Tumgik
#pemikiran
ulvafdillah · 2 months
Text
Menikahlah dengan ia yang tidak hanya mampu mendengar cerita-ceritamu, namun juga mampu memberi respon positif atas apa yang kamu kisahkan.
Menikahlah dengan ia yang tidak hanya mampu menemani dirimu, namun juga paham dan mampu terkait apa yang kamu butuhkan saat itu.
Menikahlah dengan ia yang telah selesai dengan dirinya, dengan kesenangannya. Sehingga tanpa kamu minta pun, ia sudah paham dan tahu bahwa kamu adalah tanggung jawabnya, prioritasnya.
Menikahlah dengan ia yang mampu melihat keletihan-keletihan dari sudut matamu, yang paham perihal lelahmu meski hanya lewat embusan napas. Sehingga tanpa kau minta, ia menjadi lebih peka untuk mengulurkan bantuan.
Menikahlah dengan ia yang ketika kakinya melangkah memasuki pintu rumah, semua urusan yang ia miliki di luar sana, ia tanggalkan di depan pintu.
Menikahlah dengan ia yang banyak bercerita. Dengan dia yang lebih senang bercengkrama denganmu dibanding dengan rekan sejawatnya, dibanding dengan ponsel miliknya.
Karena seumur hidup itu sangat panjang, begitu lama. Maka kau perlu dibersamai dengan seseorang yang paham dan mengerti caranya membangun kehangatan rumah tangga.
Sepanjang usia itu terlalu jauh. Maka kamu perlu menemukan pasangan yang tidak hanya hangat di luar rumah, saat orang-orang melihat dengan mata kepala mereka, namun juga hangat di dalam rumah. Ketika kamu dan dia hanya berdua.
Sebab berbuat baik di depan khalayak ramai adalah mudah. Namun tetap keukeh dengan sikap yang sama adalah kesulitan yang tidak semua orang bisa.
Maka menikahlah. Dengan dia yang tidak hanya mampu memelukmu kala kau sedih dan terjatuh. Namun menikahlah dengan dia yang paham dan mampu menenangkan risaumu.
Karena menikah adalah pengorbanan. Maka menikahlah dengan ia yang rela menanggalkan segala senangnya, demi menyenangkanmu.
10.13 p.m || 06 Maret 2024
556 notes · View notes
rumelihisari · 4 months
Text
Tahun ini lukanya memang lebih banyak. luka ini mengantarkan diri pada sebuah pemahaman bahwa hal yang disemogakan pada pergantian tahun bukan lagi tentang bahagia, karena hidup fluktuatif. cukup meminta ketenangan, kelapangan, kesabaran, kekuatan, ilmu,  karena itulah yang menjadi modal menaklukan tantangan.
banyak pelajaran berharga di tahun 2023  yang mungkin bisa diambil hikmahnya.
Tidak apa-apa kalo dilukai dan dibandingan oleh orang lain, asalkan kita tidak melakukan itu. karena menurut tulisan di Tumblr yang kubaca yang aku sendiri lupa nama penulisnya, luka yang kita buat untuk orang lain itu lebih lama sembuhnya daripada luka yang kita terima
Tidak apa-apa untuk mengambil jeda, memilih untuk tidak bertemu orang-orang sementara apalagi orang yang membuat luka di hati kita, supaya kita lebih fokus dalam menyembuhkan luka, berkontemplasi, sembari mengumpulkan energi kembali untuk berkontribusi terutama pada umat.
Hubungan dengan orang lain itu sangat rumit, maka dalam menjalin hubungan dengan siapapun jangan pakai sudut pandang sendiri dalam berasumsi, tapi sudut pandang Allah. kita cukup berbuat baik dan benar menurut Allah saja pada orang lain. jangan sampai kita merasa terluka atas perbuatan orang lain, padahal sebenarnya kita lah yang melukai mereka dengan perbuatan kita.
Kita enggak bisa mengendalikan orang lain atas pikiran buruk mereka tentang kita, yang bisa kita kendalikan adalah respon kita terhadap itu semua.
kejelekan kita yang ada di pikiran orang lain, itu baru berupa pemikiran, bukan sebuah fakta.
Belajar memaafkan walau orang lain nggak meminta memaaf atas kesalahan atau luka yang mereka buat.
Hidup bukan hanya tentang aku, aku, aku, tapi juga umat. sedih, marah, kecewa, terluka secukupnya. jangan sampai larut atau sengaja menenggelamkan diri.  karena kita juga memiliki kewajiban untuk menjadi pionir kebaikan dan menyampaikam kebenaran atas segala ketimpangan dalam kehidupan.
Di kehidupan orang lain, kita ini orang biasa, bukan pemeran utama. jadi nggak perlu nyari atensi sana sini apalagi di sosial media dengan cara menjual kesedihan hidup seolah-olah kita lah yang paling menderita, atau, seolah-olah kita lah yang paling keren dan populer.
Tak perlu mencari validasi orang lain atas prinsip yang kita pegang
Tak perlu membuktikan apapun pada orang-orang yang meremehkan, merendahkan, membandingkan, kita. karena apa-apa yang sedang kita usahakan hari ini bukan untuk dapat nilai dari manusia, tapi dari Allah. tujuannya biar dapat ridho Allah aja.
Jangan menumpahkan kekesalan, kemarahan, kekecewaan, kesedihan, atau menceritakan masalah rumah tangga di media sosial, itu nggak menunjukan kedewasaan berfikir. karena penyelesailan masalah ada pada komunikasi dua arah, bukan mengumbar sana sini.
Takperlu menjelaskan apapun tentang dirimu pada orang lain
Masa muda nggak cuma soal cinta. tapi tentang bertumbuh,  kontribusi, bermanfaat untuk umat. jadi stop untuk mendramatisir keadaan, mulailah berbenah, berkembang, dan berperan dari hal-hal kecil.
Apa yang kita jalani hari ini, itu lah takdir terbaik yang Allah beri. Kita hanya perlu menerima dan ikhlas menjalaninya serta berikhtiar yang terbaik.
Terus kelola sabar dan syukur dalam menghadapi tantangan.
Lebak, 3 Jan 2024
20.12
28 notes · View notes
semburatsore · 1 month
Text
Selenting Sore
Aku selalu berpikir,
Apakah kita hanya berpapasan sementara, seperti satu kereta, lalu saat stasiun berhenti, kita beranjak pergi? Saling melihat, lalu pergi tak peduli. Hanya teman seperjalanan pulang saja.
Aku selalu berpikir,
Apakah semua orang yang kujumpai hanya sebatas seperti pesawat dibandara lalu beranjak pergi, membawa penumpang yang lain. Lewat tanpa emosi melekat. Ironi dunia ini, generasi semakin ignorant satu dengan yang lain, tak seperti bebek yang berjalan beriringan bersama.
Hegemoni sosial berlomba-lomba dalam citra diri yang mana telah dibentuk sebuah konstruksi, you-know-what, memperjauhkan kita untuk sekedar seperjalanan.
Bumi berevolusi, manusia berevolusi, namun jangan pantas nurani berevolusi hingga terbiasa not-sensitive dan unempathic in our society. Be human with humanity.
Semburat Sore,
23.03.24
11 notes · View notes
cnandini · 3 months
Text
Setara dalam Berpasangan
Gw selalu berpendapat bahwa kita harus setara dalam berpasangan, biar gak terasa berat sebelah.
Gw tahu ada beberapa teman wanita yang berharap mendapatkan pasangan yang lebih baik daripada dia, agar dia dapat bersandar padanya. Entah lebih baik dari segi harta, segi kepintaran, daaan lainnya ntah gw gak tau..
Tapi sadar gak keadaan jadi akan berat sebelah karena pihak yang levelnya lebih tinggi harus selalu memberi dan pihak yang levelnya lebih rendah selalu menerima.
Akan jauh lebih baik jika pasangan itu setara, sama-sama take and give... Dia bayar sekali dengan nominal 50rb, kita balikin dengan bayar sekali/ memberi barang dengan nominal yang sama. Dia kasih kita perhatian sebesar Gunung Pangrango, yang gak perlu kita kasih perhatian sebesar Gunung Himalaya - cukup dengan besaran gunung yang sama.
Jika selalu berat sebelah, yakinlah yang memberi lebih kelamaan akan kelelahan.. dan tidak mungkin akan 'menagih' balik. Dan lalu bisa jadi pihak yang selalu menerima, tidak mampu mengembalikannya karena memang tidak mampu.
Lalu bagaimana keberlangsungan hubungan itu menjadi renggang dan tingga menunggu kandas saja.
Beda halnya jika kita memang ingin mendapatkan pasangan dengan level tertentu dan kita membuat diri kita level up juga ke level tersebut. Tidak jarang, Allah biasanya mempertemukan kita dengan pasanga tersebut justru ketika kita sedang berproses untuk level up.
Intinya gw mau bilang, pilihlah pasangan yang setara. Kalau pun kamu punya mimpi untuk level up dalam hidup melalui pasangan, jangan lupa kamu juga perlu berusaha untuk berada pada level tersebut.
7 notes · View notes
segudangpikiran · 2 months
Text
Dasar Pemikiranku di Akhir Tahun 2023
Laut itu indah bagiku. Kamu itu bagaikan lautan. Namun, pada akhirnya aku lebih baik tidak mencari harta karun itu lagi karena aku yakin bahwa aku tidak akan pernah menemukannya di lautan yang luas. Sungguh benar bahwa lautan itu luas. Dikala aku berusaha mencari, kamu hanya memandangi diriku saja tanpa memberikan sedikit petunjuk. Lantas, apa gunanya diriku bila tetap berusaha tanpa petunjuk?
Aku bahkan tidak mengerti tentang dirimu, laut. Aku cuma bisa duduk seperti batu karang yang menatap ke arah wajahmu. Arah pemikiran dan hatimu sulit untuk aku ketahui karena betapa birunya warna dirimu. Cukup sudah, lebih baik aku tidak memahami tentang dirimu, laut karena kamu hanya datang lalu pergi seperti ombak di bibir pantai.
3 notes · View notes
retorikadyf · 10 months
Text
Seringkali kita itu sibuk
Sibuk dengan usaha diri sendiri, sibuk untuk menyenangkan diri sendiri, sibuk bekerja untuk diri sendiri, sibuk capek untuk diri sendiri dan semua kesibukan hanya untuk diri sendiri padahal hidup bukan sekedar untuk diri sendiri.
Kita hanya merasa bahwa diri ini mampu mencukupi kebutuhan dirinya sendiri dengan usaha sendiri. tidak pernah berfikir bahwa saat kita merasakan kesusahan maka masih ada orang lain yang membantu dan masih ada Allah yang menyertai mencukupi kebutuhan dan menolong dalam segala urusan hambanya.
Kita hanyalah makhluk sombong yang berjalan dimuka bumi yang enggan melihat dan mendengar masih banyak orang lain yang harus kita bantu dengan kebermanfaatan, dakwah yang harus kita bantu dan perjuangkan.
Apakah kita berfikir saat setelah kita merasa tercukupi akan kebutuhan hidup seperti kesenangan, kebahagiaan kemakmuran lalu hidup terasa selesai? Tentu saja tidak hei, kita masih ada tanggung jawab di pundak untuk memperjuangkan agama Allah dan dakwah Rasulullah. Lihat saja kondisi dunia saat ini, ketidakadilan menjadi kebiasaan, keserakahan menjadi tabiat, peperangan, kejahatan menjadi hal yang biasa, kemunafikan, kerusakan, kehinaan dimana-mana telah menyelimuti dan agama hanya menjadi formalitas bahkan Islam menjadi phobia , islam menjadi bahan adu domba, islam dikriminalisasi, islam harus menjadi agama yang di pandang agama teroris dan buruk.
Jangan menyia-nyiakan waktu dan hidup mari habiskan waktu dan hidup untuk agama Allah dan dakwah Rasulullah, jadikan setiap lelah kita untuk Allah, jadikan kebutuhan kita untuk menjadi kebutuhan Allah, jadikan semua usaha kita bermuara untuk Agama Allah dan dakwah Rasulullah.
Dakwah bisa melalui apa saja, dakwah melalui harta, dakwah melalui politik dan kebijakan, jabatan, dakwah melalui profesi, dakwah melalui pemikiran, dakwah melalui fisik, dakwah melalui mengingatkan, dakwah melalui keahlian. Semua bisa dilakukan untuk niat dakwah agar islam dan peradabannya yang indah terus dipeggang oleh umat dan menyebar dengan tegak di muka bumi ini dengan kuat.
Tegaknya agama Allah dimuka bumi ini melahirkan keadilan dan kemakmuran dimuka bumi.
Jangan takut miskin, jangan takut sakit, jangan takut rugi, jangan khawatir tentang hidup dan kebutuhannya karena Allah sendiri yang menjamin akan memelihara,menjaga dan mencukupi kebutuhan hidup kita serta membawa kecintaannya dalam hidup hambanya.
Tetap berusaha memberikan manfaat hidup dalam perjuangan untuk agama Allah dan dakwah Rasulullah walaupun sedikit, dengan sedikit itulah setidaknya menjadi tanda bahwa diri ini ada dalam barisan dakwah dijalan Allah dan Rasulullah.
Bila seseorang menghabiskan waktunya untuk Allah, maka Allah akan mengurus semua kebutuhannya dan menghapuskan segala kekhawatirannya. Allah akan mengosongkan hatinya supaya hanya dipenuhi dengan kecintaan kepada-Nya.
(Ibnu Qayyim Al-Jauziyah)
10 notes · View notes
badriloka · 2 years
Text
Tumblr media
Dunia Esensi : semua yang tersembunyi dibalik yang tampak.
Sebagai seorang yang pernah belajar di jurusan Seni dan Desain, saya relatif sering melakukan pembicaraan dengan beberapa teman tentang makna dibalik sebuah lukisan, baik itu dalam pameran langsung, maupun yang bisa kami lihat di Internet. Kami sering menebak-nebak apa pesan yang ingin disampaikan melalui karya seni seorang seniman, bahkan jika ada kesempatan, kami akan tanyakan langsung ke orangnya, walaupun ya di sisi lain, seorang guru saya juga pernah berkata kurang lebih begini :
“Tafsirkan semaumu, karena saat karya seni sudah dipamerkan ke publik, maka setiap orang berhak memberikan makna sesuai penghayatannya masing-masing”.
Pola mencari - bahkan mengulik makna dari benda-benda seni ini kemudian mempengaruhi saya dalam memandang banyak hal dalam hidup, bahkan diluar lingkup seni. Secara bertahap tapi pasti, hal ini membiasakan saya untuk secara bawaan jadi otomatis “curiga” - bahwa selalu ada nilai dan makna dari apa yang saya temui di dunia, entah itu benda, manusia, peristiwa, maupun semua hal yang bisa indra saya terima. Lebih jauh lagi, saya percaya bahwa kita semua – termasuk kamu yang sedang baca tulisan ini sekarang, sedang hidup di dunia simbolis, dunia perlambang, dunia yang dipenuhi oleh makna dibalik sesuatu yang tampak nyata. Hal-hal inilah yang sering disebut dengan Esensi.
KBBI : esensi/esen·si/ /ésénsi/ n hakikat; inti; hal yang pokok: -- pertikaian antara kedua tokoh itu ialah pertentangan ideologi
Perihal esensi ini, saya kira sering luput kita sadari padahal kalau dipikirkan, masyaAllah, seru sekali sebenarnya. Momen berpikir dan menemukan esensi dari suatu hal bagi saya ibarat menemukan harta karun, sama gembiranya dengan berhasil meluruskan kembali gumpalan benang yang sebelumnya kusut tidak beraturan.
“Orang bekerja sebenarnya tidak sedang mencari uang, tapi kita bekerja untuk mendapatkan barang, keuntungan dan jasa yang bisa kita peroleh melalui uang.”
Lihatlah betapa kalimat di atas begitu sederhana dan mendasar, tapi yang sederhana dan mendasar itupun jadi begitu romantis karena membicarakan kenyataan, lagi-lagi, esensi.
Saat tulisan ini ditulis, saya adalah seorang Freelancer Photo Editor (Baca : Tukang Edit Foto), saya bertugas memperbaiki foto lama yang sudah rusak hingga menjadi tampak baru, berkeja di sebuah akun Instagram bernama Laci Ingatan (@laciingatan). Cukup lama saya berfikir bahwa yang saya jual adalah jasa perbaikan atau restorasi foto, tapi ternyata esensinya gak gitu. Pelanggan Laci Ingatan tidak membayar untuk layanan perbaikan fotonya, tapi mereka menukarkan uang untuk memori yang saya kembalikan kejernihannya melalui proses edit foto. Yang dibeli adalah kenangan. Jadi esensinya, Badri jualan kenangan. Haha, lucu yah kalau dipikir-pikir.
Betapa banyak hal yang bisa berubah drastis jika kita mau sejenak melihat dalam perspektif esensi ini. Semua transaksi yang terjadi di dunia saat ini, bukan transaksi antar uang dengan barang atau antar uang dengan jasa belaka, tapi selalu transaksi hal bernilai dengan hal bernilai lainnya. Proses membeli makan adalah transaksi menukarkan uang dengan energi, rasa dan nutrisi yang kita peroleh dari makanan. Proses menabung di bank adalah salah satu upaya untuk mengamankan harta kita. Proses belajar adalah transaksi menukarkan waktu, tenaga, harta dan perhatian kita dengan kemungkinan bahwa kita bisa memahami sesuatu dengan lebih baik. Tak terbilang jumlahnya transaksi lain yang bisa saya jadikan contoh betapa serunya perihal esensi ini. Yang ingin saya sampaikan bahwa menemukan esensi selalu asyik, ibarat secara tidak terduga, menemukan Mutiara dibalik cangkang kerang tiram.
Kepekaan terhadap esensi seperti mata tambahan yang tidak dimiliki semua orang, bahkan termasuk saya yang masih baru belajar mendefinisikan ulang semua hal yang saya temui berdasar esensinya. Mungkin yah, ini sekedar kecurigaan saya pribadi, bahwa mereka yang pandai berbisnis sejatinya adalah orang-orang dengan talenta kepekaan esensi ini, mereka yang bisa melihat inti dari sebuah permasalahan di masyarakat, lalu menawarkan solusinya berdasar esensi yang mereka lihat.
Dunia ini yang dalam sudut pandang saya dulunya begitu materil, tapi ternyata tidak semateril itu, bahkan semua yang bisa dilihat, dihitung dan diindra selalu punya potensi untuk menjadi berharga jika sudah ada turut andil hati yang memberi nilai dan makna. Hati manusia adalah pemberi label nilai dari apa yang ada di sekitar hidupnya. Kita adalah pencari sekaligus penangkap esensi.
Termasuk hidup ini, apakah esensinya? Entah, setiap hati mungkin punya definisinya masing-masing. Tapi apapun itu kawan, semoga dalam perjalanan hidup kita yang sementara ini, kita bisa menemukan esensi indah sebanyak-banyaknya.
4 notes · View notes
andy-bt · 5 months
Text
Karya Lengkap Cak Nur
21 Juni 2020 – 04:05 Buku yang memiliki tebal 5031 halaman ini merupakan rangkuman dari karya-karya Nurcholish Madjid, sehingga diberi judul ‘Karya Lengkap Nurcholish Madjid’, dengan penyunting Dr. Budhy Munawar Rachman, cetakan pertama tahun Agustus 2019, diterbitkan oleh Nucholish Madjid Society (NCMS). Merangkum berbagai hasil pemikiran Cak Nur –panggilan akrabnya– yang dikenal sebagai tokoh…
Tumblr media
Tampilkan di WordPress
0 notes
kbanews · 8 months
Text
Usai Kuliah Kebangsaan, Anies Siap Datang Terima Undangan dari Kampus untuk Berikan Gagasan Pemikiran
DEPOK | KBA – Bakal calon presiden (Bacapres) Anies Baswedan menyambut baik atas undangan dari Falkutas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) mengadakan Kuliah Kebangsaan bertajuk ‘Hendak ke Mana Indonesia Kita?’. Mantan Gubernur DKI Jakarta mengapresiasi penyelenggaraan kuliah kebangsaan itu. Anies mengatakan apa saja aspirasi yang diungkapkan oleh mahasiswa maupun dosen…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
whatwhyhowsworld · 10 months
Text
"Semakin banyak kamu melihat, semakin banyak yang kamu inginkan"
Ini adalah kalimat yang tiba-tiba terbersit dalam benak, saat aku begita banyak berangan-angan. "Barangkali" kataku "karena terlalu banyak mata ini memandang kenikmatan orang lain, yang membuat saya juga menginginkannya". Karena, tak mungkin saya tiba-tiba menginginkan sesuatu yang sebelumnya belum pernah saya lihat atau saya dengar informasinya.
Dan apapun yang dilihat, bisa foto dan video, atau suara yang didengar, akan memberikan informasi pada otak. Otak akan mencerna, dan nafsu juga akan bekerja. Saat melihat makanan, tentu saat badan sehat, akan memberikan stimulus pada perut untuk lapar. Begitu pun pada hal-hal yang lebih kompleks. Misal saat saya melihat gambar atau video tentang buku, saya sangat senang dan memotivasi saya untuk segera menamatkan bacaan saya. Ini sangat unik. Begitu seterusnya. Apapun yang kamu lihat apa lagi terus menerus, tentu akan memberikan efek pada pemikiran, cara bicara, gaya tulisan, perasaan, sikap, tindakan, dst.
Maka penting untuk sadar dengan apa yang sering disaksikan. Seperti logaritma media sosial, yang akan menampilkan apa-apa yang sering disaksikan penggunanya, manusia pun akan menampilkan apa yang ada dalam pikiran, hati nurani, dan jiwanya.
0 notes
shofwankarim2 · 10 months
Text
Ketua Muhammadiyah Sumbar Shofwan Karim: Azyumardi Azra Adalah Pemikir Islam Modern yang Tiada Dua
Ketua Muhammadiyah Sumbar Shofwan Karim: Azyumardi Azra Adalah Pemikir Islam Modern yang Tiada Dua Shofwan Karim mengenang sosok Azyumardi Azra sebagai tokoh asal Sumbar, pemikir Islam modern di Indonesia yang tiada duanya.  Minggu, 18 September 2022 23:37 WIB Ketua Muhammadiyah Sumbar Shofwan Karim: Azyumardi Azra Adalah Pemikir Islam Modern yang Tiada Dua TRIBUNNEWS.COM, PADANG – Ketua PW…
Tumblr media
View On WordPress
1 note · View note
ulvafdillah · 4 months
Text
Karena hubungan hangat pernikahan dimulai dari lelaki.
02.08 a.m || 27 Desember 2023
89 notes · View notes
amaliaaisyah · 1 year
Text
Catatan 11 Ramadhan 1444 H
Dari ketidaksukaan kita terlalu banyak berinteraksi dengan manusia, lalu apa ibrah dan pesan yang ingin Allah sampaikan kepada kita lewat interaksi-interaksi itu?
0 notes
leadmetojannah · 1 year
Text
Refleksi Perdana di 2023
Sebenarnya saya bingung mau nulis apa di post ini, wqwq. Padahal di separuh 2022 kemaren ada beberapa hal yang pengen saya tulis, tapi gak sempat, karena prioritas hidup ini sudah berubah. :’)
But my reflection on life and what I’ve been through is what led me here.
Pertama-tama, terimakasih untuk tahun 2022 yang berhasil menguras duit saya dan orang tua saya, karena banyak banget pengeluaran untuk kesehatan, mulai dari kesehatan badan sampe gigi. Tahun 2022 adalah tahun dimana saya dan orang tua saya sering diuji dengan sakit. Di tahun itu pula, saya terpaksa harus odontektomi (operasi gigi bungsu) sesegera mungkin dan tentunya tanpa BPJS. Level dan skill ‘pasrah’ saya semakin meningkat gegara saya lumayan sering ke RS untuk kontrol ke dokter. Pemandangan di RS selalu membuat saya overthinking, “Siapa yang nanti akan merawat saya kalo saya sudah tua?”. Lalu ‘ibu peri’ di sebelah saya seolah berkata, “Allah yang akan jaga kamu nanti. Pasrah aja.”
Kedua, saya merasa emotional intelligence skills saya meningkat. Sejak saudara kembar saya dinyatakan lolos beasiswa LPDP dan fix akan berangkat studi ke Belanda, di tahun 2022 kemaren saya lebih banyak waktu untuk deep talk, sharing, dan brainstorming dengan saudara kembar saya. Ternyata semakin bertambahnya usia kami, pemikiran dan perspektif kami banyak yang sama. Dan ternyata, kami juga punya cara yang sama dalam merespon beberapa macam situasi dan menyikapi berbagai tipe manusia.
Ketiga, saya menikmati rasanya hidup tanpa ‘ambisi’, yang penting mengalir gitu aja (asalkan saya masih punya tujuan, prinsip hidup, dan juga value). Ternyata ini juga yang dirasakan oleh saudara kembar saya. Kita berdua sering bilang “enough”. Ternyata capek juga sama hidup dan capek mengikuti derasnya perkembangan zaman, wqwq. :’)
Keempat, saya mengakui bahwa ada beberapa perspektif saya yang berubah terhadap beberapa hal, termasuk perihal jodoh dan pernikahan. Memang benar bahwa perspektif biasanya akan berubah seiring bertambahnya buku yang dibaca, bertambah beragamnya manusia yang ditemui, dan semakin seringnya ‘dihantam’ oleh realita kehidupan.
Kelima, saya semakin menikmati masa jomblo saya dengan upgrade diri tanpa terbebani oleh tanggung jawab yang lain. Bukan berarti saya ‘terlena’ dengan kejombloan dan gak pengen menikah, tapi saya benar-benar pasrah dengan takdir Allah. Semoga kelak Allah hadirkan seseorang yang benar-benar bisa saya taati dan patuhi, yang membuat saya benar-benar ikhlas mengabdi padanya dan ikhlas menghabiskan sisa hidup saya dengannya.
Jember, 16 Januari 2023
0 notes
cnandini · 8 months
Text
Kembali ngomongin lagi Kdrama My Lovely Liar.
Well, setelah kemaren gw marah-marah karena mantan pacar Kim Do Ha yang bikin "HIH".
Akhirnya di episode ke 10, kita disuguhkan alasan kanapa dia bisa bersikap toksik seperti itu. Ujung-ujungnya adalah karena keadaan.
Bukannya dia gak bekerja, bukannya gak punya mimpi... tapi mimpi itu dimatikan dengan keadaan, belum lagi dimatikan pula oleh keluarga terdekatnya sendiri yang dia percaya.. yaitu Kakaknya sendiri. Dimana sang kakak mengatakan, "kamu gak butuh mimpi, mimpi kamu adalah pacar kamu ini. Dia bisa membawa kamu keluar dari keluarga/ keadaan yang tidak menyenangkan ini". :( SAD!
Tumblr media
Inilah kenapa gw gak pernah setuju... Dalam masyarakat, seringkali seorang wanita disuruh/ berpikir untuk menikah untuk bisa keluar dari permasalahan yang ada dalam keluarganya (hubungan tidak sehat dengan ibu/ bapak/ saudaranya).
NO!!!!
Entahlah, gw selalu percaya.. permasalahan yang kamu alami dalam keluargamu, harus kalian sendiri yang mengatasinya. Bukan dengan kabur.
Ya dan memang pergi dari rumah, sering kali bukan opsi pilihan yang tersedia bagi seorang wanita. Seringkali dengan alasan keselamatan atau perempuan adalah tanggung jawab ayah, membuat seorang perempuan harus terkungkung di dalam rumah sambil menunggu seseorang pria membawanya keluar dengan alasan menikah. :(
Padahal keselamatan dan tanggung jawab seharusnya bukan menjadi alasan untuk memenjara wanita.
Wanita harusnya bebas untuk berkarya, bekerja, berusaha untuk dirinya sendiri.
Lalu bagaimana jika kamu yang mengalaminya? Kamu yang terkurung di dalam rumahmu sendiri?
Menurutku langkah pertamanya adalah: PERUBAHAN MINDSET pada diri sendiri. Cari literasi dan yakinkan dirimu bahwa kamu bisa, bisa berusaha dengan 2 kakimu sendiri dan 2 tanganmu sendiri.
Setelah itu BUKTIKAN bahwa kamu bisa, bahwa dengan usaha-usahamu kamu bisa. Aku gak akan bilang ini mudah dan cepat. Tapi waktu akan menjawabnya.
Dan bukti itulah yang akan membuat orang-orang disekitarmu sadar, bahwa kamu tidak selemah itu.
Baru setelahnya, silahkan kamu mencari pasanganmu... bukan untuk membawamu kabur, tapi untuk menjadi partner hidupmu yang bisa saling mendukung.
3 notes · View notes
segudangpikiran · 1 year
Text
Ekspektasi dan realita tidak selalu sama. Seperti halnya pada ilustrasi gambar di bawah ini.
Tumblr media Tumblr media
Ekspektasi
2 pandangan yang berbeda suatu saat akan menyatu kembali.
Realita
2 pandangan yang berbeda tidak akan pernah bersatu
Tumblr media
Tidak ada yang benar dan tidak ada yang salah. Semuanya tidak akan berakhir dan tidak ada ujungnya bagaikan lingkaran roda kehidupan dengan 12 jari-jari.
Inilah yang namanya pembenaran dalam hidup.
2 notes · View notes