Tumgik
#Berseri
arhtant · 8 months
Text
Tumblr media
apakah itu dari peperangan didalam dirimu?
peperangan mencari kebenaran dan semacam itulah yang kau temukan?
untuk berperang juga butuh bekal kan? amunisi keilmuan apa yang kau punya?
mungkin saja semua yang kau anggap benar hanyalah sekedar pembenaran
perang, menang, kalah dan mengalah demi siapa kau lakukan itu?
benar memang bukan untuk egomu sendiri?
"tak usah kau turut campuri urusanku!" begitu sempat terucap?
iya memang, setiap kepala dengan semestanya masing masing.
tapi apakah tanpa eksternal aku bisa menang dalam "perang" itu? ataukah menang sebenarnya perlu ku hadiahkan "menang" kepada eksternal diriku tanpa peduli arti kemenangan apa bagi diriku?
sedekahku adalah kemenanganku?
hingga anggapan aku, diriku yang penting itu sirna? disitukah menang?
tapi sekonyong konyongnya ternyata aku mementingkan dirikusendiri
benarkah surga buat aku, ? tapi sebenarnya neraka yang kumenangkan?
ketentraman bertumbuh dengan memberi
jeruji semakin pekat dan menebal, mengurung dengan permintaan ego ini
"aku ingin bebas" katanya
tapi sebenarnya semakin terkubur diriku jua, terkubur hingga tak bisa tumbuh dengan kemanfaatan
__
kalaulah aku biji
mungkin aku boleh mengubur diri namun aku tak perlu dalam melakukannya
cukup hingga bisa bertumbuh akarku, lantas masih bisa bangkitlah kuncupku
bertumbuh daun, ranting, daun hingga batang hanyalah sedikit upaya dariku, sedang yang perlu ku sadar
mentari hehidupan yang hidupkan aku, hingga kotoran pada gilirannya bisa kujadikan nutrisi
yang ternya nutrisi dan air tak lantas juga aku terus bisa gapai dengan akarku sendiri
aku juga menanti awan yang sesekali menghalangi mentari, hingga air menetes
tentu saja yang kuperlu sebutuhku belaka
angin dengan kecepatan dengan ketinggian yang berbeda ternyata juga yang bantu aku hidup, walau aku bisa mati karenanya
___
ah sungguh sempurnanya aku
bukan aku, tapi hanyalah Dia yang berhak dengan tersebut "Aku"
0 notes
heartisadrum · 10 months
Text
Ayam Panggang Berseri
Tumblr media
0 notes
saunaholm · 11 months
Photo
Tumblr media
0 notes
Video
youtube
Hari pertama Clara di sekolah baru (Episode 1)
2 notes · View notes
fatimahvitamin · 11 months
Text
CoQ Trol Plus Buat Kulit Semakin Berseri
COENZYME Q10 Dihasilkan secara semula jadi oleh badan, CoQ10 adalah komponen asas dalam menjana tenaga untuk badan anda. Tahap CoQ10 berkurangan seiring dengan peningkatan usia, dan penggunaan statin mempercepatkan kadar pengurangannya sebanyak 40%!     Shaklee COQ TROL PLUS. Ia adalah antara vitamin terbaru daripada Shaklee yang sangat baik untuk kesihatan kardiovaskular.       Coenzyme Q10…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
Text
Tumblr media
0823-3000-6040 (WA), Pusat Grosir Kaos Kaki Muslimah Tebing BerseriLangsung ORDER KLIK WA http://wa.me/6282330006040 , Pusat Grosir Kaos Kaki Muslimah Tebing Berseri, Pusat Grosir Kaos Kaki Muslimah Tatah Makmur, Pusat Grosir Kaos Kaki Muslimah Sei Duri I, Pusat Grosir Kaos Kaki Muslimah Sei Duri Ii, Pusat Grosir Kaos Kaki Muslimah Sei Kunyit Dalam, Pusat Grosir Kaos Kaki Muslimah Sei Kunyit Laut, Pusat Grosir Kaos Kaki Muslimah Sei Limau, Pusat Grosir Kaos Kaki Muslimah Semparong Parit Raden, Pusat Grosir Kaos Kaki Muslimah SemudunKami adalah Distributor Kaos Kaki Muslimah Terpercaya dan Terlengkap di Indonesia, Kami sudah berpengalaman sejak 2008 melayani penjualan secara online, melayani pembelian dari luar pulau hingga ke luar negeri.Kami Sedang Mencari mitra bisnis yang ingin menjual kaos kaki Muslimah dari kami.Untuk Info Lanjut Tentang Kemitraan silahkan di Hubungi di Sini:Nomor HP Ibu Tiva : 0823-3000-6040#PusatGrosirKaosKakiMuslimahTebingBerseri, #PusatGrosirKaosKakiMuslimahTatahMakmur, #PusatGrosirKaosKakiMuslimahSeiDuriI, #PusatGrosirKaosKakiMuslimahSeiDuriIi, #PusatGrosirKaosKakiMuslimahSeiKunyitDalam, #PusatGrosirKaosKakiMuslimahSeiKunyitLaut, #PusatGrosirKaosKakiMuslimahSeiLimau, #PusatGrosirKaosKakiMuslimahSemparongParitRaden, #PusatGrosirKaosKakiMuslimahSemudun
0 notes
tribuana79 · 2 years
Text
Tumblr media
1 note · View note
lampung7com · 2 years
Text
Pesona Hotel di Bandar Lampung
Pesona Hotel di Bandar Lampung
LAMPUNG7COM | Bukan hanya di kenal dengan nuansa alamnya yang sejuk, Bandar Lampung yang dikenal dengan nama Kota Tapis berseri ini memiliki kuliner yang selalu jadi incaran para pecinta makanan, selain itu juga memiliki banyak penginapan atau hotel yang tidak sulit di cari di Kota Bandar Lampung. Seperti di pusat Kota Bandar Lampung tepatnya di jalan Raden Intan tampak beberapa bangunan megah…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
sastrasa · 14 days
Text
Sajak I
Kiamat kecil terjadi. Aku sendiri. Kamu pergi. Didekap rindu dan pilu, aku berusaha menyelamatkan diri. Sesak menggulungku pada kenang-kenangan yang tak ingin hanyut pergi. Gemuruh benci berdengung di setiap sisi. Walakin di sudut sebrang dentuman cinta meneriakkan diri. Sekilat kamu kembali. Pergi lagi. Meraung namamu dalam setiap rapal, berharap kepadamu aku bisa sampai. Mengayuh harap dengan berseri-seri, denganmu aku masih berambisi. Malapetaka tak kunjung selesai. Bertekuk lutut pada Tuhan agar cepat usai. Tenagaku sisa ampas yang segera dirampas sepi. Belum juga kembali. Melangkah dengan pasti, kamu pergi. Aku sendiri. Kiamat kecil terjadi.
- Sastrasa
24 notes · View notes
kevinsetyawan · 1 year
Text
Tumblr media
Stasiun Terakhir
Denganmu aku ingin melakukan sebuah perjalan sepi nan panjang. Perjalanan menembus batas untuk pertama kalinya kita lampui diri kita sendiri.
Dengan jarak yang tak dapat di ukur oleh satuan apapun. Menjadi seutas cerita panjang yang membeku dalam sebuah kenangan yang abadi.
Hidup akan kita menangkan, saat hidup kita pertaruhkan. Bersamamu aku ingin bertaruh membawa dirimu pada tempat yang tak pernah kita kunjungi.
Secepat cahaya bintang kita melaju menyaksikan hal yang belum pernah kita lihat sebelumnya. Melintasi lorong waktu kudapati wajahmu berseri dibalut sedikit pijar dibalik temaram..
Karena aku ingin melakukannya semua bersamamu bukan hanya menjadi stasiun terakhir untuk sekedar mampir ataupun beristirahat.
kemanapun engkau pergi hati dah fikiranku akan selalu bersamamu. Jiwaku sudah terkunci dalam sebuah rel yang harusnya kita tapaki bersama menuju tujuan akhir dari perjalanan panjang kita selama ini.
228 notes · View notes
mputraff · 11 months
Text
43
Bersabarlah sebentar ya umik… Buah hatimu sedang berusaha membangun singgasananya. Walau usaha-usahanya adalah bagian dari tetesan air mata beserta doa-doa yang engkau panjatkan kepada-Nya.
Bila saatnya tiba, buah hatimu akan memberikan bergunung-gunung roti sehingga engkau tidak perlu menahan lapar yang kian menjadi-jadi.
Bila saatnya tiba, buah hatimu akan membawamu pergi ke belahan bumi yang paling suci. Kalau perlu ia akan menjadi Uwais al-Qarni. Membopongmu mengelilingi tanah suci.
Bersabar sebentar lagi ya umik, kendati janji. Buah hatimu akan membuat wajahmu berseri-seri sehingga engkau tidak perlu meneteskan air mata lagi. Insya Allah… Rancaekek, 23:27.
57 notes · View notes
nonaabuabu · 11 months
Text
Aku Ingin Pulang
Lama aku pandangi komputer, tanpa melakukan apa-apa. Kepalaku kosong sejenak sebelum akhirnya diserang ribuan pemikiran yang bersimpul satu, aku seharusnya tidak di sini.
Sejenak aku membayangkan hamparan biru laut, gelombang pasang datang bergulung, aroma asinnya menusuk hidung. Di kejauhan sana aku melihat perahu nelayan, saat aku mendekat ke bibir pantai padina, gracilaria, caulerpa, halophila, merambat di antara jari jemariku.
Tapi aku masih di sini, ruangan berpendingin yang barangkali diimpikan banyak orang, membuka lembar demi lembar dan mengoreksi satu demi satu.
Aku sudah ada di ambang batas itu.
Aku jenuh.
Ketika aku pejamkan mata, aku bisa mendengar suara jangkrik malam hari, kodok yang bersahutan, lolongan anjing, juga hening yang panjang. Aku merasakan kamar kecilku di kampung yang tak pernah terusik dengan deru kendaraan yang bersahutan.
Hanya butuh sedetik kemudian aku merasakan tanganku meraih ranting pohon rambutan, memetiknya dengan wajah berseri dan hati membuncah. Tak berapa lama aku sudah berdiri di tepian danau, menelanjangi diriku dan membiarkan air danau membelainya.
Aku rindu, alam.
Melebihi aku merindukan semua afeksi yang kuidamkan, dari orang tersayang atau adam yang kuimpikan.
Aku bisa merasakan dauan-daun yang kutemui sekarang sedang menatapku kasihan, karena tanganku lebih suka bermain di papan tuts demi lembaran rupiah, padahal mereka tahu aku selalu bahagia saat seluruh tubuhku merebah di tanah.
Adakah yang telah hilang dari apa yang kupahami tentang kehidupan? Sebenarnya kepada siapa aku mengorbankan semuanya jika Ayah saja tak pernah meminta melebihi aku bahagia?
Apa yang kucari di sini? Pundi-pundi untuk mampu membeli buku, ya barangkali. Tapi di selanya, aku menikmati menjadi perempuan kota yang mengasingkan diri ke bioskop, ke tempat-tempat bagus, pusat perbelanjaan, makanan mahal yang tak menyisakan apa selain pengalaman, baju baru agar layak di antara dunia sosial, lalu hingga akhirnya berlomba sekali lagi demi uang yang lebih banyak.
Mau sampai kapan?
Aku tak seharusnya di sini. Aku tak seharusnya mati di ruangan ini. Aku ingin melihat lebih banyak kehidupan yang hening, bising terlalu menciptakan aku yang berkomentar seperti orang sinting.
Aku harus pergi, apapun yang terjadi kemudian hari, aku harus pergi. Tapi mulai dari mana aku melangkah?
Rumah, ya barangkali aku hanya butuh rumahku yang dikelilingi pohon kapuk menjulang. Yang kala bulan purnama menampilkan langit paling indah di Sumatera Utara. Ya, aku harus pulang.
Alam memanggilku pulang, dan kota seperti penjara yang menjadikanku penjahat. Aku harus pulang, sebelum aku kehilangan kesadaran untuk kembali ke rahim alam.
47 notes · View notes
azurazie · 9 months
Text
EPILOG RINDU
Ya Rasulullah, 
Sungguh tulisan ini, kutulis dengan getar-getar kerinduan. Dengan basah mata yang merasa haru, setelah rangkaian Mahallul Qiyam. 
Betapa, aku merasa beruntung, ada di antara hamba-hamba pilihan Allah. Yang bisa mengenalmu, meski jarak jauh berabad-abad tahun. Sejak dirimu di utus untuk menyempurnakan akhlakul karim. Sebagai Rahmatan lil 'alamin.
Sungguh, aku merasa beruntung, ada di antara hamba-hamba pilihan Allah yang kadung jatuh cinta. kepada dirimu yang belum pernah ditemui. Cinta yang tumbuh dari Rahmat ilahi Rabbi.
Cinta yang melebihi cinta kepada anak-istri, bahkan dengan orangtua sendiri. Cinta, yang meskipun begitu, tak akan dicemburui. Karena kuyakin cinta mereka kepadamu pun, jauh melebihi kadar cinta kepadaku sendiri. 
Maka, nikmat manalagi yang perlu kudustai. Tersebab mencintaimu bisa menjadi akibat untuk keselamatan dunia akhiratku. 
Maka, nikmat manalagi yang perlu kudustai. Tersebab, merinduimu bisa menjadi harapan untuk kelak bisa berjumpa denganmu.
Dengan wajah yang amat berseri-seri. Dengan hati yang amat bergembira nan bahagia. 
Meski barangkali, kelak aku tak bisa berada di barisan paling depan, bersamamu. Tersebab, bilangan salam dan shalawatku yang belum sebanyak itu, dibandingkan hamba-hamba pilihan Allah yang lain.
Tapi, aku tak begitu merasa cemas. Sebab, jaminanmu yang tak pernah sekalipun ada dustanya. Bila, ketika masih di dunia, satu kali shalawat atasmu itu akan tersampaikan. Bagaimana mungkin dirimu tega, tak menghiraukan keberadaanku di sana. Meskipun jauh dari wajah-wajah yang paling bercahaya. Dengan sinaran wajahku yang hampir redup karena tertutup dosa. 
Maka, sungguh semoga aku ada dalam peruntungan itu. Jadi bagian ummatmu yang Allah kumpulkan bersama yang begitu dicintainya. 
Ya Rasulullah, sesungguhnya aku merinduimu.
@azurazie_
29 notes · View notes
langitawaan · 1 year
Text
119.
Aku iri kepadanya. Acapkali kau ceritakan kebaikan-kebaikannya di hadapanku dengan wajah berseri-seri.
Gaya bicaramu menampakkan jika ia masihlah bagian terbaik dari cerita hidupmu. Intonasi suara menjelaskan bahwa bagimu tiada yang bisa menggantikan sosok sebaik dia untuk menjadi teman seperjalanan.
Aku menjadi pesimis. Melihat bagaimana ia begitu kau puja meski waktu telah lama bergulir. Jatuh-bangun sudah aku membuktikan diri, tetap dirinya yang kau puji. Aku pernah ingin menunggu sampai kau menyadari bahwa kau sedang hidup di masa kini, namun tidak jadi.
Aku bukan menyerah, hanya tahu diri sebab memperjuangkan dengan sangat keras seseorang yang (masih) belum selesai dengan kisah terdahulunya sama dengan bunuh diri.
Jadi, lebih baik melarikan diri demi kebaikan diri sendiri.
Langit Biru, 16.45 | 04 Februari 2023.
128 notes · View notes
extenler · 2 years
Text
Birthday Wishes
Tumblr media
“Aku ambil baju ganti, sepatu, sama gear box-ku dulu ya sebentar. Kamu mau ikut apa tunggu aku di sini? Ikut aja yuk,” cerocos Orion panjang lebar usai memarkirkan mobil di basement apartemennya.
“Ri.”
Gumaman pelan Orion berikan pada Hazel sebagai tanggapan. Sembari melepas sabuk pengaman, dia menoleh ke sampingnya, tempat Hazel sedari tadi duduk manis di bangku penumpang.
“Apa? Kena — ”
“Happy birthday.” Kalimat Orion sebelumnya terjeda oleh ucapan selamat ulang tahun spontan dari Hazel, lengkap dengan kecupan singkat di bibirnya yang juga bersamaan dia terima.
Selagi Orion memproses keadaan, dia sudah lebih dulu disambut senyuman manis favoritnya sejak dua tahun lalu. Meski keadaan mobilnya kini minim penerangan, semua itu sudah cukup baginya untuk dapat melihat jelas wajah cantik dan berseri milik Hazel.
Tawa kecil lolos dari bibir Hazel. Mungkin gadis itu geli akan tampang konyol yang masih saja Orion tunjukkan lantaran kaget.
Belum sempat dia mengucapkan sepatah kata, Hazel kembali mencium bibirnya. Kali ini, meski singkat, Orion bisa merasakan lembutnya bibir yang dipoles dengan pewarna bibir merah muda itu.
“Selamat ulang tahun, ya,” ujar Hazel, mengulang ucapannya. “I know you must forget about your birthday, kan? Makanya kamu malah santai ngajakin aku ke Bandung. Mana tiba-tiba udah jemput di depan rumah lagi.”
Pukul enam pagi tadi, Orion memang sengaja datang ke rumah Hazel. Tujuannya tentu saja sesuai dengan apa yang dikatakan Hazel barusan. Padahal, acara mendadak mereka ke Bandung pun hanya sekedar untuk mengantar Hazel ke salah satu toko buku impor yang sedang diskon besar-besaran. Tapi itu pun, tidak banyak yang bisa Hazel dapatkan karena ternyata tak banyak pula buku yang menarik perhatiannya. Ujung-ujungnya, mereka berdua hanya mampir sejenak ke toko buku lain, makan di salah satu restoran kesukaan Orion, membeli cheesecake yang jadi kue favorit Hazel di cake shop rekomendasi Selena, lalu berkeliling Bandung sejenak sebelum akhirnya memutuskan untuk pulang berhubung jam sepuluh malam nanti Orion harus berangkat ke Bali untuk mengisi salah satu event musik esok hari bersama rekan satu band-nya.
Hazel yang sebelumnya sudah tahu akan jadwal Orion, terang saja sempat menolak agenda perjalanan dadakan tersebut dan mengatakan kalau mereka bisa pergi lain waktu. Lagi pula, kemarin malam Hazel hanya bicara tanpa betul-betul ingin permintaannya untuk dituruti. Tapi sayangnya, Orion tetaplah Orion. Dia akan selalu konsisten menepati ucapannya, apalagi untuk segala hal yang berhubungan dengan Hazel. Selagi dia memang punya waktu luang di samping segala kesibukannya, dia pasti akan menyempatkan dirinya untuk berusaha memenuhi apa pun yang gadis itu inginkan.
“Thank you for always being such a wonderful person in this life. My boring life, to be precise,” koreksi Hazel sembari terkekeh geli.
Setelahnya, Hazel memberikan kecupan lain di pipi kanan Orion. “And thank you for making me feel loved every single day.” Giliran pipi kirinya yang mendapatkan kecupan dari Hazel. “This one is for the endless things you do to me, even if you don’t realize it.”
Orion tak lagi memasang tampang kaget nan konyolnya. Sekarang wajahnya sudah berseri-seri dengan senyuman lebar khasnya. Terutama ketika Hazel mencondongkan tubuhnya untuk mencium keningnya selama beberapa detik.
“Wishing you have the happiest birthday today, even if you have to drive from Jakarta to Bandung terus balik lagi ke Jakarta cuma buat nemenin aku cari buku habis itu jalan-jalan nggak jelas padahal kamu masih ada jadwal besok.” Hazel memasang muka cemberut tak enak selama beberapa saat saat mengutarakan hal tersebut. Tapi sedetik kemudian senyum simpulnya lekas kembali. “I love you in ways I never knew were possible and I hope that never changes.”
Setelahnya, meski senyuman tetap terpatri di wajah tampan miliknya, Orion masih belum membuka mulutnya untuk membalas semua kalimat yang Hazel lontarkan. Tak berapa lama, Hazel segera sibuk berbalik mencari sesuatu di dalam tas yang dibawanya.
“I have something for you!” seru Hazel sembari berkutat dengan tote bag putihnya. “Mana ya…”
“Hazel,” panggil Orion pada akhirnya.
Kontan saja Hazel mendelik galak ke arahnya. Orion tahu kalau pacarnya itu tidak suka setiap kali nama depannya dipanggil dengan benar olehnya. Menurut Hazel, setiap kali Orion memanggilnya seperti itu, artinya Orion sedang marah padanya.
"Panggil kayak biasa aja jangan — ”
“Instead of a gift, can I have a kiss?” Orion menyela ocehan Hazel.
“Right here? Right now?”
Sementara Orion mengangguk singkat, Hazel malah memasang tampang bingung dan serba salah. Seolah lupa kalau beberapa saat lalu dirinyalah yang berinisiatif untuk menghujani wajah Orion dengan kecupan lembutnya.
Orion sempat terkekeh geli sewaktu melihat Hazel melirik ke kiri dan kanan, memastikan kalau keadaan parkiran basement tersebut sepi, sebelum akhirnya menyetujui permintaannya. “Okay.”
Kedua tangan Orion segera menangkup pipi Hazel. Ibu jarinya bergerak untuk mengusap lembut kulit wajah gadis itu. Tanpa mau membuang banyak waktu lagi — berhubung Orion masih cukup sadar kalau dia harus segera mengambil barang-barangnya dan mengantar Hazel pulang sebelum berangkat ke Lucid Records, dia pun segera mencium lembut bibir Hazel. Sebuah senyuman muncul di bibirnya saat Hazel membalas ciuman tersebut.
Kissing has never been so addictive for him before. But since he tasted her sweet lips two years ago for the first time, it really felt different. Especially when his heart always feels so full of love every time he kisses her. And he knows that she feels the same, too. That’s why it’s so addictive for him. So perfect, and of course, amazing.
“Could we go upstairs and kiss all night? I don’t wanna go to Bali right now,” bisik Orion ketika menyudahi ciuman tersebut.
Hazel hanya menanggapinya dengan tawa geli. “Nggak boleh gitu, tau? Itu kan kerjaan kamu, jadi kamu harus tanggung jawab dong. Plus, kamu juga udah janji mau pulangin aku ke rumah, bukannya diculik ke apartemen kamu.”
Decakan sebal lolos dari bibir Orion. “Janjinya nggak bisa aku tarik, ya?” Hazel menggeleng cepat. “Damn it,” rutuk Orion bercanda. “Okay, then,” sambungnya setelah beberapa saat, “I’ll make another promise.”
“Apa tuh?”
“I’ll kiss and hug you all night when I get home.”
Orion langsung mendapat hadiah tinjuan ganas dari Hazel. “Apa-apaan janjinya gitu?!” protes gadis itu dengan nada galak yang Orion pun tahu hanya candaan semata, sekaligus salah satu bentuk dari rasa salah tingkahnya.
“What’s wrong with that? Don’t you like my lips’ taste? Aren’t they taste like cherry?” goda Orion iseng sembari menaikkan sebelah alisnya dan sedikit menelengkan kepalanya.
Dalam penerangan yang seadanya itu, terlihat jelas kalau pipi Hazel bersemu merah. Sekarang, bukan tinjuan lagi yang Orion dapatkan, tapi wajahnya yang didorong kasar oleh Hazel.
Buru-buru Orion menangkap pergelangan tangan Hazel, dan dalam satu gerakan cepat, dia sudah menggenggam tangan kanan gadis itu. Orion pun kembali menyapukan bibirnya, kali ini pada buku-buku jari Hazel. Matanya terpejam selama beberapa detik saat melakukan hal tersebut.
Saat dia membuka matanya, Hazel tengah menatapnya. Masih dengan wajahnya yang memerah karena malu.
“I can’t promise you everything, but I guarantee my feelings for you will never change, Radella. Never.”
Sorot mata Orion berubah serius ketika mengucapkan kalimat tersebut. Dia sadar, mungkin saat ini dia terdengar seperti seorang pembual yang mengucapkan hal tersebut hanya karena sedang merasa bahagia dan dimabuk perasaan cinta yang menggebu-gebu. Tapi, Orion sungguh-sungguh akan ucapannya. Meski tidak ada yang tahu masa depan akan seperti apa, dia sudah lebih dulu mendedikasikan seluruh hatinya untuk perempuan yang seringkali menjadi inspirasi dan memenuhi hampir seluruh halaman songbook miliknya.
Senyuman manis beserta lesung pipi samar muncul di wajah Orion. “I hope I’m good enough for you to stay with me. So that I don’t have to worry about you changing your feelings for me one day. That’s my only wish for my birthday.”
“Are you kidding me?” balas Hazel spontan. Segera ditanggapi dengan kedua alis Orion yang berkerut. “Bukannya aku yang harusnya ngomong gitu? Kamu yang dikelilingin banyak orang yang lebih sempurna dari aku, jadi harusnya aku yang khawatir karena hal itu.”
“Don’t be.” Orion mengeratkan genggaman tangannya. Begitu pula dengan jemarinya yang tak henti mengusap punggung tangan Hazel. “They are not you. I don’t want them. I only want you. The one and only Radella in my life.”
“Okay, that’s it.” Hazel menarik paksa tangannya dan bergegas membuka pintu mobil Orion. “Stop this cheesy conversation karena kamu harus buru-buru ambil barangmu kalau nggak mau didemo semua orang terutama Daniel.”
Sembari terkekeh, Orion pun lekas mengikuti pergerakan Hazel untuk keluar dari mobil. Ketika mereka menunggu lift, Orion kembali menggenggam tangan Hazel, seakan takut kalau-kalau gadis itu akan pergi begitu saja ketika lepas dari pengawasannya.
“Wanna hold your hand,” sahut Orion jujur saat Hazel memprotes karena tangannya digenggam terlalu erat.
“You’re gonna break my wrist, Orion.”
“Nggak bakalan.” Orion terkekeh dan menuntun Hazel masuk ke dalam lift.
“Nih.” Sebuah notebook berwarna putih — persis dengan songbook miliknya — disodorkan oleh Hazel menggunakan tangannya yang bebas. “Terakhir aku liat songbook kamu udah mau habis, jadi ini aku beliin yang baru.”
Orion menyambut notebook tersebut dengan tampang berseri-seri. “Makasih ya,” ujarnya. “Gonna use this to write a lot of love songs for you.”
Kedua bola mata Hazel yang merotasi malas membuatnya tertawa. “Dasar musisi!”
Tawa Orion pun langsung meledak mendengar ejekan tersebut. Genggaman tangannya pindah menjadi rangkulan pada pinggang Hazel.
“You have no idea how much I love you, Radella.”
“Oh, shut up, Genio. I know that cause you'll start writing a song about me right after this.”
“Bingo,” tukas Orion bangga dengan cengiran lebarnya, berikut ciuman singkat yang dia berikan pada pucuk kepala Hazel. “I love you, so fucking much.”
135 notes · View notes
zulfazzakiyah · 8 days
Text
Dua Mangkuk Mi Ayam
Akhir pekan yang kamu nantikan telah tiba. Tak ada mentari yang hangat menyapa. Hanya nampak awan kelabu menghiasi cakrawala. Mendung memulai akhir pekan yang menurutmu istimewa. Sebab kamu memiliki janji bertemu sang kekasih jiwa. Namun sepertinya segala rencana indah akan berakhir kubra. Lantaran sudah dua jam awan kelabu tak juga sirna.
"Kesal sekali!" teriakmu memulai hari.
Dua jam telah berlalu. Cakrawala kini tak lagi kelabu. Mentari mulai menampakan diri dengan malu-malu. Senyum pun mulai nampak pada paras ayumu. Lantaran tak jadi gagalnya sebuah temu. Bergegas kamu menata diri dengan memakai baju berwarna ungu. Tak lupa dengan sedikit polesan pada bibir mungilmu. Kini kamu pun telah siap menikmati hari bersama pujaan hatimu.
"Aku cantik sekali," ucapmu sembari merapikan kerudung dengan senyum berseri.
Jam di dinding menunjukkan pukul sepuluh, ketika pujaan hatimu tiba menjemputmu pada kediaman. Bergegas kamu menyapa dengan senyum yang masih menghias paras rupawan. Bersiap menuju tempat biasa kamu melepas segala kerinduan. Tak lupa untuk terlebih dahulu mengisi bahan pangan. Sebab pencernaanmu mulai berbunyi ringan.
"Aku mau mi ayam biasanya," rengekmu ketika baru menginjakkan kaki pada pintu rumah.
Tibalah kini pada warung mi pinggir jalan. Dengan segera dua mangkuk mi ayam beserta dua gelas es teh kamu pesan. Tak lupa kamu berbagi cerita dan harapan. Pada sang pujaan yang sedang duduk berhadapan. Sembari menanti tibanya pesanan.
"Akhirnya mi ayam sudah jadi," celotehmu dengan tawa riang.
Satu jam sudah kamu habiskan waktu bersama pada warung mi. Tibalah saat untuk berpindah destinasi. Menuju pusat kota mencipta kenangan tak terkaji. Hingga sampailah pada sebuah bangunan tua yang amat menarik hati. Kamu habiskan waktu bersama hingga rembulan tiba menggantikan mentari. Lantas diantarnya kamu pulang menuju rumah kembali.
"Terima kasih atas hari ini, Tuan," ucapmu malu-malu dengan rona merah menghias pipi. Tak lupa dengan lambaian tangan, pertanda perjumpaanmu hari ini telah usai.
Rona bahagia masih tergambar jelas pada parasmu di ujung malam. Hingga akhirnya kamu pun terlelap, berselimut suka cita dan penuh tenteram.
5 notes · View notes