan Barat Kontemporer, serta menginginkan formalisasi penerapan Syariat Islam;
(2) Tradisionalis: kelompok masyarakat Islam Konservatif yang mencurigai modernitas, inovasi dan perubahan. Mereka berpegang kepada substansi ajaran Islam tanpa peduli kepada formalisasinya;
(3) Modernis: kelompok masyarakat Islam Modern yang ingin reformasi Islam agar sesuai dengan tuntutan zaman, sehingga bisa menjadi bagian dari modernitas;
(4) Sekularis: kelompok masyarakat Islam Sekuler yang ingin menjadikan Islam sebagai urusan privasi dan dipisah sama sekali dari urusan negara.
Ketujuh, Komunitas Internasional menetapkan strategi terhadap tiap-tiap kelompok, sebagai berikut:
1) Mengkonfrontir dan menentang kaum fundamentalis dengan tata cara sebagai berikut: (a) menentang tafsir mereka atas Islam dan menunjukkan ketidak-akuratannya; (b) mengungkap keterkaitan mereka dengan kelompok-kelompok dan aktivitas-aktivitas illegal; (c) mengumumkan konsekuensi dari tindak kekerasan yang mereka lakukan; (d) menunjukkan ketidak-mampuan mereka untuk memerintah; (e) memperlihatkan ketidak-berdayaan mereka mendapatkan perkembangan positif atas negara mereka dan komunitas mereka; (f) mengamanatkan pesan-pesan tersebut kepada kaum muda, masyarakat tradisionalis yang alim, kepada minoritas kaum muslimin di Barat, dan kepada wanita; (g) mencegah menunjukkan rasa hormat dan pujian akan perbuatan kekerasan kaum fundamentalis, ekstrimis dan teroris; (h) kucilkan mereka sebagai pengganggu dan pengecut, bukan sebagai pahlawan; (i) mendorong para wartawan untuk memeriksa isu-isu korupsi, kemunafikan, dan tak bermoralnya lingkaran kaum fundamentalis dan kaum teroris; (j) mendorong perpecahan antara kaum fundamentalis.
2) Beberapa aksi Barat memojokkan kaum fundamentalis adalah dengan menyimpangankan tafsir Al-Qur’an, contoh: mengharaman poligami pada satu sisi, namun menghalalkan perkawinan sejenis di sisi lain; mengulang-ulang tayangan aksi-aksi umat Islam yang mengandung kekerasan di televisi, sedang kegiatan konstruktif tidak ditayangkan; kemudian “mengeroyok” dan menyerang argumen narasumber dari kaum fundamentalis dengan format dialog 3 lawan 1 dan lainnya; lalu mempidana para aktivis Islam dengan tuduhan teroris atau pelaku kekerasan dan lain-lain.
3) Mendorong kaum tradisionalis untuk melawan fundamentalis, dengan cara: (a) dalam Islam tradisional ortodoks banyak elemen demokrasi yang bisa digunakan counter menghadapi Islam fundamentalis yang represif lagi otoriter; (b) menerbitkan kritik-kritik kaum tradisionalis atas kekerasan dan ekstrimisme yang dilakukan kaum fundamentalis; (c) memperlebar perbedaan antara kaum tradisionalis dan fundamentalis; (d) mencegah aliansi kaum tradisionalis dan fundamentalis; (e) mendorong kerja sama agar kaum tradisionalis lebih dekat dengan kaum modernis; (f) jika memungkinkan, kaum tradisionalis dididik untuk mempersiapkan diri agar mampu berdebat dengan kaum fundamentalis, karena kaum fundamentalis secara retorika sering lebih superior, sementara kaum tradisionalis melakukan praktek politik “Islam pinggiran” yang kabur; (g) di wilayah seperti di Asia Tengah, perlu dididik dan dilatih tentang Islam ortodoks agar mampu mempertahankan pandangan mereka; (h) melakukan diskriminasi antara sektor-sektor tradisionalisme berbeda; (i) memperuncing khilafiyah yaitu perbedaan antar madzhab dalam Islam, seperti Sunni – Syiah, Hanafi – Hambali, Wahabi – Sufi, dll; (j) mendorong kaum tradisionalis agar tertarik pada modernisme, inovasi dan perubahan; (k) mendorong mereka untuk membuat isu opini-opini agama dan mempopulerkan hal itu untuk memperlemah otoritas penguasa yang terinspirasi oleh paham fundamentalis; (l) Mendorong popularitas dan penerimaan atas sufisme;
4) Mendukung sepenuhnya kaum modernis, dengan jalan: (a) menerbitkan dan mengedarkan karya-karya mereka dengan biaya yang disubsidi; (b) mendorong mereka untuk menulis bagi audiens massa dan bagi kaum muda; (c) memperkenalkan pandangan-pandangan mereka dalam kurikulum pendidikan Islam; (d) memberikan mereka suatu platform publik; (e) menyediakan bagi mereka opini dan penilaian pada pertanyaan-pertanyaan yang fundamental dari interpretasi agama bagi audiensi massa dalam persaingan mereka dengan kaum fundamentalis dan tradisionalis, yang memiliki Web Sites, dengan menerbitkan dan menyebarkan pandangan-pandangan mereka dari rumah-rumah, sekolahan, lembaga-lembaga dan sarana lainnya; (f) memposisikan sekularisme dan modernisme sebagai sebuah pilihan “counter culture” kaum muda Islam yang tidak puas; (g) memfasilitasi dan mendorong kesadaran akan sejarah pra-Islam dan non-Islam dan budayanya, di media dan di kurikulum dari negara-negara yang relevan; (h) membantu dalam membangun organisasi-organisasi sipil independen, untuk mempromosikan kebudayaan sipil (civic culture) dan memberikan ruang bagi rakyat biasa untuk mendidik diri sendiri mengenai proses politik dan mengutarakan pandangan-pandangan mereka.
Beberapa bukti tindakan program ini misalnya mengubah kurikulum pendidikan di pesantren-pesantren dengan biaya dari Barat, kemudian menghembuskan dogma “Time is Money – dengan pengeluaran sekecil-kecilnya menghasilkan pendapatan sebesar-besarnya”.
5) Tempo doeloe, pernah dalam mata pelajaran PMP dtampilkan gambar rumah ibadah masing-masing agama dengan tulisan dibawahnya: “semua agama sama”.
Mendirikan berbagai LSM yang bergerak dibidang kajian filsafat Islam, menyebar artikel dan tulisan produk LSM yang dibiayai Amerika. Intinya menyimpulkan bahwa semua agama adalah hasil karya manusia dan merupakan peradaban manusia. Tujuannya tak lain guna menggoyah keyakinan beragama, termasuk mendanai beberapa web site di dunia maya dan lainnya.
6) Mendukung secara selektif kaum sekularis, dengan cara: (a) mendorong pengakuan fundamentalisme sebagai musuh bersama; (b) mematahkan aliansi dengan kekuatan-kekuatan anti Amerika berdasarkan hal-hal seperti nasionalisme dan ideologi kiri; (c) mendorong ide bahwa dalam Islam, agama dan negara dapat dipisahkan dan hal ini tidak membahayakan keimanan tetapi malah akan memperkuat.
7) Untuk menjalankan Building Moderate Muslim Networks, AS dan sekutu menyediakan dana bagi individu dan lembaga-lembaga seperti LSM, pusat kajian di beberapa universitas Islam maupun universitas umum lain, serta membangun jaringan antar komponen untuk memenuhi tujuan-tujuan AS. Contoh keberhasilan membangun jaringan ini ketika mensponsori Kongres Kebebasan Budaya (Conggress of Cultural Freedom), dimana pertemuan ini berhasil membangun komitmen antar elemen membentuk jaringan anti komunis.
Hal serupa juga dilakukan dalam rangka membangun jaringan anti Islam. Kemudian membangun kredibilitas semu aktivis-aktivis liberal pro-Barat, demi tercapai tujuan utama memusuhi Islam secara total. Bahkan apabila perlu, sikap tidak setuju atas kebijakan AS sesekali diperlihatkan para aktivisnya seolah-olah independen, padahal hanya tampil pura-pura saja.
AS dan sekutu sadar, bahwa ia tengah terlibat dalam suatu peperangan total baik fisik (dengan senjata) maupun ide. Ia ingin memenangkan perang dengan cara: “ketika ideologi kaum ekstrimis tercemar di mata penduduk tempat asal ideologi itu dan di mata pendukung pasifnya”.
Ini jelas tujuan dalam rangka menjauhkan Islam dari umatnya. Muaranya adalah membuat orang Islam supaya tak berperilaku lazimnya seorang muslim.
Pembangunan jaringan muslim moderat ini dilakukan melalui tiga level, yaitu: (a) menyokong jaringan-jaringan yang telah ada; (b) identifikasi jaringan dan gencar mempromosi kemunculan serta pertumbuhannya; (c) memberikan kontribusi untuk membangun situasi dan kondisi bagi berkembangnya sikap toleran dan faham pluralisme.
Sebagai pelaksana proyek, Departemen Luar Negeri AS dan USAID telah memiliki mandat dan menunjuk kontraktor pelaksana penyalurkan dana dan berhubungan dengan berbagai LSM, dan para individu di negeri-negeri muslim yaitu National Endowment for Democracy (NED), The International Republican Institute (IRI) The National Democratic Institute (NDI), The Asia Foundation (TAF), dan The Center for Study of Islam and Democracy (CSID).
Pada fase pertama, membentuk jaringan muslim moderat difokuskan pada organisasi bawah tanah, dan kemudian setelah melalui penilaian AS selaku donatur, ia bisa ditingkatkan menjadi jaringan terbuka.
Adapun kelompok-kelompok yang dijadikan sasaran perekrutan dan anak didik adalah : (a) akademisi dan intelektual muslim liberal dan sekuler; (b) cendikiawan muda muslim yang moderat; (c) kalangan aktivis komunitas; (d) koalisi dan kelompok perempuan yang mengkampanye kesetaraan gender; (e) penulis dan jurnalis moderat.
Para pejabat Kedutaan Amerika di negeri-negeri muslim harus memastikan bahwa kelompok ini terlibat, dan sesering mungkin melakukan kunjungan ke Paman Sam. Adapun prioritas pembangunan jaringan untuk muslim moderat ini diletakkan pada sektor: (a) Pendidikan Demokrasi. Yaitu dengan mencari pembenaran nash dan sumber-sumber Islam terhadap demokrasi dan segala sistemnya; (b) dukungan oleh media massa melakukan liberalisasi pemikiran, kesetaraan gender dan lainnya — yang merupakan “medan tempur” dalam perang pemikiran melawan Islam; (c) Advokasi Kebijakan. Hal ini untuk mencegah agenda politik kelompok Islam.
AS dan sekutu sadar bahwa ide-ide radikal berasal dari Timur Tengah dan perlu dilakukan “arus balik” yaitu menyebarkan ide dan pemikiran dari para intelektual moderat dan modernis yang telah berhasil dicuci otak dan setuju westernisasi yang bukan berasal dari Timur Tengah, seperti Indonesia dan lainnya. Tulisan dan pemikiran moderat dari kalangan di luar Timur Tengah harus segera diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, kemudian disebarkan di kawasan Timur Tengah.
Agaknya inilah jawaban, kenapa Indonesia seringkali dijadikan pertemuan para cendikiawan dan intelektual muslim dari berbagai negara yang disponsori AS dan negara Barat lain. Banyak produk baik tulisan maupun film diproduksi “Intelektual Islam Indonesia”, kemudian disebarkan dan diterjemahkan dalam bahasa Arab. Semua bantuan dana dan dukungan politik ini tujuannya guna memecah-belah umat Islam.
Seperti berkembang banyak LSM memproduk materi-materi dakwah atau fatwa namun isinya justru “menjerumuskan” Islam, termasuk munculnya banyak tokoh liberal sebagai opinion maker di tengah masyarakat, merupakan isyarat bahwa konspirasi menghancur Islam itu ada, nyata dan berada (existance). Yang paling memprihatinkan, justru jurus pecah belah dilakukan menggunakan tangan-tangan (internal) kaum muslim itu sendiri di negara tempat mereka lahir, tumbuh dan dibesarkan, sedang mereka “tak menyadari” telah menjadi pengkhianat bagi bangsa, negara dan agamanya!
2 notes · View notes
innnnna · 11 months
Text
Tumblr media
Ga akan pernah terbayangkan dalam benak mereka akan memiliki rasa trauma yang mendalam, bertahan hidup di tengah perebutan yang katanya itu bukan hak mereka saja sebagai pribumi di tempat tersebut.
Jika menilik dan menelaah sejarah lebih dalam yaa itu sama saja apa yang mereka lakukan sekarang mengambil hak yang sudah bukan milik mereka lagi. Memang, dahulu ketika masa nabi Musa alaihissalam mereka diperintahkan beserta bani Israil untuk berhijrah kesana. Namun faktanya apa? Mereka menentang bahkan mengatakan sudahlah kamu saja dan pengikutmu wahai Musa, kami takut akan penduduk di sana. Dih betapa pengecutnya mereka. Sekarang dengan mudahnya teriak-teriak "mana hak dan keadilan bagi kami?"
Mufakat oleh ahli sejarah memang kata Yahudi ini dan bani Israil diambil dari keturunan nabi Yakub alaihissalam, yap ini saya baca di salah satu maddah (mapel) kami di tingkat akhir kemarin yang berjudul Milal wa Nihal (pembagian Yahudi dan Nasrani), selengkapnya bisa dibaca ulang hehehe.
Bantuan selain doa dan materi maupun non materi itu sangat-sangat akan berharga bagi mereka.
Bukankah kita sebagai Muslim itu satu tubuh, apabila satu sakit maka yang lain akan merasakannya juga.
Wahai yang berbelas kasih dan berbelas hati, apakah tidak mau melihat dan menelisik lebih dalam sejarah yang sudah berlalu, bukankah harusnya itu ketika dahulu bukan sekarang yang hanya untuk memusnahkan kami sebagai umat Muslim?
Akhirul kalam,
Allahumansur ikhwanina fi biladi falasthini wahfazdna fi kulli lahdzatin wa lamhatin abada.
8 notes · View notes
haluanmalam · 4 months
Text
Milal Wa Nihal
Mempelajari atau belajar tidak semudah dengan apa yang kita lihat ternyata. Contohnya pelajaran Milal Wa Nihal ini, pelajaran yang membahas tentang agama dan keyakinan yang ada didunia. Di tahun pertama, saya yang minim akan sejarah harus bergelut dengan materi yang sangat amat berat, yaitu sejarah agama Mesir kuno begitu juga di bab setelahnya membahas tentang kepercayaan Hindu.
Mesir yang memiliki banyak nilai sejarah dalam agama Islam ternyata sebelumnya juga memiliki kisah yang amat sangat menarik. Dimana orang Mesir memiliki kepercayaan atau menyembah dewa. Dewa yang biasanya kita lihat di film anak-anak atau dibuku cerita mereka, ternyata memang benar adanya. Contohnya dewa Ra atau disebut dengan dewa matahari, dewa yang menurut mitologi mereka memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.
Ditahun keempat ini ternyata pelajaran Milal Wa NIhal masih ada. Kita yang mengambil Jurusan Tafsir mengira kalau pelajaran itu hanya cukup untuk yang jurusan Akidah Filsafat saja. Al hasil ujian tadi sempat dibuat kewalahan dengan materinya, kali ini membahas tentang agama samawi (Yahudi dan Nasrani)
Dimulai dengan membahas agama Yahudi, mengetahui darimana kata yahudi itu berasal kemudian dilanjutkan tentang Bani Israil, perjalanan Nabi Ibrahim, Nabi Ya'kub, Nabi Musa hingga turun kitab Taurat sebagai pedoman pada masa itu sebelum akhirnya banyak yang dirubah bagian isinya.
Setelah itu pindah kepada agama Nasrani, dimulai dari kisah Ali Imran yang memiliki anak Maryam yang kemudian hamil tanpa sentuhan dari seorang laki-laki dan lahirlah Nabi Isa yang merupakan sebuah tanda kekuasaan Allah. Ulama menyebutkan beberapa hikmah lahirnya Nabi Isa tanpa seorang ayah, salah satunya adalah sebagai bukti kekuasaan bahwasanya Allah pencipta seluruh Alam ini bahkan tanpa hukum kausalitas.
Sebenarnya pelajaran ini cukup seru, tapi mungkin karena belajarnya hanya sehari jadi kurang menikmati setiap kisahnya. Jadi teringat pada Imam Nawawi yang mana beliau bisa belajar sampai 12 bidang ilmu dalam sehari. Ya Allah pengen kecanduan belajar.
Cairo, 2 Juni 2024
4 notes · View notes
akunkuini · 6 months
Text
Spil Tipis-tipis Siroh Nabawiyah
Insight "Buku Ar-Raheeq Al-Makhtum" karya Syeikh Shafiyyurrahman Al Mubarakfuri. Terjemahan Hanif Yahya, penerbit Darussalam (2008).
#1
Pas baca mukadimahnya aja aku rekomendasiin buku ini buat dibaca walaupun butuh effort lebih buat aku yg kurang suka sama sejarah wkwk. Aku harus baca ulang² sampai paham :")
Selain karena buku ini hasil dari juara 1 penelitian ilmiah juga karena isinya banyak makna dan pelajaran dari hidup seorang Rasulullah yang dapat kita contoh buat jadi Panutan dalam kehidupan sehari hari.
Di awal bab aja udah dikasih alasan kenapa risalah Nabi itu berada di jazirah Arab ya karena letak geografis, politik dan suku budayanya.
Nambah wawasan juga buat silsilah kabilah² yang diturunkan dari Nabi Ibrahim ke Ismail, hingga akhirnya Bangsa Arab mengikuti dakwah Nabi Ismail yang diturunkan dari Nabi Ibrahim yaitu keyakinan Tauhid menyembah Allah. Zaman ini udah ada Bid'ah seperti menyembah berhala, meniru haji yg mengelilingi Ka'bah tapi diganti dengan Berhala. Sampai kondisi dimana banyak ajaran/agama muncul dan membawa banyak penyimpanan yang merusak. Aku jadi paham kenapa Rasulullah diutus untuk bangsa Arab selain karena masyarakatnya jahiliah, juga untuk meluruskan ajaran tauhid Nabi Ibrahim dan Ismail yang dulu dibawa mulai berubah karena ada pengaruh luar yang merusak dan membuat musyrik.
Dan kalau dilihat, manusia² saat ini juga banyak yg jahiliah. FYI gambaran juga orang² yahudi dari dulu hingga sekarang ternyata ga jauh beda. Dulu Yahudi datang ke Yaman yang mayoritas masyarakatnya pemeluk nasrani, dan pemeluk nasrani di Yaman dipaksa masuk yahudi. Kalau mereka menolak masuk Yahudi mereka akan dicampakan, dibakar. Yahudi tidak pandang bulu, entah itu anak-anak, tua, laki-laki atau perempuan. Naudzubillah :" emang laknatullah
Alasan lain kenapa misi Rasulullah di Bangsa Arab yaitu karena aslinya Bangsa Arab memiliki moral mulia (Dermawan, menepati janji dll) tapi mereka riya' dan berbangga diri. Cara mereka berbangga diri karena telah melakukan hal baik itu dengan foya2, perbuatan zina, maksiat, nista, judi dll
3 notes · View notes
pumimimimi · 6 months
Text
Tumblr media
Syameela Family's Spiritual Journey - Ust. Muhajirin Ibrahim
Episode 3 : Tangan Emas Bunda sebagai Wasilah untuk Mengubah Dunia
Beliau mengisahkan dua lelaki hebat pada masa Rasulullah karena ada ibu hebat yang membesarkannya
Cendekiawan dari Mesir:
Hafez Ibrahim
Penyair, yang syairnya sebagai bendungan untuk menahan arus dan laju dari gerakan Barat. Potongan syairnya, Hafez Ibrahim berkata, "Ibunda itu adalah madrasah. Apabila kamu benar-benar sudah mempersiapkan ibu itu. Kalau memang anak-anak kalian sebelum menikah itu sudah dipersiapkan sebagai madrasah. Maka kamu telah mempersiapkan generasi yg harum semerbaknya kemana-mana. Umi, ibu itu adalah taman, apabila dia selalu disirami dengan air kesegaran sehingga kemudian dia menjadi sangat segar sesegarnya."
Syeh Muhammad Khudhair Husain dalam sa'adatul 'Udhma, "Anak itu ketika lahir yang dia kenal dari alamnya itu orang yang ada di dekatnya. Sehingga kemudian orang-orang di sekitarnya inilah yang membentuk ukuran-ukuran di dalam pikirannya, ibunya dan ayahnya."
1. Kisah Zaid bin Tsabit
Zaid ditinggal ayahnya pada usia beliau, dan ia memiliki saudara yang bernama Yazid. Dibalik hebatnya Zaid ada ibu terhebat yang mendidiknya. Ibunnya Zaid bin Tsabit ini dikenal dengan nama Nawwar binti Malik seorang wanita dari bani Najjar yang cerdas, ahli dalam bidang ilmu Al-Quran dan bahasa tulis menulis. Nawwar binti Malik ini selalu memberikan inspirasi kepada anaknya, diajari menulis dan mengajak masuk Islam. Ayahnya bernama Tsabit bin Dhahhak.
Ketika Rasulullah saw hijrah ke Madinah, dimana usia Zaid bin tsabit 11 tahun, menyerahkan roti buatan ibunya kepada Rasulullah, kemudian mendoakan mereka "Barakallahu fika wafi ummi" semoga Allah memberikan barokah untuk dirimu dan dan memberikan barokah untuk ibumu.
Di saat Zaid bin Tsabit di usia 13 tahun, ketika Rasulullah membuka pendaftaran untuk perang Badar, banyak anak-anak yang mendaftar agar diikut sertakan dalam perjuangan ini salah satunya Zaid bin Tsabit. Karena kondisi fisik dan belum cukup umur, ia pun ditolak dan pulang dalam keadaan menangis. Lalu ia ceritakan pada ibunya. Melihat putranya menangis karena ditolak maka Nawwar bin Malik juga ikut menangis dan bersedih karena antusiasme anaknya agar termasuk orang-orang pejuang dalam Islam belum sampai waktunya. Kemudia ia menennngkan anaknya agar tidak berkecil hati. Ibunya sangat mengenali potensi diri anaknya, ia paham betul bahwa Zaid pandai dalam berbahasa. Maka dilatihlah Zaid dalam membaca dan menulis. Hingga tiba masanya, ibunya merasa Zaid telah kompeten dengan kemampuannya, beliau menemui Rasulullah. Ibunya pun menyampaikan kepada Rasulullah, kurang lebih, "Mungkin anakku tidak dapat ikut berperang berjuang bersamamu Ya Rasulullah, tetapi ia anak yang pandai dalam berbahasa". Zaid pun diminta oleh Rasulullah untuk mempelajari bahasa Ibrani (bahasa kaum Yahudi), Allah mampukan Zaid untuk menguasai dalam waktu 15 hari. Mengetahui hal tersebut, Rasulullah meminta Zaid untuk mempelajari bahasa Suryani (bahasa kaum Nasrani) yang digunakan dalam kitan injil. Zaid pun tidak membutuhkan waktu lama. Berdasarkan hasil tersebut, Zaid diangkat sebagai juru tulisnya Rasulullah. Kalau mau bikin surat kepada orang Yahudi dan Nasrani dengan bantuan Zaid.
Dari hasil didikan ibunya tersebut. Zaid bin Tsabit menjadi seorang ulama yang terpilih untuk menuliskan wahyu-wahyu Rasulullah pada lembaran Mushaf, atas rekomendasi Umar bin Khattab kepada Abu Bakar As-shiddiq. Selain itu, Zaid disebutkan sebagai yang paling tahu dalam ilmu faraid (ahli mawaris). Rumahnya Nawwar binti Malik pun menjadi mi'dzanah daar (tempat dikumandangkannya azan} pertama karena atapnya yang paling tinggi.
2. Kisah Anas Bin Malik
Ibunya bernama Ummu Sulaim/Gumaisha/Rumaisha. Ummu Sulaim dan Anas bin Malik masuk Islam. Mengetahui hal tersebut, suaminya, Malik, tidak suka.hingga kabur meninggalkan mereka.Ummu Sulai tidak gentar, tetap teguh dalam pendirian Dalam kondisi kaburnya, dia ikut berperang dalam perang saudara bangsa Arab, yang berujung pada kematian. Ummu Sulaim sebagai wanita idaman dan sempurna pada masa itu, Abu Thalhah mengingkan untuk menikahinya. Abu Thalhah saat itu belum dalam keadaan muslim. Ummu sulaim menerima ajakannya, dengan syarat Abu Tholhah masuk Islam. Abu Thalhah menerimanya, mereka pun menemui Rasulullah. Masuknya ia kedalam Islam dijadikan sebagai mahar untuk menikahi Ummu Sulaim.
Saat usia Anas bin Malik berusia 9 tahunn, Ummu Sulaim menyerahkan anaknya untukmenjadi pelayannya Rasulullah, tanpa upah, karena jiwa dan ketaatannya yang sudah ditanamkan oleh ibunya sejak kecil.
Dari Abu Tholhah lahirlah banyak anak-anak laki-laki dan menjadi ummul qurro', karena didikan Ummu Sulaim, yaitu orang2 yang pandai dalam membaca Al quran dan mengajarkannya.
Selain itu, Anas bin Malik pun melahirkan banyak keturunan, ada yang menyebutkan hingga 30 anak, dan banyak diantaranya menjadi ulama'.
Tugas seorang ibu tidaklah sederhana, sekecil apapun setiap peluh dan keringatnya dari usaha yang dikeluarkan oleh seorang ibu demi cita-cita yang baik untuk anaknya kemudian anaknya itu melakukan setiap amal yang baik, maka amal tersebut ikut didapatkan oleh ibunya.
Hasil didikan dari ibu sebagai madrasah pertama bagi anaknya, maka akan menghasilkan generasi-generasi terbaik setelahnya. Sebagaimana kisah Ummu Sulaim, melahirkan Annas bin Malik, dan saudara lainnya, hingga Annas bin Malik menghasilkan keturunan menjadi para ulama'.
MasyaAllah..
2 notes · View notes
frasa-in · 2 years
Text
Tumblr media
Ramlah binti Abu Sufyan atau yang biasa dipanggil Ummu Habibah, sosok wanita yang terpelihara. Dia adalah keponakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan tidak ada di antara istri-istri beliau yang lebih dekat garis keturunannya dengan beliau, dan lebih banyak sedekahnya daripada Ummu Habibah. Sebelum menikah dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, Ummu Habibah menikah dengan Ubaidullah bin Jahsy.
Suatu malam, Ummu Habibah terbangun dari tidurnya. Ia bermimpi buruk tentang suaminya. "Aku melihat di dalam mimpi, suamiku Ubaidullah bin Jahsy dengan bentuk yang sangat buruk dan menakutkan. Maka aku terperanjat dan terbangun, kemudian aku memohon kepada Allah dari hal itu. Ternyata tatkala pagi, suamiku telah memeluk agama Nasrani. Maka aku ceritakan mimpiku kepadanya namun dia tidak menggubrisku," ujarnya.
Pagi harinya, Ubaidullah bin Jahsy berkata, "Ummu Habibah, aku berpikir tentang agama, dan menurutku tidak ada agama yang lebih baik dari agama Nasrani. Aku memeluknya dulu. Kemudian aku bergabung dengan agama Muhammad, tetapi sekarang aku kembali memeluk Nasrani."
Ummu Habibah berkata, "Demi Allah, tidak ada kebaikan bersamamu!" Kemudian ia menceritakan kepada suaminya tentang mimpi itu, tetapi Ubaidullah tak menghiraukannya. Ubaidullah kemudian murtad dan mabuk-mabukan sampai akhir hayatnya.
Ummu Habibah membesarkan anaknya sendirian di Habasyah. Peristiwa yang menimpa Ummu Habibah didengar oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Setelah masa iddahnya selesai, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam meminta bantuan Negus, penguasa Habasyah untuk melamarkan Ummu Habibah.
Negus kemudian mengutus Abrahah, seorang budak perempuannya untuk menjumpai Ummu Habibah. Ia menerima lamaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan mahar sebesar 400 dinar. Pernikahan itu terjadi sekitar tahun ke-7 H.
Setelah kemenangan kaum muslimin dalam perang Khaibar, rombongan muhajirin dari Habasyah termasuk Ummu Habibah kembali ke Madinah dan menetap bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Ummu Habibah selalu tegas, dan berpegang teguh kepada Islam termasuk dalam menghadapi Abu Sufyan, bapaknya. Salah satu ucapannya kepada Abu Sufyan adalah, "Ayahku adalah Islam. Aku tidak mempunyai ayah selainnya, selama mereka masih membanggakan Bani Qais atau Bani Tamim."
Beberapa tahun setelah berkumpul dengan Ummu Habibah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam wafat. Sepeninggal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dia benar-benar menyibukkan diri dengan beribadah dan berbuat kebaikan. Dia berpegang teguh pada nasihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan senantiasa berusaha mempersatukan kaum Muslimin dengan segala kemampuannya sampai ia meninggal dunia pada tahun ke-46 H.
Menjelang wafatnya, Aisyah berkata pada Ummu Habibah, "Terkadang di antara kita sebagai istri-istri Nabi ada suatu khilaf, semoga Allah mengampuniku dan mengampunimu dari perbuatan atau sikap itu." 
Ummu Habibah membalas, "Engkau telah membahagiakan diriku, semoga Allah juga membahagiakan dirimu."
Frasa: Perempuan, Ilmu, dan Rasa
27 notes · View notes
infantisimo · 1 year
Text
gauhar jaan, born in the north-western provinces and oudh and later moved to bengal presidency, was armenian. her name was angelina yeoward; she and her mum converted to islam and her mum was a tawaif in the court-in-exile of wajid ali shah in metiaburj, calcutta. she became a sensation, a herald of a new technology of the time and one of the first recording artists in the empire. this place is one where people have been coming to and residing in for centuries. examples are plenty, stretching back to the times of king solomon. the nasrani of this land have done the qurbana kramam (holy liturgy) on mawlada de maran (birth of jesus) centuries before a single englishman knew what christianity was. i am not saying this land is exceptional. just offering that the cultural fount of the subcontinent runs deep and is very difficult to fathom. to impose a common purely brahmanical identity on extremely diverse peoples is pure tyranny. india itself is the greatest fascist idea ever. now on its way to becoming a monocultural empire of morons.
4 notes · View notes