Tumgik
#gerakanmenulis
kakakcactus · 7 years
Photo
Tumblr media
76 dari 365 Hari If you don't step forward you will always remain in the same place. #reminderafterreminder #Roadtojannah #kakakCactus #aksarahilang #gerakanmenulis
3 notes · View notes
arynwafa · 7 years
Text
Ketika Ayah Mengajak Salat
Oleh: Ariyani Jingga
 Ada yang sedang memukul pintu
Ada yang sedang menopang dagu
Membunuh derit- derit sebab dihidupkan oleh angin
Lalu ia berlari ke halaman depan
Rupanya ia mendengar
Suara teriakan- teriakan dari dalam tanah
Suara tangisan-tangisan daun yang berguguran
Haus, panas, dan rasanya ingin mati saja
Diambilnya air
Lalu disiramkannya pada bunga-bunga yang kuyu melayu
Serta pohon-pohon yang menangis tanpa air mata dihadapannya
Tangisannya berhenti
Sementara senyumnya merekah
Tangannya geram mencekik rumput
Mencabut nyawanya hingga tak bersisa akar-akarnya
Terik matahari mengingatkannya untuk mengambil tangga
Menaikinya untuk merapikan atap yang bocor
Sebab mata anak perempuannya mengingatkannya
Kala dingin dan titik-titik air saling berkejaran menombak kulit
Kala sendu dan suasana haru menghentikan awan melintasi bulan
Menganggu penghuninya dengan menggagalkan lelapnya
Terakhir
Ketika tuhan memanggilnya
Ia ke belakang
Membersihkan diri dan mengambil air wudhu
Hingga ia selesai berdoa setelah wudhu
Anak perempuannya masih termangu di dekat jendela
Sesekali meniupkan napasnya di kaca dan membuat tulisan kecil di sana
a-y-a-h tulisnya
Ditepuklah pundaknya lalu keluarlah suara halusnya
“Nak, ayo salat!”
 Semarang, 17-7-2017
11.34 p.m.
14 notes · View notes
ashriati · 8 years
Text
Langit
Bolehkah aku jujur kepadamu?
Aku begitu menyukaimu
Mencintaimu
Mengagumimu
Aku bisa diam berlama-lama hanya untuk memandangimu
Dirimu dan segala yang ada padamu
Biru jiwamu membuatku begitu damai
Dan kau punya kedamaian yang bukan hanya satu, namun tujuh lapis
Putih yang membersamaimu membuat aku begitu nyaman
Kelembutannya membuat aku tak mau beranjak
Namun kadang menjadi kelabu seperti menangis, padahal kau membawa keberkahan bagiku, bagi tempat tinggalku
Juga jingga yang ku nantikan pada sisi timur dan sisi barat
Membawa semangat kehidupan dengan pancaran cahaya selama diantara kedua sisi
Terutama saat warna-warni melengkung seusai redanya keberkahan bersambut cahaya semangat
Walau jiwamu berubah menjadi hitam, aku tetap ingin menatapmu
Kilauan cahaya yang bertaburan tetap memberi keindahan untukmu kala kau gulita
Aku bersedia menjadi pengagummu yang nyata
Namun, katamu, semua yang ku sebutkan ini bukan milikmu?
Aku terheran-heran
“Semua yang ada dalam diriku, bukanlah milikku. Semua adalah milik-Nya. Cintailah Dia. Maha Memiliki segalanya. Memiliki aku dan yang ada padaku. Juga yang memilikimu dan yang ada padamu.”
Aku tersenyum tanda sepakat
Bandung, 02 Maret 2017 | ashriati | Tebar Manfaat Lewat Aksara
14 notes · View notes
raisme-blog · 7 years
Photo
Tumblr media
#quote #quotes #katakata #kata #cumakatakata #cumakata #literasi #bukanpuitis #bukanpenulis #bukanmotivasi #bukanpenyair #bukansastrawan #bukanseniman #penikmatkata #penikmatseni #malang #puisi #sajak #cumapuisi #cumasastra #sastra #sastraindonesia #coretan #aksimenulis #ayomenulis #gerakanmenulis #tulisanamatir #belajarmenulis #serdaduaksara #raisme (di Malang)
0 notes
gosulsel · 3 years
Text
Melalui Gerakan Menulis, Sekolah Islam Athirah Dorong SDM Bisa Hasilkan Buku - Gosulsel
MAKASSAR, GOSULSEL.COM -- Sekolah Islam Athirah Makassar melalui program Gerakan Menulis Athirah (GEMA) melatih guru dan karyawan untuk bisa menghasilkan sebuah buku. Pelatihan pun kemudian digelar. Pelatihan tersebut digelar di Lantai 2 Ruang Multimedia Sekolah Islam Athirah Kajaolalido dan...
http://gosulsel.com/2021/09/25/melalui-gerakan-menulis-sekolah-islam-athirah-dorong-sdm-bisa-hasilkan-buku/
#GerakanMenulis #SekolahIslamAthirah
0 notes
buletinaufklarung · 3 years
Text
buletin aufklarung post pandemi | buletinaufklarung.com
Tahun ini Pusat Kajian Filsafat dan Teologi (PKFT) Tulungagung kembali menggelar Reuni Akbar dan Halal bi Halal keluarga besar PKFT Tulunaggung yang dilaksanakan pada tanggal 6 Juni 2021 dan bertempat di Hotel Hayam Wuruk Trenggalek.
Reuni tahun ini kurang lebih dihadiri sekitar 80 kader aktif maupun alumni dimulai dari founding father sang pendiri PKFT sampai angkatan yang paling muda yaitu angkatan tahun 2020.
Pada reuni kali ini PKFT mengusung tema "21 Tahun PKFT: Manifesto Gerakan dalam Narasi Era Post-Pandemi". Dengan harapan, di usia ke-21 tahun ini PKFT terus mampu untuk meregenerasi dan menstabilkan gerakan yang padahari ini tergeser karena adanya pandemi global, maka harus lebih produktif dan adaptif terhadap pergeseran kebiasaan yang baru di era post-pandemi ini.
Namun, 21 tahun menjadi kawah Candradimuka yang mencetak mesin-mesin intelektual di Tulungagung bukan perkara yang mudah, sebuah organisasi yang besar tersebut tak luput tegak tanpa hempasan-hempasan permasalahan yang mengakibatkan harus berbenah kembali.
Pandemi global ini melumpuhkan segala lini aspek kehidupan manusia, untuk itulah yang menjadi tugas para kader PKFT adalah lebih adaptasi untuk melakukan segala bentuk kegiatan, formula-formula baru diciptakan demi menjaga api intelektual tetap membara tanpa adanya stagnansi dari efek pandemi.
0 notes
kakakcactus · 7 years
Photo
Tumblr media
60 dari 365 Hari Akurlah, kerana dunia ini bukan tempat kita seorang. Belajar untuk memberi ruang dan peluang— Tanpa menghukum. . . Mac dua ribu lapan belas #reminderafterreminder #Roadtojannah #kakakCactus #gerakanmenulis #aksarahilang
2 notes · View notes
arynwafa · 7 years
Photo
Tumblr media
-ABDULLAH BIN RAWAHAH-
Abdullah Bin Rawahah merupakan sahabat nabi yang termasuk dalam 10 sahabat yang dijamin masuk surga. Ia merupakan seorang penyair yang handal. Tak hanya menjadi seorang penyair, ia juga turut berjuang di medan untuk jihad. Rawahah ikut serta dalam peperangan di Badar, Uhud, Khandak, dan Khaibar. Syair-syair Rawahah juga turut menyemangati pejuang Muslim kala peperengan. Dalam perang Muktah, Rawahah ditunjuk Rasulullah sebagai panglima perang ketiga setelah Zaid Bin Haritsah dan Jafar Bin Abu Thalib. Itu artinya, jika Jafar gugur, maka pemimpin pasukan digantikan oleh Rawahah. Dalam perjalanan menuju Muktah, syair-syair Rawahah memberikan semangat kepada pasukan Muslim.
Dari kisah tersebut dapat diketahui bahwasanya “semua penyair bukanlah orang yang menyesatkan, selagi dia beriman, dan berbuat kebajikan, serta mengingat Allah. Mereka bersyair untuk memberikan motivasi kepada orang lain agar mereka tidak takut untuk berjuang di jalan Allah. Seperti slogan Abdullah Ibnu Rawahah r.a.”
Salah satu syair Abdullah Bin Rawahah pada saat akan pergi perang Muktah yaitu sebagai berikut.
“Akan tetapi, saya meminta ampunan kepada Allah SWT. Dan tusukan mematikan yang dapat melenyapkan segala kotoran. Atau tikaman tombak dengan kedua tangan yang penuh ambisi lagi terlatih. Yang dapat mengoyak isi perut dan hati. Sehingga apabila orang-orang melewati kuburanku, mereka berkata. Semoga Allah menjadikannya sebagai pejuang dan semoga hal itu menjadi kenyataan.”
Sumber: Idah. 2015. 20 Hikayat Dahsyat Panglima Islam. Jakarta: Shava Pustaka.
13 notes · View notes
arynwafa · 7 years
Text
Tragedi Lembayung
Oleh: Ariyani Jingga
Pukul 17.30
Sore meredup
Namun masih menyisakan pertanda bahwa ia masih hidup
Sementara itu, jutaan kerdil daun petai cina tidur mengatup
Jutaan lainnya jatuh tersungkur
Setelah sebelumnya terlibat pertengkaran hebat dengan fohn
Seorang penyair duduk di tepi jendela
Kacamatanya tebal
Rambutnya dipukul rata oleh putih
Namun tangannya yang dipenuhi kusut itu
Masih sanggup memegang sebatang bolpoin
Serta selembar kertas yang rupa-rupanya berwarna coklat muda
Dahinya mengerut
Matanya tajam mengikuti ujung bolpoin yang menari-nari dengan tenangnya
Badai telah berhenti
Namun tiba-tiba
Langit, tanah, dedaunan, manusia, dan udara berubah warna menjadi lembayung
Ini bukan kesengajaan, ini adalah bukti kekuasaan
Seorang ibu memukul anaknya yang terlalu lama menatap langit
“Masuk! Nanti matamu sakit”
Sementara ibu lainnya memukul anaknya yang tidak mau menatap langit
“Magrib! Ke masjid, salat!”
Seorang anak laki-laki mengumandangkan azan
Tangannya dengan cepat menutup pintu-pintu dan jendela
Mencegah para musuh manusia yang nyata masuk ke dalam rumah
Tanpa sekali pun mengucapkan assalamu’alaikum
Ia pun beranjak dari kursi tua
Meletakkan rekaan yang telah usai ia rangkai
Mengambil air wudhu, sarung, dan kopiahnya
Menjemput ketenangan
Memenuhi panggilan Tuhan
 Tegal, 27 Juli 2017
1.49 p.m.
8 notes · View notes
arynwafa · 7 years
Text
Sajak Tulang Rusuk
Oleh: Ariyani Jingga
Kusambut kau bak belahan jiwa
Kau anggapku bak fatamorgana
Aku nyata namun tiada di iris mata
Barangkali cinta memang demikian adanya
Sebab kubelah dadamu dan tak kutemukan apa-apa di sana
 Barangkali sebatang pohon tak mencintai lagi akarnya
Dan malam tak terpukau lagi pada rembulannya
Lalu samudra mulai menua perlahan lupa
Akan kemana air mata dan rasa asinnya bermuara
Aku retak setiap kali kau tatap
Bagaimana tidak?
Sebab kau tombak dengan sorot matamu yang meluluhlantak
Aku pecah oleh suaramu yang membelah udara menjadi dua
 Aku lelah saat kau berkilah tak bersalah
Aku musnah lalu binasa sia-sia
Saat masa dan dewasa bersekutu mengasah lidah
Lalu mentitah tuk membawa serta separuh nyawa
Meninggalkan sepenggal kisah
Dan potongan rusuknya yang patah
 Tegal, 24 Juni 2017
6.59 a.m.
6 notes · View notes
arynwafa · 7 years
Text
Sang Penguasa Angan
Oleh: Ariyani Jingga
Ada yang tak bisa dikatakan suara
Namun bisa terbaca mata
Ada yang tak bisa ditulis pena
Namun sanggup disampaikan udara
Ada yang tak bisa diterima kepala
Namun bisa dipahami rasa
Ada yang tak bisa dijamah tangan
Namun dapat didekap bayang-bayangnya
Ada yang tak bisa didengar telinga
Namun dapat ditangkap isyaratnya
 Ada yang tidak ada di dunia
Namun hadirnya
Selalu tersemoga
Ialah kamu sang penguasa angan
Yang Jiwa, suara, dan hakikatnya
Berupa ketiadaan belaka
Tetaplah ada dalam ketiadaan
Atau setia dengan keadaan
 Ialah kamu sang penguasa angan
Kita berbeda andromeda
Namun segalanya tak mengapa
Sebab
Kita dalam omega yang sama
 Ialah kamu sang penguasa angan
Kita kan bersua di istana adnan
Maka, jangan bosan dikau kumpulkan
Adjuvan penoreh kenangan
Kenangan siapa?
Kenangan kita bukan?
Kenangan orang lain?
Jangan!
Semarang, 18 Mei 2017
10.38 p.m.
6 notes · View notes
arynwafa · 7 years
Text
Pertiwi Menangis
Oleh: Ariyani Jingga
Ketika
Mulut-mulut disuap uang
Telinga-telinga tuli disumpal uang
Dan semua mata
Tiba-tiba buta
Sebab digelapkan oleh uang
 Maka ketika itu pula
Bicara mustahil dipercaya
Suara antara ada dan tiada
Bahkan terdiam pun
Diam-diam menghanyutkan
Perlahan menenggelamkan
Kemudian
Tanpa perasaan mendustakan
Merah tanah kelahiran
 Maka ketika itu pula
Ketika anarkis membakar habis
Ketika ikrar tak lagi manis
Ketika apatis mengikis habis altruis
Ketika egois sadis mengiris
Maka ketika itu pula
Kulihat ia menangis
Pertiwiku menangis
Sekali lagi
Kulihat ia menangis
Ibu Pertiwiku
Menangis
 Semarang, 15 Mei 2017
5.32 p.m.
6 notes · View notes
arynwafa · 7 years
Text
Janin Yang Membawa Ibunya ke Surga
Oleh: Ariyani Jingga
Dik, maaf
Malam ini kakak tak bisa mengantarmu ke surga
Engkau jalan sendiri saja ya?
Jangan terlalu sering menengok ke belakang
Jalanlah saja lurus ke depan
Dik, Ridwan sudah menunggumu di pintu surga
Tak sabar membukakan pintu bagimu
Dik, masuklah
Jadilah salah satu di antara penghuninya
Tepatnya,
Salah satu bidadarinya
Dik, ibumu baik-baik saja
Kan kujaga ia selama di dunia
Kelak,
Ketika tiba waktunya
Jadilah penolong baginya ya Dik
Oh iya,
Kamu bahkan belum pernah melihat wajahnya kan Dik?
Seorang perempuan yang tenang langkahnya
Ayu parasnya
Meneduhkan ketika dipandang
Satu lagi,
Mirip denganmu
Dik, itu ibumu
 Tegal, 28 Juli 2017
8.26 p.m.
5 notes · View notes
arynwafa · 7 years
Text
Sang Pelukis
Oleh: Ariyani Jingga
Rasa,
Yang kelu pada bibir
Yang kaku pada takdir
Yang sukar terucap
Walau jantung  mengelak
Berdecak
 Hujan,
Yang menghias spektrum lukis
Mengaburkan air mata para gadis
Walau ia sendiri teriris miris
Sampai menangis
 Aku,
Yang menulismu dengan pena
Yang menerjemahkanmu menjadi makna
Sebagai perantara
Antara raga dengan doa
 Kau,
Yang tak sekalipun percaya
Pada seribu aksara inka
Yang tergoreskan oleh tinta
Dan cinta
Pemiliknya
 Semarang, 3 Juni 2017
6.01 a.m
5 notes · View notes
arynwafa · 7 years
Text
Sajak Bersebab
Oleh: Ariyani Jingga
Letakkan awan pada siang
Gantungkan bintang pada malam
Namun
Jangan turunkan hujan di antaranya
Sebab
Langit akan bersedih
Melihat basah pada tanahnya
 Letakkan hati di bawah kerendahan
Gantungkan mimpi di ujung ketinggian
Namun
Jangan tabur pasrah diantaranya
Sebab
Tuhan akan bersedih
Melihat cela pada makhluk ciptaannya
 Semarang, 18 Mei 2017
11.40 a.m.
4 notes · View notes
arynwafa · 7 years
Text
Elegi Pribumi
Oleh: Ariyani Jingga
Aku berjalan sendiri sore itu
Langit lembayung memayungiku
Melewati tebing kala, gubug tua, dan barisan akasia
Bersama bekas air mata yang masih tersisa
Kaki melangkah menuju dermaga
Tempat singgah dan bercengkrama kita
Di masa bahagia
Kupandangi samudra
Sembari menghabiskan air mata
Yang masih tersisa
Kemudian mengingat-ingat
Kenangan di kepala yang masih ada
Sebab raga merenta bersama masa
Yang memilih ada
Apa adanya
Jeda mencerca tiba-tiba
Sebab suara bercerita alur yang sama
Kali kelima
Berita kematian tentang kekasih kecintaan
Pada gulungan di kaki burung kuaran
Tinta di kertas menggoreskan
Kasih tercinta tak terselamatkan
Sebab disiksa tanah pengasingan
Raga dikoyak moyakkan
Di lempar alobar ke lepas lautan
Lalu tergelepar di dasar penghianatan
Cerita belum usai
Sebab jiwa terombang-ambingkan
Keinginan yang mustahil tersampaikan
Pada kasih kecintaan
Di tanah kelahiran
Di dermaga penantian
Tempat singgah dan bercengkrama mereka
Di masa bahagianya
Semarang, 16 Mei 2017
7.55 a.m.
1 note · View note