Tumgik
#seri cerpen
raindayinnovember · 1 month
Text
Sebuah Buku
Aku ingin memuji keindahan mu di langit kemerahan sore hari. Melantunkan sajak puji-pujian itu. Memberitahu mu bahwa kau anugrah terbaik tuhan yang datang kedalam hidupku.
Tapi semuanya perlahan dan pasti, hilang dengan sendirinya. Perasaan dan rasa kekaguman itu memudar. Seiring dengan tidak berbicaranya kita. Aku masih berharap dan menunggumu.
Aku seperti sebuah sebuah buku bagimu, setelah membacanya kamu akan membuka lemari bukumu, dan mencari buku yaang belum kau baca. Ketertarikan mu tentangku akan tergantikan dengan buku-buku lainnya. ketika kau rindu, kau mungkin akan membaca ku lagi.
Aku juga mungkin seperti buku lainnya, ketika kau sudah bosan dengan buku lainya, kau mulai membaca buku baru yang kebetulan itu aku.
1 note · View note
lamyaasfaraini · 1 year
Text
Akhirnyaaaaa Beli Buku!!
Ceritanya temen sekolah nemo ada 2 org yg ultah, 2 hari berturut2 mengunjungi gramed utk beli buku anak buat hadiah. Waktu hari ke 2, tiba2 pengen nyari buku buat aku baca. Sebetulnya ngga harus beli, dari thn kemarinpun aku blg ke bestie mau minjem bukunya apa aja deh genrenya. Bestie ku ini thn kmrn apa 2 thn lalu sblm kerja di dinas dan sibuk bgt, kerjanya kan konsultan klinis dewasa (iya dia psikolog), di instansi dan freelance jg. Hobinya nulis cerpen, sampe menang 10 besar gt di event apa yah lupa. Sempet aku baca jg, jagoan ih bakat terpendam! Skrg super sibuk mana sempat, nonton series aja dia ngga sempet huhu.
Naaaah gitulah balik lg ke beli buku, iya minat udah ada.. 3 thn ada BBW skip jg beli buku utk diriku sendiri. Kdg tuh faktor ngurus anak bikin aku males sih buat mulai baca lg, kaya dramanya tuh ada aja perihal anak ngga kaya jaman gadis punya bnyk wkt sendiri. Ya begitu.. Ngubek aja itu buku2 yg banyak itu.. Suami nanya mau cari buku kaya gmn? Aku blg pgn yg terjemahan pokonya pgn penulis luar POV org asing weh. Nah belom tau genre nya mau apasih. Novel cerita narasi biasa atau apa kutaktau lah apa kebutuhankuuuu. Pengennya buku self improvement tp gamau yg pemaparan motivator bgt, kek kaku lah gt. Cari lagi.. Yuu.. Cari lagii.. Daaaan nemu aja ini kayanya passss
Chicken Soup for the soul - Rumahku Istanaku
Tumblr media
Yaaaakk siapa yg gatau chicken soup yakan dr dulu suka liat2 tp dirasa belom butuh jd ngga aku beli. Kayanya ini cocok buatku, semuanya dari berbagai cerita POV org2 yg berbeda2. Siapa tau jadi menginspirasiku, jalan healing buatku jg hehehe.
Btw pembatas bukunya tag bingkisan ultah nemo, bukunya ngga ngasih pembatasnya haha.
Bab pertama dan halaman pertama kaya serba cocok aja gt. Memulai Kembali.. Bisa berarti aku mulai kembali baca buku, bisa memulai kembali menata rumah tanggaku yg lebih baik dgn suamiku, memulai kembali segalanya yg baik2 tentunya. Hahaha gpp yah aku hubung2kan aja..
Plus ada quote nya
"keberhasilan rumah tangga menuntut kita jatuh cinta berkali-kali, selamanya, pada orang yang sama"
Tumblr media
Membacanya supersantai soalnya ceritanya beda2 masing2 2 halaman udah beda cerita. Seru sejauh ini.. Masih sedikit aku baca disela2 ngurus anak, kerjaan domestik dan tergoda Netplikan haha
Tag @sagarmatha13
4 notes · View notes
draguscn · 23 days
Text
Pingin bikin Cerita Detektif
Pengennya sih semacam seri begitu tapi mungkin dari cerpen-cerpan dijadikan satu. Antologi ya, tapi satu tema. Ok kita pahami dulu. Mari kita kenalkan dulu apa itu genre Whydunit, membedakannya dari genre misteri lainnya, dan menjelaskan fokus utamanya pada motif di balik kejahatan. Definisi Whydunit:Whydunit adalah subgenre dari cerita misteri yang berfokus pada alasan di balik tindakan…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
madamoselle · 2 months
Text
Prolog
Hallo!
Hai!
Hmm kembali dengan ke-awkward-an dari saya ketika memulai sesuatu.
Hari ini aku berniat untuk memulai kembali hal yang dulu sering ku lakukan. Hal yang dulu sering aku banggakan karena merasa ‘pede’ dibidang itu (halah HAHA),
tapi…
semakin besar ternyata bukan rasa percaya diri yang tumbuh, akan tetapi perasaan tidak cukup baik untuk melakukan ‘hal itu’ lagi.
Apa yang dimasuk dengan ‘hal itu ?”
Ya! Menulis…
Dahulu kala… (SKIP)
Semua ini dimulai dengan menemukan kembali artefak kuno ketika lagi bantu mama bersih-bersih di weekend yang seharusnya istirahat itu.
Artefak ini adalah *drum roll*
Tumblr media
 
Tiba-tiba aja kertas dengan judul "Cerpen-cerpen Salsa" muncul didalam kardus yang berisikan; CD bajakan drama korea You're All Surrounded, CD series Glee, tumpukan CD kosong, berkas-berkas kuliah papa berpuluh-puluh tahun yang lalu dan kotak bekas pembelian modem colok. Setelah baca dan ketawa-ketawa sendiri sama cerita yang aku buat, munculah pembicaraan antar aku dan mama.
👩🏻‍🦰 (Aku) : Ih lucu banget ceritanya mah 🧕🏻 (Mama) : Kamu dari kecil emang lucu kalau cerita 👩🏻‍🦰 : Ini aku tulis pas umur berapa ya ? 🧕🏻 : Lupa… Dulu kamu seneng banget nulis, sampai mama printnin. Inget gak waktu kelas 3 SD kamu jualan cerpen kamu ke temen-temen kelasanmu? 500 perak itu kamu jualin dan lumayan buat tambahan jajan. 👩🏻‍🦰 : Inget HAHA dulu pede banget ya bikin cerita dijual-jualin? kok sekarang enggak pede ya nulis? 🧕🏻 : Padahal mungkin sekarang cerita kamu lebih luas karena udah banyak pengalaman, ketemu berbagai macam orang. 👩🏻‍🦰 : Ya ya.. coba nulis lagi kali ya?
Pembicaraan ini diakhiri dengan pertanyaan menggantung karena harus memisahkan duo kucing ini berantem😭
Tumblr media Tumblr media
Anyway….
Aku memutuskan untuk memulai menulis lagi setelah sekian lama hiatus. Entah siapa yang baca Aku berharap untuk tetap melanjutkan hobi masa kecilku (meski gak gampang🤪). Doain aja aku akan terus menulis dan juga rasa malas untuk menulis bisa hilang.
Ya moga aja sih….. 
Jadi.. yahhh…. Salam kenal!
0 notes
animedungeon · 1 year
Text
Apakah Naruto termasuk buku fiksi?
Tumblr media
Tidak, Naruto bukanlah sebuah buku fiksi. Naruto adalah sebuah seri manga dan anime yang diciptakan oleh Masashi Kishimoto. Ini adalah karya dalam bentuk komik yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1999 di Jepang dan kemudian diadaptasi menjadi sebuah serial anime. Naruto menceritakan tentang petualangan seorang ninja muda bernama Naruto Uzumaki dalam upayanya untuk menjadi Hokage, pemimpin tertinggi desa ninja Konohagakure, sambil mengatasi berbagai tantangan dan musuh di sepanjang jalan.
Buku fiksi biasanya merujuk kepada karya sastra yang ditulis dalam bentuk cerita atau narasi, baik dalam bentuk novel, cerpen, atau cerita pendek. Naruto adalah sebuah karya seni visual dalam bentuk manga dan animasi, bukan karya sastra dalam bentuk buku fiksi.
Buku fiksi adalah karya sastra yang menggambarkan cerita atau imajinasi yang diciptakan oleh penulis. Ini bisa mencakup berbagai genre, seperti fiksi ilmiah, fantasi, drama, misteri, dan sebagainya. Buku-buku fiksi seringkali menggunakan kata-kata untuk menggambarkan karakter, plot, pengaturan, dan konflik dalam cerita.
Di sisi lain, manga seperti Naruto adalah bentuk seni visual yang menggabungkan teks dan gambar untuk menceritakan cerita. Meskipun mereka memiliki narasi dan karakter yang berkembang, manga dan anime biasanya lebih fokus pada gambar dan grafik untuk menyampaikan cerita.
Jadi, Naruto adalah sebuah karya seni visual dalam bentuk manga dan anime, bukan buku fiksi. Meskipun demikian, keduanya adalah bentuk hiburan yang populer dan dapat memiliki penggemar yang setia.
Perbedaan antara manga dan buku fiksi secara lebih rinci:
Media:
Buku fiksi: Buku fiksi adalah karya sastra yang ditulis dalam bentuk teks tulisan. Mereka bisa berupa novel, cerita pendek, atau genre lainnya yang menggunakan kata-kata sebagai medium utama untuk menyampaikan cerita. Manga: Manga adalah bentuk seni visual asal Jepang yang menggabungkan teks dan gambar untuk menceritakan cerita. Ini adalah jenis komik atau novel grafis yang sering dibaca dari kanan ke kiri, sesuai dengan tradisi bacaan Jepang. Gaya Penulisan dan Presentasi:
Buku fiksi: Buku fiksi biasanya berfokus pada deskripsi kata-kata dan pengembangan karakter melalui dialog dan narasi. Gambar jarang digunakan, dan jika ada, biasanya hanya sebagai ilustrasi tambahan atau sampul buku. Manga: Manga menggunakan gambar dan teks secara bersamaan untuk menceritakan cerita. Karakter, latar belakang, ekspresi wajah, dan tindakan semuanya digambarkan dalam bentuk visual, yang membuatnya lebih cocok untuk membawakan cerita dengan cara yang lebih visual. Genre:
Buku fiksi: Buku fiksi mencakup berbagai genre, seperti fiksi ilmiah, fantasi, roman, misteri, dan sebagainya. Ini memungkinkan penulis untuk mengeksplorasi berbagai jenis cerita dan tema. Manga: Manga juga mencakup berbagai genre, tetapi seringkali lebih terkait dengan cerita-cerita Jepang seperti petualangan ninja dalam Naruto atau petualangan seorang anak muda dalam One Piece. Penting untuk diingat bahwa kedua bentuk hiburan ini memiliki daya tarik mereka sendiri dan memiliki basis penggemar yang kuat di seluruh dunia. Naruto, sebagai contoh, telah menjadi salah satu manga dan anime paling ikonik dalam budaya populer dan telah menarik banyak penggemar di seluruh dunia.
Baca juga : pembuat anime
0 notes
ermaliayuni · 1 year
Text
Tinjauan Imersif: Menggali Kedalaman Karya Terpilih Denny JA 21: Berburu Bahagia
Dalam dunia sastra Indonesia, Denny JA dikenal sebagai salah satu penulis yang produktif dan kreatif. Salah satu karya terbarunya yang menarik perhatian adalah "Berburu Bahagia" dalam buku Denny JA 21. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi kedalaman dan kekayaan karya tersebut melalui sebuah tinjauan imersif. I. Pengenalan Denny ja, atau nama lengkapnya Denny Januar Ali, adalah seorang pengarang, sastrawan dan aktivis sosial. Ia telah menulis dan menerbitkan lebih dari 100 buku, termasuk kumpulan cerpen, novel, dan puisi. Karya-karya Denny JA seringkali menghadirkan sudut pandang kritis terhadap realitas sosial-politik Indonesia, dengan sentuhan filosofis dan psikologis yang mendalam. Salah satu karya terbarunya, "Berburu Bahagia", adalah bagian dari seri Denny ja 21, yang merupakan rangkaian 21 buku yang diterbitkan untuk memperingati ulang tahunnya yang ke-70. Buku ini menawarkan pengalaman membaca yang mendalam dan memikat, dengan tema utama tentang pencarian kebahagiaan. II. Tinjauan Imersif a) Plot dan Karakter "Berburu Bahagia" mengisahkan perjalanan seorang tokoh utama yang berjuang mencari arti kebahagiaan dalam kehidupannya. Dalam perjalanan ini, kita diperkenalkan dengan berbagai karakter yang menghadirkan beragam sudut pandang dan pengalaman hidup. Setiap karakter digambarkan dengan detail yang kuat, memungkinkan pembaca untuk merasakan kehadiran mereka dalam cerita. b) Tema dan Makna Dalam "Berburu Bahagia", Denny JA menyelidiki konsep kebahagiaan dari berbagai perspektif. Ia mengajak pembaca untuk merenungkan apakah kebahagiaan sejati dapat dicapai melalui pencapaian materi, hubungan interpersonal, atau melalui proses internalisasi diri. Melalui cerita ini, Denny JA mengajak kita untuk mempertanyakan definisi dan sumber kebahagiaan dalam kehidupan kita sendiri. c) Gaya Penulisan dan Struktur Naratif Gaya penulisan Denny JA dalam "Berburu Bahagia" dapat dikarakteristikkan sebagai lugas dan efektif. Ia menggunakan bahasa yang sederhana namun kuat, dengan dialog yang mengalir dengan lancar. Struktur naratifnya teratur dan mengalir dengan baik, menggabungkan momen-momen dramatis dengan pengembangan karakter yang mendalam. III. Kesimpulan Dengan "Berburu Bahagia", Denny JA telah menciptakan sebuah karya yang menggugah dan memikat. Melalui tinjauan imersif ini, kita telah menjelajahi kedalaman dan kekayaan karya tersebut, dari plot dan karakter yang kuat, hingga tema dan makna yang merangsang pemikiran. Dalam "Berburu Bahagia", Denny JA mengundang kita untuk merenungkan arti kebahagiaan dalam kehidupan kita sendiri. Ia mengingatkan kita bahwa kebahagiaan sejati tidak selalu dapat ditemukan di luar diri kita, melainkan bisa juga ditemukan melalui introspeksi dan penerimaan diri. Sebagai pembaca, kita dapat belajar banyak dari karya-karya Denny JA, termasuk "Berburu Bahagia". Melalui pengalaman membaca yang mendalam dan refleksi yang mendalam, kita dapat menggali kebijaksanaan dan wawasan baru tentang kehidupan dan kebahagiaan. Dengan demikian, "Berburu Bahagia" merupakan karya yang layak dipertimbangkan bagi siapa pun yang tertarik dengan sastra Indonesia yang berkualitas tinggi. Ini adalah bukti nyata dari kepiawaian Denny JA dalam menghadirkan kisah yang merangsang pemikiran dan menggugah emosi pembaca. Cek Selengkapnya: Tinjauan Imersif: Menggali Kedalaman Karya Terpilih Denny JA 21: Berburu Bahagia
0 notes
cc-10 · 1 year
Text
Merentas Batas Mengupas Tuntas Karya Terpilih Denny JA 16, Balada Wahab dan Wahib
Merentas Batas: Mengupas Tuntas Karya Terpilih Denny JA 16, Balada Wahab dan Wahib Dalam dunia sastra Indonesia, Denny JA dikenal sebagai seorang penulis yang produktif dan berbakat. Karya-karyanya selalu berhasil memikat perhatian pembaca dengan berbagai tema yang ia angkat. Salah satu karya terpilih dari Denny JA adalah novel "Balada Wahab dan Wahib", yang merupakan bagian dari seri Denny JA 16. Dalam artikel ini, kita akan mengupas tuntas karya terpilih ini, serta melihat betapa Denny JA berhasil merentas batas dalam penulisan sastra Indonesia. Pertama-tama, mari kita mengenal lebih jauh tentang Denny ja. Lahir pada tahun 1956, Denny JA memulai karirnya sebagai seorang aktivis mahasiswa di Universitas Indonesia. Ia aktif dalam berbagai gerakan mahasiswa pada era Orde Baru. Namun, Denny JA juga memiliki passion dalam dunia sastra. Ia sering menulis puisi dan cerpen yang kemudian ia kumpulkan dalam buku-buku antologi. Salah satu ciri khas dari Denny ja adalah kemampuannya dalam menggabungkan cerita fiksi dengan latar belakang sosial dan politik yang kuat. Hal ini juga terlihat dalam novel "Balada Wahab dan Wahib". Cerita ini mengisahkan tentang dua orang saudara kembar, Wahab dan Wahib, yang hidup dalam situasi politik yang penuh ketegangan di masa Orde Baru. Dalam novel ini, Denny JA berhasil memasukkan berbagai elemen sastra yang membuat cerita semakin menarik. Ia menggunakan gaya penceritaan yang khas, dengan menggabungkan narasi prosa dengan dialog-dialog yang hidup. Hal ini membuat pembaca merasa seakan-akan terlibat langsung dalam cerita. Selain itu, Denny JA juga menghadirkan banyak karakter yang kuat dalam novel ini. Wahab dan Wahib digambarkan sebagai dua individu yang memiliki kepribadian yang berbeda, namun memiliki ikatan yang kuat sebagai saudara kembar. Karakter-karakter lainnya juga turut membangun dinamika cerita yang menarik. Dalam "Balada Wahab dan Wahib", Denny JA juga berhasil menggambarkan kehidupan sosial masyarakat Indonesia pada masa itu. Ia mengangkat berbagai isu sosial dan politik yang relevan, seperti ketidakadilan, korupsi, dan keterbatasan kebebasan berekspresi. Melalui cerita ini, Denny JA mengajak pembaca untuk berpikir lebih dalam tentang kondisi sosial di sekitar mereka. Sebagai penulis yang produktif, Denny JA juga mampu menghadirkan cerita yang terstruktur dengan baik. Ia menggunakan teknik penceritaan yang efektif, dengan membagi cerita menjadi beberapa bab dan sub-bab yang jelas. Hal ini memudahkan pembaca untuk mengikuti alur cerita dan memahami setiap peristiwa yang terjadi. Dalam kesimpulannya, "Balada Wahab dan Wahib" adalah salah satu karya terpilih dari Denny JA yang berhasil merentas batas dalam penulisan sastra Indonesia. Novel ini menggabungkan cerita fiksi dengan latar belakang sosial dan politik yang kuat, serta menghadirkan karakter-karakter yang kuat dan dinamis. Melalui cerita ini, Denny JA mengajak pembaca untuk berpikir lebih dalam tentang kondisi sosial di sekitar mereka. Dengan gaya penceritaan yang khas dan teknik penceritaan yang efektif, Denny JA berhasil menciptakan sebuah karya sastra yang menarik dan berkesan. Dalam kesimpulannya, "Balada Wahab dan Wahib" merupakan salah satu karya terpilih dari Denny JA yang berhasil merentas batas dalam penulisan sastra Indonesia. Melalui cerita ini, Denny JA mengajak pembaca untuk melihat lebih dalam tentang kondisi sosial dan politik pada masa tersebut. Dengan gaya penceritaan yang khas dan teknik penceritaan yang efektif, Denny JA berhasil menciptakan sebuah karya sastra yang menarik dan berkesan. Karya ini merupakan bukti nyata bahwa Denny JA adalah salah satu penulis yang berbakat dan mampu merentas batas dalam dunia sastra Indonesia.
Cek Selengkapnya: Merentas Batas: Mengupas Tuntas Karya Terpilih Denny JA 16, Balada Wahab dan Wahib
0 notes
imsotiredtodeath · 3 years
Text
To All The Girls That I loved Before: Lizzie
if love is a flower’s bloom then mine would be a fine pine tree.
in recent few days my life was sucked into a searching for a stills from Lizzie that i shouldn’t loss anyway bc it would be hard to recreate that moment. after all, i dunno who would have bigger influence on my current music taste, writings, or even movies than lizzie with all of her nerdy taste bc all i know she’s beginning that i won’t allow to come an end just like how she’s dumped me on her graduation days.
i wish i could writing about her in more gallant ways instead being anonymous but even on that state im still can’t write it right and this pieces even changed its form many times, from cerpen to poem then timeline-structured to love letter format, curhat bebas and now being a narrative bc im just being clueless about how to write it.
idk if it started from a poem called “Asam” or when i found her private writing-site called chameleon-days, all i knew that i fall in with her writings since and wanna write like her.
pertama kali ketemu lizzie tuh pas ada festival jepang di kampusnya, sebetulnya waktu itu pun masih belum kenal satu sama lain sih but ive already knew her, already read her poem but yes, she doesnt knew im existed. setahun setelahnya, ketemu dan papasan lagi dan tetep sama kali ini pun masih belum kenal satu sama lain sih, tapi akhirnya setelah hari itu i make a move, im trying to find a way how to talk to her.
after i could find her twitter, i’d still remember the first thing that i just said through dm’s was ucapan hbd ahahaha. that times, she’s barely removed the date of her birthday from its facebook, dan heran kenapa i masi tau tanggalnya, how could i forget that anyway. until today, that dates immortalised on my debt card’s passcode lol atau semua hal yang butuh kombinasi angka buat pin pasti pake tanggal itu.
knowing her twt was a big first step ahead than before to knew anything about her. everyday we talked through mentions as far im concerned because on that time she’s the only active followers of mine. lines becomes blurry, a fan of lizzie’s writings now become one of whom sucked into lizzie l’s life and influenced a lot by its.
Owl City was being my all time favorite bands bc how many times i spent on lizzie’s private site that played the band song named Saltwater Room, from that on i spent a lot listening Owl City and how its now being my therapy and many many times hold me alive, thanks to lizzie anyway. i wish she still listening to owl city this day. nga cuma owl city sih, banyak lagi musik yang i knew from her, ada Birdy yang juga i suka sampe sekarang gara-gara lizzie bilang let it all go-nya Birdy bagus.
selain musik sih, hal kedua yang i begitu ter-influenced sama lizzie adalah tulisan sama bacaan. after all she was the one who moved me to write anyway. back then, i write a lot to response her poem or kinda like that without she’s even knew hahaha. my lastest poem was titled in response to Tidal Blue, that also response for her poem anyway. Tidal Blue sendiri ini puisi lizzie yang ada di buku terbitan karya temennya yang i beli karena tau ada tulisan doi di dalemnya. bukunya sendiri sih semacam jadi jimat yang kemana-mana harus dibawa, mulai pas naik gunung dulu sampe pas kerja pertama kali di malang, bahkan sampai sekarang bukunya tiap hari ada di tas, pokoknya kemana-mana dibawa, i think its weird but idc lol.
if its book, then the first book that i hardly influenced by her to buy is supernova series. i dont even think how i could read a series, in a novel format, and 6 books, but in the end i could beat her on a race to finish the series ahaha. because this novel too, i could see her in third times on some book’s seminar. waktu itu nga heran sih kalo liat lizzie bakal dateng, cuma ada satu momen yang nerbener bakal susah dilupain. pas waktu antri buat ttd buku, she’s just standing on front of me, pake backpack oren, sepatu maroon, antri pas banget di antrian depan. i could say anything that times, emang udah kenal sih lewat twt tapi masi ragu buat nyapa atau masih mikir mungkin lizzie belum tau i, jadinya yha waktu itu cuma diem antri dibelakangnya aja. i ever write a poem based on that situation to reminisce that moment someday dan itu adalah satu momen paling deket sama lizzie.
novels also being part of how we’ve finally met, one of best moment that happen between me and lizzie because after many years being her fan, i could met her in person. so many times i wish i could ask her to met since we’ve already close that time, we’ve just talk everyday i got his personal chat account but i’d always slipped the chances because too dumb slow. surprised when she ask to tuker one of her novel with mine, its just the same novel but she want the versions of mine lololol yang makin heran tuh sebenernya novel punya saya dah buluk banget sementara punya lizzie waktu itu masih baru, heran mau-maunya haha. book from her was the second things that i got from her, since the first was bengbeng.
0 notes
baladalayanganputus · 2 years
Text
Fiksi
Setelah sekian lama, beberapa hari lalu aku akhirnya menambah koleksi novelku. Sebuah roman klasik terbitan Balai Pustaka yang dicetak dalam sampul keras berjudul Atheis. Salah satu roman yang banyak dipujikan bersama daftar roman-roman paling berpengaruh Indonesia. Sebuah roman lokal biasanya dipuji kritikus karena berhasil menggambarkan tidak hanya pergolakan internal tokoh-tokohnya tapi secara rinci menghadirkan kerumuk konflik yang terjadi dalam latar ruang dan waktu tertentu. Tentunya daftar sepuluh roman teratas biasanya hadir dalam ruang dan waktu pra-proklamasi kemerdekaan.
Tapi, sudahlah, aku tidak sedang jadi kritikus sastra. Menggenggam kembali fiksi sampul keras ini tidak hanya menghadirkan bahagia juga ingatan soal fiksi-fiksi yang tidak sekadar aku baca tapi mempengaruhi jalan pikir bahkan hidupku.
Aku pernah menulis di sini soal perkenalanku dengan Wiro Sableng dan Kho Ping Hoo di awal-awal mulai dapat membaca. Tapi seingatku tidak ada yang aku tuntaskan sampul ke sampul. Begitu juga dengan beberapa komik terbitan Misurind atau Elex Media Komputindo yang cukup tekun dibaca menghiasi masa taman kanak-kanak hingga awal sekolah dasar, namun tidak meninggalkan kesan berarti. Pun cerpen dalam mingguan Bobo dan Fantasi.
Semuanya bermula ketika tukang pos mengirimkan paket ke rumahku di Jalan Tenggiri III, Nomor 3, Pekanbaru. Sebuah paket berisikan dua novel seram R.L. Stine dari Jakarta. Seorang paman dari Pulau Jawa -tepatnya Depok- iba padaku ketika aku melihat koleksi novel-novel seri Goosebumps R.L. Stine milik putrinya, kakak sepupuku. Aku katakan padanya belum pernah menemukannya di penyewaan atau toko buku sejak Banda Aceh hingga Pekanbaru, tempatku menghabiskan waktu sejak usia empat hingga sepuluh tahun.
Dalam sebuah kunjungan liburan dari Pekanbaru ke Depok, aku ingat menghabiskan dua sampai tiga buku-buku R.L. Stine milik sepupuku itu bahkan ketika para sepupuku, kalau tidak salah, ditraktir seorang paman yang lain nonton Jurassic Park di bioskop. Aku memilih asik tinggal di rumah pamanku tadi dan membaca. Aku lupa judul-judul R.L. Stine yang aku baca ketika di Depok itu.
Tapi aku masih ingat isi paket yang tiba. Dua buah novel terjemahan R.L. Stine, yang satu berjudul Misteri Hantu Tanpa Kepala dan yang lain berjudul Selamat Datang di Rumah Mati. Dua novel ini sepanjang ingatku tidak termasuk yang aku baca di rumah sepupuku, jadi bukanlah perkenalan pertamaku dengan R.L. Stine.
Yang pertama tentang hantu anak lelaki yang mati dibunuh hantu pelaut. Kepalanya dicerabut dan dia mendambakan kepala baru dari anak-anak lain. Yang kedua soal kakak beradik yang berteman dengan gerombolan hantu di rumah baru mereka. Lambat laun para hantu bahkan menginginkan mereka untuk mati dan menjadi teman mereka selamanya. Dua novel R.L. Stine tadi tidak hanya menjadi pintu masuk novel-novel R.L. Stine lainnya yang terjemahannya hampir semua telah aku baca tapi juga menjadi awal ketertarikanku pada cerita-cerita seram. Kemudian aku berkenalan dengan tema-tema yang lebih dewasa dari Stephen King dan Edgar Allan Poe juga seri lain dari R.L. Stine, Fear Street. Meski aku suka juga cerita seram lokal dalam bentuk novel atau kumpulan cerpen dan beberapa pernah aku baca, tidak ada yang begitu berkesan.
Fiksi menemani hari-hariku setelahnya. Aku tidak pernah merasa kebosanan kalau ada novel yang perlu ditamatkan. Sebagai seorang pembaca, aku beruntung ayahku cukup royal dalam membelanjakanku buku. Pergi ke toko buku seperti Gramedia adalah sebuah pengalaman ‘surgawi’ di masa kanak-kanak. Aku sebenarnya ingin sekali membeli figur aksi. Tapi tidak berani meminta karena harganya sering kali terlalu mahal terutama produksi pabrikan ternama. Gim vidio berhenti di Playstation pertama sampai akhirnya baik figur aksi dan konsol gim terbaru setelahnya aku beli saat punya uang sendiri.
Bukuku juga tidak pernah disortir. Kelas satu SMP aku bahkan menyelipkan Jakarta Undercover dalam beberapa buku yang aku beli dan minta dibayarkan ayahku. Sebuah buku reportase kehidupan malam (baca: wisata seksual) di Jakarta. Positifnya buku itu mungkin pertama kalinya aku berkenalan dengan cara menulis pandangan mata menjadi begitu intens dan rinci tapi, mengingat temanya, bisa tidak porno. Buku yang walaupun akan diletakkan dalam rak non-fiksi dalam toko-toko buku ditulis dengan langgam tutur fiksi.
Novel lain yang juga tak kalah penting adalah Rumah Bercat Putih (A Painted House) dari John Grisham. Bagiku, ini adalah novel terbaik Grisham, bukan novel-novel hukumnya yang berjasa juga padaku memperkenalkan istilah seperti “paralegal”, “firma hukum” bahkan berkenalan dengan sistem juri di peradilan Amerika jauh sebelum sekolah hukum. Grisham sedikit-banyak berjasa membuatku masuk fakultas hukum.
Dalam Rumah Bercat Putih, Grisham bercerita soal keluarga petani kapas di selatan Amerika Serikat. Latarnya adalah tahun 50an yang ditandai, antara lain, soal salah satu anak dari keluarga tadi yang dikirim ke Perang Korea. Tidak ada konflik yang meletup-letup layaknya novel-novel hukum Grisham. Tidak ada penembakan di ruang sidang atau juri-juri yang dibunuh. Semuanya berjalan nyaris datar namun membawaku seolah-olah berlaku sebagai petani kapas negro di masa itu. Mungkin buku itu juga membuatku menggemari sinema-sinema Hollywood berlatar selatan Amerika Serikat, tempat para redneck dan hillbilly hidup.
Setelahnya beberapa terjemahan Mario Puzo. Dua jilid Orang-orang Sisilia milik ayahku. Jilid keduanya bahkan aku baca semalam suntuk sampai baru tidur jam delapan pagi. Saat Turi Giuliano mati, tak terasa air mata rembes. Lalu Don Terakhir dan Omerta yang keduanya, ditambah Wise Guy-nya Nicholas Pileggi, membuatku cukup paham struktur organisasi dan kerja mafia Italia. Godfather tidak pernah tamat kecuali lewat piringan sinema.
Novel Indonesia yang berkesan bagiku pertama kali bukanlah roman-roman klasik Alisjahbana dan sejenisnya. Justru Ayat-ayat Cinta yang masih melekat sampai sekarang. Agak unik karena novel itu dibelikan ibuku tanpa diminta. Ibuku bukanlah pembaca tekun seperti aku dan ayahku. Seingatku dia hanya membaca tabloid gosip seperti Nova, Bintang atau Cek&Ricek yang kerap ada di rumah. Tapi suatu hari, sehabis arisan dengan ibu-ibu sebayanya, seorang kawannya, yang juga jualan buku-buku agama, menawarkan novel itu untuk dia beli.
Harry Potter bukanlah ‘secangkir teh’ buatku. Beda dengan istriku yang hapal detil-detil imajinasi J.K. Rowling dan punya replika dua tongkat sihir. Aku pernah menamatkan Eragon tapi belakangan mafhum kalau novel fantasi yang terlalu dibuat-buat dan bombastis tidak begitu menarik minatku.
Lalu Murakami. Tapi dari belasan novelnya yang telah aku tamatkan, justru memoarnya soal berlari adalah yang dua kali ditamatkan. Dia adalah pahlawanku dalam mencandui lari. Eka Kurniawan dan Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas cukup sableng. Sayang filmnya begitu busuk. Seno Gumira Ajidarma lebih memikat dalam cerpen-cerpennya dan seri Nagabumi terlalu ambisius.
Para Priyayi-nya Umar Kayam juga seingatku adalah novel yang begitu cepatnya aku habiskan. Sayang, sekuelnya, Jalan Menikung, terbayang seperti skrip sinetron bagiku. Tapi, perlu aku tegaskan, Umar Kayam jauh lebih menarik ketimbang Pram. Tetralogi sudah tamat tapi tetap saja jurus “seni untuk revolusi” bukanlah mazhabku.
Banyak, terlalu banyak fiksi. Kadangkala aku mencocok-cocokkan dunia nyata yang aku hidupi dengan fiksi yang aku tamatkan.
0 notes
ujungdestinasi · 2 years
Text
Lekas Sembuh, Sobat!
Seri Cerpen Ujung Destinasi Mendengar kabar tidak mengenakan dari salah satu sahabat kami tentang Ifdal. Kami terkejut saat tahu bahwa, Ifdal dikatakan positif corona. Aku mendapatkan kabar tersebut dari Jovan. Tiga hari belakangan ini aku, Ifdal, Jovan, dan Rifki belum bertemu satu sama lain ditempat tongkrongan biasa. Alih-alih langsung mendengar kabar seperti ini. Mengambil jaket dan kunci…
View On WordPress
0 notes
ayutakatha · 4 years
Photo
Tumblr media
Seri Temu: Madya (on Wattpad) https://www.wattpad.com/story/257649185-seri-temu-madya?utm_source=web&utm_medium=tumblr&utm_content=share_myworks&wp_uname=ayutakatha&wp_originator=u9ikWbMa0NQO6IDL%2BR12zc%2FxWtuaB%2BHRSgIQ9%2F1QbIf5gGHE1yokp6nnusw%2Be1o7mwtyozgkhoDiikfzbuRalbZdaW2U%2BGYkRjSmHmg%2BFQHKI4IDoTpUAPgRJSHJidu%2B Madya terkesiap. Ia begitu terkejut mendapati sosok yang saat ini berdiri di depannya. Bagaimana mungkin orang ini ada disini? -- Seri Temu adalah kumpulan cerita pendek (dan sangat pendek) tentang perpisahan dan pertemuan antara pasangan, teman, dan keluarga yang saya tulis dengan mencicil dalam 10 tahun terakhir. Madya merupakan cerita pertama yang saya bagi di platform Wattpad. Semoga dapat dinikmati dan diterima dengan baik :)
5 notes · View notes
raindayinnovember · 1 month
Text
Dua Jalan
Apa kabar mu sekarang?
Sudah lama kita tidak bersuara, sekedar bertanya kabar. Sekedar mengungkapkan rindu. Kita berakhir di dua jalan yang berbeda, aku berjalan ke arah barat dan dirimu pergi ke utara.
Perjalanan ku cukup sepi, teman-teman ku perlahan berkurang, tidak banyak dari mereka yang tersisa tapi kami cukup solid, terkadang kami saling membenci, dan berakhir dalam pelukan tangis. Aku tidak pernah lagi untuk mencoba mencari seseorang seperti mu.
Pada akhirnya aku mengerti, mencari seperti mu seperti sebuah pelarian dalam upaya melupakan mu tapi tidak bisa. Kau tahu aku sudah mencoba menggengam tangan seseorang, tapi semuanya tidak berjalan dengan baik, terkadang aku terlalu erat dalam menggengam dan terkadang aku terlalu renggang.
Jadi bagaimana kabarmu? apakah masih kamu dengar lagu bernadya ketika kamu sedih? ataukah kamu masih memakan bakso disudut jalan itu?
banyak hal yang ingin ku ceritakan, tapi sudikah kau mendengarnya lagi.
Tangan mu tak lagi bisa ku genggam, kita saling mengecewakan, komunikasi cukup buruk.
Apakah kau sudah menemukan seseorang yang bisa menggengam tangan mu dengan lembut tanpa membuat mu pergi?
1 note · View note
bubblevlu · 4 years
Text
The Girl and the Bartender
Tring
Lonceng pintu berdenting. Pertanda bahwa ada pelanggan yang datang. Keputus asaan mengikuti tiap langkah pelanggan tersebut. Menenteng semua beban hidupnya dan berjalan menuju ke meja yang dekat dengan barista.
“Halo tuan putri, sudah selesai les?” tanya seorang pria yang sedang memakai celemek serta membawa gelas plastik, sang barista yang bekerja
“Aku bolos” jawab seorang pelanggan tersebut dengan mata sayunya sedang memainkan rambutnya.
“Mau minum apa?” tanya laki laki itu lagi selagi menuang susu hangat ke gelas plastik yang ia pegang.
“Tidak. Aku tidak haus” jawab pelanggan yang ditawari
“Ayolah Natha. Masa kamu tidak haus? Nah, karena kami baru saja membuat susu menu baru. Bagaimana kamu mencobanya?”
Laki laki itu memberikan susu yang sudah ia siapkan. Natha, si pelanggan gadis itu pun meneguk susu yang telah diberikan. Lalu, ia mengangkat ibu jarinya, menandakan ia menyukai rasa menu baru tersebut
“Lebih enak susu ini, atau susu yang 2 minggu yang lalu?” tanya barista itu lagi
“Ini enak. Tidak ada rasa manisnya Alan” jawab Natha mengelap bibirnya, memmbersihkan sisa susu di sudut-sudut bibir
“Baguslah kalau begitu. Ayo aku antarkan kau pulang” ajak barista laki laki yang bernama Alan
Natha yang mendengar itu hanya diam saja. Entah reaksi apa yang harus dia berikan.
“Kamu ada masalah dengan keluargamu?” tanya Alan khawatir
Alan. Laki laki yang bekerja sebagai bartender di suatu Coffee Shop sekaligus laki laki yang Natha sukai dan teman curhatnya.
  chapter 1 : end
maaf kalau tidak jelas
Title: Natha and Her Teenager Life
1 note · View note
fairygrandchild · 4 years
Text
Hurts
Tumblr media
(I know you think it hurts, but I've been through so much worse.)
Fey menatap jam dinding kamarnya dengan gelisah. Ini sudah hampir tengah malam dan laki-laki itu tidak memberikan kabar bahkan berupa pesan singkat sekalipun. Padahal pagi-pagi sekali ia berjanji akan pulang cepat mengingat hari ini adalah ulang tahun Fey.
Fey bukannya tidak mencoba untuk menghubungi laki-laki itu. Hampir sepuluh panggilan dan 15 pesan kirim ia lakukan. Tapi sudah tiga jam berlalu, rasa-rasanya percuma. Laki-laki itu tidak memberikan balasan.
Ingin sekali Fey tertidur dan mencoba berdamai dengan keadaan. Toh bukan sesuatu yang penting juga merayakan hari ulang tahun Fey. Hanya saja ia merasa hatinya sudah terlalu jauh bermain-main. Bukannya Fey egois tapi hubungan mereka yang penuh kebohongan ini, Fey harap bisa berubah menjadi sesuatu yang lebih nyata. Fey lelah harus berpura-pura.
Suara ketukan pintu membuat gadis itu terperanjat. Hatinya berdesir hangat sekaligus lega. Akhirnya laki-laki itu ingat pulang juga.
"Hardin?"
Disanalah Hardin berdiri. Tepat di hadapan Fey. Laki-laki dengan rambut undercut dan kemeja hitam oversized itu mungkin tidak ingat apa yang terjadi. Tapi sambil mencoba menegakkan dirinya yang nyaris teler. Ia berucap.
"Happy birthday, my fake girlfriend."
Esoknya, Fey sudah bangun pagi-pagi sekali. Hardin berakhir tidur di ranjang. Terlelap tidak sadarkan diri sejak tengah malam. Sementara itu Fey tidak berniat membangunkan atau melakukan sesuatu seperti yang biasa mereka lakukan. Fey sudah bersiap untuk pergi ke kampus meski jam kampusnya baru akan dimulai tiga jam lagi.
Sebelum benar-benar pergi, Fey menatap Hardin sekali lagi. Ia mengusap rambut laki-laki itu yang berkeringat.
"Entah ini baik atau enggak tapi gue suka sama lo beneran, Hardin."
Fey tersenyum getir. Sedari awal mereka bertemu keduanya memang hanya simbiosis mutualisme. Fey berpacaran dengan Hardin atas alasan menghindari mantannya, Elnath. Sedang Hardin tidak memiliki alasan apapun selain hanya bersenang-senang. Ia tipikal laki-laki yang tidak suka terikat. Bahkan saat mengumumkan dirinya berpacaran dengan Fey, semua teman Hardin terkejut. Bagaimana bisa?
Fey akan beranjak saat tangan Hardin menariknya, membuat gadis itu sontak membeku kehilangan kata. Apa Hardin mendengar ucapannya tadi?
"Kok pagi-pagi banget sih. Mau kemana emang?"
Dan benar, Fey kehilangan kata-katanya. Ia tidak ingin memandang Hardin hari ini. Tidak setelah ia berharap besar bahwa Hardin akan merayakan ulang tahun Fey di apartemen mereka. "G-gue ada janji sama dosen."
"Pagi-pagi gini?" Alis Hardin bertaut. "Lo bukan pembohong yang baik, Fey. Lo tahu itu, kan?"
Fey menarik tangannya dari genggaman Hardin. "Gue serius. Gue pergi dulu ya," kata gadis itu dengan canggung.
Hardin menghela nafas. Tidak ingin memaksa Fey untuk sesuatu yang tidak ingin dia ceritakan. Tapi saat Fey mencapai ambang pintu. Hardin berteriak. "Maaf, gue lupa ultah lo."
Fey menahan napas. Isi kepalanya seolah berhenti. Semua ucapan dan makian yang ia keluhkan sedari malam berujung kandas di bibirnya. Gadis itu berbalik, menatap Hardin dengan ragu. "Gak apa-apa, gue ngerti kok."
Dan Fey melangkah, melewati pintu dengan dada yang sesak. Ia harus segera mencapai parkiran. Sebelum Hardin melihat ia menangis. Sebelum kenyataan asyik menamparnya. Ia dan Hardin tidak lebih dari anemon dan hiu. Harusnya Fey sadar itu.
Berjalan melalui koridor kampus, Fey tahu ia tidak baik-baik saja. Hatinya bertanya, mengapa perasaan ini tidak bisa kembali normal? Siapa peduli dengan status mereka. Selama mereka bersama itu sudah lebih dari cukup. Tapi Fey tahu, memiliki Hardin saat ini adalah kefanaan. Ia tidak memiliki andil untuk cemburu. Ia tidak punya kuasa untuk marah. Pada akhirnya Fey hanya bisa melihat semesta berkehendak sebagaimana mestinya. Tidak bertanya apa hati Fey siap atau tidak.
"Tumbenan amat lo dateng pagi. Jadwal lo kan dua jam lagi, Fey." Sabrina mendorong bahu Fey dari belakang.
Gadis itu menyahut pelan. "Gak apa-apa, pengen aja."
"Kenapa nih? Suasana hati lo kayaknya muram banget. Padahal kan baru ultah kemarin."
Sabrina adalah jurnal berjalan milik Fey. Ia memiliki semua kartu kehidupan gadis itu. Tapi untuk masalah mengakui hubungannya dengan Hardin, Fey seolah menolak. Meski sudah berjalan enam bulan, Fey masih menutup mulutnya rapat-rapat. Bagi gadis itu, hubungannya dengan Hardin adalah kode nuklir rahasia yang patut dijaga.
"Gak apa-apa. Kenapa sih lo?" Fey mengecek ponselnya. Menggulirkan halaman instagram dengan malas.
"Apa gara-gara Hardin?" tanya Sabrina dengan selidik. "Gue denger dari Edgar, kemarin cowok lo dateng ke pesta Mia."
Mia Paras Indah. Fey tidak kaget. Ia adalah gadis populer kampus yang tidak bisa disandingkan keberadaannya dengan Fey. Bahkan Sabrina Ratuliu, si vlogger kecantikan sekalipun. Mereka berada di level yang berbeda. Yang entah mengapa Hardin justru berada di lingkaran gadis itu.
"Gak kenapa-kenapa, Sab. Gue sama Hardin baik-baik aja kok." Meski begitu Fey rasa akan bodoh jika ia kedapatan cemburu. Gadis itu jelas harus bersembunyi dibalik ratusan topeng wajahnya.
"Oh bagus deh. Itu artinya dia gak lupa ultah lo, kan?"
Kali ini Fey terdiam, tidak tahu ingin merespon apa. Bahkan sebelum Fey sempat berbicara, Sabrina sudah menepuk bahu Fey pelan.
"Lo bisa tinggal di rumah gue kalo sekarang gak mau pulang."
Dan sudah Fey tebak, Sabrina mengerti perasaannya.
Saat jam pulang kampus tepatnya pukul lima sore, Fey jadi memikirkan ucapan Sabrina. Apa sebaiknya ia menginap di rumah gadis itu? Tapi secara teknis, Hardin tidak salah apa-apa. Mungkin ini hanya keegoisan Fey. Lagipula itu hanya ulang tahun. Fey tidak seharusnya bersikap kekanakan.
Ada lima panggilan tidak terjawab dari Hardin saat Fey mengecek ponselnya. Dengan sengaja gadis itu mengatur profil ponselnya menjadi mode diam. Hari ini ia akan pergi ke toko buku, mencari beberapa bacaan dan mencoba hidup normal seperti sebelumnya. Bagaimanapun juga ia harus segera melupakan perasaan ini.
"Lo darimana aja sih?" Hardin menarik Fey dan membawanya ke belakang gedung utama kampus. Terlihat air muka laki-laki itu yang jengkel. Tapi ia cukup sempurna mengendalikan emosi. Hardin justru terlihat khawatir.
"Dari kelas. Tadi gue ngerjain tugas ekonomi makro."
"Dan lo bahkan gak jawab telpon gue? Sesibuk itu emangnya?"
"Hardin, please. Ini di kampus. Lo gak harus bersikap menyebalkan, kan?"
"Yang menyebalkan itu gue atau elo sih?" Hardin menyilangkan lengannya. Sesaat ia justru berseringai. "Ah.. atau lo marah gara-gara gue lupa ultah lo? Iya kan?"
Fey mengedarkan pandangannya kearah lain. Ia harus keluar dari zona ini. Akan terlihat memalukan jika Fey terang-terangan mengakui. "Itu cuma ultah, gak penting juga. Lagian gue gak marah."
Hardin menyentak bahu Fey. "Lo tuh keliatan banget kalo bohong."
"I-iya terserah sih lo mau mikir apa. Tapi gue jawab yang sebenernya kok. Lagian gue cuma fake girlfriend, lo kan? Lo gak perlu nganggep serius untuk apa-apa yang terjadi di hidup gue." Fey membalikkan tubuhnya seraya mengangkat tangannya membentuk tanda ok. Ia merasa luar biasa telah berbicara seperti itu. Dan lagi bukankah tadi hebat? Tapi mengapa hatinya justru terasa sakit?
Dan Fey rasa ada satu kesalahan fatal yang ia lakukan. Fey tidak melihat ekspresi Hardin saat itu.
Hardin tidak lagi menghubungi Fey sejak kejadian di gedung belakang. Fey juga tidak ingin repot-repot menghubungi Hardin meski jarum jam ditangannya terus melaju. Nyatanya gadis itu sudah terlelap jauh dengan buku-buku bacaan dihadapan matanya. Seolah menemukan surganya sendiri, Fey terpangku memilih novel hingga sampai jam 10 malam. Ia baru tersadar saat petugas memberi tahu bahwa sudah waktunya toko tersebut untuk tutup.
Fey berpikir untuk pergi ke rumah Sabrina. Tapi langkahnya justru membawa ke arah lain. Hingga sampai di depan apartemennya, Fey seolah merasa ada yang salah. Diperjalanan pulang tadi, ia bahkan sengaja membelikan Hardin bubur ayam. Mengingat ia seperti berhutang permintaan maaf karena sudah bersikap berlebihan.
"Hardin?"
Pintu apartemen terbuka dan pemandangan dihadapan Fey membuat gadis itu reflek menjatuhkan bubur ayam miliknya.
Hardin mencumbu seorang gadis di apartemen mereka. Apartemen yang kompak mereka bayar sejak enam bulan terakhir. Apartemen yang baik Hardin ataupun Fey berjanji tidak akan membawa siapapun selain mereka.
"Fey?" Mata Hardin melotot sempurna. Caranya untuk mengatasi kecewa atas ucapan Fey tadi sore bisa dikatakan berhasil. Tapi saat melihat gadis itu menangis dengan plastik bubur ayam yang terjatuh ditangannya, Hardin tahu ia salah. Karena meski hubungan mereka hanya kebohongan. Harusnya Hardin bisa menjaga perasaan Fey.
"Fey gue bisa jelasin."
Dan Fey sudah terlalu kalap atau mungkin mati rasa untuk mendengar penjelasan yang keluar dari bibir Hardin. Ia menarik kopernya dari dalam lemari dan mengisikan baju-bajunya.
"Fey, gue gak maksud untuk nyakitin lo." Hardin masih bertelanjang dada saat ia mencoba mengejar Fey yang berdiri di ambang pintu.
"Kita janji gak akan ada orang lain di apartemen ini selain kita. Terus kenapa lo bawa cewek itu?" Fey menunjuk gadis dengan rambut cokelat keemasan yang terlihat bingung.
"G-gue gak ada maksud apa-apa. Gue cuma.." Hardin tidak baik saat merangkai kata di posisi terdesak. Ia justru lemah melihat kekecewaan dari diri Fey. Namun ia berpikir inilah saatnya. "Fine, gue emang salah karena bawa cewek ke apartemen kita. Terus emang kenapa? Lo cemburu? Lo gak suka?"
Fey menenggak air liurnya. Pertanyaan itu membuat Fey tidak bisa lagi menutup diri. "Gue sayang sama lo beneran. Gue gak mau kita cuma jadi pacar bohongan. Tapi setelah hari kemarin. Dihari ulang tahun gue, gue sadar. Lo gak punya perasaan yang sama buat gue, Hardin. Lo gak akan bisa terikat sama siapapun. Lo adalah burung yang selalu butuh terbang bebas. Lo gak butuh rumah dimana lo bisa pulang."
Bibir Hardin seolah kelu. Ia meremas ujung celananya. "Gue..."
Fey menarik kopernya. Berjalan menjauh mengisi kekosongan lorong malam itu. Dan Hardin hanya menatap punggung Fey yang semakin lama semakin menghilang. Sepertinya ia sudah kehilangan sesuatu yang paling berharga.
Atau mungkin tidak. []
2 notes · View notes
surat-pendek · 6 years
Text
The Truth About Someone Who Left
Tak apa, bila kamu menginginkan untuk pergi. Pergi tidak selalu berarti kamu sudah tidak peduli. Kamu masih peduli tetapi kamu hanya lelah berjuang sendirian, itu saja. Kamu tahu bahwa seharusnya kamu tetap berjuang demi dia. Bukankah cinta harusnya seperti itu?
Tetap berjuang meskipun hanya kamu yang berjuang?
Tetap memaafkan meskipun sudah tersakiti berulang kali?
Menjadi yang paling tulus meskipun dia tidak?
Tapi apakah perjuangan ini akan berarti bila dia tidak mencintaimu?
Tak apa, bila kamu ingin pergi dari sebuah janji yang telah diingkari. Karena masalahnya bukan di dirimu, niatmu sudah baik, hanya saja akan lebih baik bila kamu berjuang bersama-sama dengan dia yang mau memperjuangkanmu.
478 notes · View notes
cerlians · 3 years
Text
The Most Powerful Meeting Point for Longing- Love Story Romance
Tumblr media
Read More
1 note · View note