Tumgik
#thoughtsofadyingatheist
toadyingatheist · 1 year
Text
Rasio dan Religiusitas
Aku bukan seorang yang religius. Sama sekali bukan. Aku tidak berdoa, aku tidak sembahyang, dan tidak melakukan ritus-ritus religi lain yang ditetapkan oleh agama yang tertera pada tanda pengenal kependudukanku. Sama dengan kebanyakan orang di dunia, atau khususnya di lingkungan dan negara tempat aku bernaung, aku mewarisi agama yang dipraktikkan oleh orang tuaku. Aku selalu menganggap hukum-hukum dan dogma-dogma dalam keagamaan adalah hal yang suci dan final, tidak boleh diganggu atau pun digugat, setidaknya hingga usia legalku menikmati rokok.
Baiklah, sejenak ada baiknya aku jelaskan dengan singkat pandanganku tentang agama. Tentu ini bisa benar, juga bisa salah. Kita perlu melakukan uji coba lebih lanjut tentang ini. Agama untukku adalah jalan menuju Tuhan. Tentu pembahasan dan/atau keyakinan tentang Tuhan harus ada mendahului agama, bukan? Agama menciptakan konsep sedemikian rupa tentang Tuhan dan cara menuju kepada-Nya. Tuhan dalam mainstream agama-agama yang ada di dunia adalah causa prima dari segala apa pun yang ada di muka bumi ini, termasuk apa yang terjadi di dalam hidupmu. Lalu mengapa manusia butuh Tuhan?
Banyak ahli sudah mengungkapkan pendapatnya bahwa manusia pada awal mula kemunculannya di bumi adalah spesies paling lemah. Tentu ini bukan tanpa alasan. Secara fisik, manusia tidak mampu bersaing dengan segala spesies animale lainnya di bumi. Ya, aku mengamini bahwa manusia juga binatang karena mereka bisa berpindah tempat, butuh makan, mengeluarkan air seni dan feses, dan berhubungan badan dengan manusia lainnya juga berkembang biak dari hasil hubungan seks tersebut. Kembali ke persoalan manusia sebagai spesies terlemah, ini bukan tanpa sebab. Kekuatan rahang manusia jauh lebih lemah dari seekor buaya, kecepatan lari manusia jauh di bawah standar citah, manusia tidak bisa terbang sebagaimana elang, dan tak bisa berenang sebaik ikan. Dalam hal ini, manusia selalu mengharapkan spirit-spirit lain di luar dirinya untuk dapat membantu segala kelemahan yang mereka miliki. Ku duga, dari sini lah kemudian konsep tentang agama dan segala normanya muncul dan berkembang berbanding lurus dengan perkembangan peradaban yang diciptakan manusia.
Jangan lupakan satu hal penting tentang manusia, rasio. Hal ini yang membedakan manusia dengan segala jenis binatang lain yang pernah, masih, atau akan hidup di bumi. Animale Rationale, begitu sebutannya. Dengan rasio, manusia dapat menciptakan berbagai macam alat yang dapat menumbangkan pohon ratusan kali lebih kuat dari kekuatan rahang buaya, menciptakan kendaraan yang dapat melaju ratusan kali lebih cepat dari citah, menerbangkan pesawat lebih tinggi dan gagah dari seekor elang, dan menelusuri lautan lebih jauh dari beberapa jenis ikan. Kemudian pada akhirnya, manusia menunjukkan legacy sebagai pemimpin tunggal di planet ini dalam puluhan atau bahkan ratusan milenium setelah kehadirannya. Seorang pemikir Belanda bernama van Peursen pernah menjelaskan ini lebih terperinci puluhan tahun lalu.
Kemudian apakah manusia masih membutuhkan spirit-spirit yang sudah kita singgung tadi? Jawabannya tentu masih, tapi tidak segenting masa silam. Perlu diingat, manusia adalah makhluk yang kompleks. Selalu ada masalah yang muncul, bahkan sengaja diciptakan. Aku percaya, seluas apapun pengetahuan yang aku ketahui tentang semesta, masih terlampau jauh hal-hal yang belum aku ketahui tentangnya. Sama seperti lagu-lagu, para musisi, album, dan strategi marketing yang ada di baliknya. Manusia tidak lagi membutuhkan spirit -atau kita simplifikasi sebagai Tuhan- untuk hal-hal fisikal yang tidak bisa mereka kerjakan, tapi untuk hal-hal non-fisikal dan bersifat tidak diketahui. Sebut saja keinginan si miskin untuk makan malam ini, keinginan takdir menikahi seseorang yang dianggap ideal, keinginan lepas dari segala penderitaan jiwa yang dirasakan, dan lain sebagainya. Uniknya, dari semua ketidakidealan hidup manusia di dunia, agama mendeksripsikan utopia kehidupan yang ideal setelah kematian.
Secara pribadi, aku tidak pernah sanggup menyangkal atau bahkan menegasikan  eksistensi Tuhan. Aku masih membutuhkan spirit-spirit di luar diriku untuk membantu beberapa persoalan kehidupan yang aku hadapi. Hidupku hari ini masih sangat jauh dari kata ideal seperti apa yang aku idam-idamkan sejak belasan tahun yang lalu. Hanya saja, aku tak sudi menerima doktrin akan dogma-dogma yang diciptakan lingkungan sekitarku tentang Tuhan dan jalan menuju kepada-Nya. Aku bahkan belum berani melabeli diriku sebagai seorang agnostik.
Lingkunganku dipenuhi orang-orang bodoh. Bukan karena aku merasa lebih pintar, tapi mereka tidak berani menggunakan akal mereka lebih dalam lagi. Diskusi tentang hal-hal mendasar ini nyaris selalu dihindari. Mereka takut berdosa. Hey, bukankah dosa tak terlihat, sedang si miskin yang kelaparan itu nyata di pelupuk matamu? Suatu keimanan yang kuat hanya akan lahir setelah kau berani mempertanyakannya, bukan menelan mentah-mentah cerita dongeng yang diwartakan orang tua dan lingkungan tempat tinggalmu.
Satu hal lagi, walau agama banyak menyinggung hal-hal tentang moral, I guess it has nothing to do with morality. Maksudku begini, kita tidak perlu agama hanya untuk menjadi insan yang bermoral. Moralitas adalah bagian dari kontrak sosial. Di era modern, presentasi negara-negara dengan tingkat warga negara beragama yang rendah justru menunjukkan kebangkitan moral yang signifikan. Di tanah airku yang notabene memiliki presentasi keberagamaan yang tinggi -sayangnya mereka beragama dengan cara yang bodoh- justru dihadapkan dengan masalah-masalah moral sosial yang tinggi. Tak jarang agama dijadikan alat untuk memenuhi nafsu sekelompok manusia saja karena sekali lagi, agama dan segala perangkatnya adalah suci dan haram untuk diganggu dan digugat.
-Sid Isa: 5 Agustus 2023-
3 notes · View notes
ao3feed-destiel-02 · 25 days
Text
Поэзия для рыб
Поэзия для рыб https://ift.tt/TQma4J9 by ThoughtsOfADyingAtheist Дин, похоже, не совсем понимает, что Кастиэль — древнее и могущественное небесное существо, бесстрашное оружие Бога, Ангел, который пережил апокалипсисы и бесчисленные трагедии. После миллионов лет слепого повиновения свобода воли может стать его погибелью. Путешествие в разум Кастиэля, со дня его сотворения до его встречи с Винчестерами и событий Апокалипсиса. По сути, Библия и Сверхъестественное глазами Кастиэля, пока где-то в 5 сезоне история не отойдет от канона… Words: 642, Chapters: 1/?, Language: Русский Fandoms: Supernatural (TV 2005) Rating: Explicit Warnings: Graphic Depictions Of Violence Categories: Gen, M/M Characters: Castiel (Supernatural), Anna Milton, Balthazar (Supernatural), Uriel (Supernatural), Rachel (Supernatural), Hester (Supernatural), Zachariah (Supernatural), Raphael (Supernatural), Gabriel (Supernatural), Lucifer (Supernatural), Michael (Supernatural), Dean Winchester, Sam Winchester, Samandriel (Supernatural), Bobby Singer (Supernatural) Relationships: Castiel/Dean Winchester Additional Tags: Angels, Biblical References, BAMF Castiel (Supernatural), POV Castiel (Supernatural), POV First Person, Angel True Forms (Supernatural), Slow Build, Canon Compliant, Alternate Universe - Canon Divergence, Pre-Series Castiel (Supernatural), Season/Series 04, Season/Series 05, Canon-Typical Violence, Slow Burn, some smut eventually if you're very patient, Fanart, Slow Build Castiel/Dean Winchester via AO3 works tagged 'Castiel/Dean Winchester' https://ift.tt/i7aCtXJ August 31, 2024 at 12:30PM
0 notes
maxortecho · 5 years
Note
I am sorry you are losing followers(their loss) but I feel like you are one of the fairest blogs in this fandom(no matter the ship) and I love your takes on most of the topics . Feel free to answer this privately if you think it might add to losing more followers. Hope you have a great day further.
Haha no it’s fine, I don’t mind losing followers since it only means they don’t want to see what I’m saying; it was mostly just wild to me how fast people dropped wrt earlier posts. But I’m not going to change opinions just because they’re unpopular with the fandom 🤷‍♀️
Thanks for reaching out and the compliment ❤️
5 notes · View notes
Note
31 and 49
31. do you like the name you were given? if not, is there a different one you’d prefer?
The only name I recognize is the one I gave myself, so yup.  I love it!  
49. describe your aesthetic.
My aesthetic is late nights and hot drinks and dog fur.  It’s mountains of pillows and soft blankets and a cold wind through the open window and bare feet.  It’s anxiety ridden thoughts and dim lights and a cold nose against my skin and sharp, heavy paws waking me up from bad dreams and life.  It’s getting distracted by a million things and then hyper focusing so much that the world falls away.  It’s in bright colors and faded imagery and the poetry of a picture translated into words.  It’s digging my fingers into soil and checking on my plants and dark nail polish chipping away and biting my lip and a wardrobe that is way more plaid that I ever actually wear and I wear plaid 95% of the time.  It’s reading messages and forgetting to respond and having half a dozen pens in my pockets or bags.
(I’m not sure this counts, this is probably more a list of my habits and lifestyle tbh)
4 notes · View notes
fabienne-elea · 7 years
Photo
Tumblr media
Golden lies feed my role 🌙 In this forgotten space race Under my control Who's returned from the dead? Who remains? ♡☆ . . #moonchild#pwopermuser#MattBellamy#Bliss#muser#ThoughtsOfADyingAtheist#AlternativeRock#SingForAbsolution#DomHoward#Radiohead#ChrisWolstenholme#KnightsOfCydonia#Musefan#Museart#pwoper#MapOfProblematique#ifb#artist#haarp#goth#alternative#MapOfYourHead#PwoperFish#britishporn#space#universe#indie#artrock#GothGirl#complicated
8 notes · View notes
malex-trash · 5 years
Text
Request time: @thoughtsofadyingatheist
Alex Manes accidentally drinking a truth serum and letting his guard down. Being affectionate (pda) and possessive over Michael..
(This isn’t exactly what I wanted it to be and it didn’t go where I planned for it to, but it’s… it’s what it’s going to be. Enjoy!)
Title: “I blame it on the fairies”
Alex isn’t sure why the beer Maria hands him is glittery, but he’s already drunk and he wants to be drunker so he drinks it… it’s sweeter than it should be, like someone put sugar in it. “Someone put fairy dust in my beer!” He complains to Maria, who just laughs at him and winks as she says “no refunds.” He finishes the glass and then holds it out for another. Michael is sitting on the stool next to him, doing shots of whiskey. This was their thing now; they’d come to the pony on Friday nights, they’d get drunk, Alex would call Liz or Kyle to give him a ride back to his cabin and Michael would call Max or Isobel for a ride back to the Junkyard. He finishes his second sparkly beer and holds his glass up for another.
Maria jokes about cutting them off soon, but Alex knows she won’t. He knows that at some point he’ll get tired of pretending and will ask Michael to wait with him outside while their rides get there. He knows when he gets home he’ll take a shower and after that He’ll lay in bed and think about Michael. He knows that being friends isn’t really going to work for him in the long haul. But he knows that he has to try.
He looks over at Michael and he sees the most beautiful man in the world. Michael’s curls are glowing like a halo thanks to the neon sign on the wall the other side of him. “You look like an Angel.” Alex muttered, flopping his hand miserably in Michael’s direction. “You should… stop that.”
Michael laughed softly, “You look very drunk,” he replied, shifting imperceptibly closer.
Alex blinked at him, “You still haven’t stopped, it’s unfair, cause it. Makes me want to touch you.” He mumbled, moving a bit closer himself. “I want to… touch your hair.” He moved his hand to do just that but stopped a few inches away, pouting a bit. “But I’m not allowed to am I? We’re friends…”
Michael nodded, “Yeah, we’re friends… but you can, if you want to.”
Alex smiled brightly, gently carding his hand through Michael’s hair. “So soft, like… a soft thing.”
Michael was laughing, leaning into the touch and turning his face a bit towards Alex. “A soft thing?” He asked, eyes bright and focused on Alex’s lips.
Alex felt hot all over, he nodded and then pulled his hand away. “Yeah…” he smiled a bit and took a few big gulps of the beer, leaning closer to Michael. “I miss… you.” He whispered, biting his lip. He did. He missed having Michael in him, in his bed. He missed the way Michael smelled after they spent the night together. The way Michael would look at and touch and fuck him. He missed the way Michael would snore softly as he was just on the edge of sleep.
Michael’s face turned serious slowly. “Yeah?” He asked, his hand moving to slide over Alex’s thigh. “How much?”
Alex sighed at the contact, putting his hand back in Michael’s hair. “So much. I miss everything. It was so… good. It wasn’t easy though. I wish it had been easy.”
Michael nodded, “It would have been easier if we talked more…”
“I know. I want to talk more, I want to tell you everything… but I’m scared.” He shifted even closer, “I’m scared that someone will hurt you again, and it will be my fault, again.” He tried to stop the choked sound from escaping.
“Hey.” Michael held up his damaged hand in front of Alex’s face, and then gently stroked his cheek and neck, “This is not your fault. Never in a million years would I blame you for this. Do I blame your father? Hell yeah. But I would never blame you, because it wasn’t your fault.”
Alex sighed, leaning into the touch. “Please tell me you want to kiss me as much as I want to kiss you?”
Michael grinned brightly, moving in and brushing his lips against Alex’s.
Neither of them knew exactly how Alex ended up in Michael’s lap as they were still at the bar, but he had, and his face was pressed into Michael’s neck. Alex hummed and nipped a tiny love bite, soothing the mark with his tongue after.
“You’re my favorite.” He whispered, pulling back to lean his forehead against Michael’s.
Michael’s hands slipped around his waist, holding him in place. “Yeah? You’re mine too.”
Alex smiled, a laugh bubbling its way up to his mouth. “Good, Hey.” He sighed happily. “Take me home?”
Michael nodded.
They went home, together.
104 notes · View notes
bisexualalienblast · 5 years
Note
thoughtsofadyingatheist is legit one of the coolest people I've met in this fandom. she makes furniture bro. Like LEGIT. and she's just down to earth and full of enthusiasm and endlessly unflaggingly excited about the content being put out in the fandom. I'm grateful I met her.
@thougtsofadyingatheist
Come get your love!! This is so kind and I cannot even fathom being talented enough to make actual furniture. GO YOU!
7 notes · View notes
k-a-r-n-s · 9 years
Link
Listen to Muse - Thoughts of a dying atheist (cover) by karina & taufikandrian by Muhammad Taufik Andrian #np on #SoundCloud
0 notes
toadyingatheist · 1 year
Text
Slipi Kemanggisan
Setelah sekian lama, hari ini aku menulis lagi. Tulisanku tampak begitu buruk. Pagi tadi aku terpesona dengan paras ayu seorang gadis -walau aku tak peduli apakah benar dia masih gadis- yang tak ku ketahui namanya dan aku yakin belum pernah ku temui sebelumnya. Boro-boro mengetahui namanya, untuk sekadar mendekatinya pun aku tak berani. Aku menunggu busku datang, 10H jurusan Blok M-Tanjung Priok di halte Slipi Kemanggisan, dekat dengan rumah seorang teman perempuanku yang kepadanya pernah ku sampaikan hasratku untuk memilikinya.
Kembali ke sang gadis yang ku ceritakan tadi, kulitnya terang, wajahnya manis, sorot matanya tajam, dan ku tebak dagunya yang tertutup masker itu lancip. Ku yakin sekali senyumnya akan terlihat manis. Ada sedikit garis di tepian kelopak matanya. Aku harap dia seorang wanita yang berpikiran progresif, sedewasa kenampakannya.
Aku sudah muak dengan kebanyakan betina yang ku kenal dewasa ini. Mereka semua tolol dan hanya ingin hidup enak dari keringat pejantannya tanpa mempedulikan berapa banyak darah yang kami tumpahkan untuk itu. Era media sosial ini memang menyebalkan. Semua orang ingin tampak mewah walau aku yakin mereka tidak bahagia.
Empat bus telah berlalu di depan kami. Aku harap diriku dan dia menunggu bus yang sama. Ternyata semesta sedang tidak mengabulkan pengarapanku, 10H datang. Ku langkahkan kakiku masuk dan tak ku lihat adanya pergerakan dari dirinya. Pintu bus pun tertutup lekas beranjak dan ku tinggalkan dia di tempat yang sama karena aku tidak bodoh untuk menunggu lebih lama dan berjudi untuk apa yang terjadi apabila ku lewatkan busku itu.
Tidak mudah untukku tertarik, tapi gadis ini ku rasa berbeda. Seperti sosok idamanku walau sesungguhnya aku tak punya tipe dalam memandang kenampakan perempuan. Ataukah memang kalimat itu hanya kemunafikanku saja untuk menutupi kesepianku?
-Sid Isa: 26 April 2023-
2 notes · View notes
ao3feed-destiel-02 · 25 days
Text
Поэзия для рыб
read it on AO3 at https://ift.tt/g8IuyWF by ThoughtsOfADyingAtheist Дин, похоже, не совсем понимает, что Кастиэль — древнее и могущественное небесное существо, бесстрашное оружие Бога, Ангел, который пережил апокалипсисы и бесчисленные трагедии. После миллионов лет слепого повиновения свобода воли может стать его погибелью. Путешествие в разум Кастиэля, со дня его сотворения до его встречи с Винчестерами и событий Апокалипсиса. По сути, Библия и Сверхъестественное глазами Кастиэля, пока где-то в 5 сезоне история не отойдет от канона… Words: 642, Chapters: 1/?, Language: Русский Fandoms: Supernatural (TV 2005) Rating: Explicit Warnings: Graphic Depictions Of Violence Categories: Gen, M/M Characters: Castiel (Supernatural), Anna Milton, Balthazar (Supernatural), Uriel (Supernatural), Rachel (Supernatural), Hester (Supernatural), Zachariah (Supernatural), Raphael (Supernatural), Gabriel (Supernatural), Lucifer (Supernatural), Michael (Supernatural), Dean Winchester, Sam Winchester, Samandriel (Supernatural), Bobby Singer (Supernatural) Relationships: Castiel/Dean Winchester Additional Tags: Angels, Biblical References, BAMF Castiel (Supernatural), POV Castiel (Supernatural), POV First Person, Angel True Forms (Supernatural), Slow Build, Canon Compliant, Alternate Universe - Canon Divergence, Pre-Series Castiel (Supernatural), Season/Series 04, Season/Series 05, Canon-Typical Violence, Slow Burn, some smut eventually if you're very patient, Fanart, Slow Build Castiel/Dean Winchester read it on AO3 at https://ift.tt/g8IuyWF
0 notes
Note
F,M,Q and X fandom meme
F - What’s the longest you’ve ever been in a fandom
Fourteen years, I’ve been in the Harry Potter fandom since I was around 11/12 and reading fanfiction and I still jump over there for stories and I absolutely love crossovers/fusions.
M - Say something genuinely nice about a ship that you don’t ship (or its shippers, or anything related to you)
Jimon (Simon/Jace) - I just don’t care for it.  However I will say that the shippers and fic writers do an amazing job of making it work in what I have read.  
Q - A ship you’ve abandoned and why
I’m trying to think about actual ships that I had that I’ve abandoned.  I’m either still fond of them or I kinda liked them but didn’t actually care.  
Mal/Inara from Firefly.  Mostly because I’d rather see Inara with either Kaylee or one of her female lovers and I like Mal but not as her partner.
X - top 5-10 characters who are yoUR PRECIOUS BABIES AND YOU WILL DIE DEFENDING THEM (hard one because ofc my mind blanks now but later will randomly list them)
1) Magnus Bane - Shadowhunters
2) Alec Lightwood (these top two are very interchangeable for me) -Shadowhunters
3) Alex Manes - Roswell New Mexico
4) Lara Croft - Tomb Raider 2018
5) Parker/Hardison/Elliot - Leverage (if you defend one you have to defend them all)
6) River Song - Doctor Who
7) Sunny - Into the Badlands 
8) Farah Black - Dirk Gently’s Holistic Agency 
9) Bear - dog from Person of Interest 
10) everyone from sense8
- there are others I just can't think of them right now lol.  Magnus and Alec will always be at the top but the rest depend on who my brain thinks about first.
Thanks for asking, this was fun and made me think!!!!!
2 notes · View notes
fabienne-elea · 7 years
Video
Dig Down🎉🎉🎉 . . #DigDown#pwopermuser#MattBellamy#Bliss#muser#ThoughtsOfADyingAtheist#AlternativeRock#SingForAbsolution#DomHoward#Radiohead#ChrisWolstenholme#KnightsOfCydonia#Musefan#Museart#pwoper#MapOfProblematique#ifb#artist#haarp#goth#alternative#MapOfYourHead#PwoperFish#britishporn#PopRock#NewMuseSong#indie#artrock#Belldom#NewSong
3 notes · View notes
kallfu-kurruf · 10 years
Text
Últimamente he estado en una obsesión por inventarme historias de vida de la gente q conozco o que veo a diario. Me apasiona la idea que cada persona tiene su propia historia, que es única, y que nadie nunca mas la vivirá, que esos recuerdos e historia de vida la definen como persona. Eso es ser persona, una mezcla de historias y experiencias, pegadas con emociones y sensaciones. Y cada una podría ser un libro, o ser pintada en un cuadro, y ni aun así se podría representar sus bellezas y desgracias. Mirar tras sus retinas... y ver a la gente como es, o al menos como yo las imagino, añadiendo doble porción de comprensión. All you need is love, and one of my girls is Janis Joplin, q a todo esto tiene una vida potentísima, como tantas otras.
"I'm a victim of my own insides. There was a time when I wanted to know everything. I read a lot. I guess you'd say I was pretty intellectual. It's odd, I can't remember when it changed. It used to make me very unhappy, all that feeling. I just didn't know what to do with it. But now I've learned how to make feeling work for me. I'm full of emotion and I want a release, and if you're on stage and if it's really working and you've got the audience with you, it's a oneness you feel. I'm into me, plus they're into me, and everything comes together. You're full of it. I don't know, I just want to feel as much as I can, it's what 'soul' is all about."
Janis Joplin.
0 notes
toadyingatheist · 1 year
Text
Inferno
Dua puluh tujuh tahun seratus dua puluh sembilan hari usiaku hari ini. Sebagai seseorang yang menggilai musik, tentu sebutan Club 27 sangatlah kekal di memori otakku. Betapa tidak, deretan nama musisi favoritku mati setelah menginjakkan kakinya di usia 27 tahun. Jim Morrison, Janis Joplin, Kurt Cobain, Jimi Hendrix, Amy Winehouse, Dave Alexander, dan Mia Zapata adalah sederet nama yang mati tanpa mengetahui seperti apa rasanya berada di usia 28 tahun.
Dalam film 3 Hari Untuk Selamanya, Yusuf yang diperankan Nicholas Saputra berkata bahwa usia 27 tahun adalah usia yang krusial. Di usia inilah kita akan mengambil keputusan penting yang akan mengubah hidup kita. Di usia ini pula Tuhan akan menutup beberapa pintunya untuk kita dan membukakan beberapa pintu yang lainnya. Tentu kematian dapat kita maknai beragam, bisa jadi pintu yang tertutup atau terbuka. Begitu pun hal-hal lain yang sintasi di usia ini. Masih ada ratusan hari lagi yang akan ku lalui sampai pada akhirnya ku tutup lembaran usia 27 tahunku jika datang kesempatan itu padaku.
Aku masih membujang. Menikah untukku adalah langkah besar dalam hidup dengan segala pertimbangan baik dan buruk yang mesti dikompromikan, khususnya dengan diriku sendiri. Bagi sebagian besar orang, menikah mungkin adalah hal yang dinantikan dengan amat dalam hidup. Kebahagiaan besar menunggu di pelupuk mata. Tidak dengan diriku. Aku masih memandang langkah besar ini sebagai momok dalam hidupku. Menjalin kontrak seumur hidup dengan seorang wanita yang mungkin saja tidak merawat kebahagiaan denganku semur hidupnya, seumur hidupku. What a big mistake in life! Apakah mungkin aku tetap bisa menjadi diriku sendiri setelah menikah? Apakah mungkin aku tetap bisa berhubungan baik dengan teman-temanku? Apakah aku tetap bisa tertawa lebar dan melepaskan beban dengan adik-adikku? Apakah aku tetap bisa menjalankan hobiku sebagai obat anti-depresanku?
Aku pikir aku mampu untuk bertindak sebagai seorang pasangan yang suportif untuk wanitaku kelak. Aku akan mendukung segala kegiatan positif yang dikerjakannya. Tapi, apakah aku bisa dapatkan sosok wanita yang seperti itu pada diriku? Entahlah. Apabila memang tidak, rasa-rasanya membujang seumur hidupku juga tak kalah menyenangkannya.
Tak sedikit contoh yang ku dapatkan dari pernikahan di usia muda yang tidak berjalan mulus. Cita-cita yang diharapkan pupus begitu saja. Kebahagiaan hanya menjadi sesuatu yang delusif dan pada akhirnya hanya menjalani sisa hidup dalam keterpaksaan. Terpaksa tidak bahagia demi bermain topeng keluarga yang utuh di depan anak dan keluarga besar.
Untukku, memiliki pasangan yang berpikiran progresif dan berwawasan luas pun menjadi salah satu pondasi penting untuk membangun sebuah korporasi bernama “keluarga”. Aku tak sudi anak-anakku kelak tidak menggantungkan cita-citanya setinggi langit, tidak cerdas, tidak pintar, dan tidak berbudi luhur. Terkhusus di sisi kepintaran, menjadi pintar bukan berarti penurut. Jikalau hanya sekadar nurut, kerbau pun penurut. Aku akan teramat senang apabila anak-anakku nanti menjadi seorang pembangkang. Pembangkang yang konsisten mendobrak norma-norma usang yang tak lagi relevan dipraktikkan di eranya nanti. Aku bahkan tak akan menuntut mereka untuk menjadi anak-anak yang berbakti padaku, menjadi anak-anak yang berutang budi kepadaku karena setiap anak yang terlahir di dunia itu tak pernah sekalipun memohon untuk dilahirkan. Ku yakin itu penyebab mereka menangis kala keluar dari rahim ibunya. Akulah sebagai orang tua yang mengharapkan kehadiran mereka di dunia. Maka, akulah yang berutang untuk memberikan pendidikan yang layak untuk mereka. Bukan hanya dalam sebuah ruang artifisial bernama kelas dan dalam sebuah institusi bernama sekolah, tapi pendidikan yang mengarahkan mereka menjadi manusia madani hingga bertemu masa di mana aku bisa melepas mereka berkelana dalam lebatnya hutan kehidupan.
Ayahku berusia 33 tahun ketika memutuskan untuk menikah dan ibuku terpaut 10 tahun lebih muda darinya. Entah apa yang mendorongnya untuk mengambil keputusan besar itu, terlebih dengan seorang perempuan yang tidak hanya terpaut jauh dalam jumlah usia, tetapi juga dari pola pikir, pengetahuan, dan pengendalian emosi. Konflik-konflik besar menjadi tontonanku hampir setiap hari saat hampir ku tinggalkan usia balita sampai kedua orang tua ayahku meninggal. Ku yakin kebahagiaan dalam pernikahan -jika memang hal itu ada dan ia rasakan- usianya tidak lebih dari 5 tahun pertama. Atau mungkin malah kurang dari itu. Sayangnya dia masih terlalu angkuh untuk berkata jujur padaku di sisi ini.
Ibuku bukan sosok yang berpendidikan tinggi. Tentu tidak berpendidikan tinggi bukan jadi kepastian seseorang tidak berwawasan luas. Tapi kedua hal tadi berjalan beriringan dalam diri ibuku. Memori masa kecilku banyak diasosiasikan buruk apabila bersinggungan dengan dirinya. Ia adalah sosok yang belum selesai dengan dirinya, bahkan dengan konflik-konflik dalam dirinya sendiri. Ia adalah sosok yang tidak tahu ke mana emosi dalam dirinya harus disalurkan, tidak memiliki skill bertahan hidup, dan yang lebih berbahaya, tidak tahu cara mendidik anak. Kekerasan demi kekerasan menjadi makanan harianku. Benar memang dia mencintai aku sebagai anaknya, tapi caranya salah. Aku yakin betul cinta seorang ibu kepada anaknyalah cinta sejati di dunia ini. Tapi jika hanya sekadar cinta, ibu monyet menggendong anak monyet, ibu babi menyusui anak babi, dan ibu anjing pun mencarikan makanan untuk anak anjing. Tentu bukan sosok perempuan seperti ini yang ku idamkan hadir di hidupku, apalagi menjadi pasangan hidupku.
 Entah pengakuan seperti apa yang nantinya akan dikatakan ayah kepadaku, menarik untuk ku ketahui. Akan aku tunggu dengan sabar. Yang jelas, aku berasumsi bahwa ibuku bukanlah sosok yang dicintainya. Gadis pujaannya mungkin saja telah mati dalam kehidupannya. Menikah dengan orang lain, dikhianati/mengkhianati, menghilang di telan bumi, atau bahkan mungkin juga ayahku seorang pecundang yang tak berani berkata jujur tentang perasaannya kepada gadis itu. Entahlah, aku tak tahu. Yang ku tahu, Sujiwo Tejo pernah berujar “Menikah itu nasib, mencintai itu takdir. Kamu bisa berencana menikahi siapa, tapi tak dapat kau rencanakan cintamu untuk siapa”. David Bayu dapat menggambarkan dengan baik sosok pria yang kalah, menyerah, dan harus berdamai dengan keadaan dalam lagunya yang berjudul Deritaku. Memang, laki-laki hanya bisa jatuh cinta satu kali dalam hidupnya, sisanya hanya menjalani hidup dan aku tak siap untuk menyesali langkah besar yang ku ambil dalam hidupku.
-Sid Isa: 28 April 2023-
1 note · View note
ao3feed-destiel-02 · 1 month
Text
Forbidden devotion
read it on AO3 at https://ift.tt/VuHav2o by ThoughtsOfADyingAtheist In the secluded and dimly lit atmosphere of the confessional booth within the sacred confines of the church, they find moments of stolen intimacy. Words: 1109, Chapters: 1/1, Language: English Fandoms: Supernatural (TV 2005) Rating: Explicit Warnings: Creator Chose Not To Use Archive Warnings Categories: M/M Characters: Castiel (Supernatural), Dean Winchester Relationships: Castiel/Dean Winchester Additional Tags: Priests, Priest Kink, Human Castiel (Supernatural), Catholic Guilt, One Shot, Angst and Feels read it on AO3 at https://ift.tt/VuHav2o
0 notes
Note
asks for fanfic writers 5,13,44
5- since how long do you write?: I’ve been writing poetry and short stories since I was eight but fan fiction I tried to write at twelve and it was, it was basically crack and then I focused on poetry/lyrics/original stories until I got really bad writers block.  About a decade ago I got back into fan-fiction and the last five years have been a struggle of loving writing and having it love me in return and then beginning at the alter of words and being given ideas and absolutely no ability to coherently translate it from my brain to a page!
13- hardest character to write: Hardest character to write.  My hardest characters to write are the ones I don’t identify with as much or the ones I don’t like/have as much interest in.  I also have a problem writing incredibly confident people.  I can write confident people and love them and their confidence can be real but I need something I can relate to like anxiety/self-doubt in other areas of their life.  So they can be confident, but they also need moments of weakness because otherwise I’m just: they’re not real!!!!  How does this person function? Also constantly happy characters.  It’s just not realistic to me, for a character to be completely happy all the time.  I enjoy reading about characters and their happiness but it’s really hard for me to write.   
44- do you write linear or do you write future scenes if you feel like it?: I TRY™️ to write linear.  Key word being try because I used to write nearly completely linear, which meant I wrote really fast because I wanted to get to future scenes.  Now, I jump around so often I mess up my plot/timelines and half the time I’m just ‘oh shoot.  Where does this scene go?? does it even fit in with this story anymore?  Is this the right story?’ and then later I’ll accidentally start a completely new story because, SURPRISE.  It did not go there.
Thanks for asking!!
2 notes · View notes