Tumgik
#pony komik
yurimother · 2 years
Text
Filipino GL Webcomic 'Careless x Confidential' Serialized on Penlab Starting October 14
On October 7, Filipino artist and musician Logihy, known for her romance drama webtoon Unintentional Game announced that her new Yuri series, Careless x Confidential, will begin serialization on the newly released Penlab app as an original series. The first episode of the office-romance comic will premiere on October 14.
Tumblr media
The series description reads:
29-year-old Florence Silva gets accepted as the new marketing manager for her dream company, ReminiScent Co. To celebrate, she invites her long-time girlfriend Julie Roa to her favorite restaurant, Eggs-Hausted, only to be left broken-hearted. Standing absent-mindedly in front of the restaurant, Florence is approached by a kind stranger who offers an umbrella. The curious stranger asks her why she let herself get drenched in the rain, and confident that they won't see each other again, Florence vents her frustrations to the stranger. Only the stranger is apparently her boss in her new job.
Logihy's other series Unintentional Game, which is not Yuri, is also releasing on Penlab as an original after its independent posting on Webtoon Canvas went on hiatus in August.
Founded in September 2020 by Kalabaw Koletib, Penlab is a Filipino reading platform exclusively for "Pinoy komiks." The platform just launched its mobile app in September after partnering with Kumu. It features more than 300 different Filipino comics.
Source: Correspondence with author; Penlab website
60 notes · View notes
autiponi · 2 years
Text
Hej! Lubisz może komiksy internetowe? Lub też między wymiarowe podróże, wielką historie oraz działalności przestępcze? Jak tak, to mam coś dla ciebie!
Właśnie powstał jeden potężny projekt, znany też jako "Art of Universe"!
Poznaj mroczne sekrety tego świata już dziś!
Tumblr media
2 notes · View notes
40kiloyum · 6 years
Text
Ben arkadaşlığı my little ponyden öğrendim ümstad
191 notes · View notes
Text
Новый стайл
Tumblr media
2 notes · View notes
masteroverthinker · 2 years
Text
Chae Wonseok x Reader - Bookstore Date
(mengandung curhatan personal. sebenernya ini self insert tapi saya buat x reader supaya kita bisa halu bersama. HAHAHA)
---
Wonseok – Bookstore Date
“Eh, kita ke sini, yuk!”
Mataku langsung berbinar-binar saat melihat surga dunia di depanku—sebuah toko buku. Entah kapan terakhir kali aku ke sana. Tanpa berbasa-basi, aku menarik tangan Wonseok.
Namun, dia menahanku.
“Eh, jangan!” serunya. “Kita… ke tempat lain saja.”
Aku berbalik dan mengerutkan dahi. “Memangnya kenapa?”
Mata hitam jernihnya memandangku lekat-lekat. Ia menggigit bibir saat aku mengeluarkan jurus puppy eyes. Sambil mengacak rambut, ia menyahut, “Aku… aku nggak punya uang.”
“Ya ampun, kirain apa!”
“Yah… kamu ‘kan suka baca buku, kalau masuk ke sana pasti ada yang mau kamu beli, ‘kan?” Tangan besarnya menggenggam tanganku. “Aku lagi nggak ada uang untuk beliin kamu, jadi—“
Aku tertawa. Wajah Wonseok yang sedang kebingungan terlihat sangat lucu. “Apaan, sih! Memangnya kamu pikir aku ini apa? Kamu tuh pacarku, bukan sugar daddy-ku.”
Mata mengantuk Wonseok langsung terbelalak lebar. “Kamu punya sugar daddy?”
“Iya, bapaknya Jay!” jawabku sembari menoyor dahinya. “Bukan itu maksudnya, dodol! Lagian sejak kapan kamu wajib beliin apa yang aku mau?”
“Yah… mana bisa aku diam saja kalau pacarku ingin sesuatu.”
“Aku juga punya uang sendiri, kali,” aku berjinjit untuk mengacak rambut poni belah sampingnya, lalu menoyor dahinya sekali lagi. “Aku senang kamu perhatian, tapi ya… nggak perlu segitunya juga.”
Wonseok memegangi dahinya seakan-akan toyoranku menembus ke otak. “Jadi… kamu mau beli buku pakai uang kamu sendiri?”
“Nggak juga, sih. Aku juga lagi nggak ada uang.”
“Apaan, sih!” Kali ini Wonseok yang menjitak kepalaku.
“Memang ada tulisan, kalau masuk wajib beli? Nggak, ‘kan?” balasku dengan santai. “Kita masuk dan lihat-lihat saja juga nggak bakal ditangkap polisi, kok. Aku sering masuk cuma lihat-lihat.”
Senyum tipis menghiasi bibir mengilap pacar dodolku itu. Namun, dengan ragu-ragu ia kembali bertanya, “Tapi… beneran, nih? Kamu yakin—“
“Ih, kamu kebanyakan tanya, kayak ibu-ibu mau belanja sayur! Sudah, ayo!”
Dalam sekejap, kami sudah berada di dalam toko buku. Mataku menatap buku demi buku yang menumpuk dengan cantik. Aku sampai mendongak demi melihat rak-rak yang menjulang tinggi. Setiap kali ada pegawai yang lewat, aku mengangguk pelan dan tersenyum. Rasanya sangat menyenangkan. Tanpa kusadari, aku bertepuk tangan seperti anak kecil.
“Biar sudah lama nggak ke toko buku, rasa senangnya masih tetap sama,” gumamku. “Lihat ke mana dulu, ya… novel? Komik? Dasar gila, kenapa Sherlock Holmes dan karya-karya Agatha Christie dicetak ulang terus, sih! Cover-nya bagus-bagus semua pula, aku ‘kan jadi tergoda. Ah, ke tempat buku sejarah juga kayaknya asyik. Atau—“
“Ehem!” Wonseok berdeham. Aku menoleh dan ternyata dia sedang menunjuk dirinya sendiri. Bibirnya maju lima senti dan pipinya menggembung seperti mochi, membentuk ekspresi merajuk terimut yang pernah kulihat. “Kamu lupa kalau lagi bareng aku?”
“Lho, iya juga! Ternyata aku lagi sama pacarku yang gemas ini, ya?” aku terkekeh sambil mencubit pipinya. “Boleh nggak, kalau kita jalan masing-masing dulu? Aku sudah lama nggak keliling toko buku, jadi aku mau lihat-lihat sendiri….”
“Hei, apa bedanya kalau ada aku?”
“Aduh… pokoknya beda! Sana, sana! Kalau aku sudah selesai keliling sendiri, kita keliling bareng, oke?”
Ekspresi merajuknya bertambah jelek. Bukannya kasihan atau merasa bersalah, aku malah jadi geli. “Cih… baiklah.”
Kaki jenjangnya lantas melangkah dengan gontai. Ia terlihat seperti tanaman layu karena berjalan sambil membungkuk.
Begitu punggungnya tak lagi terlihat, aku langsung mengacungkan jempol. Kepalaku penuh dengan buku-buku yang ada di seluruh penjuru. Ada komik-komik yang harus kulihat—sepertinya aku ketinggalan beberapa edisi komik detektif dan olahraga. Kadang ada komik romansa yang menarik… aku juga senang melihat judul populer terpajang di rak buku, meski aku tidak terlalu tertarik pada ceritanya. Lalu kalau novel… melihat sampulnya saja sudah membuatku gembira. Kalau beruntung, aku bisa mencium aroma buku baru yang menyeruak dari ujung segel plastik.
Beberapa waktu berlalu setelah aku berkeliling sambil memeriksa buku-buku baru, buku lama yang menarik perhatian tapi tak pernah bisa kubeli, hingga buku klasik yang dipajang sepanjang tahun. Wonseok memang benar—kalau sudah melihat, aku jadi ingin membelinya. Yah, itu wajar saja, ‘kan?
Tapi aku cukup tahu diri. Uangku tidak cukup, jadi aku tidak akan memaksakan diri membeli hal-hal di luar kemampuanku.
Rasanya menyedihkan. Aku jadi semakin merindukan masa kecil yang selalu terasa lebih indah dibandingkan penatnya kehidupan orang dewasa. Dulu, aku tinggal mengambil buku mana yang aku inginkan, dan ayahku yang akan membayarnya. Aku tinggal memeluk buku itu dan membacanya—di restoran, di perjalanan pulang, dan saat di rumah. Ibu akan marah karena aku tidak berganti pakaian dan malah terpaku pada buku.
Masa-masa yang sederhana dan menyenangkan.
Sekarang, aku harus berpikir ribuan kali jika ingin membeli sesuatu, termasuk buku yang sangat kusukai. Menghasilkan uang itu tidak semudah menghabiskannya. Yah, setidaknya masih ada hal positif di balik itu. Aku jadi membeli buku-buku berkualitas yang memang ‘kubutuhkan’. Aku juga jadi lebih menghargai setiap buku yang kumiliki. Kegembiraan karena berhasil membeli sesuatu dengan hasil jerih payah sendiri juga sangat manis rasanya.
Mungkin itu benar-benar positif… atau aku hanya menghibur diriku sendiri.
Tapi, bagaimana dengan Wonseok?
Hatiku mendadak terasa nyeri membayangkannya. Dia hidup di panti asuhan sejak kecil—tidak ada yang menyayanginya. Meski begitu, dia masih bisa memberikan kasih sayang untuk orang lain… hingga dirinya kehabisan kasih sayang untuk diri sendiri.
Saat aku masih menjadi bocah manja, dia terpaksa dewasa lebih dulu. Dia tidak punya kenangan indah sepertiku. Saat melihat buku-buku begini, apa yang ada di bayangannya?
Bahkan dia tidak punya banyak kesempatan bersentuhan dengan buku karena dia putus sekolah.
“Aku gila… kenapa aku baru kepikiran sekarang?” aku menjitak diriku sendiri. “Sudah memaksa masuk, aku suruh dia sendirian pula.”
Sambil terus menyesali keputusanku, aku celingukan mencarinya. Dia ada di tempat yang paling tidak cocok untuknya—sekaligus tempat yang bisa kutebak: bagian buku pelajaran.
Ia sedang mendongak, memamerkan dagu lancip dan rahangnya yang—oh, oke, ini bukan waktunya untuk itu. Tapi dia benar-benar sedang mendongak, menatap buku-buku pelajaran yang berjejer di hadapannya. Tatapan matanya terlihat… hampa. Ia tidak menangis, tetapi ia juga tidak terlihat bersemangat. Sorot mata hitamnya menyiratkan kerinduan akan hal yang tidak pernah bisa ia miliki.
“Hei, Wonseok.”
Wonseok tertegun. Selayaknya orang yang sudah terbiasa memaksakan diri agar bisa bahagia, ia langsung membuang ekspresi kosongnya dan tersenyum.
“Kamu sudah selesai keliling?”
“Iya,” aku menjawab sambil meraih tangannya. “Kamu sudah lihat-lihat apa saja?”
Jelas sekali kalau ia berusaha menghindari bertatapan mata denganku. Mungkin dia tahu kalau aku sudah bisa menebak dan hanya berpura-pura bertanya. “Tadi, yah… aku keliling-keliling saja. Nggak ada yang terlalu spesial… kebetulan saja tadi lewat sini, jadi aku mau lihat.”
Dasar bodoh. Memang perasaannya itu koreng? Kenapa harus disembunyikan, sih?
Tapi yah, aku tidak bisa sepenuhnya menyalahkan Wonseok.
“Kayaknya kamu lumayan lama lihat-lihat di sini, ya,” ucapku sambil melihat buku-buku yang ada di dekat kami. Kami berada di antara deretan buku untuk SMP dan SMA. Mungkin… dia merindukan pelajaran yang pernah dia terima di SMP. Mungkin juga dia… merasa sayang karena tidak pernah duduk di bangku SMA.
“Nggak juga, sih. Aku hanya berpikir, mungkin ini… mungkin ada yang berguna untuk Yejin dan Eunbi,” Wonseok menjawab dengan suara serak. “Kalau ada yang bagus, nanti kubelikan untuk mereka saat gajian.”
“Yejin dan Eunbi saja?”
“Apa? Ya, tentu saja… kalau Yena ‘kan belum umurnya.”
Aku tersenyum tipis. “Kamu gimana?”
“A, aku?” ulang Wonseok, seolah tidak percaya. Ia mengibaskan tangannya dan tertawa kaku. “Kok jadi aku? Apa hubungannya, aku sudah ketuaan. Ngapain beli buku pelajaran, ya ‘kan?”
Orang ini… kadang dia sangat manis, tapi kadang juga sangat menyebalkan. “Kamu itu maling, ya?”
“Maling? Ya… maling hatimu?”
“Heh, aku nggak lagi ngajak bercanda!” omelku seraya menoyor dahinya lagi—entah sudah yang keberapa kali untuk hari ini. “Itu benar sih, tapi bukan begitu… maksudku, memang kamu maling dan aku polisi? Sampai-sampai kamu harus berbohong saat aku tanya. Apa aku harus paksa supaya kamu mengaku?”
Dia tertawa salah tingkah, tetapi tidak menjawab apa-apa. Aku menghela napas. “Nunduk sedikit, dong.”
Anak yang penurut—dia langsung menunduk begitu kuminta. Itu memudahkanku untuk mengelus kepalanya. Matanya langsung terbelalak. Meski ini bukan yang pertama kali, wajahnya tetap memerah.
“Kalau denganku, nggak usah bohong,” bisikku. “Nggak ada yang salah dengan perasaanmu, kamu nggak perlu malu… apalagi kalau sama aku.”
“Oh….”
“Kayaknya di rumah masih ada beberapa buku lamaku. Mungkin kita bisa pakai itu dulu,” aku bergumam pelan. Sudah sangat lama aku tidak menyentuh buku pelajaran, jadi aku tidak yakin di mana mereka berada—tapi aku akan mengerahkan seluruh tenagaku untuk menemukannya. “Sementara kita pakai itu, sampai kita… punya cukup uang untuk beli yang baru. Kamu bisa belajar bareng Yejin dan Eunbi, kok.”
Matanya sedikit berkaca-kaca. Karena dia sudah berdiri tegak, aku mengganti gestur mengelus kepala dengan menepuk-nepuk punggung tangannya.
“Tenang saja, ‘kan ada aku!” aku membusungkan dada dengan bangga. “Begini begini, aku lumayan pintar sewaktu sekolah, jadi aku pede bisa mengajari kalian. Pastinya tetap beda dari sekolah yang asli, tapi setidaknya—“
Kalimatku terpotong di sana. Wonseok tiba-tiba mendekat dan langsung menjatuhkan kepalanya di bahuku, lalu melingkarkan kedua tangan kekarnya di punggungku. Ia memelukku dengan sangat erat sampai aku tidak bisa berkata-kata. Tubuh yang biasanya terlihat kokoh itu, saat ini terlihat sedikit gemetar.
Mau tidak mau aku jadi tertawa. Aku menepuk-nepuk punggungnya, lalu mengejek, “Jangan nangis. Nggak malu sama Yena?”
Ia menggeleng tanpa menjawab apa-apa. Untunglah toko buku itu sedang tidak ramai, jadi aku bisa meneruskan menghibur bayi besar yang bersembunyi di balik topeng ‘paman’ ini.
“Ya, ya, aku bercanda. ‘Kan justru aku yang sering suruh kamu nangis kalau memang lagi butuh.”
“Apa aku pernah bilang kalau aku cinta kamu?”
“Hmmm… mungkin?” godaku. “Kamu ngitung nggak, pernah bilang berapa kali?”
Wonseok tertawa kecil. “Yah… kalau dihitung, biasanya dua ratus tiga puluh tiga kali dalam sehari. Sekarang aku mau bilang untuk yang ke-234 kali.”
Ia melepas pelukannya, lalu menatap mataku dalam-dalam dengan mata yang masih sembap. “Aku cinta kamu.”
Kecepatan detak jantungku langsung meningkat. Meski dia memang sangat sering mengucapkan kata-kata itu, bukan berarti aku jadi terbiasa. Sepertinya jantungku sudah jadi sangat kekar sekarang karena semua dagdigdug yang telah kurasakan.
“Kenapa mulutmu gampang banget sih, bilang itu,” ucapku dengan nada protes. Terkadang aku merasa bersalah karena tidak bisa membalas ucapan itu sesering dia mengucapkannya padaku. Bagaimana caranya, sih? Kata-kata itu memang sederhana, tapi selalu tersangkut di tenggorokanku. Sebelum aku sempat mengucapkannya, pipiku sudah jadi tomat dan akhirnya kata-kata itu tertelan bersama dengan ludah.
“Ya… soalnya memang itu kenyataannya,” Wonseok menyahut enteng. “Aku tahu kadang kamu frustasi karena ada kalanya aku nggak bisa jujur tentang perasaanku. Untungnya kamu bisa tetap mengerti meski aku nggak banyak bicara.”
“Ya jelas aku ngerti, dulu kamu kalau ngomong setengah-setengah! Aku sudah terlatih, tahu?”
Kali ini Wonseok tertawa lepas. Senyumku ikut mengembang melihat ekspresinya yang begitu cerah dan polos.
“Kalau begitu… coba kita pikir-pikir. Sebaiknya apa yang dipelajari duluan?” aku mengusap daguku, berlagak seperti detektif. “Matematika, supaya kamu makin jago menghitung angka kemenanganmu? Ya, kayaknya itu cocok—meski aku harus peringatkan kalau matematika itu nggak cuma penjumlahan. Biologi juga berguna supaya kamu lebih kenal cara kerja tubuh… oh, tapi aku paling jago pelajaran-pelajaran sosial.”
“Apa pun itu, kalau kamu yang jadi gurunya, aku pasti nyimak.”
Aku menepuk pelan tangannya. “Kalau setiap ngegombal kamu dapat uang, kamu bisa bantu Hyun biayain Yena sampai lulus kuliah.”
“Lho, padahal aku serius! Aku jadi nggak sabar dan cepat-cepat mau lihat kamu ngajar. Yejin dan Eunbi juga pasti senang.”
“Aku ini lumayan galak, lho?”
“Justru itu yang aku suka.”
Gila, dia betul-betul gila. Kukira aku cukup jago membalas perkataan orang, tetapi di hadapan Wonseok, otakku harus bekerja sepuluh kali lebih keras.
“Ja… jangan senang dulu!” aku berteriak. “Meskipun ini bukan sekolah betulan, aku akan tetap kasih PR dan ulangan!”
Ekspresi usil yang jarang muncul di wajah Wonseok kini tampak dari seringai lebarnya. Ia mengangguk dengan percaya diri. “Nggak masalah. Kedengarannya seru buatku. Tapi kalau nanti nilai-nilaiku bagus, kamu harus kasih hadiah, ya.”
“Haa… kamu ini benar-benar… ya sudah, memangnya kamu mau hadiah apa?”
Ia tidak langsung menjawab. Setelah beberapa lama mengusap dagu dengan mata terpejam, tiba-tiba matanya berbinar-binar penuh semangat. Ia sedikit menunduk agar tingginya lebih sejajar denganku.
Aku hanya bisa mengerutkan alis. Di saat-saat tertentu, dia punya ide aneh yang tak terpikirkan olehku—dan sepertinya sekarang adalah salah satunya.
“Hadiahnya...” Wonseok berbisik pelan, lalu menempelkan telunjuknya di bibirku. “Aku mau ini.”
Tubuhku menjadi sekaku patung. Setelah memproses kata-katanya, aku langsung melompat ke belakang hingga kepalaku hampir mengenai rak buku. Untungnya Wonseok langsung melindungi kepalaku dengan tangannya dan membantuku berdiri tegak.
“Hei, kamu kenapa?”
Jantungku berdegup dengan sangat keras hingga kurasa semua orang yang ada di toko buku ini bisa mendengarnya. Seluruh wajahku terasa panas seolah aku ada di dekat perapian.
Ada begitu banyak kata-kata yang datang dan pergi di kepalaku, menunggu mana yang akan kupilih untuk diucapkan. Namun, setelah lama mematung, akhirnya aku hanya mengucapkan tiga kata.
“Dasar Wonseok gilaaaa!”
24 notes · View notes
wordsformyworld · 4 years
Text
Rainbow Dash dan Sebuah Pertanyaan
"Kalau ada satu kata untuk mewakili bagaimana mendidik anak laki-laki, Ayah rasa itu: tanggung jawab. Anak laki-laki tu harus diajarin lebih tentang tanggung jawab. Kalau anak perempuan apa Bun?"
....
"Berdaya. Empowered. Dengan berdaya, artinya dia punya self awareness juga confidence. Apalagi di masyarakat seperti sekarang... mau nggak mau tetep aja masih ada yang menganggap perempuan tu less capable atau underestimate sehingga jadi punya less opportunity juga."
"Tapi kayaknya masyarakat sekarang udah lebih open Bun."
"Iya. Tapi tetep aja masih ada yang begitu."
Setelah mengamati bagaimana Luthfi dibesarkan, memang dia diajarkan punya determinasi dan tanggung jawab yang tinggi. Apalagi dia anak laki-laki sulung dengan 4 adik. Salah satu alasanku menerima Luthfi saat dulu (yaa selain karena aku jg demen HAHAHAHA), adalah sikap tanggung jawabnya yang nggak pernah main-main, kalo dikasih amanah pasti dikerjain baik-baik. "Mana sempet Bun ayah kepikiran perempuan saat itu... udah pusing jadi presiden bem habis itu, ini itu dll... Makanya ayah baru berani bilang pas semua (amanah) udah selesai."
Yha jujur aja aku ada khawatir, kayaknya jaman sekarang banyak laki-laki fakboi dimana-mana bahkan yang tampilannya soleh sekalipun. Mungkin dari dulu juga udah banyak cuma lebih keekspos aja kali ya, wkwkwk suujon amat kau Nad. Fahima harus diajarin gimana jadi perempuan yang nggak gampang jatuh, termasuk bahwa perempuan tu sama berdaya nya dengan laki-laki dengan tetap memahami bahwa laki-laki baik itu tetap ada.
Pikiran ini bukan datang dari ruang hampa. Banyak aku lihat perempuan2 di sekitarku yang sulit percaya sama laki-laki entah karena trauma atau apa sehingga mereka takut atau benci sama laki-laki. Dan nggak sedikit juga perempuan yang justru gampang jatuh di depan laki-laki, ada pula yang merasa less capable atau less worth.
Sebuah obrolan menarik dengan Fahima saat baca buku sebelum tidur saat itu. Kami lagi baca komik My Little Pony dimana Rainbow Dash disuruh Spitfire untuk menjemput Soarin. Fahima bertanya kenapa Rainbow Dash memanggil Spitfire "Maam". Kujawab, "Maam tu artinya Ibu."
Dia agak mikir. "Hah? Ibu kan perempuan Bun."
"Yaa memang Spitfire perempuan."
"Kok rambutnya gini?" Memang potongan rambut Spitfire adalah potongan rambut pendek kaya cowok. Aku jadi mikir bentar. Fahima udah punya konsep perbedaan laki-laki dan perempuan, salah satunya dalam aspek tatanan rambut dan baju yang dipakai. Akhirnya kujawab, "Yaa dia perempuan tapi rambutnya kayak gitu. Ada Nak perempuan yang rambutnya dipotong gitu."
"Kalau Rainbow Dash laki-laki kan Bun?"
Di situ aku kaget. Jadi selama ini dia kira Rainbow Dash laki-laki? "Ya enggaklah. Rainbow Dash mah perempuan. Semua pony yang ini perempuan."
"Applejack juga perempuan?"
"Iyalah. Fahima kira laki-laki?"
"Kan Applejack kuat banget Bun. Rainbow Dash juga bisa terbang cepet."
Aku mencoba memahami cara berpikirnya. Dan agak terheran juga karena dia mengaitkan pony yang kuat dan bisa terbang cepat itu laki-laki. Lanjutnya, "Kalau Fluttershy kan perempuan jadi terbangnya lembut." O.. hohohoho.
"Pony perempuan juga ada yang bisa terbang cepat dan kuat Nak. Sama aja. Rainbow Dash dan Spitfire kan masuk Wonderbolt (semacam sekelompok pony pilihan yang bisa terbang cepat dan kuat), jadi mereka bisa terbang cepat. Fluttershy nggak masuk Wonderbolt. Dia lebih suka ngerawat hewan-hewan peliharaan pony lain."
Mungkin itu sebuah konsep baru baginya. Esok harinya dia minta pembuktian lain bahwa Rainbow Dash adalah perempuan. Hahahaha. Jadi kucarikan gambar-gambar di Google dan semua menggambarkan Rainbow Dash pake rok yaa meski didobel celana juga kan emang tomboy dia.
"Tu Nak semua pakai rok. Ini juga Applejack pake rok dan rambutnya dikuncir. Biasanya kalau digambarnya dia punya bulu mata, dia perempuan Nak."
Suatu hari nanti mungkin dia akan ketemu laki-laki yang rambutnya panjang dan dikuncir dan dia pasti akan meminta penjelasan lain.
Nggak papa. Memang dunia ini tidak sehitam putih acara Deddy Corbuzier nak. Justru semakin banyak paparan, kuharap kau bisa makin bijak menerima betapa pluralnya dunia ini dan masing-masinh terjadi karena sebuah alasan.
1 note · View note
nalikalara · 4 years
Text
#Day-1 "Anak Kecil dan Petak Umpet"
Memulai kembali mengembalikan ritme menulis dengan tantangan "30 hari menulis" — bersama Risma dan Shofy. Temanya asyik-asyik karena merumuskan bertiga jadi semoga istiqomah selama 30 hari menulis dan memosting di sini. Serta tumblrku isinya tidak hanya quote-quote saja yang alay dan sedih :)
Tema hari pertama perihal anak kecil di dalam kepala. Ah, ini sedikit sulit walaupun tetap asyik —siapa yang mengajukannya coba?! Hehe— Karena menuliskan anak kecil di dalam kepala berarti menuliskan kealpaan kita sebagai orang dewasa; keegoisan, kekanakan, kekurangan, ketidakmampuan yang mana menjadi sebuah pengakuan, bukan? Dan mengaku tidak pernah mudah, apalagi menuliskannya. Mungkin akan menjadi daftar keburukan. Tapi aku sangat bersyukur memelihara anak kecil di dalam kepalaku. Dengan begitu, aku masih tidak lupa siapa aku. Aku juga menikmati hal-hal tadi; serta memiliki berbagai imajinasi tentang hal-hal yang aku sukai.
Dalam kepalaku, seorang anak kecil berambut panjang dengan poni Dora meringkuk di sudut memeluk kakinya sendiri. Rambutnya yang lurus sepinggang menyelimuti tubuhnya. Matanya selalu tampak bercahaya seperti sesuatu yang mudah ditemukan dalam ruang gelap. Kadang-kadang ia bergelung dalam selimut tebal atau meluruskan tubuhnya atau berlarian kesana-kemari. Di lain waktu ia tertawa atau merengek, menangis serta meminta es krim rasa coklat dua buah dengan tingkah imut.
Aku memeliharanya. Ia kuberi makan apa saja yang dapat memuaskan dahaga. Hasilnya, ia selalu suka menghabiskan waktu untuk dirinya sendiri. Membaca novel atau komik bergenre fantasi. Menonton One Piece atau Doraemon. Dengan absurd main masak-masakan yang belakangan menjadi masak beneran. Merengek-rengek yang tidak seharusnya masih dilakukan. Atau hanya sibuk memikirkan bagaimana ia dapat menjadi seorang putri cantik seperti tokoh dalam film Barbie as The Princess and The Pauper. Serta hal-hal yang hanya membuatnya bahagia.
Pernah di sebuah waktu, ketika kehidupan terlalu rumit dan manusia terlalu sulit dipahami, ia hanya ingin melarikan diri. Bersembunyi di tempat yang hanya ada dirinya sendiri. Ia tidak ingin ditemukan hanya untuk menyelesaikan masalahnya. Tapi ia sangat ingin ditemukan hanya untuk dipahami hatinya. Alih-alih menyelesaikan masalahnya, Ia hanya bersembunyi dan membiarkan semuanya berlalu dengan dalih "waktu akan menyelesaikan segalanya". Padahal tentu saja, waktu adalah sebuah konsep bukan subjek apalagi penyelesai masalah.
Anak kecil berambut panjang dalam kepalaku sangat senang bermain. Ia selalu sibuk pergi kesana-kemari. Ah, dari banyaknya permainan, ia senang bermain petak umpet. Di mana ia bermain sebagai orang yang bersembunyi. Ketika akhirnya anak itu dewasa, waktu bermainnya berkurang. Ia hanya meringkuk di sudut kepala dengan mata bercahaya meminta untuk diperhatikan.
Anak kecil dalam tubuh dewasa itu selalu senang pergi. Dalam kepalanya, ia selalu mengalur sebuah skenario tentang pergi, tentang sembunyi, tentang sebuah pelarian atau tentang menyeberangi sebuah sungai dengan jembatan gantung yang panjang dan muram. Ia pergi ke tempat yang sulit didatangi, berusaha agar tidak ada yang dapat mencarinya. Tetapi ia selalu berharap ditemukan. Tentu saja, ditemukan dengan cara yang heroik seperti ia adalah seseorang yang sangat penting untuk ditemukan. Ia selalu bertanya-tanya perihal siapa yang akan menemukannya. Dan mengapa. Apakah ia akhirnya akan menjadi seseorang yang penting dan diperhatikan? Memikirkannya saja membuat ia berseri-seri.
Seperti petak umpet, ia berusaha bersembunyi di tempat gelap tetapi berharap ditemukan. Bukan untuk kalah, tetapi untuk diakui juga diperhatikan.
15 Mei 2020
2 notes · View notes
smimon · 5 years
Photo
Tumblr media
Przybyli... Lew i Virginia, główni bohaterowie komiksu “Dwoje gniewnych”, nad którym ostatnio pracuję. To opowieść o wielkiej nieprzyjaźni w miejscu pracy, o rywalach, którzy bardzo osobiście traktują walkę o awans, do tego stopnia, że nawet nie myślą skończyć po osiągnięciu sukcesu. Historyjka nie jest długa, to komedia charakterów bez jakiejś zaskakującej fabuły, chociaż mam nadzieję, że jedną niespodziankę albo dwie uda mi się tam zmontować, hih.
Wzięłam się za to jakoś na początku roku, bo potrzebuję skończyć wreszcie jakiś samodzielny komiks. W sensie taki porządny komiks, bazgroły się nie liczą. No bo w końcu CzeNaH przerwałam w połowie sezonu, Ponies in my Head spoczywają w pokoju czekając na reboot, Hetalia Special 100+ nie doczekał się drugiej połowy pierwszego odcinka, a OPP nawet się nie zaczął, chlip chlip
No i jak już tych dwoje narysowałam w całości, to zaczęłam się zastanawiać, kogo mi przypominają (oprócz tych aktorów, którzy robią za modeli ich twarzy), i nie potrafię pokojarzyć lol
2 notes · View notes
angiefrom2013 · 4 years
Text
Januari
Awal tahun januari 2008(or 2009?) 
tahun kedua bersekolah di sebuah sekolahan pariwisata ternama di bilangan jakarta timur, sekolah yang selalu aku banggakan,yang almamaternya tidak pernah aku lepas ketika kegerahan di angkot sekalipun. almamater hitam dan baju hitam putih buat hari rabu, seragam coklat buat hari kamis. setiap anak anak sekolahan kami lewat anak anak sekolahan lain dijalan yang sedang sial berpapasan pasti menoleh dua kali. karna memang sekeren itu (pada masa nya).
di bangku belakang, membaca komik DeathNote seri ke 4, berdua dengan sahabatku yang bernama uun. tiba tiba keke masuk ke kelas heboh sekali (keke, rambut gimbal, acak acakan, pecinta novel dan sekarang anaknya sudah hijrah. masih follow2an di instagram) anjar!! “liat ini lo harus baca!!”  gue ; apaan nih? kok aneh banget judulnya
keke : novel, bagus asli gue ngambil di tas kakak gue. lu harus baca
kalau boleh di bilang, saat itu di kelas yang suka baca novel sangat sedikit.  aku dan keke salah satunya, kalau uun agak malas baca novel, jadi pembaca setia komik aja. 
judul novel : Dan Hujan pun Berhenti
genre: drama, angst, teens delinquency, coming of age.
pas pertama baca,biasa aja sih. cuma soal seorang anak orang kaya yang broken home dan punya anger issues yang parah. di chapter pertama si tokoh utama membakar basement musuhnya yang berasal dari sekolah lain, ya, di bakar!. kemudian lampu dimatikan. dan, KLIK. kok ini gelap banget ya.. tokoh utamanya hidupnya kok sedih banget ya? tapi kok dia ketawa ketawa aja ya?
sejak saat itu, aku bertekad menghabiskan novel tersebut, akhirnya rampung dalam waktu 2 hari. bisa di bilang, novel ini adalah novel pertama yang membuat aku jatuh cinta. banyak novel dijaman sekolah yang aku baca namun ceritanya sambil lalu, ga lama kemudian lupa lagi tuh sama alur novel tersebut, karna tidak membekas. (wajar, wong yang di baca kebanyakan teenlit). pada saat itu main friendster adalah kegiatan yang amat sangat berprivilege dan berharga, sehingga kemanapun pergi, jika melihat ada bangunan bertuliskan “warnet” pasti mata ini langsung hijau pengen mampir. suatu ketika saat sedang friendsteran di warnet dekat sekolah, aku search nama author novel tersebut, daaaan ketemu!! tak disangka tak di nyana, ternyata authornya ramah banget. kita ngobrol ngobrol melalui testimoni, dan setiap dapat balasan dari author tersebut pasti aku heboh sendiri, memanggil keke dan teman teman lain untuk melihat layar pc ku. jadi.. ya... that’s quite an experience. 
background friendster pada saat itu : gaara chibi
foto profil : cewek emo yang poni nya nutupin mata (senang banget kalo ada orang asing yang mengira itu benar benar aku)
lagu backsound : avril lavigne,im with you
kutukan emo pada masa nya. hahaha... so.. yah setahun lalu waktu main ke gramed coba cari lagi novel ini tapi belum ketemu. menurutku (dengan timeline hidup dan usiaku saat ini) cerita novel tersebut memanglah sudah tidak terlalu relevan dan sangat klise. karna sekarang sudah tidak seperti dulu, yang ga ada masalah apa apa tetep berlagak sedih seperti anak emo (kalau sekarang, sedih dan banyak masalah betulan). sekarang tidak seperti dulu yang mau ini itu tinggal merengek ke orang tua kemudian tetap merasa sok sedih agar terlihat emo. walaupun begitu, aku tetap mau mempunyai hard copy buku tersebut untuk kenang kenangan.. karna novel itu adalah novel pertama yang membuat aku jatuh cinta. bukan tanpa tujuan aku memilih kuliah jurusan sastra, aku ingin selalu dekat dengan aksara. karena beberapa hal hanya akan abadi dalam tulisan. dan tulisan adalah teman setia bagi anak anak peka. kalau kata khalil gibran “anak anak peka adalah anak anak yang paling celaka di muka bumi, karna mereka kerap merasakan kepedihan ketika orang lain bahkan tidak melihat kepedihan tersebut.” (di ambil dari novel Sayap Sayap Patah).
Tumblr media
0 notes
neneflorian-blog · 7 years
Text
Magellan oder seit 80 Tagen auf der Welt
Ich habe nie eine Freundin. Eine Lady. Ich finde, die allermeisten Normis sind mindestens langweilig, meistens totale Psychos. Ich könnte Dir Storys erzählen… Alter. 
Egal. Heute geht’s um etwas anderes.
Seit 80 Tagen habe ich eine Freundin. Bäm. Plot-Twist, Zeile 6.
Eine Lady. Eine Künstlerin. Eine Intellektuelle. A Lady on the streets…
Eine Komikerin, Psychologin, Göttin, Kind.
Meine Freundin hat Borderline und ADHS. Wenn Du nicht weißt, was das ist, hast Du wahrscheinlich gar nicht angefangen zu lesen. Ansonsten, lies es nach. 
Wenn sie kann, ist sie so unglaublich einfühlsam. Wenn sie kann, spürt sie alles vor. Ich vermute, weil sie ihr ganzes Leben lang vorfühlen musste, um nicht von den Reaktionen anderer überrollt zu werden, wie ein verträumtes Fischerdorf von einem Kaventsmann. Was für Dich ein Kräuseln auf den stillen Wassern ist, ist eine Sturmflut für sie. Echt. Ohne Theater. Intensives Mitfühlen, Segen und Fluch. Mr Monk. Zwangsbuddhismus. It´s a jungle outthere. 
Meine Freundin nimmt in 4 Stunden so viel wahr, wie Normis in 12 Stunden. All day, every day. Sie ist tausend Jahre alt. Ihre Augen sind tief und blau, nach einem bereits herrgottsfrüh bewegten Leben. Sie trägt Verantwortung wie Atlas und ist Kind zugleich. Ist wie ein Baby-Superheld, oder ein Superheld der wie ein Baby ist. Clark Kent im Superman-Strampler. Superman, der weinend zum Planeten Whatever fliegt, wenn jemand gemein zu ihm war. Es ist keine Komik. Es ist komisch. Und wahr. Ich sage, es ist gut, das Kind im Erwachsenen überleben zu lassen. Sie sagt, wie soll ein erwachsenes Kind in dieser Welt überleben? Wir haben beide Recht. Das Kind muss Karate und der Erwachsene Staunen können.
Sie fühlt, meint, dass sie wenig Mühe bereitet. Für mich zum Beispiel. So nimmt sie das wahr. Aber ganz wahr ist das nicht. Smiley Emoticon.
Wenn sie etwas aus der Küche trägt, übernehme ich später die leere Verpackung und schmeiße sie weg. Zehnmal am Tag, zwanzig Mal. Kleinigkeiten. 
Hüten wir übers Wochenende überraschend ihren/unseren Patenhund, dann verkauft sie mir das so, als ob sich an meinem Wochenende gaaar nichts ändern wird. Wie ein Kind. Sie will es von Herzen unbedingt und frisiert die Wahrheit ein bisschen, wie mein Nachbar sein wallendes Haar. Sie liebt diesen Hund. Hunde und Borderliner haben viel gemeinsam. Alles Liebe. 
Klar, wird sich an meinem Wochenende einiges ändern! Zunächst mal habe ich meine Lady nicht für mich. Na gut, so ist das eben. Es ist okay. Whatever makes you happy. Und klar werde ich mich mindestens die Hälfte der Zeit um den Hund kümmern. Weil es so ist. Und mich um die Lady kümmern.
Wann kümmere ich mich um mich? Das bekümmert mich.
Ich hatte nie einen Hund. Aber jedes halbwegs ernstzunehmende Lebewesen muss innerhalb von 12 Stunden mal aufs Klo. Ist jawohl klar. Also weiß ich, jemand wird am Samstag morgens mit dem Hund raus müssen. Wer wird dieser jemand wohl sein?
Nein, Nein Baby, wir schlafen aus, ganz gechillt.
Jaja.
Die Lady weiß, glaube ich, dass das nicht stimmt. Aber sie hofft! Irgendwie wird sich das am Morgen schon von selbst regeln. Von Zauberhand-hund. Stimmt. Ich habe jedoch lediglich eine normale Hand. Gar zwei. Kratzt der Hund also morgens halbacht an meinem Fuß. In Hundegeste heißt das: Ich muss mal.
Lady regt sich. Ich rege mich. Stehe auf. Rege mich auf. Es regnet. Ziehe mich an, hole die Leine. ´Baby, ich geh mit ihr raus´, kommt es aus dem Schlafzimmer von unter der warmen Decke. Bisschen spät jetzt.
Wissen, handeln, hoffen.
Ich gehe angepisst mit dem Hund. Sie ist schön und süß und lieb. Also der Hund. Jedes Lebewesen hat Achtung verdient. Der Hund kann nichts dafür, ich geh gern mit ihr raus. Also nicht gern, aber gern. Du weißt schon. 
Ich komme nach Hause. Lady schläft. Braucht viel Schlaf. 12 Stunden, 13, 14.
Is okay. Wann kann ich mich um mich kümmern? Meine Lady, nennen wir sie die Zarin. Ich nenne sie so. Liebevoll. Die Zarin geht zur Therapie. Sie will ihr Leben in die Hand nehmen. In den Griff kriegen. Sie ist schon eine windgegerbte Kapitänin mit wettererprobtem  Schiff. Ihre Augen sind blau und tief, wie Ozeane. Tief und weit. Voller Leben. Voller Schicksal. Ruhig, friedlich, türkis glitzernd, Pazifik. Und untief und dunkelblau und aufgewühlt, Atlantik. Ein Meer aus sich bewegenden, auftürmenden Alpengipfeln. Erdgeschichte in Fast Forward. 
Ihre Therapeutin sagt, sie braucht Struktur. Zu gleichen Zeiten Schlafengehen. So um elf, plus minus eine Stunde. Aufstehen um halbzehn, plus minus eine Stunde. Dreimal am Tag essen. Der Merkzettel hängt nun seit zehn Tagen in der Küche. Verantwortungszettel. Denkzettel. Wie oft ist sie seitdem um elfish ins Bett gegangen? Einmal. Mit dem Essen klappt es besser. 
Sie wohnt praktisch bei mir. Ich liebe sie. Es ist wunderbar, dass sie da ist. Happiness is a Popsong, worries are a blog. 
Habe in einem Ratgeberbuch gelesen: Wenn die Emotionen von Normis Pferde wären, dann Ponys. Die von Borderlinern Araber Hengste. Meine Emotionen sind dann Rennpferde. Der Pferd heißt Horst. Ich bin eine Brücke. Ich verstehe sie. Fühle sie.
Ich habe eine Tochter. Die ist schon ein Teenie und wohnt leider nicht mehr bei mir. Schon ewig. Aber, surprise surprise, sie war mal klein und lebte basicly bei mir allein. Alles hab ich ihr hinterhergeräumt. Normal. Und ich hab und liebe sie immer über alles.
Die Zarin will kein Kind sein. Sie will ein erwachsenes Leben führen. Sie will es schaffen. Überleben. Gut leben. Sie soll mich nicht brauchen, sie soll mich wollen. Sie braucht Disziplin, es fehlt Dopamin. Sie muss sich zwingen. Lernen. Lernen. Nochmal lernen. Ihr Leben gleicht dem Sternenhimmel. Strahlen, leuchten, Zauber, alle Möglichkeiten. Und dunkelste Dunkelheit und vermeintliches Chaos. 
Ich liebe sie. Und manches geht mir auf den Sack.
Jeder, der wirklich in einer Beziehung ist, Normi oder Psycho, wird diese Aussage unterzeichnen: Ich liebe sie/ihn. Und manches geht mir auf den Sack.
Der Ratgeber rät: Ziehe Grenzen, bleib ein Individuum. Versuch nicht, deinen Partner zu heilen. Musst du nicht. Kannst du nicht. Dafür, oder für Linderung, Bewältigung etc, sind Therapeuten da. 
Borderliner müssen sich einlassen! Zarin, bitte lass Dich ein.
Ich kann nicht mein Leben tragen, und Löwenteile von Deinem und vom Hund und und und..
Der Ratgeber sagt: Sag nicht, gib Dir Mühe!
Aber ich kann sagen: Sieh hin! Achte auf mich, so sehr, wie Du auf Dich achtest. Was Du für Dich willst, wolle für mich.
Borderliner denken dauernd über sich nach und manchmal an sich. Normis denken dauernd an sich und selten über sich nach.
Ihre Seele ist ein Ozean. Ein Sternenmeer. Sie wird tolle Bücher schreiben, vielleicht vorangehen, beim Enttabuisieren von Borderline.
Borderline wird in t minus zehn Jahren, der neue Bandscheibenvorfall der 1. Welt sein. Warum, darüber kann die 1. Welt trefflich nachdenken. Vom Borderline bis zur Skyline. 
Wenn genug Sprößlinge reicher weißer Männer betroffen sind. Wenn reiche Weiße Kummer haben, gibt es bald eine Pille dagegen.
Viagra.
Für mich ist die Zarin der normalste Mensch der Welt. Die schlimmsten psychisch gestörten, die ich im Leben traf, sind Normis, die sich für völlig gesund halten und sich und ihr Umfeld zerficken. Das System gibt gewissen psychischen Störungen sogar blendende Karrierechancen. Sportstars, Musikstars, Machtmenschen, Terroristen, Wirtschaftsführer. Alle Psychos, ja was glaubst Du!?
Ich kann mit der Zarin über alles reden. Ich bin hier der Konfliktvermeider. Sie will die Dinge ehrlich und genau und liebevoll besprechen. So sei es.
Die Zarin ist hammercool. Kocht 5 Sterne. Glasklare kluge Gedanken. Eleganter Geschmack. Sie packt an.
Wenn sie Lust hat.
Wir haben eine tolle, selbstgebaute, pinterestwürdige Garderobe. Hipster Heaven. By the way, ich bin mehr Spartaner. Anarchist. Mir ist alles so scheissegal, dass es mir auch egal ist, Hipsterscheiss zu haben. Hauptsache schön. Das muss schon sein. Whatever makes you happy.
Für die Garderobe haben wir alles selbst im Bauhaus geklauft. Ja, sie klauft gern. Bandit Queen.
Wir haben die Garderobe selber gebaut. Bohrer, Kupferrohre, Wasserwaage. Alles. Wenn wir was machen, dann perfekt. Alles top. Alles glänzt. Sorry Baby, ab und an sag ich dann Stopp. Hier. Grenze. Meine Identität. Verantwortung für mich. Mein Ich. Damit wir für immer sind. Das ist gesund. Gib acht! Kümmer Dich um den Hund. Wenn Du Verantwortung übernimmst, trag sie auch. Or dont do it at all. 
So. Sie schläft. Hund schläft. 
Ich will heute Ballspielen gehen, korrigieren, ein Vorwort schreiben. Mal sehen, wie das klappt. Und wieviel ich heute in die Küche trage.
Disziplin, Baby. Ich liebe Dich.
Nachtrag: Sie ist mein Leben, sie macht mich so glücklich. Sie hat geweint, als ich ihr das vorgelesen habe. Sie denkt, sie ist ein Monster.
Sie ist ein Einhorn.
Nachträglicher Nachtrag: Auch hierüber haben wir geredet. Sie nimmt Retalin in der Einstellungsphase und Antidepressiva. Das hält wach. Sie will liebend gern um 11 ins Bett. Aber was hilft es, zwei Stunden wachzuliegen? 
Sie räumt manches nicht weg, weil sie dafür keinen Platz hat. Alles braucht einen Platz. Ihr Platz ist an meiner Seite. Sie räumt manches nicht weg, weil sie sich hier zu hause fühlt. Sicher. Geborgen. Jeder braucht einen Platz. Ihrer ist für immer an meiner Seite.
4 notes · View notes
hunter934 · 7 years
Photo
Tumblr media
B.L.T. Edisi Agustus 2017 - Keyaki LOVE Wawancara 10.000 Huruf
“Saat melihat bintang di langit, kami menangis.”
- Apa kau suka dengan jet coaster atau jenis atraksi yang membuat berteriak?
Shida: Aku sangat suka. Karena menyenangkan jadi berteriak.
- Kalau begitu, apa kau menikmati pemotretan kali ini…?
Shida: Iya. Rasanya tidak seperti pekerjaan, apa tidak apa-apa bersenang-senang seperti ini.
- Kami ingin mengambil dari dekat bermacam-macam ekspresi Shida-san yang bersenang-bersenang dengan polos, atau melamun tentang sesuatu.
Shida: Begitu, ya. Tapi, kupikir aku sudah menunjukkan diriku sejak sebelumnya, jadi tidak ada yang namanya bagian “depan” dan “belakang” dari diriku.
- Benar juga, kelihatannya prasangka bahwa kau adalah orang yang “cool” juga semakin tidak terlihat.  Bahkan sudah lama tidak terlihat di acara reguler “Keyakitte, Kakenai?”.
Shida: Bagaimana, ya… waktu aku mencoba menonton siaran “Keyakake”, ternyata benar-benar lucu (XD). Ah, bukan aku yang lucu tapi acaranya.
- Aku akan berkata jujur, Shida-san itu sangat lucu lho!
Shida: Benarkah? Kalau benar begitu, itu karena aku bersama dengan member. Aku bisa menjadi diriku yang apa adanya. Tapi, orang-orang yang datang di event handshake karena imejku di acara kami, “Di luar dugaan semangatmu rendah,” banyak yang bilang begitu padaku akhir-akhir ini. Tapi, aku bukan menurunkan semangatku dengan sengaja, aku hanya kembali ke diriku yang biasanya.
- Dengan menjadikan “hubungan antara member dan Shida Manaka” yang semacam itu sebagai pintu masuk, kupikir aku bisa mengungkap “Cinta Shida-san pada Keyaki”. Langsung saja, akhir-akhir ini kau pergi keluar dengan siapa?
Shida: Sebelum ini, aku pergi keluar sama Risa (Watanabe). Setelah syuting drama selesai, karena kami jadi bisa menyempatkan waktu, kami membicarakan “Ingin makan daging yang agak mahal di restoran yang terkenal deh”. Kami takut kalau pergi sendirian ke restoran semacam itu, jadi kami janjian pergi ke sana berdua.
- Seperti biasanya cintamu pada Risa-san begitu dalam, ya (XD).
Shida: Tapi, Risa itu sibuk, bukan berarti aku selalu bersamanya. Dani (Oda Nana) juga nampaknya kesulitan melakukan pekerjaan dan kuliah di saat bersamaan… Akhir-akhir ini mungkin aku lebih sering bersama Akane (Moriya) dan Yone (Yonetani Nanami). Aku baru saja pergi makan yakiniku bareng Yone. Apalagi sampai 2 kali (XD). Lalu, kami juga pergi ke karaoke.
- Sebelum membicarakan tentang Yonetani Nanami-san, kau pernah bilang jumlah koleksi komikmu sangat banyak.
Shida: Benar. Aku punya banyak. Sebelum ini, aku meminjamkan komik rekomendasiku pada Akane. Tapi, Akane selalu terlambat mengembalikan. Kalau belum sekitar 3 bulan, pasti tidak dikembalikan (XD).
- Hee, padahal dia terlihat selalu tepat waktu.
Shida: “Maaf, aku telat balikin”, dia bilang begitu sambil mengembalikan dan menyerahkan oleh-oleh dari Sendai pada saat yang bersamaan. Dalam hal ini, Yone yang selalu tepat waktu.
- Di antara member siapakah yang tepat waktu semacam itu?
Shida: Siapa, ya… Ah, Dani mungkin yang lumayan seperti itu. Aku yang pinjam dari dia sih, tapi dia langsung menagihku. “Sudah saatnya kau mengembalikan,” katanya. Apalagi, sebelum aku ingin mengembalikannya, dia pasti sudah datang menagihnya duluan. Dani itu ketat dalam menagih sesuatu (XD).
- Itu juga hal yang sedikit di luar dugaan. Padahal kelihatannya orang yang kalem. Kalau begitu, aku akan bertanya mengenai member secara urut. Pertama-tama, dimulai dari Uemura Rina.
Shida: Ada tidak ya pinjam-meminjam dengan Rina… Ah, aku sering pinjam charger (smartphone) miliknya (XD). “Rina baba pinjam charger dong~” saat aku bilang begitu, dia meminjamkannya sambil tersenyum pahit. Tapi, aku mengatakan ini dengan serius, penampilannya memang seperti anak-anak, tapi sebenarnya Rina cukup dewasa. Saat bersama dengannya, aku merasa dia seperti sosok kakak perempuan. Pee (Watanabe Rika) juga sama seperti dia. Dia selalu memperhatikan dan mencemaskan member yang lebih muda. Kalau dia melihat ada member yang terlihat tidak ceria, dia akan bilang “Kamu tidak apa-apa?”.
- Kau merasakan kebaikan hati dan kelapangan hati mereka, ya. Nah, kalau boleh aku ingin diberitahu cerita tentang Watanabe Rika-san yang seperti sosok kakak perempuan itu.
Shida: Aku juga meminjamkan komik pada Pee, tapi dia benar-benar jahat. Menurut anda di mana dia meletakkannya?
- Aduh~ aku tidak tahu. Memangnya ada di mana?
Shida: Dia meletakknya di bawah kolong tempat tidur. Waktu aku bilang padanya, “Eh, sungguh nggak bisa dipercaya”, dia bilang “Maaf. Tapi, itu tempat yang paling aman.” Aku benar-benar tidak paham bagaimana bisa disebut aman (XD).
-  Itu alasan yang sangat bagus (XD). Kalau begitu… member selanjutnya, bagaimana dengan Koike Minami-san?
Shida: Kalau Miichan (Koike)… mungkin aku tidak pernah pinjam-meminjam dengannya. Aku juga tidak tahu bagaimana dia menghabiskan waktu liburnya. Aku membayangkan Miichan itu orang yang keramas di pagi hari. Poni rambut yang sudah tertata rapi sejak pagi itu sangat khas Miichan.
- Ternyata begitu. Nah, mari dilanjutkan. Kobayashi Yui-san bagaimana?
Shida: Waktu Koba (Kobayashi) main ke rumahku sebelum ini, (sambil menirukan suara Kobayashi) dia bilang begini, “Aku selalu ingin ke sini”, dia merasa seperti di rumah sendiri.
- Kalian juga selalu berdua saat wawancara B.L.T. di lokasi syuting MV, ya? Biasanya apa yang kalian bicarakan berdua?
Shida: Koba itu bagiku sangatlah lucu (XD). Dia orang yang dingin dalam artian positif… dia selalu nyeletuk dengan nada datar dalam berbagai hal. Apalagi, lidahnya sangat tajam.
- Mungkinkah dia member yang paling cool?
Shida: Hmm, dibandingkan cool dia lebih terasa santai dan tenang. Dani (Oda) seperti biasanya selalu mengejarnya, tapi sebelum ini, waktu member naik lift, keadaannya penuh sekali, kalau tidak berdesak-desakan, kami semua tidak bisa masuk. Kemudian, Dani mendekat ke Koba, dia terlihat begitu senang. Tapi, Koba bilang padanya “Duh hentikan…,” sambil memasang wajah yang terlihat sangat tidak suka.
- Rasa cinta yang tak terbendung, ya (XD). Tapi, semua member menyukai Oda-san yang seperti itu, apakah begitu?
Shida: Tidak, akhir-akhir ini mungkin dia agak cerewet. Risa juga bilang begitu padanya “Belakangan ini, kamu cerewet deh” (XD). Lalu, Dani seperti biasanya tetap membaca buku dengan tenang.
- Kalau tidak salah, apakah benar cinta Risa-san ke Oda-san sudah menjadi dingin?
Shida: Menurutku bukan begitu. Mungkin karena dia itu tsundere.
- Ah, ternyata begitu. Ngomong-ngomong, tadi kau bilang sering bersama dengan Moriya-san, apa ada suatu cerita tentangnya?
Shida: Cerita tentang Akane… Ah, saat syuting beberapa waktu yang lalu, staff memanggilnya “Akane, ganti baju sana~”. Dia menjawab “Baik~”. Saat dia berlari-lari kecil, dia terjatuh. Aku dan Risa melihat kejadian itu. Akane itu mungkin punya imej yang selalu serius, tapi ada juga bagian yang manis seperti tadi. Menurutku itu lucu.
- Jadi, Moriya-san itu punya gap yang manis seperti itu (XD).
Shida: Satu lagi, Akane bilang padaku dia ingin menonton film “Peach Girl”, aku mengiyakannya,  jadi kami akhirnya pergi berdua ke bioskop beberapa waktu yang lalu. Lalu, di dekat tempat dudukku dan Akane, ada seorang perempuan yang datang sendirian, orang itu menangis padahal itu sama sekali bukan adegan yang sedih. Kami jadi tertarik pada orang itu, bukan pada filmnya… Ah, ini bukan cerita tentang Akanen itu orang yang seperti apa (XD). Tapi, cerita tentang pergi ke bioskop bersama-sama.
- Aku paham kalian memang sibuk, tapi apa kau sering pergi menonton bioskop dengan member?
Shida: Tidak, sejak pindah ke Tokyo aku hanya pernah nonton 2 kali. “Peach Girl” dan “Koboreru Knife” saja. Aku menonton “Koboreru Knife” berempat dengan Techi (Hirate Yurina), Miyu (Suzumoto), dan Akane. Filmnya cukup berat sih, tapi aku sudah puas hanya dengan melihat akting Komatsu Nana-san yang kusukai. Aku ingin bertemu Komatsu Nana-san~
- Bukankah mungkin akan terlibat bersama dalam suatu pekerjaan?
Shida: Itu tidak mungkin~ Aku juga suka Nikaido Fumi-san, tapi ternyata itu tidak pernah terjadi sekali pun.
- Ternyata begitu. Lalu, kembali ke pembicaraan tentang Keyaki… apakah ada cerita tentang Sugai-san?
Shida: Yukka (Sugai)… ada tidak, ya… Hmm… Ah, menurutku dia dibesarkan dengan baik dan serius (XD). Aku membayangkan dia mengatur supaya jadwal kuliah dan pekerjaannya tidak saling bertabrakan. Tapi, aku juga berpikir begitu saat melihat Dani. Tapi, aku juga ingin mencoba kuliah. Aku tertarik mempelajari pakaian dan cara menata pakaian.
- Soalnya Shida-san modis sih. Nah, selanjutnya… bagaimana dengan Ishimori Nijika-san?
Shida: Soal itu… ini juga cerita tentang lift sih. Pernah suatu waktu kami tidak bisa masuk sekaligus, beberapa orang jadi harus menunggu di lantai 1. Lalu, Nijika yang masuk terakhir di grup pertama turun lagi, sebelum liftnya turun dia menekan tombol ke lantai 1 supaya lift bisa sedikit lebih cepat sampai ke member yang menunggu di bawah. Melihat hal itu, menurutku Nijika itu baik hati.
- Cerita yang sungguh bagus~. Kalau begitu, mari dilanjutkan. Bagaimana dengan Saito Fuyuka-san?
Shida: Fuuchan (Saito)? Fuuchan itu… waktu aku ganti nomor hape, dia bilang padaku “Jangan blok aku, ya”. Hal itu membekas di ingatanku. Sebelumnya aku pernah bercanda, “Fuuchan akan kublok, jadi jangan add aku, ya”. Kemudian, dia mempercayainya dan mengirim pesan padaku, “Kumohon jangan blok aku”. Lalu, saat pertama kali bertemu dengannya di hari setelah aku ganti nomor hape, “Kamu nggak ngeblok LINE-ku, kan?”, dia benar-benar khawatir.
- Fuyuka-san mengatakan hal semacam itu sungguh di luar dugaan.
Shida: Di luar dugaan dia orang yang mudah khawatir.
- Sepertinya begitu, ya. Satu lagi, baru-baru ini Fuyuka-san sering mengatakan “Aku ingin waktu kebersamaan dengan member Keyaki berlangsung selamanya”, bagaimana menurut Shida-san tentang hal itu?
Shida: Ah, dia pernah bilang itu di “Keyakake”. Satu lagi, soal itu! Waktu syuting MV “Eccentric”, aku, Fuuchan, dan member lainnya menangis saat berbaring di rumput sambil melihat bintang di langit malam. Aku, Miyu, Fuuchan, Neru (Nagahama), Nanako (Nagasawa), Dani, lalu Pee mungkin juga ada. Ada cukup banyak member yang berbaring dengan memakai mantel, awalnya kami bilang “Mungkin kita bisa melihat bintang jatuh~”. Kemudian, Neru mulai berbicara panjang lebar! (menaikkan suaranya sekitar 1 oktaf) Karena dia bilang begini, “Kita ini kecil banget, kan?”, Fuuchan jadi menangis. Lalu, kami mulai memutar lagu sedih di hape. Lagu yang bertema tentang kelulusan. Lalu, Neru bilang lagi “Kita ini gimana caranya bisa ketemu?”. (Dengan nada seperti suara Nagahama) “Neru dan Manaka itu asalnya dari Nagasaki dan Niigata. Normalnya pasti kita nggak bisa ketemu~”. Mendengar hal itu, Fuuchan menangis lagi. Miyu yang ada di sampingnya bilang “Aku melihat UFO!”. Padahal awalnya kami melihat langit malam hanya karena ingin mencari bintang jatuh. Tapi, lokasi itu memang penuh dengan bintang, benar-benar cantik. Ngomong-ngomong, akhirnya kami bisa melihat bintang jatuh.
- Rasanya seperti masa muda, ya~ Itu bagus. Masih belum berpengalaman itu bagus. Ngomong-ngomong, kau juga cukup akrab dengan Suzumoto-san yang mengatakan hal yang aneh, ya?
Shida: Miyu itu juga lucu lho. Kami cukup sering bertukar pesan di LINE. Satu lagi, Dani akhir-akhir ini selalu membaca buku, Miyu melakukan berbagai cara agar Dani melihat ke arahnya, dia berusaha mengganggunya. Tapi, Dani selalu mengabaikannya (XD).
- Kegemaran Oda-san dalam membaca juga tersampaikan melalui blognya, ya. Nah, mari berpindah ke pembicaraan tentang Nagasawa Nanako-san yang akrab dengan Oda-san.
Shida: Nanako itu lucu sih, tapi dia pokoknya orang yang aneh. Waktu aku di sebelahnya saat di ruang ganti, aku bermain-main dengan memegang bokongnya. Member lain selalu mengatakan “hentikan~” saat aku melakukan itu, tapi Nanako malah sebaliknya, dia memegang tanganku kemudian menyentuhkannya sendiri ke bokongnya. Malah aku yang jadi terkejut “Eh!?” (XD).
- Dibandingkan sesuai dengan ekspektasi… Nagasawa-san ternyata jauh lebih aneh dari yang kubayangkan (XD).
Shida: Sejak saat itu, Aku dan Nanako selalu bermain-main, waktu kami berdekatan kami akan bermain-main dan menyentuh bokong (XD).
- Aku seperti mencium dunia yang terlarang (XD). Mari berpindah ke pembicaraan tentang member selanjutnya. Kalau begitu, Sato Shiori-san.
Shida: Waktu sedang berpindah lokasi, kami semua sering tertawa-tawa sendiri saat mengirim gambar-gambar lucu di grup LINE Keyaki, tapi waktu Shiichan dan Nijika baru saja mengirim gambar, suasana tiba-tiba jadi hening. Di momen itu, sebaliknya justru sangat lucu (XD). Meskipun selera humor mereka berdua agak berbeda, tapi sebenarnya kami semua janjian agar suasana jadi hening saat giliran mereka yang mengirim, kemudian baru kami tertawa.
- Jadi itu tertawa yang paradoks, ya. Satu lagi, Sato-san melakukan pekerjaan di bidang seni desain yang menjadi keahliannya. Dia juga punya pekerjaan di luar grup, bagaimana kau melihat pekerjaan solonya itu?
Shida: Aku melihat kostum yang didesain Shiichan di panel iklan besar di stasiun, aku berpikir “Wah, hebat. Kostumnya lucu.” Aku bukan melihatnya sebagai sesama member, tapi aku melihatnya sebagai seorang penonton.
- Desain grafis yang ditampilkan di monitor saat “Bokutachi no Sensou” di Konser Ulang Tahun Ke-1 juga dibuat oleh Sato-san.
Shida: Eehh, aku tidak tahu soal itu. Enak ya, aku ingin melihatnya. Karena aku sedang bersiap-siap di belakang panggung, aku jadi tidak melihatnya. Itu sudah pasti sih. DVD-nya bisa jadi dengan cepat tidak, ya~.
- Drama 1 tahun yang lalu “Tokuyama Daigoro wo Dare ga Koroshita ka?” juga baru saja diubah ke dalam bentuk softcopy. Ternyata memang memakan waktu yang lama, ya? Ngomong-ngomong, sudah berlalu 1 tahun sejak syuting drama “Tokuyama”.
Shida: Cepat sekali, ya. Drama “Tokuyama”, ya… staffnya orang-orang yang baik hati semua. Tapi, waktu syuting sudah pasti melelahkan (XD).
- Sudah bisa dianggap sebagai kenangan yang indah?
Shida: Belum sama sekali. Itu masih seperti latihan. Tapi. waktu syuting berakhir aku menangis. Aku dan Akane… bukan, kami semua menangis.
- Aku membayangkan member Keyaki itu mudah menangis, tapi aslinya bagaimana?
Shida: Kalau ada yang menangis, kami jadi mudah ikut menangis. Makanya kami akan bilang “Hentikan, jangan menangis” (XD).
- Ngomong-ngomong, menurut Shida-san siapa member yang mudah menangis?
Shida: Siapa ya? Ah, Neru! Bahkan dalam keadaan yang tidak menyedihkan dia langsung menangis. Aku bilang “Neru~ Jangan menangis~”. Kemudian, karena dia bilang “Aku takut~” sambil menangis tersedu-sedu, sekalipun Neru masih terus menangis, aku mencoba tidak mengatakan apa-apa (XD).
- Hal itu dalam arti tertentu adalah bentuk kebaikan hati. Nah, selanjutnya… mari membicarakan tentang Habu Mizuho-san.
Shida: Aku sangat memperhatikan Habu-chan. Dia cantik. Semuanya sangat teratur. Wajahnya, bagian tubuhnya, tinggi badannya. Lalu, aku tanpa sadar terus memperhatikannya, Habu-chan pun sadar kalau dia sedang diperhatikan, lalu mata kami bertemu. Tapi, kami sama-sama terkejut “!”, pada akhirnya kami saling mengalihkan pandangan (XD). Mungkin, Habu-chan berpikir aku adalah orang yang aneh. Kupikir aku harus mengatakan bahwa itu hanya kesalahpahaman, tapi aku tidak bisa mengatakannya (XD).
- Besok (keesokan hari setelah wawancara ini) kebetulan aku akan bertemu Habu-san untuk wawancara…
Shida: Kalau begitu, tolong katakan bahwa Shida-san melihat Habu-san karena alasan seperti itu (XD).
- Aku tidak terlibat sih, tapi apa tidak sebaiknya dijelaskan sendiri?
Shida: Kalau aku mengatakannya sendiri rasanya memalukan, bukankah menjelaskannya jadi sulit~. Apalagi, aku melihat Habu-chan 5 kali sehari, wajahnya pasti jadi serius. Mungkin dia akan berpikir “Apa sih?”… aku akan sangat terbantu kalau anda bersedia menjelaskan sampai dengan hal itu (XD).
- Aku mengerti (XD). Nah, selanjutnya mari membicarakan Ozeki Rika-san.
Shida: Ozeki juga sama seperti Rina, di “Keyakake” dia terlihat lemah, tapi biasanya dia seperti sosok kakak perempuan. Ketika melihat member yang lain dalam suasana yang sedang tidak bagus, dia akan mencairkan suasana. Tapi, aku memanggil Ozeki dengan panggilan “Chinpa” (XD). (Chinpa: simpanse)
- Bagaimana reaksi Ozeki-san saat dipanggil seperti itu?
Shida: Hidungnya jadi besar. Waktu aku memanggilnya “Chinpa~”, dia akan mendenguskan nafas. Itu juga bisa disebut “Ozekawa”. (Ozekawa: Ozeki kawaii)
- Rasanya aku jadi bisa membayangkannya (XD). Nah, bagaimana dengan Harada Aoi-san?
Shida: Aoi sekarang umur berapa? 16 tahun? Sudah 17 tahun? Eh, seram~
- Waktu grup ini terbentuk, dia murid kelas 3 SMP, tapi sekarang sudah kelas 2 SMA.
Shida: Rata-rata umur Keyaki semakin bertambah, ya? Karena itu, ketika member yang usianya setahun di atasku sudah memasuki usia dewasa, setengah dari grup sudah melampaui usia 20 tahun. Baru-baru ini, Fuuchan sering mengatakan hal tersebut.
- Tenang saja, kupikir orang luar tidak akan terlalu mempermasalahkan rentang usia grup seperti yang kalian pikirkan. Kemudian, kelanjutan dari pembicaraan tentang Harada-san yang tidak begitu kuketahui di Keyaki…
Shida: Perbedaan ketika aku berpikir Aoi itu dewasa dan masih anak-anak sangatlah tipis. Saat aku dan Risa ngobrol di ruang ganti misalnya, Aoi tiba-tiba masuk di antara kami. Padahal tempatnya sangat sempit. “Kenapa kamu repot-repot ke sini?”, bahkan saat aku menanyakan itu, dia tetap bersikap biasa saja, kupikir itu sungguh hebat. Tapi, saat dia benar-benar cerewet, aku akan bilang padanya “Aoi, kamu cerewet banget deh”. Kalau aku bilang begitu, (sambil menirukannya) dia akan menggembungkan pipinya. Risa kemudian akan menirukannya (XD).
- Dari sudut pandang Harada-san, bukankah itu berarti dia masuk di antara kalian berdua karena memang ingin digoda?
Shida: Menurutku juga begitu. “Kenapa kau menirukanku? Hentikan~”, dia mengatakan itu dengan wajah yang terlihat senang.
- Apa kau menganggap itu hal yang manis?
Shida: Bagaimana ya~ (XD). Tapi, menurutku penampilan Aoi yang tidak berubah adalah hal yang hebat dalam arti yang positif. Techi benar-benar terlihat semakin dewasa, menurutku bahkan mungkin lebih dari itu.
- Apa kau juga merasa Hirate-san punya sifat yang dewasa?
Shida: Iya… tapi, dia suka taman bermain, sifatnya yang manis juga ada kok. Waktu kami tampil di festival di Laguna Ten Bosch (di Kota Gamagori, Aichi), semua member naik jet coaster di jam kosong. Itu Techi yang mengawali, dia bilang “Aku ingin naik”. Lalu kami juga bilang, “Ayo naik! Ayo naik~!” (XD).
- Saat mendengar cerita yang sesuai dengan umurnya itu, entah kenapa jadi merasa lega, ya (XD). Karena member Kanji Keyaki sudah satu putaran, jadi aku juga ingin bertanya tentang member Hiragana Keyaki. Di blogmu kapan hari tertulis bahwa kau berteman akrab  dengan Saito Kyoko-san dan Sasaki Mirei-san, ya?
Shida: Aku juga cukup banyak ngobrol dengan member Hiragana. Saat ini, kakak perempuanku meng-oshikan Katoshi (Kato Shiho), jadi waktu aku mengirimkan foto Katoshi pada kakakku, dia sangat senang. Penampilan Katoshi membuat kita berpikiran bahwa dia orang yang menakutkan, tapi member sering bilang kalau dia itu lelet (XD).
- Ternyata dia lelet, ya. Nah, Saito Kyoko-san yang menyukai ramen itu orangnya seperti apa?
Shida: Kyoko? Kyoko kupanggil “Nko” (XD).
- Hee, kenapa?!
Shida: Nama panggilannya “Kyonko”, kan? Dari nama itu, bagian “Kyo” dihilangkan. Saat tiba-tiba aku menyapanya “Pagi, Nko!”, (menirukan suara rendah Saito Kyoko) “Ah, selamat pagi. Ah, bisa tidak berhenti memanggilku “Nko”?” dia bilang begitu dengan nada datar. Itu sangat lucu (XD). Satu lagi, Risa menyukai Memi (Kakizaki), dia sering mengatakan “Adek bayi~” dengan suara bayi. Tapi, waktu Kyonko lewat dia bilang, “Ah, ada Nko. Otsukare~”. Seperti itulah saat kami menggodanya. Lalu, aku cepat akrab dengan Kumi (Sasaki) dan Mao (Iguchi). Kami berempat termasuk Risa pernah pergi makan sama-sama. Kumi dan Mao punya kepribadian yang sangat bagus, bersama dengan mereka terasa nyaman. Aku sangat suka.
- Oh, kalian cukup banyak berinteraksi, ya. Dengan ritme seperti itu, aku ingin mendengarkan cerita tentang Ushio Sarina-san.
Shida: Ah, aku belum terlalu banyak ngobrol dengan Ushio-chan. Suaranya manis, sepertinya dia sangat feminin. Lalu, dia akrab dengan Miichan. Saat event handshake misalnya, aku sering melihat mereka berdua bersama. Melihat mereka, aku berpikir mereka yang sama-sama kalem itu cocok.
- Ternyata begitu. Nah, bagaimana dengan Sasaki Mirei-san? Kau tadi bilang berteman akrab juga dengannya…
Shida: Pertama-tama, Miipan (Sasaki) itu adalah tipeku, baik itu wajah maupun auranya. Ngomong-ngomong, Ozeki juga suka Miipan, dia sangat populer di antara member Kanji Keyaki. Tapi, hal yang kumengerti baru-baru ini setelah akrab dengannya adalah di luar dugaan ternyata dia kekanak-kanakan. Kesan seseorang yang bisa diandalkan jadi hilang. Itu juga manis sih (XD).
- Jadi, adanya gap adalah hal yang bagus. Kalau begitu, mari membicarakan tentang Kageyama Yuuka-san.
Shida: Aku masih belum banyak ngobrol dengan Kageyama-chan. Aku membayangkan dia orang yang bisa diandalkan. Satu lagi, kemampuan komunikasinya tinggi. Sejak awal dia berbicara padaku, “Tolong berfoto denganku”, aku merasa dia sungguh hebat saat mengingatnya. Kalau itu aku, aku pasti tidak bisa mengatakannya karena aku pemalu (XD).
- Mungkin tipe orang yang tidak ada di Kanji Keyaki, ya. Kalau begitu, Takase Mana-san dan Higashimura Mei-san yang seumuran dengan Shida-san itu orang yang seperti apa?
Shida: Eh, mereka seumuran denganku? Ah, benar juga. Waktu aku dan Risa tahu kalau mereka seumuran dengan kami, “Rasanya kita bertambah tua dengan cepat, ya”, kami membicarakan tentang hal itu (XD). Saat melihat mereka, selera pakaian mereka benar-benar berkebalikan denganku… terasa anak muda. Sejujurnya, aku belum banyak ngobrol dengan mereka, jadi sebenarnya aku tidak terlalu paham.
- Ternyata begitu. Ada satu orang lagi yang seumuran denganmu, Takamoto Ayaka-san…
Shida: Ah, aku juga belum banyak ngobrol dengan Takamoto-chan…
- Wajahnya mirip dengan Saito Kyoko-san, jadi mereka dibilang seperti anak kembar.
Shida: Ah, ternyata begitu. Tapi, Kyonko itu benar-benar lucu. Di event handshake dia berpakaian seperti seorang perawat. Waktu aku bilang, “Nko, otsukare~”, dia membalas “Ah, otsukaresama. Tapi, aku bukan Nko”, responnya yang biasa saja itu benar-benar lucu. Lalu, saat aku bilang “Lakukan Kyonko Heart dong~”, (tangannya membentuk hati, sambil menghembuskan udara) dia melakukan itu untukku. Karena itu kepanjangan, saat aku bilang ingin versi yang lebih singkat, dia menyilangkan jari telunjuknya dan membuat “Mini Kyonko Heart”. Dia merespon permintaanku yang tidak masuk akal, kupikir dia itu anak yang baik. Ah, aku sungguhan lho! (XD).
- Tenang saja. Itu benar-benar tersampaikan padaku kok! Nah, member terakhir, bagaimana dengan Shida Manaka-san sendiri…?
Shida: Eeehh~ Aku tidak paham… Aku benar-benar tidak memahami diriku sendiri.
- Padahal kau sangat memperhatikan orang lain?
Shida: Memangnya begitu? Tapi, Shida Manaka yang dilihat secara obyektif, mungkin tidak terlihat sebagai anak yang baik.
- Itu tidak benar, sungguh.
Shida: Tidak apa-apa kok. Satu lagi, aku mempunyai foto polaroid Risa lebih banyak dari siapapun. Kira-kira semuanya mungkin ada 20 lembar? Apalagi, ditandatangani oleh orangnya langsung. Aku minta padanya “Gambar hati, gambar hati! Lalu, tulis kepada Mona-chan” (XD). Aduh, dia itu sangat manis, gawat. Akhir-akhir ini, bisa melihat Risa dari dekat membuatku terharu.
- Bukankah itu namanya cinta sejati? (XD). Karena cintamu pada Risa sudah cukup tersampaikan, kita akan berganti topik… musik seperti apa yang kau dengarkan akhir-akhir ini?
Shida: Aku sering mendengarkan “neveryoung beach”.
- Oh, berpindah ke aliran “yokonorikei”? Pasti suka “Suchmos” juga.
Shida: Aku suka. Aku ingin menonton konser mereka. Lalu, “ELLEGARDEN” dan “RIZE” juga suka. Pemain bass “RIZE”, KenKen-san itu keren.
- Lagu “Eccentric” Keyakizaka46 juga tidak kalah keren lho!
Shida: Aku juga suka. Mungkin lagu Keyaki yang paling kusukai saat ini. Saat pertama kali mendengarkannya, menghubungkan lirik dengan bagian verse, entah bagaimana aku merasa itu tidak cocok. Tapi, begitu mendengarkannya saat  rekaman, pelan-pelan aku jadi menyukainya.
- Aku berharap akan ditampilkan di konser atau festival musim panas. Shida-san juga menantikan festival semacam itu, kan?
Shida: Aku memang menantikannya, tapi kalau menampilkan “Fukyouwaon” di luar ruangan dengan panasnya udara musim panas, aku cemas bakal jadi seperti apa. Sebelum bridge ada bagian saat member berjatuhan. Rasanya setelah jatuh kami jadi tidak bisa berdiri lagi (XD).
- Itu artinya akan ditampilkan paling terakhir seperti di Konser Ulang Tahun Ke-1, ya? Tapi, intensitas “Fukyouwaon” di hari itu benar-benar luar biasa.
Shida: Sebenarnya member juga merasa bahwa “Fukyouwaon” di hari itu adalah  yang terbaik. Meskipun bilang begitu, di festival itu ada banyak orang selain penggemar Keyaki, jadi bagaimana agar bisa diterima, ya… ada perasaan cemas sih, tapi sekarang aku merasa deg-degan.
22 notes · View notes
coiffuresb-blog · 7 years
Text
Kristen Wiig
New Post has been published on http://coiffuresbouclees.com/kristen-wiig/
Kristen Wiig
Der Rücken und die Seiten dieser Frisur ist konisch in den Kopf mit gezackt geschnitten Schichten durch die top gestylt über die Seite für ein lustiges und frisches Gefühl. Die Pony gekehrt werden, um die Seite zu erweichen das Gesicht und schließt die über-all ‘das tun genial. Produkt wird benötigt, um diese Frisur ist im Ort.
Kristen Wiig sieht chic und stylish, hier in einer geschichteten kurze Frisur. Kristen passt kurze Haare gut, wegen Ihrer länglichen Gesichtsform und die hohen Wangenknochen. Sie sieht auch am besten in styles mit Seite gefegt Pony Dank Ihrer hohen Stirn. Die abgeschrägten Seiten und zurück, in diesem Schnitt zeigen Sie Ihr Gesicht schön, während die längeren Schichten auf der Vorderseite verleihen Ihr eine Stirn-Abdeckung und bringen Sie den Fokus nach oben, um Ihre Augen. Dies ‘tun, die gut funktioniert mit Ihrem Haar geben, das ist in Ordnung mit einigen winken, und sieht am besten in der Schnitte, die übereinander angeordnet sind, mit Präzision.
Für Ihre Farbe, Kristen hat eine faire, warmen Teint, Blaue Augen und natürlich dunkel blonde Haare. Hält Sie nah an Ihre Natürliche Farbe an den Wurzeln hier und hellt den rest auf ein helles Weizen-Blond Ton. Dieser look verleiht Kristen ‘s” machen eine trendige Kante, während schmeichelhaft Ihren Teint und machen Ihre Augenfarbe noch mehr im Vordergrund.
Kristen Wiig ist eine US-amerikanische Schauspielerin, Komiker, Schriftsteller und Produzent. Sie ist bekannt für Ihre Arbeit an der NBC-sketch-comedy-Serie Saturday Night Live, und solche Filme wie die Brautjungfern, Die mars -, und Ghostbusters.
#Cheveux, #Coiffure, #Coiffures, #Kristen, #Wiig
1 note · View note
elexmedia · 6 years
Photo
Tumblr media
Pernah punya pengalaman potong poni sendiri? Petualangan seru (?) Tanaka masih terus berlanjut! Yang penasaran status lanjutan #TheSluggishTanaka atau ingin ngobrol dengan editornya, yuk langsung ke: j.mp/lxo_tstanaka . 📷: adizchi . . . #tanakakunwaitsumokedaruge #nozomiuda #Sneakpeek #BookTeaser #komik #manga #comic #elexkomik #fiksi #fiksielex #bukurekomendasi . #ElexMedia #gramedia #ForumElex #elexinstagram #booklover #bookaholic #bukubaru #buku #pecintabuku #bookstagram #booknerd #bookworm #goodreads #indoreader #bacabuku #indonesia #instabook @gramedia44marimakassar @gramediaatmo @gramediaaceh @gramedia_ambarukmo @gramediaarthagading @gramediacibinong @gramediaciptocirebon @gramediacnr @gramediadepok_ @gramedia_expohartonomall @gramediajember @gramediajogjacitymall @gramedia_malioboro @gramediamatraman @gramediamegabekasi @gramediapandanaran @gramedia_pdgede @gramediaplazamadiun @gramediapluitvillage @gramediasudirmanjogja @gramediasurakarta @gramediatasikmalaya @gramediaworld @gramediaworldhi @gramediaworldkarawang . https://ift.tt/2Eqc7Up
0 notes
dianatrikurnia · 4 years
Text
Masa Kecil
1.
Kurapihkan buku bukuku
Kulihat komik Conan, komik doraemon, novel novelku sedari smp, dan buku yang dapat di kunci
Tersusun rapih pada tempatnya
Mungkin buku ini sudah seharusnya aku sumbangkan
8 kardus masih juga belum cukup menampung novel dan komikku 🙈
Mengenai buku yang memiliki kunci Ini bukuku bercerita sedari tk
Pemberian kakekku, orang tua dari mamah
Ini lucu..
Aku tertawa geli sendiri membacanya
Permasalahanku pada saat tk hanya tidak mau rambutku menggunakan poni, tidak mau pakai rok, mau ke udesma (toko peralatan tulis) dan ingin jajan di luar 😂😂
Ya ampun diana, kenapa ya kaya gitu aja gak bisa ngomong langsung 😂😂
Sedari dulu rupanya aku memang sudah diam dalam menghadapi masalah 😅
Kuceritakan sepintas mengenai kakekku, sangattttt sangat sangat higienis. Aku tak pernah dibiarkan jajan di luar. Kalaupun jajan bisa di hitung pakai jari karena ada jatahnya setiap bulan. 😂
Aku ingin donat dulu seharga Rp500, bukan karena tak memiliki uang. Memang aku tak di izinkan untuk jajan di luar. Sepulang sekolah aku dibuatkan donat ala kakekku. Sama persis seperti yang aku mau
Aku mau agar agar yang di bentuk. Tau kan? Kemudian Kakekku buat di rumah
Aku ingin es lilin lalu kakekku membuatnya di rumah
AKu ingin es agar dan es mambo lalu kakekku membuatnya di rumah
Semua yang kumau kakekku selalu membuatnya
Bahkan aku sama sekali tak boleh makan sambal
Nah.. ada yang lebih lucu lagi. Jatahnya aku dan kakekku jajan makan bakso di depan komplek
Aku senang sekali moment disaat aku jajan
Tapii.. mamang bakso selalu mengenal kami, karena kakek selalu membawa saus dan kecap sendiri dari rumah ke tempat makan bakso 😂😂😂
Sehigienis itu? Iyaaaa sehigienis itu 😂
Oh ya.. buku yang memiliki gembok itu, kuncinya ada 2. Aku dan kakekku masing masing memiliki kunci. Ini rahasia kami berdua
Kakekku mungkin menyadari sejak aku kecil
Ketika kesal aku hanya diam dan mengumpat dan menangis di balik selimut 😂
Kakekku sengaja memberikanku buku gembok itu
Ketika aku kesal, marah, dan yang lainnya kakekku meminta menuliskannya di buku itu
Aku ingat sekali kakekku berbisik ini rahasia kita berdua 😂😂
Kemanapun aku pergi pastinya selalu ada kakekku
Aku sangat sangat sangat beruntung memiliki kakek sehangat itu
Perlu diketahui kakekku tak pernah sama sekali marah
Aku tak pernah mendengarnya mengeluarkan nada tinggi
-Bersambung-
0 notes
eslemnurshow-blog · 7 years
Video
😊 Eslem Nur Show, EVCİLİK, OYNAYAN, EĞLENCELİ, ÇOCUK, VİDEOSU, ( Oyuncak Oynayan Kız ) Eğlenceli Çocuk Videosu, 😉 Merhaba Arkadaşlar; Oyun, Oyuncak, Şaka, Komik, Eğlenceli, Video, Eğitim, Videosu, Çocuk Şarkıları, Bebek, Videoları, Eski, ve Yeni, Videolarımız, her gün, veya gece, yükleyip günlük olarak hazırlayacağız. Kimi Zaman, Müzik, Şarkı, söyleyip Eğlence, li hale getireceğiz, bazen Play, Back, yapacağız. Eğitici, Öğretici, içerikler hazırlamaya çalışacağız. En sevdiğim Çizgifilm, Pepe, Prenses, Cailou, Koca ayı, Winx, Hellokitty, Pony, Red kit, Bugsbuny, Dark Phoenix, Hero, Wonder Woman, Snoopy, Waltdisney, Niloya, Barbie, Playdoh, Maşa, Adisababa, gibi Cizgi Film, leri ve Toys, Joy, Joke, Araba, Örümcek Adam, Oyuncakları, ile Videolar, la bazen de Canlı, Yayın, yaparak sizlerle paylaşmaya çalışacağım. Din, i ve İslam, la ilgili videolar, ve Annemle sizlere Kuran, okumayı geliştireceğim. İslam, ı öğrenmek ve İman, ımızı güçlendireceğiz. Çocuk Şarkıları, olarakta Arı, Vız Vız, Kırmızı Balık, Sevimli Dostlar, Kids, Barış Manço, Ali Baba, Daha Dün Annemizin, Kardan Adam, Çocuk İlahileri, Dini Şarkılar, ı Seviyorum. Sevdiğim Renkler, Siyah, Kırmızı, Sarı, Mavi, Yeşil, Mor, Kahve ve en çokta Pembe, yi Seviyorum. EnKomikVideo larımızı ve Kamera, arkası Videolarımızı, da yayınlıyacağız. Canım, dan çok Sevdiğim, Ailem, le sizlerin de yardımıyla gün geçtikçe büyüyüp Arkadaş, Dost, Abim, Ablam ve Kardeşim, gibi daha Zengin, İçerik, ve Konular, la profesyonelleşerek karşınıza çıkacağız. ( EslemNur Show ) Kanalıma ▶ ABONE olmayı, 👍 Beğenmeyi, 👪 Paylaşmayı, 🕘 Takip Etmeyi ve En Önemlisi ✏️ Yorumlarınızı ve 🔒 Desteklerinizi Bekliyoruz… Eğer bundan sonraki videolarım için lütfen 🔔 Bildirim açmayı unutmayın! Şimdiden Herkese DESTEKLERİNİZ ve KATKILARINIZDAN Dolayı Teşekkür Eder Sağlıklı, Mutlu, Neşeli ve Huzurlu Günler Dileriz.
🔄 Bütün Sosyal Medyalarda #EslemNurShow# olarak da Güncel Takip Edebilirsiniz. Web  ► http://eslemnurshow.com Twitter  ► https://twitter.com/EslemNurShow Facebook ► http://facebook.com/eslemnurshow Instagram ► https://www.instagram.com/eslemnurshow/ Pinterest ► https://tr.pinterest.com/eslemnurshow/ Google + ► https://plus.google.com/u/0/108550535526335663022 Blogger  ► https://eslemnurshow.blogspot.com.tr Reddit  ► https://www.reddit.com/user/eslemnurshow Snapchat ► EslemNurShow
Videolarımıza puan vermeyi unutmayın! Beğeninizi Kazandıysak ► ( 5 ) 😛     -     Beğendiyseniz   ► ( 4 )😊     -     Fena Değilse  ► ( 3 ) 😐     -     Eh İdare Eder Derseniz ► ( 2 ) 🤔     -     Güzel Değil  ► ( 1 ) ☹     -     Beğenmediyseniz ► ( 0 ) 😪
Hayvanlar, Mekanlar, İnsanlar, Oyuncaklar ve Bazen de Oyuncaksız Oynamayı Çok Ama Çok Seviyoruz. 😊 Dolaşmayı, Yeni Yerlere Gitmeyi, Gezmeyi, Eğlenmeyi, Fotoğraf ve Videolar Çekmeyi Çok Seviyoruz. 😊 Bu ve buna benzer videoları kanalımızda paylaşmak, sizden gelen fikir ve yorumları okumak bizi çok mutlu ediyor. 😊
Diliyorum ki kanalımız ’da sizler için hazırladığımız videoları beğeniyorsunuz dur. Biz çok eğlenerek hazırlıyoruz ve izliyoruz. Kanalıma ▶ ABONE Olmayı, videomu Beğenmeyi, Fikir ve Yorumlarınızı Benimle Paylaşmayı Unutmayın. Hedefimiz:  İlk 6 ay içinde 100.000 Abone Silver Ödülü  -  Sonraki 1 yıl içinde 1.000.000 Abone Gold Ödülü  -  Sonraki 3/5 yıl içinde 10.000.000 Abone Diamond Ödülü Sizlerde Benim Küçük Dünyama Katılın. Sizleri Seviyoruz… 🖐
0 notes
Gry
Na bieżąco synchronizujemy konta youtube, twitch, instagram polskich youtuberów, reklamujemy i promujemy youtuberów/streamerów w internecie oferujemy kompleksową obsługę w kodowaniu skryptów i wszelką pomoc przy rozwoju. Córcia też dziękuje za kucyki Pony: ) Proszę jednakże zdecydowaną odpowiedź co nadal z Fantasy Komiks. Komiks od strony graficznej wręcz boski, a całą resztkę można, i należny przemilczeć. Należący do muzeum park liga sprawiedliwości cda etnograficzny ( skansen ) ulokowany jest w pobliskiej miejscowości Tokarnia. Wszyscy mieli wiarę, że standardy na które powoływał się Tuleya (a widział dobrze co twierdzi, byc może z rodzinnych opowieści: ) ), biologicznie same się usuną, ale niestety jakimś dziwnym sposobem młode osobniki niczego odrzucić zmieniają. Wizji realistycznej i wiarygodnej, wolnej od zbędnego gadżeciarstwa, naciąganych elementów science-fiction oraz dętego do granic możliwości wizerunku bohatera-twardziela. Tego obawiają się sędziowie, zwracając atencję liga sprawiedliwości cda, że nie tylko samo odtwarzanie, ale i protokołowanie absorbuje więcej czasu. Komiksy od Egmontu często pozostaną gościć w moim koszyku z zakupami w 2016 roku. Osobiście miałem takie sytuacje, dlatego mnie to nie zadziwia - przyznaje prof. Mógłbym to oczywiście zweryfikować na własnej skórze lub tak faktycznie jest lecz nie chce mi się odlutowywać już całego chipa i na nowo jego później lutować. Czasami czytając komiksy, człek liga sprawiedliwości online chce się tylko zrelaksować. Niech superbohaterowie zostaną po komiksach i bajkach, ew. jeszcze w grach, bo do takich form przekazu zostały stworzone, i po nich wyglądają autentycznie. Po okresie bezpłatnym tylko 66 groszy co dziennie - 19, 90 złotych za miesiąc. Moje 20 letnie doświadczenie wydawcy mówi, że, tak jak Pan ujął, „udokumentowane” błędy tłumacza zazwyczaj są efektem subiektywnej opinii innego tłumacza (co nie oznacza, hdy liga sprawiedliwości online nie zdarzają się). Niemal bez przerwy trochę się dzieje, światu zagraża zło, an uratować jego mogą tylko superbohaterowie, jacy są indywiduami i nadal nigdy nie pracowali po zespole. Wcale nie jest aczkolwiek łatwo go odnaleźć, dlatego w pierwszej kolejności Mroczny Rycerz odwiedza akrobatkę Zatannę, dawną dziewczynę Johna, ufając, że z jej niewielką poradą dotrze do przemieszczającego się przez cały czas po liga sprawiedliwości cda przestrzeni Domu Tajemnic. Zacząłem dziś utwierdzać się w przekonaniu, że liga sprawiedliwości nowa granica mieć wywalone na swoje uniwersum i dubbingi do swoich filmów. Zacznijmy od samej historii, po której brakuje intrygujących wątków pobocznych oraz przekonujących motywów. Jakie możliwości jak co, ale Vegeta to faktycznie intrygująca odmianę. Filmik jest wspaniały, jest w nim wiele świetnych scen akcji (nareszcie porządna demolka), są mastershoty (nie tak genialne jak na przykład liga sprawiedliwości online w Children Of Men, ale akcja w garażu robi wrażenie), jest krew i przemoc (świetnie nakręcone odrzuty z shotguna jak i również dziury w ścianie). W tej kwestii nadal jest on niedoścignionym wzorem dla wielu grafików, nawet tych będących fachowcami w komiksowym biznesie. Brak czerwonej za kopnięcie Jamesa w głowę wówczas już w ogóle parodia. I DC - kino, w którym najsłynniejsi superbohaterowie łączą siły, by wspólnie liga sprawiedliwości cda bronić świata. Swój pierwszy film zatytułowany „Killer of Sheep” w 1978 roku wyreżyserował, napisał do niego harmonogram, wyprodukował, zrobił zdjęcia jak i również zmontował samodzielnie. Recenzowany tom nie jest może swoim największym dziełem, ale czyta się go sprawnie jak i również z przyjemnością. Władze nie chcą jego puścić, ale ten ucieka nieporadnie ścigającemu go przedstawicielowi Rawlinsowi (Whitaker), rozkochuje według sobie śliczną amerykańską dziennikarkę (Leah Ayres) i tłucze wszystkich aż miło. Resort zdrowia podkreślał że standardy medyczne istnieją liga sprawiedliwości cda opracowywane przez towarzystwa naukowe oraz zespoły ekspertów i nie powinny stanowić bezwzględnie obowiązujących przepisów, ponieważ zaliczane są do sytuacji najczęściej znajdujących się w medycynie, tymczasem zdarza się, że dla dobra pacjenta nie można ich stosować. Uproszczone Logowanie a mianowicie procedura rejestrowania się lub dalszego logowania do odwiedzenia Usługi świadczonej Użytkownikowi poprzez NK za pomocą Konta Serwisu Zewnętrznego (np. W tym momencie to był komiks od którego faktycznie naprawdę zacząłem swoją przygodę z komiksami Batmanie i liga sprawiedliwości online doskonale sprawdza się w roli wprowadzenia do mitologii Batmana, co może zdawać się dziwne, zważywszy na zjawisko, że opowiada starym Bruce'ie Wayne'ie, który po dziesięć latach niezakładania kaptura zamierza wrócić i naprawić Gotham. Już dysponuję pomysł na ten tysiąc album, ale bardzo kłopotliwy w realizacji. Dalsze rozpowszechnianie materiału tylko za zgodą wydawcy. Uruchom aplikację iTunes, by pobrać i subskrybować podcasty. Możliwe że dogadają się z wytwórnią Matką i Pajączek pojawi się w którymś Avengers. Robią to przy liga sprawiedliwości cda typowo batmanowym stylu (zanim Gordon skończy gadać). Niesłychanie dobre wrażenie dopełniają delikatne dla oka ilustracje autorstwa Gary'ego Franka, które świetnie komponują się z fabułą i dzięki realistycznemu stylowi rysownika dodają temu komiksowi jeszcze więcej wiarygodności. Dowiaduje się, że akcesoria kuchenne to doskonałe składniki do wyczarowania legend. Konsument jest świadomy, że używanie z liga sprawiedliwości cda oprogramowania typu Adblock Plus lub Flashblock może spowodować liga sprawiedliwości online nieprawidłowe funkcjonowanie Serwisu lub może całkowicie uniemożliwić użytkowanie z niego. Z twojej lektury wynika, że raczej ciężko, by mieli oni motywy do kochania talibów. Ale rezultat jest taki, że prawidłowy przypadek doprowadził do takich interpretacji, które wcisnęły się w nurt sporów politycznych, w tym ideologicznych. Podcast Hammerzeit reaguje sprawnie dzięki popularność serialu Westworld jak i również liga sprawiedliwości online natychmiast po finale pierwszego sezonu poświęca mu cały odcinek. Czasy, gdy była to zbieranina z kilkudziesięciu jednostek, już minęły.
0 notes