Tumgik
#kapitalisasi agama
arrahmahcom · 3 months
Text
Kapitalisasi Penyelenggara Haji Kian Nyata
Oleh Ratih Fitriandani Aktivis Muslimah Setiap tahun nya permasalahan ibadah haji di negeri ini tak kunjung usai dengan segala polemik yang terjadi. Seperti pada tahun ini yang diberitakan oleh Bisnis.com, “Berbagai pihak mengecam Kementerian Agama sebagai pengelola Ibadah Haji 2024. Penyebabnya, beberapa layanan kepada jemaah haji Indonesia dinilai mengecewakan, terutama saat di Mina. Kritik…
0 notes
abainvest · 1 year
Text
Kriteria dan Daftar Saham Syariah Terbaik Indonesia 2022
Tumblr media
Sudah banyak orang yang melakukan investasi saham agar mendapatkan penghasilan tambahan. Diantara banyaknya saham ini ada saham syariah terbaik yang pelaksanaannya sudah sesuai dengan syariat Islam.
Ada berbagai daftar saham syariah terbaik 2022 yang bisa Anda coba untuk bisa mendapatkan keuntungan. Jenis saham ini banyak diincar oleh para investor muslim karena dirasa lebih aman karena berpedoman pada prinsip Islam. Lalu, apa sajakah daftarnya? Mari kita simak bersama.
Kriteria Saham Syariah
Perlu diketahui bahwa yang dimaksud dengan saham syariah berdasarkan Bursa Efek Indonesia adalah hasil yang didapatkan dari saham yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
Setidaknya, ada dua jenis saham syariah yang sudah diakui oleh Indonesia. Pertama adalah saham yang sudah memenuhi syarat seleksi saham syariah. Hal tersebut sebagaimana dicantumkan dalam peraturan OJK №35/POJK.04/2017.
Jenis saham syariah yang kedua adalah saham yang dicatatkan sebagai saham syariah yang dilakukan oleh perusahaan publik atau emiten. Hal ini juga sudah diatur dalam peraturan berikut ini: OJK №17/POJK.04/2015.
Untuk memenuhi kriteria seleksi saham syariah berdasarkan pada aturan OJK, maka ada beberapa hal yang perlu dipenuhi. Diantaranya adalah sebagai berikut
1. Tidak Melakukan Beberapa Kegiatan Usaha yang Dilarang
Syarat pertama sebuah perusahaan masuk ke saham syariah adalah tidak boleh menjalankan kegiatan usaha yang terlarang baik secara hukum maupun agama agar tidak melanggar syariat.
Poin-poin penting larangan kegiatan tersebut adalah berkaitan dengan:
· Perjudian atau permainan yang termasuk dalam judi.
· Perdagangan yang sudah dilarang menurut Islam seperti penawaran palsu atau tidak ada barang atau jasa.
· Jual beli yang mengandung ketidakpastian atau judi.
· Memproduksi, menyebarluaskan, menjual, atau menyediakan barang yang haram atau merusak moral dan memberikan mudarat.
· Melakukan transaksi yang mengandung suap.
2. Memenuhi Rasio Keuangan
Syarat atau kriteria selanjutnya yaitu memenuhi rasio keuangan yang berdasarkan:
· Total utang yang berdasarkan bunga dibandingkan seluruh aset yang dimiliki tidak melebihi 45%.
· Seluruh pendapatan bunga dan pendapatan yang tidak halal dibandingkan dengan jumlah total revenue dan berbagai pendapatan lainnya tidak melebihi 10%.
Jika semua syarat tersebut dipenuhi maka saham tersebut sudah bisa dikatakan sebagai saham syariah. Dari berbagai saham syariah ini, Anda perlu memilih yang terbaik sehingga berikut ini akan diberikan rekomendasinya.
Daftar Saham Syariah Terbaik Indonesia 2022
Perlu diketahui bahwa emiten dalam daftar berikut sudah termasuk dalam indeks saham syariah Indonesia. Contohnya pada Jakarta Islamic Index 70 (JII70 Index).
JII70 Index tersebut adalah indeks saham yang berbasis syariah dan sudah dirilis sejak 2018 yang lalu. Di dalam konstituen tersebut hanya ada 70 saham syariah yang paling likuid sehingga memiliki potensi besar dan menguntungkan. Semua itu sudah tertulis dalam BEI.
Sebelum lanjutnya ke daftar saham syariah terbaik, Anda harus mengetahui beberapa kriteria likuiditas sampai akhirnya terpilihlah 70 saham syariah terbaik itu. Berikut adalah syaratnya:
· Saham syariah tersebut sudah tercatat dalam kurun waktu 6 bulan terakhir dalam konstituen Indeks Saham Syariah.
· Hasil seleksi dari 150 saham menurut tingkat rata-rata kapitalisasi yang paling tinggi dalam waktu 1 tahun terakhir.
· Kemudian, dari 150 saham tersebut akhirnya diambil 70 yang juga berlandaskan pada rata-rata nilai transaksi harian yang ada pada pasar reguler paling tinggi.
Akhirnya, terpilihlah 70 saham terbaik yang memiliki potensi tinggi untuk gemilang di tahun 2022. Diantara saham tersebut antara lain sebagai berikut:
1. PT Bank Syariah Indonesia Tbk
Jenis saham syariah terbaik yang pertama adalah PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BRIS. Perusahaan ini termasuk dalam emiten yang memiliki keuntungan bersih yang menggiurkan. Di tahun 2021 saja, labanya mencapai Rp 3,02 triliun.
Kemudian, jumlah tersebut terus mengalami peningkatan sampai pada akhirnya naik hingga 38.45% tahunnya.
Tidak hanya laba bersih, kinerja dari pengelolaan dana ini juga naik sekitar 5,1% dari tahun 2020 ke 2021. Dari yang awalnya Rp 16,9 triliun bertambah menjadi Rp 17,8 triliun.
2. PT Bank BTPN Syariah Tbk
Saham syariah terbaik berikutnya adalah PT Bank BTPN Syariah yang disingkat dengan BTPS. Di tahun lalu, bank ini mencatat performa keuangannya yang bagus. Laba bersih yang dihasilkannya di tahun 2021 mencapai 116% secara tahunan.
Dari kemajuan inilah, BTPS terus meningkatkan kualitas dan pelayanan bagi nasabahnya agar lebih banyak jumlah nasabah yang tersedia. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah nasabah di BTPS.
Diketahui bahwa saat ini ada sekitar 6 juta nasabah yang sudah mendaftar ke BTPS. Sedangkan 4 jutanya adalah nasabah aktif.
3. PT Adaro Energy (ADRO)
Berikutnya adalah PT Adaro Energy (ADRO) yang sudah membuat perkembangan yang baik untuk saham syariahnya. Di tahun 2021 ADRO sudah memberikan pertumbuhan yang meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya meski menghadapi beberapa rintangan.
Perusahaan pertambahan ini pernah merugi sampai 88 ribu US dollar di dua tahun sebelumnya (2020). Namun, ADRO kemudian berhasil meningkatkan labanya di tahun 2021 tepatnya di bulan September dengan kenaikan yang luar biasa.
Di tahun tersebut, emiten ini mendapatkan laba sampai dengan Rp 745 miliar. Yang berperan meningkatkan laba tersebut yaitu dari batu bara yang kian meningkat. Kenaikan ini diprediksi akan terus berlanjut di tahun 2022.
4. PT Japfa Comfeed Indonesia
Emiten dengan kode JPFA ini adalah perusahaan yang terkenal dan termasuk dalam saham syariah terbaik. Perusahaan tersebut bergerak di bidang peternakan yang membuat produksinya banyak dibutuhkan.
Diketahui bahwa di kuartal ketiga 2021, PT Japfa Comfeed Indonesia telah memberikan penilaian yang positif karena mencapai Rp 1,6 triliun. Jumlah ini terbilang sangat besar dibandingkan di tahun sebelumnya (2020) yang membuat labanya hanya mencapai Rp 190 miliar.
Adanya peningkatan yang signifikan inilah yang membuat JPFA disebut telah berhasil meningkatkan keuntungannya menjadi lebih baik sehingga perusahaan ini berhasil rebound dengan rentang jumlah keuntungan yang besar.
Diketahui, pada 6 Januari 2022, saham Japfa dijual sampai Rp 1.740 tiap sahamnya. Harga tersebut diprediksi akan stabil.
5. PT Indofood CBP Sukses Makmur
Saham syariah terbaik selanjutnya dan sudah termasuk dalam JII70 yaitu ICBP atau PT Indofood CBP Sukses Makmur. Saham yang ada di perusahaan ini adalah Fast Moving Consumer Goods (FMCG).
Saham ini termasuk salah satu saham dengan penghasilan yang tinggi. Hal tersebut terbukti dari pendapatannya yang besar yaitu sampai Rp 42,6 triliun. Sedangkan untuk keuntungannya di tahun 2021 pada bulan September adalah Rp 6,2 triliun.
6. PT Telkom Indonesia Tbk
Saham syariah terbaik berikutnya adalah dari perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia yaitu PT Telkom Indonesia Tbk. Banyak layanan yang diberikannya tidak hanya untuk komunikasi tetapi juga memiliki jaringan internet.
Tak heran apabila saham di PT Telkom Indonesia Tbk cukup menggiurkan. Sebagai emiten telekomunikasi, dirinya berhasil mencatatkan keuangannya dengan penghasilan mencapai Rp 106 triliun yang terjadi di kuartal ketiga pada 2021.
Selanjutnya, untuk laba di tahun yang sama juga berhasil meningkatkannya sampai Rp 25,7 triliun. Nominal ini tentu bernilai besar sehinga banyak para investor yang menanamkan modalnya di perusahaan ini.
Baik pendapatan dan laba yang dihasilkannya di tahun 2021 terjadi peningkatan yang baik dibandingkan dengan tahun selanjutnya. Oleh sebab itu, termasuk saham syariah terbaik yang memiliki potensi positif di tahun 2022.
7. PT Elang Mahkota Teknologi Tbk
PT Elang Mahkota Teknologi Tbk atau yang disingkat dengan Emtek termasuk daftar saham syariah terbaik. Melalui emiten ini, diperkirakan akan menjadi pilihan yang strategis dan potensial di 2022.
Salah satu alasannya adalah karena masuknya mitra baru yaitu Singtel dan Grab yang terjadi di saham bank digital membuatnya memiliki kinerja yang cemerlang di 2022 ini.
Saham Syariah Lainnya
Selain yang sudah dijelaskan di atas, masih ada banyak saham syariah lainnya yang bisa Anda pertimbangkan. Apabila Anda menjadi investor, penting untuk memperhatikan penghasilan yang diberikan oleh perusahaan tersebut sampai dengan laba bersih yang didapatkannya.
Dengan demikian, Anda bisa memprediksi secara tepat mana perusahaan yang cocok untuk dipilih. Berikut ini adalah sebagian saham yang sudah termasuk dalam Jakarta Islamic Index sebagai di tahun 2021 adalah sebagai berikut:
· Aneka Tambang Tbk — Kode ANTM
· Barito Pasific Tbk — Kode BRPT
· Bukalapak.com — Kode BUKA
· Charoen Pokphand Indonesia Tbk — Kode emitennya adalah CPIN
· Kalbe Farma Tbk — Kode KLBF
· Vale Indonesia Tbk — Kode INCO
Penutup
Demikian penjelasan lengkap mengenai saham syariah terbaik yang bisa Anda miliki. Namun, pastikan untuk melakukan riset lanjutan mengenai perusahaan tersebut meski sudah dinilai cukup potensial untuk mendapatkan keuntungan yang besar. Selamat mencoba.
Artikel sumber bisa ditemui di link ini Kumpulan Blog ABA Invest bisa ditemui di link ini
0 notes
chillinaris · 3 years
Text
Tumblr media
Dikutip dari kitab An-Nashaih (Nasihat- Nasihat Sang Sufi) karya Al imam As Syekh Harits al-Muhasiby, beliau berkata,
"Baik dan rusaknya umat tergantung pada baik dan rusaknya ulamanya. Dan di antara ulama itu ada yang menjadi rahmat bagi umat, sehingga berbahagialah bagi siapa yang mengikuti mereka. Hanya saja sebagian yang lain di antara mereka (ulama) masih rela terhadap dunia sebagai ganti dari akhirat. Mereka lebih mengutamakan dunia di sisi Allah, mereka sangat gemar mengumpulkannya, serta berambisi untuk memperoleh kedudukan padanya. mereka telah menjual agama dengan harga yang murah
Sesungguhnya Rasulullah Telah memperingatkan tentang fitnah yang ditimbulkan oleh ulama yang lebih memprioritaskan dunia. Telah sampai kepada kita bahwa beliau Bersabda : “Para fuqaha (ulama) itu pengemban amanat para Rasul selama mereka tidak menceburkan diri ke dalam urusan dunia, dan apabila mereka berbuat demikian, ragukanlah keber'agama'an mereka”
(Wasiat dan Nasihat Imam As Syekh Harits al-Muhasiby Dikutip dari kitab Nasihat-Nasihat Sang Sufi (An-Nashaih)
۞اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞
______________________________________________________
6 notes · View notes
nourmsworld · 5 years
Text
Health
Seorang professor mit berkata ada 4 sektor pembangunan bangsa yang sangat penting yaitu healthcare, pendidikan, infrastruktur dan hukum. Seorang kiai berkata ada 4 sektor yang tidak boleh di kapitalisasi yaitu healthcare, pendidikan, agama, dan budaya.
Ada berapa orang yang fokus ke dalam sini. Ada banyak orang yang berusaha mewujudkan semua ini. Ada orang yang bergerak dalam arah sini dan ada pula yang mendukung. Ada pula yang justru merusak sektor ini.
Ga semua orang setuju
1 note · View note
ayojalanterus · 3 years
Text
PKS Keles, PKS Choi
 KONTENISLAM.COM - Oleh: Yusuf Blegur*  USAI mengadakan acara Tirakat Kebangsaan yang disiarkan secara live di PKSTV tanggal 7 Oktober 2021. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) seakan menegaskan bahwa kehadirannya tidak sekedar menjadi partai politik yang berbasis dakwah dan gerakan keagamaan semata. Melalui refleksi dan evaluasi kritis terhadap tabir gelap sejarah komunis di Indonesia. Termasuk dalam memaknai peristiwa G 30 S/PKI. Secara kepartaian mendukung dan membela PancaSila terutama dari segala macam bentuk penghianatan yang mungkin berulang. PKS terus bertumbuh meneguhkan kecintaannya terhadap     NKRI.   PKS semakin membuktikan komitmen dan konsistensinya pada nasionalisme Indonesia. Bahkan dalam terpaan badai stigma dan stereotif PKS yang intoleran, radikalis dan fundamentalis. Partai politik yang lahir di penghujung kelahiran reformasi itu. Berhasil menapaki perjalanan politik dan memberi warna dinamika  kebangsaan yang menyejukan hingga saat ini. PKS mampu menjelma menjadi partai agama yang nasionalis, sekaligus partai nasionalis yang religius. Peran politik yang oposisional yang diambil PKS terhadap pemerintahan Jokowi selama hampir 2 periode ini. Secara elegan  membangun budaya demokrasi yang sehat dan proses edukasi bagi partisipan parpol lain khususnya dan rakyat pada umumnya. PKS tetap menampilkan fungsi kontrol dan sikap kritis terhadap pemerintahan dengan tidak menghilangkan perilaku yang santun. Cara-cara yang bermartabat dan solutif membangun peradaban. PKS juga berupaya keras menyuarakan realitas negeri dan aspirasi rakyat yang menguat namun terabaikan. Berbeda pandangan dan sikap politik dengan penguasa,  namun tetap menghargai etika politik. Menyikapi perbedaan perspektif pengelolaan negara dengan tetap mengacu pada aspek konstitusional. Menunjukkan karakter kuat yang jarang dimiliki partai politik  bahkan yang sudah sejak lama lahir dan berkiprah di Indonesia. Dengan platform partai dan sistem kaderisasi yang relatif unggul dibandingkan partai lain. Sejatinya PKS layak menyandang gelar partai kader berbasis ideologi, selain partai agama yang disandangnya. Perlahan tumbuh menjadi partai yang inklusif. Kini dalam kepemimpinan seorang Ustad Ahmad Syaikhu yang menjadi Presiden PKS. PKS  tampil ramah dan hangat berinteraksi luas dengan seluruh elemen bangsa secara toleran, plural dan lebih humanis. PKS saat ini bisa dibilang menjadi partai politik yang progressif revolusioner namun tetap mengedepankan akhlakul karimah. Seperti keteladanan Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wassalam yang diutus menjadi Rasul untuk memperbaiki akhlak umat manusia. Sebuah watak dan prinsip yang sulit ditemui di kebanyakan partai politik. Tidak tumbuh dan dibesarkan dengan kapitalisasi, liberalisasi dan terus memelihara pola transaksional dalam membangun partai dan anggota legislatif beserta kinerjanya. Seperti sistem pemilu selama ini dengan banyak kontestan partai politik yang terkontaminasi tradisi pragmatis dan bertujuan kekuasaan, ansih. Menghidupkan Pancasila, Membangkitkan NKRI Di tengah kematian nilai-nilai Pancasila, terkikisnya keberadaan dan keadaulatan NKRI. Saat Rakyat hidup dalam kegundahan makna bernegara, dan kehilangan kepemimpinan nasional yang protektif terhadap rakyat. PKS secara spartan mengambil langkah-langkah nyata dan kongkrit dalam penyelamatan aspirasi rakyat. Meski tidak berada dalam kekuasaan pemerintahan dan tak mampu membendung beberapa distorsi kebijakan eksekutif maupun partai politik yang kuantitatif di parlemen. Posisioning politik PKS tidak kehilangan ketajaman dalam pendampingan dan advokasi kebijakan publik. Bersama civil society dan gerakan pro demokrasi lainnya. PKS terbukti giat bekerja di dalam dan di luar parlemen. Selain memperjuangkan lahirnya UU yang berpihak pada rakyat. PKS juga sering turun lapangan membela rakyat terpinggirkan dan tertindas. Tidak sedikit program pemerintah yang merugikan rakyat  bahkan beresiko membahayakan eksistensi dan kedaulatan negara. PKS berani menyoroti dan tidak segan-segan menggugat kebijakan yang destruktif bagi iklim demokrasi, rasa keadilan dan penguatan ekonomi politik rakyat. PKS secara terbuka dan tegas juga sering membangun kontra opini dan kontra kebijakan pemerintah yang dianggap merugikan rakyat. Sebagaimana soal tindakan agresif dan represi terhadap umat Islam dan para Ulama. PKS nyaring bersuara bahkan sampai masuk  pada pembahasan RUU perlindungan Ulama. Lantang mengingatkan bahayanya serbuan TKA itu juga sikap jelas PKS. Saat pandemi mencekik leher dan menghilangkan banyak nyawa rakyat. PKS memotong semua gaji anggota legislatifnya. Memberikan solusi bagi yang terdampak pandemi lebih efisien dan efektif. Sejuta hewan qurban bagi umat Islam yang merayakan hari raya Idul Adha. Perlindungan pedagang kecil dari kekerasan aparatur PPKM yang terlihat memilukan. Masih dalam soal ekonomi juga, PKS spontan menjawab kebijakan impor produk pertanian dari pemerintah dengan turun ke bawah dan membeli beras, jagung, bawang dll. dari petani langsung. Saat kebijakan pajak yang memberatkan rakyat kecil, PKS juga tidak tinggal diam. Begitulah cara PKS menyatu dengan arus bawah, tidak sekedar beropini dan cukup menyampaikan rasa prihatin pada penderitaan rakyat. PKS benar-benar hadir  dalam memulihkan kesengsaraan rakyat. Menumpahkan simpati, menyebarkan empati dan mewujudkan kemanusiaan yang sejati. PKS justru merevitalisasi Pancasila yang selama ini cuma sekedar jargon yang histeris. PKS juga kerap memanifestasikan  NKRI kepada upaya menciptakan kesejahteraan rakyat ketimbang kebisingan slogan. PKS, terus menerus berproses  mewujudkan Keindonesiaan yang membuka ruang kondusif bagi kebhinnekaan dan kemajemukan bangsa. PKS tidak statis menempatkan Pancasila, UUD 1945 dan NKRI hanya dalam sebuah bingkai. Melainkan lebih dari itu menjadikan semua puzle-puzle terserak sebagai ruh dan jiwa dari potret mozaik Indonesia yang menakjubkan. Jadi kemana para representatif Islam phobia itu mengujar kebencian dan peran antagonisnya?. Kemana mereka  bersembunyi dari kenyataan rakyat yang sesungguhnya?. Mungkin karena terlalu sering menuduh dan memvonis yang lain radikal, fundamentalis dan pengusung khilafah. Nasionalis gadungan itu tak menyadari kalau ia sendiri dan kelompoknya cuma bisa mewujudkan wawasan dan behavior kebangsaan hanya dengan korupsi, oligarki dan berkerumun dalam kekuasaan negara dan korporasi tirani. In syaa Allah, PKS bisa bercermin pada perjuangan Nabi Nuh Alaihi Salam yang berdakwah selama 950 tahun, namun pengikutnya yang relatif tidak banyak. Bahwasanya  perjuangan menegakkan yang hak dan melawan yang batil. Seperti halnya mewujudkan keadilan dan kesejahteraan itu,  tidak diukur dari soal berapa lama waktu atau berapa banyak jumlah. Akan tetapi nilai esensinya terletak pada seberapa kuat istiqomah dalam jalan dakwah untuk keagamaan, kenegaraan dan kebangsaan Indonesia. *(Penulis adalah pegiat sosial dan aktivis Yayasan Human Luhur Berdikari)
from Konten Islam https://ift.tt/3Bu4xl2 via IFTTT source https://www.ayojalanterus.com/2021/10/pks-keles-pks-choi.html
0 notes
sibernews · 5 years
Text
TARBIYAH - PERTI: On The Track
Tumblr media Tumblr media
Prof. Dr. H. Duski Samad,M.Ag Refleksi Musda Persatuan Tarbiyah Islamiyah (TARBIYAH PERTI) Sumatera Barat 23-24 November 2019. Oleh: Prof. Dr. H. Duski Samad,M.Ag (Ketua Pimpinan Pusat Tarbiyah Perti Masa Khidmat 2016-2021)   On the track artinya "Berada pada jalurnya." Misalnya, "The train is on the track", Artinya; "Kereta itu berada pada jalurnya”. Dalam percakapan sehari-hari sering di dengar "You are on the right track", Artinya; "Kamu berada pada jalur yang benar." Pernyataan bahwa TARBIYAH - PERTI sudah on the track disampaikan oleh Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno dalam pembukaan Musda (Musyawarah Daerah) Pasca Ishlah TARBIYAH - PERTI Provinsi Sumatera Barat dengan menegaskan TARBIYAH - PERTI adalah asset dan investasi Sumatra Barat yang wajib hukumnya dirawat bersama. Karya ulama dan tokoh Minang yang sudah menasional ini tentu harus diwariskan dengan lebih bernilai dan bermakna. Politik praktis yang mewarnai gerak ormas sebelum ini tentu tidak harus dinafikan, yang harus dilakukan adalah menempatkan kepentingan bersama secara tepat dan benar. Politik diperlukan dan tentu TARBIYAH - PERTI mengambil peran dalam makna sesuai khittah perjuangan dan aktivisnya diminta sadar dan paham ruang dan arena permainannya. Gubernur menegaskan bahwa TARBIYAH - PERTI satu - satu nya organisasi keagamaan sudah menasional yang lahir dari Sumatera Barat, 5 Mei 1928, namun perlu memperhatikan dengan hati-hati cara pikir untuk ikut dalam politik serta mewarnai gerakan politik. Politik itu kotor yang dipahami sementara tokoh umat, ini keliru, jika ini yang dipahami maka tentu Tarbiyah Perti dapat dikatakan anti politik. Sejarah umat menunjukkan bahwa politik adalah bahagian dari perjuangan. Sejarah juga mencatat justru berbeda dalam aspirasi politik itu TARBIYAH - PERTI bersimpang jalan mengikuti langkah berbeda soal penyaluran aspirasi aspirasi ke Golkar dan partai politik PPP, itu sudah selesai dan tinggal jadi sejarah. Tidak berlebihan bila disebut bahwa TARBIYAH - PERTI sudah on the track, dalam memelihara kekuatan umat, dengan adanya ishlah kedua kekuatan besar yang sudah sadar dan satu visi besar.   TARBIYAH-PERTI DAN PENDIDIKAN ULAMA Khittah awal dan visi besar pendirian TARBIYAH - PERTI oleh Inyiak Candung dan ulama sepaham di zamannya awal abad 20 lalu, adalah memperkuat dan memantapkan lembaga pendidikan Islam, ditandai dari pilihan nama organisasi dengan kata Persatuan Tarbiyah, fakta sejarah, bahwa pendidikan keulamaan yang berlangsung di Madrasah Tarbiyah Islamiyah ( MTI) perlu dukungan tambah dari lembaga organisasi sosial kemasyarakatan. Indikasinya jelas sekali bahwa pendidikan Islam, khususnya ulama adalah prioritas dari MTI dan tentu juga oleh ormas Tarbiyah Perti. Core institusi pada Pendidikan keulamaan menjadi misi utama MTI, dapat pula di amati dari kritik terhadap ulama di masa itu. Inyiak Candung dalam bukunya Nasihat Siti Boediman Menurut Garis Adat dan Syarak, terbit 1930, h 60 menulis tentang 7 (tujuh) realitas ulama, yaitu ulama matohari, ulama sumbu lampu, ulama nan pamacah, ulama lancah, ulama bak kancah, ulama ruok sabun dan ulama panguik. Ketujuh tipe ulama di atas adalah bentuk penjelasan menurut kearifan adat Minangkabau yang beliau dasarkan pada pembahagian ada ulama akhirat dan ulama al-su' yang ditulis Imam Al Ghazali. Hampir satu abad kritik Inyiak Candung terhadap kepribadian dan marwah ulama Minang lalu, baik yang dilahirkan surau, MTI dan Perguruan Thawalib, kini sulit menyebut ada perbaikan yang mendasar. Dalam batas tertentu justru bertambah ruwet dan rumit, saat "pabrik" ulama bergeser haluan dari yang semestinya. Satu di antara kawah candra di muka lembaga pendidikan keulamaan sejak awal abad 20 lalu adalah Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI). Syekh, Tuanku dan Ulama pimpinan MTI kemudian mengokohkan pendidikan dengan mendirikan organisasi sosial kemasyarakatan bersama di bawah bimbingan Syekh Sulaiman Ar Rasuli, yang disepakati bersama Persatuan Tarbiyah Islamiyah, itu terjadi awal abad 20 lalu, tepatnya 5 Mei 1928. Jejak sejarah, kesamaan paham dan tantangan bersama dari gerakan pembaharuan yang mengkritisi pemahaman moderat, dan penyesuaian pelaksanaan Islam dengan adat Minangkabau berdasarkan aqidah Ahlusunah wal Jamaah, bermazhab Syafii, bertarekat Mu'tabarah adalah pengikat kokoh ulama, mursyid, murid MTI dan jamaah Tarbiyah Perti dalam menjalan Islam dan adat Minangkabau yang saling menguatkan. Adat Basandi Syarat, Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK).   AKSELERASI ISHLAH ISHLAH artinya berdamai dan berbaikan kembali. Pengunaan kata islah itu pada penyatuan struktural dua organisasi Perti dan Tarbiyah adalah kesadaran kolektif mengakui adanya beda jalan dan beda strategi dalam mencapai tujuan. Sejak 26 November 2016 telah ishlah telah dibekukan dan dibukukan melalui piagam yang disaksikan Presiden Jokowi, Mentri Agama RI Pimpinan Daerah kedua ormas yang hadir pada Munas Muktamar bersama. Masa penyatuan psikologis, sosiologis dan emosi sektoral setelah ishlah ini perlu ikhtiar, usaha dan kearifan semua pihak dan perlu waktu. Kejadian masa lalu yang boleh saja setiap orang memiliki memori dan kenangan sendiri, tidaklah pada tempatnya diungkit - ungkit dan dibuka jika itu akan merusak silaturahim dan ishlah yang susah payah sudah diusahakan 15 tahun lalu. Ulama, aktivis dan jamaah Tarbiyah Perti harus bangkit menyatukan pandangan, mengendalikan emosi sempit, jangan merasa paling asli, merasa sangat kuat, dan bahasa lain yang merusak kebersamaan dan ishlah. Komitmen ulama, pimpinan MTI dan eksponen pada esensi Ishlah adalah akan menjadi tali pengikat kuat dalam melanjut kan Tarbiyah Perti, MTI, Pesantren, halakah dzikir, dan umat yang setia pada paham Ahlusunah wal Jamaah di tengah gempuran kaum takfiri, dan golongan anti sunnah. Ishlah yang terabaikan jelaskan akan menimbulkan kerugian bagi kemajuan bersama. Alqur'an mengajarkan tegaknya ishlah di tentukan oleh elitnya: (QS. Al-Hujurat 49: Ayat 9).   MASA DEPAN TARBIYAH PERTI Sejarah berulang, dinamika kehidupan sosial keumatan di millenium ketiga ini sepertinya mengulang keadaan di awal 20 lalu. Relasi agama dan negara, kini setelah 74 tahun merdeka, kembali ada ketegangan yang sering kali dipicu oleh faktor prilaku politik. Kecurigaan aparat negara terhadap gerakan keagamaan, pengunaan simbol agama oleh tokoh agama lalu kapitalisasi dengan muatan politik praktis, tuduhan terhadap kelompok ummat beragama, stigma negatif radikalis, fundamentalis, teroris, pada umat, tokoh, ulama, mubalig dan beragam issue negatif tentang umat dan kelompok umat yang di produk buzzer, adalah bentuk baru dari terganggunya hubungan mesra umat dengan aparat negara. Hal yang sama itu pula lah yang memotivasi ulama dan tokoh umat menghadapi pemerintah penjajah masa itu, dengan mendirikan organisasi sebagai wadah kolektif untuk mengimbangi tekanan negara. Pergeseran hubungan negara dengan umat Islam di masa demokrasi yang bebas dan terbuka saat seperti sekarang, langsung atau tidak telah juga membawa efek sosial yang luar biasa bagi pergerakkan keumatan dan tentu juga menjadi ajang terbuka yang kadang kala menimbulkan iklim tidak sehat. Perebutan pengaruh tokoh, institusi dan partai politik telah ikut menyumbang luar biasa terjadi pembusukan sosial yang akibat nya kepercayaan antar umat, antar institusi dan pemerintah sekalipun menjadi rusak (distrust). Dalam level paham keagamaan tidak kalah hebatnya pergesekannya. Keseimbangan polarisasi umat Islam dalam hal pengamalan dan pola pikir keagamaan antara mereka yang kuat berpegang pada teks normatif, dan mengakomodir adat budaya, kaum tradisionalis, berhadapan dengan paham dan pemikiran Islam yang cendrung tekstulis, anti mazhab. Realitas ini menjadi tantangan bagi Tarbiyah Perti di masa datang. Masa depan yang tidak mudah menghadapinya adalah jurang pemahaman dan pengertian tentang identitas, eksistensi, nilai, moral dan keadaban antara generasi tua (jadul) dengan generasi baru (now or milinial). Ideologi, spirit dan cita-cita moral "kaum tua" dengan "kaum muda" banyak yang berbenturan dan tidak selalu seiring sejalan dengan kebebasan, demokrasi, dan tindakan amoral. Keprihatinan bertambah dalam saat ormas Islam, bisa jadi Tarbiyah Perti, terjangkit virus hedonisme, materialisme dan transaksi. Sebagai bahagian akhir patut dipahami bahwa mengembali kan ormas dan semua stakeholder pada jalan kebenarannya, jalan yang sebenarnya dan terus membangun komitmen pada khittah dan ideologi yang kita jika yakini sebagai kebenaran. Editor : RICO ADI UTAMA Read the full article
0 notes
satukanal · 5 years
Text
Masyarakat Kian Sensitif dan Reaktif, Gusdurian Sebut Butuh Pengarusutamaan Kabar Baik
https://www.satukanal.com/masyarakat-kian-sensitif-dan-reaktif-gusdurian-sebut-butuh-pengarusutamaan-kabar-baik/
Masyarakat Kian Sensitif dan Reaktif, Gusdurian Sebut Butuh Pengarusutamaan Kabar Baik
Tumblr media
SATUKANAL, MALANG – Akhir-akhir ini, permasalahan yang berkaitan dengan ajaran agama di Indonesia kerap muncul ke permukaan. Baik persoalan antar agama maupun sama agama.
Terbaru, permasalahan ceramah KH Ahmad Muwafiq yang ditentang oleh kelompok lain yang sama agama. Sementara di tingkat lokal, di Malang beberapa pekan lalu juga sempat diramaikan isu terkait pelarangan penggunaan atribut bertema Natal di salah satu pusat perbelanjaan.
Himpunan data dari World Religion Database menyebutkan, pada 2010, umat yang beragama Kristen mencapai 32,8 persen, Islam 22,5 persen, Hindu 13,8 persen, Agnotisme 9,8 persen, Agama Lokal China 6,3 persen, dan Buddha sekitar 8 persen yang ada di seluruh dunia.
Sementara di Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut pemeluk agama Islam masih mendominasi berdasarkan hasil Sensus Penduduk Indonesia 2010. Persentasenya mencapai 87 persen, agama Kristen 7 persen, Katolik 3 persen, Hindu 1,7 persen, Buddha 0,7 persen, Konghucu 0,05 persen, dan agama lainnya/tidak diketahui mencapai 0,45 persen yang ada di seluruh Indonesia.
Kristianto Budianto, pengamat isu kerukunan umat beragama menjelaskan, dalam konteks Indonesia, Islam menghadirkan bentuk-bentuk modal sosial yang sangat berharga di segala bidang kehidupan bangsa. Menurutnya, ada upaya-upaya politisasi dan bahkan kapitalisasi yang memanfaatkan kelompok mayoritas itu menjadi strategis.
“Peristiwa akhir-akhir ini memperlihatkan sebuah pendulum sosial bahwa masyarakat semakin sensitif dan tergerak semangat beraksi, justru ketika terjadi peristiwa intoleran dan kabar kebencian,” ujar Presidium Gusdurian Jatim ini.
Menurutnya, hal ini berimbas pada reaksi masyarakat yang semakin mudah ikut arus. “Sehingga, mudah menafikan kejadian toleransi dan damai serta kabar baik yang sebenarnya lebih banyak ada di masyarakat,” sebutnya.
Indonesia menurut Databoks merujuk pada Global Religious Futures 2018 memiliki penduduk dengan muslim terbesar di dunia. Totalnya mencapai 209,1 juta jiwa penduduk muslim, disusul India dengan 176,5 juta penduduk muslim.
Dengan hiruk pikuk yang semakin hari justru merugikan modal sosial itu, lanjut Kristanto, sebenarnya menyasar dan bertujuan untuk menciptakan suasana ketegangan dan saling curiga. Hal itu semakin diperparah ketika isu-isu itu seolah dipelihara secara sistematis pula.
Tatok, sapaan akrab Kristanto, menambahkan bahwa salah satu dampak yang muncul yaitu masyarakat kehilangan rasa aman dan percaya dirinya. Sehingga, mudah dikontrol dan dikendalikan oleh kekuasaan, entah itu politik, ekonomi bahkan budaya.
Menurut Tatok, media juga turut andil dalam hal ini. “Pencari berita yang tidak berorientasi dan mengarusutamakan kabar baik dan penuh pembelajaran kearifan sangat dibutuhkan. Jangan malah lebih senang dengan polemik konflik dan drama sosial yang berujung tak menemui makna,” tutupnya.
Pewarta: Ali Bisri Redaktur: N Ratri
0 notes
anatomisosial · 7 years
Text
Lawan Komunis phobia! Menyoal Agama dan Pancasila Dalam Pandangan DN Aidit
Sososk Aidit selalu populer setiap peristiwa Gestok/65 digulirkan dalam pertarungan wacana. Di tingkat akar rumput banyak yang menilai dan menghakiminya tanpa mengenal sejarah dan kontribusinya terhadap bangsa Indonesia. Masyarakat awam yang ‘fakir’ literasi, Aparatur Negara dan mereka yang telah Anti-PKI/Komunis secara turun-menurun akan menerima informasi begitu saja, bahkan tidak sedikit akademisi yang turut serta memandangnya sebelah mata.
Fotonya terpampang di banyak media sosial, parasnya bengis, dingin dan penuh dosa. Film propaganda Pengkhianatan G30S/PKI juga berhasil membuat sosoknya yang kejam dan akrab dengan kepulan asap rokok—tiap gestur dan dialognya memberi kesan layaknya iblis berwujud manusia, penuh tipu muslihat. Stigma Aidit sebagai dalang dari gerakan 30S yang Anti-Pancasila sukses dikonstruksi oleh ORBA dan bertahan sampai detik ini—menghapus lembaran jasa dan perjuanganya terhadap kaum buruh tani, rakyat miskin kota dan orang tertindas pada umumnya. Untuk itu penulis merasa perlu mengkritisi wacana yang bergulir tentang PKI dan sosok Aidit dan pandanganya terhadap Pancasila, agar masyarakat luas lebih adil, kritis dan ada harapan dari ringkasan ini pembaca dapat keluar dari belenggu dokrin Orde Baru.  
Aidit dan Perjuangan Politik Rakyat
Namanya Achmad Aidit, ketika ia sadar akan potensinya dalam kancah gerakan politik, ia berganti nama menjadi Dipa Nusantara Aidit, kerap disapa DN Aidit. Disaat gerakan pemuda dan organisasi intelektual yang berorientasi melawan kolonialisme mulai bermekaran, lahirlah Achmad Aidit pada tanggal 30 Juli 1923 di Belitung, Sumatera Selatan. Ia dibesarkan dari keluarga terhormat dan berkecukupan. Bertolak dengan kengerian yang digambarkan Orde Baru, Aidit kecil dan remaja adalah anak periang, aktif, pembelajar dan pelindung keluarga, banyak teman sebayanya menilai, sosoknya sebagai remaja yang terbuka dan mudah bergaul, rajin mengaji dan mengumandangkan azan di masjid kampungnya.  
Masa muda Aidit diisi dengan pergaulan yang produktif, ia kerap bergaul dan berdampingan dengan buruh-buruh yang berada dua kilometer dari kediamanya, Gemeenschappelijke Mijnbouw Mattschappij Billiton, sebuah perusahaan timah yang dikuasai Belanda. Dari pergaulan itu, aidit belajar dan memahami bahwa buruh menjadi objek kapitalisasi dan alas kolonialisme Belanda, pengalaman itu juga membentuk ciri gerakan politiknya. Karir politiknya dimulai saat berjumpa Persatuan Timur Muda, sebuah perkumpulan pemuda yang diprakarsai oleh Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo), pimpinanya adalah Amir Syarifuddin dan Dr. Adenan Kapau Gani. Semangat perjuangan dan intelektualismenya yang tinggi mengantarkanya menjadi ketua umm Pertimu.
 Dalam usaha heroik pemuda yang penuh hasrat kemerdekaan, Aidit terlibat dalam penculikan Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok. Sebelum pecahnya peristiwa tersebut ia tergabung dalam Pemuda Asrama Mahasiswa Menteng 31. Ketika Musso pulang dari Rusia, libido politik Aidit menuju revolusi Indonesia semakin tak tertahankan, Musso hadir dengan agenda aksi yang menjanjikan dan terukur. Ia menerima jabatan kordinator seksi perburuhan partai, sebulan setelah kedatangan Muso, meletup Peristiwa Madiun pada 1948—sebuah kejadian sporadis—berbuah cap PKI sebagai dalangnya. Aidit terpaksa menghilang. Simpang siur keberadaanya, ada yang mengakatan keVietnam Utara ada juga bersliweran Jakarta-Medan dalam pelarian[1].
Di sekitaran tahun 1950 Aidit kembali tampil ke publik, ia ta sendiri, ia menggandeng dua kamerad-nya, Njoto dan Lukman, mereka menjadi semacam trio, tiga serangkai atau semacam “trisula” PKI berikutnya. PKI sudah hampir ‘amburadul’ dan tercecer kekuatanya, dengan cekatan Aidit mengambil langkah progresif dan mengkonsolidasi kekuatan, tak lama dari itu, tiga serangkai ini menduduki kursi kepemimpinan partai dari generasi tua, pimpinan Alimin dan Tan Ling Djie, dan sukses membawa PKI mendulang suara 6,1 juta ke-4 terbesar di pemilu tahun 1955.
Aidit membawa harapan besar bagi kaum tersisih di Indonesia, kaum tani, serikat buruh dan mereka yang mendambakan keadilan. PKI yang dipimpinya tidak seperti partai politik kekinian hari ini yang penuh dengan janji retorika ilusif, frasa perjuangan rakyat dibuktikanya melalui program tanah untuk rakyat, tanah-tanah yang dikuasi borjuis diambil alih dan berikan untuk kemakmuran rakyat kecil untuk dinikmati bersama dan dikelola secara kolektif, mendorong usaha program Reforma Agraria.
Sikapnya yang tegas dan demokratis membuatnya sebagai anacaman besar bagi lawan politik, diantara masyumi dan militer yang banyak di isi politisi oportunis dan mereka yang mencari perhatian dari kampanye anti-komunis-nya Amerika.
Perlu diketahui bahwa Aidit adalah seorang intelektual-organik tulen, tidak hanya mengorganisir ia juga seorang pembelajar dan penulis produktif, dari kecerdasanya lahir banyak karya yang mampu dipahami oleh masyarakat luas, terutama soal ilmu Marxisme yang telah mengilhami ribuan rakyat untuk melawan neo-kolonialisme dan penindasan sistematis melalui ekonomi represif global dan borjuis domestik yang menjadi jari-jemari negara penyokong pasar bebas.
Mimpi dan harapanya adalah menjadikan Indonesia yang sosialis, menjujung keadilan, dan mengangkat harkat martabat kelas proletar. Dia memiliki hipotesa—untuk menyukseskan revolusi diperlukan kurang lebih 30% kekuatan militer, namun ada pembacaan yang cacat, akhirnya teorinya berbuah simalakama. Gerakan 1 Oktober 1965 membawa kehancuran Partai yang telah ia besarkan susah payah. Peristiwa itu akhirnya dijadikan dalih buat militer memprovokasi perang saudara dan membrangus seluruh elemen kekuatan partai termasuk simpatisan PKI dihampir seluruh basis PKI di Indoensia.
Pasca gerakan 1 Oktober 1965 situasinya semakin menjadi sulit, gerakan penculikan yang di prakarsai Letkol Oentung, Cakrabirawa dan beerapa petinggi PKI termasuk Sjam dan Aidit, menyeret—orang PKI dan underbow-nya, PKI secara institusi harus mengakui kesalahan yang keblinger ini. banyak perspektif yang belum final, tapi di masa Orde Baru tafsiran itu final. Aidit harus mengasingkan diri dan berseliweran ke daerah Jawa Tengah, dalam pelarianya pada tanggal 22 November 1965 Ia diringkus di persembunyiannya di rumah Kasim alias Harjomartono di Sambeng, Solo, Jawa Tengah.
Dalam Instruksinya jenderal Soeharto mengamanatkan anak buahnya Mayor  ST mencarikan sumur tua kering dan di dalam sumur tua itulah mayat Aidit menjadi abu dibakar dengan glondongan kayu yang tertumpuk di atsnya. Dihadapan regu tembak Aidit harus menerima satu magazin peluru Kalashnikov bersarang di kepalanya. Eksekusi itu melibatkan empat juru tembak, dua kopral pengemudi Jeep. Nyari tak ada yang tahu peristiwa itu berlangsung.
Aidit, Agama dan Pancasila
Yang tidak banyak diketahui adalah bahwa Aidit seroang muslim progresif—yang faseh baca qur’an dan seorang muazin masjid di kampungnya Belitung. Ketika ia bergulat dalam politik nasional—komunisme seakan meluluhlantahkan pribadinya sebagai mukmin dan ekspresi politik—melawan ‘kedzaliman’ penguasa (Borjuis serakah, Kolonialisme, Imperialisme) tak dimaknai lawan politik sebuah sebagai ikhtiar Amar Ma’ruf Nahi Munkar.
Komunis Atheis, anti Pancasila merupakan hal yang melekat pada Aidit di mata lawan politiknya, kenyataanya Aidit tak pernah pandang bulu dalam menggandeng kawan perjuangan, ia tak melihat perbedaan agama atau ras, selama ia memegang erat garis perjuangan rakyat ia adalah kamerad sejatinya. Dihadapan partai lain PKI adalah partai yang terkenal ketat dalam melakukan rekuitmen, moral komunis yang asing dengan poligami bahkan sempat jadi cekcok Aidit dengan Njoto yang sudah beristri namun merajut kasih dengan gadis Rusia.
Soal urusan Pancasila—pandanganya dapat kita temukan dalam substansi politik diberbagai pertauatanya. Sikapnya yang dianggap ambivalen dibela PKI lewat buku berjudul “Aidit Membela Pantja Sila” dan dalam wawancaranya dengan Solichin Salam, koleksi Komando Operasi Tertinggi (KOTI) Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI). Kini arsip tersebut terbuka untuk publik, dari situ dapat kita ketahui isi kepala aidit terkait Agama dan Pancasila.
Kesempatan Solicchin Salam mewancarai DN Aidit ketua CC PKI, benar-benar tak disia-siakan olehnya, ia menggerus habis persoalan agama dan pancasila—yang kemudian Hasil wawancara dimuat majalah Pembina pada tanggal 12 Agustus 1964.
Berikut petikan wawancaranya. Kutipan langsung (Wawancara DN Aidit: “PKI menentang pemretelan terhadap Pancasila”: Historia.id)
Benarkah PKI menerima Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia? Bagaimana pendapat Saudara mengenai sila Ketuhanan Yang Maha Esa?
 PKI menerima Pancasila sebagai keseluruhan. Hanya dengan menerima Pancasila sebagai keseluruhan, Pancasila dapat berfungsi sebagai alat pemersatu. PKI menentang pemretelan terhadap Pancasila. Bagi PKI, semua sila sama pentingnya. Kami menerima sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam rangka Pancasila sebagai satu-kesatuan. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa mencerminkan kenyataan bahwa jumlah terbanyak dari bangsa Indonesia menganut agama yang monoteis (bertuhan satu).
Sebagaimana dikatakan oleh Presiden Sukarno dalam buku Tjamkan Pantja Sila, “pada garis besarnya, grootste gemene deler dan kleinste gemene veelvoud.. bangsa Indonesia.. percaya kepada Tuhan” di samping “Ada juga orang yang tidak percaya kepada Tuhan...” Sebagaimana juga Bung Karno, kaum komunis Indonesia juga sependapat bahwa ada golongan agama yang tidak percaya kepada Tuhan sebagaimana ditegaskan Presiden Sukarno dalam buku tersebut di atas sebagai berikut: “Agama Budha tidak mengenal begrip Tuhan... Budha berkata tidak ada, tidak perlu engkau mohon-mohon, cukup engkau bersihkan engkau punya kalbu daripada nafsu dan dia sebut delapan nafsu... dengan sendirinya engkau masuk di dalam surga...”.
 Dengan menerima sila Ketuhanan berarti di Indonesia tidak boleh ada propaganda anti-agama, tetapi juga tidak boleh ada paksaan beragama. Paksaan beragama bertentangan dengan sila Kedaulatan Rakyat. Juga bertentangan dengan sila Kebangsaan, Kemanusiaan, dan Keadilan Sosial. Orang Indonesia yang tidak atau belum beragama, ia tetap bangsa Indonesia, tetap manusia yang harus diperlakukan secara adil dalam masyarakat. Tentang ini dengan tegas dikatakan oleh Presiden Sukarno bahwa “ada perbedaan yang tegas antara keperluan negara sebagai ‘negara’ dan ‘urusan agama’.”
 Apakah benar ajaran Marxisme tidak mengakui adanya Tuhan, serta berpendapat bahwa agama adalah candu bagi rakyat?
 Marxisme adalah ilmu dan salah satu bagiannya ialah Materialisme Historis yang menjelaskan hukum-hukum perkembangan masyarakat dan juga akar-akar sosial dari agama. Materialisme Historis menjelaskan secara ilmiah mengapa ada orang-orang yang memeluk agama. Kami berpendapat, agama yang dianut masing-masing orang adalah masalah pribadi. Karena PKI berdasarkan Marxisme, dan karena itu memahami dengan baik akar-akar sosial dari agama, maka anggota-anggota PKI menghormati hak setiap orang untuk memeluk agama. Marxisme sebagai ilmu, sama seperti ilmu-ilmu lainnya, tidak menyoalkan apakah individu atau seseorang beragama atau tidak.
 aDalam sejarah manusia, ada bukti bahwa agama memainkan peranan revolusioner. Misalnya agama Nasrani. Di zaman perbudakan, golongan budak yang beragama Nasrani melakukan perlawanan terhadap kaum pemillik budak, dan agama Nasrani bisa membangkitkan massa budak. Juga dalam sejarah kemerdekaan Indonesia, partai-partai politik yang beraliran agama aktif dalam perjuangan melawan kolonialisme Belanda. Misalnya Sarikat Islam. Dan bagi PKI yang mendasarkan diri pada Marxisme, adalah sepenuhnya sesuai dengan Marxisme untuk bekerjasama dengan partai-partai agama yang revolusioner, baik dulu maupun sekarang.
 Jadi, apakah agama itu candu bagi rakyat atau tidak harus kita lihat secara kongkrit. Jika agama digunakan untuk memperkuat kolonialisme, misalnya memperkuat kedudukan neo-kolonialisme Amerika Serikat atau memperkuat kedudukan neo-kolonialisme “Malaysia”, maka agama betul sebagai candu untuk rakyat. Tetapi jika agama digunakan untuk menghantam kolonialisme, neo-kolonialisme, feodalisme dan kapitalisme, maka hanya orang gila sajalah yang mengatakan bahwa agama adalah candu bagi rakyat.
 Apakah PKI cukup sadar terhadap kenyataan bahwa sebagian terbesar rakyat Indonesia memeluk agama Islam?
 Kami cukup sadar. Karena itulah diperlukan Pancasila dan faktor “A” (Agama) dalam Nasakom. Kami bukan hanya menyetujui gagasan Nasakom melainkan juga sebagai unsur “Kom” mengadakan kerjasama dengan partai-partai, organisasi, serta perseorangan yang mewakili unsur “A” demi persatuan nasional dan perkembangan revolusi Indonesia.
  Apakah PKI pro agama ataukah terang-terangan anti-agama?
 PKI adalah partai politik. Benar apa yang Saudara katakan bahwa banyak anggota PKI memeluk agama. Saya dapat pastikan, di dalam PKI terdapat lebih banyak orang yang menganut agama Islam daripada di dalam suatu partai Islam yang kecil. Tetapi, hubungan anggota PKI yang beragama dengan Tuhannya tidak bisa diwakili CC PKI, sebagaimana halnya Dewan Partai dari partai-partai politik yang berdasarkan agama tidak bisa mewakili anggota-anggotanya dalam hubungan dengan Tuhan. Menurut Anggaran Dasar PKI, PKI tidak melarang anggotanya memeluk suatu agama asal saja anggota-anggota PKI itu menjalankan program dan politik PKI yang melawan imperialisme dan feodalisme dan bertujuan membentuk masyarakat tanpa kelas dan tanpa exploitation de l’homme par l’homme.
 Berbedakah pembangunan masyarakat sosialis Indonesia berdasarkan Pancasila dengan ajaran-ajaran Marxisme?
 Kita sekarang berada dalam tahap pertama revolusi, yaitu tahap nasional-demokratis, belum dalam tahap kedua, yaitu tahap sosialis. Apakah berbeda atau tidak pembangunan masyarakat sosialis Indonesia berdasarkan Pancasila dengan yang berdasarkan Marxisme-Leninisme, hal ini akan kita ketahui kalau kita sudah sampai pada tahap kedua nanti. Tetapi karena pembangunan masyarakat sosialis berdasarkan Pancasila adalah pembangunan masyarakat tanpa exploitation de l’homme par l’homme, masyarakat adil dan makmur, maka sejak sekarang bisa saya katakan bahwa pembangunan masyarakat demikian sesuai dengan tujuan Marxisme.
 Bagaimana pendapat Saudara mengenai agama Islam, apakah ajaran-ajarannya progresif revolusioner ataukah sudah out of date? Organisasi-organisasi Islam manakah yang progresif revolusioner?
 Out of date atau tidak, hal ini tergantung pada revolusionerkah atau tidak. Jika tidak revolusioner, maka ia adalah out of date. Juga partai komunis, seandainya ia tidak revolusioner, maka ia juga out of date, yang berarti pada hakekatnya ia bukan partai komunis sekalipun namanya partai komunis. Mengenai organisasi Islam mana yang progresif revolusioner, saya tidak bisa menjadi hakim dan memutuskannya. Hal ini tergantung pada tindak-tanduk organisasi-organisasi Islam itu sendiri[2].
Dari petikan wawancara di atas perlu kita pahami konteks politik di satu sisi  dan bagaimana aktualisasi politik Aidit di sisi lain, agar tidak terjebak dalam kubangan frasa yang telah di ‘rujak’ oleh lawan politik dan menemukan pandangan objektif dari sikap Aidit terhadap Agama dan Pancasila.
Kini kita menyaksikan bagaimana populisme Islam politik telah dan akan terus didompleng oleh oligarki partai politik, juga militer yang mulai mencari panggung di beberapa momentum penting. Istilah komunis yang demikian mengerikan dan kadang lucu di mata rakyat dunia maya musti ditarik simpul kacaunya, agar proses pembangunan wacana kiri tidak digoreng bersamaan dengan isyu ini. Kita punya agenda besar perihal land reform, penegakan HAM, perjuangan menentukan nasib sendiri bagi 1,8 juta rakyat Papua Barat dan lain-lainya yang ditengarai oleh sistem ekonomi-politik liberal yang demikian represif.
Kesempatan kaum kiri dalam pertarungan wacana “komunisme” tak boleh mengalami blunder sehingga peristiwa yang telah kita alami di acara Belokkiri Fest maupun Penyergapan seminar 65 di LBH oleh ormas dengan reputasi anti-intelektual ini dimanfaatkan oleh media borjuis yang  berafiliasi dengan partai politik.
Diperlukan semacam garis besar yang mampu merajut beragam isu akar rumput dan mendobrak isolasi hukum parsial yang berimbas pada fragmentasi gerakan, setidaknya apa yang ditawarkan oleh Muhamad Ridha dua tahun lalu dalam artikelnya soal Program Minum di indoprogress secepetnya didiskusikan secara serius sampai pada level konsolidasi gerakan terukur dan memiliki signifikansi yang berarti. Tampaknya kita tak lagi bisa berharap pada mereka yang dianggap melakukan infiltrasi kedalam lemaga-lemaga Negara, ada harapan, namun kecil , yang terlihat adalah disintegrasi diantara aktivis gerakan kiri dan mereka yang mengaku membagi tugas di dalam piranti kekuasaan, ditamah lagi penulis merasa miris melihat terkaparnya kekuatan organisi buruh yang tergantikan dengan ormas-ormas fasis religius.
  [1] http://historia.id/buku/misteri-tiga-orang-kiri Diunduh pada tanggal 02 Oktober 2017, Pukul 16:00.
[2]
http://historia.id/modern/wawancara-dn-aidit-pki-menentang-pemretelan-terhadap-pancasila Diunduh pada 02 Oktober 2017, Pukul 18:00.
it�G����(
Artikel ini juga di posting di Selasar.com
2 notes · View notes
sarotomo-blog · 5 years
Text
Hujan Dibulan Kering
Tumblr media
"Javaansche vrouw rijst stampende Javanese woman stamping rice" Image Collection KITLV, Leiden/Circa 1915 ________________________________________________________________
Bagaimana bisa, perempuan jalang itu lancar sekali berbicara tentang Agama. Lebih-lebih ketika ia diberi waktu untuk berbicara. Dari mulutnya yang tebal itu, bermunculan beberapa opini-opini mengenai agama. Dan, tentu saja mukaku menyeringai terhadapnya. Bukan cuma karena mataku yang mengecap segala hal (fisik) akan dirinya. Pun juga dengan telingaku. Seakan telingaku urung untuk menerima nama yang melekat di hidupnya selama ini. Namanya aneh.
Armas namanya. Dan, aku hampir-hampir membencinya.
Pertama, aku membencinya karena namanya. Kedua, aku membencinya karena fisiknya. Ketiga, aku membencinya karena cara pikirnya.
“Halo, namaku Armes. Aku tinggal di seberang kali Gondawana. Selatan apartemenmu,”
“Halo, Armes. Senang sekali bertemu denganmu,”
Aku menatap keluar baik-baik. Kulemparkan pandangan menuju jendela studio BrookTV. Diriku mencari-cari dimana letak Gondawana — yang konon rumah wanita jalang itu.
Pagi ini udara sangat kering. Sembari mencari “Gondawana” seberang apartemenku, aku menghirup udara dari jendela studio. Benar, tak ada ubahnya dari kalimat sebelumnya. Udara ini, KERING.
Tiba-tiba terdengar suara terbahak-bahak dari dalam Studio Brook TV. Ku ambil nafas dalam-dalam, menyimpan udara kering. Langsung kulanjutkan balik badan dan berlari menuju arah suara “bahak” itu. Dan,…
Benar adanya.
Armes yang terbahak. Dengan paras yang cantik dan nama yang aneh, Armes memprovokasi orang-orang di sekitar Studio. Ia mengeraskan suara bahaknya. Sampai-sampai segenap kru studio juga turut terbahak.
“Dasar lelaki jalang, kau pikir aku tak tahu apa yang kau pikirkan. Kau anggap aku sebagai perempuan jalang, namaku jelek. Coba lihat dirimu, mudah sekali engkau tertipu. Bagaimana? Enak kan? Itulah yang dirasakan pengikutmu saat ini. Mereka terseok imannya hanya karena dirimu. Seorang pemimpin yang memiliki daya kapitalisasi diri yang tinggi. Memanfaatkan uang umat sesukamu. Khususnya, hanya untuk memenuhi dirimu sendiri.”
“Sialan kamu, Armes. Berani sekali kau berkata kepadaku. Bagaimanapun, aku ini adalah pemuka kepercayaan.”
“Ya! Itu dulunya, pemuka kepercayaan manusia — hampir-hampir sejagad raya. Tapi, mereka tidak bodoh wahai SopoJarwa. Mereka tau kelicikanmu. Memanfaatkan sentimen identitas “hanya” untuk menggembosi uang-uang milik para pengikutmu. Hah, KASIHAN!”
“Dasar, wanita jalang!!”
“Eeee, masih berani kamu. Ingat! kamu disini, dalam talkshow ini, tak lebih dari seorang koruptor berseragam oranye, dibubuhi penghalus kata-kata ‘mantan narapidana’, bagaimana. Kamu masih mau mengelak menjadi seorang bedebah? Itu pun baru sekali dan satu orang saja yang ku tipu. Kau marah begini. Bagaimana nasib orang-orang yang kau tipu? Tak cukup senyum, remisi, dan sogokan untuk mendatangkanmu ke BrookTV. Hanya untuk memperbaiki citramu.”
Tubuhku lemas, dadaku sesak, segala berisikan amarah. Memang, ku sadari bahwa koruptor memang harus dipecundangi sejak dini. Ya, macam ini.
Namaku, SopoJarwa. Mafia kepercayaan terhadap rohani, kemudian dikapitalisasi.
***
Sudah. Sudah. Rasanya seperti dihujani di tengah kemarau. Tak dinyana-nyana bisa seperti ini.
0 notes
pensil-tumpul · 5 years
Text
Dosakah Saya yang Putus Asa?
"....janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada yang berputus asa dari rahmat Allah, kecuali kaum kafir" 
BEBERAPA kali, beberapa kawan dari sedikit kawan yang saya miliki mempertanyakan tulisan-tulisan saya yang jadi lembek, melankolis, penuh rasa pesimistis dan kesedihan.
Mereka protes dan bertanya, mana tulisan-tulisan saya yang seperti dulu, yang keras dengan setiap hal yang melenceng, dengan setiap kezaliman, dengan setiap kesewenang-wenangan, dan ketidakberesan.
Mereka tidak tahu, kalau sebenarnya kondisi saya jauh lebih parah ketimbang apa yang mereka sangkakan. Saya lebih dari sekadar lembek, lebih dari sekadar melankolis, lebih dari sekadar pesimis, lebih dari sekadar sedih. Saya jauh lebih parah ketimbang kondisi-kondisi itu, saya putus asa.
Ya, putus asa, taiasu kalau dalam bahasa arabnya. Kalau Cak Nun bilang, taiasu se taiasu-taiasunya. Putus asa se putus asa putus asanya.
Ya, banyak sekali tulisan-tulisan Cak Nun yang setelah saya baca lalu saya mereasa, “baik, tidak masalah, saya tidak sendiri”.
Semakin beranjak tua, saya semakin memahami bahwa persoalan yang ada nyatanya telah menggurita.
Persoalan-persoalan yang dulu sering saya protes dengan keras bersama kawan-kawan di kampus, mulai dari masalah pendidikan, sosial, agama, eksploitasi rakyat kecil, penggusuran, perusakan lingkungan, semua ternyata seperti mustahil untuk dibereskan setelah saya sedikit tahu bagaimana dan siapa saja pihak-pihak yang terlibat.
Dalam bukunya, entah saya lupa yang mana, Cak Nun pernah menuliskan bahwa mustahil permasalahan di Indonesia ini diselesaikan oleh manajemen manusia.
Cak Nun yang saya pikir sudah mengetahui seluk beluk permasalahan bangsa ini sampai ke sudut-sudut terdalamnya juga pernah mengatakan dalam sebuah forum Maiyah.
Intinya, Cak Nun kasihan dengan anak-anaknya, generasi muda bangsa ini apabila ia menceritakan semua yang sebenarnya tengah terjadi terhadap bangsa ini.
Dari kata-katanya, saya tidak bisa membayangkan, seberapa rumit permasalahan yang ada di Indonesia ini.
Misalnya saja, ketika masih mahasiswa, bersama kawan-kawan yang lain kami begitu keras memrotes praktik-praktik kapitalisasi pendidikan yang ada di dalam kampus.
Kami mengkritik lewat tulisan, kami melawan dengan cara diplomasi, sampai beberapa kali menggunakan demonstrasi, tapi hasilnya nihil.
Saat ini, saya berpikir, semua perlawanan itu omong kosong ketika saya tahu bahwa yang kami lawan bukan hanya rektor, melainkan juga kemeterian. Karena rektor pasti menghamba pada menteri yang telah banyak berkontribusi terhadap jabatannya.
Ternyata tidak sampai di menteri saja lingkaran setan itu, karena menteri juga tidak lebih dari abdi presiden. Sialnya presiden bukanlah pemegang kekuasaan tertinggi, karena presiden ternyata juga hanya wayang.
Presiden masih tunduk pada permainan dunia industri dan investor, juga kepentingan-kepentingan politis orang-orang yang mengusungnya. Dan di atas mereka, masih ada pihak yang memang mengonsep semua ini, mengonsep manusia untuk menuhankan materi, menuhankan uang, mereka adalah pihak yang mendambakan sebuah tatanan baru di dunia ini.
Dengan adanya komersialisasi pendidikan, masyarakat hanya akan fokus mencari uang, dan perlahan lupa dengan yang sebenarnya punya kuasa penuh atas hidupnya dan alam semesta ini.
Itu baru contoh kecil, hanya satu kasus. Sedangkan seperti yang kita tahu, permasalahan di negeri ini bukan hanya komersialisasi pendidikan.
Hampir semua sektor kehidupan di negeri ini adalah masalah. Pertanian, agama, ideologi, politik, pertahanan, pembangunan, sampai sepak bola, semua tidak lepas dari masalah yang sudah terlampau pelik dan mustahil untuk diselesaikan dengan manajemen manusia.
Saya mulai berpikir tentang keomongkosongan teori-teori yang pernah jadi perdebatan saya dan beberapa teman di kampus seperti teori marxisme, leninisme, anarkisme, marhaenisme, yang semuanya mengarah pada kemerdekaan rakyat kecil, saya mulai berpikir semua hanya omong kosong jika tidak ada intervensi Tuhan di sana.
Beberapa waktu ini, sering ada bisikan-bisikan di telinga saya, “sudah, tidak apa-apa, nanti juga akan ada orang-orang baru yang datang”.
Saya menolak bisikan-bisikan itu. Sayangnya semakin saya tolak, bisikan itu semakin keras terdengar dan menjelma menjadi teriakan-teriakan.
Hingga saya sampai pada titik taiasu se taiasu-taiasunya ini. Putus asa se putus asa – putus asanya.
Lantas, apakah saya berdosa karena telah putus asa? Bukankah Tuhan mengecam siapa saja yang putus asa atas hidupnya?
Bukankah tuhan sudah memperingatkan,
"....Wala taiasu mirraukhillah, Innahu la yai asu mirraukhillah, illal qoumul kafiruuna".
"....janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada yang berputus asa dari rahmat Allah, kecuali kaum kafir"
Apakah saya sekarang menjadi kafir karena sudah putus asa, bahkan putus asa - seputus asa-putus asanya?
Entahlah, pertanyaan saya selanjutnya adalah, apakah setelah putus asa saya hanya diam saja tanpa melakukan apapun?
Saya memang sudah putus asa, bahkan untuk menaruh harapan saja saya tidak berani karena begitu traumanya dengan berbagai kekecewaan yang pernah saya alami.
Tapi sekali lagi, apakah setelah saya putus asa lantas saya diam, tak melakukan apapun?
Tetiba saya teringat sebuah kisah yang sangat tersohor, tentang seekor burung pipit yang berusaha menolong Ibrahim ketika dibakar hidup-hidup oleh Namrud.
Burung pipit itu bolak-balik, membawa beberapa tetes air dengan paruhnya untuk disiramkan ke api yang berkobar membakar Ibrahim.
Cicak yang melihat kelakuan si burung pipit itu lalu mencemooh. Cicak melihat betapa bodohnya burung pipit itu karena telah melakukan sesuatu yang sama sekali sia-sia.
“Mengapa kamu bersusah-payah bolak-balik mengambil air, sedangkan kamu tahu api besar yang membakar Nabi Ibrahim takkan hilang dengan sedikit air yang kamu siramkan itu?“ kata cicak kepada burung pipit.
Lalu dijawab oleh burung kecil, “Walaupun aku tahu aku tidak akan mampu memadamkan api tersebut, namun aku mesti berusaha untuk menegakkan kebenaran dengan segenap kemampuan yang kumiliki.”
“Allah tidak akan bertanya kepadaku apakah aku berhasil memadamkan api itu atau tidak. Tapi aku lebih takut Allah akan menanyakan apa yang aku lakukan saat melihat kezaliman di depan mataku!” lanjut si burung.
Cicak tertawa. Ia kemudian menjulurkan lidahnya, berusaha meniup api yang membakar Ibrahim.
Memang tiupan cicak tak ada artinya, tak menambah besar api yg membakar Nabi Ibrahim. Tapi Allah melihat di mana ia berpihak.
Surakarta, 28 Mei 2019.
Terbit pertama kali di kabar-buruk.blogspot.com
0 notes
mojokco · 9 years
Text
Bapak Menkominfo Butuh Piknik
Ketika Yang Terhormat Bapak Menkominfo berbekal rekomendasi dari BNPT memblokir 22 situs bertema Islam, tampaknya beliau tidak menyadari bahwa setidaknya ada dua implikasi yang mungkin di luar perhitungannya.
Pertama, beliau tidak sadar sedang menabrak misi penting Presiden Jokowi untuk membuka 10 juta lapangan kerja.
Sekarang zamannya online. Untuk bisnis informasi (juga bisnis dis-informasi?), jagat internet memegang tampuk kekuasaan. Mendulang nafkah lewat situs-situs online sudah menjadi mata pencaharian banyak orang. Satu jenis pekerjaan yang 20 tahun silam belum masuk ke imajinasi anak-anak akan cita-cita saat dewasa, apalagi masuk ke tayangan iklan susu formula.
Situs-situs “islami” yang diblokir tersebut bukan perkecualian. Saya amati, hingga dua tahun lalu situs-situs begituan sepi-sepi saja. Paling-paling yang agak dibaca orang ya Eramuslim, karena banyak kisah Freemason dan Novus Ordo Seclorum di sana. Namun belakangan, pating jrudul situs-situs beraroma Islam yang terkerek naik ke panggung secara cepat. Bahkan sangat cepat. Tren itu nge-boom, menemukan titik terpanasnya, di sekitaran Pilpres 2014. Betul, kan? Hehe. Kenapa bisa begitu?
Simpel saja. Pada musim Pilpres kemarin, agama menemukan revitalisasi fungsinya dalam peradaban, yakni sebagai alat marketing politik. Bahkan akhirnya terbukti agama menjadi mata dagangan yang mega-bestseller. Konkret sekali peran agama pada bulan-bulan itu. Situs-situs yang semula hanya mengabarkan ajaran agama pada posisi dasarnya, tiba-tiba riuh bicara politik dalam bingkai “agama”. Fokusnya pun jelas, tak henti mengabarkan adanya kekuatan-kekuatan politik yang mengancam agama. Secara marketing, ini memang sangat cerdas. Taktis luar biasa.
Pada titik itu, saya jadi ingat sebuah iklan suplemen untuk ibu hamil, yang memproklamirkan bahwa produknya bisa mencegah cacat fisik pada bayi di kandungan. Bayangkan, ibaratnya begini: “Ibu, kalau Anda nggak minum produk saya, anak Ibu bisa cacat lho!” Edan. Maka, produk itu pun laris manis. Barang tentu, penyebabnya satu hal: ketakutan. Rasa terancam. Dengan menyebarkan rasa takut, para ibu cemas akan nasib anaknya, lantas mengkonsumsi produk yang diklaim bisa menyelamatkannya. Produsen suplemen tadi sedang menjalankan industri rasa takut.
Terbukti, dengan pola marketing yang sama, yakni marketing ala industri penjual rasa takut, situs-situs “islami” tertentu juga berhasil mendulang rating. Sebuah situs yang semula hanya mengabarkan kegiatan-kegiatan partai politiknya, sebagai contoh, lantas berubah menjadi etalase kabar-kabar ancaman dari kelompok politik yang ia lawan. Hasilnya gimana? Tentu saja: laris manis tanjung kimpul.
Dari sini pasar pun terbentuk secara sempurna. Ceruk pasar potensial ini terus digali, dikelola sebagai mesin pendulang dolar, dan di-maintain secara berkelanjutan. Cara me-maintain-nya ya apa lagi, selain dengan terus-menerus memelihara kecemasan, perasaaan terancam, yang berujung pada kapitalisasi kebencian. Lantas bagaimana nasib pencerdasan masyarakat dengan berita-berita panas yang digoreng tanpa henti oleh situs-situs tersebut? Walah, Sampeyan itu kalau tanya mbok ya jangan muluk-muluk gitu to…
Nah, ketika Menkominfo memblokir ke-22 situs yang dipandang bermasalah, bayangkan saja, ada berapa manusia yang terjungkal periuk nasinya? Banyak sekali. Ada berapa duit yang lenyap karena tutupnya situs-situs itu? Buanyaaaaaak sekali. Salah satu situs begituan bisa mendulang hingga 4 juta rupiah per hari! Hanya dengan mengandalkan Ad Sense, belum lagi iklan banner dan lain-lain. Coba, bisakah Pak Menteri mengganti periuk-periuk yang hilang itu? Enggak bakal bisa. Dan kalau soal itu, Pak Menkominfo boleh menjawab: “Bukan urusan saya.” Hehe.
“Lho! Situs-situs dakwah kok kamu bilang cuma cari duit to Bal?? Fitnah! Mereka itu berjuang demi kejayaan Islam!! Ah, dasar kamu liberal sesat antek Jokowi!!”
Eit, mbok sabar to. Lugunya disudahin dulu. Saya percaya kok, banyak di antara mereka yang tulus memperjuangkan apa yang mereka yakini. Tapi takdir alam fana dunia sudah bersabda: “Di hadapan Tuhan, semua manusia sama derajatnya. Di hadapan uang, semua manusia sama agamanya.” Buktinya, saya pernah mengkonfrontir langsung ke salah satu “redaktur” situs begituan (Duh, mereka bukan lembaga pers, apa layak disebut redaktur?). Saya tanya kenapa mereka tetap mengunggah berita Anu yang jelas-jelas hoax? Ternyata akhi yang satu itu diam tanpa jawaban. Hening. Hanya terdengar suara jengkerik yang sayup-sayup menemani malam. Huhuhu.
Itu implikasi yang pertama. Yang kedua, Bapak Menkominfo mungkin tidak sadar, bahwa pemblokiran itu merupakan bentuk pelecehan serius pada mayoritas kaum muslimin yang cinta damai. Dikiranya efek berita-berita provokatif, fitnah, dan gorengan-gorengan berita penyembah rating, tidak dapat diimbangi oleh para penulis cerdas dan islami, yang saya yakin sebenarnya jauh lebih banyak dibanding penulis berita-berita sampah berlabel halal.
Nah, dalam era demokrasi informasi (kalau memang Pak Menteri bukan pendukung khilafah informasi), kenapa tidak memotivasi saja para penulis islami cinta damai agar secara serentak menebarkan anti-virus ekstremisme? Itu memang tugas maha-berat. Toh nyatanya Pak Tifatul pada masanya juga nggak bisa melakukan itu, dan lebih memilih memblokir juga 300 situs radikal. (Bedanya, waktu itu presidennya Pak SBY. Dan Pak SBY bukan musuh Islam to? Nguik.) Tapi seberat apa pun, tetap wajib dilaksanakan.
Jangan salah paham, saya tidak sedang mengatakan bahwa penulis-penulis baik hanya ada di luar situs-situs islami yang diblokir itu. Gara-gara prahara ini, saya jadi membaca juga beberapa tulisan yang ditayangkan di situs-situs tersebut. Boleh saya katakan bahwa secara kuantitas, sebenarnya lebih banyak materi yang baik daripada yang “jahat”. Misalnya tulisan-tulisan Mbak Ria Fariana di Dakwatuna dan VOA-Islam, ‘ainul yaqin, saya bersaksi bahwa buah-buah pikirannyan sangat bermanfaat bagi kemaslahatan semesta. Repotnya, kodrat media telanjur berkata: bad news is good news. Lebih gampang menyebarkan kabar buruk—entah fakta entah hoax—ketimbang kabar baik. Jadilah konten situs yang ngehek jauh lebih ngangkat ketimbang yang cakep-cakep.
Tapi apa pun itu, saya yakin Pak Menteri Rudiantara butuh piknik. Pasti bakalan lebih cantik cara main Bapak, kalau yang disikat bukan situsnya, melainkan konten-konten spesifik di dalamnya yang memang berbahaya menurut kacamata kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Jika memang ketemu situs dengan materi-materi brengsek yang dominan, cokok saja adminnya, seret ke pengadilan, suruh push up dulu bila perlu. Kalau ada situs lain yang masih jualan api tapi dengan porsi yang minimalis, cukup ajak adminnya ngopi-ngopi. Percayalah, kafein akan menurunkan kadar kebencian dan prasangka dalam aliran darah kita.
Lah, kalau nggak ketemu redaktur atau pengurus situsnya, gimana? Bukannya situs-situs itu sebenarnya memang cuma sekelas blog dan sama sekali tidak layak untuk disebut sebagai lembaga pers? Sebagian malah nggak jelas siapa pengelolanya dan di mana kantornya lho!
Ah, itu mah gampang. Bilang saja ke Pak Tedjo Edi. Masak cuma buat cari siapa admin-admin situs ngehek itu Pak Tedjo nggak bisa? Atau… mesti ngadu ke Pak Hendro lagi? Aduhdek.
0 notes
pokerpemilu-blog · 6 years
Text
Politik Manipulasi Simbol Agama
Tumblr media
pokerpemilu.com 24/10/2018 - Politik Manipulasi Simbol Agama -  Apabila tempat ibadah baik itu gereja, vihara maupun masjid dijadikan sebagai sarang dan pertahanan teroris dari serbuan aparat keamanan, adalah sah bagi pemerintah melalui aparat keamanan menyerbu, melumpuhkan dan menangkap teroris meskipun menyebabkan tempat ibadah tersebut rusak atau hancur. Apakah dengan demikian aparat keamanan tersebut anti Kristen, Budha maupun Islam ? Bagi mereka yang masih mau berpikir dengan menggunakan common sense, tindakan aparat keamanan sudah tepat. Namun bagi yang terbiasa hidup dari politik identitas dan memanipulasi agama serta simbol-simbolnya untuk kepentingan ekonomi-politik kelompoknya, tindakan aparat keamanan tersebut merupakan skandal yang besar. Kelompok yang gemar memanipulasi simbol-simbol agama ini secara emosional menunjukkan kedekatannya pada kelompok-kelompok teror, radikal dan intoleran. Mungkin bagi mereka, tidak masalah kelompok teroris dapat lolos dari serbuan aparat keamanan asalkan tempat ibadah tetap utuh. Soal kemudian para teroris tersebut menebar teror dan membunuhi orang-orang yang tidak bersalah, peduli amat yang penting ada pemenuhan perasaan puas karena mampun "menyelamatkan rumah allah". Dengan berangkat pada pemahaman yang sama bahwa agama tak terpisahkan dari politik, maka ekses penggunaan simbol-simbol keagamaan yaitu manipulasi terhadap simbol-simbol tersebut menjadi tak terhindarkan. Politik Manipulasi Simbol Agama - Kelompok-kelompok yang selama ini diuntungkan secara ekonomi, politik dan simbolik dari kapitalisasi identitas agama tentu akan memakai standar nilai yang berbeda apabila disuguhkan data dan fakta bahwa DI/TII pernah melakukan pembakaran terhadap 2 masjid di Tasikmalaya pada September 1956 dan melakukan kekejian-kekejian yang selama ini mereka sematkan kepada PKI dibandingkan dengan pembakaran "bendera tauhid" oleh anggota Banser pada saat peringatan Hari Santri Nasional di Garut, Jawa Barat pada 22 Oktober 2018. Tidak adil memang namun itulah yang terjadi. Senyatanya jagad perpolitikan kita sudah sangat jenuh dengan maraknya simbol-sombol kesucian dan keskaralan agama. Bukannya membuat politik kita sehat, simbol-simbol tersebut justru mengakibatkan politik kita sakit. Mengapa bisa demikian ? Ketika politik dibajak oleh simbol-simbol agama, akal sehat tergeser dan tergusur dan kepentingan primordiallah yang menonjol. Berkali-kali sudah diperingatkan bahwa mengawinkan agama dengan politik adalah BENCANA. Politik Manipulasi Simbol Agama - Kembali pada anggota Banser yang melakukan pembakaran terhadap "bendera tauhid". Pembakaran tersebut memang merupakan tindakan yang tidak patut meskipun katakanlah itu dipersepsikan sebagai bendera HTI sebagaimana juga apabila bendera yang dipersepsikan sebagai bendera PKI dibakar. Kenapa tidak patut ? Namun, yang sangat jauh dari kepatutan ialah tetap memaksakan simbol-sombol agama dalam politik, memanipulasi simbol-simbol tersebut dan mengambil keuntungan daripadanya serta memojokkan lawan-lawan politik dengan isu-isu penistaan agama. Bukankah penistaan terbesar terhadap agama dan Tuhan ialah dengan membawa-bawa agama dan Tuhan dalam kampanye politik dan pemilu ? Saya mengapresiasi banser yang peka terhadap bahaya ketika simbol-simbol agama dimasukkan ke dalam arena politik sebab akan mudah dimanipulasi serta justru melecehkan agama itu sendiri. Dan saya harapkan setelah kejadian tersebut teman-teman Banser tidak kendor dan berkecil hati, mau terus melakukan refleksi, evaluasi dan kritik diri sehingga makin bijak dan matang dalam bertindak. Indonesia dan Kebhinnekaan Indonesia membutuhkan peran Banser di garda terdepan melawan kelompok radikal dan intoleran. Banyak pemimpin yang terpengaruh melakukan politisasi agama ini. Mereka memamerkan moral-moral yang baik di depan umum, layaknya tindakan yang bermoral hingga kegiatan beribadah. Sikap keagamaan yang ditampakkan dari luar tersebut memanglah bisa dilihat sebagai tindakan yang baik dan bermoral. Namun banyak dari mereka yang pada masa jabatannya melakukan tindak korupsi dan tindakan kotor lainnya di dalam pemerintahan. Sehingga citra yang mereka buat semasa kampanye hanyalah citra palsu demi meraup keuntungan ataupun mendapatkan kekuasaan politik. Memang di dalam kehidupan bernegara dibutuhkan adanya agama itu sendiri. Namun jangan sampai agama dalam kehidupan berpolitik hanya menjadi alat untuk mendapatkan kekuasaan dan keserakahan beberapa pihak. Karena pada akhirnya pilihan rakyat adalah untuk rakyat itu sendiri. Jika dilihat kembali pada sila pertama Pancasila yang merupakan dasar negara Indonesia yang berbunyi, "Ketuhanan yang Mahaesa." Yang ditujukan kepada masyarakat Indonesia untuk berpedoaman dari sila tersebut, dengan menjunjung agama tanpa melupakan sila ketiga yang berbunyi, "Persatuan Indonesia." Saat melihat kembali kepada sejarah Indonesia, Indonesia sangat mendambakan keamanan dan kesejahteraan. Akhir-akhir ini, keadaan politik di Indonesia kian memanas. Demonstrasi-demonstrasi dijadikan bentuk ancaman kepada pemerintah setempat demi terwujudnya tujuan golongan tertentu.   Baca juga :Pernyataan resmi pemerintah melalui Menkopolhukam Read the full article
0 notes
30 Petunjuk Dahsyat: Sukses Melunasi Ibadah Haji lalu Umrah
Assalamualaikum wr.wb Tips sukses membayar ibadah haji beserta umroh tentunya akan dicari oleh anda yang hendak jadi seorang haji yang mabrur, karna ketika anda membayar ibadah itu pastinya tidak cuma digeluti perhari maupun dua hari saja lalu akan memerlukan era yang relatif lamban. Melunasi ibadah haji yang yang juga termasuk pernah membuat rukun Islam yang terakhir tersebut sebenarnya diperuntukan buat mereka yang sanggup. Lalu kata “mampu” itu tetapnya tidak cukup dari segi keuangan atau materi saja, hendak namun pun bakal di nilai dari keadaan tubuh maupun awak seseorang juga. Alkisah dari itulah tidakcuma materi atau keuangan yang sebenarnya menjadi masalah utama ketika kalian tentu menunaikan rukun Islam yang kelima tersebut, tentuya kamu pun harus menyiapkan badan maupun badan anda. Menurut anda yang sanggup melunasi ibadah haji ataupun umroh tetapnya merupakan orang-orang yang asian, sebab pastinya anda pula suah memahaminya bersama kalau enggak tentu segala orang ada waktuketika bakal pergi beribadah ke Tanah Suci itu. Lalu dari itulah pastinya kemenangan dari pergi beribadah ke Tanah Ceria tersebut tentu adalah situasi mendasar yang sangat pokok buat dilihat, sebab kesempatan kelihatannya tidak hendak mampu didapatkan dua kali. Ya Ini ia 30 Petunjuk Bahana: Membuahkanhasil Menunaikan Ibadah Haji lalu Umrah 1. Beribadah Kunci Penting Beribadah yaitu mendesak maupun memohon sesuatu yang berkepribadian positif kepada Allah SWT. Seperti kamu pahami, orang menyandang keterbatasan. Saat anda menyandang kepentingan yang tidak mampu diselesaikan alkisah kepada siapa lagi kamu meminta sokongan takhanya terhadap Allah yang Maha Kuasa. Oleh sebab itu, ayo beribadah pada Allah swt supaya dikasihkan matapencarian agar dapat membereskan belanja naik haji, dikasihkan kesegaran lalu daya awak biar bisa melakukan haji dengan baik, beserta diserahkan kemudahan serta kelancaran semasa berhaji. Pasti saja, tampak separuh etika agar doa mau naik haji dikabulkan, kayak memuji Allah dan bersalawat kepada UtusanTuhan Muhammad saw sebelum beribadah, mencari waktu-waktu eksklusif buat beribadah, beserta sebagainya. "Dan Tuhanmu bertutur, 'Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Ku-perkenankan bagimu. Sesungguhnya banyakorang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina-dina'." (TQS. Al-Mukmin[40]: 60) 2. Perbanyak Sedekah Banyak-banyaklah bersedekah Siapakah yang kepingin membagi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang cakap (menafkahkan hartanya di laluan Allah), maka Allah akan menilapmelekuk gandakan pemenuhan kepadanya bersama lipat kembar yang banyak. Beserta Allah menyusutkan lalu membuka (rizki), beserta kepadaNyalah kalian dikembalikan." (Al-Baqarah[2]: 245). Tidak terdapat orang yang sebagai miskin lantaran berderma. Pastinya, derma yang diberikan selaku lurushati lantaran Allah swt. Biar lebih ampuh, selayaknya derma yang kamu lakukan diiringi atas harapan yang kamu inginkan. Yakinlah, Allah swt Maha Banyak. Allah juga telah berjanji mengasih pelunasan yang berkeluk dobel, termasuk dorongan kamu bakal naik haji. Oleh karna itu, terdapat sebagian keadaan yang perlu diamati agar sedekah haji kita didapat dan membuat kebaikan yang bertekuk ganda. Berbicara mengenai kaitan amal dengan naik haji, terdapat stori merentak dari ust. Yusuf Mansur dalam informasi "Naik Haji lantaran Sedekah". 3. Ikuti Walimatus Safar Pada dasarnya, walimatus safar ialah makanan yang digeluti sebelum berjalan jauh. Dalam kegiatan ini, pihak yang bercadang untuk melangsungkan ekspedisi jauh memohon berkah dari para peserta biar diserahkan keamanan serta tercapai tujuannya oleh cakap. Semacamitu pula dengan jamaah calon haji yang hendak menuju area yang jauh, ialah Mekkah lalu Madinah. Nah, amat positif bila kita bersemuka dengan jamaah calon haji lalu mengklaim mereka buat memintakan kamu agar mampu mengisi anjuran berhaji. Lagipula apabila kita suah memahami mereka sebelumnya. Butuh disadari, ciri dari mereka yang membayar ibadah haji dan umrah, insyaallah, dikabulkan oleh Allah swt. Sebagaimana yang suah tersemat dalam satubuah hadits, Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, aktual dia bersabda: "Orang-orang yang haji beserta banyakorang yang pergi 'Umrah yaitu kurir Allah, bila mereka berdo'a kepada-Nya, niscaya Beliau hendak memperbolehkan mereka, serta bila mereka mengklaim sori, pasti Beliau hendak memaafkan mereka." (HR. Ibnu Majah) 4. Perbanyak Menyimak Avontur Haji Salah satu faktor yang menyebabkan seorang beratkaki naik haji di antaranya disebabkan ketidaktahuan situasi saat melangsungkan haji. Positif ketika mengatur surat-surat di tanah air, kali kepergian di embarkasi, apa yang harus dilakoni ketika suah datang di tanah suci, lalu semacamnya. Untuk mereka yang awam, gambaran naik haji merupakan berlokasi di antara ribuan jamaah calon haji dari segenap negeri, di tempat yang asing, lalu terletak dalam situasi yang panas amat. Apa jadinya jikalau aku bersat? Tetapnya, melimpah situasi yang patut diketahui sebelum kamu membayar ibadah haji. Semakin tahu melimpah hal tentu membuat keinginan naik haji kian konsisten. Bersama melimpah mengikuti stori dan kemahiran para haji, anda hendak mengetahui persoalan apa saja yang kebanyakan dilewati saat melunasi ibadah haji ini. Kita juga mampu mengerti penyelesaian apa yang dijalani jamaah itu buat mengatasi masalahnya. Dengan sedemikianitu, kita sanggup membayangkan apa saja yang bisa dilakukan kala permasalahan itu menghampiri anda. 5. Kuasai Manasik Haji Manasik haji adalah peraturan teknik menjalankan ibadah haji lalu umrah. Sebagaimana ibadah lainnya, pembatasan diterimanya kebaikan ibadah yaitu betul dengancara hasrat dan sepadan pula peraturan kiatnya. Jadi, selagi anda ingin naik haji maka kamu juga mesti mengerti peraturan cara aktualisasi ibadah haji. Sepertiapa aturan aturan manasik haji? Takdiperbolehkan cemas, sesudah memasukkan diri menjadi jamaah calon haji, kita tentu menemukan bimbingan melangsungkan manasik haji. Kegiatan pengarahan manasik haji oleh KBIH (Gabungan Tuntunan Ibadah Haji) lazim dilaksanakan sebelum jamaah calon haji angkatkaki ke tanah ceria. 6. Lakukan Teknik Affirmasi Konfirmasi merupakan upaya buat menghidupkankembali rekomendasi pribadi yang tentu mempengaruhi tingkat keyakinan. Makin yakin suatu hendak terbentuk alkisah makin dekat pun impian jadi fakta. Affirmasi ini pula dapat anda katakan sebagai usaha menegakkan praduga baik dalam diri anda. 7. Luruskan Tujuan Anda ke Tanah Ceria Milikilah hasrat yang tangguh lalu motivasi yang tinggi bakal mengumpulkan uang biar mampu pergi ke Baitullah. Misalnya saja Kalian mulai menghimpun biaya pergi haji serta umroh per baya 21 tahun, biar mampu pergi ke Baitullah di baya 30 tahun. 8. Menjalankan Gaya Hidup Hemat Upayakan cermin hidup sehemat kelihatannya agar sanggup mencampakkan pendapatan untuk ditabung. Jimat tidak berharga ceker, lantaran irit berhajat fokus buat melengkapi keinginan tak keinginan, sehingga Kalian hanya melontarkan biaya seadanya saja, tidak berlebih-lebihan. 9. Memperbanyak Ilmu Tentang Haji serta Umroh Kecilnya kesadaran orang mukmin untuk pergi ke Baitullah lantaran minimnya interpretasi angka ibadah yang dijalani disana. Karna itu perdalamlah ilmu agama, sehingga tahu sepadan keistimewaan dibalik ibadah haji maupun umroh. 10. Membujuk Orang Terhampir Ikut Serta Merancang acara ibadah haji beserta umrah bakal lebih simpel dilakoni dengan menyerukan kawan atau bisajadi pasangan bakal ikut juga. Ibadah bersama-sama teman menumbuhkan niat buat melaksanakan ibadah semaksimal kelihatannya serta mengasih rasa terjaga semasih berlokasi di tanah ceria. 11. Kapitalisasi Haji Hendaknya tetapkan incaran berangkat ibadah haji ataupun umroh, sesuai objek 2 tahun ke depan perlu melunasi ibadah umroh. Dugaan kejayaan anggaran umroh tiap tahunnya 10%. Anda patut disiplin menaruhkan buat dana haji, mampu berhemat buat membabat pengeluaran yang rendah esensial, dan meninggalkan gaya hidup yang buar. 12. Pelajari Dana Haji Dana Haji ialah produk tabungan eksklusif pelanggan yang akan beranjak ke Baitullah. Deposito ini bekerja bagai daerah mengabadikan uang serta membantu nasabah dalam administrasi pendaftaran haji. Dana ini dirancang menopang pelanggan menyiapkan Biaya Pengelolaan Ibadah Haji (BPIH), 13. Pastikan Biro Penjelajahan Haji beserta Umroh yang Aci Biro penjelajahan yang benar memiliki surat-surat izin selaku seterusnya: a. Surat Kerelaan Konsisten Keaktifan Wisata b. Indikasi Daftar Industri c. NPWP Perusahaan d. Nota Bukti Domisili Perseroan e. SK Menkeh. Akta Pendirian Industri f. SK Depag. Dirjen Penyelenggaraan Haji serta Umroh (menjadi pelaksana avontur Ibadah Haji Khusus) g. SK Depag. Dirjen Pelaksana Haji dan Umroh (sebagai pelaksana ekspedisi Ibadah Umroh) h. Brevet Bagian Amphuri i. Brevet Badan Bisnis Syariah dari Balai Syariah Nasional MUI 14. Cek lalu Bandingkan Anggaran Haji beserta Umroh serta Sarana yang Dikasihkan Kantor ekspedisi haji dan umroh terpercaya mesti memberi prasarana jempolan lalu layanan yang menggembirakan. Biayanya sesuai bersama fasilitas yang diserahkan. Apabila sarana yang diberikan baik, sesuai motel peruntungan 5, pesawat yang kredibel, harga paketnya lebih langka dari harga pasaran. Terdapat biro bersama harga diatas rata-rata karna dinas sudah mempunyai nama yang kukuh. Tetapi terdapat pula jawatan umroh oleh harga dibawah papar datar, karna dinas itu ada jaringan bidangusaha serta persahabatan yang kuat di Mekah & Madinah, sehingga dapat menekan biaya lain-lain. 15 . Pahami Operasi Pembayaran Sekeliling Berhaji Hati-hati serta jeli dalam menekuni mekanisme pembayaran ini terutama hal bon tujuan mengalihkan dana. Mantapkan rekening yang dibubuhkan berlandaskan nama maskapai serta enggak perkiraan pribadi. Sebab banyak kasus pembohongan memakai pembayaran dengan bon pribadi. Bila dinas perjalanan meresmikan negosiasi kontan maupun berlandaskan julukan perseorangan/pribadi, tetapkan di lakukan di kantor maskapai tersebut dan Kamu memperoleh data pembayaran 16. Adem Ekspedisi berhaji alias umrah rajin diwarnai ketidak sempurnaan. Bagus memaut gajak sesama jamaah, penyelenggara maupundi Saudinya sendiri. Ketidak sempurnaan itu akan terbentuk sejakpersiapan (dari tempat kalian inggal), di airport, di pesawat, pelaksanaan ibadah sampai balik kembali. Lalu banyak bersabarlah 17. Kenali Ketentuan Membludak yang mesti dihapalkan untuk menunaikan ibadah haji dan umrah. Tapi jangan memaksakan diri. Yang esensial, kenali peristiwa yang diwajibkan. Selebihnya Kamu sanggup mencontoh dosen 18. Cari Informasi Cuaca Mekah serta Madinah hendak sangat dingin pada bulan-bulan sekitar November-Desember-Januari beserta sangat panas sekitar bulan Juni-Juli-Agustus. Tanyakan temperaturudara udara Saudi sebelum beranjak. Bawa jaket jika waktu dingin 19. Sediakan Obat-obatan Seorangdiri Tidakboleh bergantung pada orang lain. Bawa obat yang paling Anda perlukan. Vitamin C sukatan tinggi akan berguna. Sepertiitu juga masker penutup hidung yang mampu diperoleh di apotik-apotik 20. Cawiskan "pelawan cuaca" Bawa kipas beserta basut air (hand sprayer). Siapkan kacamata hitam untuk memelihara mata dari sekali rawi. Maanfaatkan kosmetik pelembab kulit, juga pelembab bibir, supaya tiada pecah beserta nyeri. Lantas terapkan kaus kaki hanya ketika berpakaian bersih. Bawa juga lokasi minum efisien. Mesti kerap minum biarpun tiada merasa haus buat mencegah dehidrasi. 21. Bawa Pakainan Alakadarnya Kelembaban udara di Saudi sangat sedikit. Melainkan kali berjejalan thawaf, tubuh tokcer tidak berkeringat. Udara pun tidak banyak berabuk. Maka, busana relatif abadi. Apabila dicuci pula kilat kering. biaya haji plus kopor sedikit baju pernah cukup 22. Makanlah dansekiranya tak enak Fisik lelah serta udara kering acapkali membuat ambisi makan luput. Jikalau itu terbentuk, paksakan diri untuk makan selaku cukup. Apapun rasanya. Maanfaatkan buah enak kayak tembikai alias sitrus buat "lalap" 23. Cegah Beradulidah Bisikan bakal beradulidah kerapkali ada. Terutama menyangkut soal "mana yang lebih utama' ataupun "afdhal". Diskusilah sekadarnya maupun bertanya guru. Selebihnya laksanakan bersama serius 24. Pelajari Jejak Ibrahim lalu Muhammad Haji serta umrah juga ialah ibadah lawatan melewati jejak Rasulullah SAW serta UtusanTuhan Ibrahim AS. Pelajari kisah mereka seputar permasalahan haji. Resapi definisi setiap metode beliau. Kenali tempat-tempat dulu dia berlokasi 25. Bayaran Seperlunya Belanja di Saudi jelas bisa saja. Tetapi ingat tujuan utama avontur Kamu yaitu ibadah serta bukan yang lain. Selain harga-harga tidak hemat kalau diukur dengan kurs rupiah, juga merepotkan perjalanan 26. Bawa Buku Agama Memakai masa senggang Kamu bakal menekuni satu buku privat. Mampu saja itu arti Al-Quran, satu buku perkataannabi, alias berkas doa. Angkat salah satu buku itu bersama “buku pintar” hal berhaji/berumrah 27. Bebas Cukuplah berihat. Tidakboleh bengkak. Sporadis pelaku lalai melakukan kewajibannya. Bakal menutupinya, mereka meruah agar "jamaah haji/umrah kerap bersabar". Jikalau itu timbul, tidakboleh enggan mengingatkan mereka memenuhi kewajibannya. Tetapi lakukan itu atas kepala dingin 28. Jangan berbincang lalu tergelak bersama aksen yang amat keras apalagi saat terletak di dalam Masjidil di tempat lumrah apalagi bagi orang wanita pula di kala kita berposisi di luar. 29. Saling Mengingatkan saling mengingatkan satu bersama yang lain jika berhaji haruslah damai beserta memiliki jangkawaktu rasa yang kuat. Rute ke firdaus mesti hendak dipenuhi atas ujian-ujian, kerap berdo’a lalu berteduh pada Allah dari nurani yang jengkel . Memertamakan memberi ketimbang diberi, memperhatikan ketimbang berdoa atensi, memaafkan sebelum dimintakan ampun, dan memperbanyak amal-amal yang dilakoni selaku bersama-sama. 30. Buah Tangan Bila hendak membelikan buah tangan untuk keluarga maupun saudara lainnya, maka hitung dari pangkal siapa saja yang akan diberi buah tangan dari Arab. Ini sanggup menciptakan Kamu lebih terkontrol dalam berbelanja. Mayoritas membeli-beli dapat membuat bawaan overweight. Rupanya sibuk berbelanja yang berakibat menyusutkan jatah ibadah semasih di tanah bersih, pertimbangkan buat membeli barangnya di warung oleh-oleh haji yang meluap terdapat di kota-kota besar di Indonesia. Nah, agar Anda semakin aman buat membuat ibadah haji, maupun palingtidak Anda mempunyai impian kukuh buat memenuhi ibadah di tanah ceria, butuh Anda ketahui keutamaan haji serta umroh, antara lain: 1. Haji Mabrur Menghapus Dosa-dosa dan Mencair Kelengahan Rasulullah menyatakan jika orang yang hajinya mabrur bakal diampuni kesalahannya. Betapa banyak dosa yang kamu untuk semasa hidup di bumi, apabila enggak diampuni, sehingga sangat buntung sekali kodrat anda ini. Limpahan barang di negeri tiada tentu ada artinya, jikalau belakang anda di aniaya di neraka. Aset, kapasitas, serta kekayaan tidak terlihat nilainya saat kamu di akhirat mendatang tidak kepunyaan bekal apa-apa. Terlebih jika kita tengah punya dosa-dosa, pasti bakal menambah berat barangbawaan penderitaan kita di darulbaka. Solusi dari segenap itu adalah mengerjakan haji atas benar. Jika kita berniat agar haji anda mabrur lalu berupaya semaksimal bolehjadi, insya Allah kamu akan termasuk beberapaorang yang hajinya mabrur lalu dosa-dosa anda diampuni Allah swt. 2. Menghilangkan Kefakiran Bukan hanya dosa-dosa yang bakal diampuni, tetapi orang yang membayar haji dikasih ijab oleh Allah dihilangkan kefakirannya. Pernah enggak rahasia lagi, apabila ada orang yang berangkat haji, seterusnya di tanah air uangnya kembali serupa awal. Jadi, tak mesti khawatir uang kita hendak “menguap” semacamitu saja, sebab Allah Si Pengagih matapencarian yang tentu merombaknya. Sungguh enggak langsung sim salabim terlihat, lamun atas izin Allah akan ada pintu-pintu yang sebelumnya enggak terduga nyatanya membuahkan pundi-pundi arta. 3. Umroh ke Umroh Yaitu Penghapus Cacat lalu Surga Adalah Reaksi Haji Mabrur Buat jamaah yang berada di Makkah sepatutnya sesering bolehjadi melakukan umroh, lantaran di antara satu umroh ke umroh seterusnya merupakan kifarat (penggugur dosa). Sebaliknya menurut jamaah yang hajinya mabrur dijanjikan Allah mendapatkan adnan. Jikalau kamu ditanya, apa tujuan hidup ini. Melimpah yang membalas kepingin membuahkanhasil. Tetapi apa sebetulnya sukses itu? Apakah parameter berhasil itu, apakah aset yang banyak, rumah yang bergengsi, mobil yang mewah, ataukah apa? Berhasil bagi satuorang muslim indikatornya yaitu diselamatkan dari api neraka serta dimasukkan ke dalam surga. Jadi, semasih di mayapada, berusahalah atas sungguh-sungguh buat meraih adnan, sebab sia-sia jikalau kita hidup di dunia bergelimangan aset namun di akhirat esok penderitaan. Jadi, meminta lagipula, bersiaplah untuk buru-buru membayar ibadah haji. Bagi yang telah berkelebihan harta, janganlah menunda. Sebab Kalian tak bakal tahu apakah hari belakanghari Kamu masih terlihat lalu apakah hari akandatang Kalian masih sukses. Padahal buat yang belum punya harta cukup, senantiasa berharap beserta berupaya. Kala Kamu bertindak, sisihkanlah separuh harta bakal dana haji. Bila Anda berkerashati kepingin jadi haji mabrur, Allah jelas hendak menopang Anda. Bagaimanapun melimpah contohnya, orang yang pekerjaannya hanya menjadi pencari tiang bakar di hutan dan di jual ke kota atas dipanggul, alhasil bisa memenuhi haji setelah menahan semasa 20 tahun. Intinya, tetap berupaya beserta bermohon, mudah-mudahan Allah memperbolehkan hasrat bagus Kamu semua. Terjamin membuahkanhasil berhaji dan mudah-mudahan allah mempermudah kita seluruh buat lekas mengisi panggilanNYA. Sekian Wassalamualaikum Wr.Wb
0 notes
hilman734 · 7 years
Text
Thought via Path
*Isu Pribumi Vs Al Maidah 51* Oleh : Hersubeno Arief Penggunaan kosa kata pribumi pada pidato Gubernur DKI Anies Baswedan, bagi para veteran pendukung Ahok adalah durian runtuh. Seperti bunyi pepatah “pucuk dicita, ulam tiba.” Anies seolah memberi amunisi bagi para penentangnya. Baru dilantik, Anies langsung membuat blunder. Benarkah begitu? Tidak perlu menunggu waktu terlalu lama, sejumlah orang yang mengaku mewakili Banteng Muda Indonesia (BMI) mendatangi Polda Metro Jaya. Salah satu diantaranya adalah Ronny Talapessy yang disebut sejumlah media sebagai mantan tim kuasa hukum Ahok dalam kasus penistaan agama c/q Al Maidah 51. Jalur hukum/pidana adalah skenario *keempat* dalam sebuah strategi besar menjatuhkan Anies-Sandi di tengah jalan. Dua skenario besar lainnya sudah berjalan. *Pertama,* mengambilalih peran dan kewenangan Pemprov DKI pada Reklamasi. *Kedua,* menelikung Anies-Sandi secara internal dengan menempatkan ratusan pejabat pada pos-pos penting di Pemda DKI. Sementara skenario *ketiga,* menggoyang dan memberi tekanan politik melalui DPRD, masih menunggu momentum dan kalkulasi politik yang tepat. (Baca: Skenario Menjatuhkan Anies-Sandi di Tengah Jalan) *Inti dari skenario keempat adalah strategi membuat Anies-Sandi sibuk dengan berbagai kasus, dan kemudian mem-blow up-nya melalui media dan media sosial. Soal benar tidaknya kasus tersebut, tidak terlalu penting.* Yang penting Anies-Sandi tidak bisa fokus menjalankan tugasnya, karena harus bolak-balik menjalani pemeriksaan. Syukur-syukur bila mereka mendapatkan kasus besar yang cukup serius dan bisa dibawa ke pengadilan. Maka tinggal mendorong Anies atau Sandi untuk sementara non aktif, atau mengundurkan diri dengan dalih harus fokus menghadapi kasus hukumnya. Kalau toh Anies tidak mundur, maka setidaknya dia tidak sempat menjalankan program kerjanya dengan baik. Pada saat itulah kemudian muncul senjata pamungkas berupa survei, tentang rendahnya kepuasan publik atas kinerja Anies-Sandi. Lembaga-lembaga survei ini kemudian akan membandingkan tingkat kepuasan publik atas kinerja Jokowi dan Ahok yang katanya cukup tinggi. Tinggal digoreng, maka sempurnalah semuanya. Anies-Sandi adalah pasangan gubernur dan wakil gubernur yang tidak punya kemampuan bekerja. *Umpan terobosan Anies* Bagi veteran pendukung Ahok isu pribumi merupakan pintu masuk yang tepat untuk melampiaskan dendam kesumat. Karena itu mereka bergerak cepat, tidak menunggu waktu terlalu lama. Isu ini digoreng di media massa, terutama media online, dan kemudian menjadi gegap gempita di medsos. *Mereka membayangkan, kasus ini bobotnya sama dengan Al Maidah 51 yang menjatuhkan Ahok dan membawanya ke penjara. Dasarnya cukup jelas. Penggunaan kosa kata pribumi secara resmi dilarang digunakan dalam proses kenegaraan, sesuai dengan Inpres No 26 Tahun 1998 saat presiden dijabat oleh BJ Habibie.* Sebagai pejabat negara Anies dinilai sudah melanggar Inpres. Dan yang lebih berat, Anies telah menyampaikan ujaran kebencian, sebagaimana Ahok dengan ucapannya soal surat Al Maidah 51. Karena terlalu bersemangat, mereka lupa pada detil fakta. Anies menggunakan kosa kata pribumi dalam konteks kolonial, bukan kekinian. Sejumlah media yang tadinya sempat menggunakan kata pribumi dalam judul beritanya, kemudian segera meralatnya. *Inilah kecerdasan Anies dalam mengemas pesan politik. Dalam sepakbola, apa yang dilakukan Anies adalah sebuah umpan terobosan ke jantung pertahanan lawan. Ahokers yang merasa posisi Anies sudah _off side,_ langsung ramai-ramai melaporkan kepada wasit. Harapannya Anies dihukum, karena melakukan pelanggaran.* Ternyata tak ada yang salah dengan umpan terobosan Anies. Bola panas “pribumi” itu bergerak liar di depan gawang lawan, dan berpotensi menjadi sebuah gol. Semakin digoreng, maka akan semakin menguntungkan posisi Anies. Ada beberapa target dari umpan terobosan Anies. *Pertama,* ini merupakan serangan balik terhadap Menko Perekonomian Luhut Binsar Panjaitan yang pasang badan pada proyek Reklamasi. *Kedua,* memperbesar basis dukungan publik. *Ketiga,* kapitalisasi politik menghadapi Pilpres 2019. Penghentian Reklamasi adalah salah satu janji kampanye terbesar dari Anies-Sandi. Kegagalan memenuhi janji kampanye akan menjadi titik lemah pemerintahannya, melemahkan basis dukungan publik. Figur utama yang menjadi penghambat Anies-Sandi memenuhi janjinya adalah Luhut. Dengan menggunakan kosa kata pribumi, maka Anies membuat Luhut harus berhadap-hadapan langsung dengan mayoritas masyarakat yang merasa terpinggirkan. Reklamasi dipersepsikan sebagai sebuah simbol kelompok taipan rakus. Mereka inilah yang dibela Luhut. Sebaliknya kelompok nelayan yang menjadi korban reklamasi adalah simbol rakyat Indonesia yang terpinggirkan. Kosa kata pribumi membuat persepsi publik terhadap Anies berubah. Jika sebelumnya selalu dipersepsikan sebagai representasi umat Islam, maka Anies telah menggeser basis dukungannya menjadi lebih luas. Pribumi tidak hanya mengacu kepada mereka yang beragama Islam—termasuk keturunan Arab dan Cina-- tetapi juga etnis lokal di seluruh Indonesia. Dengan begitu Anies mulai merangkul kelompok-kelompok di luar Islam, dan menjadi _solidarity maker._ Bagi Jokowi posisi ini sungguh tidak menguntungkan. Bagaimanapun publik melihat Luhut adalah representasi Jokowi. Pemihakan Luhut kepada kelompok taipan pengembang, bisa menjadi isu politik yang sangat merugikan. Jokowi harus berani memilih. Mempertahankan dukungan investor politik, atau basis konstituen? Dalam kontestasi pilpres langsung, peran para taipan yang bertindak sebagai penyandang dana, sangat penting dalam menggerakkan mesin kampanye. Sebaliknya basis konstituen juga sangat penting , bahkan lebih penting karena merekalah pemegang hak suara. Apalagi selama ini partai pendukung Jokowi selalu mengklaim sebagai partai wong cilik. Posisi ini barangkali yang menjelaskan mengapa dalam beberapa hari terakhir sikap Luhut tampak mulai mengendur soal Reklamasi. Sejumlah media mengutip Luhut mempersilahkan jika Anies ingin menghentikan Reklamasi, asal sesuai aturan. Sikap ini sangat jauh berbeda dengan berbagai pernyataan Luhut yang seolah tidak ada kompromi dan memastikan Reklamasi jalan terus. *Di tengah keterbatasan pilihan figur yang hanya berputar pada dua nama : Jokowi dan Prabowo, publik tengah mencari-cari figur altenatif. Pidato Anies -- yang spektrumnya sesungguhnya lebih luas dari hanya sekedar soal pribumi -- dapat diartikan sebagai isyarat bahwa dia sanggup dan mampu mengemban tugas yang lebih besar.* Pidato Anies, bagi yang memahami, mencerna, dan menelaah secara dalam, adalah pidato pelantikan gubernur rasa capres. Mengambil analogi dalam permainan sepakbola, sebagai _play maker,_ Anies berhasil mengubah permainan. Ketika lawan keasyikan menekan, dia melakukan serangan balik dengan sangat cepat. *Apakah serangan balik Anies akan berbuah menjadi gol? Mari kita nikmati jalannya pertandingan. Ini baru menit-menit awal, namun pertandingan sudah berlangsung dalam tempo tinggi. Pasti akan sangat menarik.* End 18/10/17 – Read on Path.
0 notes
harianpublik-blog · 7 years
Text
Dalam Kungkungan Kebohongan (Kaum Rasis) Jokow(i)er dan Ahok(er)
Dalam Kungkungan Kebohongan (Kaum Rasis) Jokow(i)er dan Ahok(er)
Dalam Kungkungan Kebohongan (Kaum Rasis) Jokow(i)er dan Ahok(er)
Harianpublik.com – TIDAK terasa Pemerintah Jokowi telah menelan waktu 3 tahun berlalu, 3 tahun itu pula Jokow(i)er, Ahok(er), Jokopedia, Seknas, Bara JP, Partai Pendukung dkk, berkoar koar memuja-muji Pemerintah saban hari tanpa henti, tanpa cape dan tanpa bosan. Anda katakan pemerintahan Jokowi anti korupsi, anti kolusi dan anti nepotisme, Pemerintah memberantas mafia, kartel, Pemerintah menepati janji, Pemerintah tidak langgar HAM, komitmen pada rakyat, konsisten, demokratis, menghormati kebebasan ekspresi.
Semua kata-kata itu adalah kesimpulan kalian, tentu saya hormati. Tapi saya mau tanya bagaimana bisa memberantas para oligarki (mafia ekonomi dan kartel dagang) yang menempatkan seorang wali kota ke gubernur dan Presiden dalam waktu kurang dari 3 tahun, orbit bak meteor kalau tidak dibekingi oleh kaum oligarki para taipan hoakiao di negeri ini.
Bagaimana kita bisa memastikan pemerintah ini bersih anti KKN sedangkan BUMN dijadikan alat banjakan 25 orang penganggur jalanan dan job seeker? Sedangkan Ahok sempat keluarkan jurus jitu adanya sokongan para taipan dalam pemilihan Presiden, udar Pristono diduga dibungkam, Freeport tadinya Jokowi tolak bak seorang nasionalis tulen, namun akhirnya tunduk dan bertekuk lutut pada simbol imperialisme Amerika ini, dan lain-lain.
Dalam pemerintahan ini, kita sedang menyaksikan (sambil ketawa) sandiwara murahan pemerintahan, antar institusi negara dibentrokkan, hukuman mati, penenggelaman sampan-sampan murahan, hukum jahiliah kebiri, kapitalisasi politik laut Cina selatan yang suhu politiknya tidak pernah besar dan tidak akan pernah besar dengan pura-pura dan menipu rakyat dengan mengobarkan semangat nasionalisme di atas geladak kapal perang Republik Indonesia pembelian rakyat kecil (wong cilik), penipuan murahan dan omong kosong terhadap orang-orang telanjang di Papua dengan mengatakan akan bangun rel kereta api di Papua, jalan tol melintasi tebing-tebing terjal.
Akhirnya juga saya mengukur moralitas pemimpin dengan hanya melihat dari Mobil ESEMKA bikinan Solo yang mendobrak citra seorang wali kota hingga menjadi presiden, orang nomor 1 Harianpublik.comi. Hari ini, ESEMKA tidak bisa diproduksi jadi mobil buatan domestik seperti Proton di Malaysia dan Mobil Nasional jaman Suharto. Bangsa Papua berduka dalam kesedihan atas tragedi yang menimpa ribuan bumi putra, bahkan tokoh pejuang pasar mama-mama meninggal dalam perjuangannya. Padahal Jokowi janjikan Proyek ini tidak pernah kunjung usai.
Dalam politik transaksional bagaimana berkoalisi ke Pemerintahan, selain tawaran menteri juga dugaan pembagian proyek triliunan rupiah. Bukankah pembangunan infrastruktur, jalan, jembatan dan lain-lain yang membutuhkan triliunan rupiah itu Presiden menggunakan otoritas melalui kontraktor Pemerintah dengan diam-diam menggandeng kontraktor swasta dengan penunjukan langsung? Itulah kekuasaan, dengan berkuasa secara leluasa bernafsu memanfaatkan kekuasaan untuk untuk dirinya, sanak saudaranya, koleganya dan masa depan kariernya.
Ada benarnya jika seorang Inggris Lord Acton menyatakan power tends to corrupt, and absolute power corrupts absolutely. Namun saya menghormati bangsa ini yang masyarakat masih anonim dalam politik sebagaimana Herber feith pernah sampaikan kondisi pemilih tahun 55 dan saat ini hanya terjadi perubahan pemerintahan dan politik, sementara mayoritas masyarakat masih stagnan dan belum melek politik sehingga timbul kelompok kelompok solidaritas nekat, solidaritas buta, militan dan cenderung fanatis.
Kelompok ini sangat nampak saat ini adalah kelompok pendukung Jokowi, pendukung Ahok, pendukung mega, mereka-mereka ini dianggap sebagai titisan dewa, kata-kata dan perbuatan tokoh-tokoh tersebut benar semua dihadapkan pendukung fanatik ini, bahkan kata-kata dan nasehat atau perintah mereka dianggap titah dewa, Devine Right of the King, seperti raja Jhon di Inggris abad ke-15.
Semoga Jokower dan Ahoker pendukung Jokowi tidak demikian, sehingga orang-orang terdidik, komunitas masyarakat sipil harus membangun bangsa madani yang kritis dan rasional, imparsial, objektif untuk menempatkan dan memilih pemimpin berdasarkan rasionalitas, akal yang sehat bukan atas dasar fanatisme agama, suku, ras antar golongan.
Kita sudah terlalu lama hidup di dalam kungkungan kebohongan dan terpolarisasi berdasarkan fragmentasi elit bangsa, tidak berdasarkan fragmentasi ideologi. Jutaan rakyat menjadi nasionalis abangan pengikut seorang oknum individu. Saya katakan bangsa bodoh saja yang menempatkan nasionalisme personifikasi oknum individu, bukan nasionalisme cinta tanah air dan bangsa. Bahkan kelompok yang mengaku priyayi tidak memilik doktrin ideologi.
Jokower, Ahoker dkk, rakyat ini sudah lama menderita. Seandainya negara dan rakyat ibarat bersuami dan istri sejak jaman dahulu kala mereka sudah kasih talak 3 ke negara, apakah kita tahu bahwa rakyat yang hidup di pelosok Nusantara ini mereka hidup dan berpengaruh dengan adanya negara? Mereka hidup dari hasil usahanya, ketergantungan kepada alam, hidup sangat autarkis, taken for granted dari Ilahi dengan sumber daya alam yang melimpa rumah di bumi nusantara. Tanpa sentuhan negara bisa hidup, bahkan lebih aman.
Mereka tidak paham Presiden operasi pasar harga daging sapi turun sampai 80 ribu. Mereka tidak tahu operasi pasar untuk turunkan harga pangan, sandang dan papan. Mereka juga tidak paham berbagai kebijakan dan regulasi tetek bengek yang dibuat oleh negara. Mereka juga tidak tahu segala kebijakan pembangunan infrastruktur jalan-jalan bertingkat, jembatan tanpa sungai, dan juga gedung-gedung pencakar langit yang menjulang. Jutaan rakyat di bumi pertiwi ini hidup bisu, tuli cenderung sebagai orang-orang tidak bersuara, nun jauh dari hirup pikuk modern yang hanya berkutat di Jakarta, Jawa dan kota-kota tertentu.
Memang power tends to corrupts. Semua ini akibat kita rakus berkuasa, kekuasaan memang penting, namun kita lalai distribusi kekuasaan bagi putra putri di seluruh Nusantara. Bagaimana mungkin Presiden selalu Jawa, menteri-menteri mayoritas selalu Jawa lantas bisa distribusi kekuasaan. Orang Ambon sudah lama menderita. 40 tahun tidak pernah menjadi menteri, meskipun Leimena pernah menjadi Wakil Perdana Menteri. Orang Dayak pemilik pulau terbesar kedua setelah Greenland sampai hari ini belum ada yang menjadi menteri, walaupun orang Dayak di Malaysia sering menjadi menteri.
Sejak Indonesia merdeka sampai saat ini orang Buton di Sulawesi tenggara belum pernah di kasih kesempatan meskipun saudara-saudara kita Laode-Laode banyak orang-orang hebat di negeri ini. Orang Papua jadi pemberontak dulu baru dikasih menteri padahal bangsa Papua adalah bangsa pemberi bukan bangsa pengemis seperti kau. Jong Ambon, Celebes, Borneo dan Andalas bersatu bukan tanpa cek kosong, mereka memberi dengan cek berisi sumber daya alam yang melimpah.
Selain distribusi kekuasaan ada aspek yang paling penting adalah distribusi pembangunan. Sangat tidak adil dan cenderung diskriminatif, ketika pulau Jawa dan Sumatera konektivitas antar daerah baik darat, udara dan laut terbangun rapi. Sementara di seberang sana, Kalimantan, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua, pembanguan jalan Trans yang dibangun saat ibu kandung saya masih kecil sampai saat ini belum pernah kelar-kelar. Ini bukan berita hoax, pembangunan jalan Trans Papua dibangun tahun 1970, ibu saya usia 15 tahun, sampai hari ini tidak ada jalan Trans Papua yang terbangun.
Para pendukung bodoh nekat sekalian. Negeri ini bukan monarki, juga bukan oligarki, yang kekuasaan hanya berpusat pada raja dan sekelompok orang. Negeri ini REPUBLIK INDONESIA, negeri milik bersama, kekuasaan berpusat pada rakyat Indonesia dan mereka yang mengelola hanya diberi kedaulatan oleh rakyat (summa potestas, sive summum, sive imperium dominium).
Karena itu esensi dari negara demokrasi maka satu-satunya cara untuk memperbaiki bangsa ini adalah distribusi keadilan (distribution of justice) melalui distribusi kekuasaan (distribution of power) dan distribusi pembangunan ( distribution of development) di seluruh Indonesia. Dan itu hanya bisa dilakukan melalui pemimpin yang dipilih secara rasional dan masyarakat Madani yang kritis tanpa pendukung fanatis, militan dan cenderung destruktif.
Wamena, 2017
Penulis adalah Komisioner Komnas HAM [opinibangsa.id / rmol]
Sumber : Source link
0 notes
wicaksanasatya · 7 years
Text
AKU DAN MAKNA RAMADHAN : BULAN SUCI ATAU BULAN KAPITALISASI ?
Oleh : Satya W.
Ramadhan kali ini merupakan ramadhan yang berbeda bagi Satya. Biasanya, ketika berbuka ada yang menyiapkan, sahur pun ada yang membangunkan dan ada yang menyediakan. Ya, ini kali pertamanya Satya menikmati suasana bulan suci di kos-kosan yang penuh pengisapan ini. Berbuka pun saya masih mengandalkan takjil gratisan yang berjejer-jejer di pinggir jalan daerah ngesrep, dekat tempat saya tinggal.
Yang khas dari bulan puasa adalah munculnya pedagang-pedagang musiman, iklan sirup yang bertebaran, kue kalengan yang mulai dipajang, diskon-diskon pun tak kalah gencar. Saya pun memendam rasa ini dibenak saya. Mengapa itu bisa terjadi ? Bulan yang seharusnya kita diperintahkan untuk menahan nafsu, namun seolah-olah banyak produk-produk yang mendorong manusia semakin engas dan bernafsu.
Puasa merupakan ibadah yang sangat istimewa. Keistimewaan puasa yang tak dimiliki oleh ibadah lainnya adalah bahwa puasa merupakan ibadah personal serta ibadah social. Ibadah seperti salat masih dianjurkan untuk dilaksanakan dengan berjemaah. Zakat juga masih melibatkan keberadaan orang lain sebagai mustahik. Ibadah puasa sama sekali tidak melibatkan peran orang lain. Kata ‘shaum’ yang berarti puasa, juga bisa dimaknai dengan kata ‘junnah’ (tutup). Artinya, puasa adalah ibadah yang sangat tidak terbuka, yang—seharusnya—hanya diketahui oleh Allah.
Ibn Arabi menyebut puasa sebagai ‘momen negatif’. Maksudnya puasa merupakan negasi atas perbuatan dan perkataan yang bisa membatalkan ibadah puasa. Maka, berpuasa berarti ‘menahan’ (imsâk) diri untuk tidak melakukan perbuatan tertentu; ‘meninggalkan’ (tarak) perbuatan tertentu; dan akhirnya ‘diam’ (shamat) dalam kepasifan yang syahdu.
Intinya puasa itu penyangkalan atas perbuatan –yang bisa jadi itu merupakan perbuatan. Namun, perbuatan yang menegasikan perbuatan lebih sublim daripada perbuatan itu sendiri. Karena ibadah puasa adalah laku negasi, maka ia berarti ibadah yang paling sunyi. Ibadah yang hanya melibatkan seorang hamba dan Yang Ilahi.
Dalam sunyi itulah, seorang hamba yang berpuasa bisa bermunasabah dengan Tuhannya. Ibn ‘Arabî menyebutkan bahwa Tuhan menjelmakan sifat-sifat Dzat-Nya dalam diri hamba-Nya yang berpuasa. Dengan begitu, puasa bisa menjadi momen eksistensial yang bersifat sangat personal. Dan karenanya, ibadah puasa bukan ranah publik yang mesti diumbar, apalagi minta perhargaan dan penghormatan. Puasa adalah diam, larut dalam kesunyian.
Ketika ibadah puasa sudah penuh dengan euforia dan rupa-rupa huru-hara, maka di situlah Tuhan gagal hadir dalam puasa seorang hamba. Sebab puasa adalah ibadah esoteris, tak punya bentuk dan rupa. Bila ibadah puasa mau diberi bentuk dan rupa, maka itu sebenarnya adalah negasi atas keduanya.Namun, dalam hilangnya bentuk dan rupa itu sebenarnya di kedalaman jiwa seorang hamba yang berpuasa ada sebuah pertarungan. Pertarungan antara pancaran cahaya Ilahi melawan kegelapan nafsu dan berahi. Bila pancaran cahaya Ilahi yang menang, maka puasa seorang hamba akan semakin kehilangan bentuk. Ibadahnya akan sangat tersembunyi, bersifat privasi, dan hanya diketahui Yang Ilahi.
Bila sebaliknya, sekalipun seorang hamba itu berpuasa namun nafsu dan syahwatnya masih tetap berkuasa, maka puasa seorang hamba itu akan berusaha mencari ‘bentuk’; mencari pengakuan, penghargaan, dan penghormatan. Maka, puasa yang sejati itu justru menemukan bentuknya dalam negasi atas bentuk; dalam diam; dalam kesunyian.
Sayang seribu sayang, kebanyakan masyarakat –termasuk saya- mem’bentuk’kan puasa itu sendiri. Puasa dimaknai sebagai bulan yang penuh diskon, baju lebaran, kue kalenga, minuman2 manis, dsb. Hal tersebut dikarenakan pikiran masyarakat terkonstruk oleh kondisi pada tatanan masyarakat itu sendiri. Bagaimana tidak ?
Contohnya seperti ini, ketika bulan puasa akan muncul istilah “berbukalah dengan yang manis”. Apakah kita sadar bahwa brand tersebut muncul oleh salah satu perusahaan teh berbotol yang sekarang mulai menjual dalam kemasan kotak. Saya ingat pertama kali brand tersebut muncul ketika tahun 2000an yang mana mereka selalu menggaungkan slogan “berbukalah dengan yang manis, teh botol sos*o”. Tidak hanya berhenti disitu saja, perusahaan2 tersebut juga mulai menggandeng para ustadz, ustadzah, alim ulama yang sering mondar-mandir di layar kaca tv dengan menghadirkan produk mereka di saat-saat berbuka, sehingga seolah-olah berbuka dengan yang manis merupakan keanjuran dalam suatu agama.
Padahal setau saya *mohon koreksi jika saya salah* Rasul tidak pernah menganjurkan untuk selalu berbuka dengan yang manis, saya kutip hadits berikut :
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يُفْطِرُ عَلَى رُطَبَاتٍ قَبْلَ أَنْ يُصَلِّىَ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ رُطَبَاتٌ فَعَلَى تَمَرَاتٍ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ حَسَا حَسَوَاتٍ مِنْ مَاءٍ
“biasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam berbuka puasa dengan ruthab sebelum shalat (Maghrib). Jika tidak ada ruthab (kurma muda) maka dengan tamr (kurma matang), jika tidak ada tamr maka beliau meneguk beberapa teguk air” (HR. Abu Daud 2356, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Sunan Abi Daud)
Disitu yang dianjurkan oleh rasul ialah kurma, bahkan kurma yang dianjurkan pun kurma yang muda, bahkan jika kurma tidak ada, air putih lah yang dianjurkan sebagai pembuka dalam berpuasa. Nah dari ayat tersebut ada ulama yang mengatakan bahwa yang dianjrukan oleh rasul adalah kita berbuka dengan buah-buahan. Buah disini yang dimaksudkan adalah buah yang belum terkena api –belum diolah, masih alami- Nah, jadi rasul tidak pernah menganjurkan untuk berbuka dengan yang manis –teh, sirup, soda, dsb-, namun berbuka dengan buah-buahan.
Tidak hanya pada komoditas makanan-minuman, hal serupa terjadi pada komoditas pakaian-pakian. Ya, di bulan puasa ini beberapa minggu sebelum hari raya pasti akan beredaran diskon-diskon murah, di mall-mall tertentu. Seolah-olah membuat masyarkat berpikir “Ah, mumpung murah beli ah, mumpung diskon”. Media pun juga mengiklankan produk-produk tersebut dengan kemasan menarik, menggaet model2 yg menawan, sehingga membuat masyarakat berpikir bahwa membeli baju lebaran merupakan suatu keharusan. “Ah, Cuma setaun sekali, kali kali tampil trendy”.
Kenyataan kontemporer ini sebagian dapat dijelaskan dengan Teori Kritis bahwa “kapitalisme lanjut menciptakan pasar untuk kebutuhan produksi.” Namun disini saya menconba sedikit mengevaluasi teori ini supaya bisa menjelaskan realitas yang ada di Indonesia ini. Menurut Teori Kritis, kapitalisme lanjut tidak lagi mencari nilai lebih seperti yang Karl Marx katakan tentang kapitalisme, tetapi mencari pasar baru karena kelebihan produksi. Dengan kata lain, komoditas diproduksi bukan untuk memenuhi kebutuhan pasar, namun pasar diciptakan sedemikian rupa agar mempertahankan keberlangsungan produksi. Proses penciptaan pasar ini dilakukan salah satunya dengan iklan. Iklan mengondisikan pikiran pasar dengan sedemikian rupa agar mereka merasa membutuhkan komoditas yang diproduksi, dengan begitu terciptalah pasar baru yang mengonsumsi komoditas mereka—memang dapat dilihat bahwa pasar sebenarnya tidak mengonsumsi komoditas, namun mengonsumsi iklan dari komoditas tersebut; dengan kata lain hanya memakan bualan atau ditipu.
Hubungan antara pemilik modal dan pemilik media memiliki sifat saling ketergantungan secara logis—bukan komplementer yang saling melengkapi, namun mereka saling membutuhkan. Pemilik media hidup dari uang pasang iklan dan sponsor oleh pemilik modal. Sementara itu, pemilik modal hidup dengan keuntungan yang didapatkan dari penjualan komoditasnya dan penjualan komoditas ini laku berkat iklan dan sponsor yang ia pasang pada pemilik media.
Persamaan yang unik antara pemilik modal dan pemilik media adalah focus mereka yang berusaha menghegemoni pikiran pasar. Pemilik modal akan berusaha agar komoditasnya dianggap oleh pasar sebagai trend, tentu hal ini dengan cara memasang iklan dan sponsor pada pemilik media yang memiliki rating tinggi. Dalam menipu pasar, kedua pihak tersebut memanfaatkan apa yang telah ada di dalam pasar. Hal tersebut adalah kondisi social. Ia memanfaatkan bulan ramadhan ini untuk meng endorse produk mereka melalui artis-artis yang lalu lalang di acara-acara special Ramadhan. Media pun juga mendukung hal tersebut, dengan menambah acara-acara sahur, sinetron special ramadhan, dsb. Yang tentunya sembari menyelipkan kata-kata persuasive yang mengajak pemirsa televisi untuk menggunakan produk tersebut. Seolah menghipnotis, media berusaha menampilkan bahwa ibadah puasa kita belum lengkap jika belum membeli ini, itu, belum menggunakan produk ini, itu.
Bagaimanapun, sejatinya para pemilik ini menghegemoni untuk mencapai tujuan utama tertentu. Konsumerisme adalah tujuan utama dibalik hegemoni para pemilik ini. Konsumerisme menjadi hal yang penting dalam kelangsungan produksi dan naiknya omzet penjualan dan rating komoditas mereka. Mereka menggunakan dan memanipulasi unsur kondisi sosial agar konsumerisme menjadi bagian dari unsur penyusun kondisi sosial. Dengan kata lain, mereka ingin agar konsumerisme menjadi identitas pasar; tepatnya, identitas setiap individu di dalam pasar, identitas setiap individu di dalam sosial.
Dengan menyadari kenyataan kontemporer ini, tentu ini sudah bukan era di mana manusia mengedepankan sisi fungsional seperti tesis yang tawarkan oleh van Peursen. Era sekarang sudah beranjak dari tahap fungsional menjadi tahap imajiner. Maksud dari tahap imajiner adalah tahap di mana manusia hanya membeli khayalan, bualan, imajinasi, dan melupakan sisi fungsional dari komoditas maupun sesuatu yang lain. Tentu kita perlu mengkaji lebih lanjut ketika kita ingin mengkonsumsi sesuatu, apakah kita memang benar-benar membutuhkannya. Atau kita hanya menuruti hawa nafsu kita.
Jangan nodai ramadhan, yang seharusnya merupakan bulan dimana kita seharusnya menegasikan perilaku yang memanifestasikan nafsu kita. Jadikanlah Ramadhan sebagai usaha muhasabah diri, usaha untuk mendekatkan kita dengan sang ilahi.
0 notes