Tumgik
#Dunia al-Amal Ismail
marcogiovenale · 4 months
Text
oggi, 17 maggio, a roma: concerto e reading per l'infanzia palestinese
cliccare per ingrandire Venerdì 17 maggio, ore 18:00, Concerto per l’infanzia e la Pace in Palestina presso l’aula Magna dell’Università Valdese di Roma. A cura di Yousef Salman. Letture di Ilaria GiovinazzoFatena Al Ghorra Dunia al-Amal IsmailYousef Elqedra Alaa al QatrawiRefaat AlareerMosab Abu Toha Muhammad Tariq al KhadraTraduzioni a cura di Simone Sibilio e Sana Darghmouni Prenotazioni…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
sabaryangindah · 2 years
Text
BERAPA USIAMU SEKARANG?
Saudaraku..
Umur adalah ni'mat Allaah ta'ala yang sangat besar...
Modal untuk seluruh amal dan kebaikan, jika sudah tutup umur maka tidak ada lagi cerita amal..
Sayang kesempatan emas ini berjalan sangat cepat dan singkat..
60/70 tahun itulah kesempatan maximum yang diberikan..
15-35 tahun masa GAGAH, jangan di sia-siakan..
40-55 tahun masa PERINGATAN, umur yang tersisa lebih sedikit dari pada yang telah berlalu. Maka Akhirat harus lebih diutamakan..
60-79 tahun mendekati FINISH, sudah sangat senja, Insyaa Allah tidak lama lagi terbenam..
Segera berbenah untuk meninggalkan dunia dengan fokus mensucikan diri dan menambah amal..
BILA SUDAH SAMPAI 40 TAHUN, INILAH NASIHAT ALLAH UNTUKNYA
"Sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai EMPAT PULUH TAHUN, ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang shaleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri".
[Surat Al-Ahqaf 46:15]
BILA SUDAH SAMPAI 60/70 TAHUN, INILAH PERINGATAN ROSUL UNTUKNYA
"Sungguh Allaah telah memberikan udzur dan kesempatan kepada hamba-Nya yang telah di hidupkan (di panjangkan umur) SAMPAI 60/70 TAHUN. Sungguh Allah telah memberikan udzur kapadanya."
(Shahihul Jami'. No 5118)
MAKSUDNYA :
Allaah telah cukup memberikan kepadanya kesempatan untuk beramal dengan umur yang panjang. Bila di usia itu masih belum kembali ke jalan Allaah, biasanya sampai matinya tidak kembali.
Dan dia dihinakan Allaah sampai akhir hayatnya dan menutup umurnya dengan su'ul khatimah..
(Naudzu billah)
Saudaraku..
Tidak ada yang tahu kapan kesempatan emas ini usai, maka bersegeralah berbekal dengan mensucikan diri dan beramal shalih..
Abu Ismail Fachruddin Nu'man, Lc [Ma'had Riyadhusshalihiin, Pandeglang]
4 notes · View notes
quransurahverses · 4 months
Text
2:125
وَإِذْ جَعَلْنَا ٱلْبَيْتَ مَثَابَةًۭ لِّلنَّاسِ وَأَمْنًۭا وَٱتَّخِذُوا۟ مِن مَّقَامِ إِبْرَٰهِـۧمَ مُصَلًّۭى ۖ وَعَهِدْنَآ إِلَىٰٓ إِبْرَٰهِـۧمَ وَإِسْمَـٰعِيلَ أَن طَهِّرَا بَيْتِىَ لِلطَّآئِفِينَ وَٱلْعَـٰكِفِينَ وَٱلرُّكَّعِ ٱلسُّجُودِ ١٢٥
And ˹remember˺ when We made the Sacred House[1] a centre and a sanctuary for the people ˹saying˺, “˹You may˺ take the standing-place of Abraham[2] as a site of prayer.” And We entrusted Abraham and Ishmael to purify My House for those who circle it, who meditate in it, and who bow and prostrate themselves ˹in prayer˺.
— Dr. Mustafa Khattab, The Clear Quran
[1] “The Sacred House” (Ka’bah) is a cube-shaped building in Mecca, Islam’s holiest sanctuary, which Muslims face when they pray five times a day.
[2] “The standing-place of Abraham” is the stone on which Abraham stood while he was building the Ka’bah.
Wa-ith jaAAalna albayta mathabatanlinnasi waamnan wattakhithoo minmaqami ibraheema musallan waAAahidnaila ibraheema wa-ismaAAeela an tahhirabaytiya litta-ifeena walAAakifeenawarrukkaAAi assujood
— Transliteration
Dan (ingatlah) ketika Kami jadikan Rumah Suci (Baitullah) itu tempat tumpuan bagi umat manusia (untuk Ibadat Haji) dan tempat yang aman; dan jadikanlah oleh Kamu Makam Ibrahim itu tempat sembahyang. Dan Kami perintahkan kepada Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail (dengan berfirman): "Bersihkanlah Rumahku (Kaabah dan Masjid Al-Haraam dari segala perkara yang dilarang) untuk orang-orang yang bertawaf, dan orang-orang yang beriktikaf (yang tetap tinggal padanya), dan orang-orang yang rukuk dan sujud".
— Abdullah Muhammad Basmeih
2:126
وَإِذْ قَالَ إِبْرَٰهِـۧمُ رَبِّ ٱجْعَلْ هَـٰذَا بَلَدًا ءَامِنًۭا وَٱرْزُقْ أَهْلَهُۥ مِنَ ٱلثَّمَرَٰتِ مَنْ ءَامَنَ مِنْهُم بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْـَٔاخِرِ ۖ قَالَ وَمَن كَفَرَ فَأُمَتِّعُهُۥ قَلِيلًۭا ثُمَّ أَضْطَرُّهُۥٓ إِلَىٰ عَذَابِ ٱلنَّارِ ۖ وَبِئْسَ ٱلْمَصِيرُ ١٢٦
And ˹remember˺ when Abraham said, “My Lord, make this city ˹of Mecca˺ secure and provide fruits to its people—those among them who believe in Allah and the Last Day.” He answered, “As for those who disbelieve, I will let them enjoy themselves for a little while, then I will condemn them to the torment of the Fire. What an evil destination!”
— Dr. Mustafa Khattab, The Clear Quran
Wa-ith qala ibraheemurabbi ijAAal hatha baladan aminan warzuqahlahu mina aththamarati man amana minhumbillahi walyawmi al-akhiri qalawaman kafara faomattiAAuhu qaleelan thumma adtarruhu ilaAAathabi annari wabi/sa almaseer
— Transliteration
Dan (ingatlah) ketika Nabi Ibrahim berdoa dengan berkata: "Wahai Tuhanku! Jadikanlah (negeri Makkah) ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari berbagai jenis buah-buahan kepada penduduknya, iaitu orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat di antara mereka". Allah berfirman:" (Permohonanmu itu diterima) tetapi sesiapa yang kufur dan ingkar maka Aku akan beri juga ia bersenang-senang menikmati rezeki itu bagi sementara (di dunia), kemudian Aku memaksanya (dengan menyeretnya) ke azab neraka, dan (itulah) seburuk-buruk tempat kembali".
— Abdullah Muhammad Basmeih
2:127
وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَٰهِـۧمُ ٱلْقَوَاعِدَ مِنَ ٱلْبَيْتِ وَإِسْمَـٰعِيلُ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّآ ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ ١٢٧
And ˹remember˺ when Abraham raised the foundation of the House with Ishmael, ˹both praying,˺ “Our Lord! Accept ˹this˺ from us. You are indeed the All-Hearing, All-Knowing.
— Dr. Mustafa Khattab, The Clear Quran
Wa-ith yarfaAAu ibraheemualqawaAAida mina albayti wa-ismaAAeelu rabbanataqabbal minna innaka anta assameeAAu alAAaleem
— Transliteration
Dan (ingatlah) ketika Nabi Ibrahim bersama-sama Nabi Ismail meninggikan binaan asas-asas (tapak) Baitullah (Kaabah) itu, sambil keduanya berdoa dengan berkata: "Wahai Tuhan kami! Terimalah daripada kami (amal kami); sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mendengar, lagi Maha mengetahui;⁷
— Abdullah Muhammad Basmeih
2:128
رَبَّنَا وَٱجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِن ذُرِّيَّتِنَآ أُمَّةًۭ مُّسْلِمَةًۭ لَّكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَآ ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلتَّوَّابُ ٱلرَّحِيمُ ١٢٨
Our Lord! Make us both ˹fully˺ submit to You[1] and from our descendants a nation that will submit to You. Show us our rituals, and turn to us in grace. You are truly the Accepter of Repentance, Most Merciful.
— Dr. Mustafa Khattab, The Clear Quran
[1] lit., make both of us Muslims. The word “Muslim” means “one who submits to Allah.” All of the prophets submitted to Allah and were, therefore, Muslims.
Rabbana wajAAalnamuslimayni laka wamin thurriyyatina ommatanmuslimatan laka waarina manasikana watubAAalayna innaka anta attawwabu arraheem
— Transliteration
"Wahai Tuhan kami! Jadikanlah kami berdua: orang-orang Islam (yang berserah diri) kepadaMu, dan jadikanlah daripada keturunan kami: umat Islam (yang berserah diri) kepadamu, dan tunjukkanlah kepada kami syariat dan cara-cara ibadat kami, dan terimalah taubat kami; sesungguhnya Engkaulah Maha Penerima taubat, lagi Maha Mengasihani;
— Abdullah Muhammad Basmeih
2:129
رَبَّنَا وَٱبْعَثْ فِيهِمْ رَسُولًۭا مِّنْهُمْ يَتْلُوا۟ عَلَيْهِمْ ءَايَـٰتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ ٱلْكِتَـٰبَ وَٱلْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ ۚ إِنَّكَ أَنتَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْحَكِيمُ ١٢٩
Our Lord! Raise from among them a messenger who will recite to them Your revelations, teach them the Book and wisdom, and purify them. Indeed, You ˹alone˺ are the Almighty, All-Wise.”
— Dr. Mustafa Khattab, The Clear Quran
Rabbana wabAAath feehimrasoolan minhum yatloo AAalayhim ayatikawayuAAallimuhumu alkitaba walhikmatawayuzakkeehim innaka anta alAAazeezu alhakeem
— Transliteration
"Wahai Tuhan Kami! Utuslah kepada mereka seorang Rasul dari kalangan mereka sendiri, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat (firmanMu) dan mengajarkan mereka isi kandungan Kitab (Al-Quran) serta Hikmat kebijaksanaan dan membersihkan (hati dan jiwa) mereka (dari syirik dan maksiat). Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa, lagi Maha Bijaksana".
— Abdullah Muhammad Basmeih
2:130
وَمَن يَرْغَبُ عَن مِّلَّةِ إِبْرَٰهِـۧمَ إِلَّا مَن سَفِهَ نَفْسَهُۥ ۚ وَلَقَدِ ٱصْطَفَيْنَـٰهُ فِى ٱلدُّنْيَا ۖ وَإِنَّهُۥ فِى ٱلْـَٔاخِرَةِ لَمِنَ ٱلصَّـٰلِحِينَ ١٣٠
And who would reject the faith of Abraham except a fool! We certainly chose him in this life, and in the Hereafter he will surely be among the righteous.
— Dr. Mustafa Khattab, The Clear Quran
Waman yarghabu AAan millati ibraheemailla man safiha nafsahu walaqadi istafaynahufee addunya wa-innahu fee al-akhiratilamina assaliheen
— Transliteration
Tidak ada orang yang membenci ugama Nabi Ibrahim selain dari orang yang membodohkan dirinya sendiri, kerana sesungguhnya Kami telah memilih Ibrahim (menjadi nabi) di dunia ini; dan sesungguhnya ia pada hari akhirat kelak tetaplah dari orang-orang yang soleh yang (tertinggi martabatnya).
— Abdullah Muhammad Basmeih
2:131
إِذْ قَالَ لَهُۥ رَبُّهُۥٓ أَسْلِمْ ۖ قَالَ أَسْلَمْتُ لِرَبِّ ٱلْعَـٰلَمِينَ ١٣١
When his Lord ordered him, “Submit ˹to My Will˺,” he responded, “I submit to the Lord of all worlds.”
— Dr. Mustafa Khattab, The Clear Quran
Ith qala lahu rabbuhu aslim qalaaslamtu lirabbi alAAalameen
— Transliteration
(Ingatlah) ketika Tuhannya berfirman kepadanya: "Serahkanlah diri (kepadaKu wahai Ibrahim)!" Nabi Ibrahim menjawab: "Aku serahkan diri (tunduk taat) kepada Tuhan Yang Memelihara dan mentadbirkan sekalian alam".
— Abdullah Muhammad Basmeih
2:132
وَوَصَّىٰ بِهَآ إِبْرَٰهِـۧمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَـٰبَنِىَّ إِنَّ ٱللَّهَ ٱصْطَفَىٰ لَكُمُ ٱلدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ ١٣٢
This was the advice of Abraham—as well as Jacob—to his children, ˹saying˺, “Indeed, Allah has chosen for you this faith; so do not die except in ˹a state of full˺ submission.”
— Dr. Mustafa Khattab, The Clear Quran
Wawassa biha ibraheemubaneehi wayaAAqoobu ya baniyya inna Allaha istafalakumu addeena fala tamootunna illa waantummuslimoon
— Transliteration
Dan Nabi Ibrahim pun berwasiat dengan ugama itu kepada anak-anaknya, dan (demikian juga) Nabi Yaakub (berwasiat kepada anak-anaknya) katanya: "Wahai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih ugama (Islam) ini menjadi ikutan kamu, maka janganlah kamu mati melainkan kamu dalam keadaan Islam".
— Abdullah Muhammad Basmeih
2:133
أَمْ كُنتُمْ شُهَدَآءَ إِذْ حَضَرَ يَعْقُوبَ ٱلْمَوْتُ إِذْ قَالَ لِبَنِيهِ مَا تَعْبُدُونَ مِنۢ بَعْدِى قَالُوا۟ نَعْبُدُ إِلَـٰهَكَ وَإِلَـٰهَ ءَابَآئِكَ إِبْرَٰهِـۧمَ وَإِسْمَـٰعِيلَ وَإِسْحَـٰقَ إِلَـٰهًۭا وَٰحِدًۭا وَنَحْنُ لَهُۥ مُسْلِمُونَ ١٣٣
Or did you witness when death came to Jacob? He asked his children, “Who will you worship after my passing?” They replied, “We will ˹continue to˺ worship your God, the God of your forefathers—Abraham, Ishmael, and Isaac—the One God. And to Him we ˹all˺ submit.”
— Dr. Mustafa Khattab, The Clear Quran
Am kuntum shuhadaa ith hadarayaAAqooba almawtu ith qala libaneehi mataAAbudoona min baAAdee qaloo naAAbudu ilahakawa-ilaha aba-ika ibraheema wa-ismaAAeelawa-ishaqa ilahan wahidan wanahnu lahumuslimoon
— Transliteration
(Demikianlah wasiat Nabi Yaakub, bukan sebagaimana yang kamu katakan itu wahai orang-orang Yahudi)! Kamu tiada hadir ketika Nabi Yaakub hampir mati, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: "Apakah yang kamu akan sembah sesudah aku mati?" Mereka menjawab: "Kami menyembah Tuhanmu dan Tuhan datuk nenekmu Ibrahim dan Ismail dan Ishak, iaitu Tuhan yang Maha Esa, dan kepadaNyalah sahaja kami berserah diri (dengan penuh iman)".
— Abdullah Muhammad Basmeih
2:134
تِلْكَ أُمَّةٌۭ قَدْ خَلَتْ ۖ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَلَكُم مَّا كَسَبْتُمْ ۖ وَلَا تُسْـَٔلُونَ عَمَّا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ ١٣٤
That was a community that had already gone before. For them is what they earned and for you is what you have earned. And you will not be accountable for what they have done.
— Dr. Mustafa Khattab, The Clear Quran
Tilka ommatun qad khalat laha makasabat walakum ma kasabtum wala tus-aloona AAammakano yaAAmaloon
— Transliteration
Mereka itu adalah satu umat yang telah lalu sejarahnya; bagi mereka (balasan) apa yang mereka telah usahakan, dan bagi kamu pula (balasan) apa yang kamu usahakan; dan kamu tidak akan ditanya (atau dipertanggungjawabkan) tentang apa yang telah mereka lakukan.
— Abdullah Muhammad Basmeih
2:135
وَقَالُوا۟ كُونُوا۟ هُودًا أَوْ نَصَـٰرَىٰ تَهْتَدُوا۟ ۗ قُلْ بَلْ مِلَّةَ إِبْرَٰهِـۧمَ حَنِيفًۭا ۖ وَمَا كَانَ مِنَ ٱلْمُشْرِكِينَ ١٣٥
The Jews and Christians each say, “Follow our faith to be ˹rightly˺ guided.” Say, ˹O Prophet,˺ “No! We follow the faith of Abraham, the upright—who was not a polytheist.”
— Dr. Mustafa Khattab, The Clear Quran
Waqaloo koonoo hoodan aw nasaratahtadoo qul bal millata ibraheema haneefan wamakana mina almushrikeen
— Transliteration
Dan mereka (kaum Yahudi dan Nasrani) berkata: "Jadilah kamu pemeluk ugama Yahudi atau pemeluk ugama Nasrani, nescaya kamu akan mendapat petunjuk". Katakanlah (wahai Muhammad: "Kami orang-orang Islam tidak akan menurut apa yang kamu katakan itu) bahkan kami mengikut ugama Nabi Ibrahim yang tetap di atas dasar Tauhid, dan bukanlah ia dari orang-orang musyrik".
— Abdullah Muhammad Basmeih
0 notes
Text
Umroh : Kisah Unik di Tanah Haram
Pontianak. 19:23. 30072023.
Bismillahirrahmaanirrahiim.
Kalaulah ada seseorang berusaha untuk hadir ke rumah kita, maka kita akan mengingat selalu usahanya. Terlebih ketika kita berusaha datang ke rumah Allah SWT, maka apakah lalu Allah SWT lalu tidak memuliakan kita?
Walaupun ini kalimat iklan Tabassam Umroh, saya mengaamiini ☺️🤲🏻
Sila skip iklan-iklannya langsung ke menit 17 juga bisa.
Saya tuh ingiiiiiin sekali punya kesempatan umroh dalam bimbingan guru seperti Oemar Mita, Khalid Basalamah, atau Salim A. Fillah. Membayangkan tanah yang pernah dilalui adalah juga dilalui oleh Rasulullah, keluarga dan para sahabat, Nabi Ibrahim, Ismail, dan para keluarga rasanya sudah luaaarr biasa, Allah SWT ar Rohmaan ar Rohiim. Apalagi kalau umroh bersama guru yang begitu mumpuni, inshaAllah akan berkelimpahan ilmu di sana. Semoga Allah - al Alim menjaga ilmu mereka.
Sesungguhnya kita memang tidak pernah tahu, kedatangan kita berumroh apakah karena dosa yang sudah begitu buanyaknya, atau sebagai 'hadiah' dari Allah SWT atas lelahnya dunia. Bisa saja karena Allah SWT berkenan ridha atas doa orang-orang yang menyayangi kita, yang ingin kita beribadah di sana. Bisa jadi juga, Allah SWT kabulkan permohonan kita, seperti yang dicontohkan Nabi Ibrahim AS dalam doanya di QS al Baqarah ayat 127 dan 128. Banyak jalan, jangan putus asa. Allah SWT kan sayaaaangg sekali dengan kita. Dikasi sakit saja hanya karena Allah SWT sayang. Sudah, ini prerogratif Allah SWT, kuasa mutlaknya. Jangan dipikir-pikir, ndak akan mampu isi kepalanya kita ini 😄.
Tumblr media
"Ayu sih enaaaaak, ngomong begini karena rezekinya jadi petugas pendamping umroh." Aaaamiin allahumma aaamiin, saya aamiini doa baik ini, demikian juga semoga Allah SWT berkehendak memudahkan teman-teman untuk berhaji dan berumroh, tapi sungguhlah ini semua yang terjadi pada saya mutlak hanya karena kuasa Allah SWT. Kelak jika Allah izinkan, akan saya ceritakan kisah-kisah umrohnya saya ya. Fokusnya kan sekarang dengan kajian ilmu dari Oemar Mita, bukan giliran saya yang curhat-curhat, nanti banyak biasnya. Cerita ini saya niatkan untuk menyampaikan kabar baik. Bukankah sebuah sunnah ketika mendengar kabar baik, adalah kesempatan kita juga untuk berdoa banyak hal baik? Seindah itu dalam berIslam.
Ada memang manusia yang kita lihat, berkali-kali umroh bahkan haji, tapi kok gitu-gitu aja? Adaaaa. Tapi ya kan kita bukan malaikat, yang tugasnya jadi tukang catat dosa dan amal orang. Ambil yang baik, buang yang buruk. Luaskan saja pandangan dan prasangka baik kepada orang-orang yang tawadhu, yang hidupnya sederhana, namun bisa sekeluarga ber-umroh. Duuuh mashaAllah iri sekali saya. Bolehlah kan iri dengan amalan orang lain?
Berumroh adalah ibadah sunnah. Maka mungkin salah satu cara meraihnya adalah merutinkan ibadah sunnah. Kalau kata DR Khalid Bassalamah, coba resapi bahwa sunnah itu bukan sekedar tidak berdosa jika tidak dilakukan, namun rugiiii sekali jika tidak kita lakukan. Banyaaaaaak sekali kan ternyata ibadah sunnah itu, ilmu kita saja yang sungguh terbatas. Membaca doa iftitah dan surah pendek setelah al Fatihah saja termasuk sunnah. Minum dengan tangan kanan itu sunnah. Banyaaaak sekali hal-hal bersifat mubah yang bisa berpahala hanya karena niat kita. Sungguh indah dan beruntung sekali ya kita berIslam, Allahu Akbar.
Ada satu gambaran yang indah dirasakan ketika berumroh (semoga Allah SWT mampukan kita), yaitu semangat untuk membantu orang yang tidak kenal sebelumnya dalam beribadah. Makanya ada istilah berkeluarga di Baitullah. Saya terinspirasi dari kisah Mama ketika berhaji, membantu teman sekamarnya beribadah. Demikian juga nanti ketika teman-teman mendapat giliran berumroh, ada dorongan tersendiri untuk peduli kepada orang lain. Waaah banyaaaaaaak sekali kesempatan untuk panen pahala berkali lipatnya. Saya jadi ingat suatu subuh di Masjidil Harom, di sebelah saya ada teteh cantiiikk sekali, ternyata dia menemani nenek-nenek sekamarnya shalat di mesjid. Padahal kan "hanya" sesama peserta, ndak dosa kok kalau pergi aja shalat sendiri, tapi semangat berbuat kebaikan memang sungguh berkali lipat di sana.
Silakan ditonton yaaa kisah Oemar Mita ini. Saya setengah maksa 😄. Mestinya video yang mengandung unsur paksaan untuk ditonton tuh narasinya ndak panjang-panjang. Tapi gimana ni ndak bisa berhenti nulisnya.
Satu lagi deh ya oleh-oleh cerita sebagai motivasi kita, ada kisah dari sepasang Bapak Ibu yang saya hormati. Semoga Allah SWT ridha agar kisah ini bisa memanjangkan amal baik mereka. Pasangan sederhana, yang alhamdulillaah telah berhaji dan beberapa kali menunaikan ibadah umroh, bahkan bisa bersama saudara dan anak-anaknya. Saya yang kalau dihitung-hitung penghasilan bulanannya secara materi juga tentulah ndak masuk logika untuk berhaji atau umroh bertanya, apa rahasianya. Mereka bercerita, kesempatan mereka berhaji dulu, bersamaan dengan kesempatan untuk membeli rumah setelah sekian lama mengontrak. Tapi mereka utamakan berhaji, karena materi kan asalnya pun dari Allah SWT. Barakallah, dan Allah SWT ar Rozzaq lah sebaik-baik yang memberikan rezeki pada mereka, tidak hanya materi namun juga kebaikan lainnya. Saya simpulkan bahwa utamakan kewajibanmu kepada Allah SWT, maka kebaikan lainnya akan menyusul. Semoga Allah SWT ridha. Aaamiin allahumma aaamiiin.
Semoga Allah SWT ridha ya untuk memperbaiki semuaaaa urusan agama, dunia, dan akhirat kita.
Tumblr media
Salam,
ayuprissakartika
0 notes
xatskee · 1 year
Text
Tumblr media
#QuoteOfTheDay (20230527):
“Seseorang yang hatinya elok tak berteriak minta perhatian. Setiap perbuatan dilakukan dengan ikhlas, bukan untuk membuat terkesan atau pamer, namun untuk menyenangkan Yang Mahakuasa.” (Mufti Ismail Menk)
Sungguh sulit memiliki hati yang elok seperti yang disampaikan Mufti Menk di atas. Lisan kita bisa berkata, “Saya gak apa-apa, koq,” tapi hati terbakar atau kecewa. Padahal Allah sudah mengingatkan, “Dan Kami perlihatkan segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan.” (Al-Furqan: 23)
Ikhlas menjadi sulit dan berat diraih karena sifat riya’ sebagai musuhnya pandai beradaptasi. Dikutip dari Jami’ul Ulum wal Hikam, Yusuf bin Al-Husain ra berkata, “Hal yang paling sulit di dunia ini ialah keikhlasan. Begitu sering saya berusaha menyingkirkan riya' dari hatiku, namun dia kembali muncul dengan bentuk yang berbeda.” Ya Allah, tuntunlah kami agar senantiasa beramal untuk meraih ridha-Mu.
#beautiful #heart #doesnt #shout #for #attention #Every #act #Sincere #not #impress #showoff #to #please #theAlmighty
Telegram Channel https://t.me/x_QoTD
0 notes
niakurniatiginting · 3 years
Text
📚📚📚📚📚📚📚📚📚
*HURUF DALAM AL-QUR'AN*
Sejak 1200 tahun silam, ketika dunia blm mengenal KOMPUTER atau alat hitung sejenis,
Maka IMAM SYAFI'I telah mampu mendata JUMLAH masing-masing HURUF dalam AL-QURĀN secara detail dan tepat
IMAM SYAFI'I dalam kitab Majmu al-Ulum wa Mathli’u an Nujum dan dikutip oleh Imam ibn ‘Arabi dalam mukaddimah al-Futuhuat al-Ilahiyah menyatakan jumlah huruf-huruf dalam Al Qur'an di susun sesuai dgn banyaknya :
o ا Alif : 48740 huruf,
o ل Lam : 33922 huruf,
o م Mim : 28922 huruf,
o ح Ha ’ : 26925 huruf,
o ي Ya’ : 25717 huruf,
o و Waw : 25506 huruf,
o ن Nun : 17000 huruf,
o لا Lam alif : 14707 huruf,
o ب Ba ’ : 11420 huruf,
o ث Tsa’ : 10480 huruf,
o ف Fa’ : 9813 huruf,
o ع ‘Ain : 9470 huruf,
o ق Qaf : 8099 huruf,
o ك Kaf : 8022 huruf,
o د Dal : 5998 huruf,
o س Sin : 5799 huruf,
o ذ Dzal : 4934 huruf,
o ه Ha : 4138 huruf,
o ج Jim : 3322 huruf,
o ص Shad : 2780 huruf,
o ر Ra ’ : 2206 huruf,
o ش Syin : 2115 huruf,
o ض Dhadl : 1822 huruf,
o ز Zai : 1680 huruf,
o خ Kha ’ : 1503 huruf,
o ت Ta’ : 1404 huruf,
o غ Ghain : 1229 huruf,
o ط Tha’ : 1204 huruf dan terakhir
o ظ Dza’ : 842 huruf.
*Jumlah semua huruf dalam al-Quran sebanyak 1⃣.0⃣2⃣7⃣.0⃣0⃣0⃣ (satu juta dua puluh tujuh ribu)*.
Setiap kali kita khatam Al-Quran, kita telah membaca lebih dari 1 juta huruf.
Jika 1 huruf = 1 kebaikan dan 1 kebaikan = 10 pahala, maka kira-kira 10 juta pahala kita dapatkan
Di bulan Ramadhan ALLAH gandakan lagi 70x kebaikan.... so, kira-kiralah hitunglah sendiri... 😊😊😊
Mudah-mudahan ini menjadi motivasi kita untuk terus membaca Al-Quran, bertadarrus dan kalau mampu memahami maknanya
Wallahu a'lam..
*SYAFA'AT AL QUR'AN DI DALAM KUBUR*
Semoga kita termasuk di dalam golongan orang orang ini...aamiin !!!
*Pertolongan Al-Quran di Alam Kubur.*
- Dari Sa’id bin Sulaim ra, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda: “Tiada penolong yg lebih utama derajatnya di sisi Allah pada hari Kiamat daripada Al-Qur’an. Bukan nabi, bukan malaikat dan bukan pula yang lainnya.” (Abdul Malik bin Habib-Syarah Ihya).
Bazzar meriwayatkan dalam kitab La’aali Masnunah bahwa jika seseorang meninggal dunia, ketika orang - orang sibuk dgn kain kafan dan persiapan pengebumian di rumahnya, tiba -tiba seseorang yang sangat tampan berdiri di kepala mayat. Ketika kain kafan mulai dipakaikan, dia berada di antara dada dan kain kafan.
-Setelah dikuburkan dan orang - orang mulai meninggalkannya, datanglah 2 malaikat. Yaitu Malaikat Munkar dan Nakir yang berusaha memisahkan orang tampan itu dari mayat agar memudahkan tanya jawab.
Tetapi si tampan itu berkata: ”Ia adalah sahabat karibku. Dalam keadaan bagaimanapun aku tidak akan meninggalkannya. Jika kalian ditugaskan utk bertanya kepadanya, lakukanlah pekerjaan kalian. Aku tidak akan berpisah dari orang ini sehingga ia di masukkan ke dalam syurga.”
Lalu ia berpaling kepada sahabatnya dan berkata,”Aku adalah Al Quran yang terkadang kamu baca dengan suara keras dan terkadang dengan suara perlahan.
-Jangan khawatir setelah menghadapi pertanyaan Munkar dan Nakir ini, engkau tidak akan mengalami kesulitan.”
-Setelah para malaikat itu selesai memberi pertanyaan, ia menghamparkan tempat tidur dan permadani sutera yang penuh dengan kasturi dari Mala’il A’la. (Himpunan Fadhilah Amal : 609)
Allahu Akbar, selalu saja ada getaran haru selepas membaca hadits ini. Getaran penuh pengharapan sekaligus kekhawatiran. Getaran harap karena tentu saja mengharapkan Al-Quran yang kita baca dapat menjadi pembela kita di hari yang tidak ada pembela. Sekaligus getaran takut, kalau-kalau Al-Quran akan menuntut kita.
Yaa Allah… terimalah bacaan Al-Quran kami. Sempurnakanlah kekurangannya.
Banyak riwayat yang menerangkan bahwa Al-Quran adalah pemberi syafa’at yang pasti dikabulkan Allah Subhana wa Ta'ala Aamiin..
*Oleh: Prof.DR. Ahmad Sathori Ismail.*
152 notes · View notes
brandonsian · 3 years
Text
Tips Biar Niat Tetep Lurus
Emang perkara yang satu ini emang susah-susah gampang. Kadang di awal niatnya bener pengen dapet ridho Allah. Eh pas udah dipuji sama orang, lupa deh. Jadi mikir gini, “eh bener ya, aku emang keren udah ngelakuin ini itu”
Nah ini tips biar kalau kita dipuji atau diuji, tetep niatin ridho Allah.
1. Semoga Allah mau nerima amal kita Ini lah doa yang dipanjatkan nabi Ibrahim AS setelah ninggiin Ka’bah. Nabi Ibrahim masih berdoa supaya amal nya diterima. Padahal amal beliau itu besar loh. Ninggiin Ka’bah. Lah kita amal segede apa? udah yakin diterima?
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): "Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". Al-Baqarah : 127
2. Semoga mengalir pahalanya untuk kedua orang tua
Kalau kita ngelakuin kebaikan, orang tua kita pun kebagian pahalanya. Jadi setiap ngelakuin kebaikan, kita niatin semoga orang tua kita dapet bagiannya dan jadi wujud bakti kita ke orang tua.
dari Abu Hurairah ra dalam hadits riwayat Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda: "Apabila manusia itu meninggal dunia maka terputuslah segala amalnya kecuali tiga: yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan doa anak sholeh yang berdoa baginya."
3. Semoga menjadi wasilah penghapus dosa di masa lalu
Setiap kita yang udah baligh pasti pernah ngelakuin dosa. Nah ini yang ultimate dah. Kalau kita ngelakuin amal kebaikan, kita terus semangatin diri. Semoga dengan amal ini, Allah berkenan ngehapus dosa-dosa kita di masa lalu.
kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Al-Furqan : 70
Itu dia tiga tips supaya niat tetep lurus. Apalah tepuk tangan orang lain buat hidup kita. Ga ngefek. Yuk kita kejar terus ridho Nya Allah. Kalau Allah sudah ridho sama kita, maka hidup kita akan dibimbing. Masalah hidup kita ada yang ngeback-up.
11 notes · View notes
laelanurulk · 5 years
Text
Tumblr media
Banyak yang berkata bahwa perjalanan ke Tanah Suci merupakan perjalanan pulang, bukan perjalanan pergi. Jutaan muslim di dunia rindu untuk pulang ke tanah suci, Makkah Al Mukarramah dan Madinah Al Munawwarah. Bagaimana bisa tidak dirindukan, di dalamnya terdapat kiblat seluruh muslim di dunia, jasad suci sang kekasih Allah terbaring dengan mulia, jejak-jejak perjuangan membela agama Islam, juga gunung yang akan berada di surga kelak.
Bagi penduduk Indonesia yang ribuan kilometer jaraknya dari tanah suci, kepulangan kesana merupakan sebuah perjuangan. Selain harus menempuh perjalanan jauh, biaya yang dikeluarkan pun tidak sedikit. Banyak yang harus menabung selama bertahun-tahun bahkan sampai menjual harta bendanya demi bisa pulang ke tanah suci. Ditambah lagi masa penantian yang panjang jika ingin melaksanakan ibadah haji. Penantiannya bisa sampai 10 tahun, karena jumlah jemaah haji setiap tahunnya dibatasi oleh pemerintah Arab Saudi. Bayangkan, betapa banyak muslim di Indonesia yang bermimpi untuk beribadah ke tanah suci, belum lagi muslim dari negara lain.
Saya pun ingin mencicipi nikmatnya perjuangan ke tanah suci. Diawali dengan berdo’a kepada Allah agar segera diundang ke Baitullah. Alhamdulillah suatu hari mendapat rezeki yang tak terduga, lalu segera mendaftarkan diri ke travel umroh yang berada di Bandung. Perjalanan umroh pertama kalinya ini ditempuh sendiri, tanpa orangtua, teman, saudara, apalagi suami (karena belum punya) yang menemani. H-1 bulan masih terasa yakin sekali akan menempuh perjalanan ini sendiri. Lama kelamaan sedih juga rasanya, karena orangtua tidak ikut serta. Sempat ragu, apakah diri yang berlumur dosa ini memang layak untuk ke rumahNya? Apakah saya anak yang egois karena berangkat umroh sendiri? Begitu banyak pertanyaan yang terbersit dalam hati hingga tak terasa air mata pun mengalir. Tak bisa mengatasi kegalauan seorang diri, saya coba bercerita pada keluarga dan sahabat. Dari sana mendapat beberapa nasihat yang menguatkan hati untuk tetap berangkat umroh sendiri.
Selama di Madinah, kehidupan rasanya begitu berbeda. Setiap hari hanya pergi dari hotel ke masjid, kemudian kembali ke hotel untuk mandi dan makan. Tentu ada waktu tertentu kami melakukan perjalanan berkeliling kota Madinah. Belanja? Jangan ditanya. Saya belanja makanan juga pakaian. Namun saat waktu lengang dan tidak mengganggu waktu shalat, itu pun tidak dilakukan setiap hari, seperlunya saja.
Sama halnya dengan jemaah umroh dari travel lain, kami pun mengunjungi tempat-tempat bersejarah di kota Madinah. Masjid Quba, masjid yang pertama kali dibangun oleh Rasulullah. Shalat dua rakaat di dalam masjid tersebut mendapat pahala yang sama dengan ibadah umroh. Gunung Uhud, gunung yang menjadi saksi para syuhada perang Uhud. Diantaranya adalah paman Rasulullah, Hamzah, yang kelak akan menjadi pemimpin para syuhada di surga. Pemakaman Baqi’, pemakaman keluarga dan sahabat Rasulullah. Salah satu penghuninya adalah istri Rasulullah, Aisyah yang mulia.
Di antara semua tempat tersebut, yang paling dirindukan adalah Raudhah. Raudhah merupakan tempat diantara rumah Rasulullah dan mimbarnya di Masjid Nabawi. Tempat dimana do’a-do’a kita akan diijabah, letaknya ada di dalam Masjid Nabawi. Untuk perempuan bisa masuk melalui gerbang 25, laki-laki melalui gerbang utama. Di dekat Raudhah terbaring jasad suci manusia paling mulia di dunia, suri tauladan kita semua, satu-satunya Nabi yang dapat memberi syafaat di akhirat kelak, Nabi dengan umat yang paling banyak, penghulu para Nabi, yang namanya selalu kita sebut minimal lima kali dalam satu hari, yaitu Nabi Muhammad SAW. Di sampingnya terbaring juga dua sahabat mulia, Abu Bakar RA dan Umar bin Khattab RA.
Di Makkah, tak usah diragukan lagi kenikmatannya. Masuk ke dalam Masjidil Haram, memandang Ka’bah secara langsung dalam jarak yang dekat, membuat air mata tak terasa mengalir. Kiblat seluruh muslim di dunia, bangunan yang dibagun oleh Nabi Ibrahim beserta putranya, Nabi Ismail. Hingga kini peninggalannya diabadikan di dekat Ka’bah sebagai Maqam Ibrahim dan Hijr Ismail. Maqam Ibrahim adalah tempat Nabi Ibrahim berdiri untuk melihat Ka’bah saat membangunnya. Jemaah umroh atau haji, setelah tawaf disunnahkan shalat 2 rakaat di belakang Maqam Ibrahim. Adapun batu-batu yang disusun oleh Nabi Ismail yang bernama Hijr Ismail, shalat sunnah 2 rakaat di dalamnya sama dengan shalat di dalam Ka’bah, karena Hijr Ismail adalah bagian dari Ka’bah. Istri Nabi Ibrahim, Hajar, adalah seorang wanita mulia. Berada dalam kesusahan mencari air untuk anaknya, Nabi Ismail yang masih dalam gendongan. Mencari air dari bukit Shafa hingga ke Marwa sebanyak 7 kali, lalu Allah keluarkan air zamzam untuknya. Hingga sekarang air zamzam yang penuh berkah itu bisa dinikmati oleh jutaan muslim yang pergi ke Tanah Suci. Perjuangan Hajar dalam mencari air diabadikan menjadi salah satu rukun dalam ibadah umroh dan haji.
Beberapa tahun sebelumnya dalam obrolan santai bersama seorang sahabat, kami merencanakan untuk pergi ke Tanah Suci bersama. Namun tiba-tiba ia bertanya, “Eh tapi mending nabung buat umroh atau buat nikah ya?”. Lalu saya jawab begini, “Ya udah nabung aja dulu, niatkan buat umroh, kalau misal lebih dulu ketemu jodoh ya uangnya pake buat nikah. Kalau engga ya pake buat umroh. Toh dua-duanya juga ibadah kan?”. Rupanya Allah lebih dulu mengundang saya ke rumahNya daripada mempertemukan dengan jodoh. Maka tentu salah satu do’a yang terucap selama di Tanah Suci adalah memohon diberikan jodoh yang terbaik hehehe. Itu hanya salah satu do’a, tidak melulu setiap shalat atau saat di Raudhah hanya do’a meminta jodoh yang terucap.
Sekitar tiga bulan setelah pulang dari Tanah Suci, atas izin Allah saya menonton video ceramah Ustadz Khalid Basalamah di youtube dengan tema umroh dan haji. Beliau mengatakan, jika ada seorang perempuan sudah mampu secara finansial untuk berangkat umroh namun tidak disertai dengan mahram, maka gugur kewajibannya untuk melaksanakan umroh. Perempuan tersebut harus menunggu hingga adanya mahram yang bisa mendampingi. Seketika teringat diri sendiri yang bulan April lalu berangkat umroh seorang diri tanpa didampingi mahram. Ya mau bagaimana lagi, sudah terjadi. Semoga Allah ridha dan menerima amal ibadah saya selama disana. Aamiin.
Semoga Allah mengundang lagi saya dan keluarga ke Baitullah. Perjalanan ke Tanah Suci tak akan pernah terlupa dan akan selalu dirindukan. Perjalanan yang jauh dan melelahkan tidak sebanding dengan pahala yang didapatkan. Perjalanan ini, perjalanan menjemput rindu…
Kalianda, 13 Juli 2019
-LNK-
5 notes · View notes
theoutlierdjournal · 6 years
Text
Orang tua hebat
Berikut merupakan reminder untuk saya yang suka berpikir gamau punya anak karena takut ndak bisa ndidik dengan baik. Tapi beruntungnya, saya punya ibu yang memberikan pemahaman bahwa 'sayang banget kalau gak punya anak nanti ndak bisa doain kita pas meninggal' dan pembicaraan mengenai anak sudah dimulai sepagi ini dengan si kakak.
------------------------------------------------
[Profil Ortu Hebat dalam Al-Quran]
Kajian Ahad Pagi | 27 Januari 2019 @MUI | oleh Ust. Bendri
-Ketika ada anak datang ke majelis ilmu, Rasul sangat mengistimewakannya sehingga disambut dengan kata _Marhaban ya tolabul ilmi (Selamat datang para penuntut ilmu). Kata Marhaban setingkat lebih tinggi dari kata ahlan wa sahlan. Marhaban digunakan untuk menyambut sesuatu yg istimewa, misal bulan suci Ramadhan, Marhaban ya Ramadhan dll. Sedangkan ahlan wa sahlan untuk menyambut orang yg biasa saja bahkan yg tidak kita harapkan kehadirannya. Biasakan anak sedari kecil ikut majelis2
- hebat dalam judul yg dimaksud berarti sesuai dengan ketetapan/standar yg diberikan Allah dan Rasul-Nya. Sehingga perihal mengurus anak juga perihal mencocokkannya dengan ketetapan/standar Allah.
-Mengurus dan mendidik anak bukan hanya perihal hasil namun proses. Contoh: Nabi Nuh, anaknya kafir namun beliau telah berusaha mendidiknya agar masuk Islam. Contoh lain, minum pil kb biar ga haid saat haji biar bisa tawaf, ustad bendri tidak menganjurkan karena haid merupakan takdir yg diberikan Allah kpd wanita. Ibadah bukan hanya menaati perintah tapi juga patuh pada larangan-Nya. Asal tetap diniatkan ingin salat tapi qadarullah haid, tetap ada pahalanya.
-Tugas utama orang tua adalah untuk KADERISASI IMAN
▪Wasiat sepanjang hayat: QS. Al-Baqarah:133
Apakah kamu menjadi saksi saat maut akan menjemput Ya'qub, ketika dia berkata kepada anak-anaknya, "Apa yang kamu sembah sepeninggalku?" Mereka menjawab, "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, yaitu Ibrahim, Ismail, dan Ishak, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami (hanya) berserah diri kepada-Nya."
Harusnya saat ortu kita meninggal yg mereka khawatirkan kepada anaknya adalah tentang "Siapa yg dia sembah setelah kami tidak ada?"
▪Visi akhir sebuah keluarga = *Berkumpul bersama di surga-Nya*
dalam QS Ath-Thur: 21
"Dan orang-orang yang beriman, beserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (di dalam surga), dan Kami tidak mengurangi sedikit pun pahala amal (kebajikan) mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya."
-Setiap ortu jangan lalai 'memanusiakan' anaknya dalam menyembah Allah. Memanusiakan di sini berarti menjelaskan tugas pokok sebagai manusia, beribadah.
-Tanda pengasuhan yang benar apabila visinya AKHIRAT ORIENTED
Klo engga, nanti salah tujuan berkeluarganya, salah metode pengasuhan dll. Contoh: ibu yang sedih melepas anaknya ke pesantren, harusnya engga. Contoh teladan lain, kisah Nabi Ibrahim yg meninggalkan istri dan anaknya di padang tandus, tidak ada pepohonan, air pun sulit namun dekat dengan Ka'bah. Allah ingin mendekatkan mereka dekat dengan tempat ibadah. Prinsip ini juga akan berlaku nanti ketika kita akan memilih tempat tinggal, memilih sekolah anak, memilih jodoh dll.
-Jika jarak dan waktu memisahkan kita (untuk kerja, menuntut ilmu, dan alasan syari lainnya) itu gpp asal jangan sampai kita berpisah di akhirat :"(
-So, tujuan mendidik anak= ngumpul bareng di surga
-Balasan untuk ortu hebat di dunia
1. QS Furqan:74 _"Dan orang-orang yang berkata, "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa."_ Menjadi _qurrota a'yun_ (penyejuk hati). Ini merupakan buah dari keimanan. Iman buahnya akhlak.
_Ada sebuah kisah seorang bapak yang memiliki 3 orang anak. Anak ketiga menderita down sindrom. Sang ayah tidak bisa terima, kecewa dan marah termasuk pada istrinya. Dia menerima tawaran kerja di Singapura sebagai bentuk penghindaran thd anaknya tsb. Ia hanya pulang setiap 6 bulan sekali dan segera kembali ke bekerja tanpa memberi perhatian lebih pada anaknya. Hingga pada saat dia pulang dan anaknya sudah berusia 11 tahun, anak tsb datang ke kamar ayahnya membawakan kopi kesukaannya, memijit kakinya bahkan melantunkan asmaul husna untuk ayahnya. Setelah mengikuti kajian dan tersada, ayahnya segera pulang dan memeluk anaknya. Ia menyesal karena harusnya dialah yg mengurus anaknya bahkan membacakan asmaul husna untuk anaknya juga, bukan sebaliknya. , apalagi oleh anak yang memiliki keterbatasan. Dan anak itulah qurrata a'yun :")_
2. H.R Ahmad Al-Baihaqi "Sesungguhnya ada seseorang yang diangkat derajatnya di surga, maka ia pun bertanya" bagaimana ini bisa untukku?" maka dikatakan "disebabkan anakmu beristighfar (memohon ampunan) untukmu"
-Bagi orang muslim, anak adalah aset bukan beban.
-Ada sebuah kisah kakak beradik di luar negeri yang saling menggugat di pengadilan memperebutkan hak untuk mengasuh ibunya. Sang kakak adalah PNS dengan waktu terbatas namun berpenghasilan besar dan adiknya pengusaha yg memiliki waktu lebih fleksibel. Akhirnya hak asuh jatuh pada adiknya namun dibiayai oleh kakaknya, dan mereka merasa itu adil.
----------------------------------------------
Profil Orang Tua Hebat Dalam Al-Qur'an
*3 ukuran ketangguhan anak : ketangguhan menghadapi masalah/tidak cengeng, ketangguhan mengendalikan syahwat, ketangguhan menahan marah*
1. tugas utama org tua : kaderisasi iman.
- Mengajak dan menyadarkan anak bahwa tugas utama adalah ibadah.
- Contoh : mengajak anak bangun pagi utk subuhnya tepat waktu, bukan biar ga terlambat sekolah.
- Wasiat sepanjang hayat : QS Al-Baqarah : 133
- Visi Akhir : Bersama menjejak surg : QS Ath-Thur : 21. Mari liburan abadi bersama keluarga kita di surga. Pastikan kita semua pegang tiketnya, tiketnya adalah iman.
- pertemuan di akhirat adalah pertemuan yang pokok, maka bisa jadi akhirnya pertemuan-pertemuan di dunia akhirnya menjadi terpisah. Kalo kita di dunia terpisah, gapapa. Tapi pastikan kita tidak terpisah di akhirat. Sungguh itu keterpisahan yang paling menyakitkan.
2. Kalo kita pake rizki Allah utk hidup, pasti cukup. Tapi kalo kita pake untuk gaya hidup, mungkin ga cukup. Yang buat jadi ga cukup itu gaya hidup yang tidak proporsional.
- QS. Ibrahim : 37 --> dari kacamata manusi, kita akan melihat tega banget ibrahim melakukan itu. Tapi bukan itu, Ibrahim meninggalkan anak dan istrinya di padang pasir agar dekat dengan rumah Allah.
3. Jangan sepelekan memilih tempat tinggal karena anak akan tumbuh bertahun-tahun disana. *Manusia itu adalah anak-anak dari lingkungannya*. Sebodoh-bodohnya kita mendidik anak, anak bisa selamat karena ada di lingkungan yang baik.
4. Balasan ortu hebat
Qs al-furqon : 74
Qurota ayun hanya akan terpenuhi jika pengenalan akan iman nya baik. Qurota ayun bukan pandangan fisik. Tapi kecemerlangan akhlak.
Kisah bapak2 di kajian singapura yang nangis di pojokan, punya anak down syndrome, yang membacakan asmaul husna. Disitulah tersadar tentang makna qurota a'yun. Ayahnya takut ga dapet tiket surga untuk ketemu lagi sama anaknya, sementara sang anak sudah dapat tiket surga.
4. Sesunnguhnya ada orang yang diangkat derajatnya disurga. Udh masuk surga, tapi masih diangkat derajatnya. Bagaimana bisa?
Jawabnya, *hal ini adalah karena doa dan permohonan ampun dari anakmu*
5. Ada kisah, seorang manusia disiksa di alam kubur oleh malaikat zabaniyah, tiba2 siksaannya dihentikan oleh malaikat. Jawab malaikat, *tersebab doa anakmu maka Allah hentikan hukuman untukmu*
6. Di jepang, ada kisah seorang ibu ditinggal di hutan sama anaknya. Dan beberapa tahun ke depan ditemukan rangka nya.
Di qatar, ada kakak-beradik saling menggugat dipengadilan, bukan perihal warisan. Tapi memperbutkan hak asuh mamah nya.
7. Jika kita pakai kacamata agama, anak akan memandang orang tua sebagai aset yang harus diperjuangkan ridhonya dalam birul walidain. Bukan beban. Dan orang tua akan memandang anak sebagai aset untuk dididik membentuk sebaik-baiknya iman. Bukan beban.
8. Anak yang masa keciknya iseng, kekak saat dewasa memiliki ikatan yang lebih akrab. Dibanding yang kecilnya diem diem santun jaim.
9. Kalo anak lagi riweuh-riweuhnya main, rusuh, berisik dan berantakan, biarin aja. Jangan dibawa stress. Buat kopi, lalu nikmati. Anggap saja parade festival yang kelak akan kita rindukan di masa tua.
4 notes · View notes
salmalaode · 3 years
Text
KEINGINAN
Ada suatu hadits yang sangat populer yaitu hadits tentang niat. Tema utama hadits ini ialah untuk meluruskan niat kita saat kita melakukan ibadah. Hadits tersebut adalah:
Dari Amirul Mu’minin, (Abu Hafsh atau Umar bin Khathab rodiyallohu’anhu) dia berkata: ”Aku pernah mendengar Rosululloh shollallohu’alaihi wassalam bersabda: ’Sesungguhnya seluruh amal itu tergantung kepada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai niatnya. Oleh karena itu, barangsiapa yang berhijrah karena Alloh dan Rosul-Nya, maka hijrahnya kepada Alloh dan Rosul-Nya. Dan barangsiapa yang berhijrah karena (untuk mendapatkan) dunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya itu kepada apa yang menjadi tujuannya (niatnya).’” (Diriwayatkan oleh dua imam ahli hadits; Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrohim bin Mughiroh bin Bardizbah Al- Bukhori dan Abul Husain Muslim bin Al-Hajjaj bin Muslim Al-Qusairy An- Naisabury di dalam kedua kitab mereka yang merupakan kitab paling shahih diantara kitab-kitab hadits).
Niat adalah suatu tekad dalam hati yang menyatakan tujuan melakukan sesuatu. Niat adalah suatu pernyataan suatu keinginan dibalik suatu pekerjaan. Hadits itu menekankan bahwa kita akan mendapatkan sesuatu sesuai dengan niat kita melakukan hal tersebut. Pada hadits tersebut dicontohkan jika seseorang melakukan hijrah karena harta atau wanita, maka dia akan mendapatkannya.
Saya memetik suatu kesimpulan tambahan dari hadits ini selain keikhlasan, yaitu jika kita melakukan suatu pekerjaan dengan niat mendapatkan sesuatu, maka kita akan mendapatkan sesuatu itu. Dengan kata lain, jika kita menginginkan sesuatu maka kita akan mendapatkan apa yang kita inginkan.
Pertanyaanya adalah apakah ini akan merusak ibadah? Apakah ini termasuk riya? Betul jika suatu ibadah yang ditujuakan hanya untuk Allah, tetapi kita melakukan bukan untuk Allah, misalnya karena ingin mendapatkan pujian, maka itu bisa merusak pahala ibadah tersebut bahkan ditolak. Tetapi jika memang ibadah tersebut tujuannya selain mendapatkan pahala juga untuk mendapatkan sesuatu, menurut saya tidak apa-apa kita memiliki tujuan sesuai maksud ibadah tersebut. Contohnya ialah mencari nafkah. Mencari nafkah adalah suatu ibadah selain untuk mendapatkan balasan dari Allah, juga untuk mendapatkan rezeki dari Allah juga.
Sehingga saat kita mencari nafkah kita harus meluruskan niat kita yaitu mencari pahala dari Allah dan juga untuk mendapatkan rezeki. Oleh karena itu pancangkan niat yang kuat sebelum kita mencari nafkah, yaitu niat untuk mencari ridla Allah dan mendapatkan rezeki dari Allah, dan menurut hadits di atas maka kita akan mendapatkannya. Insya Allah.
Hadits ini juga mengandung arti bahwa kita akan mendapatkan sesuatu yang kita inginkan. Kita harus menyatakan keinginan sebelum kita berusaha agar keinginan tersebut bisa terwujud. Inilah indahnya ajaran agama Islam, satu pekerjaan bisa memberikan dua manfaat sekaligus yaitu untuk kebaikan di akhirat dan kebaikan di dunia, contohnya adalah ibadah mencari nafkah. Inilah indahnya ajaran Islam, yang mengharuskan semua yang kita lakukan dalam rangka ibadah.
Keinginan datang dari pikiran. Sementara semua orang memiliki pikiran, jadi semua orang bisa memiliki keinginan. Bahkan, memang semua orang punya keinginan, siapa yang tidak? Lalu mengapa tidak semua orang menjadi orang sukses. Tentu saja keinginan yang membawa kepada kesuksesan berbeda dengan keinginan biasa. Keinginan yang membawa kepada sukses adalah keinginan yang sangat jelas dan keinginan yang memberikan dorongan yang besar untuk mencapainya. Bukan sekedar keinginan yang bila tercapai tidak membawa dampak, begitu juga jika tidak tercapai. Bukan juga keinginan yang samar, seperti saya ingin bahagia dan saya ingin kaya.
Apa bedanya keinginan dan impian? Impian adalah bagian dari keinginan. Impian memiliki makna lebih khusus, impian digunakan untuk keinginan yang besar, keinginan yang menurut kebanyakan orang sulit atau tidak mungkin dicapai. Sudahkah Anda punya impian? Sementara visi adalah gambaran dari impian tersebut dimana impian tersebut seakan-akan sudah Anda capai. Visi adalah gambaran Anda di masa depan, saat semua keinginan Anda tercapai.
Sumber: Buku Change Your Mind
1 note · View note
amirkazuma · 3 years
Text
At-Ta*līq *Alā Al-Ārō^ 83 : Penerimaan Kebenaran Antara Ahli Ilmu Dan Si Jahil
Tumblr media
*Abdullah bin Muḥammad bin aṣ-Ṣiddīq al-Ġumāriyy yang menyatakan tentang pandangannya yang baharu yang menyalahi sekalian ahli ilmu pendahulunya dan sezamannya :
فهذا بحث لم أسبق –والحمد لله- إليه، ولا غُلبت –والمنة لله- عليه، وهو يتعلق بنسخ تلاوة آية من القرآن، أي: نسخ لفظها بعد أن كانت من القرآن، فلا تبقى قرآنا. وهذا هو ما خالفت فيه علماء الأصول قاطبة، ومعهم المتخصصون في علوم القرآن الكريم، وكتبت هذا الجزء لبيان ما ذهبت إليه، والاحتجاج له بدلائل قطعية لا تبقي شكا في صحة قولي، ولو تفطن لها المتقدمون ما عدلوا عنها "Adapun setelah itu. Kajian ini belum pernah didahuluiku -segala puji bagi Allah- padanya dan tidak pernah aku dikalahi -dan segala kurnia adalah milik Allah- padanya. Ia adalah yang berkaitan dengan penasakhan pembacaan salah satu ayat daripada ayat al-Qur^ān, iaitu penasakhan lafaznya selepas ia berada dalam al-Qur^ān, lalu tidak dikekalkan pembacaannya. Ini adalah apa yang aku menyalahi ulama uṣūl secara keseluruhannya dan mereka yang berpengkhususan dalam ilmu *Ulūm al-Qur^ān yang mulia bersamanya. Aku menulis juzuk ini untuk menerangkan apa yang aku berpandangan padanya dan berhujah dengan dalil-dalil putus padanya yang tidak akan tersisa keluhan terhadap kejituan pendapatku. Kalaulah para pendahulu menyedari ini, pasti mereka tidak akan menyimpang daripadanya". [Ḏawq al-Ḥalāwah Bi Bayān Imtinā* Nasẖ at-Tilāwah, m/s 3, keluaran Maktabah al-Qōhiroh].
Sama ada salah atau benar pandangan *Abdullah al-Ġumāriyy, itu terserah kepada para pembaca. Namun, kita sedar bahawa pandangan baru ini sudah cukup menggegarkan dunia ilmiah kita untuk menelaah semula analisis kritis dalam membina suatu pandangan yang telah lama dipegang.
Barangkali bagi sebahagian orang, ia adalah perselisihan pandangan yang baru yang wujud pada masa ini yang boleh diambil kira. Bagi sebahagian yang lain pula, ia tertolak secara mutlak dan tidak diambil kira pandangannya sebagai perselisihan yang muktabar, tetapi mengandungi kualiti ilmiah yang mapan.
Bayangkan yang satu pandangan ini cukup membuatkan menggugah kejituan pandangan para ulama kita sehingga mencetuskan perdebatan. Bayangkan pula jika benar-benar wujudnya sepertimana yang disentuh as-Suyūṭiyy :
قال ابن برهان: لا ينعقد الإجماع مع مخالفة مجتهد واحد خلافا لطائفة وعمدة الخصم أن عدد التواتر من المجتهدين إذا أجمعوا على مسئلة كان انفراد الواحد عنهم يقتضي ضعفا في رأيه. قلنا: ليس بصحيح إذ من الممكن أن يكون ما ذهب إلى الجميع رأيا ظاهرا يبتدر إليه الأفهام وما ذهب إليه الواحد أدق وأعوص وقد ينفرد الواحد عن الجميع بزيادة قوة في النظر ومزية في الفكر ولهذا مدح الله الأولين فقال تعالى: "وقليل ما هم" وقال تعالى: ثلة من الأولين وقليل من الآخرين". انتهى. Berkata Ibn Burhān: "Tidak tersimpul ijmak bersama penyelisihian seorang mujtahid yang bersalahan dengan sesuatu golongan. Tonggak perselisihan adalah bahawasanya sejumlah ramai yang tidak terkira bilangannya dari kalangan mujtahid apabila bersepakat dalam suatu isu, yang terjadi pada ketersendirian seseorang daripadanya menunjukkan lemahnya dalam pandangannya. Kami katakan ini tidaklah betul memandangkan termasuk yang dimungkinkan adalah apa yang para sekalian mengambil suatu pandangan yang zahir yang automatik kefahamannya padanya, sedangkan yang seorang daripadanya lebih teliti dan lebih peka. Boleh jadi yang bersendiri daripada para sekalian mempunyai kekuatan tambahan dalam pemerhatian dan keistimewaan dalam fikiran. Kerana inilah Allah memuji para golongan yang awal. Dia Ta*ālā berfirman: {Sedangkan sedikitnya mereka}. Dia Ta*ālā berfirman: {Segolongan besar dari orang terdahulu dan sedikitnya dari orang terkemudian}". [Ar-Rodd *Alā Man Aẖlada Fī al-Arḍ Wa Jahila Anna al-Ijtihād Fī Kulli *Aṣr Wa Farḍ, m/s 82, keluaran Maktabah aṯ-Ṯaqōfah ad-Dīniyyah].
Iaitu, pandangan yang telah lama dipegang selama ini sebenarnya salah dan mereka yang sesudahnya telah mengkehadapankan pandangan yang jitu yang tidak dapat dibantah lagi. Contohnya seperti kefahaman proses kejadian janin selama seratus dua puluh hari oleh kebanyakan ulama melalui hadis ini :
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ ، حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ ، وَوَكِيعٌ ، ح وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ نُمَيْرٍ الْهَمْدَانِيُّ - وَاللَّفْظُ لَهُ - حَدَّثَنَا أَبِي ، وَأَبُو مُعَاوِيَةَ ، وَوَكِيعٌ ، قَالُوا : حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ ، عَنْ زَيْدِ بْنِ وَهْبٍ ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ ، قَالَ : حَدَّثَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوقُ إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا ، ثُمَّ يَكُونُ فِي ذَلِكَ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ ، ثُمَّ يَكُونُ فِي ذَلِكَ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ ، ثُمَّ يُرْسَلُ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيهِ الرُّوحَ ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ : بِكَتْبِ رِزْقِهِ ، وَأَجَلِهِ ، وَعَمَلِهِ ، وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيدٌ ، فَوَالَّذِي لَا إِلَهَ غَيْرُهُ إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُونُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلَّا ذِرَاعٌ ، فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ ، فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ ، فَيَدْخُلُهَا ، وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ ، حَتَّى مَا يَكُونُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلَّا ذِرَاعٌ ، فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ ، فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ ، فَيَدْخُلُهَا
Abū Bakr bin Abū Šaybah telah merawi hadis kepada kami; Telah menceritakan kepada kami Abū Mu*āwiyah dan Wakī* -riwayat lain- Muḥammad bin *Abdullah bin Numayr al-Hamdāniyy telah merawi hadis kepada kami -lafaz ini miliknya-; Ayahhku, Abū Mu*āwiyah dan Wakī* telah merawi hadis kepada kami, mereka berkata; Al-A*maš telah merawi hadis kepada kami,  daripada Zayd bin Wahb, daripada *Abdullah, dia berkata; Rasulullah -ṣollallahu *alayhi wasallam- telah menceritakan kepada kami dan baginda ialah orang yang benar lagi dibenarkan: "Sesungguhnya setiap daripada kalian dijadikan penciptaannya di perut ibu selama empat puluh hari. Kemudian terjadinya darah dalamnya tempoh itu juga. Kemudian, terjadinya daging di dalamnya tempoh itu juga. Kemudian, diutuskan malaikat, lalu ditiupkan ruh kepadanya. Kemudian dia ditetapkan empat perkara, iaitu ditulis rezekinya, mautnya, amalannya, sengsara atau bahagia. Demi yang tiada tuhan melainkan-Nya! Sesungguhnya salah seorang daripada kamu beramal dengan amalan ahli syurga serta tidak terjarak antara dia dengan syurga melainkan sejengkal, lalu ditetapkan takdir ke atasnya, kemudian dia beramal dengan ahli neraka, lalu dia masuk ke dalamnya. Sesungguhnya salah seorang daripada kalian beramal dengan amal ahli neraka sehingga tidak terjarak antara dia dengan neraka melainkan sejengkal, lalu ditetapkan takdir ke atasnya, lalu dia beramal dengan amalan ahli syurga dan dia masuk ke dalamnya". [Ṣoḥīḥ Muslim, kitāb al-Qodr, no. 4910].
Padahal kajian biologi menunjukkan ia adalah selama empat puluh hari sahaja. Ini adalah pandangan mereka yang terkemudian dan diterima kebenarannya secara pasti. Penjelasan lanjut boleh dibaca dalam jurnal "Peranan Sains Moden Dalam Interaksi Teks Hadis : Penelitian Terhadap Hadis Penciptaan Janin Manusia" oleh Mohd Yusuf Ismail dan Mohd Ali Mohd Yusuf.
Cukup satu fakta ini sudah mampu mengalahkan kebanyakan pandangan ulama terdahulu. Sesiapa yang memilih selainnya, pasti akan salah dan tidak akan lagi dianggap perselisihan yang muktabar walau banyak mana pun nukilan pendapat ulama mengenainya dan walau bagaimana cara pun hadis itu diulas.
Akan tetapi, empat puluh fakta pun tidak akan cukup untuk mengalahkan orang yang jahil sekalipun dalil itu jelas tanpa kerumitan. Malah, kalau dibawakan seluruh pandangan ulama pun yang menyalahinya pasti itu tidak cukup.
Contohnya, pemaknaan Istawā (اسْتَوَى) kepada Istawlā (اسْتَوْلَى), iaitu menguasai pada firman Allah *Azza Wajalla :
الرَّحْمَـٰنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَىٰ "Yang Maha Pengasih bersemayam di atas Arasy". [Surah Ṭoha ayat 5].
Padahal, pemaknaan itu ditolak oleh sekalian ulama salaf. Pemaknaannya adalah *Alā (غَلَا), iaitu berada di atas sepertimana yang dinyatakan oleh Mujāhid dalam Ṣoḥīḥ al-Buẖōriyy secara ta*līq atau Istaqorro (أسْتَقًرَّ), iaitu menetap oleh Ibn *Abdul Barr dalam at-Tamhīd.
Namun, ada juga mereka yang terkemudian cuba untuk menjustifikasikan keharusan pemaknaan ini pada ayat tersebut atau cenderung kepadanya atau merasa tiada masalah untuk bertoleransi padanya. Mereka sanggup bersama dengan Jahmiyyah dan Muktazilah dalam hal ini tanpa rasa bersalah. Malah, mereka menganggap bahawa penafsiran ini sesuai dengan para ulama anutan muktabar mereka dan neraca ilmiah!
Begitulah beza penerimaan fakta antara ahli ilmu dan sang jahil.
Ambilan : https://www.wattpad.com/1098716610-at-ta-l%C4%ABq-al%C4%81-al-%C4%81r%C5%8D%5E-83-penerimaan-kebenaran
0 notes
marcogiovenale · 4 months
Text
17 maggio, roma: concerto e reading per l'infanzia palestinese
cliccare per ingrandire Venerdì 17 maggio, ore 18:00, Concerto per l’infanzia e la Pace in Palestina presso l’aula Magna dell’Università Valdese di Roma. A cura di Yousef Salman. Letture di Ilaria GiovinazzoFatena Al Ghorra Dunia al-Amal IsmailYousef Elqedra Alaa al QatrawiRefaat AlareerMosab Abu Toha Muhammad Tariq al KhadraTraduzioni a cura di Simone Sibilio e Sana Darghmouni Prenotazioni…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
gul0o10 · 3 years
Text
DAGING ULAMA’ ITU IBARAT DAGING YANG BERACUN
Pesan Guru kami yang mulia, Tuan Guru Baba Hj. Ismail Sepanjang Al-Fathoni حفظه الله تعالى di dalam Tausiyahnya
dengan sedikit alih bahasa & sedikit olahan:
Di akhir zaman ini, adanya dua jenis Ulama’ yakni Ulama’ Yang Baik & Ulamak Yang Jahat.. Ulamak Yang Jahat ini adalah Ulamak yang menyimpang Aqidahnya & Iktiqadnya daripada Aqidah & Iktiqad Ahlus Sunnah Wal Jama’ah kerana mereka bukan sahaja merosakkan diri mereka sendiri tetapi mereka juga akan merosakkan ummah itu sendiri.. Dan siapakah Ulama’ Yang Baik ini? Mereka ini adalah ﺍﻟْﻌُﻠُﻤَﺎﺀُ ﻭَﺭَﺛَﺔُ ﺍْﻷَﻧْﺒِﻴَﺎﺀِ...
Sepertimana di dalam hadis daripada Saidina Abu Darda' رضي الله عنه, Sayyiduna Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
ﺍﻟْﻌُﻠُﻤَﺎﺀُ ﻭَﺭَﺛَﺔُ ﺍْﻷَﻧْﺒِﻴَﺎﺀِ
“Ulama adalah pewaris para Nabi.”
( Hadis Riwayat At-Tirmidzi )
Jika terjemah kalimah ﺍﻟْﻌُﻠُﻤَﺎﺀُ ﻭَﺭَﺛَﺔُ ﺍْﻷَﻧْﺒِﻴَﺎﺀِ dalam Bahasa Melayu, maka maknanya ialah, "Segala Orang Yang Meng-Pusakai (Menerima Harta Pusaka) Ilmu-Ilmu Para Nabi.." Pusaka ini sangat berat, sebab tak semua orang mampu tanggung & tak semua orang layak menerima pusaka… Para Nabi tidak meninggalkan harta pusaka, tetapi para Nabi meninggalkan harta yang lebih berharga daripada segala isi di langit & di bumi yakni PUSAKA ILMU…
Kekasih kita yakni Sayyiduna Nabi Muhammad SAW صلى الله عليه وسلم meninggalkan kita semua hampir 1000 tahun lebih... Jarak masa antara kewafatan Nabi dengan zaman kita ini sudah mencecah 1439 tahun dalam calendar Hijrah… Jika kita tilik jarak masa yang begitu lama itu, bagaimana kita mampu nak kenal ugama? Bagaimana ilmu para Nabi itu nak sampai kepada kita semua? Bagaimana kita nak kenal akhirat sedangkan kita tak pernah berjumpa dengan akhirat pun? Dan bagaimana kita nak kenal Sayyiduna Rasulullah SAW صلى الله عليه وسلم sedangkan kita langsung tak pernah jumpa Baginda, tak pernah dengar suara Baginda bahkan tak pernah mimpi pun berjumpa dengan Baginda? Tak dapat tidak kena juga melalui jalanan para ‘Alim Ulama’ kerana Ulama’ adalah Wasilah (perantara) antara kita semua dengan khazanah ilmu daripada para Nabi…
Tapi alhamdulillah, ilmu para Nabi itu tak terputus mata rantainya yakni sanadnya sampai ke akhir zaman kerana masih adanya para ‘Alim Ulama’, bermula daripada mata rantai yang pertama iaitulah para Sahabat (orang yang pernah berjumpa dengan Sayyiduna Nabi Muhammad SAW صلى الله عليه وسلم & beriman dengan ajaran Islam yang dibawa oleh Baginda), kemudian sambung dengan para Tabi’in (orang yang tak sempat berjumpa dengan Baginda Nabi tapi sempat berjumpa, beriman & belajar ilmu ugama dengan para Sahabat), kemudian sambung pula ke zaman para Tabi’ Tabi’in (orang yang tak sempat berjumpa dengan para Sahabat tapi sempat berjumpa, beriman & belajar ilmu ugama daripada para Ulama’ Tabi’in) & kemudiannya bersambung mata rantai tersebut dengan para ‘Alim Ulama’ (Imam Abu Hanifah رحمه الله, Imam As-Syafi’e رحمه الله, Imam Hambali رحمه الله, Imam Maliki رحمه الله) sampailah kepada para Ulama’ zaman kita sekarang ini… Segala ilmu itu bersambung melalui lisan, perbuatan & tulisan yang kemudiannya dibukukan di dalam kitab-kitab syarahan yang dikarang oleh para ‘Alim Ulama’ terdahulu…
Namun begitu, bila sampai zaman kita yakni di akhir zaman ini, timbul pula golongan-golongan yang berani & biadap kerana mencela para ‘Alim Ulama’… Semoga-moga, golongan ini dapat hidayah & kefahaman ilmu dan semoga-moga penyakit taksub (contoh penyakit taksub, “Kamu salah, aku betul… Aku betul, kamu salah”) mereka ini dapat disembuhkan dengan segera… Kerana, jika golongan ini faham ilmu & sembuh daripada penyakit taksub yang merebak di dalam jiwa mereka, insyaAllah mereka ini tidak akan berani mencela lagi kepada para ‘Alim Ulama’… Orang yang mencela Ulama’ ini sangat buruk adabnya...
Contoh, walaupun ibu bapa kita pukul atau denda kita sekalipun, wajib kita kena hormat mereka kerana dengan asbab daripada mereka berdua itu, maka lahirlah kita di dunia ini... Apatah lagi jika dengan para ‘Alim Ulama’, lagi wajib untuk kita hormat kepada mereka kerana selain daripada para Nabi, para Ulama’ juga boleh memberi syafa’at di hari akhirat bahkan kedudukan Ulama’ disisi Allah سبحانه وتعالى lebih tinggi & lagi mulia berbanding dengan ibu bapa kita… Maka orang yang suka mencela para ‘Alim Ulama’ ini, orang kampung panggil, SUKA CARI PENYAKIT…
Orang yang berani mencela para ‘Alim Ulama’ secara terang-terangan ini, mereka ini LUPA DIRI kerana jika tidak kerana para Ulama’, dari manakah dia nak dapatkan ilmu ugama? Adakah ilmu itu boleh dapat dengan sendiri tanpa melalui susur jalur daripada para Ulama’? Tak boleh sama sekali… Maka beringatlah bahawa di akhir zaman, apabila lahirnya orang yang berani mencela & melaknat kepada para ‘Alim Ulama’ yang terdahulu, maka seolah-olah secara tidak langsung, dia telah menghina & melaknat Sunnah Sayyiduna Nabi Muhammad SAW صلى الله عليه وسلم… Dan apabila seseorang itu menghina & melaknat Sunnah daripada Sayyiduna Nabi Muhammad SAW صلى الله عليه وسلم, maka orang itu sebenar-benarnya telah menghina & mengundang kemurkaan Allah سبحانه وتعالى serta azab seksa di akhirat sudah siap sedia menunggu untuk dibalas ke atas dirinya…
Sepatutnya, kita kena berterima kasih kepada para ‘Alim Ulama’ terdahulu supaya ilmu itu berkat & asbab daripada ilmu mereka serta kitab-kitab peninggalan mereka, kita masih dapat mengaji ilmu-ilmu ugama… Jika kita bersikap mencela mereka, nescaya segala ilmu yang kita ada itu tidak ada manfaat tapi akan mendatangkan MUDHARAT… Sebab itulah Sayyiduna Nabi Muhammad SAW mengajarkan kepada kita akan doa sepertimana di dalam hadis:
Sayyiduna Nabi ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ berdoa setiap pagi, dengan doa:
ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺇِﻧِّﻲ ﺃَﺳْﺄَﻟُﻚَ ﻋِﻠْﻤﺎً ﻧَﺎﻓِﻌﺎً، ﻭَﺭِﺯْﻗﺎً ﻃَﻴِّﺒﺎً، ﻭَﻋَﻤَﻼً ﻣُﺘَﻘَﺒَّﻼً
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik dan amal yang diterima“.
(Hadis Riwayat Ahmad, Ibnu Majah dan Ibnu As-Sunni)
Dan juga Sayyiduna Nabi ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ berdoa, dengan doa:
ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍﻧْﻔَﻌْﻨِﻲ ﺑِﻤَﺎ ﻋَﻠَّﻤْﺘَﻨِﻲ , ﻭَﻋَﻠِّﻤْﻨِﻲْ ﻣَﺎﻳَﻨْﻔَﻌُﻨِﻲْ , ﻭَ ﺯِﺩْﻧِﻲْ ﻋِﻠْﻤًﺎ
“Ya Allah, berilah manfaat kepadaku dengan apa-apa yang Engkau ajarkan kepadaku, dan ajarkanlah aku apa-apa yang bermanfaat bagiku, Dan tambahkanlah ilmu kepadaku.”
(Hadis Riwayat At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Dan juga doa ini:
ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺇِﻧِّﻲْ ﺃَﻋُﻮْﺫُﺑِﻚَ ﻣِﻦْ ﻋِﻠْﻢٍ ﻟَﺎ ﻳَﻨْﻔَﻊُ , ﻭَﻣِﻦْ ﻗَﻠْﺐٍ ﻟَﺎ ﻳَﺨْﺸَﻊُ، ﻭَﻣِﻦْ ﻧَﻔْﺲٍ ﻟَﺎ ﺗَﺸْﺒَﻊُ، ﻭَ ﻣِﻦْ ﺩَﻋْﻮَﺓٍ ﻟَﺎ ﻳُﺴْﺘَﺠَﺎﺏُ ﻟَﻬَﺎ
“Ya Allah, Aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusyu’, jiwa yang tidak pernah puas, dan doa yang tidak dikabulkan.”
(Hadis Riwayat Muslim & An-Nasa’i)
Jika seseorang itu ada ilmu & pandai bercakap tapi berani menghina Ulama’ terdahulu, maka ilmunya itu tidak bermanfaat, suatu hari nanti ilmu yang dia ada itu akan mendatangkan MUDHARAT balik kepada dirinya asbab kerana dia berani menghina Ulama’ terdahulu… Sebab itulah saya nasihatkan, jika kita sebagai orang awam, apabila di dalam sesebuah majlis kita dengar sekelompok manusia itu sedang mencela Ulama’ maka seeloknya kita tinggalkanlah majlis tersebut kerana majlis itu tidak ada manfaat & rahmat bahkan hanya dapat dosa & kemurkaan Allah SWT sahaja...
Sepertimana kata Al-Imam An-Nawawi رحمه الله تعالى, “Ketahuilah bahawasanya daging-daging Ulama’ itu diibaratkan daging yang mempunyai racun…”
Jika daging itu mempunyai racun, adakah kita sanggup memakannya? Contoh, air yang kita minum ini telah diketahui oleh kita bahawa ada orang letakkan racun, siapakah yang berani nak minum?? Kalau tak tahu, nescaya kita akan minum… Tapi kalau kita dah tahu & kita nampak ada orang letakkan racun, nescaya kita takkan berani nak minum air tersebut sebab kita tahu bahawa di dalam air itu adanya racun… Begitulah perumpamaannya dengan Ulama’ kerana daging Ulama’ ini mempunyai RACUN… Daging yang mempunyai racun, mudharatnya lebih merbahaya lagi daripada daging yang tidak ada racun… Jadi apa maksud daging Ulama’ itu mempunyai racun?
Maksudnya adalah orang yang mengumpat & mencela itu umpama pemakan daging sepertimana telah disebutkan di dalam Al-Quran… Adakah kita sanggup nak makan daging saudara kita telah mati? Sudahlah orang itu saudara kita bahkan dah mati pula, maka tergamakkah kita nak makan daging saudara kita yang dah mati? Sebab itulah orang yang mengumpat itu di ibaratkan orang yang makan daging… Jadi, jika kita mencela & mengumpat para Ulama’, maka daging Ulama’ itu lebih berbisa & lebih beracun daripada daging orang awam… Oleh itu jangan sesekali kita ini melibatkan diri kita di dalam perbuatan mencela & mengumpat para ‘Alim Ulama’… Semoga-moga kita semua dapat dijauhi daripada fitnah akhir zaman ini…
Dan semoga-moga kita semua dapat ilmu yang bermanfaat kerana ilmu itu ibarat NUR yakni CAHAYA… Nur ini takkan melekat pada hati orang yang suka mencela & sombong terhadap para Ulama’… Ilmu tinggi & pandai bercakap tapi ilmu itu mendatangkan mudharat bagi dirinya… Na’uzubillahi min dzalik… Akan tetapi, NUR ini akan melekat kepada hati yang mempunyai KEBERKATAN ILMU yang diperolehi hasil daripada kita ikhlas dalam menuntut ilmu, bertalaqqi dengan Guru yang Mursyid, beradab dengan para ‘Alim Ulama’ & akhir sekali, berkat doa daripada para Guru kita yang mendoakan kita… InsyaAllah ilmu yang kita pelajari itu akan berkat & bercahaya di dalam diri kita
Source : http://pondoktauhid.blogspot.com/2020/04/daging-ulama-beracun.html?m=1
1 note · View note
kedualengan · 3 years
Text
Bualan Bujang
Belum lama ini, menjelang Ramadhan, untuk mengobati rasa rindu, saya memutuskan untuk menelpon salah satu sobat karib. Percakapanpun mengalir antar benua, terkadang menerjang sekat lampau dan terkadang menyikap kabut lusa, hingga pada titik beliau berkesah kondisi pasca berbadan dua. Sebegitukah rasa “rindu” mengalir. Sebatas ditinggal sang belahan jiwa akan sebuah hajat yang bahkan tidak melampaui lamanya menunggu adzan maghrib. Yah, entahlah, saya hanya bisa menerka-nerka kehidupan itu, hanya bisa mendengar dan memahami. Kata Dilan dalam novel tulisan Pidi Baiq “rindu itu berat biar aku saja...”, ups...nukilan jahiliyah saya keluar, tak apalah, apatah arti sebuah nukilan.
Dipenghujung sua, beliau memohon do’a akan keberkahan rumah tangga dan dzuriyat setelahnya. Ahhh.... dikau sobat, saya yang diperantauan ini, di salah satu tanah yang diberkahi ini, pada amal yang paling mulia ini, sungguh cermat kau memilih wasilat munajat. Tapi dirinya kubuat tercengang dikala si bujang hitam yang tak begitu tampan ini mengakiri kata : “Do’a-kan juga saya disini kawan, semoga anak saya lahir sebelum pulang ke indonesia”. Bagaimana bisa pria lajang yang  pernah diharap dalam do’a oleh seorang wanita tanah air di setiap  penghujung malamnya;  ini berucap demikian.
Bualan ini, saya tujukan kepadamu sobat yang masih bertanya-tanya akan makna kata tersebut. Dan untuk kalian para pembaca yang mungkin dapat memetik manfaat. Serta bagimu duhai “kasih” entah itu siapa disana; imma hadhorim, syamali maupun nusantara. Yang jelas gagasan ini terdesit pada suatu malam.
Yang saya lantangkan dihadapan para thullab terbaik dari syaikh Dr. Umar bin Haidarah al-Kastiri, dengan dihadiri beliau langsung dalam jalsah khataman kitab alfiyah zubad. Tatkala ditanya istifadah yang paling membekas. Spontan lisan ini terucap : “ kitab, adalah anak abadimu” kemudian saya menambahkan; “wahai syaikh, saya berharap suatu saat nanti dipertemukan dengan pendamping hidup yang mampu melahirkan 3 kategori anak : anak biologi, anak ideologi dan anak abadi”. Seketika itu mereka serempak mengamini, mengijabahi. Ya Allahummastajib ...... berikut penjelasannya :
Anak biologi.
_______ Hakekat anak adalah anak biologis. Meskipun kategori-kategori lain lebih baik, tetap saja, seorang anak darah daging adalah dambaan setiap Bani adam. Karena anak yang sholeh adalah aset akherat berharga. Darinya orang tua mendapatkan do’a mengalir setelah bermayam di pusara (Muslim. 3084), darinya orang tua dapat dientaskan dari neraka melalui syafa’at (Ahmad. 23433, Muslim. 4766), darinya orang tua dapat dipakaikan mahkota dan baju keagungan (al-Hakim, Abu Dawud. 1241), pula orang tua dapat mendudukkan anak-anaknya selaras derajat di akherat kelak (ar-Ra’d : 23). Maka dari itu, tidak ada kata “mantan” bagi hubungan bapak-anak. Saling berkasih sayang, berbangga diri, berpihak apapun keadaanya, dan saling mewarisi tabiat. Wajar saja demikian, karena dijadikan kecintaan terhadap anak sebagai tabiat manusia (Ali Imran : 14) dijadikan sebagai penyejuk mata bagi orang tua (Al-Furqon : 74) serta merupakan bunga rampai kehidupan dunia (Al-Kahfi : 46).
Bahkan, diantara tujuan utama pernikahan juga berkaitan dengan dzuriyat. Menjaga kemurnian anak biologis agar selaras dalam keyakinan, keturunan dan ketaatan. Maka dari itu Nabi Ibrahim tatkala menitipkan istri dan anaknya di lembah gersang Makkah, beliau senantiasa berdo’a agar keturunannya dijauhkan dari keyakinan yang menyimpang (Ibrahim : 35).
Menakjubkan, Dr. Musthofa Bugho menulis dalam kitabnya “Fikih Manhaji”, karena sebab anak biologis, dibolehkan bagi suami menduakan istri dengan akad yang sah. Sang kekasih hati Nabi agung Ibrahim; Sarah, memberikan kita sebuah suri tauladan, merelakan Suaminya mempersunting Hajar untuk mendapatkan dzuriyah sholihah. Buahnya, ia justru dikaruniai Nabi Ishaq di usianya yang terlampau 1 abad.
Dari sinilah Rasulullah memilahkan kita para pemuda agar mencari para wanita-wanita yang penyayang lagi pemberi keturunan (Abu Dawud : 1754). Tidak berhenti di situ, beliau juga menganjurkan pesona agama dibanding lain (Bukhori : 4700). Sebab,  istri adalah pendamping hidup serta pendidik bagi anak-anak biologis kita. Hafidz Ibrahim pernah bergurindam :
الأم مدرسة إذا اعددتها..... أعددت شعبا طيب الأعراق
Seorang ibu adalah madrasah, jika engkau persiapkan (dengan baik) ....
Sejatinya, kau telah siapkan bangsa yang baik sejak dini ...
Saya sendiri belajar banyak melalui kitab tulisan syaikh Musthofa bin Hasani as-Siba’, yang mana, ia juga belajar langsung dari eksperimen kehidupan, (هكذا علمتني الحياة) “beginilah hidup mengajariku”. dalam salah satu fragmen tulisannya tersebut, seolah membisikkan saya. Berhati-hatilah dalam memilih (calon) ibu karena :
“Rendahnya akal ibu menumbuhkan anak yang teledor, rendahnya agama menumbuhkan anak yang fasiq, rendahnya amanah menumbuhkan anak yang berkhianat, rendahnya kecantikannya menumbuhkan anak yang sholeh. jika dalam seorang ibu itu terkumpul agama, akal dan keindahan maka akan menumbuhkan tokoh besar. Saya kira karakter tersebut tidak ada kecuali pada hurr iin (bidadari).” He..he..he.
Ah, apa iya, saya harus bersabar membujang hanya untuk mendapatkan wanita sempurna (bidadari). Hmmm. Saya rasa tidak. Tapi sekali lagi saya terhentak dengan segmen lain kitab. Beliau berliteral :
“Setiap yang dibangun oleh ayah yang cerdik dalam pendidikan selama bertahun-tahun, dapat dengan mudah diruntuhkan oleh ibu dalam beberapa hari.” Apa maknanya, saya kurang paham, sekali lagi saya hanya bisa menerka.
Jadi, mau tidak mau harus tetap memilih diantara sekian wanita yang tidak sempurna itu; memilah sesuai petunjuk Rasulullah. Agar mampu melahirkan anak-anak biologis yang sejalan dengan ayahnya. Karena “Buah tidak akan jatuh, jauh dari pohonnya”.
Terkadang saya juga tergeleng-geleng mentela’ah beberapa sirah para tokoh. Betapa membuat saya membenarkan peribahasa diatas. Bagaimana tidak, dahulu banyak didapati silsilah bapak-anak dengan kesamaan keunggulan. Muhammad bin Abdurrahman bin Abu Bakar bin Abu Qohafah; empat keturunan yang menjadi sahabat Rasulullah. Ismail bin Hammad bin Abu Hanifah; kakek, ayah, anak yang tersohor sebagai Imam fikih. Bilal (qodhi Bashroh) bin Abu Burdah (qodhi Kufah) bin ABu Musa (qodhi Qodhi amm Umar bin khotob); yang ketiganya saling mewarisi keahlian qadha’. Said bin Abdurrahman bin Hassan bin Tsabit bin Mundzir bin Haram; tujuah turunan berdarah sya’ir. Dan yang paling terkenal adalah Muntashir bin Mutawakil bin Mu'tashim bin Rasyid bin Mahdi bin Manshur; 6 pewaris tahta dari Sang Ayah.
Mau saya jadikan apa anak-anak saya kedepan, itu tergantung siapa saya dan bagaimanakah saya nantinya. Ini juga berlaku dengan kaliau wahai para bujang senasib. Oleh karenanya, pantaskan diri, tentukan visi dan pilihlah dengan teliti.
Anak ideologi.
_________ Bukan dihubungkan dengan nasab, bukan pula dihubungkan dengan darah daging. Anak-anak ideologis adalah anak hasil didikan kita, menerima pengaruh positif dari kita dan memberikan manfaat kepada orang lain. Mereka tak terikat dengan waktu, tak terpaut dengan jumlah tertentu, bahkan sebagian tak ternilai pahalanya di timbangan amal. Bilamana anak kandung kita  tak selalunya menurut, mendo’akan, serta terbatas. Bilamana buku-buku kita tak selamanya dibaca. Anak ideologislah yang selalu berdiri membela, menolong, menegarkan langkah kita. Selalunya berqudwah dengan kita, menerima nasehat, arahan dan saran dari kita serta menyebarkan ilmu-ilmu kita, sebagaimana yang dilakukan oleh Abu Yusuf terhadap Imam Abu Hanifah.
Banyak-banyak istilah untuk menyebut eksistensi seorang ayah ideologis; seperti kyai, guru, tokoh masyarakat, para pendiri dan pendahulu. Tapi saya lebih mempopulerkan istilah yang digaungkan oleh Bakr bin Abdullah bu Zaid dalam kitabnya Hilyah tholibul ilmi. Beliau menyebut mereka sebagai “bapak ideologis” dan “bapak spiritual”. Inilah salah satu jariyah amal bagi kita yang tak akan terputus “ilmu yang bermanfaat”, cobalah lihat kembali nukilan sabda Nabi dari Abu Hurairah dibeberapa kitab hadits seperti Muslim (3084), Abu Dawud (2494), tirmidzi (1297), nasai (3591), Ahmad (8489), Darimi (558).
Salah satu sarana utama menjadi “bapak ideologi” adalah belajar dan mengajar langsung, antara guru dan murid, kyai dan santri, syaikh dan tholib. Statement ini bukan dari saya, saya hanyalah menukil dari bapak sejarah dan peradaban dunia Ibn Kholdun al-Hadromi al-Yamani dalam kitabnya yang fenomental “tarikh”. Beliau mengungkap : “manusia mendapatkan ilmu pengetahuan, akhlaq, dan apa yang menghiasi diri mereka dari madzhab dan fadhilah; baik melalui belajar, mengajar, ilqa’, hikayat dan talqin mubasyir. Tapi capaian kemampuan melalui mubasyarah (tatap muka langsung) dan talqin (dikte) lebih kuat mengakar dan paten. Maka semakin banyak kadar syaikh seseorang semakin kuat pula kemampuan dan kepatenannya.”
Bahkan dahulu para pendahulu sangat membenci “Tasyyikh shohifah” yakni mendudukan buku pada kedudukan syaikh dan ustadz, “mereka berkata : mulanya ilmu itu ada di dada-dada para rijal (ulama’) kemudian berpindah ke buku-buku, jadilah kunci ilmu ada pada rijal, inilah yang menuntut mendapatkannya dari para rijal” demikianlah arahan langsung Imam Syathibi dalam Muwafaqotnya.
Maka tak heran sahabat agung Ibn Mas’ud menyebutkan bahwa manusia berhutang besar pada 3 golongan, salah satunya adalah “guru yang mengajari anak-anak mereka dan mengambil darinya imbalan, kalaulah bukan karena mereka niscaya manusia akan buta”. Inilah sebabnya seorang guru memiliki kedudukan spesisal di hati para murid. Tak tergantikan oleh siapapun. Yah, meskipun bersifat temporal terpaut berbilang generasi, tapi tetap pengaruhnya sangatlah luar biasa.
Saya sendiri iri dengan Abi, sosok yang tak begitu ku kenal di rumah, namun begitu harum diluar. Menjadi bapak biologis bagi 8 anaknya namun juga metafora akan bapak ideologis bagi banyak orang. Sederhana saja kiprahnya, merintis pondok bersama kawannya di ujung desa “sedayulawas”. Mengajar dan berdakwah. Saya iri karena di hari tutup usianya, bunga itu telah menjadi buah, begitu banyak manusia yang melawat. Jalanan penuh sesak, di masjid orang-orang bergantian mensholatkan, kata belasungkawa dan do’a tak henti-hentinya mengalir. Saya bertanya-tanya “Apakah kiprah yang telah engkau lakukan wahai abi, sehingga membuat mereka rela hadir meski dipautkan kota”. Ya Allah jadikanlah saya menapaki jejak beliau dan menjadi salah satu buah diantara ribuah buah itu. (لَا حَسَدَ إِلَّا فِي اثْنَتَيْنِ...Bukhori. 71).
Anak abadi.
_________ Istilah anak abadi merupakan istilah masyhur yang dipopulerkan oleh Imam Ibn Jauzi dalam kitab Shoid khotir-nya. Dan yang dimaksud dari anak abadi adalah karya tulis. Beliau berucap : “Tashnif alim waladuhu mukhollad”. (قَدْ مَاتَ قَوْمٌ وَهُمْ فِي النَّاسِ أحياءُ) sebagian kaum telah meniggal namun di hati manusia, mereka tetap hidup”.
Setiap orang akan ada dua pilihan setelah kematiaannya, baik itu dilupa ataupun dikenang. Dikenangpun karena apa. Apakah karena budi luhur, seperti beberapa tokoh yang bahkan dijadikan matsal oleh bangsa arab. Seperti sedermawan Hathim ath-Tha’i, secerdik Iyyas bin Mu’awiyah, dan sejujur Abu Dzar al-Ghifari. Atau kerena perangai buruknya, semisal; sebodoh Habnaqoh dan sedusta Musailamah al-Hanafi.
Demikianlah para ulama’ memilih dikenang karena ilmu. Betapa banyak ulama’ yang tidak semasa dengan kita namun seolah dekat di hati, seakan hidup bersama. Karena sebab karya-karya mereka yang kekal hingga kini. Sebut saja mitsal Imam Suyuthi dengan usia rata-rata manusia biasa (60 tahun-1445-1505 M) beliau mampu menorehkan 600 kitab di beberapa disiplin ilmu. (ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ).
Kembali ke Imam Ibn Jauzi. Beliau memiliki ungkapan menarik tentang menulis, disebutkan : "saya memandang diantara pemikiran yang cemerlang, bahwa manfaat menulis lebih banyak dari pada mengajar langsung; karena saya mengajar langsung  seumur hidupku beberapa murid saja, tapi saya mengajar “melalui tulisanku” banyak kalangan yang tak terhingga nantinya, buktinya intifa’ manusia dari karya-karya mutaqoddimin lebih banyak dibanding istifadah dari masyayikh mereka.”
Lantas tunggu apa lagi wahai para kyai, tuanguru, ustadz, mua’llim. Mari sisihkan waktu untuk menorehkan sedikit kenangan untuk generasi mendatang. Saya juga merasa terheran-heran dengan beberapa alumnus-alumnus timur tengah. Kredibelitas mereka dalam keilmuan dan ilqo’ melangit tinggi tak tertandingi. Tapi dalam aspek literasi, seakan mereka awwam. Padahal saya tahu benar, 2 tahun setengah saya hidup di Yaman, banyak mendapati banyak masyayikh yang produktif menulis buku dan berkelas. “afala yata’atsaru bi masyayikhihim”.
Apakah mereka mengikuti madzhab Imam Ibn Jauzi yang menyarankan menulis di usia 40 tahun. setelah dirasa cukup menuntut ilmu dan menghafal sehingga membentuk cawan ilmu dalam berfikir. jika lemah maka memulai di usia 50 atau bahkan 60. kemudian setelah 60 tahun belajar lagi, mendengar hadits dan ilmu, menyedikitkan menulis hingga umur 70, jika telah lebih dari 70 kemudian fokus pada mengingat akhirat, mempersiapkan bekal, sekedar mengajar yang dibutuhkan atau tulisan yang dihajatkan, fokosnya harus pada tazkiyyah jiwa, intropeksi semua ketergelinciran, dan apa yang telah dikerjakan”. Wallahu a’lam.
Benar, tapi itu dalam ranah tulisan khazanah keislaman yang dapat diwariskan. Tipe tulisan ini tidaklah sembarangan ditorehkan. memerlukan keikhlasan dan kualitas ilmu yang tinggi. Sekali lagi Ibn Jauzi mengarahkan kita; “tujuan dari menulis itu bukan hanya mengumpulkan data sedemikian rupa, tapi tulisan adalah rahasia yang Allah tampakkan kepada hambanya yang dikehendaki, sehingga membantunya dalam analisa, mengumpulkan apa yang tercecer, menata apa yang tecerai, menjelaskan apa yang diremehkan, inilah tulisan yang bermanfaat.” Oleh karena itu saya memilki semboyan “Tulisan tanda kecerdasan”. Orang cerdas belum tentu bisa menulis, tapi penulis pastilah ia cerdas.
Sekali lagi, kawan-kawan thullab ilmi, masih banyak ranah tulisan yang mudah dikerjakan dan dibutuhkan segera oleh umat. Seperti tulisan-tulisan dakwah, tema-tema musiman yang berulang setiap tahun atau tulisan-tulisan kritikal kepada para penyebar syubhat. Kalaulah bukan kalian, siapa lagi.
➖➖➖➖➖➖➖➖ Terlebih lagi bilamana kita diberi pendamping yang seprofesi. Saling berkolaborasi dan berimprovisasi dalam melahirkan anak-anak biologi, ideologi dan abadi. Kita butuh sebuah rahim yang baik untuk melahirkan anak biologis, kita butuh pendamping yang setia untuk bisa menegarkan anak ideologis, dan kita butuh rival sejalan untuk bisa mendampingi lahirnya anak abadi.
➖➖➖➖➖➖➖➖ 🖱️Oleh : Katakita Haqilana.
🪙1 syawal, Mukalla - Hadromaut - Yaman.
📲Untukmu wahai para “G”udangan.
0 notes
metramedicsposts · 4 years
Text
HEBATNYA QIAMULLAIL!
Qiamullail bermaksud beribadah malam iaitu bangun pada 2/3 malam atau sekurang-kurangnya 1/3 akhir malam, bermula dari pukul 2.30 hingga terbit fajar pertama untuk beribadat kepada Allah SAW. Waktu ini adalah masa teristimewa dan turunnya Rahmat Allah SWT ke bumi dan amat sesuai untuk Qiamullail dengan melakukan solat-solat sunat dan berzikir kepada Allah SWT.
.
Sabda Rasulullah SAW: “Sehampir-hampir masa seseorang hamba Allah kepada Tuhannya ialah pada waktu tengah malam yang terakhir, maka kalau kamu berminat menjadi seorang dari orang-orang yang mengingati Allah pada saat yang tersebut, maka hendaklah kamu lakukannya.” (At-Tirmizi)
Ibadah Qiamullail sangat digalakan di dalam Islam. Qiamullail boleh dikerjakan secara berseorangan atau secara beramai-ramai. Orang yang mengamalkan Qiamullail akan diangkat darjat dan dihapuskan dosa2 mereka.
.
Nabi SAW bersabda; “Hendaklah kamu bersolat malam. Sesungguhnya ia amalan orang yang soleh sebelum kamu, amalan yang mendekatkan kepada Tuhanmu, penghapus kesalahan dan pencegah dosa.” (HR; Muslim)
.
.
Hebatnya Malam
Malam adalah waktu paling istimewa dan hebat. Allah SWT menyifatkannya sebagai malam yang berkat. Firman Allah SWT;
وَآيَةٌ لَّهُمُ اللَّيْلُ نَسْلَخُ مِنْهُ النَّهَارَ فَإِذَا هُم مُّظْلِمُونَ ﴿٣٧
“Dan lagi dalil yang terang (tanda kebesaran Allah) untuk mereka (berfikir) ialah malam; Kami hilangkan siang daripadanya, maka dengan serta-merta mereka berada dalam gelap-gelita;” (Yaa Siin 36:37)
.
Firman Allah SWT:
وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَّكَ عَسَىٰ أَن يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُودًا ﴿٧٩
“Dan bangunlah pada sebahagian daripada waktu malam serta dirikan solat Tahajud padanya sebagai solat tambahan bagimu. Semoga Tuhanmu membangkit dan menempatkanmu pada hari akhirat di tempat yang terpuji.” (Surah al-Isra’: 79)
.
Banyak perkara-perkara kerohanian berlaku pada waktu malam, contohnya Nabi Muhammad SAW mengalami Israk dan Mikraj pada waktu malam, al-Quran turun pada malam Lailatul Qadar, Allah SWT berdialog dengan Nabi Musa a.s. setelah baginda bermunajat selama 40 malam di Bukit Tursina juga berlaku pada waktu malam. Kitab-kitab terdahulu juga diturunkan pada waktu malam, Nabi Ibrahim a.s. menemui hakikat ketuhanan pada waktu malam dan Baginda mendapat perintah Allah mengorbankan anaknya Ismail a.s. pun berlaku pada waktu malam.
.
Terdapat keistimewaan dan kekuatan luar biasa pada waktu malam.
Menghidupkan dan membuka mata batin/hati sebagaimana Nabi Ibrahim a.s. menemui hakikat ketuhanan yang sebenar.
Dapat mendatangkan tumpuan atau kekhusyukan
Dapat muhasabah kekuatan diri
Mewujudkan keikhlasan dan kejujuran dalam beramal.
Menghindari sifat riak kerana hanya melibatkan hubungan kita dengan Allah SWT sahaja.
.
.
Nas Keutamaan Mengamalkan Qiamullail
Orang-orang yang melalui malam hari dengan bersahur dan berdiri untuk Tuhan mereka itu maksudnya ialah orang-orang yang berqiamullail di malam hari semata-mata kerana Allah Ta’ala. Allah SWT juga bersaksi dan mengakui bahawa mereka itu ialah orang-orang yang beriman. Firman Allah Taala :
إِنَّمَا يُؤْمِنُ بِآيَاتِنَا الَّذِينَ إِذَا ذُكِّرُوا بِهَا خَرُّوا سُجَّدًا وَسَبَّحُوا بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَهُمْ لاَ يَسْتَكْبِرُونَ , تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ , (السجدة : 15-16)
“Sesungguhnya yang sebenar-benar beriman kepada ayat-ayat keterangan Kami hanyalah orang-orang yang apabila diberi peringatan dan pengajaran dengan ayat-ayat itu, mereka segera merebahkan diri sambil sujud (menandakan taat patuh), dan menggerakkan lidah dengan bertasbih serta memuji Tuhan mereka, dan mereka pula tidak bersikap sombong takbur. Mereka merenggangkan diri dari tempat tidur, (sedikit sangat tidur, kerana mengerjakan solat Tahajjud dan amal-amal soleh); mereka sentiasa berdoa kepada Tuhan mereka dengan perasaan takut (akan kemurkaanNya) serta dengan perasaan ingin memperolehi lagi (keredaanNya); dan mereka selalu pula mendermakan sebahagian dari apa yang Kami beri kepada mereka.”
.
Apabila manusia mendekatkan diri kepada Allah maka Allah SWT mengatur dan menjamin kehidupannya. Rasulullah SAW menerangkan bahawa, Allah SWT berfirman:
“Manusia menjadi hampir dengan Daku apabila dia melakukan perbuatan yang Daku sukai iaitu amalan fardhu yang diperintahkan kepadanya. Dia kemudian terus berusaha mendekatkan dirinya dengan-Ku dengan melakukan amalan sunat, sehingga Daku mencintainya. Apabila Daku mencintainya, maka Daku menjadi pendengarannya yang dia gunakan untuk mendengar. Daku juga menjadi penglihatannya yang dia gunakan untuk melihat, tangan yang dia gunakan untuk memegang dan kaki yang dia gunakan untuk berjalan. Apabila dia memohon sesuatu kepada-Ku, pasti Daku kabulkan. Apabila dia memohon perlindungan, pasti Daku memberikan perlindungan kepadanya.” (HR; Bukhari;)
.
Berkata Salman Al-Farisi, Rasulullah SAW. telah bersabda: “Hendaklah kamu mengerjakan Qiamullai, kerana ia ibadah kelaziman orang-orang soleh sebelum kamu dan juga menghampirkan kamu kepada Tuhan kamu, yang mengkafaratkan bagi kesalahan-kesalahan, mencegah dari berbuat dusta dan membuang penyakit dari tubuh badan.”
.
Berkata Abdullah bin Muslim, Rasulullah SAW bersabda: “Wahai manusia! Kamu tebarkanlah salam, berjamulah makanan, hubungilah silaturrahim, dan kerjakanlah solat waktu malam dikala manusia sedang tidur, nescaya kamu akan masuk syurga dengan selamat.” (Hadis Riwayat Tirmizi)
.
Dan berkata Suhal b. Saad : Telah datang Jibril kepada Rasulullah SAW, lalu berkata: “Hai Muhammad! Hiduplah atas apa cara yang tuan hamba mahu kerana tuan hamba akan mati, kerjakanlah apa yang tuan hamba mahu kerana dengannya tuan hamba akan dibalas, dan cintailah sesiapa yang tuan hamba mahu kerana tuan hamba akan meninggalkannya. Dan ketahuilah bahawa kemuliaan seseorang mukmin itu ialah Qiamullai dan harga dirinya ialah terkayanya (tidak meminta-minta) dari manusia.”
.
.
WAKTU AFDAL QIAMULAIL
Adalah lebih afdal dilewatkan Qiamullail sehingga kepada salah satu pertiga yang akhir dari malam.
Rasulullah SAW bersabda: “Pada setiap malam, Allah Azzawajalla turun ke langit dunia ketika berbaki sepertiga malam yang akhir. Maka Allah berfirman: “Sesiapa yang berdoa kepada-Ku, pasti akan Kukabulkan, dan siapa yang memohon kepada-Ku, pasti akan Kuberi, dan siapa yang mohon ampun kepada-Ku pasti akan Kuampuninya.” (H.R. Malik, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, dan yang lainnya)
Maksud hadis ini : Bahawasanya pintu rahmat Allah itu terbuka pada malam hari seluas-luasnya, khususnya pada akhir-akhir malam. Segala permohonan diterima pada ketika itu.
Diriwayatkan daripada Ibnu Abbas r.a. katanya, Rasulullah SAW telah menyuruh kami mengerjakan solat malam dan baginda menggalakkannya sehingga ia bersabda: “Hendaklah kamu mengerjakan solat malam itu walaupun satu rakaat.” (Al-Tibrani)
.
.
DOA QIAMULAIL
.
AMALAN QIAMULAIL
Ada beberapa perkara yang perlu diberi perhatian sebelum menunaikan solat malam, antaranya membersihkan diri sebelum tidur, mengambil wuduk dan tidur menghadap kiblat.
Solat malam perlu dikerjakan sekurang-kurangnya dua rakaat dan boleh dilakukan sebanyak mungkin rakaat mengikut kemampuan.
Ketika Qiamullail digalakkan melakukan solat sunat seperti berikut:-
Solat Sunat Tahajjud
Solat Sunat Taubat
Solat Sunat Tasbih
Solat Sunat Hajat
Solat Sunat Witir
3. Disamping itu beramallah juga dengan amalan seperti membaca Al-Quran, berzikir, beristighfar, berdoa dan sebagainya.
.
.
FADILAT QIAMULAIL
Sentiasa mendapat keredaan dan pengawasan Allah SWT.
Memudahkan menyeberangi jambatan siratulmustakim.
Waktu mustajab doa dikabulkan Allah SWT.
Jabir mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Pada malam hari, ada satu saat (yang berkat) yang jika seseorang Muslim menepati saat itu dan berdoa kepada Allah meminta keberkatan dunia dan akhirat, nescaya Allah kabulkan doanya. Saat itu wujud pada setiap malam.”
.
HIKMAH QIAMULAIL
Bangun bersolat dan bertasbih pada sebahagian malam akan;
Ayat-ayat bacaannya lebih sempurna dan betul.
Membawa kesan iman yang mendalam,
.
.
PENUTUP
Rasulullah SAW meminta umat Islam bangun beribadat pada tengah malam dan Baginda sendiri melakukannya dengan bersungguh-sungguh. Aishah meriwayatkan: “Bahawa Rasulullah SAW bangun sebahagian daripada malam bersolat hingga bengkak kedua-dua kakinya, maka aku (Aishah) berkata kepada Baginda: Mengapa, Ya Rasulullah, tuan hamba melakukan ini semua? Bukankah tuan hamba telah diampunkan perkara terdahulu dan terkemudian?”
Jawab Baginda SAW: “Bukankah aku ini hamba yang bersyukur.”
.
Lihatlah walaupun Rasulullah SAW itu maksum dan telah diampunkan segala dosa dan kesalahannya, Baginda tetap bangun Qiamullail sebagai tanda bersyukur kepada Allah SWT pada sebahagian akhir malam untuk bersolat hingga bengkak kedua-dua kaki Baginda SAW.
Adakah kita yang mengaku umatnya masih berasa sombong dengan pekara2 lagha (sia-sia), tanpa mahu menauladani sunnahnya meraih Qiamullail sepanjang Ramadhan al-Mubarak ini.
Sekiranya kita ada berqiamullail, yang utamanya adalah keikhlasan beramal. Janganlah pula menceritakannya kepada orang lain kerana akan jadi su’mah ataupun riya’, seterusnya mungkin mengakibatkan kehilangan pahala (bergantung kepada niatnya). InsyaAllah bila ikhlas beramal hanya kerana Allah SWT semata2, akan beroleh ganjaran pahala di dunia dan juga di akhirat.
.
والسلام
.
CREDIT By;
shafiqolbu
Fb: https://m.facebook.com/Metramedic
Untuk info2 dan tip2 berguna boleh klik link telegram ni..
https://t.me/metramedic
Tumblr media
0 notes
kosim-ibrahim-blog · 4 years
Photo
Tumblr media
RINDU BERJUMPA DENGAN ALLOOH @kosim_ibrahim . Orang yang sadar akan kematian, mungkin 50% dari penduduk dunia. . Yang rela mati, mungkin 30% dari penduduk dunia. . Dan yang rindu berjumpa dengan Allooh, mungkin 10% dari penduduk dunia. . Dari hipotesa diatas bisa kita gambarkan perasaan orang-orang mengenai perjumpaan dengan Allooh, yakni 90% penduduk dunia tidak merindukan perjumpaan dengan Allooh. . Banyak orang Islam mencaci muslim, bermusuhan dengan muslim, enggan berniaga dengan muslim, dan yang makin mirisnya adalah banyak yang mengaku muslim tapi tidak pernah dan tidak mau mempersembahkan amal hanya untuk Allooh. . Mereka mengumpul-ngumpulkan pahala, tapi amal mereka disia-siakan (tidak dipersembahkan kepada Allooh. Mereka kira beribadah itu hanya sebatas menyembah dan mematuhi aturan Allooh. . Padahal Allooh mengatur, bahwa amal ibadah kita sebaiknya dipersembahkan hanya kepada-NYA. . قُلۡ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحۡيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allooh, Tuhan seluruh alam, (Q. S. Al-An'am, 6 : 162) Tata caranya : وَإِذۡ يَرۡفَعُ إِبۡرَٰ��ِـۧمُ ٱلۡقَوَاعِدَ مِنَ ٱلۡبَيۡتِ وَإِسۡمَٰعِيلُ رَبَّنَا تَقَبَّلۡ مِنَّآۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡعَلِيمُ Dan (ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan pondasi Baitullah bersama Ismail, (seraya berdoa), “Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui. (Q. S. Al-Baqarah, 2 : 127) . Dan bukti kerinaduan kepada Allooh adalah dengan kerlaannya sering mengingat Allooh, memgharap rohmat dari Allooh, dan mengimani akan datangnya hari kiamat. . لَّقَدۡ كَانَ لَكُمۡ فِي رَسُولِ ٱللَّهِ أُسۡوَةٌ حَسَنَةٞ لِّمَن كَانَ يَرۡجُواْ ٱللَّهَ وَٱلۡيَوۡمَ ٱلۡأٓخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرٗا Sungguh, telah ada pada (diri) Rasuulullooh itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allooh dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allooh. . (Q. S. Al-Ahzab, 33 : 21) . Walloohu a'lam bish showaab Robbanaa taqobbal minnaa innaka antas samiii'ul 'aliiim. Aamiiin. https://www.instagram.com/p/CG1fTdEh6yw/?igshid=3u5wih4j92xw
0 notes