Tumgik
#zenring
herbiemikeadamski · 2 years
Photo
Tumblr media
. (^o^)/おはよー(^▽^)ゴザイマース(^_-)-☆. . . 10月18日(火) #先勝(甲辰) 旧暦 9/23 月齢 22.2 下弦 年始から291日目(閏年では292日目)にあたり、年末まであと74日です。 . . 朝は希望に起き⤴️昼は努力に生き💪 夜を感謝に眠ろう😪💤夜が来ない 朝はありませんし、朝��来ない夜 はない💦睡眠は明日を迎える為の ☀️未来へのスタートです🏃‍♂💦 でお馴染みのRascalでございます😅. . いよいよ💦恐れて居た事が遂にって 感じになって来ました✋そんな危機 を察知してか、昨日に魘されて目が 覚めた「夢」のようなスタイルになって 来ました。。。_| ̄|○...「夢」の ようにって良い事ばかりじゃありま せんね😅💦完璧に年内に帰京は⤵️⤵️⤵️ お正月にも帰れるかなって気にも💦 本日も「お手柔らかにお願い」🤣😆🤣 やっぱ、嫌な夢は告る方が良いかも✋ . 今日一日どなた様も💁‍♂お体ご自愛 なさって❤️お過ごし下さいませ🙋‍♂ モウ!頑張るしか✋はない! ガンバリマショウ\(^O^)/ ワーイ! ✨本日もご安全に参りましょう✌️ . . ■今日は何の日■. #西口彰事件(ニシグチアキラジケン).  1963(昭和38)年10月18日(金)仏滅.福岡県の山道で会社員と運転手の2人が殺害されているのが発見される。  「戦後最悪の連続殺人」の発端で最初の被害者である。  「西口彰事件」と云われ、1963(昭和38)年10月から1964(昭和39)年1月にかけて起きた連続殺人事件。  犯人は、前科4犯の西口 彰(ニシグチ アキラ)で福岡県で二人を殺害し27万円を奪い逃走する。   指名手配されるのが判ると、瀬戸内海の連絡船で靴をおいて書置きを残して投身自殺を偽装する。  その後、同年の11月には静岡県浜松市で旅館の経営者親子の二人を殺害し再び逃亡を図る。  12月頃から弁護士を騙る(カタ・ル)ようになり、逃走を続け千葉県、北海道、東京都、栃木県で詐欺を  続けては、12月29日には東京都豊島区で弁護士を殺害して熊本県に逃走をし翌年の1月2日に弁護士を  騙り、冤罪事件防止に取り組む教戒師・古川泰龍宅を訪問するが古川の11歳の娘が、逃亡犯の西口と  知り警察に通報され翌日の1月3日に逮捕される。  西口は殺人5件、詐欺10件、窃盗2件で起訴され裁判では「史上最高の黒い金メダルチャンピオン」と検察の  論告され地裁の判決文では「悪魔の申し子」と形容された。  検察は死刑を求刑され、福岡地裁では死刑判決され控訴するが福岡高裁で控訴棄却され上告取り下げ  死刑確定された。1970(昭和45)年12月11日(金)大安. 福岡拘置所で西口の死刑が執行される(44歳没)。 この事件は、世相にセンセーショナル性があり事件を題材にした映画やテレビドラマにもなりました。 . #先勝(サキガチ、センカチ、センショウ). 陰陽道(おんみょうどう)の六曜日の一つ。 この日は勝負ごと、訴訟や急用などに運がよいとされ、早い時刻ほど良くとされ、午後は凶になるなどの俗信がある。 . #大明日(ダイミョウニチ). 民間暦でいう吉日の一つ。  この日は、建築・旅行・婚姻・移転などすべてのことに大吉であって、他の凶日と重なっても忌む必要がないともいう。 . . #デドバの日. #ZENRING DAY(#世界ウェーブストレッチリングの日 ). #ドライバーの日.#キャディーの日.#フラフープの日. #統計の日.#木造住宅の日.#ミニスカートの日.#冷凍食品の日. #すきっ戸の日.#大隈遭難事件. . . #防犯の日(毎月18日).#頭髪の日(毎月18日). #アラスカデー(#アメリカ合衆国アラスカ州).#世界メノポーズデー. . . ■本日の語句■. #敵に塩を送る(テキニシオヲオクル). 【解説】 戦国時代の武将・上杉謙信の逸話で武田信玄の領国の甲斐が塩の不足に苦しんでいると知り、甲斐へ塩を送らせたという故事。 ただし、上杉が塩を送った、武田が塩を受け取ったという記録は残っておらず、この話は後世の創作と考えられている。 日本古来の人間味の溢れた伝統でしょう✋現在の話に置き換えれば、戦国の武士とは軍隊の兵隊で武将とは士官の大将です。 戦(イクサ)又は争いから離れたのなら一人の同じ人間と考えて居たのでしょう✋困ってる者には手を差し伸べよと云う日本の 伝統の教えであり教訓なのでしょう✋そこが、世界大戦を引き起こした白人との考えが違うところなんでしょう。 白人は民間人も何も関係なく皆殺しです温情も情状酌量もあったものではありません↷↷↷弱い者から全てを奪う奴隷を作るのが 大好きな人種ですψ(`∇´)ψケッ!現在も正々堂々と繰り広げられてる悲しい社会になりました↷↷↷ . . 1955(昭和30)年10月18日(火)大安. #郷ひろみ・(#ごうひろみ) 【歌手、俳優、タレント、実業家、アイドル】 〔福岡県〕. . . (Saburou, Kumamoto-shi) https://www.instagram.com/p/Cj1ESwlh_zLhsxzLu1ED4PrM2q7gVsyllwgmog0/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
sw33tbabyb0y · 2 months
Text
Zenre masc, Femme, and neu
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Masc;
L.purple- Gender neutral/nonbinary-esk. allowing neutral terms and pronouns
blue- masculinity, man/boy hood, boy-ishness, masculine terms and pronouns.
D.purple- fog and confusion, not always being able to decipher your preference or fluxuality.
green- rejection of spectrum all together, devoid of any presentation/perception. not a boy, not a girl, not an 'enby', perhaps neutral turns, more so like it/its or thing, or no terms at all.
middle symbol- genderneu + masc, I like to think the circle represents the fluxuality of boy/'enby'/rejection of binary)
Femme
L.purple- Gender neutral/nonbinary-esk. allowing neutral terms and pronouns
blue- feminity, woman/girl hood, girl-ishness, femme terms and pronouns.
D.purple- fog and confusion, not always being able to decipher your preference or fluxuality.
green- rejection of spectrum all together, devoid of any presentation/perception. not a boy, not a girl, not an 'enby', perhaps neutral turns, more so like it/its or thing, or no terms at all.
middle symbol- genderneu + femme, I like to think the circle represents the fluxuality of girl/'enby'/rejection of binary)
Neu
L.purple- Gender neutral/nonbinary-esk. allowing neutral terms and pronouns
Yellow- netrual. Not femm, not masc, androgenpresenting, neu/no/neo terms and pronouns.
D.purple- fog and confusion, not always being able to decipher your preference or fluxuality.
green- rejection of spectrum all together, devoid of any presentation/perception. not a boy, not a girl, not an 'enby', perhaps neutral turns, more so like it/its or thing, or no terms at all.
middle symbol- , I like to think the circle represents the fluxuality of 'enby'/rejection of binary)
2 notes · View notes
devilsmarshhq · 1 year
Note
¿tienen recomendaciones de fcs?
quería darles el espacio a las otras admins para sumar ideas, pero yo aún tengo un par de sugerencias más y soy medio ansiosa, así que... a ver, los nombresitos que se me ocurren ahora son: quintessa swindell, corey  mylchreest, rége-jean  page, evan mock, sebastian chacon, keith powers, michael cimino, eva de dominici, simay barlas, mason gooding, lee hangyul, jack o'connell, annie murphy, jennie kim, rachel sennott, jenna ortega, ayo edebiri, jeremy allen white, olivia cooke, emma d'arcy, lili reinhart, timonthee chlamet, maya hawke, ester exposito, valentina zenre, jacob elordi, jasmin savoy, ella purnell, savannah lee smith, liv hewson, melissa barrera... y se me acabaron las ideas, pero puedes pasarte por el tag de #dm:mw para ver más sugerencias y las demás admins seguro también estarán respondiendo otros asks dando sus ideas pronto. ¡muchas gracias por el interés!
NORMAN.
0 notes
floootle · 5 years
Text
Tumblr media
Starting off my new sketchbook right
14 notes · View notes
sepedakeranjang · 4 years
Text
Kilometer 1: Metafora Rumah
“Aku menemukan rumah pada dirimu”
Rayuan yang klasik. Namun kita tidak akan berfokus pada gombal klise di atas. Kita akan mencoba mengurai mengapa diksi rumah yang dipilih dari serangkaian kata yang mungkin.
Apa itu rumah? Apa definisi dari rumah? Kalau menyontek di kamus besar bahasa Indonesia, arti rumah itu sederhana sekali. Bangunan tempat tinggal. Tidak istimewa memang. Tapi memang tidak ada kata yang istimewa. Toh, menurut Ivan Lanin, kata itu netral saja, sampai manusia memberi tafsirnya.
Kata itu netral. Tafsir manusia membuatnya memihak.
— Ivan Lanin (@ivanlanin)
August 30, 2017
Namun kali ini izinkan saya tidak setuju jika rumah hanyalah kata kosong belaka. Sebagaimana Eka Kurniawan, sang penulis novel termasyhur "Seperti Dendam, Rindu Harus Dibalas Tuntas"
Tidak, kata tidak netral. Kata tidak lahir dari kekosongan. Ia diciptakan manusia (dg niat, emosi, nilai, dll), sama tidak netralnya ketika dibaca/dipakai (juga oleh manusia yg punya niat, emosi, nilai, dll). https://t.co/iVk4bX6Hu1
— Eka Kurniawan (@gnolbo)
August 29, 2020
dan Zen RS, orang nomor satu yang menjadi inspirasi saya membuat Tumblr, menolak bahwa kata adalah netral.
Masalahnya, tafsir tak hanya bekerja saat membaca/menggunakan sebuah kata, tapi juga saat sebuah kata dibuat/diciptakan.
— Zen RS (@zenrs)
September 2, 2017
Menurut saya, siapapun yang menciptakan kata rumah tersebut, tetap saja akan sarat dengan unsur emosional di dalamnya.
Martin Heidegger salah satu penggagas fenomenologi dan hermeneutika menolak mengartikan rumah sekadar bangunan tempat tinggal. Keberadaan rumah semata-mata berhubungan dengan salah satu kodrat manusia untuk menetap, dan tinggal. "To be a human being means to be on the earth as a mortal. It means to dwell.” Mengutip Heidegger, di bukunya Poetry, Language, Thought. Rumah merupakan perwujudan kodrat manusia untuk tinggal. "Manusia tidak menetap atau tinggal karena kita membangun rumah, tapi kita membangun karena kita menetap, karena manusia sejatinya adalah penghuni."
Rumah selalu berhubungan dengan berbagai konstruk lain, kasih sayang, keluarga, kenyamanan, dan lainnya. Bahkan, bisa jadi juga berhubungan dengan konstruk lain yang lebih negatif. Satu yang pasti, rumah tak sekadar bangunan tempat tinggal. Namun konstruk yang terlibat menggantungkan pada bagaimana individu membangun hubungannya dengan rumah.
Oleh karena itu, rumah menjadi metafora.
Rumah sebagai metafora sangat jamak digunakan. Kalimat rayu di atas adalah contoh. Dalam hal ini konstruk rasa nyaman yang biasanya berelasi dengan rumah diambil. Sehingga menggambarkan rasa nyaman yang dirasakan saat bersama orang yang dirayu dengan kalimat di atas. Harus diakui rumah memang metafora yang baik untuk rasa nyaman yang umum kita rasakan saat di rumah.
Oleh karena kata rumah yang begitu berarti. Kita semestinya juga menjadi rumah bagi diri kita sendiri.
"Maksudnya?"
Seharusnya, rumah adalah tempat yang nyaman untuk kita, dan seharusnya kita belajar untuk menjadi rumah bagi diri kita sendiri. Rumah mungkin tidak begitu luas, tidak semewah gedongan, tapi kita membuat rumah untuk kenyamanan kita sendiri. Apa kita akan membawa tetangga untuk melakukan cek terhadap kenyamanan rumah kita? Tidak. Kita yang mengatur rumah kita. Dan seperti itulah kita harusnya dengan diri kita sendiri. Nyaman dengan diri sendiri. Nyaman menjadi diri sendiri.
"Ah, klasik. Sama banget dengan motivasi lain, tidak usah dengarkan orang lain, jadilah diri sendiri. Lah, kalau kita harusnya nyaman dengan diri sendiri kenapa kita disuruh keluar dari zona nyaman?"
Tidak.
Sulit sekali tidak mendengarkan bagaimana orang lain memandang kita, tapi kita bisa memilih mendengarkan yang mana. Anggap saja seperti memilah desain rumah yang nyaman. Kalau menurut kita garasinya sudah cukup, kenapa mendengarkan pendapat orang lain untuk meluaskan garasi. Padahal kita tidak seperti mereka yang punya tiga mobil. Bagaimana kalau mencontoh rumah di sana yang adem. Bagaimana ventilasinya? Lalu kita coba evaluasi ventilasi rumah sendiri.
Apa kita terus-terusan di rumah? PSBB semasa pandemi Corona yang menganjurkan kita di rumah saja, kita mengeluh ingin kemana, ingin ke situ.
Kita keluar dari zona nyaman untuk mencari hal yang baru, untuk kita bawa kembali ke rumah. Siapa tau dengan banyak hal baru kita dapat mendekor rumah jadi lebih nyaman.
Barangkali bahasan ini juga sudah klise, sudah terlalu banyak dibahas, sudah usang. Tapi seperti rayuan di atas yang masih terus dipakai. Rumah akan terus jadi gagasan, karena kedekatannya dengan kita, karena makna dan konstruk yang terbangun di dalam satu kata ini terlalu banyak.
Mhhxsk.
3 notes · View notes
irfanilmy · 4 years
Text
Tumblr media
selamat meuncit. selamat nyate. selamat memulai meneladani kekokohan tauhid Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. dan selamat belajar mengimplementasikan sifat pengasih dan penyayangnya Allah Swt dalam hidup, dalam berkeluarga, dalam bermasyarakat. yang kata kang @zenrs juga tidak suka terhadap kekerasan. semoga kita diliputi kelembutan senantiasa.
1 note · View note
Text
Transformation Thailand 🇹🇭
I Could Cry Right Now.
Nothing bad happened. I’m just learning how to live in a foreign place where everything is unfamiliar to me. So of course, it is natural to feel a bit scared with that Unfamiliar feeling but it doesn’t mean that is easy to do. It takes time for what we don’t know, to become what we now know.
Meet people. Learn their language. Take the Moto taxi instead of the car taxi. And if you get lost, thank yourself for being open to adventure. Because it will be one that I know for certain. Adventure doesn’t always appear, it must be found. So we must learn to embrace the getting lost part as much as the arrival to where we are trying to get. Why should we always want to know where we are going anyway? That’s how life become stagnant.
Getting lost leads to finding love. I know this first hand because it is how I met my fiancé.
You see, ‘Lost’ is just a Label. It doesn’t mean good or bad. And the Label, is a name, a Sound we make of letters put together by someone at some time in the past (how kind of them to help provide us here in the future, tools by which we use to communicate with one another) ; and the feeling that arises within us is labeled a “feeling” and we associate that feeling with the Label i.e., ‘lost’, ‘fear’, ‘love.’
Moving forward to today, if you find yourself lost, stop for a moment. Because maybe the worry of the unknown belongs to the wings of the butterflies fluttering around inside you.
Wake up the parts of you that have been asleep for a bit. I promise you will come to know a more beautiful world than what you may currently be experiencing.
I wanted to cry so many times today. And then I remembered, no body else really knows what they are doing either. That was helpful to remember lost in the chaos of today.
I figured the least I can do, is smile, and laugh off my tuk tuk driver who just overcharged me, for maybe a beer to have later, or potentially to feed his family. I can leave the worry of learning how to ride the rail system and embrace the life that is surrounding and riding it with me.
My point is, we are all in this world together. So let’s start being in all of this— Together, as well. Remember nothing bad is really happening to us. We are merely existing in this great space together.
And as my Thai hair stylist reminded me as she washed the color from my hair today, “there is no need to cry. And we style your hair today for Free.” Thailand is the nicest place.
Things are always working for me. And for you. If we choose to see it this way, it will be so. Make the most of each experience and interaction out there my friend. This is my wish for you today. Your journey can be the change of an emotional growing pain to a huge advantage in your life. Because you see, not many people welcome the potential of growth. But if you get lost, I promise you will grow. And that is very attractive.
And may I add, Khob Kune Ka (thank you) to my Hair Squad at Zenred Salon in Bangkok. You transformed my heart today and my hair and I even picked up a little Thai in the process. 🙏♥️ See you again soon, Ka 🦋
Tourist traveling through Thailand? Looking for a Hair Salon to meet your blonde hair needs? Look no further than Zenred Salon in Bangkok // Details below:
Facebook: Zenred Salon Bangkok
Tumblr media Tumblr media
1 note · View note
floootle · 5 years
Text
Tumblr media
Hope y’all enjoy my sketchbook dumps,, cuz I just finished one and I got a lot of content
6 notes · View notes
zenredphoto · 5 years
Link
0 notes
zenredbangkoksalon · 5 years
Photo
Tumblr media
Need a new hair style,color or hair treatment for xmas & new year? Zenred is Thailands no1 salon for International clients for over 10 years. For more info check link in our profile... #bangkok #salon #hairsalonbangkok #thailand #khaosarn #sukhumvit #silom #chonburi #chongnonsi #rama3 #bkk http://bit.ly/2RwotiP
0 notes
joyscraftshop · 8 years
Photo
Tumblr media
New to my Etsy Shop! Beige Mandala Adjustable Ring in Antique Bronze Setting. #MandalaRing #Mandala #AdjustableRing #AntiqueBronze #Zen #ZenRing #JoysCraftShop
0 notes
Link
Simply Stunning After her blonde Hair Extensions in Bangkok Thailand from the award winning salon team at Zenred. More Info and Prices here: http://www.m.zenredsalonbangkok.com/hairsalonpriceszenred
0 notes
bababookstore · 8 years
Photo
Tumblr media
#zenrs . ~•~ Simulakra Sepakbola >> Rp. 70.000 ~•~ #novel #jualbuku #bukumurah #jualnovel #jualbukumurah #book #novelmurah #bukuanak #books #bukuislam #bukubekas #bestseller #indonesia #jualnovelmurah #bukumotivasi #bukubagus #bukuislami #bukuonline #sayajualbuku #komik #novelterjemahan #onlineshop #komikmurah #jualbukuonline #simulakrasepakbola WA / LINE : 085640654073
0 notes
bulangerimis · 8 years
Text
Brigata Curva Sud, Supporter yang Terlalu Sibuk Mengurusi Tim Bola Kebanggaannya
Tumblr media
“Dendam itu serupa kaktus dengan duri-duri yang bukan mencuat ke luar tapi menancap ke dalam”, begitulah saya mungutip quotes dari bung zenrs untuk membuka tulisan ini
Setelah berkali-kali terluka dengan berbagai hal, sekelompok supporter kelas kabupaten yang sok italy ini tetap sibuk mengurusi tim kebanggaanya, alih-alih mengajak mereka untuk ikut menimbrung bagaimana keadaan rival-rivalnya, ngoceh sana-sini, twitwar siang malam, bikin puluhan akun anonim untuk adu domba tiap jam. Mengalihkan perhatian mereka kepada kebanggaanya saja susahnya setengah mati, jadi ya gimana, pantes aja kalo tiap ada ribut-ribut antar supporter mereka selalu kalahan, lha wong yang diurusin itu ya cuma timnya saja.
Beberapa waktu lalu, saya punya cita-cita yang begitu utopis kepada kawan-kawan di sini. Perihal bagaimana menginfiltrasi mereka untuk menciptakan perdamaian antar supporter rival, mengedukasi bagaimana peran kaum anarkis dalam sepak bola, bagaimana antifasis memukul mundur paham neo nazi di atas tribun, berdiskusi bagaimana hooligan dan ultras di ukraina bergabung dengan milisi sipil untuk membentuk perlawanan terhadap militer guna mewujudkan revolusi yang mereka mimpikan sepanjang tahun 2013 sampai 2014 lalu, bagaimana Bakunin membentuk kelompok sepak bola anarkis, bagaimana meleburnya ultras para derby di Eropa dalam satu waktu untuk membantu memberi suaka kepada para imigran dan muslim yang lari dari negara konflik, membicarakan semangat dan bagaimana pintarnya Kalashnikov, atau barangkali Boris Savinkov, bagaimana teori teori revolusionernya dapat ditarik dalam milisi sepakbola, atau mungkin bahasan-bahasan lokal memuakkan seperti bagaimana La Nyalla bisa bebas tanpa bersyarat. Tapi kembali lagi seperti yang saya katakan tadi, semua itu terasa begitu utopis. Bagaimana tidak, mereka tak akan membuyarkan fokusnya itu untuk tim kebanggaannya.
Pernah suatu ketika ketika mereka dihantam masalah serius, kepergian anggotanya. Apakah mereka menuntut balas? tidak, rasanya begitu geram saya waktu itu mendengarnya, di mana letak harga diri mereka ketika dipojokkan habis-habisan. Belum lagi masalah sehari-hari tentang media sosial, diserang ratusan akun anonim dan mereka tetap tak memberi perhatian sedikitpun. Ayolah, sedikit saja beri waktu kepada mereka. Serang balik lah, atau mengkomentari apapun yang dilakukan rival lah, kalian ini supporter besar lho, apa tidak bisa?
Atau mungkin jika ada waktu berlebih, adakan sweeping berjamaah lah ketika rival melewati kabupaten kalian yang katanya begitu diagung-agungkan itu? Cari banner supporter lain untuk dipasang terbalik lalu diunggah ke sosmed kemudian sebar sana-sini. Masa ya nggak bisa sama sekali to? kalian itu anggotanya banyak, lho. Percuma ketika anggota yang katanya ribuan itu sama sekali tidak pernah dimobilisasi untuk membuat keributan yang massif kemudian di blow up media lalu ditakuti supporter-supporter lain. Apa kalian nggak pengen ketika supporter lain menganggap bahwa kalian itu sekelompok supporter yang begitu menyeramkan?
Sampai kemudian saya sadar, harga diri supporter bukan tercipta melalui berapa perkelahian yang kita menangkan, atau seberapa menyeramkannya mereka di mata supporter lain. Tapi harga diri tercipta melalui cinta yang begitu tulus, bagaimana memposisikan diri sebagai supporter yang tetap fokus mengurusi timnya sendiri di tengah berbagai kecamuk.
pict: bcsxpss.com
20 notes · View notes
panashujan · 7 years
Text
Deadline !!!
Setelah menjalani minggu - minggu penuh deadline yang sedikit menyebalkan, baik itu kampus, rumah, pertemanan, lingkungan tak dikenal, kepanitiaan, dan hal remeh temeh yang sungguh menguras waktu, tenaga, otak maupun batin, akhirnya saya mendapat waktu untuk menikmati momen barang sekejap untuk rehat. Sebelum kemballi bersitegang dengan deadline tugas akhir dan yang paling mengusik yaitu ujian akhir.
Sebagai mahasiswa pemalas, menghabiskan waktu sekadar berapa menit untuk membaca materi sebelum kuliah apalagi mendengarkan dosen bercengkrama tentang apapun di kelas adalah hal yang membosankan. Tapi dari segala bentuk jengah, bosan dan apapun kata yang tepat untuk menggambarkannya tak pernah terlintas sedikitpun kata beban. Singkatnya tak ada perubahan dari “bosan” menjadi “beban”. Suatu yang patut saya syukuri.
Seperti kata Zenrs, saya sengaja menggunakan frase “menghabiskan waktu” untuk tak menggunakan “menikmati waktu” karna hanya sedikit dari detik - detik yang terlewat, saya bisa menikmatinya. Walau yang saya tahu waktu tidak akan habis, bukannya kita yang akan habis di makan waktu ?
Atas beberapa alasan juga ritus pelepas penat, hobi - hobi, warung kopi sudah meminta hak - haknya untuk dipenuhi. Dan bahkan otak juga akhir - akhir ini semakin pendek pula sumbu cemburunya. Materi kuliah yang menjadi - jadi dituding sebagai dalang dibalik pendeknya sumbu cemburu yang berakibat dengan agak sulitnya otak menerima materi kuliah karna rindu akan novel, buku - buku non - akademik dan segala sesuatu yang memancing tawa sudah semakin menggunung. Walau beberapa kali mendapat momen untuk membaca, waktu dan deadline cukup kuat menekan saya untuk bergegas melompat dari satu urusan ke urusan lainnya. Karna ketimpangan itu pula, otak merasa tak terpuaskan.
Untungnya sumbu emosi masih cukup stabil meski dalam beberapa kejadian sedikit terbakar lebih cepat. Itu cukup wajar. Kadang - kadang suasana menuntut untuk mengeluarkan emosi yang tertahan sekada untuk menyemprot beberapa perkawanan. Alasannya juga cukup sederhana. Yaitu hanya karena “ingin” yang bermusabab dari tingkah lakunya yang bikin sakit kepala.
Dalam hal ini laptop sebagai altar pelampiasan kepuasan otak atas cuitan yang (kali ini) tidak berhubungan dengan akademik dapat diterjemahkan dengan baik oleh jari yang menari - nari lincah di tuts keyboyard dan oleh mata bertugas sebagai pengoreksi atas huruf agar terjaga kesesuain kalimat. Bukan keuangan, auditing atau statistika yang ter-olah menjadi sebuah tulisan. Mungkin lain kali saya akan menulis mereka, tapi ya itu nanti, laiknya manusia meredeka yang bebas memilih, tulisan juga berhak memilih, dengan memilih waktunya sendiri atas topik apa yang akan dijejalakan dengan paksa dalam bentuk aksara agar tak menjadi sengrasa.. Semoga emosi cukup stabil untuk meyakinkan otak agar bersabar dengan suasana seperti ini. Mas Zenrs salah satu penulis yang saya kagumi mengatakan bahwa hidup bukan perjalanan dari waktu ke waktu melainkan suasana ke suasana.
Karna dalam beberapa waktu ke depan saya akan berhadapan dan (bahkan) harus memenangkan pertandingan final melawan deadline - deadline tugas akhir, persiapan UAS dan Uas itu sendiri. Mulai saat ini, saat jemari yang bergerak lincah, saat dahi yang mengkerut karna memikirkan diksi ala kadarnya untuk aksara yang terpampang di tulisan ini dan saat lagu hoobastank yang sudah menuju akhir serta saat perut yang sudah mulai bergejolak. Saya berikrar dalam kegiatan akademik untuk (sementara) berpindah haluan dengan bergabung ke dalam kelompok pengguna frase “menikmati waktu”. Bahkan untuk kegiatan sepele misalnya memulai menghidupkan laptop, menyalakan koneksi internet atau pula membuka materi bacaaan yang bertujuan untuk semua hal yang berhubungan dengan tugas dan uas akan saya lakukan dengan senang hati. JIka perlu setiap keberhasilan atas langkah - langkah kecil itu dirayakan dengan bersiul untuk pada akhirnya (semoga bisa) bersorak akan kemenangan di akhir laga.
Alangkah baiknya untuk menikmati deadline, berdamai sementara dengan power point, kertas - kertas , angka - angka dalam soal, teks - teks akademik dan berteman baik dengan kalkulator setidaknya dalam dua minggu kedepan. Setelah itu biarlah segala hal - hal yang berurusan mengenai akademik dan kerjaan minggat sementara waktu. Lebih baik berdarah - darah sekarang dan sembuh diakibatkan kemenangan daripada bersiul sekarang dan bernanah pada saat pembagian nilai.
Ah terserahlah, yang pasti hidup bukan sekumpulan deadline yang harus ditaati apalagi dengan bergegas !!!
0 notes
mojokco · 8 years
Text
Zen RS: Keple van Karangmalang
Di antara puluhan ribu kader HMI MPO di seluruh Indonesia yang berusia di antara 20 hingga 40 tahun, barangkali Zen RS adalah penulis esai terbaik. Tanpa tanding!
Anda tak salah, Zen RS memang kader organ hi-hi (hijau-hitam) dalam pengertiannya yang sesungguh-sungguhnya. Ia adalah kader milenial. Memasuki gerbang perjuangan umat di awal tahun 2000 di Kampus Karangmalang a.k.a IKIP atawa Universitas Negeri Yogyakarta.
Betapa sulitnya membayangkan pemain sepakbola sejak SMP di Cirebon ini datang ke Yogyakarta lewat penelusuran bibit unggul di Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan IKIP Yogya pada akhirnya masuk sebuah organisasi bergaris anti-Pancasila yang dibikin Kanda Eggy Sudjana.
Aneh? Tidak! Sebagaimana Anda bisa memahfumi sehabis membela Godean Putera di Kabupaten Sleman sebagai pemain amatir sewaan ia segera berlari-lari kecil ke keran air terdekat; wudhu!
Zen tipe kader yang setia dengan satu organisasi ekstra kampus. Setahu saya, HMI MPO adalah satu-satunya organ ekstra yang dipeluknya secara monogamis hingga ia DO. Padahal, godaan masuk KAMMI, PMII, GMNI, terbuka lebar untuknya. Tapi, playboy sejak lahir ini bukan kader yang suka menjadi pengurus organisasi.
Ia lanang-jagat; ia si Cebolang yang ingin mencoba banyak hal.
Termasuk pindah fakultas dari Fakultas Pendidikan Olahraga ke Fakultas Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS) Jurusan Sejarah. Hijrah ini juga menandai berpindahnya cara dia memperlakukan tubuhnya.
Di fakultas lama tubuh dipelihara dengan disiplin untuk tetap bugar; sementara di fakultas baru tubuh digunakan secara maksimal untuk merasakan kenikmatan duniawi, sebagaimana remaja Cebolang minggat dari rumah untuk mencari Tuhan. Termasuk dalam pencarian Tuhan itu ia memasuki dunia menulis. Kecerdasannya di atas rata-rata dan bacaan sastra serta sejarah yang sudah dimamahnya saat SMA membuatnya cepat sekali mendapatkan nama di antara teman-temannya.
Dalam menjajal kenikmatan menulis itu, ia menjajal beragama tema; mulai lingkungan, film, buku, tokoh, hukum, dunia mahasiswa, hingga kondom. Di majalah kampus LPM Ekspresi IKIP/UNY tulisan-tulisannya dominan dalam hal kuantitas dan kualitas. Maklum, ia tipe lanang-jagat dan bukan organisatoris.
Nah, di luar tema yang digarapnya saat ini dengan intens, yakni sepakbola dan sejarah, Zen RS—sebagaimana Cebolang—juga gandrung dengan tema-tema perkelaminan.
Dalam arsip Indonesia Buku yang saya jaga—kelola—selain mengamankan cawat cokelatnya yang entahlah Yuk Otim sudah cemplungkan ke mana—beberapa esai seks digarap Zen RS. Kurang intens, memang. Mungkin, karena ia masih canggung sebagai kader umat. Lewat email [email protected] dan [email protected], esai-esai itu dikirimkannya ke Kompas. Dan, tentu saja ditolak, Saudara!
Mengirimkan tema seperti itu ke koran yang diberkati rama-rama? Nauzubillah.
Esai berjudul “Dwifungsi Kondom” ini, misalnya. Astaga, Dwifungsi Kondom! Ditulis pada 4 Januari 2005, sesuai tanggal forensik digital, Zen RS ingin menceritakan: sudahlah, soal gitu-gituan, Jogja sudah setara dengan Bandung dan Jakarta. Secara terbuka, ia bilang dengan telengas: Hah, hari gini (saat SBY baru dua bulan jadi Presiden RI) di dompet masih gak ada kondom?
“Wah, kayak Agnes Monica di sinetron Cewekku Jutek sewaktu disetrap gurunya. Hii… hii…,” tulis Zen RS di esai “Agnes Monica dan Para Sosial” yang juga ditolak Kompas, 5 Agustus 2006.
Saat debat dalam organisasi kemahasiswaan, entah dia mewakili fraksi apa (UKM atau Jurusan), kader HMI MPO ini menceramahi pengurus Dewan Mahasiswa yang banyak dihuni aktivis KAMMI yang secara reguler menjadi ustaz-ustaz di liqo-liqo di pojokan kampus.
Zen marah betul. Karena dengan dalih kesopanan, mahasiswa-mahasiswa alumni liqo ini membekukan salah satu UKM seni tradisi karena mementaskan adegan yang dianggap jorok dan melanggar susila. Zen tak terima.
Sebagai “Cebolang Pencari Tuhan von Karangmalang”, ia tahu persis bahwa seks bagian dari warisan budaya timur, warisan agung leluhur. Dengan ilmu laduni sejarah yang ditimbanya secara agresif dari Prof. Haikal ia menolak anggapan bahwa seks itu budaya Barat.
Untuk memperkuat tesisnya, Zen menampilkan potongan sejarah soal Pangeran Puger yang ngemut konthol Amangkurat II yang sudah menjadi mayat. Tujuan Puger menyucupi sperma abangnya yang sudah mati itu demi mendapatkan wahyu yang enggak turun-turun. Gendheng.
Tapi, “Itu ada di Babad Tanah Djawi—kitab agung Islam Jawa,” kata Zen RS berapi-api dalam dakwahnya. Astaghfirullah!
Yang perlu digarisbawahi dari peristiwa itu adalah jiwa pengorbanan dari Zen. Dan, salah satu kata sifat dari seorang yang kelak menjadi manusia besar—dan/atau tak mungkin bakal meramaikan link berita nabi-nabi baru yang tumbuh subur di Tanah Priangan—adalah pengorbanan.
Cocote Zen RS tak pernah diam bila melihat penindasan dan fasisme berlangsung di depan matanya. Sudah dibuktikannya berkali-kali soal itu.
Jauh sebelum pembelaannya atas lakon jorok dari UKM Seni Tradisi oleh kekuatan fasis kemahasiswaan, ia bersama lima temannya solider dan memutuskan mogok makan seperti para biksu di Myanmar melawan fasisme Rektorat IKIP Karangmalang.
Bila ada sahabatnya yang dikatain ini dan itu dalam tulisan di blog oleh bahkan seorang pesohor sekali pun, tak segan-segan Zen RS maju di gelanggang dan membuka front polemik yang keras.
Sebagai temannya, saya menangkap aura enigmatik dalam dirinya. Apalagi dihubungkan dirinya adalah lanang-jagat yang mewarisi beberapa karakter penting dari Cebolang, ia bisa menjadi guru spiritual yang ditunggu-tunggu oleh para fansnya yang hanya menunggu waktu yang tepat saja bertransformasi menjadi muridnya dengan memanggil dirinya: “Aa”.
Nah, untuk mempercepat datangnya “Hari Itu”-lah saya sebagai teman lama mengeluarkan “Buku Saku” Aa Zen RS yang saya susun dan belum pernah terbit—atau saya lupa menerbitkannya. Isi buku ini keringat asin dari gemblengan pencariannya sebagai Cebolang yang telah melahap saripati duniawi Tanah Djawi.
Baca bagian pembuka buku saku ajaran Aa Zen RS ini:
——-
Kau Bertanya, Aa Menjawab
Tanya, Aa?
Dear, paparanmu yang ringkas dan padat tentang ‘Ciuman Para Filsuf’ betul-betul membuatku tak habis pikir.
Bagaimana bisa para filsuf-filsuf asing itu begitu dahsyat bicara tentang ciuman.
Apakah karena peradaban barat memang sekuler?
Bagaimana dengan Indonesia?
Apakah para pemikir dan pemimpin Indonesia jago juga berciuman?
Jangan-jangan mereka hanya tahu ciuman tangan?
Plis, saya ingin kamu menguraikan bagaimana pandangan hidup para pemimpin dan pemikir kita mengenai ciuman.
Sincerely
 ——-
Aa Menjawab!
Dear, ciuman itu bukan persoalan sekuler atau tidak. Pernahkah kau melihat lumba-lumba berciuman? Bukanlah lumba-lumba tak mengenal sekularisma?
Ini cuma soal sederhana: di Indonesia, teknologi odol dan pasta gigi baru masuk di abad-20 saja, makanya tidak banyak yang berciuman.
Kalau kau lihat uraianku di bawah, kau akan tahu bahwa sejarah ciuman di Indonesia hampir mirip dengan nasionalisme di Indonesia.
Keduanya merupakan temuan baru abad-20. Kecuali si Yamin itu saja yang ngotot.
Jakarta, 16 Mei 2009
——
Nah, penasaran, kan, butiran-butiran dahsyat apa yang ada dalam buku saku Aa Zen RS tersebut. Menggelinjang, kau! Sebagai editor dan penyusun butiran itu, saya bocorkan tujuh kutipan pokok ajaran ciuman ala Aa Zen RS. Untuk menyesuaikan posisi dan hobi, saya pilihkan ajaran untuk para fans Aa dari sayap kiri. Yang akhi dan ukhti, bersabar, ya.
Dengan kutipan tujuh ajaran pokok ini makin meluas sebutan untuknya yang barangkali awalnya hanya akrab di antara teman-teman dekatnya, yakni keple. Ya, dialah Cebolang itu, ya dialah Keple von Karangmalang!
——
(1) SOEKARNO KISS
Beri aku 10 pemudi, akan kuubah dunia dengan simfoni ciuman yang menjebol dan membangun. Mana bibirmu? Ini bibirku! Ingat, JASMERAH: Jangan Melupakan Gairah!
——
(2) TAN MALAKA KISS
Tak pernah menikah saya. Berkeluarga tak ada dalam opsi jika Indonesia belum revolusi. Tapi, tidak berarti saya tak doyan bibir dan lidah perempuan. Bacalah memoar saya yang dahsyat itu: “Dari Lambe ke Lambe”. Jangan lupa beli, ya!
——
(3) TIRTOADISOERJO KISS
Ciuman itu bisa menyatukan antara bangsa jang terprentah dengan bangsa jang memrentah, antara bangsawan asal dengan bangsawan pikiran.
——
(4) SOERJOPRANOTO KISS
Boycott adalah senjata rakyat tertindas. Wahai para Njai, mogok dan boycot lah, jangan beri meneer-meneer itu ciuman barang se-sosor-pun.
——
(5) SEMAOEN KISS
Ciuman itu harus dilakukan dengan kompak, tidak bisa satu hisap dan satunya diam, kudu kompak, pokoknya harus “berbareng-bergerak”.
——
(6) DN AIDIT KISS
Ibu pertiwi sedang hamil tua, situasi sudah sangat genting. Pilihannya cuma dua: DICIUM atau MENCIUM?
——
(7) NJOTO KISS
Ciuman seorang seniman haruslah berdasarkan pengalaman rakyat. Jangan berlama-lama, segeralah TURBA: Turun ke Bawah!
0 notes