Makanan Halal di Jepang?
Haloooooo.
Entah sudah berapa periode ya gap-nya sama post sebelumnya. Sedikit curhat, jadi setelah kembali dari Jepang, saya membutuhkan waktu cukup lama untuk adaptasi dan settle kembali dengan kehidupan saya di Surabaya. Cuma ditinggal 4,5 bulan, tapi yang berubah terlampau banyak. Jadi yaa, begitu.
ー
Kali ini saya mau cerita tentang suka-dukanya memenuhi kebutuhan lambung dan sistem pencernaan selama di Jepang. Spesifiknya kota Sendai, Prefektur Miyagi, karena detail ketersediaan makanan halal di setiap kota berbeda.
Sebelumnya, tentang prinsip makan-memakan ini sebenarnya tergantung keyakinan masing-masing individu. Kebetulan saya diajari untuk selalu selektif terhadap apa yang saya makan. Ada juga beberapa individu yang cukup santai dengan makanannya. Jadi disini saya hanya ingin sharing, untuk yang membutuhkan informasi mengenai makanan yang boleh dimakan oleh umat Islam di Jepang.
Karena Jepang merupakan negara dengan mayoritas non-muslim, tidak heran kalau banyak makanan dan minuman yang mengandung pork atau alkohol. Buat saya pribadi, sebenarnya menghindari sederetan daftar makanan yang harus dihindari ini tidak sulit, karena sangat banyak makanan lain yang masih bisa dimakan, walau dengan sekian banyak daftar makanan yang harus dihindari tersebut.
Kenapa harus memilih yang mungkin tidak bisa dimakan, ketika masih banyak pilihan makanan lain yang sangat boleh dimakan?
ー
Kandungan Makanan Haram
Maksud dari kandungan makanan haram disini adalah bahan makanan yang terkandung dalam suatu produk makanan, misalnya roti, ayam goreng, atau makanan kemasan. Biasanya, saya selalu mengecek komposisi makanan di belakang kemasan produk. Untuk makanan di restoran atau warung kecil pinggir jalan, saya akan menanyakan apakah produk yang dijual mengandung bahan-bahan yang tidak bisa saya makan. Mudahnya, bisa membawa daftar bahan makanan yang tidak dapat dimakan, lalu menunjukkan daftar tersebut kepada pramuniaga toko.
Beberapa daftar kandungan makanan yang dapat dihindari adalah sebagai berikut;
Pork, 豚肉 (Butaniku )、ポーク (pooku)
Beef, 牛肉 (Gyuuniku)、ビーフ (biifu)
Chicken, 鶏肉 (Toriniku)、 チッキン (chikin)
Bacon, べこん (bekon), ベーコン (bacon)
Pork extract, 豚肉エキス (butaniku ekisu)、ポーク
Beef extract, 牛肉エキス(gyuuniku ekisu )、ビーフ
Chicken extract, 鶏肉エキス (toriniku ekisu)、チッキン
Lard/Pork fats, ラード (raado)
Pork oil, ラ油 (Rayu )
Processing oils and fats, 加工油脂 (kakou yushi ) – ada kemungkinan minyak dan lemak yang digunakan berasal dari hewan. Biasanya digunakan untuk membuat kue, mie, roti, dan mayonnaise.
Gelatin, ゼラチン (zerachin), biasanya terkandung pada eskrim, puding, dan kue-kue manis. Kebanyakan gelatin dibuat dari pork.
Margarine マーガリン (maagarin), biasanya terkandung pada kue dan roti, bisa ditanyakan apakah berasal dari tanaman atau hewan.
Nyuukazai, 乳化剤 , (pengemulsi makanan) biasanya terkandung pada kue, roti, minuman bersusu, dan es krim. Biasanya, jika nyuukazai yang digunakan berasal dari tanaman, akan ditulis diikuti dengan kanji kedelai 乳化 剤 (大豆 由来). Jika seperti ini, berarti boleh dimakan. Namun, jika tidak diikuti kanji kedelai, bisa menghubungi pabrik yang memproduksi makanan tersebut dengan menelepon nomor telepon yang tertera di kemasan.
Shortening , ショートニング (Shoutoningu). Biasanya terkandung pada kue, roti, eskrim, minuman bersusu, dan coklat.
western liquor : 洋酒
Alcohol : 酒精
Sake lees : 酒糟 , biasanya terkandung pada kulit lumpia, gyoza, jelly, puding, kue, biskuit, nabe, sushi.
ビーフコンソメ (beef consome), biasanya terkandung pada potato chips
チッキン コンソメ (chicken consome), biasanya terkandung pada potato chips
コンソメパウダー (powder consome)
vanila oil (biasanya terbuat dari alkohol)
baking powder (asam tartar biasanya terbuat dari sake)
yeast/ragi (terbuat dari nyuukazai)
Untuk yang mengandung ayam (chicken) dan daging sapi (beef) biasanya dihindari karena dalam membunuhnya tidak disembelih sesuai syariat Islam. Begitu pula dengan bahan makanan yang mengandung hewan, tidak diketahui apakah hewan yang digunakan adalah pork, beef, chicken, atau yang lainnya.
Jadi, biasanya saya menghindari bahan-bahan makanan di atas. Alhamdulillah saya masih bisa makan dengan sangat bergizi sih ya haha. Masih ada sangat banyak bahan makanan lain seperti hewan yang berasal dari laut dan air tawar (ikan, cumi-cumi, gurita, udang), sayur-sayuran, dan buah-buahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari. Selain itu, ada juga ayam dan daging sapi halal yang biasanya dijual oleh toko impor. Jadi sebenarnya jika menginginkan ayam atau daging sapi pun tetap bisa, hanya saja tidak bisa sembarangan hehe.
ー
Makanan Kemasan? Ingin makan di restoran?
Mungkin rasanya akan sulit untuk menghafalkan seluruh kanji di atas. Atau jika selalu membawa daftar kanji bahan makanan haram pun, akan sulit untuk membaca kanji yang ada di kemasan, karena belum terbiasa dengan hurufnya. Alternatifnya adalah dengan selalu rutin mengecek website dan fanpage facebook halaljapan, halal in japan, Muslim friendly information in Japan, dan lain-lain. Biasanya selalu dilengkapi dengan foto produk makanan kemasan dan kandungan makanannya, sehingga InsyaAllah website dan fanpage tersebut memberikan informasi yang akurat mengenai makanan halal di Jepang.
Beberapa produk kemasan yang biasanya muslim friendly adalah meiji, bourbon, dan Riska. Tapi tidak semuanya boleh juga, tetap harus selalu dicek. Lalu untuk restoran, saya biasanya selalu mengecek pada website/fanpage yang sudah saya sebutkan di atas. Yang paling sering saya kunjungi sih Seizeriya dan Marumatsu ya, karena cukup ramah di kantong mahasiswa hahaha.
Ketika makan bersama di acara kampus atau lab?
Yang sangat saya syukuri selama berada di Jepang adalah, orang Jepang sangat menghargai komitmen dan keyakinan seseorang. Sehingga, ketika akan ada party di kampus atau di laboratorium, mereka selalu menanyakan bahan makanan yang tidak bisa kami makan, dan menyediakan makanan khusus untuk kami, yang tidak terkandung makanan yang dilarang di dalamnya. Memang terdengar agak merepotkan mereka, namun yang saya lihat, mereka melakukannya dengan senang hati karena bisa memfasilitasi kebutuhan berkeyakinan orang lain. Ketika mereka mengetahui kami selektif terhadap makanan pun, ketika sedang bersama mereka, mereka senantiasa selalu membantu memeriksa segala makanan yang kami jumpai apakah bisa kami makan atau tidak. Mereka sangat paham saya kesulitan membaca huruf kanji mereka ataupun berkomunikasi dengan pemilik toko atau resto haha.
ー
Jadi kira-kira begitulah suka-duka dalam memenuhi kebutuhan sistem pencernaan saya selama di Jepang haha. Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, semuanya kembali lagi pada keyakinan dan komitmen masing-masing individu. Cerita kali ini ditujukan sebagai media berbagi agar teman-teman selalu dapat menjaga makanan yang masuk ke dalam tubuh, karena saya yakin, segala hal yang masuk ke dalam tubuh akan berpengaruh pula pada ibadah dan kepribadian kita.
Regards, K.
0 notes