Tumgik
#Makam Bung Karno
terasikip · 2 years
Text
Usulan Dasar Negara Ir Soekarno dan Perubahan Piagam Jakarta
Usulan Dasar Negara Ir Soekarno dan Perubahan Piagam Jakarta
Terasikip.com – Usulan Dasar Negara Ir Soekarno. Lahirnya dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia, Pancasila melalui proses perumusan yang lumayan panjang serta ada banyak tokoh yang terlibat di dalamnya. Dalam melakukan perumusan Pancasila, langkah pertama-tama diawali dengan terbentuknya Dokuritsu Junbi Cosakai atau BPUPKI (Badan Penyidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Adanya…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
Text
Kompak, Forkopimda Blitar Raya Ikuti Ziarah Rombongan Lemhannas RI Ke Makam Bung Karno
Blitar – Dalam rangka memperingati hari jadi ke-59 Lemhannas RI Tahun 2024, Reaktualisasi Ketahanan Nasional, Dandim 0808/Blitar Letkol Inf Hendra Sukmana bersama Forkopimda Blitar Raya, mendampingi Plt. Gubernur Lemhannas RI Letjen TNI Eko Margiyono beserta rombongan, dalam rangka kegiatan ziarah ke Makam Bung Karno, yang terletak di Kelurahan Bendogerit Kecamatan Sananwetan Kota Blitar, Kamis…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
kbanews · 5 months
Text
Di Makam Bung Karno, Gus Muhaimin Ingat Tulisan Sang Proklamator: Banyak Bicara, Banyak Bekerja!
BLITAR I KBA – “Sekali Lagi: Bukan ‘Jangan Banyak Bicara, Bekerjalah!’ Tetapi ‘Banyak Bicara, Banyak Bekerja!’’. Tulisan dan pesan Bung Karno yang dimuat di koran harian Pikiran Rakyat tahun 1933 itu, diingat betul oleh Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 1, Abdul Muhaimin Iskandar. Kutipan bijak tersebut diutarakan oleh Gus Muhaimin, sapaan Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
difawisata · 6 months
Text
Makam Bung Karno, Menyaksikan Makam Presiden RI Pertama dengan Arsitektur Jawa Berbentuk Joglo di Blitar
Jelajahi keagungan Makam Bung Karno Blitar, tempat arsitektur menakjubkan berbentuk joglo Jawa berpadu sempurna dengan nuansa spiritual. Harga tiket: Bebas; Map: Periksa lokasiAlamat: Jl. Ir. Sukarno No. 152, Bendogerit, Kec. Sananwetan, Kota Blitar, Jawa Timur. Indonesia merupakan negara yang kaya akan warisan budaya dan sejarah. Tidak hanya menawarkan keindahan alam yang mempesona tetapi juga…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
dulurganjar · 1 year
Text
1 note · View note
turisiancom · 1 year
Text
TURISIAN.com – Saat berkunjung ke Kota Bengkulu, Sobat Turisian jangan lewatkan berwisata religi dengen menyambangi Masjid Jamik Bengkulu. Sepintas memang tak tampak keistimewaannya, namun justru daya tariknya terletak dari sang arsitekturnya, yaitu Bapak Proklamator Indonesia, Soekarno. Lokasinya sangat strategis, berada di Jl. Letjen Soeprapto, Kelurahan Pengantungan, Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu. Kalau melihat dari udara, posisi lahan masjid berbentuk segitiga. Terletak tepat di simpang empat yang membelah Jl Letjen Soeprapto, Jl MT Haryono, dan Jl Jenderal Sudirman. Dulunya Masjid Jamik Bengkulu masih berupa surau atau musala bernama Surau Lamo yang menurut Bahasa Bengkulu berarti Surau Tua. Pendiriannya oleh saudagar keturunan Bugis, Sulawesi Selatan bernama Daeng Makulle pada awal abad 18. Makulle sendiri merupakan seorang datuk dagang dari daerah Tengah Padang. Oleh karena itu, surau tersebut terkenal juga sebagai Surau Gadang atau Masjid Jamik Tengah Padang. Lokasinya tak jauh dari makam pahlawan nasional Sentot Alibasya alias Pangeran Diponegoro, yang terletak di Kelurahan Bajak, Bengkulu. Bangunan awalya pun masih sangat sederhana, beratapkan rumbia, dengan tiang-tiang dan lantainya terbuat dari kayu. Saat memasuki abad 19, bangunan masjid berpindah ke lokasi sekarang dan lebih berkembang. Masjid berada di pusat perdagangan serta berfungsi untuk mempertemukan banyak kalangan ketika salat lima waktu. Kemudian memasuki awal abad 20, para kaum tuo, begitu sapaan kalangan cerdik pandai dan ulama di tanah Sumatra, bersama masyarakat setempat bersepakat merenovasi masjid. Karena kondisinya mulai memerlukan perbaikan. Peran Soekarno Pada saat bersamaan, tokoh nasional Soekarno masuk ke Bengkulu pada 14 Februari 1938, setelah menjalani pengasingan selama empat tahun di Ende, Nusa Tenggara Timur. Oleh penjajah Belanda, Bung Karno menempati sebuah rumah sewaan milik pengusaha Tionghoa bernama Tjang Tjen Kwat. Alamatnya di Jalan Jeruk, sekarang adalah Jl Soekarno-Hatta, Kota Bengkulu. Baca juga: Yuk Liburan Dulu ke Pantai Panjang Bengkulu! Bung Karno kerap mampir ke Masjid Jamik Tengah Padang Bengkulu tersebut untuk melaksanakan salat. Kebetulan, letaknya sekitar 1,5 km dari rumah pengasingannya dan dapat ia tempuh dengan jalan kaki atau bersepeda onthel. Ia melihat bahwa masjid harus ada pembangunan ulang karena strukturnya sudah membahayakan jemaah saat salat. Soekarno pun tak asal bicara, sebab dia memang berlatar pendidikan insinyur teknik sipil dari Technische Hoogeschool (THS) atau kini menjadi Institut Teknologi Bandung (ITB). Seperti dalam tulisan Zein Abdul Baqir dalam “Masjid-masjid Bersejarah di Indonesia”, Bung Karno kemudian bermusyawarah bersama kaum tuo yang ia sebut sebagai bigotedly orthodox agar bersedia memperbarui masjid mereka. Gayung bersambut karena kaum tuo pun memikirkan hal serupa dan mereka mencapai mufakat bahwa Bung Karno sendiri yang akan mendesain rupa baru Masjid Jamik Bekulu itu. Presiden RI Pertama ini pun tak ingin menerapkan desain bangunan bergaya Timur Tengah atau Eropa. Sukarno punya gayanya sendiri. Desain Arsitektur Antikolonial Yuke Ardhiati dalam buku “Bung Karno Sang Arsitek” menyebutkan bahwa Bung Karno memiliki konsistensi padu padan gaya antikolonial dan mengedepankan konsep Indonesia. Itu memengaruhi model arsitektur karyanya pada periode 1926-1945. Ketika itu, Bung Karno tak banyak mengubah struktur bangunan. Namun lebih menegaskan paduan nuansa Jawa dan Sumatra pada desain Masjid Jamik Bengkulu itu. Bung Karno mempertahankan sebagian struktur bangunan dan hanya mengubah bagian atap, tiang masjid, dan menaikkan tinggi lantai hingga 30 cm, serta dinding naik lagi 2 meter. Bagian atapnya ganti berbahan seng dengan bentuk bermodel mansard atau atap tinggi bersisi empat miring curam dengan sedikit tekukan pada bagian bawah. Atapnya bersusun atau bertumpuk tiga melambangkan iman, Islam, dan ihsan. Baca juga: Liburan Seru di Wahana Surya, Waterpark Terbesar di Bengkulu
Ada filosofi khusus mengapa bagian atap dan plafon jadi tinggi seolah-seolah ingin mencakar langit karena melambangkan ketaatan kepada Tuhan. Ada ornamen tambahan, yaitu hiasan kemuncak atau menyerupai gada pada puncak atap. Konon, Sukarno terinspirasi oleh senjata gada milik tokoh pewayangan favoritnya, yakni Bima. Struktur Bangunan Masjid Masjid Jamik Bengkulu mempunyai tiga bangunan yang saling menyatu, yakni inti masjid, serambi, dan bangunan tempat wudhu. Pada inti masjid yang menjadi ruang utama salat berukuran 14,65 m x 14,65 m. Terdapat tiga pintu masuk dengan pembatas tiga pilar setinggi sekitar 2,5 meter. Menariknya, Bung Karno tidak menempatkan tiang-tiang penopang pada bagian tengah interior masjid sehingga menghadirkan kesan lebih lapang dan lega. Justru menyematkan tiang-tiang pada setiap sisi bangunan masjid dengan jarak teratur. Pada bagian kepala pilar-pilar ini terdapat ukiran motif sulur dari kayu jati. Total ada 19 tiang dengan ukiran kayu di atasnya, termasuk pada tiga tiang pembatas pintu masuk Masjid Jamik Bengkulu. Kembali ke bangunan inti, suasananya terasa teduh karena dindingnya tinggi, sekitar 7 meter hingga mencapai plafon yang terbuat dari kayu jati cokelat. Lalu ada lubang angin bersusun dua di tiga sisi bangunan, tepat sekitar 20 cm di bawah plafon. Sekitar 1 meter di bawah lubang angin, ada motif ayat-ayat Alquran berkelir emas mengelilingi keempat sisi dalam bangunan. Bagian utama masjid ini mampu menampung sekitar 400 jemaah. Lanjut ke bagian depan ruang utama salat Masjid Jamik Bengkulu, Sobat Turisian bakal melihat sebuah mihrab berbahan beton berukuran 2,5 m x 1,6 m. Dengan mimbar khutbah bergaya Istanbul Ottoman lengkap dengan empat anak tangga. Tepat di atas mihrab ada dua kubah mini terbuat dari bahan stainless steel. Pada bagian serambi, bentuknya seperti persegi panjang dengan plafon berlapis kayu jati cokelat. Serambi tersebut ada penopang tiang kayu besar persegi delapan. Sementara tempat wudu berukuran 8,8 m x 5,55 m. Tepat di belakangnya tampak halaman luas masjid yang biasa untuk parkir kendaraan atau sebagai area salat Id. Baca juga: Petualangan ke Gunung Kaba Bengkulu yang Memukau Berkat nilai sejarahnya tersebut, pemerintah pusat sejak 2004 telah menetapkan Masjid Jamik Bengkulu sebagai cagar budaya nasional. Hal ini semakin kuat dengan Undang-Undang nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Masjid ini juga berfungsi sebagai objek wisata religi dan sejarah yang selalu ramai masyarakat lokal dan luar Bengkulu berkunjung.*     Sumber: indonesia.go.id
0 notes
irwanduasisinews · 1 year
Text
Satu Tahun Jelang Pemilu, Caleg PDI Perjuangan Jawa Tengah Ziarah Ke Makam Bung Karno
Pemilu24.com ( Slawi ) Satu tahun sebelum dilaksanakannya Pemilu tahun 2024, seluruh calon anggota legislatif dari PDI Perjuangan Jawa Tengah menyelenggarakan acara ziarah ke makam Bung Karno di Blitar. ( 12/02/2023 ) Menurut Harris Turino Anggota DPR RI Komisi VI dari Fraksi PDI Perjuangan, Pesertanya lebih dari 1300 orang, mulai dari para Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dari PDI…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
aprilspaces · 1 year
Text
Kalau Depok Begini, Kira-kira Bagaimana?
Tumblr media
Kalau kuburan ini bisa bersuara, mungkin mereka tertawa sekaligus heran melihatku setiap hari bolak-balik ke sini. Bukan. Kali ini bukan kontemplasi. Kali ini aku mau kenal lebih jauh sama identitas tulang belulang di kompleks ini.
Ada yang namanya Jonathan, Jacob, Loen, Soedira, Samuel, Leander, Laurens, Isakh, Bacas, Tholense, Zadokh. Sudah ku sebut semua belum, ya? Kalau ada yang tertinggal, bisa-bisa aku didatangi tengah malam.
Omong-omong, aku mau berterima kasih sama mereka semua. Seumur-umur aku hidup, baru kali ini aku baca Alkitab. Pakai bahasa Belanda pula. Hahahaha. Kalau ditanya apa ayat yang paling aku suka, tanya saja sama Almarhum Pendeta yang bermarga Soedira. Aku sepakat sama dia.
Kalau aku harus jelaskan satu persatu-satu, mungkin aku mulai dari sini dulu, ya. Aku adalah seorang mahasiswa tingkat akhir yang sedang menggarap tugas agar cepat-cepat ke luar dari belenggu rekonstruksi masa lalu.
Entah mengapa, pilihan topik tugas akhirku tidak jauh-jauh dari tanah tercinta, tanah babi ngepet dan ayu ting-ting ini. Orang-orang mungkin akan heran, bisa-bisanya ada manusia yang mau meromantisasi Depok. Ya ada, aku orangnya.
Menurutku, Depok memang romantis kok. Aku merasa aku punya tanggung jawab untuk meluruskan ini ke kawan-kawan media dan influenza banyak congor di aplikasi biru. Depok itu romantis, sumpah!
Ayo, ikut aku jalan-jalan ke kawasan Depok Lama. Kalau aku jadi pemerintah, aku sulap daerah ini biar seperti Kota Tua Jakarta atau Kota Lama Semarang. Sayangnya, Pemerintah Depok itu bisanya hanya bikin lagu saja.
Coba main ke kawasan Depok Lama, Jalan Pemuda dan sekitarnya. Kamu akan tahu betapa romantisnya kota kecil ini. Buatan siapa dulu dong? Buatan Belanda…. Tapi ya mau gimana, aku tetap harus kasih fakta.
Sebenarnya bangunan kolonial di sini indah-indah, sayang banyak yang tidak terurus. Sebenarnya aku juga sempat bingung mau membahas yang mana. Setelah berpikir panjang, sepertinya aku akan lebih cocok dengan hal-hal yang suram.
Ya, makam ini contohnya. Kompleks Makam Kamboja. Lihat saja, sudah hampir setiap bulan aku melayat para mayat di balik tombe-tombe ini. Walaupun aku tidak kenal, aku sapa saja. Walaupun kita beda agama, aku doakan saja, pakai ayat kursi.
Yang aku cari di sini sebenarnya sederhana. Identitas dan kelas. Ternyata oh ternyata, aku di kasih lebih lagi. Aku di kasih cinta. Aku dikasih pelajaran berharga soal siapa warga Depok sebenarnya.
Aku tidak menduga-duga akan bertemu orang yang bangga menjadi warga Depok. Para keturunan budak Belanda ini, mereka antusias sekali menceritakan kisah turun-temurunnya. Seperti ada ikatan yang tidak boleh dilepas.
Mereka ikhlas. Mereka tidak marah dicaci maki kaum ekstrimis pembenci minoritas. Mereka tidak kecewa diacuhkan pemerintah. Mereka tetap berusaha membangun citra Depok yang tersembunyi ini. Citra Depok sebagai pusat agama Kristiani dan kota mandiri yang merdeka lebih dulu sebelum Indonesia. Iya, sebenarnya Depok itu tidak cocok jadi Dinasti PKS. Depok itu memang awalnya dipenuhi orang Kristen dan Cina.
Orang-orang ini, aku juga tidak paham mengapa mereka begini. Untuk apa mempertahankan dan melestarikan sejarah, bukankah yang penting adalah masa depan? Tidak, bagi mereka, sejarah adalah suatu entitas yang membentuk siapa mereka saat ini.
Segala kenyamanan dan kasih sayang yang terjalin di antara kaum Belanda-Depok ini, mereka dapatkan dari sejarah. Sejarah kadang kala memang mengherankan. Kekuatan magisnya dapat membentuk pola pikir seseorang.
Maka sekarang aku percaya mengapa Bung Karno mencetuskan jas merah. Bagi beberapa orang, sejarah adalah bagian dari diri mereka. Tidak, bagi Depok, sejarah adalah identitas yang akan menyelamatkan mereka dari bayang-bayang babi ngepet. Tidak, bagi Indonesia, sejarah adalah senjata untuk berbangga-bangga bahwa setidaknya kita pernah menjadi bangsa yang hebat.
Oke, kalau sudah di klimaks, biasanya akan ada kata “bersambung”. Bagaimana kalau kita lanjut lagi nanti saja? Saat aku sudah selesai berkenalan dengan semua mayat-mayat di sini. Siapa tahu aku menemukan harta karun lagi!
0 notes
newscakra · 2 years
Text
Ajak Ratusan Penyandang Disabilitas Naik Kereta Api,Polwan Polresta Malang Kota Ziarah ke Makam Bung Karno
Ajak Ratusan Penyandang Disabilitas Naik Kereta Api,Polwan Polresta Malang Kota Ziarah ke Makam Bung Karno
KOTA MALANG, MN CAKRAWALA– Setiap 1 September diperingati sebagai Hari Polisi Wanita atau Hari Polwan. Tahun ini Polwan memasuki usia ke 74, tepatnya pada 1 September 2022 nanti. Dengan tema “Polri yang Presisi, Polwan Siap Mendukung Pemulihan Ekonomi dan Reformasi Struktural untuk Mewujudkan Indonesia Tangguh – Indonesia Tumbuh”, tentunya tema Hari Polwan kali ini sejalan dengan tema HUT ke-77…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
indonesiancrush · 2 years
Text
TOURING KEMERDEKAAN GABUNGAN KOMUNITAS YAMAHA DI KEDIRI
TOURING KEMERDEKAAN GABUNGAN KOMUNITAS YAMAHA DI KEDIRI
Kediri – Banyak cara untuk memeriahkan hari Kemerdekaan Repubik Indonesia ke 77 tahun. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh komunitas Yamaha di Jawa Timur, yang melakukan touring dari Kediri menuju Blitar untuk berziarah ke makam sang Proklamator Kemerdekaan, yaitu Bung Karno pada Hari Minggu 14 Agustus 2022. Kegiatan touring yang dilaksanakan pada Minggu (14/8), diikuti oleh sebanyak…
View On WordPress
1 note · View note
kbanews · 1 year
Text
Tanggung Jawab Warga Negara terhadap Keutuhan Bangsa
Menjaga warisan kebangsaan Soekarno: JAS MERAH – Jangan sekali-kali melupakan sejarah. Bahwa Republik ini dimerdekakan dengan mengorbankan harta, benda, jiwa, dan raga. Taman Makam Pahlawan seluruh kota di Indonesia tak akan muat menampung jasad para pahlawan kemerdekaan yang tersebar di mana-mana, termasuk mereka yang dimakamkan tanpa tandan ama sebagai pahlawan yang tak dikenal. Bung Karno…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
cakrawalanewsdotco · 2 years
Text
Berikut Keseruan Perlombaan 17 Agustusan Kader Nasdem Jatim Bersama Masyarakat Blitar
Berikut Keseruan Perlombaan 17 Agustusan Kader Nasdem Jatim Bersama Masyarakat Blitar
Blitar. Cakrawalanews.co – Keseruan pesta rakyat ala Partai NasDem dalam rangka memperingati HUT ke 77 Republik Indonesia tahun 2022. Rombongan DPW Partai NasDem Jawa Timur serta pengurus DPD dari daerah pemilihan (dapil) VI Jatim, DPD NasDem Kabupaten Blitar, Kota Blitar, Kabupaten Kediri, Kota Kediri dan Kabupaten Tulungagung, usai ziarah ke makam sang Proklamator Bung Karno, menghadiri pesta…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
mediaban · 2 years
Link
Asep Rahmatullah, Sekretaris DPD PDIP Banten melepas rombongan ziarah makam Bung Karno di Blitar untuk memperingati HUT Kemerdekaan RI.
0 notes
tanahkavlingblitar1 · 2 years
Photo
Tumblr media
DP FLEKSIBEL, 0813-3240-5550, Tanah dijual Blitar
klik https://wa.me/6281332405550, Tanah Kavling SHM, Tanah Kavling Untuk Kebun, Tanah Kavling Untuk Rumah, Tanah Kavling Untuk Industri, Beli Tanah Kavling AJB, 
***ANGSURAN RINGAN SAMPAI 2 THN*** * Dekat Area Wisata * Dekat Perkantoran * Dekat Sekolah * Tanah Datar siap Bangun * Posisi Tanah Lebih Tinggi (Insyallah Lebih Aman dari banjir) Sistem bayar : • Mudah & Fleksibel (bisa dirembug) • Syarat Mudah hanya FC KTP + KK TOTAL BONUS Senilai 10 JUTA!!! * FREE Biaya SPLIT Rp 4.JUTA * FREE Biaya AJB Rp 1 JUTA * FREE Pajak Pembelian Rp 1.5 JUTA * FREE Biaya Balik Nama Sertifikat Rp.4 JUTA TERBATAS HANYA 2 BIDANG!! SENTUL LAND Lokasi: Jl. Candi Pawon Barat Sembot, Sentul, Kota Blitar (Utara Makam Bung Karno) Info lengkap hubungi langsung Owner Ibu Teti: 0813-3240-5550 For More Information Website: www.dinastypropertiblitar.com Instagram: @dinastyproperti
0 notes
Photo
Tumblr media
DP FLEKSIBEL, 0813-3240-5550, Tanah dijual Blitar
klik https://wa.me/6281332405550, Tanah Kavling SHM, Tanah Kavling Untuk Kebun, Tanah Kavling Untuk Rumah, Tanah Kavling Untuk Industri, Beli Tanah Kavling AJB, 
***ANGSURAN RINGAN SAMPAI 2 THN*** * Dekat Area Wisata * Dekat Perkantoran * Dekat Sekolah * Tanah Datar siap Bangun * Posisi Tanah Lebih Tinggi (Insyallah Lebih Aman dari banjir) Sistem bayar : • Mudah & Fleksibel (bisa dirembug) • Syarat Mudah hanya FC KTP + KK TOTAL BONUS Senilai 10 JUTA!!! * FREE Biaya SPLIT Rp 4.JUTA * FREE Biaya AJB Rp 1 JUTA * FREE Pajak Pembelian Rp 1.5 JUTA * FREE Biaya Balik Nama Sertifikat Rp.4 JUTA TERBATAS HANYA 2 BIDANG!! SENTUL LAND Lokasi: Jl. Candi Pawon Barat Sembot, Sentul, Kota Blitar (Utara Makam Bung Karno) Info lengkap hubungi langsung Owner Ibu Teti: 0813-3240-5550 For More Information Website: www.dinastypropertiblitar.com Instagram: @dinastyproperti
0 notes
turisiancom · 1 year
Text
TURISIAN.com – Saat Sobat Turisian berkunjung ke Kota Blitar, Jawa Timur jangan lupa mencicipi aneka jenis kuliner khasnya. Mulai dari camilan, masakan, kue, hingga minuman menyegarkan. Nah kalau mau melepas dahaga di siang hari, kalian mesti coba dua es khas kota Blitar, yaitu Es Pleret dan Es Drop. Jajanan es khas Kota Blitar tersebut akan mudah Sobat Turisian temukan di sana. Selain enak dan menyearkan, harganya pun sangat terjangkau. Hingga tak heran kedua makanan ini banyak penggemarnya dan mampu bertahan sejak lama. Es Pleret  Makanan es khas Blitar yang satu ini terbuat dari tepung beras dan biasanya memakai pewarna makanan. Seperti merah, putih, atau hijau agar terlihat lebih menarik. Minuman ini sepintas mirip es cendol atau dawet, namun pleret berbentuk bola-bola. Rasa manis minuman es Blitar tersebut sangat khas, karena es pleret tersaji dengan gula Jawa cair atau banyak orang Jawa yang menyebutnya juruh. Gula ini sebagai bahan pemanis alami minuman tersebut, sehingga pleret berbentuk bola-bola ini ketika Sobat Turisian makan terasa nikmat manisnya dan segar. Kemudian setelah Es Pleret ada campuran juruh, lalu tambah kuah santan untuk memberi rasa gurih dan tambahan potongan es batu. Jadi sangat menyegarkan buat melepas dahaga. Baca juga: Wisata Sejarah ke Istana Gebang Blitar, Tempat Masa Muda Bung Karno Sobat Turisian yang tertarik minuman es ini dapat menemukan penjualnya yang sudah legendaris di sekitar tempat wisata Kebonrojo, Makam Bung Karno, PIPP, dan Alun-alun kota. Es Drop  Olahan makanan es berikut ini juga termasuk legendaris di Kota Blitar dan menjadi rekomendasi bagi wisatawan yang berkunjung ke kota tersebut. Selain menyegarkan, rasanya cukup memanjakan lidah. Es drop pada dasarnya termasuk es lilin dengan panjang 10 cm. Jajanan enak ini terbuat dari bahan dasar gula merah dan santan yang dibekukan. Jenis es yang satu ini termasuk kuliner legendaris khas Blitar karena sudah ada sejak zaman Kolonial Belanda. Tepatnya sekitar tahun 1937 dengan cita rasa yang masih bertahan dan tidak berubah sampai saat ini. Baca juga: Air Terjun Njumeg di Kabupaten Blitar yang Indah dan Bikin Betah Kalau Sobat Turisian ingin mencoba dan membeli Es Drop dapat menemukannya di pedagang keliling di sekitaran Blitar kota. Para pedagang es tersebut mengayuh sepeda tentunya dengan membawa wadah berwarna merah. Suara ting..ting..ting dari lonceng kecil menjadi ciri khas  para penjual Es Drop tersebut.*       Sumber & Foto: Disbudpar Kota Blitar
0 notes