Tumgik
#takabur
goharshahi · 6 days
Text
youtube
New Video: Takabur aur Naaz Mein Farq | Sufi Master Younus AlGohar | ALRA TV https://www.youtube.com/watch?v=lq_4NRNhWag
In this video, Sufi Master Younus AlGohar explains the difference between arrogance and pride, and how they relate to the lower self or the spiritual master. Watch now for key insights!
✅ Get the latest updates from ALRA TV on Telegram Messenger. Download Telegram Messenger from the AppStore or Google PlayStore and subscribe to: https://t.me/official_alratv
❓ Question Sufi Master Younus AlGohar directly! Text your questions to us on WhatsApp: +447472540642 or Facebook messenger: http://m.me/alratv
Watch the live recordings of these lectures every day at 22:00 GMT at: http://www.younusalgohar.com
For Izn e Zikr-e-Qalb (Permission for Awakening of the Spiritual Heart) call Shaykh Amjad Gohar on this number +44 (0) 740 1855 568 via WhatsApp.
📱Social Media Instagram: http://instagram.com/alratv https://www.instagram.com/younus_algohar
Twitter: https://twitter.com/AlRa_TV https://twitter.com/mehdifoundation https://twitter.com/MessiahFdn https://twitter.com/younusalgohar
Facebook: https://www.facebook.com/alratv/ https://www.facebook.com/HHYounusAlGo…
Websites: http://www.goharshahi.us/ http://www.theawaitedone.com/ http://thereligionofgod.com http://www.younusalgohar.org/
NEW URDU LANGUAGE WEBSITE http://www.mehdifoundation.com/
0 notes
blogalloh · 2 years
Text
Alhamdulillah Alloh Maha Sayang & Maha Menerima Tobat. Aku Jadi Kesayangan Alloh Saat Tobat Dari "Sombong" #Dakwah #Islam
Tumblr media
Berikut adalah faedah berharga dari Ibnu Taimiyah rahimahullah tentang bahaya hasad (dengki) dan kibr (sombong). Sombong dan hasad (dengki) adalah dua penyakit yang telah menghancurkan orang terdahulu dan belakangan. Keduanya adalah dosa yang amat besar yang ada dahulu. Sifat kibr (sombong) berawal dari Iblis sedangkan sifat hasad berasal dari Adam. Begitu pula anak Adam yang membunuh saudaranya. Ia membunuhnya karena hasad pada saudaranya. Karenanya, sifat sombong menafikan Islam (sikap tunduk patuh pada Allah, pen). Sebagaimana pula syirk menafikan Islam. Islam adalah berserah diri (tunduk patuh) pada Allah semata. Barangsiapa yang tunduk patuh pada Allah, juga pada selain-Nya, maka dia termasuk musyrik pada Allah (karena dia telah menduakan Allah, pen). Barangsiapa yang tidak tunduk patuh pada Allah, maka dialah orang yang kibr (sombong). Inilah sebagaimana keadaan Fir’aun dan pengikutnya. Barangsiapa yang tunduk patuh pada Allah di jalan yang hanif (lurus), maka dia adalah yang sebenar-benarnya muslim (orang yang tunduk patuh). Dialah yang sebenarnya menjadi pengikut Ibrahim sebagaimana Allah firmankan, إِذْ قَالَ لَهُ رَبُّهُ أَسْلِمْ قَالَ أَسْلَمْتُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ “Ketika Rabbnya berfirman kepadanya: “Tunduk patuhlah!” Ibrahim menjawab: “Aku tunduk patuh kepada Rabb semesta alam.” (QS. Al Baqarah: 131)[1] Baca pula penjelasan Ibnul Qayyim bahwa sumber segala macam dosa di antaranya adalah dari hasad dan kesombongan dalam artikel rumaysho.com di sini. Worth note in the blessed morning, on 26 Dzulhijjah 1431 H (02/12/2010) Written by: Muhammad Abduh Tuasikal www.rumaysho.com [1] Jaami’ur Rosail li Ibni Taimiyah, hal. 233-234. Dinukil dari Mawa’izh Syaikhil Islam Ibni Taimiyah, hal. 41, terbitan Al Maktab Al Islami, cetakan pertama, 1423 H. Sumber https://rumaysho.com/1429-sombong-dan-hasad-penyakit-membinasakan.html بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم – قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ – اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ – لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ – وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ Allohumma solli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa sollaita ‘alaa aali ibroohim, wa baarik ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohim, fil ‘aalamiina innaka hamiidummajiid. Allâhumma-ghfir liummati sayyidinâ muhammadin, allâhumma-rham ummata sayyidinâ muhammadin, allâhumma-stur ummata sayyidinâ muhammadin. Allahumma maghfiratuka awsa’u min dzunubi wa rahmatuka arja ‘indi min ‘amali.
0 notes
bayuvedha · 9 months
Text
"ISTIDRAJ, AZAB Berbungkus KENIKMATAN Dan CIRI-CIRINYA"
عَنْ عقبَة بْنِ عَامِر رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ، قَالَ رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِذَا رَأَيْتَ اللّٰهَ يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا عَلَى مَعَاصِيْهِ مَا يُحِبُّ، فَإِنَّمَا هُوَ اسْتِدْرَاجٌ، ثُمَّ تَلَا رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّىٰ إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ. (رواه أحمد)
Artinya :
_Dari ‘Uqbah bin ‘Amir radhiyallahu 'anhu, Rasûlullâh Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: *"Jika engkau melihat Allah memberi kepada seorang hamba apa yang DISUKAINYA di DUNIA padahal dia berbuat MAKSIAT, maka itu adalah ISTIDRAJ.* Kemudian Rasûlullâh Shallallahu ‘Alaihi Wasallam membaca ayat (yang artinya-red):
“Maka ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun
membukakan semua pintu (kesenangan) untuk mereka. Sehingga ketika mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka secara tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam putus asa.”
(HR. Ahmad, IV/145)
PELAJARAN YANG TERDAPAT PADA HADITS Ini :
1. Secara bahasa istidraj berasal dari kata 'daraja' yang artinya naik satu tingkatan ke tingkatan berikutnya.
Dan secara istilah *Istidraj* adalah *hal atau keadaan luar biasa yang diberikan Allah ta'ala kepada orang ingkar yang tipis imannya atau bahkan orang tidak beriman.*
Tetapi, dia *mendapatkan harta kekayaan yang berlimpah di dunia* sebagai *UJIAN* sehingga *mereka takabur dan lupa diri kepada Tuhan,* seperti Fir'aun dan Karun.
Oleh karena itu, jika engkau melihat Allah Azza wa Jalla memberi kepada seorang hamba kenikmatan dunia, padahal dia terus menerus berbuat maksiat, maka ketauhilah bahwa itu adalah istidraj.
2. Manusia sangat berambisi mengejar dunia, bahkan mereka lebih rakus, lebih tamak, lebih serakah, lebih jahat dan dzalim dalam merusak kehormatan dirinya dan agamanya dibanding dua ekor serigala yang dilepas di kerumunan kambing.
Sebetulnya silahkan buru dan kejar dunia, tetapi jangan lupakan bekal untuk kehidupan di alam keabadian.
Rasûlullâh Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :
مَاذِئْبَانِ جَائِعَانِ أُرْسِلَا فِيْ غَنَمٍ بِأَفْسَدَ لَهَا مِنْ حِرْصِ الْمَرْءِ عَلَى الْمَالِ وَالشَّرَفِ لِدِيْنِهِ.
_*"Dua serigala yang lapar yang dilepas di tengah kumpulan kambing, tidak lebih merusak dibandingkan dengan sifat rakus manusia terhadap harta dan kedudukan yang sangat merusak agamanya."*_
(HR. At-Tirmidzi, no. 2376; Ahmad, III/456, 460; Ad-Darimi, II/304; Ibnu Hibbân, no. 3218–At-Ta’lîqâtul Hisân)
3. Ketika seorang Muslim mendapat kekayaan atau posisi yang tinggi, hendaknya ia selalu introspeksi diri karena bisa jadi kenikmatan tersebut merupakan istidraj.
Dalam Islam, istidraj merujuk pada nikmat yang diberikan Allah kepada orang-orang yang membangkang terhadap-Nya.
Dengan kata lain ini merupakan azab berupa kenikmatan.
4. Dengan demikian ketika ada orang yang tidak mengerjakan shalat, tidak bersedekah, korupsi, dan gemar bermaksiat kepada Allah namun hidupnya masih tetap makmur dan sejahtera, maka itu sesungguhnya adalah tanda-tanda istidraj.
5. Adapun ciri-ciri istidraj, sebagaimana hadits yang diriwayatkan Uqbah bin 'Aamir RA tersebut di atas menerangkan ciri-ciri istidraj, Rasûlullâh bersabda: _*“Apabila engkau melihat Allah memberi seorang hamba kelimpahan dunia atas maksiat-maksiatnya, apa yang ia suka, maka ingatlah, sesungguhnya hal itu adalah istidraj.”*_
(HR. Ahmad, IV/145)
Berikut ini adalah *ciri-ciri istidraj* lainnya :
*1) Kenikmatan Dunia Berlimpah Padahal Ibadah Menurun*
Ketika Allah memberikan kenikmatan-kenikmatan duniawi pada seseorang sedangkan keimanannya terus menurun, itu adalah salah satu ciri dari istidraj.
Orang tersebut tidak mengetahui bahwasanya nikmat yang diberikan Allah bukanlah karena kasih sayang-Nya, melainkan murka Allah terhadap mereka.
Ibnu Athaillah berkata:
_*“Hendaklah engkau takut jika selalu mendapat karunia Allah, sementara engkau tetap dalam perbuatan maksiat kepada-Nya, jangan sampai karunia itu semata-mata istidraj oleh Allah.”*_
*2) Jarang Sakit*
Ketika seorang Muslim jatuh sakit dan menerimanya dengan ikhlas, penyakit tersebut bisa menjadi penggugur dosa.
Selain itu, penyakit juga bentuk ujian dari Allah agar umat Islam mengingat-Nya.
Lantas bagaimana dengan orang yang jarang menerima musibah sakit?
Imam Syafi’i berkata :
_*“Setiap orang pasti pernah mengalami sakit suatu ketika dalam hidupnya, jika engkau tidak pernah sakit maka tengoklah ke belakang mungkin ada yang salah dengan dirimu.”*_
*3) Kikir dan Sombong dengan Harta yang Melimpah*
Harta yang melimpah berpotensi membuat seseorang sombong dan menganggap remeh orang lain.
Terkadang ia juga menjadi kikir dan enggan bersedekah di jalan Allah.
Padahal orang tersebut sangat mudah mengelurkan harta jika menyangkut kesenangan duniawi.
*4) Merasa Tenang Meski Kualitas Keimanan Menurun*
Seseorang yang hatinya tertutup, merasa baik-baik saja dan tidak merasa gelisah meskipun lalai menjalankan ibadah atau telah melakukan maksiat.
Ini karena orang tersebut merasa tidak menghadapi cobaan apapun, malah ia mendapat banyak kenikmatan.
Kenikmatan ini pun membuatnya lalai.
Ali Bin Abi Thalib ra berkata, _*“Hai anak Adam ingat dan waspadalah bila kau lihat Tuhanmu TERUS MENERUS melimpahkan NIKMAT atas dirimu sementara engkau terus-menerus melakukan MAKSIAT kepada-Nya.”*_
6. Dunia adalah kesempatan untuk beramal dan beribadah untuk bekal menuju akhirat.
Dunia ini hanya sekejap, jadikanlah ia untuk ketaatan. Menebar keshalehan dengan ikhlas dan ittiba’ Rasul.
Ambillah yang kita butuhkan di dunia ini dan carilah nafkah! Allah Azza wa Jalla menjadikan dunia ini sebagai ladang amal.
Kita membutuhkan makan, minum, tempat tinggal, dan pakaian.
Kita harus mengambil sebab-sebab untuk mulia dunia dan akhirat.
_Semoga kita selalu terhindar dari perbuatan istidraj dan selalu menyertakan Allah SWT. dalam setiap langkah agar kita senantiasa terlindungi baik di dunia sampai di akhirat kelak. Aamiin..._
*TEMA HADITS YANG BERKAITAN DENGAN AYAT AL-QUR'AN :*
1. Dunia dan seisinya tidak ada harganya bila dibanding dengan kehidupan akhirat.
Tetapi mengapa banyak manusia tertipu dengan dunia padahal Allah sudah ingatkan agar manusia tidak tertipu dengan dunia;
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ وَعْدَ اللّٰهِ حَقٌّ ۖ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا ۖ وَلَا يَغُرَّنَّكُمْ بِاللّٰهِ الْغَرُورُ ۞
_*"Wahai manusia! Sungguh, janji Allah itu benar, maka janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan janganlah (setan) yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah."*_
(QS. Fâthir/35: 5)
2. Salah satu ayat Al-Qur'an yang berisi peringatan tentang istidraj, diantaranya;
فَلَمَّا نَسُوْا مَا ذُكِّرُوْا بِهٖ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ اَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ ۗ حَتّٰۤى اِذَا فَرِحُوْا بِمَاۤ اُوْتُوْۤا اَخَذْنٰهُمْ بَغْتَةً فَاِذَا هُمْ مُّبْلِسُوْنَ ۞
_*“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami-pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.”*_
(QS. Al An’am: 44)
3. Firman Allah ta'ala yang berkaitan dengan tema hadits tersebut di atas adalah;
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللّٰهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ ۖ إِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ ۞
_*"Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allâh tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.”*_
(QS. Al-Qashash/28: 77)
4. Allah Azza wa Jalla berfirman dalam menyifati para shiddiqun;
إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا ۖ وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ ۞
_*"Sungguh, mereka selalu bersegera dalam (mengerjakan) kebaikan, dan mereka berdo'a kepada Kami dengan penuh harap dan cemas. Dan mereka orang-orang yang khusyu' kepada Kami.”*_
(QS. Al-Anbiyâ`/21: 90)
*وَاللّٰهُ أَعلَمُ بِالصَّوَابِ...*
_Semoga kita senantiasa dikaruniai ilmu yang bermanfaat dan dimudahkan untuk beramal sholeh, karena *hanya Allah-lah yang memberi taufiq dan hidayah. Aamiin...*_
ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻻَّ ﺃَﻧْﺖَ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ ﻭَﺃَﺗُﻮْﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻚَ.
_“Maha suci Engkau ya Allah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau, aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.”_
10 notes · View notes
ngisiteko · 7 months
Text
Enggak Apa-Apa ya Allah
Dulu, saat mengalami hari-hari sulit pernah terpikirkan, apa sih salah dan dosaku. Seolah-olah merasa diri ini tidak pantas mendapatkan kesulitan yang bertubi-tubi. Merasa sudah menjadi orang yang baik dan taat. Sepertinya tidak adil melihat orang yang lebih kurang baik dan taat dari kita mendapatkan kemudahan dalam banyak hal. Kenapa begitu konsepnya ya Allah? Apa enggak kebalik?
Tapi kemudian aku merenung sambil self talk dalam hati. Memangnya aku ini siapa pantas menyombongkan diri seperti itu? Memangnya aku ini makhluk suci tanpa dosa? Memangnya aku pantas menilai diri sendiri lebih baik dari orang lain?
Takabur! Mungkin itu kata yang pantas mewakili apa yang aku rasa dan pikirkan. Mungkin benar, sangat dangkal ilmu ikhlasku.
Kini, setiap ada kesulitan, aku merubah keyakinanku. Enggak Apa-Apa ya Allah, jika kesulitan yang aku hadapi bisa menggugurkan dosa-dosa yang sudah kuperbuat baik sengaja maupun tidak. Aku pikir, amal ibadahku masih belum seberapa, namun dosanya sudah dipastikan bagai buih di lautan. Setidaknya dengan adanya kesulitan, berkuranglah dosa-dosaku.
Selain mengurangi dosa, aku anggap kesulitan sebagai ujian naik kelas. Menjadi momen kembali mendekat kepada-Nya yang sudah lama dan jauh ditinggalkan.
Enggak Apa-Apa ya Allah. Terserah Engkau saja. Mau jadi penggugur dosa atau ujian naik kelas, pada akhirnya yang penting Allah ridlo dan kita menjadi manusia yang lebih sabar dan tangguh.
3 notes · View notes
yumidienillah · 7 months
Text
Aku senang sekali kalau ada yang mengirim lagu, terus bilang "lagu ini dari aku buat kamu", atau "lagu ini ngingetin aku tentang kamu deh". Hahaha. Agak alay, ya. Gak deng, alay banget, ya. Itu salah satu hal alay dunia remaja yang masih bertahan sampai sekarang. Kalau lagi galau, aku juga suka kalau ada orang yang menyiram bensin "coba denger ini deh, kamu banget gak?". HAHAHAHA. Begitu pula kalau lagi senang. Lagu itu, punya magnet kuat deh buat aku inget suatu kejadian atau orang di dalamnya.
Tapi, ternyata, ini tidak hanya tentang orang lain. Seringkali beberapa lagu itu aku menganggapnya dari aku untuk aku. Contohnya, kayak lagunya Juicy Luicy yang di Balik Layar. Bayangin, siapa lagi yang bisa cinta secinta itu sama diri ini selain diri sendiri? Gak perlu jadi orang lain. Waktu lagi capek, lagi pusing banget, ya emang diri sendiri yang bisa betul-betul tau apa rasanya. Eh, tapiii, diingetin lagi sama liriknya "bahkan pantulan dirimu di cermin itu tak tau".
Ups, aku sombong. Ternyata ada yang lebih tau tentang aku daripada aku. Siapa? Ya betul, Allah, dong. Waktu capek, yok bisa yok, selain misuh-misuh, doanya juga dikencengin. Waktu capek, cepet balik lagi ke Allah. Waktu ngejar-ngejar duniawi yang gak ada abisnya dan malah bikin ini itu kerasa sia-sia juga kecewa, ayo balik lagi, balik lagi.
Agak malu diingetinnya lewat lagu hehehehe. Tapi aku yakin Allah ada dimana saja. Ini baru dengerin lagu. Belom lagi kalau baca Al-Quran ya kamu tuh. Kata aku, untuk diriku.
Sekali lagi, Allah itu dekat. Kamu hanya perlu berusaha sadar wey jangan Takabur. Bismillah Ya Allah, jangan sampai jauh-jauh, ya :"))
2 notes · View notes
cakcikchaky · 9 months
Text
Makin tua makin tambah umur. Masih semangat tapi badan udah gak kuat. Banyak mau tapi keadaan suka gak nentu. Kadang suka nanya. "Serius nih gini-gini aja?". Pas liat keadaan sekarang. Ya udah emang bisa nya gini doang.
Makin lama makin dewasa. Harusnya. Seenggaknya buat diri sendiri. Yang lain nyusul paling nanti. Kerja mulai jenuh. Tapi ya butuh. Gemana ya? Da hidup mah emang gini kan ya?
Banyakin syukur. Biar gak takabur. Liat yang paling deket jangan kejauhan. Entar malah ngiri sama orang punya pencapaian. Segini juga udah pasti cukup. Kalo dikasih lebih ya moga aja sanggup.
2 notes · View notes
sisterinblack · 1 year
Text
Tumblr media
Ringkasan dari kajian:
🖊️ 50 Pelajaran Berharga dari Nasehat Luqman Al-Hakim kepada Anaknya.
👤 Ustadz Sofyan Chalid bin Idham Ruray, Lc.
📻 Kajian.net
بسم الله الرحمن الرحيم
Luqman Al-Hakim mengajarkan anaknya ilmu yang datang dari sisi Allah Yang Maha Mengetahui. Beliau memberikan 50 nasehat kepada anaknya. Di antaranya:
1. “Ya Bunayya, Allah Subhanahu wa Ta'ala memperhatikan dirimu dalam kepekatan malam, dikala engkau sholat atau terlelap tidur di belakang tabir di dalam istana. Dirikan sholat dan jangan engkau berasa ragu untuk meninggalkan perkara makruh dan melempar jauh segala kejahatan dan kekejian.”
2. “Ya Bunayya, Selalulah berharap kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala tentang sesuatu yang menyebabkan untuk tidak menderhakai Allah Subhanahu wa Ta'ala. Takutlah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan sebenar-benar takut (takwa), tentulah engkau akan terlepas dari sifat berputus asa dari rahmat Allah Subhanahu wa Ta'ala.”
3. “Ya Bunayya, janganlah engkau mempersekutukan Allah Subhanahu wa Ta'ala (dengan sesuatu yang lain), sesungguhnya perbuatan syirik itu adalah satu kezaliman yang besar.”
4. “Ya Bunayya, Bersyukurlah kepada Tuhanmu kerana karunia-Nya. Orang yang mulia tidak mengingkari Penciptanya kecuali orang yang kufur.”
5. “Ya Bunayya, Bukanlah satu kebaikan namanya bilamana engkau selalu mencari ilmu tetapi engkau tidak pernah mengamalkannya. Hal itu tidak ubah seperti orang yang mencari kayu api, maka setelah banyak ia tidak mampu memikulnya, padahal ia masih mau menambahkannya.”
6. “Ya Bunayya, Ketahuilah, sesungguhnya dunia ini bagaikan lautan yang dalam, banyak manusia yang karam ke dalamnya. Jika engkau ingin selamat, agar jangan karam, layarilah lautan itu dengan perahu yang bernama takwa, isinya ialah iman dan Layarnya adalah tawakkal kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.”
7. “Ya Bunayya, Orang-orang yang senantiasa menyediakan dirinya untuk menerima nasihat, maka dirinya akan mendapat penjagaan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Orang yang insaf dan sadar setelah menerima nasihat orang lain, maka dia akan senantiasa menerima kemulian dari Allah Subhanahu wa Ta'ala juga.”
8. “Ya Bunayya, Jadikanlah dirimu dalam segala tingkahlaku sebagai orang yang tidak ingin menerima pujian atau mengharap sanjungan orang lain karena itu adalah sifat riya’ yang akan mendatangkan cela pada dirimu.”
9. “Ya Bunayya, Jangan engkau berjalan sombong serta takabur, Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak meridhoi orang yang sombong dan takabur.”
10. “Ya Bunayya, Selalulah baik tutur kata dan halus budi bahasamu serta manis wajahmu, dengan demikian engkau akan disukai orang melebihi sukanya seseorang terhadap orang lain yang pernah memberikan barang yang berharga.”
11. “Ya Bunayya, Jika engkau mau mencari kawan sejati, maka ujilah dia terlebih dahulu dengan berpura-pura membuat dia marah. Bilamana dalam kemarahan itu dia masih berusaha menginsafkan kamu, maka bolehlah engkau mengambil dia sebagai kawan. Bila tidak demikian, maka berhati-hatilah.”
12. “Ya Bunayya, Apabila engkau berteman, tempatkanlah dirimu padanya sebagai orang yang tidak mengharapkan sesuatu darinya. Namun biarkanlah dia yang mengharapkan sesuatu darimu.”
13. “Ya Bunayya, Siapa yang penyayang tentu akan disayangi, siapa yang pendiam akan selamat dari berkata yang mengandung racun dan siapa yang tidak dapat menahan lidahnya dari berkata kotor tentu akan menyesal.”
14. “Ya Bunayya, Bergaul rapatlah dengan orang yang alim lagi berilmu. Perhatikanlah kata nasehatnya karena sesungguhnya sejuklah hati ini mendengarkan nasehatnya, hiduplah hati ini dengan cahaya hikmah dari mutiara kata-katanya bagaikan tanah yang subur lalu disirami air hujan.”
15. “Ya Bunayya, Janganlah engkau mudah ketawa kalau bukan karena sesuatu yang menggelikan hati, janganlah engkau berjalan tanpa tujuan yang pasti, janganlah engkau bertanya sesuatu yang tidak ada guna bagimu, dan janganlah mensia-siakan hartamu.”
16. “Ya Bunayya, Sekiranya kamu di dalam sholat, jagalah hatimu, sekiranya kamu makan, jagalah kerongkongmu, sekiranya kamu berada di rumah orang lain, jagalah kedua matamu dan sekiranya kamu berada di kalangan manusia, jagalah lidahmu.”
17. “Ya Bunayya, Usahakanlah agar mulutmu jangan mengeluarkan kata-kata yang busuk dan kotor serta kasar, kerana engkau akan lebih selamat bila berdiam diri. Kalau berbicara, berusahalah agar bicaramu mendatangkan manfaat bagi orang lain.”
18. “Ya Bunayya, Berdiam diri itu adalah hikmah (perbuatan yang bijak) sedangkan amat sedikit orang yang melakukannya.”
19. “Ya Bunayya, Janganlah engkau menjadikan orang yang tidak cerdik sebagai utusan. Maka bila tidak ada orang yang cerdik, sebaiknya dirimulah saja yang layak menjadi utusan.”
20. “Ya Bunayya, Janganlah engkau bertemankan dengan orang yang bersifat talam dua muka, kelak akan membinasakan dirimu.”
21. “Ya Bunayya, Sesungguhnya orang bertalam dua muka bukan seorang yang jujur di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala.”
22. “Ya Bunayya, Jauhilah bersifat dusta, sebab berbohong itu mudah dilakukan, bagaikan memakan daging burung, padahal sedikit saja berdusta itu telah memberikan akibat yang berbahaya.”
23. “Ya Bunayya, Siapa yang berbohong hilanglah air mukanya dan sesiapa yang buruk akhlaknya banyaklah duka citanya.”
24. “Ya Bunayya, Bersabarlah di atas apa yang menimpa dirimu kerana yang demikian itu menuntut kepastian kukuh daripadamu dalam setiap kejadian dan urusan.”
25. “Ya Bunayya, Apabila engkau mempunyai dua pilihan di antara takziah orang mati atau hadir majlis pernikahan, pilihlah untuk menziarahi orang mati, sebab ianya akan mengingatkanmu kepada kampung akhirat sedangkan menghadiri pesta pernikahan hanya mengingatkan dirimu kepada kesenangan duniawi saja.”
26. “Ya Bunayya, Janganlah engkau makan sampai kenyang yang berlebihan, karena sesungguhnya makan yang terlalu kenyang itu adalah lebih baiknya bila makanan itu diberikan kepada anjing saja.”
27. “Ya Bunayya, Janganlah engkau terus menelan saja karena manisnya barang dan janganlah terus memuntahkan saja pahitnya sesuatu barang itu, karena manis belum tentu menimbulkan kesegaran dan pahit itu belum tentu menimbulkan kesengsaraan.”
28. “Ya Bunayya, Aku pernah makan makanan yang baik dan memeluk yang terbaik tetapi aku tidak pernah melihat sesuatu yang lebih lezat daripada kesehatan.”
29. “Ya Bunayya, Seandainya perut dipenuhi makanan, akan tidurlah akal fikiran, terhalang segala hikmah dan lumpuhlah anggota badan untuk beribadah.”
30. “Ya Bunayya, Apabila perutmu telah penuh sesak dengan makanan, maka akan tidurlah fikiranmu, menjadi lemah hikmahmu dan berhentilah (malas) seluruh anggota tubuhmu daripada beribadat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan hilanglah kebersihan hati (jiwa) dan kehalusan pengertian, yang dengan sebab keduanyalah dapat diperoleh lezatnya munajat dan berkesannya dzikir pada jiwa.”
31. “Ya Bunayya, Makanlah makananmu bersama sama dengan orang orang yang takwa dan musyawarahlah urusanmu dengan para alim ulama dengan cara meminta nasihat dari mereka.”
32. “Ya Bunayya, Jangan engkau berlaku durhaka terhadap ibu dan ayahmu dengan apa jua sekalipun, melainkan apabila mereka menyuruhmu durhaka kepada Yang Maha Berkuasa.”
33. “Ya Bunayya, Allah mewasiatkan dirimu; berbuat baiklah dengan ibu dan ayahmu. Justru, jangan engkau menghardik mereka dengan perkataan maupun perbuatan dibenci.”
34. “Ya Bunayya, Seandainya ibu bapakmu marah kepadamu karena kesalahan yang kamu lakukan, maka marahnya ibu bapakmu adalah bagaikan baja bagi tanam-tanaman.”
35. “Ya Bunayya, Orang yang merasa dirinya hina dan rendah diri dalam beribadah dan taat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, maka dia tawadduk kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, dia akan lebih dekat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan selalu berusaha menghindarkan maksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.”
36. “Ya Bunayya, Seorang pendusta akan cepat hilang air mukanya karena tidak dipercayai orang dan seorang yang telah rusak akhlaknya akan senantiasa banyak melamunkan hal-hal yang tidak benar.”
37. “Ya Bunayya, Andainya ada sebutir biji sawi terpendam di dalam batu, pasti ketahuan jua oleh Tuhanmu Yang Maha Melihat, Allah Amat Mengetahui segala sesuatu, lahir maupun batin atau apa yang engkau sembunyikan di dalam dadamu.”
38. “Ya Bunayya, Ketahuilah, memindahkan batu besar dari tempatnya semula itu lebih mudah daripada memberi pengertian kepada orang yang tidak mau mengerti.”
39. “Ya Bunayya, Engkau telah merasakan betapa beratnya mengangkat batu besar dan besi yang amat berat, tetapi akan lebih lagi daripada semua itu adalah bilamana engkau mempunyai jiran yang jahat.”
40. “Ya Bunayya, Aku pernah memindahkan batu-bata dan memikul besi, tetapi aku tidak pernah melihat sesuatu yang lebih berat daripada hutang.”
41. “Ya Bunayya, Jauhkan dirimu dari berhutang, karena sesungguhnya berhutang itu boleh menjadikan dirimu hina di waktu siang dan gelisah di waktu malam.”
42. “Ya Bunayya, Apakah tidak engkau perhatikan, apa yang Allah bentangkan bagimu apa-apa yang ada di langit dan di bumi daripada kebaikan yang amat banyak?”
43. “Ya Bunayya, Apa yang engkau menikmati di kehidupan ini lantaran karunia-Nya yang penuh keamanan, keimanan dan kebaikan yang melimpah ruah, di taman dunia yang subur mekar dengan bunga-bungaan serta tumbuhan yang berseri-seri.”
44. “Ya Bunayya, Ambillah harta dunia sekadar keperluanmu saja dan nafkahkanlah yang selebihnya untuk bekal akhiratmu.”
45. “Ya Bunayya, Janganlah engkau condong kepada urusan dunia dan hatimu selalu disusahkan oleh dunia saja karena engkau diciptakan Allah Subhanahu wa Ta'ala bukanlah untuk dunia saja. Sesungguhnya tiada makhluk yang lebih hina daripada orang yang terpedaya dengan dunianya.”
46. “Ya Bunayya, Jangan engkau buang dunia ini ke tempat sampah karena nanti engkau akan menjadi pengemis yang membuat beban orang lain. Sebaliknya janganlah engkau peluk dunia ini serta meneguk habis airnya kerana sesungguhnya yang engkau makan dan pakai itu adalah tanah belaka.”
47. “Ya Bunayya, Tidak ada kebaikan bagimu untuk mempelajari apa yang belum kamu tahu sedangkan kamu belum beramal dengan apa yang kamu tahu.”
48. “Ya Bunayya, Ingatlah dua perkara iaitu Allah Subhanahu wa Ta'ala dan mati, lupakan dua perkara lain yaitu kebaikanmu terhadap hak dirimu dan kebaikanmu terhadap orang lain.”
49. “Ya Bunayya, Kehinaan dalam melakukan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala lebih mendekatkan diri daripada mulia dengan maksiat (perkara menyebabkan dosa) kepada-Nya. Janganlah anakku menunda melakukan taubat, sebab kematian datangnya tiba-tiba, sedang malaikat maut tidak memberitahukannya terlebih dulu.”
50. “Ya Bunayya, Sesungguhnya lama bersendirian itu dapat memahami untuk berfikir dan lama berfikir itu adalah petunjuk jalan ke surga.”
والله تعالى أعلم
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك
***
📝 Ima Bintu Ali
3 notes · View notes
ameliazahara · 11 months
Text
Aku punya, aku beli dengan uang aku sendiri, aku tidak berhutang apalagi menyusahkan orang lain untuk mendapatkannya, kemudian aku optimalkan sebaik mungkin sesuai gunanya, lantas apakah semua bermuara menjadi ujub, riya, dan takabur?
InsyaAllah akan selalu digunakan dengan baik, akan dipertanggungjawabkan, dan semoga membawa kebaikan dengan cara yang lebih baik melalui perantara yang juga diupayakan sebaik mungkin.
Semoga selalu diberi lapang, diberi tenang, dan diberi jalan juang yang memudahkan syukurnya diri atas segala apa yang dititipkan. Tidak semua ujung-ujungnya sombong. Duh.
Jangan membungkam langkah baikmu hanya karena takut penilaian orang lain: percayalah, jika mereka hisa dan mampu, mereka juga akan melakukan seperti yang kamu lakukan.
4 notes · View notes
aledisini · 1 year
Text
Perks of Living in Aceh
To be honest there are many benefits to mention. Tapi akhir-akhir ini yang paling gue syukuri adalah hujan nya. Aceh sering hujan, while temen-temen gue di Jabodetabek sering ngeluh air susah dan ga ada hujan.
Kadang gue ngerasa malah hujan di Aceh too much🤣🙏😭 kaya dulu di Bogor maksud nyaa, sering hujan dan kadang di jam-jam harus keluar rumah. Kan disini gue belum ada mobil ya, jadi kudu motoran. Pernah pagi ujan deres, baru berenti sekitar dzuhur, ya izin wfh dulu dong saya🙈. Hujan waktu jam pulang kantor? Oh sering, jadi ngendon bentaran dulu di kantor.
Nikmat luar biasa yang tidak gue syukuri itu nyatanya jadi yang paling ditunggu banyak orang di tempat lain. Gue yang nggak kesusahan air sama sekali dan merasa hujan masih normal ini ngga paham. Emang nikmat itu baru kerasa setelah dicabut bukan? Kalo udah biasa rasa nya jadi kewajaran.
Manusia sering gitu kan? Dikasih nikmat ngga bersyukur, dicabut nikmat nya malah ngomel. Padahal what matter the most is our reaction. Dimana posisi ibadah kita waktu lagi dikasih nikmat yang banyak, takabur kah? Atau malah lupa sama Allah? Waktu dibalik, nikmat nya dicabut satu-satu, apa kita masih bisa bersyukur? Atau malah sebatas sabar aja masih sulit?
At the end this writing isn’t really about perks of living in Aceh🙈 selalu ada hikmah dibalik setiap peristiwa kan? Inti nya yaa manusia itu banyak gatau nya, mereka suka ngga nyadar kalau hidup yang dia sambatin setiap hari itu adalah hidup yang didambakan orang lain. Ayo banyak-banyak syukur!
4 notes · View notes
littlesyabina · 2 years
Text
Rezeki yang tidak terduga; yang datang dari arah yang tak disangka: salah satu ciri takwa.
Pada suatu waktu penyampaian dari seorang guru, bahwa kita sebagai muslim seharusnya berharapnya mendapat rezeki yang tidak terduga; dari arah yang tak disangka-sangka. Karena itu salah satu ciri takwa (At Thalaq 2-3): Allah memberi rezeki dari arah yang tak disangka.
Monthly paid, sallary, gaji, thp, atau apalah itu namanya, seringkali itu sudah kita duga, entah waktunya ataupun nominalnya. Reaksi kita terhadap sesuatu yang sudah terduga, biasanya b aja. Lain kalau dengan sesuatu yang tak disangka-sangka, berasa sureprise mungkin istilahnya.
Mungkin kita pernah ngalamin, ketika suatu waktu kebanyang pingin makan bakso pas lagi ujan-ujan dingin, cuma lintasan pikiran aja dan kita ga ngapa-ngapain, tiba-tiba kurunyung ada temen dateng bawa bakso 2 bungkus, "hayu kita makan". Ih maasyaaAllah, rezeki yang tidak diduga!
Kalau yang saya alami kemarin-kemarin sih, pernah ngebatin pas lewat simpang patrol "udah lama ga makan sate cijengkol", dan beberapa hari besoknya pas ngelembur dibeliin sate cijengkol H.maman sama yg nyuruh lembur, alhamdulillah rezekiii!
Atau pas mau nganterin berkas ke kantor keuangan yang lokasinya beda gedung dan ada lantai dua, begitu turun dari gedung yayasan ketemu sama orang keuangan, jadi bisa nitip, ga perlu jalan dan naik tangga lagi, itupun rezekii.
MaasyaaALLAH. kita suka lupa kalau rezeki itu bukan hanya berupa materi, bukan hanya berupa hal fisik yang bisa dilihat. Rezeki Allah luas dan berlimpah ruah: nikah sehat, nikmat kemudahan, nikmat kesempatan, nikmat perlindungan, nikmat pengarahan, nikmat bimbingan. Ah, banyak pokonya mah. Tinggal kita yang perlu banyak-banyak bersyukur, tidak takabur, agar tidak menjadi kufur.
7 notes · View notes
risalahmuslim · 2 years
Photo
Tumblr media
▶️ Tafsir Quran surah Al-Qashash [28] ayat 83 ◀️ ㅤㅤ ㅤㅤ تِلْكَ الدَّارُ الْاٰخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِينَ لَا يُرِيدُونَ عُلُوًّا فِى الْاَرْضِ وَلَا فَسَادًاۚ وَالْعٰقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ ㅤㅤ ㅤㅤ ● Arti: Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa. ㅤㅤ ● Tafsir: Ayat ini menerangkan bahwa kebahagiaan dan segala kenikmatan di akhirat disediakan untuk orang-orang yang tidak takabur, tidak menyombongkan diri, dan tidak berbuat kerusakan di muka bumi seperti menganiaya dan sebagainya. ㅤㅤ Mereka itu bersifat rendah hati, tahu menempatkan diri kepada orang yang lebih tua dan lebih banyak ilmunya. Kepada yang lebih muda dan kurang ilmunya, mereka mengasihi, tidak takabur, dan menyom-bongkan diri. ㅤㅤ Orang yang takabur dan menyombongkan diri tidak disukai Allah, akan mendapat siksa yang amat pedih, dan tidak masuk surga di akhirat nanti, sebagaimana firman Allah: ㅤㅤ 📖 "Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, Allah akan menyempurnakan pahala bagi mereka dan menambah sebagian dari karunia-Nya. Sedangkan orang-orang yang enggan (menyembah Allah) dan menyombongkan diri, maka Allah akan mengazab mereka dengan azab yang pedih. Dan mereka tidak akan mendapatkan pelindung dan penolong selain Allah." (QS. An-Nisa' [4] : 173) ㅤㅤ 📗Sabda Rasulullah ﷺ : "Tidak akan masuk surga orang yang ada di dalam hatinya sifat takabur, sekalipun sebesar zarah." (HR. Muslim dan Abu Dawud dari Ibnu Mas'ud) ㅤㅤ Ayat 83 ini ditutup dengan penjelasan bahwa kesudahan yang baik berupa surga diperoleh orang-orang yang takwa kepada Allah dengan mengamalkan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, tidak takabur dan tidak menyombongkan diri seperti Fir'aun dan Karun. ㅤㅤ https://instagr.am/p/CoqtoYFJoYZ/
5 notes · View notes
Text
25 Ramadhan - Point bayan Hazrat Sahibzada Shaykh Saifullah Ahmad DB
- Jgn mgunakan agama utk mcari rezeki
- Jgn menginginkan harta/kekayaan org lain
- Kena duduk dgn org yg baik
- Ilmu dunia, akhirat juga akan buat org jd takabur
- Bila ada kesilapan manusia, isteri salah kita terus kata dia salah. Ajak manusia dekat dgn agama dgn baik
- Jgn membazir
- Hisap rokok utk dunia takde faedah, akhirat lg takde faedah
- Jgn berzina, dekat dgn zina. Ia jalan kpd keburukan
- Telefon jd asbab pd keburukan
- Sblm tidur baca kitab dulu, bukan tgk telefon dulu
- Utk mcegah keburukan, maksiat, pergi menikah
- Jgn kamu siasat benda yg kamu tidak yakin. Allah tak suka kamu sibuk dgn hal org lain. Jgn sibuk dgn hal yg tidak berfaedah
- Hargai kedua ibubapa kita dlm kehidupan kita. Khidmat utk mereka
- Ckplah sy cinta mak ayah
- Bila ada keperluan, jihadlah di jalan Allah. Jihad dgn ilmu harta nafsu
- Jgnlah kamu menipu, ckplah yang betul
- Jgn masuk rmh org lain tanpa izin
- Beli brg perhiasan utk tunjuk pd suami bkn pd org lain
- Nasihat anak jauhkan diri dr maksiat
- Jgn mhina para ulamak. Tak sama org yg mengetahui dgn org yg tak mengetahui. Ulama adalah pewaris Nabi. Kemuliaan ulama itu fgn ilmunya
- Jgn putus ada dgn rahmat Allah
- Utk mslh mu ambillah jalan mesyuarat. Mesyuarat dgn org yg faham muamalah
- Jgn kamu bgurau/memperolokkan org lain, mjatuhkan martabat org lain. Buat sesuatu yg mgembirakan hati org lain
- Elakkan diri kamu dgn sangka buruk. Separuh dr sangka buruk itu salah
- Jika dia salah tak semestinya selamanya dia salah
- Jika ada org buat kita sedih, kita gi peluk dia
- Jgn jd bakhil. Allah tak suka org yg kedekut
- Belanja anak isteri mak ayah
- Selamatkan isteri anak kamu dr api neraka
- Tak perlu bahas dgn isteri. Jgn kita jd suka memaki menghina orang
- Bulan puasa bykkan bg org mkn
3 notes · View notes
daniaimasia · 2 years
Text
Know yourself first.
Kita bertemu lagi, di sepertiga malam. Menanyakan kabar sepertinya sudah menjadi pertanyaan yang lazim ya. Kabarku baik-baik saja. Beberapa hari yang lalu, aku mendapatkan perasaan yang luar biasa. Sedetik pun aku tak mau jauh darinya.
Pertanyaannya adalah; bagaimana bisa hati manusia berubah-rubah sedemikian rupa? Kadang, bisa sangat tidak perduli padanya kadang pula bisa mendewa-dewakannya. Biasa disebut mood swing.
Dikutip dari REPUBLIKA.CO.ID katanya;
Hati yang tenteram, yakni lantaran orang itu beriman dan selalu mengingat Allah SWT. "Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram" (QS ar-Ra'd: 28)
Ada pula hati yang bersih karena seseorang selalu beribadah dengan niat tulus mencari ridha Allah (QS asy-Syu'ara':89)
Selain itu, ada hati yang gelap dan jelek disebabkan keengganan menerima kebenaran Ilahi. Hati ini diilustrasikan seperti kerasnya batu, bahkan lebih keras dari batu (QS al-Bbaqarah:74). Demikian pula, hati yang takabur karena menolak keesaan Allah (QS an-Nahl:22).
Bersyukur bisa merasakan hati yang tentram & bersih. Semoga aku bisa menjaganya disetiap hariku bersamanya.
6 notes · View notes
innnnna · 2 years
Text
Saya takut jika suatu ketika apa yang saya pahami dan lakukan itu menjadi sebuah keburukan bukan menjadi titik balik menjadi seorang hamba dan sukar untuk membuka hati dan pikiran dengan lapang dan luas dalam menerima beserta menjemput hidayah. Karena tanpa disadari ketika seorang tholib ilm sedang asyik dan senangnya menuntut salah satu fan ilmu syari'ah ada setitik rasa takabur dan bangga.
Astaghfirullah wanatubu ilaik. Allahuma baidna min suuil khuluq wa suuil kibarr, wahdina bima huwalhaq wajnibna min dhoror wal bathil. Ya Allahu man ala kulli syaiiin qadir
5 notes · View notes
suficool · 2 years
Text
Ilm na ho to Ishq Bidat Sikate hai
Ishq na ho to Ilm Ujab Aur Takabur main dal dete hai.
6 notes · View notes
brandzpa · 2 years
Text
4) Zarurat k liye ALLAH ko Pukarne wala dono Halton me ALLAH ko chor deta hai, Zarurat Puri ho jaye tab bhi Aur Zarurat puri na ho tab bhi.
aqwal e ali r.a
ضروت کے لیے اللہ کو پُکارنے والا دونون ہالتون میں اللہ کو چھوڑ دیتا ہے، ضروت پوری ہو جائے تب بھی اور ضروت پوری نہ ہو تب بھی ۔ امام علی
The one who only calls Allah for a need he leaves Allah in both conditions, even if the need is fulfilled or even if the need is not fulfilled.
5) Logon k khof me aa kar Haq goi se na rukna, Yad Rakho… Na to koi Maut ko Qareeb kar sakta hai, Aur na Rizq ko Door kar sakta hai.
Aqwal e ALI r.a
لوگون کے خوف میں آ کر حق گوی سے نہ رکنا، یاد رکھو .نا تو کوئی موت کو قریب کر سکتا ہے، اور نہ رزق کو دور کرسکتا ہے ۔ امام علی
Don't stop speaking the truth in fear of others, remember. No one can brought death nearer,or away sustenance.
6) Dunia aur Akhrat Mashrik O Maghrib ki Man’nad hain, Aur Chalnay Wala Shakhs jitna aik se Qareeb hoga, Itna hi Dusre se Door hoga.
Imam Ali r.a
دنیا اور آخرت مشرک او مغرب کی ماند ہے، اور چلنے والا جتنا ایک سے قریب ہوگا، اتنا ہی دوسرے سے دور ہوگا ۔ امام علی
The world and the hereafter are like east and the West, and the nearer a person is to one, the farther he is from the other
7) Agar Insan ko Takabur k bary me ALLAH ki Narazgi Or Saza ka ilm ho jaye to Khouf e Khuda Sy sirf Fakeero, Ghareebo sy Mily Or Mati py Betha kary.
Imam Ali r.a
اگر انسان کو تکبر کی باری میں اللہ کی نارازگی اور سزا کا علم ہو جائے تو خوف خدا سے صرف فکیرو،غریبون سے ملے اور مٹی پے بیٹھا کرے ۔ امام علی
If a person becomes aware of Allah's displeasure and punishment in the turn of arrogance, he should fear Allah by thinking, and only meeting with the poor and sitting on the ground.
8) Kameena Admi kam tar Martaba pa kar bhi Itrane Lagta hai Jesa k Ghaas Hawa k halky se Jhonky sy bhi Hilne lagty hain.
Imam Ali r.a
کمینا ادمی کمتر مرتبہ پا کر بھی اترانے لگتا ہیے جیسا کہ گھاس ہوا کے ہلکے سے جھونکے سے بھی ہلنے لگتی ہیں ۔ امام علی
When the bastard man even gets the lowest position, he begins to take show off, just as the grass starts to move even with the slightest breeze.
For more visit aqwal e ali
Tumblr media
2 notes · View notes